kebijakan pplh dan psda
TRANSCRIPT
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Deputi I Bidang Tata LingkunganAsdep Kajian Dampak Lingkungan
Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MESKabid Pengembangan Sistem KDL
TerkaitTerkait dengandengan AMDALAMDALKebijakanKebijakan PPLH PPLH dandan PSDAPSDA
Data Nara SumberData Nara Sumber
1 Nama : Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES2. Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sistem Kajian
Dampak Lingkungan pada Unit Asdep Kajian Dampak Lingkungan Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan
3. Pendidikan : S2 Master in Environmental Studies (MES) Faculty of Environmental Studies York University, Toronto Canada (1998-2000)S1 Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru Kalimantan Selatan (1988-1994)
4. Alamat : Kementerian Lingkungan HidupJl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas Gedung A Lantai 6 Jakarta Timur 13410Telp: 021-85904925, Fax: 021-85906168Email: [email protected]
1. Pendahuluan
2. Pengantar Keterkaitan antara AMDAL UKL-UPL dengansistem perizinan dan Instrumen PPLH Lainnya
3. Tata Ruang, Amdal dan Kawasan Lindung
4. Ketentuan-ketentuan dalam PUU bidang PPLH terkaitdengan AMDAL, UKL UPL, Izin lingkungan dan izinPPLH
5. PUU sector yang berkaitan dengan AMDAL, UKL-UPL, Izin lingkungan
6. Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009
Topik Bahasan Kebijakan PPLH dan PSDA Terkait AMDAL
1
2
3
4
5
6
PendahuluanPendahuluan
1
Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan
Menguntungkansecara ekonomi(economically viable)
Diterimasecarasosial
(socially acceptable)
Ramah lingkungan(environmentally sound)
“Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpamengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya(WCED – Our Common Future)
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Pembangunan Berkelanjutan
MANUSIA
LINGKUNGAN HIDUP
Kualitas LH (Ecosystem Well-Being)
Kualitas Manusia (Human
Well-Being)
OUTCOME
TIDAK BERKELANJUTAN
TIDAK BERKELANJUTAN
TIDAK BERKELANJUTAN
BERKELANJUTAN
KETERANGAN:
MENINGKAT MENURUN
“THE EGG OF SUSTAIABILITY”: ANALOGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KONDISI KUALITAS HIDUP MANUSIA
(the Standard of Living)
TATA NILAI (Values)
TEKNOLOGI (Technology)
PENGETAHUAN (Knowledge)
KELEMBAGAAN (Institutions)
INTERAKSI SOSIAL (People-to-people Pressures)
KOOPERASI KOLABORASI, KOMPETISI, KONFLIK
SISTEM-SISTEM SOSIAL MANUSIA (Human Social Systems)
RESPON MANUSIA (Human Responses)
Sumber: Konsep tersebut dimodifikasi dari konsep yang terdapat dalam buku “Strategies for National Sustainable Development” (Carew-Reid et all 1994)
EKOSISTEM (Ecological System)
Iklim, tanah (edafis), topografi, geologi, physiografi
ALIRAN ENERGI (Energy Flow)
SIKLUS MATERI (Mineral Cycles)
SIKLUS AIR (Water Cycle)
DINAMIKA KOMUNITAS (Community Dynamics)
PERUBAHAN-PERUBAHAN ALAMI (Naturally-caused environmental changes)
KONDISI EKOSISTEM: STRUKTUR DAN FUNGSIRESPON
EKOSISTEM
TEKANAN MANUSIA TERHADP
EKOSISTEM
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN =
↑ KUALITAS HIDUP & ↑ KUALITAS LINGKUNGAN (Ingat! Telur Berkelanjutan)
Hubungan antara Sistem Sosial Manusia & Ekosistem/Lingkungan
Dua Pilar Pembangunan Berkelanjutan(The Twin Pillars of Sustainable Development)
Peningkatan Kesejahteraan/ Kualitas Hidup Manusia
1Peningkatan Kualitas(Kelestarian Fungsi) Lingkungan Hidup
2
Konservasi Sistem Penyangga Kehidupan
2a
Konservasi Keanekaragaman Hayati
2b
Pastikan pemanfaatan SDA yang dapat diperbaharui berlangsung secara berkelanjutan i.e. tanah, TSL, hutan etc.
2c
Cegah deplesi SDA yang tidak dapat diperbaharui i.e. mineral, minyak, gas dan batubara
2d Pastikan pemanfaatan SDA tetap berada di dalam batas daya dukung LH (Carrying Capacity)
2e
Kesehatan, pendidikan, akses terhadap SDA yang dibutuhan bagia kehidupan yang layak, income per kapita
Sumber: IUCN/WWF/UNEP, 1991
Pembangunan Berkelanjutan & Triple BottomlineKegiatan Bisnis Perusahaan/Investasi
• Dimensi Keuntungan Financial (Financial Result);
• Dampaknya terhadap orang (karyawanperusahaan dan komunitas di sekitarperusahaan);
• Dampaknya terhadap lingkungan
Kinerja Perusahaan dievaluasi dari tiga dimensi:
Sumber: Scott Bedbury (Mantan Chief Marketing Strategis di Nike and Starbucks) dalam Hermawan Kartajaya (2005)
Note: Triple Bottom Line merupakan jargon teknis di dunia bisnis yang diciptakan oleh John Elkington dan diketengahan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul “Ecology of Tomorrow’s World (1980) Sumber: Noke Kiroyan (Chairman Rio Tinto), 2005.
Berdasarkan Triple Bottomline tersebut, Jika Ingin terus bertahan dan berkelanjutan maka kegiatan Bisnis/investasi harus:
Lingkungan Hidup
Ekonomi
Sosial
Menguntungkan secara ekonomi (economically viable)
Diterima secara sosial (socially acceptable)
Ramah lingkungan(environmentally sound)
TrippleBottomline = 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan
Presiden SBY:“Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkaninternalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagairanah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untukmenggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankandengan tidak mengorbankan daya dukung, dayatampung, dan produktivitas lingkungan.
Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antarakepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentinganpelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, sayaperkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosial-ekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro-job. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkanlagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintahyang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinyaadalah “sustainable growth with equity”.”
Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT (APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012
Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Sustainable Growth with Equity
Sustainable Growth with Equity
Empat Pilar Strategi Pembangunan
1. Pro-growth,2. Pro-poor,3. Pro-job and4. Pro-environment
Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional [i.e. Perkebunan, Pertambangan, MIGAS dll ] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomidengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjagakeseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional
Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit EqutyIzin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty
UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1):“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapatkanlingkungan hidup yang baik dan
sehat ...”
Kualitas Lingkungan Hidup
Kegiatan EkonomiSosial
Sustainable Sustainable Growth with Growth with
EquityEquity
KLHS
Tata ruang
AMDAL
PerizinanUKL-UPL
KBKL
BML
Instrumen ekonomi LH
Audit LH
ARLH
Anggaran berbasis LH
PUU berbasis LH
Instrumen lain sesuai kebutuhan
Instrument PPLHInstrument PPLH
Rio Declaration on Environment and Development
Prinsip ke-17 dari Deklarasi Rio
Environmental Impact Assessment (EIA) sebagai instrument nasional, yang harus dilakukan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan menjadi subyek pengambilan keputusan dari pihak yang berwenanang
Agenda 21 Pembangunan BerkelanjutanAgenda 21 menyatakan bahwa pemerintah harus:
• Mendorong pengembangan berbagai metodologi yang tepat untuk mengintegrasikan pengambilan keputusan terkait dengan energi, lingkungan dan sosial untuk pembangunan berkelanjutan melalui Environmental Impact Assessment (EIA);
• Mengembangkan, meningkatkan dan menerapkan Environmental Impact Assessment to mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan;
• Melaksanakan analisis investasi dan studi kelayakan, yang mencakup Environmental Impact Assessment untuk membangun perusahan pemroses yang berbasis hasil hutan;
• Menerapkan prosedur Environmental Impact Assessment yang tepat untuk rencana proyek yang menimbulkan dampak penting terhadap kehati, menyediakan informasi yang tepat untuk mendorong peninagkatan peran serta masyarakat, dan mendorong kajian dampak lingkungan dari kebijakan dan program yang relevan terhadap kehati
1982
1997
2009
UU Lingkungan UU Lingkungan HidupHidup
Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah
tentang AMDALtentang AMDAL
1986
1993
1999 2010
15
tonggak awal(PP Nomor 29 tahun 1986)
Pengembangan (PP Nomor 51 tahun 1993
Perbaikan (PP Nomor 27 tahun 1999)
revitalisasi
2012 PP Nomor 27 tahun 2012: Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses Amdal & UKL-UPL & Streamlining
UU 4/1982
UU 23/1997
UU 32/2009
Inovasi Kebijakan: PP No 27/2012 Merupakan PP Generasi Ke-4 (empat) yang mengatur tentangAmdal di Indonesia
Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin LingkunganSemangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini,
Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdaldan UKL-UPL;
2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua pihak;
3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah;4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan
Izin Lingkungan;
5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat;6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan;
7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
Hanya ada dua pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang AMDAL, yaitu:
1. Pasal 1 angka 10terkait denganPengertian AMDAL;
2. Pasal 16: Kewajiban Amdal bagi Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
Ada tiga pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang Amdal, yaitu:
1. Pasal 1 angka 20: Pengertian tentang Amdal;
2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2):• Kewajiban Amdal bagi
Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan
• Amanah untuk menyusun PP terkait dengan penentuan rencana usaha dan/atua kegiatan yang berdampak besar dan penting terhadap LH, penyusunan dan penilaian AMDAL
3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan penerbitan izin usaha dan/atau kegiatan
Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu:1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan
keterkaitan amdal dan izin lingkungan;2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal;4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL5. Pasal 25: Dokumen Amdal6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan
dokumen Amdal7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen
Amdal;8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal;9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal;10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat
KPA;11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL;12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah;13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan
dengan Amdal;
Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009)
UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009
Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu:
15. Pasal 40: Keterkaitan izin lingkungan dengan izin usaha dan/atau kegiatan;
16. Pasal 63: Tugas dan wewenangan pemerintah, pemprov dan pemkab/kota dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan Amdal;
17. Pasal 65: hak masyarakat untuk mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting;
18. Pasal 69: larangan menyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi;
19. Pasal 93: gugartan adminsitrasi penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal
20. Pasal 110: tindakan pidana terhadap penyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi;
21. Pasal 111: tindakan pidana Penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal
22. Pasal 121: ketentuan peralihan terkait dengan Usaha dan/atau kegiatan tanpa dokumen Amdal;
23. Pasal 122: ketentuan peralihan penerapan sertifikasi kompetensi penyusun Amdal
Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia
No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0
1. Dasar Hukum UU 4/1982PP 29/1986
UU 4/1982PP 51/1993
UU 23/1997PP 27/1999
UU 32/2009PP 27/2012
2. Definisi Amdal
Hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan
Hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan
Kajian mengenai dampak besar dan prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Kajian mengenai dampak prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
3. Penapisan Dua tahap: 1) berdasarkan uraian kegiatan, 2)berdasarkan PIL
Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal
Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal
Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal
4. Dokumen Amdal
PIL, KA-ANDAL,ANDAL, RKL, RPL
KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL
KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan RE
KA, ANDAL, RKL-RPL
Evolusi Pengaturan tentang Amdal di Indonesia sesuai dengan PP 29/1986, PP 51/1993, PP27/1999 dan PP 27/2012
No Komponen AMDAL 1.0PP 29/2986
AMDAL 2.0PP 51/1993
AMDAL 3.0PP 27/1999
AMDAL 4.0PP 27/2012
5. Sertifikasi Kompetensi Penyusun Amdal
Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi
Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi
persyaratan sertifikasi kompetensi (2008)
persyaratan sertifikasi kompetensi
6. Komisi Penilai AMDAL (KPA)
• Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral
• Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi
• Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral
• Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi
• Komisi Penilai Amdal Terpadu/ Multisektoral :BAPEDAL
• Komisi Penilai Amdal Pusat: BPEDAL/KLH
• Komisi Penilai Amdal Provinsi:Instansi LH Provinsi
Sejak Tahun 2000:Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota
• Komisi Penilai Amdal Pusat: KLH
• Komisi Penilai Amdal Provinsi: Instansi LH Provinsi
• Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota: Instansi LH Kab/Kota
6. Lisensi Komisi Penilai Amdal
Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota sejak 2008
• Lisensi KPA Pusat & Lisensi KPA Provinsi (2010) dan
• KPA Kab/Kota (2008)
7. Proses Penilaian & waktu
1) PIL = 30 hari2) KA-ANDAL = 30
hari3) ANDAL = 90 hari4) RKL-RPL = 30 hari
1) KA-ANDAL = 12 hari
2) ANDAL & RKL-RPL = 45 hari
1) KA-ANDAL = 75 hari2) ANDAL & RKL-RPL =
75 hari
1. KA = 30 hari2. ANDAL & RKL-RPL =
75 hari
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
No Komponen AMDAL 1.0PP 29/2986
AMDAL 2.0PP 51/1993
AMDAL 3.0PP 27/1999
AMDAL 4.0PP 27/2012
8. AlternatifAMDAL
SEMDAL (PEL, SEL, RKL-RPL) untuk kegiatan sudah berjalan
UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting
UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting
UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting
9. Keterbukaan Informasi
Pengumuman dan akses dokumen
Pengumuman dan akses dokumen
Pengumuman dan akses dokumen
Pengumuman dan akses dokumen
10. Keterlibatan Masyarakat
Saran dan masukan lisanatau tertulis sebelum pemberian izin
Saran dan masukan lisan atau tertulis sebelum keputusan persetujuan Amdal
Saran, pendapat dan tanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KA-ANDAL) dan keterwakilan dalam KPA
Saran, pendapat dantanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KA) dan keterwakilan dalam KPA, saran, pendapat dan tanggapan masyarakat terkait izin lingkungan (ANDAL & RKL-RPL serta Keputusan Izin Lingkungan
11. Keputusan Persetujuan AMDAL
Persetujuan Amdal
Keputusan Kelayakan Lingkungan
• Keputusan Kelayakan Lingkungan
• Izin Lingkungan
12. Mekanisme Banding
Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada
Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia
Pengantar Pengantar KetKeterkaitan Amdal, erkaitan Amdal, UKLUKL--UPL dan Sistem Perizinan serta UPL dan Sistem Perizinan serta
Instrumen PPLH LainnyaInstrumen PPLH Lainnya
2
PERIZINAN LINGKUNGAN
• Izin lingkungan:
• Izin perlindungan danpengelolaan lingkunganhidup (PPLH)
Usaha Usaha dandan//atauatauKegiatanKegiatan
• Izin PPLH merupakan pengembangan dari instrumen izinlingkungan.
• Izin PPLH merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari izin lingkungan
1. Izin yang diberikan kepada setiap orang
2. yang melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL
3. dalam rangka Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
4. sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan
Izin Lingkungan
Pengertian dan Konsep Dasar Izin LingkunganInstrumen tata usaha negara
untuk pengendalian pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan
Kualitas Lingkungan
Efektivitas Izin Lingkungan: Usaha/Kegiatan Ramah Lingkungan dan Kualitas LH yang baik dan sehat
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ramah lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan Ramah Lingkungan
Izin Lingkungan sebagai
Safeguard yang Effektif
Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.
Proses Amdal & UKL-UPL sesuai NSPK
Implementasi Izin Lingkungan & Pengawasan
Lingkungan
EkonomiSosial
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak ramah lingkungan
Ditolak
Disetujui
Sustainable Growth
with Equity
Izin Lingkungan
Sistem Penataan
Ruang
Izin PPLH
AMDAL & UKL-UPL
Audit LH
Sistem Kajian Dampak Lingkungan
KelembagaanPUU SDMPanduan Teknis
Sistem Informasi Pandanaan
Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan
Sistem Perizinan Lingkungan
Pengawasan Lingkungan
Penegakan Hukum
Lingkungan
Sistem Penaatan Lingkungan
Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Izin Lokasi
Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan
Sistem Perizinan Sektor
Sistem Perbankan: Green Banking
Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem Pembangunan Berkelanjutan lainnya di IndonesiaPembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia
Melalui sistem Kajian Dampak
Lingkungan (KDL) dan Izin
Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup telah membangun
interkoneksitas Sistem
Pembangunan Berkelanjutan –
GREEN ECONOMY) di
Indonesia
KLHS
Tata ruang
AMDAL
Perizinan
UKL-UPL
Kriteria bakukerusakan LH
Baku mutu LH
Instrumen ekonomi LH
Audit LH
Analisis risiko LH
Anggaran berbasis LH
PUU berbasis LH
Instrumen lain sesuai kebutuhan
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
abc
d
efg
h
i
j
kl
m
Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument lingkungan hidup lainnya
Lingkungan
Keterkaitan Amdal, UKLKeterkaitan Amdal, UKL--UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH LainnyaUPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH LainnyaPengembangan
KRPUsaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra-
Konstruksi, Konstruksi &OperasiUsaha/ Kegiatan Tahap
Pasca Operasi
RPPLH KLHS
RTRW/RDTR
Pelaksanaan usaha
dan/atau kegiatan
Izin Pinjam Pakai
Kawasan Hutanatau
PelepasanKawasan
HPK
izin Usaha
dan/atau kegiatan
ARLH
Hasil ERA merupakan bagian dari Amdal
Penutupan Usaha
dan/atau Kegiatan
Implementasi Izin
Lingkungan &Izin PPLH
serta Continuous
Improvement
Audit LH
ARLH
Pengawasan Lingkungan Hidup
ARLH Tata Ruang Paska
Usaha/ Kegiatan
Pencana Penutupan Usaha dan/atau kegiatan serta
Persetujuannya
Pemanfaatan Ruang Paska
Usaha/KegiatanPenegakan Hukum Lingkungan Hidup
Daya Dukung & Daya Tampung
Lingkungan Hidup
ARLH
Izin PPLH
Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH
Tata Ruang
BML KBKLPenaatan
BML KBKL
Rencana Usaha
dan/atau kegiatan
Amdal atau
UKL-UPL
Izin Lingkungan
Penurunan BebanPencemaran dan Laju
Kerusakan LH
Penaatan terhadapBML & KBKL
Izin Usaha dan/atauKegiatan
Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di IndonesiaIzin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia
• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan
• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH
Izin PPLH
IzinLingkungan
Proses Amdal atau
UKL-UPL
Rencana Usaha dan/atauKegiatan
PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum
Lingkungan
• IZIN LINGKUNGAN merupakan ‘Jantung-nya’ Sistem Perizinan di Indonesia. Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usahadan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izinlingkungan.
• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai olehKPA atau diperiksa oleh Instansi LH;
• Izin lingkungan instrumen utama penurunan Beban Pencemaran Lingkungan dan Laju Kerusakan Lingkungan & Pengawasan LH
Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL
oleh Instansi LH
Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,
atauBupati/Walikota
Diterbitkan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/Walikota
Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Dilakukan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/ Walikota
Pemrakarsa
IZIN LINGKUNGAN
Izin Lingkungan: Produk Proses Amdal atau UKL-UPL
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib
AMDAL
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib
UKL/UPL
Wajib MemilikiIZIN Usaha dan/atauKegiatan
Proses penyusunandan Penilaian Amdal
Proses penyusunandan PemeriksaanUKL-UPL
Catatan: Usaha dan/atauKegiatan wajib SPPL tidakwajib memiliki izin lingkungan
Izin PPLH
1. Izin PPLH diterbitkan pada tahapoperasional.
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkanpersyaratan dan kewajiban izinlingkungan yang harus ditaati olehperusahaan
Izin PPLH, antaralain:a. Izin pembuangan air
limbah ke sungai;b. Izin pemanatan air
limbah untuk aplikasi ke tanah
c. Izin pembuangan air limbah ke laut
d. Izin injeksi air limbahe. Izin PLB3
Izin lingkungan = diterbitkan pada tarap perencanaan & persyaratanuntuk memperoleh izin usahadan/atau kegiatan
EsensiEsensi DDasarasar AmdalAmdal & UKL& UKL--UPL UPL dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012
Pengambil Keputusan
AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPL =UPL =
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan IzinLingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya denganPenjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)
Izin LingkunganIzin Lingkungan
Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
RencanaRencana Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan
Menyediakan Informasi
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pengembangan KRP & Tahap Perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan
KLHS
RTRW
Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Pelaksanaan usaha dan/atau
kegiatan
Amdal atau UKL-UPL
Izin Lingkungan
izin Usaha dan/atauKegiatan
PerMenLH No. 09/2011 tentang Pedoman Umum
Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS);
• PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan• PerMenLH N0. 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan Amdal ;• PerMenLH No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan;• PerMenLH No. 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal
& Izin Lingkungan• PerMenLH 13/2010 tentang UKL-UPK dan SPPL (PerMenLH 8/2013);• PerMenLH No. 07/2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal
dan Persyaratan LPJP Dokumen Amdal;• PerMenLH No. 15/2010 tentang Persyaratan dan tatacara lisensi Komisi Penilai
Amdal;• PerMenLH No. 5/2008 Tata Kerja Komisi Penilai Amdal (PerMenLH 8/2013)• PerMenLH No. 24/2009 Penilaian Dokumen Amdal (PeMenLH 8/2013)• PerMenLH No. 25/2009 tentang Binwas Komisi Penilai Amdal Daerah
Izin PPLH
Penaatan terhadap Baku
Mutu Lingkungan
(BML) & Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan (KBKL)
Dampak Penting & Dampak LH lainnya
Implementasi Persyaratan &
Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH
serta Continuous Improvement
Audit LH
Pengawasan Lingkungan Hidup
• KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH dan PPLHD
• KepMenLH No.56 Th 2002 tentangPedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLH
• KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLHD;
• Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013: Penerapan Sanksi Administrasi
• KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN)
Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari:• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010
Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL
3
Ruang, LingkunganYang aman, nyaman, produktifdan berkelanjutan
35
Isu Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan Lingkungan HidupLingkungan Hidup
TATA RUANG LINGKUNGAN
Penataan Ruang(UU No. 26 Tahun 2007)
AMDAL & Izin Lingkungan
(PP No. 27 Tahun 2012)TOOL
1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruangmerupakan ujung tombak sebab proses perubahan lingkungan diawali denganproses perubahan ruang.
2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadikunci untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.
TOOL
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UU No. 32 Tahun 2009)
36
Perencanaan Tata Ruang
Pemanfaatan Ruang
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Nas
iona
lPr
ovin
siKa
bupa
ten
Kota
Penyusunan RTRWN
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN
Perumusan program sektoral Nasional
Pelaksanaan pembangunan
Penyusunan & penetapan SPM
Penetapan standar kualitas lingkungan
Perangkat Insetif dan Disinsentif
Sanksi
Perizinan
Peraturan ZonasiRencana
Rinci
Penyusunan RTRWP
Penyusunan RTRWKab
Penyusunan RTRWKot
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP
Perumusan program sektoral provinsi
Pelaksanaan pembangunan
Penetapan pedoman pelaksanaan SPM
Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perumusan program sektoral kabupaten
Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan SPM
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan
Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK
Perumusan program sektoral Kota
Pelaksanaan pembangunan
Pelaksanaan SPM
Pelaksanaan standar kualitas lingkungan
Rencana Rinci
Rencana Rinci
Rencana Rinci
Pelaksanaan Penataan RuangUpaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang
WIL
AYA
HPE
RK
OTA
AN
RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG
RTR KWS METROPOLITAN
RTRW NASIONAL
RTRW PROVINSI
RTRW KABUPATEN
RTR PULAU / KEPULAUAN
RTR KWS STRA. NASIONAL
RTR KWS STRA KABUPATEN
RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN
RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA
RTR KWS STRA KOTA
RDTR WIL KABUPATEN
RTR KWS STRA. PROVINSI
RDTR WIL KOTA
Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata RuangRencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang
Pasal 13 ayat (1) Huruf a PP 27/2012:
Pengecualian AMDAL di RDTR
dan/atau RTR Kawasan Strategis Kab/Kota
Kajian Daya Dukung & Daya
Tampung LH serta KLHS
Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta Penentuan Kelayakan Lingkungan
Rencana Umum
Studi Kelayakan
Disain Rinci
Pra Kontruksidan Konstruksi
Operasi1 4 5
Dokumen AMDALDokumen AMDAL
Amdal dan Tata RuangAmdal dan Tata Ruang2 3
Tahap Perencanaan
Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usahadan/atau kegiatan
Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
wajib sesuai dengan rencana tata ruang
Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada pemrakarsa
KA
ANDAL
RKL-RPL
123
UKL/UPL
Usaha dan/atau Kegiatan
Dampak Penting
Pengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib AmdalPengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib Amdal
Lingkungan HidupUsaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila:
lokasi rencanausaha dan/ataukegiatannya beradadi kawasan yang telah memiliki Amdalkawasan
lokasi rencana usaha dan/ataukegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telahmemiliki rencana detail tata ruang kabupaten/kota danrencana tata ruang kawasanstrategis kabupaten/kota
usaha dan/ataukegiatannyadilakukan dalamrangka tanggapdarurat bencana
1 2 3
Sumber: Pasal 13 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Dalam PP 27/1999: Amdal Kawasan RKL-RPL Rinci(pasal 4), Ketentuan Amdal dan RDTR belum diatur
Pola Ruang dan AMDALPola Ruang UU 26/2007 dan PP 26/2008
Kawasan Budidaya
Kawasan Lindung
PP 26/2008-RTRWNKawasan Budi Daya Nasional
Hutan Produksi LainnyaPemukimanPariwisataIndustriPerikananHutan
Rakyat
Terbatas
Tetap
Konversi
40
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan
sesuai dengan Rencana
Tata Ruang
Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan diizinkan oleh PUU
PSDA
RTRWN menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 20 ayat (2) huruf e)
RTRW Provinsi menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 23 ayat (2) huruf e)
RTRW Kabupaten menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 26 ayat (2) huruf e)
Ditolak
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Tidak Sesuai
Apakah Lokasinya• Sesuai dengan
Rencana Tata Ruang, dan/atau
• Sesuai dengan Ketentuan PUU PPLH & SDA
Apakah lokasinya berada di dalam
Kawasan Hutan Primer & Lahan Gambut dalam Peta Indikatif Penundaan Izin
Baru (PIPIB) ?
Sesuai Apakah termasuk usaha dan/atau Kegiatan yang
DIKECUALIKAN?
Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,
ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin
di bidang usahanya masih berlaku
ya
Tidak
Tidak
Ditolak
ya
• Proses Amdal dan Izin Lingkungan, atau
• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211
Arahan Jaringan SUTET di Semarang dan Sekitarnya dalamPERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR
PULAU JAWA)
Arahan Jaringan SUTET di Semarang dan Sekitarnya dalamPERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR
PULAU JAWA)
Dalam Peta Struktur Ruang tercatat Jalur:
Jepara-Kudus-Demak-Semarang-Ungaran
Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)
Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)
Dalam Peta Struktur Ruang tercatat dengan Jalur:Jepara-Wd Gunung Rowo-Demak-Semarang-Ungaran
Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah
Surat Men PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN tgl 19 April 2012 Nomor TR.03 03-Mn/237 perihal Rekomendasi thd renc pengembangan PLTU Btg: Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg terletak dan memanfaatkan wil
daratan Kab. Batang sudah sesuai dgn PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang.
Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg memanfaatkan wil laut harus memperhatikan keberadaan Kws Taman Wisata Alam Laut Daerah (sebagaimana PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, ) dan Kawasan Konservasi Laut Daerah sebagimana Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang.
Diperlukan AMDAL dan Izin Lingkungan thd Renc. Pembangunan PLTU Kab. Batang.
Pemkab. Batang agar menyiapkan RDTR pada Kws yg mengakomodasi Renc. Pemb. PLTU Batang, termasuk ketentuan zonasi wilayah baik daratan maupun laut.
Kepmen. Kelautan dan Perikanan tanggal 14 Juni 2012 No. Kep.29/Men/2012 ttg Penetapan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ujungnegoro Roban Kab. Batang Prov. Jateng. : Menetapkan sebagian wilayah pesisir Kab Batang Sbg Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Kws tsb ditetapkan sebagai Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Sesuai Pasal 28 ayat (4) UU 27/2007, kws konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan
dgn peraturan menteri. Analisis :
a. Perlu dikaji konsistensi kesesuaian amanah UU 27/2007 yg mengatur penetapan kws konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil seharusnya dgn peraturan menteri, tetapi utk Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng hanya dengan keputusan menteri.
b. Kepmen Kelautan dan Perikanan mengatur obyek pesisir dan pulau-pulau kecil Ujungnegoro – Roban dgn fungsi sbg taman pesisir berbeda dgn obyek dan fungsi yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ttg RTRWN (Lamp VIII No. 313 ) yg menetapkan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional.
c. Dikeluarkannya Kepmen Kelautan Dan Perikanan tgl 14 Juni 2012 tsb tdk dlm konteks mengatur pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ( sebagaimana ketentuan Pasal 6 ayat (5) UU 26/2007 : ruang laut dan ruang udara, pengelolaan nya diatur dgn UU tersendiri).
d. Kepmen Kelautan Dan Perikanan No. Kep.29/Men/2012 tdk mengatur pengalihan obyek dan fungsi maupun pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP26/2008.
PetaPeta IndikatifIndikatif PenundaanPenundaan IzinIzin BaruBaru (PIPIB) (PIPIB) –– InpresInpres 10/2011 (201110/2011 (2011--2013)2013)
Hutan Alam Primer di dalam dan di luar
kawasan HutanLahan Gambut
Lokasi PIPIB (Moratorium) –Tidak Boleh Ada Izin Baru
Lokasi yang masih bolehada izin baru
Catatan: Tidak semua jenis kawasan lindung ini dicantumkan dalam Lampiran III Peraturan MENLH No. 05/2012
Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
1. Kawasan hutan lindung2. Kawasan bergambut3. Kawasan Resapan Air4. Sempadan Pantai5. Sempadan Sungai6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut11. Taman Hutan Raya12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan14. Kawasan Cagar Alam Geologi15. Kawasan Imbuhan Air Tanah16. Sempadan Mata Air17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah18. Kawasan Pengungsian Satwa19. Terumbu Karang20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteriini:
Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapankawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU
Catatan:• Tidak semua kawasan
lindung yang tercantum dalam PP No. 26/2008 dan Keppres 32/1990 dicantumkan dalam daftar kawasan lindung di Peraturan MENLH Ini;
• Kawasan lindungan = kawasan yang telah DITETAPKAN sebagai kawasan lindung
• Usaha dan/atau kegiatan di kawasan lindung adalah usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai dengan ketentuan PUU
1
2
Kawasan Lindung
3
Batas proyekterluar yang
bersinggungandengan batas
terluar darikawasan
lindung
= Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Keterangan:
Dampak potensial darirencana usaha dan/ataukegiatan yang akandilaksanakan tersebutsecara nyatamempengaruhi kawasanlindung terdekat
Dampak potensial
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di dalam kawasan lindungjenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam dikawasan lindung
Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan:1. Eksplorasi pertambangan, migas dan
panas bumi;2. Penelitian dan pengembangan di bidang
ilmu pengetahuan;3. Yang menunjang pelestarian kawasan
lindung; 4. Yang terkait dengan kepentingan
pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadaplingkungan;
5. Budidaya yang secara nyata tidakberdampak penting bagi lingkunganhidup;
6. budidaya yang diizinkan bagi pendudukasli dengan luasan tetap dan tidakmengurangi fungsi lindung kawasan dandi bawah pengawasan ketat.
Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH & telah ditetapkan sesuai dengan PUU
Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)
No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan
MENLH No. 05 Tahun 2012
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
1. Kawasan Hutan Lindung
a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;b. kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli
dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat
2. Kawasan bergambut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam3. Kawasan Resapan
Aira. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki
kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan
terbangun yang sudah ada
4. Sempadan Pantai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;b. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk
mencegah abrasi;c. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan rekreasi pantai;
Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan
MENLH No. 05 Tahun 2012
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
5. Sempadan Sungai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b. bangunan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;
c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi;
6. Kawasan sekitar danau/waduk
7. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut
a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk
menunjang kegiatan sebagaimana dimaksudpada huruf a;
8. Cagar alam dan cagar alam laut
9. Kawasan pantai berhutan bakau
a. kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata alam
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun
2008
10. Taman Nasional atau taman nasional laut
a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;b. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya
hanya diizinkan bagi penduduk asli di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat
11. Taman hutan raya a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a;
12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut
a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung Dalam
Peraturan MENLH No. 05
Tahun 2012
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106
PP No. 26 Tahun 2008
13. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
a. penelitian, pendidikan, dan pariwisata; danb. pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang
tidak sesuai dengan fungsi kawasan
14. Kawasan cagar alam geologi
a. pariwisata tanpa mengubah bentang alamb. kegiatan penggalian dibatasi hanya untuk penelitian
arkeologi dan geologic. pelindungan bentang alam yang memiliki ciri langka
dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata.
d. pelindungan kawasan yang memiki ciri langka berupa proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau pariwisata.
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No. Kawasan Lindung DalamPeraturan MENLH No. 05 Tahun 2012
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun
2008
15. Kawasan imbuhan air tanah
a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;
b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada
16. Sempadan mata air a. ruang terbuka hijau
17. Kawasan perlindungan plasma nutfah
a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan
18. Kawasan pengungsian satwa
a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pelestarian flora dan fauna endemik kawasan;
19. Terumbu Karang a. pariwisata bahari
20. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi
Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008
No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Alam (KSA)
Kawasam Pelestarian Alam (KPA)
CagarAlam (CA)
SuakaMarga-satwa (SM)
TamanNasional (TN)
TamanWisata Alam (TWA)
TamanHutan Raya
(Tahura)1. penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan
2. pendidikan dan peningkatankesadartahuan konservasi alam
koleksi kekayaan keanekaragaman hayati
3. penyerapan dan/atau penyimpanankarbon
4. pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alamterbatas
5. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar
Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011
No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Alam (KSA)
Kawasam Pelestarian Alam (KPA)
CagarAlam (CA)
SuakaMarga-satwa (SM)
TamanNasional (TN)
TamanWisata Alam (TWA)
TamanHutan Raya
(Tahura)6. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk
penunjang budidaya
7. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat.
6. pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakan satwa atauperbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi alami.
7. pembinaan populasi dalam rangkapenetasan telur dan/atau pembesarananakan yang diambil dari Alam
Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011
KAWASAN LINDUNGKAWASAN LINDUNG Sempadan pantaihutan mangrove = 130 x nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi danterendah tahunan, DIUKUR dari garisair surut teredah
Kawasan LindungKawasan Lindung SempadanSempadan PantaiPantai MangroveMangroveKeppres 32/1990 Pasal 26: Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengisian air laut serta perlindungan usaha budidaya di belakangnya
PP 26/2008 Pasal 57 ayat (5), Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Pasal 27 dan Kepmen LH No. 201 Tahun 2004
Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008: Kawasan pantai berhutan bakau pemanfaatan utk keg. Pendidikan, penelitan & wisata alam, pelarangan pemanfaatan kayu bakau, pengurangan luas dan pencemaran ekosistem bakau
KawasanKawasan LindungLindungSempadanSempadan PantaiPantai = 100 = 100 metermeter
KriteriaKriteria Kawasan Lindung Kawasan Lindung SempadanSempadan PantaiPantai
Berdasarkan PP 26/2008 Pasal 56 ayat (2), Keppres 32/1990 Pasal 14:Sempadan pantai diukur 100 meter dari garis pasang tertinggi
Zonasi untuk sempadan pantai: Pemanfaatan untuk RTH, Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, Pelarangan pendirian bangunan, Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan (Pasal 100 ayat (1) PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN)
Garis batas sempadan pantai
Zonasi Terumbu Karang
• Pemanfaatan untuk wisata bahari
• Pelarangan kegiatan penangkapan ikan dan pengambilan terumbu karang
• Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran air
(Pasal 103 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)
Perlindungan Ekosistem Perlindungan Ekosistem Terumbu KarangTerumbu Karang
Terumbu karang merupakan Kawasan Lindung(Pasal 52 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)
Laranganpenambangan terumbu karang yg menimbulkan kerusakan, pengambilan terumbu karang di kawasan konservasi, penggunaan peralatan, cara tau metode lain yg merusak ekosistem terumbu karang
(Pasal 35 UU 27/2007 tentang PWP & PPK)
SungaiSungai
PP 82/2001 PP 82/2001 PPengelolaan engelolaan
Kualitas Air & Kualitas Air & Pengendalian Pengendalian
Pencemaran AirPencemaran AirPP 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional &
Keppres 32/1990 tentangKawasan Lindung
S. Bone di Kab. Bolmong, Prop. Sulut
Kawasan Lindung Sempadan SungaiKawasan Lindung Sempadan Sungai
Zonasi sempadan sungai
• Pemanfaatan Ruang utk RTH;
• Pelarangan mendirikan bangunan
Pasal 100 ayat 2 PP 26/2008
Pasal 38 UU 41/1999 tentang KehutananPasal 38 UU 41/1999 tentang Kehutanan
Pasal 38(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar
kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.
(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.
(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 24 TAHUN 2010
TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN
Pasal 3Pasal 3
(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat dilakukan di dalam:a. kawasan hutan produksi; dan/ataub. kawasan hutan lindung.
(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri.
Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentinganpembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:1. religi;2. pertambangan;3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru
dan terbarukan;4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun
relay televisi;5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum
untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan
saluran air bersih dan/atau air limbah;8. fasilitas umum;9. industri terkait kehutanan;10. pertahanan dan keamanan;11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau12. penampungan sementara korban bencana alam.
Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan
Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010
Pasal 5Pasal 5(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan:a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:
1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;
b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan:
1. turunnya permukaan tanah;2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan lindung diatur dengan Peraturan Presiden.
Pasal 6Pasal 6(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan
hutan.
Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (PP 24/2010)
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi (Pasal 35)
Izin pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTRW dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (2))
Izin pemanfaatan ruang yg dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui prosedur yg benar, batal demi hukum (Pasal 37 ayat (3))
Izin pemanfaatan ruang yg diperoleh melalui prosedur yg benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (4))
Dlm pemanfaatan ruang, setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan (Pasal 61 huruf a).
Setiap orang yg tidak menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 61 huruf a yg mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (1)).
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (2)).
Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (Pasal 69 ayat (3)).
Pasal 74 ayat (1)Dlm hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yg dpt dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dgn pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.
Pasal 74 ayat (2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dpt dijatuhi pidana tambahan berupa:a. pencabutan izin usaha; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.
Pasal 37 ayat (7)Setiap pejabat pemerintah yg berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yg tidak sesuai dgn rencana tata ruang.
Pasal 73 ayat (1) Setiap pejabat pemerintah yg berwenang yg menerbitkan izin tidak sesuai dgn rencana tata ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 73 ayat (2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dpt dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dgn hormat dari jabatannya.
Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan Sumber Daya Alam serta AmdalSumber Daya Alam serta Amdal
RPPLH
RPJP
RPJMN
Pemanfaatan sumber daya alam i.e.
Pertambangan, Migas, Kehutanan
Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009:RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah
Pasal 12 ayat (1) UU No. 32/2009:Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH
1
2
Salah satu Instrumen PPLH pada tahap rencana Proyek Pemanfaatan SDA adalah
AMDAL
Peran Inventarisasi SDA
Sesuai UU No 32/2009, tujuan INVENTARISASI SDA untuk:a/. PENETAPAN EKOREGION, b/. PENETAPAN DD dan DT, c/. PEMANFAATAN DAN PENCADANGAN SDA, d/. INPUT RPPLH
INVENTARISASI SDA: Basis RPPLH
RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi Amdal, UKLAmdal, UKL--UPL dan Izin LingkunganUPL dan Izin Lingkungan
InventarisasiLingkungan Hidup
Data & Informasi
Sumber Daya Alam (SDA)
POTENSI DAN KETERSEDIAAN
BENTUK KERUSAKAN
JENIS YANG DIMANFAATKAN
BENTUK PENGUASAAN
PENGETAHUAN PENGELOLAAN
KONFLIK DAN PENYEBAB KONFLIK
PENGELOLAAN
Hayati
Non-Hayati
Terbarukan
Tidak Terbaharukan
• RPPLH disusun berdasarkan hasil inventarisasi LH;• RPPLH besarta data dan informasi LH merupakan basis data
yang sangat berharga untuk mendukung distem informasi (DSS) Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam kaitannya dengan penentuaan kelayakan Lingkungan Hidup;
MuatanMuatan RPPLH RPPLH
Rencanapemanfaatan
dan/atau pencadangan
SDA
Rencana pemeliharaan
dan perlindungan
kualitasdan/atau
fungsi LH
Rencanapengendalian, pemantauan,
serta pendayagunaandan pelestarian
SDA
Rencanaadaptasi dan
mitigasiterhadap
perubahaniklim.
RPPLH menjadi dasar
penyusunan dan dimuat
dalam RPJP & RPJM
DayaDukung/Daya
Tampung
Neraca SDAValuasi Ekonopmi
SDA Kerentanan
Inventarisasi GRK
Nilai tambah pemanfaatan SDA
Pola Konsumsi Produksi Berkelanjutan
(Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010)
RTRW, RPJP, RPJM dan KRPRTRW, RPJP, RPJM dan KRP Pembangunan Berkelanjutan
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Apa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA?“Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
(Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)
Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....”
Daerah:’Maju, Makmur & Hijau’
Kajian Lingkungan Hidup Strategik (KLHS) AMDALatau
UKL-UPLKLHS Kebijakan
KLHS Regional / Program
KLHS SektorKLHS Tata Ruang
Partidario (2000, 2003)
Kebijakan
KajianKajian LingkunganLingkungan Hidup Strategis (KLHS) & AMDALHidup Strategis (KLHS) & AMDAL
KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN
KLHS = Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatuwilayah dan/atau KRP (Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)
Catatan: Kebijakan: termasuk penyusunan PUU (pasal 44 UUPLH)
Sustainable Sustainable Growth with Growth with
EquityEquity
Tujuan UtamaRencana Program Proyek
KLHS dapat mengisi ruang yang tidak dapat diselesaikan oleh Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam
Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam
Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan
Perkiraan Mengenai Dampak dan
RiSIKO LINGKUNGAN RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP HIDUP
Perkiraan Mengenai Dampak dan
RiSIKO LINGKUNGAN RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP HIDUP
Kinerja layanan/jasa ekosistemKinerja layanan/jasa ekosistem
Muatan KLHSMuatan KLHS
KLHSKLHS
Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi
terhadap Perubahan Iklim
Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi
terhadap Perubahan Iklim
Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman
hayati
Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman
hayati
Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009
KLHSKLHS memuat KAJIANKAJIAN antara lain:
a
b
c
d
e
f
KetentuanKetentuan--KetentuanKetentuan PUU Bidang PUU Bidang PPLH yang terkait PPLH yang terkait dengandengan AMDALAMDAL
4
Muatan Dokumen
Amdal
Penyusunan Dokumen
Amdal
Penilaian Dokumen
Amdal
Penyusunan Dokumen Amdal
bagi Golongan Ekonomi Lemah
2 3
4
5
Usaha dan/atau kegiatan
Wajib Amdal1
UU 32/2009
KetentuanKetentuan--Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009
Amdal
• Kriteria Dampak Penting
• Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting
• Disusun oleh pemrakarsa;• Keterlibatan masyarakat;• Bantuan pihak lain (penyusun
perorangan dan LPJP)• Sertifikasi penyusun amdal
• Komisi Penilai Amdal (KPA);
• Lisensi KPA;• Keanggotaan KPA• Tim Teknis dan
Sekretariat KPA;• Keputusan
Kelayakan atau Ketidaklayakan LH
• Kajian dampak LH;• Evaluasi kegiatan disekitar;• SPT Masyarakat• Prakiraan besaran & sifat penting dampak• RKP-RPL
Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009
Batas AMDAL
Batas dokumen UKL-UPL
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
WAJIB AMDAL
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
WAJIB UKL/UPL
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB SPPL
PembagianPembagian JenisJenis Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan BerdasarkanBerdasarkan DokumenDokumen LHLH
Kegiatan berdampak penting terhadap LH
Kegiatan tidak berdampak penting terhadap LH
Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak penting serta Kegiatan usaha mikro dan kecil
Pasal 22-33 UU 32/2009 Peraturan MENLH No 05/2012
Peraturan Gub. atau Bupati/WalikotaPasal 34 UU 32/2009
Pasal 35 UU 32/2009
Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Dampak Lingkungan dan DokumenLingkungan
AMDAL
UKL-UPL
SPPL
Wajib Memiliki Izin Lingkungan
Tidak Wajib Memiliki Izin Lingkungan
EsensiEsensi DDasarasar AmdalAmdal & UKL& UKL--UPL UPL dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012
Pengambil Keputusan
AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPL =UPL =
Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakaninformasi yang diperlukan untuk proses pengambilankeputusan terkait dengan Penerbitan Izin Lingkungan.
Izin LingkunganIzin Lingkungan
Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau
kegiatan, dan• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan
institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa
RencanaRencana Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan
Menyediakan Informasi
UU 32/2009
IzinLingkungan
KetentuanKetentuan--Ketentuan Ketentuan IzinIzin LingkunganLingkungan dalam dalam UU UU No. 32 Tahun 2009No. 32 Tahun 2009
Permohonandan PenerbitanIzin Lingkungan
PembatalanIzin
LingkunganPengumuan
IzinLingkungan
Izin Lingkungandan Izin Usaha
PerubahanIzin Lingkungan
2 3
4
5
1
• Usaha dan/kegiatan wajib memiliki izin lingkungan;• Izin Lingkungan dan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL;• Pihak yang berwenamg menerbitkan Izin Lingkungan: Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota• Porohonan Izin lingkungan ditolak tanpa dilengkapai dengan Amdal atau UKL-UPL
• Pembatan Izin Lingkungan oleh Menteri, Guburnur, atauBupati/walikota;
• Pembatan Izin Lingkungan oleh PTUN
• Pengumuman permohonanIzin Lingkungan
• Pengumuman keputusanIzin Lingkungan
• IzinLingkunganpersyaratanIzin Usaha dan/atauKegiatan
• Izin lingkungandicabut, izinusahadibatalkan;
• Usaha dan/kegiatan berubah wajibmemperbaharui izin lingkungan
No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkaitKajian Dampak Lingkungan
dalam UU 32 Tahun 2009
PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudahDisusun
1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Amdaldiatur lebih lanjut dalam Peraturan PemerintahPasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izinlingkungan diatur dalam peraturan pemerintah
Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan
2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/ataukegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdalditetapkan dengan peraturan Menteri
Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatanyang Wajib Memiliki Amdal
3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjutmengenai sertifikasi dan kriteria kompetensipenyusunan Amdal daitur dengan peraturanMenteri
Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentangSertifikasi Kompetensi Penyusun AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup danPersyaratan Lembaga Pelatihan KompetensiPenyusun Analisis Mengenai Dampak LingkunganHidup (Telah direvisi dan Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2012)
Pengembangan Kebijakan Sistem Kajian Dampak LingkunganSesuai Mandat UU 32 tahun 2009
81
No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkaitKajian Dampak Lingkungan
dalam UU 32 Tahun 2009
PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun
4 Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dantatacara lisensi diatur dengan peraturanMenteri
Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentangPersyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup (Sudah tersusun Rancangan Peraturan MENLH dan sudah diajukan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2013)
5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenaiUKL-UPL dan SPPL diatur denganperaturan Menteri
Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012tentang Pedoman Penyusunan Dokumen LingkunganSebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentangUKL-UPL dan SPPL
6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatantetapi belum memiliki dokumen amdal atauUKL-UPL
Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan HidupSE MENLH Nomor 14134/MENLH/KP/12/2013
7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjutmengenai analisis resiko lingkungan hidupdiatur dalam Peraturan pemerintah
Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko LingkunganHidup (ARLH)
8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenaiaudit lingkungan hidup diatur denganPeraturan Menteri
Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit lingkungan hidup yang menggantikan Keputusan MENLH No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 dan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010
Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL
Penyusunan Amdal
Penyusunan UKL-UPL
Penilaian Amdal
Pemeriksaan UKL-UPL
Permohonan Izin
Lingkungan
Penerbitan Izin
Lingkungan
Bab VKomisi Penilai Amdal
Instansi LH Pemeriksa
UKL-UPL
Bab II Bab III
Bab IV
Bab IKetentuan Umum
Bab VIPembinaan
dan Evaluasi Kinerja
BAB VIISanksi
Adminsitratif
Bab VII Pendanaan
Bab IX Ketentuan
Penutup
Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan
Catatan: 1. Permohonan izin lingkungan
bersamaan dengan pengajuan penilan Andal & RKL-RP atau pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL;
2. Penerbitan izin lingkungan bersamaam dengan penerbitan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL
No Peraturan MENLH yang diamanatkanoleh PP No. 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan
Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH
1 Tata cara penyusunan dokumen Amdal (Pasal 6);
1. Pedoman Penyusunan DokumenLingkungan (Amdal, UKL-UPL danSPPL)
Keterangan: Revisi• Peraturan MENLH No. 08/2006 dan• Peraturan MENLH No. 13/2010
Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 tentang PedomanPenyusunan Dokumen LingkunganHidup, sebagai Revisi Peraturan MENLH No. 8/2006 dan PeraturanMENLH No. 13 Tahun 2010
2 Tata cara penyusunan UKL-UPL (Pasal 16);
3 Tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam Amdal (Pasal 9 ayat (6));
2. Pedoman Keterlibatan Masyarakatdalam proses Amdal dan IzinLingkungan
Keterangan: Revisi Kepdal 08/2000
Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2012 tentang PedomanKeterlibatan Masyarakay dalam proses Amdal dan Izin Lingkungan, Revisi Kepdal 08/2000
4 Tata cara penilaian kerangka acuan (Pasal 26);
3. Tata Laksana Penilaian danPemeriksaan Dokumen Lingkunganserta Penerbitan Izin Lingkungan
Keterangan: Revisi• Peraturan MENLH No. 05/2008,• Peraturan MENLH No. 24 Tahun
2009 dan• Peraturan MENLH No. 13/2010,
Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan PemeriksaanDokumen Lingkungan serta PenerbitanIzin Lingkungan
5 Tata cara penilaian Andal dan RKL-RPL (Pasal 35)
6 Pemeriksanaan UKL-UPL (Pasal 41);
7 Tata cara penerbitan izin lingkungan (Pasal 52);
8 Tata kerja komisi penilai Amdal (Pasal 63);
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012
No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan
Group PeraturanMENLH
Status Peraturan MENLH
9. Kriteria perubahan usaha dan/atau kegiatan dan tata cara perubahan keputusan kelayakan lingkungan, perubahan rekomendasi UKL-UPL dan penerbitan perubahan izin lingkungan (Pasal 50 ayat (8));
4. Pedoman PerubahanIzin Lingkungan
Telah tersusun Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi I MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untukdilakukan pembahasan, finalisasi danpenetapan (Desember 2012)
10 Tata Cara dan persyaratan untuk mendirikan LPJP Dokumen Amdal (Pasal 10 ayat (3);
5. Standar danSertifikasi KompetensiPenyusun DokumenAmdal
Telah tersusun Rencangan Peraturan MENLH tentang Standar dan Sertitikasi KompetensiPenyusun Dokumen Amdal sebagai revisi Peraturan MENLH No. 7 Tahun 2010
Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi VII MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untukdilakukan pembahasan, finalisasi danpenetapan (Desember 2012)
11 Sertifikasi kompetensi penyusun Amdal, penyelenggaran pendidikan dan pelatihan penyusun Amdal, lembaga sertifikasi penyusun Amdal (Pasal 11 ayat (6));
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan
No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27
Tahun 2012 tentang IzinLingkungan
Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH
12 Persyaratan dan Tata Cara Lisensi (Pasal 58 ayat (2)
6. Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010; draft revisi telah disampaikan ke biro hukum danHumas (Desember 2013)
13 Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja (Pasal 67)
7. Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja KPA dan Pemeriksa UKL-UPL di Daerah
Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009, draft revisi telah disampaikan ke biro hukum danHumas (Desember 2013)
4 Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR (Pasal 13 ayat (3));
8. Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR
Rancangan Peraturan MENLH tentangPengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR akan disusun kemudian – Syarat Sistem KLHS yang mendukungSE MENLH 14160/MENLH/PDAL/12/2013
15 9. Draft Revisi Keputusan MENLH No. 45 Tahun 2005 tentang PedomanPenyusunan Laporan RKL-RPL
Draft PERMENLH tentang PelaporanPelaksanaan Izin Lingkungan telah disampaikanke Biro Hukum dan Humas (Desember 2013)
16 10. Draft PERMENLH tentang SistemInformasi Amdal, UKL-UPL dan IzinLingkungan
Draft PERMENLH tentang Sistem InformasiAmdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan telahdisampaikan ke Biro Hukum dan Humas(Desember 2013)
Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan
IZIN LINGKUNGAN
Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan
Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib AMDAL
Usaha dan/atau Kegiatan
Wajib UKL/UPL
Wajib Memiliki
Setiap usaha dan/atau kegiatanyang wajib memiliki Amdal atauUKL-UPL wajib memiliki izinlingkungan
Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan
IZIN Usaha dan/atauKegiatan
Izin lingkungan = persyaratan untukmemperoleh izinusaha dan/ataukegiatan
Proses penyusunandan Penilaian Amdal
Proses penyusunandan PemeriksaanUKL-UPL
Catatan: Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL tidakwajib memiliki izin lingkungan
PengajuanPenilaianKerangka
Acuan
PenilaianKA oleh
SekretariatKPA
PenyusunanKerangka
Acuan (KA)
PenyusunanANDAL dan
RKL-RPL
Pengajuan Permohonan IzinLingkungan dan Penilaian ANDAL dan
RKL-RPL
Penerbitan: 1. Keputusan
KelayakanLingkungan; dan
2. izin Lingkungan
Pengumumandan
KonsultasiPublik
KeputusanKetidaklayakan LH
LayakLingkungan
Tidak LayakLingkungan
Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan KomisiPenilai Amdal
Menteri, gubernur, ataubupati/walikota
Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
PenilaianKA oleh
Tim Teknis
PenerbitanPersetujuan
KA oleh KetuaKPA
Penilaian Kerangka Acuan
Penilaian ANDAL dan RKL-RPL
PenilaianANDAL & RKL-RPL
SekretariatKPA
PenilaianANDAL & RKL oleh
Tim Teknis
Pengumuman PermohonanIzin Lingkungan
PenilaianANDAL & RKL-RPL oleh KPA
RekomendasiKPA
SPT dariPengumuman= 10 hari Kerja
30 hari kerja
75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman 10 harikerja
Pengumuman IzinLingkungan
Paling lambat 5 hari kerjasetelah diterbitkan
1
2 3 4 5 6
7
89
10
11 12
13
14a
14b
15
Satu suratpermohonan
Jasa Penilaian Amdal dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP
Biaya Penyusunan Amdal oleh Pemrakarsa
Biaya Adm Penerbitan SKKL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa sesuai PNBP
Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses AMDAL
Pemrakarsa
Dokumen KA- atau ANDAL & RKL-RPL Sesuai
Persyaratan Administrasi
Sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi &
Kab/Kota
Usaha/Keg. sedang /telah dilakukan konstruksi/ operasi/ pasca operasi
Ya Ya
DITOLAKTidakTidak
DITOLAK
Tidak
Ya
UJI ADMINSITRASI UJI TAHAP PROYEK (Panduan 03 Lamp VI)
Tahapan Penilaian Dokumen AMDALTahapan Penilaian Dokumen AMDAL
1. Lakukan Uji konsistensi2. Lakukan uji keharusan3. Lakukan uji kedalaman4. Lakukan uji relevansi
UJI KUALITAS
(gunakan panduan 01 atau 02 Lamp VI)
(gunakan panduan 04 Lampuran VI)
Dokumen sesuai dengan persyaratan
mutu dokumen
Rencana usaha dan/atau Kegiatan
disepakati atau layak lingkungan hidup
TidakMasukan untuk
Perbaikan Dokumen
Ya
Tidak
DITOLAK
Dokumen dijadikan lamp. SK PersetujuanKA atau SK Kelayakan
Lingkungan & Izin Lingkungan
Ya
Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sertasumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturanperundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampakdari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dankesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, danpasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagaisebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehinggadiketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggungjawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akanditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan denganpendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilaisosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkunganhidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam halterdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungandimaksud; dan
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013
1. jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH)
Rekomendasi Hasil Penilai an Andal & RKL-RPL dari Komisi Penilai
Amdal
Keputusan Kelayakan Lingkungan atau
Ketidaklayakan
MENTERIGUBERNUR
Bupati/Walikota
Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidupatau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup
10 Hari Kerja
1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan; dan
2. Pernyataan kelayakan lingkungan usaha dan/atau kegiatan;
3. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.
4. Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak terkait
Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan1
2
3
5
Jangka waktu penetapan
Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012Izin Lingkungan 4
Dalam PP 27/1999: tidak datur sedetil atauserinci ini. SKKL sudah termasuk 75 haripenilaian Andal dan RKL-RPL. Muatan SKKL juga belum/tidak diatur
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain;
4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup
Muatan Muatan KeputusanKeputusan kelayakankelayakanlingkunganlingkungan hiduphidup
Sumber: Pasal 16 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
AMDALSK Kelayakan LH dari Menteri
SK Kelayakan LH dari gubernurSK Kelayakan LH dari bupati/
walikota
Izin lingkungan dari Menteri
Izin lingkungan dari gubernurIzin lingkungan dari bupati/ walikota
Penerbitan Izin Lingkungan HidupPenerbitan Izin Lingkungan Hidup UntukUntuk RencanaRencanaUsaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan WajibWajib AmdalAmdal
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup
Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan.
Muatan Izin Lingkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: IzinLingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetapberlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidakdicabut;
1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan;
2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:a. nama perusahaan;b. jenis usaha dan/atau kegiatan;c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;d. alamat kantor; dane. lokasi kegiatan;
3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; danb. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dankewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabiladirencanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkupdeskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Lanjutan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
6. hal-hal lain, antara lain:a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan;
b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabiladi kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;
c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup;
7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlakuselama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atasusaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan
Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Pemrakarsa Menteri, gubernur, atau bupati/walikotaProses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan
PenyusunanUKL-UPL
Pemrakarsa
Pemeriksaan Administrasi
Permohonan Izin Lingkungandan Pemeriksaan UKL/UPL
Permohonan Izin Lingkungandan Pemeriksaan UKL/UPL
Pemeriksaan Substansi UKL/UPLPemeriksaan Substansi UKL/UPL
Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL &
Izin Lingkungan
Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL &
Izin Lingkungan
Pengumuman Permohonan IzinLingkungan
Pengumuman Permohonan IzinLingkungan
Pengumuman Izin LingkunganPengumuman Izin Lingkungan
Catatan: Jangka waktu Pemeriksaan Teknis UKL-UPL: 14 Hari Kerja, termasuk pengumumanpermohonan izin lingkunganDANtidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan
Pemeriksaan UKL-UPL dan PenerbitanRekomendasi UKL-UPL dapat dilakukanoleh:a. Pejabat yang
ditunjuk olehMenteri;
b. Kepala Instansi LH Provinsi; atau
c. Kepala Instansi LH Kab/Kota.
Pasal 40 PP 27/2012
Jasa Pemeriksaan UKL-UPL dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP
Biaya Penyusunan UKL-UPL oleh Pemrakarsa
Biaya Adm Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa (PNBP)
1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan;
2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;
3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggidampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungandimaksud; dan
Kriteria Persetujuan /Penolakan UKL-UPL terhadap RencanaUsaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Rekomendasi UKL-UPL
MENTERIGUBERNUR
Bupati/Walikota
Penerbitan Rekomendasi UKLPenerbitan Rekomendasi UKL--UPLUPL
1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya persetujuan UKL-UPL;
2. Peryataan persetujuan UKL-UPL3. persyaratan dan kewajiban pemrakarsa
sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.
Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL
12
Pemeriksaan Pemeriksaan Teknis Teknis
UKLUKL--UPLUPLSumber: Pasal 38 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Menerbitkan
3
1. jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH)
4Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada
1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak
yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain;
4. pernyataan persetujuan UKL-UPL;5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan
UKL-UPL;6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.
Muatan Rekomendasi Persetujuan Muatan Rekomendasi Persetujuan UKLUKL--UPLUPL
Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan PemeriksaanDokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
UKL-UPLRekomendasi dari Menteri
Rekomendasi dari gubernurRekomendasi dari bupati/
walikota
Izin lingkungan dari Menteri
Izin lingkungan dari gubernurIzin lingkungan dari bupati/ walikota
Penerbitan Izin Lingkungan HidupPenerbitan Izin Lingkungan Hidup UntukUntuk RencanaRencanaUsaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan WajibWajib UKLUKL--UPLUPL
Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya rekomendasi persetujuan UKL-UPL
Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada
Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi
persetujuan UKL-UPL2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan.
Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.
Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: IzinLingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetapberlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidakdicabut;
1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa rekomendasi persetujuan UKL-UPL;
2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:a. nama perusahaan;b. jenis usaha dan/atau kegiatan;c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;d. alamat kantor; dane. lokasi kegiatan;
3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:
a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL; danb. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan YANG Wajib Memiliki UKL-UPL
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan
dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dankewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;
c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabiladirencanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkupdeskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan
d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
6. hal-hal lain, antara lain:a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan
sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan;
b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabiladi kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;
c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup;
7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlakuselama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atasusaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan
8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan
Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan
Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan
Penting untuk Diperhatikan!!!SKKL
Izin Lingkungan
Penilaian Amdal
Penyusunan Amdal
Rekomendasi UKL_UPL
Izin Lingkungan
Pemeriksaan UKL-UPL
Penyusunan UKL-UPL
Proses yang Benar
Izin lingkungan wajib diterbitkan bersamaan dengan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sejak PP 27/2013 diberlakukan (23 Feb 2012)
SKKLPenilaian
AmdalPenyusunan
Amdal
Rekomendasi UKL-UPL
Pemeriksaan UKL-UPL
Penyusunan UKL-UPL
Proses yang SALAHIzin lingkungan TIDAK DITERBITKAN, walaupun SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sudah diterbitkan
Potensi Pelanggaran Pasal 109 dan 111 ayat (2)
UU 32/2009
1. Tidak ada alasan untuk tidak menerbitkan Izin Lingkungan setelah berlakunya PP 27/2012.
2. PP 27/2012 telah menjelaskan proses penerbitan izin lingkungan yang diintegrasikan dengan proses Amdal atau UKL-UPL.
Izin Lingkungan
Instrumen PPLH – Instumen pencegahan dan/atau
pencemaran lingkungan hidup
(Pasal 14 UU 32/2009)
Persyaratan untuk memperoleh Izin Usaha
dan/atau Kegitan(Pasal 40 ayat 1 UU 32/2009)
Payung Izin PPLH(Pasal 48 ayat 2 PP 27/2012)
Basis pengembangan environmental management
systems (EMS), termasuk pelaksanaan Audit lingkungan
(Kriteria Audit)(Pasal 53 ayat 1 PP 27/2012)
Basis pengawasan lingkungan hidup terkait
dengan ketaatan penanggung jawab (Pasal 72 UU 32/2009)
Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang + PIBIB
(Morotorium)Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (2)
dan ayat (3) PP 27/2012)
Basis penyediaan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup
(Pasal 55 UU 32/2009 danPasal 53 aayat (1) huruf C
PP 27/2012
Instrumen green banking(Peraturan Bank Indonesia No. 7
tahun 2005)
Peranaan Instrumen Izin Lingkungan
a
b
c
d
e
f
g
h
Tantangan Penerapan Izin Lingkungan
Pelaksanaan Good Governance
Pemenuhan Standar Pelayanan Publik
Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin
Lingkungan
Pengawasan & Penegakan Hukum
Integrasi sistem Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin
Lingkungan – Pusat dan Daerah & Sektor
Integrasi Izin Lingkungan
ke dalam Izin Usaha
dan/atau Kegiatan
Penulisan Izin Lingkungan
(Permit Writing)
Standar Pelayanan Publik Standar pelayanan publik menurut
UU 25/209 & PP 96/2012
1. Dasar hukum: 2. Peryaratan: 3. Sistem, Mekanisme dan Prosedur: 4. Jangka waktu:5. Biaya/tarif:6. Produk/Hasil pelayanan: 7. Sarana, prasarana dan fasilitas: 8. Kompetensi pelaksana:9. Pengawasan Internal10. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan11. Jumlah Pelaksana12. Jaminan Pelayanan13. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan14. Evaluasi Kinerja Pelaksana
Pemenuhan Standar Pemenuhan Standar Pelayanan Publik & Pelayanan Publik & Pelaksanaan Good Pelaksanaan Good Governance dalam Proses Amdal, UKLGovernance dalam Proses Amdal, UKL--UPL & Izin LingkunganUPL & Izin Lingkungan
Pelayanan Publik (UU 25/2009 & PP96/2012):Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan PUU bagi setiap warganegara atau penduduk atas: Barang; Jasa; dan/atau Pelayanan administratif Yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik
1. Proses Amdal UKL-UPL dan Izin Lingkungan , &
2. Penerapannya sesuai dengan Prinsip-Prinsip Good Governance
No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU 25/2009 & Pasal 25
PP 96/2012)
Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &
Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012
Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKL-
UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
a. Dasar hukum PUU yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan
1. UU No. 32/2009 tentang PPLH2. PP No. 27/2012 Izin Lingkungan;3. Peraturan MENLH terkait dengan Amdal, UKL-
UPL & Izin Lingkungan
b. Persyaratan Syarat yang harus dipenuhi (adminitratif maupun teknis)
Persyaratan (Pasal 43 PP 27/2012):1. Dokumen Amdal atau UKL-UPL;2. Dokumen Pendirian Usaha dan/atau kegiatan;3. Profil Usaha dan/atau kegiatan
c. Sistem, Mekanisme dan Prosedur
Tata cara pelayanan yang dibakukan
Sesuai dengan PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
d. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan
1. AMDAL: 30 hari KA, 75 hari Andal & RKL-RPL, 10 hari SKKL & Izin Lingkungan:
2. UKL-UPL= 14 Hari;
e. Biaya /Tarif Ongkos yang dikenakan sesuai PNPB & SBU (Pasal 68 dan 69 PP 27/2012) & Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan
No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU
25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012)
Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &
Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012
Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
f. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
1. Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal: SKKL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU;
2. Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL: Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU
g. Sarana, Prasana dan Fasilitas
Peralatan dan fasilitas yang diperlukan
1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA i.e. Kelembagaan, UPT, sekretariat, ruang rapat, Lab, Sistem informasi, dll
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: Instansi LH beserta SKPD tterkait, UPT, Ruang Rapat, Sistem Informasi
h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang dimiliki oleh pelaksanaan:pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan pengalaman
1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA terkait dengan persyaratan ketua KPA, Tim Teknis dan Tenaga Ahli;
2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: terkait dengan kompetensi personil penatalaksanaan pemeriksa an UKL-UPL
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU
25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012)
Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &
Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012
Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan
UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan
i. Pengawasan Internal Pengendalian yang dilakukan oleh Pimpinan kerja atau atasan langsung
Dilakukan oleh Ketua KPA, Ketua Tim Teknis dan Kepala Sekretariat serta Deputi MENLH atau Kepala Instansi LH
j. Penanganan Pengaduan,Saran dan Masukan
Tata cara pelaksanaan penanangan pengaduan dan tindak lanjut
Sesuai dengan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)
k. Jumlah Pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja
l. Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan
Pengembangan Sistem informasi
m. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan
Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko dan keraguan
n. Evaluasi Kinerja Pelaksana Penilaian untuk mengeathui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar pelayanan
Sesuai dengan Pasal 66 PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)
Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan
Penurunan BebanPencemaran dan Laju
Kerusakan LH
Penaatan terhadapBML & KBKL
Izin Usaha dan/atauKegiatan
Izin LingkunganIzin Lingkungan dan Izin PPLHdan Izin PPLH
• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan
• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH
Izin PPLHIzin
LingkunganProses Amdalatau UKL-UPL
Rencana Usaha dan/atauKegiatan
PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum
Lingkungan
1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional.
2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izinlingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan
3. Izin PPLH, antara lain:a. Izin pembuangan air limbah ke sungai;b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanahc. Izin pembuangan air limbah ke lautd. Izin injeksi air limbahe. Izin PLB3
Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL
oleh Instansi LH
Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,
atauBupati/Walikota
Diterbitkan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/Walikota
Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Dilakukan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/ Walikota
Pemrakarsa
Izin Usaha dan/ataukegiatan
persyaratanIzin Lingkungan• Persyaratan dan kewajiban
dalam SKKLH dan Rek. UKL-UPL• Persyaratan dan kewajiban yang
ditetapkan oleh Menteri, Gub, atau bupati/walikota
• JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH
• Berakhirnya Izin Lingkungan
Ber-transformasi menjadi
SKKL SKKL atauatau RekomendasiRekomendasi UKLUKL--UPL, UPL, IzinIzin LingkunganLingkungan & & IzinIzin PPLH, PPLH, sertaserta IzinIzin Usaha Usaha dandan//atauatau kegiatankegiatan
SKKLH(Surat Keputusan Kelayakan
Lingkungan Hidup)
RekomendasiPersetujuan UKL-UPL
IzinPembuangan
Air Limbah
IzinPemanfaatan
LB3
Izin PPLH lainnya
Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin
Lingkungan (Pasal123 UU 32/2009)
Detailing dari Izin
PPLH yang sudah
disebutkandalam Izin
Lingkungan
Tidak semuarencana usaha
dan/atau kegiatanmemerlukan izin
PPLH
No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No. 32/2009
PP Bidang PPLH
Peraturan MENLH
1. Izin Pembuangan Air Linbah ke Sungai
Pasal 20 ayat 3 Huruf b.
PP 82/2001 tentang PKA& PPA
Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air
2. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke Tanah (Land Application)
Pasal 20 ayat 3 Huruf b.
PP 82/2001 tentang PKA& PPA
Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air
3. Izin Pembuangan air limbah ke laut
Pasal 20 ayat 3 Huruf b.
PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau KerusakanLaut
Peraturan MENLH No 12 Tahun 2006 :Persyaratan dan Tata Cara Pembuangan Air Limbah Ke laut
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No.
32/2009
PP Bidang PPLH Peraturan MENLH
4. Izin Injeksi Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas & Panas Bumi
Pasal 20 ayat 3 Huruf b.
Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2007: Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi dengan Cara Injeksi
5. Izin Pengelolaan LB3
Pasal 59 ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 102
PP 18 Tahun 1999 Pengelolaan LB3
a. Peraturan MENLH No. 18 Tahun 2009: Tata Cara Perizinan PLB3
b.Peraturan MENLH No. 30 Tahun 2009: Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah
6. Izin Dumping Limbah
Pasal 60, Pasal 61, Pasal 104
Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)
Izin Pembuangan Air Limbah Ke Sungai1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
pembuangan air limbah ke sumber air diselenggarakan melalui tahapan:
a. pengajuan permohonan izin;b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin
2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:
a. administrasi; dan
b. teknis.
Persyaratan administrasi terdiriatas:a. isian formulir permohonan izin;b. izin yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan; dan
c. dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokomen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud.
Persyaratan teknis terdiri atas:a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah,
serta efisiensi energi dan sumberdaya yang harus dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah; dan
b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat.
Kajian dampak pembuangan air limbah menggunakan
dokumen Amdal atau UKL-UPL
apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara
lengkap kajian dampak pembuangan air limbah
Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Ke Tanah1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan
pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah diselenggarakan melalui tahapan:a. pengajuan permohonan izin;b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin.
2) Pengajuan permohonan izin sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhipersyaratan:a. administrasi; dan
b. teknis.
Persyaratan administrasi terdiriatas:a. isian formulir permohonan izin;b. izin yang berkaitan dengan usaha
dan/atau kegiatan; dan
c. dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud.
Persyaratan teknis terdiri atas:a. kajian pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada
tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat;
b. kajian potensi dampak dari kegiatan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat; dan
c. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, efisiensi energi dan sumberdaya yang dilakukan usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah termasuk rencana pemulihan bila terjadi pencemaran.
dampak pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada
tanah menggunakan
dokumen Amdal atau UKL-UPL
apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara lengkap
kajian dampak pemanfaatan air limbah pada tanah
1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri;
2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air limbah ke laut kepada Gubernur.
3) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke dalam kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau di dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;
4) Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah beroperasi dan melakukan pembuangan air limbah ke laut tetapi belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini wajib melakukan kajian pembuangan air limbah ke laut.
Izin Pembuangan Air Limbah ke LautIzin Pembuangan Air Limbah ke Laut
Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH)
Kesehatan & Keselamatan
Manusia
Ekosistem & Kehidupan
Ancaman
Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup
Analisis Risiko Lingkungan HidupAnalisis Risiko Lingkungan Hidup
Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan LH yang sangat mendasar
1
2
3
Pengkajian Risiko
Komunikasi Risiko
Pengelolaan Resiko
Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Wajib
Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) dapat menjadi bagian dari KLHS dan AMDAL tahap perencanaan dan Pelaksanaan Izin Lingkungan pada tahap operasi, serta penutupan usaha dan/atau kegiatan
Prinsip Dasar Risk Assessment
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Evaluasi Risiko
Pengelolaan Risiko
Menentukan Konteks
Kom
unik
asi d
an K
onsu
ltasi
Mon
itorin
g & R
evie
w
• Identifikasi Risiko: Daftar Risiko
• Analisis Risiko: Dampak dan Kemungkinan (probabilitas), Tingkat risiko ditentukan kombinasi antara dampak dan kemungkinan;
• Evaluasi Risiko: membandingkan antara hasil analisis risiko dengan kriteria risiko, kemudian ditentukan apakah peringkat risiko dapat diterima atau ditolak.
Tingkat risiko yang dapatditerima” adalah batastoleransi risiko denganmempertimbangkan aspekbiaya dan manfaat
Risk Assessment
Sumber: Susilo & Kaho, 2010 (PPM Manajemen)
Pengertian Kajian Risiko Lingkungan Hidup (ERA)Kajian Resiko Lingkungan (environmental risk assessment) adalah kajian yang meliputi analisis risiko ekologis dan analisisrisiko kesehatan manusia.
Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadaplingkungan yang kemungkinan akan atausedang terjadi sebagai akibatpemajanan satu stresoratau lebih.
Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadapmanusia yang kemungkinan akan atausedang terjadi sebagaiakibat pemajanan satustresor atau lebih
ERA(Environmental Risk
Assessment)
Kajian Risiko Ekologis - EcoRA
(Ecological Risk Assessment - EcoRA)
Kajian Risiko Kesehatan
Manusia - HHRA(Human Health cological Risk Assessment-HHRA)
1
2
Pasal 52 ayat (2) UU 32/2009 :
Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
• Instansi Pemerintah;
• Masyarakat/ Publik
Penanggung Jawab Usaha dan/atau
Kegiatan
Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan
Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH
Penguatan Demokrasi Lingkungan :
• akss informasi;• akses partisipasi;• penguatan hak-hak masyarakat
dalam PPLH. (Penjelasan Umum
UU 32/2009 angka 8)
Informasi PPLHInformasi PPLH
Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan
Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu;
Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali
Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-
UPL
• Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:
a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan;
b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan
c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU; -(diberlakukan jika sudah ada PP yang mengaturtentang dana penjaminan)
• Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
Kewajiban Pemegang Izin LingkunganKewajiban Pemegang Izin Lingkungan
Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL
Penaatan terhadap Baku
Mutu Lingkungan
(BML) & Kriteria Baku Kerusakan
Lingkungan (KBKL)
Dampak Penting & Dampak LH lainnya
Implementasi Persyaratan Izin
Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous
Improvement
Audit LH
Pengawasan Lingkungan Hidup
• KepMenLH No.07 Th 2001 tentangPPLH dan PPLHD
• KepMenLH No.56 Th 2002 tentangPedoman Umum Pengawasan LH
• KepMenLH No.57 Th 2002 tentangTata Kerja PPLH
• KepMenLH No.58 Th 2002 tentangTata Kerja PPLHD
• KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN)
Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari:• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010
Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
Izin LH & Izin PPLH
NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan
TPA
PPU Perkotaan
Muka Air Tanah
Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)
Baku Mutu Air
Baku Mutu Air Laut
Baku Mutu Air Limbah
a
b
c
Baku Mutu Udara Ambien
de Baku Mutu Emisi
Baku Mutu Gangguan
f
g Baku Mutu Lain sesui Iptek
Baku Mutu Udara Ambien
d
Baku Mutu Emisi
e
Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a) mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga melampau BML yang telah ditetapkan.
Sumber: Pasal 20 UU 32/2009
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)
Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem
1 Kriteria Baku Kerusakan Akibat Perubahan Iklim
2
Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa
Kerusakan Terumbu Karang
Kerusakan Mangrove
Kerusakan LH-Kebakaran Hutan/Lahan
Kerusakan gambut
a
b
c
d
f
Kerusakan Lamun
e
Kerusakan Karst
g
h Kerusakan ekosistem lainnya sesuai iptek
•Kenaikan suhu•SLR•Badai•Kekeringan
Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL
Sumber: Pasal 21 UU 32/2009
Persyaratan Persyaratan Hukum dan Hukum dan
Kebijakan yang Kebijakan yang ditetapkan ditetapkan PemerintahPemerintah
TingkatKetaatan
Audit Lingkungan HidupAudit Lingkungan HidupAudit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANPENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN
Audit LHAudit LH
Jenis Audit Lingkungan HidupWajibWajibSukarelaSukarela
1. Berkala bagi kegiatan berisiko tinggi seperti: Petrokimia, Kilang MIGAS, PLTN[Daftar Jenis Usaha/Keg. beresiko tinggi – Lamp. 1] & usulan dari Komisi dan Usulan dari K/L
1. Kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap PUU, dgn kriteria:
1 2
Alat pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang bersifat internal
a
b
Seluruh Jenis Usaha dan/atau
Kegiatan
• Dugaan pelanggaran PUU Bidang PPLH;• pelanggaran tersebut telah terjadi paling
sedikit 3 (tiga) kali dan berpotensi tetap terjadi lagi di masa datang; dan
• belum diketahui sumber dan/atau penyebab ketidaktaatannya.
Sumber: Rancangan Peraturan MENLH tentang Audit Lingkungan
Pelaksanaan Audit LingkunganAuditor LH
Dokumen Audit LH
Sertifikat Kompetensi Auditor Lingkungan
Hidup
LSK Auditor LH
Kriteria kompetensi mencakup kemampuan:• Memahami prinsip, metodologi dan tata
laksana audit Lingkungan Hidup• Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan
perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan;
• Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan
Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009
1. Informasi yg meliputi tujuan dan proses pelaksanaan audit
2. Temuan audit3. Kesimpulan audit4. Data dan informasi
pendukungAudit LH
1
23
5
Peraturan MENLH No. 03
Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan
Hidup
Keputusan/Peraturan MENLH Terkait Keputusan/Peraturan MENLH Terkait Audit LingkunganAudit Lingkungan
1. Keputusan MENLH No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup
2. Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang Diwajibkan
1. Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010 tentang Audit Lingkungan
1
2
3
Peraturan MENLHTentang Pedoman
Perubahan Izin Lingkungan
3
1Pasal 40 ayat (3)
UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH
Pasal 50 dan 51 PP No. 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Memperbarui Izin Lingkungan
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Perubahan Izin LIngkunganPerubahan Izin LIngkungan
1. jenis-jenis perubahan;2. kriteria perubahan dan
jenis dokumen LH3. Muatan dokumen LH4. Tata cara
1. Lima jenis perubahan usaha dan/atau kegiatan secara umum;
2. Mekanisme perubahan Izin Lingkungan secara umum
Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
1
2
PerubahanPerubahan IzinIzin LingkunganLingkungan
Pemegang Izin Lingkungan
PerubahanUsaha dan/atau
Kegiatan
Perubahan Izin Lingkungan
Pelaksanaan Perubahan Usaha
dan/atau Kegiatan
Pemraksara yang telah memiliki
dokumen LH dan Persetujuannya
sebelum berlakunya PP
27/2012
Pemraksara yang telah memiliki
dokumen LH dan SKKL atau
Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan
setelah berlakunya PP 27/2012
1. Perubahan kepemilikan;2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH;3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH
(ada 9 Kriteria)4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH
atau ARLH)5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak
dilaksanakan setelah 3 Tahun IzinLingkungan diterbitkan
1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH;2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH
a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan) atau Adendum Andal & RKL-RPL;
b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau Amdal Baru Pengembangan
Perubahan Usaha dan/atau kegiatan tidak
dapat dilakukan sebelum diterbitkannya
perubahan izin lingkungan, kecualai
untuk perubahan kepemilikan
AMDAL BARU
AdendumAndal & RKL-RPL
PerubahanPerubahan BerpengaruhBerpengaruh terhadapterhadap LingkunganLingkungan HidupHidupUsaha dan/Kegiatan Wajib AmdalUsaha dan/Kegiatan Wajib Amdal
Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanyarencana perubahan usaha dan/atau kegiatanyang BERPENGARUH terhadap lingkunganyang wajib mengajukan perubahan izinlingkungan.
KriteriaPerubahanyang lebih
detail
1. Alat-alat Produksi2. Kapasitas Produksi3. Spesifikasi teknik4. Sarana Usaha dan/atau
kegiatan5. Perluasan Lahan dan
Bangunan6. Waktu dan Durasi Operasi7. Usaha dan/atau Kegiatan
dalam Kawasan yang belumdilingkup
8. Perubahan KebijakanPemerintah
9. Perubahan LH yang mendasar akibat peristiwaalam atau akibat lain
a b
Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan
Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) danayat (8) PP No. 27 Tahun 2012
BAB II
1Jenis-jenis
perubahan usahadan/atau kegiatan
yang dapatmenyebabkan
terjadinyaperubahan izin
lingkungan (5 Jenis Perubahan Usaha
dan/atau Kegiatan)
2Kriteria
perubahanusaha dan/atau
kegiatan danjenis dokumen
lingkunganhidup yang
wajib disusun
BAB III
3Muatan
dokumenlingkunganhidup untukPerubahan
Usaha dan/atauKegiatan
BAB IV
4Tata cara perubahankeputusankelayakan
lingkungan, perubahan
rekomendasi UKL-UPL dan penerbitan
perubahan izinlingkungan
BAB V
Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan
Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuanuntuk menjabarkan lebih rinci mengenai:
No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan
Ruang Perubahan Usaha dan/atau KegiatanDi dalam dan/atau
berbatasan dengan batas
proyek*
Di dalam
wilayahstudi**
1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup
√ x2. Penambahan kapasitas produksi; √ x3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi
lingkungan;√ x
4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; √ X5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan. √ x6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau
kegiatan;√ x
7. Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin lingkungan;
√ x8. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan
dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
√ √
9. Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan
√ x
10 Perubahan RKL-RPL √ √
JenisJenis PerubahanPerubahan Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan sertaserta ruangruang terjadinyaterjadinyaperubahanperubahan usahausaha dandan//atauatau kegiatankegiatan
Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LHyang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
No Kriteria Perubahan AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL1. Skala/Besaran
Rencana Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan
skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut sama dengan atau lebih besar dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 05 Tahun 2012
skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut lebih kecil dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012
2. Dampak penting yang ditimbulkanakibat rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan
Rencana perubahan akanberpotensi menimbulkandampak penting baru
Tidak terdapat dampak penting baru atau dampak penting yang timbul akibat perubahan tersebut sudah dikaji dalam Amdal sebelumnya
3. Batas wilayah studi Amdal
Rencana perubahan akanberpotensi mengubah bataswilayah studi
Rencana perubahan dimaksudtidak mengubah batas wilayahstudi
Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini
BAB I PENDAHULUAN1. Latar belakang: i.e. alasan penambahan
kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup, jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiataneksisting dan rencana penambahan sumur baru;
2. Tujuan dan Manfaat3. Peraturan Perudang-Undangan
BAB II RENCANA KEGIATAN1. Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum
ANDAL dan RKL-RPL;2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan;3. Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah
Berjalan;4. Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting)
a. Produksi Lapanganb. Proses Produksi Migas dan penyalurannyac. dstd. Pengelolaan dan pemantauan LH yang
sudah dilakukane. Perizinan
5. Rencana Kegiatan Tambahan
BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL1. Komponen Geofisik-Kimia2. Komponen Sosekbud
BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencanapenambahan)
1. Dampak Penting yang Ditelaah;2. Proses Pelingkupan3. Identifikasi DampakPotensial4. Evaluasi Dampak Potensial5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan
saja.6. Batas Waktu Kajian
BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran
terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan, serta dampak kegiatan operasi produksi terhadappenurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguanbiota;
2. Evaluasi Dampak Penting3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan
BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada DokumenLingkungan sebelumnya;
2. Rencana Pengelolaan LH3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan PengembanganLapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera ProvinsiDaerah Khusus Ibu Kota Jakarta
Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal
1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;
2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjutproses perubahan izin lingkungan*)
3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan
4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL;
5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;
6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin lingkungan
Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan
Pasal 65 ayat (2) UU 32/2009 :
Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi
hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat
• Instansi Pemerintah;
• Masyarakat/ Publik
Penanggung Jawab Usaha dan/atau
Kegiatan
Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan
Dasar Hukum Penyusunan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam
Penguatan Demokrasi Lingkungan :
• akss informasi;• akses partisipasi;• penguatan hak-hak masyarakat
dalam PPLH. (Penjelasan Umum
UU 32/2009 angka 8)
Informasi PPLHInformasi PPLH
Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan
Izin Lingkungan
Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu;
Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyartan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali
Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan
berwenang untuk menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-
UPL
Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam
Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan
Pelaksanaan Izin Lingkungam
Pemrakarsa
Instansi LH & PPLH
Pedoman mengenai tata cara penyusunan dan penyampaian
laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban dalam izin
lingkungan (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN
LINGKUNGAN)
Pedoman untuk melakukan evaluasi kualitas laporan
pelaksanaan izin lingkungan dan substansi serta evaluasi status
ketaatan pemegang izin lingkungan berdasarkan laporan
pelaksanaan izin lingkungan
BAB I PENDAHULUANA. Identitas
Perusahaan/Pemegang IzinLingkungan
B. Lokasi Usaha dan/atau KegiatanC. Deskripsi KegiatanD. Perkembangan Lingkungan
Sekitar
BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASIA. Pelaksanaan Persyaratan dan
Kewajiban yang tercantum dalamIzin Lingkungan;
B. Evaluasi1. Evaluasi Kecendrungan2. Evaluasi Tingkat Kritis3. Evaluasi Penaatan
BAB III KESIMPULAN• Kesimpulan mengenai efektivitas
pengelolaan lingkungan hidup dan kendala-kendala yang dihadapi;
• Kesimpulan mengenai kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen RKL-RPL atau dalam FormulirUKL-UPL
Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Kepmenlh 45/2005
1
23
Bab IPENDAHULUAN
Bab IIDESKRIPSI KEGIATAN
Bab IIIPELAKSANAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN
Bab VISARAN
REKOMENDASI
Bab VKESIMPULAN
Bab IVEVALUASI
Identitas Pemegang Izin LingkIdentitas Izin LingkunganNama kegiatanIzin PPLH yg dimiliki
Periode LaporanTahap KegiatanMatriks RKL/UKL/….Matriks RPL/UPL/….Denah/Peta Lokasi
Pengelolaan yg telah dilakukan dan HasilnyaPemantauan yg telah dilakukan dan Hasilnya(Lampirkan bukti foto, data pengamatan, hasil uji Lab, dll)
Evaluasi KecenderunganEvaluasi Tingkat KritisEvaluasi Penaatan
Kesesuaian/ketidak sesuaian antara KL dan PL dlm Dok. LingkKesesuaian Jenis Dampak di Dok. Lingk. Terhadap Realita di lapanganDampak yang tidak tertulis dalam Dok. Lingk. (bila ada)Keberhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )Ketidak berhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )dll
Usulan penambahan/pengurangan dampak yang perlu dikelola
Usulan perubahan bentuk pengelolaan Usulan perubahan bentuk pemantauanM
uata
n Lap
oran
Pela
ksan
aan
Iz
in
Mua
tan L
apor
an Pe
laks
anaa
n
Izin
Lin
gkun
gan (
Revi
si K
epm
en 45
/200
5)Lin
gkun
gan (
Revi
si K
epm
en 45
/200
5)
I. PENDAHULUAN
1.1 Identitas Pemegang Izin Lingkungana. Nama lengkap :b. Jabatan :c. Alamat :d. No. Telp dan Fax :e. E Mail :
1.2 Izin Lingkungan yang dimilikia. Nomor :b. Dikeluarkan oleh :c. Tanggal :
1.3 Kegiatan yang memiliki Izin Lingkungana. Nama/Jenis kegiatan :b. Alamat Lokasi Kegiatan :c. No. Telp dan Fax:d. E Mail :
1.4 Izin PPLH yang telah dimiliki:a. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………b. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………c. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………d. dst
II DESKRIPSI KEGIATAN2.1 Periode Laporan: Semester I/II*) Tahun
……..
2.2 Tahap Kegiatan:PraKonstruksi/Konstruksi/Operasi/PascaOperasi *)
2.3 Matriks RKL/UKL yang telah disetujuiTuliskan Matriks sesuai dengan Tahapkegiatan yang dilaporkan
2.4 Matriks RPL/UPL yang telah disetujuiTuliskan Matriks sesuai dengan Tahapkegiatan yang dilaporkan
2.5 Denah/Peta Lokasi Kegiatan yang Dilaporkan
a. Tuliskan koordinat lokasi setiapsudut lokasi
b. Sebutkan kegiatan di sekitar lokasi(Sebelah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut)
Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)
III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN dan PEMANTAUAN3.1 Pengelolaan yang telah dilakukan
a. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan yang telah dilakukan, memenuhi RKL/UKL yang telah disetujui
b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan lainnya yang dilakukannamun tidak tertulis dalam RKL/UKL
3.2 Pemantauan yang telah dilakukana. Tuliskan (dalam bentuk matriks)
Pemantauan yang telah dilakukan, memenuhi RPL/UPL yang telah disetujui
b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pemantauan lainnya yang dilakukannamun tidak tertulis dalam RPL/UPL
3.3 Pengelolaan dan Pemantauan terkait IzinPPLH ?(Izin PPLH dikeluarkan setelah Izin Lingk !!)
Hasil pengelolaan dan pemantauan lengkapidengan foto/diagram/bukti lainnya
Hasil analisis laboratorium agar dilampirkan
IV. EVALUASI4.1 Evaluasi Kecenderungan
- Perlu data time series (minimal 3 data setiap 6 bulan)
- Kalau dalam RPL/UPL menetapkan Pemantauan 1X per tahun ?
4.2 Evaluasi Tingkat KritisPERLU PEDOMAN YG JELAS !Satu parameter > Baku mutu, adalah Pencemaran
4.3 Evaluasi PenaatanPerlu terkait dengan IzinLingkunganPerlu terkait dengan Izin PPLH
Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)
Tata Cara Tata Cara Penyampaian Laporan Penyampaian Laporan Pelaksanaan Izin Pelaksanaan Izin Terhadap Persyaratan dan Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)
Pemegang Izin Lingkungan & Izin
PPLH
Implementasi Persyaratan &
Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin
PPLH sertaContinuous
Improvement
PPLH atau PPLHD
melakukan evaluasi Laporan
Frekuensi• 6 (enam)
bulan sekaliLaporan Pelaksanaan Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan:• Hardcopy;• Softcopy• File elektronik i.e.
Sistem Informasi Amdal, UKL-UPL & Izin Lingkungan;
• Website
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
Masyarakat atau Publik
Memiliki Aksesi
Menugaskan
Laporan Hasil Evaluasi
Tanggapan
Memiliki Aksesi
1
2
3
4
5
6
7
8
Pengawasan Lingkungan HidupPengawasan Lingkungan HidupMenteri
GubernurBupati/Walikota
(sesuai kewenangannya)
• PUU Bid. PPLH• Izin
LingkunganMenetapkan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup
Pengawasandapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
a
b
Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009
PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau USAHA dan/atau KEGIATANKEGIATAN
Implementasi Izin Lingkungan & Izin PPLH serta
Continuous Improvement
TingkatKetaatan
PPLH Berwenang:• melakukan pemantauan;• meminta keterangan;• membuat salinan dari dokumen
dan/atau membuat catatan yang diperlukan;
• memasuki tempat tertentu;• memotret; • membuat rekaman audio visual;• mengambil sampel;• memeriksa peralatan;• memeriksa instalasi dan/atau
alat transportasi; dan/atau• menghentikan pelanggaran
tertentu.(Psl 74)
c
PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANPENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN
PENGAWASAN LAPIS KEDUAPENGAWASAN LAPIS KEDUA(second line inspection)
Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH
Izin LH diterbitkan
PEMDA
Data dan informasi
secara umum berupa fakta-
fakta kinerja atau
status ketaatan
Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Penaatan LHKeputusan MENLH No. 56 Tahun 2002
Ruang Lingkup PengawasanRuang Lingkup Pengawasan• Aspek PUU PPLH• Aspek Perizinan • Aspek Kesiagaan dan Tanggap
Darurat,
MemantauMengevaluasiMenetapkan Status
Ketaatan
Penanggungjawab Usaha dan atau
Kegiatan1. Kewajiban yang tercantum
dalam PUU PPLH.2. Kewajiban untuk melakukan
pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin yang terkait
Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan:
Penjara dan denda
Pasal 111 UU 32/2009(1) Pejabat yang
menerbitkan izin lingkungan tanpa Amdal atau UKL-UPL: penjara dan denda;
(2) Pejabat yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan: Penjara dan Denda
Pasal 71 PP 27/2012:Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP 27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan
Pasal 98-100 UU 32/2009: Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL) Penjara dan Denda
Penegakan Hukum terhadap Izin LingkunganPenegakan Hukum terhadap Izin LingkunganPenegakan hukum, Tantangan yang harus dijawab untuk meningkatkan efektivitas izin lingkungan
Sanksi Administratif
Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif yang meliputi:• teguran tertulis;• paksaan pemerintah;• pembekuan izin lingkungan; atau• pencabutan izin lingkungan
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) di terapkan oleh Menteri, gubernur, ataubupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
1
2
Sumber: Pasal 71 PP 27/2012 Izin Lingkungan
Pasal 53: Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan: (a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan, (b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan (c) Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU. Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan
KinerjaPROPENEN
dalamPPLH
IntegrasiIntegrasi PP 27PP 27/2012 /2012 dalamdalam PROPERPROPER
PelaksanaanIzin
Lingkungan
IzinLingkungan
Amdal/UKL-UPL
Penanggung Jawab Usaha dan/atau KegiatanWajib Amdal atau UKL-UPL (PROPONEN)
• Melaksanakan Persyaratan dan Kewajiban dalamIzin Lingkungan & Izin PPLH
• Membuat dan menyampaikan laporanpelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajibandalam izin Lingkungan
(Pasal 53 PP 27 Tahun 2012)
• Kriteria Pengendalian Pencemaran Lingkungan;• Kriteria Pengelolaan LB3• Kriteria Pengendalian Kerusakan Lingkungan;• Kriteria Beyond Compliiance
KriteriaPelaksanaan
Izin Lingkungan
KriteriaKriteria PROPER & PROPER & KetentuanKetentuan--KetentuanKetentuan dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012
PelaksanaanPelaksanaan IzinIzinLingkunganLingkungan & & IzinIzin PPLHPPLH
• MelaksanakanPersyaratan danKewajiban dalamIzin Lingkungan & Izin PPLH
• Membuat danmenyampaikanlaporan pelaksanaanterhadappersyaratan dankewajiban dalam izinLingkungan
Memiliki Amdal/UKL-UPL dan Izin Lingkungan serta
Izin PPLH
PROPONEN
PP 27/2012
PENAATAN terhadapKetentuan Pasal 53 PP
No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
PELANGGARAN terhadapKetentuan Pasal 53 PP No. 27
Tahun 2012 tentang IzinLingkungan, dikenakan sanksiAdministrasi Pasal 71 PP No.
27/2012
Pelanggaranterhadap
Pasal 109 UU No. 32/2009
= tidakmemiliki izinlingkungan
KriteriaKriteria PROPER BIRU, MERAH PROPER BIRU, MERAH dandan HITAM HITAM terkaitterkaitPelaksanaanPelaksanaan AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPLUPL
PENYELESAIANSENGKETA LH
DI PENGADILAN
PENYELESAIANSENGKETA LH
DI LUAR PENGADILAN
U UPPLH
SANKSIPIDANA
SANKSIADMINISTRASI
Penegakan Hukum Lingkungan Penegakan Hukum Lingkungan 6
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGANDALAM
UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pencegahan dan penanggulangan
Efek Jera dan Efek Derita
Ganti Rugi danPemulihan Lingkungan
ADMINISTRASI(Pasal 76 sd 83)
PIDANA(pasal 93 sd 120)
PERDATA(pasal 83 sd 93)
FUNGSIFUNGSI FUNGSI
Jenis Jenis PelanggaranPelanggaran AkibatAkibat
PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)
MinimuMinimumm
MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimuMaksimumm
SengajaSengaja
> BM/KBK> BM/KBK 3 tahun3 tahun 10 tahun10 tahun 3 millir3 millir 10 miliar10 miliar
Orang LukaOrang Luka 4 tahun4 tahun 12 tahun12 tahun 4 miliar4 miliar 12 miliar12 miliar
Orang MatiOrang Mati 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar
LalaiLalai
> BM/KBK> BM/KBK 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar
Orang LukaOrang Luka 2 tahun2 tahun 6 tahun6 tahun 2 miliar2 miliar 6 miliar6 miliar
Orang MatiOrang Mati 3 tahun3 tahun 9 tahun9 tahun 3 miliar3 miliar 9 miliar9 miliar
Ketentuan Pidana terkait Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan
BM Udara Ambien BM Air
BM Air Laut
KBK Lingkungan1 2
3
4
PENANGGUNG JAWAB USAHA PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANdan/atau KEGIATAN
Melanggar Baku Mutu Air Limbah
Melanggar Baku Mutu Gangguan
Melanggar Baku Mutu Emisi
1
23
Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda maks 3 miliar rupiah
Ketentuan Pidana (3)Ketentuan Pidana (3)
Tindak pidana dijatuhkan bila:* Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau* Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali
PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)
MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum
Mengelola limbah B3 Mengelola limbah B3 tanpa izintanpa izin 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar
Tidak mengelola limbah Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannyaB3 yang dihasilkannya 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar
DumpingDumping -- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar
Memasukkan limbahMemasukkan limbah 4 tahun4 tahun 12 tahun12 tahun 4 miliar4 miliar 12 miliar12 miliar
Memasukkan limbah B3Memasukkan limbah B3 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar
Memasukkan B3Memasukkan B3 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar
Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3
Contoh Limbah B3 impor yg mengandung Polychlorinated Biphenyl (PCBs). Dokumen Impor skrap logam
PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)
MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum
Membakar lahanMembakar lahan 3 tahun 3 tahun 10 tahun10 tahun 3 miliar3 miliar 10 miliar10 miliar
Ketentuan Pidana terkait Ketentuan Pidana terkait dengan Pembakaran dengan Pembakaran Hutan dan/atau LahanHutan dan/atau Lahan
PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)
MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum
Melakukan usaha Melakukan usaha dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungantanpa izin lingkungan
1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar
Menyusun AMDAL Menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun kompetensi penyusun AMDALAMDAL
-- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar
Menerbitkan izin Menerbitkan izin lingkungan tanpa lingkungan tanpa dilengkapi AMDAL atau dilengkapi AMDAL atau UKLUKL--UPLUPL
-- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar
Menerbitkan izin usaha Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin tanpa dilengkapi izin lingkunganlingkungan
-- 3 tahun 3 tahun -- 3 miliar3 miliar
Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungandan Dokumen Lingkungan
PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)
MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum
Tidak melakukan Tidak melakukan pengawasanpengawasan -- 1 tahun1 tahun -- 500 juta500 juta
Memberikan informasi Memberikan informasi palsupalsu -- 1 tahun1 tahun -- 1 miliar1 miliar
Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan perintah paksaan perintah paksaan pemerintahpemerintah
-- 1 tahun1 tahun -- 1 miliar1 miliar
MenghalangMenghalang--halangi halangi pejabat pengawas pejabat pengawas dan/atau PPNSdan/atau PPNS
-- 1 tahun1 tahun -- 500 juta500 juta
Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Penegakan Hukum LingkunganPenegakan Hukum Lingkungan
PUU Sektor yang Terkait dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan
5
Penurunan BebanPencemaran dan Laju
Kerusakan LH
Penaatan terhadapBML & KBKL
• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan
• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH
Izin Usaha dan/atauKegiatan
Amdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau KegiatanAmdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau Kegiatan
Izin PPLH
IzinLingkungan
Proses Amdal atau
UKL-UPL
Rencana Usaha dan/atauKegiatan
PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum
Lingkungan
• Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usahadan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanyaizin lingkungan. Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupakan salah satu persyaratan Izin Usaha dan/atau Kegiatan
• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atauUKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dandinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH;
Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa
• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL
oleh Instansi LH
Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,
atauBupati/Walikota
Diterbitkan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/Walikota
Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Dilakukan olehMENLH,
Gubernur, atauBupati/ Walikota
Pemrakarsa
AMDAL & PERIZINAN
… Hasil studi Amdal sebagaipersyaratan dalam penerbitan izinlokasi ………
Kegiatan Hulu MIGAS• Eksplorasi• Eksploitasi
Pasal 2: Salatu satu asasnya: Berwasasan lingkungan
Pasal 3 huruf f ; Salah satuTujuannya: ....tetap menjaga kelestrian lingkungan hidup
Pasal 11 ayat 3 huruf k: Salah satu muatan Kontrak Kerja Sama (KKS/PSC): ketentuan pengelolaan lingkungan hidup
Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3):Pengelolaan LH: Badan usaha atau bentuk usaha tetap menjamin.....pengelolaan lingkungan hidup dan mentaati ketentuan PUU dalam kegiatan usaha MIGAS :• Pencegahan• Penanggulangan • PemulihanPencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup termasuk kewajiban paska operasi
Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42 huruf g: Salatu satu pengawasan kegitan migas terkait dengan penaatan ketentuan PUU adalah aspek pengelolaan lingkungan hidup
Amanat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Migas dalam UU 22 Tahun 2001 dan PP 35 Tahun 2004
PP 35/2004 Kegiatan Usaha Hulu MIGAS:• Pasal 26 huruf k: muatan KKS Pengelolaan LH;• Pasal 39 ayat (2) dan ayat 4 huruf a: salah satu kaidah keteknikan yang
baik Pengelolaan LH;• Pasal 72 dan pasal 73: Pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan PUU;• Pasal 87 huruf m dan Pasal 88 huruf e: Pembinaaan dan Pengawasan
terkait dengan pengelolaan LH
Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas dalam UU No. 22 Tahun 2001 Migas
Kegiatan Usaha Hulu EksplorasiKegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan;
Survei Umum Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan denganinformasi kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensisumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar Wilayah Kerja
Kegiatan Usaha Hulu Eksploitasi Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya
Sumber: Pasal 1 dan Pasal 5 UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas
1
2
3
Izin Lingkungan
PSC Kegiatan Eksplorasi
Izin Lingkungan
Produksi & Paska Operasi
Penaatan terhadap Izin Lingkungan
Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan
a
b
c
d
e
Izin PPLH
Izin PPLH
Pengawasan Lingkungan Hidup dan
Penegakan Hukum
keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan Lingkungan Secara UmumLingkungan Secara Umum
Proses UKL-UPLProses Amdal atau
UKL-UPL
Justification (tech.,env.,ec. – FS menentukan apayg akandikembangkan
PSC
-Technical-Environmentdue diligence-Commercial-Political-dsb…
Exploration Seismic
Exploration Drilling
RencanaPengembangan
Project Execution / Konstruksi Operasi Pasca
Operasi
-Izin Survey (Kehutanan)-Izin Safety-Security clearance
Izin Waste mud
AFE Approval BP Migas
AFE Approval BP Migas
Environmental Baseline Study BP Migas untuk keseluruhanblok (6 bln) Peraturan Baru(draft)
POD Preparation
POD Approval
Front End Design
Detailed Designed
(banyak opsi)
IDEAL AMDAL(Nature of Activity
sudah tahu)
(di BP Migas)
-EPC Contracting Optimization (revisions)- Mercury form well, flaring waste,emissionsunpredicted
-Izin pembuanganlimbah-Izin penyimpanan B3-Izin incenerator-Izin marine facility (offshore)
-Well tambahan-Side track
-Decommissioning-Rehabilitation-Abandonment
-Izin pembuanganlimbah-Izin penyimpanan B3-Izin incenerator-Izin marine facility (offshore)
RevisiPOD
Keterkaitan Perizinan Lingkungan dengan Usaha Kegiatan Hulu MIGAS
Izin Lingkungan
Izin PPLH
Proses UKL-UPL
ProductionSharing Contract (PSC)atau kontrak bagihasil
Eksplorasi
Izin Lingkungan
Izin PPLH
Proses Amdal atau UKL-UPL
ProduksiPaska
Opreasi
Pengembangan
Catatan:Survey Umum tidak memerlukan dokumen LH dan Izin Lingkungan
Jenis Perizinan Lingkungan untuk MIGAS:1. Eksplorasi: Izin Lingkungan proses UKL-UPL dan Izin
PPLH2. Produksi dan Paska Operasi: Izin Lingkungan
melalui proses Amdal atau UKL-UPL dan Izin PPLH
Mencakup tahapan produksi & paska operasi
Izin Lingkungan dan Izin Usaha Tenaga ListrikIzin Usaha untuk Penyedian Tenaga Listrik
UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Pasal 42: Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam PUU di bidang lingkungan hidup.
Izin usaha penyediaan tenaga listrik(Pasal 19 a)
Izin operasi(Pasal 19b)
Pasal 13 ayat (1) dan ayat (7)
• Persyaratan administratif, teknis, dan lingkungan.
• Persyaratan lingkungan berlakuketentuan PUU di bidang PPLH.
Pasal 29 ayat (1) dan ayat (4) PP 14/2012: • Persyaratan administratif,
teknis, dan lingkungan.;• Persyaratan lingkungan berlaku
ketentuan PUU di bidang PPLH
PP 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyedian Tenaga Listrik
IzinIzin Usaha Usaha PertambanganPertambangan (IUP) (IUP) EksplorasiEksplorasi
StudiKelayakan
(FS)
Eksplorasi
PenyelidikanUmum
IUP Eksplorasi terdiri atas:a. mineral logam;b. batubara;c. mineral bukan logam; dan/ataud. batuan.
Kegiatan IUP Eksplorasi
Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 dan Pasal 22 Ayat (2), Pasal 23, Pasal 26, Pasal 29 Ayat (2)PP No. 23/2010)
Persyaratan IUP Eksplorasi:a. administratif;b. teknis;c. lingkungan; dand. finansial.
PernyataanuntukmematuhiketentuanPUU di bidangPPLH.
kondisi geologiregional
& indikasiadanya
mineralisasi
informasi secaraterperinci dan teliti
Kelayakan ekonomis dan teknisusaha pertambangan, termasukkelayakan lingkungan sertaperencanaan pascatambang
Clear & Clean (C&C) + Green
IUP Operasi Produksi adalah izinusaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi
IzinIzin Usaha Usaha PertambanganPertambangan (IUP) (IUP) OperasiOperasi ProduksiProduksi
Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usahapertambangan yang meliputi• konstruksi, • penambangan,• pengolahan, pemurnian, termasuk
pengangkutan dan• penjualan, serta• sarana pengendalian dampak lingkungansesuai dengan hasil studi kelayakan.
a. administratif;b. teknis;
c. lingkungan; dand. finansial.
Persyaratan IUP Operasi Produksi
1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan PUU di bidang PPLH; dan
2. persetujuan dokumenlingkungan hidup sesuaidengan ketentuan PUU
(Pasal 26 PP No. 23/2010)
Clear & Clean (C&C) + Green
Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009
KegiatanKegiatan PertambanganPertambangan & Pembangunan & Pembangunan BerkelanjutanBerkelanjutan
• Eksplorasi
Sumber: Dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Good Mining Practice
Sustainable Forest Management
Sustainable Land Use Management
Dalam rangka mendukungpembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuanpengelolaan mineral danbatubaramenjamin manfaat pertambangan mineral dan batubarasecara berkelanjutan danberwawasan lingkungan hidup
Sumber: Pasal 3 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba
TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI
Penyelidikan Umum
Eksplorasi FS
PengajuanPengajuan
IUP EKSPLORASIIUP EKSPLORASI
IUP OPERASI PRODUKSIIUP OPERASI PRODUKSIPengajuan Bersamaan
dgn Pengajuan IUP Operasi Produksi
Pengajuan Bersamaandgn Pengajuan IUP Operasi Produksi
Rencana ReklamasiTahap Eksplorasi
Rencana Reklamasi TahapOperasi Produksi
Rencana reklamasi paling sedikit memuat:1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah
ditambang2. Rencana bukaan lahan3. Program Reklamasi terhadap lahan
terganggu4. Kriteria Keberhasilan5. Rencara biayaPasal 5 PP 78/2010: Disusun berdasarkan
DOKUMEN LH Yang telah disetujui
Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Pasal 2 Ayat (1) PP 78/2010: Pemegang IUP Eksplorasidan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi
Sumber: Pasal 2 Ayat (1) and ayat (3), Pasal 3 dan Pasal 19 PP 78/2010)
Reklamasi
Lahan terganggu pada kegiataneksplorasi
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK
Eksplorasi
• Lahan yang tidak digunakanpadatahap operasiproduksi.
• lubang pengeboran, sumuruji, parit uji, dan/atausarana penunjang
Wajib memenuhi prinsip:
a. Perlindungan danpengelolaanlingkungan hiduppertambangan; dan
b. keselamatan dan kesehatan kerja
• Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanahserta udara berdasarkanBML dan KBKL
• Perlindungan dan pemulihankeanekaragaman hayati;
• Penjaminan terhadapstabilitas dan keamanantimbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan
• struktur buatan lainnya;• pemanfaatan lahan bekas
tambang sesuai denganperuntukannya;
• memperhatikan nilai-nilaisosial dan budaya setempat; dan
• perlindungan terhadapkuantitas air tanah
Reklamasi oleh Pemegang IUP(K) Ekplorasi
Penyelidikan Umum
Eksplorasi FS
IUP EKSPLORASI
IUP OPERASI PRODUKSI
Pengajuan Bersamaan dgnPengajuan IUP OP
Pengajuan Bersamaan dgnPengajuan IUP OP
TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANGTATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG
Disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL Yang telah disetujui
Rencana pascatambang memuat:1. Profil wilayah2. Deskripsi kegiatan pertambangan3. Rona Lingkungan akhir4. Program pascatambang5. Kriteria keberhasilan6. Rencana biaya
Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)
Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksiwajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Pasal 2 ayat (2) PP 78/2010)
Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahanterganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistemdan metode:a. penambangan terbuka; danb. penambangan bawah tanah(Pasal 2 ayat (4) PP 78/2010)
Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegangIUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajibmemenuhi prinsip:a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hiduppertambangan;b. keselamatan dan kesehatan kerja; danc. konservasi mineral dan batubaraPasal 3 ayat 2 PP 78/2010
Reklamasi & Pasca Tambang oleh PemegangIUP(K) Operasi Produksi
• Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanahserta udara berdasarkanBML dan KBKL
• Perlindungan dan pemulihankeanekaragaman hayati;
• Penjaminan terhadapstabilitas dan keamanantimbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan
• struktur buatan lainnya;• pemanfaatan lahan bekas
tambang sesuai denganperuntukannya;
• memperhatikan nilai-nilaisosial dan budaya setempat; dan
• perlindungan terhadapkuantitas air tanah
Pasal 4 ayat (1) PP 78/2010
DampaknyaDampaknya LingkunganLingkungan HidupHidup daridari ProduksiProduksi TembagaTembaga dandan KewajibanKewajiban PemegangPemegang IUPIUP
Pemegang IUP dan IUPK wajib:a. menerapkan kaidah teknik
pertambangan yang baikb. mematuhi batas toleransi daya
dukung lingkunganPasal 95 UU 4/2009
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajibmelaksanakan:• pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
pascatambang;• upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;• pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat,
cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan
Pasal 96 UU 4/2009
Pemegang IUP danIUPK wajib menjaminpenerapan standar danbaku mutu lingkungansesuai dengankarakteristik suatudaerah (Pasal 97 UU 4/2009);
Pemegang IUP dan IUPK wajibmenjaga kelestarian fungsi dan dayadukung sumber daya air yang bersangkutan sesuaidenganketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 98 UU 4/2009)
Pasal 25 UU No 18/2004 tentang Perkebunan: Pelestarian Lingkungan Hidup
1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup &mencegah kerusakannya;
2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib, membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasilrekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untukmenyediakan sarana, prasarana, dan system tanggapdarurat untuk penanggulangan kebakaran lahan
3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPLdan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup
4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya,
dicabut
Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan IkanIzin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan
Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No. 2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan
Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)
Izin Usaha Perikanan (IUP) Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan Pembudidayaan Ikan
salah satu persyaratan adalah AMDAL sesuai
dengan ketentuan PUU
• Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratantata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentangPeraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..
• Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak pentingharus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkaitdengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikanbangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).
• IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunangedung fungsi khusus oleh Pemerinatah.
• Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuanpermohonan IMB gedung adalah AMDAL
AmdalAmdal, , IzinIzin LingkunganLingkungan dandan IMBIMB
RTRW/RDTR
PP No 16/2004 tentang PP No 16/2004 tentang Penatagunaan TanahPenatagunaan Tanah
1. Pasal 8 dan Pasal 13: Penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah serta harus memelihara tanah dan mencegah kerusakan tanah;
2. Pasal 14: Dalam penggunaan dan pemanfaatan tanah, pemegang hak atas tanah wajib mengikuti persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (seperti: persyaratan AMDAL –penjelasan pasal 14)
Pasal 8 ayat (1): Penetapan luas maksimum lahan untuk setiap jenis usaha budidaya tanaman didasarkan pada ketersediaan, kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya konservasi tanah
Pasal 11 ayat (1) huruf (j): Untuk mendapatkan izin usaha.... pemohon harus memenuhi persyaratan......j. hasil analisis mengenai dampak lingkungan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidupsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup
PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya TanamanTanaman
PP 16/2004: Pemanfaatan Ruang di Atas dan Dibawah Tanah serta Amdal
Contoh pemanfaatan ruang di atas tanah, Saluran Udara
Tegangan Tinggi atau Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET),
Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait denganpenguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila: a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan
ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan
pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadappemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atastanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;
c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Izin Pinjam Pakai Kawasan
HutanIUP Explorasi atau IUP
Exploitasi MIGAS
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan
Salah satu persyaratan
teknis permohonan izin
pinjam pakai kawasan hutan
Salah satu persyaratan
administratif permohonan izin
pinjam pakai kawasan hutan
Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
Izin Reklamasi1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan
melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi;
2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan:
a. izin lokasi;b. rencana induk reklamasi;c. izin lingkungan;d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial;e. dokumen rancangan detail reklamasi;f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dang. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan
3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi;
4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila:a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/ataub. izin lingkungan dicabut
Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulai-Pulau Kecil
AmdalAmdal dalamdalam TahapanTahapan PelaksanaanPelaksanaan ProyekProyek KPSKPS
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang PanduanUmum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Pasal 4 ayat( 3): Kajian Pendukung
PenyusunanDokumen AMDAL
Dilampiridengan
DokumenAMDAL.
Pada tahap inisdh diperoleh
SKKLH dan IzinLingkungan
Proses Penapisan WajibAmdal atau UKL-
UPL, danPenyusunan KA
PengadaanKonsultan Amdal
IEE KA ANDAL RKL-RPL
IEE = Initial Environmental Examination
Pelaksanaan RKL-RPL/ Izin Lingkungan padatahap:• Pra-kontruksi, • Konstruksi dan• operasi komersial
SKKLH & IzinLingkungan
sudahditerbitkan
IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS
Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang PanduanUmum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur
Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah
43
2
1
Penyerahan Hasil
Pelaksanaan
Persiapan
Perencanaan
Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Pembangunan
Infrastruktur MIGASPasal 2 Perpres 71 Tahun 2012
dokumen perencanaan
Pengadaan Tanah disusun
berdasarkan studi kelayakan
Amdal atau UKL-UPL
& Izin Lingkungan
Sumber: Pasal 6 aayat (1) dan ayat (4) Perpres 71/2012
Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)
PENTING DIPERHATIKAN! Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan)
Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi
Konsep SEB MENLH & MENDAGRIPelaksanaan Pasal 121 UU
32/2009www. dadu-online.com Infrastruktur PUU Sektor
6
SEMDAL
DPL
DPPL
DELH/DPLH
• PP 29 Tahun 1986;• Berlaku selama 13 Tahun
(1986-1993)
• Keputusan MENLH No. 30 Tahun 1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Berlaku selama 3 Bulan (12 Okt 199-31 Des 1999)
DELH/DPLH
• Peraturan MENLH No. 12 Tahun 2007
• Berlaku selama 2 Tahun (2007-2009)
• Pasal 121 UU 32/2009• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010• Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011)
• Pasal 121 UU 32/2009• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010• SE MENLH 27 Desember 2013• Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)
Upaya ‘Pemutihan’
Upaya ‘Penegakan
Hukum’
Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup
1986
2001
2012 (PP27/2012)
Audit LH Wajib sesuai dengan
Keputusan MENLH No. 30
Tahun 2001
Undang-undang No. 32 tahun 2009Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 121
(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal wajib menyelesaikan Audit Lingkungan Hidup.
(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL wajib membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).
Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013 Tanggal 27 Desember 2013
1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010)
2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran tertulis Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN);
b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;
c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27 Juli 2015).
d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam) bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan
3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdalb. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPLc. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH
No 14 Tahun 2010
4. DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan
Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan izin lingkungan
5. Tindak lanjut SE MENLH
Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009
SE-MENLH tentang Pelaksanaan
Pasal 121 UU 32/2009
SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan
UU 32/20093 Okt 2009 3 Okt 2011 PP 27/2012
23 Feb 2012
Belum Memiliki DELH atau DPLH
yang Telah Disetujui
1. Usaha dan/atauKegiatan sudah memiliki Izin Usaha SEBELUM 3 Oktober 2009,
2. Sudah beroperasi SEBELUM 3 Oktober 2009;
3. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang,; dan,
4. belum memilikidokumen lingkungan
Saat ini
• Sanksi Administrasi Teguran Tertulis (Paling Lambat 18 bulan setelah SE)
• Penyusunan dan Penilaian DELH/DPLH (6 Bulan) Izin Lingkungan
Jika Tidak
Pasal 109 UU32/2009
1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan
2. belum memiliki dokumen lingkungan
Waktu/Time Line
SE-MENLH Tidak
Berlaku
SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009 (mulai berlaku 27 Desember 2013)
Batas akhir penerapan sanksi
Administrasi (27 Juni 2015)
Batas akhir penerbitan persetujuan DELH/DPLH dan Izin
Lingkungan untuk penerapan sanksi Administrasi
27 Juni 2015
27 Des 2013
27 Juni 2015
27 Des 2015
Timeline Pelaksaan SETimeline Pelaksaan SE--MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009
Penegakan Hukum Administrasi LH:
Penerapan sanksi administrasi
teguran tertulis
Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan Penerbitan Izin Lingkungan
Keterangan: (PENTING)• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)
bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).
• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH
Tindak Lanjut Pelaksanaan SETindak Lanjut Pelaksanaan SE--MENLH tentang MENLH tentang Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)
Inventarisasi Usaha dan/atau kegiatan
sesuai dengan kriteria SE-MENLH
Usaha dan/atau kegiatan sesuai
kriteria SE-MENLH
Penyusunan DELH/DPLH
Penilaian DELH/DPLH
Penerbitan keputusan DELH/DPLHdan Izin Lingkungan
Instansi Lingkungan Hidup Pusat, Provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)
1. Sekretaris Jenderal,
2. Sekretaris Kementerian,
3. Sekretaris Utama LPNK,
4. Kepala SKPD
Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangangannya mendelegasikan kepada
Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan sanksi Administratif teguran tertulis
Membantu dalam penyusunan DELH/DPLH
Pembinaan oleh Instansi Lingkungan
Hidup
Kriteria Penyusun DELH: Auditor Lingkungan Hidup yang telah
memiliki sertifikat kompetensi atau Sesuai dengan Kriteria
dalam Surat Deputi No. 096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014
(butir angka 4)
Kriteria Penyusun DELHAuditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi kompetensi Auditor LH
1) Pendidikan minimal S1;2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun;3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan
hidup4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau
penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun terakhir);
1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS,
K3/HSE dan/atau pengenalan audit)
Atau
Atau
Keputusan DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan
Keputusan DELH atau DPLH
Keputusan Izin Lingkungan
1. Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan;
2. Kepala Instansi Lingkungan Provinsi; atau
3. Kepala Instansi Lingkungan Hidup Kabupaten/kota
Sesuai dengan kewenangannya
1. MENLH;2. Gubernur; atau3. Bupati/Walikota Sesuai dengan kewenangannya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (PUU)
Menjadi dasar
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan
Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925
http://www.menlh.go.id/
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:TerimaTerima kasihkasih