ptk pkn a

57
i KARYA TULIS ILMIAH EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru Oleh: SUPARSIH NIP. 131 846 155 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG SMK NEGERI 1 LUMAJANG 2009

Upload: tof-han

Post on 06-Aug-2015

138 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ptk pkn a

i

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I

LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru

Oleh:

SUPARSIH

NIP. 131 846 155

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG

SMK NEGERI 1 LUMAJANG

2009

Page 2: ptk pkn a

ii

HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I

LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SUPARSIH, S.Pd

NIP. 131 846 155

.

Laporan Penelitian ini disahkan oleh:

Kepala

SMK Negeri 1 Lumajang

Dra. SOETATIK, M.Pd

NIP. 131 406 079

Page 3: ptk pkn a

iii

LEMBAR PUBLIKASI

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I

LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh:

SUPARSIH, S.Pd

NIP. 131 846 155

.

Laporan Penelitian ini dipublikan di perpustakaan SMKN I Lumajang:

Kepala Perpustakaan

SMK Negeri 1 Lumajang

sumiyani

NIP. 131 406 079

Page 4: ptk pkn a

iv

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I

LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nama : Suparsih, S.Pd NIP : 131 846 155

ABSTRAK

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk

pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya.

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dalam 3 siklus. Pelaksanaan untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (obsevation) dan refleksi (reflection). Keempat langkah tersebut membentuk suatu siklus dan dalam pelaksanaannya satu siklus yang direncanakan dapat menjadi lebih dari satu siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri i lumajang tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I Lumajang dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan: Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn dan prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab. Kata kunci: kooperatif , prestasi belajar dan aktivitas siswa.

Page 5: ptk pkn a

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang diberi judul “EFEKTIVITAS

PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA

SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.

Tujuan penyusunan laporan PTK ini adalah untuk memberikan informasi

beberapa temuan yang telah diperoleh sehingga dapat dijadikan bahan kajian

rekan-rekan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran PKn, khususnya dalam

materi “Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah turut aktif dalam pelaksanaan PTK dan dalam penyusunan

laporan ini. Semoga kebaikannya dapat diterima sebagai amal kebaikan di sisi

Allah SWT.

Penulis menyadari bahan PTK ini masih memiliki bebagai kekurangan.

Namun demikian, penulis mengharapkan semoga laporan PTK ini memiliki

manfaat yang sebesar-besarnya.

Lumajang, Juli 2009

Peneliti,

Page 6: ptk pkn a

vi

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................

LEMBAR PUBLIKASI .........................................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................

D. Manfaat Penelitian ................................................................................

BAB II LANDASAN TEORITIS ...........................................................................

A. Hakekat Pembelajaran ..........................................................................

B. Hakekat Metode Tanya Jawab ..............................................................

C. Idiologi .................................................................................................

BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...........................................................

B. Kehadiran Peneliti ................................................................................

C. Tahap-tahap Penelitian .........................................................................

D. Instrumen Penelitian ............................................................................

E. Analisis Data .......................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN ..............................................................................

A. Siklus 1 ...................................................................................................

Page 7: ptk pkn a

vii

B. Siklus 2 ...................................................................................................

C. Siklus 3 ...................................................................................................

BAB V PENUTUP ................................................................................................

A. Simpulan ...............................................................................................

B. Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN

Page 8: ptk pkn a

1

BAB I

PENDAHULUAN

E. Latar Belakang

Pada era modern ini, guru mempunyai tantangan yang hebat. Guru harus

memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan

pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan

mengembangkan model pembelajaran.

Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat

menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi

pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa

jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan

yang ingin dicapai dapat terwujud.

Berdasarkan pengamatan peneliti selaku pengajar, kenyataan di lapangan

pada pelajaran PKn di SMK Negeri I Lumajang, guru masih mendomonasi proses

pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif, sehingga sebagian besar siswa

belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti

pelajaran lanjutan. Beberapa siswa bahkan belum belajar sampai pada tingkat

pemahaman.

Metode Tanya jawab adalah metode penyampaian pesan yang cukup

efektif. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru

dan siswa. Bentuk komunikasi dapat dilakukan dengan cara guru mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa

Page 9: ptk pkn a

2

diberi kesempatan bertanya dan guru merespon dengan menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang telah diajukan oleh siswa.

Kelebihan dari metode tanya jawab yaitu guru bisa mengurangi dominasi

dalam suatu proses pembelajaran. Kelebihan yang cukup mengesankan yaitu

mengurangi jumlah siswa pasif didalam kelas, sehingga sebagian besar siswa

dengan mudah mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk

mengikuti pelajaran lanjutan. Metode tanya jawab mampu mengukur tingkat

pemahaman pemahaman siswa.

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, dipandang perlu untuk

diadakan Penelitian Efektivitas Penerapan Metode Tanya Jawab Pada Materi

Pancasila Sebagai Ideologi Kelas XII PMS 2 SMK Negeri I LUMAJANG Tahun

Pelajaran 2009/2010.

F. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil rumusan

masalah yaitu:

Bagaimana penerapan Metode Tanya Jawab terhadap peningkatan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khusus dalam materi Ideologi

Pancasila pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I Lumajang?

G. Tujuan Penelitian

Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. untuk mengetahui penerapan Metode Tanya Jawab dalam pembelajaran

PKn.

Page 10: ptk pkn a

3

2. untuk mengetahui efektivitas penerapan Metode Tanya Jawab dalam

pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa;

H. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini

adalah:

1. sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan

strategi (penerapan metode, model dan langkah-langkah) pembelajaran

PKn selanjutnya

2. diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, Dinas

Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

3. semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guru-

guru PKn di lapangan.

Page 11: ptk pkn a

4

BAB II

LANDASAN TEORITIS

D. Hakekat Pembelajaran

1) Pengertian Pembelajaran

Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah

kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat

dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan

(implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum dalam

kenyataan implementasinya.

Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran

sebagai berikut: “Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya

mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar,

bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut.

Selanjutnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa:

“Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (1) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii) memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer.”

Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran

bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan

seorang “penyampai bahan”, atau “penyaji materi”, melainkan sekedar

Page 12: ptk pkn a

5

media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran.

Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan

otoaktivitas siswa selaku pebelajar. Selanjutnya Depdiknas (2002:9)

memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut:

“Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan

subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan

dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika

pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran

terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran,

media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi

pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran

dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian

upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam

rangka membuat siswa belajar.

Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang

guru dalam rangka menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa

untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

2) Perencanaan Pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, langkah awal yang

dilakukan guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis

yang dituangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Page 13: ptk pkn a

6

Silabus pada hakekatnya adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok

mata pelajaran yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam buku Panduan

Penyusunan KTSP BNSP (2006:14), sebagai berikut:

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Berdasarkan uraian di atas komponen silabus harus memuat standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat

belajar.

Dalam menyusun silabus guru harus memperhatikan prinsip-prinsip

pengembangan silabus. BNSP (2006:10-11) telah menetapkan penyusunan

silabus, yakni:

a. Ilmiah

b. Relevan

c. Sistematis

d. Konsisten

e. Memadai

f. Aktual dan Kontekstual

g. Fleksibel

h. Menyeluruh

Page 14: ptk pkn a

7

Selain membuat silabus guru wajib membuat Rencana Pelaksnaan

Pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus

dilakukan guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain

adalah perbuatan atau tingkah laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal

ini guru melaksanakan menentukan metode yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dengan

demikian RPP sesungguhnya merupakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai

dengan Buku Panduan Penyususanan RPP (BNSP,2006), sebagai berikut:

RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Artinya,

satu kompetensi dasar minimal memiliki satu RPP. Adapun langkah-langkah

dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (BNSP, 2006) adalah

sebagai berikut:

a. Mencantumkan identitas

b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran

c. Mencantumkan Materi Pembelajaran

d. Mencantumkan Metode Pembelajaran

e. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

f. Mencantumkan Sumber Belajar

Page 15: ptk pkn a

8

g. Mencantumkan Penilaian

3) Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen,

yakni kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan kegiatan

akhir atau penutup. Uraian selengkapnya langkah-langkah dari ketiga

komponen tersebut adalah:

a. Kegiatan Awal

Kegiatan yang dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar adalah:

- mengondisikan belajar siswa

- perkenalan dengan siswa dimaksudkan untuk mendekatkan diri

kepada siswa agar dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung lebih

akrab.

- Apersepsi yakni kegiatan penghubung antara pelajaran yang telah

disampaikan dengan pelajaran yang akan disampaikan

b. Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti guru akan menerapkan model-model pembelajaran

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai

dengan pendekatan yang digunakan.

c. Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang

telah dilaksanakan. Oleh karena itu, sebagai akhir pelaksanaan kegiatan

belajar pembelajaran adalah memberikan tindak lanjut belajar siswa.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan kegiatan

Page 16: ptk pkn a

9

membelajarkan siswa agar mereka mampu memahami materi pelajaran, baik

yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung sehingga tujuan

pembelajaran atau kompetensi dasar dapat dikuasai oleh siswa.

4) Penilaian Pembelajaran

Penilaian dalam pembelajaran merupakan umpan balik hasil kegiatan

pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program

pembelajaran. Melalui hasil penilaian, guru dapat mengukur keberhasilan

penyususnan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran/program

pembelajaran. Uraian ini diperkuat oleh penjelasan berikut:

Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk

mengukur tercapai-tidaknya tujuan pengajaran. Melalui penilaian dapat

ditetapkan apakah proses tersebut berhasil atau tidak. Kalau berhasil, guru

dapat melanjutkan bahan pengajaran pada minggu atau pertemuan

berikutnya, tetapi kalau belum berhasil bahan yang telah diberikan perlu

pengulangan atau pemahaman kembali sampai siswa dapat menguasainya.

Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa “siswa

dikatakan telah berhasil dalam penilaian jika mencapai taraf penguasaan

minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapai”. Taraf penguasaan minimal

yang dimaksud Hidayat sebenarnya sama dengan ketentuan BNSP tentang

perlu adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Dalam penilaian yang disajikan pada akhir kegiatan pembelajaran

terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu prosedur penilaian dan alat

penilaian. “Prosedur penilaian artinya penetapan bagaimana cara penilaian

akan dilakukan. Apakah secara lisan, tertulis, atau tindakan. Sedangkan alat

Page 17: ptk pkn a

10

penilaian berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan

kepada siswa” (Sudjana, 1996: 65). Selanjutnya, dalam penyusunan

pertanyaan dijelaskan sebagai berikut.

a. Isi pertanyaan harus betul-betul mengungkapkan makna yang terdapat

dalam rumusan tujuan instruksional khusus.

b. Kata-kata operasional yang digunakan sebagai titik-tolak rumusan

pertanyaan.

c. Setiap pertanyaan yang diajukan harus mempunyai jawaban yang pasti

sehingga dijadikan pegangan dalam menetapkan tercapai-tidaknya tujuan

instruksional khusus.

d. Banyaknya pertanyaan sekuranng-kurangnya sama dengan banyaknya

tujuan instruksional khusus.

e. Rumusan pertanyaan harus jelas, tegas, dan dalam bahasa yang sudah

dipahami maknanya oleh para siswa sehingga tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda-beda diantara siswa (Sudjana, 1996:65).

E. Hakekat Metode Tanya Jawab

1. Pengertian Metode Tanya Jawab

Adapun yang dimaskud metode tanya jawab adalah cara penyajian

pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru

kepada siswa, siswa kepada guru, atau dari siswa kepada siswa. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa:

“metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.”

Page 18: ptk pkn a

11

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987:119) menyatakan

bahwa metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan

pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut

(dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku,

majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat,

alam, dan sebagainya.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

metode Tanya Jawab adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan

dengan mengedepankan pertanyaan-pertanyaan baik yang dibuat oleh siswa

sendiri maupun oleh guru yang bertujuan mengarahkan siswa untuk

memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Penggunaan Metode Tanya Jawab

Penggunaan metode Tanya Jawab dengan baik dan tepat, akan dapat

merangsang minat dan motivasi siswa dalam belajar. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam penggunaan metode Tanya Jawab adalah:

a. Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi.

b. Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang

jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka

(pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban).

c. Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban

siswa.

d. Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik. (Depdikbud, 1996:26).

Page 19: ptk pkn a

12

Adapun manfaat penerapan metode Tanya Jawab dalam sebuah

pembelajaran yang produktif menurut buku Panduan CTL Direktirat PLP

adalah, untuk

a. menggali informasi, baik administrasi maupun akademis

b. mengecek pemahaman siswa

c. membangkitkan respon kepada siswa

d. mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa

e. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siwa

f. menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru

g. untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk

menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

3. Langkah-langkah Penerapan Metode Tanya Jawab

Beberapa model penerapan metode Tanya Jawab yang akan

dikembangkan dalam PTK ini adalah:

a. Model “Pertanyaan Siswa” (Modifikasi model dari Siberman, 2002)

Langkah-langkah (syntak) dalam pengembangan model ini adalah:

- Bagikan potongan kertas atau semacam kartu kepada siswa

- Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah

pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang

dibahas.

- Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain

di sampingnya (biasanya teman sebangku)

- Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi

Page 20: ptk pkn a

13

nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan

tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x)

apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas.

- Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat

pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari

temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap

pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk

dibacakan secara keras.

- Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun

terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang

untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat

pertanyaan)

- Buat rangkuman

b. Model membuat pertanyaan (modifikasi dari model Siberman, 2002)

Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah:

- Bagi siswa dalam beberapa 6 kelompok

- Cek kesiapan siswa, setiap kelompok harus memiliki buku teks

pegangan, apabila tidak guru dapat mempersiapkannya dengan

memberikan hasil foto copy atau rangkuman yang dibuat guru

sendiri.

- Perintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat 5 pertanyaan

dan sekaligus jawaban sesuai dengan materi atau pokok bahasan

yang sedang dibahas. (Materi bahasan atau tugas setiap kelompok

berbeda),

Page 21: ptk pkn a

14

- Adakan kegiatan kuis yang bertindak sebagai juri adalah kelompok

tertentu yang pertanyaan akan dibacakan, sedangkan kelompok lain

sebagai peserta atau yang menjawab pertanyaan. Setiap kelompok

yang dapat menjawab pertanyaan diberi nilai 100.

- Lakukan secara bergiliran sampai setiap kelompok mendapat giliran

sebagai juri.

- Buatlah kesimpulan hasil diskusi

F. Idiologi

1. Pengertian tentang ideologi

Istilah “Ideologi” berasal dari kata “ideo” (cita-cita) dan “logy”

(pengetahuan). Menurut W. White definisi Ideologi ialah sebagai berikut :

“The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class of group of

people” (ideologi ialah soal cita-cita politik atau dotrin (ajaran) dari suatu

lapisan masyarakatatau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan).

Sedangkan menurut pendapat Harold H Titus definisi ideologi ialah sebagai

berikut : “A term used for any group of ideas concerning various politicaland

economic issues and social philosophies often appliedto a sistem atic schema

of ideas held by group classes” (suatu istilah yang dipergunakan untuk

sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi

serta filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang

sistematik tentang cita-cita yang dijalanakan oleh sekelompok atau lapisan

masyarakat).

Page 22: ptk pkn a

15

Dalam pengertian ideologi negara itu termasuk dalam golongan ilmu

pengetahuan sosial, dan tepatnya pada digolongkan kedalam ilmu politik

(political sciences) sebagai anak cabangnya. Untuk memahami tentang

ideologi ini, maka kita menjamin disiplin ilmu politik.

Suatu ideologi digolongkan pada tipe pragmatis, ketika ajaran – ajaran

yag terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis

dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsup-prinsipnya saja).

Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosisalisasikan

secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem

ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Individualisme (liberalisme)

merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis.

2. Ideologi-ideologi Dunia

a. Liberalisme

Liberalisme tumbuh dari konstek masyarakat Eropa pada abad

pertengahan feudal, dimana sistem sosial ekonomi dikuasai oleh kaum

aristrokasi feodal dan menindas hak-hak individu. Liberalisme tidak

diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan

oleh golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin

tahu da keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistic

umum pada zaman itu.

Ciri-ciri ideologi liberalisme sebagai berikut :

- anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk

kebebasan berbicara

Page 23: ptk pkn a

16

- pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.

Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat

dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.

- kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang

buruk.

- suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau

sebagian terbesar individu berbahagia, kalau masyarakat secara

keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum

tentu maksimal.

b. Konservatisme

Ketika liberalisme menggoncang struktur masyarakat feudal yang

mapan, golongan feudal berusaha mencari ideologi tandingan untuk

menghadapi kekuasaan persuasive liberalisme. Dari sinilah muncul

ideologi konservatisme sebagai reaksi atas paham liberalisme.

Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai

berikut :

- masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata.

- paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam

masyarakat untuk membantu pihak yang lemah.

Ciri lain yang membedakan antara liberalisme dan konservatisme

adalah menyangkut hubungan ekonomi dengan negara lain. Paham

konservatif tidak menghendaki pengaturan ekonomi (proteksi), melainkan

menganut paham ekonomi internasional yang bebas (persaingan bebas),

sedangkan paham liberal cenderung mendukung pengaturan ekonomi

Page 24: ptk pkn a

17

internasional sepanjang hal itu membantu buruh, konsumen dan golongan

menengah domestik.

c. Sosialisme dan komunisme

Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-

akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19

dikenal sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan

kemanusiaan (humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak manusia.

Penganut paham ini berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang

dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan

cara-cara kekerasan dan revolusi. Sedang paham komunisme berkeyakinan

perubahan sistem kapitalis harus dicapai dengan revolusi, dan

pemerintahan oleh dictator proletariat sangat diperlukan pada masa

transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah dictator

proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil untuk

selanjutnya berada pada kontrol negara.

Perbedaan sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang

digunakan untuk mengubah kapitalisme menjadi sosialisme. Paham

sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan

cara-cara damai dan demokratis.

d. Fasisme

Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala

kemegahan upacara dan simbol-simbol yang mendukungnya untuk

mencapai kebesaran negara. Hal itu akan dapat dicapai apabila terdapat

seorang pemimpin kharismatis sebagai simbol kebesaran negara yang

Page 25: ptk pkn a

18

didukung oleh massa rakyat.. dukungan massa yang fanatik ini tercipta

berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan simbol-simbol yang ditanamkan

sang pemimpin besar dan aparatnya.

3. Pengertian tentang reformasi

Makna serta pengertian reformasi dewasa ini banyak disalah artikan

sehingga gerakan masyarakat yang melakukan perubahan yang

mengatasnamakan gerakan reformasi juga tidak sesuai dengan gerakan

reformasi itu sendiri. Hal ini terbukti dengan maraknya gerakan masyarakat

dengan mengatasnamakan gerakan reformasi, melakukan kegiatan yang tidak

sesuai dengan makna reformasi itu sendiri, misalnya dengan pemaksaan

kehendak dengan menduduki kantor suatu instansi atau lembaga baik negeri

atau swasta, dan tindakan lain yang justru tidak mencerminkan sebagai

reformis.

Makna “reformasi” secara etimologis berasal dari kata “reformation”

dengan akar kata “reform” yang secara semantic bermakna “make or become

better by removing or putting right what is bad or wrong” (oxford advanced

leaner’s dictionary of current English, 1980, dalam Wibisono 1998 : 1).

Secara harfiah reformasi memiliki makna: suatu gerakan untuk

memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang

menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai

dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998).

4. Pancasila sebagai ideologi terbuka

Pancasila sebagai filsafat bangsa / negara dihubungkan dengan fungsinya

sebagai dasar negara, yang merupakan landasan ideal bangsa Indonesia dan

Page 26: ptk pkn a

19

negara republik Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi nasional atau

disebut juga sebagai ideologi negara. Artinya pancasila merupakan ideologi

yang dianut oleh negara (penyelenggaraan negara dan rakyat) Indonesia secara

keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang atau sekelompok orang,

disamping masih adanya beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat

Indonesia yang lain, sepanjang tidak bertentangan dengan ideologi negara,

sebab Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai kebenaran yang telah dipilih

oleh para pendiri negara ini, yang mana lima dasar atau lima silanya

merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan walaupun

terbedakan sebagai dasar dan ideologi pemersatu. Sebagai suatu rumusan

dasar filsafat negara atau dalam kedudukan sebagai ideologi negara yang

dikandung oleh pembukaan UUD 1945 ialah pancasila. Rumusan pancasila itu

dapat pula disebut sebagai rumusan dasar cita negara (staatidee) dan sekaligus

dasar dari cita hukum (rechtidee) negara republik Indonesia. (Turiman, 2000)

Secara wacana akademik istilah ideologi pada awalnya digunakan oleh

seorang filsuf Prancis, Antoine Destutt de Tracy, yang diartikannya “ilmu

pengetahuan mengenai gagasan-gagasan (science of ideas). Istilah ini mula-

mula mengandung konotasi politik karena penggunaanya berhubungan dengan

epistmologi ilmu pengetahuan. (Turiman, 2000)

Dalam sejarahnya istilah ideologi baru berhubungan dengan kehidupan

politik setelah Napoleon Bonaparte dari Prancis menamakan semua orang

yang menentang gagasan-gagasan “patriotic” yang dikemukakannya sebagai

kaum “ideologis”. Bagi Napoleon, ideologi adalah pemikiran-pemikiran

khayali kaum idealis yang menghalang-halangi pencapaian tujuan-tujuan

Page 27: ptk pkn a

20

revolusioner. Istilah ini semakin popular pada abad pertengahan ke 19 setelah

Karl Marx menerbitkan buku German Ideologi. Menurut ideologi hanyalah

kesadaran yang palsu, ideologi adalah kesadaran sebuah kelas sosial dan

ekonomi dalam masyarakat demi mempertahankan kepentingan-kepentingan

mereka. Dan sejarah mencatat, berbagai akibat yang ditimbulkan oleh ideologi

Karl Marx, sejak kemenangan revolusi kaum Bolsjevik di Rusia pada tahun

1926 sampai masa keruntuhan kemunisme pada tahun-tahun belakangan ini.

Kajian komprehensif dari segi sosiologi pengetahuan mengenai ideologi

dipelopori oleh Karl Mannheim. Tokoh ini menerima dasar pemikiran Karl

Max bahwa ideologi adalah “kesadaran kelas”. Mann Heim membuat dua

kategori ideologi, yaitu Ideologi yang bersifat particular dan Ideologi yang

bersifat menyeluruh.

Bagi bangsa Indonesia ideologi tentu bukan kesadaran sebuah kelas

sebagaimana dipahami Karl Marx. Cara pandang kenegaraan bangsa Indonesia

menolak penggunaan analisis kelas karena negara diciptakan untuk semua.

Negara mengatasi paham golongan dan paham perseorangan, demikian

ditegaskan dalam penjelasan umum UUD 1945, jadi ideologi negara

dimaksudkan untuk mengatasi kemungkinan adanya paham golongan-

golongan di dalam masyarakat karena keberadaan golongan-golongan itupun

diakui oleh ketentuan pasal 2 UUD 1945. penjelasan atas pasal ini

menerangkan bahwa yang dimaksud dengan golongan-golongan ialah badan-

badan seperti koperasi, serikat sekerja, dan badan-badan kolektif lain.

Dengan demikian dari dua kategori ideologi yang dikemukakan oleh

Mann Heim di atas, ideologi pancasila dapat digolongkan sebagai ideologi

Page 28: ptk pkn a

21

menyeluruh. Memang lima sila didalam pancasila itu mengandung cirri

universal sehingga mungkin saja ia ditemukan dalam gagasan berbagai

masyarakat dan bangsa di dunia. Letak kekhasan dan orsinilitasnya sebagai

dasar filsafat dan ideologi negara republik Indonesia ialah, kelima sila itu

digabungkan dalam kesatuan yang integrative, bulat dan utuh.

Dan sebagai ideologi bersifat menyeluruh, karena pancasila yang

dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat itu, ditafsirkan

secara otentik oleh konstitusi / UUD 1945 dalam pokok-pokok pikiran

pembukaan UUD 1945, oleh karena pancasila sebagai ideologi juga

didalamnya sekaligus sebagai cita hukum, artinya pancasila membimbing arah

pembentukan hukum dalam masyarakat. Sebagai norma-norma mendasar

(staatfundamentalnorm) rumusan pancasila bukan rumusan hukum yang

bersifat operasional yang pelaksanaanya dikenakan sanksi. Untuk membuat

operasiaonal, negara membentuk berbagai peringkat peraturan perundang-

undangan.

Penyelenggara negara dalam mengoperasionalkan ideologi pancasila,

maka harus mengacu kepada penafsiran otentik dari pancasila, dan telah

menjadi kesepakatan para ahli hukum Indonesia, bahwa pokok-pokok pikiran

dalam penjelasan umum pembukaan UUD 1945 adalah tafsir otentik dari

pancasila yang dirumuskan atas dasar kesepakatan pendiri negara dan itulah

yang kemudian kita sebut Paradigma Pancasila.

5. Supremasi Hukum dalam konsep negara hukum “Pancasila”

Berbicara tentang supremasi hukum, kita harus berbicara tentang

masyarakat dimana hukum itu berlaku baik yang disebut masyarakat nasional

Page 29: ptk pkn a

22

maupun internasional. Supremasi hukum didalam masyarakat nasional kita

karena didalamnya ada aturan yang disebut hukum. Secara sederhana kita

dapat mendefinisikan hukum sebagai aturan tentang tingkah laku manusia

dimasyarakat tertentu. Aturan yang disebut hukum tadi akan terkait dengan

tindakan manusia atau tingkah laku manusia didalam suatu masyarakat

nasional yang mempunyai berbagai macam aspek atau bidang, didalamnya ada

bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial, bidang budaya, pendidikan dan

juga keamanan. Didalam berbagai bidang itulah manusia melakukan tingkah

laku dan manusia satu dengan yang lain melakukan interaksi dan interaksi itu

berjalan secara tertib, maka dibutuhkan aturan yang disebut hukum. Oleh

karena itu ketika kita akan berbicara tentang supremasi hukum maka timbul

beberapa pertanyaan yang perlu mendapat jawaban secara jelas yaitu apa

dimaksud dengan supremasi hukum, untuk apa supremasi hukum itu

ditegakkan dan bagaimana caranya supremasi hukum itu bisa diwujudkan.

(Turiman, 2000)

Page 30: ptk pkn a

23

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

F. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena memenuhi ciri-

ciri penelitian kualitatif yaitu: a) dilakukan dalam kondisi yang alamiah,

langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, b) penelitian

kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata

atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka, c) penelitian kualitatif

lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome, d) penelitian

kualitatif melakukan analisis data secara induktif, e) penelitian kualitatif lebih

menekankan makna (Sugiyono,2008). Gay (2009) mengemukakan karakteristik

dari penelitian kualitatif yaitu a) data berasal dari partisipan b) laporan yang di

buat secara terperinci termasuk jika ada penyimpangan dalam penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

karena PTK dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan teori dan dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas (Gay, 2009). Selain itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau seseorang tertentu di

dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga

hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2003).

Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

Page 31: ptk pkn a

24

1. an inquiry of practice from within (penelitian berawal dari permasalahan

praktis yang dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya

sebagai pengelola pembelajaran di dalam kelas),

2. self reflective inquiry (penelitian melalui refleksi diri artinya lebih

menekankan pada proses pemikiran kembali terhadap proses dan hasil

penelitian secara berkelanjutan untuk mendapatkan penjelasan dan

justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, dan

kekurangefektifan dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat digunakan

memperbaiki proses tindakan pada siklus-siklus selanjutnya)

3. fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran,

4. bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Wardani,2003).

G. Kehadiran Peneliti

Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian yang dikemukakan

sebelumnya, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Peneliti bertindak

sebagai perancang instrumen penelitian sekaligus pemberi tindakan. Tugas

peneliti adalah

1) perancangan instrumen yang meliputi kisi-kisi dan soal tes kemampuan

awal (Tes 1), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa (LKS), Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Lembar Angket,

2) pengumpulan data yaitu meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran yang

dicatat dalam lembar observasi dan lembar wawancara dengan siswa,

3) menganalisis data,

4) pelaporan hasil penelitian.

Page 32: ptk pkn a

25

H. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dalam 3 siklus. Pelaksanaan

untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan

Kemmis dan Mc Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan

(planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (obsevation) dan refleksi

(reflection). Keempat langkah tersebut membentuk suatu siklus dan dalam

pelaksanaannya satu siklus yang direncanakan dapat menjadi lebih dari satu

siklus. Kegiatan pada setiap siklus digambarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran,

menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi,

menyiapkan lembar angket, menyiapkan perangkat tes akhir siklus.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melakukan

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

3. Observasi

Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan

dilakukan oleh 2 orang pengamat (rekan sejawat) sedangkan peneliti sendiri

melakukan pembelajaran. Obyek yang diamati adalah aktivitas siswa selama

pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

4. Refleksi

Refleksi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dan hasil Tes.

Pada tahap ini, data yang diperoleh yaitu hasil Tes, hasil observasi dan hasil

angket. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang

Page 33: ptk pkn a

26

diperoleh dan mengkaji hasil pelaksanaan tindakan sebagai pertimbangan pada

siklus selanjutnya.

Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

I. Instrumen Penelitian

Agar terlaksana pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan diperlukan perangkat pembelajaran.

Beberapa perangkat pembelajaran yang diperlukan adalah rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan instrumen tes.

Page 34: ptk pkn a

27

Penilaian belajar yang diupayakan dapat mengukur pemahaman siswa

selama pembelajaran. Instrumen penelitian dibutuhkan sebagai salah satu alat

untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian dibuat oleh peneliti, kemudian

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen penelitian yang di-

maksud adalah

1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aktivitas-aktivitas yang harus

dilakukan siswa pada tiap kegiatan pembelajaran. Aktivitas tersebut harus

mendukung terciptanya peran aktif siswa dalam proses belajar yang disajikan.

Lembar observasi yang dibuat mengacu pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dibuat.

Secara garis besar, lembar observasi berisi petunjuk pengisian, kriteria

penskoran, tabel penilaian, keterangan dan catatan. Lembar observasi berguna

untuk memeriksa apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dan guru

telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Format Angket

Tujuan dari angket yaitu untuk mengetahui pendapat siswa atau pun

kesulitan dan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran diberikan

kepada siswa. Format angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan

dapat mengungkap pemahaman dan kerja sama siswa dalam belajar kelompok.

3. Instrumen tes

Tes dilakukan pada akhir kegitan pembelajaran pada setiap siklus, untuk

memperoleh data tentang hasil belajar. Instrumen tes yang dirancang agar

Page 35: ptk pkn a

28

memberi informasi mengenai pemahaman selama mengikuti kegiatan

pembelajaran.

J. Analisis Data

Moleong (2006:190) menyatakan bahwa proses analisis data di mulai

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu hasil

tes, hasil observasi dan hasil wawancara. Mengacu dari pendapat tersebut,

maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah

pengumpulan data. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan model

alir (flow model). Yang meliputi 3 tahap yaitu

1. Kriteria keberhasilan data hasil tes

Data tentang hasil tes siswa berupa tes tertulis pada akhir seluruh siklus.

Setelah hasil tes siswa di dapat sesuai dengan pedoman penskoran, kemudian

dianalisis menggunakan rumus:

%100xntTB

TB : persentase siswa yang tuntas belajar

t : banyak siswa yang mendapat skor minimal 75

n : banyak siswa yang mengikuti tes

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, hasil tes akhir siswa dikatakan tuntas

secara klasikal apabila siswa yang mendapat skor minimal 75 paling sedikit

85% dari jumlah siswa.

2. Kriteria keberhasilan data hasil pengamatan

Data pengamatan di peroleh dari kegiatan pengamatan yang dilakukan

pengamat selama pembelajaran berlangsung, berupa data pengamatan aktivitas

Page 36: ptk pkn a

29

siswa dan guru. Setelah lembar pengamatan diisi, kemudian hasil pengamatan

dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

%100)( x

maksimalSkorskorJumlahNRrataratanilaiPersentase

Kriteria persentase nilai rata-rata hasil pengamatan adalah sebagai berikut:

81% NR 100% : sangat baik 61% NR 80% : baik 41% NR 60% : cukup 0% NR 40% : kurang (Sahertian, 2000)

Page 37: ptk pkn a

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan mencoba menyajikan data hasil penelitian dan

hasil analisis data yang diuraikan persiklus penelitian. Adapun jumlah siklus

penelitian ini adalah 3 siklus. Hal ini disebakan peroleh data dari tiga siklus

penelitian telah memberikan gambaran yang cukup signifakan pencapaian

tujuan penelitian. Artinya, data yang diperoleh siklus demi siklus menunjukkan

pada peningkatan hasil belajar siswa yang menjadi konstrasi dalam penelitian

ini.

A. Siklus 1

Pada siklus ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas

mengenai Pengertian Ideologi, Fungsi Ideologi, Dimensi Ideologi dan

Pancasila sebagai Ideologi Negara

Perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus ini Silabus dan RPP.

Silabus yang digunakan adalah silabus hasil refleksi pada tahap perencanaan

antara peneliti dan mitra peneliti. Sesuai dengan silabus dan RPP dapat dijelaskan

langkah pokok kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yakni sebagai berikut:

1. Siswa diberikan lembaran kertas kerja

2. Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat karangan mengenai:

Cita-cita yang diinginkan

Cara-cara untuk mencapai cita-cita tersebut

Page 38: ptk pkn a

31

3. Setelah kegiatan di atas dianggap selesai, guru kepada beberapa siswa

mengadakan tanya jawab terkait dengan “cita-cita seseorang dan cara-cara

mempertahankan cita-cita tersebut.

4. Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas

kosong yang lain

5. Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan

yang berkaitan dengan materi pelajaran fungsi ideologi dan dimensi ideologi

6. Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di

sampingnya (biasanya teman sebangku)

7. Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta

memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih

lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu

dibahas.

8. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan.

Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban

betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat

tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras.

9. Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu

harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya

(terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

Hasil analisis data yang diperoleh pada siklus 1 terangkuman pada tabel

berikut ini:

Page 39: ptk pkn a

32

Tabel 4.1 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-1

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan Dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

Observasi dan data lapangan

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Sebagai besar siswa terlihat

aktif mengikuti kegiatan pembelajaran karena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan kemampuan siswa sendiri (lihat lampiran catatan lapangan)

b) Keaktifan sebagian siswa itu dalam kegiatan pembelajaran, terlihat dari kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan, serta dalam kegiatan membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan temannya.

c) Sekalipun keaktifan pada sebagian siswa sudah tampak, namun kualitas jawaban sebagian siswa masih kurang baik.

d) Media pembelajaran yang dibuat cukup variatif dan mudah dipahami anak (familier) sehingga merangsang keaktifan siswa.

Beberapa hal yang masih tampak kurang maksimal pada siklus ini adalah: a) Pada siswa yang memiliki latar

belakang prestasi yang kurang baik (slow learner) tampak adanya rasa ketakutan untuk ditanya atau bertanya. (perlu usaha maksimal)

b) Perlu persiapan pada siswa itu sendiri, dalam artian siswa terlebih dahulu harus mendapat tugas mempelajari materi tersebut.

c) Perlunya peningkatan motivasi belajar siswa melalui pemberian reward (hadiah) kepada siswa baik berupa kata-kata maupun dalam bentuk lain.

Refleksi dilakukan dengan cara diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti. Diskusi ini membicarakan data yang diperoleh melalui observasi (data lapangan), wawancara dan nilai tes. Hasil refleksi pada tahap ini menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran masih perlu ditingkatkan, melalui: a) Penyajian pertanyaan sebaik

menggunakan bahasa yang lebih ringan, dalam artian mudah dipahami siswa

b) Perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi belajar siswa.

c) Siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelumnya .

Page 40: ptk pkn a

33

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan Dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

Wawancara Pada umumnya responden menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini membuat mereka termotivasi, namun kadang-kadang timbul ketegangan dan rasa takut untuk ditanya atau bertanya. Ketakutan itu disebabkan mereka tidak mempersiapkan sebelumnya permasalahan atau materi pelajaran yang sedang di pelajari

Hasil Tes Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 20 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) , sedangkan sisanya masih memiliki nilai dibawah batas kelulusan. Dari 20 siswa yang lulus tersebut bahkan 6 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Temuan yang diperoleh dari hasil analisis data dari kegiatan pembelajaran

pada siklus 1 adalah bahwa:

1. Dilihat dari sisi proses dan hasil pembelajaran telah menunjukkan aktivitas

peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

2. Dilihat dari segi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi

tugas dengan memberikan pembelajaran yang sebaik-baiknya.

3. Dalam upaya peningkatan proses pembelajaran sekalipun telah tampak

peningkatan kualitas, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu

peningkatan diantaranya:

a) penyajian pertanyaan sebaik menggunakan bahasa yang lebih ringan,

dalam artian mudah dipahami siswa

b) perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi

belajar siswa.

Page 41: ptk pkn a

34

c) siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas

seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelumnya .

Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti dan mitra peneliti selanjutya

menyusun perencanaan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan

memperhatikan temuan-temuan di atas.

B. Siklus 2

Pada siklus 2 ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas

mengenai Pancasila Sebagai Ideologi Negara, Pancasila Sebagai Dasar Negara,

Kedudukan Pancasila bagi Bangsa Indonesia selain sebagai Ideologi dan

Dasar Negara.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini mengunakan RPP yang

telah dibuat berdasarkan kesepatakan hasil refleksi pada siklus 1 (RPP Siklus-2

dapt lihat pada lampiran 8). Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini

adalah sebagai berikut:

1) Siswa diberikan lembaran kertas kerja

2) Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat gambar bangunan,

rumah atau gedung.

3) Setelah kegiatan di atas dianggap selesai guru kepada beberapa siswa

mengadakan tanya jawab terkait dengan gambar yang dibuat dan hubungannya

dengan materi pembelajaran.

4) Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas

kosong yang lain

Page 42: ptk pkn a

35

5) Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang

berkaitan dengan materi pelajaran “Kedudukan Pancasila selain sebagai

ideologi dan dasar negara”

6) Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di

sampingnya (biasanya teman sebangku)

7) Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan

jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta

memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih

lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu

dibahas.

8) Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan.

Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban

betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat

tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras.

9) Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu

harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya

(terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

Berdasarkan data penelitian dibuat matrik rangkuman data penelitian siklus-

2 dan hasil analisisnya, seperti tampak pada tabel berikut ini:

Page 43: ptk pkn a

36

Tabel-3 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-2

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Sebagai besar siswa terlihat

aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini karena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan melalui kegiatan yang menarik perhatiannya (yakni kegiatan mempehatikan gambar bangunan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk membuatnya di buku pelajaran mereka)

b) Kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan dikaitkan dengan materi pembelajaran mempelihatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

c) Pemilihan media menggambar selain sangat disenangi siswa juga memperlihatkan usaha guru untuk mencoba melibatkan siswa yang memiliki latar belakang prestasi yang kurang baik dalam pembelajaran. Dengan mengkaitkan materi dengan sesuatu yang konkrit tampaknya siswa dari kelompok slow learner pun tampak terlibat aktif dan dapat memahaminya..

d) Reward atau penguatan tampak sudah diberikan oleh guru guna peningkatan motivasi belajar siswa

Hal yang masih tampak kurang maksimal pada siklus ini adalah: a) Tidak adanya penjelasan tentang

adanya penilaian proses kepada siswa, walaupun kegiatan tersebut telah dilakukan oleh guru.

b) Waktu pelaksanaan kegiatan belajar belum sesuai dengan perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi, yakni dari hasil kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa Selain itu, guna kegiatan pembelajaran yang lebih optimal hasil refleksi juga mencatat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan guru, diantaranya: a) Penjelasan adanya penilaian

proses perlu disampaikan kepada siswa. Hal ini dimaksud agar siswa betul-betul serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

b) Peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan

c) Agar diupayaka waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan yang direncanakan.

Page 44: ptk pkn a

37

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

Wawancara Sebagian besar responden menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini menyenangkan dan membuat mereka termotivasi, walaupun motivasi mereka masih bersifat motivasi eksternal yakni ingin mendapat nilai yang lebih baik.

Hasil Tes Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 26 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) , sedangkan sisanya masih memiliki nilai dibawah batas kelulusan. Dari 26 siswa yang lulus tersebut bahkan 12 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah

bahwa

1. Dilihat dari segi proses pembelajaran, tampak bahwa kegiatan pembelajaran

sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

2. Dilihat dari dari segi siswa terlihat adanya peningkatan motivasi dan hasil

belajar.

3. Dilihat dari segi guru, terlihat adanya peningkatan keterampilan mengajar dan

kemampuan mengelola kelas dalam arti keseluruhan.

Beberapa hal masih perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan

pembelajaran, diantaranya:

a) Penjelasan adanya penilaian proses perlu disampaikan kepada siswa. Hal ini

dimaksud agar siswa betul-betul serius dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar.

b) Media dalam bentuk cerita dapat dibuat dengan cara tertulis (analisis kasus)

yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.

Page 45: ptk pkn a

38

c) Peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan

C. Siklus 3

Pada siklus 3 ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas

mengenai Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat. RPP yang

digunakan pada siklus ini merupakan RPP memperhatikan masukan-masukan

yang diperoleh pada siklus sebelumnya.

Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

2) Setiap kelompok mendapat tugas membuat karangan:

Kel 1 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak

mengamalkan pancasila sila Ke-1

Kel 2 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak

mengamalkan pancasila sila Ke-2

Kel 3 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak

mengamalkan pancasila sila Ke-3

Kel 4 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak

mengamalkan pancasila sila Ke-4

Kel 5 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak

mengamalkan pancasila sila Ke-5

3) Guru memfasilitasi siswa membahas hasil kegiatan mengarang dengan model

tanya jawab.

Page 46: ptk pkn a

39

4) Guru menyampaikan materi dan mengadakan tanya jawab tentang nilai-nilai

Pancasila dalam buku Sutasoma dan nilai-nilai masyarakat Indonesia yang

sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

Adapun data hasil penelitian pada siklus 3 ini dapat dibentuk dalam tabel

analisis data, seperti tampak berikut ini:

Tabel-4 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-3

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

Observasi Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Umumnya siswa tampak aktif

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini disebabkan ketertarikan siswa terhadap bentuk kegiatan pembelajaran yang diterapkan, yakni kegiatan mengarang yang ada kaitannya dengan pengamalan sila-sila Pancasila.

b) Motivasi siswa mengikuti pelajaran tampak pada keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru ketika diadakan pembahasan hasil pekerjaannya dengan model tanya jawab (questioning).

c) Ketepatan jawaban jiwa dalam kegiatan tanya jawab, baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru mencerminkan adanya peningkatan pemahaman siswa akan materi pelajaran yang sedang dipelajari.

d) Reward atau penguatan tampak sudah terbiasa diberikan oleh guru sehingga memiliki pengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

e) Adanya penjelasan mengenai kegiatan penilaian proses juga sangat jelas memberikan kontrinbusi terhadap peningkatan motivasi belajar

Berdasarkan hasil refleksi, yakni dari hasil kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab yang telah dipraktekkan dalam kegiatan penelitian ini ternyata telah memberikan dampak yang efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa Oleh karena, kegiatan pembelajaran sudah dianggap optimal maka berdasarkan hasil refleksi kegiatan Penelitian ini dianggap selesai.

Page 47: ptk pkn a

40

Teknik Pengumpulan Data

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh

Analisis – Refleksi

siswa Wawancara Hampir seluruh responden

menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini menyenangkan dan membuat mereka termotivasi.

Hasil Tes Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 32 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) dan sebanyak 26 mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut

adalah bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab dengan variasi

media ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa

Page 48: ptk pkn a

41

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai

penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I

Lumajang dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian

dapat disimpulkan:

1. Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada

mata pelajaran PKn.

2. Prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab.

B. Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah:

1. Pelaksanaan Metode Tanya Jawab, sebagai salah satu bagian dari pilar CTL

dalam pembelajaran PKn khusus dan mata pelajaran laiinya perlu terus

ditingkatkan mengingat cukup signifikan dampak postitif penerapannya

terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa

2. Guru-guru harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode, strategi

dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk

diterapkan sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik

siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana.

3. Selain keterampilan memilih model pembelajaran, guru yang professional juga

hendaknya dapat memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi

Page 49: ptk pkn a

42

pembelajaran. Oleh karena itu, guru juga dituntut memliki kreativitas dan

keterampilan memilih media pembelajaran yang tepat.

Page 50: ptk pkn a

43

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1998. Classroom Instructional and Management. New York: Mc

Grow-Hill. Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta. Badudu. 1996. Kamus umum bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta

Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta. Depdiknas. 2008. Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs. PUSPENDIK

BALITBANG dan BSNP. Gay, L. R. 2009. Educational Research.Competencies for Analysis and

Applications.Upper Saddle River, New Jersey Columbus, Ohio.Pearson. Hidayat, K, dkk.. 1987. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung:

Bina Cipta. Hiebert, J & Lafevre. 1986. Conceptual and Procedural Knowledge in

Mathematics: An Introduction to Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Publisers, Hillsdale, New Jersey.

Mahendra, Y. I 1996. Dinamika Tata Negara Indonesia. Gema Isani Press Moleong, L.J. 2006. Metode Penelitian Kealitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda

Karya. Munandir. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Pusat Sains dan Matematika

Sekolah. UNESA. Sahertian, P. A. 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Silberman, M. L. 2002. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yappendis.

Yogyakarta

Page 51: ptk pkn a

44

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV. Sudjana. 1992. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta Suriasumantri, J. S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan. Wardani, I.G.A.K. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan

Universitas Terbuka. Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.PPS UPI dan Remaja

Rosdakarya; Bandung Turiman. 2000. Menegakan Supremasi Hukum dan Demokrasi di Kalimantan

Barat,

Page 52: ptk pkn a

45

Page 53: ptk pkn a

46

Page 54: ptk pkn a

47

Page 55: ptk pkn a

48

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(siklus 1)

SEKOLAH : SMK NEGERI 1 LUMAJANG MATA PELAJARAN : PKn KELAS : XII PROGRAM KEAHLIAN : PMS SEMESTER : 5

A. Standar Kompetensi

Menampilkan Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

B. Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

C. Indikator

Mendeskripsikan makna ideologi negara Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara

D. Alokasi Waktu

2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

E. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat Mendeskripsikan makna ideologi negara

Siswa dapat Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara

Siswa dapat Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara

F. Materi Ajar

Pancasila sebagai ideologi terbuka

Page 56: ptk pkn a

49

G. Metode Pembelajaran

Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Presentasi

H. Langkah-langkah Kegiatan :

a. Kegiatan awal

Apersepsi

Menyampaikan tujuan dan cakupan materi yang akan dipelajari pada

pertemuan yang bersangkutan

Menanyakan materi sebelumnya

b. Kegiatan inti

1. Siswa diberikan lembaran kertas kerja

2. Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat karangan

mengenai:

Cita-cita yang diinginkan

Cara-cara untuk mencapai cita-cita tersebut

3. Setelah kegiatan di atas dianggap selesai, guru kepada beberapa siswa

mengadakan tanya jawab terkait dengan “cita-cita seseorang dan cara-

cara mempertahankan cita-cita tersebut.

4. Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan

kertas kosong yang lain

5. Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah

pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran fungsi ideologi dan

dimensi ideologi

6. Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di

sampingnya (biasanya teman sebangku)

7. Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi

nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut

perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila

pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas.

Page 57: ptk pkn a

50

8. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat

pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari

temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap

pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk

dibacakan secara keras.

9. Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih

dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk

menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

c. Kegiatan akhir

Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat

rangkuman/simpulan pelajaran

Tanya jawab

Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

I. Sumber Belajar

Buku Paket

J. Penilaian

- Tugas

- Ulangan Harian

- Presentasi (Keaktifan siswa)

Mengetahui, Lumajang, 20 Juli 2009 Kepala SMKN 1 Lumajang Guru Mata Pelajaran Dra. SOETATIK, M.Pd. SUPARSIH, S.Pd. Pembina Tk. I NIP. 131 846 155 NIP. 131 406 079