panduan psda 2016 tugas 1
DESCRIPTION
Sipil 2013TRANSCRIPT
1
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tugas III Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan
Pembangunan PLTMH Ciesek
Anggota Kelompok:
DWI AGUSTINA | 3611100011
ATIKA SEPTYANINGTYAS | 3611100026
SASHIRA AISYANDINI | 3611100043
BAGIAR ADLA SATRIA | 3611100057
ADILA MAHFIRO | 3611100072
RENY CAHYANI | 3611100077
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
2
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga listrik merupakan hal penting untuk menunjang pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Secara umum peningkatan kebutuhan tenaga listrik mempunyai keterkaitan erat
dengan semakin berkembangnya kegiatan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk. Seiring
dengan pertambahan penduduk, maka permintaan terhadap kebutuhan energi juga meningkat,
sementara cadangan energi yang dimiliki semakin terbatas dan menipis baik dalam hal
kuantitas maupun kualitasnya.Krisis energi listrik di Indonesia terjadi karena pasokan listrik
yang tersedia dengan jumlah pemakaian listrik dan permintaan pemasangan baru oleh
pelanggan tidak seimbang. Pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik selama periode sebelum
krisis 1994 – 1997 mengalami pertumbuhan tinggi antara 11% - 14.5%, sedangkan pada waktu
krisis hanya tumbuh sebesar 14.7%. Setelah kiris ekonomi di tahun 1998, pertumbuhan
kebutuhan tenaga listrik mulai tumbuh kembali sekitar 3% - 11%.
Indonesia tercatat sebagai negara yang kaya akan sumber energi mikrohidro, yaitu
pembangkit energi yang memanfaatkan tenaga air dalam skala yang tidak begitu besar. Selama
ini, PLN menjalankan sistem pembangkit listrik tersentralisasi (terpusat dan berskala besar)
yang ternyata belum optimal dalam hal transmisi dan distribusi listrik. Berdasarkan potensi
tersebut, menyebabkan pemerintah dalam hal ini berencana membuat PLTMH yang diharapkan
mampu membantu pengentasan krisis energi listrik yang terjadi saat ini. Tidak hanya itu,
potensi tenaga air dan gradien sungai yang dapat digunakan untuk pembangkit tenaga listrik
tenaga air tersebar hampir tersebar di seluruh bagian hulu sungai-sungai di Indonesia dan
diperkirakan dapat digunakan untuk memproduksi listrik sampai mencapai 75.000 MW dengan
pemanfaatannya baru sekitar 2,5% dari potensi yang ada.
Menurut Andrianto (2009), saat ini PLN tengah membangun beberapa pembangkit
listrik berbahan bakar non minyak hasil dari penerbitan obligasi yang direncanakan kelar pada
tahun 2015. Namun demikian, dari total tambahan pasokan listrik baru tersebut tetap masih di
bawah perkiraan konsumsi sebesar 190,25 miliarkilowatt pada tahun 2015 tersebut. Proyek-
proyek PLTMH merupakan salah satu alternatif paling cocok dalam meningkatkan pasokan
listrik. Dalam skema ini, peran sektor privat diberikan ruang untuk membuka peran investasi
dalam pasar listrik Indonesia. Hal ini dikarenakan pembangunan PLTMH dalam hal ini
membutuhkan biaya yang tidak cukup sedikit. Berdasarkan hal itu, maka perlunya peranan
analisis finansial dan ekonomi dalam hal pengelolaan PLTMH.
Adanya potensi yang besar tersebut menyebabkan pemerintah membuat program DME
khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). PLTMH diharapkan mampu
3
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
membantu pengentasan krisis energi listrik yang terjadi saat ini. Kabupaten Bogor telah
menjadi sasaran lokasi pelaksanaan DME khususnya yang berbasis mikrohidro yang dimulai
sejak tahun 2005. PLTMH tersebar di beberapa kecamatan yaitu di Kecamatan Sukajaya,
Kecamatan Megamendung dan Kecamatan Leuwiliang. Salah satu daerah yang telah
memanfaatkan mikrohidro yaitu Kampung Paseban, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa
Barat.Nama PLTMH yang terdapat di Kampung Paseban dinamakan dengan PLTMH Ciesek
dikarenakan karena sumber airnya berasal dari sungai Ciesek. Melalui latar belakang di atas,
perlunya mengetahui potensi-potensi yang ada dalam pengembangan PLTMH Ciesek terutama
potensi investasi dalam aspek pembiayaan pembangunan infrastruktur PLTMH Ciesek.
1.2 Sasaran Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka sasaran penulisan ini
antara lain adalah:
1. Mengidentifikasi permasalahan pembangunan terkait PLTMH Ciesek.
2. Melakukan analisis proses pembiayaan yang dilakukan investor dalam pembangunan
PLTMH Ciesek.
3. Menjelaskan sumber-sumber pembiayaan yang menjadi alternatif pembiayaan PLTMH
Ciesek.
4. Menjelaskan strategi-strategi pembiayaan dalam mengimplementasikan PLTMH Ciesek.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain, yaitu:
a. Merumuskan persoalan pembiayaan pembangunan pada kasus PLTMH Ciesek.
b. Melakukan analisis pembiayaan pada PLTMH Ciesek
c. Mengidentifikasi alternatif sumber-sumber pembiayaan yang relevan dengan
dengan kasus PLTMH Ciesek
d. Menyusun strategi pembiayaan pada kasus PLTMH Ciesek.
1.4 Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan yang dibahas dalam makalah ini adalah identifikasi alur
pembiayaan PLTMH Ciesek di Kampung Paseban, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, sasaran penulisan, tujuan penulisan, ruang
lingkup pembahasan, dan sistematika penulisan.
4
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB II EVALUASI SINGKAT STUDI
Berisi mengenai review terkait dengan gambaran umum PLTMH Ciesek serta proses analisis
komponen pembiayaan yang dilakukan.
BAB III EKSPLORASI INSTRUMEN PEMBIAYAAN
Berisi mengenai kajian terkait dengan struktur anggaran pembiayaan yang dilakukan dan teori
terkait dengan sumber-sumber pembiayaan konvensional dan non konvesional.
BAB IV SKEMA PENANGANAN KASUS
Berisi analisis proses pembiayaan PLTMH Ciesekserta saran dan strategi implementasi
pembiayaan pembangunan
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dari Rekomendasi.
5
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB II
EVALUASI SINGKAT STUDI
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Ciesek
Mikrohidro saat ini mulai dikembangkan sebagai sumber energi baru untuk pembangkit
listrik. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) sudah mulai dikembangkan di berbagai
daerah di Indonesia, terutama di daerah pegunungan yang sulit dijangkau oleh jaringan listrik
dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena kondisi geografis dan kesulitan dalam
mengaksesnya. Dengan adanya PLTMH, suatu desa dapat mandiri dalam menyuplai kebutuhan
listriknya sendiri. Kabupaten Bogor telah menerapkan pembangunan PLTMH di Kecamatan
Megamendung. Salah satu desa yang ditunjuk sebagai lokasi pembangunan PLTMH yaitu Desa
Megamendung.
PLTMH di Kampung Paseban dinamakan PLTMH Ciesek karena sumber airnya berasal
dari Sungai Ciesek. Sebelum adanya PLTMH, masyarakat di Kampung Paseban masih
menggunakan kincir tradisional dan lampu tempel. Kedua sumber penerangan ini belum
mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kampung Paseban. Keberlanjutan dari PLTMH
dinilai sangat penting karena merupakan bagian menyeluruh dari sebuah proses pembangunan
perdesaan dan pembangunan nasional secara umum.
Apabila dilihat dari sisi ekonomi, PLTMH dapat memberi manfaat ganda. Pertama yaitu
penghematan pengeluaran biaya untuk energi dibandingkan penggunaan energi lain. Kedua
yaitu pendorong munculnya usaha-usaha produktif dengan memanfaatkan energi yang
dihasilkan. Usaha produktif ini diperlukan untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat
dalam mengelola PLTMH secara berkelanjutan. Selain itu, pembangunan PLTMH ini diharapkan
dapat memutar roda perekonomian di perdesaan. Hal itu dapat terwujud jika ada suatu
panduanuntuk melihat potensi dan mengembangkan usaha-usaha produktif
berbasismikrohidro.
2.2 Komponen Biaya
Komponen biaya dalam pembangunan PLTMH Ciesek ini terdiri dari biaya pengeluaran
dan biaya pemasukan. Biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek terdiri dari
biaya investasi, biaya operasional dan pemeliharaan. Sedangkan biaya pemasukan diperoleh
dari iuran warga yang menggunakan listrik dari PLTMH Ciesek. Berikut adalah penjelasan
terkait komponen biaya di PLTMH Ciesek
6
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
2.2.1 Biaya Pengeluaran
Biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan PLTMH Ciesek terdiri dari biaya investasi
dan biaya operasional. Berikut akan dijelaskan terkait dengan biaya investasi dan baiya
operasional.
Biaya Investasi
Biaya investasi PLTMH adalah biaya yang dikeluarkan untuk membangun PLTMH. Biaya
investasi terdiri dari biaya pembangunan sarana PLTMH dan biaya lain-lain. Biaya
pembangunan sarana PLTMH terdiri dari biaya pekerjaan55persiapan, biaya pekerjaan sipil,
biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal, pekerjaan jaringan distribusi, dan biaya instalasi
rumah. Biaya lain-lain terdiri dari biaya untuk training operator dan buku manual. Berikut
adalah komponen biaya investasi PLTMH Ciesek Tahun 2011.
Tabel 2.1 Komponen Biaya Investasi PLTMH Ciesek Tahun 2011
No Uraian Jumlah (Rp)
1 Pekerjaan persiapan 37.500.000
2 Pekerjaan sipil 194.410.982
3 Pekerjaan mekanilak dan elektrikal 291.500.000
4 Pekerjaan jaringan distribusi 132.675.000
5 Instalasi rumah (SRIR) 57.404.900
6 Lain-lain 12.000.000
TOTAL 725.490.882Sumber: Studi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
Biaya pekerjaan persiapan adalah biaya yang dikeluarkan pada tahap awal rencana
pembangunan PLTMH yang terdiri dari kegiatan setting out danbouwplank dan kegiatan
mobilisasi bahan dan alat. Biaya persiapan ini mencapai Rp 37.500.000.
Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan
dalam pembangunan PLTMH Ciesek. Peralatan mekanikal dan elektrikal terdiri dari turbin set,
generator, panel control, ballast load, setup instalasi, aksesoris, dan transportasi pengangkutan
peralatan dari Bandung ke lokasi PLTMH Ciesek. Biaya pekerjaan mekanikal dan elektrikal
PLTMH Ciesek ini mencapai Rp 291.500.000.Biaya investasi PLTMH Ciesek secara keseluruhan
yaitu Rp 725.490.882 yang hanya dikeluarkan pada tahun ke 0.
Biaya Operasional
PLTMH Ciesek belum memiliki pengeluaran untuk biaya tidak tetap seperti penggantian
alat yang rusak. Biaya tetap dalam operasional PLTMHCiesek adalah biaya per bulan untuk
menggaji karyawan yang mengoperasikan dan merawat pembangkit listrik. Biaya tetap secara
rinci disajikan pada Tabel 2.2 berikut.
7
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 2.2 Biaya Operasional PLTMH Ciesek Tahun 2012
Personil Jumlah Biaya/Bulan (Rp)Total
Biaya/Bulan (Rp)Total
Biaya/Tahun (Rp)
Ketua PLTMH 1 100.000 100.000 1.200.000
Administrasi 1 100.000 100.000 1.200.000
Operator 2 250.000 500.000 6.000.000
TOTAL 700.000 8.400.000Sumber: Studi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
2.2.2 Biaya Pemasukan
Biaya pemasukan adalah biaya yang diterima dalam pembangunan PLTMH Ciesek ini
atau biasa disebut dengan biaya manfaat. Manfaat dari PLTMH berupa manfaat langsung yang
diterima oleh PLTMH yang berasal dari iuran warga yang memakai listrik dari PLTMH.
Besarnya iuran ditentukan berdasarkan kesepakatan warga. Iuran yang dibayarkan warga
menjadi penerimaan bagi PLTMH. Total penerimaan PLTMH Ciesek yaitu Rp 13.380.000 per
tahun yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Total Penerimaan PLTMH Ciesek Tahun 2012
Jenis Tarif (Rp/Bulan)
Jumlah Rumah Tangga Pengguna
Total/Bulan (Rp)
Total/Tahun (Rp)
15.000 21 315.000 3.780.000
20.000 40 800.000 9.600.000
TOTAL 1.115.000 13.380.000Sumber: Studi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
2.3 Analisis Kriteria Investasi
Dalam melakukan estimasi kelayakan PLTMH, diasumsikan Pembangunan PLTMH
Ciesek memiliki umur ekonomis proyek selama sepuluh tahun yang didasarkan pada ketahanan
alat mikrohidro. Asumsi lain yangdigunakan adalah menggunakan tingkat suku bunga sebesar
12% yang merupakan suku bunga pinjaman. Hal ini didasarkan pada kondisi apabila
masyarakat Kampung Paseban tidak mendapat hibah dari pemerintah sehingga harus
meminjam dana untuk membangun PLTMH.
Estimasi kelayakan dilakukan dengan dua skenario, skenario I yaitu apabila biaya
investasi dimasukkan sebagai komponen pengeluaran karena modal sendiri dan skenario II
yaitu biaya investasi tidak dimasukkan sebagai komponen pengeluaran karena merupakan dana
hibah dari pemerintah. Skenario II merupakan kondisi yang sebenarnya dari PLTMH Ciesek.
2.3.1 Analisis Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NVP) merupakan manfaat bersih tambahan yang diterima proyek
selama umur proyek pada tingkat discount rate tertentu. Dengan kata lain NPVmerupakan
selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan
8
Dimana:NB = Net benefit = Benefit – CostC = Biaya investasi + Biaya operasi = Benefit yang telah didiskon = Cost yang telah didiskon i = diskon faktor n = tahun (waktu ekonomis)
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
kas bersih di masa yang akan datang, tingkat bunga yang relevan juga perlu ditentukan untuk
menghitung nilai sekarang. Data yang digunakan adalah keuntungan kotor atau benefit (Bt),
biaya operasional (Ct) dari pengelolaan PLTMH Purbasari dan discount rate (i) yang berlaku.
Tingkat discount rate yang digunakan adalah sebesar 12%. Sedangkan umur ekonomis proyek
adalah selama 10 tahun, atau dihitung dari tahun ke-0 hingga tahun ke-10. Analisis ini dapat
dihitung dengan menggunakan rumus
Hasil analisis NPV pada skenario I dan skenario II dengan diskon faktor sebesar 12% dapat
dilihat pada tabel 2.4 dan tabel 2.5 berikut:
NPV=∑i=1
n
NBi(1+i)−n
atau
NPV=∑i=1
n NBi(1+i)n
atau
NPV=∑i=1
n
Bi−C i=∑i=1
n
N Bi
9
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 2.4 Perhitungan Analisis NPV Skenario I
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENERIMAAN
Iuran Listrik 0 13.380.000
13.380.000 13.380.000 13.380.000
13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000
BIAYA INVESTASI
Pekerjaan persiapan
37.500.000
Pekerjaan sipil 194.410.982
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal
291.500.000
Pekerjaan jaringan distribusi
132.675.000
Instalasi rumah 57.404.900
Lain-lain 12.000.000
TOTAL 725.490.882
BIAYA OPERASIONALGaji operator 0 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000
NET BENEFIT -725.490.882 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000DF(12%) 1,000 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322PV of NB -725.490.882 4.446.429 3.970.026 3.544.666 3.164.880 2.825.786 2.523.023 2.252.699 2.011.339 1.795.838 1.603.427NPV I -697.352.771BCR 0,097DF (17%) 1,000 0,855 0,730 0,624 0,533 0,456 0,389 0,333 0,284 0,243 0,208PV of NB -725.490.882 4.256.410 3.637.957 3.109.365 2.657.577 2.271.433 1.941.396 1.659.312 1.418.216 1.212.150 1.036.026NPV I -702.291.036BCR 0,081
Sumber: Studi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
10
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 2.5 Perhitungan Analisis NPV Skenario II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10PENERIMAAN
Iuran Listrik 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000
13.380.000
BIAYA INVESTASIPekerjaan persiapan
Pekerjaan sipil
Pekerjaan mekanikal dan elektrikal
Pekerjaan jaringan distribusiInstalasi rumahLain-lainTOTAL
BIAYA OPERASIONALGaji operator 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000
NET BENEFIT 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000 4.980.000DF(12%) 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322PV of NB 4.446.429 3.970.026 3.544.666 3.164.880 2.825.786 2.523.023 2.252.699 2.011.339 1.795.838 1.603.427NPV II 28.138.111BCR 1,036DF (17%) 0,855 0,730 0,624 0,533 0,456 0,389 0,333 0,284 0,243 0,208PV of NB 4.256.410 3.637.957 3.109.365 2.657.577 2.271.433 1.941.396 1.659.312 1.418.216 1.212.150 1.036.026NPV II 23.199.846BCR 1,030
Sumber: Studi Kelayakan dan Keberlanjutan PLTMH Ciesek
11
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Dari tabel 2.4 diatas dapat diketahui bahwa nilai NPV dengan pemberian diskon faktor
(DF) sebesar 12% dan 17% pada skenario I hasilnya adalah < 0 atau negatif. Hal ini berarti
proyek pembangunan PLTMH Ciesek tidak feasibel untuk dilaksanakan. Dikatakan tidak feasible
karena proyek ini akan memberikan kerugian bagi pelaku pembangunannya.
Sedangkan dari tabel 2.5 dapat diketahui bahwa nilai NPV dengan pemberian Diskon
Faktor (DF) sebesar 17% >0 atau bernilai positif pada skenario II yaitu biaya investasi
ditanggung oleh biaya hibah dari pemerintah. Hal ini berarti proyek pembangunan PLTMH
Ciesek feasible untuk dilaksanakan. Dikatakan feasible karena proyek ini akan memberikan
benefit bagi pelaku pembangunannya.
2.3.2 Net Benefit Cost Ratio
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif. Net
B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang kita peroleh dari biaya
(cost) yang kita keluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan
didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek
atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan. Berikut merupakan
hasil perhitungan Net B/C dari pembangunan PLTMH Ciesek. Analisis ini menggunakan rumus:
BCR I (12% )= 75.599.984,12772.952.755,44
=0,097
BCR I (17%)= 62.332 .116,54764.623 .152,47
=0,081
BCR II (12%)=801.090 .866,12764.623 .152,47
=1,036
BCR II (17%)=787.822 .998,54764.623 .152,47
=1,030
Dari tabel 2.4 dapat diketahui bahwa pada skenario I, nilai BCR pada DF 12% adalah
0,097 dan pada DF 17% adalah 0,081. Kedua nilai BCR tersebut menunjukkan nilai BCR < 1,
berarti proyek pembangunan PLTMH Ciesek pada skenario I tidak layak untuk dilakukan. Tidak
layak disini memiliki arti bahwa proyek tersebut tidak akan memberikan manfaat/keuntungan
bagi pelaku pembangunannya.
Dimana:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
i = diskon faktor
n = tahun (waktu ekonomis)
BCR=∑i=1
n
N Bi(+)
∑i=1
n
N Bi(−)
12
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Sedangkan dari tabel 2.5 pada skenario II dapat diketahui bahwa nilai BCR pada DF
12% adalah 1,036 dan pada DF 17% adalah 1,030. Kedua nilai BCR pada skenario II
menunujukkan nilai BCR > 1. Hal ini berarti proyek pembangunan PLTMH Ciesek layak untuk
dilakukan dengan manfaat langsung yang jumlahnya melebihi dari investasi yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan proyek.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Ciesek akan
menghasilkan keuntungan jika dilaksanakan sesuai dengan skenario II, yaitu dana investasi
diperoleh dari dana hibah pemerintah.
2.3.3 Internal Rate of ReturnInternal rate of return (IRR) atau sering juga disebut secara singkat sebagai rate of
return merupakan suatu indeks keuntungan (profitability index) yang telah dipergunakan
secara luas dalam analisis investasi proyek industri. IRR juga dapat didefinisikan sebagai suatu
interest rate yang membuat nilai sekarang dari aliran kas proyek industri menuju nol. Dengan
demikian IRR merupakan suatu interest rate yang membuat nilai NPV sama dengan nol. Berikut
adalah hasil perhitungan IRR dari pembangunan PLTMH Ciesek.
IRR ( I )=12%+ −697.352.771−697.352.771−(−702.291.036 )
X (17%−12%)=−694,5%
IRR ( II )=12%+ 28.138 .111(28.138 .111−23.199 .846 )
X (17%−12% )=40,49%
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, didapatkan angka IRR sebesar -694,5% pada
skenario I, sedangkan pada skenario II didapatkan IRR sebesar 40,49%. Menurut konsep IRR,
Jika IRR > DF maka proyek layak untuk dilaksanakan, namun jika IRR < DF maka proyek tidak
layak untuk dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa proyek pembangunan PLTMH Ciesek
pada skenario I tidak layak karena nilai IRR < DF, sedangkan pada skenario II pembangunan
PLTMH Ciesek ini layak untuk dilanjutkan karena nilai IRR > DF (40,49% > 12%).
2.3.4 Payback Period
Payback period adalah meode perhtiungan yang berguna unuk melihat seberapa lama
investasi bisa kembali. Semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam waktu kembalinya
sebuah investasi, maka semakin baik investasi tersebut untuk dijalankan. Kelemahan dari
metode payback period adalah tidak memperhitungkannya nilai waktu uang dan tidak
memperhitungkan aliran kas sesudah periode payback. Berikut merupakan hasil perhitungan
payback period dalam proyek PLTMH Ciesek.
IRR=i1+NPV 1
(NPV 1−NPV 2 )(i2−i1)
13
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 2.6 Perhitungan PBP Pembangunan PLTMH Ciesek Skenario I
ThKe Investasi Manfaat
(Rp)DF= 12% Benefit B sebelum
PBP PBP DF= 17% Benefit B sebelum
PBP PBP
1 2 3 4 5=3X4 6=5(i+1)+5(i) 7=6-2 8 9=3X8 10=9(i+1)+9(I) 11=10-20 725.490.882 - 1,00 - - - 1,00 - - -
1 - 4.980.000 0,89 4.447.140 4.447.140 -721.043.742 0,85 4.257.900 4.257.900 -721.232.982
2 - 4.980.000 0,79 3.969.060 8.416.200 -717.074.682 0,73 3.635.400 7.893.300 -717.597.582
3 - 4.980.000 0,71 3.545.760 11.961.960 -713.528.922 0,62 3.107.520 11.000.820 -714.490.062
4 - 4.980.000 0,63 3.167.280 15.129.240 -710.361.642 0,53 2.654.340 13.655.160 -711.835.722
5 - 4.980.000 0,56 2.823.660 17.952.900 -707.537.982 0,45 2.270.880 15.926.040 -709.564.842
6 - 4.980.000 0,50 2.524.860 20.477.760 -705.013.122 0,38 1.937.220 17.863.260 -707.627.622
7 - 4.980.000 0,45 2.250.960 22.728.720 -702.762.162 0,33 1.658.340 19.521.600 -705.969.282
8 - 4.980.000 0,40 2.011.920 24.740.640 -700.750.242 0,28 1.414.320 20.935.920 -704.554.962
9 - 4.980.000 0,36 1.797.780 26.538.420 -698.952.462 0,24 1.210.140 22.146.060 -703.344.822
10 - 4.980.000 0,32 1.603.560 28.141.980 -697.348.902 0,20 1.035.840 23.181.900 -702.308.982
Tabel 2.7 Perhitungan PBP Pembangunan PLTMH Ciesek Skenario II
ThKe Investasi Manfaat (Rp) DF=
12% Benefit B sebelum PBP PBP DF=
17% Benefit B sebelum PBP PBP
1 2 3 4 5=3X4 6=5(i+1)+5(i) 7=6-2 8 9=3X8 10=9(i+1)+9(I) 11=10-20 725.490.882 725.490.882 1,00 725.490.882 725.490.882 0 1,00 725.490.882 725.490.882 0
1 - 4.980.000 0,89 4.447.140 729.748.782 4.257.900 0,85 4.257.900 729.748.782 4.257.9002 - 4.980.000 0,79 3.969.060 733.384.182 7.893.300 0,73 3.635.400 733.384.182 7.893.3003 - 4.980.000 0,71 3.545.760 736.491.702 11.000.820 0,62 3.107.520 736.491.702 11.000.8204 - 4.980.000 0,63 3.167.280 739.146.042 13.655.160 0,53 2.654.340 739.146.042 13.655.1605 - 4.980.000 0,56 2.823.660 741.416.922 15.926.040 0,45 2.270.880 741.416.922 15.926.0406 - 4.980.000 0,50 2.524.860 743.354.142 17.863.260 0,38 1.937.220 743.354.142 17.863.2607 - 4.980.000 0,45 2.250.960 745.012.482 19.521.600 0,33 1.658.340 745.012.482 19.521.6008 - 4.980.000 0,40 2.011.920 746.426.802 20.935.920 0,28 1.414.320 746.426.802 20.935.9209 - 4.980.000 0,36 1.797.780 747.636.942 22.146.060 0,24 1.210.140 747.636.942 22.146.060
10 - 4.980.000 0,32 1.603.560 748.672.782 23.181.900 0,20 1.035.840 748.672.782 23.181.900
Dari tabel 2.6 terkait dengan analisis analisis PBP diatas dapat diketahui bahwa pada
skenario I, baik pada DF 12% ataupun DF 17% didapatkan hasil bahwa mulai tahun pertama
hingga akhir tahun perencanaan (tahun ke-10) benefit yang didapatkan tidak dapat
Dimana:PBP = Pay Back PeriodT = Tahun sebelum terdapat PBPIi = Jumlah investasi telah
didiskonBicp-1 = Jumlah benefit yang
telah didiskonsebelum PBP
Bp = Jumlah benefit pada PBP
PBP=T p−1+∑i=1
n
I i−∑i=1
n
Bicp−1
B p
14
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
menanggulangi/menutupi besarnya investasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pembangunan PLTMH Ciesek tidak layak untuk dibangun atau dilakukan pada skenario I.
Sedangkan dari tabel 2.7 diatas dapat diketahui bahwa pada skenario II pada tahun
pertama benefit yang dihasilakn sudah dapat menutupi besarnya investasi. Hal tersebut
dikarenakan pada skenario II pembangunan PLTMH Ciesek tidak membutuhkan biaya investasi
karena biaya investasi telah ditanggung oleh Pemerintah yang berasal dari dana hibah.
2.3.5 Kesimpulan Analisis InvestasiDari penjabaran analisis investasi pembangunan PLTMH Ciesek dengan menggunakan
analisis NPV, BCR, dan IRR dapat disimpulkan sebagai berikut:
Proyek pembangunan PLTMH Ciesek pada skenario I, yaitu nilai investasi ditanggung
oleh pelaksana pembangunan. Dengan analisis NPV, BCR, dan IRR didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Analisis Biaya Manfaat Skenario I
Discount rate 12% 17%
NPV -697.352.771 -702.291.036
BCR 0,097 0,081IRR −694,5% −694,5%
Dari tabel 2.8 diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan proyek PLTMH Ciesek
tidak akan layak dilaksanakan jika pembangunan tidak mendapat bantuan dari
pemerintah dalam hal investasi.
Proyek pembangunan PLTMH Ciesek pada skenario II, yaitu nilai investasi ditanggung
oleh Pemerintah dimana dananya berasal dari dana hibah. Dengan analisis NPV, BCR,
dan IRR didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Analisis Biaya Manfaat Skenario II
Discount rate 12% 17%
NPV 28.138.111 23.199.846
BCR 1,036 1,030
IRR 40,49% 40,49%
Dari tabel 2.9 diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan PLTMH Ciesek layak
dilaksanakan jika biaya investasi ditanggung oleh pemerintah yang berasal dari dana
hibah.
2.4 Sumber-sumber Pembiayaan
15
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan PLTMH Ciesek di
dapatkan dari luar masyarakat pengguna karena terbatasnya kemampuan pembiayaan oleh
masyarakat. Pada PLTMH Ciesek, dana yang digunakan dalam membangun PLTMH berasal dari
dana hibah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 722.490.882. Berdasarkan hal ini maka sumber
pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek merupakan pembiayaan konvesional. Dalam hal ini,
masyarakat tidak perlu mengembalikan dana tersebut, sehingga biaya investasi tersebut tidak
dimasukkan ke dalam komponen pembiayaan PLTMH Ciesek.
Biaya per tahun yang dikeluarkan oleh PLTMH Ciesek hanya berupa biaya operasional
dan pemeliharaan PLTMH sebesar Rp 8.400.000 dan penerimaan per tahun yang diperoleh
PLTMH Ciesek sebasar Rp 13.380.000. Tidak semua daerah yang berpotensi dalam
mengembangkan PLTMH mendapatkan bantuan dana dari pemerintah Berdasarkan hal ini,
maka penentu alternative penggunaan dana pemerintah sendiri dapat digunakan sebagai
investasi pengerjaan proyek ini.
2.5 Strategi Pembiayaan
Perhitungan NPV yang dilakukan pada skenario I dan skenario II dilakukan dengan
asumsi penerimaan dan biaya tetap sampai akhir umur proyek. Berdasarkan analisii investasi
dalam sub bab sebelumnya, didapatkan suatu hasil perhitungan yaitu:
a. Skenario I
Diperoleh NPV bernilai negatif sebesar 697.352.771, hal ini tidak layak untuk
dilakukan pembangunan.
Diperoleh nilai BCR < 1 dengan df 12% sebesar 0,097 sedangkan dengan df 17%
0,081% dimana hal ini berarti tidak layak untuk dilakukan pembangunan.
Diperoleh IRR < SOCC bernilai negatif sehingga hal ini berarti dapat dikatakan tidak
layak untuk dilakukan pembangunan
Berdasarkan hasil analisis untuk skenario I dapat diambil kesimpulan bahwa proyek
pembangunan proyek PLTMH Ciesek tidak akan layak dilaksanakan jika pembangunan
tidak mendapat bantuan dari pemerintah dalam hal investasi.
b. Skenario II
Diperoleh NPV bernilai positif sebesar 28.138.111 dengan DF 12% sedangkan df 17%
sebesar 1,030 dimana hal ini berarti pembangunan layak dilakukan
Diperoleh nilai BCR > 1 dengan nilai sebesar 1,036 df 12% dan df 17% dimana hal ini
berarti layak untuk dilakukan pembangunan.
Diperoleh IRR > SOCC bernilai positif sehingga hal ini berarti dapat dikatakan tidak
layak untuk dilakukan pembangunan
16
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Berdasarkan hasil analisis untuk skenario II dapat diambil kesimpulan bahwa proyek
pembangunan proyek PLTMH Ciesek pembangunan PLTMH Ciesek layak dilaksanakan jika
biaya investasi ditanggung oleh pemerintah yang berasal dari dana hibah.
17
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB III
PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
3.1 Pembiayaan
APBN merupakan kesepakatan antara Pemerintah dan DPR, sebagaimana disebutkan
dalam pasal 23 Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, yang dimaksud dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut
APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.
Kebijakan fiskal adalah salah satu perangkat kebijakan ekonomi makro dan merupakan
kebijakan utama pemerintah yang diimplementasikan melalui APBN. Kebijakan ini memiliki
peran yang penting dan sangat strategis dalam mempengaruhi perekonomian, terutama dalam
upaya mencapai target-target pembangunan nasional. Peran tersebut terkait dengan tiga fungsi
utama pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. APBN harus
didesain sesuai dengan fungsi tersebut, dalam upaya mendukung penciptaan akselerasi
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas.
Tahap perencanaan dimulai dari: (1) penyusunan arah kebijakan dan prioritas
pembangunan nasional; (2) Kementerian Negara/Lembaga (K/L) melakukan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun berjalan, menyusun rencana inisiatif baru dan
indikasi kebutuhan anggaran; (3) Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan
mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan yang sedang berjalan dan mengkaji usulan
inisiatif baru berdasarkan prioritas pembangunan serta analisa pemenuhan kelayakan dan
efisiensi indikasi kebutuhan dananya; (4) Pagu indikatif dan rancangan awal Rencana Kerja
Pemerintah ditetapkan; (5) K/L menyusun rencana kerja (Renja); (6) Pertemuan tiga pihak
(trilateral meeting) dilaksanakan antara K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian
Keuangan; (7) Rancangan awal RKP disempurnakan; (8) RKP dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan antara Pemerintah dengan DPR; (9) RKP ditetapkan.
Tahap penganggaran dimulai dari: (1) penyusunan kapasitas fiskal yang menjadi bahan
penetapan pagu indikatif; (2) penetapan pagu indikatif (3) penetapan pagu anggaran K/L; (4)
penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran K/L (RKA-K/L); (4) penelaahan RKA-K/L sebagai
bahan penyusunan nota keuangan dan rancangan undang-undang tentang APBN; dan (5)
penyampaian Nota Keuangan, Rancangan APBN, dan Rancangan UU tentang APBN kepada DPR.
18
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah merupakan instrumen yang akan menjamin
terciptanya disiplin dalam proses pengambil keputusan terkait dengan kebijakan pendapatan
maupun belanja daerah Dalam proses penyusunan rencangan APBD harus mengacu pada
aturan dan pedoman yang melandasi apakah itu Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri, Peraturan Daerah atau Keputusan Kepala Daerah oleh karena itu dalam
proses penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah harus mengikuti prosedure
administrasi yang ditetapkan. Proses penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk
menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan
sumberdaya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapakan kondisi bagi
pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik.
Gambar 3.1 proses penyusunan APBN dan APBD
3.2 Sumber-sumber Pembiayaan
Pembiayaan pembangunan adalah kegiatan yang diarahkan untuk memenuhikebutuhan
dasar mayarakat, menggerakan ekonomi masyarakat sektor rill dan pembangunan infrastruktur
yang secara langsung dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi (Bappeda Lubuklinggau).
Sumber pembiayaan pembangunan merupakan pengalokasian dana yangdigunakan untuk
pembangunan kegiatan ekonomi, sosial, fisik, dll. Pada dasarnya sumber pembiayaan
pembangunan dapat diperoleh dari sumber pembiayaan konvensional dan non-konvensional.
sumber pembiayaan konvensional berasal dari pendapatan daerah/kota (pajak, retribusi, hibah
dll), sedangkan sumber pembiayaan non-konvensional berasal dari kerjasama pihak
pemerintah dengan stakeholder lain yang terkait baik swasta maupun masyarakat seperti joint
venture, konsesi, konsolidasi lahan dll. Instrument pembiayaan non-konvensional inilah yang
19
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
biasanya menjadi sumber pembiayaan alternatif apabila pemerintah mengalami kendala
pendanaan dalam melakukan suatu pembangunan.
Gambar … Bagan Sumber-sumber Pembiayaan Pembangunan
3.2.1 Sumber-sumber Pembiayaan Konvensional
Sumber pembiayaan konvensional adalah pendapatan, dari Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah. Pembiayaan dengan pendapatan tersebut merupakan upaya guna
membiayai segala pengeluaran dengan sumber pendapatan yang dihasilkan oleh pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Metode pembiayaan ini berasal dari sektor pendapatan. Metode
pembiayaan ini umumnya diperuntukan bagi pembangunan sarana dan prasarana umum
masyarakat. Sumber dana tersebut (pendapatan dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah
Daerah) dapat berasal dari hasil pungutan pajak, retribusi, serta alokasi dana baik dari
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Berikut merupakan macam-macam sumber
pembiayaan konvensional
Tabel 3.1 Macam-macam Sumber Pembiayaan Konvensional
PAD Dana Perimbangan Pendapatan Lain- Pajak Daerah- Retribusi Daerah- Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan : bagian laba atas
penyertaan modal pada perusahaan milik daerah (BUMD)
bagian laba atas penyertaan modal pada
- Dana Alokasi Umum- Dana Alokasi Khusus - Dana Bagi Hasil, yang
meliputi bagi hasil pajak dan bagi hasil bukan pajak
- Pendapatan yang didapat dari dana hibah
- Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi kepada Kabupaten/Kota
- Bantuan Keuangan dari Provinsi atau dari Pemerintah Daerah lainnya
20
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
perusahaan milik pemerintah (BUMN)
bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik swasta.
Pada studi kasus pembangunan PLTMH Ciesek 100% dibiayai oleh pemerintaah daerah.
Dana yang digunakan dalam membangun PLTMH berasal dari dana hibah Provinsi Jawa
Barat. Sehingga dapat dikatakan pembangunan PLTMH Ciesek menggunakan Hal tersebut
dikarenakan PLTMH Ciesek merupakan salah satu dari prasarana umum.Dengan adanya
pembiayaan ini dapat melakukan pembangunan PLTMH Ciesek untuk kesejahteraan
masyarakat sekitar.
3.2.2 Sumber-sumber Pembiayaan Non Konvensional
Sumber pembiayaan non konvensional adalah sumber pembiayaan pembangunan
daerah yang berasal dari mekanisme bukan anggaran pemerintah. Modal pembiayaan ini
berasal dari 2 sumber yaitu : pemerintah, swasta (profit) dan masyarakat (kepentingan umum).
Berikut merupakan strategi Pembiayaan Non-Konvensional :
Kemitraan pemerintah – swasta
Kewajiban Paksa
Peningkatan invenstasi swasta murni
Peningkatan pembiayaan dari masyarakat
21
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB IV
ANALISIS PENANGANAN KASUS
4.1 Analisis Sensivitas
Dari analisis manfaat dan biaya dari pembangunan PLTMH Ciesek didapatkan
perhitungan nilai NPV yang negatif, hal tersebut mengindikasikan bahwa pembangunan proyek
ini tidak layak karena tidak ada keuntungan dari investasi karena biaya berasal dari modal
sendiri. Nilai NPV merepresentasikan keuntungan di masa yang akan datang dari hasil investasi.
Keberlanjutan PLTMH Ciesek ditentukan dari aspek ekonomi yaitu mengenai pembiayaannya.
Pembangunan PLTMH dan sistem penyaluran listriknya membutuhkan biaya yang relatif besar.
Maka pembangunan PLTMH Ciesek sangat bergantung pada dana hibah dari pemerintah agar
mampu menutupi biaya investasi.
Selain pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek, ada pembiayaan pengelolaan yang
masih dapat tertutupi dari iuran masyarakat. Oleh karena PLTMH Ciesek masih tergolong baru
sehingga belum ada biaya perbaikan. Akan tetapi perlu adanya antisipasi dalam menghadapi
kenaikan biaya pengelolaan. Oleh karena itu dilakukan analisis sensivitas untuk melihat apa
yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek jika ada suatu perubahan dalam dasar-dasar
perhitungan manfaat dan biaya.Analisis sensivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap
biaya yaitu biaya operasional dan biaya pemeliharaan, juga perubahan terhadap manfaat.
Analisis sensivitas pada studi kelayakan ini dilakukan terhadap skenario II dengan diasumsikan
terjadi perubahan biaya operasional dan pemeliharaan mengalami peningkatan sebesar 25%.
Berikut merupakan tabel hasil perhitungan analisis sensivitas terhadap biaya dan
manfaat setelah dinaikkan sebesar 25%.
22
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 4.1Hasil Perhitungan Analisis Biaya Setelah Kenaikan
Komponen BiayaTahun ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENERIMAAN
Iuran listrik 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000
TOTAL PENERIMAAN 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000 13.380.000
BIAYA
Biaya operasional dan pemeliharaan
Gaji operator 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000
Biaya pemliharaan 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000
TOTAL BIAYA 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000
NET BENEFIT 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000 2.880.000
DF 12% 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322
PV of NB 2.571.429 2.295.918 2.049.927 1.830.292 1.634.189 1.459.098 1.302.766 1.163.184 1.038.557 927.283
NPV2 16.272.642
23
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 4.2Hasil Perhitungan Analisis Manfaat Setelah Kenaikan
Komponen BiayaTahun ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
PENERIMAAN
Iuran listrik 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000
TOTAL PENERIMAAN 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000 27.300.000
BIAYA
1. Biaya investasi awal
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan sipil c. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal
d. Pekerjaan jaringan distribusi
e. Instalasi rumah
f. Lain-lain
TOTAL BIAYA INVESTASI
2. Biaya operasional dan pemeliharaan
a. Gaji operator 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000 8.400.000
b. Biaya pemeliharaan 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000 2.100.000
TOTAL BIAYA 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000 10.500.000
NET BENEFIT 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000 16.800.000
DF 12% 0,893 0,797 0,712 0,636 0,567 0,507 0,452 0,404 0,361 0,322
PV of NB 15.000.000 13.392.857 11.957.908 10.676.704 9.532.771 8.511.403 7.599.467 6.785.238 6.058.248 5.409.150
NPV2 94.923.747
24
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Hasil perhitunganmenunjukkan NPV2berubah menjadi Rp 16.272.642yang
menunjukkan bahwa peningkatan biaya sebesar 25% masih tetap menguntungkan atau layak
untuk dilaksanakan.Perubahan terhadap manfaat yang dilakukan adalah dengan meningkatkan
jumlah konsumen listrik pada konsumen kategori II yang menggunakan daya listrik sebesar 105
watt. Peningkatan ini berdasarkan adanya sisa kapasitas listrik dari PLTMH Ciesek sebesar6055
watt. Konsumen listrik pada kategori II diasumsikan mengalami peningkatan sebesar 58 orang
sehingga totalnya menjadi 98 rumah tangga. Hasil perhitungan menunjukkanNPVsebesar Rp
94.923.747.
Keberlanjutan PLTMH Ciesek sangat bergantung pada pembiayaan daripemerintah
karena biaya investasi yang digunakan untuk membangun PLTMH terlalu mahal. Masyarakat
Kampung Paseban dapat secara mandiri membangun PLTMH jika biaya yang
dikeluarkandisesuaikan dengan kemampuan merekayaitu mencari peralatan mikrohidro yang
lebih murah.
4.2 Analisis Sumber Pembiayaan oleh Stakeholder
Dalam laporan studi kelayakan pembangunan PLTMH Ciesek di Kampung Paseban
Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, sumber pembiayaan yang digunakan merupakan
sumber pembiayaan konvensional yang berasal dari dana hibah Provinsi Jawa Barat. Selain
menggunakan sumber pembiayaan tersebut pembangunan PLTMH Ciesek juga dibantu oleh
biaya tetap pelanggan Kampung Paseban. Dalam pembangunan PLTMH Ciesek membutuhkan
biaya yang tidak sedikit, untuk menutupi biaya pembangunan proyek ini sektor pemerintah dan
sektor swasta dapat lebih dimaksimalkan dalam rangka mengurangi beban pembiayaan
pemerintah.
4.2.1. Pemerintah
Dalam rincian sumber pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek seluruh biaya investasi
dilimpahkan kepada pemerintah daerah. Untuk menutupi seluruh biaya investasi
dengan hanya mengandalkan dana hibah dari pemerintah daerah dirasa kurang efektif.
Selain dari dana hibah pemerintah daerah, sumber pembiayaan konvensional lainnya
yang dapat digunakan adalah dana non pajak seperti retribusi daerah, dan juga alokasi
dana pajak seperti pajak daerah, dan lain-lain.
4.2.2. Swasta
Sektor swasta merupakan salah satu sektor potensial dalam mengembangkan sumber
daya non konvensional. Sumber pembiayaan non konvensional ini dapat diperoleh dari
sumber-sumber pembiayaan dari kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Dalam pembangunan proyek PLTMH Ciesek sumber pembiayaan utama
25
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
hanya diperoleh dari dana hibah pemerintah daerah, dan seharusnya dapat didukung
dengan sumber-sumber lain yang berasal dari sektor swasta.
Sektor pembiayaan swasta pertama yang dapat dimaksimalkan adalah dengan
meningkatkan pembiayaan dari masyarakat. Pembangunan PLTMH Ciesek merupakan
pembangunan untuk kepentingan semua warga Kampung Paseban oleh karena itu
pembiayaan dari masyarakat seharusnya dapat dimaksimalkan. Selain itu juga dapat
dilakukan kerjasama antara pemerintah dan swasta dengan bentuk kemitraan (public
private partnership). Dengan kerjasama ini, beban pembiayaan pembangunan PLTMH
Ciesek dapat dibagi antara pemerintah daerah dengan sektor swasta yang tertarik.
Keuntungan dari pelibatan swasta ini diharapkan tidak hanya akan dirasakan pada
sektor pembiayaannya saja, namun juga pada penerapan teknologi dari masing-masing
investor, seperti desain teknis mekanis pembangunan bendungan, panstock, dan turbin.
4.3 Strategi Implementasi Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek
Strategi pengimplementasian pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek merupakan
output dari analisis yang sudah dilakukan sebelumnya, yaitu meliputi analisis sensivitas dan
analisis sumber pembiayaan pembangunan. Strategi ini nantinya dapat berguna sebagai solusi
dalam mengatasi permasalahan yang ada. Perumusan strategi implementasi pembiayaan
pembangunan PLTMH Ciesek dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1Kerangka Penentuan Strategi PLTMH Ciesek
Dari kerangka di atas maka dapat dirumuskan strategi-strategi dalam rangka mengatasi
permasalahan-permasalahan terkait dengan pembiayaan PLTMH Ciesek. Berikut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
PLTMH CIESEK
Analisis Sensivitas(Net Benefit,
PV of NB, NPV)
Analisis Sumber Pembiayaan
(Pemerintah, Swasta, Masyarakat )
Identifikasi Permasalahan STRATEGI
Potensi yang mungkin dikembangkan
26
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
Tabel 4.3Strategi Pembiayaan PLTMH Ciesek
No Permasalahan Strategi Penjelasan1. Sumber pembiayaan
pembangunan PLTMH sepenuhnya dari dana hibah pemerintah daerah.
- Peningkatan pembiayaan bagi masyarakat pelanggan tetap PLTMH Kampung Paseban.
- Menjalin kemitraan antara stakeholder pemerintah dan swasta (public private partnership).
Strategi ini dapat mengurangi beban pemerintah daerah dalam membiayai proyek pembangunan PLTMH dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan yang lain.
2. PLTMH merupakan pembangkit listrik yang tergolong baru dan pengoptimalannya belum maksimal sehingga minat investasi kecil.
Mengadakan sosialisasi proyek kepada investor untuk meningkatkan minat investasi.
Strategi ini bertujuan dalam mendukung kemitraan antara stakeholder pemerintah dan swasta (public private partnership).
3. Pembiayaan pengelolaan PLTMH Ciesek hanya mengandalkan iuran dari masyarakat sehingga tarif listrik menjadi tinggi.
Membuka peluang investasi pada pengadaan teknologi penunjang PLTMH.
Strategi ini akan memperbesar peluang investor untuk berpartisipasi. Makin tinggi teknologi yang diterapkan maka daya tarik bagi investor akan semakin tinggi.
27
Analisis Strategi dan Sumber Pembiayaan Pembangunan PLTMH Ciesek - 2014
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah ini dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu antara lain:
1. Terdapat dua skenario pembiayaan yang dapat dilakukan dalam pembangun PLTMH
Ciesek ini, yaitu SKENARIO I:apabila biaya investasi dimasukkan sebagai komponen
pengeluaran karena modal sendiri; dan SKENARIO II: biaya investasi tidak dimasukkan
sebagai komponen pengeluaran karena merupakan dana hibah dari pemerintah.
2. Pembangunan PLTHM saat ini sudah dilakukan melalui SKENARIO II dengan hasil analisis
sebagai berikut: NPV bernilai positif sebesar 28.138.111 dengan DF 12% sedangkan DF
17% sebesar 1,030; nilai BCR >1 dengan nilai sebesar 1,036 DF 12% dan DF 17%; IRR >
SOCC bernilai positif. Dalah hal ini pembangunan PLTHM Ciesek sudah dapat dikatakan
layakjika biaya investasi ditanggung oleh pemerintah yang berasal dari dana hibah.
3. Sumber pembiayaan pembangunan PLTMH Ciesek dapat dilakukan melalui dana hibah
pemerintah dan kolaborasi antara pemerintah-swasta-masyarakat.
4. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan terdapat empat strategi untuk mengatasinya,
yaitu: (1) Peningkatan pembiayaan bagi masyarakat pelanggan tetap PLTMH Kampung
Paseban; (2) Menjalin kemitraan antara stakeholder pemerintah dan swasta (public
private partnership);(3) Mengadakan sosialisasi proyek kepada investor untuk
meningkatkan minat investasi; serta (4) Membuka peluang investasi pada pengadaan
teknologi penunjang PLTMH.
5.2 Rekomendasi
Dari beberapa simpulan di atas dapat diberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Pembangunan PLTMH Ciesek sudah dapat dikatakan layak karena pembiayaan dilakukan
dengan bantuan dana hibah pemerintah, sehingga hanya perlu dilakukan pengelolaan
yang terencana dengan baik oleh masyarakat.
2. Pengembangan PLTMH dapat dilakukan pada daerah lain, melihat potensi sungai yang
cukup besar di Indonesia. Pembangunan tersebut lebih baik dilakukan melalui
pembiayaan oleh pihak Pemerintah-Swasta-Masyarakat.