psg makassar 03 final - materi pembahasan

156
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek kerja industri (pola penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda) adalah suatu kegiatan kurikulum yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan sebagai wahana untuk lebih memantapkan hasil belajar dan sekaligus memberikan kesempatan mendalami dan menghayati kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan selalu terbuka terhadap berbagai upaya penyempurnaan yang selain menekankan pada pemberian bekal kemampuan daya sesuai dan pengembangan diri tamatan lebih berorientasi pada kebutuhan pemakai tamatan (demand driven), terutama dengan diterapkannya pola penyelenggaraan Pendidikan 1

Upload: adnan-surya-azis

Post on 06-Feb-2016

70 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Sesuatu kjkjkjkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaapppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp

TRANSCRIPT

Page 1: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek kerja industri (pola penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda)

adalah suatu kegiatan kurikulum yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah

Kejuruan sebagai wahana untuk lebih memantapkan hasil belajar dan sekaligus

memberikan kesempatan mendalami dan menghayati kemampuan hasil belajar

tersebut dalam situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya.

Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan selalu terbuka terhadap berbagai

upaya penyempurnaan yang selain menekankan pada pemberian bekal

kemampuan daya sesuai dan pengembangan diri tamatan lebih berorientasi pada

kebutuhan pemakai tamatan (demand driven), terutama dengan diterapkannya

pola penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam rangka “ Link and

Match” (keterkaitan dan kesepadanan) antar sekolah dan dunia usaha / dunia

industri untuk meningkatkan kualitas tamatan sebagai SDM yang mampu

memenangkan persaingan dalam era globalisasi.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 080 /

4 /1993 tanggal 27 februari 1993 tentang Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan

dan tanggal 5 juni 1999, tentang penerbitan “Garis-Garis Besar Program

Pendidikan dan Pelatihan (GBPP) Kurikulum SMK” serta “ Pedoman

1

Page 2: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Pelaksanaan Kurikulum SMK “ edisi 1999 yang mulai berlaku pada tahun 1999 /

2000, yang menganut prinsip sebagai berikut :

1) Berbasis luas, kuat dan mendasar (Broad Based Curiculum)

2) Berbasis Kompetensi (Competency Based Curiculum)

3) Pembelajaran tuntas (Mastery Lerning)

4) Berbasis Ganda (Dual Based Program); dilaksanakan di sekolah dan

di dunia usaha / indistri.

5) Perkuatan kemampuan daya suai dan kemandirian pengembangan

diri tamatan.

Maka berdasarkan hal tersebut di atas, diadakan Perjanjian Kerjasama

tentang Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang tertuang dalam PKS

No. TEL.11 / HK. 810 / UTA. 00 / 2003 dan No. 001 / PDD / DPP- YSPT / 2003

antara PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk dan YAYASAN SHANDYKARA

PUTRA TELKOM, tertanggal 22 Januari 2003, dengan mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut :

a) Bahwa sebagai bentuk kepedulian TELKOM dalam bidang pendidikan

guna mempersiapkan tenaga kerja yang terampil dan siap pakai,

khususnya dibidang telekomunikasi, TELKOM bermaksud mendukung

Program Pemerintah dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda (PSG).

b) Bahwa TELKOM mempunyai fasilitas-fasilitas dan teknologi yang

sangat berguna bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi

telekomunikasi yang dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan program

PSG.

2

Page 3: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

c) Bahwa SANDHYKARA PUTRA bermaksud untuk meningkatkan

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi para siswa

SMK TELKOM dengan memanfaatkan fasilitas Telkom melalui

program PSG, sehingga diharapkan dapat menghasilkan Sumber Daya

Manusia yang terampil dan siap pakai.

1.2 Maksud dan Tujuan

1. Mempersiapkan tenaga keja yang memiliki keahlian profesional dengan

tingkat penguasaan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan

tuntutan kebutuhan industri telekomunikasi melalui penyelenggaraan

PSG.

2. Memperkokoh “ Link and Match” antara SMK Telkom dengan dunia

kerja khususnya dunia kerja bidang telekomunikasi.

3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

yang berkualitas profesional.

4. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja

siswa SMK Telkom sebagai bagian dari proses pendidikan.

1.3 Sistematika Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan kami melakukan prakerin di

divisi INFRATEL - ARNET MAKASSAR.

BAB 2 PENGENALAN

3

Page 4: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Berisi pengenalan mengenai perusahaan PT. TELEKOMUNIKASI

INDONESIA ,Tbk, konsep dasar komunikasi dan konfigurasi sederhana dari

sistem jaringan telekomunikasi.

BAB 3 SUBSCRIBER

Berisi penjelasan mengenai peran pelanggan serta layanan yang dimilikinya

dan konfigurasi sederhana atas layanan yang digunakan.

BAB 4 TRANSPORT

Berisi penjelasan mengenai peran media transmisi dalam sistem

telekomunikasi serta perangkat yang digunakan.

BAB 5 SENTRAL

Berisi penjelasan mengenai peran perangkat sentral dalam membangun

koneksi antar pelanggan beserta prinsip kerjanya.

BAB 6 POWER SUPPLY

Berisi penjelasan mengenai peran catu daya sebagai pemasok energi ke dalam

perangkat-perangkat yang terdapat di kantor INFRATEL – ARNET Makassar

BAB 7 KEGIATAN

Berisi dokumentasi dan beberapa manual kerja yang kami lakukan selama

melakukan prakerin di divisi INFRATEL – ARNET Makassar

BAB 8 PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pengajaran dan kurikulum yang diterapkan di sekolah.

4

Page 5: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB II

PENGENALAN

1.4 Profil Singkat PT. Telkomunikasi Indonesia

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

(Persero) biasa disebut Telkom Indonesia

atau Telkom saja adalah perusahaan

informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara

lengkap di Indonesia. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi

terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta

dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta.

Telkom merupakan salah satu BUMN yang sahamnya saat ini dimiliki

oleh Pemerintah Indonesia (51,19%), Publik (40,21%) dan sisanya 8,60% dimiliki

oleh The Bank of New York dan Investor dalam Negeri[1]. Telkom juga menjadi

pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi

Selular (Telkomsel).

Direktur Utama Telkom saat ini adalah Arief Yahya yang menggantikan

Rinaldi Firmansyah pada 11 Mei 2012.

5

Page 6: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

1.5 Struktur Organisasi Telkom Arnet Makassar

*SESUAI SK SATGAS JULI 2012

1.6 Dasar Sistem Telekomunikasi

Dalam sebuah komunikasi ada 3 hal yang penting agar sebuah komunikasi

dapat berlangsung yaitu:

1. Sumber (Transmit, Transmitter, Tx, dll)

2. Penyalur (Media, Transport, Carrier, Bearer, dll)

3. Penerima (Receive, Receiver, Rx, dll)

6

Page 7: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Ketiga komponenen tersebut merupakan hal mendasar dalam sistemkomunikasi

point to point (titik ke titik). Namun, karenamelesatnya kebutuhan manusia akan

telekomunikasi (komunikasi jarak jauh) mengakibatkan perlunya dibangun media

dan konfigurasi jaringan yang dapat menyalurkan sinyal informasi hingga jarak

jauh.

Media dan konfigurasi inilah yang kemudian diatur/dikembangkan oleh

Operator (pada khusunya Telkom) sebagai bisnis utama. Dalam bisnis penyediaan

media dan metode telekomunikasi terdapat 3 hal yang berperan yaitu:

1. Subscriber (Pengguna layanan dari suatu operator)

2. Operator (Provider, penyedia layanan telkomunikasi)

3. Destination (Tujuan atau penerima dari suatu komunikasi, dapat berupa

Pelanggan lain dengan operator yang sama, Pelanggan lain dengan

operator lain dan jaringan internet (Cloud)

1.7 Konfigurasi Jaringan Komunikasi

1) Umum : Konfigurasi ini berlaku bagi semua operator.

*) Ket:

IDU = Indoor Unit

ODU = Outdoor Unit

OSP = Outside Plan

ISP = Inside Plan

7

Page 8: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

2) Pada Subscriber : Konfigurasi pada subscriber bergantung pada jenis

layanan yang dipilih dari operator

3) Pada Operator : Konfigurasi ini dapat berbeda tergantung dari operatornya.

Namun gambar dibawah merupakan konfigurasi milik PT.Telkom Indonesia

8

Page 9: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB III

SUBSCRIBER

3.1 Konsep Dasar

Subscriber (pelanggan) adalah komponen yang paling penting dalam

sebuah sistem komunikasi. Sebuah sistem komunikasi seberapa canggihnya pun

itu dibangun dikarenakan adanya pelanggan yang membutuhkan. Untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan akan sebuah fasilitas komunikasi jarak jauh

(Telekomunikasi) maka dibangunlah berbagai konfigurasi sistem telkomunikasi.

Berbedanya kebutuhan pelanggan menyebabkan perlu adanya perbedaan

pelayanan atau fasilitas yang harus diberikan oleh Operator. Oleh karena itu

Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap

nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data/internet serta

jasa multimedia lainnya.

Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi Telkom:

Layanan Telepon Tetap:

1. Telepon rumah (Lokal, Interlokal, SLJJ)

Layanan Internet/Data serta multimedia:

2. Telkomnet Instan

9

Page 10: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

3. Speedy

4. Astinet

5. VPN

Layanan Telepon Bergerak (Mobile Sevice):

6. GSM (Diatur oleh Telkomsel, Indosat)

7. CDMA (Diatur oleh Telkom Flexi, Bakrie Telecom)

3.2 Konfigurasi Umum pada Subscriber

Kode warna dan pola garis berikut berlaku dalam seluruh isi laporan:

Layanan Telepon Tetap:

1. Telepon rumah (Lokal, Interlokal, SLJJ)

10

Page 11: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Layanan Internet/Data serta multimedia:

2. Telkomnet@instan (Lokal, Interlokal, SLJJ)

3. Speedy

a. Wired*

11

Page 12: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

*Jika pelanggan menggunakan lebih dari satu end device meggunakan konfigurasi ke dua.

b. Wireless*

Jika pelanggan menggunakan lebih dari satu end device tidak perlu menambahkan router lagi

4. ASTINET*

*pelanggan dapat memilih salah satu atau bahkan lebih dari satu jalur konfigurasi di atas

5. VPN

Kami tidak memiliki konfigurasi pasti dari VPN karena jaringan VPN

memiliki beberapa konfigurasi (VPN-IP, VPN Gold, VPN-IP via ADSL dan

VPN dial). Sebenarnya masih ada satu lagi layanan sejenis yaitu DINACCESS

namun, layanan ini tidak sempat dijelaskan oleh pembimbing.

12

Page 13: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Layanan Telepon Bergerak (Mobile Sevice):

1. GSM (Diatur oleh Telkomsel, Indosat)

2. CDMA (Diatur oleh Telkom Flexi, Bakrie Telecom)

Mobile Service tidak memiliki konfigurasi yang signifikan. Hal ini

karena perangkat yang terletak pada pelanggan hanyalah handset

(Handphone, Tablet, Smartphone, Smartdevice, dll) milik mereka.

Perbedaan dari layanan di atas terletak pada sistem multiplexing.

13

Page 14: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB IV

TRANSPORT

4.1 Konsep Dasar

Transport adalah sebuah media penyaluran yang digunakan dalam system

jaringan telekomunikasi. Transport diperlukan untuk menyalurkan informasi dari

pelanggan atau menghubungkan pelanggan dengan tujuan (destination) yang ia

inginkan. transport pada umumnya menggunakan 3 media yaitu Copper, Optikal,

Wireless (ruang bebas).

PT.TELKOM memiliki bagian SKSO (Sistem Komunikasi serat Optik),

Radio GMD (Gelombang Mikro Digital), Stasiun bumi (Stasiun pengontrol

satelit)dan Multimedia sebagai pengatur/pelaksana dan perawat media yang

digunakan (Operational and Maintanace). Sesuai namanya SKSO mengatur media

yang menggunakan optik, Radio GMD dan Stasiun bumi mengatur media yang

menggunakan radio (Wireless) dan Multimedia mengatur perangkat data

(multimedia) dan jaringan core.

Secara sederhana Transport memiliki 2 arah yaitu arah ke pelanggan dan

jaringan inti. Transport jaringan inti adalah transport antar sentral atau ke jaringan

lain.

14

Page 15: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Layanan Mobile Services secara khusus ditangani oleh Flexi (CDMA) dan

Telkomsel (GSM). Layanan ini sesuai namanya menggunakan media wireless

untuk transport ke pelanggan.

Selain itu, PT. Telkom menggunakan teknologi jaringan NGN sebagai

interkoneksi ke layer Core sehingga konfigurasi transport terbagi menjadi dua,

yakni transport ke arah sentral TDM dan transport ke arah Softswitch.

4.2 Transport Arah Pelanggan

1. Telepon rumah, Telkomnet Instant, dan Speedy

Transport ke arah Sentral TDM

Transport ke arah Softswitch

2. Astinet

15

Page 16: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

3. VPN

Layanan Telepon Bergerak (Mobile Sevice):

4. GSM (Diatur oleh Telkomsel, Indosat)

5. CDMA (Diatur oleh Telkom Flexi, Bakrie Telecom)

Keterangan :

KTB (Kotak Terminal Batas)

Kotak yang terdapat di rumah setiap pelanggan, berfungsi untuk

menyalurkan kabel (Drop Wire) yang berasal dari DP ke terminal

16

Page 17: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

pelanggan. KTB membatasi wilayah pertanggung jawaban pelanggan dan

penyedia layanan.

DP (Distribution Point)

Berupa kotak kecil berisi tempat terminasi (KRONE) yang

berfungsi untuk mendistribusikan jaringan ke rumah pelanggan. DP

mencakup 15 hingga 30 pelanggan per unitnya. DP biasanya dijumpai di

tiang telepon.

a. Perangkat Transport Sentral TDM

RK (Rumah Kabel)

Kotak berukuran besar yang mendistribusikan kabel primer

menjadi kabel sekunder yang kemudian disalurkan ke DP. Berisikan

KRONE yang sama seperti DP, tetapi dalam jumlah yang lebih besar. RK

biasanya dijumpai di tepi jalan.

MDF (Main Distribution Frame)

Perangkat terminasi yang berfungsi menghubungkan kabel primer

ke perangkat sentral. Pada MDF tercantum nomor port pelanggan sehingga

memudahkan petugas untuk melakukan pengecekan.

b. Perangkat Transport NGN

MSAN (Multi Service Access Node)

17

Page 18: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

MSAN adalah perangkat transport yang sudah berbasis IP. Pada

dasarnya MSAN memiliki sebagian fungsi perangkat sentral, diantaranya

Signalling, Tone, dan Switching. Sedangkan control dari MSAN berpusat

di Softswitch. Dengan adanya MSAN akan mempermudah segmentasi

jaringan dan maintenance karena menggantikan posisi MDF dan RK.

Berbeda dengan MDF, hubungan antara MSAN ke perangkat sentral sudah

menggunakan fiber optik.

c. Perangkat Transport Komunikasi Selular

BTS (Base Transceiver Station)

Perangkat dalam jaringan selular yang terhubung langsung secara

wireless ke terminal pelanggan. Dengan kata lain, merupakan penghubung

antara pelanggan dengan jaringan telekomunikasi. Perangkat BTS adalah

perangkat transmitter dan receiver yang sama dengan perangkat radio pada

umumnya.

BSC (Base Station Controller)

BSC berfungsi untuk mengontrol perangkat BTS agar bekerja

sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Parameter yang dikontrol oleh

BSC adalah handover, timeslot, daya transmit dan receive, dan alokasi

kanal radio.

MSC (Mobile Switching Center)

18

Page 19: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

MSC merupakan perangkat sentral bagi jaringan komunikasi

selular karena memiliki fungsi switching, routing, call setup, billing, serta

berfungsi sebagai gateway untuk melakukan komunikasi ke jaringan lain.

4.3 Transport Jaringan Inti

Transport jaringan inti adalah jalur telekomunikasi yang digunakan oleh

PT. Telkom untuk menyalurkan informasi dalam skala yang besar. Salah satunya

adalah hubungan yang terbentuk antar sentral, baik itu dalam satu wilayah yang

cukup dekat maupun antar wilayah yang cukup jauh. Untuk menambah efisiensi

kanal yang disalurkan antar sentral, diperlukan Multiplexer (MUX) sehingga

media fisik yang dibutuhkan menjadi lebih sedikit. Penjelasan tentang Multiplexer

akan diuraikan pada sub bab selanjutnya.

Bagian yang mengatur transport jaringan inti pada ARNET Makassar

diantaranya adalah Radio GMD Terrestial, Stasiun Bumi (Radio Satelit), dan

SKSO (Fiber Optik).

A. Radio GMD Terrestial

Sistem komunikasi radio merupakan suatu bentuk komunikasi

modern yang memanfaatkan gelombang radio (gelombang mikro digital)

sebagai sarana untuk membawa suatu pesan sampai ke tempat tujuannya.

Radio Terrestrial adalah sistem komunikasi radio yang

perambatannya tidak jauh dari bumi atau seolah-olah sejajar mengitari

permukaan bumi. Dengan kata lain tidak melibatkan satelit dalam proses

propagasinya.

19

Page 20: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Keuntungannya:

Bisa menjangkau daerah yang cukup luas

Tidak diperlukan pemasangan kabel yang rumit

Minimnya resiko pencurian

Resiko PERPU (perhubungan putus) yang ditimbulkan karena media

transmisi mengalami gangguan relatif kecil bila dibandingkan dengan

serat optik.

Fleksibel karena dapat di-upgrade dan di re-alkoasikan

Kerugiannya:

Bisa terjadi gangguan komunikasi bila terdapat suatu interferensi

Pada instalasi yang pertama memerlukan biaya yang relatif mahal

Rumit dalam settingan awal

Konfigurasi Umum Perangkat Radio

Komponen ODU

a. Antena

20

Page 21: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Pada semua perangkat yang menggunakan media non-fisik

pasti menggunakan antena. Karena antena berfungsi untuk

mengkonversi gelombang sinyal elektromagnetik menjadi sinyal

listrik bagi arah terima dan mengkonversi sinyal listrik menjadi

radiasi gelombang elektromagnetik untuk arah kirim.

b. Switch Antena (SwA)

Perangkat ini dapat disebut juga sebagai circulator

(automode), yang berfungsi memisahkan antara sinyal arah terima

dan arah kirim dari sebuah antena.

Komponen IDU

a. Amplifier (AMP)

Berfungsi untuk menguatkan sinyal listrik baik itu arah

terima maupun arah kirim. Pada perangkat radio berskala besar

umumnya menggunakan LNA (Low Noise Amlifier) sebagai

penguat sekaligus menekan noise pada sinyal. Penguatan yang

lebih besar terjadi pada arah transmit dikarenakan sinyal yang akan

dikirim harus melalui rintangan propagasi sehingga tidak

menyebabkan terjadinya fading.

b. Transmit Unit (Tx) dan Receive Unit (Rx)

Kedua komponen ini adalah inti dari perangkat transport

radio yang secara umum memiliki fungsi untuk mengolah sinyal

agar dapat digunakan dalam sistem transmisi radio terestrial.

21

Page 22: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Transmit Unit menaikkan frekuensi sinyal input berupa

Baseband atau IF menjadi frekuensi yang layak untuk dikirimkan,

kemudian sinyal tersebut dikuatkan oleh amplifier.

Receive Unit menurunkan frekuensi sinyal yang diterima

dalam frekuensi yang tinggi menjadi sinyal IF maupun Baseband.

agar dapat diteruskan pada demodulator maupun demultiplexer.

Pengubahan bentuk sinyal ini bertujuan agar sinyal dapat diolah

bagi perangkat setelahnya, baik itu demodulator yang

menggunakan sinyal IF sebagai input, maupun demultiplexer yang

menggunakan sinyal Baseband dan kemudian diteruskan ke arah

sentral.

c. Modem (Modulator & Demodulator)

Modem adalah perangkat yang mampu melakukan proses

modulasi dan demodulasi. Proses modulasi berfungsi untuk

memasukkan informasi yang mula-mula berbentuk sinyal

Baseband (BB) dalam suatu gelombang pembawa (carrier) yang

biasanya berupa gelombang sinus, sehingga berubah bentuk

menjadi gelombang yang berfrekuensi tinggi (IF). Hal ini

bertujuan agar sinyal informasi dapat melewati berbagai hambatan

propagasi sehingga tidak habis dalam proses pengiriman.

Sedangkan demodulasi adalah proses memisahkan dan menarik

gelombang informasi dari sinyal carrier (IF) menjadi sinyal

22

Page 23: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

informasi dengan frekuensi Baseband agar dapat dikelola oleh

perangkat setelahnya dalam proses penerimaan.

Akan tetapi beberapa jenis radio tidak menggunakan

frekuensi IF dalam proses pengelolaan sinyal, salah satunya adalah

perangkat radio Alcatel tipe DM46U6 yang akan dijelaskan pada

bagian berikutnya.

Konfigurasi Perangkat Radio Alcatel DM46U6

a) Framing Unit

Framing Unit melakukan proses yang disebut

“framing” yakni membagi sinyal CMI (Coded Mark Inversion)

menjadi 4 stream (P,Q,R,S) berkecepatan 34,816 Mbps

ditambah dengan sinyal clock H 37,147 Mbps untuk

menyesuaikan dengan modulasi yang digunakan, yakni

16QAM. Selain itu proses pengubahan sinyal CMI menjadi

23

Page 24: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

bilanan Biner juga dilakukan di framing unit yang kemudian

dikonversi menjadi gelombang sinus pada modulator.

b) Tx Unit

Dalam Tx unit, keempat sinyal keluaran framing

unit dikonversi menjadi sinyal analog menggunakan digital to

analog (D/A) converter yang terdapat dalam modul Tx unit.

Setelah itu dilakukan modulasi menggunakan sinyal clock yang

merupakan keluaran dari Tx Local Oscillator sehingga output

menjadi sinyal SHF dan diteruskan ke amplifier.

c) Rx Unit

Modul Rx unit berfungsi untuk melakukan proses

demodulasi sinyal SHF yang diterima menjadi sinyal Baseband

analog. Proses demodulasi dilakukan mengikuti keluaran dari

Rx Local Oscilator. Selain itu, modul ini sudah termasuk LNA

(Low Noise Amplifier) untuk menekan noise pada sisi terima.

d) Equalizer-Regenerator

Modul EQL-REG ini berfungsi untuk

mengembalikan kualitas sinyal digital dan membaginya ke

dalam empat stream (P,Q,R,S) agar sama seperti pada sisi

transmit (quadrature control). Demikian pula dengan clock H

harus sinkron dengan kecepatan data yang dikirim pada sisi

transmit (carrier control). Fungsi lain yang digunakan untuk

menaikkan kualitas sinyal adalah pemilihan antara sinyal yang

24

Page 25: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

berasal dari main antenna atau antena diversity berdasarkan

kualitas sinyal yang diterima (diversity control).

e) Deframing Unit

Deframing unit melakukan proses koreksi bit error

yang terdapat pada empat stream keluaran modul EQL-REG.

Kemudian bit-bit tersebut diterjemahkan menggunakan

decoder sesuai dengan bentuk CMI. Selanjutnya keempat

stream tersebut digabungkan menjadi bentuk CMI

berkecepatan 139,264 Mbps.

B. Stasiun Bumi (Radio Satelit)

Sistem komunikasi Satelit merupakan suatu bentuk komunikasi

memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu

pesan sampai ke tempat tujuannya, perbedaan mendasar dari sistem satelit

dengan radio ialah ia menggunakan satelit (komunikasi) yang mengorbit

secara stasioner sebagai pengganti fungsi repeater.

Keuntungannya:

Bisa menjangkau daerah yang berjarak sangat jauh

Bandwidth yang tersedia cukup lebar

Tidak dapat dicuri (Satelit)

Tidak diperlukannya desain LOS ke repeater

25

Page 26: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Komunikasi dapat dilakukan baik point-to-point maupun point-to-

multipoint

Kerugiannya:

Tidak sensitif terhadap jarak. Jauh maupun dekat relatif sama.

Pada instalasi yang pertama memerlukan biaya yang relatif mahal

terutama pada space segment (satelit)

Hanya ekonomis jika jumlah User besar dan kapasitas digunakan

secara intensif

Adanya delay disebabkan karena jarak yang cukup jauh

Stasiun Bumi Makassar merupakan stasiun bumi yang terbesar

di Indonesia. Stabum ini mengatur seluruh jalannya komunikasi yang

akan dan dari kawasan Indonesia Timur (KTI). Stasiun bumi ini

memiliki ribuan channel / kanal. Sedangkan Stabum Cibinong

merupakan pusat pengendali / pengontrol.

Arsitektur komunikasi satelit terbagi menjadi dua segmen, yakni

Space Segment (Angkasa) dan Ground Segment (Bumi). Space segment

terdiri atas seluruh komponen dari satelit itu sendiri dengan kata lain

merupakan seluruh komponen yang harus dimiliki oleh satelit komunikasi,

diantaranya :

a. Antenna

26

Page 27: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Untuk memancarkan dan menerima sinyal

b. Transponder

Peralatan-peralatan elektronik untuk menerima, memperkuat dan

mengubah frekuensi sinyal-sinyal yang diterima dan dipancarkan

kembali ke bumi.

c. Power Supply

Untuk membangkitkan daya listrik yang dibutuhkan bagi satelit.

Perangkat yang digunakan berupa solar cell serta baterai sebagai

energi cadangan.

d. Power Control

Mengatur dan mengubah daya listrik yang disalurkan ke dalam

bentuk-bentuk yang diperlukan oleh peralatan-peralatan elektronik.

e. Sistem Komando dan Telemetri

Memancarkan data-data informasi tentang satelit ke bumi dan

menerima komando (perintah-perintah) dari bumi.

f. Sistem Pendorong (Thrust)

Mengatur perubahan-perubahan posisi dan ketinggian satelit agar

bisa berada tetap pada posisi tertentu dalam orbit.

g. Sistem Stabilisasi

Untuk menjaga agar antena-antena satelit dapatselalu mengarah ke

sasaran yang tepat di bumi.

27

Page 28: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Ground segment adalah seluruh komponen yang memiliki keterkaitan

langsung dengan satelit. Berdasarkan fungsinya, ground segment

dibedakan menjadi :

a) Stasiun Bumi Utama : stasiun bumi yang berfungsi untuk

mengendalikan satelit agar tetap ditempat yang diperintahkan, serta

menjalankan fungsi yang dikomandokan.

b) Stasiun Bumi Besar : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan

menerima sinyal-sinyal informasi dan siaran televisi.

c) Stasiun Bumi Kecil : stasiun bumi yang dapat mengirimkan dan

menerima sinyal-sinyal informasi tetapi hanya dapat menerima

siaran televisi.

d) Stasiun Bumi Bergerak (SBB) : stasiun bumi yang untuk keadaan

darurat ataupun khusus misalnya peliputan siaran TV secara

langsung.

e) Television Reception Only (TVRO) : stasiun bumi yang hanya

dapat menerima siaran televisi lewat satelit seperti TV satelit yang

terdapat di rumah pelanggan.

Konfigurasi Umum Sistem Komunikasi Satelit

28

Page 29: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

29

Page 30: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Indoor Unit

a. Modem

Modem berfungsi sebagai modulator dan demodulator.

Perangkat ini dipasang pada sisi transmit sebagai modulator

dan sisi receive sebagai demodulator.

- Fungsi modulator :

Mengubah sinyal Baseband (2 Mbps – 155

Mbps )menjadi sinyal IF (Intermediate Frequency) yang

berfrekuensi 70 ± 18 MHz.

- Fungsi Demodulator :

Mengambil kembali sinyal informasi dari sinyal

frekuensi carrier atau dengan kata lain demodulator

berfungsi mengubah sinyal IF (70 ± 18 MHz) menjadi

sinyal Baseband (2 Mbps – 155 Mbps).

Menumpangkan sinyal informasi ke sinyal carrier untuk

ditransmisikan.

b. Combiner

30

Page 31: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Perangkat yang berfungsi untuk menggabungkan

beberapa modem menjadi satu input untuk diteruskan ke Up

Converter dengan mengunakan IF Combiner dan

menggabungkan beberapa Up Converter menjadi satu untuk

diteruskan ke HPA dengan menggunakan RF Combiner

c. Attenuator

Perangkat yang berfungsi untuk mengatur besar

kecilnya level power yang akan diinput ke Up Converter

dan output dari Down Converter yang akan diinputkan ke

modem

d. Up Converter

Perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal IF

yang berfrekuensi 70±18 MHz menjadi sinyal RF (Radio

31

Page 32: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Frequency) yang berfrekuensi 6 GHz. Up Converter juga

mengatur frekuensi transponder yang digunakan

e. HPA (High Power Amplifier)

Perangkat yang berfungsi untuk menguatkan daya

pemancar sebelum dipancarkan ke satelit serta mengubah

sinyal RF yang berfrekuensi 6 GHz menjadi sinyal

elektromagnetik yang berfrekuensi 6 GHz.

f. Down Converter

32

Page 33: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Perangkat yang berfungsi untuk mengubah sinyal RF

yang berfrekuensi 4 GHz menjadi sinyal IF yang berfrekuensi

70±18 MHz

g. Divider

Membagi output dari Down Converter ke beberapa

modem dengan IF Devider dan membagi output dari LNA ke

beberapa Down Converter dengan RF Devider.

Outdoor Unit

a. Circulator

Perangkat yang berfungsi sebagai pemisah antara sinyal

transmisi dan sinyal receive.

b. LNA (Low Noise Amplifier)

33

Page 34: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Perangkat yang berfungsi untuk menguatkan daya

sinyal yang diterima dari antenna, dan juga untuk mengubah

sinyal elektromagnetik yang berfrekuensi 4 GHz menjadi

sinyal RF yang berfrekuensi 4 GHz, LNA harus ditempatkan

sedekat mungkin dengan antenna, hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan G/T (Gain To Noise Temperature Ratio) lebih

baik.

LNA juga memerlukan catuan dalam bentuk listrik DC,

sesuai dengan konfigurasi sebagai berikut :

c. Antenna stasiun Bumi Tx dan Rx

Berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi

elektromagnetik serta memancarkan sinyal elektromagnetik

yang berfrekuensi 6 GHz ke satelit di space segment sekaligus

34

Page 35: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

menerima sinyal elektromagnetik yang berfrekuensi 4 GHz dari

satelit di space segment.

d. Satelit

Perangkat space segment yang berfungsi untuk

mengubah sinyal elektromagnetik yang berfrekuensi 6 GHz

menjadi sinyal elektromagnetik yang berfrekuensi 4 GHz.

Perangkat Pendukung

1. Tail Link : akhir / ekor dari suatu perangkat yang berfungsi

menyalurkan sinyal voice / Baseband yang berfrekuensi 2

Mbps ke Modem.

2. Echo Canceller : perangkat yang digunakan untuk mengatasi

gangguan yang muncul apabila terjadi pemantulan sinyal

percakapan disalah satu ujung terminal komunikasi yang biasa

disebut gema / echo.

3. ADPCM (Adaptive Differensial Pulse Code Multipleks) :

perangkat yang berfungsi untuk mengompres data sehingga

penggunaan bandwidth lebih kecil.

4. Kabel Coaxial 50 Ohm : kabel yang diaplikasikan pada

komunikasi satelit untuk koneksi antara Up Converter & HPA.

5. Kabel Coaxial 75 Ohm : kabel yang diaplikasikan pada

komunikasi satelit untuk koneksi antara modem dengan Up /

Down Converter.

35

Page 36: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

6. Waveguide : kabel yang sangat efisien untuk menyalurkan

energy gelombang elektromagnetik. Ada beberapa jenis

Waveguide berdasarkan bentuknya yaitu : Rectangular,

Circular dan Elliptical Waveguide

7. Optimux : perangkat yang berfungsi untuk menggabungkan 4

modem menjadi satu output dan sebaliknya.

8. Dehydrator : adalah suatu perangkat yang menghasilkan udara

kering yang akan diinjeksikan pada tekanan tertentu ke

Waveguide.

Stasiun Bumi Makassar

Stasiun bumi yang terdapat di Makassar merupakan stasiun

bumi yang terbesar di Indonesia. Stasiun Bumi Makassar

mengatur seluruh jalannya proses komunikasi yang akan menuju

dan dari Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Stasiun bumi Makassar memiliki lima buah antenna

(antenna casegrain), empat diantaranya mengarah pada sebuah

satelit yaitu:

1. Telkom 1

Menggunakan 36 transponder dan dua jenis polarisasi

yaitu vertikal dan horizontal. Dimana masing-masing polarisasi

menggunakan 18 transponder yang terdiri dari 12 transponder

standard dan 6 transponder extended (tambahan). Tiap

transponder memiliki bandwidth 40 MHz.

36

Page 37: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

2. Telkom 2

Menggunakan 24 transponder dan dua jenis polarisasi

yaitu vertikal dan horizontal. Dimana masing-masing polarisasi

menggunakan 12 transponder. Tiap transponder memiliki

bandwidth 40 MHz.

3. GE-23

Merupakan satelit buatan Amerika namun dikelola oleh

Singapura. PT. Telkom menyewa 10 transponder dimana tiap

transponder memiliki bandwidth 80 MHz .

4. JC-SAT

Merupakan satelit buatan Jepang . PT. Telkom

menyewa beberapa transponder dari Jepang dimana tiap

transponder memiliki bandwidth 80 MHz.

C. Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) adalah sitem komunikasi

yang menggunakan fiber optik sebagai media transmisi. Untuk saat ini,

penggunaan media transmisi antar sentral di wilayah Sulawesi tengah

beralih ke fiber optik menggantikan kabel tembaga.

Keuntungan SKSO

Mempunyai lebar pita frekuensi (bandwidth) yang besar / lebar

(lebih dari 100.000 kanal suara).

Mampu membawa data dengan kecepatan yang sangat tinggi

(Tb/s).

37

Page 38: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Serat Optik memiliki redaman yang kecil (bandingkan dengan

kabel tembaga).

Tembaga : - diameter 0,4 mm, redaman 2,98 dB/km,

jarak maks : 3,5 km

- diameter 0,6 mm, redaman 1,67 dB/km,

jarak maks : 6,2 km

- diameter 0,8 mm, redaman 1,19 dB/km,

jarak maks : 8,7 km.

Serat optik : Single mode : 0,2 dB/km.

Ukuran Serat Optik kecil dan ringan (per haspel sekitar 4 ~ 5 km).

Upgrading yang mudah.

Regenerasi sinyal yang mudah.

Harga lebih murah/ekonomis.

Kerugian SKSO

Serat optik tidak dapat menyalurkan energi listrik sehingga

repeater harus dicatu secara lokal atau secara remote dengan

menggunakan kabel tembaga yang terpisah.

Pancaran energinya pada sinar infra merah yang dapat merusakkan

retina mata.

Kontruksi serat optik cukup lemah/ rapuh.

Karakteristik transmisi dapat berubah bila terjadi tekanan dari luar

yang berlebihan.

Untuk instalasi memerlukan keahlian khusus.

38

Page 39: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Bila terjadi kerusakan, perbaikannya lebih komplek.

Struktur Serat Optik

Struktur Serat Optik Single Core tediri dari tiga bagian, yaitu

Core (Inti), Cladding (Lapisan), Coating (Jaket).

1. Core atau inti serat

Media untuk melewatkan cahaya yang dipancarkan oleh

sumber optik agar sampai di titik penerima.

Terbuat dari bahan kuarsa atau silika

Memiliki diameter dari 2 mm ~ 125 mm

2. Cladding

Terbuat dari bahan kuarsa atau silika dengan nilai indeks

bias lebih kecil dari Core.

Merupakan pelapis dari Core yang berfungsi sebagai

cermin atau pemantul.

Hubungan indeks bias antara Core dan cladding akan

mempengaruhi perambatan cahaya pada Core (berpengaruh

terhadap besarnya sudut Kritis).

Memiliki diameter dari 5 mm ~ 250 mm.

39

Page 40: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

3. Coating

Terbuat dari bahan plastik

Berfungsi untuk melindungi core dan cladding dari

kerusakan

Dengan demikian cahaya tetap terpandu sepanjang serat.

Fungsi setiap bagian ini akan kita bahas pada bagian

berikutnya.

Ada tiga kondisi bagaimana cahaya merambat dalam serat

optik. Namun walaupun demikian hanya kondisi dimana cahaya

merambat lurus dan cahaya dipantulkan saja yang memungkinkan

sinyal optik bisa terkirim dari titik pengirirm (transmitter) ke penerima

(receiver).

Sedangkan untuk kondisi dimana cahaya dibiaskan keluar

cladding, hal tersebut merupakan suatu loss atau redaman serat, karena

dalam kondisi ini cahaya tidak sampai ke titik penerima melainkan

hilang atau terserap oleh coating.

Prinsip perambatan cahaya dalam serat optik

40

Page 41: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

1. Sinar merambat lurus sepanjang sumbu serat tanpa mengalami

refleksi/refraksi

2. Sinar mengalami refleksi total karena memiliki sudut datang yang

lebih besar dari sudut kritis dan akan merambat sepanjang serat

melalui pantulan-pantulan.

3. Sinar akan mengalami refraksi dan tidak akan dirambatkan

sepanjang serat karena memiliki sudut datang yang lebih kecil dari

sudut kritis

Sistem Perambatan Cahaya

Dalam system perambatan cahaya pada serat optik, ada dua hal

yang harus kita pahami, yaitu: Pemantulan dan Pembiasan.

A. Pemantulan (Reflection)

41

coating

cladding

core

Page 42: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Pengertian pemantulan adalah bila cahaya yang datang

direfleksikan kembali dengan sudut yang sama. Jadi, sudut dating

dan sudut pantul (refleksi) adalah sama. Cara mengukur sudut ini

adalah dengan membuat garis normal, yaitu garis imajiner (maya)

yang tegak lurus dengan permukaan.Sudut dating dan sudut pantul

di ukur terhadap garis normal.

Kenapa pemantulan bisa terjadi?Pemantulan terjadi karena

adanya permukaan yang licin. Selain itu pemantulan juga bias

disebabkan karena adanya perbedaan indeks bias (tingkat kerapatan

zat) yang cukup besar antara media satu dengan media pemantul.

Sebagai contoh, gambar di samping menunjukkan bahwa indeks

bias udara dengan kaca cukup besar sehingga cahaya dipantulkan.

B. Pembiasan (refraction)

42

Page 43: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Dari gambar ini tampak cahaya dibelokkan pada

permukaan air. Perhatikan sudut datang (i) tidak sama dengan

sudut pantul (r).

Pembiasan bisa terjadi karena adanya perbedaan indeks

bias antara media satu perbedaan indeks bias antara media satu

dengan lainnya, dan permukaannya tidak cukup padat. Dalam hal

ini kita mengenal dua kondisi pembiasan, yaitu:

- Kondisi 1 : jika cahaya bergerak dari medium dengan

indeks bias lebih kecil (tipis) maka cahaya tersebut akan

dibiaskan menjauhi garis normal (sumbu tegak lurus).

Dalam hal ini sudut datang lebih kecil daripada sudut bias (i

< r).

- Kondisi 2 : Kondisi atau fenomena yang kedua inilah yang

diterapkan dalam pembuatan serat optik, yaitu inti serat

43

Page 44: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

(core) selalu dibuat dengan indeks bias (n) lebih besar dari

pelapisnya (cladding). Dengan demikian, dengan membuat

sudut datang sebesar mungkin (atau lebih besar dari sudut

kritis), maka cahaya tersebut tidak lagi dibiaskan melainkan

mulai dipantulkan. Demikianlah cahaya merambat di

sepanjang serat optik dengan cara memantul-mantul dari

sumber optik di sisi transmitter sampai ke detector optik di

sisi transmitter sampai ke detector optik di sisi receiver.

Jika cahaya bergerak dari medium (zat) dengan indeks bias

lebih kecil (tipis) ke medium dengan indeks bias lebih besar

(padat) maka cahaya tersebut akan dibiaskan mendekati

garis normal (sumbu tegak lurus). Dalam hal ini, sudut

datang (I = incident) lebih besar daripada sudut bias

Indeks bias (n)

Bila gelombang cahaya merambat melalui suatu

medium (zat)m tidak dalam vacuum, maka kecepatannya lebih

kecil dibandingkan dalam vacuum.

Secara matematis, indeks bias bisa dirumuskan sebagai berikut:

N=c/V

Dimana:

N = Refractive Index (Index Of refraction atau IOR)

C = Kecepatan cahaya dalam vacuum (3x108 m/s).

V = Kecepatan rambat cahaya dalam suatu bahan (Material).

44

Page 45: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Critical Angle (Sudut Kritis)

Syarat utama dalam tranmisi serat optik yaitu indeks bias

core harus lebih besar daripada indeks bias cladding, seperti

diilustrasikan dalam gambar tersebut, yaitu air yang

menggambarkan core dan udara yang menggunakan

cladding.

Pada saat i3 besarnya sudut bias (r3) adalah 90 derajat.

Sudut i3 inilah yang disebut dengan Sudut Kritis. Jadi sudut

kritis adalah sudut datang yang menyebabkan sudut bias

sebesar 90 derajat atau cahaya merambat sejajar dengan

permukaan. Atau secara matematis sudut kritis bias

dituliskan: Sudut kritis = i3 = arc sin (n2/n1)

Bila sudut dating tersebut diperbesar menjadi i4, maka

cahaya sudah tidak mengalami pembiasan lagi melainkan

akan dipantulkan.

Jadi ada dua syarat utama agar cahaya bias merambat di

sepanjang serat, yaitu indeks bias core harus lebih besar

daripada indeks bias cladding dan sudut dating harus lebih

besar dari sudut kritis.

Numerical Aperture (NA)

Kerucut penerimaan = arc sin NA

45

Page 46: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

NA = Numerical Aperture

n1 = Indeks bias core

n2 = Indeks bias cladding

n0 = Indeks bias pelepasan

Setiap cahaya yang diarahkan ke ujung serat di dalam

kerucut akan diterima dan diteruskan sampai ke ujung jauh.

Besarnya jumlah cahaya yang bisa masuk ke dalam serat

optik sangat ditentukan oleh Numerical Aperture (NA).

Mode Perambatan Cahaya

Cahaya yang merambat dalam serat optik melalui sejumlah

lintasan yang berbeda. Lintasan cahaya yang berbeda-beda ini disebut

mode dari suatu serat optik. Ukuran diameter core sangat menentukan

jumlah mode yang ada dalam suatu serat optik.

Serat optik yang memiliki lebih dari satu mde disebut serat

optik multimode.

Serat optik yang hanya mempunyai satu mode saja disebut

serat optik single mode.

Serat optik single mode memiliki ukuran core yang lebih kecil.

Baik dalam serat optik single mode maupun multi mode, untuk

sampai ke titik jauh maka cahaya merambat dengan cara merambat

lurus maupun dengan cara memantul.

Jenis Serat Optik

A. Step Index Multimode

46

Page 47: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Indeks bias core konstan.

Ukuran core besar dan dilapisi cladding yang sangat tipis.

Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core

yang besar.

Terjadi dispersi modal.

Hanya digunakan untuk jarak pendek dan komunikasi data

bit rate rendah.

B. Graded Index Multimode

Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core

sehingga rambatan cahaya sejajar dengan sumbu serat.

Core terdiri dari sejumlah lapisan gelas yang memiliki

indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat

47

Page 48: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

pada pusat core dan berangsur-angsur turun sampai ke batas

core-cladding.

Dispersi modal minimum.

Harganya lebih mahal dari Step Index Multimode karena

proses pembuatannya lebih sulit.

C. Step Index Singlemode

Serat optik jenis step index singlemode ini memiliki

diameter core yang sangat kecil dibandingkan dengan

ukuran cladding-nya.

Karena diameter core yang sangat kecil inilah maka

redaman per kilometer sangat kecil, sehingga cocok untuk

komunikasi jarak jauh dengan bit rate tinggi.

Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar

dengan sumbu serat optik, dan dispersi model bisa

diabaikan.

Jenis Kabel Serat Optik

A. Loose Tube

48

Page 49: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Serat optik dalam selongsomh longgar (loose tube) ini

bertujuan agar serat fleksibel sehingga tidak mudah patah.

Kelemahan jenis ini adalah tidak baik untuk instalasi

vertikal, karena beban serat bisa mengakibatkan terminasi

lepas.

Dalam satu loose tube ada beberapa kemungkinan kapasitas

serat optik, yaitu: 2, 4, 6 dan 12 core.

Serat optik ditempatkan di dalam pipa longgar (loose tube)

yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene terepthalete)

serta berisi jelly.

Saat ini sebuah kabel optik maksimum mempunyai 8 loose

tube dan masing-masing loose tube berisi 12 serat

Info

Berbeda dengan kabel metalik, kabel serat optik ukurannya

sangat kecil, yaitu kurang lebih 3 cm dan lebih ringan,

sehingga instalasi kabel serat optik dapat dilakukan melalui

beberapa span secara bersamaan.

Panjang kabel serat optik dalam haspel dapat mencapai 2

s/d 4 km.

Berdasarkan penempatan core di dalam kabel, kita kenal

ada 2 jenis kabel serat optik, yaitu: jenis pipa longgar (loose

tube) dan jenis alur (slot). Di mana saat ini, PT. Telkom

hanya menggunakan jenis loose tube.

49

Page 50: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Kabel jenis slot mempunyai kapasitas yang sangat besar

sehingga untuk saat ini belum sesuai dengan kebutuhan

operasional.

Konstruksi Kabel Optik

Dilihat dari konstruksinya (pemasangannya) kabel optik terdiri

dari Kabel Duct, Kabel Tanah Tanam Langsung, Kabel Atas Tanah

(udara), dan Kabel Rumah (indoor).

A. Konstruksi kabel duct

Salah satu ciri kabel duct adalah tidak mempunyai

pelindung mekanis (armouring), dan fungsi pelindung

tersebut digantikan oleh pipa duct (polongan).

Kabel yang digunakan biasanya terdiri dari 6 loose tube

atau 8 loose tube.

B. Konstruksi kabel tanah tanam langsng (direct buried)

Yang membedakan kabel tanah tanam langsung dengan

kabel duct adalah adanya pelindung fisik yang terbuat dari

baja (armouring).

Kabel yang digunakan biasanya terdiri dari 6 loose tube

atau 8 loose tube.

C. Konstruksi kabel udara (aerial cable)

Secara umum kabel udara mempunyai konstruksi sama

dengan kabel duct, yang membedakan adalah pada

50

Page 51: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

penggunaan penggantung atau bearer atau juga disebut steel

messenger.

Kabel yang digunakan biasanya terdiri dari 6 loose tube

atau 8 loose tube.

D. Konstruksi kabel rumah (indoor cable)

Konstruksi kabel serat optik yang paling sederhana adalah

kabe rumah.

Kapasitas yang digunakan adalah mulai dari single core

sampai dengan 12 core (fibers)

Label Pada Kabel serat optik

Kabel dengan kode SMD-LT SS 6-3T 2Q, berarti kabel optik

Single Mode untuk pemakaian Duct dengan jenis Loose Tube, struktur

penguatnya Solid State Core, kapasitas 6 core dengan 3 buah loose

tube dan juga mempunyai 2 quad kabel tembaga.

Loss Pada Kabel Serat Optik

Secara garis besar rugi-rugi yang terjadi diakibatkan oleh :

1. Terjadi karena kabel optik diinstalasi

2. Faktor intrinsik (dari serat itu sendiri)

Rugi-rugi karena faktor intriksik:

a) Penyerapan (absorption loss)

Perambatan cahaya mengalami loss disebabkan adanya

molekul-molekul air yang terperangkap di dalam core serat

optik pada saat pembuatan serat optik.

51

Page 52: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Absorption loss, yaitu penyerapan cahaya karena masih

adanya unsur air (OH) yang masih berada dalam serat

optik. Molekul-molekul air ini tidak hilang pada saat

pembuatan di pabrik.

b) Penghamburan (scattering loss)

Facet-facet

Perambatan cahaya mengalami loss disebabkan karena

adanya facet-facet yang memantulkan dan membiaskan

cahaya yang disebabkan cacat pabrikan.

Rayleigh Scattering

Penghamburan karena Rayleigh scattering, merupaka sifat

alamiah cahaya saat mengenai suatu bahan, yang dalam hal

ini adalah core serat optik, sehingga cahaya akan

menghambur, dan mengakibatkan menurunnya intensitas

cahaya dalam serat atau loss serat. Penghamburan ini

terjadi di sepanjang serat.

Micro bending

Penghamburan karena Micro bending merupakan cacat

fisik dari pabrikan, dimana serat optik yang dibuat tidak

sempurna melainkan ada cacat kecil yang menyebabkan

cahaya yang jatuh pada bagian ini akan dihamburkan ke

segala arah dan menyebabkan loss.

Core size variation

52

Page 53: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Penghamburan karena Core size variation, yaitu adanya

ketidakseragaman diameter core akibat pabrikan. Dengan

diameter core yang tidak sama ini maka bila dilakukan

penyambungan antar serat akan mengakibatkan loss.

4.4 Multiplexer

Multiplexer adalah perangkat yang menggabungkan beberapa kanal sinyal

input ke dalam satu kanal sinyal output. Teknik penggabungan sinyal menjadi satu

kanal disebut multiplexing (mux). Dengan adanya multiplexing, banyaknya

channel atau saluran komunikasi yang terdapat di sebuah jaringan dapat di

salurkan melalui sebuah media transmisi. Seiring dengan perkembangan jaringan

telekomunikasi, maka perangkat multiplexer dengan kapasitas yang besar semakin

dibutuhkan.

Pada arah penerima, terdapat perangkat yang memisahkan hasil

multiplexing yang disebut Demultilplexer. Perangkat ini bekerja dengan cara

memisahkan dan menentukan jalur dari kanal-kanal yang terdapat pada hasil

multiplexing. Pemisahan kanal hasil multiplexing disebut juga dengan

demultiplexing (demux).

Berdasarkan hirarki yang digunakan, multiplexer terbagi menjadi dua jenis

yaitu PDH (Plesiochronous Digital Hierarchy) dan SDH (Synchronous Digital

Hierarchy) (pembaca diperkirakan telah mengerti mengenai mux, sehingga tidak

perlu dijelaskan lebih lanjut).

53

Page 54: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB V

SENTRAL

5.1 Konsep Dasar

Sentral adalah kumpulan perangkat yang membentuk sebuah jaringan

sebagai pembentuk hubungan antara pelanggan yang satu dengan pelanggan yang

lain. Pembentukan hubungan dengan kata lain jalur komunikasi antar pelanggan

disebut juga dengan Switching.

Sifat-sifat Switching :

Mampu menyambungkan setiap permintaan pelanggan (full capabilities),

dalam waktu bersamaan.

Mampu secepatnya melayani permintaan penyambungan, tanpa melihat

jumlah sambungan yang telah terjadi pada waktu itu (non blocking).

Fungsi sentral adalah sebagai berikut:

Mengatur terjadinya hubungan pembicaraan yang dilakukan oleh pelanggan

Mengatur segala pencatatan informasi-informasi yang berkaitan dengan

panggilan pelanggan.

Menghemat dan meningkatkan efisiensi jaringan.

Teknologi switching yang digunakan oleh PT. Telkom adalah circuit

switching (pada sentral TDM) dan packet switching (pada Softswitch dalam

jaringan NGN).

54

Page 55: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Circuit switching adalahpengalokasian sebuah kanal yang berstatus

dedicated di antara nodes dan terminal untuk digunakan pengguna untuk

berkomunikasi. Kanal yang dedicated tidak dapat digunakan oleh penelepon lain

sampai kanal tersebut dilepaskan (tidak digunakan), dan koneksi baru bisa

dilakukan. Bahkan jika tidak ada komunikasi berlangsung pada sebuah kanal

yang dedicated, kanal tersebut tetap tidak dapat digunakan oleh pengguna lain.

Kanal yang dapat dipakai untuk hubungan telepon baru disebut sebagai kanal

yang idle.

Packet switching bekerja dengan membagi data yang akan dikirimkan

(misalnya, suara digital atau data komputer) menjadi kepingan-kepingan yang

disebut paket, yang lalu dikirimkan melewati sebuah shared network. Jaringan

packet switching tidak membutuhkan sebuah sirkuit khusus untuk melakukan

koneksi. Dengan pendekatan ini banyak pasangan node dapat melakukan

komunikasi yang hampir simultan pada kanal yang sama. Dengan tiadanya

koneksi yang dedicated, masing-masing paket yang diberikan dilengkapi dengan

alamat tujuan sehingga jaringan dapat mengirimkan paket tersebut ke tujuan

yang diinginkan.

5.2 Jenis – Jenis Sentral

Sentral berdasarkan wilayah cakupannya terbagi menjadi dua,

yakni sentral lokal dan sentral trunk.

A. Sentral Lokal

Sentral lokal adalah jenis sentral yang merupakan penghubung

secara langsung ke arah terminal pelanggan. Karena berhubungan

55

Page 56: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

langsung dengan terminal pelanggan, maka hal-hal yang berkaitan dengan

pemasangan jaringan baru ,penambahan layanan, pemutusan jaringan,

serta penanganan kerusakan dilakukan di sentral lokal.

STO Panakukang

STO Panakkukang merupakan Sentral Lokal berbasis TDM yang

membawahi beberapa RLU (Remote Local Unit) diantaranya :

STO Antang

STO Kima

STO Tamalanrea

STO Sudiang

Secara sederhana konfigurasi yang diterapkan pada sentral lokal (TDM)

seperti berikut:

Aturan tingkatan sentral di Makassar:

Setiap STO mengatur jalannya proses panggilan / komunikasi di

daerah masing-masing. Berikut nomor telepon yang diatur oleh masing-

masing

STO PANAKUKKANG = KEPALA 42 / 43 / 44 / 45xxxx

STO ANTANG = KEPALA 49xxxx

STO KIMA = KEPALA 51xxxx

56

LM DTI DDFArah

TransportArah

Pelanggan

Page 57: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

STO TAMALANREA = KEPALA 59 / 53xxxx

STO SUDIANG = KEPALA 55xxxx

Perangkat sentral yang digunakan di STO Panakkukang ada dua

merek, yaitu:

1) NEAX

NEAXmerupakan sentral buatan NEC Jepang yang biasa

digunakan untuk mencatu daerah berkapasitas kecil, sedang, maupun

besar. Terdapat dua jenis NEAX yang digunakan oleh PT. Telkom yaitu :

a. NEAX61E

NEAX61E merupakan sentral buatan NEC Jepang yang

biasa digunakan untuk mencatu daerah berkapasitas kecil, sedang,

maupun besar. Sekitar 10% perangkat sentral di PT. Telkom

menggunakan sentral NEAX61E ini. Sentral NEAX61E

berkapasitas 7000 pelanggan ,fungsi utama dari sentral ini adalah:

Sebagai sentral internasional

Sebagai sentral tandem

Sebagai sentral combinate

Sebagai sentral mobile

Sebagai sentral trunk

Kelebihan Sentral NEAX61E

57

Page 58: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

STO NEAX61E dapat dengan fleksibel dipergunakan untuk

mencatu daerah berkapasitas sedang maupun berkapasitas

besar.

Perangkat NEAX61E beroperasi secara duplicated. Hal ini

dimaksud untuk mendapatkan keandalan dan tingkat pelayanan

sentral yang tinggi.

Hardware nya lebih handal.

Kekurangan NEAX61E

Commandnya masih dalam bahasa mesin atau tidak user

friendly

Tidak dapat digunakan untuk fasilitas ONU

b. NEAX61E

Sentral ini merupakan perkembangan dari NEAX yang

sebelumnya. Sentral ini memiliki beberapa kelebihan dari

pendahulunya antara lain :

58

Page 59: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Menggunakan teknologi IP

CREATE & CO (Cut Off) nomor pelanggan lebih cepat

digunakan untuk pelanggan yang berlokasi di jalan-jalan

protocol sedangkan 61 E di jalan-jalan kecil.

Memiliki modul yang sama tetapi menggunakan Central

Processing yang berbeda

2) EWSD

EWSD (Electronic Waller System Digital) atau Digital

Electronic Switching System merupakan produksi dari Siemens

AG Jerman, yang selanjutnya disebut sebagai sentral telepon

digital Indonesia, merupakan sentral telepon SPC digital yang

dapat menyalurkan tidak hanya sinyal pembicaraan telepon tapi

juga dapat menyalurkan sinyal data, text maupun gambar. Sentral

EWSD melayani 40000 pelanggan.EWSD merupakan sentral

dengan system serat optik yang disalurkan melalui ONU. Sekitar

90% perangkat sentral TDM PT. Telkom menggunakan perangkat

EWSD.

Sentral EWSD dapat difungsikan sebagai:

Sentral local

Sentral transit

Sentral tandem

Sentral combine

59

Page 60: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Sentral internasional.

Kelebihan sentral EWSD, sebagai berikut:

EWSD merupakan sentral SPC digital yang full electronic.

Dapat dihubungkan dengan semua tipe sentral baik analog

maupun digital yang sudah memenuhi kriteria rekomendasi

signaling CCITT (ITU-T).

Sistem digital memerlukan ruang yang sedikit untuk kapasitas

yang besar (dibandingkan dengan sentral analog)

Perangkat lunak yang ada pada EWSD menggunakan bahasa

CHILL (GUI) yaitu bahasa yang relatif mudah dipahami oleh

manusia sehingga mudah dalam pengoperasiannya.

Kekurangan EWSD

Sensitive terhadap panas

Pelayanan Sentral Lokal

1. Pasang Baru Nomor Pelanggan

2. Hunting

3. Pengaturan Layanan

4. Buka/ Tutup Isolir

B. Sentral Trunk

Sentral trunk adalah jenis sentral yang menghubungkan sentral

lokal ke jaringan inti atau jaringan yang lebih besar. Dengan kata lain

semua sentral lokal membutuhkan sebuah sentral trunk untuk melakukan

60

Page 61: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

hubungan dengan sentral yang berada di jaringan yang lain. Hal yang

sama juga berlaku bagi terjadinya panggilan internasional. Untuk

menciptakan jalur komunikasi antar negara, maka memerlukan hubungan

antara masing-masing sebuah sentral trunk di setiap negara tersebut.

STO Balaikota

STO Balaikota adalah sentral trunk yang sudah berbasis

Softswitch atau dengan kata lain termasuk dalam jaringan NGN

(Next Generation Network). Cakupan sentral trunk Balaikota

meliputi seluruh wilayah KTI (Kawasan Timur Indonesia). Selain

sentral trunk, STO Balaikota juga memiliki sentral lokal yang

mencakupi wilayah Makassar bagian barat.

Konsep Dasar NGN

NGN adalah jaringan berbasis packet switching yang

menggunakan sebuah jaringan terbuka baik untuk layanan voice

maupun multimedia. Jaringan terbuka yang dimaksud adalah

sebuah jaringan inti (core network) yang terbentuk dengan

perangkat berbasis IP (Internet Protocol).

Latar belakang dikembangkannya NGN adalah dikarenakan

jaringan PSTN tidak mampu lagi membendung kebutuhan manusia

pada jaman modern, khususnya bagi layanan data. Sebab pada

beberapa tahun terakhir kebutuhan pelayanan akses data meningkat

61

Page 62: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

hingga mendekati 10% setiap tahunnya. Selain itu, terdapat

berbagai kendala pada arsitektur jaringan TDM, diantaranya :

Kesulitan integrasi terhadap jaringan mobile (selular).

Terbatasnya kanal yang tersedia pada perangkat sentral.

Perangkat sentral yang sudah sangat berumur mengurangi

efisensi perawatan.

Arsitektur jaringan kurang baik untuk transport data.

Teknologi monitoring dan maintenanceyang ketinggalan

jaman.

Pada proses peralihan ke teknologi NGN, jaringan telepon

yang mula-mula menggunakan arsitektur TDM diganti dengan

Softswitch yang menjadi inti jaringan NGN. Pada jaringan

softswitch, terdapat beberapa elemen perangkat yang mendukung

infrastruktur jaringan, baik pada jaringan yang lama (TDM),

maupun jaringan NGN itu sendiri. Untuk lebih jelasnya perhatikan

diagram arsitektur jaringan NGN di bawah ini.

Arsitektur Jaringan NGN

62

Page 63: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Berdasarkan diagram di atas, elemen perangkat NGN

digolongkan menjadi 4 lapisan (layer), yakni layer Access, Core,

Control, dan Service.

Layer Access terdiri dari perangkat yang berada di lapisan

terluar jaringan NGN. Perangkat layer access berfungsi

menyediakan akses ke core network bagi perangkat yang berada

di luar jaringan inti NGN, baik itu terminal pelanggan maupun

jaringan lain, termasuk diantaranya PSTN dan Operator Jaringan

Selular atau OLO (Other Licensed Operator). Namun ada pula

jenis perangkat lain yang bisa mendapatkan akses secara langsung

ke core network yang disebut sebagai Intelligent Terminal seperti

63

Page 64: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Soft-Phone dan Video Phone.Secara tidak langsung proses

switching juga dilakukan pada layer access untuk memberikan

segmentasi antar layanan yang berbeda. Berdasarkan fungsinya,

perangkat pada layer access terdiri dari :

Trunk Gateway (TG) berfungsimenyalurkan layanan (media)

yang berasal jaringan inti ke arah PSTN maupun jaringan SS7

(protokol signaling yang digunakan oleh beberapa PSTN dan

operator lain) di bawah kendali Softswitch.

Signalling Gateway (SG) mengkonversi signaling yang

berasal dari jaringan SS7 menjadi berbasis IP (Sigtran).

Access Gateway (AG) menyalurkan layanan (media) dari

jaringan inti ke arah pelanggan di bawah kendali softswitch.

Salah satunya adalah MSAG (Multi-Service Access Gateway)

yang biasanya dikenal sebagai MSAN (Multi Service Access

Node)

Integrated Access Device (IAD)

Perangkat yang menyediakan multi akses terhadap layanan

voice, data, dan video ke arah pelanggan.

Broadband Gateway (BGW)

Berfungsi untuk membuka akses ke dalam private network

jaringan NGN melalui jaringan publicatau jaringan internet.

Dilakukan untuk tujuan monitoring dan control pada

perangkat non-NMS

64

Page 65: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Layer Core adalah jaringan paket data yang berperan

sebagai jalur bagi semua aktivitas yang berada di bawah kendali

softswitch. Layer Core terdiri atas perangkat-perangkat yang

mengalirkan paket data dengan metode switching berbasis IP

seperti fungsi pada Router dan Switch. Perangkat -perangkat yang

termasuk dalam layer ini diantaranya adalah ; Router, Switch,

Metro Ethernet, Server, dan B-RAS.

Layer Control adalah perangkat yang bertugas

mengendalikan semua aktivitas pada jaringan NGN. Proses

controlling ini dilakukan oleh softswitch yang mengatur semua

proses signaling dalam jaringan.Berbeda dengan sentral TDM

yang menggunakan sebuah modul untuk mengolah fungsi

signaling, voice, dan OAM (Operation and Maintenance).

Softswitch hanya memproses signaling, fungsi yang lain

dilakukan oleh perangkat yang berada di Layer Access dan Layer

Core. Dengan kata lain, layer control hanya mengatur hubungan

antar terminal tanpa memproses transmisi kanal voice.

Layer Service adalah layanan atau fitur yang tersedia

dalam jaringan NGN dengan tujuan monitoring dan maintenance.

Fitur-fitur tersebut diantaranya adalah :

SHLR, tempat penyimpanan database berupa nomor-nomor

telepon pelanggan yang berada dibawah kendali sebuah

65

Page 66: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

softswitch. Database ini digunakan untuk menentukan jalur

paket data untuk melakukan panggilan. Apabila nomor yang

dituju tidak terdapat dalam database atau berada di jaringan lain,

maka secara otomatis softswitch akan memberikan jalur sesuai

dengan kode daerah atau operator nomor tersebut.

IAD Manager, berfungsi untuk mengontrol IAD yang berada di

layer access.

NMS (Network Monitoring System), berupa software yang

memiliki fungsi untuk mengecek kondisi hardware perangkat

dalam jaringan secara real time. NMS memiliki informasi

tentang kondisi modul perangkat, jalur transport, daya

perangkat, dan banyak lagi.

66

Page 67: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB VI

POWER SUPPLY

6.1 Konsep Dasar

Catu daya atau lebih dikenal dengan sebutan power supply merupakan

komponen yang paling penting dalam membangun infrastruktur jaringan

telekomunikasi. Power supply yang digunakan adalah energi listrik, dimana

energi tersebut digunakan oleh hampir seluruh penduduk Indonesia. Hampir

semua perangkat telekomunikasi adalah merupakan alat elektronik, maka dapat

dikatakan bahwa power supply semakin dibutuhkan seiring dengan

berkembangnya dunia telekomunikasi. Bagian yang mengurus masalah power

supply di PT. Telkom adalah CME (Civil, Mechanical, and Electrical).

6.2 Konfigurasi Catu Daya Perangkat Telekomunikasi

67

Page 68: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Keterangan :

ATS : Automatic Transfer Switch

MDP : Main Distribution Panel

SDP : Sub Distribution Panel

UPS : Uninterruptable Power Supply

Pada konfigurasi catu daya di atas ada dua blok utama yang menjadi

sumber catu daya yaitu PLN (main power supply) dan Diesel Engine Generator

set (DEG) biasa lebih dikenal dengan nama genset. Dalam kondisi normal, system

catu daya biasanya dipasok dari PLN.

Adapun komposisi perangkat system catu daya telekomunikasi terdiri dari:

Main Power Supply (PLN)

Diesel Engine Genset (DEG)

Automatic Transfer Switch (ATS)

Main Distribution Panel (MDP)

Sub Distribution Panel (SDP)

AVR menstabilkan input tegangan AC

Rectifier mengubah tegangan AC menjadi DC

Inverter / Converter mengubah catuan DC menjadi AC

Baterai sebagai cadangan catuan bila listrik mati

Uninterruptable Power Supply (UPS)

Dc PDB / baterai panel

68

Page 69: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Grounding sistem (system pentanahan)

Air Conditioning (AC perangkat)

a. Main Power Supply

Main power supply atau dalam bahasa indonesianya disebut

catu daya utama merupakan sebuah perangkat yang berfungsi

memasok energy listrik untuk satu atau lebih beban listrik (khususnya

perangkat telekomunikasi). Main power supply ini pasokannya berasal

dari PLN, sehingga arus listrik yang dialirkan merupakan arus bolak-

balik (AC).

b. Diesel Engine Generator set (DEG)

Diesel engine generator set (DEG) pada sistem telekomunikasi

merupakan perangkat yang pentingdi bagian catu daya, alat ini

merupakan sumber catuan arus bolak balik, dan penggunaannya

tergantung pada kondisi di lokasi setempat. Kegunaannya sebagai

berikut :

1. Sebagai sumber catuan cadangan arus bolak balik bila di lokasi

terdapat catuan PLN (Single Standby/Double Stanby).

2. Sebagai sumber catuan utama arus bolak balik bila di lokasi

setempat tidak ada catuan PLN (Dual/Triple Prime untuk sistem

floating, system charge/discharge).

Sebagai sumber catuan cadangan arus bolak balik, Diesel

Engine Genset digunakan hanya sebagai standby, sedangkan sumber

69

Page 70: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

catuan utama adalah PLN. Pada sistem Dual/Triple Prime, Diesel

Generator digunakan sebagai catuan utama, sistem ini biasanya

digunakan di daerah yang belum terjangkau oleh catuan PLN, pada

sistem ini Diesel Generator digunakan bergantian secara terus

menerus. Begitu pula pada sistem charge-discharge Diesel Generator

digunakan sebagai catuan utama, dan akan beroperasi pada sistem

cycling-charging.

Genset di INFRATEL – ARNET MAKASSAR berfungsi

sebagai catuan alternatif dari sumber catuan utama. Ketika catuan

utama terganggu ataupun tidak memasok energy listrik, maka

gensetlah yang menggantikan peran catuan utama tersebut.Genset yang

dimiliki di divisi ini ada 2 macam yaitu : genset konstan dan genset

mobile.

o Genset Konstan

o Genset Mobile

70

Page 71: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

c. Automatic Transfer Switch (ATS)

Automatic Transfer Switch adalah suatu perangkat yang terdapat di

catu daya. Perangkat ini berfungsi untuk mengatur catuan mana yang akan

aktif. Dalam keadaan normal ATS akan mengaktifkan catuan dari PLN.

Perangkat ini beroperasi secara default mengarahkan switch satuan ke

main power supply dalam keadaan normal, dan secara otomatis

memindahkan switch dari catuanmain power supply ke genset apabila

catuan PLN mati atau mengalami gangguan. Selain itu ATS terhubung ke

71

Page 72: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

MDP. Untuk penjelasan mengenai MDP akan di bahas pada

pointselanjutnya.

b. Main Distribution Panel (MDP)

Dari poin sebelumnya dikatakan bahwa ATS terhubung ke MDP,

sebenarnya apa itu MDP?MDP atau Main Distribution Panel adalah

sebuah komponen dari suatu system pasokan listrik yang merupakan panel

distribusi utama.MDP berfungsi sebagai pendistribusi utama dalam

mendistribusikan serta membagi – bagikan tegangan (catuan) ke essential

load maupun dari catuan ke non essential load. Dari MDP, catuan power

dihubungkan ke SDP. Untuk lebih jelasnya mengenai SDP ada di poin

berikutnya.

c. Sub Distribution Panel (SDP)

72

Page 73: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Pada informasi sebelumnya pada bagian MDP disinggung

mengenai SDP, sebelumnya disebutkan bahwa MDP dihubungkan ke

SDP.SDP adalah suatu perangkat yang merupakan percabangan dari MDP.

Adapun fungsi SDP hampir sama dengan MDP yaitu sebagai panel

distribusi (pembagi) untuk mencatu essential load ataupun non essential

load.

Non essential load (bukan beban utama) membutuhkan catuan

dengan arus bolak balik (AC).Sehingga dari SDP dapat langsung mencatu

non essential load, seperti penerangan gedung (lampu), pendingin ruangan

dan lain sebagainya.

Essential load (beban utama) ada yang membutuhkan catuan arus

bolak – balik(AC) tetapi ada juga yang membutuhkan catuan dengan arus

searah (DC). Untuk essential load yang membutuhkan catuan arus bolak-

balik maka konfigurasinya sama dengan konfigurasi non essential load

yang langsung mengambil catuan dari SDP.

73

Page 74: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Essential load yang membutuhkan catuan dengan arus searah

adalah sentral telepon, serta perangkat – perangkat yang terdapat di

kawasan INFRATEL – ARNET MAKASSAR.Catuan dari SDP yang

merupakan catuan arus bolak – balik dilewatkan ke rectifier.Rectifierakan

dibahas di poin selanjutnya

d. Rectifier

Rectifier merupakan suatu rangkaian alat listrik (sebuah perangkat)

untuk mengubaharus listrik bolak – balik / AC (Alternating Current)

menjadi arus searah / DC (Direct Current)

e. Baterai

74

Page 75: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Baterai adalah sumber listrik yang bekerja jika listrik dari PLN

terputus.Jika listrik padam, baterai langsung berfungsi.Setelah beberapa

detik, gensetpun aktif dan baterai mati.Baterai ini tersusun seri, dan tahan

sampai kurang lebih 8 jam.bateraiini memiliki satuan sel untuk satu kotak

baterai. Sedangkan baterai dihitung 1 band jika terdiri dari 25 sel. Baterai

STDI memiliki tegangan sebesar 2 volt dan kuat arus sebesar 1500 A per

selnya.

Baterai STDI juga perlu perawatan/maintenance. Beberapa

diantaranya pemeliharaan mingguan seperti:

1. Pengukuran arus dan tegangan. Arus dalam satu sel kurang lebih 2 V,

dan satu band kurang lebih 44,8 V.

2. Pengukuran massa jenis, dengan menggunakan hydrometer.

3. Pembersihan baterai. Jika ada karat, gunakan air panas untuk

membersihkan.

4. Penambahan/pengisian air. Air yang digunakan adalah air aquades,

yaitu air hujan yang disuling.

75

Page 76: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB VII

KEGIATAN

Pada bab ini, kami akan melampirkan beberapa pekerjaan termasuk

dengan manual kerja (bila ada) yang dilakukan. Kami membaginya sesuai dengan

bidang kerja yang terdapat di ARNET Makassar, yaitu CME, SWITCHING,

MULTIMEDIA, SKSO, dan RADIO, serta ditambah dengan unit kerja yang saat

ini tidak lagi berada di bawah naungan Arnet Makassar yakni STASIUN BUMI.

Kami akan menampilkannya sesuai dengan urutan waktu di mana kami

ditempatkan.

A. Multimedia STO Balaikota

1. Konfigurasi Router melalui Console

Pada kesempatan kali ini, pembimbing memperbolehkan kami

menggunakan dua buah router yang tersedia di lokasi sebagai alat

untuk menggambarkan prosedur setting konfigurasi router. Kami

membagi prosedur tersebut menjadi dua segmen dalam bentuk

ilustrasi, yakni Instalasi Hardware dan Konfigurasi Melalui Software.

Instalasi Hardware

a. Alat dan Bahan

- 2 buah router (Cisco 2600 Series)

76

Page 77: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Power Supply

- Kabel NYAF (untuk catu daya)

- Cable Extender/percabangan

77

Page 78: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Kabel USB to Serial (kiri) dan Kabel Console Jack RJ 45 (kanan)

- Kabel UTP Jack RJ 45 (Cross)

- Laptop atau computer untuk masing masing router sebagai console

78

Page 79: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Obeng

b. Instalasi Catu Daya (Power Supply)

1. Pasang kabel NYAF pada masing-masing kedua kutub Power

Supply yang tertera dengan cara memasukkan jack kabel

NYAF kemur yang tersedia pada kutub power supply lalu

rapatkan dengan obeng.

2. Pasang ujung kabel NYAF yang lain ke source input pada salah

satu router sesuai dengan kutubnya lalu gunakan lagi kabel

NYAF untuk disambungkan ke router yang kedua sehingga dua

79

Page 80: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

jack kabel NYAF saling menindih, kemudian rapatkan

sambungan dengan obeng.

3. Pasang ujung kabel NYAF yang berasal dari router pertama ke

router yang kedua sesuai dengan kutubnya kemudian rapatkan

dengan obeng.

4. Setelah konektor power supply dan router pada kedua kutubnya

telah terpasang dengan baik, sambungkan input power supply

kecatuan PLN menggunakan ekstender

80

Page 81: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

c. Instalasi Kabel Jaringan dan Console

1. Hubungkan kedua router menggunakan kabel UTP (Cross)

melalui interface Fast Ethernet yang tersedia pada kedua router.

2. Hubungkan kabel USB to serial dengan kabel Console, lalu

masukkan jack USB ke laptop. Lakukan hal yang sama pada

router kedua.

81

Page 82: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

3. Masukkan kabel console ke interface RJ 45 yang bertuliskan

“console” tepat di sebelah “aux”. Lakukan hal yang sama pula

pada router kedua.

4. Setelah instalasi kabel catu daya dan kabel jaringan selesai,

nyalakan kedua router dengan saklar yang tersedia di bagian

belakang router.

Konfigurasi melalui Software

Sebelum memulai konfigurasi, terlebih dahulu pastikan driver

dan aplikasi router telah ter-install di laptop/komputer yang akan

82

Page 83: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

digunakan sebagai console. Untuk langkah selanjutnya, konfigurasi

sudah bisa dilakukan.

Berhubung dengan adanya kesulitan dalam

mendokumentasikan ilustrasi konfigurasi melalui software, maka

berdasarkan arahan pembimbing, kami menggunakan software lain

yang berupa simulator jaringan. Software yang kami gunakan adalah

Packet Tracer, software ini dapat digunakan untuk membuat simulasi

jaringan yang kita inginkan serta menggambarkan aplikasi yang

kurang lebih sama baik dalam konfigurasi hardware maupun software.

Ilustrasi yang kami sajikan di bawah ini adalah hasil gambaran

melalui software Packet Tracer.

1. Kita anggap alat dan bahan yang kita gunakan untuk jaringan

terkonfigurasi seperti gambar di bawah ini.

Keterangan :

- Garis biru muda = kabel console + USB to Serial

- Garis hitam putus-putus = kabel UTP (Cross)

83

Page 84: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

2. Buka menu laptop. Pada tab “Desktop”, pilih “Terminal” lalu klik

“OK” untuk memunculkan tampilan konfigurasi router. Untuk

proses selanjutnya, perintah dimasukkan diakhiri dengan menekan

“Enter”.

3.

84

Page 85: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Yang akan muncul pada layar adalah pilihan untuk menampilkan

“system configuration dialog” yang berisi beberapa petunjuk

penggunaan karakter dalam software. Untuk menampilkannya

dilakukan dengan cara mengetik “yes” atau “y”. Untuk

melanjutkan tanpa menampilkan “system configuration dialog”

dengan mengetik “no” atau “n”.

4.

Selanjutnya akan muncul perintah untuk memasuki “basic

management setup”. Masukkan “yes” atau “y” untuk memulai

konfigurasi dasar pada router yang terhubung dengan mode

console.

5.

85

Page 86: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Pada bagian ini, masukkan nama router yang diinginkan (gunakan

alphabet dasar dan angka 1-9 tanpa spasi) misalnya “router1”.

6.

Masukkan enable secret. Misalnya “smktelkom”

7.

86

Page 87: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Masukkan enable password. Misalnya “sandhyputra2”

8.

Selanjutnya akan muncul perintah untuk memasukkan “Virtual

Terminal Password”. Karena router yang kitaakan setting tidak

terhubung ke jaringan luar, maka langkahi bagian ini dengan

langsung menekan “Enter”

9.

87

Page 88: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Tulisan yang mucul adalah nama semua port yang tersedia, IP

address, dan status port. Tampak disini semua port masih dalam

kondisi down (off), dan tidak memiliki IP address. Perintah

selanjutnya adalah memasukkan nama port yang akan disetting

terlebih dahulu. Masukkan nama port yang terhubung dengan kabel

UTP. Contoh : “FastEthernet0/0”. Setelah itu, akan muncul pilihan

untuk memasukkan IP address, kemudian tekan “Enter”

10.

Masukkan IP address yang diinginkan. Contoh: 192.168.1.2

11.

88

Page 89: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Masukkan Subnet Mask yang diinginkan, untuk menggunakan

pilihan yang tersedia di dalam kurung [ ], tekan “Enter”

12.

Selanjutnya akan muncul status dari semua port yang tersedia.

Tampak di sini semua konfigurasi yang dilakukan pada port

“FastEthernet0/0” dimana port ini sudah dalam keadaan on (no

shutdown) dan memiliki IP address. Tekan “Enter” untuk

89

Page 90: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

menyimpan setting di NVRAM. Lalu tekan “Enter” lagi untuk

masuk ke“User Mode”

13.

User mode ditandai dengan munculnya “namarouter>” (router1)

pada awal perintah, bagian ini disebut “Prompt Perintah”. Di dalam

user mode, akses untuk melihat dan melakukan konfigurasi sangat

terbatas. Sehingga kita perlu untuk masuk ke “Previleged

(Enable) Mode” untuk meneliti router secara lebih detil dan

melakukan konfigurasi.

90

Page 91: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Ketik perintah “enable”, lalu masukkan enable secret yang sama

seperti sebelumnya untuk masuk ke Enable Mode. Password yang

diketik tidak akan terlihat.

14.

Setelah berada di Enable Mode, masukkan perintah “config”

untuk memulai konfigurasi port, lalu tekan “Enter” lagi untuk

memulai setting lewat terminal.

15.

Pada config mode, ketik “interface <nama port>” untuk memilih

port yang akan disetting. Contoh: “interface FastEthernet0/0”

91

Page 92: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

16.

Setelah masuk ke setting port, masukkan perintah untuk melakukan

konfigurasi, di antaranya`:

Bandwidth

“bandwidth<spasi>jumlah bit yang digunakan

(1-10000000/auto)”

Jalur Komunikasi

“duplex<spasi> mode duplex (full/ half/auto)”

Bit Rate

“speed<spasi>kecepatan yang digunakan (10/100/auto)”

Gambar di atas menunjukkan bahwa port dikonfigurasi dengan

Bandwidth 1000Mbps, Full Duplex, dan kecepatan bit rate 100

92

Page 93: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Mbps

17. Akhiri konfigurasi dengan menekan tombol Ctrl + C pada

keyboard untuk kembali ke halaman depan Enable Mode. Lalu

lakukan hal yang serupa pada router kedua menggunakan laptop

yang berbedadengan IP yang berbeda pula, misalnya 192.168.1.3.

Tampak pada gambar di atas dua buah titik yang mulanya

berwarna merah telah berubah menjadi warna hijau pada kedua

ujung kabel. Hal ini menandakan bahwa kedua port yang akan

digunakan telah terhubung dan dalam kondisi on. Untuk

93

Page 94: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

membuktikannya, gunakan fitur “ping” melalui menu “Add Simple

PDU” pada packet tracer yang terletak di sebelah kanan layar lalu

klik pada kedua router satu per satu. Untuk proses ping yang

pertama biasanya terjadi kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan

oleh perangkat sementara memproses hasil setting.

B. Membersihkan Ruang NGN

94

Page 95: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Membuka penyimpanan kabel ruang NGN

Pembuka lantai ruang NGN

Susunan kabel ruang NGN

95

Page 96: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Membersihkan susunan kabel menggunakan vacuum cleaner

B. Switching STO Panakukang

1. Pasang Baru Nomor Pelanggan

Sentral dalam pasang baru telepon berperan sebagai database. Sentral

menerima data berupa nomor dan port yang diberikan oleh MDF (main

Distribution Frame) untuk diverifikasi terlebih dahulu. Setelah diperiksa, jika

port tidak aktif, maka bisa di create dengan nomor pelanggan baru.

Perintah Pasang Baru Nomor Telepon Pelanggan

96

Page 97: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Tampilan Aplikasi Pengaturan Nomor Pelanggan

Untuk menghapus nomor pelanggan yang terblokir atau tidak aktif lalu

kemudian memasang baru nomor pelanggan lain.

swsh >del subd n=585944 el=003601213

08/29/12_11:16:45 PANG 10.145.7.169

...del subd end

Untuk membuat nomor pelanggan baru setelah sebelumnya pelanggan

lama dihapus.

swsh >cre subd n=585944 el=003601213

ppn_line=psb

08/29/12_11:17:00 PANG 10.145.7.169

...cre subd end

Untuk melihat status nomor pelanggan sebelum pasang baru atau untuk

pengecekan status.

97

Page 98: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

swsh >view subd n=585944

# basic information #

n=585944

el=003601213

sub_typ=analog lcls=indv tel_cls=pb chrg_cls=msgr chrg_an=0 an=0

bnw=com tpad=0.0 rpad=-7.0 rc_org=18 rc_trm=0

chrg_ccls=nctl lctl=nctl

ppn_line=psb

//total=1

08/29/12_11:17:04 PANG 10.145.7.169

...view subd end

2. Maintenance Perangkat Sentral

Perintah check list harian Sentral

1. View Log almsg=0113014–0113045 untuk melihat kapan waktu

VC (processor) melakukan reset

2. View all untuk melihat status seluruh perangkat sentral

3. View ama untuk melihat semua data pemakaian pelanggan

4. View anwd untuk melihat status link FORMA (Fiber Optik Ring

Makassar Area)

5. View slk untuk melihat kanal signaling

6. View dat untuk melihat tanggal dan waktu yang berhubungan

dengan tagihan telepon

7. View dk untyuk mengetahui akupansi (kapasitas) aktifitas

perangkat sehari-hari

98

Page 99: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

8. View dbf cpall untuk mengetahui akupansi (kapasitas) VC

(processor)

9. View anwc anw=panv52a

Tanda lokasi Interface menandakan nomor Interface

*Catatan :

- arti dari Interface adalah hubungan yang terjadi antara switching dan

jaringan FORMA

- STO lokasi Interface = 1. Pan : panakukkang

2. ant : antang

3. kima : kima

4. sud : sudiang

5. tam : tamalanrea

- untuk setiap STO :

Panakukkang mempunyai 6 interface, ditandai dengan huruf a-f

Antang mempunyai 1 interface, ditandai dengan huruf a

Tamalanrea mempunyai 3 interface, ditandai dengan huruf a-c

Kima mempunyai 2 interface, ditandai dengan huruf a-b

sudiang mepunyai 4 interface, ditandai dengan huruf a-d

C. Radio Terestrial

1. Mengukur BER Radio Alcatel menggunakan BER Test

Prosedur standar melakukan checklist (Alcatel DM46U6) :

a. Pilih channel yang akan diukur BER-nya.

99

Page 100: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

b. Lihat nilai yang tertera pada BER test.

c. Catat hasil pengukuran BER test pada lembar checklist.

Penjelasan Dari Pembimbing

Pengisian Lembar Checklist

100

Page 101: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Form Lembaran Checklist Radio Alcatel DM46U6

D. SKSO

1. Menyambung Fiber Optik menggunakan Fusion Splicer

Peralatan Khusus

- Loop Cutter, untuk membelah kulit PE kabel.

- Fiber Stripper, untuk mengupas coating

101

Page 102: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Fiber Cleaver, untuk memotong cladding

- Fusion Splicer, alat penyambung fiber optik dengan

cara meleburkan kedua serat yang akan disambung

- Alat pemotong sederhana (cable stripper, cable cutter,

tang potong, cutter)

102

Page 103: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Obeng

Material

- Alkohol 70% – 90 %

- Joint Closure (Sarana Sambung Kabel)

- Sleeve Protection

Persiapan Penyambungan Kabel

103

Page 104: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Buka armor joint closure, lalu lepaskan penutup closure

dengan menggunakan obeng.

- Kupas loose tube dengan menggunakan loop cutter,

sisakan 5 cm dari ujung kupasan kabel. Bersihkan serat

optik dari jelly sampai terurai.

- Potong flexible tube sepanjang 80 cm. Masukkan serat

optik kedalam flexible tube. Flexible tube dan loose

tube overlap + 25 mm.

- Tambatkan flexible tube sesuai urutan warna tube pada

tray dan kaitkan pada klip supaya rapi dan terhindar

dari bending yang terlalu kecil.

- Buatlah supaya posisi sambungan sesuai tempatnya.

Sambung kedua ujung fiber menggunakan alat

sambung, misalnya fusion spicer.

Penyambungan Serat

104

Page 105: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

- Masukkan salah satu ujung serat kedalam protection

sleeve.

- Kupas coating sepanjang 4 cm menggunakan fiber

stripper.

- Bersihkan coating dengan tissue alcohol 90 %.

- Potong cladding secara manual atau menggunakan fiber

cleaver, sesuaikan dengan panjang protection sleeve.

Pastikan potongan cladding tegak lurus

- Tempatkan kedua ujung serat pada V-groove

- Lakukan pembakaran dengan metode yang ada di

fusion splicer.

- Arahkan protection sleeve pada titik sambung.

- Jika proses penyambungan telah berhasil, letakkan

protection sleeve pada heater, dan tekan tombol

pemanasan (tunggu sampai kondisi protection sleeve

dingin)

Pengecekan Hasil Sambungan

A. Hasil Sambungan Bagus

105

Page 106: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Jika estimasi nilai redaman (loss) sambungan dan

tampilan fisik di layar monitor seperti pada gambar ini

maka kualitas sambungan baik dan bisa diteruskan dengan

proses selanjutnya, yaitu pembakaran protection sleeve.

Setelah semua langkah penyambungan serat dilakukan

maka langkah selanjutnya adalah mengatur sambungan-

sambungan tersebut kedalam tray.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

- Bending radius (tekukan serat) minimal 3 cm.

- Letakkan protection sleeve pada tray, dan pastikan

posisi metal terletak di bagian atas (jangan menekan

fiber).

- Atur serat ke dalam tray dan sesuaikan dengan alur

datangnya serat agar tidak terjadi silang.

B. Kualitas Sambungan Tidak Bagus

106

Page 107: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Estimasi nilai redaman (loss) sambungan dan

tampilan fisik di layar monitor menunjukkan kualitas

sambungan. Sebagai contoh hasil sambungan yang tampak

pada layar ini, meskipun nilai redaman masih di bawah

toleransi yang diijinkan namun demikian secara fisik

sambungan kurang bagus, maka sebaiknya dilakukan

penyambungan ulang.

Demikian juga bila hasil sambungan kelihatan

seperti gambar di bawah ini, perlu dilakukan

penyambungan ulang.

E. Stasiun Bumi Makassar

1. Mengecek Setting Frekuensi Modem Satelit

107

Page 108: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Membuka menu pada front panel modem

Mencatat frekuensi yang tertera pada front panel

F. CME STO Balaikota

1. Maintenance AC

108

Page 109: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Membuka Cover AC

Mengecek Sambungan Kabel Pada Compressor AC

109

Page 110: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Membersihkan Cover AC dengan Water Compressor

G. Switching STO Balaikota

1. Memperbaiki Jalur Kabel DDF

110

Page 111: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Mengurut kabel hingga bisa dilewatkan di atas DDF

Menggulung kabel di bagian atap

Susunan kabel di bagian atap

111

Page 112: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

BAB VIII

PENUTUP

Selama kurang lebih 9 minggu kami melakukan prakerin di ARNET

Makassar, ada beberapa hal yang dapat kami simpulkan serta dapat kami jadikan

sebagai saran agar kekurangan-kekurangan pada saat ini dapat dikoreksi di masa

yang akan datang. Berikut uraian kami :

Kesimpulan

Perkembangan teknologi telekomunikasi semakin pesat, terutama pada

sistem switching dan media transmisi yang digunakan

Perkembangan teknologi switching semakin mengarah ke switching

berbasis IP. Salah satu contohnya adalah jaringan NGN yang sedang

diterapkan di STO Balaikota.

Penggunaan media transmisi fiber optik semakin banyak, khususnya pada

wilayah dengan jaringan metropolitan yang awalnya menggunakan kawat

tembaga sebagai penghubung antar sentral kini telah beralih ke kabel

optik.

Beberapa materi yang didapatkan dari pembimbing sulit dimengerti

dikarenakan konsep dasar materi tersebut belum didapatkan selama proses

pembelajaran di sekolah. Khususnya materi mengenai perangkat

112

Page 113: Psg Makassar 03 Final - Materi Pembahasan

Multimedia, di mana pembimbing begitu sulit memberikan pemahaman

yang jelas kepada kami.

Saran

Sebaiknya diadakan perubahan terhadap kurikulum agar materi yang

disajikan dapat mengikuti perkembangan teknologi telekomunikasi hingga

yang terbaru.

Sebaiknya pengetahuan tentang perangkat multimedia diberikan lebih awal

di bangku sekolah, agar siswa tidak lagi mengalami kesulitan apabila

ditempatkan di unit kerja yang berbasis multimedia.

Pemberian materi tentang fiber optik di sekolah sebaiknya ditingkatkan,

selain karena penggunaannya semakin berkembang, perangkat

pendukungnya juga semakin banyak yang harus dipahami.

Penjelasan mengenai sentral juga harus ditingkatkan, karena materi yang

didapatkan di sekolah belum mengarah ke teknologi terbaru yang

sementara diterapkan, yakni NGN (Next Generation Network).

Kerja sama antara sekolah dan unit kerja sebaiknya diperbaiki lagi, karena

masih adanya hambatan dalam beberapa proses administrasi.

113