kajian puisi

42
TUGAS BAHASA TUGAS BAHASA INDONESIA INDONESIA PUISI PUISI

Upload: ndycihuy

Post on 14-Jun-2015

7.036 views

Category:

Documents


45 download

TRANSCRIPT

Page 1: kajian puisi

TUGAS BAHASA TUGAS BAHASA INDONESIAINDONESIA

PUISIPUISI

Page 2: kajian puisi

Definisi PuisiDefinisi Puisi

Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari berasal dari poesispoesis yang artinya berati penciptaan. yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetrypoetry yang erat dengan yang erat dengan –poet –poet dan -dan -poempoem. . Mengenai kata Mengenai kata poetpoet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) , Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata menjelaskan bahwa kata poetpoet berasal dari Yunani berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata Yunani sendiri, kata poetpoet berarti orang yang berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.

Page 3: kajian puisi

Definisi Puisi Menurut Definisi Puisi Menurut Penyair InggrisPenyair Inggris

(1)(1) Samuel Taylor Coleridge Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sangat erat berhubungannya, dan sebagainya. sebagainya.

Page 4: kajian puisi

(2)(2) Carlyle mengatakan bahwa puisi Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya, kata-kata seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi. mempergunakan orkestra bunyi.

Page 5: kajian puisi

(3)(3) Wordsworth mempunyai gagasan bahwa Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden atau diangankan. Adapun Auden mengemukakan bahwa puisi itu lebih mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur. bercampur-baur.

Page 6: kajian puisi

(4)(4) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya, emosional serta berirama. Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya selaras, disusun secara artistik (misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya penuh dan sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti musik perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-(pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur). turut secara teratur).

Page 7: kajian puisi

(5)   Shelley mengemukakan bahwa puisi (5)   Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan dan menimbulkan keharuan mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. untuk direkam.

Page 8: kajian puisi

Unsur- Unsur PuisiUnsur- Unsur Puisi

UUnsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nsur-unsur puisi meliputi (1) tema, (2) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) nada, (3) rasa, (4) amanat, (5) diksi, (6) imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, imaji, (7) bahasa figuratif, (8) kata konkret, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, (9) ritme dan rima. Unsur-unsur puisi ini, menurut pendapat Richards dan Waluyo menurut pendapat Richards dan Waluyo dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu dapat dipilah menjadi dua struktur, yaitu struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan struktur batin puisi (tema, nada, rasa, dan amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, amanat) dan struktur fisik puisi (diksi, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, imajeri, bahasa figuratif, kata konkret, ritme, dan rima).dan rima).

Page 9: kajian puisi

Struktur Fisik PuisiStruktur Fisik Puisi

(1)   (1)   Perwajahan puisi (tipografi),Perwajahan puisi (tipografi), yaitu yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.pemaknaan terhadap puisi.

Page 10: kajian puisi

(2)   (2)   DiksiDiksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan , yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah oleh penyair dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam keselarasan bunyi, dan urutan kata. Geoffrey (dalam Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa Waluyo, 19987:68-69) menjelaskan bahwa bahasa puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, puisi mengalami 9 (sembilan) aspek penyimpangan, yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan yaitu penyimpangan leksikal, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan semantis, penyimpangan fonologis, penyimpangan sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register sintaksis, penggunaan dialek, penggunaan register (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi (ragam bahasa tertentu oleh kelompok/profesi tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-tertentu), penyimpangan historis (penggunaan kata-kata kuno), dan penyimpangan grafologis kata kuno), dan penyimpangan grafologis (penggunaan kapital hingga titik)(penggunaan kapital hingga titik)

Page 11: kajian puisi

(3)   (3)   ImajiImaji, yaitu kata atau susunan kata-, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.seperti apa yang dialami penyair.

Page 12: kajian puisi

(4)   (4)   Kata kongkretKata kongkret, yaitu kata yang dapat , yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju: lambang. Misal kata kongkret “salju: melambangkan kebekuan cinta, melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.hidup, bumi, kehidupan, dll.

Page 13: kajian puisi

(5)   (5)   Bahasa figuratifBahasa figuratif, yaitu bahasa berkias , yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan 1986:128). Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut (Waluyo, 1987:83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi, antara lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.parte, hingga paradoks.

Page 14: kajian puisi

(6)   (6)   VersifikasiVersifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, , yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada puisi Sutadji memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, C.B.), (2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, repetisi bunyi [kata], dan sebagainya [Waluyo, 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. 187:92]), dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang Ritma merupakan tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi. menonjol dalam pembacaan puisi.

Page 15: kajian puisi

Struktur Batin PuisiStruktur Batin Puisi

(1)   (1)   Tema/makna (Tema/makna (sensesense);); media puisi media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.keseluruhan.

Page 16: kajian puisi

(2)   (2)   Rasa (Rasa (feelingfeeling),), yaitu sikap penyair terhadap yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.latar belakang sosiologis dan psikologisnya.

Page 17: kajian puisi

(3)   (3)   Nada (Nada (tonetone),), yaitu sikap penyair yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan bekerja sama dengan pembacapembaca untuk untuk memecahkan masalah, menyerahkan memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. bodoh dan rendah pembaca, dll.

Page 18: kajian puisi

(4)   (4)   Amanat/tujuan/maksud (Amanat/tujuan/maksud (itentionitention);); sadar maupun tidak, ada tujuan yang sadar maupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum Tujuan tersebut bisa dicari  sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya.ditemui dalam puisinya.

Page 19: kajian puisi

Perbedaan PuisiPerbedaan Puisi

Puisi Dramatik :Puisi Dramatik :>Puisi yang memiliki persyaratan dramatik >Puisi yang memiliki persyaratan dramatik >yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang, >yang menekankan tikaian emosional atau situasi yang tegang, umunya >secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik umunya >secara objektif menggambarkan perilaku seseorang, baik lewat lakuan, >dialog, maupun monolog.lewat lakuan, >dialog, maupun monolog.

Puisi Lirik :Puisi Lirik :>Puisi yang memiliki persyaratan melodius dan kadang dibawakan,>Puisi yang memiliki persyaratan melodius dan kadang dibawakan,sang penyair sendiri , dan diringi music sebagai sebuah karya.sang penyair sendiri , dan diringi music sebagai sebuah karya.

Puisi balada :Puisi balada :>Puisi yang memiliki persyaratan cerita tentang sebuah perjalan hidup >Puisi yang memiliki persyaratan cerita tentang sebuah perjalan hidup sang penulis.sang penulis.

Puisi Epik : Puisi Epik : >Puisi yang biasanya selalu dikaitkan dengan kisah-kisah klasik >Puisi yang biasanya selalu dikaitkan dengan kisah-kisah klasik peperangan dan kepahlawanan yang menakjubkan dan sarat dengan peperangan dan kepahlawanan yang menakjubkan dan sarat dengan pesan moral.pesan moral.

Page 20: kajian puisi

ContohContoh PuisiPuisi

““Aku Ingin”Aku Ingin”

Sapardi Djoko DamonoSapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhanaAku ingin mencintaimu dengan sederhanaDengan kata yang tak sempat kuucapkan Dengan kata yang tak sempat kuucapkan Kayu dengan api yang menjadikannya akuKayu dengan api yang menjadikannya akuAku ingin mencintaimu dengan sederhanaAku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikanDengan isyarat yang tak sempat disampaikanAwan kepada hujan yang menjadikannya tiadaAwan kepada hujan yang menjadikannya tiada

temukan sendiri ya?!temukan sendiri ya?!puisi darikoe...!!!puisi darikoe...!!!

Page 21: kajian puisi

PUISI LAMAPUISI LAMA

Ciri-ciri puisi lama:Ciri-ciri puisi lama:

Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.pengarangnya.

Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.merupakan sastra lisan.

Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Page 22: kajian puisi

Yang termasuk puisi lama adalah:Yang termasuk puisi lama adalah:

MantraMantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib. PantunPantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris,

tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

KarminaKarmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. SelokaSeloka adalah pantun berkait. adalah pantun berkait. GurindamGurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a- adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-

a-a, berisi nasihat.a-a, berisi nasihat. SyairSyair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4

baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita. TalibunTalibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun

10 baris.10 baris.

Page 23: kajian puisi

PUISI BARUPUISI BARU

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan maupun rima. Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:atas:

BaladaBalada adalah puisi berisi kisah/cerita. adalah puisi berisi kisah/cerita. HimneHimne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air,

atau pahlawan.atau pahlawan.

Page 24: kajian puisi

OdeOde adalah puisi sanjungan untuk orang yang adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.berjasa.

EpigramEpigram adalah puisi yang berisi adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.tuntunan/ajaran hidup.

RomanceRomance adalah puisi yang berisi luapan adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.perasaan cinta kasih.

ElegiElegi adalah puisi yang berisi ratap adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.tangis/kesedihan.

SatireSatire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

Page 25: kajian puisi

Jenis- Jenis Puisi KlasikJenis- Jenis Puisi Klasik

PantunPantun

Puisi Melayu klasik yang paling tua dan popular ialah pantun. Pantun dikatakan Puisi Melayu klasik yang paling tua dan popular ialah pantun. Pantun dikatakan popular kerana mempunyai bentuk struktural yang ringkas dan bersahaja. Jumlah popular kerana mempunyai bentuk struktural yang ringkas dan bersahaja. Jumlah barisnya juga pelbagai: ada pantun dua kerat, pantun empat kerat, enam kerat, barisnya juga pelbagai: ada pantun dua kerat, pantun empat kerat, enam kerat, lapan kerat, dan ada juga yang sepuluh kerat. Seterusnya, terdapat juga sejenis lapan kerat, dan ada juga yang sepuluh kerat. Seterusnya, terdapat juga sejenis pantun yang rangkapnya berkait antara satu sama lain, dan dikenali sebagai pantun yang rangkapnya berkait antara satu sama lain, dan dikenali sebagai pantun berkait. Namun pantun yang paling digemari merupakan pantun empat pantun berkait. Namun pantun yang paling digemari merupakan pantun empat kerat. Dari sudut penggubahan, pantun dapat dicipta dengan mengikuti syarat-kerat. Dari sudut penggubahan, pantun dapat dicipta dengan mengikuti syarat-syarat di bawah ini:-syarat di bawah ini:-

* setiap baris terdiri daripada 8 hingga 12 suku kata.* setiap baris terdiri daripada 8 hingga 12 suku kata.* rima akhirnya (untuk pantun empat kerat) ialah a b a b.* rima akhirnya (untuk pantun empat kerat) ialah a b a b.* ada pembayang dan juga maksud.* ada pembayang dan juga maksud.

Walaupun mudah membina baris-baris yang terdiri daripada 4 atau 5 perkataan Walaupun mudah membina baris-baris yang terdiri daripada 4 atau 5 perkataan (atau 8 hingga 12 suku kata), tetapi bukan semua yang terbina mempunyai nilai (atau 8 hingga 12 suku kata), tetapi bukan semua yang terbina mempunyai nilai keindahan. Hal ini kerana pantun yang bermutu memiliki ciri-ciri semantik atau keindahan. Hal ini kerana pantun yang bermutu memiliki ciri-ciri semantik atau permaknaan yang menarik. Kerap kali unsur-unsur alam menjadi penghias pantun-permaknaan yang menarik. Kerap kali unsur-unsur alam menjadi penghias pantun-pantun romantik. Manakala pantun-pantun yang bertema keagamaan, nasihat, pantun romantik. Manakala pantun-pantun yang bertema keagamaan, nasihat, lelucon dan sebagainya, didapati imej-imejnya disesuaikan dengan tema.lelucon dan sebagainya, didapati imej-imejnya disesuaikan dengan tema.

Page 26: kajian puisi

SyairSyair

Syair merupakan sejenis puisi klasik yang Syair merupakan sejenis puisi klasik yang kelihatan menyerupai bentuk pantun kerana suku kelihatan menyerupai bentuk pantun kerana suku kata untuk baris-barisnya menyerupai bentuk kata untuk baris-barisnya menyerupai bentuk pantun. Akan tetapi, syair memiliki syarat-syarat pantun. Akan tetapi, syair memiliki syarat-syarat lain yang berbeza daripada pantun. Syarat-lain yang berbeza daripada pantun. Syarat-syaratnya ialah:-syaratnya ialah:-

* setiap baris terdiri daripada 8 hingga 12 suku * setiap baris terdiri daripada 8 hingga 12 suku kata.kata.* rima akhirnya ialah a a a a.* rima akhirnya ialah a a a a.

Syair tidak mempunyai pembayang. Rangkap Syair tidak mempunyai pembayang. Rangkap syair terbina daripada maksud-maksud. Maksud syair terbina daripada maksud-maksud. Maksud atau isi syair biasanya merupakan cerita, atau atau isi syair biasanya merupakan cerita, atau berunsurkan nasihat.berunsurkan nasihat.

Page 27: kajian puisi

GurindamGurindam

Gurindam tidak mempunyai definisi dan konsep Gurindam tidak mempunyai definisi dan konsep yang mantap. Gurindam berasal daripada yang mantap. Gurindam berasal daripada bahasa Tamil yang bermaksud bahasa Tamil yang bermaksud umpama.Terdapat beberapa khilaf atau umpama.Terdapat beberapa khilaf atau pandangan yang berbeza antara para pengkaji. pandangan yang berbeza antara para pengkaji. Ada pengkaji menyatakan bahawa gurindam Ada pengkaji menyatakan bahawa gurindam tidak terikat dengan peraturan yang khusus. tidak terikat dengan peraturan yang khusus. Terdapat pula pengkaji yang menyatakan Terdapat pula pengkaji yang menyatakan bahawa rangkap gurindam terdiri daripada dua bahawa rangkap gurindam terdiri daripada dua baris. Tetapi secara keseluruhannya, gurindam baris. Tetapi secara keseluruhannya, gurindam banyak mengemukakan nasihat, pandangan, banyak mengemukakan nasihat, pandangan, atau gambaran sesuatu keadaan.atau gambaran sesuatu keadaan.

Page 28: kajian puisi

SelokaSeloka

Seloka dipercayai berasal daripada bahasa Seloka dipercayai berasal daripada bahasa Sanskrit yang membawa maksud seperti Sanskrit yang membawa maksud seperti juga gurindam iaitu umpama. Oleh sebab juga gurindam iaitu umpama. Oleh sebab maknanya bersamaan dengan gurindam, maknanya bersamaan dengan gurindam, maka sifat seloka juga tidak jauh berbeza maka sifat seloka juga tidak jauh berbeza daripada sifat gurindam dari sudut maksud daripada sifat gurindam dari sudut maksud atau isinya. Seloka memuatkan sindiran atau atau isinya. Seloka memuatkan sindiran atau kiasan yang tajam. Bentuknya tidak terikat kiasan yang tajam. Bentuknya tidak terikat apada peraturan tertentu, namun ada juga apada peraturan tertentu, namun ada juga yang berbentuk seperti syairyang berbentuk seperti syair

Page 29: kajian puisi

Penyair- Penyair Penyair- Penyair IndonesiaIndonesia

ACEP ZAMZAM NOOR

Page 30: kajian puisi

Ahmadun Yosi Herfanda

Page 31: kajian puisi

Chairil Anwar

Page 32: kajian puisi

Hasan Aspahani

Page 33: kajian puisi

Sitor Situmorang

Page 34: kajian puisi

TERIMA KASIH ATAS TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA !!PERHATIANNYA !!

Page 35: kajian puisi

Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

1. Menjelaskan Gambaran Penginderaan / Citraan Puisia. Citraan Penglihatan ( Gerimis, mentari,

jenazah, hitam, gelap, terang )b. Citraan Pendengaran ( bunyi tambur,

mendesah, mengeluh )c. Citraan Penciuman ( wangi, harum, anyir )d. Citraan Pengecapan ( asam, pahit, manis,

gurih )e. Citraan Perabaan ( kasar, halus, licin,

bergerigi, tajam )f. Citraan Gerak ( mulut tercekam, mata terpejam,

kepala tertunduk, mengusap, memukul, mendobrak )

Page 36: kajian puisi

Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

2. Menjelaskan Perasaan yang Diekspresikan dalam Puisia. Sedihb. Cemasc. bencid. bahagiae. jengkelf. sombongg. bingungh. pasrahi. dan lain-lain

Tunjukkan dan Tuliskan Bait-bait yang menjelaskan Perasaan-perasaan tersebut

Jelaskan, Mengapa perasaan-Perasaan tersebut muncul

Page 37: kajian puisi

Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

3. Mengungkapkan Pikiran Penyair dalam Puisi

a. Jelaskan, Apakah pikiran penyair dalam puisi melahirkan ide-ide, pikiran,

gagasan-gagasan, atau Kritik Sosial dalam puisi ?

Page 38: kajian puisi

Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

4. Menyingkap Imajinasi Penyair dalam Puisi

Penyair mampu menghidupkan segala yang ditulisnya menjadi lebih bermakna, berkesan, lebih memperjelas suasana.

a. Imajinasi penyair dilihat dari makna yang terkandung dalam baris-baris puisinya.

Page 39: kajian puisi

Membahas Isi Puisi Berdasarkan Penginderaan

5. Menjelaskan Nilai-nilai atau amanat atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan yang terdapat dalam puisi

6. Menjelaskan Hubungan Isi Puisi dengan:a. Realitas Alamb. Sosial Budayac. Kehidupan Masyarakat

6. Parafrasekan Puisi tersebut

Page 40: kajian puisi

 Ada 2 metode / teknik parafrase:

1) Mempertahankan susunan kata-kata dalam puisi tetapi menambahkan unsur/ kata dalam tanda kurung yg akan memudahkan usaha memahami puisi secara keseluruhan

2) Mengubah puisi menjadi prosa dengan cara mengubah baris / bait menjadi kalimat-kalimat dengan menambah/mengurangi/menukar kata-kata tertentu sehingga unsur-unsur asli puisi tidak kelihatan lagi, yg ada hanya suatu prosa dimana prosa tsb telah menggambarkan makna secara keseluruhan puisi tsb.

Page 41: kajian puisi

Contoh Parafrase Puisi:Perhatikan puisi Chairil Anwar berikut ini:

HAMPA

kepada Sri

Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.Lurus kaku pohonan. Tak bergerakSampai ke puncak. Sepi memagut,Tak satu kuasa melepas-renggutSegala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.Tambah ini menanti jadi mencekikMemberat-mencekung pundaSampai binasa segala. Belum apa-apaUdara bertuba. Setan bertempikIni sepi terus ada. Dan menanti.

Page 42: kajian puisi

Dengan teknik parafrase ini kita tambah beberapa kata agar lebih mudah dipahami.

HAMPAkepada Sri(keadaan amat) Sepi di luar (sana). (Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana). (pohonan itu) Tak bergerakSampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nyadariku)Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi). (menanti dalam) Sepi.(di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi mencekik (malah)Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik(sorak)Ini (,) (perasan) sepi (ini) terus (saja) ada. Dan (aku masih tetap) menanti.

NB: Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi ygamat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun dalamkata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuatparafrase.