psda

13
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, terlebih dahulukami memanjatkanpujisyukurke hadirat Allah SWT, tuhan seru sekalian alam, pencipta langit dan bumi, atas rahm karunia-NYA yang telah Melimpahkan rahmad dan hidayahnyalah, sehingga makalah ka dapat diselesaikan tepat pada waktunya !arena makalah ini digunakan untuk menun pr"ses belajar mengajar #enulispun banyak mendapatkan bimbingan serta pengarahan yang sanga dalam menyusun makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung $ari pengumpulan data sampai makalah ini selesai dibuat, "leh karena itulah, pada ke kami ingin menyampaikan rasa h"rmat dan terima kasih yang tulus dari lubuk hati paling dalam !epada % & 'r Alimin (ec"ng, MT ) Selaku $"sen #engajar * + Teman-teman dekat yang telah diberikan dukungan #enulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk it kritik dan saran yang bersi at membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan ini $an sem"ga makalah ini dapat berguna bagi pembaca Makassar, & .anuari + &/ #enulis

Upload: nurhayeti

Post on 04-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengembangan sumber daya air

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, terlebih dahulu kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, tuhan seru sekalian alam, pencipta langit dan bumi, atas rahmat dan karunia-NYA yang telah Melimpahkan rahmad dan hidayahnyalah, sehingga makalah kami ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Karena makalah ini digunakan untuk menunjang proses belajar mengajar.

Penulispun banyak mendapatkan bimbingan serta pengarahan yang sangat berati dalam menyusun makalah ini baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Dari pengumpulan data sampai makalah ini selesai dibuat, oleh karena itulah, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tulus dari lubuk hati yang paling dalam.Kepada : 1. Ir. Alimin Gecong, MT ( Selaku Dosen Pengajar ) 2. Teman-teman dekat yang telah diberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Makassar, 10 Januari 2013

Penulis

BABIPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Segala sesuatu sekarang memerlukan pangetahuan atau sering kita sebut ilmu pengetahuan. Salah satunya pengetahuan yang kita pelajari sekarang adalah pengetahuan Sumber Daya Air. Pelajaran ini sangat penting karena pengetahuan ini penting untuk kita dalam hal pembuatan pembangunan dibidang pengairan dan didalam bidang lainnya. Pengembangan Sumber Daya Air ( Water Resources ) memerlukan adanya konsepsi. Perencanaan, perancangan, konstruksi dan operasi fasilitas-fasilitas untuk pengendalian dan pemanfaatan air pada dasarnya hal-hal tersebut merupakan tugas para insinyur sipil, tetapi jasa-jaha para ahli dibidang lain juga dibutuhkan. Setiap proyek pengembangan sumber daya air akan menghadapi seperangkat konsisi fisik yang unik yang harus diatasi secara khusus, sehingga desain buku pedoman ( standar ) yang menuju kepada penyelesaian yang sederhana, yang bersandar pada buku pedoaman ( handbook ), jarang dapat digunakan. Kondisi-kondisi khusus setiap proyek harus diatasi melalui penerapan pengetahuaan dasar berbagai disiplin ilmu secara terpadu.Dan sebagai pembatas perkembangan, sedikitnya ada lima faktor, yaitu pendudukan, produksi pertanian, produksi industri, sumber daya alam dan pencemaran. Kelima hal ini yang dianggap berpengaruh terhadap PSDA. Jadi yang akan mempelajari PSDA lebih lanjut tentu harus memperhatikan hal-hal tersebut.Kembali kepada sumber daya air. Hal yang perlu kita ketahui bahwa PSDA ini tidak bisa terlepas dari sumber daya alam lainnya. Pengembangan sumber daya air sendiri pada saat ini hanya 20% dari jumlah yang ada. Kita dapat melihat pengembangannya dari pemanfaatan waduk, irigasi, air baku, pengendalian banjir dan sebagainya. Ini yang kita anggap sebagai kebutuhan aliran air.PSDA juga mempunyai unsure-unsur pokok tersendiri. Kebutuhan manusia terhadap air telah mengalami perkembangan untuk berbagai jenis keperluan. Sehingga kebutuhan air meningkat dan berkembang, sedangkan sumber daya air masih banyak yang tersedia. Namun menyangkut banyak aspek yang masih perlu dioptimalkan utnuk menangani permasalahan unsure-unsur pokok PSDA yang ada.Permasalahan usnur-unsur pokok PSDA, diantaranya :1. Pengendalian banjir2. Irigasi dan drainase3. Sedimnetasi4. Pengaturan DAS yang menyangkut pencegahan erosi5. Lalu-lintas air6. Penyediaan air untuk rumah tangga7. Listrik tenaga air8. Peikanan dan kesatwaan9. Pencemaran10. Pembuatan hujanPenggunaan sumber daya air untuk rekreasi. Dewasa ini, air tidak dapat lagi hanya dipandang sebagai barang sosial (social goods), namun seiring dengan kaberadaannya yang semakin langka (scarcity), maka air perlu dipandang sebagai barang ekonomis (economic goods) tanpa harus melepaskan fungsi sosialnya.Kuantitas dan kualitas air amat bergantung pada tingkat pengelolaan sumber daya air masing-masing daerah, keragaman penggunaan air yang bervariasi, air baku domestik dan industri, pembangkit tenaga listrik, perikanan, dan pemeliharaan lingkungan selain iklim, musim (waktu) serta sifat ragawi alam (topografi dan geologi) dan kondisi demografi (jumlah dan penyebaran) serta apresiasi (persepsi) tentang air.Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumberdaya air merupakan sumberdaya alam yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan mahluk serta sangat strategis bagi pembangunan perekonomian, menjaga kesatuan dan ketahanan nasional sehingga harus dikelola secara terpadu, bijaksana dan profesional.UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) menyebutkan bahwa pendayagunaan sumber daya air harus ditujukan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengertian yang terkandung di dalam amanat tersebut adalah bahwa negara bertanggungjawab terhadap ketersediaan dan pendistribusian potensi sumberdaya air bagi seluruh masyarakat Indonesia, dan dengan demikian pemanfaatan potensi sumberdaya air harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi prinsip-prinsip kemanfaatan, keadilan, kemandirian, kelestarian dan keberlanjutan.Sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam (natural resources), di dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999 2004 disebutkan diarahkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat lokal, serta penataan ruang yang pengusahaannya diatur dengan undang-undang.

2. Tujuan

Sumber daya air ini kita pelajari bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan ,seperti pengendalian banjir, drainasi lahan, pembuangan limbah, serta desain gotong-royong jalan raya merupakan penerapan teknik suber daya air pada pengendalian air (control of water), sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berlebihan terhadap harta benda, gangguan terhadap masyarakat, atau kehilangan nyawa. Penyediaan air, irigasi, pengembangan tenaga-hidroelektrik, serta peyempurnaan alur pelayanan adalah contoh-contoh dari pemanfaatan air (ulitization of water) untuk tujuan-tujuan yang berguna. Pencemaran mengancam penggunaan air untuk keperluan kota serta irigasi disamping sangat merusak nilai keindahan sungai. Oleh karena itu pengendalian pencemaran atau pengelolaan mutu air ( water-quality management) telah menjadi tahapan yang penting dalam teknik sumber daya air.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian Pengembangan Sumber Daya AirAiradalahsenyawayang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi,tetapi tidak di planet lain.Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliunkilometerkubik (330 juta mil) tersedia di bumi.Air sebagian besar terdapat dilaut(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagaiawan,hujan,sungai, muka air tawar,danau,uap air, danlautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatusiklus air, yaitu: melaluipenguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputimata air,sungai,muara) menujulaut. Air bersih penting bagi kehidupanmanusia. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutubutara dan selatan planetMars, serta pada bulan-bulan EuropadanEnceladus. Air dapat berwujudpadatan(es),cairan(air) dangas(uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.Pertama-tama, perlu terlebih dahulu diperjelas pengertian sumberdaya air yang dimaksud di dalam makalah ini, untuk membedakannya dengan pengertian sumber air, dan air itu sendiri sebagai bahan baku potensial yang dimanfaatkan untuk kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Pembedaan pengertian terhadap ketiga unsur tersebut akan memberikan pengertian terhadap pola pengelolaannya.Pengertian sumberdaya air di sini adalah kemampuan dan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial ekonomi. Terdapat berbagai jenis sumber air yang umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat, seperti air laut, air hujan, air tanah, dan air permukaan. Dari keempat jenis air tersebut, sejauh ini air permukaan merupakan sumber air tawar yang terbesar digunakan oleh masyarakat. Untuk itu, air permukaan yang umumnya dijumpai di sungai, danau, dan waduk buatan akan menjadi perhatian utama dalam diskusi pada kesempatan ini.

BAB IIIPEMBAHASAN3.1 Masalah Pengelolaan Sumberdaya AirSecara umum masalah pengelolaan sumberdaya air dapat dilihat dari kelemahan mempertahankan sasaran manfaat pengelolaan sumberdaya air dalam hal pengendalian banjir dan penyediaan air baku bagi kegiatan domestik, municipal, dan industri.Masalah pengendalian banjir sebagai bagian dari upaya pengelolaan sumberdaya air, sering mendapatkan hambatan karena adanya pemukiman padat di sepanjang sungai yang cenderung mengakibatkan terhambatnya aliran sungai karena banyaknya sampah domestik yang dibuang ke badan sungai sehingga mengakibatkan berkurangnya daya tampung sungai untuk mengalirkan air yang datang akibat curah hujan yang tinggi di daerah hulu.Pada sisi lain penyediaan air baku yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga, perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas dalam arti terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, perkotaan, dan industri.Dengan diberlakukannya Undang-undang 22/1999 tentang Otonomi Daerah, masalah pengelolaan sumberdaya air ini menjadi lebih kompleks mengingat Satuan Wilayah Sungai (SWS) atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS) secara teknis tidak dibatasi oleh batas-batas administratif tetapi oleh batas-batas fungsional, sehingga dengan demikian masalah koordinasi antar daerah otonom yang berada dalam satu SWS atau DPS menjadi sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya air.Perubahan peran Pemerintah dari institusi penyedia jasa (service provider) menjadi institusi pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha (enabler) agar memiliki kemampuan dalam menyediakan kebutuhan air dan menunjang kegiatan usahanya secara mandiri dan berkelanjutan, sehingga perlu adanya upaya-upaya pemberdayaan masyarakat pengguna air untuk mengelola dan melestarikan potensi-potensi sumber daya air.Pengelolaan sumberdaya air menghadapi berbagai persoalan yang berhubungan berbagai macam penggunaan dari berbagai macam sektor (pertanian, perikanan, industri, perkotaan, tenaga listrik, perhubungan, pariwisata, dan lain-lain) baik yang berada di hulu maupun di hilir cenderung semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini telah banyak menimbulkan dispute antar sektor maupun antar wilayah, yang pada dasarnya merupakan cerminan dari adanya conflict of interests yang tajam serta tidak berjalannya fungsi koordinasi yang baik.Memperhatikan adanya ketidakseimbangan jumlah ketersediaan air diatas, maka jumlah ketersediaan air dan besarnya kebutuhan akan air perlu dikelola sedemikian rupa sehingga pemanfaatannya memenuhi kriteria keterpaduan secara fungsional ruang, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya air yang memadai untuk mencapai pengelolaan sumberdaya air secara berkelanjutan berdasarkan strategi pemanfaatan ruang yang banyak ditentukan oleh karakteristik sumber daya air.3.2 Penataan Ruang Dalam Pengelolaan Sumberdaya AirProses penataan ruang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan permukiman dan pengelolaan sumberdaya air. Mengacu kepada Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa penataan ruang mencakup pengembangan lahan, air, udara dan sumberdaya lainnya. Dengan demikian pengelolaan sumberdaya air adalah bagian dari penataan ruang.Secara prinsip, sasaran strategis pengelolaan potensi sumberdaya air adalah menjaga keberlanjutan dan ketersediaan potensi sumberdaya air melalui upaya konservasi dan pengendalian kualitas sumber air baku. Sasaran strategis tersebut ditempuh melalui 4 (empat) tahapan yang saling terkait, yaitu perencanaan, pemanfaatan, perlindungan, dan pengendalian.Pendekatan penataan ruang yang bertujuan untuk mengatur hubungan antar berbagai kegiatan dengan fungsi ruang guna tercapainya pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, produktif dan berkelanjutan merupakan pendekatan yang fundamental di dalam pengelolaan sumberdaya air sebagai bagian dari sumberdaya alam, terutama di dalam meletakkan sasaran fungsional konservasi dan keseimbangan neraca air (water balance).3.3 Konsepsi Penataan Ruang Terpadu Untuk Satuan Wilayah SungaiDidalam UU Nomor 24/1992 tentang Penataan Ruang, terdapat hirarki perencanaan berdasarkan skala yang berbeda meliputi : Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten dan Kota (RTRWK). Selain itu, dikenal pula adanya rencana-rencana tata ruang yang sifatnya strategis-fungsional, seperti Rencana Tata Ruang Pulau, Rencana Tata Ruang Kawasan, hingga Rencana Detail Tata Ruang Kota.Untuk skala Nasional, RTRWN memberikan arahan makro dalam pengelolaan sumber daya air, dimana pengembangan sumber daya air harus selaras dengan pengembangan kawasan permukiman dan kawasan andalan. Pengembangan sumber daya air harus memperhatikan keseimbangan antara supply dan demand dalam mendukung aktivitas ekonomi pada kawasan-kawasan tersebut.Untuk skala Pulau, maka Rencana Tata Ruang Pulau memberikan arahan bahwa pengembangan sumber daya air harus selaras dengan sistem kota-kota (pusat-pusat permukiman), mengingat sistem dan hirarki kota-kota memberikan implikasi pada pola pengembangan sumber daya air.Untuk skala Propinsi, RTRWP memberikan arahan bahwa pengembangan sumber daya air bukan hanya penting untuk mendukung kawasan permukiman, namun lebih diprioritaskan untuk mendukung pengembangan kawasan-kawasan strategis dalam lingkup Propinsi, misalnya kawasan strategis pertanian, industri, pariwisata, dan sebagainya.Untuk skala kawasan, misalnya Jabotabek, pengelolaan sumber daya air dibedakan ke dalam beberapa karateristik zona yang spesifik, yaitu :1. Zona I merupakan zona rendah sepanjang garis pantai, seringkali banjir, memiliki tanah yang lembek dan adanya intrusi air laut ke air bawah tanah.2. Zona II merupakan zona rendah, beresiko banjir, baik untuk budidaya tanaman pangan, dan air tanah yang sensitif (rawan) terhadap polusi.3. Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah yang relatif tinggi, memiliki slope cukup, kualitas air tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir, walaupun kerap tergenang.4. Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada dataran agak tinggi, tidak ada resiko banjir maupun genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan air tanah sedikit karena merupakan daerah tangkapan air (catchment area) bagi zona I, II, dan III.5. Zona V merupakan zona pegunungan dengan kelerengan (slope) yang tinggi dan kecepatan aliran permukaan (fast flowing surface water) yang tinggi pula.Untuk lingkup Kabupaten dan Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah mengatur alokasi ruang bagi sektor-sektor. Analisa neraca air (water balance) sangat penting berdasarkan ketersediaan seluruh potensi sumber daya air serta kebutuhan akan air (baik untuk sektor, permukiman perkotaan, maupun perdesaan).Berdasarkan hirarki penataan ruang dan karakteristik sumber daya air yang lintas wilayah (cross jurisdiction) dan pemanfaatannya yang lintas sektor, maka diperlukan mekanisme koordinasi yang baik. Kasus SWS Ciliwung-Cisadane menunjukkan bahwa pengelolaan SWS dilakukan oleh 3 (tiga) Propinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, serta melibatkan setidaknya 6 (enam) wilayah otonom, yakni Kota DKI Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor, serta Kabupaten Bekasi, Tangerang, dan Bogor. Forum koordinasi bukan hanya beranggotakan unsur-unsur Pemerintah, namun juga stakeholders lainnya, seperti LSM, dunia usaha, dan para pengguna air.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanBerdasarkan uraian hasil pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan yang diantaranya yaitu :1. Penataan ruang merupakan pendekatan yang sangat fundamental dalam pengelolaan sumber daya air, dimana proses perencanaan, pemanfaatan, perlindungan dan pengendalian dilaksanakan secara terpadu (multi-stakeholders), menyeluruh (hulu-hilir, kuantitas-kualitas, instream-offstream), berkelanjutan (antar generasi), dan berwawasan flingkungan (konservasi ekosistem) dengan daerah pengaliran sungai (satuan wilayah hidrologis) sebagai satu kesatuan pengelolaan terpadu dengan memperhatikan sistem pemerintahan yang berlaku.2. Peran penataan ruang dalam pengelolaan sumber daya air adalah dalam rangka : (1) menjamin ketersediaan air, baik kualitas maupun kuantitas, untuk masa kini dan masa mendatang melalui pengelolaan kawasan konservasi dan pengendalian kualitas air, (2) koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah untuk mencapai komitmen bersama (seperti landasan penyusunan program pembangunan), dan (3) mencegah terjadinya externalities (seperti dampak lingkungan negatif) yang merugikan masyarakat secara luas.4.2 SaranSetelah mengamati dan mengkaji pembahasan serta kesimpulan yang diperoleh, disarankan hal-hal sebagai berikut :1. Pengguna sumber daya air senantiasa lebih rajin mengikuti penyuluhan tentang pengelolaan sumber daya air sehingga sumber daya tersebut terjamin baik dalam kuantitas maupun kualitas.2. Bagi pengguna sumber daya air agar lebih memperhitungkan secara cermat dan efisien dalam menggunakan sumber daya air.

DAFTAR PUSTAKAhttp://iyanzhave.wordpress.com/2011/11/19/peranan-pemanfaatan-sumber-daya-air-melalui-pendekatan-penataan-ruang/

TUGASPENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR( PSDA DAN FAKTOR PENDUKUNGNYA)

Disusun oleh :MUHAMMAD RASYID ANGKOTASANSIPIL (S3)031 2011 0025 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Muslin IndonesiaMakassar 2014