ptk auliaur rahman

35
1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 34 MUARO JAMBI DENGAN METODE EGP (EMOSIONAL, GERAK CEPAT, DAN PEREVISIAN) PENELITIAN TINDAKAN KELAS Oleh: Auliaur Rahman, S. Pd. NIP 19820526 200604 1 003 GURU MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PADA SMP NEGERI 34 MUARO JAMBI 2013/2014

Upload: mgmpbahasaindonesia

Post on 08-Feb-2016

243 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Auliaur Rahman

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IXB SMP

NEGERI 34 MUARO JAMBI DENGAN METODE EGP

(EMOSIONAL, GERAK CEPAT, DAN PEREVISIAN)

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh:

Auliaur Rahman, S. Pd.

NIP 19820526 200604 1 003

GURU MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PADA SMP NEGERI 34 MUARO JAMBI

2013/2014

Page 2: PTK Auliaur Rahman

2

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Persetujuan Kepala Sekolah ........................................................................ ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

Abstrak ........................................................................................................... iv

Bab. I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah........................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 4

Bab II Kajian Pustaka

2.1 Kerangka Teoritis ....................................................................... 5

2.1.1 Menulis Cerpen ........................................................................ 5

2.1.1 Metode EGP ............................................................................. 6

2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................... 8

2.3 Hipotesis Tindakan...................................................................... 8

Bab III Metodologi Penelitian

3.1 Subjek Penelitian ......................................................................... 9

3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .................................... 9

3.3 Rancangan dan Prosedur Penelitian ............................................ 9

3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 17

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 18

3.6 Kriteria Keberhasilan Penelitian ................................................. 18

3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................... 19

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Peningkatan Proses Pembelajaran Dalam Menulis Cerpen

Melalui Metode EGP................................................................... 20

4.2 Peningkatan Kemampuan Siswa Dalam Menulis Cerpen

Melalui Metode EGP................................................................... 22

Page 3: PTK Auliaur Rahman

3

Bab V Penutup

5.1 Simpulan ..................................................................................... 30

5.2 Saran ............................................................................................ 30

Daftar Pustaka ............................................................................................... 31

Lampiran-lampiran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Biodata/ Curriculum Vitae

Dokumentasi foto pada saat penelitian

Page 4: PTK Auliaur Rahman

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mutlak harus

dikuasai oleh siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP). Keterampilan menulis

mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan siswa. Dengan

menulis, siswa dapat menuangkan ide dan perasaannya untuk dibaca oleh orang

lain.

Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia aspek bersastra SMP

kelas IX untuk sub aspek menulis dijelaskan bahwa siswa harus mampu menulis

cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami (Santoso, 2013:132). Menulis

cerpen adalah menarasikan berbagai kejadian baik nyata ataupun hasil rekaan ke

dalam bentuk tulisan yang habis dibaca sekitar 10 menit atau terdiri atas 500

hingga 5000 kata yang kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu.

(Nurgiantoro, 2011). Untuk mencapai standar kompetensi tersebut, proses

pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bukan sekadar pengajaran teori-teori

sastra, tetapi lebih menekankan praktik menulis agar tuntutan standar kompetensi

tersebut dapat dicapai.

Tuntutan Standar Kompetensi tersebut belum sesuai dengan harapan,

khususnya di SMPN 34 Muaro Jambi Kelas IXb. Dari jumlah siswa 21 orang,

hanya 5 siswa saja yang mampu menulis cerpen. Ini berarti hanya 24% siswa yang

mampu menulis cerpen, sedangkan 76% siswa belum dapat menulis cerpen

Page 5: PTK Auliaur Rahman

5

dengan baik. Oleh sebab itu, diperlukan suatu metode pengajaran untuk mengatasi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sebagai upaya tindak lanjut pengajaran

keterampilan menulis yang dilaksanakan selama ini.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan siswa, faktor penyebab

kesulitan siswa dalam menulis cerpen antara lain adalah siswa kesulitan memilih

tema yang tepat untuk dijadikan tulisan dan keterbatasan kosa kata dalam

pengembangan kalimat menjadi paragraf yang padu sesuai tema yang dipilih.

Penerapan metode yang dilakukan guru sangat menentukan keberhasilan

siswa. Metode konvensional sangat tidak mendukung siswa dalam kegiatan

menulis. Esensi dari kegiatan menulis seharusnya menjadi kegiatan menulis, tidak

menjadi kegiatan mendengarkan, berbicara ataupun membaca.

Mengingat pentingnya keterampilan menulis cerpen bagi siswa, maka

kesulitan-kesulitan siswa dalam kegiatan ini harus diatasi. Upaya yang dapat

dilakukan antara lain, menyiapkan skenario pembelajaran yang menarik minat

siswa dengan pemilihan tema yang sederhana, sedang dan akhirnya tema-tema

yang update (kekinian). Hendaklah tema-tema yang diplih tersebut dekat dengan

dunia anak sesuai dengan karakteristik kultur sosial budaya masyarakat

lingkungan siswa. Dengan demikian menurut hemat penulis, pemilihan metode

sangat menentukan keberhasilan siswa.

Penelitian mengenai keterampilan menulis cerpen telah banyak dilakukan.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas tentang keterampilan menulis menggunakan metode

yang berbeda-beda. Metode dan media yang telah digunakan antara lain karya

Page 6: PTK Auliaur Rahman

6

wisata, metode latihan terbimbing, dan lain-lain. Hal tersebut memungkinkan

untuk penulis menemukan metode-metode yang lain untuk dijadikan penelitian

lebih lanjut. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam penelitian ini akan digunakan

metode “EGP” (Emosional, Gerak cepat, dan Perevisian) untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

Pembelajaran menulis cerpen dengan metode EGP diasumsikan dapat

mengatasi masalah siswa dalam menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang

pernah dialami. Metode ini memanfaatkan kecerdasan emosional siswa sebagai

motor penggerak dalam menulis cerpen. Jika emosional siswa terpancing, siswa

langsung menulis cerpen hingga selesai. Setelah itu, siswa melakukan perevisian

terhadap tulisannya.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis melakukan penelitian

tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

Kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro Jambi Dengan Metode EGP”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis cerpen

siswa kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro Jambi dengan metode EGP?”

Page 7: PTK Auliaur Rahman

7

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk memaparkan seberapa

jauh peningkatan kemampuan siswa kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro Jambi

dalam menulis cerpen dengan metode EGP.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa, sebagai motivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen.

2. Peneliti, sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran menulis

cerpen dengan metode EGP.

3. Teman sejawat, kepala sekolah, dan pengawas sebagai bahan diskusi dan

tindak lanjut tentang bagaimana cara meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis cerpen.

Page 8: PTK Auliaur Rahman

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

2.1.1 Menulis Cerpen

Menulis adalah menurunkan datau melukiskan lambang-lambang grafik

yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga

orang lain dapat membaca langsung lambang-lambang grafik tersebut. (Lado

dalam Rusnaya, 1988: 191)

Sejalan dengan itu, Tarigan (1986: 21) mengemukakan bahwa menulis

ialah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan

penulis dapat dipahami oleh pembaca.

Pengertian cerpen menurut Burhan Nurgiantoro (2011) adalah cerita

sebagai narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan

waktu. Lebih lanjut Joko Sumarjo (2011) mengemukakan bahwa cerita pendek

berarti cerita yang dibaca habis dalam waktu sekitar 10 menit, atau sekitar

setengah jamb, atau cerita yang terdiri atas 500 hingga 5000 kata.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan

menulis cerpen adalah menarasikan berbagai kejadian baik nyata ataupun

hasil rekaan ke dalam bentuk tulisan yang habis dibaca sekitar 10 menit atau

terdiri atas 500 hingga 5.000 kata.

Page 9: PTK Auliaur Rahman

9

2.1.2 Metode EGP

Secara etimologis, metode berarti cara melakukan sesuatu. Dalam

pembelajaran metode dapat diartikan cara yang sistematis dan utuh untuk

melaksanakan pembelajaran hingga mencapai tujuan. (Andayani dan Pratiwi,

2013:21)

Lebih lanjut (Andayani dan Pratiwi, 2013:21) mengemukakan bahwa:

Penentuan metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran

sangat dipengaruhi oleh pendekatan dan strategi yang dipilih. Sementara,

untuk mengingatkan kembali, penentuan strategi yang akan digunakan dalam

pembelajaran harus mempertimbangkan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai, materi ajar yang diberikan, kondisi siswa, serta beberapa

pertimbangan lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut, penulis memperkenalkan suatu metode

yang diberi nama EGP. Menulis cerpen dengan metode EGP diharapkan dapat

mengatasi masalah siswa dalam menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang

pernah dialami. Metode ini memanfaatkan kecerdasan emosional siswa

sebagai motor penggerak dalam menulis cerpen. Jika emosional siswa

terpancing, siswa langsung menulis cerpen hingga selesai. Kegiatan menulis

ini dilakukan untuk mempertahankan apa yang telah dilihat, dirasa, dan

didengar siswa tidak menghilang di dalam pikirannya disebabkan aktivitas

lain yang dilakukan siswa. Pada tahap akhir metode ini, siswa melakukan

perevisian dari hasil tulisannya tadi.

Page 10: PTK Auliaur Rahman

10

Pemaparan di atas sejalan dengan pendapat Garden, (1983) bahwa terdapat

lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu

menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap

emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara

emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk motivasi diri.

Metode EGP ini diilhami oleh Ary Ginanjar Agustian yang

mempopulerkan ESQ (Emotional Spritual Question) melalui buku Rahasia

Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. Agustian (2001: 11)

mengemukakan bahwa Emotional Question adalah kemampuan untuk merasa.

Kunci kecerdasan emosi adalah pada kejujuran pada suara hati. Bertolak dari

pemikiran tersebut, penulis beranggapan bahwa dengan membangkitkan emosi

siswa, siswa diharapkan mampu menuliskan apa yang dirasakannya untuk

dituankan ke dalam bentuk cerpen.

Sebagai landasan penerapan metode EGP dalam pembelajaran di kelas,

maka penulis menyusun sintaks metode EGP yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Sintaks Metode EGP

Fase Peran Guru

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswa

Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, informasi latar

belakang pelajaran, manfaat

pembelajaran, dan mempersiapkan

siswa untuk mengikuti

pembelajaran.

Membangkitkan emosional siswa Guru mengilustrasikan sebuah

cerita (bisa dalam bentuk video)

yang menyentuh perasaan sehingga

dapat membangkitkan emosional

siswa.

Menulis langsung (gerak cepat) Guru mendorong siswa untuk

Page 11: PTK Auliaur Rahman

11

menulis langsung apa yang

dirasakannya pada saat ilustrasi

disampaikan.

Perevisian tulisan Guru membimbing siswa dalam

merevisi tulisan dan membantu

siswa untuk mengetahui unsur-

unsur yang membangun cerpen

(intrinsik dan ekstrinsik) sehingga

tulisannya menjadi sebuah cerpen.

2.2 Kerangka berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian tindakan kelas ini dikemukakan dalam

bentuk skema berikut ini.

Gambar1. Skema kerangka berpikir

Berdasarkan skema di atas, tampak jelas bahwa alur berpikir dalam

penelitian ini saling berkaitan antara satu dengan lainnya dengan tujuan agar

hasil belajar siswa dalam menulis cerpen meningkat.

Proses

Pembelajaran

Keterampilan

Menulis Cerpen

Penggunaan

Metode EGP

Siswa

Hasil Belajar

Guru

selaku

Peneliti

Page 12: PTK Auliaur Rahman

12

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah metode EGP dapat

meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas IXb SMP Negeri

34 Muaro Jambi.

Page 13: PTK Auliaur Rahman

13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXb SMP Negeri 34

Kabupaten Muaro Jambi tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 21 orang

siswa yaitu 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan.

3.2 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian tindakan kelas adalah kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro

Jambi. Sekolah ini berlokasi di jalan Candi Muaro Jambi Kecamatan Maro Sebo

Kabupaten Muaro Jambi.

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan Juli s.d. Oktober 2013.

3.3 Rancangan dan Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixing methods), yakni

memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Desain penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas dengan tahapan penelitian model Kemmis dan

McTaggar yang terdiri atas beberapa pertemuan melalui tahap perencanaan

tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Action), observasi (obsevation), dan

refleksi (Reflection) (Dasna, 2013: 19).

Page 14: PTK Auliaur Rahman

14

Gambar 2. Desain Penelitian model Kemmis dan McTaggar

Tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan

kualitas proses dan kemampuan siswa dalam menulis cerpen adalah metode EGP.

Metode EGP dipilih dengan pertimbangan bahwa pada masa sekarang siswa

jarang memanfaatkan emosional siswa dalam pembelajaran. Padahal, dengan

memanfaatkan emosional yang ada pada diri siswa, maka siswa tersebut mampu

menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi

orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara

emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk motivasi diri.

Pertimbangan lain mengenai metode EGP yang digunakan dalam

penelitian ini adalah karakter jujur dan mensyukuri apa yang telah Tuhan Yang

Maha Esa berikan kepada mereka. Karakter tersebut direalisasikan dengan rasa

berterima kasih terhadap orang lain terutama kepada orang tua. Kenyataan yang

dijumpai pada diri siswa saat ini telah menipis. Metode EGP diharapkan dapat

menumbuhkan kembali sikap jujur dan berterima kasih kepada orang lain. Hal ini

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Observasi

Refleksi

Page 15: PTK Auliaur Rahman

15

sejalan dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Kurikulum

2013 yang mengutamakan aspek sikap dalam proses pembelajaran.

Gerak cepat dalam metode EGP merupakan tahapan yang dilalui oleh

siswa dalam menulis cerpen. Melalui gerak cepat (menulis langsung), diharapkan

ide yang muncul pada saat ilustrasi dibaca atau ditayangkan tidak langsung

menghilang dari benak siswa.

Perevisian merupakan bagian akhir dari metode EGP yang merupakan

bagian yang memerlukan bimbingan dari guru agar cerpen yang ditulis siswa

menjadi utuh sesuai dengan unsur-unsur yang membangun cerpen. Dengan

bimbingan guru pada tahap ini, cerpen yang dibuat siswa diharapkan menjadi

menarik dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.

1. Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

1) Menyusun sintaks metode EGP.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaranan (RPP)

3) Menentukan ilustrasi yang dapat membangkitkan emosional siswa

(berupa video atau cerita)

4) Menyusun perangkat evaluasi siswa dalam menulis cerpen. Teknik

evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik uji petik

kerja/produk.

Rubrik penilaian dari teknik uji petik kerja/produk dapat dilihat pada tabel 2.

Page 16: PTK Auliaur Rahman

16

Tabel 2. Rubrik Penilaian menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang

dialami

Aspek Deskripsi Bobot Skor

Tema

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

tema sebagai berikut:

Ide cerita orisinil

Mengandung pelajaran untuk

membangun karakter luhur

Terintegrasi pada keseluruhan cerita

30 30

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

tema sebagai berikut:

Ide cerita orisinil

Mengandung pelajaran untuk

membangun karakter luhur

Kurang terintegrasi pada keseluruhan

cerita

24

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

tema sebagai berikut:

Ide cerita orisinil

Kurang mengandung pelajaran untuk

membangun karakter luhur

Kurang terintegrasi pada keseluruhan

cerita

18

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

tema sebagai berikut:

Ide cerita tidak orisinil

Kurang mengandung pelajaran untuk

membangun karakter luhur

Kurang terintegrasi pada keseluruhan

cerita

12

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

tema sebagai berikut:

Ide cerita tidak orisinil

Tidak mengandung pelajaran untuk

membangun karakter luhur

Tidak terintegrasi pada keseluruhan

cerita

6

Alur

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi alur

sebagai berikut:

Utuh

Mengandung konflik

Masuk akal

Menimbulkan keingintahuan

Memiliki kejutan

20 20

Page 17: PTK Auliaur Rahman

17

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi alur

sebagai berikut:

Utuh

Mengandung konflik

Masuk akal

Menimbulkan keingintahuan

Tidak memiliki kejutan

16

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi alur

sebagai berikut:

Utuh

Mengandung konflik

Masuk akal

Tidak menimbulkan keingintahuan

Tidak memiliki kejutan

12

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi alur

sebagai berikut:

Utuh

Mengandung konflik

Tidak masuk akal

Tidak menimbulkan keingintahuan

Tidak memiliki kejutan

8

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi alur

sebagai berikut:

Utuh

Tidak mengandung konflik

Tidak masuk akal

Tidak menimbulkan keingintahuan

Tidak memiliki kejutan

4

Karakter

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

karakter sebagai berikut:

Mewakili individu

Dijelaskan secara fisik

Dijelaskan secara psikologis

Dimunculkan dengan teknik analitik

maupun dramatik 20

20

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

karakter sebagai berikut:

Mewakili individu

Dijelaskan secara fisik

Dijelaskan secara psikologis

Tidak dimunculkan dengan teknik

analitik maupun dramatik

16

Page 18: PTK Auliaur Rahman

18

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

karakter sebagai berikut:

Mewakili individu

Salah satu dari dimensi fisik atau

psikologis tidak dijelaskan

Tidak dimunculkan dengan teknik

analitik maupun dramatik

12

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

karakter sebagai berikut:

Mewakili individu

Dimensi fisik atau psikologis tidak

dijelaskan

Tidak dimunculkan dengan teknik

analitik maupun dramatik

8

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

karakter sebagai berikut:

Tidak mewakili individu

Dimensi fisik atau psikologis tidak

dijelaskan

Tidak dimunculkan dengan teknik

analitik maupun dramatik

4

Latar

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

latar sebagai berikut:

Memiliki latar tempat

Memiliki latar waktu

Memiliki latar suasana

Detail

20

20

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

latar sebagai berikut:

Memiliki latar tempat

Memiliki latar waktu

Memiliki latar suasana

Tidak detail

16

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

latar sebagai berikut:

Salah satu dari latar tempat, latar

waktu, latar suasana tidak

dimunculkan

Tidak detail

12

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

latar sebagai berikut:

Salah dua dari latar tempat, latar

waktu, latar suasana tidak

dimunculkan

Tidak detail

8

Page 19: PTK Auliaur Rahman

19

Siswa menulis cerpen dengan spesifikasi

latar sebagai berikut:

semua dari latar tempat, latar waktu,

latar suasana tidak dimunculkan

Tidak detail

4

Sumber: Harsiati (2013: 169-172)

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan 3 kali pertemuan. Masing-masing

pertemuan terdiri atas 2 x 40 menit. Tahap pemberian tindakan yang

dimaksud yaitu penerapan metode EGP. Proses pembelajaran yang telah

disusun oleh peneliti dengan memerhatikan sintaks metode EGP yang

telah disusun pada saat perencanaan tindakan.

Secara garis besar, proses pembelajaran dengan metode EGP terkelompok

menjadi tiga langkah besar meliputi (1) pendahuluan, (2) inti

pembelajaran, (3) penutup. Berikut adalah uraian rinci tahapan proses

pembelajaran.

(1) Pendahuluan

Guru mengucapkan salam

Guru mengingatkan apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya dan

secara ringkas mengaitkan materi pelajaran sebelumnya dengan materi

yang akan dipelajari waktu itu melalui pengajuan beberapa pertanyaan.

Guru menyampaikan tujuan pelajaran hari itu.

(2) Inti

Siswa diberi kesempatan bertanya untuk mengetahui tentang materi

pelajaran.

Page 20: PTK Auliaur Rahman

20

Guru membangkitkan emosional siswa mengenai peristiwa nyata yang

pernah dialami siswa dengan ilustrasi cerita yang menyentuh perasaan.

Siswa menulis cerpen berdasarkan peristiwa yang pernah dialami

Guru berkeliling kelas untuk memberikan bimbingan kepada siswa

dalam menulis cerpen.

Setelah siswa selesai menulis cerpen, siswa merivisi hasil karyanya.

(3) Penutup

Guru memberikan penguatan berkenaan dengan materi yang

disampaikan.

Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran

Guru menutup pelajaran

c) Observasi

Obsevasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam dan

menyeluruh tentang pelajaran pada masing-masing siklus. Fokus observasi

adalah bagaimana proses penerapan tindakan yang dilakukan oleh guru

dan siswa.

d) Refleksi

Hasil observasi pada siklus I diperoleh gambaran bagaimana dampak

penerapan pembelajaran yang direncanakan, yaitu penerapan metode EGP.

Hasil pembahasan yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang telah

terjadi selama penerapan siklus I. Apabila ditemukan permasalahan pada

Page 21: PTK Auliaur Rahman

21

siklus I, dipakai sebagai pertimbangan untuk merumuskan perencanaan

siklus II.

2. Siklus II

a) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1) Guru mempelajari hasil refleksi tindakan pada siklus I yang menjadi

masukan dalam melakukan tindakan yang lebih efektif.

2) Pada siklus II, hal yang dipersiapkan adalah RPP dan media video

sebagai pembangkit emosional siswa.

b) Pelaksanaan tindakan

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan perencanaan pada

siklus II yang sudah diperbaiki berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

c) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hal yang

menjadi fokus pengamatan sama dengan hal yang diamati pada siklus I.

d) Refleksi

Hasil pengamatan tindakan pada siklus II diperoleh gambaran bagaimana

dampak penerapan meode EGP dalam menulis cerpen. Jika hal tersebut

belum tampak, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus III.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IXb SMP

Negeri 34 Kabupaten Muaro Jambi tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri atas 21

Page 22: PTK Auliaur Rahman

22

orang siswa yaitu 10 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu data selama proses pembelajaran dengan

metode EGP berlangsung dan hasil pembelajaran berupa teks cerpen yang

dihasilkan oleh siswa.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Skor teks yang diperoleh dalam bentuk produk yang telah dihasilkan siswa.

2. Catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini untuk

mengumpulkan data proses dan hasil. Teknik pengumpulan data proses

menggunakan wawancara dan catatan selama proses pembelajaran berlangsung,

sementara itu, untuk teknik pengumpulan hasil belajar yang berupa skor

digunakan teknik tes performansi menulis cerpen, setelah diterapkannya metode

EGP.

3.6 Kriteria Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan tindakan terhadap kemampuan menulis cerpen

siswa kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro Jambi adalah apabila lebih dari 60% siswa

dapat menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang dialaminya.

Page 23: PTK Auliaur Rahman

23

3.7 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Jadwal penelitian tindakan kelas (PTK)

No Kegiatan

Bulan/Minggu

Juli Agustus September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 3 3 4

1 Perencanaan

Persiapan √

Pengumpulan

Data √ √

2 Pelaksanaan

tindakan

Pelaksanaan

Siklus I √

Analisis dan

Refleksi Siklus

I √

Pelaksanaan

Siklus II √

Analisis dan

Refleksi Siklus

II √

3 Pengolahan

dan Analisis

Data

Tabulasi Data √

Pengolahan

dan Analisis

Data √

4 Pelaporan √ √

Page 24: PTK Auliaur Rahman

24

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Peningkatan Proses Pembelajaran dalam menulis Cerpen Melalui

Metode EGP

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di saat prasiklus menggunakan

metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan latihan dalam menulis cerpen. Proses

pembelajaran menjadi tidak menyenangkan dan kurang bermanfaat bagi siswa.

Siswa cenderung bercanda dan melakukan aktivitas di luar konteks pembelajaran.

Selain itu, minat dan keaktifan siswa dalam pembelajaran ini menjadi sangat

minim sehingga berakibat tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Pada siklus I, perencanaan yang dipersiapkan adalah menyusun ilustrasi

yang dapat membangkitkan emosional siswa berkenaan dengan peristiwa yang

pernah dialami oleh siswa. Dalam penyusunan ilustrasi, penulis mengangkat tema

yang berkenaan dengan kehidupan rumah tangga siswa terutama tentang

pergaulan siswa dengan orang tuanya. Ilustrasi tersebut adalah sebagai berikut.

Silakan Ananda sekalian menutup mata dan menundukkan kepala. “coba

ananda renungkan bagaimana situasi yang terdapat di rumah ananda. Bayangkan

kondisi orang tua yang setiap hari membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan

ananda. Dengan keringat yang mengucur, mereka rela dengan apa yang mereka

kerjakan demi kebahagiaan ananda. Mereka pergi pagi dan pulang petang hanya

untuk sesuap nasi dan mencari rupiah agar kehidupan ananda bahagia.

Ketika ananda lahir di dunia yang fana ini, dengan segenap tenaga ibu

berusaha agar ananda selamat walaupun nyawanya yang menjadi taruhan.

Kebahagiaan mereka terasa lengkap ketika tubuh ananda telah tampak di mata

mereka. Air mata mereka menetes karena bahagia sebab perjuangan mereka agar

ananda selamat telah terbukti.

Di masa-masa kecil, ananda dimanja, dipenuhi kebutuhan agar dapat hidup

layak seperti anak-anak lainnya. Disaat ananda pergi ke sekolah, setiap pagi ibu

ananda mempersiapkan segala hal untuk ananda. Mereka rela membangunkan

Page 25: PTK Auliaur Rahman

25

ananda setiap subuh, menyiapkan makanan, dan mendandani ananda agar siap

belajar.

Tapi sekarang, ketika ananda sudah menginjak kelas IX SMP, apa yang

dapat ananda persembahkan untuk kebahagiaan mereka? Apakah dengan bentakan

ketika mereka meminta pertolongan untuk membeli sesuatu di warung? Ataukah

dengan sikap yang tidak semberono ketika berjalan dihadapan mereka? Atau

dengan tindakantindakan lain yang dapat menyakitkan hati mereka.

Ananda, jika memang itu pernah ananda lakukan. Mulai detik ini, silakan

ananda bertekat untuk tidak akan mengulanginya kembali. Silakan ananda

bertekat untuk mengabdi kepada mereka seumur hidup ananda dan katakan

kepada mereka bahwa ananda minta maaf karena sudah tidak peduli dengan

mereka.

Pada siklus I ini, siswa meresapi apa yang telah diilustrasikan kepada

mereka. Setelah siswa mendengarkan ilustrasi tersebut, siswa dibimbing untuk

mengaitkan ilustrasi dengan peristiwa nyata yang pernah dialami oleh siswa di

dalam keluarganya. Jika siswa telah dapat mengaitkan ilustrasi dengan peristiwa

nyata yang dialaminya, siswa menulis langsung apa yang dirasakan dan

dialaminya dalam bentuk cerpen.

Peningkatan proses pembelajaran setelah dilaksanakan tindakan ini adalah

pertama, pada aspek minat siswa menjadi meningkat dalam menulis cerpen hal ini

terbukti dengan teks cerpen yang dibuat oleh 11 orang siswa menjadi lebih baik

dibanding pada saat pra penelitian yang hanya 7 orang (dari 33% menjadi 52%).

Kedua, aspek perhatian siswa juga meningkat setelah tindakan dilaksanakan yaitu

dari 7 orang menjadi 12 orang atau dari 33% menjadi 57%. Ketiga, keaktifan

siswa dari segi bertanya juga meningkat yakni 14 orang siswa atau 67% yang rajin

bertanya demi kesempurnaan cerpen. Hal ini meningkat dibanding pada saat pra

penelitian yang hanya 8 (38%) orang siswa yang bertanya. Namun, untuk

Page 26: PTK Auliaur Rahman

26

keaktifan dalam mempublikasikan hasil cerpennya tidak terdapat peningkatan dari

kegiatan prasiklus yakni hanya 10 orang atau 48%.

Pada siklus II, penulis menggunakan media video untuk lebih

meningkatkan kegiatan atau proses pembelajaran agar siswa menjadi lebih

berminat, lebih memperhatikan dan lebih aktif dari siklus I. Hasil dari penggunaan

media video ini dapat meningkatkan proses pembelajaran menulis cerpen yang

bertolak dari peristiwa yang pernah dialami siswa. Peningkatan proses terjadi

pada minat yang pada siklus I berjumlah 11 orang menjadi 15 orang atau 71%.

Pada aspek perhatian, juga terjadi peningkatan yang sebelumnya 12 orang

menjadi 19 orang atau 90%. Aspek keaktifan juga terjadi peningkatan dibanding

dari proses siklus I, yakni keaktifan bertanya meningkat menjadi 17 orang atau

81%. Pada aspek publikasi cerpen di depan kelas terjadi peningkatan dari siklus I

sebanyak 10 orang menjadi 15 orang atau 71%.

4.2 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen dengan Metode

EGP

Peningkatan hasil belajar kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX SMP

Negeri 34 Muaro Jambi pada tahap prasiklus, siklus I dan II dapat dilihat dari

empat aspek, yaitu aspek tema, alur, karakter, dan latar. Hasil belajar pada

tindakan di setiap siklus ini diperoleh dari penyekoran yang didasarkan pada

kemampuan siswa dalam menulis. Untuk mengetahui kemampuan menulis

cerpen, guru memberikan tes kepada siswa yang berupa tes menulis cerpen dan

Page 27: PTK Auliaur Rahman

27

penyekoran hasil tes tersebut diperoleh dengan memakai rubrik penilaian. Adapun

data hasil penelitian pada prasiklus dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Data hasil penelitian pada prasiklus

No Nama Siswa

Aspek Penilaian

Jumlah Nilai

Tem

a

Alu

r

Kara

kte

r

Lata

r

1 Adi Pengestu 18 12 12 16 58 64

2 Ahmad Hudori 12 12 8 16 48 53

3 Albukhori 18 8 12 16 54 60

4 Anang Depriansyah 12 8 8 16 44 49

5 Eko Nugroho 12 12 8 16 48 53

6 Hikma Br Harahap 18 12 8 16 54 60

7 Indah Syah Putri 24 16 12 16 68 76

8 Indra Gunawan 18 8 12 16 54 60

9 Isning Widiastuti 12 8 8 16 44 49

10 Jimas Rian 18 8 8 16 50 56

11 Kms. Hilman 18 8 8 16 50 56

12 M. Ardiansyah 12 8 8 16 44 49

13 Mutalina 12 8 8 16 44 49

14 Puja Astuti 24 16 12 16 68 76

15 Repsi Masrika 12 8 8 16 44 49

16 Rita Rukmana 12 12 8 16 48 53

17 Robiyanto 12 12 8 16 48 53

18 Siska Melati Putri 30 16 16 16 78 87

19 Siti Alia 24 12 12 16 64 71

20 Swanto 12 8 8 16 44 49

21 Wilda Zahab 30 12 12 16 70 78

Rata-rata 17,14 10,67 9,71 16,00 53,52 59,47

Persentase keberhasilan (nilai sama atau lebih besar dari 70) 24%

Sumber: catatan lapangan dan analisis data prasiklus

Pada saat prasiklus, hanya 5 orang atau 24% dari siswa yang berada di

kelas IXb SMP Negeri 34 Muaro Jambi dengan rata-rata kelas 59,47 yang dapat

menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Kondisi ini menjadi

meningkat pada tindakan siklus I, yakni menjadi 47%. Namun, kriteria

Page 28: PTK Auliaur Rahman

28

keberhasilan PTK belum tercapai pada siklus ini. Jadi, perlu diadakan perbaikan

pada siklus II. Perbaikan tersebut antara lain dengan menampilkan video yang

menyentuh perasaan dan emosional siswa. Data hasil penelitian pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Data hasil penelitian pada siklus I

No Nama Siswa

Aspek Penilaian

Jumlah Nilai T

ema

Alu

r

Kara

kte

r

La

tar

1 Adi Pengestu 24 12 12 20 68 76

2 Ahmad Hudori 24 12 8 20 64 71

3 Albukhori 24 12 12 16 64 71

4 Anang Depriansyah 18 12 12 20 62 69

5 Eko Nugroho 18 12 8 16 54 60

6 Hikma Br Harahap 24 12 12 16 64 71

7 Indah Syah Putri 30 18 12 16 76 84

8 Indra Gunawan 18 12 12 16 58 64

9 Isning Widiastuti 24 12 12 16 64 71

10 Jimas Rian 24 8 8 16 56 62

11 Kms. Hilman 24 8 8 16 56 62

12 M. Ardiansyah 18 8 8 16 50 56

13 Mutalina 18 12 8 16 54 60

14 Puja Astuti 24 16 12 16 68 76

15 Repsi Masrika 18 12 8 16 54 60

16 Rita Rukmana 18 12 12 16 58 64

17 Robiyanto 18 12 8 16 54 60

18 Siska Melati Putri 30 16 16 20 82 91

19 Siti Alia 30 12 16 16 74 82

20 Swanto 18 12 8 16 54 60

21 Wilda Zahab 30 12 16 20 78 87

Rata-rata 22,57 12,10 10,86 16,95 62,48 69,42

Persentase keberhasilan (nilai sama atau lebih besar dari 70) 47%

Sumber: catatan lapangan dan analisis data hasil siklus I

Page 29: PTK Auliaur Rahman

29

Berdasarkan hasil observasi dan penilaian pada tindakan siklus II,

menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik. Peningkatan tersebut yaitu 14

dari 21 orang siswa 66% telah berhasil menulis cerpen yang bertolak dari

peristiwa yang pernah dialami. Data hasil penelitian pada siklus II dapat dilihat

pada tabel 6.

Tabel 6. Data hasil penelitian pada siklus II

No Nama Siswa

Aspek Penilaian

Jumlah Nilai T

ema

Alu

r

Kara

kte

r

Lata

r

1 Adi Pengestu 24 12 12 20 68 76

2 Ahmad Hudori 24 12 8 20 64 71

3 Albukhori 24 12 18 20 74 82

4 Anang Depriansyah 24 12 18 20 74 82

5 Eko Nugroho 18 12 12 20 62 69

6 Hikma Br Harahap 24 12 12 20 68 76

7 Indah Syah Putri 30 18 18 16 82 91

8 Indra Gunawan 24 12 12 16 64 71

9 Isning Widiastuti 24 12 12 16 64 71

10 Jimas Rian 24 8 12 16 60 67

11 Kms. Hilman 24 8 12 20 64 71

12 M. Ardiansyah 24 12 12 16 64 71

13 Mutalina 18 12 12 16 58 64

14 Puja Astuti 30 16 12 16 74 82

15 Repsi Masrika 18 12 12 16 58 64

16 Rita Rukmana 18 12 12 16 58 64

17 Robiyanto 18 12 8 16 54 60

18 Siska Melati Putri 30 16 16 20 82 91

19 Siti Alia 30 12 16 16 74 82

20 Swanto 18 12 8 16 54 60

21 Wilda Zahab 30 16 16 20 82 91

Rata-rata 23,71 12,48 12,86 17,71 66,76 74,18

Persentase keberhasilan (nilai sama atau lebih besar dari 70) 66%

Sumber: catatan lapangan dan analisis data hasil siklus II

Page 30: PTK Auliaur Rahman

30

Berdasarkan kriteria keberhasilan penelitian yang telah diungkapkan pada

bagian metode penelitian, maka penelitian tindakan kelas ini telah mencapai target

yang diharapkan, yaitu lebih dari 60% siswa sudah dapat menulis cerpen bertolak

dari peristiwa yang pernah dialaminya.

4.3 PEMBAHASAN

Peningkatan siswa dalam menulis cerpen tampak setelah diadakan

tindakan pada setiap siklus. Dengan membandingkan sebelum hingga akhir

penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa metode EGP dapat meningkatkan

proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam menulis cerpen bertolak dari

peristiwa yang pernah dialami.

Pernyataan tersebut didasari kenyataan di lapangan bahwa sintaks metode

EGP yang merupakan pedoman penerapan metode mampu meningkatkan

keterampilan siswa dalam menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang telah

dialami oleh siswa baik dari segi proses pembelajaran maupun hasil skor siswa

setelah menulis cerpen.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana yang meneliti

tentang peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui media berita dengan

metode latihan terbimbing. Fitriana (2011) memaparkan bahwa terjadi

peningkatan keterampilan siswa dalam menulis cerpen melalui media berita

dengan metode latihan terbimbing. Media berita dengan metode latihan

terbimbing dapat meningkatkan motivasi, antusias, rasa senang, dan rasa positif

siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Siswa menjadi lebih aktif dalam

Page 31: PTK Auliaur Rahman

31

mengikuti pembelajaran seperti bertanya kepada guru hal yang tidak diketahui,

menjawab pertanyaan yang diberikan guru, dan berani mengungkapkan pendapat

saat berdiskusi.

Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini dilakukan oleh Suriyani,

Nursaid, dan Zulfikarni (2013) yang memaparkan terjadinya peningkatan siswa

dalam menulis cerpen dengan metode latihan terbimbing. Pertama, metode latihan

terbimbing dalam pembelajaran menulis cerpen ternyata sangat baik diterapkan

dalam PBM. Terlihat dalam aktivitas siswa selama PBM berlangsung. Aktivitas

siswa tersebut terdiri atas perhatian siswa terhadap berbagai aktifitas PBM,

keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, keaktifan siswa dalam bertanya dan

mengemukakan pendapat, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, dan rasa

senang siswa dalam PBM. Dengan demikian, berdampak positif pada peningkatan

kemampuan menulis cerpen. Kedua, metode latihan terbimbing dapat

meningkatakan sikap dan perilaku positif siswa dalam PBM serta prestasi siswa

dibidang menulis cerpen. Ketiga, metode latihan terbimbing dapat meningkatkan

kemampuan menulis cerpen siswa kelas X2 SMA Negeri 6 Padang. Keempat,

setelah dilakukan pengujian, ternyata peningkatan kemampuan menulis cerpen

siswa kelas X2 S MA Negeri 6 Padang adalah signifikan.

Metode dan media yang digunakan pada kedua penelitian di atas berbeda

dengan metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini. Meskipun

demikian, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan

kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Hal ini berarti bahwa metode apapun

Page 32: PTK Auliaur Rahman

32

yang digunakan dalam pembelajaran di kelas memungkinkan guru lebih memiliki

kreativitas dan inovasi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pada bagian akhir sintaks metode EGP, yakni perevisian juga menuntut

guru untuk melakukan pembinaan dan pembimbingan terhadap siswa dalam

merevisi hasil tulisannya. Kegiatan perevisian dalam metode EGP merujuk pada

proses latihan terbimbing yang menjadi hasil penelitian peneliti terdahulu.

Berdasarkan kenyataan tersebut, metode EGP merupakan pengembangan dari

metode latihan terbimbing atau dengan kata lain metode latihan terbimbing plus.

Metode EGP dirasakan sangat relevan pada saat sekarang karena

mendukung program pemerintah dalam menumbuhkan dan meningkatkan

karakter kebangsaan terutama karakter jujur dan mensyukuri apa yang telah

dianugrahkan Tuhan kepada mereka (Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013).

Dengan demikian, metode EGP mampu menjawab tuntutan kurikulum baik pada

saat sekarang maupun pada saat yang akan datang.

Metode EGP baik digunakan karena (1) pembelajaran lebih menyenangkan

bagi siswa dan guru, (2) siswa lebih aktif dan kreatif, (3) emosional siswa lebih

tergali, (4) mengurangi hal-hal yang bersifat verbalistik dan abstrak, (5)

menimbulkan respon positif dari siswa yang lamban atau kurang cakap, dan (6)

guru lebih dimudahkan dengan pemilihan bahan ajar seperti video dan ilustrasi

yang dekat dengan kehidupan siswa.

Walaupun metode EGP baik digunakan, namun ada beberapa kelemahan

yang perlu diperhatikan. Kelemahan tersebut adalah (1) tidak semua siswa

memiliki kesiapan mental untuk mengungkapkan ide yang sesuai dengan ilustrasi

Page 33: PTK Auliaur Rahman

33

yang diberikan guru, (2) tidak semua guru bersedia mengenali minat dan

emosional siswa, dan (3) tidak ada interaksi antar siswa karena siswa disibukkan

untuk menulis cerpen.

Page 34: PTK Auliaur Rahman

34

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, simpulan

penelitian ini adalah, pertama, metode EGP terbukti dapat meningkatkan proses

pembelajaran siswa dalam menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah

dialami. Peningkatan proses tersebut meliputi minat, perhatian, dan keaktifan

siswa dalam pembelajaran. Kedua, metode EGP terbukti dapat meningkatkan

hasil pembelajaran siswa dalam menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang

pernah dialami penggunaan.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, disarankan kepada guru mata pelajaran

bahasa Indonesia tingkat SMP, agar dalam pembelajaran menulis cerpen bertolak

dari peristiwa yang dialami dengan menggunakan metode EGP karena telah

terbukti dapat meningkatkan proses dan hasil kemampuan siswa dalam menulis

cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami.

Page 35: PTK Auliaur Rahman

35

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, A.G. 2001. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan

Spritual ESQ Jilid 1. Jakarta: PT Arga Tilanta.

Andayani, K., Pratiwi, Y. 2013. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kreatif dan

Inovatif. Malang: UM Press.

Dasna, I.W. 2013. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: UM Press.

Fitriana, D. I. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media

Berita dengan Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas X.3 SMA

Negeri 1 Rembang Purbalingga. (online). http://eprints.uny.ac.id.

Diakses pada tanggal 4 November 2013

Garden, H. 1983. Kecerdasan Emosional. (online). HTTP://id.wikipedia.org.

diakses pada tanggal 1 Agustus 2013.

Harsiati, T. 2013. Asesmen Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM

Press.

Nurgiantoro. 2011. Definisi cerpen menurut beberapa pakar. (online).

HTTP://id.scribd.com. diakses pada tanggal 1 Agustus 2013.

Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kompetensi Dasar dan Struktur

Kurikulum SMP/MTs. (online). HTTP://ikapidkijakarta.com. Diakses

pada tanggal 5 November 2013

Santoso, A. 2013. Pendalaman Materi Bahasa Indonesia. Malang: UM Press.

Suriyani, Nursaid, dan Zulfikarni. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis

Cerpen dengan Latihan Terbimbing Siswa Kelas X.2 Sman 6 Padang.

(online). http://ejournal.unp.ac.id diakses pada tanggal 4 November 2013.