tugas pemasaran inter

Upload: davit-kristianto

Post on 02-Mar-2016

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Slide 2 dan 4Pengertian Lingkungan politikElemen lingkungan politik yang relevan adalah peranan pemerintah dalam perekonomian , ideologi ekonomi dan politik, hubungan internasional, dan hubungan antara pemerintah dan bisnis pada umumnya. Para ahli politik biasanya melihat pada variabel lainya karena mereka berminat terhadap perilaku politik dan organisasi menurut pengertian harfiahnya, bukannya bagaimana kaitan semua faktor itu dengan kegiatan bisnis. Lingkungan politik telah diakui sebagai faktor penting dalam banyak keputusan bisnis internasional. Studi menunjukkan bahawa nasionalisme dan perundangan dengan pemerintah dianggap sebagai masalah pokok bagi manajemen internasional. Selanjutnya, Hendrick dan Struggles memperkirakan bahwa lebih dari 60% perusahaan Amerika Serikat yang melakukan bisnis di luar negeri mengalami kerugian akibat politik dalam periode 1975 sampai 1980

Peranan pemerintah dalam PerekonomianDewasa ini semua pemerintah memainkan peranan penting dalam perekonomian negara. Pada dasarnya peranan itu terdiri dari dua jenis yaitu sebagai pemeran serta sebagai pengatur (regulator).sebagian besar pemerintah memainkan kedua peranan itu dengan kadar yang berbeda-beda. Di negara industri barat peran serta pemerintah dalam perekonomian tidak begitu menonjol walaupun cukup penting.Ada beberapa alasan mengapa peran serta pemerintah dalam kegiatan ekonomi perlu diperhatikan oleh pemasar internasional. Pertama, pemilikan pemerintah mungkin menutup kemungkinan operasi perusahaan di beberapa pasar, seperti di India. Alasan lainnya adalah bahwa pemilikan pemerintah dapat berarti satu-satunya pelanggan perusahaan di suatu negara adalah pemerintah negara itu (monopoli power).Pemasar memahami peranann pemerintah sebagai pengatur lingkungan ekonomi. Pemerintah merencanakan dan mengarahkan, mengenakan pajak dan mengatur perekonomian. Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal mempengaruhi penggunaan peralatan penetapan harga dan peralatan kredit oleh pemasar.

Kekuatan Ideologi1. Komunisme2. Kompensasi Kekayaan Ekspatriat3. Penghapusan dan penyitaan4. Kehancuran Komunisme5. Kapitalisme6. Peraturan dan Birokrasi7. Sosialisme8. Sosiallisme Eropa9. Sosialis di Negara Berkembang10. Konservatif atau Liberal

Kestabilan PolitikTidak ada definisi yang tepat untuk ketidakstabilan politik, tetapi ada beberapa indikatornya. Pertama adalah seringnya pergantian rezim yang berkuasa, yang biasanya berarti pergantian lingkungan politik dunia usaha. Kedua adalah timbulnya kekuasaan, pertikaian dan demontrasi di suatu negara. Ketiga adalah perbedaan budaya.

Badan Usah Milik Negara Mengapa perusahaan dinasionalisasi?

Alasannya adalah (1) menarik uang lebih banyak karena perusahaan dimaksud diperkirakan memiliki laba yang tinggi, (2) kelanjutan dari alasan pertama, pemerintah yakin mampu menjalankan perusahaan dimaksud dengan lebih efisien dan menghasilkan uang lebih banyak, (3) untuk tujuan ideologi, (4) untuk memperoleh dukungan suara karena para politisi beranggapan dapat menyelamatkan PHK tenaga kerja, dengan membantu perusahaan yang hampir runtuh untuk tetap dapat bertahan hidup dan bantuan tersebut dihentikan setelah pemilihan, (5) pemerintah telah menyuntikkan dana keperusahaan dana atau industri dan yang biasanya diikuti oleh pengendalian Persaingan tidak sehat

Hal ini disebabkan (1) perusahaan milik negara dapat menurun harga secara tidak wajarkarena tidak berorientasi mencari laba, (2) perusahaan milik negara dapat memperoleh dana /modal lebih mudah , (3) perusahaan milik negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah, (4) perusahaan milik negara memperoleh kemudahan ekspor, (5) perusahaan milik negara dapat menekan upah kerja dengan bantuan pemerintah.

LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONALDalam kegiatan dan perumusan strategi bisnis, perusahaan internasional biasanya mempertimbangkan berbagai faktor eksternal, tidak hanya ekonomi tetapi juga sosial-budaya politik dan kedaulatan hukum. Konsep kepentingan nasional dan pandangan hidup masyarakat setiap Negara berbeda karena itu perusahaan multinasional tidak bias secara bebas mengendalkikan seluruh kegiatannya di Negara tuan rumah. Perbedaan kepentingan nasional tidak menutup kemungkinan terjadinya konflik perusahaan internasional dengan mitra usahanya, masyarakat, konsumen, tenaga kerja lokal tuan rumah.Kedaulatan nasional Kehidupan nasional suatu negara jelas berbeda dengan kehidupoan negara-negar lain di dunia. Kehidupan nasional yang meliputi kehidupan ekonomi, sosial budaya, politik serta hukum secara unik berkembang atas dasar kedaulatan dalam batas wilayah nasional suatu negara, meskipun tidak tertutup kemungkinan terjadinya lintas sosial budaya, politik, ekonomi antar negara. Seperti apa yang dikemukakan oleh Farmer dan Richman.suatu negara bangsa secara khas memiliki sistem moneternya sendiri dan dikelola dengan cara apapun yang dinilai sesuai.

Oleh karena itu, untuk memasuki wilayah pemasaran negara lain, kemampuan untuk memahami serta beradaptasi dengan lingkungan kehisdupan setempat perlu dimiliki oleh perusahaan asing. Sebab, analisis aspek kehidupan negara tersebut sangat diperlukan dalam perumusan strategi perusahaan.

Disamping adanya dampak positif terhadap kehidupan ekonomi bagi pembangunan ekonomi suatu negara, peranan perusahaan multinasional sering mendapat kritikan. Dengan kata lain masuknya perusahaan asing dikhawatirkan akan melunturkan kedaulatan suatu bangsa.Kritik-kritik semacam ini, akan memperoleh kebenaran apabila perusahaan multinasional tidak menyesuaikan diri dengan tata kehidupan negara tuan rumah dan terlebih lagi apabila condong memaksakan atau berusaha mengendalikan sistem sosial budaya, politik dan ekonomi negara asal ke negara tuan rumah.

Walaupun demikian, ini tidak berarti bahwa perusahaan asing harus meninggalkan tata nilai kehidupan negara asalnya dan sasaran strategi perusahaannya. Pada tingkat tertentu, interaksi perusahaan multinasional dengan negara operasinya sering memberikan kontribusi positif bagi proses pertukaran budaya, alih teknologi, dan keterampilan manajemen yang bermanfaat bagi negara tuan rumah.

KEKUATAN HUKUMBerbagai upaya untuk mengadakan pelatihan di bidang kekuatan hukum yang berdampak pada bisnis internasional dibatalkan atau ditunda pelaksanaannya karena adanya berbagai tekanan. Bisnis internasional dipengaruhi oleh ribuan undang-undang dan peraturan mengenai bermacam-macam hal yang dikeluarkan oleh berbagai negara atau bangsa dan badan internasional. Terlebih dahulu akan kita melihat mengenai kekuatan hukum, khususnya yang berkaitan dengan perpajakan, kegiatan bisnis dan pelakunya, serta lainnya, seperti anti-trust yang melibatkan beberapa perusahaan.

Kekuatan Hukum Nasional yang SpesifikPerpajakanTujuan utama pajak-pajak tertentu tidak harus untuk meningkatkan pendapatan negara. Beberapa diantara berbagai tujuan pajak bukan penerimaan adalah untuk meredistribusikan pendapatan, menghimbau masyarakat untuk mengurangi atau tidak mengkonsumsi produk tertentu. Jumlah pajak yang harus dibayar disesuaikan dengan besarnya penghasilan pembayar pajak serta memperhatikan resiprositas berdasarkan perjanjian perpajakan (tax treaty) yang berlaku khususnya bagi warga negara asing.

Tujuan tersebut dimaksudkan untuk memberi tekanan politik dan ekonomi khususnya terhadap pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas pembuatan peraturan pajak dan pemungutannya. Berbagai pendekatan nasional. Di antara berbagai negara di dunia, terdapat banyak perbedaan dalam sistem pajaknya, antara lain sebagai berikut:

Tarif pajak. Tarif pajak berkisar dari yang relatif tinggi di beberapa negara Eropa Barat sampai nol di tax havens. Ada beberapa negara yang memberlakukan pajak atas laba modal (capitan gain tax) dan ada yang tidak. Negara-negara yang memilikinya mengenakan pajak atas keuntungan/laba modal dengan tarif yang berbeda-beda.

Jenis-jenis pajak. Ada beberapa jenis pajak. Kita baru memperkenalkan satu; pajak atas laba modal. Meskipun Amerika Serikat mengenakan pajak atas laba modal yang tinggi, tetapi masih mengandalkan sebagian besar penerimaannya dari pajak pendapatan. Semakin tinggi pendapatan seseorang atau perusahaan, maka mereka berkewajiban membayar pajak pendapatan yang semakin tinggi pula. Pada tahun 1970-an dan 1980-an rasa tidak puas akan pajak pendapatan dan pajak lainnya mulai berkembang. Hal ini mendorong lahirnya pajak pertambahan nilai (value added tax-VAT) di Kongres dan Perbendaharaan Negara Amerika Serikat. Banyak yang menyarankan agar Amerika Serikat menggunakan VAT seperti yang digunakan di negara-negara Eropa dan menjadikannya sebagai pendapatan utama. Ada kelompok yang setuju dengan VAT tetapi ada kelompok lain yang menolaknya. Kelompok yang setuju menyatakan VAT mudah dilaksanakan dan dapat meningkatkan pendapatan negara. Sedangkan yang menolak menyatakan bahwa VAT adalah jenis pajak konsumtif yang memberatkan bagi masyarakat kurang mampu.

Bentuk perpajakan lainnya yaitu unitary tax system (sistem perpajakan berdasarkan kesatuan atau kelompok). Perjanjian perpajakan internasional dibuat secara umum berdasarkan prinsip arms length atau water edge, yaitu keuntungan yang dikenakan pajak untuk cabang di sebuah negara akan dinilai seolah-olah cabang itu menjalankan bisnisnya secara mandiri. Perbedaan-perbedaan lain. Banyak lagi perbedaan-perbedaan lain, yang jumlahnya mungkin terlalu besar untuk disebutkan di sini. Di antaranya adalah insentif pajak untuk investasi di daerah tertentu, pembebasan pajak, biaya, depresiasi; kredit pajak luar negeri, waktu pembayaran, dan pajak perusahaan ganda.

Konvensi atau perjanjian tentang pajak. Karena banyaknya sistem perpajakan yang berbeda di masing-masing negara, beberapa negara telah saling menandatangani perjanjian perpajakan. Ada tidaknya perjanjian perpajakan sering menjadi bahan pertimbangan dalam membuat keputusan mengenai lokasi investasi dan bisnis internsional.

Menghilangkan wajib pajak. Pada dekade mendatang, perdagangan alat elektronik yang ditunjang dengan berbagai kemudahan, memungkinkan seseorang atau perusahaan memindahkan operasi dan tempat kedudukan mereka dari suatu negara ke negara lainnya. Oleh karena itu, akan lebih mudah bagi mereka untuk meninggalkan suatu negara yang pajaknya tinggi atau untuk menghindarkan pajak sama sekali dengan melakukan bisnisnya dalam Cyberspace.

Pengaturan Pelaksanaan Perdagangan Restriktif dan Anti-trust

Di bidang perpajakan, wajib pajak (dalam hal ini bisnis internasional) berhadapan dengan kolektor pajak (pemerintah). Tindakan-tindakan anti trust juga melibatkan dunia usaha berhadapan dengan pemerintah dan adakalanya pemerintah berhadapan dengan pemerintah. Undang-undang anti trust Amerika lebih pasti dan kuat daripada undang-undang anti trust negara lain. Meskipun demikian, negara-negara lain dan juga Uni Eropa mulai lebih aktif di bidang anti trust. Di Uni Eropa hukum ini kadang-kadang disebut undang-undang praktik perdagangan. Masih banyak perbedaan mengenai pelaksanaan peraturan dan hukum anti trust di Amerika Serikat, negara-negara lain dan Uni Eropa. Salah satu perbedaan yang menonjol adalah adanya upaya Amerika Serikat untuk menerapkan hukumnya hingga keluar wilayahnya. Berdasarkan hukum di AS kegiatan tertentu seperti penerapan harga dianggap tidak sah, walaupun tidak menimbulkan kerusakan atau kerugian.

Konflik antar pemerintah terjadi pada saat pemerintah Amerika Serikat memberlakukan hukum anti trust di luar wilayahnya. Ini disebut External Application of Law. Penerapan hukum ekstra teritorial dilakukan apabila sebuah negara berusaha menerapkan hukumnya pada orang asing atau bukan penduduk.

Tarif, Kuota dan Hambatan Perdagangan lainnyaSetiap negara telah memiliki hukum tentang hal ini. Penentuan tarif dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan negara dan melindungi produsen dalam negeri. Kuota yang membatasi jumlah impor dimaksudkan untuk memberikan perlindungan. Ada beberapa bentuk perlindungan atau hambatan untuk melakukan kegiatan dagang dengan menggunakan hukum nasional antara lain untuk produk yang berkaitan dengan kesehatan dan produk kemasan. Hambatan perdagangan lainnya adalah mengenai bahasa yang digunakan dalam label, iklan, buku petunjuk, peringatan, dan sebagainya. Tujuan dilaksanakan proteksi adalah untuk menyelamatkan lapangan kerja dalam negeri.

Pertanggungjawaban atas Produk, Perdata dan PidanaPertanggungjawaban pabrikan karena produk yang berbahaya atau salah produksi, banyak terdapat pada awal 1960-an dan berlanjut hingga tahun 1990-an yang menjadi beban tugas bagi para profesi hukum di Amerika Serikat. Premi asuransi untuk pertanggungjawaban atau jaminan produk mengalami lonjakan tajam. Sebagai akibatnya banyak perusahaan kecil tidak mampu bertahan. Di Amerika Serikat hakim dapat dijatuhkan hukuman agar tergugat memberi ganti rugi secara langsung maupun tidak langsung kepada para pengugat. Hukuman ganti rugi atas punitive damage dimaksudkan untuk memberikan hukuman kepada tergugat dan ganti rugi dimaksud dapat mencapai miliaran dolar untuk memberi pelajaran kepada terdakwa.

Pengawasan Jual Beli Mata UangOrang-orang yang masuk ke negara tertentu harus memberitahukan jumlah dan jenis uang yang dibawanya, hal ini dimaksudkan: (1) menghindari untuk membawa masuk mata uang nasional negara yang dikunjungi yang dibeli di luar negeri dengan kurs yang lebih baik daripada dinegara itu, (2) mendorong untuk membawa masuk mata uang yang memiliki nilai tukar kuat.

Aneka Macam HukumOrang yang bekerja di luar negeri harus berhati-hati agar tidak terjebak dalam hukum setempat atau pemerasan yang dilakukan oleh oknum polisi, tentara, atau pejabat pemerintah.

Kekuatan-kekuatan Internasional

Kontrak BisnisBila pihak yang menandatangani kontrak tinggal di satu negara, maka sebagai dasar hukum untuk kontrak tersebut termasuk penyelesaian masalah yang timbul, digunakan hukum yang berlaku di negara tersebut. Namun bila yang menandatangani kontrak tinggal di negara yang berbeda, maka penyelesaian masalah yang timbul tidak mudah. Arbitrasi adalah suatu proses, disepakati oleh pihak-pihak yang berselisih sebagai pengganti pergi ke pengadilan, di mana seseorang atau badan yang tidak memihak mengambil keputusan yang mengikat.

Paten, Merk Dagang, Nama Dagang, Hak Cipta dan Rahasia Dagang Kekayaan IntelektualPaten ialah suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada penemu suatu produk atau proses untuk memprabikasi, mengeksploitasi, menggunakan dan menjual penemuan atau proses tersebut.Merek Dagang dan Nama Dagang adalah rancangan dan nama suatu produk yang digunakan oleh para pedagang atau pabrikan dan biasanya terdaftar secara resmi. Sedangkan Hak Cipta adalah hak yang sah yang biasanya diberikan kepada penulis, komposer, kreator perangkat lunak, artis, dan penerbit untuk mempublikasikan dan menjual karya mereka. Rahasia Dagang adalah informasi tentang bisnis yang dirahasiakan. Semua hak tersebut termasuk dalam kekayaan intelektual.Spionase Industri. Upaya sebuah perusahaan untuk mencuri rahasia dagang perusahaan lain.

Kekuatan Standarisasi InternasionalKalangan industri Amerika Serikat memandang ISO (International Standarization Organization) dan IEC (International Eletrotechnical Commission) dianggap sesuatu yang membahayakannya. IEC mempromosikan standarisasi bahan dan peralatan untuk produk yang berkaitan dengan teknik elektro. Sedangkan ISO memberikan rekomendasi standar produk yang berkaitan dengan teknologi lain. Tujuan dikeluarkan ISO adalah untuk memberikan standar suatu produk secara internasional. hAmpir semua pemerintah dan perusahaan swasta di seluruh dunia menginginkan produk yang sesuai dengan standar ISO dan IEC.

PerpajakanJurisdiksi Pajak Nasional, sebuah sistem untuk warga negara ekspatriat dari suatu negara yang memperkenankan negara itu mengenakan pajak kepada mereka berdasarkan kebangsaannya, meskipun mereka tinggal dan bekerja di luar negeri.

Yurisdiksi Pajak Teritorial, warga negara ekspatriat baik yang tidak tinggal maupun bekerja di negara itu, dan karenanya tidak menerima jasa apapun sehingga harus membayar pajak dibebaskan dari pajak-pajak negara tersebut.

Undang-Undang Praktik Korupsi di Luar Negeri (Foreign Corrupt Practices Act FCPA)Pembayaran yang diragukan atau bermasalah, uang suap yang dibayarkan kepada para pejabat pemerintah oleh perusahaan untuk memperoleh kontrak pembelian dari pemerintah. Ada sejumlah ketidakpastian tentang istilah-istilah yang digunakan dalam FCPA. Diantaranya yang menarik menyangkut pelicin (grease).

ASPEK POLITIK

Aspek politik tergolong kritis dalam perlusan operasi perusahaan internasional. Perusahaan multinasional biasanya melakukan analisis resiko politik terhadap negara yang menjadi wilayah operasinya tidak mengherankan bagi suatu perusahaan untuk tidak melakukan investasi di negara yang mengalami peperangan atau instabilitas politik dalam negeri sikap ini didasari akan kekhawatiran akan perubahan situasi politik yang bisa merugikan operasi perusahan multinasional.

Sebagai contoh, suatu studi untuk PBB, menunjukkan 1705 perusahaan transnasional yang dibebaskan secara paksa (divestment) di 79 negara berkembang selama 20 tahun dari tahun 1960-tahun 1979.masalah perusaaan multinasional yang sering menjadi topik perdebatan politik, karena kehadirannya yang mempengaruhi politik dalam negeri suatu negara. Meluasnya operasi perusahaan multinasional di negara-negara berkembang dikhawatirkan akan mengurangi bobot kedaulatan negara, dan tidak jarang dicurigai sebagai bentuk perluasan kapitalisme yang bertentangan dengan prinsip/ ideologi nasional mereka.Kehadiran ninvestasi negara-negara barat dan jepang sempat menjadi masalah politik dalam negeri Indonesia. Di mata orang indonesia aspek dari modal asing ini dianggap sebagai pengaruh negatif dari kebijaksanaan-kebijaksanaan sekarang diberlakukan. Karena mereka berpendapat penanaman modal asing telah memperbesar ketergantungan Indonesia kepada negara-negara barat dan jepang.

KEKUATAN POLITIKAda beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan dalam dunia bisnis seperti kondisi politik, sumber alam dan cuaca di negara yang bersangkutan. Selain itu, perlu juga diperhatikan stabilitas dan hasrat pemerintah dalam mendorong pertumbuhan investasi, juga perkiraan geografis dan sumber alam. Banyak kekuatan politik yang harus dihadapi bisnis, mempunyai sumber-sumber ideologi dan ada banyak lagi sumber-sumber lainnya. Hal ini meliputi masalah nasionalisme, terorisme, budaya, tingkat stabilitas pemerintah, hubungan dengan organisasi internasional dan badan usaha milik negara.

Kekuatan IdeologiBeberapa ideologi seperti komunisme, sosialisme, kapitalisme, liberal dan konservatif, sayap kiri dan sayap kanan sering digunakan untuk menjelaskan pemerintah, partai politik dan masyarakat. KomunismeKomunisme yang dicetuskan oleh Karl Marx adalah teori perubahan sosial yang diarahkan kepada cita-cita masyarakat tanpa kelas. Komunis yang dikembangkan oleh Lenin dan lain-lainnya melibatkan penguasaan kekuatan melalui partai politik konspirasi, memelihara kekuatan dengan menekan keras oposisi internal, dan komitmen untuk mencapai tujuan akhir sebuah negara komunis dunia.

Pengambilalihan (expropriation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang asing, diikuti dengan kompensasi yang segera, memadai dan efektif yang dibayarkan kepada pemilik sebelumnya.Penyitaan (confiscation) . Penyitaan pemerintah atas kekayaan di dalam batas negaranya sendiri yang dimiliki orang-orang asing, tanpa pembayaran kepada mereka.

KapitalismeKapitalisme adalah sistem ekonomi di mana alat-alat produksi dan distribusi sebagian besar dimiliki dan dioperasikan oleh swasta untuk keuntungan pribadi. Realitas dalam negara kapitalis benar-benar sangat kompleks. Pemerintah kapitalis biasanya mengatur usaha milik swasta dengan cukup ketat dan pemerintah memiliki badan-badan usaha. SosialismeSosialisme adalah Kepemilikan oleh masyarakat secara kolektif atas alat-alat produksi dan distribusi dasar, dioperasikan untuk digunakan ketimbang mencari laba. Dalam pelaksanaannya, pemerintah sosialis bervariasi dan cenderung tidak konsisten dengan doktrin. Salah satu contoh misalnya Singapura yang menurut bentuknya negara sosialis tetapi dalam kenyataannya adalah kapitalis agresif.

Konservatif atau LiberalKita tidak akan meninggalkan pokok bahasan ideologi tanpa menyebutkan kata-kata ini seperti yang telah digunakan di pertengahan dan akhir abab 20. Secara politis, di Amerika Serikat kata konservatif dapat dikonotasikan seorang, kelompok, atau partai yang ingin meminimalkan kegiatan pemerintah dan memaksimalkan kegiatan usaha swasta dan perorangan. Konservatif dapat diartikan sesuatu yang dianggap sebagai sayap kanan, tetapi di Amerika Serikat dan Inggris yang terakhir ini lebih bersifat ekstrim. Konotasi konservatif berbeda-beda tergantung aplikasinya. Kelompok masyarakat atau kelompok lainnya yang mencoba merintangi dan bahkan menghentikan kegiatan yang dilakukan pemerintah disebut konservatif. Sedangkan di Amerika dan Inggris kelompok konservatif menghendaki keterlibatan pemerintah sekecil mungkin. Secara politis pada awal abab 20 di Amerika, kata liberal berarti sebaliknya dari yang diartikan pada abab 19. Liberal sama dengan sayap kiri, tetapi yang terakhir ini pada umumnya cenderung menunjukkan posisi yang lebih ekstrim dan lebih dekat kepada sosialisme dan komunisme.

Badan Usaha Milik NegaraKita mungkin berpendapat bahwa kepemilikan pemerintah atas faktor produksi hanya ditemukan di negara-negara komunis atau sosialis, tetapi pendapat tersebut tidak benar.Segmen bisnis besar dikuasai oleh pemerintah suatu negara yang tidak menganggap dirinya sendiri sebagai komunis atau sosialis. Banyak alasan mungkin tumpang tindih, mengapa pemerintah menguasai perusahaan. Alasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Menarik uang karena perusahaan dimaksud diperkirakan memperoleh banyak laba. Pemerintah yakin mampu mengoperasionalkan perusahaan dimaksud dengan lebih efisien dan lebih banyak menghasilkan uang. Untuk tujuan ideologi, khususnya apabila sayap kiri pemerintah memenangkan pemilihan dan bermaksud menasionalisasi perusahaan. Untuk memperoleh dukungan suara Karena pemerintah telah menyuntikkan dana ke perusahaan atau industri sebagai akibat dari hasil pengawasan.

Bila terjadi persaingan antara perusahaan milik negara dengan perusahaan swasta biasanya perusahaan milik pemerintah menang dan mendapatkan keuntungan. Hal ini disebabkan:Perusahaan milik negara dapat menurunkan harga secara tidak wajar karena tidak berorientasi untuk mencari laba. Perusahaan milik negara dapat memperoleh dana/modal lebih murah. Perusahaan milik negara memperoleh kontrak kerja dari pemerintah. Pemerintah milik negara memperoleh kemudahan ekspor. Perusahaan milik negara mendapat bantuan tenaga dari pemerintah sehingga mengurangi biaya upah.

PrivatisasiPrivatisasi adalah pemindahan aset sektor publik kepada sektor swasta, pemindahan manajemen kegiatan negara melalui kontrak-kontrak dan leasing, dan mengontrakkan kepada pihak luar kegiatan-kegiatan yang sebelumnya dilaksanakan oleh negara. Perlu dicatat bahwa privatisasi tidak selalu berarti pemindahan kepemilikan dari pemerintah ke swasta. Privatisasi dapat berupa kontrak dengan swasta untuk kegiatan yang semula dilaksanakan oleh pemerintah. Privatisasi juga dapat dilaksanakan dengan usaha patungan, kerjasama dalam mengoperasikan usaha yang semula sepenuhnya dikelola oleh pemerintah.

NasionalismeNasionalisme adalah pengabdian kepada bangsa, aspirasi atau kepentingan politik dan ekonomi serta tradisi sosial dan budaya sendiri. Dampak nasionalisme terhadap perusahaan internasional antara lain; Permintaan lokal terhadap produk perakitan atau pabrikasi sangat minim. Reservasi industri tertentu khususnya perusahaan lokal. Pemerintah lebih suka menggunakan jasa pemasok lokal. Pembatasan jumlah dan jenis tenaga asing. Proteksi dengan menggunakan tarif, kuota dan lainnya. Mengusahakan Solusi Prancis daripada pengambilalihan asing terhadap perusahaan lokal. Yang paling ekstrim terjadinya pengambilalihan atau penyitaan.

Proteksi PemerintahBerdasarakan fakta sejarah, fungsi pemerintah, apapun ideologinya, pasti melakukan proteksi atas kegiatan ekonomi, pertanian, pertambangan dan sebagainya dalam wilayah kekuasaannya. Proteksi ini dilakukan bila ada serangan, kerusakan perampokkan oleh teroris, bandit atau gerakan revolusioner serta penyerbuan dari negara lain.Terorisme. Tindakan kekerasan melawan hukum yang diikatkan untuk bermacam-macam alasan, termasuk menggulingkan pemerintahan, memperoleh pembebasan rekan-rekannya yang dipenjara, pembalasan yang pasti untuk kesalahan-kesalahan nyata maupun khayalan, dan menghukum orang-orang yang tidak mempercayai agama teroris tersebut. Sejak tahun 1970-an, dunia dikejutkan dengan terorisme. Beberapa kelompok telah melakukan pembajakan pesawat, penembakan dan penculikan orang, dan pengeboman orang dan benda lainnya. Kelompok teroris tidak suka dengan keteraturan masyarakat, ekonomi dan politik.Perubahan Terorisme. Ditinjau dari sisi positifnya, teroris di Eropa Timur dan Uni Soviet telah kehilangan apa yang menjadi haknya, seperti pekerjaan dan mengikuti pendidikan. Ditinjau dari sisi negatifnya, beberapa kegiatan teroris telah menghancurkan kejayaan soviet. Kelompok teroris yang dibentuk berdasarkan suku seperti yang terjadi di Eropa, berjuang untuk kepentingan sukunya termasuk tanah untuk rakyatnya.

Stabilitas PemerintahanPemerintah dapat dikatakan stabil apabila ia dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri dan jika kebijaksanaan fiskal, moneter dan politik dapat diramalkan dan tidak terkena perubahan-perubahan radikal dan tiba-tiba. Stabilitas pemerintahan dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pertama sekadar memelihara kemampuan untuk tetap memerintah, atau membuat kebijaksanaan pemerintah yang stabil dan permanen. Dengan terciptanya kestabilan, kebijaksanaan pemerintah atau bila ada perubahan secara bertahap, dapat meningkatkan dan menstabilkan dunia usaha (kegiatan perdagangan dan keuangan).Instabilitas pemerintah yang tidak stabil adalah kebalikan dari yang stabil; ia tidak dapat mempertahankan kekuasaannya sendiri atau melakukan perubahan-perubahan kebijaksanaan yang tiba-tiba, tidak dapat diprediksi dan tiba-tiba.

ASPEK SOSIAL BUDAYA

Perbedaan struktur sosial budaya, yang mirip hasil produk budaya masyarakat maju, merupakan kendala bagi perusahaan internasional. Suatu perusahaan asing secara sadar/ tidak, membawa tata nilai budaya negara asalnya, yang berlainan dengan tata nilai masyarakat setempat, sehingga memungkinkan terjadinya bentrokan sosial budaya antar kedua belah pihak.

Aspek sosial budaya ini dapat mempengaruhi fungsi-fugsi manajemen, pemasaran, sumber daya manusia, produksi, dan strategi perusahaan. Banyak contoh bisa dikemukakan, tetapi yang jelas perusahaan multinasional sebaiknya menyesuaikan strateginya dengan sistem sosial budaya masyarakat lokal. Adaptasi sosial budaya dimaksudkan untuk mengurangi resiko konflik atau pertentangan sosial budaya dengan masyarakat lokal.Contoh:Masuknya produk-produknya impor, hamburger, dan lain-lain telah merubah gaya hidup masyarakat terutama yang ingin mengidentifikasikan diri sebagai masyarakat modern.Norma budaya barat melakukan sikap ibyektif atas dasar analisis fakta, sedangkan budaya timur mendasarkan pada hal yang pribadi, emosional, mistikal dan lain-lain.Dalam budaya timur jauh, sikap sopansantun dianggap lebih bernilai daripada kebenaran. Eksekutif jepang, misalnya, merasa tidak wajar untuk mengatakan tidak dalam situasi-situasi tertentu. Penghargaan terhadap waktu dan lain-lain.

Budaya Mempengaruhi Semua Fungsi BisnisPemasaran. Dalam pemasaran misalnya, beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama di semua pasar.Manajemen sumber daya manusia. Budaya nasional juga merupakan kunci yang menentukan untuk mengevaluasi para manajer. Di Amerika Serikat, umumnya keberhasilan merupakan kriteria bagi pemilihan dan promosi para eksekutif, tetapi di Inggris, seorang manajer umum (general manager) Amerika mengeluh karena orang-orang dipromosikan dengan mempertimbangkan sekolah yang telah diselesaikannya dan latar belakang keluarga mereka tetapi bukan karena keberhasilannya.Produksi dan Keuangan. Permasalahan yang dapat timbul pada bagian kepegawaian karena perbedaan sikap terhadap penguasa, merupakan variabel sosiokultural yang lain. Orang-orang Amerika Latin secara tradisional telah menganggap manajer sebagai patron (guru), tokoh otokratis yang bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka. Ketika para manajer Amerika yang terbiasa dengan gaya kepemimpinan partisipatif dipindahkan ke Amerika Latin, mereka harus menjadi lebih otoriter, jika tidak, karyawan-karyawannya akan menganggapnya lemah dan tidak mampu, lalu mereka akan menghadapi kesulitan serius agar perintah-perintahnya dilaksanakan. Para manajer produksi menemukan bahwa sikap terhadap perubahan dapat berpengaruh serius terhadap penerimaan metode produksi baru; bahkan para bendaharawan mengetahui ampuhnya kekuatan sosiokultural. Ketika mengadakan pendekatan kepada bank-bank lokal, dengan dibekali neraca lajur yang bagus sekali, akhirnya mengetahui bahwa bank-bank itu lebih mementingkan siapa mereka daripada berapa kuat perusahaan mereka. Salah satu alasan timbulnya permasalahan keuangan Disney di Paris adalah sikap arogan dan tidak sensitif dari para eksekutif Disney terhadap budaya bisnis Eropa.

bekerja, tidak peduli apa pertalian keluarganya. Asosiasi. Unit-unit sosial yang tidak berdasarkan hubungan keluarga, dikenal sebagai asosiasi oleh para ahli antropologi, bisa dibentuk berdasarkan umur, jenis kelamin atau minat yang sama. Umur/usia. Para pabrikan barang-barang konsumen cukup sadar mengenai pentingnya membuat segmentasi pasar berdasarkan kelompok umur, yang sering kali mengabaikan budaya. Kenyataan ini telah memungkinkan para pemasar berhasil menjual produk-produk seperti pakaian dan rekaman pasar muda-mudi baik di negara maju maupun berkembang. Gender. Pada umumnya, negara-negara yang kurang maju kurang memiliki persamaan gender dalam hal kesempatan kerja dan pendidikan. Meskipun dewasa ini, Cina menawarkan ucapan selamat hanya atas kelahiran seorang anak; kelahiran anak perempuan mengakibatkan perasaan duka.

1. Perspektif Global

Tidak ada perusahaan, domestik maupun internasional, besar maupun kecil, dapat melakukan bisnis tanpa mempertimbangkan pengaruh lingkungan politik di mana perusahaan tersebut beroperasi. Pemerintah tuan rumah maupun negara asal adalah partner yang integral. Pemerintah akan bereaksi atas permasalahan yang muncul dalam pemasaran internasional.Hukum internasional mengakui hak kedaulatan sebuah bangsa untuk memberikan atau tidak izin untuk melakukan bisnis dalam batas-batas politknya, dan mengendalikan di mana warga negaranya melakukan bisnis. Negara berdaulat merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal,

1. Mempunyai kesetaraan yang legal yang utuh terhadap Negara-negara lain.

2. Memerintah teritorialnya sendiri.

3. Memilih system politik, ekonominya, dan sosialnya sendiri.

4. Mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan Negara lain.

2. Kedaulatan Bangsa-Bangsa

Dalam konteks hukum internasional, sebuah negara berdaulat merdeka dan bebas dari semua kendali eksternal; mempunyai kesetaraan legal yang utuh terhadap negara-negara lain; memerintah teritorinya sendiri; memilih sistem politik, sosial, ekonominya sendiri; dan mempunyai kekuasaan untuk mengadakan perjanjian dengan negara-negara lain.Kedaulatan berkaitan dengan kekuatan yang dimiliki sebuah negara dalam hubungannya dengan negara lain dan kekuasaan tertinggi yang dimiliki atas warganya sendiri. Sebuah negara menetapkan persyaratan untuk kewarganegaraan, menentukan batasan-batasan geografis, dan mengendalikan perdagangan dan pergerakan orang dan barang melintasi perbatasan-perbatasannya.

3. Stabilitas Kebijakan Pemerintah

Iklim politik yang ideal untuk sebuah perusahaan multinasional adalah pemerintah yang stabil dan ramah. Karena bisnis-bisnis asing dinilai berdasarkan standar yang bervariasi seperti halnya bangsa-bangsa, stabilitas, dan keramahan pemerintahan dalam setiap negara harus dinilai sebagai suatu praktik bisnis yang berkelanjutan.Jika terdapat potensi keuntungan dan jika diizinkan untuk beroperasi dalam sebuah negara, perusahaan-perusahaan multinasional dapat berfungsi di bawah pemerintahan jenis apapun selama terdapat stabilitas dan kemampuan untuk diprediksi dalam jangka panjang.Terdapat lima penyebab politis dari instabilitas dalam pasar internasional:

1. Beberapa bentuk pemerintahan tampak bersifat tidak stabil.2. Perubahan-perubahan dalam partai politik selama pemilihan umum mungkin mempunyai pengaruh besar pada kondisi perdagangan.3. Nasionalisme.4. Rasa permusuhan yang ditujukan terhadap negara-negara tertentu.5. Perselisihhan perdagangan itu sendiri.

- Bentuk-Bentuk Pemerintahan*Afghanistan Republik islam*Belarusia Republik, meskipun faktanya sebuah pemerintahan diktator*Bosnia dan Herzegovina Republik demokrasi federal yang sedang muncul*Myanmar Junta militer*Kanada Konfederasi dengan demokrasi parlementer*Cina Negara komunis*Republik Demokrasi Kongo Pemerintahan diktator, agaknya sedang menjalani transisi ke pemerintahan yang representatif*Kuba Negara komunis*Iran Republik terokratis*Libya Jamahiriya secara teori, diperintah oleh populasi melalui dewan lokal; secara fakta

- sebuah pemerintahan diktator militer*Korea Utara Nagara komunis*Arab Saudi Monarki*Somalia Tidak ada pemerintah nasional permanen, pemerintahan federal parlementer transisi*Sudan Rezim otoriter-junta militer yang berkuasa*Inggris Monarki konstitusional*Amerika Serikat Republik federal konstitusional*Uzbekistan Republik, kekuasaan presidensial otoriter, dengan sedikit kekuasaan di luar cabang eksekutif*Vietnam Negara komunis

4. Partai-Partai Politik

Seorang pemasar yang cerdik harus memahami semua aspek dari medan politik agar selalu mengetahui dengan baik informasi mengenai lingkungan politik. Pergantian yang tidak dapat diprediksi dan drastis dalam kebijakan pemerintah akan menghalangi investasi, apapun yang menyebabkan pergantian tersebut.Jadi, suatu penilaian dari filosofi dan sikap politik dalam sebuah negara adalah penting untuk mengukur stabilitas dan daya tarik sebuah pemerintahan dalam hubungannya dengan potensi pasar.

5. Nasionalisme

Nasionalisme merupakan perasaan yang intens akan harga diri dan kesatuan nasional, suatu kesadaran dari penduduk sebuah bangsa akan harga diri terhadap negara mereka.Nasionalisme ekonomi mempunyai tujuan utama, yaitu melindungi otonom ekonomi nasional di mana penduduknya mengidentifikasikan kepentingannya dengan perlindungan kedaulatan negara di mana mereka tinggal.

6. Ketakutan dan/atau Kebencian yang Terarah

Merupakan hal yang penting bagi para pemasar agar tidak mencampurkan nasionalisme, di mana kebencian diarahkan secara umum terhadap semua negara-negara asing, dengan ketakutan atau kebencian yang luas terarah pada negara tertentu.Penting untuk disadari bahwa tidak ada bangsa-bangsa, betapapun kuatnya, yang aan menoleransi penetrasi oleh sebuah perusahaan asing ke dalam pasar dan ekonominya, jika hal tersebut dirasa sebagai ancaman sosial, kultural, ekonomi, atau politis terhadap kesejahteraanya.

7. Resiko-Resiko Politis dari Bisnis Global

Isu-isu kedaulatan, filosofi politik yang berbeda, dan nasionalisme terwujud dalam sebuah besar tindakan-tindakan pemerintah yang meningkatkan bisnis global. Resiko dapat berbentuk penyitaan, yang paling kasar, sampai pada banyak aturan dan regulasi pemerintah yang lebih lunak tetapi tetap signifikan, seperti pengendalian perdagangan, pembatasan impor, dan pengendalian harga yang secara langsung mempengaruhi kinerja aktivitas bisnis.Dari semua resiko politik, yang paling merugikan adalah tindakan-tindakan yang mengakibatkan pemindahan ekuiti dari perusahaan kepada pemerintah, dengan atau tanpa kompensasi yang memadai.

1. Penyitaan, Pengambilalihan, dan Domestikasi

Resiko politik yang paling berat adalah penyitaan, yaitu perampasan aset-aset perusahaan tanpa pembayaran.Resiko kedua adalah pengambilalihan, pemerintah mengambil sebuah investasi tetapi memberi pembayaran ganti rugi untuk aset-aset tersebut.Resiko jenis ketiga adalah domestikasi, hal ini terjadi ketika negara tuan rumah secara perlahan mengalihkan investasi asing kepada kendali dan kepemilikan nasional, melalui serangkaian surat keputusan pemerintah dengan memerintahkan kepemilikan lokal, dan keterlibatan nasional yang lebih besar dalam manajemen sebuah perusahaan. Tujuan utamanya adalah untuk memaksa investor-investor asing membagi lebih banyak kepemilikan, manajemen, dan keuntungan dengan warga negara asli dibandingkan sebelum dilakukannya domestikasi.

2. Resiko Ekonomi

Perusahaan-perusahaan internasional selalu dihadapkan pada berbagai resiko ekonomi yang dapat terjadi tanpa adanya peringatan yang berarti.

a. Pengendalian nilai tukar

Pengendalian nilai tukar disebabkan oleh kekurangan dalam pertukaran devisa yang dilakukan oleh sebuah negara. Ketika sebuah negara menghadapi kekurangan dalam pertukaran devisa, dan/atau sejumlah besar modal meninggalkan negara tersebut, kendali dapat diterapkan atas semua pergerakan modal, atau secara selektif terhadap perusahaan-perusahaan yang paling rentan secara politik untuk menjaga persediaan devisa untuk digunakan pada hal-hal paling penting.

b. Hukum kandungan lokalSebagai tambahan atas pembatasan impor terhadap barang-barang penting dalam upaya memaksa pembelian lokal, berbagai negara sering kali mengharuskan sebagian dari semua produk yang dijual dalam negara tersebut untuk memiliki kandungan lokal, yaitu untuk memasukkan kandungan bagian-bagian yang dibuat di dalam negeri.c. Pembatasan imporPembahasan selektif pada impor bahan mentah, mesin, dan suku cadang adalah strategi yang paling umum untuk memaksa industri asing membeli lebih banyak barang dalam negeri, dan dengan demikian menciptakan pasar bagi industri lokal.

d. Pengendalian pajakBagi negara-negara terbelakang dengan ekonomi yang secara konstan terancam karena kekurangan dana, pemajakan yang keterlaluan atas investasi asing yang berhasil sangat menarik bagi sejumlah pejabat pemerintah sebagai cara yang mudah dan cepat untuk mendapatkan dana operasional.

e. Pengendalian hargaProduk penting yang menimbulkan minat publik yang besar, sering kali berpengaruh pada pengendalian harga.

f. Permasalahan pekerjaDi Perancis, keyakian pada pekerjaan penuh waktuhampir seimbang dengan semangat religius; pemecatan dalam jumlah berapapun, terutama oleh perusahaan asing, dianggap sebagai krisis nasional.3. Sanksi PolitisSatu atau sekelompok negara dapat memboikot negara lain, dengan begitu menghentikan semua perdagangan antara negara-negara tersebut, atau dapat mengeluarkan sanksi terhadap perdagangan produk-produk tertentu.Sejarah menunjukkan bahwa pemberian sanksi hampir selalu tidak berhasil dalam mencapai tujuan yang tidak diinginkan, terlebih lagi jika negara-negra pedagang besar lainnya mengabaikan sanksi tersebut.

4. Aktivis Politis dan Sosial, dan Organisasi NonpemerintahMeskipun biasanya tidak ada sanksi secara resmi yang diberikan pemerintah, dampak dari para aktivis politis dan sosial (APS) juga dapat menghambat laju perdagangan normal.Satu dari aksi APS yang paling efektif dan paling terkemuka adalah kasus minyak kelapa sawit Indonesia di Negara barat. Para aktivis lingkungan menuntut para perusahaan yang dalam proses produksinya menggunakan bahan minyak kelapa sawit untuk tidak menggunakan minyak kelapa sawit Indonesia. Hal ini disebabkan adanya informasi bahwa untuk membuka perkebunan kelapa sawit di Indonesia, para pengusaha membuka lahan dengan menebang hutan secara brutal, sehingga tingkat deforestasi di Indonesia sangat tinggi dan lingkungan hutan di Indonesia pun menjadi rusak. Aksi mereka mengakibatkan nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia menjadi turun drastis. Berikut contoh organisasi nonpemerintah yang cukup dikenal di berbagai Negara: Greenpaeces Consumers international Palang merah Bulan sabit merah Amnesty internasional Unicef Oxam Habitat for unity

5. Kekerasan dan Terorisme

Meskipun kekerasan tidak diprakarsai oleh pemerintah, tetapi kekerasan merupakan salah satu resiko yang yang perlu dipertimbangkan untuk perusahaan multinasional dalam menilai kerentanan politis aktivitas-aktivitas mereka. Contoh aktivitas kekerasan:

Ancaman kekerasan terhadap perusahaan melalui surat kaleng maupun telepon gelap. Penculikan terhadap para eksekutif perusahaan multinasional.

Sedangkan terorisme sendiri mempunyai tujuan yang berbeda. Perusahaan-perusahaan multinasional dijadikan sasaran untuk mempermalukan sebuah pemerintahan dan hubungannya dengan berbagai perusahaan. Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia adalah aksi teroris di hotel Ritz Carthlon Jakarta, salah satu hotel yang mempunyai jaringan di berbagai Negara di dunia. Dalam aksi ini pula menewaskan salah satu dewan komisaris perusahaan semen internasional, Holcim.

6. Kejahatan di Internet

Meskipun masih dalam masa pertumbuhan, internet adalah sarana untuk melakukan serangan teroris dan kejahatan bagi musuh asing dan domestik yang ingin menimbulkan kerusakan pada sebuah perusahaan dengan kemungkinan kecil untuk tertangkap. Salah satu kesulitan melacak kejahatan di internet adalah sulit menentukan apakah suatu serangan internet merupakan ulah dari Negara yang jahat, teroris, atau hacker sebagai lelucon.Dikala suatu virus telah dilancarkan maka setiap gelombang virus mempunyai kemampuan yang semakin merusak dan menyebar dengan sangat cepat, sehingga kerusakan yang parah terjadi sebelum dapat dihentikan.Selain ancaman virus, kejahatan lain adalah penipuan melalui jaringan internet. Ini akan dapat pula menjatuhkan citra perusahaan. Misalnya, konsumen melakukan pembelian melalui internet, namun ia tidak tahu bahwa website dimana ia memesan barang bukanlah website resmi (official site) dari perusahaan itu. Dan ia pun tertipu, ia tidak mendapat barang sesuai pesanan, terutama kualitas dari barang tersebut. Sehingga, perusahaan resmi akan mendapat komplain atas hal tersebut, karenanya kepercayaan masyarakat akan dapat menurun karenanya.

7. Menilai Kerentanan Politis

Setidaknya banyak alasan bagi kerentanan politis sebuah perusahaan sama dengan banyaknya filosofi politis, variasi ekonomi, dan perbedaan kultural. Beberapa perusahaan tampaknya lebih rentan secara politis dibandingkan lainnya, sehingga mereka menerima perhatian khusus dari pemerintah.Sayangnya, seorang pemasar tidak mempunyai panduan mutlak yang harus diikuti untuk menentukan apakah sebuah perusahaan dan produknya akan menjadi subjek perhatian politis. Negara-negara yang mencari investasi dalam industri prioritas tinggi mungkin akan membebaskan perusahaan dari pajak, bea, kuota, pengendalian devisa, dan rintangan investasi lainnya.Contoh kasus yang berkaitan dengan hal ini adalah usaha bersama Continental Can Company untuk membuat kaleng bagi pasar Cina menghadapi rentetan pembatasan ketika ekonomi Cina melemah. Cina menetapkan bahwa minuman kaleng adalah pemborosan, dan harus dilarang dari semua pesta dan perjamuan Negara. Tarif pajak alumunium dan material lainnya, yang diimpor untuk memproduksi kaleng, berlipat ganda, dan diterapkan pajak baru pada konsumsi minuman kaleng. Untuk Continental Can, sebuah investasi yang berpotensi menguntungkan, dibuat tidak lagi menguntungkan oleh perubahan sikap pemerintah Cina setelah beberapa tahun.

8. Produk dan Isu yang Sensitif secara Politis

Meskipn tidak ada panduan khusus untuk menentukan kerentanan sebuah produk pada tingkat apapun, terdapat sejumlah generalisasi yang membantu mengidentifikasi kecenderungan produk untuk menjadi sensitif secara politis. Produk-produk yang dianggap berpengaruh pada lingkungan, nilai tukar mata uang, keamanan nasional dan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan yang menyolok secara public atau menjadi subjek perdebatan public, semuanya lebih berkemungkinan untuk menjadi sensitif secara politis.Kesehatan sering kali menjadi subjek perdebatan publik, dan produk-produk yang mempengaruhi atau dipengaruhi isu kesehatan mungkin sensitive terhadap perhatian politis. Kasus yang masih hangat adalah ditariknya Indomie oleh pemerintah Taiwan dari pasaran di Taiwan, karena ditengarai mengandung bahan pengawet yang dilarang di Taiwan. Bahan ini terdapat pada saus dan kecap dari Indomie Goreng. Untuk tetap mempertahankan pasar di Negara lain, pihak Indofood, sebagai produsen Indomie, melakukan konfirmasi pada beberapa Negara untuk menyatakan bahwa produk mereka aman dikonsumsi. Dan, akhirnya otoritas pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Singapura menyatakan bahwa Indomie aman untuk dikonsumsi. Dan bahkan pemerintah Indonesia mengajukan klarifikasi kepada pemerintah Taiwan mengenai penarikan produk Indomie tersebut.

9. Meramalkan Resiko Politisuntuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kejadian-kejadian politis, dan potensi pengaruh mereka pada keputusan-keputusan bisnis internasional sekarang dan di masa depan.Penilaian resiko digunakan untuk memperkirakan tingkat resiko yang akan dipikul perusahaan pada saat melakukan investasi, dan untuk membantu menentukan jumlah resiko yang siap diterima oleh perusahaan tersebut. Pada masa perpindahan era orde baru ke reformasi di Indonesia, terjadi ketidakstabilan keadaan politik yang berimbas pada ketidakstabilan keamanan. Banyak perusahaan yang bangkrut karena terjadi huru-hara di berbagai daerah. Para investor memindahkan investasinya dari Indonesia ke Negara lain yang mereka ramalkan lebih stabil keadaan politisnya. Ini bukti bahwa lingkungan politik sangat memengaruhi sektor pemasaran internasional.

10. Memperkecil Kerentanan Politis

Meskipun perusahaan tidak dapat secara langsung mengendalikan atau mengubah lingkungan politik di Negara tempat perusahaan tersebut beroperasi, usaha bisnis tertentu bisa mengambil tindakan untuk mengurangi derajat kerentanan terhadap resiko yang ditimbulkan politik. Perusahaan harus mengelola urusan eksternal di pasar asing untuk memastikan bahwa pemerintah dan publik menyadari kontribusi mereka kepada ekonomi, sosial dan perkembangan manusia di Negara tersebut. Hubungan antara pemerintah dan perusahaan multinasional biasanya positif jika investasi tersebut:

a. Memperbaiki neraca pembayaran dengan meningkatkan ekspor atau mengurangi impor melalui substitusi impor.b. Menggunakan sumber-sumber yang diproduksi lokal.c. Mengalihkan modal, teknologi, dan/atau ketrampilan.d. Mensiptakan pekerjaan.e. Memberi kontribusi pajak.

Selain kontribusi ekonomi yang disumbangkan perusaahaan, kedermawanan korporasi juga membantu menciptakan citra positif dalam populasi umum. Banyak perusahaam multinasional berusaha keras memberikan manfaat kepada Negara melalui program sosial mereka, yang juga akan memperbaiki citra mereka. Kegiatan ini biasanya dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR).Meskipun berbagai perusahaan berusaha keras menjadi warga korporasi yang baik di Negara tuan rumah mereka, partai politik yang mencari publisitas atau kambing hitam untuk kegagalan mereka, sering kali, demi kepentingan mereka sendiri, membuat opini public terfokus pada aspek negative perusahaan multinasional, baik benar maupun tidak. Perusahaan yang membentuk akar local yang dalam dan menunjukkan contoh nyata, daripada hanya dengan kata-kata kosong, bahwa strategi mereka selaras dengan tujuan jangka panjang Negara tuan rumah, akan mendapatkan kesempatan paling baik dalam mempertahankan citra positif.Selain aktivitas korporasi yang berfokus pada tujuan sosial dan ekonomi Negara tuan rumah serta kewarganegaraan korporasi yang baik, perusahaan multinasional dapat menggunakan strategi lainnya untuk meminimalkan kerentanan dan resiko politis.

Kerja Sama

Kerja sama dapat dilakukan dengan perusahaan multinasional lokal maupun negara ketiga lainnya, yang akan membatasi keterbukaan finansial perusahaan, dan biasanya lebih jarang terkena pelecahan politis. Kerja sama dengan local membantu meminimalkan perasaan anti-perusahaan multinasional, dan kerja sama dengan perusahaan multinasional lainnya menambahkan kekuatan Negara pihak ketiga dalam menawar.

Pengembangan Bisnis Investasi

Strategi yang lain adalah dengan melibatkan beberapa investor dan bank dalam membiayai investasi di negara tuan rumah. Cara ini memberi keuntungan ketika terjadi ancaman pengambilalihan atau pelecehan oleh pemerintah dengan memanfaatkan kekuatan bank tersebut. Strategi ini akan sangat kuat jika bank telah memberikan pinjaman kepada pemerintah Negara tuan rumah; jika pemerintah memberikan ancaman pengambilalihan atau sejenisnya, bank yang membiayai akan mempunyai pengaruh besar pada pemerintah.

Pemberian Lisensi

Strategi yang ditemukan beberapa perusahaan yang mengeliminasi hampir semua resiko adalah untuk memberikan lisensi teknologi dengan imbalan bayaran tertentu. Pemberian lisensi menjadi efektif apabila teknologi tersebut unik dan beresiko tinggi. Tentu saja ada sejumlah resiko yang ditanggung karena pemegang lisensi bisa saja menolak membayar biaya yang ditentukan sementara tetap menggunakan teknologi tersebut.

Domestikasi Terencana

Dalam kasus di mana Negara tuan rumah menuntut partisipasi lokal, solusi jangka panjang yang paling efektif adalah penghapusan bertahap terencana, yaitu domestikasi terencana. Solusi ini bukan praktek bisnis yang disukai, tetapi alternatifnya, yaitu domestikasi yang diprakarsai pemerintah, dapat menjadi malapetaka seperti penyitaan. Sebagai respon yang masuk akal terhadap potensi adanya domestikasi, domestikasi terencana bisa menguntungkan, dan operasional bijaksana bagi investor asing. Domestikasi terencana pada intinya adalah proses bertahap partisipasi nasional dalam semua fase perusahaan.

Tawar Menawar Politis

Perusahaan multinasional secara jelas terlibat lobi dan tawar-menawar politis sejenisnya untuk menghindari potensi resiko politis. Toyota telah mempertimbangkan untuk menaikkan harga mobilnya di pasar Amerika untuk membantu pesaing Amerika yang sedang merana. Pemerintah Jepang telah menerapkan kuota ekspor mobil di masa lalu, ketika perusahaan mobil Amerika sedang berjuang. Dan, di tengah kritik Amerika dan Eropa yang terus meningkat, Cina setuju untuk menerapkan kuota ekspor tekstilnya, dan menaikkan nilai mata uangnya.

Penyuapan Politis

Suatu pendekatan untuk berurusan dengaan kerentaan politis adalah penyuapan politis- usaha untuk mengurangi resiko politis dengan membayar mereka yang berkuasa untuk campur tangan atas kepentingan perusahaan multinasional. Tindakan ini menyebabkan masalah bagi pemasar di Negara asal dan luar negeri, karena untuk warga AS penyuapan adalah illegal, meskipun hal tersebut umum di Negara tuan rumah. Penyuapan politis dapat memberikan manfaat jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang akan berisiko tinggi.

Dorongan Pemerintah

Pemerintah, baik asing dan AS, mendorong sekaligus mencegah investasi asing. Faktanya, dalam negara yang sama beberapa bisnis asing bisa menjadi sasaran yang dipicu secara politis, sedangkan yang lain dipayungi oleh pemerintah dengan perlindungan dan perlakuan istimewa. Perbedaannya terletak pada evaluasi dari kontribusi perusahaan terhadap kepentingan suatu bangsa.

Alasan terpenting mendorong investasi adalah untuk mengakselerasi perkembangan ekonomi. Semakin banyak Negara yang sedang mendorong investasi asing dengan panduan tertentu yang diarahkan pada tujuan ekonomi. Korporasi multinasional dapat diharapkan menciptakan lapangan pekerjaan local, pengalihan teknologi, membangkitkan penjualan ekspor, merangsang pertumbuhan dan perkembangan industry local, menjaga persediaan devisa, atau memenuhi semua harapan ini sebagai syarat konsesi pasar.Pemerintah AS berusaha menciptakan iklim yang menguntungkan bagi bisnis luar negeri, dengan menyediakan bimbingan yang membantu meminimalkan risiko financial yang lebih sulit secara politis.

Slide 7

Tarif Adalah Kebijakan Perdagangan Sejenis Pajak Yang Dikenakan Pada Barang-Barang Impor.

HAMBATAN PERDAGANGAN NON TARIFKebijakan perdagangan internasional adalah berbagai tindakan dan peraturan yang dijalankan suatu negara, baik secara lansung maupun tidak lansung, yang akan mempengaruhi struktur, komposisi, dan arah perdagangan internasional negara tersebut. Kebijakan perdagangan internasional dilaksanakan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan ekonomi nasional, industri dalam negeri, dan lapangan kerja serta menjaga stabilitas ekonomi nasional. Akan tetapi, dalam praktek perdagangan internasional saat ini, kebanyakan pemerintah melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan internasional menggunakan kebijakan lainnya yang lebih rumit, yaituKebijakan Nontarif Barrier (NTB).Hal ini dilakukan negara tersebut untuk menyembunyikan motif proteksi atau sekedar mengecoh negara lainnya. Oleh karena itu, sampai saat ini masih banyak negara yang memberlakukan kebijakan nontarif barrier walaupun beberapa ahli beranggapan bahwa kebijakan nontarif barrier dapat menjadi penghalang untuk tercapainya keterbukaan dalam perdagangan internasional.

Slide 12

Pemicu Timbulnya Aksi Terorisme

Faktor Faktor Ekonomi sebagai Pemicu Aksi Terorisme

Dalam perkembangannya, muncul berbagai hipotesis dan argumen yang berusaha menjelaskan faktor - faktor apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama munculnya aksi - aksi terorisme di seluruh dunia, salah satunya adalah faktor yang berkaitan dengan perekonomian suatu negara. Faktor faktor ekonomi ini meliputi faktor geopolitik dalam pengelolaan sumber daya alam negara berkembang oleh negara maju dan faktor faktor sosioekonomi, seperti kondisi ekonomi masyarakat, kemiskinan, dan pendidikan (human capital).

Menurut Ehrlich dan Liu (2002), faktor geopolitik, khususnya dalam kasus negara kaya (negara maju) yang berusaha mengendalikan sumber daya minyak bumi yang dimiliki negara berkembang mendorong terjadinya serangan teroris yang ditujukan pada negara maju tersebut yang dilakukan oleh segelintir orang dari negara berkembang. Hal ini terkait dengan investasi besar besaran yang dilakukan negara maju untuk mengeksploitasi sumber daya di negara berkembang yang menimbulkan ketidakadilan ekonomi.

Lebih lanjut, Ehrlich dan Liu (2002) juga mengungkapkan bahwa faktor - faktor sosioekonomi, khususnya masalah kemiskinan, ketidakadilan sosial, dan besarnya jumlah pengangguran atau generasi muda yang tidak memiliki prospek ekonomi, bisa jadi salah satu penyebab yang memberikan sumbangsih dalam mendorong terjadinya aksi - aksi terorisme. Akan tetapi, mengenai signifikansi faktor faktor tersebut dalam menjelaskan pemicu terorisme masih diperdebatkan dan banyak memunculkan pertentangan. Maka dari itu, faktor - faktor sosioekonomi kerap kali luput dari perhatian negara maju, padahal faktor tersebut memiliki potensi menciptakan kelemahan - kelemahan yang dapat memotivasi tindakan terorisme dan memudahkan perekrutan teroris. Terkait hal tersebut, perlu adanya upaya - upaya khusus yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki kelemahan kelemahan sosioekonomi yang ada. Negara - negara maju, khususnya Amerika Serikat, dirasa mampu untuk membantu upaya penurunan angka terorisme dengan cara mengontrol konsumsi yang berlebihan (over-consumption) dan meningkatkan jumlah bantuan (aid) bagi negara - negara berkembang.

Memang perlu diakui bahwa faktor - faktor kondisi sosioekonomi bukanlah penyebab utama atau penyebab satu satunya dari timbulnya aksi serangan teroris. Buktinya, tidak semua negara - negara di Asia Tenggara dan Amerika Latin yang memiliki kondisi sosioekonomi yang sama dengan Indonesia memunculkan gerakan terorisme dan mengalami serangan teroris seperti Indonesia. Selain itu, walaupun jumlah orang miskin di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia, sangat banyak jumlahnya (bisa jadi lebih dari lima puluh persen dari jumlah penduduk), sebagian besar penduduk bukanlah teroris atau dengan kata lain hanya sedikit sekali anggota masyarakat yang menjadi teroris.

Menurut Ehrlich dan Liu (2002), banyak orang, baik orang miskin maupun orang kaya, di negara berkembang lebih banyak memberikan perhatian pada kehidupan mereka sehari - hari dibandingkan harus melakukan tindakan -tindakan terorisme demi kepentingan politik. Maka dari itu, penjelasan mengenai faktor faktor penyebab timbulnya aksi terorisme di suatu negara memerlukan pengkajian lebih lanjut terkait aspek aspek budaya, sejarah, politik, dan agama, bukan hanya ditinjau dari kondisi ekonomi dan kesejahteraannya.

Literatur empiris menunjukkan bahwa kemiskinan dan kondisi ekonomi tidak memiliki korelasi dengan jumlah aksi teror, teori memprediksi bahwa kemiskinan dan kondisi ekonomi yang buruk dapat mempengaruhi kualitas aksi teror yang terjadi (Benmelech, Berrebi, dan Klor, 2010). Dalam teori dijelaskan bahwa kondisi perekonomian yang buruk dapat mendorong orang orang yang memiliki kemampuan lebih dan pendidikan tinggi untuk ikut serta dalam suatu aksi terorisme dan memungkinkan organisasi teror radikal mengirimkan teroris dengan kualifikasi yang lebih baik ke dalam suatu misi terorisme yang lebih kompleks dan dampak yang lebih besar. Benmelech, Berrebi, dan Klor (2010) menemukan bukti adanya korelasi antara kondisi ekonomi, karakteristik teroris bom bunuh diri, dan target serangan mereka, berdasarkan kasus teroris bom bunuh diri dalam konflik Palestina dan Israel.

Pemaparan Benmelech, Berrebi, dan Klor (2010) bahwa tingkat pengangguran yang tinggi dan kondisi perekonomian yang buruk memungkinkan organisasi teror untuk merekrut teroris yang lebih berpendidikan, dewasa, dan berpengalaman, kontradiktif dengan pemaparan Ehrlich dan Liu (2002). Namun, apabila analisis tersebut benar adanya, maka kesimpulan ini bisa menjelaskan mengapa hanya segelintir orang yang menjadi teroris di negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk miskin yang relatif besar.

Argumen tentang faktor faktor ekonomi sebagai pemicu terorisme ini bisa menjelaskan pemicu terorisme di Indonesia, di mana tingkat pengangguran yang masih tinggi dan kondisi kesejahteraan masyarakat yang buruk mendorong sejumlah orang berpendidikan untuk menjadi otak tindakan teroris. Namun, di sisi lain, kondisi masyarakat yang masih miskin dan berpendidikan rendah juga memudahkan teroris untuk merekrut teroris untuk melakukan serangan bom bunuh diri.

Slide 18Sekarang yang menjadi acuan jelas dari jaminan kualitas perusahaan adalah ISO 9001:2000 yang merupakan seri-seri dari ISO 9000 yang diakui secara global, yang merupakan standard layanan internasional. Untuk itu Indonesia menjadi salah satu negara yang mengadopsi ISO 9000 menjadi Standard Nasional Indonesia 19-9000 (SNI 19-9000). Standard ini sedikit banyak memberi dorongan pada produsen Indonesia untuk memproduksi dengan cara-cara yang lebih efektif. Dengan kata lain, sertifikasi ISO 9000 dapat digunakan sebagai tiket bisnis bagi perusahaan dalam perdagangan bebas yang penuh persaingan. Menurut Hilton (2005: 519) tujuan utama dari ISO 9001: 2000 adalah sebagai berikut: 1. The company should sustain the quality of the product or service at a level that continentally meets the purchasers stated or implied needs. 2. The quality control system should be sufficient to give the suppliers own management confidence that the intended quality is being maintained. 3. The supplying company should give the purchaser confidence that the intended quality is consistently achieved in the delivered product or service.

Dengan pelaksanaan tujuan ISO tersebut maka kinerja perusahaan akan dituntut untuk mampu mempertimbangkan langkah yang lebih tepat dalam pelaksanaan bisnis perusahaan. Penerapan sertifikasi ISO 9001:2000 diharapkan

Slide 13

Definisi 'Kelompok Tujuh - G-7'

Sebuah forum dari tujuh negara industri dunia yang paling. The G-7 dibentuk pada tahun 1975 dan awalnya terdiri enam negara - Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris - dengan Kanada diundang untuk bergabung dengan grup pada tahun 1976. G-7 pejabat bertemu secara berkala untuk membahas isu-isu ekonomi dan moneter internasional, dengan pertemuan semi-tahunan khususnya menjadi fokus perhatian media.

PERJANJIAN INTERNASIONALA. PengertianPengertian perjanjian internasional, diantaranya adalah sebagai berikut :1. Konvensi Wina 1969, perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih yang bertujuan untu mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.2. Konvensi Wina 1986, Perjanjian internasional sebagai persetujuan internasional yang diatur menurut hukum internasional dan ditanda tangani dalam bentuk tertulis antara satu negara atau lebih dan antara satu atau lebih organisasi internasional, antarorganisasi internasional.3. UU No 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh pemerintah RI dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah RI yang bersifat hukum publik.4. UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, perjanjian internasional adalah perjanjian dalam bentukdan nama tertentu yang diatur dalam hukum internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang hukum publik.5. Oppenheimer-Lauterpact, Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban diantara pihak-pihak yang mengadakan.6. Dr. B. Schwarzenberger, Perjanjian internasional adalah persetujuan antara subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional, dapat berbentuk bilateral maupun multilateral. Adapun subjek hukum yang dimaksud adalah lembaga-lembaga internasional dan negara-negara.7. Prof. Dr. Muchtar Kusumaatmaja, S.H. LLM, Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antarbangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat tertentu.BTahap-Tahap PerjanjianInternasionalMenurut Undang-Undang nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, tahap-tahap Perjanjian Internasional (proses pembuatan perjanjian Internasional) adalah sebagai berikut : Tahap Penjajakan: merupakan tahap awal yang dilakukan oleh kedua pihak yang berunding mengenai kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian internasional. Tahap Perundingan: merupakan tahap kedua untuk membahas substansi dan masalah2 teknis yang akan disepakati dalam perjanjian internasional. Tahap Perumusan Naskah: merupakan tahap merumuskan rancangan suatu perjanjian internasional. Tahap Penerimaan: merupakan tahap menerima naskah perjanjian yang telah dirumuskan dan disepakati oleh para pihak. Dalam perundingan bilateral, kesepakatan atas naskah awal hasil perundingan dapat disebut Penerimaan yang biasanya dilakukan dengan membubuhkan inisial atau paraf pada naskah perjanjian internasional oleh ketua delegasi masing-masing. Dalam perundingan multilateral, proses penerimaan(acceptance/ approval)biasanya merupakan tindakan pengesahan suatu negara pihak atas perubahan perjanjian internasional. Tahap Penandatanganan:merupakan tahap akhir da1am perundingan bilateral untuk melegalisasi suatu naskah perjanjian internasional yang telah disepakati oleh kedua pihak. Untuk perjanjian multilateral, penandantanganan perjanjian internasional bukan merupakan pengikatan diri sebagai negara pihak. Keterikatan terhadap perjanjian Internasional(Menurut Pasal 6 Ayat 1) Tahap Pengesahan:Pengesahan suatu perjanjian internasional dilakukan berdasarkan ketetapan yang disepakati oleh para pihak. Perjanjian internasional yang memerlukan pengesahan akan mulai berlaku setelah terpenuhinya prosedur pengesahan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Setiap undang-undang atau keputusan presiden tentang pengesahan perjanjian internasional ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Pengesahan dengan undang-undang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengesahan dengan keputusan Presiden selanjutnya diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Pengesahan perjanjian internasional melalui undang-undang dilakukan berdasarkan materi perjanjian dan bukan berdasarkan bentuk dan nama(nomenclature)perjanjian. Klasifikasi menurut materi perjanjian dimaksudkan agar tercipta kepastian hukum dan keseragaman atas bentuk pengesahan perjanjian internasional dengan undang-undang. Mekanisme dan prosedur pinjaman dan/atau hibah luar negeri beserta persetujuannya oleh Dewan Perwakilan Rakyat akan diatur dengan undang-undang tersendiri.(Menurut Pasal 9). pengesahan perjanjian internasional di indonesia didasarkan pada pasal 11 ayat (1) UUD 1945, bahwapresiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian dan membuat perjanjian dengan negara lain.C. Persyaratan Perjanjian InternasionalUnsur-unsur pentingdalam persyaratanperjanjian internasional adalah :1. harus dinyatakan secara resmi2. Bermaksud untuk membatasi, meniadakan atau mengubah akibat hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian tersebut.Berkaitan dengan persyaratan perjanjian internasional tersebut, terdapat 2 teori yang berkembang :1. Unanimity Principle(teori kebulatan suara), yaitu persyaratan yang diajukan hanya berlaku bagi negara yang mengajukan apabila diterima oleh negara peserta lainnya.2. Teori Pan Amerika, yaitu bahwa perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima.D. Berlakunya perjanjian internasionalKapan Perjanjian internasional mulai berlaku?1. sejak tanggal yang ditentukan dalam piagam perjanjian, atau menurut yang disetujui oleh peserta perjanjian2. jika tidak ditentukan maka perjanjian ulai berlaku sejak adanya pernyataan persetujuan3. jika persetuuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu berlaku, maka perjanjian mulai berlaku bagi negara iotu pada tanggal tersebut, kecuali jika ditentukan lain.E. Pelaksanaan Perjanjian InternasionalKetaatan terhadap perjanjian internasional dilakukan berdasarkan prinsip berikut :1. Pact sun Servanda, yaitu isi perjanjian merupakan hukum yang mengikat bagi peserta perjanjian, sehingga perjanjian tersebut harus ditaati.2. Kesadaran Hukum Nasional, yaitu isi perjanjian internasional dapat ditaati opelh suatu negara jika tidak bertentangan dengan hukum nasional atau ideologi negara bersangkutan.F. Pembatalan Perjanjian InternasionalBerdasarkankonvensi Wina Tahun 1969, perjanjian internasional dapat dibatalkan karena hal berikut :1. Negara atau wakil kuasa penuh melakukan pelanggaran terhadap hukum nasionalnya2. adanya unsur kesalahan (error) dalam pembuatan perjanjian internasional3. adanya unsur penipuan dari negara peserta yang satu kepada negara peserta lainnya4. terdapat penyalahgunaan atau kecurangan melalui kelicikan atau penyuapan5. adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara oleh wakil negara yang lain6. bertentangan dengan kaidah dasar hukum internasionalG. Berakhirnya Perjanjian InternasionalMuchtar Kusumaatmadja, menyatakan bahwa, perjanjian internasional berakhir karena hal berikut :1. telah tercapai tujuan2. berakhirnya masa berlaku3. salah satu pihak menghilang dan punahnya objek perjanjian4. adanya persetujuan peserta untuk mengakhiri perjanjian5. adanya perjanjian baru yang kemuadian membatalkan perjanjian terdahulu6. syarat-syarat perjanjian terpenuhi7. perjanjian secara sepihak diakhiri oleh suatu negara peserta dan disetujui oleh peserta perjanjian lain

Bentuk dan Nama Perjanjian InternasionalTraktat(treaty) : yaitu persetujuan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih yang mengadakan hubungan antar mereka. Kekuatan traktat sangat ketat karena mengatur masalah-masalah yang bersifat fundamental.Konvensi(convention) : yaitu persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Konvensi tidak berkaitan dengan kebijakan tingkat tinggi.Deklarasi(declaration) : yaitu pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam bidang politik, ekonomi, atau hokum. Deklarasi dapat berbentuk traktat, perjanjian bilateral, dokumen tidak resmi, dan perjanjian tidak resmi.Piagam(statue) : yaitu himpunan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional, baik tentang pekerjaan kesatuan-kesatuan tertentu maupun ruang lingkup hak, kewajiban, tugas, wewenang, dan tanggung jawab lembaga-lembaga internasional.Pakta(pact) yaitu traktat dalam pengertian sempit yang pada umumnya berisi materi politis.Persetujuan(agreement) : yaitu suatu perjanjian internasional yang lebih bersifat teknis administratif. Agreement ini biasanya merupakan persetujuan antar pemerintah dan dilegalisir oleh wakil-wakil departemen tetapi tidak perlu diratifikasi oleh DPR Negara yang bersangkutan. Sifat persetujuan tidak seformal traktat dan konvensi.Protokol(protocol) : yaitu persetujuan yang isinya melengkapi (suplemen) suatu konvensi dan pada umumnya dibuat oleh kepala Negara. Protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal tertentu dari suatu konvensi.Perikatan(arrangement) : yaitu suatu perjanjian yang biasanya digunakan untuk transaksi-transaksi yang bersifat sementara dan tidak seformal traktat dan konvensi.Modus vivendi: yaitu dokumen untuk mencatat suatu persetujuan yang bersifat sementara.Charter: yaitu istilah yang digunakan dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.Pertukaran nota(exchange of notes) : yaitu metode tidak resmi yang sering digunakan dalam praktik perjanjian internasional. Metode ini menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh wakil-wakil militer dan Negara serta dapat bersifat nonagresi.Proses verbal: yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-kesimpulan konferensi diplomatik atau catatan-catatan suatu pemufakatan. Proses verbal ini tidak perlu diratifikasi.Convenant: merupakan anggaran dasar dari PBB.Ketentuan umum(general act) : yaitu traktat yang bersifat resmi dan tidak resmi.Kompromis: yaitu tambahan atas persetujuan yang telah ada.Ketentuan penutup(final act) : yaitu ringkasan-ringkasan hasil konferensi yang menyebutkan Negara-negara peserta, utusan-utusan dari Negara yang turut berunding, serta masalah-masalah yang disetujui dalam konferensi dan tidak memerlukan ratifikasi.

Slide 19 Perlindungan Kekayaan Intelektual

Sistem Perlindungan HKIDalam proses pembentukan hukum perlindungan HKI, tetap perlu memperhatikan adanya kepentingan nasional, walaupun ketentuan-ketentuan dalam persetujuan TRIPs/WTO tentu harus diperhatikan. Hal ini sangat penting karena dalam dunia perdagangan dan ekonomi global, rezim kapitalis dan liberalis tentu akan membenarkan berbagai cara guna pencapaian orientasi keuntungan dagang tanpa mempedulikan nilai-nilai dasar suatu bangsa. Dengan demikian, dalam pembentukan peraturan perundang-undangan maka perlu mengedepankan keseimbangan antara hak-hak individual dan hak masyarakat berdasarkan realitas sosial bangsa Indonesia.[4]Prinsip keseimbangan hak individu dan hak masyarakat atau hak sosial merupakan wujud dari falsafah hidup bangsa Indonesia yang tercantum di dalam Pancasila. Setidaknya itu dapat dilihat dari sila kelima misalnya, bahwa bangsa Indonesia berkeinginan untuk memberikan keadilan dan kesejahteraan secara formal kepada rakyat Indonesia. Hal demikian tentu berimplikasi pada penerapan sistem hukum perlindungan HKI yang dimaksudkan juga untuk melindungi kepentingan masyarakat dengan tetap menghargai hak individu dalam menghasilkan karya intelektual.Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia yang bersumber dari adat istiadat, tradisi dan kebudayaan masyarakat Nusantara. Oleh karenanya kelima sila Pancasila tentu memiliki keterkaitan, sehingga dalam sila terdahulu akan menjadi sumber bagi sila selanjutnya atau sila di belakang merupakan penjelmaan dari sila di depannya.[5]Keadilan yang ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah keadilan berdasarkan Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pembangunan sistem hukum perlindungan HKI yang berdasarkan nilai-nilai dasar Pancasila jelas menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai salah satu hak dasar yang harus dilindungi untuk menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang. Terlebih hak dasar perlindungan HKI tersebut dapat berpegangan dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 28C Ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan bahwa Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.[6]Dengan demikian, setiap warga negara Indonesia dapat memanfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, untuk meningkatkan kualitas hidupnya, salah satunya dengan HKI untuk mendapatkan jaminan hak milik pribadi yang tidak boleh diambil secara sewenang-wenang oleh siapapun sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Ayat (4) UUD 1945.Konsekuensi logis dari ketentuan di atas adalah adanya keharusan bahwa ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan di Indonesia harus berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan berpuncak pada nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.[7]Keharusan pengembangan ilmu pengetahuan dengan menjaga prinsip-prinsip dasar di dalam Pancasila tentu dapat menjunjung semangat nasionalisme. Hal demikian dapat diwujudkan dengan pengaturan sistem perlindungan HKI yang mengutamakan kepentingan nasional dengan tetap berpegang pada ketentuan perjanjian internasional.Pada dasarnya konsep HKI meliputi hak milik hasil pemikiran (intelektual) yang melekat pada pemiliknya dan bersifat tetap maupun eksklusif, dan hak yang diperoleh pihak lain atas izin dari pemilik sehingga bersifat sementara. Hasil kemampuan berpikir ini adalah ide yang kemudian dijelmakan dalam wujud ciptaan atau invensi. Sedangkan hak yang diperoleh pihak lain atas izin dari pemilik, sebagaimana hak untuk memperbanyak, hak untuk menggunakan produk tertentu atau hak untuk menghasilkan suatu produk tertentu.[8]Dalam upaya membangun sistem perlindungan HKI, hukum harus menyesuaikan proses perkembangan di masyarakat. Hukum merupakan keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat termasuk adanya lembaga untuk pelaksanaan hukum tersebut.[9]Hukum juga pencerminan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, sehingga hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat.Pada dasarnya pembangunan sistem hukum HKI mengandung makna ganda.Pertama, dimaknai sebagai suatu usaha untuk memperbaharui hukum positif agar sesuai dengan kebutuhan hukum masyarakat dan kepentingan nasional. Kedua, dimaknai sebagai usaha untuk memfungsionalisasikan hukum HKI agar dapat mendukung proses pembangunan dengan adanya keikutsertaan hukum dalam mendorong terjadinya perubahan sosial ke arah yang dikehendaki undang-undang tentang HKI.[10]Oleh karenanya, pembangunan sistem hukum perlindungan HKI sangat berkaitan dengan pembaharuan hukum positif untuk mendorong perubahan sosial agar tidak menimbulkan kerugian pada masyarakat.Tujuan utama hukum adalah mewujudkan ketertiban (order), kepastian, dan keadilan.[11]Kebutuhan inilah fakta bagi setiap masyarakat dapat terbangun melalui komponen-komponen sistem hukum dalam proses pembangunan hukum.[12]Dengan demikian, tujuan pembangunan hukum perlindungan HKI dapat diwujudkan dengan baik dan nyata jika proses hukum berlangsung dengan baik dan stabil yang dipengaruhi berfungsinya setiap komponen hukum dengan baik.Sistem hukum (legal system)adalah suatu perangkat operasional yang meliputi institusi, prosedur dan aturan hukum, yang meliputi substansi, struktur, dan budaya (kultur) hukum. Struktur adalah keseluruhan institusi penegakan hukum beserta aparatnya, yang mencakup kepolisian dengan para polisi, kejaksaaan dengan para jaksa, kantorbantuan hukum dengan para advokat, dan pengadilan dengan para hakim. Dalam sistem hukum perlindungan HKI, struktur hukumnya mencakup institusi penegakan hukum beserta aparatnya yang menangani bidang HKI.Demikian juga dalam sistem hukum perlindungan HKI, substansi hukumnya mencakup asas hukum, norma hukum dan aturan hukum termasuk putusan pengadilan yang berkaitan dengan pengaturan HKI. Dalam hal ini, selain undang-undang nasional termasuk juga perjanjian internasional yang telah diratikasi sebagaimana Persetujuan TRIPs/WTO. Substansi hukum pada akhirnya akan berinteraksi dengan budaya hukum berupa kebiasaan, opini, cara berpikir dan cara bertindak, dari para penegak hukum dan warga masyarakat.[13]Berangkat dari perubahan perilaku masyarakat yang demikian cepat karena kuatnya pengaruh perubahan lingkungan dimana dia tinggal yang diakibatkan oleh pesatnya pembangunan dan arus informasi melalui teknologi, maka hal yang sangat mendasar adalah membuat suatu peraturan hukum bidang HKI yangup to date.Dengan kata lain, hukum perlindungan HKI tidak boleh ketinggalan dengan proses perkembangan yang terjadi didalam masyarakat. Pembangunan sistem hukum perlindungan HKI yang berkesinambungan menghendaki adanya konsep hukum yang mampu mendorong dan mengarahkan pembangunan sebagai cerminan dari tujuan hukum modern.9

Slide