pusat teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik · salam, redaksi newsletter pttk&ek...

24
Volume 1, Mei 2012 Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Newsletter PTTK&EK ISSN: 2301-5764 Pelindung: dr. Siswanto, MHP, DTM; Ketua Redaksi: Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes; Ketua Pelaksana: Drs. Damanhuri; Redaksi: Irlina Raswanti Irawan, SKM, dr. Armedy Ronny Hasugian; Koresponden: Nuzuliyati Nurhidayati, SKM, MKM Design: Yessy Desviyanti; Administrasi: Maemunah In Memoriam... Eulogy Garnet & Keikhlasan Hidup Seorang Endang Rahayu Sedyaningsih Apa Itu Penelitian Klinis? PROPOSAL HAI ROADMAP PUSAT TTK&EK AGENDA RISET PTM PEMBINAAN BALAI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK Jl. DR Sumeru No. 63 Bogor Phone. 0251 8321763 Fax. 0251 8326348 Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat Phone. 021 4244375 Fax. 021 4244375

Upload: phamkiet

Post on 14-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Volume 1, Mei 2012

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik

Newsletter PTTK&EK

ISSN: 2301-5764

Pelindung: dr. Siswanto, MHP, DTM; Ketua Redaksi: Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes; Ketua Pelaksana: Drs. Damanhuri;

Redaksi: Irlina Raswanti Irawan, SKM, dr. Armedy Ronny Hasugian; Koresponden: Nuzuliyati Nurhidayati, SKM, MKM

Design: Yessy Desviyanti; Administrasi: Maemunah

In Memoriam... Eulogy Garnet &

Keikhlasan Hidup Seorang

Endang Rahayu Sedyaningsih

Apa Itu Penelitian Klinis? PROPOSAL HAI ROADMAP PUSAT TTK&EK

AGENDA RISET PTM

PEMBINAAN BALAI

PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

Jl. DR Sumeru No. 63 Bogor Phone. 0251 8321763 Fax. 0251 8326348

Jl. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat Phone. 021 4244375 Fax. 021 4244375

Page 2: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

KATA PENGANTAR

01 Eulogy Garnet dan Keikhlasan

Hidup Seorang Endang

Rahayu Sedyaningsih

Ully Adhie Mulyani, M.Si, Apt.

02 In memoriam…

Perginya Seorang Perintis

drh. Endi Ridwan

03 Apa Itu penelitian Klinis ?

dr. Siswanto, MHP, DTM

06 Pengembangan Proposal

Penelitian Healthcare

Associated Infections

Ully Adhie Mulyani, M.Si, Apt.

08 INA RESPOND

dr. M. Karyana, M.Kes

10 Pertemuan Pembahasan

Agenda Riset Penyakit Tidak

Menular Tahun 2013-2020

drg. Lelly Andayasari, M.Kes

12 Penyusunan Peraturan Menteri

Kesehatan tentang Registrasi

Penelitian Klinis di Indonesia

Junediyono, SKM, MKM

14 Sekilas Info Pembinaan Balai

Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes

16 ROADMAP Pusat TTK dan EK

Tahun 2012

Junediyono, SKM, MKM

RESENSI BUKU

17 Early Life Origins of Health and

Disease

Dr. Ir. Basuki Budiman,MScPH

19 Daftar Penelitian Tahun 2011

20 Daftar Penelitian Tahun 2012

Pojok Pegawai & Galeri

Daftar Isi

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya

Newsletter Pusat TTK dan EK nomor perdana ini dapat kami terbitkan.

Media ini merupakan sarana penyebarluasan informasi kegiatan yang dilaksanakan di

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik atau disingkat Pusat TTK

dan EK. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1144/MENKES/PER/

VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan dibentuklah Pusat

Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat TTK dan EK) Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI.

Aset Pusat TTK dan EK, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun sumberdaya

lainnya, merupakan gabungan dari aset Pusat Penelitian dan Pengembangan

(Puslitbang) Gizi dan Makanan (P3GM) dan aset Puslitbang Biomedis dan Farmasi

(Puslitbang BMF).

Dengan adanya perubahan tersebut, peneliti yang berada di Pusat TTK dan

EK menjadi lebih beragam kepakarannya. Aktifitas peneliti dilaksanakan di Bogor

dan Jakarta. Melalui media ini diharapkan semua peneliti mendapatkan informasi

semua kegiatan yang telah dan sedang dilaksanakan. Secara lebih luas, media ini juga

sebagai sarana penyebarluasan informasi kegiatan Pusat TTK dan EK di lingkungan

Badan Litbangkes.

Pada penerbitan perdana ini disampaikan beberapa informasi antara lain

tentang: Apa Itu Clinical Research?, Sinkronisasi Regulasi Penelitian Klinis,

Pengembangan Proposal HAI, Sekilas tentang Pembinaan Balai, Resensi Buku,

kegiatan Raker Pusat TTK dan EK, Penyusunan Permenkes tentang Registrasi

Penelitian Klinik, Penyusunan Roadmap Penyakit Menular dan Tidak Menular serta

informasi seputar kegiatan penelitian tahun 2012. Selain itu kami sajikan pula Eulogy

Garnet Ibu Endang Rahayu Sedyaningsih, ibu Menkes yang sama-sama kita cintai serta

in memoriam untuk mengenang beliau.

Harapan kami, Newsletter Pusat TTK dan EK ini menjadi media yang dapat

memberi manfaat yang sebaik-baiknya bagi para peneliti dan dapat terbit secara

berkala (per triwulan). Untuk itu kami mohon kepada para peneliti dapat menyam-

paikan berbagai kegiatan yang sedang atau telah dilaksanakan untuk diinformasikan

kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam penerbitan

perdana ini, untuk itu kritik dan saran dari segenap pembaca sangat kami harapkan.

Semoga niat baik ini mendapat dukungan kita bersama. Semangat ................................

Salam,

Redaksi

Newsletter PTTK&EK

Kami sangat mengharapkan kontribusi dari

keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan

tulisan/naskah baik berupa opini, artikel

maupun penelitian. Naskah bisa dikirim

melalui email ke: [email protected]

Page 3: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Almh Ibu Endang Rahayu

Sedyaningsih Mamahit

1 Februari 1955 - 2 Mei 2012

“Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker

paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang lalu. Dan sampai kata

sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya. Tetapi

saya tidak bertanya "Why me ??" Saya menganggap ini adalah salah satu

anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya

terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam

peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial

ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati,

dengan 2 putera dan 1 puteri yang Alhamdulillah sehat, cerdas dan

berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So ....

Why not? " Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru ?

Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya

merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya

menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa

memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita

berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerahNya dengan

bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu

sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini.

Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan .... jangan lupa, nyatakan perasaan

kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih

diberi kesempatan untuk itu."

EUOLOGY GARNET DAN KEIKHLASAN HIDUP SEORANG

ENDANG RAHAYU SEDYANINGSIH MAMAHIT

Banyak yang bisa dipetik dari hidupnya, nilai-nilainya, pola pikirnya,

kecintaannya pada keluarga yang mengantarkannya untuk berbakti bagi rakyat.

Dia pemberani, dia Kartini, dia sosok perempuan sejati yang mampu mengubah

penderitaan menjadi senyuman penuh keceriaan. Sukma mengiringi setiap

langkahnya, sehingga apa yang dia lakukan merupakan persembahan terbaik

bagi orang disekelilingnya. Bahkan kepedihan dan kesengsaraannya dalam

menerima takdir mengidap kanker mampu dijalaninya berbalut ikhlas seolah itu

anugerah terindah yang diberikan Tuhan untuknya.

Ketika berkesempatan untuk menyampaikan kembali apa yang pernah

diucapkanya pada tanggal 13 April 2011, hati saya bergetar. Kata demi kata

yang disusunnya meninggalkan bekas yang mendalam bagi sukma. Semoga

penggalan kata sambutan yang ditulisnya menyambut penerbitan buku

"Berdamai dengan Kanker " ini mampu menggugah siapapun yang membacanya.

Ah, tak pantas rasanya saya menulis eulogy ini.. karena tak sebanding dengan kenangan setiap orang

terhadapnya... maafkan saya yang tak mampu menuliskannya dengan indah, namun semoga makna sejati nya

dapat menjelma dalam relung batin…….

(UllyAdien, 15 Mei 2012)

Ibu charming dan murah

senyum itu banyak meninggal-

kan kesan mendalam pada se-

tiap orang yang mengenalnya.

Membaca Untaian Garnet Da-

lam Hidupku, diary yang di-

tuliskannya menjelang akhir

hidupnya semakin meninggal-

kan bekas yang mendalam

bagi saya. Dengan jujur dan

lugas beliau merangkai

berbagai episode dalam hidup-

nya yang tersulam dengan be-

nang indah, pedih, seru se-

hingga menarik untuk diikuti.

Sukma yang membimbingnya

untuk menulis, sehingga kala

membaca seolah saya hanyut

dalam cerita hidupnya.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 01

Page 4: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Masih terbayang dimata ini penampilan beliau yang sederhana, praktis dan necis

........... meskipun rambut dipotong pendek .... namun tetap terlihat feminin

dengan senyum ramah menghias bibir dan rendah hati,

masih terngiang ditelinga ini sikapnya yang terbuka....dalam membina relasi

masih tertanam dibenak ini ..... orang yang sangat aktif dan bekerja tanpa pamrih

Itulah sosok pemimpin Kementerian Kesehatan ibu Endang Rahayu Sedyaningsih

Pengangkatannya mengundang kontroversi dan mematahkan tradisi

maklum ... baru pertama kali.... menteri dijabat oleh seorang peneliti

padahal latar belakang pendidikan....cukup sesuai dan mumpuni

makin tinggi pohon... makin keras angin bertiup....itulah yang beliau alami

tapi beliau tetap tegar.. seperti batu karang dihempas gelombang, dan... menunjukkan jati diri

bukan dengan banyak bicara . . . . tetapi bekerja dengan jiwa dan sepenuh hati

malah bekerja lebih keras..... setelah mengetahui

dirinya menderita penyakit, yang oleh kebanyakan orang... sangat ditakuti

nikmat yang diberikan Sang Pemberi ..... jauh melebihi penderitaan yang dialami

..... ujarnya suatu kali, sebagai bukti kesyukuran dan ketegaran diri

hari itu rabu dua mei 2012 ... bagaikan petir disiang hari

kami mendengar berita yang mengagetkan ... ibu Endang dipanggil Illahi

kabar duka itu .. bagai sembilu yang mengiris hati

meski sejatinya... kami mengikuti terapi dan kondisi beliau.. ketika dirawat

namun hati ini tetap miris....pedih. . . tak kuat, seperti tak percaya ...... kepergian beliau terasa begitu cepat

Kini kami dan bangsa Indonesia berduka

salah seorang Kartini terbaik di negeri ini .... telah pergi

namun kami akan tetap mengenang sosoknya ... bukan dengan airmata

.... meski duka ini masih perih di sanubari

kami mengingatnya sebagai suri tauladan dan pemberi motivasi

..... mulai dari mensyukuri nikmat yang dilimpahkan, ....... kesabaran dalam menghadapi cobaan,

…..keramahan,.... kesederhanaan dalam menjalani kehidupan yang berkecukupan,

.....etos kerja ... kegigihan .... dan tanggung jawab dalam kewenangan

sampai sumbangsih kepada masyarakat dalam berbagai ranah pengabdian

Selamat jalan bu Endang... yang telah mengakhiri kehidupan dengan khusnul khotimah

dan .... terima kasih telah membuat ikon litbang berubah

dari sulit berkembang....menjadi elit yang membanggakan

bukan dengan slogan tetapi dengan perbuatan

yang diakui sesama rekan...... di beberapa kementerian

Jika takdir ini merupakan yang terbaik untuk almarhumah

...... kami pasrah dan hanya mampu berdoa.. Yaa Allah

semoga beliau diberikan tempat yang layak sesuai pengabdian

dan yang ditinggalkan mendapatkan kekuatan dan kesabaran....

dalam melanjutkan sisa kehidupan yang terus berjalan.

Amiin…..

(Endi Ridwan, 20 Mei 2012)

IN MEMORIAM... PERGINYA SEORANG PERINTIS

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 02

Page 5: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa sesuai dengan

PerMenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan RI,

tugas Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik (Pusat TTK dan EK) adalah

melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatan,

serta menapis teknologi di bidang teknologi terapan

kesehatan dan epidemiologi klinik.

Dalam penelitian bidang teknologi terapan kesehatan

tersebut secara implisit termasuk penelitian klinis (clinical

research). Dalam tulisan akan kita kupas secara ringkas

apa itu penelitian klinis.

American Medical Colleges Task Force on Clinical

Research1 mendefinisikan penelitian klinis sebagai berikut.

Clinical research is a component of medical and health

research intended to produce knowledge essential for

understanding human disease, preventing and treating

illness, and promoting health. Clinical research embraces a

continuum of studies involving interaction with patients,

diagnostic clinical materials or data, or populations, in any

of these categories: disease mechanisms; translational

research; clinical knowledge; detection; diagnosis and

natural history of disease; therapeutic interventions

including clinical trials; prevention and health promotion;

behavioral research; health services research; epidemiology;

and community-based and managed carebased research.

Melihat definisi tersebut tampak bahwa definisi penelitian

klinis cukup luas; sepanjang penelitian itu bertujuan

untuk menghasilkan pengetahuan guna memahami

penyakit manusia, mencegah dan mengobati penyakit,

serta peningkatan kesehatan dapat dikategorikan sebagai

penelitian klinis.

Schuster (2005) mendefinisikan penelitian klinis sebagai

investigasi ilmiah dimana unit analisisnya adalah “orang”.

Jika n adalah jumlah orang dari mana informasi itu

diperoleh, maka suatu penelitian dapat dikatakan sebagai

suatu penelitian klinis.2 “Clinical research includes any

scientific investigation in which the unit of analysis is the

person. If n is the number of human beings from which the

information is derived, the study can legitimately be

characterized as clinical research”. Definisi Schuster

menekankan bahwa sepanjang variabel yang diamati/

diteliti adalah atribut “orang” (dalam pengertian orang-

per-orang) maka penelitian tersebut dapat dikatakan

sebagai penelitian klinis. Dalam definisi Schuster ini

tentunya variabel yang diamatai adalah “variabel orang”.

Sebagai contoh, penelitian manajemen misalnya,

meskipun yang ditanya adalah orang, tetapi karena

respon yang diharapkan adalah pengetahuan / pendapat

responden terhadap institusi dimana ia bekerja, maka

tentunya penelitian semacam ini bukan penelitian klinis.

Apalagi, tujuannya bukan untuk memahami penyakit,

meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati

penyakit.

Dengan demikian, secara ringkas, penelitian klinis

dapat didefinisikan sebagai penelitian yang

menggunakan subyek manusia (secara sukarela)

untuk menemukan cara yang lebih baik dalam

mengobati, mendiagnosa, mencegah, dan

memahami penyakit manusia.

Penelitian klinis tentunya tidak sama dengan uji klinis.

Tapi uji klinis termasuk di dalam penelitian klinis.

Dengan pendekatan irisan bawang (onion slice), dapat

dikatakan bahwa, uji klinis termasuk dalam penelitian

klinis, namun tidak semua penelitian klinis adalah uji

klinis. Sudah tentu, penelitian klinis termasuk dalam

penelitian kesehatan. Untuk jelasnya lihat Gambar 1.

Gambar 1

Kedudukan uji klinis dan penelitian klinis dalam

perspektif penelitian kesehatan

APA ITU PENELITIAN KLINIS ?

dr. Siswanto, MHP, DTM Kepala Pusat Teknologi Terapan dan Epidemiologi Klinik

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 03

Page 6: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Dalam epidemiologi, prinsipnya metode penelitian hanya

dibagi dua kelompok besar, yakni studi observasional dan

studi intervensi (eksperimental).3 Pada studi observasional,

peneliti tidak melakukan intervensi kepada subyek

penelitian; sementara pada studi intervensi, peneliti (by-

design) melakukan intervensi kepada subyek penelitian.

Studi observasional dapat dibagi tiga jenis, yakni survei,

studi kasus-kontrol (case-control study), dan studi kohor

(cohort study). Studi intervensi pada prinsipnya dapat

dibagi dua, yakni quasi experimental (eksperimental semu)

dan true experimental (eksperimental sebenarnya). Di

dalam true experimental, terdapat Randomized Controlled

Trials (RCT). Kita harus berhati-hati, karena banyak orang

memcampuradukkan antara case-control study dengan

randomized controlled trials. Keduanya sangat jauh

berbeda, case-control study adalah studi observasional;

sementara randomized controlled trials adalah studi true

experimental.

Bagaimana dengan penelitian klinis, termasuk penelitian

epidemiologi klinis? Sesungguhnya pendekatan penelitian

klinis juga hampir sama, atau bahkan sama, dengan

pendekatan penelitian epidemiologi. Baik penelitian

epidemiologi maupun penelitian klinis unit analisisnya

adalah orang. Dengan kata lain, prinsip-prinsip

epidemiologi tetap berlaku pada penelitian klinis. Namun

karena penelitian klinis lebih diarahkan pada penanganan

“orang-per-orang” dan tujuannya untuk memahami

penyakit, meningkatkan kesehatan, mencegah dan

mengobati penyakit, maka pendekatan penelitian klinis

biasanya dibagi berikut:4

1. Penelitian etiologis, bertujuan untuk mengetahui

etiologi (penyebab) suatu penyakit. Biasanya fokus

pada satu variabel, dan variabel lainnya dianggap

sebagai variabel pengganggu (confounding variables).

2. Penelitian diagnostik, bertujuan untuk identifikasi

variabel-variabel yang dapat digunakan untuk

mendiagnosa penyakit. Biasanya menggunakan

banyak variabel dan dianalisis secara simultan.

3. Penelitian test diagnostik, bertujuan untuk melihat

sensitivitas dan spesifitas suatu alat diagnostik. Uji

semacam ini harus dibandingkan dengan alat

diagnostik standar emas (golden standard). Alat

diagnostik yang baik haruslah mempunyai

sensitivitas dan specifitas yang tinggi.

4. Penelitian prognostik, bertujuan untuk memprediksi

perjalanan penyakit dari profil klinis dan non-klinis

pasien (subyek).

5. Penelitian uji klinik, adalah penelitian pada subyek

manusia yang dimaksudkan untuk menemukan atau

memastikan efektivitas dan keamanan suatu obat /

produk yang diteliti (aspek farmakokinetik, efek

farmakodinamik, efek klinik, efek samping / adverse

events)5. Penelitian uji klinik mencakup uji klinik

fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4.

Uji klinik fase 1 pada dasarnya bertujuan untuk melihat

profil farmakologis (farmakokinetik dan

farmakodinamik) dan toksisitas pada manusia (human

pharmacology and toxicity). Uji klinik fase 2 bertujuan

untuk melihat efek terapeutik awal dan keamanan

(therapeutic exploratory). Uji klinik fase 3 bertujuan

untuk melihat efikasi (efektivitas) dan keamanan

(therapeutuc confirmatory). Uji klinik fase 4 (post

marketing survaillance) bertujuan untuk melihat

keamanan (efek samping) yang belum terdeteksi pada uji

klinik fase sebelumnya (therapeutic use). Sudah tentu,

semua uji klinik pada manusia sudah didahului dengan

uji pre-klinik, baik in vitro maupun in vivo (uji pada

hewan).

Secara ringkas, perbandingan karakteristik uji klinik

fase 1, fase 2, fase 3, dan fase 4, dapat diringkas

sebagaimana pada Tabel-1.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1 Mei 2012 | 04

Page 7: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Tabel 1

Characteristics CT Phase 1 CT Phase 2 CT Phase 3 CT Phase 4

Objectives Determine the meta-

bolic and pharmaco-

logical actions and

the maximally toler-

ated dose

Evaluate eficacy, de-

termine the short-

term side effects and

identify common risks

for a specific popula-

tion and disease

Obtain additional in-

formation about the

eficacy on clinical out-

comes and evaluate the

overall risk-benefit

ratio in a real clinical

setting (real

population)

Monitor ongoing safe-

ty in large populations

and identify addition-

al uses of the agent

that might be ap-

proved by the FDA

Variables to be

identified Bioavailability Bioequivalence Dose proportionality Metabolism Pharmacodynamics Pharmacokinetics

Bioavailability Drug-disease

interactions Drug-drug

interactions Efficacy at various

doses Pharmakodynamics Pharmakokinetics Patient safety

Drug-disease

interactions Drug-drug interactions Risk-benefit

information Efficacy and safety for

subgroups

Epidemiological data Efficacy and safety

within large, diverse

populations Pharmacoeconomics

Data Focus Vital signs Plasma and serum

levels Safety / Adverse

events

Dose response and

tolerance Safety / Adverse

events Efficacy

Laboratory data Efficacy Safety / Adverse events

Efficacy Pharmacoeconomics Epidemiology Safety /Adverse events

Design Features Single, ascending

dose tiers Unblinded Uncontrolled

Placebo controlled

comparisons Active controlled

comparisons Well-defined entry

criteria

Randomized Controlled 2-3 treatment arms Broader eligibility

criteria

Uncontrolled Observational

Duration Up to 1 month Several months Several years Ongoing (following

FDA approval) Population Healthy volunteers

or individuals with

the target disease

(such as cancer or

HIV)

Individuals with

target disease Individuals with target

disease Individuals with tar-

get disease, as well as

new age groups, gen-

ders, etc.

Sample Size 20 to 80 200 to 300 Hundreds to thousands

Thousands

Example Study of a single

dose of Drug X in

normal subjects

Double-blind study

evaluating safety and

efficacy of Drug X vs.

placebo in patients

with hypertension

Study of Drug X vs.

standard treatment in

hypertension study

Study of economic

benefit of newly-

approved Drug X vs.

standard treatment

for hypertension

Rujukan:

1. Gallin, J. & Ognibene, F. Principles and Practice of Clinical Research, 2nd Ed. Elservier. 2007.

2. Schuster & Powers. Translational and Experimental Clinical Research. Lippincott Williams & Wilkins. 2008

3. Bonita, Beaglehole & Kjellstrom, Basic Epidemiology, 2nd Ed, World Health Organization

4. Grobbee & Hoes. Clinical Epidemiology.

5. Badan POM. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB). Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 05

Page 8: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Healthcare associated infections (HAIs) dahulu

dikenal sebagai infeksi nosokomial, adalah infeksi yang

terjadi pada pasien selama masa perawatan di rumah

sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Infeksi tersebut

tidak ditemukan atau tidak sedang berinkubasi pada

saat pasien masuk. Infeksi dapat timbul setelah 72 jam

pasien dirawat di rumah sakit, dapat ditularkan dari

lingkungan rumah sakit, petugas perawat pasien

(dokter, perawat), dari pengunjung pasien maupun

ditularkan antar pasien. Termasuk dalam definisi ini

adalah infeksi yang didapat di rumah sakit namun baru

bermanifestasi setelah pasien keluar.

Penyebab HAIs adalah mikroorganisme yang

berasal flora normal pasien itu sendiri yang menjadi

invasif pada keadaan tertentu, maupun tercemar

melalui alat/prosedur yang steril melalui tangan para

tenaga kesehatan.

Di negara maju, faktor-faktor yang

menyebabkan seorang pasien rentan HAIs antara lain

adalah umur > 65 tahun, masuk sebagai kasus gawat

darurat, dirawat di ICU, lama perawatan ≥ 7 hari,

menggunakan kateter vena central, urin, endotracheal

tube; pasca pembedahan, keadaan imunosupresi,

penyakit berat, dan penurunan kesadaran. Di negara

berkembang, faktor-faktor tersebut diperberat dengan

kemiskinan, malnutrisi, usia < 1 tahun, berat badan

lahir rendah, dan keterbatasan sumber daya bagi

program pengendalian infeksi di rumah sakit.

Data global HAIs saat ini masih terbatas,

namun secara umum disebutkan bahwa prevalensi

HAIs di negara berkembang lebih tinggi dari negara

maju (10,1% vs 7,6%). Infeksi yang sering ditemukan

adalah yang berkaitan dengan penggunaan alat atau

prosedur invasif, yaitu catheter-associated urinary tract

PENGEMBANGAN PROPOSAL PENELITIAN

HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS

Ully Adhie Mulyani, MSi, Apt.

infection (CAUTI), central line-associatedblood stream

infection (CLABSI), ventilator-associated pneumonia

(VAP) dan surgical site infection (SSI).

Di Amerika Serikat dan Eropa, infeksi saluran

kemih adalah jenis HAIs yang paling sering

ditemukan (36% dan 27%). Sementara di negara

berkembang, tersering adalah SSI (29.1%), diikuti UTI

(23,9%), BSI (19,1%), VAP (14,8%), dan infeksi lain

(13,1%). Risiko pasien terkena HAIs meningkat

signifikan di ICU. Di negara maju sekitar 30% pasien

ICU menderita sedikitnya satu episode HAIs. Risiko

ini meningkat 2-3 kali lipat di negara berkembang.

Data dari studi AMRYN yang dipublikasi tahun 2005,

prevalensi HAI di Indonesia di 2 rumah sakit, preva-

lensi infeksi luka operasi 1,7 dan 1,8 %, infeksi salu-

ran kemih 0,9 dan 1,1%, septikemia 0,8%

HAIs merupakan beban bagi fasilitas

kesehatan, dan merupakan indikator kemanan pasien

dan sebagai indikator utama keberhasilan program

pengendalian infeksi di rumah sakit. Tidak hanya

pasien namun juga tenaga kesehatan memiliki resiko

tertular yang sama. Kerugian akibat HAIs adalah

memperpanjang masa perawatan, memperburuk kon-

disi pasien, resiko kematian bagi pasien, peningkatan

resistensi antibiotik, serta peningkatan beban biaya

baik bagi pasien maupun sistem layanan kesehatan.

Di Amerika Serikat, mortalitas akibat VAP sekitar 7-

30%, dan biaya perawatan mencapai US$ 10.000-

25.000 per kasus. Di negara berkembang,

penambahan lama perawatan akibat HAIs mencapai

sekitar 5-29,5 hari. Di negara yang sudah

menggunakan sistem jaminan kesehatan, beban pen-

deritaan pasien HAIs bertubi-tubi karena tidak

mendapat jaminan penggantian dari asuransi

kesehatan.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 06

Page 9: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Mengingat besarnya beban akibat HAIs, maka

di tahun 2012 Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik, akan melakukan studi yang

berjudul “Device Related Healthcare Associated

Infections Point Prevalence Survey & Antimicrobial

Resistance Profile in 3 Hospitals in Indonesia.” Studi ini

akan dilaksanakan di 3 rumah sakit besar di Jakarta,

Semarang, dan Surabaya. Studi ini merupakan bagian

dari penelitian dengan topik antimicrobial resistance.

Tantangan dalam membuat studi yang

berkualitas baik adalah pada aspek diagnosis HAIs.

Dibutuhkan kriteria yang terstandarisasi, fasilitas

diagnostik yang lengkap, tenaga yang kompeten dalam

melakukan pemeriksaan dan menginterpretasikan

hasil. Dalam rangka pengembangan proposal,

dilaksanakan pertemuan yang mengundang pakar dari

Universitas Airlangga, Rumah Sakit Soetomo, Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Karyadi;

Panitia Pembina Ilmiah serta para peneliti Pusat TTK

dan EK, juga perwakilan dari WHO Country Office

Indonesia.

Kegiatan ini merupakan langkah awal agar terwujud

persamaan persepsi dan kesepakatan pelaksanaan

studi dengan site penelitian.

Studi yang akan diajukan untuk mendapat

pendanaan dari WHO ini bertujuan untuk

menentukan prevalensi HAIs (infeksi aliran darah,

infeksi saluran kemih, pneumonia) akibat penggunaan

alat pada pasien yang dirawat inap, menentukan

tingkat kepatuhan hand hygiene practice, evaluasi

penggunaan antibiotik di rumah sakit secara

kuantitatif, identifikasi profil mikroorganisme

p e n g i n f e k s i d a n r e s i s t e n s i / s e n s i t i v i t a s

mikroorganisme, dan mengetahui hari ke berapa

terjadi infeksi setelah pemasangan alat (kateter dan

ventilator) pada pasien di high risk setting/bangsal

tertentu.

Hasil dari studi ini diharapkan dapat menjadi

bahan evidence based policy bagi program

pengendalian infeksi di rumah sakit, pembaharuan

data prevalensi HAIs, dan sebagai gambaran profil

resistensi mikroba di Indonesia.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 07

Page 10: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

INA-RESPOND adalah jejaring kerjasama

penelitian penyakit infeksi yang dibentuk di Indonesia.

Jejaring ini atas inisiatif kerjasama antara pemerintah

Indonesia dan Amerika Serikat dalam hal ini Badan

Litbangkes Kementerian Kesehatan dengan National

Institute of Health United State of America. Tujuan

kerjasama adalah mendorong dan melaksanakan

penelitian penyakit infeksi yang berkualitas baik di

Indonesia. Diharapkan kerjasama ini berkelanjutan

serta diakui dengan baik di tingkat regional dan inter-

nasional.

Visi dari INA-RESPOND adalah menjadi suatu

jejaring penelitian klinis yang terkemuka di tingkat re-

gional dan international, dengan menyediakan bukti-

bukti ilmiah yang diperlukan dalam membuat

kebijakan, meminimalkan dampak negatif dari penyakit

infeksi dan meningkatkan kesejahteraan bagi umat

manusia.

Misi dari INA-RESPOND adalah meningkatkan

derajat kesehatan orang Indonesia dan juga

memberikan manfaat bagi masyarakat dunia, dengan

melaksanakan penelitian penyakit infeksi yang

berkualitas, melalui suatu kerjasama penelitian yang

berkesinambungan dan terkemuka.

Tujuan dari INA-RESPOND, yaitu:

1. Meningkatkan pengetahuan melalui diseminasi

dan mendorong pemanfaat hasil-hasil penelitian

2. Menjadikan INA-RESPOND sebagai kerjasama

penelitian yang berkesinambungan dan mampu

melakukan penelitian klinik yang baik

3. Mengembangkan dan mendorong peneliti dan staf

INA-RESPOND untuk mendapatkan pelatihan dan

pengalaman dalam penelitian

4. Merencanakan, melaksanakan dan memelihara

manajemen internal seluruh kegiatan

Selain Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik, Pusat Biomedis dan Teknologi

Dasar Kesehatan (Badan Litbangkes) dan National

Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID)

terlibat juga 8 fakultas kedokteran dan rumah sakit

sebagai anggota Steering Committe, yaitu Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr Cipto

Mangunkusumo, RS Penyakit Infeksi Sulianti Saroso,

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUP

Dr Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas

Diponegoro/RSUP Dr Kariadi, Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada/RSUP Dr Sardjito, Fakultas

Kedokteran Universitas Airlangga/RSUD Dr Soetomo,

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP

Sanglah dan Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin/RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo. Untuk

pelaksaan kegiatan sehari-hari ditunjuklah Chair dan

Co-chair dari steering committe, yaitu dr. Muhammad

Karyana, M.Kes dan Prof Dr Pratiwi Sudarmono, PhD,

SpMK(K).

dr. Muhammad Karyana, M.Kes - Chair of INA-RESPOND

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 08

Page 11: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

INA-RESPOND akan mulai melakukan

penelitian pada tahun 2012 ini. Adapun penyakit infeksi

yang menjadi prioritas penelitian sejalan dengan priori-

tas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu:

Malaria, Avian Influenza, Dengue, AIDS/HIV dan TB

atau disingkat sebagai MADAT, juga penyakit infeksi

lainnya (Hepatitis, Diare, Chikungunya, Leptospirosis

dan Japanese encephalitis). Di samping itu tidak lupa

juga melakukan penelitian Neglected Disease

(Schistosomiasis, Fasciolopsis, Filariasis, Anthraks, Ra-

bies, Pes, Scabies, Frambusia dan Kusta).

Penelitian yang pertama akan dilakukan adalah

Fever Study. Suatu penelitian klinis yang bertujuan

mencari dan mengidentifikasi penyebab penyakit

dengan manifestasi demam. Protokol penelitian sedang

dalam proses pengajuan ke Komisi Etik Badan Lit-

bangkes. Diharapkan pada bulan Agustus sudah mulai

pengumpulan data.

Topik yang kedua adalah Tuberculosis, sementa-

ra ini baru pada tahapan membentuk tim peneliti yang

akan menyusun suatu protokol penelitian. Penentuan

topik penelitian dilakukan melalui suatu workshop TB,

yang dilaksanakan dalam rangka peringatan hari TB

tahun 2012. Workshop TB pada tanggal 30-31 Maret

2012 adalah kegiatan pertama dari INA-RESPOND

yang melibatkan orang-orang diluar anggota. Kegiatan

cukup mendapatkan perhatian baik itu dari institusi

lembaga penelitian, universitas, peneliti TB dan

pemegang program di Kementerian Kesehatan.

Pada waktu bersamaan juga dilakukan lomba

poster. Terkumpul lebih dari 40 buah poster.

Ditetapkan 6 orang pemenang, yaitu:

1. Ridha Rosandi, Departemen Ilmu Kulit

Kelamin FKUI-RSCM, dengan judul “Lupus

Vulgaris dengan Limfadema”.

2. Tri Nury, Balai Litbang Biomedis Papua,

dengan judul “Hubungan antara Tingkat

Pengetahuan, Kebiasaan Merokok dan

Alkoholisme dengan Kesembuhan Pasien TB

di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua”.

3. Raspati C Koesoemadinata, Unit Penelitian

Kesehatan RS Hasan Sadikin/FK UNPAD,

dengan judul “Tuberculosis infection among

close contacts of active pulmonary tuberculosis

in Bandung”.

4. Dhuny Atas Asri, Departemen Pulmonologi

dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS

Persahabatan, dengan judul “Description of

Adverse Effects and Their Management in

Multidrugs Persistant Tuberculosis Patients

Receiving Standard Regimen Antituberculosis

in Persahabatan Hospital”.

5. Rahmayanti Harianto, Departemen

Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

FKUI- RS Persahabatan, dengan judul

“Penerapan Diagnosis Tuberkulosis (TB)

berdasarkan International Standard for

Tuberculosis Care (ISTC) pada praktek swasta

dokter spesialis paru di beberapa rumah sakit

dan klinik swasta di Jakarta”.

5. Ela Hayati, Unit Penelitian Kesehatan RS

Hasan Sadikin/FK UNPAD, dengan judul

“Validation of Scoring System in the Diagnosis

of Tuberculous Meningitis at Rumah Sakit

Hasan Sadikin Bandung”.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 09

Page 12: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor. 1144/MENKES/PER/VIII/ 2010 tanggal 19

Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, Pasal 710, Pusat Teknologi

Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik (Pusat

TTK dan EK) mempunyai tugas melaksanakan

penelitian dan pengembangan kesehatan, serta menapis

teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan

epidemiologi klinik.

Dalam Pasal 717 PerMenkes No. 1144/2010 dise-

butkan bahwa Bidang Epidemiologi klinik mempunyai

tugas melaksanakan penelitian, pengembangan, dan

penapisan teknologi kesehatan serta penyiapan peru-

musan dan pelaksaan kebijakan di bidang epidemiolo-

gi klinik penyakit menular dan penyakit tidak

menular serta epidemiologi klinik lainnya.

Sampai saat ini masyarakat masih menghadapi

ancaman kesehatan dari penyakit menular dan tidak

menular. Hal ini merupakan efek langsung maupun

tidak langsung dari permasalahan sistem kesehatan.

Kejadian penyakit menular seperti malaria, TBC, HIV/

AIDS, DBD, influenza termasuk flu burung, hepatitis,

diare, leptospirosis, chikungunya, dan JE berdampak

luas terhadap kesehatan masyarakat. Beberapa

penyakit lain yang selama ini terabaikan, seperti schis-

tosomiasis, fasciolopsiasis, antraks, rabies, skabies, pes,

frambusia dan kusta mengalami peningkatan.

Di Indonesia prevalensi PTM juga meningkat.

Dari hasil Riskesdas tahun 2007 diperoleh besaran

prevalensi penyakit jantung 7,2%, stroke 8%0 dan

diabetes mellitus di perkotaan 5,7%. Selain itu

penyebab kematian untuk usia di atas 5 tahun, baik di

perkotaan maupun perdesaan, adalah disebabkan oleh

stroke. Angka kematian akibat PTM ditemukan

sebesar 33,7% di antara penduduk laki-laki dan 25,2%

di antara penduduk wanita, dan proporsi kematian

akibat penyakit sistem sirkulasi adalah 60%,

sementara akibat kanker adalah 15%.

Fakta dan data/informasi yang tertera di atas,

merupakan akibat langsung atau pun tidak langsung

dari masalah yang ada dalam sistem pelayanan

kesehatan, lingkungan, perilaku masyarakat (aspek

sosial, budaya dan psikologi sosial), serta genetis.

Adanya masalah-masalah tersebut, akan berdampak

terhadap status kesehatan masyarakat secara

menyeluruh. Jika dilihat dalam konteks negara dan

bangsa Indonesia yang sedang mengalami transisi

epidemiologi, besaran anggaran Pemerintah dalam

pelayanan kesehatan tetap difokuskan dalam kegiatan

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dari

berbagai kasus PTM. Kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi, berakibat terhadap kemajuan pola dan

gaya hidup masyarakat sehingga dapat meningkatkan

berbagai kasus penyakit tidak menular menjadikan

tantangan tersendiri dalam melaksanakan tindakan

yang tepat dan terukur.

PERTEMUAN PEMBAHASAN AGENDA RISET

PENYAKIT TIDAK MENULAR TAHUN 2013 - 2020

CISARUA, 9 - 10 APRIL 2012

drg. Lelly Andayasari, M.Kes

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 10

Page 13: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Adalah suatu tantangan bagi Pemerintah untuk

tetap berupaya meningkatkan status kesehatan

masyarakat sejalan dengan upaya restrukturisasi dan

reformasi sistem kesehatan nasional di era desentrali-

sasi. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah

salah satu program pendukung dalam memberikan

jalan keluar pemecahan berbagai masalah kesehatan

yang terjadi. Aktivitas penelitian dan pengembangan

yang dilaksanakan sudah barang tentu harus mempu-

nyai agenda yang jelas dan terstruktur. Agenda riset

akan memberikan arah yang jelas dalam memecahakan

masalah kesehatan yang ada dan terukur dalam waktu

serta sumber daya yang tersedia.

Dalam upaya penyusunan Agenda Riset

Kesehatan Nasional Tahun 2013 - 2020, perlu dicerma-

ti kembali latar belakang, arah kebijakan, prioritas

utama, area riset, sub area riset, dan tema riset unggu-

lan dari penyakit tidak menular. Pusat Teknologi Tera-

pan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik sampai saat ini

telah berupaya melaksanakan dan meningkatkan

kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang

teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

bekerja sama dengan berbagai sektor terkait (rumah

sakit, lembaga penelitian dan perguruan tinggi). Dalam

rangka penyusunan agenda riset penyakit tidak menu-

lar, Pusat TTK dan EK ikut melibatkan para peneliti

seminat dari satuan kerja di lingkungan Badan Lit-

bangkes, unit litbang lainnya dan unit pelaksana di

lingkup Kemenkes

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 11

Page 14: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Penelitian dan pengembangan di bidang klinis

(kedokteran / kedokteran gigi), yang selanjutnya disebut

penelitian klinis merupakan kegiatan ilmiah di bidang

kedokteran / kedokteran gigi yang dilakukan untuk

memperbaiki diagnosis, pengobatan, penyembuhan,

pencegahan, dan pemberantasan penyakit, kondisi

kesehatan, dan peningkatan derajat kesehatan manusia

dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional

di bidang kesehatan. Kegiatan penelitian klinis

merupakan bagian esensial dari pembangunan

kesehatan yang berbasis bukti/data, dalam kerangka

evidence-based medicine. Hasil penelitian klinis harus

selalu menjadi dasar bagi provider pelayanan kesehatan

dalam mengambil keputusan klinis untuk memberikan

pelayanan kepada pasien, sehingga diperoleh pelayanan

kesehatan yang bermutu, aman dan merata bagi

seluruh rakyat Indonesia.

Sebagaimana tertuang dalam Amandemen UUD

1945 pasal 31 ayat 5, dikemukakan bahwa: “Pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan

bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan

umat manusia”. Di sini tampak bahwa pengembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi tetap dalam kerangka

kepentingan nasional dan menjunjung tinggi nilai

agama dan kemanusiaan.

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1179A

Tahun 1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan dan Keputusan Menteri

Kesehatan No. 791 Tahun 1999 tentang Koordinasi

Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, memberikan tugas kepada Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia sebagai Koordinator Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Nasional.

Implikasinya, Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan harus mampu menjadi “pemandu” dan

“dirigen” dalam penelitian kesehatan di Indonesia,

termasuk penelitian klinis.

Berdasarkan Permenkes 1144 tahun 2010

tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa salah satu

fungsi Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik adalah pelaksanaan pembinaan,

koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan

penelitian dan pengembangan kesehatan bidang

teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.

Karena menggunakan subyek manusia sebagai

sasaran penelitian, maka penelitian klinis haruslah

dilaksanakan dengan prinsip-prinsip bioetika yang

kokoh, untuk menjamin keselamatan, keamanan dan

hak-hak subyek penelitian. Untuk itu, pelaksanaan

penelitian klinis haruslah transparan dan dapat

dipertanggungjawabkan kepada publik. Dalam rangka

menjaga transparansi, akuntabilitas publik, serta

memudahkan koordinasi, maka perlu dikembangkan

registrasi penelitian klinis secara nasional.

Kalau Indonesia ingin mengembangkan

penelitian klinis yang diakui secara internasional,

registrasi penelitian klinis ini penting untuk

dikembangkan. Hasil Mexico Ministerial Summit

Bulan Novemver 2004 telah mendorong kepada negara

anggota untuk mengembangkan registrasi penelitian

klinis. Kemudian, Bulan November 2008, Global

Ministerial Forum on Health Research di Bamako,

Mali, juga meminta kepada negara anggota untuk

mengembangkan registrasi penelitian klinis secara

nasional. Di samping itu, International Commitee on

Medical Journal Editors juga telah mempersyaratkan

“public clinical trial registration” agar hasil penelitian

klinis dapat dipublikasikan.

PENYUSUNAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG REGISTRASI PENELITIAN KLINIS DI INDONESIA

Junediyono, SKM,MKM

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 12

Page 15: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Sampai saat ini, negara-negara Asia yang telah

mengembangkan registrasi penelitian klinis (dan

terhubung dengan International Clinical Trial Registry

Platform WHO) adalah India, Sri Lanka, China, dan

Malaysia.

Berdasarkan pertimbangan hal tersebut diatas,

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi

Klinik sedang menyusun Peraturan Menteri Kesehatan

tentang Registrasi Penelitian Klinik. Dengan

dikembangkannya registrasi penelitian klinis

setidaknya terdapat tiga keuntungan, yakni (1)

memberikan informasi kepada masyarakat dan provider

pelayanan kesehatan tentang penelitian klinis yang ada,

(2) memberikan informasi kepada masyarakat dan

provider pelayanan kesehatan tentang hasil penelitian

klinis, (3) meningkatkan transparansi penelitian klinis,

untuk meningkatkan akuntabilitas publik dan

mencegah bias publikasi.

Tahun 2011 sudah dikembangkan draft Permen-

kes dengan melibatkan Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto,

SH, MH, SpF(K) (Staf Ahli Menteri Bidang Globalisasi

dan Teknologi Kesehatan), Drs. Ondri Dwi Sampurno,

Apt, M.Si (Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi

Kesehatan Dasar), dr. Siswanto, MHP, DTM (Kepala

Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi

Klinik), Dr. drg. Farida Soetiarto, MS (Ketua Panitia

Pembina Ilmiah Pusat TTK dan EK), Dr. Emiliana

Tjitra, PhD (Peneliti Utama Pusat TTK dan EK), Dr.

Mardjani Susilowati (Peneliti Utama Pusat TTK dan

EK), drg. Sekartuti, M.Kes (Peneliti Madya Pusat TTK

dan EK), Riati Anggraini, SH, MARS, M.Hum (Kepala

Bagian Peraturan Perundang-undangan, Biro Hukum

dan Organisasi Kemkes), R. Bimo Satrio Rahardjo, SH,

M.Kes, MH (Kabag Hukum, Organisasi dan

Kepegawaian Badan Litbangkes), Drs. Muchtar

Gozali, MM (Kabag Tata Usaha, Pusat TTK dan EK),

Dr. Ir. Dewi Permaesih, M.Kes (Kabid Teknologi Tera-

pan Kesehatan, Pusat TTK dan EK), Dra. Lucie

Widowati, M.Si (Kabid Epidemiologi Klinik Pusat TTK

dan EK), Roberia, SH, M.Hum (Konsil Kedokteran

Indonesia), Junediyono, SKM, MKM (Kasubag

Program dan Kerjasama Pusat TTK dan EK), Ully

Adhie Mulyani, Apt, M.Si (Kasubid Teknologi Terapan

Farmasi dan Kedokteran, Pusat TTK dan EK), Dr.

Fitrah Ernawati, M.Sc (Kasubid Teknologi Terapan

Gizi dan Makanan, Pusat TTK dan EK), dr. M.

Karyana, M.Kes (Kasubid Epidemiologi Klinik Penya-

kit Menular, Pusat TTK dan EK), drg. Lelly

Andayasari, M.Kes (Kasubid Epidemiologi Klinik Pen-

yakit Tidak Menular, Pusat TTK dan EK).

Tahun 2012 diharapkan akan terselesaikan

Permenkes, dengan tahap awal adalah pertemuan

dengan lintas sektor untuk memfinalisasi draft. Yang

diharapkan dapat memberikan masukan adalah

Bagian Hukum Organisasi dan Kepegawaian, Bagian

Informasi Publikasi dan Dokumentasi, Biro Hukum

Sekjen Kemenkes, Contract Research Officer, Komite

Nasional Material Transfer Agreement, Badan

Pengawas Obat dan Makanan, wakil Fakultas

Kedokteran, Rumah Ssakit, dan Komisi Etik di

Fakultas Kedokteran.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 13

Page 16: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia no 1144/MenKes/PER/VIII/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Kesehatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi

dan Makanan berubah menjadi Pusat Teknologi

Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik. Pusat ini

terdiri dari: Bagian Tata Usaha, Bidang Teknologi

Terapan Kesehatan, dan Bidang Epidemiologi Klinik.

Dengan adanya perubahan ini tentunya membawa

dampak pada perubahan komposisi kepakaran peneliti.

Ketika masih menjadi Puslitbang Gizi dan Makanan,

kepakaran peneliti didominasi yang berkaitan dengan

gizi dan makanan. Saat itu juga bertanggungjawab

untuk mengampu Balai GAKI yang berada di Magelang.

Setelah menjadi Pusat Teknologi Terapan Kesehatan

dan Epidemiologi Klinik, kepakaran peneliti menjadi

lebih beragam. Balai yang diampu bertambah dengan

masuknya, Balai P2B2 Tanah Bumbu, Kalimantan

Selatan.

Tugas Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan

Epidemiologi Klinik sebagai pengampu adalah

melakukan pembinaan pada Balai yang diampunya.

Pembinaan dilakukan dalam rangka membina para

peneliti muda untuk melaksanakan penelitian mulai

dari menyusun proposal sampai dengan publikasi yang

dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etik,

ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualitas penelitian dan publikasi ilmiah di bidang yang

sesuai dengan tugas dari masing-masing Balai

dilakukan dengan cara kunjungan yang dilakukan oleh

para pakar dengan ilmu yang berkaitan dengan tugas

dan fungsi Balai.

Balai Penelitian dan Pengembangan Gangguan

Akibat Kekurangan Iodium (BP2GAKI) Magelang

Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT),

dalam penyusunan, pelaksanaan rencana program dan

evaluasi tahun 2011, mengacu Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor : 2350/MENKES/PER/XI/2011

tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian

dan Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan

Iodium di Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.

Keputusan tersebut telah diperbaharui melalui

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 2350/MENKES/

PER/XI/2011 tanggal 22 November 2011 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan

Pengembangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

(BP2GAKI) di Kabupaten Magelang Propinsi Jawa

Tengah yang secara eksplisit menjelaskan bahwa

BP2GAKI berada dalam pembinaan Pusat TTK dan

EK.

SEKILAS INFO

PEMBINAAN BALAI

Dr. Ir Dewi Permaesih, M.Kes

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 14

Page 17: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Tugas BP2GAKI adalah melaksanakan

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

atau teknologi terapan yang berkaitan dengan upaya

penanggulangan GAKI. Fungsi yang dilakukan antara

lain: mendeteksi dan menentukan karakteristik

epidemiologi pada masyarakat yang menderita

gangguan akibat kekurangan iodium dengan melakukan

pemeriksaan biokimia darah. Selain itu juga melakukan

penelitian-penelitian dan pengembangan teknologi yang

mendukung upaya penanggulangan gangguan akibat

kekurangan iodium. Selain melakukan penelitian

pengembangan juga memberikan pelayanan pada

masyarakat terutama yang berhubungan dengan

masalah gangguan akibat kekurangan iodium.

Untuk melaksanakan tugas fungsi tersebut saat

ini SDM yang telah dimiliki oleh BP2GAKI meliputi

bidang keahlian kesarjanaan Gizi Masyarakat,

Epidemiologi, Biostatistik, Kedokteran, Biokimia Gizi,

Biologi Molekuler, Psikologi, Sosiologi, Anthropologi,

Farmasi, Biologi, Ekonomi Akuntansi dan Hukum.

Sementara bidang keahlian Diploma meliputi Gizi,

Kesehatan Lingkungan, Analis Kimia, Keperawatan,

Fisioterapi, Akademi Teknik Medik, Manajemen

Informasi dan Perpustakaan.

Balai Penelitian dan Pengembangan

Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang,

Tanah Bumbu

Balai Penelitian dan Pengembangan

Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang atau

disingkat Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu semula

bernama Loka Litbang. Perubahan didasarkan atas

Peraturan Menteri Kesehatan No.920/MENKES/PER/

V/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai

Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit

Bersumber Binatang yang dikeluarkan pada tanggal 05

Mei 2011.

Sesuai dengan namanya Balai Litbang P2B2

Tanah Bumbu mempunyai tugas untuk melakukan

penelitian dan pengembangan yang berhubungan

dengan binatang, terutama malaria dan parasitik

pencernaan. Sasaran dari kegiatan Balai Litbang P2B2

adalah daerah yang mempunyai masalah P2B2, dalam

jangkauan wilayah regional Kalimantan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya

didukung oleh peneliti maupun calon peneliti dengan

latar belakang keilmuan Entomolog, kedokteran

tropis, parasitologi, kedokteran laboratarium,

geografis, kesehatan masyarakat, biologi, apoteker,

antropolog, kimia, hukum, komputer geografi, agama,

perikanan, kesehatan lingkungan, ekonomi akutansi,

keperawatan, analisis kesehatan, komputer, tenaga

administrasi.

Pembinaan yang telah dilaksanakan

hingga bulan April 2012 sebanyak 2 kali ke masing-

masing Balai Litbang. Pembinaan ke BP2GAKI

dilaksanakan pada tanggal 3-5 April 2012, oleh Dr.

drg. Farida Soetiarto, MSc; Dr. Djoko Kartono, MSc

dan drg. Lelly Andayasari, M.Kes. Pembinaan ke Balai

Litbang P2B2 Tanah Bumbu dilaksanakan pada

tanggal 18-20 April 2012. Peneliti yang melaksanakan

pembinaan adalah Dr. dr. Emiliana Tjitra; drh. Sahat

Omposunggu; dr. M. Karyana, M.Kes dan Dr. Ir. Dewi

Permaesih, M.Kes.

Pembinaan yang dilakukan pada saat

kunjungan tersebut, terutama bagaimana membuat

suatu ide penelitian dengan cara setiap peneliti

mempresentasikan usulannya kemudian dilakukan

diskusi-diskusi dan apakah usulan sesuai dengan tu-

poksi balai serta pengarahan dari para senior yang

sudah berpengalaman.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 15

Page 18: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Pijakan penting untuk menentukan arah Pusat

TTK dan EK telah tertuang dalam Rencana Aksi

Kegiatan Pusat TTK dan EK Tahun 2011-2015, yang

memuat tentang kegiatan penelitian pengembangan

(litbang) dibidang teknologi terapan kesehatan dan

epidemiologi klinik, kegiatan pengembangan sumber

daya, termasuk sarana dan prasarana. Kegiatan litbang

sudah barang tentu diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan program. Disisi lain, Pusat TTK dan EK juga

berkewajiban membina institusi yang diampu, yakni

Balai GAKI Magelang dan Balai Litbang P2B2 Tanah

Bumbu.

Rapat Kerja Pusat TTK dan EK dimaksudkan

untuk menyusun roadmap kegiatan Pusat TTK dan EK

Tahun 2013 -2015. Dan secara khusus untuk 1)

Meningkatkan pemahaman tentang metodologi

penelitian klinik dan epidemiologi klinik, 2)

Melaksanakan sinkronisasi kegiatan penelitian dan

pengembangan antara Pusat TTK dan EK dengan

B2P2TO2T, Balai Gaki Magelang, dan Balai Litbang

P2B2 Tanah Bumbu, 3) Menyusun roadmap penelitian,

dan 4) Pengoperasioan Pusat TTK dan EK Jakarta.

Rapat kerja dilaksanakan di Acacia, 30 Januari

– 1 Februari 2012, dengan dihadiri oleh seluruh peneliti

Pusat TTK dan EK. Mekanisme pelaksanaan kegiatan

meliputi paparan, tanya jawab dan diskusi kelompok.

Materi yang disampaikan meliputi:

1. Dr. dr. Trihono, M.Sc, selaku Kepala Badan

Litbangkes, menyampaikan materi Reformasi Badan

Litbangkes.

2. dr. Siswanto, MHP, DTM selaku Kepala Pusat TTK

dan EK menyampaikan materi Rencana Aksi

Kegiatan Pusat TTK dan EK Tahun 2011-2014

3. Dr. Ekowati Rahajeng, selaku Direktur

Pengendalian Penyakit Tidak Menular,

menyampaikan materi Penelitian klinis yang

diperlukan dalam rangka pengendalian penyakit

tidak menular

4. Dr. Ir. Minarto, selaku Direktur Gizi Masyarakat

menyampaikan materi kebutuhan penelitian gizi.

5. Indah Yuning Prapti, SKM, M.Kes, selaku Kepala

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional,

menyampaikan materi agenda penelitian B2P2TO-

OT Tahun 2010-2014

6. Prof. Dr. dr. Sudigdo Sastroasmoro, SpA(K), selaku

Anggota Panitia Pembina Ilmiah Pusat TTK dan

EK, menyampaikan Clinical Epidemiology

Research Design on Overview

7. Prof. Dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc, PhD,

selaku Anggota Panitia Pembina Ilmiah Pusat

TTK dan EK, menyampaikan materi Manajemen

dan operasionalisasi penelitian klinis.

8. Prof. Sudomo, selaku WHO Country Office

Indonesia, menyampaikan materi WHO

International Clinical Trials Registry Platform

9. Sugianto, SKM, MSc.PH, selaku Kepala Balai

Litbang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium

menyampaikan Rencana Aksi Balai Litbang Gaki

Magelang 2010-2014.

10. Lukman Waris SKM, M.Kes, selaku Kepala Balai

Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber

Binatang Tanah Bumbu menyampaikan masukan

Balai Litbang P2B2 Tanah Bumbu untuk

penyusunan roadmap Pusat TTK dan EK.

11. dr. M. Karyana, M.Kes selaku Kepala Sub Bidang

Epidemiologi Klinik Penyakit Menular

menyampaikan materi arah pengembangan

penelitian klinik di Badan Litbangkes, yang

merupakan hasil kunjungan ke National Institute

of Health.

Raker telah memperoleh roadmap masing-

masing sub bidang, yakni sub bidang teknologi

terapan farmasi dan kedokteran, teknologi terapan

gizi dan makanan, epidemiologi klinik penyakit

menular, epidemiologi penyakit tidak menular, dengan

mempertimbangkan masukan dari narasumber. Serta

diperoleh tahapan mengoperasionalisasikan kantor

Jakarta.

RAPAT KERJA PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN (ROADMAP) PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

(PUSAT TTK dan EK) TAHUN 2012

Acacia, 30 Januari – 1 Februari 2012

Junediyono SKM, MKM

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 16

Page 19: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Buku ini mejelaskan hubungan antara ukuran

tubuh saat lahir (birth size) dengan risiko penyakit kar-

diovaskuler (CVD) dan resistensi insulin (DM 2) di

kemudian hari (setelah anak menjadi dewasa).

Sesungguhnya birth size tidak pernah dilirik sebagai

factor risiko penyakit di kemudian hari. Mula-mula

hipotesis ini banyak yang menentang. Argumen

dikemukakan adalah bahwa penyakit tersebut karena

keturunan (genetik atau gen) atau kesalahan dalam in-

terpretasi epidemiologi. Para penentang mengatakan

bahwa birth size merupakan cerminan kematangan dan

pertumbuhan. Keduanya dipengaruhi oleh faktor ge-

netik dan lingkungan. Argumen lainnya adalah bahwa

tidak semua kejadian yang negatif (adverse effects) da-

lam kandungan berpengaruh dalam birth size. Walau-

pun demikian, birth size, lebih spesifik pada berat lahir,

tetap merupakan parameter yang paling dapat diandal-

kan ketika menilai dampak faktor perkembangan awal

kehidupan.

Buku ini banyak menukil laporan-laporan

penelitian pada hewan dan manusia yang membuktikan

hubungan berat lahir dengan penyakit degeratif / sin-

droma metabolik yang muncul ketika dewasa. Misalnya,

penelitian yang dilakukan Lucas dan kawan-kawan. Ke-

jadian resistensi insulin dan CVD yang meningkat pada

remaja yang waktu lahir prematur dan diberi makan

formula padat gizi.

Kejadian kenaikan penyakit ini terjadi lebih banyak

dibandingkan pada remaja yang diberi makan gizi

yang tidak sebanyak padat gizi. Hal ini menunjukkan

pengaturan metabolik dan kompartmentalisasi gizi

pada suatu tahap kehidupan dapat dipengaruhi oleh

kejadian-kejadian sebelumnya. Dengan kata lain

proses sekuensi kromosom (imprinting) dipengaruhi

oleh ketersediaan zat gizi.

Status Asam folat dan vitamin B12 maternal

saat konsepsi dapat berpengaruh terhadap tingkat

imprinting. Pada ginjal tikus percobaan diketahui ter-

jadi metilasi pada gen p53 dan perubahan respon tikus

terhadap lingkungan dikatui karena terjadi pola meti-

lasi gen reseptor glukokortikoid di daerah (region) pro-

moter. Target perubahan epigenetic terutama DNA

mitokondria. Hal ini menjelaskan fenomena inheritan

non genomik melalui gen ibu. Seperti diketahui DNA

mitokondrial hanya berasal dari ibu. Peristiwa ini ju-

ga membuka wawasan bahwa metabolism seluler dan

respon terhadap gangguan pasokan zat gizi

(nutritional stress) dapat “deprogram” melengkapi efek

nutritional stress terhadap pertumbuhan.

“Fetal Programming” banyak menaruh per-

hatian terhadap organ ginjal, pankreas dan jantung.

Beberapa alasan yang dikemukakan adalah pertama,

adanya pengaruh perubahan terhadap organ-organ

tersebut.

Resensi Buku: Early Life Origins of Health and Disease: (Advances in experimental medicine and biology)

Wintour EM. and Owens JA.

DR. Ir. Basuki Budiman, MScPH

Ibu hamil yang kurang gizi menyebabkan retardasi pertumbuhan janin yang manifetasinya berat badan lahir

rendah atau diproporsi (kurus atau kecilnya lingkaran kepala), tergantung pada “timing”. Setiap kekurangan satu

kilogram berat badan waktu lahir (rerata berat badan lahir di United Kingdom 3500 g) berkaitan dengan kenaikan

tekanan darah sebesar 6 mmHg pada umur 60 tahun.

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 17

Page 20: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Misalnya, jumlah nefron, sel beta pankreas atau kardio-

miosit berkurang. Berkurangnya sel-sel ini menyebab-

kan menurunnya kemampuan seseorang merespon tan-

tangan fisiologis kelak, terutama pada saat kemampuan

fungsional organ-organ tadi berkurang sejalan ber-

tambahnya usia. Kedua, berkurangnya sel-sel dalam

organ-organ tersebut sekaligus menjelaskan kaitan an-

tara faktor pertumbuhan dengan kejadian penyakit di

usia senja. Alasan ketiga adalah jumlah sel organ gin-

jal, pancreas dan jantung tersusun ketika masih janin

(intra uterin), sehingga status lingkungan janin dapat

member efek yang permanen pada perkembangannya.

Massa otot skeletal juga berkurang. Observasi ini ada-

lah respon adaptif untuk tetap bertahan hidup karena

buruknya lingkungan intrauterine. Namun demikian,

fenomena ini dapat juga dipandang sebagai respon

adaptif dalam rangka menghemat untuk menghadapi

keadaan buruk sesudah lahir (pos natal) dengan cara

tetap kecil, mengurangi percepatan pertumbuhan dan

berpertahan dengan genotipenya. Otot skeletal adalah

faktor determinan sensitivitas insulin perifer, sehingga

respon adatif tadi berperan penting dalam etiologi DM2

dan sindroma metabolik. Sekarang disadari bahwa

fungsi endothelial berkaitan dengan pertumbuhan jarin-

gan dan organ. Disfungsi endothelial diketahui berkai-

tan dengan DM2, hipertensi dan aterogenesis.

Jadi, deprivasi lingkungan (termasuk zat gizi)

pada masa epigenetik, memaksa sistem fungsi tubuh

menyesuaikan diri. Perubahan yang terjadi termasuk

jumlah, bentuk sel (vaskularitas) dan “imprinting” ge-

netik (poin mutation, misalnya). Perkembangan ginjal,

jantung dan hati (pankreas) juga menyesuaikan diri.

Pada saat fungsi metabolik menurun yaitu pada umur

setengah baya, penyakit-penyakit yang menyangkut

metabolik sindroma muncul seperti DMII, hipertensi,

dll.

Materi buku ini ditulis secara hati-hati dan banyak

ahli ikut berkonstribusi. Konstributor (penulis) hanya

merujuk data/ hasil suatu penelitian yang benar-benar

berkualitas. terutama dilihat metodologi yang

digunakan dan secara riil (biologis,dsb) mempunyai

arti.

Pembaca buku ini hendaknya merujuk pada

BARKER’S HYPOTHESIS. Antara lain bahwa

pengaruh gizi kurang maternal yang memperburuk

pertumbuhan janin, yang bermanifestasi pada berat

badan lahir rendah (BBLR) atau disproporsi waktu

lahir, tergantung timing. Disproporsi atau BBLR

merupakan faktor risiko terjadinya CVD dan resisten-

si insulin di kemudian hari. Bahwa pengurangan be-

rat badan lahir sebesar satu Kilogram (Kg) berkaitan

dengan kenaikan tekanan darah sebesar 6 milimeter

air rakssa (mmHg) pada umur 60 tahun. Standar be-

rat badan lahir yang digunakan adalah rata-rata berat

lahir bayi di United Kingdom sebesar 3500 kg.

Buku ini sangat menarik dan perlu dibaca oleh

peneliti/petugas kesehatan terutama bagi yang men-

dalami atau berkaitan dengan ibu hamil, bayi dan

anak balita. Ahli-ahli kesehatan anak, geriatric, pen-

yakit dalam, neuropsikologi penting membaca buku

ini. Perlu diingat bahwa tampaknya para konstribu-

tor ketika menulis buku ini (terbit 2006) belum meya-

kini atau belum tersentuh dengan fenomena plastis-

itas oleh stem sel. Dalam dekade terakhir sejalan

dengan perkembangan IPTEK, memungkinkan dikem-

bangkan teori baru. Bagaimana peranan plastisitas

jaringan tubuh terutama oleh stem sel memperbaiki

epigentik? Dalam buku lain (Langley-Evans, 2004)

menyebutkan bahwa baru generasi ketiga, pengaruh

bawaan menjadi hilang.

Singkatan :

CVD : Cardiovascular Disease

DM II : Diabetes Mellitus type II

DOHaD : Developmental Origin of Health and Disease

FOAD : Fetal Origin of Adult Disease = fetal programming

Judul Buku yang di Resensi:

Early Life Origins of Health and Disease:

Advances in experimental medicine and biology.

Wintour EM and Owens JA. New York. U.S.A: Springer

Science + Business Media. Landes Bioscience/Eurekah.com.

2006, 246 hal + Index. ISBN: 0-387-28715-9

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 18

Page 21: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Daftar Kegiatan Penelitian Pusat TTK dan EK

Tahun 2011

NO JUDUL KETUA PELAKSANA

1 Studi Longitudinal Faktor Resiko Terjadinya Balita Stunting Dr. Fitrah Ernawati, MSc

2 Pengembangan Suplemen Multi Gizi Mikro Taburin Untuk Ibu Hamil

Dr.. Uken SS. Soetrisno, PHD

3 Uji Coba Media dan Identifikasi Saluran dalam Rangka Pengem-bangn Strategi Edukasi Kadarzi

Ir. Trintrin Tjukarni. MKes

4 Analisis Kandungan Zat Gizi Dalam Makanan Melengkapi Daftar Komposisi Makanan

Drs. Almasyhuri, Apt, MSi

5 Effikasi Ready To Use Therapeutic Feeding (RUTF) yang dis-esuaikan dengan daerah Untuk meningkatkan pertumbuhan anak balita Gizi Buruk Secara Rawat Jalan Di Puskesmas

DR. Astuti Lamid, MCN

6 Analisa Peran Kontektual Terhadaf Kejadian Gizi Buruk Pada Balita Di Daerah Rawan Pangan di Kalimantan Barat

Sri Poedji Hastuti SKM, MKes

7 Pemaparan Health Technology Assessment Ully Adhie Mulyani, Apt, MSi

8 Pengembangan Slogan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Ber-dasarkan Karakteristik Tingakat Penedidikan dan Usia

Dr. Ir. Heryudarini Harahap, MKes

9 Effek Pemberian Zinc Pada Ibu Hamil dan Pertumbuhan Panjang Badan Bayi Umur 1-3 bulan di Kabupaten Bogor

Feri Ahmadi, MKes

10 Pemaparan Diseases Registry dr. M. Karyana, MKes

11 Teknologi Formulasi Obat Malaria untuk Anak Ully Adhie Mulyani, Apt, MSi

12 Evaluasi Dampak Fortivikasi Vit A dalam Minyak Goreng di Indo-nesia

Dr. Sandjaja, MPH

13 Karakteristik Penderita Demam Berdarah dengue (DBD) Di Lima RSUD Jakarta tahun 2010

dr. Rossa Avrina

14 Kejadian Diabetes Melltus Tipe 2 dan Faktor Resiko Determinan dari Kasus Teronansi Glukosa Terganggu di Jawa Tengah

Rika Rahmawati, SP, MPH

15 Pengembangan Media Edukasi Gizi Melalui Buku Mewarnai untuk Anak Peserta Program Paud

Yurista Permanasari, SKM, MSi

16 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Lipid Peroksida Pada Penderita Diabetes Millitus Tipe 2 (Studi Pada Anggota Persadia Bogor tahun 2011

Nazarina, M.Med

17 PHLN The Effect of Excess of Iodine Intakes on Thyroid Function among School Children: Multicenter Study

Dr. Djoko Kartono, MSc

18 Systematic Review of Herbal Medicines for Common Degenerative Diseases (Hypertension, Hyperlipidemia, Hyperglycaemia and Hyperuresemia) and Common diseases in Primary Health Care (ARI

Ully Adhie Mulyani, Apt, MSi

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 19

Page 22: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Daftar Kegiatan Penelitian Pusat TTK dan EK

Tahun 2012

NO JUDUL KETUA PELAKSANA

1 Registri Klinik Penyakit yang ditangani oleh Dokter Praktik Jamu Dra. Lucie Widowati, Apt,

MSi

2 Algoritma Klinis Diagnosis Demam Dengue dan Demam Berdarah

Dengue di Indonesia

dr. Yenni Risniati

3 Sariawan yang Berulang (Recurrent Apthae Stomatitis) sebagai Sa-

lah Satu Deteksi Dini Gangguan Fungsi Ovarium

dr. Noorwati, Sp PD

4 Studi Aplikasi Penanganan Balita Gizi Buruk (Severe Wasting) di

Puskesmas dan Rumah Sakit di Propinsi Banten dan Jawa Tengah

dr. Tetra Fajarwati

5 Efek Pemberian Makanan Sap Makan (RUF) pada Anak Usia di

bawah Tiga Tahun Wasting untuk Mencegah Gizi Buruk di Klinik

Gizi Bogor

Ir. Arnelia, MSc

6 Pengendalian Tuberkolosis pada Penderita Koinfeksi HIV-TB dr. Armedy Ronny Hasugian

7 Analisis Peran Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Pencega-

han Penyakit Menular TB Paru pada Pekerja Puskesmas

dr. Siswanto, MHP, DTM

8 Kadar Protein Saliva (VEGA, EGF, CEA, c-erbB-2) untuk Deteksi

Dini dan Evaluasi Terapi pada Penderita Kanker Payudara di RS

Dharmais Tahun 2012

dr. Eva Sulistiowati

9 Modifikasi Menu Makanan Berbahan Dasar Rendah Glycaemic In-

dex (GI) dan Glycaemic Load (GL) sebagai Alternatif Diet DM Tipe 2

Rika Rahmawati, SP, MPH

10 Artemisin Based Combination Therapy (ACT) dalam rangka

Percepatan Eliminasi Malaria

Hajar Siswantoro

11 Pengembangan Sentinel Hepatitis di Indonesia dr. Rossa Avrina

12 Studi Longitudinal Faktor Risiko Terjadinya Stunting pada Anak

Baduta (Tahun 2)

Dr. Fitrah Ernawati, MSc

13 Registri Penyakit di Indonesia (Tahap 2) dr. Muhamad Karyana,

M.Kes

14 Studi Indikasi Sectio Caesar pada Beberapa Rumah Sakit di Jakarta drg. Lelly Andayasari, M.Kes

15 Pharmacovigilance Obat Anti TB Ully Adhie Mulyani, Apt, MSi

Newsletter PTTK&EK | Vol. 1, Mei 2012 | 20

Page 23: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Pojok Pegawai Pusat TTK&EK

NAMA MEI JABATAN

Suryana Purawisastra, MSc 1 Peneliti

Henny Komalasari 5 Litkayasa

Tati Sunarti Sofyan 5 Staf

Rusdi Setiyabudi Supardi, S.Gz 5 Staf

Amalia Safitri, SKM, Msi 9 Peneliti

Azis Muslim 11 Staf

Bejo 12 Staf

Suhadi 13 Staf

Dr. Abas Basuni Jahari, MSc 17 Peneliti

Drs. Damanhuri 17 Staf

drg. FX Sintawati, M.Kes 21 Peneliti

Ir. Hermina, M.Kes 23 Peneliti

Tety Meliawaty 23 Litkayasa

Adi Supriatna 23 Staf

dr. Siswanto, MHP, DTM 27 Kepala Pusat

Ariben Andika 30 Litkayasa

NAMA JUNI JABATAN

drg. Sekartuti, M.Kes 7 Peneliti

Suyatno 7 Staf

Zikri Ramdani 8 Staf

Haweningtyas 12 Calon Litkayasa

Ahmad Sayuti 15 Staf

Yunita Diana Sari, SKM 16 Peneliti

Ristitam 16 Staf

Dra. Marice Sihombing, Msi 17 Peneliti

Hananto 23 Staf

Ir. Yuniar Rosmalina, M.Kes 24 Peneliti

Yunita Sari, S.Sos 24 Staf

Yuliana, Amg 26 Staf

Wiwi Mulyawati, Sm.Ek 28 Litkayasa

Ahmad hidayat 28 Staf

Pegawai yang Berulang Tahun Bulan Mei dan Juni

NAMA TMT JABATAN

Muhamad Saidin, SKM, Msi 2/1/2011 Peneliti

Prahadati, SE 4/1/2011 Litkayasa

Drs. Tommy Wardiatmo, Msi 6/1/2011 Staf

Iis Siti Halimah 7/1/2011 Litkayasa

Supandi 8/1/2011 Staf

Mena Madayani Soebroto 8/1/2011 Staf

Irama Zuraedah 11/1/2011 Staf

Emma Suhaedah, B.Ed 12/1/2011 Litkayasa

dr. Effendi Rustan, MS 8/1/2011 Peneliti

Adhis Abeba 1/1/2012 Staf

Dr. Marjani Susilowati, MSc 2/1/2012 Peneliti

Ir. Sukati, MS 4/1/2012 Peneliti

Pegawai yang Pensiun

Pegawai Pindahan

NAMA TMT JABATAN

Lilis Setyawati, SKM 1/1/2012 Staf

dr. Made Dewi Susilawati 1/1/2012 Staf

Amalia Safitri, SKM, MSi 1/1/2012 Peneliti

Rusdi Setiyabudi Supardi, S.Gz 4/1/2012 Staf

NAMA TMT JABATAN

dr. Heni Kismayawati 4/1/2012 Calon Peneliti

dr. Dona Arlinda 4/1/2012 Calon Peneliti

dr. Cicih Opitasari 4/1/2012 Calon Peneliti

dr. Armaji Kamaludi Syarif 4/1/2012 Calon Peneliti

dr. Retna Mustika Indah 4/1/2012 Calon Peneliti

Anggita Bunga Anggraeni, Apt 4/1/2012 Calon Peneliti

Aris Yulianto, Ssi 4/1/2012 Calon Litkayasa

Sundari Wirasasmi, Ssi 4/1/2012 Calon Litkayasa

Aniska Novita Sari, Ssi 4/1/2012 Calon Litkayasa

Tri Wahyuningsih, SPd 4/1/2012 Adum

Hestrika Novia C. S., SIP 4/1/2012 Adum

Arga Yudhistira, S.Sos 4/1/2012 Pustakawan

Syachroni, S.Si 4/1/2012 Calon Peneliti

Agus Dwi Harso, S.Si 4/1/2012 Calon Litkayasa

Qurrotul Aini Meta P. S., STP 4/1/2012 Calon Peneliti

Rani Marsini 4/1/2012 Calon Litkayasa

Susanti 4/1/2012 Sekretaris

Agnita Triyoga 4/1/2012 IT

PNS Baru 2012

Selamat Datang dan Bergabung di Pusat TTK dan EK… Mari kita dayung bersama sambil membangun perahu SEMANGAT dan SUKSES….!!!!

Selamat untuk yang Berulang Tahun, semoga panjang umur, sukses selalu...

Selamat memasuki Masa Purnabakti dan Terima kasih atas pengabdian dan dedikasinya ...

Page 24: Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik · Salam, Redaksi Newsletter PTTK&EK Kami sangat mengharapkan kontribusi dari keluarga besar PTTK&EK untuk mengirimkan tulisan/naskah

Galeri Pusat TTK&EK

Rapat Konsolidasi Mei 2012

BLO Lembah Hijau Ciloto 3-4 Mei 2012

Peresmian ICE-EBM Riskesdas 2010