ek. regional 01

29
1 Prof. Dr. Anhulaila. MP., Prof. Dr. Anhulaila. MP., SE., MSi SE., MSi

Upload: ramlilee

Post on 30-Sep-2015

32 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Ppt Untuk Bahan Pembahasan Ekonomi Regional

TRANSCRIPT

  • *Prof. Dr. Anhulaila. MP., SE., MSi

  • *KUTUB PERTUMBUHANKUTUP PERTUMBUHANLebih Luas DariWilayah yang berfungsi sebagai penggerak pertumbuhan termasuk didalamnya pusat pertumbuhan dan juga Kutup Fungsional. (penekanan yang pada satu industri tertentu).Pusat PertumbuhanPengabungan antra teori lokasi, Central Place dan Pertumbuhan Regional.Economie Base Theory: Menempatkan industri sebagai pendorong ekonomi dan pertumbuhan jas aperkotaan.P.P Identik dengan daerah perkotaan dimana sektor Industri menonjol sebagai Economies base.

  • *LOCAL ECONOMIE DEVELOPMENTInvestasi manufaktur yang fleksibel menarik investor luar, khususnya Foreign direct investment

    Infrastruktur Investasi keras1990LED (TAHAP-TAHAP) SEJARAH.

    Untuk mencapainya kota kotaMenggunakan:Dana bantuan yang besarKelonggaran pajak (Insentif)Merekrut Industri mahalInv. Infrastruktur keras (Disubsidi)

  • *Untuk mencapai itu kita harus menyediakan: Pembayaran langsung terhadap bisnis Individu (usaha sendiri) Indikator Bisnis (Perluasan Kerja) Suluh dan latihan UKM Dukungan untuk memenuhi bisnis (motivasi) Hard dan Soft Investment

    Perkembangan dan pertumbuhan bisnis lokal (sudah ada).Penekanan lebih terhadap penarikan Investment, tetapi lebih terarah kesektor tertentu atau area-area geografis tertentu.1980 (Fokus)Tools

  • *1990 (Fokus)Transfer Finansial langsung dari Perusahaan Individu lingkungan bisnis yang kondusif.

    Pembangunan Ekonomi lebih Fokus ke. 1. Investment infrastruktur lunak 2. Ke patneran publik swasta 3.Penciptaan jaringan peningkatan investasi sektor swasta untuk barang publik4. Penarikan Investment untuk menambah keunggulan komperatif dari area lokal

  • * ToolsUntuk mencapai hal ini kota harus:Mengembangkan strategi holistik untuk merangsang pertumbuhan usah lokal.Menciptakan iklim investmen yang kondusif dan kompetitif.Mendorong penciptaan jaringan dan kolaborasi.Mendorong pembangunan AK dan pendidikan.Target Investment untuk menciptakan pertumbuhan klaster.Perbaikan kualitas kehidupan.

  • *LEDadalah sesuatu yang Holistik, kota yang sukses berkelanjutan biasa punya kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhan yang saling berkompetitif.Rencana Pembangunan (ekonomi) lokal dipengaruhi dan mempengaruhi agenda pembangunan ekonomi lokal potensial.

    LED = F (Agenda Pembangunan Ekonomi Lokal)

    Agenda pembangunan :Rencana strategisPerencanaan, zonasi, menajemen sumberdaya dan strategi pemanfaatan lahanStrategi trasportasiStrategi rekreasi dan waktu luangnya.

  • *GROWTH POLEPengertian Secara Fungsional: Suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungan memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi, baik kedalam maupun keluar (daerah kebelakang) Secara Geografis : Suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole at attraction), yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi di tempat itu dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yang ada di kota tersebut

  • *Tidak semua kota bisa menjadi pusat pertumbuhan Growth Pole, harus memiliki ciri ciri sebagai berikut:

    1. Ada hubungan internal berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai ekonomi

    2. Adanya multiplier effect (unsur penganda)

    3. Ada konsentrasi geografis

    4. Bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya

  • *1. Hubungan Internal berbagai kegiatan yang memiliki nilai ekonomi.Ada keterkaitan antara sektor.

    Ada kota perantaraSektor me sektor lain juga .Kehidupan kota seirama dengan berbagai komponen kehidupan kotaSinergis untuk menciptakan pertumbuhan.

    a.Hanya mengumpulkan berbagai bahan dari daerah belakangnya kemudian menjualnya kewilayah lainb.Tidak terdapat banyak pengolahan atau kegiatan yang menciptakan nilai tambah.

  • *c. Maka sedikit sekali adanya interaksi dengan sektor lain di kota tersebut.d. Pertambahan sektor perantara itu tidak mendorong pertambahan sektor lain.2. Adanya efek penganda (Multiplier Effect).a. Bila satu sektor produksi meningkat karena permintaan dari daerah lain karena adanya keterkaitan, akan membuat produksi sektor lain akan meningkat.

    b. Peningkatan bisa berlipat lebih besar dari permintaan.

    Prod > permintaan satu wilayah.Sektor-sektor yang saling terkait dan saling mendukung akan menciptakan efek pengganda.

  • *Unsur efek penganda berperan untuk memacu pertumbuhan daerah belakang.c. Kalau kegiatan sektor sektor meningkat maka kebutuhan kota akan bahan-bahan baku, TK di patok dari daerah belakang 3. Ada konsentrasi Geografisa. Kebutuhan dapat di peroleh secara lebih hemat waktu, tenaga, biaya.

    b.Maka kota yang bersangkutan menarik untuk di kunjungi.Konsentrasi sektor atau fasilitas selain menciptakan efisiensi antara sektor, juga meningkatkan daya tarik (attractiveness) dari kota tersebut.

  • *4. Bersifat mendorong daerah belakangAntara kota dan wilayah belakangnya terdapat hubungan yang baik. Kota membutuhkan bahan baku dari wilayah belakang dan menyediakan berbagai kebutuhan wilayah untuk berkembang.Kalau ada hubungan yang harmonis dengan wilayah dan kota memiliki tiga karakteristik terdahulu, maka kota akan berfungsi untuk mendorong daerah belakangnya.

  • *Kuklinski (1969): Membedakan Growth Poles pada tiap negara seperti efek perkembangan bukan hanya struktur daerah tempat tetapi juga hubungan interregional dan negara secara keseluruhan.Growth Centres: Interregional dalam karakternya.

    Growth Poles dengan penanaman modal yang besar.

    Growth Centres memiliki alat promosi untuk mencapai tujuan lokal.

  • *PENENTUAN PUSAT PERTUMBUHAN (GC)Standar kebutuhan ruang untuk tiap elemen aktifitas (luas dan karakteristik / lokasi).

    Overlay berbagai peta untuk penentuan lokasi yang tepat. (berbagai peta; rawan fisik, sosial, ekonomi dll)

  • *Jabaranya Dengan Theori - Theori1. Penentuan pusat dan sub pusat (The Core Periphery Theory).Perekonomian nasional merupakan sistem dimana distribusi kekuasaan cenderung tidak sama; bahwa satu daerah bisa lebih dominan di bandingkan daerah lain. Pendekatan Core Periphery terkait dengan 4 proses saling berkaitan :

    Inovation diffusion : Yang mencerminkan pola sosial budaya.

    Proses Kontrol : Mencerminkan proses kekuasaan. (dominasi pusat ke sub pusat; ekonomi politik, sosial).

    Migrasi ; Merubah pola pemukiman (dominasi kota utama dalam hirearki kota).

    Proses investasi menentukan pola spesial kegiatan ekonomi pusat/daerah.

  • *2. Metode Penentuan lokasi.Dari segi investasi; Lokasi ekonomi berpengaruh atas efisiensi dan optinasi penggunaan faktor produksi.

    Efisiensi modal dan Tenaga Kerja disamping diperoleh dengan penggunaan teknologi yang tepat, dapat pula dengan melihat minimisasi biaya trasport dari lokasi bahan baku ke lokasi pabrik ke pasar.

    Proses produksi (misalnya) manufaktur ada 3 hal:1. Teknik produksi. (Kombinasi penggunaan faktor produksi)

    2. Skala produksi. (berapa banyak produksi yang akan dihasilkan, bagaimana harganya)

    3. Lokasi. (dimana produksi dilakukan)

  • *3. Teori LokasiIndustri dalam teori ini adalah unit ekonomi yang kegiatan utamanya adalah memproduksi, untuk efisiensi suatu industri, selain produksi harus berjalan efisien, juga penentuan lokasi industri harus pula memenuhi kriteria efisien (Alfred weber.1909).Pendekatan pendekatan a.I= LQ= Indeks spesialisasi daerah= RCA, DRC, CI= Kurva lokasi

  • *

  • IKP= Xij= Nilai ekspor komoditi i ke suatu keg. (j) Xit= Nilai total ekspor komoditi keg. YbsIKP > 0 (mendekati 1) : tkt kestabilan penerima ekspor di keg. Pengimpor cukup tinggi, jika mendekati 0 kestabilan rendah.IKK= Xi= besarnya niki ekspor komoditi i suatu keg. Yt= besarnya niki ekspor sebuah komoditi keg. YbsIKK > 0 (mendekati 1), ekspor terkomoditasi terhadap komoditas dan memiliki daya saing tinggi.

  • RCA= Xij= ekspor komoditi i daerah j wil satuan kecil Xtj= ekspor total daerah j Xiw= eksport komoditi I wil. Satuan besar Xtw= ekspor total wil satuan besar

    GRCA. Ci= masing-masing sebagai extermility cost terhadap satuan wil. RCA > 1= daerah mempunyai keunggulan atas komoditi i ( alam berspesialisasi)RCA < 1 tetap > 0 meski tidak terlalu kuat , tetapi masih memiliki keunggulan tiap daerah

  • *SPREAD AND BACKWASH EFFECTTeori ini mengindikasikan eliminasi efek Spill over effect atau efek tumpahan dari suatu Kutup perrtumbuhan ke daerah sekitarnya ..

    * Speread effect / tricling effect. Proses persebaran, komponenya a.I realokasi pabrik pada industri manufaktur, desentralisasi penduduk dan penyebaran inovasi.

    * Beckwash effect.Kecenderungan untuk memperbesar kutup pertumbuhan itu sendiri dengan perpindahan industri kelokasi pinggiran, migrasi masuk tenaga kerja, dan penduduk usia terampil.

  • *Simpulan:Backwash effect akan lebih dominan pada awal pertumbuhan ekonomi.Spillover effect meningkat seiring dengan spread effect dan berkurangnya backwash effect

  • *KUTUP PERTUMBUHAN DAN KEBIJAKAN REGIONALA. Konsep Pengembangan wilayah, (isu strategis): Pengembangan ekonomi wilayah Pembangunan pedesaan dan kota Pengembangan pemukiman Pengembangan wilayah tertinggal Pengelolaan atau penataan ruang dan pertanahan

  • * Pengembangan Ekonomi Wilayah

    Kesenjangan Ekonomi: Konsentrasi ekonomi diwilayah maju Penguasaan asset (pelaku dan masyarakat) Infrastruktur Keunggulan Geografis, agraris, maritim belum optimal.

  • * Pembangunan Regional Pembangunan Nasional

    Perencanaan Daerah Perencanaan Pusat

    Perencanaan Pembangunan Regional adalah pasangan makro dan sektor :A. Makro framework Merumuskan starategi pembangunan

    B. Sectoral plan Merumuskan berapa besar perkembangan setiap sektor

    C. Reg.Plan Merumuskan lokasi dimana berbagai kegiatan sektor dilakukan.

  • *B. KEBIJAKAN REGIONAL, DEFERENSIASI KOTA DAN DESA DIFERENSIASI WILAYAH. Akselerasi pembangunan pedesaan terhambat: Akses masyarakat terhadap input produksi Ketidak pastian jaringan pemasaran Harga pokok petani labil Barganing position petani dan nelayan lemah ( Organisasi ekonomi kurang terlibat dalam jaringan pemasaran dan produk. Produktifitas kurang, pemanfaatan potensi belum optimal. Akumulasi modal Y = miskin

  • * Terkait dengan itu semua, maka pola pertumbuhan ekonomi daerah sangat tergantung dari bagaimana pusat pertumbuhan diterapkan sebagai bagian dari kebijakan daerah atau nasional. Kota belum berfungsi sebagai pusat pertumbuhan: Sebagai pelayan pedesaan Sebagai sarana pengembangan pasar bagi petani Belum berfungsi sebagai penyedia lapangan pekerjaan Menyebabkan munculnya pemukiman yang tidak terkendali

  • *C. Kebijakan Regional berdasarkan identifikasi kawasan Kawasan andalan Kawasan cepat tumbuh Kawasan potensi tumbuhan Kawasan krisis lingkungan Kawasan sangat tertinggal Kebijakan Regional (Bangunan) Karakteristik kawasan

    *****************************