psg sd full

42
LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI PENILAIAN STATUS GIZI TERHADAP SISWA SISWI SD MARSUDIRINI KELAS IB SURAKARTA Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penilaian Status Gizi Disusun Oleh : Alfian Pramuditya J310090068 English Aprilia Prajawati J310990067 Fadhila A.P.P J310090063 Linda Rusdiana J310090055 Dyah Oktiva Furi J310090050

Upload: fianataka

Post on 04-Jul-2015

535 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

psg turun lapang

TRANSCRIPT

Page 1: PSG SD FULL

LAPORAN PENILAIAN STATUS GIZI

PENILAIAN STATUS GIZI TERHADAP SISWA SISWI

SD MARSUDIRINI KELAS IB

SURAKARTA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Penilaian Status Gizi

Disusun Oleh :

Alfian Pramuditya J310090068

English Aprilia Prajawati J310990067

Fadhila A.P.P J310090063

Linda Rusdiana J310090055

Dyah Oktiva Furi J310090050

Wahyu Ningrum J310090057

PROGRAM STUDI GIZI S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2010

Page 2: PSG SD FULL

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam mengisi

pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu upaya

peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang seimbang

dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan dan

menjadikan pertumbuhan yang normal (Depkes RI, 2004). Namun sebaliknya gizi

yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali ditanggulangi

oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak seimbang itu adalah Kurang Energi Protein

(KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

dan Anemia Gizi Besi (Depkes RI, 2004 ).

Khusus untuk masalah Kurang Energi Protein (KEP) atau biasa dikenal

dengan gizi kurang atau yang sering ditemukan secara mendadak adalah gizi buruk

terutama pada anak balita, masih merupakan masalah yang sangat sulit sekali

ditanggulangi oleh pemerintah, walaupun penyebab gizi buruk itu sendiri pada

dasarnya sangat sederhana yaitu kurangnya intake (konsumsi) makanan terhadap

kebutuhan makan seseorang, namun tidak demikian oleh pemerintah dan masyarakat

karena masalah gizi buruk adalah masalah ketersediaan pangan ditingkat rumah

tangga, tetapi anehnya didaearah-daearah yang telah swasembada pangan bahkan

telah terdistribusi merata sampai ketingkat rumah tangga (misalnya program raskin),

masih sering ditemukan kasus gizi buruk, padahal sebelum gizi buruk ini terjadi,

telah melewati beberapa tahapan yang dimulai dari penurunan berat badan dari berat

badan ideal seorang anak sampai akhirnya terlihat anak tersebut sangat buruk (gizi

buruk). Jadi masalah sebenarnya adalah masyarakat atau keluarga balita belum

mengatahui cara menilai status berat badan anak (status gizi anak) atau juga belum

Page 3: PSG SD FULL

mengetahui pola pertumbuhan berat badan anak, sepertinya masyarakat atau keluarga

hanya tahu bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus

makan tiap harinya.

Sekarang banyak sekali penjual kudapan yang tidak bergizi dan mengandung

zat kimia disekitar sekolah mereka. Kebanyakan pada siswa-siswi SD suka membeli

kudapan disekitar sekolah yang tidak bergizi dan belm diketahui apa saja komposisi

kudapan yang dimakan tersebut.oleh karena itu,kami melakukan praktikum ini agar

mengetahui status gizi pada anak SD sekitar umur 6-7 tahun.Konsumsi makanan

berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau stasus gizi optimal

terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,

sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja

dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran

berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Menurut Jellieffe D.

B. (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan

jaringan dari masa konsepsi sampai remaja.

Bukti menunjukkan bahwa kecepatan dari pertumbuhan berbeda setiap

tahapan kehidupan karena dipengaruhi oleh kompleksitas dan ukuran dari organ serta

rasio otot dengan lemak tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas sangat

cepat dalam hal tinggi badan yang ditandai dengan perubahan otot, lemak dan

perkembangan organ yang diikuti oleh kematangan hormon seks.

Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih

zat-zat esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam

jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik atau membahayakan. Baik

pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi. Gangguan

gizi disebabkan oleh faktor primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan

Page 4: PSG SD FULL

makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau kualitas yang disebabkan oleh

kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan,

ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya. Faktor sekunder

meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai di sel-sel tubuh

setelah makanan dikomsumsi.

2. Tujuan Kegiatan

1. Tujuan Kegiatan

1.1 Tujuan

1.1.1 Mengetahui berat badan dan tinggi badan siswa SD Marsudirini

Kelas I B

1.1.2 Mengetahui Z skore BB/U, TB/U, BB/TB siswa SD Marsudirini

Kelas I B

2. Manfaat Kegiatan

2.1 Institusi Sekolah

2.1.1 Memberikan gambaran tentang status gizi semua siswa SD

Marsudirini.

2.1.2 Mengevaluasi murid-murid yang terindikasi mengalami masalah

gizi.

2.2 Mahasiswa

2.2.1 Untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan

pengukuran untuk menentukan status gizi.

2.2.2 Untuk pembanding atau kajian praktik maupun secara teoritis serta

melatih keterampilan mahasiswa untuk melakukan pengukuran

dan menentukan status gizi

Page 5: PSG SD FULL

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian status Gizi

Menurut Supariasa dalam Penilaian Status Gizi (2002) menyatakan bahwa di

masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah

antropometri gizi. Dilihat dari penggunaan antropometri yang luas,maka salah satu

keahlian yang harus dimiliki oleh lulusan Akademi Gizi adalah mampu mengukur

status gizi masyarakat dengan cara antropometri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor internal atau

genetic dan faktor eksternal atau lingkungan. Antropometri gizi adalah berhubungan

dengan berbagai macam pengukuraan dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Keunggulan antropometri gizi adalah

sederhana,aman,dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang besar,alat murah,mudah

dibawa,tahan lama. Metode antropometri tepat dan akurat karena dapat dibakukan.

Sedangkan kelemahan antropometri adalah tidak sensitif, faktor diluar gizi dapat

menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri. Dapat

mempengaruhi presisi,akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi.

Menurut Soetjiningsih (1998) ,lingkungan pranatal yang mempengaruhi

pertumbuhan janin mulai konsepsi sampai lahir antra lain adalah gizi ibu pada pada

saat hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, anoksia

embrio. Jenis-jenis pertumbuhan adalah pertumbuhan linear dan pertumbuhan massa

jaringan.

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi

secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transporsi, penyimpanan,

metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

Page 6: PSG SD FULL

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan

energi.

Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi

dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya

zat gizi dalam seluler tubuh adalah keadaan gizi

Status gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang

individu dalam suatu variabel. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan

dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel

tertentu. Sedangkan menurut Gibson (1990) menyatakan status gizi adalah keadaan

tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke

dalam tubuh dan utilisasinya.

Malnutrisi merupakan keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan

secara relatif maupun absolute satu atau lebih zat gizi. Ada empat bentuk malnutrisi :

a. Under nutrition : Kekurangan konsumsi pangan secara

atau absolut untuk periode tertentu.

b. Specific deficiency : Kekurangan zat gizi tertentu, misalnya

kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan

lain-lain.

c. Over nutrition : Kelebihan konsumsi pangan untuk periode

tertentu.

d. Imbalance : Karena diabsorpsi zat gizi, misalnya

kolesterol terjadi karena tidak

seimbangnya LDL (Low Density

Lipoprotein), HDL (High Density

Lipoprotein), dan VLDL (Very Low

Density Lipoprotein).

Page 7: PSG SD FULL

            Kurang Energi Protein ( KEP ) maksudnya adalah seseorang kurang gizi

disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari

atau gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila berat badannya kurang

dari 80% indeks berat badan menurut umur ( BB/U ) baku WHO-NCHS. KEP

merupakan defisiensi gizi ( energi dan protein ) yang paling berat dan meluas

terutama pada Balita. Pada umumnya penderita KEP berasal dari keluarga yang

berpenghasilan rendah.

2. Klasifikasi Status Gizi

1. Klasifikasi Gomez (1956)

Baku yang digunakan oleh Gomez adalah baku rujukan Harvard.

Indeks yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U). sebagai

baku patokan digunakan persentil 50. Gomez mengklasifikasikan status gizi

atau KEP normal, ringan, sedang dan berat.

2. Klasifikasi Kualitatif Menurut Wellcome Trust

Penentuan klasifikasi menurut Wellcome Trust dapat dilakukan

dengan mudah. Hal ini dikarenakan tidak memerlukan pemeriksaan klinis

maupun laboratorium. Baku yang digunakan adalah baku Harvard.

3. Klasifikasi Menurut Waterlow

Waterlow membedakan antara penyakit KEP yang terjadi akut dam

kronis. Beliau berpendapat bahwa defisit berat badan terhadap tinggi badan

mencerminkan gangguan gizi yang akut dan menyebabkan keadaan wasting

(kurus-kering). Defisit tinggi menurut umur merupakan akibat kekurangan

gizi yang berlangsung sangat lama. Akibat yang ditimbulkan adalah anak

menjadi pendek (stunting) untuk umurya.

Page 8: PSG SD FULL

4. Klasifikasi Jelliffe

Indeks yang digunakan Jelliffe adalah berat badan menurut umur.

Pengkategoriannya adalah kategori I, II, III dan IV.

5. Klasifikasi Bengoa

Bengoa mengklasifikasikan KEP menjadi tiga kategori, yaitu KEP I,

KEP II, dan KEP III. Indeks yang digunakan adalah berat badan menurut

umur.

6. Klasifikasi Status Gizi menurut Rekomendasi Lokakarya Antropometri, 1975

serta Puslitbang Gizi, 1978.

Dalam rekomendasi tersebut digunakan lima macam indeks yaitu: BB/U,

TB/U, LLA/U, BB/TB, dan LLA/TB. Baku yang digunakan adalah Harvard. Garis baku

adalah persentil 50 baku Harvard.

Status Gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasrkan Indeks BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TBGizi Baik >80% >85% >90% >85% >85%Gizi Kurang 61%-80% 71%-85% 81%-90% 71%-85% 76%-85%Gizi Buruk ≤60% ≤70% ≤80% ≤70% ≤75%

7. Klasifikasi Menurut Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI Tahun 1999

Dalam buku petunjuk Teknis Pemantauan Status Gizi (PSG) Anak

Balita tahun 1999, klasifikasi status gizi dapat diklasifikasikan menjadi 5,

yaitu : gizi lebih, gizi baik, gizi sedang, gizi kurang, dan gizi buruk. Baku

rujukan yang digunakan adalah WHO-NCHS, dengan indeks berat badan

menurut umur.

Page 9: PSG SD FULL

8. Klasifikasi Cara WHO

Pada dasarnya cara penggolongan indeks sama dengan cara Waterlow.

Indikator yang digunakan meliputi BB/TB, BB/U, dan TB/U. Standard yang

digunakan adalah NCHS (National Centre for Health Statistic, USA).

3. Jenis-jenis Penilaian Status gizi

Metode penilaian status gizi dibedakan menjadi dua yaitu penilaian

status gizi secara langsung dan secara tidak langsung. Penilaian status gizi

secara langsung dapat dibedakan menjadi empat yaitu antropometri, biokimia,

klinis, biofisik.

1. Antropometri

Pengertian

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.

Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Penggunaan

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein danenergi. Ketidakseimbangan

ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi tubuh seperti

lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

2. Biokimia

Pengertian

Page 10: PSG SD FULL

Penialain status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan

specimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada

berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan

antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh

seperti hati dan otot.

Penggunaan

Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa

kemungkina akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia

faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan

gizi yang spesifik.

3. Klinis

Pengertian

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk

menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas

perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel

(supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral atau organ-organ yang dekat dengan permukaan

seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan

Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara

cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk

mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan

Page 11: PSG SD FULL

salah satu atau lebih gizi. Disamping itu digunakan untuk

mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan

pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau

riwayat penyakit.

4. Biofisik

Pengertian

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya

jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan.

Penggunaan

Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti

kejadian buta senja epidemic (epidemic of night blindnes). Cara

yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu :

survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.

1. Survei Konsumsi Makanan

Pengertian

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yang dikonsumsi.

Penggunaan

Page 12: PSG SD FULL

Pengumpulan data komsumsi makanan dapat memberikan

gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,

keluarga dan individu. Survei ini dapat mengindentifikasikan

kelebihan dan kekurangan zat gizi.

2. Statistik Vital

Pengertian

Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka

kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat

penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Penggunaan

Penggunaanya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator

tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.

3. Faktor Ekologi

Pengertian

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan

masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik,

biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia

sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi, dan lain-lain.

Penggunaan

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk

Page 13: PSG SD FULL

mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai

dasar untuk melakukan program intervensi gizi.

Antropometri

Antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur,dan tingkat gizi.

Berbagai jenis tubuh antara lain: berat badan,tinggi badan,lingkar lengan atas dan

tebal lemak di bawah kulit. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur

status gizi dari berbagi ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi,

gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan

tubuh seperti lemak,otot dan jumlah air dalam tubuh.

Syarat yang mendasari penggunaan atropometri adalah:

1. Alat mudah didapat dan digunakan

2. Pengukuran dapat dilakukan dengan berulang-ulang dan objektif.

3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional,juga

oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

4. Biaya relatif murah karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan

lainnya

5. Hasilnya mudah disimpulkan

6. Secara ilmiah diakui kebenarannya

Keunggulan Antropometri:

1. Prosedurnya aman,sederhana dan dapt dilakukan dalam jumlah yang besar

2. Relatif tidak membutuhakan tenaga ahli

3. Alatnya murah,mudah didapat da tahan lama

4. Metode ini tepat dan akurat karena dapt dibakukan

5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau

Page 14: PSG SD FULL

6. Dapat mengidentifikasikan gizi kurang,gizi sedang,gizi buruk

7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu

8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi

Kelemahan Antropometri

1. Tidak sensitif

2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)

dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri

3. Kesalahan yang terjadi dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas

pengukuran antropometri gizi

4. Kesalahan terjadi karena pengukuran,perubahan hasil pengukuran baik fisik

maupun komposisi jaringan,analisis dan asumsi yang keliru

5. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak

cukup, kesalahan alat atau alat tidak tertera, kesulitan pengukuran

Parameter Antropometri

Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia antar lain umur, berat

bada, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar kepala, lingkar pinggul

dan tebal lemak dibawah kulit.

Indeks Antropometri

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan

menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur(TB/U), berat badan menurut

tinggi badan (BB/TB)

Kelebihan Indeks BB/U:

1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti masyarakat umum

Page 15: PSG SD FULL

2. Baik untuk mengukur status gizi akuat atau kronis

3. Berat badan dapat berfluktuasi

4. Sangat sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil

5. Dapat mendeteksi kegemukan (over weight)

Kelemahan Indeks BB/U

1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila terdapat edema

atau asites

2. Di daerah pedesaan yang terpencil dan tradisional,umur sering sulit ditaksir

karena pencatatan umur yang belim baik

3. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk anak dibawah lima tahun

4. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran,seperti pakaian atau gerakan anak

pada saat penimbangan

5. Masalah social budaya. Orang tua tidak mau menimbang anaknya karena

dianggap seperti barang dagangan.

Keuntungan Indeks TB/U

1. Baik untuk menilai status gizi masa lampau

2. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri,murah dan dapat dibawa

Kelemahan Indeks TB/U

1. Tinggi badan tidak cepat naik

2. Pengukuran relative sulit dilakukan karena anak hrus bberdiri tegak sehingga

perlu dua orang untuk melakukannnya

3. Ketepatan umur suli didapat

Keuntungan Indeks BB/TB

1. Tidak memerlukan data umur

2. Dapat membedakan proporsi badan(gemuk,normal,kurus)

Page 16: PSG SD FULL

Kelemahan Indeks BB/TB

1. Tidak dapat memberikan gambaran,apakah pendek,tinggi badan atau

kelebihan tinggi badan menurut umurnya karena umur tidak diperhitungkan.

2. Sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang/tinggi

badan pada kelompok balita

3. Membutuhkan dua macam alat ukur

4. Pengukuran relative lama

5. Membutuhkan dua orang untuk melakukannya

6. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran,terutama

dilakukan oleh kelompok non-profesional

Indeks masa Tubuh (IMT)

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (18 tahun ke atas)

merupakan masalah penting karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit

tertentu juga dapat mempengaruhi produktifitas.

IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang

dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan,

maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang mencapai usia

harapan lebih panjang. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur

18 tahun ke atas. IMT tidak dapat diterapkan bayi, anak, remaja, ibu hamil dan

olahragawan. Disamping itu pula IMT diterapkan pada keadaan khusus (penyakit)

lainnya seperti adanya edema, asites dan hepatomegali.

Menurut FAO/WHO batas ambang normal laki-laki adalah 20,1 - 25,0 dan

untuk perempuan adalah 18,7 - 23,8. Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat

defisiensi energi ataupun tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan

menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang

dipergunakan adalah ambang batas laki-laki untuk kategori kurus tingkat berat dan

menggunakan ambang batas pada perempuan untuk kategori gemuk tingkat berat.

Page 17: PSG SD FULL

Penilaian Status Gizi Anak

Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok

masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal

dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri

disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut

adalah sebagai berikut :

a. Umur.

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan

penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti

bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering

muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti

1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung

dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30

hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam

hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).

b. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap

perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi

makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U

(Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat

perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam

penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak

digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung

Page 18: PSG SD FULL

pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan

perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

b. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat

dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk

melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat

badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan

dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks

BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena

perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun

sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan

lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun

( Depkes RI, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan

status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator

status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi

tubuh (M. Khumaidi, 1994).

Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka

dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan

BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi

kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai

masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka

kesakitan.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua

versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score =

z). Menurut Waterlow, gizi anak-anak di negara-negara yang populasinya relative

Page 19: PSG SD FULL

baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk

anak-anak yang populasinya relatif kurang (under nourished) lebih baik

menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku

rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).

Tabel 1. Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

NoIndeks yang digunakan

InterpretasiBB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi

Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++

Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +

2 Normal Normal Normal Normal

Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang

Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang

Tinggi Rendah Tinggi Obese

Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese

Sumber : Depkes RI 2004.

Page 20: PSG SD FULL

BAB III

PROSEDUR PENILAIAN STATUS GIZI

1. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan penilaian status gizi ini dilaksanakan pada hari Jumat,

tanggal 26 November 2010 yang berlokasi di SD MARSUDURINI Surakarta.

Dimana SD MARSUDIRINI merupakan salah satu sekolah favorit di kota

Surakarta yang letaknya sangat strategis.

2. Subjek

Subjek dalam kegiatan penilaian status gizi yang dilakukan adalah

siswa dari SD Marsudirini kelas 1B dengan jumlah 30 siswa.

3. Prosedur Penilaian Status Gizi

a. Mengukur Tinggi Badan

Alat yang digunakan : mikrotoa (microtoise)

- Cara mengukur :

Page 21: PSG SD FULL

1. Mikrotoa ditempelkan dengan paku pada dinding yang lurus datar

setinggi tepat 2 meter. Angka 0 (nol) pada lantai yang datar rata.

2. Sepatu atau sandal responden harus dilepas.

3. Responden harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna dalam

baris berbaris, kaki lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala

bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka

menghadap lurus dengan pandangan ke depan.

4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-

siku harus lurus menempel pada dinding.

5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan

mikrotoa. Angka tersebut menunjukkan tinggi anak yang diukur.

Cara baca diatas garis merah pada mikrotoa.

b. Mengukur Berat Badan

Alat yang digunakan : timbangan injak

- Cara mengukur :

1. Timbangan ditera / dinolkan dengan cara diputar bagian belakang

timbangan.

2. Meminimalkan pakaian responden, misal cincin, jam tangan, hp

dan lain-lain.

3. Responden berdiri tegak, kaki pas berada ditengah-tengah

timbangan dan pandangan kedepan.

4. Baca skala dari depan responden.

Page 22: PSG SD FULL
Page 23: PSG SD FULL

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil kegiatan praktik yang telah kami lakukan di SD Marsudirini, dari

30 siswa kelas 1B dengan perlakuan pengukuran berat badan dan tinggi badan yaitu;

23 anak memiliki status gizi normal dengan prosentase 76,67% dari 30 anak, 5 anak

memilki status gizi kurang dengan prosentase 16,67%, 2 anak meilki status gizi lebih

dengan prosentase 6,67%. Berdasarkan data yang diperoleh setelah diperiksa dan

dianalisis siswa SD Marsudirini , siswa kelas 1 B , rata- rata bergizi baik bisa dilihat

di tabel berikut ini,

Status gizi Jumlah anak Prosentase

Gizi kurang 5 16,67%

Gizi baik 23 76,67%

Gizi lebih 2 6,67%

Dilihat dari hasil pengukuran antropometri perkembangan gizi anak usia jika

memiliki status gizi yang baik peran orang tua dan juga pihak sekolah

memeperhatikan kudapan/jajanan disekitar sekolah yang aman. Sedangkan bagi

siswa yang memiliki status gizi lebih atau kurang hal ini harus diwaspadai oleh orang

tua terutama untuk di lingkungan rumah dan peran guru untuk lingkungan sekolah.

Caranya membatasi makanan yang sifatnya junk food, untuk menggantinya dihimbau

memberikan makanan yang cukup gizi, boleh diberikan makanan junk food namun

intensitasnya dikurangi. Karena resiko dari malnutrisi sendiri sangat berbahaya bagi

Page 24: PSG SD FULL

kesehatan, bisa menimbulkan beberapa penyakit, karena imunitas tubuh berkurang,

susah dan susah bergerak, karena anak usia sekolah cenderung suka bergerak bebas.

Page 25: PSG SD FULL

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarakan data yang diperoleh dan dari hasil pengukuran antropometri

pada anak usia sekolah maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Tinggi badan siswa SD Marsudirini dari 30 siswa diperoleh rata-rata tinggi

badan 117,7 cm dan berat badan dari 30 siswa SD Marsudirini diperoleh rata-

rata berat badan sebsar 21,73 kg.

2. Menurut z-skore (standar deviasi) status gizi yang dimiliki siswa SD

Marsudirini kelas 1B menurut BB/U memiliki status gizi berat badan normal,

menurut TB/U memiliki status gizi tinggi badan normal, dan menurut BB/TB

memiliki status gizi normal dari 30 siswa.

B. Saran

1. Untuk siswa yang memilki / terindikasi gizi kurang diharapkan agar guru

yang berperan dalam perkembangan siswa di sekolah harus memberikan

imbauan kepada orang tua siswa agar memperhatikan makanan yang di

konsumsi anak-anaknya dan menambah konsumsi makan yang banyak

mengandung cukup gizi

2. Untuk siswa yang memilki / terindikasi gizi lebih juga diharapkan orang tua

memperhatikan konsumsi anak-anaknya agar mengkonsumsi makan yang

seimbang.

3. Untuk siswa yang memiliki gizi normal, diharapkan orang tua dan guru

menjaga konsumsi anak tersebut atau pola makan yang teratur dan cukup

mengandung zat gizi yang seimbang.

Page 26: PSG SD FULL

4. Pada pembuatan laporan berikan kritik dan saran mengenai referensi maupun

acuan yang dipakai yang sifatnya membangun, agar laporan penelitian

selanjutnya menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi semua, baik bagi

masyarakat dan juga mahasiswa sendiri.

Page 27: PSG SD FULL

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Atmarita dan Lucya Feronica.1992. Penggunaan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai status gizi Orang Dewasa Gizi Indonesia.Jurnal of The Indonesia Nutrition Assocasion.VOL XVII. Jakarta

Galler, J.R. (1997). Malnutrition and Brain Development. In : Nutrition in Pediatric. London : B.C. Decker Inc. Publisher.

Husaini, Y.K. (1997). Antropometri sebagai Indeks Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Medika no 8 tahun XXIII. Jakarta : Medika.

Jelliffe DB.1966. Assessment of the Nutritional Status of The Community. WHO. Geneva

Nyimas. (2002). Desentralisasi Program Gizi Anak Sekolah Membuat SDMMerosot. Jakarta : Kompas

Pudjiadi, S.(2003). Ilmu Gizi Klinis Pada Anak. Jakarta : Gaya Baru

Rekso Dikusumo. 1988/1989. Penilaian Status Gizi Secara Antropometri. Bagian Proyek Pendidikan Akademi Gizi. Jakarta

Santoso, S. dan Ranti, A.L. (1994). Kesehatan dan Gizi. Jakarta : Dirjen Dikti.

Staf Bidang Sosio Ekonometrik Gizi dan Statistik.1980.Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri dan Penentuan Keadaan Gizi. PuslitbangGizi.Bogor

WHO.1983.Measuring Change in Nutritional Status.WHO.Geneva

Whitney, E.N., Rolfes, S.R. (2002). Understanding Nutrition . 8 th ed. Philadelphia: International Thompson Publishing Company

Yayah K.Husaini,Agustus 1997. Antropometri sebagai Indikator Gizi dan Kesehatan Masyarakat.Medika,no 8 tahun XXIII

Page 28: PSG SD FULL

No. NamaBB (kg)

TB (cm)

Tanggal Lahir UmurZ - Score

InterpretasiBB/U TB/U

BB/TB

1. Aditya Pratama 21 122,3 17 Agustus 2004 6 Th , 3 bln -0,08 1,2 -1,05 Gizi Normal2. Agnes Oktavia M.P 21 113,8 19 Oktober 2004 6 Th, 1 bln 0,38 -1 0,68 Gizi Normal3. Ajeng Trisari Puspita P. 18 112,3 8 Januari 2004 6 Th, 10 bln 1,30 -1,3 -0,52 Gizi Normal

4. Albertus Novyanto H. 40 131,8 14 November 2003 7 Th 4,75 1,9 3,35Sekarang lebih, belum obese

5. Albertus Sanjaya 22 119 25 Juli 2004 6 Th, 4 bln 0,25 0,2 0,08 Gizi Normal6. Alexius Elang Erlangga W. 12 112,8 29 Juli 2004 6 th, 3 bln -3,9 -0,9 -0,4 Gizi kurang7. Angelina Tabhita R.U 16 112,8 22 Juli 2004 6 th, 4 bln -1,75 -0,7 -1,87 Gizi Normal8. Axel Marchelino 19 118,4 14 Januari 2004 6 Th, 10 bln -1,34 -0,47 -1,3 Gizi Normal9. Delta Dirgadiel 20 118,9 20 Desember 2003 6 Th, 11 bln -1,03 -0,46 -0,8 Gizi Normal10. Edwina Cindy Damayanti 25 123,2 8 Desember 2003 6 Th, 11 bln 0,82 0,5 0,63 Gizi Normal

11.Florentina Renata keysha A.P

20 115 19 juni 2004 6 th, 5 bln -0,6 -0,41 0,45 Gizi Normal

12. Fransisca Novenshea S.B 19 114,5 7 November 2003 7 Th -1,03 1,10 -0,41 Gizi Normal13. Ignatius Marcel S. 18 114,3 27 Februari 2004 6 Th, 9 bln 1,65 -1,2 -1,17 Gizi Normal14. Juliana Putri Atmaja 23 116,5 15 Juli 2004 6 Th, 4 bln 0,7 0,01 1,13 Gizi Normal15. Kevin Adrian Cahyandra 17 113,1 19 Juni 2004 6 Th, 5 bln -1,84 -1,0 -1,62 Gizi Normal 16. Kylau Ratu Maria 18 118,6 12 Maret 2004 6 Th, 8 bln 1,16 0 -1,77 Gizi Normal17. Lucia Meavitha 14 103 26 Desember 2004 5 Th, 11 bln -2,3 -0,11 -1,46 Gizi Normal18. Maria Regina Leonyta P. 16 110,7 4 Agustus 2004 6 Th, 3 bln -1,73 -1,08 -1,5 Gizi Noraml19. Nicolas Rizky 30 121,9 31 Maret 2004 6 Th, 8 bln 2,32 0,4 2,76 Sekarang lebih belum obese20. Rafael Anthony Hardjono 41 128,2 9 Juli 2004 6 Th, 4 bln 5,1 2,04 4,63 Obese21. Relung Sihmirmaning A. 23 113 24 November 2004 6 Th, 1 bln 0,9 -0,4 1,8 Gizi Normal22. Roufiq Septian Saputro 22 120,4 28 September 2003 7 Th, 2 bln -0,44 -0,2 -0,1 Gizi Normal23. Samuel Karel Augusta 19 115,8 13 Agustus 2004 6 th, 3 bln -0,91 -0,34 -0,2 Gizi Normal

Page 29: PSG SD FULL

24. Sekar Erisa Hapsari 28 123,5 15 Februari 2004 6 Th, 9 bln 1,74 3,5 1,53 Gizi Normal25. Sepha Abisai A. 24 113,9 2 oktober 2004 6 Th, 2 bln 1,2 -0,34 2,1 Gizi Normal26. Stefani Vanessa Tania 22 114,3 3 Juli 2004 6 Th, 4 bln 0,5 0,4 1,1 Gizi Normal27. Vallentino Yugha M. 21 117,7 12 Februari 2004 6 Th, 9 bln -0,5 -0,52 -0,1 Gizi Normal28. Vivian Lie Budiman 24 124 15 Februari 2004 6 Th, 9 bln 0,7 0,9 0,1 Gizi Normal

29. Yolanda Christiana Maday 20 117,7 12 September 2004 6 Th, 2 bln 0,02 0,4 -0,4 Gizi Normal

30. Alvonso 19 122,7 - 6 Th 0,7 1,3 -2,2 Gizi Normal