lapsus psikotik abd rahman

21
SKIZOFRENIA PARANOID I. IDENTIFIKASI PASIEN Nama : Tn. AR Jenis Kelamin : Laki-Laki Umur : 23 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Suku : Bugis Warga Negara : Indonesia Alamat : Tompo Lemo-lemo Kab. Barru Pendidikan : SD Pekerjaan : Buruh Bangunan Informasi psikiatri diperoleh dari : Nama : Tn Roy Umur : 38 tahun Alamat : Tompo Lemo-lemo Kab. Barru Pekerjaan : Petani Datang ke UGD RSKD Sul-Sel tanggal : 23 - 08- 2013 II. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama : Mengamuk B. Riwayat Gangguan Sekarang Keluhan dan gejala : Mengamuk dialami sejak ± 2 tahun yang lalu dan memberat ± 3 bulan yang lalu. Ketika mengamuk, 1

Upload: nugraha-sultan

Post on 14-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

definisi dari psikotik, cara menangani pasien psikotik, pengobatan psikotik, penyebab psikotik, obat-obat psikotik

TRANSCRIPT

SKIZOFRENIA PARANOID

I. IDENTIFIKASI PASIENNama: Tn. ARJenis Kelamin: Laki-LakiUmur: 23 tahunStatus Perkawinan: Belum menikahAgama: IslamSuku: BugisWarga Negara: IndonesiaAlamat : Tompo Lemo-lemo Kab. Barru Pendidikan: SDPekerjaan: Buruh BangunanInformasi psikiatri diperoleh dari : Nama: Tn Roy Umur : 38 tahun Alamat: Tompo Lemo-lemo Kab. Barru Pekerjaan: PetaniDatang ke UGD RSKD Sul-Sel tanggal : 23 - 08- 2013

II. RIWAYAT PENYAKITA. Keluhan Utama : MengamukB. Riwayat Gangguan Sekarang Keluhan dan gejala :Mengamuk dialami sejak 2 tahun yang lalu dan memberat 3 bulan yang lalu. Ketika mengamuk, pasien sering mengejar orang tuanya, ingin membakar dirinya sendiri, serta melempar barang-barang yang ada dirumah. Pasien sering menelanjangkan dirinya sendiri didepan orang banyak, buang air kecil disembarang tempat serta pernah melukai orang lain. Pasien sering mengatakan bahwa orangtuanya ada dimana-mana Menurut keluarga, pasien sering berbicara dan tertawa sendiri. Pasien tidak dapat merawat dirinya sendiri dan tidak ada kesulitan pada saat tidur.

Hendaya / disfungsi :Hendaya sosial (+)Hendaya pekerjaan (+)Hendaya waktu senggang (+)

Faktor stressor psikososialTidak jelas Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik sebelumnya:- Pasien sudah 1x masuk RSKD-Pertama kali masuk rumah sakit tahun 2011 pada bulan April selama satu bulan - Diberi obat CPZ, THP, HLP dan terakhir minum obat 2 tahun yang lalu

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya- Trauma (-)- Infeksi (-)- Kejang (-)- NAPZA (-),merokok 1 bungkus per hari

D. Riwayat Kehidupan Pribadi1. Riwayat prenatal dan perinatalPasien lahir di rumah pada tanggal 29 Juli 1990. Pasien lahir di rumah secara normal, cukup bulan, dan ditolong oleh dukun.

2. Riwayat masa kanak-kanak (1-3 tahun)Selama masa pertumbuhan dan perkembangannya, pasien tidak mengalami keterlambatan sama seperti anak seusianya. Tidak ada riwayat trauma, demam tinggi dan kejang.3. Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4-11 tahun)Pasien masuk SD pertama kali pada usia 6 tahun.4. Riwayat masa kanak akhir remaja (12-18 tahun)Pasien bekerja sebagai petani untuk membantu orangtuanya. Tampak orang yang mudah bergaul dan ramah.5. Riwayat masa dewasa Riwayat pendidikanPasien tamatan SD

Riwayat pernikahanPasien belum menikah

E. Riwayat Kehidupan KeluargaPasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara (,,,) . Hubungan dengan keluarga dan tetangga baik. Tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit sama deengan pasien. F. Situasi SekarangSaat ini pasien tinggal serumah dengan orang tua dan tidak bekerja lagi.

G. Persepsi pasien tentang diri dan KehidupannyaPasien merasa tidak sakit

AUTOANAMNESIS (23 Agustus 2013, UGD )DM : Assalamualaikum pak, Saya dokter muda. Nama saya Nugraha pak. Nama bapak siapa?P: Waalaikumsalam. Saya Abdul RahmanDM: Berapa umurnya sekarang Bapak Abd. Rahman ?P: 14 tahun. Salah dok 15 tahun mungkin. DM: Dimana bapak tinggal sekarang?P: Buludua, BarruDM: Bersama siapa bapak tinggal di barru?P: Orangtua, adik dan keponakanDM: Apa kerja bapak sekarang?P: Sudah tidak kerja, tinggal dirumah saja. Dulu kerja Bangunan DM : Bagaimana perasaan bapak akhir-akhir ini?P: Mulai mi tenang dokDM: Apakah bapak pernah mendengar suara bisikan?P: Pernah dokDM: Apakah yang dikatakan pak?P: Mengancam dok, seperti ingin membunuh saya, terus ada juga yang bisik bahwa saya orang kaya jadi nda usah kerjaDM: Apakah bapak meyakini bahwa ada yang ingin membunuh anda?P: Yakin dokDM: Apakah bapak yakin bahwa bapak itu orang kaya ?P: IyaDM: Sejak kapan bapak mendengar suara suara itu ?P: Beberapa bulan mi dokDM: Apakah bapak pernah melihat bayangan ?P: Tidak pernahDM: Bapak pernah mengamuk ?P: PernahDM: Kenapa bapak mengamuk?P: Karena bapakku tidak mau kerja dikebun DM: Apa pendidikan terakhir bapak ?P: SD dokDM: Bapak tahu matematika ?P: IyaDM: 100-7 ?P: 93DM: 93-7?P: 86DM: 86 7 ?P: 79DM: Tahun berapa bapak lahir ?P: 1990DM: Bapak tahu dimana sekarang?P: Tidak tahu rumah sakit apaDM: Apa yang bapak lakukan jika menemukan dompet dijalanan?P: Saya simpan dokDM: Bapak tahu artinya panjang tangan ?P: Pencuri dokDM: Terima kasih pak atas kerjasamanyaP: Iya dok

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALA. Deskripsi Umum Penampilan : Seorang laki-laki, wajah sesuai umur memakai baju kaos coklat dan jelana jeans biru. Perawatan diri cukup Kesadaran: Berubah Perilaku dan aktivitas motorik: Cukup tenang Pembicaraan: Lancar, spontan, dan intonasi biasa Sikap terhadap pemeriksa: Cukup kooperatifB. Keadaan afektif (mood), perasaan, dan empati Mood: Sulit dinilai Afek: Inapropriate Empati: Tidak dapat dirabarasakanC. Fungsi Intelektual Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan : Sesuai dengan tingkat pendidikan SD Daya konsentrasi: Cukup Orientasi :Waktu: CukupTempat: CukupOrang: Cukup Daya ingat Jangka panjang: Cukup Jangka sedang: Baik Jangka panjang: Baik Pikiran abstrak: Cukup Bakat kreatif: Tidak ada Kemampuan menolong diri sendiri: Cukup

D. Gangguan Persepsi Halusinasi: Halusinasi auditorik (+) pasien mendengar suara-suara yang ingin membunuh pasien dan mengatakan bahwa pasien itu orang kaya Ilusi: Tidak ditemukan Depersonalisasi: Tidak ditemukan Derealisasi: Tidak ditemukanE. Proses Berfikir Arus pikiran Produktivitas: CukupKontinuitas: Relevan, koherenHendaya berbahasa: Tidak ada Isi pikiranPre-okupasi: Tidak ada Gangguan isi pikir: Ada waham kejar yaitu pasien yakin bahwa dirinya akan dibunuh Ada waham kebesaran yaitu pasien yakin bahwa dirinya orang kayaF. Pengendalian Impuls: TergangguG. Daya nilai Normo sosial: Terganggu Uji daya nilai: Terganggu Penilaian realitas: Terganggu

H. Tilikan (insight): Tilikan 2 (Pasien agak menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh bantuan, tapi dalam waktu yang sama juga menyangkal penyakitnya)I. Taraf dapat dipercaya: Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIS DAN NEUROLOGISA. Status InternusKeadaan pasien tampak baik, tingkat kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 C. anemis (-), sklera tidak ikterus, cor dalam batas normal, bunyi napas tambahan ronkhi (-/-), wheezing (-/-). Ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status NeurologisGCS: 15 (E4 M6 V5) . Rangsang menings : kaku kuduk (-), kernig sign (-/-). Pupil bulat isokor 2,5mm/2,5mm. Fungsi motorik dan sensorik dalam batas normal dan tidak ditemukan adanya reflex patologis.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang laki-laki masuk ke RSKD tanggal 23-08-2013 untuk ke 2 kalinya dibawa oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk. Dialami sejak 2 tahun yang lalu dan memberat 3 bulan yang lalu. Ketika mengamuk, pasien sering mengejar orang tuanya, ingin membakar dirinya sendiri, serta melempar barang-barang yang ada dirumah. Pasien sering menelanjangkan dirinya sendiri didepan orang banyak, buang air kecil disembarang tempat serta pernah melukai orang lain. Pasien sering mengatakan bahwa orangtuanya ada dimana-mana Menurut keluarga, pasien sering berbicara dan tertawa sendiri. Pasien tidak dapat merawat dirinya sendiri dan tidak ada kesulitan pada saat tidur. Pertama kali masuk tahun 2011 diberi obat CPZ, THP, HLP dan terakhir minum obat 2 tahun yang lalu. Terdapat hendaya sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang. Pasien selalu mengonsumsi rokok satu bungkus per hari. Pasien belum menikah dan saat ini tinggal bersama orang tua.Pada pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki mengenakan baju kaos coklat dan celana jeans biru. Perawatan diri cukup, wajah sesuai umur. Kesadaran berubah, mood sulit dinilai dan afek inapropriate, empati tidak dapat dirabarasakan. Fungsi kognitif cukup baik dan pikiran abstrak cukup. Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik (+). Proses berifikir berupa kontinuitas relevan dan koheren. Terdapat gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran. Pengendalian impuls terganggu. Daya nilai terganggu. Tilikan derajat dua yaitu pasien agak menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh bantan, tapi dalam waktu yang sama juga menyangkal penyakitnya. Pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTIAKSIALA. Aksis IBerdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu mengamuk dan perubahan perilaku, yaitu sering mengejar orangtuanya, ingin membakar dirinya sendiri serta melempar barang-barang yang ada dirumah. Suka berbicara sendiri kemudian tertawa sendiri. Gejala ini ditemukan sejak 2 tahun yang lalu, tetapi memberat sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Ditemukan pula hendaya pada fungsi sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami gangguan jiwa.Ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, ditandai dengan didapatkannya halusinasi dan waham sehinggan dimasukkan dalam gangguan jiwa psikotik. Dari pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan internus tidak ditemukan kelainan organik sehingga digolongkan dalam ganggaun jiwa psikotik non organik. Dari alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan afek inapropriate, gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik, gangguan isi pikir berupa waham kejar dan waham kebesaran serta perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan sehingga berdasarkan PPDGJ III digolongkan sebagai Skizofrenia (F.20). Pada pasien ini didapatkan halusinasi dan waham yang menonjol ( berupa waham kebesaran dan waham kejar) sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat di diagnosa Skizofrenia Paranoid (F.20.0).

B. Aksis II: Ciri kepribadian tidak khasC. Aksis III: Tidak ada diagnosisD. Aksis IV: Tidak jelasE. Aksis V: GAF Scale 50-41 (Gejala berat (serius), disabilitas berat)

VII. DAFTAR MASALAHA. OrganobiologikTidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter di otak, maka pasien memerlukan farmakoterapi.B. PsikologikDitemukan hendaya berat dalam menilai realita sehingga memerlukan psikoterapi.C. Sosiologik Ditemukan adanya hendaya dalam sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga pasien membutuhkan sosioterapi.

VIII. PROGNOSISFaktor pendukung : Gejala positif menonjol berupa halusinasi dan waham Tidak ada riwayat dengan keluhan yang sama dalam keluarga Dukungan keluarga yang baikFaktor penghambat : Onset usia muda Sering relaps Stressor tidak jelas Ketidakpatuhan minum obat Belum menikah Pendidikan rendahDubia at malam

IX. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKASkizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab yang banyak belum diketahui. Perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Pada umumnya ditanyai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristrik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemuduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis Skizofrenia (F.20). Jika memenuhi kriteria berikut : Harus ada sedikitnya satu gejala berikut yang amat jelas :a) Thought : Thought of echo : isi pikiran yang bergema yang lama kelamaan akan hilang Thought of insertion/withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya atau dari dalam keluar dari pikirannya. Thought of broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya.b) Delusion Delusion of control yaitu waham tentang dirinya yang dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Pasien berusaha melawan kendali tersebut namun akhirnya melakukan apa yang diperintahnya. Delusion of influence yaitu waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar. Dalam hal ini pasien berusaha melawan dengan berbagai cara. Namun dia lebih sering berhasil melawan perintah meskipun terkadang melakukan perintah tersebut. Delusion of passivity yaitu waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar. Delusion of perception yaitu pengalaman inderawi yang tidak wajar yang bermakna sangat khas bagi dirinya, bersifat mistik atau mukjizat.c) Halusinasi auditorik Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau Mendiskusikan perihal pasien di antara pasien mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain).

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas : Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (over-valued ideas) yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-berbulan terus menerus; Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolatation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme; Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing) atau flexibilitas cerea, negativism, mutisme dan stupor Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurutnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude) dan penarikan diri secara sosial.

Menurut PPDGJ III untuk mendiagnosis Skizofrenia Paranoid (F20.0) jika memenuhi kriteria berikut : Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Sebagai tambahan : Halusinasi dan/atau waham harus menonjola) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa verbal berupa bunyi peluit (Whistling), mendengung (Humming) atau bunyi tawa (Laughing).b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol.c) Waham dapat berubah hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi ( delusion of influence) atau passivity (delusion of passivity) dan keyakinan dikejar-kejar adalah yang paling khas. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata dan tidak menonjol.

Pada pasien ini diberikan haloperidol karena pada pasien ini yang menonjol adalah gejala positif. Haloperidol digunakan untuk memblokade dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron di otak, khususnya sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal ( dopamine D2 receptor antagonis )

X. RENCANA TERAPIA. FarmakoterapiHaloperidol 5 mg 3 x tab

B. Psikoterapi Suportif Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhannya sehingga pasien merasa lega. Konseling : memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan memahami kondisi dirinya lebih baik dan menganjurkan pasien untuk berobat teratur.C. SosioterapiMemberikan pasien dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mempercepat pemulihannya.

XI. FOLLOW UPMemantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta menilai efektivitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan munculnya efek samping dari pengobatan yang diberikan.

14