materi ek inter 2

32
MATA KULIAH : EKONOMI INTERNASIONAL II SKS : 2 SKS JURUSAN/SMTR : EP/ V Minggu I : 1. Pendekatan Politik dalam Perekonomian 2. Restriksi dan Proteksi 3. Tarif dan Bea Masuk Minggu II : 1. Subsidi 2. Quota 3. Larangan Impor 4. Dumping Minggu III : 1. Ekonomi Politik Liberal Klasik Minggu IV : 1. Ekonomi Politik Sosialisme Minggu V : 1. Ekonomi Politik Neoklasik Minggu VI : 1. Ekonomi Politik Neoliberalisme Minggu VII : Mid. Semester Minggu VIII : 1. Ekonomi Politik Globalisasi Minggu IX : 1. Lembaga-lembaga Kuangan Internasional Minggu X- XIV : Diskusi

Upload: yantiyuanatari

Post on 05-Feb-2016

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi ekonomi internasional

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Ek Inter 2

MATA KULIAH : EKONOMI INTERNASIONAL IISKS : 2 SKSJURUSAN/SMTR : EP/ V

Minggu I : 1. Pendekatan Politik dalam Perekonomian 2. Restriksi dan Proteksi 3. Tarif dan Bea Masuk

Minggu II : 1. Subsidi 2. Quota 3. Larangan Impor 4. Dumping

Minggu III : 1. Ekonomi Politik Liberal Klasik

Minggu IV : 1. Ekonomi Politik Sosialisme

Minggu V : 1. Ekonomi Politik Neoklasik

Minggu VI : 1. Ekonomi Politik Neoliberalisme

Minggu VII : Mid. Semester

Minggu VIII : 1. Ekonomi Politik Globalisasi

Minggu IX : 1. Lembaga-lembaga Kuangan Internasional

Minggu X- XIV : Diskusi

Page 2: Materi Ek Inter 2

EKSPOR DAN IMPOR BARRIER(hambatan ekspor impor)

Restriksi : tindakan pembatasan masuknya barang ke suatu negaraProteksi : tindakan perlindungan terhadap produksi dalam negeri

Bentuk restriksi /proteksi1. Tarif (bea masuk), adalah pajak yang dikenakan terhadap

barang imporTarif dapat digolongkan menjadi :

a. bea ekspor (export duties), adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju ke negara lain

b. bea transito, adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang melalui wilayah suatu negara yang bukan merupakan tujuan akhir

c. bea impor (import duties), adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang masuk suatu negara yang merupakan tujuan akhir.

Cara pemungutan tarif dapat dibedakan menjadi :d. Advolorem duties, yaitu pajak impor yang pemungutannya

didasarkan pada persentase atas nilai barange. Spesifik duties, yaitu pajak impor yang pemungutannya

didasarkan pada berat barangf. Spesifik advolorem duties /compound duties, merupakan

kombinasi antara d dan e diatas

Sistem Tarif :a. singgle column tariffs, dimana masing-masing barang hanya

mempunyai satu macam tarifb. double column tariffs, dimana untuk masing-masing barang

memiliki 2 macam tariffc. triple column tariff, dimana satu barang memiliki lebih dari 2

tarif

Alasan pengenaan tarif bersifat ekonomis :a. sumber penerimaan negarab. memperbaiki dasar pertukaranc. diversifikasi dalam perekonomiand. menarik investor luar negeri

Page 3: Materi Ek Inter 2

Alasan penengenaan tarif yang bersifat non ekonomis :a. pertahanan nasionalb. perlindungan terhadap nilai-nilai sosial budayac. menunjang politik luar negeri

Efek tarif:a. efek terhadap harga (price effect)b. efek terhadap konsumsi (consumption effect)c. efek terhadap produk (protective/import substitution effect)d. efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

P S1

S3

P1 E1 S2E3

P3P2 E2

Q Q1 Q3 Q2

GENERALIZED SYSTEM OF PREFERENCES (GSP)“Suatu system dimana impor barang-barang tertentu dari negara sedang berkembang dibebaskan atau dikenakan bea impor lebih rendah daripada barang yang berasal dari negara industri”

Keberadaannya dibawah PBB dengan nama UNCTAD (United Nation Conference Trade and Development)

2. Quota Impor, adalah pembatasan masuknya jumlah barang-barang imporTerdapat redistribusi pendapatan dari konsumen kepada produsen dalam negeri dan juga importir, yaitu sebesar perbedaan harga di dalam negeri dan harga di luar negeri

Page 4: Materi Ek Inter 2

P D S

P2 A B

P1 D C

Q1 Q3 Q4 Q2

3. Larangan Impor, adalah melarang impor atas komoditas tertentu untuk tidak masuk ke pasar dalam negeri

P D S

P2

P1

Q1 Q3 Q2

4. Subsidi, diberikan agar produsen dalam negeri mampu bersaing dengan barang impora. subsidi langsung : berupa sejumlah uangb. subsidi tidak langsung: per unit output (ditentukan

berdasarkan jumlah satuan produksi)

Tejadi redistribusi pendapatan dari pemerintah ke produsen. Proteksi jenis ini disukai karena : bersifat terbuka dimana masyarakat langsung merasakan manfaat dan dirasa lebih adil/berasal dari pajak progresif

Page 5: Materi Ek Inter 2

P D S S1

P2subsidi

P1

Q1 Q3 Q2

5. Dumping, kebijakan diskriminasi harga secara internasional yang dilakukan dengan menjual suatu komoditas ke LN dengan harga yang lebih murah dibandingkan di DN.

3 tipe dumping :a. Persistant dumping, kecenderungan monopoli yang

berkelanjutan dari suatu perusahaan pasar domestik untuk memperoleh profit max dengan menetapkan harga lebih tinggi di DN daripada LN.

b. Predatory dumping, tindakan perusahaan menjual barang di LN dengan harga lebih murah untuk sementara waktu dengan tujuan menggusur perusahaan lain, dimana setelah dapat dimonopoli harga dinaikan kembali

c. Sporadic dumping, tindakan perusahaan menjual produk di LN dengan harga lebih murah secara sporadic karena adanya surplus produksi di DN

Price D S

PWP1P2

O R M N S Q

Page 6: Materi Ek Inter 2

Misalnya : Korsel menjual baja secara dumping ke AS. Harga baja di LN = DN Korsel = PW, Impor AS = MN. Jika Korsel menjual baja P1, mk impor AS meningkat RS sehingga produk besi AS menurun dari OM ke OR. Jika diturunkan lagi P2 maka AS gulung tikar

PENGATURAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL1. karena ada kebenaran apabila perdagangan itu

berlangsung lancar dan berkembang akan sangat membantu meningkatkan kemakmuran bangsa

2. adanya kebenaran lain bahwa tiap negara atau pemerintahan ingin mengatur perdagangannya sedemikian rupa sehingga paling menguntungkan bagi negaranya

JENIS PENGATURAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL :1. Integrasi Ekonomi, yaitu kerjasama antara 2 negara /lebih

dengan membentuk blok-blok ekonomi2. Perjanjian perdagangan, yaitu persetujuan bersama antara

negara yang melakukan perdagangan

TAHAPAN INTEGRASI EKONOMI1. TPA ( Trade Preferency Arrangement)

” bentuk kerjasama ekonomi regional dimana masing-masing anggota memberi preferensi dalam bentuk tariff dan non tariff untuk produk orisinal masing-masing anggota ”Misalnya : antar anggota ASEAN memberikan tariff murah 25% - 50%

2. FTA (Free Trade Area)”bentuk kerjasama ekonomi regional dimana produk orisinil negara anggota bebas bea masuk/ 0% untuk internal tariff & eksternal tariff masing-masing negara”Misalnya : AFTA ( Asean Free Trade Area)

EFTA ( European Free Trade Area) NAFTA ( North America Free Trade Area) LAFTA ( Latin America Free Trade Area)

Page 7: Materi Ek Inter 2

3. CU ( Customs Union)“ bentuk kerjasama ekonomi regional dengan internal tariff produk orisinil anggota 0% & eksternal tariff untuk produk diluar anggota untuk seluruh anggota sama”

Karakteristik FTA CUInternal tariff 0% 0%Eksternal tariff Masing-masing SamaCustoms revenue Masing-masing Bersama

4. CM ( Common Market)“bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kesatuan/persamaan peraturan dalam bidang perpajakan, TK, jaminan sosial dll”Misalnya : EEC (European Economic Community)

5. MU (Monetary Union)“bentuk kerjasama ekonomi regional yang memiliki kesatuan mata uang”Misalnya : Euro

Pemikiran globalisasi muncul dikarenakan tidak adanya satu negarapun yang sepenuhnya otonom (ada interdepedensi). Dua alasan mengenai interdepedensi :

1. menyempurnakan teori depedensi yg pada dasarnya ingin menjelaskan struktur ekonomi yang semakin kompleks daripada sekedar dikotomi pusat-periferi.

2. manusia di planet bumi ini berada dalam ”satu perahu”

Beberapa dimensi yg mendasari lahirnya konsep interdependensi :1. Dimensi fisik, dimana kegiatan suatu negara akan

mempengaruhi keseimbangan lingkungan secara global2. Dimensi ekonomi, menghendaki adanya hubungan ek.saling

menguntungkan ”wi-win position” yg ditunjung oleh : (a) aliran dana dan pola investasi; (b) perubahan teknologi dan internasionalisasi produk; (c) peraturan-peraturan internasional.

Page 8: Materi Ek Inter 2

Kondisi pendukung (a) dimulai dg kenaikan harga minyak bumi 1970 an yg berakibat surplus dana negara industri mengalir ke negara penghasil minyak, sehingga memungkinkan beberapa negara melakukan industrialisasi.Negara industri melakukan relokasi ke NSB dengan dukungan teknologi komunikasi & transportasi. Sebagian besar merupakan perusahaan transnasional (TNC) (40% total perdagangan dunia terjadi antara induk & cabang dari TNC yang sama.

Kritik Friedman, globalisasi mempunyai 3 dimensi :1. Dimensi ideology ”kapitalisme”. Dalam pengertian ini termasuk

seperangkat nilai yang menyertai , yaitu individualisme, demokrasi & HAM

2. Dimensi ekonomi ”pasar bebas” dengan seperangkat tata nilai yang memuat kesepakatan terbukanya arus barang/jasa dari suatu negara ke negara lain

3. Dimensi teknologi yang membuka batas-batas negara

Globalisasi terjadi pada beberapa tingkatan :1. Material Life, terciptanya struktur produksi global yang

menentukan barabg/jasa yang dihasilkan negara untuk kenikmatan hidup

2. Struktur keuangan, pembiayaan proses produksi melalui kegiatan investasi kian membutuhkan ruang global sehingga cenderung territorial state. Salah satu indikatornya adalah cepatnya pertumbuhan perdagangan mata uang asing

3. Tingkat persepsi, keyakinan, gagasan & selera . Nilai demokratisasi, perlindungan HAM & pelestarian lingkungan menjadi isu global

Page 9: Materi Ek Inter 2

Anggota G- 20 :1. Afrika selatan 11. Italia2. Amerika Serikat 12. Jepang3. Arab Saudi 13. Jerman4. Argentina 14. Kanada5. Australia 15. Korea Selatan6. Brasil 16. Meksiko7. China 17. Perancis8. India 18. Rusia9. Indonesia 19. Turki10. Inggris 20. Uni Eropa

Pokok-pokok Kesepakatan di Pittsburgh 1. G-20 menyatukan negara maju dan berkembang

penyumbang 90% perekonomian global dan menggantikan G-8

2. Negara berkembang akan menerima/menanggung sedikitnya 5% dari hak suara pada IMF

3. G-20 berkoordinasi untuk mengurangi langkah-langkah stimulus ekonomi pemerintah

4. Kompensasi berlebihan bagi eksekutif di perbankan akan diakhiri

5. G-20 akan membuat peraturan baru untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas modal bank karena dapat memicu krisis ekonomi

6. Pemerintah menghilangkan praktek pemberian fasilitas bebas pajak (tax havens)

GLOBALISASI NEO-LIBERAL VS PEREKONOMIAN DOMESTIK

Apakah globalisasi hambatan atau peluang ?- pendukung (WTO & Bank Dunia) menyuarakan bahwa

liberalisasi otopasi memicu pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran. Kemakmuran siapa?

- Penentang mengatakan bahwa liberalisme berkah buat negara industri

Page 10: Materi Ek Inter 2

Keterbatasan solusi yang bertumpu pada premis ekonomi pasar :1. Liberalisasi pasar modal telah memungkinkan modal bebas

berseliweran dan cenderung berakibat pada penggelembungan pasar yang spekulatif (kurs tidak menggambarkan kekuatan ekonomi sesungguhnya)

2. Proses globalisasi tidak menimbulkan efek konvergensi tetapi sebaliknya menimbulkan kesenjangan antar negara/kawasan dalam negeri.

3. Globalisasi menimbulkan krisis lingkungan yang memerlukan intervensi negara seperti monopoli, oligopoli, kesenjangan ekonomi, kemiskinan serta ketidakmampuan swasta mencukupi kebutuhan publik (kesehatan,pendidikan)

Faktor Penentu Impor :1. Tingkat pendapatan Negara pengimpor. Apabila pendapatan

nasional naik maka permintaan agregat dalam negeri akan barang/jasa meningkat, yg sebagian dipenuhi di dalam negeri dan sebagaian produk luar negeri. Perbandingan kenaikan impor dan kenaikan pendapatan nasional disebut hasrat impor marjinal (marginal propensity to impor/HIM) M = mo + mY

2. Harga relative produk barang/jasa dalam negeri terhadap produk barang/jasa luar negeri. Penduduk suatu Negara selalu berusaha membeli produk yang relative murah harganya.Harga relative = e Hd e = nilai kurs

Hl Hd = harga dalam negeriHl = Harga luar negeri

Misalnya : harga tekstil 1 bal di Thailand Bath 10.000 & di Indonesia Rp.800.000,-. Bila diketahui kurs Bath 1 = Rp.80,- atau Bath 1/80, maka harga relative tekstil tersebut 800.000 x 1/80 = 1

Bath 10.000Kalau harga di masing-masing Negara tidak berubah tetapi kurs berubah Rp. 1 = Bath1/100, maka harga relative turun menjadi

800.000 x 1/100 = 0,8 Bath 10.000

Bila kurs devisa tetap sedangkan harga tekstil di Indonesia turun menjadi Rp.640.000 per bal, maka harga relative menjadi

640.000 x 1/80 = 0,8 Bath 10.000

Dengan turunnya harga relative akan mendorong kenaikan ekspor dan turunnya impor. Dalam Negara yang menganut

Page 11: Materi Ek Inter 2

system fixed exchange rate perubahan harga relative akan dipengaruhi oleh tingkat inflasi. Sedangkan Negara yang menganut isitem floating exchange rate perubahan harga relative dipengaruhi oleh oleh perubahan kurs dan tingkat inflasi.

3. Selera dan mutu barang/jasa.

Faktor Penentu Ekspor :1. Pendapatan nasional2. Harga relative antar Negara. Semakin rendah harga relative

Indonesia terhadap luar negeri akan semakin tinggi volume ekspor Indonesia

3. Selera dan Kebijakan perdagangan.

Faktor Penentu Aliran Modal1. Harapan mengenai perubahan tinggi rendahnya kurs devisa.

Apabila masyarakat memperkirakan terjadi penurunan nilai rupiah, maka akan ada aliran modal keluar negeri, begitu juga sebaliknya.

2. Tingginya tingkat bunga. Modal akan masuk ke Negara yang menawarkan tingkat bunga tinggi

3. Keuntungan yang dapat diperoleh. Apabila keuntungan suatu penanaman modal di luar negeri lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dapat diperoleh di dalam negeri, maka modal akan mengalir ke luar negeri (capital outflow)

Page 12: Materi Ek Inter 2

X, M M

AX

BY

0 Yo Y1 Y2 (a)

surplus defisit

0 A 0 A Yo Y2 Y3 i1 i2 i3

B B defisit

(b) (c)

Pada gambar (a) jika pendapatan nasional meningkat dari Y0 ke Y1 maka neraca perdagangan deficit sebesar AB (selisih ekspor- impor). Defisit neraca perdagangan pada gambar (b) sebesar AB dan gambar (c) neraca capital mengalami surplus sebesar AB, mengapa demikian ?Defisit neraca perdagangan memerlukan banyak valas sehingga pemerintah menambah volume valas dengan menjual rupiah. Akibatnya rupiah berkurang dan tingkat bunga dinaikan. Hal ini berakibat terjadinya capital inflow (surplus)

Page 13: Materi Ek Inter 2

EKSPORTIR MODAL DUNIA IMPORTIR MODAL DUNIA

Page 14: Materi Ek Inter 2

Negara % Negara %China 21,3 AS 49,2Jerman 14,5 Spanyol 9,8Jepang 12,1 Inggris 8Arab Saudi 5,5 Australia 3,8Rusia 4,4 Italia 3,5Swiss 4,1 Yunani 3Norwegia 3,4 Turki 2,5Belanda 3 Lainnya 20,2Kuwait 2,8Singapura 2,2UEA 2,2Swedia 2,2,Taiwan 1,9Lainnya 20,3Sumber : Kompas , 3 Des 2008

EKSPOR KOMODITAS UTAMA KE AS THN. 2007-2008

Jenis Komoditas 2007 ($) 2008 ($)Berat (kg) Nilai FOB Berat (kg) Nilai FOB

Pakaian jadi 121.068.512 2.095.690.915 76.677.788 1.374.369.938Karet & brg dari karet

744.463.671 1.577.158.752 507.516.563 1.386.164.340

Barang rajutan 101.564.099 1.373.868.268 77.841.255 1.030.296.464Mesin/peralatan listrik

60.971.984 790.854.126 37.312.781 528.245.369

Perabot, penerangan rmh

191.039.243 558.152.155 118.025.400 377.323.533

Ikan & udang 88.089.348 552.943.509 71.253.600 485.194.536Bahan bakar Mineral

5.199.586.584 430.700.693 2.758.049.613 248.902.764

Alas kaki 24.663.845 383.962.965 17.173.850 258.128.034Mesin/alat mekanik 38.886.378 362.805.271 33.678.822 299.687.957Kayu/brg dari kayu 228.576.821 354.440.181 125.100.148 191.231.028Lain-lain 1.751.539.753 3.133.652.869 1.258.217.923 2.494.191.582

8.550.450.238 11.614.229.704 5.080.847.743 8.673.735.545

SHARE” NEGARA TUJUAN EKSPOR INDONESIA TAHUN 2008

Page 15: Materi Ek Inter 2

(JANUARI – AGUSTUS dalam %)

78Remarks: GDP as of ’03, Pop .(Population) as ’02. Source: World Bank

PETA KRISIS KEUANGAN GLOBALPETA KRISIS KEUANGAN GLOBAL

FreeTradeAreasof Americans

Pop.: 830 million.GDP : $13.4 trillion.

Uni EropaygDiperbesar (25)

Pop. : 450 million.GDP : $11.0 trillion.

ASEAN, China, J apan, India, Aussy& NZ

- FTAPop. : 3,013 million.GDP : $7.6 trillion.

2003

Free Trade Agreement Integration2010-2030

Remarks: GDP as of ’03, Pop .(Population) as ’02. Source: World Bank

NAFTA3 Countries

USA, Canada, Mexico

MERCOSUR4 countries

Argentina, Brazil, Paraguay, Uruguay

FTAA34 countries

Free Trade Areas of Americans

Gabung ke Selatan

EU15 → 25

countries Uni Eropagabung Eropa

Timur

AFTA

Japan-Singapore EPA

Japan-ASEAN CEPA

China-ASEANFTA

EU-MexicoFTA

NAFTAPop. : 420 mil.GDP: $12.3 tri.

UNI EROPAPop. : 380 mil.GDP : $10.5 tri.

ASEANPop. : 530 mil.GDP : $0.7tri.

CHINAPop. : 1,280 mil.

GDP : $1.4tri.

JAPANPop. : 130 mil.GDP : $ 4.3tri.

AUSTRALIA-NZ FTA (CER)

India-ASEAN FTA

USA-Singapore FTA

EU-MERCOSURFTA

INDIAPop. : 1,050 milGDP : $0.6tri.

GeoGeo--strategic movements due to economic strategic movements due to economic liberalization and free trade negotiationsliberalization and free trade negotiations

NZPop. : 4 mil

GDP : $0.08tri.

AUSSYPop. : 19 mil

GDP : $0.5tri.

PROFIL INDUSTRI TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL INDONESIA

AS 11,6

Uni Eropa13,9

China7,6

Jepang 12,5

Korsel4,4

Malaysia 5,6

Australia 1,9Sing

apura9,8

India6,7

Lainnya23,7

Page 16: Materi Ek Inter 2

Produksi dan Pola Distrubusi (ribu ton)

Serat Produksi : 800 Ekspor : 220 (27,5%)

Impor :705Benang Produksi : 1.680 Ekspor : 800 (47,6%)

Impor : 90Kain Produksi : 970 Ekspor : 320 (32,9%)

Impor : 110 UKM Garmen Produk Lainnya Produksi : 230 Produksi : 120 Ekspor :110

Impor : 68

Garmen Produksi : 410 Ekspor: 380 (92,6%)

Impor : 20

PERKEMBANGAN IMPOR GARMEN DAN PRODUK TEKSTIL LAINNYA (ribu ton)

Jenis 2004 2005 2006 2007Konsumsi domestik 882 836 1.013 1.220Penjl.Produk Dalam Negeri 658 303 456 271Impor Legal 30 44 51 88Impor Ilegal 195 489 506 861Sumber : API

DISTRIBUSI PERUSAHAAN TPT 2007DKI (17%) Jatim (6%) Bali (3%)

DIY (1%)

Jawa Barat (57%) Jateng (14%) Sumatra (2%)

DAMPAK PENUTUPAN INDUSTRI ALAS KAKI DAN PULP & KERTAS

Industri IndustriPendukung Pendukung

PASAR DOMESTIK, Total Penjualan 358.000 ton = 1,97 milyar dollar AS

INDUSTRI ALAS KAKI

INDUSTRI PULP & KERTAS

BB (KAIN/KULIT/KARET

TRANSPORTASI BHN BAKU

BAHAN BAKU

Page 17: Materi Ek Inter 2

Jasa Sektor InformalPendukung di Sekitar

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Peningkatan Y dapat dicapai melalui kebijakan fiskal atau moneterTujuannya : mengelola demand

Mempertahankan produksi nasional

Full employment & mempertahankan tingkat harga

D dipengaruhi kebijakan fiskal dengan cara : + /- G & subsidi/pajakD dipengaruhi kebijakan moneter dengan cara : +/ - jumlah uang beredar

Tingkat inflasi : persentase kecepatan kenaikan harga-harga dalam Suatu tahun tertentu (menggunakan Indeks Harga Konsumen)

Macam Inflasi :1. Inflasi ringan ( < 10% per tahun)2. Inflasi sedang (10 – 30% per tahun)3. Inflasi Berat (30 – 100% per tahun)4. Hiperinflasi ( > 100% per tahun)

PERBANKAN - KMK- Kredit Konsumsi

Pedag.makan/minumanKos2an, transp.umum

BAHAN KIMIA

BENANG

PEMOTONGAN POLA

PEKERJA LEPAS

ALAT BERAT

PENYIAPAN LAHAN

Page 18: Materi Ek Inter 2

Inflasi dilihat dari penyebabnya :1. Inflasi permintaan (demand pull inflation), disebabkan adanya

tarikan pemrnintaan barang/jasa.2. Inflasi penawaran (cost push inflation), disebabkan kenaikan

biaya produksi.3. Inflasi spiral (spiral inflation), tuntutan upah naik menjadikan

harga naik, harga naik upah dinaikan kembali dan seterusnya.

Tugas BI :1. Bertindak sebagai bank kepada pemerintah2. Bertindak sebagai bank kepada bank umum3. Mengawasi kegiatan bank umum & lembaga keuangan lainnya4. Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri5. Mencetak uang

Bank Umum diharuskan memiliki deking :Valas, SBI, Deposito berjangka & emas (dipengaruhi i )

Instrumen BI :1. Politik pasar terbuka, jual/beli surat berharga untuk +/- jumlah

uang beredar2. Politik diskonto, menaikan/menurunkan tingkat bunga kredit3. Politik deking, menaikan/menurunkan % deking bank umum

KOMBINASI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER

Kombinasi kebijakan moneter dan fiskal ditujukan untuk mencapai keseimbangan internal maupun eksternal secara bersama-sama dan kalau mungkin juga dalam keadaan full employment

Keseimbangan internal terjadi apabila terdapat keseimbangan di pasar dalam negeri, baik pasar barang , pasar tenaga kerja, maupun pasar uang. Sedangkan keseimbangan eksternal terjadi apabila neraca pembayaran internasional seimbang

Page 19: Materi Ek Inter 2

Diagram Swan

kurs keseimbangan eksternal I z (NPI)

R1 b a surplus inflasia x y b

R2 IV II

b a Unemployment defisit

Ro a III b keseimbangan internal

D2 D4 D3 D1Absorpsi : pengeluaran domestik

Keterangan :1. Makin rendah kurs valas (membatasi ekspor & mendorong

impor), pengeluaran domestik harus tinggi guna mencapai full employment

Page 20: Materi Ek Inter 2

2. Mis, apbl pengeluaran domestik turun dari D1 menjadi D2 & kurs tetap, maka akan terjadi unemployment. Untuk mengatasinya kurs harus naik R1 (kenaikan mendorong ekspor mengurangi impor), dengan demikian keseimbangan internal turun dari kiri atas ke kanan bawah

3. Makin tinggi pengeluaran domestik , kurs haruslah makin tinggi guna mencapai keseimbangan NPIMisalnya, titik x menunjukan keseimbangan eksternal pada pengeluaran D3. Kenaikan pengeluaran menjadi D1 dengan kurs tetap akan menyebabkan defisit dalam NPI (titik y), sebab impor naik sejalan dengan kenaikan pengeluaran domestik. Keseimbangan eksternal (dititik z) tercapai apabila kurs naik, sebab kenaikan mendorong ekspor & menekan impor.Dengan demikian garis keseimbangan eksternal naik dari kiri bawah ke kanan atas.

4. Diluar titik- titik tersebut, negara mengalami ketidakseimbangan dengan kombinasi sbb :

Daerah Kondisi Domestik Neraca Pembayaran I Inflasi Surplus II Inflasi Defisit III Unemployment Defisit IV Unemployment Surplus

Daerah Kebijakan yang diperlukan Domestik/internal Eksternal

I a dan II b Kontraksi RevaluasiII a dan III b Kontraksi DevaluasiIII a dan IV b Ekspansi DevaluasiIV a dan I b Ekspansi Revaluasi

INDUSTRI MANUFAKTUR – INVESTASI INTERNASIONAL

Page 21: Materi Ek Inter 2

Model H-O kini kurang tepat dalam mengidentifikasi perbedaan sumber daya pendukung faktor produksi sebagai dasar perdagangan internasional. Kekurang tepatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Telah terjadi perkembangan perdagangan antar negara, dimana sumberdaya pendukung (endowment) faktor produksinya sama, seperti MEE

2. Telah terjadi perdagangan dalam jumlah besar yang sejenis, mis.ekspor mobil Jerman ke Parancis, Jepang ke Amerika dan sebaliknya.

Kesimpulan : ” Perdagangan produk manufaktur lebih banyak digerakan oleh perbedaan skala ekonomi dan struktur permintaan daripada perbedaan faktor produksi”

Struktur permintaan merupakan ukuran kualitatif perbedaan barang yang diminta masyarakat suatu negara. Penentu utama struktur permintaan adalah tingkat pendapatan/kapita.Contoh : negara dengan pendapatan riil tinggi memiliki kecenderungan tidak akan mengkonsumsi barang dalam jumlah banyak tetapi lebih menekankan kualitas.

Kualitas Produk

Q3 R

Q2

Q1 Pendapatan/kapita

O Ya Yb Yc

Alasan suatu negara tidak akan memproduksi barang di luar rangkaian kualitas tersebut untuk pasar ekspornya

1. Keterbatasan informasi mengenai kualitas barang yg tidak dikonsumsi untuk kebutuhan dalam negeri

2. Jarak dan lokasi pasar yang jauh menjadi kendala shg harga barang bergerak naik dan mahal

Product Cycle

Page 22: Materi Ek Inter 2

”Produk awal dikembangkan dan diproduksi dalam situasi ekonomi dalam negeri ang sudah mapan”. Penjelasannya sbg berikut :Pertama, D dlm negeri terjadi saat pendapatan & selera tinggi. Bersamaan dg berkembangnya teknologi canggih, TK memberikan keunggulan komperatif dalam pengembangan produksi. Selanjutnya produksi menyebar ke seantero dunia, D luar negeri naik & proses produksi berikutnya melambung pd standar internasional & lebih menguntungkan jika diproduksi di LN. Kedua, terjadi perpindahan lokasi produksi utama ke negara-negara sedang berkembang.

Bentuk investasi :1. Investasi portofolio dpt diartikan sbg suatu langkah neg.kreditur

memberikan pinjaman/dalam bentuk pembelian sejumlah saham obligasi.

2. Investasi langsung pershn internasional pd anak-anak cabang perusahaan.Misalnya, hak paten, formula teknik, merk dagang, hak copy, dan segala sesuatu yg dpt dijual yg bagi pesaing tidak dpt melakukannya.

MODEL EKONOMI TERBUKADidalam ekonomi terbuka perlu ditambahkan variable X dan MY = C + I + G + (X – M)Impor berkorelasi positif terhadap pendapatan, makin tinggi Y makin tinggi MAverage proponsity to import (APM) : proporsi Y yang digunakan membeli barang impor = M/YMarginal Propensity to import (MPM) : proporsi kenaikan/penurunan Y yg digunakan untuk +/- impor = M/ Y

Ekspor tidak tergantung Y, berapa besarpun Y tidak mempengaruhi XI + X = injeksi; S + M = kebocoran

Keseimbangan terjadi dimana (S+M) = (I +X)

S,M,I,X (I+X) > (S+M) S+M

(S+M) > (I+X) S

Page 23: Materi Ek Inter 2

I +X M X

S I MPS + MPM

YKeseimbangan Y terjadi pd titik potong (S+M) dan (I+X). Apabila (S+M) > (I+X) akan terjadi penumpukan persediaan yg tidak diinginkan, shg kegiatan ekonomi mengecil Jika (1+X) > (S+M) akan terjadi penurunan persediaan, shg kegiatan ekonomi meningkat

Multiplier pd perekonomian terbuka :

k = Y = 1 I MPS+MPM

Kritik :1. Perdagangan internasional menyebabkan ketidakmerataan antar

negara miskin dan negara kaya2. Perdagangan internasional menyebabkan nilai tukar (term of

trade) negara berkembang mengalami penurunan

DATA DAN ASUMSI BBM

1 barrel = 159 literHarga minyak mentah = US $ 105 / barrelBiaya lifting+refining+transporting (LTR) = US$ 10/barrel = Rp. 566/ltKonsumsi BBM 63 milyar lt/thnBiaya LTR untuk 63 milyar lt = 63 x Rp.566 = Rp. 35,658 trilyunLifting 930.000 barrel/hr atau 930.000 x 365 = 339,450 juta barrel/thnHak Indonesia 70% = 237,615 barrel/thnKonsumsi 63 milyar lt/thn atau dibagi 159 = 396,226 juta barrel/thnPertamina mprlh dr konsumen 63 milyar lt xRp4.500 = Rp.283,5 trilyun

Beli dr Pemerintah 237,615 jt barrel @ $ 105 x Rp.9.000 = Rp224,546 trilyun

Kekurangan hrs diimpor 158,611 jt barrel @ $ 105 x Rp.9.000 = Rp.149,887 trilyun

Page 24: Materi Ek Inter 2

Atas dasar data dan asumsi di atas dilakukan perhitungan sbb :

Pertamina memprlh hasil penjualan BBM Premium sebanyak 63 milyar Lt dengan harga Rp. 5.400,- Rp. 283,500 trilyunPertamina hrs impor : (Rp. 149,887 trilyun)Pertamina membeli kpd pemrth(Rp. 224,546 trilyun)Pertamina mengeluarkan uang untuk LTR63.000.000.000 lt @ Rp.566 (Rp. 35,658 trilyun)Jumlah pengeluaran Pertamina Rp. 410,092 trilyunPertamina kekurangan uang Rp. 126,591 trilyun

Pemerintah membayar kekurangan Rp. 126,591 trilyunPemerintah memprlh hsl penjualan kpd pertamina Rp. 224,546 trilyunPemerintah kelebihan uang sebesar Rp. 97,955 trilyun