bab ii kajian teoretis a. pengajaran bahasa indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/siti zulfatun bab...

53
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesia Pengajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maaupun tulis serta menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2004: 3) dinyatakan bahwa standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu berbahasa adalah belajar berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun secara tertulis. Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan sebuah proses belajar untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis, belajar menghargai manusia dan nilai kemanusiaan termasuk di dalamnya menghargai hasil cipta manusia yang berupa puisi. Bab ini membahas tentang teori-teori yang dijadikan dasar untuk mengembangkan penelitian ini. Berikut akan dibahas mengenai kemampuan mengapresiasi puisi, penguasaan bahasa figuratif dan minat membaca puisi. 13 Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Upload: others

Post on 25-Jul-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

13

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Pengajaran Bahasa Indonesia

Pengajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi

adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia baik secara lisan maaupun tulis serta menimbulkan penghargaan

terhadap hasil cipta manusia Indonesia. Dalam kurikulum 2004 (Depdiknas,

2004: 3) dinyatakan bahwa standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia

berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa yaitu berbahasa adalah belajar

berkomunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai

kemanusiaan. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi, baik

secara lisan maupun secara tertulis.

Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan sebuah proses

belajar untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis, belajar

menghargai manusia dan nilai kemanusiaan termasuk di dalamnya

menghargai hasil cipta manusia yang berupa puisi. Bab ini membahas tentang

teori-teori yang dijadikan dasar untuk mengembangkan penelitian ini.

Berikut akan dibahas mengenai kemampuan mengapresiasi puisi,

penguasaan bahasa figuratif dan minat membaca puisi.

13

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 2: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

14

2. Kemampuan Mengapresiasi Puisi

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan (abilities) seseorang akan turut serta menentukan

perilaku dan hasilnya. Yang dimaksud kemampuan atau abilities ialah

bakat yang melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan

secara phisik atau mental yang diperoleh sejak lahir, belajar, dan dari

pengalaman (Soehardi,2003: 24).

Soelaiman (2007: 112) mengemukakan bahwa kemampuan

adalah sifat yang dibawa sejak lahir atau dipelajari yang

memungkinkan seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya, baik

secara mental ataupun fisik. Sebagai contoh karyawan dalam suatu

organisasi, meskipun dimotivasi dengan baik, tetapi tidak semua

memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik.

Menurut Kreitner (2005: 185) yang kemampuan adalah

karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum

phisik mental seseorang.

Robins (2006: 46) mengemukakan bahwa kemampuan (ability)

adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam

pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seorang individu pada

hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan

intelektual dan kemampuan phisik.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, kemampuan adalah suatu

kekuatan baik fisik atau pun mental dan intelektual yang diperlukan

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 3: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

15

untuk menunjukkan suatu tindakan atau aktivitas. Kemampuan yang

ada di dalam diri setiap individu bisa dipelajari, dan diasah agar

menjadi lebih baik.

b. Hakikat Apresiasi

Secara etimologis istilah apresiasi berasal dari bahasa Latin

apreciatio yang berarti “menghargai”. Dalam bahasa Inggris

appreciate yangberarti “menyadari, memahami, menghargai, dan

menilai”. Dari kata appreciate dapat dibentuk kata appreciation yang

berarti“ penghargaan, pemahaman, dan penghayatan”. Kata apresiasi

dalam bahasa Indonesia mengandung pengertian yang sejajar dengan

kata apreciatio (Latin) kata appreciation (Inggris) tersebut. Apresiasi

diartikan juga sebagai suatu kegiatan penilaian terhadap kualitas

sesuatu dan memberi penghargaan yang tepat terhadapnya

Menurut Rusyana (1982: 7) apresiasi berarti pengenalan nilai

pada bidang nilai-nilai yang lebih tinggi. Orang yang telah memiliki

apresiasi tidak sekadar yakin bahwa sesuatu itu dikehendaki sebagai

perhitungan akalnya, tetapi benar-benar menghasratkan sesuatu, dan

menjawab dengan sikap yang penuh kegairahan terhadapnya. Hal ini

senada dengan pendapat Oemarjati (1991: 57) yang menjelaskan kata

apresiasi mengandung arti tanggapan sensitif terhadap sesuatu atau

pemahaman sensitif terhadap sesuatu.

Melengkapi pendapat ahli sastra di atas, Natawijaya (1982: 1)

mengungkapkan bahwa apresiasi adalah penghargaan dan

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 4: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

16

pemahaman atas suatu hasil seni atau budaya. Natawijaya

menjelaskan bahwa sesuatu itu baik dan mengerti mengapa itu

baik. Dengan demikian, kegiatan apresiasi terhadap sesuatu itu akan

membentuk suatu pengalaman baru yang berkenaan dengan hal atau

suatu peristiwa kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya

membaca sebuah karya sastra.

Hartoko (1990: 25) mendefinisikan apresiasi sebagai suatu

tindak penghargaan. Sebagaimana dijelaskan di atas, kata apresiasi

berasal dari bahasa Inggris "appreciation" yang berarti penghargaan.

Apresiasi meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, emosi, dan evaluasi.

Aspek kognitif adalah kemampuan memahami masalah teori dan

prinsip-prinsip intrinsik sebuah karya sastra. Aspek apresiasi yang

keduaya itu emotif. Aspek emotif adalah kemampuan memiliki nilai-

nilai keindahan karya sastra. Indikasi untuk mengukur aspek emotif

yang dapat digunakan adalah sebagai berikut: (1) siswa dapat

menemukan dan menunjukkan indah tidaknya karya sastra puisi itu;

(2) siswa dapat menemukan dan menunjukkan cara penulisan latar

belakang cerita/setting; (3) siswa dapat menemukan dan

menunjukkan indah tidaknya pemakaian ungkapan dalam karya

sastrapuisi. Aspek ketiga yaitu aspek evaluatif. Aspek evaluaitif

adalah kemampuan menilai. Aspek ini merupakan aspek tertinggi

dalam kegiatan apresiasi. Indikator untuk menilai dan mengukurnya

adalah kemampuan untuk menafsirkannya.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 5: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

17

Penilaian ini dapat disejajarkan dengan kegiatan

mempertimbangkan nilai yang ada dalam karya. Siswa yang mampu

menguasai tiga aspek di atas, dapat dikatakan sebagai apresiator

yang baik. Akibat yang timbul setelah siswa telah berhasil

memahami sebuah karya adalah terciptanya jiwa yang matang,

sehingga dapat menghargai orang lain selayaknya manusia, wawasan

berpikirnya bertambah luas serta memanusiakan manusia karena

sastra memiliki nilai humaniora (Suyitno, 1985: 190).

Sejalan dengan itu, Wardanidalam (Sayuti, 1985: 204)

berpendapat bahwa proses apresiasi dalam kaitannya dengan tujuan

pengajaran dapat dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu tingkat

menggemari, menikmati, mereaksi, dan tingkat menghasilkan.

Tingkat menggemari ditandai oleh adanya rasa tertarik terhadap karya

sastra serta berkeinginan membacanya. Dalam tingkat menikmati,

seorang (siswa) mulai dapat menikmati karya sastra karena

pengertian sudah mulai tumbuh. Tingkat mereaksi ditandai oleh

adanya keinginan untuk menyatakan pendapatnya tentang karya

yang telah dinikmati, sedangkan tingkat selanjutnya adalah

tingkatan produktif yakni bahwa seseorang sudah mulai

menghasilkan karya sastra.

Tarigan (1986: 233) menjelaskan bahwa apresiasi merupakan

penaksiran karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya

berdasarkan pengalaman yang wajar dan kritis. Pengalaman dalam

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 6: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

18

hal ini adalah pengalaman bersastra. Pengalaman bersastra dapat

diperoleh melalui peristiwa sastra.

Pada dasarnya, apresiasi berarti suatu pertimbangan (judment)

mengenai arti penting atau nilai sesuatu. Dalam penerapannya,

apresiasi sering diartikan sebagai penghargaan atau penilaian

terhadap benda-benda, baik abstrak maupun kongkrit yang memiliki

nilai luhur.

c. Apresiasi Sastra

Oemarjati (1991: 58) menjelaskan bahwa apresiasi sastra berarti

tanggapan ataupun pemahaman sensitif terhadap karya sastra.

Jelasnya, penekanannya pada pengertian sensitif terutama

menyangkut tanggapan seseorang terhadap nilai-nilai yang

terkandung dalam karya sastra. Dengan demikian, mengapresiasi

karya sastra berarti menanggapi karya sastra dengan kemampuan

afektif yang di satu pihak peka terhadap nilai-nilai yang terkandung

dalam karya sastra yang bersangkutan, baik yang tersurat maupun

yang tersirat dalam kerangka tematik yang mendasarinya; dan di lain

pihak, kepekaan tanggapan tersebut bermanfaat bagi upaya

memahami pola tata nilai yang diperolehnya dari bacaan di dalam

proporsi yang sesuai dengan konteks persoalannya.

Tentang apresiasi sastra, Effendi (2002: 6) mengungkapkan

bahwa, apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan

sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan

pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 7: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

19

Effendi, Atar Semi (1988) mengemukakan bahwa untuk

mengetahui atau menilai siswa yang telah memiliki kemampuan

apresiasi sastra dapat dipergunakan seperangkat indikator, yaitu: 1)

siswa mampu menginterpretasikan perilaku atau perwatakan yang

ditemuinya dalam karya sastra yang dibacanya; 2) siswa memiliki

sensitivitas terhadap bentuk dan gaya bahasa; 3) siswa mampu

menangkap ide dan tema; 4) siswa menunjukkan perkembangan atau

kemajuan selera personal terhadap karya sastra.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa apresiasi

sastra berarti tanggapan ataupun pemahaman sensitif terhadap karya

sastra. Jelasnya, penekanannya pada pengertian sensitif terutama

menyangkut tanggapan seseorang terhadap nilai-nilai yang terkandung

dalam karya sastra. Dengan demikian, mengapresiasi karya sastra

berarti menanggapi karya sastra dengan kemampuan afektif yang

disatu pihak peka terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya

sastra yang bersangkutan, baik yang tersurat maupun yang tersirat

dalam kerangka tematik yang mendasarinya; dan di lain pihak,

kepekaan tanggapan tersebut bermanfaat bagi upaya memahami pola

tata nilai yang diperolehnya dari bacaan di dalam proporsi yang sesuai

dengan konteks persoalannya (Oemarjati, 1991: 58).

Pendapat Oemarjati tersebut lebih jelas jika dibandingkan

dengan pendapat Yus Rusyana, karena Oemaryati bukan hanya

mengungkapkan bahwa apresiasi merupakan pengenalan nilai saja,

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 8: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

20

melainkan memperjelas kata apresiasi tersebut dengan menanggapi

karya sastra dengan kemampuan afektif yang disatu pihak peka

terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra yang

bersangkutan, baik yang tersurat maupun yang tersirat dalam

kerangka tematik yang mendasarinya.

d. Puisi

Kesusastraan khususnya puisi, adalah cabang seni yang paling

sulit untuk dihayati secara langsung sebagai totalitas. Elemen-elemen

seni ini ialah kata. Sebuah kata adalah suatu unit totalitas utuh yang

kuat berdiri sendiri. Puisi menjadi totalitas-totalitas baru dalam

pembentukan pembentukan baru, dalam kalimat-kalimat yang telah

mempunyai suatu urutan yang logis. Richardsdalam (Tarigan: 1994 )

mengungkapkan bahwa suatu puisi merupakan perpaduan dari empat

hal yaitu: (1) tema penyair atausense (inti pokok puisi), (2) perasaan

atau feeling (sikap penyair terhadap objek), (3) nada atau tone (sikap

penyair terhadap pembaca atau penikmat), dan (4) amanat atau

intention (maksud atau tujuan penyair) . Keempat hal tersebut saling

berkaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya. Horatius dalam

(Budianta, 2002: 39-40) mensyaratkan dua hal bagi puisi, yaitu puisi

harus indah dan menghibur (dulce), namun pada saat yang sama puisi

juga harus berguna dan mengajarkan sesuatu (utile). Dalam hal ini,

selain memiliki nilai estetika dan berfungsi menghibur, puisi juga

mengandung nilai moral, pesan, atau ajaran bagi masyarakat yang

membacanya.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 9: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

21

Berbeda dengan pendapat tersebut, Hutagalung dalam (Sayuti,

1985: 1) menyebutkan bahwa hakekat puisi adalah konsentrasi dan

intensifikasi. Samson, dalam Sayuti (1985: 27) memberikan batasan

puisi sebagai bentuk kata-kata yang ritmis, yang mengungkapkan

pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyairnya.

Sedangkan Sayuti (1985: 12) memberikan batasan bahwa

puisimerupakan hasil kreativitas manusia yang diwujudkan lewat

susunan kata yang mempunyai makna. Lebih lanjut Sayuti (1985: 16)

menerangkan bahwa kata-kata yang disusun menjadi baris-baris

dengan bentuknya yang khas baru dapat disebut sebagai puisi. Bentuk

khas itu muncul dalam pola ritma, rima, baris, bait, dan seterusnya

yang merupakan unsur formal puisi. Di samping unsur formal,

terdapat unsur kualitas yang menyebabkan bentuk yang khas itu

menjadi lebih bermakna, berupa tema, ide, amanat, maupun

pengalaman penyair yang diintensifkan dan dikonsentrasikan. Selain

berbagai unsur yang membatasinya, watak puisi juga menentukan

hakikat suatu puisi. Gracedalam (Sayuti, 1985: 14) berpendapat

bahwa watak puisi adalah lebih mengutamakan intuisi, imajinasi dan

sintesa dibandingkan dengan prosa yang lebih mengutamakan pikiran,

konstruksi, dan analisa. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut

Rozakdalam (Sayuti, 1985: 14) secara sederhana puisi lebih bersifat

intuitif, imajinatif, dan sintesis.

Pada dasarnya, banyak ahli telah menyimpulkan hakikat puisi

dengan menyebutkan unsur-unsur yang hampir sama. Unsur-unsur

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 10: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

22

tersebut merupakan pembangun yang menjadi pokok yang terkandung

di dalam puisi. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa hakikat puisi

adalah ungkapan emosional atas suatu gagasan yang dibahasakan

secara imajinatif dengan susunan kata-kata dan diungkapkan dengan

teknik tertentu dalam pilihan terbaiknya.

e. Ciri-Ciri Puisi

Puisi secara umum dibedakan menjadi dua yaitu puisi lama dan

puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing memiliki

ciri-ciri.

Ciri-ciri puisi lama:

1. Anonim (pengarangnya tidak diketahui).

2. Terikat jumlah baris, rima, dan irama.

3. Merupakan kesusastraan lisan.

4. Gaya bahasanya statis (tetap) dan klise.

5. Isinya fantastis dan istanasentris

Ciri-ciri Puisi Baru:

1. Pengarangnya diketahui.

2. Tidak terikat jumlah baris, rima, dan irama.

3. Berkembang secara lisan dan tertulis.

4. Gaya bahasanya dinamis (berubah-ubah).

5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya.

Puisi lama lahir pada masa masyarakat yang terikat oleh syarat-

syarat tradisional dan menggunakan pola-pola atau taturan tata

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 11: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

23

bahasa tertentu. Sedangkan puisi baru sudah mendapat pengaruh

dari puisi barat, sehingga puisi baru sudah mulai meninggalkan

aturan-aturan tradisional.

f. Unsur-Unsur Pembangun Puisi

Dalam membuat puisi, terdapat beberapa unsur yang harus

diperhatikan yang disebut dengan unsur pembangun puisi. Unsur

pembangun puisi, diantaranya :

1. Bunyi

Unsur bunyi merupakan salah satu unsur yang menonjol

untuk membedakan antara bahasa puisi dan bahasa prosa. Bahasa

puisi cenderung menggunakan unsur perulangan bunyi. Bunyi

memiliki peran antara lain adalah agar puisi terdengar merdu jika

dibaca dan didengarkan, sebab pada hakikatnya puisi merupakan

salah satu karya seni yang diciptakan untuk didengarkan (Sayuti,

2002).

Sebenarnya puisi hadir untuk disuarakan daripada dibacakan

tanpa suara. Dengan cara ini, keindahan puisi dapat dirasakan lebih

intensif. Hal-hal yang perlu dikaji berkaitan dengan masalah

kepuitisan apa saja yang digunakan, disiasati, dan didayakan untuk

menghasilkan bunyi yang indah. Sarana yang dimaksud antara lain

persajakan, irama, orkestrasi dan fungsi lain (Nurgiantoro, 2014:

154)

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 12: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

24

3. Diksi

Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra

(Abrams, 1981). Setiap penyair akan memilih kata-kata yang tepat,

sesuai dengan maksud yang ingin diungkapkan dan efek puitis

yang ingin dicapai. Diksi juga sering menjadi ciri khas seorang

penyair atau zaman tertentu. Aspek leksikal sangatlah penting

dalam karya sastra. Aspek leksikal adalah satuan bentuk terkecil

dalam konteks struktur sintaksis dan wacana (Nurgiyantoro, 2014:

17). Aspek leksikal ini sama pengertiannya dengan diksi. Diksi

merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam

penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh

efek tertentu seperti yang diharapkan (KBBI, 2005: 64). Aspek

leksikal dalam karya sastra dapat berupa penggunaan bahasa lain

atau percampuran bahasa, kolokial, munculnya bentuk baru, makna

khusus, ragam kata, kata menyimpang, dan lain sebagainya.

4. Bahasa Kiasan

Bahasa kias atau figuratif language merupakan

penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna

katannya atau rangkaian katannya digunakan dengan tujuan untuk

mencapai efek tertentu (Abrams, 1981). Bahasa kias memiliki

beberapa jenis yaitu personifikasi, metafora, perumpamaan, simile,

metonimia, sinekdoki, dan alegori (Pradopo, 1978).

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 13: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

25

5. Citraan Puisi

Citraan merupakan suatu bentuk penggunaan bahasa yang

mampu membangkitkan kesan yang konkret terhadap suatu objek,

pemandangan, aksi, tindakan, atau pernyataan yang dapat

membedakannya dengan pernyataan atau ekspositori yang abstrak

dan biasanya ada kaitannya dengan simbolisme (Baldic, dalam

Nurgiyantoro, 2014: 276). Unsur citraan merupakan gambaran-

gambaran angan dalam puisi yang ditimbulkan melalui kata-kata

(Pradopo, 1978). Ada berbagai macam jenis citraan diantarannya:

a. Citraan Penglihatan (visual imagery)

Citraan visual adalah citraan yang terkait dengan

pengonkretan objek yang dapat dilihat oleh mata, dapat dilihat

secara visual.

b. Citraan Pendengaran (auditory imagery)

Citraan pendengaran (auditif) adalah pengonkretan objek

bunyiyang didengar oleh telinga (Nurgiyantoro, 2014: 81).

c. Citraan Rabaan (thermal imagery).

Citraan gerak (kinestetik) adalah citraan yang terkait

dengan pengonkretan objek gerak yang dapat dilihat oleh mata.

(Nurgiyantoro, 2014: 8).

d. Citraan Pengecapan (tactile imagery)

Citraan rabaan (taktil termal) menunjuk pada pelukisan

rabaan secara konkret walau hanya terjadi di rongga imajinasi

pembaca. (Nurgiyantoro, 2014: 83).

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 14: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

26

e. Citraan Penciuman (olfactory imagery)

Citraan penciuman (olfaktori) menunjuk pada pelukisan

penciuman secara konkret walau hanya terjadi di rongga

imajinasi pembaca (Nurgiyantoro, 2014: 83).

f. Sarana Retorika Puisi

Sarana retorika (rhetorical devices) merupakan muslihat

intelektual, yang dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

hiperbola, ironi, ambiguitas, paradoks, litotes, dan elipsis

(Altenbernd & Lewis, 1969).

1) Hiperbola adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu

secara berlebih-lebihan. Gaya ini biasanya dipakai jika

seseorang bermaksud melebihkan sesuatu yang dimaksudkan

dibandingkan keadaan yang sebenarnya dengan maksud

untuk menekankan penuturannya. (Nurgiyantoro, 2014: 61).

Contoh hiperbola: Darah mulai mengucur membanjiri

lengannya.

2) Ironi adalah pernyataan yang mengandung makna

bertentangan dengan apa yang dinyatakannya. Gaya ini juga

menampilkan stile yang bermakna kontras. Penggunaan gaya

ini dimaksudkan untuk menyindir, mengritik, mengecam,

atau sejenisnya. Gaya ironi biasanya tingkat intensitas

sindirannya rendah, sedangkan sindiran yang tajam biasanya

memakai gaya sarkasme. (Nurgiyantoro, 2014: 70). Contoh

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 15: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

27

ironi: Sebenarnya aku benci rumah yang memberiku

kerinduan untuk pulang.

3) Ambiguitas adalah pernyataan yang mengandung makna

ganda. Contoh ambiguitas: Mayat diloncati oleh kucing

hidup.

4) Paradoks merupakan pernyataan yang memiliki makna

yangbertentangan dengan apa yang dinyatakan. Contoh

paradoks: Tidak setiap derita/jadi luka/tidak setiap sepi/jadi

duri.

5) Litotes adalah pernyataan yang menganggap sesuatu lebih

kecil dari realitas yang ada. Lilotes berkebalikan dengan

hiperbola. Apabila gaya hiperbola menekankan dengan cara

melebihi lebihkan, gaya litotes justru dengan cara

mengecilkan fakta dari keadaan sesungguhnya

(Nurgiyantoro, 2014: 65). Contoh litotes: Mampirlah ke

gubukku sejenak.

6) Elipsis merupakan pernyataan yang tidak diselesaikan

tetapiditandai dengan ..... (titik-titik). Contoh elipsis: Wahai

angina ... sampaikan salamku padanya.

6. Bentuk Visual Puisi

Bentuk visual merupakan salah satu unsur yang paling

mudah dikenal. Bentuk ini meliputi penggunaan tipografi dan

susunan baris.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 16: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

28

7. Makna Puisi

Makna merupakan wilayah isi sebuah puisi. Setiap puisi

pasti memiliki makna. Makna dapat disampaikan secara langsung

maupun secara tidak langsung. Makna puisi pada umumnya

berkaitan dengan pengalaman dan permasalahan yang dialami

dalam kehidupan manusia. Pada umumnya makna puisi baru dapat

dipahami setelah seorang pembaca, membaca, memahami arti tiap

kata dan kias yang dipakai dalam puisi, serta memperhatikan

unsur-unsur puisi lain yang mendukung makna.

Bermacam-macam pendapat para ahli mengenai struktur

pembangun puisi yang berbeda-beda. Pada prinsipnya terdapat adanya

beberapa kesamaan. Hal ini dikarenakan cara pandang para ahli

bertolak dari latar belakang yang sama, yakni strukturalisme. Ada yang

menyatakan bahwa struktur puisi terdiri dari unsur sintaksis dan unsur

semantik. Ada juga yang menyatakan bahwa unsur pembangun puisi

terdiri dari bahasa puisi, bentuk, dan isi. Sayuti (1985: 14) menyatakan

bahwa karya puisi terdiri dari banyak unsur, yang tanpa adanya suatu

batasan sekalipun sudah dapat dibedakan antara puisi dan bukan puisi.

Unsur-unsur tersebut antara lain berupa kata-kata, bentuk, pola rima,

ritma, ide, makna atau masalah yang diperoleh penyairnya di dalam

hidup dan kehidupan yang hendak disampaikannya kepada pembaca,

pendengar, melalui teknik dan aspek-aspek tertentu. Secara ringkas

dapat dikatakan bahwa unsur-unsur yang membangun sebuah puisi

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 17: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

29

meliputi imaji, emosi, dan bentuknya yang khas. Richards dalam

(Situmorang, 1983: 1) berpendapat bahwa puisi dibangun atas hakikat

puisi dan metode puisi. Hakikat puisi adalah unsur hakiki yang

menjiwai puisi, terdiri atas (1) tema, (2) nada, (3) perasaan, dan (4)

amanat. Sementara itu, metode puisi adalah medium bagaimana

hakikat itu diungkapkan, terdiri dari: (1) diksi, (2) pengimajian, (3)

kata konkret, (4) majas, dan (5) rima dan ritma. Altenbernd dkk.,

dalam (Badrun, 1989: 6) menyatakan bahwa unsur-unsur puisi terdiri

dari bahasa puisi, bentuk, dan isi. Sementara itu, Meyer dalam

(Badrun, 1989: 6) mengemukakan bahwa unsur-unsur puisi terdiri

atas: (1) diksi, (2) imajeri, (3) bahasa kiasan, (4) sarana retorika, (5)

bunyi, (6) irama, (7) tipografi, (8) tema dan makna. Menurut Hartoko

dalam (Waluyo, 1995: 27), unsur-unsur puisi yang penting terdiri atas

dua unsur, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan unsur

sintaksis puisi. Lebih lanjut, menurut Waluyo bahwa unsur tematik

atau unsur semantik puisi menujuk ke arah struktur batin sedangkan

unsur sintaksis mengarah pada struktur fisik puisi. Struktur batin

adalah makna yang terkandungdalam puisi yang tidak secara langsung

dapat dihayati. Struktur batin terdiri dari (1) tema, (2) perasaan, (3)

nada dan suasana, (4) amanat atau pesan. Struktur fisik 12 adalah

struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur

fisik terdiri dari: (1) diksi, (2) pengimajian, (3) kata konkret, (4) bahasa

figuratif atau majas, (5) versify ikasi, dan (6) tata wajah. Ahmad

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 18: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

30

dalam (Badrun, 1989: 6) berpendapat bahwa bahwa dalam puisi

terdapat: emosi, imajinasi, pemikiran ide, nada, irama, kesan panca

indera, susunan kata-kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan

yang bercampur baur. Unsur puisi yang dikemukakan tersebut dapat

digolongkan menjadi tiga hal: (1) pemikiran, (2) bentuk, dan (3) kesan,

yang kesemuanya itu terungkap melalui media bahasa.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, dapat

disimpulkan bahwa puisi terdiri dari beberapa unsur, yakni: diksi,

imajeri (pengimajian), tema dan makna, irama, bunyi, perasaan,

amanat, dan bahasa kias (pemajasan). Penelitian ini difokuskan pada

salah satu unsur puisi, yaitu bahasa kias yang di dalamnya juga

mencakup makna.

Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa

unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling

mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara singkat bisa diuraikan

sebagai berikut:

1. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan

kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan

unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi

sebuah larik.

2. Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat

dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula

seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah

larik biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 19: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

31

3. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait

inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik

dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru

tidak dibatasi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima

(persajakan) adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau

kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah

pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut

ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi

secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima,

perulangan kata, perulangan bait).

4. Tekanan-tekanan kata yang bergantian keras lemahnya (karena

sifat-sifat konsonan dan vokal), atau panjang pendek kata. Dari

sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu unsur

pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh rima.

Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek

musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan

enak didengar meskipun tanpa dilagukan.

5. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik

dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut.

Melalui makna inilah misi penulis puisi disampaikan.

Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan

menjadi dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur

batin puisi, atau sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-

hal sebagai berikut:

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 20: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

32

1. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa

adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus

bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna

keseluruhan.

2. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan

yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat

kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,

misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas

sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman

sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman

pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu

masalah tidak bergantung pada kemampuan penyairmemilih

kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih

banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman,

dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis

dan psikologisnya.

3. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada

juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat

menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja

sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,

menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada

sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-

lain.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 21: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

33

4. Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada

tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan

tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun

dapat ditemui dalam puisinya.

Sedangkan struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula

metode puisi, adalah sarana-sarana yang digunakan oleh penyair

untuk mengungkapkan hakikat puisi. Struktur fisik puisi meliputi

hal-hal sebagai berikut:

1. Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman

yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan

barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan

huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut

sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.

2. Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair

dalam puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang

sedikit kata-kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-

katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata

dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,

dan urutan kata.

3. Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat

mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti penglihatan,

pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga,

yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji

raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 22: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

34

pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan

seperti apa yang dialami penyair.

4. Kata kongkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera

yang memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini

berhubungan dengan kiasan atau lambang. Misal kata kongkret

“salju” melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dll,

sedangkan kata kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan

tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan.

5. Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat meningkatkan

efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Soedjito, 1986: 128).

Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya

memancarkan banyak makna atau kaya akan makna (Waluyo,

1987: 83). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapaun

macam-amcam majas antara lain metafora, simile, personifikasi,

litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,

pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars

pro toto, totem pro parte, hingga paradoks.

6. Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima

adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan

akhir baris puisi. Rima mencakup (1) onomatope (tiruan

terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis pada

(2) bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan

akhir, persamaan awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 23: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

35

penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya (Waluyo, 187: 92),

dan (3) pengulangan kata/ungkapan. Ritme adalah tinggi rendah,

panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritme sangat menonjol

dalam pembacaan puisi.

2. Penguasaan Bahasa Figuratif

a. Pengertian Penguasaan

Finch dkk., dalam (Mulyasa, 2006: 38) menempatkan

penguasan bagian dari kompetensi (competence). Kompetensi diartikan

sebagai penguasaan suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Hal ini menunjukkan

bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi

yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas-

tugas (kesanggupan) dalam pembelajaran.

Bloom dalam (Mulyasa, 2006: 41) menyatakan bahwa sebagian

besar peserta didik dapat menguasai apa yang diajarkan kepadanya,

dan tugas pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan belajar

yang memungkinkan peserta didik menguasai bahan pembelajaran

yang diberikan. Ditambahkan oleh Hall, dalam (Mulyasa, 2006: 41)

bahwa setiap peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara

optimal, jika diberi waktu yang cukup. Perbedaan pandai dan kurang

pandai hanya terletak pada masalah waktu yang relatif dibutuhkan

oleh peserta didik.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 24: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

36

Dalam konteks lain penguasaan diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam menggunakan atau memanfaatkan sesuatu hal. Dan

penguasaan bahasa figuratif dapat diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mengungkapkan pikiran melalui bahasa berdasarkan:

(1) Diksi, yaitu pilihan kata yang tepat dan sesuai dalam konteks-

konteks tertentu

(2) Nada yang terkandung dalam wacana, yaitu sugesti yang

dipancarkan oleh rangkaian kata-kata untuk menciptaan suasana

senang dan damai.

(3) Struktur kalimat, yaitu tempat sebuah unsur kalimat yang

dipentingkan dalam kalimat tersebut.

(4) Langsung tidaknya makna yang menjadi acuan.

b. Hakikat Bahasa Figuratif

Istilah figuratif sudah dikenal dan telah dipergunakan oleh

novelis Romawi Cicero dan Suetonius dengan istilah figura yang

diartikan „bayangan, gambar, sindiran, kiasan‟ (Tarigan, 1986: 5). Dan

secara leksikal bahasa figuratif dapat diartikan sebagai bahasa yang

bersifat kiasan atau bahasa yang bersifat lambang. Atau bahasa

figuratif adalah bahasa yang „melambangkan‟ cara khas dalam

menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan.

Pradopo (2000: 61-62) berpendapat bahwa bahasa figuartif

biasa dipakai pengarang untuk menangkap sesuatu maksud dengan

cara tidak langsung. Dengan bahasa kiasan (figurative language)

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 25: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

37

menjadi karya sastra lebih menarik, lebih segar, lebih hidup, dan

terutama dapat menimbulkan kejelasan gambaran angan imajinasi

pembaca.

Abrams (1981: 96) menyatakan bahwa bahasa figuratif adalah

bagian dari gaya bahasa yang berbentuk retorika. Retorika terbagi atas

bahasa figuratif (figurative language) dan pencitraan (imagery). Dan

bahasa figuratif itu sendiri pun dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) figure

of thought atau tropes, yaitu penggunaan unsur kebahasaan yang

menyimpang dari makna yang harafiah (literal meaning) atau

pengungkapan dengan cara kias--sebut saja pemajasan dan (2) figure

of speech, rhetorical figures, atau schemes, yaitu menunjuk pada

masalah pengurutan kata, masalah permainan struktur tersebut saja

penyiasatan struktur.

Pernyataan di atas identik dengan pernyataan Aminuddin (1995:

227-228) yang menyatakan bahwa kajian retorik memilah bahasa

figuratif (figurative language) menjadi 2 jenis: (1) figure of thought,

yaitu bahasa figuratif yang terkait dengan cara pengolahan dan

pembayangan gagasan; (2) retorika figure, yaitu bahasa figuratif yang

terkait dengan cara penataan dan pengurutan kata-kata dalam

konstruksi kalimat. Istilah bahasa kias dalam pembahasan ini merujuk

pada bahasa figuratif yang terkait dengan cara pengolahan dan

penataan gagasan secara tradisional.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 26: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

38

Sejalan dengan pernyataan di atas, Gorys Keraf (2006: 129-145)

membedakan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna

ke dalam gaya bahasa retoris dan gaya bahasa kiasan. Gaya bahasa

retoris adalah gaya bahasa yang maknanya harus diartikan menurut

nilai lahirnya (literal meaning). Bahasa yang dipergunakan adalah

bahasa yang mengandung unsur kelangsungan maknanya. Sedangkan

gaya bahasa kiasan adalah gaya bahasa yang maknanya tidak dapat

ditafsirkan sesuai dengan makna kata-kata yang membentuknya.

Untuk itu, orang harus mencari makna di luar rangkaian kata dan

kalimat itu.

Lebih jauh Nurgiyantoro (1995: 298-300) menyatakan bahwa

ungkapan bahasa kias jumlahnya relatif banyak, namun hanya

beberapa saja yang kemunculannya dalam karya sastra relatif tinggi.

Bentuk-bentuk pemajasan yang banyak dipergunakan pengarang

adalah bentuk perbandingan atau persamaan, yaitu membandingkan

sesuatu dengan sesuatu yang lain melalui ciri-ciri kesamaan antara

keduanya. Bentuk perbandingan tersebut antara lain bentuksimile,

metafora, dan personofikasi. Dan gaya pemajasan lain yang sering

ditemui dalam berbagai karya sastra adalah metonemia, sinekdoke,

hiperbola, dan paradoks.

c. Macam-Macam Bahasa Figuratif

Dari berbagai pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

bahasa figuratif yang sering dipakai dalam karya sastra diantaranya

adalah :

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 27: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

39

(1) Metafora (Metaphor)

Metafora adalah majas yang hendak mengkiaskan sesuatu

secara langsung. Dalam contoh klasik terungkap lewat lintah

darat, kambing hitam, dan sebagainya.

(2) Perbandingan (Simile).

Simile adalah majas yang mengkiaskan sesuatu secara tidak

langsung. Yang dikiaskan ada bersama pengiasnya dan

disambungkan oleh kata penghubung seperti laksana, bagaikan,

bagai, atau bak. Contoh klasik misalnya: matanya bagai bintang

timur, larinya bagai anak panah.

(3) Personifikasi (Personification)

Personifikasi adalah majas yang mengiaskan peristiwa alam

dengan pengalaman manusia. Berbagai peristiwa alam yang

merupakan benda mati dikiaskan menjadi barang hidup karena

setelah dipersonifikasikan, peristiwa itu jadi tak ubahnya orang

yang mengalami suatu peristiwa manusiawi. Pembaca

mengenalinya karena kiasan sifat human yang ditampilkan.

Contoh klasik misalnya: Lokomotif kereta api menjerit-jerit

sepanjang lereng gunung memecah kesepian.

(4) Hiperbola (Overstatement)

Hiperbola adalah majas yang mengkiaskan sesuatu secara

berlebih-lebihan. Majas ini menggunakan perbandingan dalam

melebih-lebihkan kiasannya. Tujuannya menarik atensi pembaca

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 28: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

40

agar lebih seksama memperhatikan hal yang diungkapkan.

Hiperbola tradisional, ada dalam ungkapan: bekerja membanting

tulang, menunggu seribu tahun lagi.

(5) Sinekdoke (Synecdoche)

a) Pars prototo

Pars prototo adalah majas yang menyebutkan “sebagian” untuk

maksud “keseluruhan.” Contoh: seminggu ini aku tak pernah

melihat batang hidungnya.

b) Totem proparte

Totem proparte adalah majas menyebutkan “keseluruhan”

untuk maksud “sebagian.” Contoh: rakyat Indonesia berhasil

merebut kemerdekaan.

(6) Ironi (Irony)

Ironi adalah kiasan yang mengkonotasikan makna

sebaliknya,dan dipergunakan untukmemberi sindiran. Pada tahap

tertentu majas ini berubah menjadi sinisme dan sarkasme, yaitu

sindiran yang disajikan secara keras dan kasar tanpa

menggunakan upaya penyiratan melalui pembalikan makna.

Bentuk kiasan ini seperti: jalannya cepat sampai-sampai aku

tertidur menunggunya, memang kamulah gembongnya, mulutmu

harimaumu.

(7) Simbolik (Symbol)

Simbolik adalah kiasan yang melukiskan sesuatu dengan

menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Frost mencontohkan bendera sebagai lambang dari suatu negara.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 29: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

41

(8) Apostrof (Apostrophe)

Apostrof adalah kiasan yang mengalihkan amanat dari yang

hadir kepada sesuatu yang tidak hadir, sehingga ia tampak

tidak berbicara dengan yang hadir. Satu contoh: Hai kamu semua

yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air tercinta ini

berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan

seperti yang pernah kamu perjuangkan

(9) Alegori,Parabel, Fabela

a) Alegori (Allegory)

Alegori adalah suatu cerita singkat yang

mengandung kiasan. Makna kiasan ini harus ditarik dari

bawah ke permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-nama

pelakunya bersifat abstrak, serta tujuannya selalu jelas

tersurat.

b) Parabel (parabola)

Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh

biasanya manusia, yang selalu mengandung tema moral.

Istilah parabel dipakai untuk menyebut cerita-cerita (berkaitan

dengan Kitab Suci) yang bersifat alegoris, untuk

menyampaikan suatu kebenaran moral atau kebenaran

spiritual. Misalnya: cerita Adam dan Hawa, Maryam dan

Harun.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 30: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

42

c) Fabel

Fabel adalah metafora berbentuk cerita mengenai

dunia binatang, di mana binatang-binatang bahkan makhluk-

makhluk yang tidak bernyawa bertindak seolah-olah seperti

manusia. Tujuannya sama seperti parabel, yaitu

menyampaikan ajaran moral atau budi pekerti. Contoh: kancil

dan buaya, kancil dan harimau, kancil dan petani.

(10) Metonemia (Metonymy)

Metonemia adalah kiasan dengan ungkapan berupa

penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri

khas, atau atribut. Bentuk metonemia ini seperti contoh: naik

kijang, membaca S.T. Alisyahbana, mendeklamasikan Chairil.

(11) Paradoks (Paradox)

Paradoks adalah kiasan yang mempertentangkan fakta-fakta

yang nyata dan ada, atau dengan kata lain, pengungkapan dengan

menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan, namun

sebenarnya keduanya benar. Contoh: Ia mati kelaparan di tengah-

tengah kekayaannya yang berlimpah.

(12) Litotes (Understatement)

Litotes adalah kiasan yang dipakai untuk menyatakan sesuatu

dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu yang dinyatakan itu

kurang dari keadaan sebenarnya. Atau suatu pikiran dinyatakan

dengan menyangkal lawan katanya. Contoh-contoh yang sering

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 31: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

43

dipakai seperti: silakan mampir ke gubuk saya, terimalah

bantuan yang tak seberapa ini, saya tidak akanmerasa bila

mendapat warisan miliaran rupiah itu.

Aminuddin (1995: 227-228) mencontohkan pada bahasa kias

“aku ini binatang jalang” terdapat dua hal yang diperbandingkan: „aku‟

dan „binatang jalang‟. Pada perbandingan tersebut dapat ditemukan

adanya kesamaan ciri semantik antara aku dan binatang jalang. Pada

perbandingan ciri semantik yang umum aku memiliki ciri semantik

sebagai makhluk demikian juga binatang. Aku mempunyai ciri

semanti bernyawa, begitu juga binatang. Pada sisi lain perbandingan

itu juga merujuk pada ciri semantik yang khusus dengan yang khusus.

Ditentukan demikian karena aku sebagai makhluk berkesadaran

sebagai ciri khusus manusia diperbandingkan dengan binatang yang

secara khusus diberi ciri jalang. Penentuan hubungan ciri

semantik seperti di atas tentu diawali pembuahan persepsi tertentu

menyangkut objek yang diacu oleh kata- katanya.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

penguasaan bahasa figuratif adalah kesanggupan seseorang

menggunakan bahasa yang „melambangkan‟ cara khas penulis dalam

menguraikan sesuatu melalui perbandingan yang tidak biasa, supaya

menarik perhatian.

d. Pentingnya Penguasaan Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif merupakan bahasa yang digunakan penyair

untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, secara tidak

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 32: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

44

langsung untuk mengungkapkan maknanya, atau bisa disebut dengan

makna kias. Tujuannya adalah untuk menciptakan efek lebih kaya,

lebih efektif dan lebih sugestif dalam bahasa puisi. Makna yang

terdapat pada puisi bisa dipahami dengan penguasaan bahasa figuratif.

Dengan demikian penguasaan bahasa figuratif merupakan kunci untuk

dapat memahami, menafsirkan dan menjelaskan sebuah karya puisi.

3. Minat Membaca Puisi

a. Pengertian Minat

Istilah minat dapat diartikan bermacam-macam oleh para pakar

psikologi. Bernard (1982: 203) menyebutnya sebagai dorongan yang

ada diantara individu dan objek-objek, situasi, orang atau kegiatan.

Minat merupakan perasaan senang yang mewarnai setiap individu

yang ditimbulkan oleh situasi orang ke arah mana energi mental atau

fisik tertuju.

Sementara itu, Bingham (1989: 21) menjelaskan bahwa minat

adalah kecenderungan untuk ikut serta aktif dalam pengalaman-

pengalaman dan memelihara pengalaman tersebut. Minat (interest)

dapat dikatakan lawan dari keengganan (aversion) yang dirumuskan

sebagai kecenderungan untuk menjauhi terjadinya pengalaman

tentang objek-objek. Minat dalam eksiklopedia Indonesia IV (1983:

2252) diartikan sebagai kecenderungan bertingkah laku yang terarah

terhadap objek kegiatan atau pengalaman tertentu. Ahmadi (2003:

151) memberi batasan minat sebagai sikap jiwa orang seorang

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 33: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

45

termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang

tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang

terkuat. Minat (interest) dan keengganan (aversion) sifatnya dinamik.

Pada satu saat mungkin minat lebih kuat daripada keengganan,

disebabkan individu yang bersangkutan memusatkan perhatian

kepada salah satu objek sehingga tidak ada kesempatan untuk

memperhatikan objek lain (Bingham, 1989: 21).

Harras dan Sulistianingsih (1998: 33) memberi makna minat

sebagai hal yang dapat mendorong atau menggerakkan hati

seseorang melakukan suatu perbuatan dengan penuh senang hati dan

suka rela. Orang yang dalam dirinya telah memiliki minat yang tinggi

dalam suatu hal, maka ia akan dengan suka rela mengerjakan hal

yang diminatinya tersebut, walaupun dirinya harus melakukan

pengorbanan, baik secara materi maupun nonmateri.

Minat menurut Liang Gie (1994: 28) berarti sibuk, tertarik atau

terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari

pentingnya kegiatan itu. Jadi minat adalah keterlibatan seseorang

dengan segenap kesadaran secara penuh, dan perhatian disertai

perasaan senang karena menyadari pentingnya suatu kegiatan untuk

mencapai tujuan.

Minat menurut Crow& Crow (1993: 153) adalah kekuatan

pendorong yang menyebabkan seseorang memberikan perhatian

terhadap orang lain, sesuatu atau aktivitas tertentu. Minat selalu

disadari dan muncul sejak awal kehidupan serta berkembang atas

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 34: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

46

pengaruh-pengaruh dari luar dirinya dan dari dalam dirinya sendiri.

Oleh karena itu minat berubah karena pengalaman dan baru stabil

setelah dewasa. Pendapat tentang minat yang lebih lengkap

dikemukakan oleh Chaplin (2000: 246) yang merumuskan minat

dalam tiga buah rumusan, yaitu pertama, sebagai suatu sikap yang

menetap yang mengikat perhatian individu ke arah objek-objek

tertentusecara selektif. Kedua, perasaan yang berarti bagi individu

terhadap kegiatan, pekerjaan sambilan atau objek-objek yang

dihadapi oleh setiap individu, dan ketiga, kesiapan individu yang

mengatur atau mengendalikan perilaku dalam arah tertentu atau ke

arah tujuan tertentu.

Minat merupakan gejala psikis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu atau memberikan perhatian yang penuh

terhadap objek tertentu sehingga pekerjaan yang dilakukannya bisa

membuat orang tersebut menjadi senang dan orang tersebut akan

melakukannya secara terus-menerus. Hal ini sesuai dengan apa yang

diungkapkan oleh Winkel (1996: 30-31) bahwa minat adalah

kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang untuk tertarik

pada bagian atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang tertentu. Selanjutnya dijelaskan oleh Traw (1993: 105),

bahwa minat sangat erat hubungannya dengan perasaan individu,

objek, aktivitas, dan situasi. Minat dapat menunjuk pada keasyikan

mental dalam mengamati objek atau situasi tertentu. Selain

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 35: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

47

pengertian minat yang telah diuraikan di atas, minat menurut

pengertiannya yang paling mendasar adalah tertarik, atau terlibat

sepenuhnya dengan suatu kegiatan, karena menyadari begitu

pentingnya kegiatan tersebut untuk memberi arti dalam

kehidupannya. Hal ini berarti bahwa minat seseorang selalu berkaitan

dengan kegiatan-kegiatan tertentu di sekitarnya.

Jelasnya apabila seseorang memiliki minat terhadap sesuatu

hal, ia akan merasa tertarik untuk melakukan berbagai kegiatan atau

usaha yang berkaitan dengan hal tersebut. Dengan demikian terlihat

jelas bahwa minat merupakan salah satu gejala psikis yang bisa

membuat seseorang untuk menetapkan pilihannya dalam melakukan

suatu kegiatan, sebab minat dapat menjadi daya pendorong atau

motivasi bagi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Sementara itu Hurlock (1981: 420) menambahkan bahwa jika

seseorang berminat pada satu objek atau peristiwa tertentu, ia tidak

akan dapat dihalangi, ia akan berusaha untuk melakukan atau

mendapatkan objek yang diminatinya, sehingga tidak mungkin objek

tersebut dapat ditinggalkannya, karena suatu objek yang

menyenangkan perasaan seseorang dapat menimbulkan minatnya

terhadap objek tersebut. Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak

akan menjadikan faktor pendorong bagi anak-anak dalam melakukan

usahanya. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari luar

apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 36: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

48

Sejalan dengan pendapat di atas, Slameto (1995: 57)

menyatakan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan

yang diminati akan diperhatikan terus-menerus dan apabila dilakukan

akan disertai dengan rasa senang.

Semiawan (1982: 48) mengemukakan pengertian minat

adalah suatu keadaan mental yang menghasilkan responster arah

kepada suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan

memberi kepuasan kepadanya (satisfiers). Minat dapat menimbulkan

sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulus

khusus sesuai dengan keadaan tersebut.

b. Pengertian Membaca

Membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif

yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat

menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai,

fungsi, dan dampak bacaan itu (Depdikbud, 1985: 11). Suharianto

(1989: 154) mengartikan membaca sebagai suatu usaha memahami dan

merasakan apa yang dinyatakan penulis dalam wacana yang ditulisnya

tersebut. Dan menurut Soedarsono (1999: 4) membaca yaitu aktivitas

yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang

terpisah-pisah. Meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan

khayalan, mengamati dan mengingat-ingat. Hodgson dalam (Tarigan,

1991: 7), mengemukakan bahwa membaca ialah suatu proses yang

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 37: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

49

dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan

yang disampaikan penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

Harjasujana dalam (Harras dan Sulistianingsih, 1998: 23) mengartikan

membaca sebagai suatu kegiatan komunikasi interaktif yang

memberikan kesempatan kepada pembaca dan penulis untuk membawa

latar belakang, dan hasrat masing-masing.

Harras dan Sulistianingsih (1998: 26), memberi makna

membaca merupakan perseptual, proses perkembangan, dan proses

perkembangan keterampilan berbahasa. Selaras dengan pernyataan ini,

Thorndike dalam (Depdiknas, 2002: 4) mengemukakan bahwa belajar

membaca merupakan proses belajar berpikir dan bernalar (reading as

thingking orreading as a reasoning). Anderson dalam (Tarigan, 1991:

7) mendefinisikan membaca merupakan proses kegiatan mencocokkan

huruf atau melafalkan lambang bahasa tulis (reading is a recording

and decoding process). Senada dengan pendapat tersebut,

Nurgiyantoro (2001: 246) memberi batasan bahwa membaca

merupakan aktivitas mental memahami apa yang dituturkan pihak lain

melalui sarana tulisan. Dalam kegiatan membaca diperlukan

pengetahuan tentang sistem penulisan, khususnya yang menyangkut

huruf dan ejaan. Pada hakikatnya huruf dan atau tulisan hanyalah

lambang bunyi bahasa tertentu. Oleh karena itu, dalam kegiatan

membaca kita harus mengenali bahwa lambang tulis tertentu itu

mewakili (melambangkan atau menyarankan) bunyi tertentu yang

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 38: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

50

mengandung makna yang tertentu pula. Dari beragamnya definisi

membaca seperti tersebut di atas, menandakan masih bersilang

pendapat para pakar memberi definisi membaca yang benar-benar

akurat. Meskipun demikian, menurut Willian dalam (Harras dkk, 1998:

37) ada satu hal yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca,

yaitu unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca yaitu

„pemahaman‟ atau understanding.

Minat membaca menurut Suyatmi dan Mujiyanto (1986: 36)

adalah hasrat yang besar disertai rasa cinta untuk melakukan

aktivitas membaca karena adanya motivasi dan tendens tertentu.

Minat membaca adalah modal dasar bagi kegiatan membaca, agar

kegiatan membaca dilakukan secara mantap, terprogram dan sungguh-

sungguh. Lebih jauh lagi dapat dijelaskan bahwa minat merupakan

kekuatan, pendorong yang memaksa seseorang untuk menaruh

perhatian pada orang lain atau aktivitas tertentu. Hal ini menandakan

bahwa jika seseorang memiliki minat membaca, maka ia akan

senantiasa berusaha untuk mendapatkan informasi secara lengkap,

berusaha menyesuaikan diri dengan kegiatan-kegiatan membaca,

bahkan berusaha untuk senantiasa melakukan aktivitas membaca

secara teratur. Dengan demikian minat membaca mengandung arti

suatu kemauan atau keinginan yang keras dalam diri seseorang untuk

selalu melakukan aktivitas membaca. Sebagai salah satu kebutuhan

pokok dan bagian hidup.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 39: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

51

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

Bila dikaitkan dengan kegiatan membaca, minat memegang

peranan yang sangat penting. Orang yang mempunyai minat baca yang

tinggi akan memberikan perhatian yang besar terhadap kegiatan

membaca. Minat baca mempunyai makna yang mengikat seseorang

pada kegiatan membaca, dan orang tersebut menyadari bahwa kegiatan

membaca sangat berharga bagi dirinya, sehingga ia selalu melakukan

kegiatan membaca untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan

membaca yang dilakukan tidak menjadi suatu beban bagi dirinya.

Kegiatan membaca akan dilakukan dengan penuhrasa suka, senang

sehingga pekerjaan tersebut merupakan suatu kegemaran.

Minat merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang

dapat mempengaruhi kemampuan membaca. Tidjan (1977: 56)

menyatakan bahwa ketiadaan minat membaca dapat menimbulkan

ketidakmampuan dalam menafsirkan bacaan. Begitu pula

ketidakmampuan dalam menafsirkan bacaan dapat menimbulkan

ketiadaan minat baca. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa

minat dan kemampuan membaca mempunyai hubungan timbal balik

yang saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar-mengajar.

Rusyana (1982: 53) mengungkapkan bahwa minat memiliki

kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan baca-tulis, sebab

kegiatan baca-tulis berusaha untuk menumbuhkan kesadaran bahwa

kita mempunyai hubungan dengan berkepentingan dengan apa yang

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 40: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

52

dibaca dan ditulis. Kegiatan baca-tulis terutama berusaha untuk

menumbuhkan minat budaya, yaitu minat yang luas dan mendalam

terhadap nilai bacaan dan tulisan serta kesadaran akan kemafaatannya

bagi kehidupan. Oleh karena itu, jelaslah bahwa minat merupakan

dasar untuk melakukan sesuatu kegiatan. Agar seseorang dapat

melakukan kegiatan membaca, maka harus dilandasi oleh minat baca

yang baik. Sehubungan dengan masalah minat baca, Suryabrata (1985:

229-230) menjelaskan bahwa minat baca sangat erat hubungannya

dengan kebutuhan; misalnya seseorang membutuhkan informasi, maka

dia akan berhubungan dengan bahan bacaan seperti buku-buku teks,

surat kabar, majalah, karyasastra, dan sebagainya. Hal ini berarti

bahwa membaca merupakan objek pilihannya dan ia akan memberikan

perhatian yang kemudian mendorong dia untuk melakukan perbuatan

membaca.

Termotivasinya seseorang untuk membaca dapat dilihat dari dua

alur, yaitu yang pertama adalah untuk memperoleh informasi, dan

yang kedua adalah untuk hiburan. Kedua komponen tersebut

bertumpang tindih dan bekerjasama, tetapi agaknya salah satu dari

kedua motif tersebut lebih dominan. Hal ini lebih dipertegas oleh

Wahadaniah (1997: 16) yang menyatakan bahwa minat baca adalah

keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.

Dengan kata lain, minat baca adalah suatu keinginan yang

menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan bacaan-

bacaan yang menarik minatnya.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 41: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

53

Mengenai hal ini Franz dan Meier (1986: 8) menjelaskan secara

lengkap tentang minat baca seseorang dengan merincinya menurut tiga

rangsangan dasar, yaitu:

Pertama, minat membaca adalah keinginan untuk menangkap dan

menghayati apa yang dijumpai di dalam bacaan tersebut. Kedua,

adalah berasal dari hasrat untuk mengatasi atau setidaknya

melonggarkan keterikatan manusia. Hal ini berarti kegiatan membaca

dengan motif ini hanyalah dilakukan untuk mengisi waktu, melupakan

sesuatu, menghibur atau meliputi dan mengganti sesuatu dalam

kehidupan. Ketiga, minat baca yaitu mencari keteraturan dan bentuk,

mencari apa arti dan makna kehidupan manusia.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, jelaslah bahwa minat

seseorang terhadap kegiatan membacaakan tumbuh dan berkembang

bila ada faktor tertentu yang mendorongnya, terutama faktor yang

muncul dari dalam diri orang tersebut; misalnya untuk apa ia

melakukannya atau apa manfaat membaca itu bagi dirinya. Minat baca

ini penentunya didorong oleh adanya motivasi yang tinggi. Tumbuhnya

minat baca diawali dengan adanya motivasi. Itulah sebabnya motivasi

dan minat selalu dipertautkan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong

atau motor penggerak penentu arah atau tujuan, dan penentu

terlaksananya suatu kegiatan.

Faktor lain yang mempengaruhi minat seseorang dalam kegiatan

membaca dapat ditentukan oleh materi dan juga ilustrasi yang terdapat

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 42: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

54

dalam bacaan tersebut. Jika materi bacaan tersebut disenangi atau

disukai seseorang, atau ilustrasi yang dibuat dalam buku tersebut dapat

menyentuh perasaan si pembaca, maka ia akan membaca buku tersebut

dengan baik dan penuh perhatian. Dia akan membaca buku tersebut

secara sungguh-sungguh halaman demi halaman tanpa sedikit pun

yang terlewat; sedangkan bila materi bacaan tersebut tidak sesuai

dengan minat seseorang Apa lagi ilustrasi bacaan dalam buku tersebut

sangat tidak menarik, ia tidak akan berusaha untuk mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh, tetapi ia akan berusaha untuk menghindari-

nya. Dengan kata lain, minat baca seseorang juga dapat dipengaruhi

oleh materi yang terdapat dalam bahan bacaan, sekaligus juga ilustrasi

yang menarik serta sesuai dengan alur bacaan, sehingga si pembaca

dengan sukarela dapat meluangkan waktunya untuk membaca buku.

d. Aspek-aspek Minat Membaca Puisi

Berikut ini diketengahkan beberapa aspek minat membaca puisi.

Mengacu pada beberapa teori atau konsep yang diterangkan oleh para

pakar, minat membaca puisi memiliki beberapa aspek, yakni:

1) Kesadaran

Perbuatan atau kegiatan membaca puisi akan berhasil apabila

seseorang menyadari akan kebutuhannya. Kesadaran untuk

membaca puisi itu akan mengantarkan anak untuk mencari dan

bertindak untuk memperoleh hasil yang maksimal, sehingga anak

akan memperoleh kepuasan dalam pemenuhan kebutuhannya.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 43: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

55

Kepuasan ini akan selalu diulang-ulangnya. Hal ini sesuai dengan

pendapat Witherrington yang diterjemahkan oleh Buchori (1984:

135) bahwa: minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu

objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung

sangkut paut dengan dirinya”. Jadi, karena merasa ada sesuatu

yang kurang dari dirinya, ada kebutuhan yang harus dipenuhi,

maka dengan kesadaran yang tinggi anak akan berusaha untuk

membaca. Kondisi seperti ini lama kelamaan menjadi kebiasaan

yang mantap pada diri anak. Tanpa disadarinya dalam diri anak

akan terbentuk minat baca pula, yang akan memacu anak untuk

meningkatkan kemampuan membacanya.

2) Kemauan

Kartono (1980: 83) berpendapat bahwa “kemauan anak

adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup

tertentu, yang dikendalikan oleh pertimbangan-pertimbangan akal

budi”. Aktivitas yang disadari ini akan berpengaruh pada sikap

dan tingkah laku seseorang. Kemauan yang merupakan aktivitas

sadar itu akan menumbuhkan rangsangan kuat untuk berusaha

melakukan perintah internalnya berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan yang masuk akal agar terpenuhi kebutuhan dalam

dirinya. Sebagai seoranganak yang masih dalam proses belajar,

kemauan-kemauan ini harus selalu ditimbulkan karena aktivitas

yang dilaksanakan berdasarkan perintah internalnya akan

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 44: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

56

membuahkan hasil yang lebih baik, dan lebih mendalam.

Kemauan-kemauan yang selalu dipupuk secara terus-menerus

akan membentuk suatu sikap yang positif pada diri anak.

Kemauan anak mempunyai hubungan yang erat dengan minatnya.

Minat yang telah dimiliki anak menjadi penyebab anak

mempunyai aktivitas, usaha yang keras agararah dan tujuan akan

tercapai. Dengan kemauan, anak dapat mengembangkan dirinya

sendiri dan mempunyai sikap untuk berinisiatif sendiri untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan hasil yang

memuaskan.

3) Perhatian

Menurut Witherington (1984: 131) “perhatian adalah

aktivitas yang vital dalam pendidikan”. Sebab pada saat anak

berkonsentrasi, aktivitas jiwa secara maksimal bekerja. Anak akan

berusaha mengenal dan memahami objek yang diperhatikan

dengan sebaik-baiknya. Perhatian yang timbul dari dalam diri anak

akan menghasilkan proses membaca yang lebih baik dari pada

perhatian yang ditimbulkan akibat rangsangan dari luar. Apabila

dalam diri anak sudah ada minat, perhatian yang dilakukan oleh

anak merupakan perhatian yang spontan keluar dari dalam diri

anak sendiri. Hal ini akan lebih menguntungkan proses membaca

anak, sesuai dengan pendapat Walgito (1996: 69) bahwa “prhatian

ini erat hubungannya dengan minat individu, bila individu telah

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 45: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

57

mempunyai minat terhadap sesuatu, terhadap objek itu biasanya

timbul perhatian yang spontan secara otomatis”. Memang tidak

dapat dipungkiri bahwa minat dan perhatian ada kaitannya yang

saling mendukung dan saling mengisi sebagai modal penting

dalam aktivitas membaca anak.

4) Perasaan Senang

Winkel (1986: 90) berpendapat bahwa minat adalah

“kecenderungan yang menetap dalam subjek untuk merasa tertarik

pada bidang atau hal tertentu dan rasa senang berkecimpung dalam

bidang itu”.

Menurut pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat merupakan motor penggerak psikis dimana minat

menimbulkan rasa senang. Dalam hal ini rasa senang merupakan

sikap positif bagi aktivitas membaca. Perasaan merupakan

aktivitas psikis yang tidak boleh diabaikan karena perasaan dalam

diri anak akan berpengaruh pada aktivitas membacanya. Perasaan

itu akan menentukan sikap anak dalam menanggapi objek yang

dihadapinya. Perasan senang, puas atau gembira akan membentuk

sikap yang positif, sedangkan perasaan takut, sedih, benci dan

sebagainya akan menimbulkan sikap yang negatif. Sikap positif ini

dapat diperkuat dengan alasan yang rasional, sehingga anak

mempunyai motivasi yang lebih kuat untuk selalu berada pada

jalur yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dengan merasa

senang, motivasi yang lebih kuat untuk selalu berada pada jalur

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 46: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

58

yang mengarah pada pencapaian tujuan. Dengan merasa senang,

motivasi intrinsic dapat berkembang. Anak mempunyai gairah dan

semangat untuk membaca, sehingga aktivitas membaca yang

dilakukan anak akan berjalan dengan lancar dan berhasil dengan

memuaskan. Dari penjelasan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat yang dimiliki anak merupakan modal yang tidak dapat

diabaikan dalam kegiatan membaca. Minat merupakan aktivitas

yang penuh dengan kesadaran, kemauan dan perhatian serta

kesadaran, yang merupakan perpaduan antara satu dengan yang

lain, dimana ada keterkaitan yang tidak terpisahkan. Memang

minat merupakan faktor non intelektual yang mempunyai

pengaruh besar terhadap keberhasilan membaca anak. Minat inilah

yang merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan-perbedaan

pada tingkat kemampuan anak. Minat yang besar akan mencapai

kemampuan membaca yang memuaskan dan sebaliknya membaca

tanpa minat akan menghasilkan prestasi yang rendah dan

mengecewakan.

e. Indikator Minat Membaca Puisi

Minat memiliki indikator yang meliputi: (1) Adanya kesadaran

bahwa membaca suatu kebutuhan yang harus dipenuhi (2)

Kemauan/keinginan, yaitu dorongan kehendak yang terarah pada

tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh pertimbangan

akal budi; (3) Perhatian, yaitu aktivitas yang vital dalam pendidikan,

(4) Perasaan yang merupakan sikap dalam aktivitas membaca puisi

(Witherington, 1984: 131)

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 47: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

59

Young (1987: 320) menyatakan bahwa adanya minat pada diri

seseorang ditandai oleh adanya aktivitas yang dilakukan terus-

menerus dan tetap pada sesuatu hal bukan karena dorongan dari luar

namun karena dirinya sendiri merasa berkepentingan. Dengan minat,

seseorang melakukan aktivitas dengan perasaan senang; aktivitas itu

dilakukan terus-menerus dan senantiasa dipertahankan. Minat sering

kali juga ditandai oleh tendensi yang bersifat dinamis dari seseorang

untuk mencari suatu objek atau berusaha menegrjakan aktivitas

tertentu.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat

membaca puisi adalah adanya perhatian yang tinggi terhadap

bacaan puisi, yang ditunjukkan dengan penggunaan waktu yang

efektif untuk memenuhi kegemaran dalam membaca puisi sehingga

dapat menimbulkan perasaan senang tanpa suruhan atau paksaan.

Selain itu, seseorang tidak akan merasa terganggu perhatiannya

terhadap pengaruh luar jika ia sedang melakukan kegiatan membaca

puisi.

4. Pengajaran Sastra di Sekolah Dasar

Di SD, pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa mengapresiasi karya sastra. Jenis sastra yang diajarkan

di SD meliputi fiksi, puisi dan drama.

a. Ruang Lingkup Pengajaran Sastra

Pengajaran apresiasi puisi di Sekolah Dasar mengikuti apresiasi

puisi secara langsung yaitu menekankan kepada pengusaan wawasan dan

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 48: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

60

pengetahuan tentang bidang atau program tertentu. Menurut Supriyadi

(1992: 285) apresiasi langsung yaitu kegiatan yang secara sadar

dilakukan untuk memperoleh kenikmatan, menghargai, menilai karya

sastra secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

pembelajaran apresiasi puisi yaitu :

1) Menulis karya sastra puisi

Menulis karya sastra bagi sekolah dasar menjadi hal yang

sulit jika kita tidak memahami hal-hal apa saja yang dapat membantu

memudahkan penulisan. Sesuai dengan perkembangan sekolah

dasar, menulis puisi hendaknya diambil dari pengalaman secara

konkret. Selain itu dalam menentukan tema dalam membuat puisi

hendaknya tema tersebut diambil dari pengalaman anak sehari-hari.

2) Membacakan karya sastra

Dalam kegiatan ini, pembaca bukan hanya membaca sambil

lalu saja, melaikan membaca sungguh-sungguh, dengan empati,

dengan kegairahan, sampai ia menemukan pengalaman pengarang

dalam karya tersebut. Ia memperoleh kenikmatan dan akhirnya ia

mampu memberi penghargaan yang layak terhadap karya sastra

tersebut.

3) Mendengarkan karya sastra

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan melalui

pemodelan. Dalam hai ini guru yang bertindak sebagai model

pembaca puisi yang baik sebagai contoh kepada siswa setelah

kegiatan ini di harapkan siswa dapat membacakan puisi dengan baik.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 49: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

61

b. Pengertian Pengajaran Puisi

Menurut Dimyati dkk., (1999: 297) “ pengajaran adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat

siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada sumber belajar.

Pengajaran sebagai suatu proses belajar yang dibangun oleh guru untuk

mengembangkan kreatifitas berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi. Puisi menurut

kamus istilah satra (Sudjiman, 1984) adalah ragam sastra yang

bahasanya terikat oleh irama serta penyusunan barik dan larik.

Berdasarkan uraian di atas, pengajaran sastra adalah suatu proses

yang diberikan secara sengaja melalui desain pelajaran yang dirancang

oleh guru harus memperhatikan karajter siswa sekolah dasar, agar hasil

belajar dapat diperoleh secara maksimal.

c. Tujuan Pengajaran Sastra

Dalam KTSP disebutkan bahwa tujuan apresiasi puisi di Sekolah

Dasar adalah peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a). Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluasan

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan

pengetahuan dan pengalaman berbahasa.

b) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 50: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

62

d. Manfaat Pengajaran Sastra

Manfaat dari apresiasi puisi di Sekolah Dasar yaitu :

a) Siswa dapat melatih diri berimajinasi

b) Menambahkan wawasan dan memberi pengetahuan baru sehingga ia

sadar akan kehidupan sekelilingnya.

c) Manfaat psikologis karena isi karya yang diapresiasikannya dapat

membantu menyelesaikan atau meringankan masalah yang

dihadapinya.

Ketiga manfaat itu dapat tercapai sekaligus, dapat juga satu

persatu, tergantung puisi yang dibacanya dan kemampuan membuat dan

membacakan karyanya.

Sesuai dengan uraian di atas, jelaslah bahwa pengajaran

apresiasi sastra puisi di sekolah dasar mempunyai peranan, tujuan dan

manfaat bagi siswa.

B. Penelitian yang Relevan

Dalam bagian ini dikemukakan beberapa hasil penelitian yang

mempunyai relevansi dengan penelitian ini.

Beberapa penelitian tentang pengajaran sastra di sekolah telah

dilakukan, diantaranya penelitian oleh Bush, Heroid K., Ir., 1993 tentang,

Poetry and the Teaching of Figurative Language Skills, menunjukkan hasil

bahwa penguasaan bahasa figuratif dapat mendorong kemampuan metaforik

pembaca. Untuk meningkatkan kemampuan bahasa figuratif dapat dilakukan

melalui pengajaran puisi. Puisi dapat digunakan dengan cara yang berbeda

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 51: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

63

untuk menguatkan kosa kata, mengembangkan kemampuan menulis kreatif

dan memotivasi pembelajaran yang baru belajar membaca.

Penelitian lain oleh Gusti Yarmi tahun 2010 tentang kemampuan

kemampuan apresiasi puisi anak yang dilakukan di SDN No 17 dan 18

Cempaka Putih Barat Jakarta Pusat dengan pendekatan penelitian metode

survey menunjukkan hasil bahwa kemampuan apresiasi puisi anak dapat

dikembangkan dengan jalan meningkatkan sikap apresiatif terhadap sastra

anak dan pengetahuan tentang topik baik secara sendiri maupun bersama.

Dari beberapa penelitian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

hubungan antara penguasaan bahasa figuratif, sikap apresiatif dan

kemampuan mengapresiasi puisi. Penelitian di atas memberikan gambaran

bahwa terdapat kaitan yang erat antara pengajaran bahasa dan sastra. Jika

penelitian di atas bertujuan untuk mengetahui penguasaan bahasa figuratif,

sikap apresiasi terhadap sastra anak dengan kemampuan apresiasi puisi

anak, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penguasaan

bahasa figuratif dan minat membaca puisi dengan kemampuan

mengapresiasi puisi.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan penelitian dan teori yang

mendasari, maka kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan pada

gambar 2.1 berikut.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 52: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

64

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Penguasaan bahasa figuratif dengan kemampuan mengapresiasi puisi

mempunyai hubungan yang signifikan, yaitu siswa yang mempunyai

penguasaan bahasa figuratif dengan baik, maka ia akan memiliki kemampuan

mengapresiasi puisi dengan baik pula. Begitu sebaliknya, penguasaan bahasa

figuratif siswa yang kurang baik, melahirkan kemampuan mengapresiasi

puisi siswa yang kurang baik pula.

Minat membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi

mempunyai hubungan yang signifikan, yaitu siswa yang mempunyai minat

membaca puisi positif, maka ia akan memiliki kemampuan mengapresiasi

puisi dengan positif pula. Begitu sebaliknya, minat membaca puisi siswa

yang kurang baik (negatif), melahirkan kemampuan mengapresiasi puisi

siswa yangkurang baik (negatif) pula.

Penguasaan bahasa figuratif yang sangat baik dan minat membaca

puisi yang cenderung positif, diduga kemampuan mengapresiasi puisi oleh

siswa akan sangat baik dan berkorelasi positif pula, demikian sebaliknya,

apabila siswa mempunyai penguasaan bahasa figuratif yang kurang baik dan

minat membacapuisi yang cenderung negatif, diduga kemampuan

mengapresiasi puisi oleh siswa akan kurang baik dan berkorelasi negatif

pula.

Minat Membaca

Puisi

Kemampuan

Mengapesiasi

Puisi

Penguasaan Bahasa

Figuratif

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017

Page 53: BAB II KAJIAN TEORETIS A. Pengajaran Bahasa Indonesiarepository.ump.ac.id/2472/3/SITI ZULFATUN BAB II.pdf · aitu puisi lama dan . puisi baru. Antara puisi lama dan puisi baru masing-masing

65

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan penyusunan kerangka berpikir

sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, hipotesis penelitian ini diajukan

adalah sebagai berikut:

1. Ada hubungan positif antara penguasaan bahasa figuratif dan kemampuan

mengapresiasi puisi.

2. Ada hubungan positif antara minat membaca puisi dan kemampuan

mengapresiasi puisi.

3. Ada hubungan positif antara penguasaan bahasa figuratif dan minat

membaca puisi dengan kemampuan mengapresiasi puisi.

Hubungan Antara Penguasaan..., Siti Zulfatun, Program Pascasarjana UMP, 2017