ptk bahasa

29
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Yang dibina oleh Bpk. Drs. Alief Mudiono, M.Pd Oleh Ambar Normasari 207153453585

Upload: chabib-ayma-takizawa

Post on 22-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

proposal PTK

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Bahasa

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi Penelitian PendidikanYang dibina oleh Bpk. Drs. Alief Mudiono, M.Pd

OlehAmbar Normasari

207153453585

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KSDPPRODI SI PGSDPP III BLITAR

Juni 2009

Page 2: PTK Bahasa

1. Judul

Peningkatan Pembelajaran IPA Kompetensi Dasar Mengenal Bagian

Tubuh Tumbuhan Kelas IV SDN Tanggung 2 Kota Blitar Menggunakan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

2. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-

prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas,

2007:13). Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta

didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya

menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan

kompetensi agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA

diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk

memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pembelajaran IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah yang dapat

diidentifikasi. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara berfikir

ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan bersikap

ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian

pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan

keterampilan proses dan sikap ilmiah.

1

Page 3: PTK Bahasa

Di dalam prakteknya masih dapat dijumpai proses yang belum sesuai

dengan hakikat pembelajaran IPA yang sebenarnya. Sehingga masih banyak

siswa yang kurang maksimal dalam pencapaian hasil belajarnya. Siswa merasa

kesulitan dalam memahami suatu materi yang sedang dipelajari. Hal ini terjadi

karena pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih kurang tepat.

Biasanya guru banyak menghabiskan waktunya untuk berbicara dan kurang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

Guru mendominasi proses pembelajaran yang bersifat klasikal maupun

kelompok. Dalam kegiatan pembelajaran guru diharapkan menggunakan

pendekatan pembelajaran yang tepat dan mampu membawa perubahan dalam

peningkatan pembelajaran IPA. Pendekatan yang diharapkan mampu

membawa perubahan terhadap siswa dalam peningkatan pembelajaran IPA

adalah pendekatan CTL.

Perkembangan pendekatan CTL dalam pembelajaran siswa di kelas

disesuaikan dengan kehidupan nyata yang dialami siswa. Ada kecenderungan

dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik

jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa

mengalami apa yang dipelajarinya bukan hanya mengetahuinya. Pendekatan

CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara

materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan

konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses

pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

2

Page 4: PTK Bahasa

mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru. Dalam kelas

kontekstual tugas guru membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih

banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru

mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan

sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa).

CTL merupakan sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi

bahwa siswa mampu menyerap pelajaran apabila mereka menangkap maksud

dalam materi akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna

dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan

pengetahuan dan pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya. CTL

sesuai dengan nurani manusia yang selalu haus akan makna. CTL juga mampu

memuaskan kebutuhan otak untuk mengaitkan informasi baru dengan

pengetahuan yang sudah ada, yang merangsang pembentukan struktur fisik

otak dalam rangka merespon lingkungan. CTL terdiri dari delapan komponen

yaitu: membuat keterkaitan yang bermakna, pembelajaran mandiri, melakukan

pekerjaan yang berarti, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu

individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan

menggunakan penilaian autentik.

Pembelajaran kontekstual sebagai sebuah sistem mengajar, didasarkan

pada pikiran bahwa makna muncul dari hubungan antara isi dan konteksnya

(Nurhadi, 2004:27). Semakin banyak keterkaitan yang ditemukan siswa dalam

suatu konteks yang luas, semakin bermaknalah isinya bagi mereka. Sebagian

besar tugas seorang guru adalah menyediakan konteks. Semakin mampu para

siswa mengaitkan pelajaran-pelajaran akademis mereka dengan konteks ini,

3

Page 5: PTK Bahasa

semakin banyak makna yang akan mereka dapatkan dari pelajaran tersebut.

Mampu mengerti makna dari pengetahuan dan keterampilan akan menuntun

pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas

penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan

konteks kehidupan nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya,

para siswa melihat makna di dalam tugas sekolah. Ketika para siswa

menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang menarik, ketika

mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari informasi

dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun,

mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan

membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan konteks dalam

situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dalam peningkatan pembelajaran IPA

di SDN Tanggung 2, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana penerapan pendekatan CTL dalam peningkatan pembelajaran

IPA pada kompetensi dasar mengenal bagian tubuh tumbuhan kelas IV

SDN Tanggung 2 Kota Blitar ?

2. Apakah penerapan pendekatan CTL dapat meningkatkan pembelajaran

IPA dalam mengenal bagian tubuh tumbuhan kelas IV SDN Tanggung 2

Kota Blitar ?

4

Page 6: PTK Bahasa

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki beberapa

tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan mengkaji penerapan pendekatan CTL dalam

peningkatan pembelajaran IPA pada kompetensi dasar mengenal bagian

tubuh tumbuhan kelas IV SDN Tanggung 2 Kota Blitar.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji penerapan pendekatan CTL dapat atau

tidaknya meningkatkan pembelajaran IPA dalam mengenal bagian tubuh

tumbuhan kelas IV SDN Tanggung 2 Kota Blitar.

5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, berikut ini adalah hipotesis tindakan

dalam penelitian ini :

1. Penerapan pendekatan pembelajaran CTL mampu meningkatkan

pemahaman konsep siswa kelas IV SDN Tanggung 2 pada kompetensi

dasar mengenal bagian tubuh tumbuhan.

2. Penerapan pendekatan pembelajaran CTL mampu meningkatkan

pembelajaran IPA pada kompetensi dasar mengenal bagian tubuh

tumbuhan kelas IV SDN Tanggung 2 Kota Blitar.

6. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tentang “Peningkatan Pembelajaran IPA Kompetensi

Dasar Mengenal Bagian Tubuh Tumbuhan Kelas IV SDN Tanggung 2 Kota

Blitar Menggunakan Pendekatan CTL” dapat diperoleh manfaat yang

5

Page 7: PTK Bahasa

berhubungan dengan proses pembelajaran. Manfaat dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat bagi guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam

menerapkan pendekatan CTL dalam pembelajaran yang sesuai. Guru juga

dapat meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi siswa serta mampu membantu guru dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

2. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Selain

itu, dapat meningkatkan kondisi kegiatan sekolah yang kondusif sehingga

mampu menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kemajuan dan

mutu pendidikan sekolah.

3. Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini dapat memotivasi peneliti untuk lebih paham

terhadap berbagai permasalahan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran, sehingga peneliti mampu meningkatkan kreatifitasnya.

4. Manfaat bagi peneliti lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi peneliti lain

dalam menerapkan pendekatan CTL di dalam pembelajaran. Diharapkan

peneliti lain mampu meningkatkan kreatifitasnya.

6

Page 8: PTK Bahasa

7. Kajian Pustaka dan Kerangka Teori

Kajian pustaka dan kerangka teori yang akan dibahas yaitu :

7.1 Pendekatan CTL

Hakikat belajar secara tradisional dapat didefinisikan sebagai suatu

perubahan dalam tingkah laku, yang mengakibatkan adanya pengalaman. Dari

definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah segenap rangkaian

kegiatan atau aktifitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan

mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau

kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila

setelah belajar siswa tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti

tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah,

maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.

Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran

kepada siswa agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan

bahan pelajaran itu. Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar adalah suatu

aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar. Sedangkan

siswa adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku

pencari, penerima dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk

mencapai tujuan.

CTL merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan

memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya

dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari

(konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki

7

Page 9: PTK Bahasa

pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu

permasalahan ke permasalahan yang lainnya. CTL dapat diterapkan pada mata

pelajaran apa saja, di kelas mana saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya

(Johnson, 2002:10). Penerapan pendekatan CTL dalam pembelajaran di kelas

cukup mudah. Secara garis besar langkahnya adalah sebagai berikut : (1)

mengembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara

bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan

barunya; (2) melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua materi;

(3) mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya; (4) menciptakan

masyarakat belajar; (5) menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran; (6)

melakukan refleksi di akhir pertemuan; (7) melakukan penilaian yang sebenarnya

dengan berbagai cara.

Tujuh komponen CTL adalah : Konstruktivisme, Inquiry, Questioning

(bertanya), Modelling (pemodelan), Learning Community (masyarakat belajar),

Reflection ( refleksi), Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya).

Karakteristik pembelajaran CTL melipiti: kerjasama, saling menunjang,

menyenangkan, tidak membosankan, belajar dengan bergairah, pembelajaran

terintegrasi, menggunakan berbagai sumber, siswa aktif, sharing dengan teman,

siswa kritis guru kreatif, dinding penuh dengan hasil kerja siswa, laporan kepada

orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa seperti laporan hasil

praktikum dan karangan siswa.

7.2 Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

8

Page 10: PTK Bahasa

IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta

dengan segala isinya (Hendro Darmodjo, 1992:3). IPA dapat dipandang sebagai

suatu proses dari upaya manusia untuk memahami berbagai gejala alam. Untuk

itu diperlukan suatu tata cara tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap serta

menghubungkan gejala alam yang satu dengan gejala alam yang lain sehingga

keseluruhannya membentuk suatu sudut pandang yang baru tentang obyek yang

diamatinya. IPA dapat pula dipandang sebagai produk dari upaya manusia untuk

memahami berbagai gejala alam. Produk ini berupa prinsip-prinsip, teori-teori,

hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang kesemuanya itu

ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam. IPA dapat pula

dipandang sebagai faktor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia

terhadap alam semesta, dari sudut pandang mitologis menjadi sudut pandang

ilmiah.

7.3 Mata Pelajaran IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-

fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari

diri sendiri dan alam sekitar serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

9

Page 11: PTK Bahasa

secara ilmiah. IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu

siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk mmenuhi kebutuhan

manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan.

Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk

terhadap lingkungan. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada

pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan

pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Mata pelajaran IPA bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

berikut : (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya; (2)

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; (3)

mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan; (5) meningkatkan

kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan

lingkungan alam; (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; (7) memperoleh bekal

pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs.

Ruang lingkup mata pelajaran IPA meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

(1) makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan

10

Page 12: PTK Bahasa

interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan; (2) benda/materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi cair, padat, dan gas; (2) energi dan perubahannya meliputi

gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana; (4) bumi dan

alam semesta meliputi tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

Berdasarkan hal-hal di atas dapat diketahui bahwa pembelajaran IPA

apabila dilaksanakan dengan pendekatan CTL sangat sesuai dan dapat membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Untuk itu dalam kompetensi

dasar IPA kelas IV semester 1 yaitu mengenal bagian tubuh tumbuhan juga sesuai

apabila pembelajaran dilaksanakan denagn pendekatan CTL. Hal ini dikarenakan

proses pembelajaran akan lebih menyenangkan, menjadikan siswa aktif sehingga

menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan tujuan pembelajaran akan

tercapai dengan baik.

8. Metode Penelitian

8.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang

berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam

pembelajaran, yaitu partisipasi siswa, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa

untuk dapat menjawab permasalahan penelitian, dan pembelajaran akan

mengalami peningkatan melalui pendekatan CTL.

8.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di

SDN Tanggung 2 Kota Blitar.

11

Page 13: PTK Bahasa

8.3 Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Tanggung 2 Kota Blitar

pada semester ganjil 2009/2010. Jumlah siswa kelas IV adalah 22 siswa yang

terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

8.4 Pelaksanaan Penelitian

Berdasarkan desain PTK, kegiatan dalam penelitian tindakan terjadi dalm

bentuk siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan terhitung mulai bulan Agustus sampai

Oktober 2009.Tahapan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut :

Siklus I

1. Rencana Penelitian

Perencanaan dilakukan berdasarkan refleksi awal. Kegiatan yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

(1) Peneliti menyusun jadwal kegiatan

(2) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I.

(3) Peneliti menyusun lembar kerja kelompok.

(4) Peneliti menyiapkan media pembelajaran.

(5) Peneliti menyusun lembar observasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Rencana yang telah disusun kemudian dilaksanakan dalam pelaksanaan

tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

(1) Siswa diberikan materi oleh guru

(2) Guru memasang media yang berhubungan dengan materi.

12

Page 14: PTK Bahasa

(3) Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok.

(4) Siswa diberi lembar kerja kelompok untuk didiskusikan.

(5) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan kelompok

lain memberikan tanggapan.

(6) Guru membantu siswa menyimpulkan hasil diskusi kelas.

(7) Siswa diberi tes individu.

(8) Guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok.

3. Observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada saat

pembelajaran berlangsung, guru melaksanakan tugas mengajarnya dan observer

melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa. Ketika diskusi

kelompok berlangsung, guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa

dalam diskusi.

4. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap kegiatan tindakan yang telah

dilakukan. Refleksi dilakukan untuk memaknai data yang telah diperoleh.

Langkah dalam melakukan refleksi adalah dengan menganalisis data, memaknai,

dan menyimpulkan. Dari hasil refleksi akan diketahui hasil pelaksanaan tindakan

pada sklus I serta temuan-temuan baru yang digunakan untuk mengembangkan

kegiatan tindakan pada siklus II.

Siklus II

1. Perencanaan

13

Page 15: PTK Bahasa

Perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari siklus I.

Pada refleksi siklus I ditemukan berbagai permasalahan yang menyebabkan

pembelajaran kurang berhasil. Dari permasalahan tersebut dipecahkan untuk

menemukan alternatif pemecahan masalah. Alternatif pemecahan masalah

tersebut kemudian disusun perencanaan pembelajaran untuk siklus II untuk

memperbaiki pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan berdasarkan pada perencanaan yang telah dibuat.

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan RPP.

3. Observasi

Observasi dilakukan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

4. Refleksi

Rerfleksi dilakukan berdasarkan dari analisis data yang telah disimpulkan.

Dari hasil refleksi dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran.

8.5 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka teknik

pengumpulan data meliputi :

1. Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif

berbentuk tes esai. Tes formatif digunakan untuk mengetahui pencapaian hasil

belajar siswa dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diajarkan.

Hasil tes formatif dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

14

Page 16: PTK Bahasa

menindaklanjuti proses pembelajaran pada siklusnya agar memperoleh hasil yang

lebih baik dari siklus sebelumnya.

2. Teknik Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti dan guru mata pelajaran bertindak sebagai

guru sekaligus observasi. Hal ini dilakukan karena dalam pembelajaran, siswa

sebagai pelaku utama dalam pembelajaran. Guru mengadakan pengamatan dan

pencatatan secara langsung terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

pembelajaran di kelas. Dengan demikian data tersebut dapat lebih obyektif dan

melukiskan aspek kepribadian dan kemampuan siswa sebenarnya.

8.6 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah pelaksanaan tindakan pada setiap siklus.

Analisis data merupakanproses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan,

dan mengorganisasi data secara sistematis dan rasional untuk menyusun jawaban

terhadap tujuan penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik analisa data kualitatif, yaitu cara reduksi data, penyajian data,

dan pemberian kesimpulan. Data yang bersifat kualitatif dianalisis dengan

menggunakan teknik deskripsi. Data dari hasil observasi terhadap aktivitas-

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar.

15

Page 17: PTK Bahasa

9. Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN

BULAN

KETAgustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Penyusunan Pro-

posal

Perijinan

Penyusunan Ins-

trumen

Pelaksanaan

Tindakan I

Diskusi & Revisi

Perencanaan

Tindakan II

Pelaksanaan

Tindakan II

Diskusi & Revisi

Penyusunan Draft

Laporan

Seminar

Penyusunan

Laporan

x x

x

x x

x

x

x

x

x

x

x

x

3-15

Agst

18

Agst

20-

27

Agst

1 Sep

5 Sep

7 Sep

15 Sep

24 Sep5 Ok

13 Okt20 Okt

16

Page 18: PTK Bahasa

12. Penggandaan x 29 Okt

10. Rencana Biaya Penelitian

No Jenis Rincian Jumlah (Rp)

1. Bahan habis pakai

Kertas HVS A4 3 rim x Rp 30.000/rim Rp 90.000

Kertas folio 2 rim x Rp 25.000/rim Rp 50.000

ATK 5 bolpoin x Rp 2.000 Rp 10.000

ATK Spidol warna 1 pak x Rp

10.000

Rp 10.000

Lembar Kerja Siswa

(LKS)

Copy 20 lembar x 22

siswa x Rp 100/lembar

Rp 44.000

Alat observasi Rp 100.000

2. Transport Rp 150.000

3. Pembuatan laporan Penulisan draft Rp 50.000

Penggandaan laporan Rp 100.000

Jumlah total Rp 604.000

DAFTAR RUJUKAN

Darmodjo, Hendro. 1992. Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti

17

Page 19: PTK Bahasa

Depdiknas. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Depdiknas Pusat

Johnson. 2002. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Learning Center

Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual (CTL) & Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang

18