puisi

11
PUISI Nenek Moyangku Oleh: Gunawan Nenek Moyangku kini merenung di pesisir Apa masa jayanya telah lewat? Apa kita seorang yang kalah? Hingga hanya pemenang yang menulis sejarah?... Tulang belakangnya kuat, matanya dipenuhi kebanggaan… Kebanggaan sebagai seseorang yang memiliki… Memiliki bangsa… Semua terlampir dalam nyanyian-nyanyian kemenangannya… Tapi kini dia hanya diam…

Upload: m-alif-surya-maulana

Post on 29-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: puisi

PUISI

Nenek Moyangku

Oleh: Gunawan

Nenek Moyangku kini merenung di pesisir

Apa masa jayanya telah lewat?

Apa kita seorang yang kalah?

Hingga hanya pemenang yang menulis sejarah?...

Tulang belakangnya kuat, matanya dipenuhi kebanggaan…

Kebanggaan sebagai seseorang yang memiliki…

Memiliki bangsa…

Semua terlampir dalam nyanyian-nyanyian kemenangannya…

Tapi kini dia hanya diam…

PUISI

Page 2: puisi

“Bayangkan seperti itu”

Oleh: Bramantya

Aku tidak bisa lagi tertidur di malam-malamMu

Karna setiap kali aku bangun semuanya masih sama seperti sebelumnya

Dan selalu saja tetap seperti itu

PUISI

Page 3: puisi

Kenari

Oleh: Dhany Bakhtiar

Kawan sejati berbincang pukul delapan pagi

Kau mengangguk-ngangguk seakan mengerti

Berkicau seakan kau menyuarakan hati

Hai kenari, bagaimana tidurmu malam tadi

Kau setia pada senjaku

Kadang kau banyak omong seperti ibu-ibu

Tapi sama sekali ku tak rasa gaduh

Kau merdu.

Jangan terbang kenariku.

PUISI

Gagal Ejakulasi

Page 4: puisi

Oleh: Boneka Panda

Tiga hari minggu pertama

Pagi buta sudah lewat

Dipojok ruang tunggu

Kau bangkit serupa kelahiran

"Apa warna langit hari ini?"

Malam tak memberi ruang

Secepatnya kau melingkarkan jari

Angin serasa perbukitan

Tak ada musim kawin hari ini

Sebab usia belum mengajarimu birahi

PUISI

RINDU (menyakitkan)

Page 5: puisi

Oleh: Taufik Hidayat

Malam menghangatkan, menguatkan.

Lagu-lagu nostalgia menyanyikan nada, membukaingatan.

Rindu menari – nari telanjang tanpa busana menggairahkan.

Sebotol bir membanjiri dahaga rindu cinta-cinta sang pejantan.

Khayalan datang dan pergi silih berganti tak berpamitan.

Menggali dalam tanah tandus tak bertuan di kala kemarau tanpa

hujan.

Malam semakin jantan menebar pesona kerinduan.

Tanpa malu, malam membuka baju, seperti bulan telanjang.

Menarikan lekukan indah bintang-bintang.

Rindupun tak tahan, melihat malam telanjang.

Rindu telanjang tanpa busana merasa jantan karena rangsangan.

Malam tak lagi berbulan, juga tak telanjangi bintang-bintang.

Bulan tenggelam berganti surya penantang.

Rindu memerahkan pipinya dengan garang.

Rindu tak lagi telanjang, apalagi terangsang.

Rindu tak lagi merindukan lamunan di kemarau panjang

PUISI

Erotisme

Oleh: Bintang

Page 6: puisi

Aku bingung tau hati mu sedang marah

Ketika jalan mu menemui simpangan..

erotis mu berganti mata dengan api

apakah kamu juga bersedih kasih

Harusnya kamu kuning penuh gairah

Tapi kuning sudah jadi merah.

Ah.. Apakah kamu begitu berubah..

Jangan bermain dengan benci kasih

Aku bingung harus ber-pikir

Hai kuning, pengaruhi saja aku!

Buat wanita ku wanita di pikiranku

Manja lalu tersenyum bukan marah

Buat aku hanyut oleh kedipan matanya

Iringi lagu setiap gerak tubuhnya

Buat dia dan sekelilingnya adalah indah

Dan suara nya adalah rayuan cinta

PUISI

San Ali

Oleh: Agung Firmansyah

Rokokku hadir dalam aku

Page 7: puisi

Sekutu datang mengAku: nyala korek pada Apiku

Fikirku mengaku

Tanganku mengaku

Hatiku mengaku

Aku lebur dalam aku

Mengoyak garis aku, Terhujam panah Basyarku

Melebur garis aku, Hancur dirindu liku Rukhaniku.

Insanku hadir diantara jalinan basyarKu

InsanKu hadir bersama Ruhku taklukkan Basyar dan Nafsku

RuhKu hadir mempercepat Zawa’id

Zawa’id hadir percepat Lawami’

Lawami’ hadir percepat fawa’id.

Lamat – lamat terdengar silih berganti telinga tak kuasa yakinkan hati

AllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAlloh

Lebur Akuku pada AKU. Tak kutangkap Illa Lillah.....

Page 8: puisi

PUISI

Oleh: Zuri

Apalah arti sebuah jabatan jika seseorang tak mampu merubah dunia,

Dunia yang kian hancur berantakan,

Korupsi dimana-mana,

Polusi dimana-mana,

Kebakaran dimana-mana,

Tawuran dimana-mana,

Apalah arti sebuah jabatan yang kau idam-idamkan itu,

yang kau impi-impikan itu,

yang kau agung-agungkan itu,

Jika engkau tak mampu menyelesaikan semuanya dengan jabatan yang engkau miliki

PUISI

Page 9: puisi

Bukan Hujan

Oleh: Ruth Jessica

Ku kira,Ia menantikan hujan, karena ia terlalu bosan dengan pesona senja..Dan ku kira,Ia mencintai hujan, karena hujan yang setia menemaninya meminum secangkir kopi..

Namun apa yang ku kira adalah salah,Ia benci hujan.Apalagi hujan disore hari.Baginya,Hujan menghalanginya menikmati pesona senja.Hujan membuat langit yang seharusnya jingga menjadi kelabu,Hujan terlalu menggebu-gebu,Dan,

Hujan membuat kopinya yang hangat menjadi dingin lebih cepat.Hingga pada akhirnya ia benar-benar enggan menatap langit,Karena hujan tak mampu menggantikan aura senja,Baginya hujan tidak mempunyai warna.Tanpa ia ketahui, disaat ia memalingkan wajah dari hujan,Dan disaat ia sudah beranjak pergi meninggalkan hujan yang sudah mulai berhenti,

Ada pelangi yang menghias langit.Lebih indah dan lebih berwarna daripada senja.Namun perhatiannya tak pernah bercelah.Mungkin karena ia terlalu setia..Ia, yang adalah pujangga pemuja senja.

PUISI

Menolak Rindu

Oleh: Muhammad Haris Suhud

Page 10: puisi

Sekuat apa lenganmu memeluk sepi

di tengah derai dingin hujan yang badai

Ringkih hatimu menahan ingin

bagai daun kering pohon beringin

Kau terjatuh, tertepa angin

Sekuat apa dirimu menolak rindu

Menghalau rupa segala kau

Sendu hatimu meracau

Seperti kicau kicau burung

menggaung

Setiap pagi yang murung