proses kreatif puisi & pengkajian puisi

33
Proses Kreatif Puisi & Pengkajian Puisi Pengantar Kesusastraan Umum

Upload: sunee

Post on 24-Feb-2016

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Proses Kreatif Puisi & Pengkajian Puisi. Pengantar Kesusastraan Umum. SUMBER MENULIS PUISI. Dorongan hati menulis puisi berasal dari pengalaman yang disebut pengalaman puitik . Pengalaman puitik berasal dari pengalaman fisik ataupun metafisik dalam pengertian seluas-luasnya - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Proses Kreatif Puisi & Pengkajian Puisi

Pengantar Kesusastraan Umum

Page 2: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

SUMBER MENULIS PUISIDorongan hati menulis puisi berasal dari pengalaman yang disebut pengalaman puitik. Pengalaman puitik berasal dari pengalaman fisik ataupun metafisik dalam pengertian seluas-luasnya

Dalam mengekspresikan pengalaman batin tsb, penyair membutuhkan imajinasi, simbol dan metafor.

Imajinasi menurut Yasraf Amir Piliang adalah mekanisme psikis dalam melihat, melukiskan, membayangkan atau memvisualkan sesuatu di dalam struktur kesadaran, yang menghasilkan sebuah citra image pada otak.

Page 3: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

PROSES PENULISAN PUISIW.S Rendra menyebutkan dalam proses penulisan puisi, pengalaman batin tsb dihancurleburkan terlebih dahulu untuk kemudian dibentuk kembali menjadi dunia baru, dunia yang sama sekali berbeda dengan kenyataan hidup. Semua itu divisualkan lewat kata-kata yang dipilih sungguh-sungguh oleh penyair dalam sebuah puisinya.

Puisi bukan hanya mengolah pengalaman puitik semata, tapi juga mengolah bahasa, yang akan mengolah daya ungkap personal sifatnya sekalipun berbentuk puisi imajis atau simbolis.

Page 4: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

PROSES PENULISAN PUISIPuisi tidak bisa dikarang-karang, jika dikarang akan terasa hampa makna. Kosong dan kering ketika diapresiasi. Apa sebab? Karena puisi adalah urusan hati, walau dalam cara penulisannya berurusan dengan logika kalimat.

Intinya, ketika menulis puisi-pikirkan satu pengalaman batin yang kuat-dengan memilih kata-kata/simbol/metafora-ungkapkan pengalaman batin tsb berupa tulisan.

Page 5: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Pengkajian PuisiPengantar Kesusastraan Umum

Page 6: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Pengkajian PuisiBerdasarkan strata norma ala Roman

Ingarden

Untuk menganalisis puisi setepat-tepatnya perlu diketahui apakah sesungguhnya wujud puisi tsb, karena puisi adalah berasal dari pengalaman dan sebab yang memungkinkan timbulnya pengalaman.

Menurut Roman Ingarden, seorang filsuf Polandia, dalam bukunya Das Literarische Kunstwerk menganalisis norma/strata puisi sbb

Page 7: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Lapis norma Roman Ingarden

1. Lapis bunyi (sound stratum); bila membaca puisi, akan terdengar rangkaian bunyi yang bermacam-macam. Suara tsb disusun hingga menimbulkan arti. Dengan suara orang menangkap arti (lapis kedua)

2. Lapis arti (units of meaning) merupakan rangkaian fonem, suku kata, kata,frase & kalimat yang merupakan satuan arti.

3. Lapis arti akan menimbulkan lapis ketiga, yaitu latar, pelaku,objek dan dunia pengarang

4. Lapis “dunia” yang tak perlu dinyatakan tapi terkandung didalamnya. Mis. Suara derit pintu/jederan pintu

5. Lapis metafisis; berupa sifat metafisis yang sublim, tragis, mengerikan atau menakutkan dan suci.

Page 8: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Contoh analisis puisiCintaku Jauh di Pulau

Cintaku jauh di pulau,

Gadis manis, sekarang iseng sendiri.

Perahu melancar, bulan memancar,

Dileher kukalungkan ole-ole buat si pacar,

Angin membantu, laut terang, tapi terasa

Aku tidak’kan sampai padanya

Di air yang terang, di angin mendayu

Di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi ! Jalan sudah bertahun kutempuh!

Perahu yang bersama kan merapuh!

Mengapa ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku

Manisku jauh di pulau

Kalau ku mati, dia mati iseng sendiri

(Chairil Anwar)

Page 9: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

AnalisisLapis suara (sound stratum); bait ke-I baris ke-I ada asonansi a & u, di baris ke-2, ada aliterasi S, l & r,

Lapis arti ; bait pertama = kekasihku berada di pulau yang jauh, masih gadis & manis. Karena “aku” tak ada ia iseng menghabiskan waktu sendiri. Bait ke-2 = untuk ke kekasih, harus naik perahu dengan lancar pd waktu terang bulan, bawa oleh-oleh, angin membantu tapi “aku” merasa tidak akan sampai pada pacarnya. Bait ke-3= di air laut yg terang itu, semuanya serba cepat namun ajal memberi isyarat akan mengakhiri hidup si “aku”. Bait ke 4, si “aku”putus asa, ia sering berlayar tapi perahunya rapuh, ia akan mati sebelum bertemu kekasihnya. Bait ke 5 = kekasih si aku yang berada di pulau yang jauh akan sia-sia menanti aku, dan ia akan mati menghabiskan wkatu sendiri.

Page 10: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Lapis KetigaBerupa objek-objek yang dikemukakan pengarang ; latar, pelaku dan dunia pengarang

Objek ; cintaku, gadis manis, laut, pulau, perahu, angin, bulan, air laut & ajal

Pelaku ; si “aku”.

Latar ; waktu malam terang bulan. Latar tempat ; laut yang terang, berangin kencang

Dunia pengarang ; dunia yang diciptakan pengarang yang merupakan gabungan dan jalinan dari objek yang dikemukakan

Page 11: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Lapis keempatDipandang dari sudut pandang tertentu, kekasih si aku menarik, kelihatan dari kata gadis manis.

Bait ke-2, baris ke-1 & 2 menyatakan suasana menyenangkan, baris ke-4 si aku merasa mulai gelisah

Bait ke-3, baris ke 1-2, menyatakan segalanya berjalan dengan baik, baris ke 3-4, si aku telah dihadang kematiannya

Bait ke -4 & ke 5, kegagalan si aku untuk mencapai gadisnya(cita-citanya) meskipun segala daya upaya telah dilakukan, ia keburu mati duluan.

Page 12: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Lapis ke limaKetragisan hidup manusia, meskipun segala usaha telah dilakukan, disertai sarana yang cukup, bahkan segalanya telah berjalan lancar, tetapi seringkali manusia tak dapat mencapainya karena maut keburu menghadang. Dengan demikian cita-cita tsb akan sia-sia.

Analisis strata norma seperti ini memang hanya utk mengetahui semua unsur karya sastra yang ada, karena memecah karya akan mengosongkan makna karya, maka perlu ke tingkat analisi semiotik yaitu sistem tanda yang bermakna.

Page 13: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Puisi & BunyiDalam puisi, bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif.

Menurut teori simbolisme, tugas puisi adalah mendekati kenyataan , dengan cara tidak usah mengutamakan kata-kata, melainkan mengutamakan suara, lagu, irama, dan rasa yang timbul dan tanggapan yang dibangkitkannya. Baik dalam aliran simbolisme/romantik arti kata terdesak oleh bunyi atau suaranya.

Page 14: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

La Musique Des Toiles –Jean Cocteau

Au fil du bol

eol

ieu oe ie

Mon doigt mouille

eveilee

un astre

Eo ie iu ie

E e ie io ie

Ui ui io ie

Aeoe iaoe

Io io io iu

aeiouiu

Iuiae ui ui uo ue

Oe e

Ae oe

Oe ae ie oa

Ieaoaoa ieuau ieua

Oa oa ieua

Ie ie e e

ecoute

La musique des etoiles

Page 15: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

AnalisisDalam puisi tsb hanya ada enam kata yang ada

artinya.

Jean cocteau ingin menjelmakan kekagumannya terhadap keindahan bintang. Judul sajak ini “musik bintang-bintang”. Ket sajak, di atas dawai mangkuk, berbunyi suara musik “eol ieu oe ie, jariku basah (mon doigt mouille) dibangunkan (eveille) sebuah bintang (un astre). Maksudnya jariku menari-nari di atas dawai biola diilhami suara bintang, terdengarlah suara musik itu, menggambarkan kelap kelip bintang di langit malam “eo ie iu ie-ui ui io ie..dst. Dengarlah (ecoute) musik bintang-bintang (la musique des etoiles)

Page 16: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Puisi & bunyiDalam puisi, bunyi kata selain sebagai simbol arti dan orkestrasi, juga berfungsi sbb;

1. Peniru bunyi (onomatopei)

2. Lambang suara (klanksymboliek)

3. Kiasan suara (klankmetaphoor)

Page 17: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

ContohSunyi sepi pitunangpoyang

Tidak meretak dendang dambaku

Layang lagu tiada meangsing

Haram gemerincing genta rebana (A.H)

Desir hari lari berenang

Menemu bujuk pangkal akanan (C.A)

Dengan kuku-kuku besi kuda menebah perut bumi dan

Berberita ringkik kuda muncullah Joko Pandang

Segala menyibak bagi derapnya kuda hitam (W.S.Rendra)

Dari ketiga puisi tsb, lambang rasa dipakai oleh penyair. Lambang rasa berhub dgn suasana hati

Suasana hati yg ringan, riang dengan bunyi vokal e & I (puisi 1)

Puisi 2, bunyi vokal r mengiaskan gercik riak air laut yang mengalir

Puisi 3, gedebak-gedebuk suara kuda dikiaskan dgn kombinasi bunyi g-d-b

Page 18: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

SimpulanBunyi vokal e & I menggambarkan ringan,tinggi,kecil

K-p-t-s-f lebih ringan dari b-d-g-z-v-w

Bunyi vokal a,o,u terasa berat & rendah

Contoh kata-kata yang mengandung rasa ringan, kecil & tinggi ; sepi, kering, seni, pekik, perih, detik, rintik, gerimis,iris, kecil, renik, terik

Kata-kata yang mengandung rasa berat,besar,muram, murum; gajah, gunung, gulung,guruh, aduh, debur, gaung, raung

Page 19: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Sajak Sajak adalah pola estetika bahasa yang berdasarkan ulangan suara yang diusahakan dan dialami dengan kesadaran.

Tingkap teratak tua terbuncang topan

Topan tepian timur yang bertuhan

Kedamaian memang sumber segala cerah

Mengapa bosan balik-balik singgah

Page 20: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

IRAMA Irama, bahasa Inggrisnya Rythme, berasal dari bhs Yunani, Reo atau gerak air. Bunyi yang berulang indah, pergantian yang teratur menimbulkan suatu gerak bunyi yang hidup seperti riak air.

Irama dalam bahasa adalah pergantian turun naik, panjang pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.

Irama terbagi 2; yakni metrum & ritme.

Metrum adalah irama yang tetap, biasanya karena suku katanya tetap

Ritme adalah irama yg disebabkan pergantian /pertentangan bunyi

Page 21: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Contoh metrumPoyangku rata meminta sama

Semoga sekali aku diberi

Memetik kecapi, kecapi firdusi

Menampar rebana, rebana swarga

Poyangku rata semua semata

Penuh bunyi turun-temurun

Leka mereka karena suara

Suara sunyi suling keramat

Page 22: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

RitmeMari pecahkan botol-botol

Ambil lukanya

Jadikan bunga

Mari pecahkan tik-tok jam

Ambil jarumnya

jadikan diam

Ritme berhubungan dengan perulangan kata, pertentangan kata, pemenggalan awalan/akhiran, menyingkat kata dsbnya

Page 23: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Puisi yang merdu bunyinya disebut melodius; berlagu seolah ada bunyi melodi

Cth ; Putih di padang-padang

putih kembang-kembang lalang

putih rindu yang memanggil-manggil

dalam dendang

orang di dangau orang di ladang

putih di jalan yang panjang

kabut di puncak singgalang

sepi yang menyayup di ujung pandang

putih bermata sayang

wajah rawan tanah minang

Page 24: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Kata - stilistikaDenotatif/konotatif

Penggunaan bahasa sehari-hari bernuansa realistik

Penggunaan kata-kata yang indah akan bernuansa romantis

Penyair bisa menggunakan kata bahasa asing, daerah, istilah di luar sastra (biologi, politik, ekonomi dsbnya)

Bahasa kiasan (figuratif language) ; menyebabkan sajak menjadi menarik, indah, segar, dan meggambarkan kejelasan angan.

Page 25: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Bahasa Kiasan

Simile (perbandingan)

Metafora

Perumpamaan epos ( epic simile)

Personifikasi

Metonimi

Sinekdoki

allegori

Page 26: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Contoh:Simile

bagaikan banjir gulung-menggulung

bagaikan topan seruh-menderuh

demikian rasa, datang semasa (J.E Tatengkeng)

Metafora ; menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama /seharga dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama

Bumi ini perempuan jalang…..

Tuhan adalah warga negara yang paling modern

Cinta adalah bahaya yang lekas jadi pudar…..

Page 27: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Perumpamaan epos ; perbandingan yang dilanjutkan, atau diperpanjang dalam frase yang berturut-turut

Di tengah sunyi menderu rinduku

seperti topan Meranggutkan dahan

mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku

Allegori ; cerita kiasan/lukisan kiasan

Dalam kebun di tanah airku

Tumbuh sekuntum bunga teratai

Tersembunyi kembang indah permai

Tidak terlihat orang yang lalu

(Teratai..Kepada Ki hajar dewantara)

Page 28: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

PersonifikasiSebuah kamar

Sebuah jendela menyerahkan kamar ini

Pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu

Metonimia ; kiasan pengganti nama

There is no armour against fate

Death lays his icy hand on kings

sceptre and crown

must tumble down

And in the dust be equal made

With the poor crooked scythe and spade

Tongkat kerajaan & mahkota untuk menggantikan “raja-

raja”Sabit & sekop untuk si

miskin

Page 29: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

SinekdokiPars pro toto ; sebagian utk keseluruhan

Totum pro parte ; keseluruhan utk sebagian

Puisi Sitor Situmorang ;

Kujelajahi bumi dan alis kekasih

Totum pro parte pars pro toto

Page 30: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Citraan (gambaran angan)Citraan penglihatan (visual imagery)

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja..

Citraan pendengaran (auditory image)

Ruang diributi jerit dada…

Citraan perabaan (tactile/thermal imagery)

selembut tudung cendawan kuncup-kuncup dihatiku

mengembang bermerkahan

Page 31: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

CitraanCitraan Penciuman

Duapuluh tiga matahari bangkit dari pundakmu

tubuhmu menguapkan bau tanah…

Citraan pencecapan

Hari mekar dan bercahaya ; sorga

Neraka adalah rasa pahit di mulut

waktu bangun pagi

Gerakan

Di atas laut bulan perak bergetar suhu pun melompat

Page 32: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

Faktor ketatabahasaan

Pemendekan kata

Kalau sampai waktuku

ku mau tak seorang kan merayu

Penghilangan imbuhan

Aku tak bisa tidur…orang ngomong, anjing nggonggong

Penyimpangan struktur kata

Biar susah sungguh

Mengingat kau penuh seluruh

Page 33: Proses Kreatif Puisi  &  Pengkajian Puisi

TRAGEDI WINKA & SIHKA

kawin    kawin

        kawin            kawin

                kawin                     ka                    win

               ka            win           ka         win

      ka   win

ka    winka

        winka            sihka

               sihka                  sihka                        sih

                     ka                  sih

               ka            sih          ka        sih

    ka  sihka

   sih      sih

         sih            sih

               sih                  sih                     ka

                         Ku