puisi
TRANSCRIPT
PUISI
Nenek Moyangku
Oleh: Gunawan
Nenek Moyangku kini merenung di pesisir
Apa masa jayanya telah lewat?
Apa kita seorang yang kalah?
Hingga hanya pemenang yang menulis sejarah?...
Tulang belakangnya kuat, matanya dipenuhi kebanggaan…
Kebanggaan sebagai seseorang yang memiliki…
Memiliki bangsa…
Semua terlampir dalam nyanyian-nyanyian kemenangannya…
Tapi kini dia hanya diam…
PUISI
“Bayangkan seperti itu”
Oleh: Bramantya
Aku tidak bisa lagi tertidur di malam-malamMu
Karna setiap kali aku bangun semuanya masih sama seperti sebelumnya
Dan selalu saja tetap seperti itu
PUISI
Kenari
Oleh: Dhany Bakhtiar
Kawan sejati berbincang pukul delapan pagi
Kau mengangguk-ngangguk seakan mengerti
Berkicau seakan kau menyuarakan hati
Hai kenari, bagaimana tidurmu malam tadi
Kau setia pada senjaku
Kadang kau banyak omong seperti ibu-ibu
Tapi sama sekali ku tak rasa gaduh
Kau merdu.
Jangan terbang kenariku.
PUISI
Gagal Ejakulasi
Oleh: Boneka Panda
Tiga hari minggu pertama
Pagi buta sudah lewat
Dipojok ruang tunggu
Kau bangkit serupa kelahiran
"Apa warna langit hari ini?"
Malam tak memberi ruang
Secepatnya kau melingkarkan jari
Angin serasa perbukitan
Tak ada musim kawin hari ini
Sebab usia belum mengajarimu birahi
PUISI
RINDU (menyakitkan)
Oleh: Taufik Hidayat
Malam menghangatkan, menguatkan.
Lagu-lagu nostalgia menyanyikan nada, membukaingatan.
Rindu menari – nari telanjang tanpa busana menggairahkan.
Sebotol bir membanjiri dahaga rindu cinta-cinta sang pejantan.
Khayalan datang dan pergi silih berganti tak berpamitan.
Menggali dalam tanah tandus tak bertuan di kala kemarau tanpa
hujan.
Malam semakin jantan menebar pesona kerinduan.
Tanpa malu, malam membuka baju, seperti bulan telanjang.
Menarikan lekukan indah bintang-bintang.
Rindupun tak tahan, melihat malam telanjang.
Rindu telanjang tanpa busana merasa jantan karena rangsangan.
Malam tak lagi berbulan, juga tak telanjangi bintang-bintang.
Bulan tenggelam berganti surya penantang.
Rindu memerahkan pipinya dengan garang.
Rindu tak lagi telanjang, apalagi terangsang.
Rindu tak lagi merindukan lamunan di kemarau panjang
PUISI
Erotisme
Oleh: Bintang
Aku bingung tau hati mu sedang marah
Ketika jalan mu menemui simpangan..
erotis mu berganti mata dengan api
apakah kamu juga bersedih kasih
Harusnya kamu kuning penuh gairah
Tapi kuning sudah jadi merah.
Ah.. Apakah kamu begitu berubah..
Jangan bermain dengan benci kasih
Aku bingung harus ber-pikir
Hai kuning, pengaruhi saja aku!
Buat wanita ku wanita di pikiranku
Manja lalu tersenyum bukan marah
Buat aku hanyut oleh kedipan matanya
Iringi lagu setiap gerak tubuhnya
Buat dia dan sekelilingnya adalah indah
Dan suara nya adalah rayuan cinta
PUISI
San Ali
Oleh: Agung Firmansyah
Rokokku hadir dalam aku
Sekutu datang mengAku: nyala korek pada Apiku
Fikirku mengaku
Tanganku mengaku
Hatiku mengaku
Aku lebur dalam aku
Mengoyak garis aku, Terhujam panah Basyarku
Melebur garis aku, Hancur dirindu liku Rukhaniku.
Insanku hadir diantara jalinan basyarKu
InsanKu hadir bersama Ruhku taklukkan Basyar dan Nafsku
RuhKu hadir mempercepat Zawa’id
Zawa’id hadir percepat Lawami’
Lawami’ hadir percepat fawa’id.
Lamat – lamat terdengar silih berganti telinga tak kuasa yakinkan hati
AllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAllohAkuAlloh
Lebur Akuku pada AKU. Tak kutangkap Illa Lillah.....
PUISI
Oleh: Zuri
Apalah arti sebuah jabatan jika seseorang tak mampu merubah dunia,
Dunia yang kian hancur berantakan,
Korupsi dimana-mana,
Polusi dimana-mana,
Kebakaran dimana-mana,
Tawuran dimana-mana,
Apalah arti sebuah jabatan yang kau idam-idamkan itu,
yang kau impi-impikan itu,
yang kau agung-agungkan itu,
Jika engkau tak mampu menyelesaikan semuanya dengan jabatan yang engkau miliki
PUISI
Bukan Hujan
Oleh: Ruth Jessica
Ku kira,Ia menantikan hujan, karena ia terlalu bosan dengan pesona senja..Dan ku kira,Ia mencintai hujan, karena hujan yang setia menemaninya meminum secangkir kopi..
Namun apa yang ku kira adalah salah,Ia benci hujan.Apalagi hujan disore hari.Baginya,Hujan menghalanginya menikmati pesona senja.Hujan membuat langit yang seharusnya jingga menjadi kelabu,Hujan terlalu menggebu-gebu,Dan,
Hujan membuat kopinya yang hangat menjadi dingin lebih cepat.Hingga pada akhirnya ia benar-benar enggan menatap langit,Karena hujan tak mampu menggantikan aura senja,Baginya hujan tidak mempunyai warna.Tanpa ia ketahui, disaat ia memalingkan wajah dari hujan,Dan disaat ia sudah beranjak pergi meninggalkan hujan yang sudah mulai berhenti,
Ada pelangi yang menghias langit.Lebih indah dan lebih berwarna daripada senja.Namun perhatiannya tak pernah bercelah.Mungkin karena ia terlalu setia..Ia, yang adalah pujangga pemuja senja.
PUISI
Menolak Rindu
Oleh: Muhammad Haris Suhud
Sekuat apa lenganmu memeluk sepi
di tengah derai dingin hujan yang badai
Ringkih hatimu menahan ingin
bagai daun kering pohon beringin
Kau terjatuh, tertepa angin
Sekuat apa dirimu menolak rindu
Menghalau rupa segala kau
Sendu hatimu meracau
Seperti kicau kicau burung
menggaung
Setiap pagi yang murung