proposalskripsi rahman

57
JENIS DAN JUMLAH POPULASI INSEKTA PADA POHON JERUK DI KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN BARITO KUALA I. LATAR BELAKANG Hingga saat ini telah dikenal kurang lebih 1.000.000 spesies hewan, tetapi masih banyak yang akan menyusul. Beberapa terdapat jumlah yang sangat besar sekali dan beberapa dalam jumlah sedang, dan bebrapa lagi dalam jumlah sedikit atau jarang (Jasin,1987). Menurut Jumar (2000) dari sekian banyak spesies hewan yang ada dipermukaan bumi ternyata ¾ bagian adalah insekta. Dari jumlah tersebut lebih dari 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi nama. Insekta tergolong dalam filum Arthropoda (Yunani: Anthos=sendi/ruas; podos=kaki/tungkai), subfilum mandibulata, kelas insekta. Sesungguhnya, hampir semua permukaan bumi dihuni insekta, kecuali puncak pegunungan

Upload: abdurrahmanrifani

Post on 18-Jun-2015

1.359 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposalskripsi rahman

JENIS DAN JUMLAH POPULASI INSEKTA PADA POHON JERUK DI

KAWASAN AGROPOLITAN KECAMATAN MANDASTANA KABUPATEN

BARITO KUALA

I. LATAR BELAKANG

Hingga saat ini telah dikenal kurang lebih 1.000.000 spesies hewan, tetapi

masih banyak yang akan menyusul. Beberapa terdapat jumlah yang sangat besar

sekali dan beberapa dalam jumlah sedang, dan bebrapa lagi dalam jumlah sedikit atau

jarang (Jasin,1987). Menurut Jumar (2000) dari sekian banyak spesies hewan yang

ada dipermukaan bumi ternyata ¾ bagian adalah insekta. Dari jumlah tersebut lebih

dari 750.000 spesies telah berhasil diketahui dan diberi nama.

Insekta tergolong dalam filum Arthropoda (Yunani: Anthos=sendi/ruas;

podos=kaki/tungkai), subfilum mandibulata, kelas insekta. Sesungguhnya, hampir

semua permukaan bumi dihuni insekta, kecuali puncak pegunungan tertinggi dan

daerah kutub yang ekstrem. Di Antartika dan puncak Himalaya masih dijumpai

beberapa jenis insekta. Insekta adalah makhluk yang berdarah dingin. Bila suhu

lingkungan turun, suhu tubuh mereka juga menurun, dan proses fisiologik mereka

menjadi lamban. Beberapa insekta dapat hidup pada suhu yang sangat rendah dan

beberapa lagi mampu hidup pada suhu yang tinggi. Insekta tahan terhadap suhu

rendah sebab di dalam jaringan tubuhnya tersimapn etilen glikol (Jumar, 2000).

Tiap-tiap hewan memerlukan alam sekitar untuk kehidupannya yang berbeda-

beda. Hal ini ditentukan oleh struktur dan keperluannya, makanannya,

Page 2: Proposalskripsi rahman

berkembangbiak dan lain-lain. Dalam kehidupan tiada satu hewanpun yang hidup

sendiri-sendiri tetapi selalu bergantung pada faktor-faktor lingkungan baik biotis

maupun abiotis (jasin,1987).

Sementara itu Soejipta (1993) menjelaskan bahwa habitat suatu organisme

adalah tempat hidup atau tempat untuk tumbuh organisme tersebut, atau tempat

ditemukannya organisme itu. Habitat dapat berbeda mengenai luas atau ragamnya,

dapat pula sebuah hutan untuk jenis hewan tertentu atau seluruh perairan atau hanya

seluas usus untuk jenis hewan yang ada di usus suatu organisme.

Di Kalimantan Selatan, Insekta sering ditemukan di daerah perkebunan

khususnya perkebunan yang tumbuhannya memiliki bunga. Hal ini sesuai

dengan pendapat Jumar (2000), yang menyatakan bahwa insekta berperan dalam

penyerbukan, bermanfaat dalam kegiatan pengendalian hama tanaman, serta insekta

juga berperan dalam mengendalikan gulma yang merugikan. Tetapi di lain pihak,

insekta juga menjadi hama bagi tanaman. Hal tersebut menjadi kendala

petani dan harus dihadapi sebagai masalah hama tanaman.

Penelitian tentang insekta sudah banyak dilakukan, antara lain yang dilakukan

oleh Masniah (1999) menemukan 12 spesies insekta nocturnal yang terdiri dari 4 ordo

dan 1 famili pada perkebunan jeruk di Desa Sungai Tandipah Kecamatan Sungai

tabuk kabupaten Banjar. Penelitian lain juga dilakukan oleh Rahmadaniati (2009), dia

menemukan jenis insekta permukaan tanah di perkebunan pisang Gunung

Gedambaan desa Gedambaan Kabupaten Kotabaru. Penelitian ini didapatkan 13 jenis

insekta permukan tanah dibawah pohon pisang. Penelitian ini juga dilakukan oleh

Page 3: Proposalskripsi rahman

Rismaniar (2009), dia menemukan jenis-jenis insekta terbang di kawasan perkebunan

pisang Gunung Gedambaan desa Gedambaan kabupaten Kotabaru yang menemukan

18 jenis insekta terbang. Adanya perbedaan jumlah yang ditemukan dalam setiap

daerah yang diteliti menunjukkan bahwa insekta memiliki habitat yang luas dan

berbeda pada setiap habitat yang berbeda. Hal ini sesuai dengan pendapat Anonim

(2009), yang menyatakan bahwa insekta ditemukan di hampir semua lingkungan

kecuali di lautan.

Kabupaten Barito Kuala merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Kalimantan Selatan. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah dengan

lingkungan alam rawa gambut yang luas yang terletak di sepanjang Sungai Barito

yang memiliki keanekaragaman tumbuhan dan hewan. Kecamatan Mandastana

merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di kabupaten Barito Kuala.

Di kecamatan inilah terdapat kawasan Perkebunan Agropolitan yang

merupakan salah satu kawasan sentra produksi jeruk madang dan hortikultura lainnya

berbasis padi yang didalamnya terdapat tanaman jeruk dan lahan sawah, sehingga

perkebunan ini disebut dengan perkebunan campuran (lahan tumpang sari).

Berdasarkan hasil survey pendahuluan di kawasan agropolitan yang dilakukan

oleh penulis, terlihat bahwa pertumbuhan pohon jeruk di tempat tersebut cukup subur

sehingga sering dilakukan pembukaan lahan baru yang akan berakibat pada hewan-

hewan yang ada di daerah tersebut karena keberadaan habitatnya akan mengalami

perubahan. Hal inilah yang menyebabkan insekta pada perkebunan jeruk

keberadaannya cukup banyak karena peran dari insekta sebagai proses penyerbukan.

Page 4: Proposalskripsi rahman

Adapun dikatakan warga sekitar bahwa insekta-insekta tersebut sebagai hama

tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan pohon jeruk. Pada penelusuran

penelitian tentang Insekta pada kebun jeruk di kawasan agropolitan belum pernah

dilakukan, khususnya di Program Studi Pendidikan Biologi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti Jenis dan

Jumlah Populasi Insekta Pada Pohon Jeruk di Kawasan Agropolitan Kecamatan

Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

II. RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH

II.1 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan

beberapa masalah sebagai berikut:

(1) Jenis-jenis insekta apa saja yang terdapat pada pohon jeruk di kawasan

agropolitan kecamatan Mandastana kabupaten Barito Kuala.

(2) Berapa jumlah populasi tiap-tiap jenis Insekta pada pohon jeruk di kawasan

agropolitan kecamatan Mandastana kabupaten Barito Kuala.

II.2 Batasan Masalah

Agar penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka

permasalahan yang dibahas terbatas pada:

(1) Semua jenis insekta tidak terbang yang terdapat pada pohon jeruk. Penentuan

pohon jeruk dengan sampel terpilih, yaitu pohon jeruk yang subur seluas 1 hektar

Page 5: Proposalskripsi rahman

dan pohon jeruk yang tidak subur seluas 1 hektar pada perkebunan jeruk di

kawasan agropolitan kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

(2) Jenis insekta yang ditangkap langsung dengan menggunakan lem insekta.

(3) Jenis insekta yang tertangkap akan ditelusuri sampai tingkat marga (genus) dan

diupayakan sampai pada tingkat jenis (spesies)

III. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(1) Jenis-jenis insekta yang terdapat pada pohon jeruk di kawasan Agropolitan

Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

(2) Jumlah populasi tiap-tiap jenis Insekta yang terdapat pada pohon jeruk di

kawasan Agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

IV. MANFAAT PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan

dari penelitian ini adalah:

(1) Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa Program Studi

Biologi, tentang aplikasi dan penerapan mata kuliah Entomologi, Zoologi

Invertebrata dan Ekologi Hewan.

(2) Sebagai bahan untuk menunjang pembelajaran di SMP kelas VII

Semester II pada konsep “Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup”

Page 6: Proposalskripsi rahman

pada subkonsep “Keanekaragaman Hewan” dan di SMA Kelas X

Semester II pada konsep “Hewan Invertebrata”.

(3) Sebagai bahan informasi khususnya bagi masyarakat di Desa

Karang Indah tentang Jenis dan Jumlah Populasi Insekta pada pohon jeruk

di kawasan Agropolitan desa Karang Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten

Barito Kuala dan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

V. TINJAUAN PUSTAKA

V.1 Insekta

Hingga saat ini telah dikenal kurang lebih 1.000.000 spesies hewan, tetapi

masih banyak yang akan menyusul. Beberapa terdapat jumlah yang sangat besar

sekali dan beberapa dalam jumlah sedang, dan beberapa lagi dalam jumlah sedikit

atau jarang (Jasin,1987).

Borror (1992) menjelaskan bahwa, insekta merupakan golongan hewan yang

dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah mereka melebihi semua hewan

melata daratan lainnya dan praktis mereka terdapat dimana-mana. Sedangkan

menurut Jumar (2000) dari sekian banyak spesies hewan yang ada dipermukaan bumi

ternyata ¾ bagian adalah insekta. Dari jumlah tersebut lebih dari 750.000 spesies

telah berhasil diketahui dan diberi nama. Menurut Jasin (1987), ciri-ciri khusus

insekta yaitu tubuhnya terdiri atas caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat

antena, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri atas tiga pasang kaki

yang beruas-ruas dan dua atau sepasang sayap. Abdomen terdiri atas kurang lebih 11

Page 7: Proposalskripsi rahman

buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya genital. Sedangkan menurut

Winarno (1992), semua insekta badannya terdiri dari 3 bagian, yaitu caput (kepala),

thorax (dada) dan abdomen (perut), semua kakinya terletak pada bagian dada.

Menurut Putra (1994) menyatakan bahwa banyak jenis insekta yang

menimbulkan kerugian bagi manusia. Misalnya, insekta yang menyebabkan

kerusakan pada tanaman yang dibudidayakan oleh manusia. Hal ini dapat dimengerti

karena hampir 50% dari insekta adalah pemakan tumbuh-tumbuhan (fitofagus),

selebihnya adalah pemakan insekta lain (entomofagus), binatang lain atau sisa-sisa

tanaman dan binatang. Insekta tertarik pada tanaman, baik untuk makan atau sebagai

tempat tinggal. Bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan oleh insekta seperti daun,

tangkai, ranting maupun batang, juga nektar, bunga dan cairan tanaman. Beberapa

bagian tanaman dapat dimafaatkan untuk membuat koloni ataupun tempat

berlindung.sebaliknya tidak sedikit pula insekta yang memberikan manfaat yang

cukup besar bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh adanya beberapa insekta seperti

tabuhan atau lebah yang membantu penyerbukan tumbuhan, perananlebah madu

(Apis mellifera) yang menghasilkan madu. Beberapa insekta lain juga menghasilkan

lilin tawon, sutera (dihasilkan oleh ulat sutera), zat-zat pewarna (dihasilkan oleh

insekta kokineum, Dactylopyus coccus). Sejumlah insekta juga berperan sebagai

predator dan parasit beberapa jenis hama tanaman, dan sangat bermanfaat dalam

kegiatan pengendalian hama tanaman (Jumar, 2000).

Page 8: Proposalskripsi rahman

V.2 Populasi

Polulasi merupakan suatu kelompok kolektif makhluk yang sama jenis (atau

kelompok-kelompok lain yang individunya dapat bertukar informasi genetik), yang

mendiami suatu ruang khusus atau tempat tertentu, yang memiliki berbagai

karakteristik (Odum, 1998). Menurut Michael (1994) populasi didefinisikan sebagai

suatu kelompok individu dari jenis yang sama, yang menempati suatu daerah tertentu

pada waktu tertentu. Manurung (1995) menyatakan bahwa populasi seringkali

didefinisikan sebagai himpunan dari individu-individu dari jenis tertentu pada suatu

tempat dan waktu yang tertentu. Pengertian tersebut jelas ditujukan untuk jenis yang

sama = homojenis = monojenis yaitu kelompok individu yang mampu

bertukar informasi genetik dan mengahasilkan turunan yang fertil.

Sedangkan yang walaupun paling baik digambarkan secara statistik, unik sebagai

milik kelompok dan bukan karakteristik individu dalam kelompok itu.

V.3 Taksonomi Insekta

Menurut Jumar (2000), Insekta termasuk dalam salah satu kelas dalam filum

Arthropoda dengan uraian sebagai berikut:

(1) Sub kelas Apterygota

Merupakan Insekta tanpa sayap primitif. Sub kelas ini memiliki ordo yaitu:

1. Ordo Protura

Insekta yang termasuk ordo protura ini berukuran kecil (0,6 – 1,5 mm) tidak ada

mata, sayap, sersi, dan antena. Contoh : Acerentulus barberi Ewing.

Page 9: Proposalskripsi rahman

2. Ordo Tysanura

Insekta ini tidak bersayap, tubuh memanjang dengan tiga buah embelan (satu

pasang sersi dan sebuah filamin kaudal) seperti ekor pada abdomen. Contoh:

Meinertellidae

3. Ordo Collembola

Berukuran kecil (5 mm) berwarna putih atau berwarna yang lain, antena

terdiri atas 4 ruas yang menjadi satu, mulut penggigit, tanpa sayap,

biasanya tanpa trachea, tidak bermetamorfosa, hidup di tempat yang basah,

makanannya berupa sisa-sisa makhluk yang lapuk. Contohnya: Papirius fuscus

4. Ordo Diplura

Insekta ini memiliki tubuh memanjangdan oval dengan warna yang

pucatberantena panjang,, tanpa mata, mulut penggigit, tanpa sayap,

tidak bermetamorfosa. Contoh: Compodea japix

5. Ordo Microcoryphia

(2) Sub kelas Pterigota

Merupakan insekta yang mempunyai sayap, kadang-kadang hanya teredusir

atau tidak ada pada abdomen, tidak ada appendage kecuali cerci dan alat

genital, meliputi:

1. Ordo Odonata

Insekta dengan tubuh panjang dan ramping, sayap memanjang dan bervena

banyak serta membraneus. Sayap depan dan belakang hampir sama dalam bentuk

dan ukuran. Contoh: Gomphus exilis.

Page 10: Proposalskripsi rahman

2. Ordo Ephemeroptera

Insekta ini berukuran kecil sampai sedang. Bentuk tubuh memanjang dan lunak.

Antena kecil, memiliki 2-3 ekol (sersi) yang panjang. Sayap depan lebar,

berbentuk segitiga dan memiliki banyak pembuluh (rangka) sayap. Sayap

belakang biasanya kecil bulat dan kadang-kadang tidak ada. Contoh: Hexagenia

bilineata

3. Ordo Orthoptera

Insekta ini disebut juga belalang dan memiliki sayap dua pasang, sayap depan

panjang menyempit, biasanya mengeras seperti kertas dan dinamakan tegmina.

Sayap belakang lebar dan membraneus. Contoh: Gryllus sp.

4. Ordo Isoptera

Insekta ini berukuran kecil, bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat.

Antena pendek dan berbentuk seperti benang (filiform) atau seperti rangkaian

manik (moniliform). Contoh: prorhinotermes simalek Hagen.

5. Ordo Thysanoptera

Insekta ini memiliki sayap barumbai dengan rambut yang panjang. Sayap ada

atau tidak ada, apabila bersayap jumlahnya dua pasang, sangat panjang dan

sempit dengan atau tanpa vena. Contoh: Terebrantia

6. Ordo Homoptera

Insekta ini ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Jika bersayap

jumlahnya dua pasang. Sayap depan lebih besar dan panjang daripada sayap

belakang. Contoh: Stenorrhyncha.

Page 11: Proposalskripsi rahman

7. Ordo Hemiptera

Kebanyakan berukuran besar, mulut seolah-olah tersusun atas labrum dengan

mandibula penusuk dan maxilla: prostomuim besar. sayap muka tebal dan

mempunyai zat tanduk pada dasar, sedang sayap belakang adalah berupa

membran, terlipat di bawah sayap muka. Hidup di daerah darat dan air,

makanannya adalah sari buah atau cairan tubuh hewan lainnya. Contoh:

Murgantia histrionica, Notonecta

8. Ordo Neuroptera

Tubuhnya ada yang kecil dan ada yang besar, alat mulut tipe menggigit,

bersayap membran 4 buah dengan pembuluh darah melintang, carnivora dan

metamorfosis sempurna. Conto: Corydalis cornuta, Chrysopa

9. Ordo Lepidoptera

Ukuran tubuh bermacam-macam berkisar antara 3 – 250 mm. Alat mulut

larva termasuk tipe penggigit, sedang pada hewan dewasa termasuk

tipe penghisap. Biasanya tidak mempunyai mandibula; maxillae bersatu

membentuk proboscis (pipa) yang berguna untuk menghisap cairan.

Antena panjang, bersayap membran 4 buah dan biasanya lebar dengan

pembuluh darah melintang dan dilapisi sisik mikroskopis. Tubuh juga

bersisik atau berbulu. Warna hewan dewasa beranekaragam.Contoh: Papylio

polyxenes, Danaus plexippus.

10. Ordo Diptera

Page 12: Proposalskripsi rahman

Sayap muka transparan dengan beberapa pembuluh darah. Sayap belakang

berubah menjadi suatu bentuk bulatan seperti halter. Beberapa jenis tidak

bersayap. Alat mulut termasuk tipe penggerek dan penghisap, sering

membentuk proboscis. Terdapat bagian tubuh yang menggenting. Larva

biasanya tidak berkaki, bermetamorfosis sempurna. Sebagian hidup secara

diurnal. Contoh: Psychoda spec, Anopheles, Aedes, Musca domistica.

11. Ordo Coleoptera

Ukuran tubuh bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar; alat

mulut tipe penggigit. Sayap muka (elytra) adalah tebal dan tanpa

pembuluh darah, bertemu satu sama lain di garis median dorsal,

sayap belakang berupa membran dengan sedikit pembuluh darah,

terlipat di bawah sayap muka. Beberapa tidak bersayap, metamorfosis sempurna.

Contoh: Cicindela dytiscus.

12. Ordo Hymenoptera

Alat mulut termsauk tipe menggigit menjilat, bersayap membran 4 buah,

ukuran kecil, mengandung sedikit pembuluh darah, terkunci pada waktu

terbang. Hewan betina ovipositor, menggergaji, mengebor dan menyengat.

Larva serupa ulat atau tidak berkaki. Pupa umumnya terdapat dalam coccon,

metamorfosis sempurna; sebagian besar hidup secara soliter, tapi beberapa

hidup secara sosial dan koloni. Contoh: Cimbex amaericanus, Monomorium.

13. Ordo Dermaptera

Page 13: Proposalskripsi rahman

Bentuk tubuh agak ramping, mulut tipe penggigit, beberapa jenis

tidak bersayap, metamorfosis bertahap, makanannya tanaman hijau dan

insekta lainnya. Contohnya: Forficula auricularia.

14. Ordo Plecoptera

Ukuran tubuh sedang dan badannya lemah, alat mulutnya tipe penggigit,

sayap merupakan membran, antena panjang. Imagonya hidup di air,

metamorfosis bertingkat, contoh: Pteronarcys, Taeniopteryx pacifica

15. Ordo Embioptera

Tubuh kecil dan panjang, pinggir rata dan lunak, alat mulut tipe penggigit,

kaki muka pada tarsi melebar dan berisi alat duri. Yang jantan bersayap

sedang yang betina tidak bersayap. Tempat hidupnya di rumah atau

di bawah batu, di lapangan. Makan sisa makhluk hidup yang telah lapuk.

Contoh: Gymnembia tarsalis

16. Ordo Mallophaga

Tubuh kecil, panjang 6 mm. Tubuh pipih tak bersayap, kepalanya agak lebar,

alat mulutnya telah termodifikasi untuk menggigit. Antenanya pendek. Matanya

teredusir atau tidak ada. Thorax pendek, metamorfose sederhana. Ecto parasit

pada burung dan beberapa mamlia, makan beberapa bagian tertentu dari bulu,

rambut atau epidermis lapisan kulit. Contoh: Menopon stramineum

17. Ordo Anoplura

Tubuhnya kecil, panjang 6 mm, tutup pipih tidak bersayap, kepalanya kecil,

mulutnya termodifikasi untuk melukai dan menghisap darah. Alat itu bisa

Page 14: Proposalskripsi rahman

tersimpan di dalam kepala bila dipakai. Mata teredusir atau tidak ada, antena

pendek, metamorfosa sederhana. Ecto parasit pada mamalia, penghisap darah

dan penyebar penyakit. Contoh: Haematopinus suis..

18. Ordo Mecoptera

Beberapa bertubuh kecil, beberapa bertubuh besar, antena dan kakinya panjang.

Alat mulut tipe menggigit, bersayap 4. Baik larvanya maupun dewasa

adalah carnivor. Terdapat di tempat yang geronggang dan makan makanan

yang ada di permukaan tanah. Contoh: Panorpa Spec.

19. Ordo Tricoptera

Ukuran tubuh yang dewasa 3 – 25 mm panjang, kulit lunak, alat mulut

rudimenter; antena dan kaki panjang, bersayap membran 4 buah, larva carnivora

dan hidup di air. Yang dewasa menempel pada daun-daun tanaman. Contoh:

Limnophilus spec.

20. Ordo Siphonaptera

Tubuh sebelah lateral pipih dan segar, tak bersayap; alat mulut tipe penggerek

dan penghisap, antena pendek, mata sederhana atau tidak ada. Kaki panjang

disesuaikan untuk meloncat. Telur diletakkan pada habitat atau hospes.

Larva kecil dan tidak berkaki, makan sisa-sisa zat organik dan bermetamorfosis

sempurna.Contoh: Pulex irretant.

Berdasarkan aktivitas hidupnya, Menurut Borror dkk. (1992) Insekta dapat

dibedakan menjadi :

1. Insekta udara, yaitu Insekta yang sebagian besar hidupnya di udara.

Page 15: Proposalskripsi rahman

2. Insekta darat, yaitu Insekta yang berada di tumbuhan maupun Insekta

tanah.Insekta tanah terbagi lagi menjadi:

a. Insekta permukaan tanah (Insekta yang berada di permukaan tanah,

apakah untuk mencari makan atau mencari tempat bersarang.

b. Insekta dalam tanah ( Insekta yang berada di dalam tanah)

3. Insekta air, yaitu Insekta yang sebagian besar hidupnya di air, kecuali air

laut.

V.4 Peranan Insekta dalam Ekosistem

Menurut Jumar (2000), secara garis besar peranan insekta dalam kehidupan

manusia ada dua, yakni menguntungkan dan merugikan. Peranan Insekta yang

menguntungkan antara lain:

1) Sebagai penyerbuk tanaman; misalnya kupu-kupu (ordo lepidoptera).

2) Sebagai penghasil produk (seperti madu, sutra dan lain-lain); Misalnya lebah

(ordo hymenoptera)

3) Bersifat entomofagus (predator dan parasitoid)

4) Pemakan bahan organik

5) Pemakan gulma

6) Sebagai bahan penelitian; misalnya Insekta tanah

Sedangkan peranan Insekta yang merugikan antara lain:

1) Perusak tanaman di lapangan, baik buah, daun, ranting, cabang, batang

akar maupun mangga; contoh uret Apogonia sp. (ordo coleoptera)

merupakan Insekta perusak akar.

Page 16: Proposalskripsi rahman

2) Perusak produk dalam simpanan (hama gudang); contohnya Sitophilus

sp (ordo coleoptera)

3) Sebagai vektor penyakit bagi tanaman, hewan maupun manusia;

contohnya Aphid (Myzus persicae) sebagai vektor penyakit mosaik

kacang dan timun.

V.5 Perkebunan Jeruk

Perkebunan adalah sebidang tanah, biasanya terdapat ditempat terbuka,

ditanami oleh berbagai macam tanaman. Dalam keadaan demikian, kebun dibedakan

dari hutan dilihat dari jenis dan kepadatan tumbuhannya. Apabila digarap oleh

manusia, kebun dapat berarti lahan yang sengaja ditanami berbagai macam

tumbuhan, baik untuk kepentingan keindahan seringkali berupa pekarangan misalnya

kebun botani atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang biasanya disebut taman.

Penegertian yang lain tentang kebun ialah mengarah pada usaha produksi berorientasi

bisnis dan kegiatannya dipelajari dalam bidang perkebunan (estate management) serta

budidaya tanaman. Kebun pada pengertian ini dapat mencakup lahan dan luasan

sangat bervariasi, mulai dari beberapa meter persegi hingga ribuan hektar contohnya

seperti perkebunan kopi, kina, cengkeh, dan lada (Anonim,2008). Salah satu

perkebunan adalah perkebunan jeruk yang ada di kawasan Agropolitan Desa Karang

Indah Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

Pada kawasan Agropolitan ini terdapat tanaman jeruk siam yang ditanam

bersama padi. Menurut Sugito (1997), menyatakan bahwa jeruk siam mempunyai ciri

Page 17: Proposalskripsi rahman

khas: Kulit buahnya tipis (sekitar 2 mm), permukaannya halus, licin mengilap, dan

menempel lekat pada daging buahnya.

Untuk pertumbuhan yang baik, jeruk siam memerlukan syarat tumbuh tertentu

meliputi ketinggian tempat, jenis tanah, pH, dan iklim meliputi suhu, kelembapan,

curah hujan dan lain-lain. Ketinggian tempat berpengaruh jelas dengan rasa. Jeruk

sebaiknya ditanam pada ketinggian kurang lebih 700 m dpl. Penanaman lebih dari

900 m dpl menyebabkan rasa jeruk sedikit masam. Selain itu jeruk siam

membutuhkan pH tanah antara 5-7,5 dengan curah hujan optimal 1500 mm/tahun.

Disamping itu, jeruk siam memerlukan banyak sinar matahari sekitar 50-60% dengan

kelembapan sekitar 50-85%.

V.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Insekta

Perkembangbiakan suatu organisme tergantung lingkungan yang di tempati

organisme tersebut. Lingkungan yang baik dipengaruhi oleh beberapa faktor

lingkungan yang sesuai dengan kehidupan suatu organisme. Adapun faktor

lingkungan yang berpengaruh antara lain: suhu, kelembapan udara, pH tanah.

Menurut Jumar (2000), perkembangan insekta di alam dipengaruhi oelh dua

faktor yaitu faktor dalam (yang dimiliki oleh insekta itu sendiri) dan faktor luar

(yang berada di lingkungan sekitarnya) adalah sebagai berikut:

Page 18: Proposalskripsi rahman

V.6.1 Faktor dalam yang turut menentukan tinggi rendahnya populasi insekta antara

lain:

1) Kemampuan berkembangbiak

Lebih banyak jumlah telur yang dihasilkan oleh insekta, maka lebih tinggi

kemampuan berkembangbiaknya.

2) Perbandingan kelamin

Perbandingan kelamin itu pada umumnya adalah 1:1 akan tetapi karena

pengaruh-pengaruh tertentu maka perbandingan kelamin dapat berubah

menjadi 2:1

3) Sifat mempertahankan diri

Untuk mempertahankan dan melindungi dirinya, insekta memiliki alat atau

kemampuan untuk mempertahankan dan melindungi dirinya dari serangan mush.

4) Siklus hidup

Pada umumnya siklus hidup insekta tidak terlalu lama, antara satu sampai

beberapa minggu.

5) Umur imago

Insekta umumnya memiliki umur imago yang pendek. Ada beberapa hari, akan

tetapi ada juga yang sampai beberapa minggu.

V.6.2 Faktor luar atau lingkungan terdiri atas fisik, makanan dan hayati

Faktor fisik lebih banyak berpengaruh terhdap insekta dibanding dengan

binatang lainnya, faktor tersebut seperti:

Page 19: Proposalskripsi rahman

1) Suhu dan kisaran suhu

Pada umumnya kisaran suhu yang efektif untk aktivitas insekta adalah suhu

minimum 15oC, suhu optimum 25oC dan maksimum 45oC. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian dari Rismaniar (2009), menyatakan bahwa pengukuran suhu

berkisar antara 29oC – 32oC yang akan mendukung bagi penetasan telur jenis

insekta terbang ini.

2) Kelembapan/ hujan

Kelembapan yang dimaksud adalah kelembapan tanah, udara dan tempat hidup

insekta dimana merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi,

kegiatan dan perkembangan insekta. Kelembapan yang sesuai untuk insekta

biasanya lebih tahan terhadap suhu ekstrik yakni apabila keadaan sangat tinggi

atau sangat rendah.

3) Cahaya

Beberapa aktivitas insekta dipengaruhi oleh responnya terhadap cahaya, sehingga

timbul jenis insekta yang aktif pada pagi, siang, sore atau malam hari. Cahaya

matahari dapat mempengaruhi aktivitas dan distribusi lokalnya. Insekta ada yang

bersifat diurnal, yakni aktif pada siang hari mengunjungi bunga, meletakkan telur

atau makan pada bagian tanaman dan lain-lain. Selain itu, jika insekta aktif pada

malam hari dinamakan insekta nokturnal.selain tertarik cahaya, ditemukan juga

insekta yang tertarik oleh suatu warna seperti warna hijau dan kuning.

Sesungguhnya insekta memiliki preferensi (kesukaan) tersendiri terhadap warna

dan bau, seperti terhadap warna-warni bunga.

Page 20: Proposalskripsi rahman

4) Angin

Angin berperan dalam membantu penyebaran insekta, terutama bagi insekta

yang kecil dan mudah terbang terbawa oleh angin. Angin mempengaruhi

penyebaran insekta dari suatu tempat ke tempat lain. Selain itu angin juga

mempengaruhi kandungan air dalam tubuh insekta karena dapat mempercepat

penguapan dan penyebaran udara. Contohnya apid dapat terbang terbawa oleh

angin sampai sejauh 1.300 km.

V.7 Tinjauan Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Barito Kuala dengan ibu kotanya Marabahan terletak paling barat

dari Propinsi Kalimantan Selatan dengan posisi geografis berada pada 2°29’50” -

3°30’18” Lintang Selatan dan 114°20’50” - 114°50’18” Bujur Timur. Luas wilayah

Kabupaten Barito Kuala adalah 2.996,96 KM² atau sebesar 7,99 persen dari luas

propinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten Barito Kuala meliputi 17 kecamatan.

Bentuk morfologi wilayah Kabupaten Barito Kuala merupakan dataran rendah

dengan ketinggian 0,2 sampai dengan 3 meter dari permukaan laut. (Anonim, 2010).

Penelitian ini berlokasi di daerah kecamatan Mandastana tepatnya

di perkebunan agropolitan kabupaten Barito Kuala. Perkebunan Agropolitan ini

salah satu kawasan objek wisata yang bersifat perkebunan campuran karena

didalamnya terdapat lahan jeruk dan lahan sawah. Berdasarkan hasil survey

pendahuluan, pertumbuhan pohon jeruk di tempat tersebut cukup subur sehingga

sering dilakukan pembukaan lahan baru yang akan berakibat pada

hewan-hewan yang ada di daerah tersebut karena keberadaan habitatnya akan

Page 21: Proposalskripsi rahman

mengalami perubahan. Hal inilah yang menyebabkan insekta pada perkebunan

jeruk keberadaannya cukup banyak karena peran dari insekta sebagai

proses penyerbukan. Adapun dikatakan warga sekitar bahwa insekta-insekta tersebut

sebagai hama tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan pohon jeruk.

Adapun batas-batas lokasi pengambilan sampel di kawasan perkebunan

agropolitan, yaitu sebagai berikut:

1) Sebelah barat berbatasan dengan hutan rawa gambut

2) Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk dan kebun karet

3) Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

4) Sebelah selatan berbatasan dengan hutan galam.

Gambar 1. Daerah pengambilan sampel Insekta

VI. METODE PENELITIAN

VI.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif dengan

teknik observasi, yaitu turun langsung ke lapangan dalam pengamatan dan

pengambilan sampel untuk mengetahui jenis-jenis insekta yang terdapat pada

Page 22: Proposalskripsi rahman

pohon jeruk di kawasan Agropolitan. Penentuan pohon jeruk dengan sampel

terpilih, yaitu pohon jeruk yang subur dan pohon jeruk yang tidak subur pada

perkebunan jeruk di kawasan agropolitan kecamatan Mandastana Kabupaten

Barito Kuala.

VI.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Secara keseluruhan waktu yang masih direncanakan dalam penelitian ini

adalah 6 bulan, yaitu pada bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010

meliputi masa persiapan (survey lokasi dan penyusunan proposal), pelaksanaan

penelitian, pengumpulan data, analisis data hingga penyusunan skripsi. Pengambilan

data direncanakan dilakukan bulan Maret 2010. Tempat penelitian untuk

pengambilan sampel dilakukan pada perkebunan jeruk di kawasan

agropolitan.

VI.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah semua jenis insekta tidak

terbang yang terdapat di pohon jeruk di Kawasan Agropolitan Kecamatan

Mandastana Kabupaten Barito Kuala. Penentuan pohon jeruk dengan sampel terpilih

pada 2 lokasi penelitian, yaitu pada lokasi I merupakan lahan yang subur sebanyak 5

blok dan pada lokasi II merupakan lahan yang tidak subur sebanyak 4 blok yang

ditumbuhi insekta. Pada setiap blok kebun jeruk terdiri atas 10 balur kemudian

ditetapkan 3 balur dimana setiap balur diambil 3 pohon jeruk. Sehingga jumlah titik

keseluruhan adalah 3 pohon jeruk X 3 balur X 5 blok = 45 titik sampel untuk

Page 23: Proposalskripsi rahman

kawasan yang subur dan 3 pohon jeruk X 3 balur X 4 blok = 36 titik sampel untuk

kawasan yang tidak subur. Pengambilan sampel dilakukan pengulangan sebanyak 2X.

VI.4 Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Lem insekta, untuk menangkap insekta yang tidak terbang.

2) Loupe dan mikroskop stereo untuk mengamati insekta hasil tangkapan.

3) Pinset dan jarum untuk memegang dan atau mengambil insekta.

4) Roll meter, digunakan untuk mengukur luas area penelitian (m).

5) Kantong plastik, untuk meletakkan sampel insekta yang tertangkap.

6) Kertas label, digunakan untuk memberi tanda pada spesies insekta yang

didapatkan.

7) Botol sampel untuk mengawetkan sampel hasil penelitian.

8) Termometer batang digunakan untuk mengurkur suhu udara di lingkungan

kawasan penelitian (0C).

9) Higrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara (%).

10) Lux meter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya (Lux).

11) Anemometer digunakan untuk mengukur kecepatan angin (ms/s).

12) Altimeter digunakan untuk mengukur ketinggian tempat (mdpl).

13) Kamera digital, digunakan untuk membuat dokumentasi penelitian.

14) Kertas milimeter blok, digunakan sebagai alas dalam pendokumentasian sampel

insekta terbang.

Page 24: Proposalskripsi rahman

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1) Sampel insekta yang tertangkap dengan lem insekta.

2) Alkohol 70 % atau formalin 4% untuk mengawetkan sampel insekta yang didapat.

3) Insektisida (semprotan pembunuh insekta), untuk mematikan insekta guna

mempermudah pada saat mengindentifikasi.

VI.5 Prosedur Penelitian

VI.5.1 Tahap Persiapan

1) Observasi lokasi penelitian.

2) Mengurust surat izin penelitian.

3) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.

VI.5.2 Tahap Pelaksanaan

1) Menentukan pohon jeruk dengan sampel terpilih pada 2 lokasi penelitian, yaitu

pada lokasi I merupakan lahan yang subur sebanyak 5 blok dan pada lokasi II

merupakan lahan yang tidak subur sebanyak 4 blok yang ditumbuhi insekta. Pada

setiap blok kebun jeruk terdiri atas 10 balur kemudian ditetapkan 3 balur dimana

setiap balur diambil 3 pohon jeruk. Sehingga jumlah titik keseluruhan adalah 3

pohon jeruk X 3 balur X 5 blok = 45 titik sampel untuk kawasan yang subur dan 3

pohon jeruk X 3 balur X 4 blok = 36 titik sampel untuk kawasan yang tidak

subur. Pengambilan sampel dilakukan pengulangan sebanyak 2X.

2) Mengambil semua jenis insekta yang ada di pohon jeruk dengan menggunakan

jebakan insekta, yaitu dengan memakai lem insekta yang di tempatkan pada

Page 25: Proposalskripsi rahman

batang atau dahan pohon jeruk (Praswoto,2000). Peletakkan lem dilakukan

sebanyak 2X yaitu pagi hari pada pukul 06.00 WITA dan dilanjutkan pada pagi

berikutnya dengan pengulangan dilakukan sebanyak 3X.

3) Memasukkan semua jenis insekta ke dalam kantong plastik dan memberinya

label.

4) Menyemprotannya dengan semprotan pembunuh insekta.

5) Mengidentifikasi jenis insekta yang ditemukan dengan menggunakan acuan

identifikasi insekta seperti:

5.1 Kepala, meliputi:

- Posisi kepala

Posisi kepala pada insekta berdasarkan letak arah alat-mulut dapat dibedakan

menjadi:

1. Hypognatus (vertikal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke

bawah segmen-segmen kepala ada dalam posisi yang sama dengan

tungkai. Contoh: belalang

2. Prognatus (horizontal), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke

depan dan biasanya insekta ini aktif mengejar mangsa. Contoh:

Coccinella arcuta

3. Opistognatus (Oblique), apabila bagian dari alat mulut mengarah ke

belakang dan terletak diantara sela-sela pasangan tungkai. Contoh:

walang sengit.

Page 26: Proposalskripsi rahman

- Antena, terdiri dari:

a. Jumlah ruas antena yang terdiri dari scape (ruas dasar), pedisel, dan

flagella.

b. Bentuk, terdiri dari:

1. Setaceus : seperti duri atau rambut kaku dan ruas-ruas menjadi

lebih langsing ke arah ujung. Misalnya: Capung

2. Filiform: seperti benang, ruasnya berukuran hampir sama dari

apngkal ke ujung dan bentuknya membulat. Misalnya: Kumbang

tanah

3. Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas berukuran sama dan

bentuknya bulat. Misalnya: kumbang keriput kayu

4. Serrate: seperti gergaji, ruas-ruas antena berbentuk segitiga,

terutama pada bagian pertengahan atau 2/3 ujungnya.

Misalnya:pada kumbang loncat balik

5. Pektinat: seperti sisir, segmen memanjang ke arah lateral,

langsing dan panjang. Misalnya: kumbang warna api

6. Bentuk Gada: ruas-ruas meningkat garis tengahnya ke arah distal

atau semakin ke ujung semakin besar. Terdiri dari:

a. Clavate: bila peningkatan besar ke arah ujung secara bertahap.

Misalnya: pada Tenebrionidae

Page 27: Proposalskripsi rahman

b. Kapitate: bila ruas-ruas ujungnya tiba-tiba membesar.

Misalnya: pada Nitidulidae

c. Lamelate: bila ruas-ruas ujungnya meluas ke samping

membentuk semcam pelat-pelat. Misalnya: pada kumbang juni

d. Flabelata: bila ruas-ruas ujungnya memiliki perlebaran ke

samping dan berbentuk lembaran-lembaran panjang. Misalnya:

kumbang sedar

7. Genikulate: berbentuk siku, ruas pertama panjang, ruas-ruas

berikutnya kecil dan membentuk sudut dengan ruas pertama.

Misalnya: pada semut dan kumbang rusa

8. Plumosa: seperti bulu, kebanyakan ruas-ruasnya dengan rambut-

rambut panjang. Misalnya: pada nyamuk jantan

9. Aristate: ruas terakhir biasanya membesar dan memiliki

semacam rambut kaku yang disebut arista. Misalnya: pada lalat

rumah

10. Stilate: pada ujung ruas terakhir terdapat struktur seperti jari

memamnjang yang disebut stilus atau stili. Misalnya: pada lalat

penyelinap

- Mata terdiri dari mata majemuk (mata faset) dan mata tunggal (osellus)

- Tipe mulut, terdiri dari:

Page 28: Proposalskripsi rahman

a. Menggigit-mengunyah, seperti ordo Orthoptera, Coleoptera, Isoptera,

larva atau ulat

b. Menusuk-mengisap, seperti pada ordo Homoptera dan Hemiptera

c. Mengisap, seperti pada ordo Lepidoptera

d. Menjilat-mengisap, seperti pada ordo Diptera

5.2 Toraks, merupakan bagian kedua dari tubuh insekta yang dihubungkan

dengan kepala oleh semacam leher yang disebut serviks.

- Protoraks : pronotom

- Mesotoraks terdiri dari ada atau tidak adanya sayap depan, Tekstur, Bentuk

dan rangka sayap

- Metatoraks terdiri dari ada atau tidak adanya sayap belakang, Tekstur,

Panjang sayap, Bentuk, dan rangka sayap

5.3 Tungkai, terdiri dari:

- Koksa merupakan ruas pertama atau bagian yang melekat langsung pada

thoraks

- Trokhanter merupakan ruas kedua, berukuran lebih pendek daripada koksa

dan sebagian bersatu dengan femur

- Femur merupakan ruas ketiga atau ruas yang terbesar

- Tibia merupakan ruas keempat, biasanya lebih ramping tetapi kira-kira sama

panjangnya dengan femur, dan pada bagian ujungnya biasanya terdapat duri-

duri atau taji

Page 29: Proposalskripsi rahman

- Tarsus merupakan ruas terakhir yang terdiri atas 1-5 ruas dan di ujung ruas

terakhir terdapat pretarsus yang terdiri dari sepasang kuku tarsus ya ng disebut

claw. Diantara kuku tersebut terdapat struktur seperti bantalan yang disebut

arolium. Pada beberapa insekta, dibawah setiap kuku tarsus terdapat terdapat

struktur seperti bantalan yang disebut pulvilus, struktur diantara kuku

biasanya dengan bentuk meruncing disebut empodium

- Bentuk, terdiri dari:

a. Tipe cursorial, adalah tungkai yang digunakan untuk berjalan dan

berlari. Misalnya pada lipas dan kumbang

b. Tipe fossorial, adalah tungkai yang digunakan untuk menggali,

ditandai dengan adanya kuku depan yang keras sekali. Misalnya

tungkai depan orong-orong

c. Tipe saltatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk meloncat,

ditandai dengan perbesaran femur tungkai belakang. Misalnya

belalang dan jangkrik

d. Tipe raptorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk menangkap dan

mencengkeram mangsa, ditandai dengan pembesaran femur tungkai

depan. Misalnya: kaki depan belalang sembah

e. Tipe natatorial, adalah tungkaiyang berfungsi untuk berenang, ditandai

dengan bentuk yang pipih serta adanya sekelompok “rambut-rambut

Page 30: Proposalskripsi rahman

renang” yang panjang. Misalnya: kumbang Dytiscidae dan kepinding

kapal.

f. Tipe ambolatorial, adalah tungkai yang berfungsi untuk berjalan

ditandai dengan femur dan tibia yang lebih panjang dari bagian

tungkai lainnya. Tungkai ini merupakan bentuk umum tungkai insekta

5.4 Abdomen pada insekta tersususn atas 11-12 ruas yang dihubungkan oleh

bagian seperti selaput (membran). Jumlah ruas tiap spesies tidak sama. Ruas

pada insekta terdiri dari tergum (bagian atas), dan sternum (bagian bawah),

sedangkan pleuron (bagian tengah) tidak tampak dan pada tergum ruas ke 11

memiliki sepasang embelan yang dinamakan cerci (tunggal:cercus).

6) Menghitung masing-masing jenis Insekta.

7) Melakukan pengukuran parameter faktor lingkungan abiotik yang meliputi

pengukuran suhu, kelembaban tanah, kelembaban udara, dan intensitas cahaya.

8) Membuat dokumentasi atau foto-foto penelitian

VI.6 Analisis Data

Data penelitian yang diperoleh di analisis secara deskriptif dan statistik, dengan

urutan sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi jenis Insekta pohon yang ditemukan dengan menggunakan

pustaka berikut ini:

(a) Borror, dkk (1992)

(b) Jasin (1987)

(c) Jumar (2000)

(d) Manurung (1950)

(e) Odum (1998)

(f) Verma (2002)

Page 31: Proposalskripsi rahman

(g) Sebagian dari internet

(2) Menghitung jumlah populasi insekta pohon, dengan mencari Nilai Rerata

dengan rumus:

Rerata= Jumlah insekta yang ditemukan Jumlah keseluruhan insekta yang ditemukan

VII. JADWAL PENELITIAN

No. Tahapan-tahapan Bulan (Tahun 2010)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun

1. Persiapan, meliputi:

- survey lokasi penelitian

- penyusunan proposal

2. Pelaksanaan penelitian √

3. Pengolahan data √ √

4. Penyusunan skripsi √ √

Page 32: Proposalskripsi rahman

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kebun. http://id.wikipedia.org/wiki/kebun . diakses tanggal 14 Januari

2010

Borror, Triplehorn dan Jhonson.1992.Pengenalan Pelajaran Insekta. Terjemahan

Soetiyono Partosoejono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Jasin, M.1987. Sistematik Hewan. Sinar Wijaya, Surabaya

Jumar.2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta, Jakarta

Manurung, Binari. 199. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Jurusan Pendidikan

Biologi.FMIPA IKIP, Medan.

Putra, S.N.1994. Insekta Di Sekitar Kita. Kanisius, Yogyakarta

Odum, E.P.1998. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Tjahyono Samingan. Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Sugito, J.1997. Peluang Usaha Dan Pembudidayaan Jeruk Siam. Penebar Swadaya,

Jakarta

Page 33: Proposalskripsi rahman

Lampiran 1.

PETA BARITO KUALA

Gambar 1. Peta Barito Kuala

Page 34: Proposalskripsi rahman

Lampiran 2.

Page 35: Proposalskripsi rahman

Gambar 2. Peta Wilayah Mandastana

Lampiran 4.

PANDUAN PENGAMATAN

No Rujukan Pengamatan Pustaka(Borror,1992:sampai dengan familia

Kepala- Posisi- Antena:

∑ ruas Bentuk

- Mata: Majemuk Tunggal

- Tipe mulut- Alat tambahan

Toraks- Protoraks : pronotom- MesotoraksSayap depan:

Ada/tidak Tekstur Panjang Bentuk rangka sayap

- MetatoraksSayap belakang:

Ada/tidak Tekstur Panjang Bentuk rangka sayap

- Alat tambahan

Page 36: Proposalskripsi rahman

Tungkai- Koksa- Trokhanter- Femur- Tibia- Tarsus:

∑ ruas Kuku Arolium

- Bentuk- ALat tambahanAbdomen- ∑ ruas- Bentuk - Circus - Alat tambahan- Panjang tubuh

Kunci determinasiPustaka halaman:- Klasifikasi Filum : Arthropoda Classis :Ordo :Sub Ordo:Familia :Genus :Spesies :(Penamaan Spesies menurut: )Keterangan:Gambar hasil pengamatan

Gambar literatur