kebijakan pplh dan psda

200
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES Kabid Pengembangan Sistem KDL Terkait Terkait dengan dengan AMDAL AMDAL Kebijakan Kebijakan PPLH PPLH dan dan PSDA PSDA

Upload: hoangkien

Post on 31-Dec-2016

322 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Deputi I Bidang Tata LingkunganAsdep Kajian Dampak Lingkungan

Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MESKabid Pengembangan Sistem KDL

TerkaitTerkait dengandengan AMDALAMDALKebijakanKebijakan PPLH PPLH dandan PSDAPSDA

Page 2: Kebijakan PPLH dan PSDA

Data Nara SumberData Nara Sumber

1 Nama : Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES2. Jabatan : Kepala Bidang Pengembangan Sistem Kajian

Dampak Lingkungan pada Unit Asdep Kajian Dampak Lingkungan Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan

3. Pendidikan : S2 Master in Environmental Studies (MES) Faculty of Environmental Studies York University, Toronto Canada (1998-2000)S1 Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru Kalimantan Selatan (1988-1994)

4. Alamat : Kementerian Lingkungan HidupJl. D.I. Panjaitan Kav 24 Kebon Nanas Gedung A Lantai 6 Jakarta Timur 13410Telp: 021-85904925, Fax: 021-85906168Email: [email protected]

Page 3: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Pendahuluan

2. Pengantar Keterkaitan antara AMDAL UKL-UPL dengansistem perizinan dan Instrumen PPLH Lainnya

3. Tata Ruang, Amdal dan Kawasan Lindung

4. Ketentuan-ketentuan dalam PUU bidang PPLH terkaitdengan AMDAL, UKL UPL, Izin lingkungan dan izinPPLH

5. PUU sector yang berkaitan dengan AMDAL, UKL-UPL, Izin lingkungan

6. Konsep SEB MENLH & MENDAGRI Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009

Topik Bahasan Kebijakan PPLH dan PSDA Terkait AMDAL

1

2

3

4

5

6

Page 4: Kebijakan PPLH dan PSDA

PendahuluanPendahuluan

1

Page 5: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan dan Berwawasan Lingkungan

Menguntungkansecara ekonomi(economically viable)

Diterimasecarasosial

(socially acceptable)

Ramah lingkungan(environmentally sound)

“Pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpamengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya(WCED – Our Common Future)

Lingkungan

Ekonomi

Sosial

Pembangunan Berkelanjutan

Page 6: Kebijakan PPLH dan PSDA

MANUSIA

LINGKUNGAN HIDUP

Kualitas LH (Ecosystem Well-Being)

Kualitas Manusia (Human

Well-Being)

OUTCOME

TIDAK BERKELANJUTAN

TIDAK BERKELANJUTAN

TIDAK BERKELANJUTAN

BERKELANJUTAN

KETERANGAN:

MENINGKAT MENURUN

“THE EGG OF SUSTAIABILITY”: ANALOGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Page 7: Kebijakan PPLH dan PSDA

KONDISI KUALITAS HIDUP MANUSIA

(the Standard of Living)

TATA NILAI (Values)

TEKNOLOGI (Technology)

PENGETAHUAN (Knowledge)

KELEMBAGAAN (Institutions)

INTERAKSI SOSIAL (People-to-people Pressures)

KOOPERASI KOLABORASI, KOMPETISI, KONFLIK

SISTEM-SISTEM SOSIAL MANUSIA (Human Social Systems)

RESPON MANUSIA (Human Responses)

Sumber: Konsep tersebut dimodifikasi dari konsep yang terdapat dalam buku “Strategies for National Sustainable Development” (Carew-Reid et all 1994)

EKOSISTEM (Ecological System)

Iklim, tanah (edafis), topografi, geologi, physiografi

ALIRAN ENERGI (Energy Flow)

SIKLUS MATERI (Mineral Cycles)

SIKLUS AIR (Water Cycle)

DINAMIKA KOMUNITAS (Community Dynamics)

PERUBAHAN-PERUBAHAN ALAMI (Naturally-caused environmental changes)

KONDISI EKOSISTEM: STRUKTUR DAN FUNGSIRESPON

EKOSISTEM

TEKANAN MANUSIA TERHADP

EKOSISTEM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN =

↑ KUALITAS HIDUP & ↑ KUALITAS LINGKUNGAN (Ingat! Telur Berkelanjutan)

Hubungan antara Sistem Sosial Manusia & Ekosistem/Lingkungan

Page 8: Kebijakan PPLH dan PSDA

Dua Pilar Pembangunan Berkelanjutan(The Twin Pillars of Sustainable Development)

Peningkatan Kesejahteraan/ Kualitas Hidup Manusia

1Peningkatan Kualitas(Kelestarian Fungsi) Lingkungan Hidup

2

Konservasi Sistem Penyangga Kehidupan

2a

Konservasi Keanekaragaman Hayati

2b

Pastikan pemanfaatan SDA yang dapat diperbaharui berlangsung secara berkelanjutan i.e. tanah, TSL, hutan etc.

2c

Cegah deplesi SDA yang tidak dapat diperbaharui i.e. mineral, minyak, gas dan batubara

2d Pastikan pemanfaatan SDA tetap berada di dalam batas daya dukung LH (Carrying Capacity)

2e

Kesehatan, pendidikan, akses terhadap SDA yang dibutuhan bagia kehidupan yang layak, income per kapita

Sumber: IUCN/WWF/UNEP, 1991

Page 9: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pembangunan Berkelanjutan & Triple BottomlineKegiatan Bisnis Perusahaan/Investasi

• Dimensi Keuntungan Financial (Financial Result);

• Dampaknya terhadap orang (karyawanperusahaan dan komunitas di sekitarperusahaan);

• Dampaknya terhadap lingkungan

Kinerja Perusahaan dievaluasi dari tiga dimensi:

Sumber: Scott Bedbury (Mantan Chief Marketing Strategis di Nike and Starbucks) dalam Hermawan Kartajaya (2005)

Note: Triple Bottom Line merupakan jargon teknis di dunia bisnis yang diciptakan oleh John Elkington dan diketengahan untuk pertama kalinya dalam bukunya yang berjudul “Ecology of Tomorrow’s World (1980) Sumber: Noke Kiroyan (Chairman Rio Tinto), 2005.

Page 10: Kebijakan PPLH dan PSDA

Berdasarkan Triple Bottomline tersebut, Jika Ingin terus bertahan dan berkelanjutan maka kegiatan Bisnis/investasi harus:

Lingkungan Hidup

Ekonomi

Sosial

Menguntungkan secara ekonomi (economically viable)

Diterima secara sosial (socially acceptable)

Ramah lingkungan(environmentally sound)

TrippleBottomline = 3 Pilar Pembangunan Berkelanjutan

Page 11: Kebijakan PPLH dan PSDA

Presiden SBY:“Indonesia memiliki Undang Undang Nomor 32 Tahun2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup. Undang-undang ini secara tegas mengamanatkaninternalisasi aspek lingkungan hidup, dalam berbagairanah pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraanrakyat. Pemanfaatan sumber daya alam untukmenggerakan per-tumbuhan ekonomi, kita jalankandengan tidak mengorbankan daya dukung, dayatampung, dan produktivitas lingkungan.

Indonesia terus mencari keseimbangan yang tepat antarakepentingan pembangunan ekonomi dengan kepentinganpelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2005, sayaperkenalkan tiga pilar strategi pembangunan sosial-ekonomi yaitu pro-growth, pro-poor, dan pro-job. Kemudian, sejak tahun 2007 kami tambahkanlagi pro-environment. Berbagai kebijakan pemerintahyang dilandaskan pada keempat pilar ini, yang sejatinyaadalah “sustainable growth with equity”.”

Sumber: SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PELUNCURAN ASIA PACIFIC HUMAN DEVELOPMENT REPORT (APHDR) 2012 Jakarta, 10 Mei 2012

Kebijakan Pembangunan Ekonomi Indonesia: Sustainable Growth with Equity

Sustainable Growth with Equity

Empat Pilar Strategi Pembangunan

1. Pro-growth,2. Pro-poor,3. Pro-job and4. Pro-environment

Page 12: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 33 ayat 4 UUD 1945: “Perekonomian nasional [i.e. Perkebunan, Pertambangan, MIGAS dll ] diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomidengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjagakeseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

Izin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit EqutyIzin Lingkungan: Safeguard untuk mewujudkan Amanah UUD 1945 & Sustainable Growth wit Equty

UUD 1945 Pasal 28 H ayat (1):“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan

batin, bertempat tinggal dan mendapatkanlingkungan hidup yang baik dan

sehat ...”

Kualitas Lingkungan Hidup

Kegiatan EkonomiSosial

Sustainable Sustainable Growth with Growth with

EquityEquity

KLHS

Tata ruang

AMDAL

PerizinanUKL-UPL

KBKL

BML

Instrumen ekonomi LH

Audit LH

ARLH

Anggaran berbasis LH

PUU berbasis LH

Instrumen lain sesuai kebutuhan

Instrument PPLHInstrument PPLH

Page 13: Kebijakan PPLH dan PSDA

Rio Declaration on Environment and Development

Prinsip ke-17 dari Deklarasi Rio

Environmental Impact Assessment (EIA) sebagai instrument nasional, yang harus dilakukan untuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan menjadi subyek pengambilan keputusan dari pihak yang berwenanang

Page 14: Kebijakan PPLH dan PSDA

Agenda 21 Pembangunan BerkelanjutanAgenda 21 menyatakan bahwa pemerintah harus:

• Mendorong pengembangan berbagai metodologi yang tepat untuk mengintegrasikan pengambilan keputusan terkait dengan energi, lingkungan dan sosial untuk pembangunan berkelanjutan melalui Environmental Impact Assessment (EIA);

• Mengembangkan, meningkatkan dan menerapkan Environmental Impact Assessment to mendorong pembangunan industri yang berkelanjutan;

• Melaksanakan analisis investasi dan studi kelayakan, yang mencakup Environmental Impact Assessment untuk membangun perusahan pemroses yang berbasis hasil hutan;

• Menerapkan prosedur Environmental Impact Assessment yang tepat untuk rencana proyek yang menimbulkan dampak penting terhadap kehati, menyediakan informasi yang tepat untuk mendorong peninagkatan peran serta masyarakat, dan mendorong kajian dampak lingkungan dari kebijakan dan program yang relevan terhadap kehati

Page 15: Kebijakan PPLH dan PSDA

1982

1997

2009

UU Lingkungan UU Lingkungan HidupHidup

Peraturan Peraturan Pemerintah Pemerintah

tentang AMDALtentang AMDAL

1986

1993

1999 2010

15

tonggak awal(PP Nomor 29 tahun 1986)

Pengembangan (PP Nomor 51 tahun 1993

Perbaikan (PP Nomor 27 tahun 1999)

revitalisasi

2012 PP Nomor 27 tahun 2012: Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses Amdal & UKL-UPL & Streamlining

UU 4/1982

UU 23/1997

UU 32/2009

Inovasi Kebijakan: PP No 27/2012 Merupakan PP Generasi Ke-4 (empat) yang mengatur tentangAmdal di Indonesia

Page 16: Kebijakan PPLH dan PSDA

Semangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin LingkunganSemangat PP NO. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan1. Menghindari terjadinya birokrasi baru. Dalam PP ini,

Izin lingkungan diintegrasikan ke dalam proses Amdaldan UKL-UPL;

2. Pelaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan harus lebih streamlining dan bermutu, serta menuntut profesionalisme, akuntabilitas dan integritas semua pihak;

3. Kaidah Amdal sebagai Kajian Ilmiah;4. Penegakan hukum atas pelanggar Amdal-UK-UPL dan

Izin Lingkungan;

5. Memperkuat Akses Partisipasi Masyarakat;6. Mengubah Mindset Seluruh Pemangku Kepentingan;

7. Izin Lingkungan = Filter Investasi Hijau Pro-Lingkungan dan Pro-Investasi Hijau

Page 17: Kebijakan PPLH dan PSDA

UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009

Hanya ada dua pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang AMDAL, yaitu:

1. Pasal 1 angka 10terkait denganPengertian AMDAL;

2. Pasal 16: Kewajiban Amdal bagi Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan

Ada tiga pasal yang mengatur atau menyebutkan tentang Amdal, yaitu:

1. Pasal 1 angka 20: Pengertian tentang Amdal;

2. Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2):• Kewajiban Amdal bagi

Setiap rencana yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan

• Amanah untuk menyusun PP terkait dengan penentuan rencana usaha dan/atua kegiatan yang berdampak besar dan penting terhadap LH, penyusunan dan penilaian AMDAL

3. Pasal 18: Keterkaitan Amdal dengan penerbitan izin usaha dan/atau kegiatan

Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu:1. Pasal 1 angka 11 dan angka 35: Pengertian Amdal dan

keterkaitan amdal dan izin lingkungan;2. Pasal 22: Dampak penting dan Amdal3. Pasal 23: Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal;4. Pasal 24: Dokumen Amdal dan SKKL5. Pasal 25: Dokumen Amdal6. Pasal 26: Pelibatan masyarakat dalam penyusunan

dokumen Amdal7. Pasal 27: Pihak lain dalam penyusunan dokumen

Amdal;8. Pasal 28: Sertifikasi penyusunan Amdal;9. Pasal 29: Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal;10. Pasal 30: Anggota KPA, Tim Teknis dan Sekretariat

KPA;11. Pasal 31: Hasil penilaian Amdal dan penetapan SKKL;12. Pasal 32: Amdal untuk golongan ekonomi lemah;13. Pasal 36: Keterkaitan amdal , SKKL dan izin lingkungan14. Pasal 37: keterkaitan permohonan izin lingkungan

dengan Amdal;

Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia (1982, 1997 dan 2009)

Page 18: Kebijakan PPLH dan PSDA

UU No. 4 Tahun 1982 UU No. 23 Tahun 1997 UU No. 32 Tahun 2009

Ada 23 Pasal yang mengatur atau menyebutkan Amdal, yaitu:

15. Pasal 40: Keterkaitan izin lingkungan dengan izin usaha dan/atau kegiatan;

16. Pasal 63: Tugas dan wewenangan pemerintah, pemprov dan pemkab/kota dalam penetapan dan pelaksanaan kebijakan Amdal;

17. Pasal 65: hak masyarakat untuk mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap rencana usaha dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting;

18. Pasal 69: larangan menyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi;

19. Pasal 93: gugartan adminsitrasi penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal

20. Pasal 110: tindakan pidana terhadap penyusun Amdal tanpa sertifikat kompetensi;

21. Pasal 111: tindakan pidana Penerbitan izin lingkungan tanpa Amdal

22. Pasal 121: ketentuan peralihan terkait dengan Usaha dan/atau kegiatan tanpa dokumen Amdal;

23. Pasal 122: ketentuan peralihan penerapan sertifikasi kompetensi penyusun Amdal

Lanjutan - Evolusi Pengaturan tentang AMDAL di Beberapa UU Lingkungan Hidup di Indonesia

Page 19: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Komponen AMDAL 1.0 AMDAL 2.0 AMDAL 3.0 AMDAL 4.0

1. Dasar Hukum UU 4/1982PP 29/1986

UU 4/1982PP 51/1993

UU 23/1997PP 27/1999

UU 32/2009PP 27/2012

2. Definisi Amdal

Hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan

Hasil studi mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan, hidup yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan

Kajian mengenai dampak besar dan prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

Kajian mengenai dampak prnting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilankeputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

3. Penapisan Dua tahap: 1) berdasarkan uraian kegiatan, 2)berdasarkan PIL

Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal

Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal

Satu tahap: dengan daftar kegiatan wajib Amdal

4. Dokumen Amdal

PIL, KA-ANDAL,ANDAL, RKL, RPL

KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL

KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan RE

KA, ANDAL, RKL-RPL

Evolusi Pengaturan tentang Amdal di Indonesia sesuai dengan PP 29/1986, PP 51/1993, PP27/1999 dan PP 27/2012

Page 20: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Komponen AMDAL 1.0PP 29/2986

AMDAL 2.0PP 51/1993

AMDAL 3.0PP 27/1999

AMDAL 4.0PP 27/2012

5. Sertifikasi Kompetensi Penyusun Amdal

Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi

Tanpa persyaratan sertifikasi kompetensi

persyaratan sertifikasi kompetensi (2008)

persyaratan sertifikasi kompetensi

6. Komisi Penilai AMDAL (KPA)

• Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral

• Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi

• Komisi Pusat: Departemen atau LPND Sektoral

• Komisi Daerah: Daerah Tingkat I Provinsi

• Komisi Penilai Amdal Terpadu/ Multisektoral :BAPEDAL

• Komisi Penilai Amdal Pusat: BPEDAL/KLH

• Komisi Penilai Amdal Provinsi:Instansi LH Provinsi

Sejak Tahun 2000:Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota

• Komisi Penilai Amdal Pusat: KLH

• Komisi Penilai Amdal Provinsi: Instansi LH Provinsi

• Komisi Penilai Amdal Kabupaten/Kota: Instansi LH Kab/Kota

6. Lisensi Komisi Penilai Amdal

Tanpa lisensi KPA Tanpa lisensi KPA Lisensi KPA Kab/kota sejak 2008

• Lisensi KPA Pusat & Lisensi KPA Provinsi (2010) dan

• KPA Kab/Kota (2008)

7. Proses Penilaian & waktu

1) PIL = 30 hari2) KA-ANDAL = 30

hari3) ANDAL = 90 hari4) RKL-RPL = 30 hari

1) KA-ANDAL = 12 hari

2) ANDAL & RKL-RPL = 45 hari

1) KA-ANDAL = 75 hari2) ANDAL & RKL-RPL =

75 hari

1. KA = 30 hari2. ANDAL & RKL-RPL =

75 hari

Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia

Page 21: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Komponen AMDAL 1.0PP 29/2986

AMDAL 2.0PP 51/1993

AMDAL 3.0PP 27/1999

AMDAL 4.0PP 27/2012

8. AlternatifAMDAL

SEMDAL (PEL, SEL, RKL-RPL) untuk kegiatan sudah berjalan

UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting

UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting

UKL-UPL untuk rencana kegiatan yang tidak berdampak penting

9. Keterbukaan Informasi

Pengumuman dan akses dokumen

Pengumuman dan akses dokumen

Pengumuman dan akses dokumen

Pengumuman dan akses dokumen

10. Keterlibatan Masyarakat

Saran dan masukan lisanatau tertulis sebelum pemberian izin

Saran dan masukan lisan atau tertulis sebelum keputusan persetujuan Amdal

Saran, pendapat dan tanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KA-ANDAL) dan keterwakilan dalam KPA

Saran, pendapat dantanggapan sejak awal, konsultasi masyarakat (KA) dan keterwakilan dalam KPA, saran, pendapat dan tanggapan masyarakat terkait izin lingkungan (ANDAL & RKL-RPL serta Keputusan Izin Lingkungan

11. Keputusan Persetujuan AMDAL

Persetujuan Amdal

Keputusan Kelayakan Lingkungan

• Keputusan Kelayakan Lingkungan

• Izin Lingkungan

12. Mekanisme Banding

Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada

Lanjutan Beberapa Perbedaan Mendasar antar Berbagai PP yang mengatur tentang Amdal di Indonesia

Page 22: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pengantar Pengantar KetKeterkaitan Amdal, erkaitan Amdal, UKLUKL--UPL dan Sistem Perizinan serta UPL dan Sistem Perizinan serta

Instrumen PPLH LainnyaInstrumen PPLH Lainnya

2

Page 23: Kebijakan PPLH dan PSDA

PERIZINAN LINGKUNGAN

• Izin lingkungan:

• Izin perlindungan danpengelolaan lingkunganhidup (PPLH)

Usaha Usaha dandan//atauatauKegiatanKegiatan

• Izin PPLH merupakan pengembangan dari instrumen izinlingkungan.

• Izin PPLH merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari izin lingkungan

Page 24: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Izin yang diberikan kepada setiap orang

2. yang melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal atau UKL-UPL

3. dalam rangka Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan

Izin Lingkungan

Pengertian dan Konsep Dasar Izin LingkunganInstrumen tata usaha negara

untuk pengendalian pencemaran

dan/atau kerusakan lingkungan

Usaha dan/atau Kegiatan

Kualitas Lingkungan

Page 25: Kebijakan PPLH dan PSDA

Efektivitas Izin Lingkungan: Usaha/Kegiatan Ramah Lingkungan dan Kualitas LH yang baik dan sehat

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan ramah lingkungan

Usaha dan/atau Kegiatan Ramah Lingkungan

Izin Lingkungan sebagai

Safeguard yang Effektif

Tujuan utama Izin Lingkungan : menetapkan tingkat kinerja yang diperlukan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan yang diikat secara hukum (legally binding commitment and performance) agar tetap memenuhi BML & KBKL dalam upaya untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia.

Proses Amdal & UKL-UPL sesuai NSPK

Implementasi Izin Lingkungan & Pengawasan

Lingkungan

EkonomiSosial

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan tidak ramah lingkungan

Ditolak

Disetujui

Sustainable Growth

with Equity

Page 26: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Lingkungan

Sistem Penataan

Ruang

Izin PPLH

AMDAL & UKL-UPL

Audit LH

Sistem Kajian Dampak Lingkungan

KelembagaanPUU SDMPanduan Teknis

Sistem Informasi Pandanaan

Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan

Sistem Perizinan Lingkungan

Pengawasan Lingkungan

Penegakan Hukum

Lingkungan

Sistem Penaatan Lingkungan

Izin Usaha dan/atau Kegiatan

Izin Lokasi

Izin Pinjam Pakai Kawasan

Hutan

Sistem Perizinan Sektor

Sistem Perbankan: Green Banking

Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem Interkoneksitas Sistem Kajian Dampak Lingkungan dengan Sistem Pembangunan Berkelanjutan lainnya di IndonesiaPembangunan Berkelanjutan lainnya di Indonesia

Melalui sistem Kajian Dampak

Lingkungan (KDL) dan Izin

Lingkungan, Kementerian

Lingkungan Hidup telah membangun

interkoneksitas Sistem

Pembangunan Berkelanjutan –

GREEN ECONOMY) di

Indonesia

Page 27: Kebijakan PPLH dan PSDA

KLHS

Tata ruang

AMDAL

Perizinan

UKL-UPL

Kriteria bakukerusakan LH

Baku mutu LH

Instrumen ekonomi LH

Audit LH

Analisis risiko LH

Anggaran berbasis LH

PUU berbasis LH

Instrumen lain sesuai kebutuhan

Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)

Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

abc

d

efg

h

i

j

kl

m

Amdal bukan sebagai alat serbaguna yang dapat menyelesaikan segala persoalan lingkungan hidup. Efektivitas amdal sangat ditentukan oleh pengembangan berbagai instrument lingkungan hidup lainnya

Lingkungan

Page 28: Kebijakan PPLH dan PSDA

Keterkaitan Amdal, UKLKeterkaitan Amdal, UKL--UPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH LainnyaUPL dan Izin Lingkungan dengan Instrumen PPPLH LainnyaPengembangan

KRPUsaha/ Kegiatan Tahap Perencanaan Usaha/ Kegiatan Tahap Pra-

Konstruksi, Konstruksi &OperasiUsaha/ Kegiatan Tahap

Pasca Operasi

RPPLH KLHS

RTRW/RDTR

Pelaksanaan usaha

dan/atau kegiatan

Izin Pinjam Pakai

Kawasan Hutanatau

PelepasanKawasan

HPK

izin Usaha

dan/atau kegiatan

ARLH

Hasil ERA merupakan bagian dari Amdal

Penutupan Usaha

dan/atau Kegiatan

Implementasi Izin

Lingkungan &Izin PPLH

serta Continuous

Improvement

Audit LH

ARLH

Pengawasan Lingkungan Hidup

ARLH Tata Ruang Paska

Usaha/ Kegiatan

Pencana Penutupan Usaha dan/atau kegiatan serta

Persetujuannya

Pemanfaatan Ruang Paska

Usaha/KegiatanPenegakan Hukum Lingkungan Hidup

Daya Dukung & Daya Tampung

Lingkungan Hidup

ARLH

Izin PPLH

Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH Instrumen Ekonomi LH

Tata Ruang

BML KBKLPenaatan

BML KBKL

Rencana Usaha

dan/atau kegiatan

Amdal atau

UKL-UPL

Izin Lingkungan

Page 29: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penurunan BebanPencemaran dan Laju

Kerusakan LH

Penaatan terhadapBML & KBKL

Izin Usaha dan/atauKegiatan

Izin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di IndonesiaIzin Lingkungan: Jantungnya Sistem Perizinan di Indonesia

• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan

• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH

Izin PPLH

IzinLingkungan

Proses Amdal atau

UKL-UPL

Rencana Usaha dan/atauKegiatan

PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum

Lingkungan

• IZIN LINGKUNGAN merupakan ‘Jantung-nya’ Sistem Perizinan di Indonesia. Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usahadan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanya izinlingkungan.

• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atau UKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dan dinilai olehKPA atau diperiksa oleh Instansi LH;

• Izin lingkungan instrumen utama penurunan Beban Pencemaran Lingkungan dan Laju Kerusakan Lingkungan & Pengawasan LH

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa

• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL

oleh Instansi LH

Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,

atauBupati/Walikota

Diterbitkan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/Walikota

Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota

Dilakukan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/ Walikota

Pemrakarsa

Page 30: Kebijakan PPLH dan PSDA

IZIN LINGKUNGAN

Izin Lingkungan: Produk Proses Amdal atau UKL-UPL

Usaha dan/atau Kegiatan Wajib

AMDAL

Usaha dan/atau Kegiatan Wajib

UKL/UPL

Wajib MemilikiIZIN Usaha dan/atauKegiatan

Proses penyusunandan Penilaian Amdal

Proses penyusunandan PemeriksaanUKL-UPL

Catatan: Usaha dan/atauKegiatan wajib SPPL tidakwajib memiliki izin lingkungan

Izin PPLH

1. Izin PPLH diterbitkan pada tahapoperasional.

2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkanpersyaratan dan kewajiban izinlingkungan yang harus ditaati olehperusahaan

Izin PPLH, antaralain:a. Izin pembuangan air

limbah ke sungai;b. Izin pemanatan air

limbah untuk aplikasi ke tanah

c. Izin pembuangan air limbah ke laut

d. Izin injeksi air limbahe. Izin PLB3

Izin lingkungan = diterbitkan pada tarap perencanaan & persyaratanuntuk memperoleh izin usahadan/atau kegiatan

Page 31: Kebijakan PPLH dan PSDA

EsensiEsensi DDasarasar AmdalAmdal & UKL& UKL--UPL UPL dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012

Pengambil Keputusan

AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPL =UPL =

Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan (i.e. Penerbitan IzinLingkungan, Kredit Perbankan, dokumen lelang untuk Proyek KPS dalam kaitannya denganPenjaminan Investasi, Due Diligence, pengawasan lingkungan)

Izin LingkunganIzin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau

kegiatan, dan• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan

institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa

RencanaRencana Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan

Menyediakan Informasi

Page 32: Kebijakan PPLH dan PSDA

NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pengembangan KRP & Tahap Perencanaan Usaha dan/atau Kegiatan

KLHS

RTRW

Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Pelaksanaan usaha dan/atau

kegiatan

Amdal atau UKL-UPL

Izin Lingkungan

izin Usaha dan/atauKegiatan

PerMenLH No. 09/2011 tentang Pedoman Umum

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS);

• PP No 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan• PerMenLH N0. 05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang

wajib dilengkapi dengan Amdal ;• PerMenLH No. 16/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan;• PerMenLH No. 17/2012 tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Amdal

& Izin Lingkungan• PerMenLH 13/2010 tentang UKL-UPK dan SPPL (PerMenLH 8/2013);• PerMenLH No. 07/2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Amdal

dan Persyaratan LPJP Dokumen Amdal;• PerMenLH No. 15/2010 tentang Persyaratan dan tatacara lisensi Komisi Penilai

Amdal;• PerMenLH No. 5/2008 Tata Kerja Komisi Penilai Amdal (PerMenLH 8/2013)• PerMenLH No. 24/2009 Penilaian Dokumen Amdal (PeMenLH 8/2013)• PerMenLH No. 25/2009 tentang Binwas Komisi Penilai Amdal Daerah

Izin PPLH

Page 33: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penaatan terhadap Baku

Mutu Lingkungan

(BML) & Kriteria Baku Kerusakan

Lingkungan (KBKL)

Dampak Penting & Dampak LH lainnya

Implementasi Persyaratan &

Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin PPLH

serta Continuous Improvement

Audit LH

Pengawasan Lingkungan Hidup

• KepMenLH No.07 Th 2001 tentang PPLH dan PPLHD

• KepMenLH No.56 Th 2002 tentangPedoman Umum Pengawasan LH

• KepMenLH No.57 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLH

• KepMenLH No.58 Th 2002 tentang Tata Kerja PPLHD;

• Peraturan MENLH No. 2 Tahun 2013: Penerapan Sanksi Administrasi

• KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN)

Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari:• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010

Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan

Izin LH & Izin PPLH

NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan

Page 34: Kebijakan PPLH dan PSDA

Tata Ruang, Kawasan Lindung dan AMDAL

3

Page 35: Kebijakan PPLH dan PSDA

Ruang, LingkunganYang aman, nyaman, produktifdan berkelanjutan

35

Isu Isu Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan Strategis: Keterkaitan antara Tata Ruang dan Lingkungan HidupLingkungan Hidup

TATA RUANG LINGKUNGAN

Penataan Ruang(UU No. 26 Tahun 2007)

AMDAL & Izin Lingkungan

(PP No. 27 Tahun 2012)TOOL

1. Dalam perlindungan & pengelolaan lingkungan, penataan ruangmerupakan ujung tombak sebab proses perubahan lingkungan diawali denganproses perubahan ruang.

2. Dalam penataan ruang: perlindungan & pengelolaan lingkungan hidup menjadikunci untuk menjamin keberlanjutan fungsi lingkungan hidup.

TOOL

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(UU No. 32 Tahun 2009)

Page 36: Kebijakan PPLH dan PSDA

36

Perencanaan Tata Ruang

Pemanfaatan Ruang

Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Nas

iona

lPr

ovin

siKa

bupa

ten

Kota

Penyusunan RTRWN

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWN

Perumusan program sektoral Nasional

Pelaksanaan pembangunan

Penyusunan & penetapan SPM

Penetapan standar kualitas lingkungan

Perangkat Insetif dan Disinsentif

Sanksi

Perizinan

Peraturan ZonasiRencana

Rinci

Penyusunan RTRWP

Penyusunan RTRWKab

Penyusunan RTRWKot

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWP

Perumusan program sektoral provinsi

Pelaksanaan pembangunan

Penetapan pedoman pelaksanaan SPM

Perumusan pedoman pelaksanaan standar kualitas lingk.

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK

Perumusan program sektoral kabupaten

Pelaksanaan pembangunan

Pelaksanaan SPM

Pelaksanaan standar kualitas lingkungan

Perumusan kebijaksaan srategis operasionalisasi RTRWK

Perumusan program sektoral Kota

Pelaksanaan pembangunan

Pelaksanaan SPM

Pelaksanaan standar kualitas lingkungan

Rencana Rinci

Rencana Rinci

Rencana Rinci

Pelaksanaan Penataan RuangUpaya pencapaian tujuan penataan ruang melalui pelaksanaan rencana tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfatn ruang

Page 37: Kebijakan PPLH dan PSDA

WIL

AYA

HPE

RK

OTA

AN

RENCANA UMUM TATA RUANG RENCANA RINCI TATA RUANG

RTR KWS METROPOLITAN

RTRW NASIONAL

RTRW PROVINSI

RTRW KABUPATEN

RTR PULAU / KEPULAUAN

RTR KWS STRA. NASIONAL

RTR KWS STRA KABUPATEN

RTR KWS PERKOTAAN DLM WIL KABUPATEN

RTRW KOTARTR BAGIAN WIL KOTA

RTR KWS STRA KOTA

RDTR WIL KABUPATEN

RTR KWS STRA. PROVINSI

RDTR WIL KOTA

Rencana Umum dan Rencana Rinci Tata RuangRencana Umum dan Rencana Rinci Tata Ruang

Pasal 13 ayat (1) Huruf a PP 27/2012:

Pengecualian AMDAL di RDTR

dan/atau RTR Kawasan Strategis Kab/Kota

Kajian Daya Dukung & Daya

Tampung LH serta KLHS

Tata Ruang: Syarat Utama Proses Penyusunan & Penilaian Amdal serta Penentuan Kelayakan Lingkungan

Page 38: Kebijakan PPLH dan PSDA

Rencana Umum

Studi Kelayakan

Disain Rinci

Pra Kontruksidan Konstruksi

Operasi1 4 5

Dokumen AMDALDokumen AMDAL

Amdal dan Tata RuangAmdal dan Tata Ruang2 3

Tahap Perencanaan

Amdal disusun oleh pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usahadan/atau kegiatan

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan

wajib sesuai dengan rencana tata ruang

Sumber: Pasal 4-5 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dokumen Amdal tidak dapat dinilai dan wajib dikembalikan kepada pemrakarsa

KA

ANDAL

RKL-RPL

123

Page 39: Kebijakan PPLH dan PSDA

UKL/UPL

Usaha dan/atau Kegiatan

Dampak Penting

Pengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib AmdalPengecualian Jenis Usaha/Kegiatan Wajib Amdal

Lingkungan HidupUsaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap LH dikecualikan dari kewajiban memiliki Amdal apabila:

lokasi rencanausaha dan/ataukegiatannya beradadi kawasan yang telah memiliki Amdalkawasan

lokasi rencana usaha dan/ataukegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telahmemiliki rencana detail tata ruang kabupaten/kota danrencana tata ruang kawasanstrategis kabupaten/kota

usaha dan/ataukegiatannyadilakukan dalamrangka tanggapdarurat bencana

1 2 3

Sumber: Pasal 13 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Dalam PP 27/1999: Amdal Kawasan RKL-RPL Rinci(pasal 4), Ketentuan Amdal dan RDTR belum diatur

Page 40: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pola Ruang dan AMDALPola Ruang UU 26/2007 dan PP 26/2008

Kawasan Budidaya

Kawasan Lindung

PP 26/2008-RTRWNKawasan Budi Daya Nasional

Hutan Produksi LainnyaPemukimanPariwisataIndustriPerikananHutan

Rakyat

Terbatas

Tetap

Konversi

40

Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan

sesuai dengan Rencana

Tata Ruang

Rencana Usaha

dan/atau Kegiatan diizinkan oleh PUU

PSDA

Page 41: Kebijakan PPLH dan PSDA

RTRWN menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 20 ayat (2) huruf e)

RTRW Provinsi menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 23 ayat (2) huruf e)

RTRW Kabupaten menjadi pedoman utk penetapan lokasi dan fungsi ruang utk investasi (Pasal 26 ayat (2) huruf e)

Page 42: Kebijakan PPLH dan PSDA

Ditolak

Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

Tidak Sesuai

Apakah Lokasinya• Sesuai dengan

Rencana Tata Ruang, dan/atau

• Sesuai dengan Ketentuan PUU PPLH & SDA

Apakah lokasinya berada di dalam

Kawasan Hutan Primer & Lahan Gambut dalam Peta Indikatif Penundaan Izin

Baru (PIPIB) ?

Sesuai Apakah termasuk usaha dan/atau Kegiatan yang

DIKECUALIKAN?

Usaha dan/atau kegiatan yang dikecualikan dalam Inpres 10/2011 (Inpres 06/2013)• Permohonan yang telah mendapat persetujuan prinsip dari Menteri Kehutanan;• Pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu: geothermal, migas,

ketenagalistrikan, lahan untuk padi dan tebu• Pemanfaatan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada sepanjang izin

di bidang usahanya masih berlaku

ya

Tidak

Tidak

Ditolak

ya

• Proses Amdal dan Izin Lingkungan, atau

• Proses UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Keterkaitan Tata Ruang, dan PIPIB dengan Proses Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Inpress 06/2013 penganti Inpres 10/211

Page 43: Kebijakan PPLH dan PSDA

Arahan Jaringan SUTET di Semarang dan Sekitarnya dalamPERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR

PULAU JAWA)

Arahan Jaringan SUTET di Semarang dan Sekitarnya dalamPERPRES 28 TAHUN 2012 (RTR

PULAU JAWA)

Dalam Peta Struktur Ruang tercatat Jalur:

Jepara-Kudus-Demak-Semarang-Ungaran

Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)

Arahan Jaringan Sutet dalam RTRWP Jawa Tengah (Perda No. 6 Tahun 2010)

Dalam Peta Struktur Ruang tercatat dengan Jalur:Jepara-Wd Gunung Rowo-Demak-Semarang-Ungaran

Contoh Rencana Pembangunan SUTET di Jateng dalam Rencana Tata Ruang Pulau Jawa dan RTRW Provinsi Jawa Tengah

Page 44: Kebijakan PPLH dan PSDA

Surat Men PU selaku Ketua Tim Pelaksana BKPRN tgl 19 April 2012 Nomor TR.03 03-Mn/237 perihal Rekomendasi thd renc pengembangan PLTU Btg: Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg terletak dan memanfaatkan wil

daratan Kab. Batang sudah sesuai dgn PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang.

Renc. Pemb. PLTU di Kab. Batang yg memanfaatkan wil laut harus memperhatikan keberadaan Kws Taman Wisata Alam Laut Daerah (sebagaimana PP 26/2008, Perda Prov. Jateng 6/2010, ) dan Kawasan Konservasi Laut Daerah sebagimana Perda Kab. Batang 07/2011 ttg RTRW Kab. Batang.

Diperlukan AMDAL dan Izin Lingkungan thd Renc. Pembangunan PLTU Kab. Batang.

Pemkab. Batang agar menyiapkan RDTR pada Kws yg mengakomodasi Renc. Pemb. PLTU Batang, termasuk ketentuan zonasi wilayah baik daratan maupun laut.

Page 45: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kepmen. Kelautan dan Perikanan tanggal 14 Juni 2012 No. Kep.29/Men/2012 ttg Penetapan Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Ujungnegoro Roban Kab. Batang Prov. Jateng. : Menetapkan sebagian wilayah pesisir Kab Batang Sbg Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Kws tsb ditetapkan sebagai Taman Pesisir Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng. Sesuai Pasal 28 ayat (4) UU 27/2007, kws konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan

dgn peraturan menteri. Analisis :

a. Perlu dikaji konsistensi kesesuaian amanah UU 27/2007 yg mengatur penetapan kws konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil seharusnya dgn peraturan menteri, tetapi utk Kws Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ujungnegoro-Roban Kab Batang di Prov Jateng hanya dengan keputusan menteri.

b. Kepmen Kelautan dan Perikanan mengatur obyek pesisir dan pulau-pulau kecil Ujungnegoro – Roban dgn fungsi sbg taman pesisir berbeda dgn obyek dan fungsi yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ttg RTRWN (Lamp VIII No. 313 ) yg menetapkan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional.

c. Dikeluarkannya Kepmen Kelautan Dan Perikanan tgl 14 Juni 2012 tsb tdk dlm konteks mengatur pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP 26/2008 ( sebagaimana ketentuan Pasal 6 ayat (5) UU 26/2007 : ruang laut dan ruang udara, pengelolaan nya diatur dgn UU tersendiri).

d. Kepmen Kelautan Dan Perikanan No. Kep.29/Men/2012 tdk mengatur pengalihan obyek dan fungsi maupun pengelolaan Taman Wisata Alam Laut Daerah Pantai Ujungnegor-Roban sbg Kws Lindung Nasional yg ditetapkan dlm PP26/2008.

Page 46: Kebijakan PPLH dan PSDA

PetaPeta IndikatifIndikatif PenundaanPenundaan IzinIzin BaruBaru (PIPIB) (PIPIB) –– InpresInpres 10/2011 (201110/2011 (2011--2013)2013)

Hutan Alam Primer di dalam dan di luar

kawasan HutanLahan Gambut

Lokasi PIPIB (Moratorium) –Tidak Boleh Ada Izin Baru

Lokasi yang masih bolehada izin baru

Page 47: Kebijakan PPLH dan PSDA

Catatan: Tidak semua jenis kawasan lindung ini dicantumkan dalam Lampiran III Peraturan MENLH No. 05/2012

Page 48: Kebijakan PPLH dan PSDA

Daftar Kawasan Lindung dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012

1. Kawasan hutan lindung2. Kawasan bergambut3. Kawasan Resapan Air4. Sempadan Pantai5. Sempadan Sungai6. Kawasan Sekitar Danau atau Waduk7. Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut8. Cagar Alam dan Cagar Alam Laut9. Kawasan Pantai Berhutan Bakau10. Taman Nasional dan Taman Nasional Laut11. Taman Hutan Raya12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut13. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan14. Kawasan Cagar Alam Geologi15. Kawasan Imbuhan Air Tanah16. Sempadan Mata Air17. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah18. Kawasan Pengungsian Satwa19. Terumbu Karang20. Kawasan Koridor Bagi Jenis Satwa dan Biota Laut yang Dilindungi

Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan Menteriini:

Kawasan lindung wilayah yang DITETAPKAN dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup mencakup SDA dan Sumber Daya Buatan. Penetapankawasan lindung tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan PUU

Catatan:• Tidak semua kawasan

lindung yang tercantum dalam PP No. 26/2008 dan Keppres 32/1990 dicantumkan dalam daftar kawasan lindung di Peraturan MENLH Ini;

• Kawasan lindungan = kawasan yang telah DITETAPKAN sebagai kawasan lindung

• Usaha dan/atau kegiatan di kawasan lindung adalah usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai dengan ketentuan PUU

Page 49: Kebijakan PPLH dan PSDA

1

2

Kawasan Lindung

3

Batas proyekterluar yang

bersinggungandengan batas

terluar darikawasan

lindung

= Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Keterangan:

Dampak potensial darirencana usaha dan/ataukegiatan yang akandilaksanakan tersebutsecara nyatamempengaruhi kawasanlindung terdekat

Dampak potensial

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang lokasinya berada di dalam kawasan lindungjenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang diizinkan sesuai peraturan perundang-undangan, misal: tambang di hutan lindung, wisata alam dikawasan lindung

Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang berada di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan lindung yang dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal adalah rencana usaha dan/atau kegiatan:1. Eksplorasi pertambangan, migas dan

panas bumi;2. Penelitian dan pengembangan di bidang

ilmu pengetahuan;3. Yang menunjang pelestarian kawasan

lindung; 4. Yang terkait dengan kepentingan

pertahanan dan keamanan negara yang tidak berdampak penting terhadaplingkungan;

5. Budidaya yang secara nyata tidakberdampak penting bagi lingkunganhidup;

6. budidaya yang diizinkan bagi pendudukasli dengan luasan tetap dan tidakmengurangi fungsi lindung kawasan dandi bawah pengawasan ketat.

Yang tercantum dalam Lampiran Permen LH & telah ditetapkan sesuai dengan PUU

Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Rencana Usaha/Kegiatan di dalam dan/atau berbatasan langsung dengan kawasan Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)Lindung Wajib Memiliki AMDAL (Pasal 3 Peraturan MENLH No. 05/2012)

Page 50: Kebijakan PPLH dan PSDA

No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan

MENLH No. 05 Tahun 2012

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

1. Kawasan Hutan Lindung

a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;b. kegiatan budidaya hanya diizinkan bagi penduduk asli

dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat

2. Kawasan bergambut a. wisata alam tanpa merubah bentang alam3. Kawasan Resapan

Aira. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki

kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan

terbangun yang sudah ada

4. Sempadan Pantai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;b. pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk

mencegah abrasi;c. pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang

kegiatan rekreasi pantai;

Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

Page 51: Kebijakan PPLH dan PSDA

No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan

MENLH No. 05 Tahun 2012

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

5. Sempadan Sungai a. pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;

b. bangunan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;

c. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi;

6. Kawasan sekitar danau/waduk

7. Suaka margasatwa dan suaka margasatwa laut

a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk

menunjang kegiatan sebagaimana dimaksudpada huruf a;

8. Cagar alam dan cagar alam laut

9. Kawasan pantai berhutan bakau

a. kegiatan pendidikan, penelitian, dan wisata alam

Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

Page 52: Kebijakan PPLH dan PSDA

No. Kawasan Lindung Dalam Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun

2008

10. Taman Nasional atau taman nasional laut

a. wisata alam tanpa merubah bentang alam;b. pemanfaatan ruang kawasan untuk kegiatan budidaya

hanya diizinkan bagi penduduk asli di zona penyangga dengan luasan tetap, tidak mengurangi fungsi lindung kawasan, dan di bawah pengawasan ketat

11. Taman hutan raya a. penelitian, pendidikan, dan wisata alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang

kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a;

12. Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut

a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang

kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf a; dan

Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

Page 53: Kebijakan PPLH dan PSDA

No. Kawasan Lindung Dalam

Peraturan MENLH No. 05

Tahun 2012

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106

PP No. 26 Tahun 2008

13. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan

a. penelitian, pendidikan, dan pariwisata; danb. pelarangan kegiatan dan pendirian bangunan yang

tidak sesuai dengan fungsi kawasan

14. Kawasan cagar alam geologi

a. pariwisata tanpa mengubah bentang alamb. kegiatan penggalian dibatasi hanya untuk penelitian

arkeologi dan geologic. pelindungan bentang alam yang memiliki ciri langka

dan/atau bersifat indah untuk pengembangan ilmu pengetahuan, budaya, dan/atau pariwisata.

d. pelindungan kawasan yang memiki ciri langka berupa proses geologi tertentu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan/atau pariwisata.

Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

Page 54: Kebijakan PPLH dan PSDA

No. Kawasan Lindung DalamPeraturan MENLH No. 05 Tahun 2012

Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Lindung Nasional Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun

2008

15. Kawasan imbuhan air tanah

a. kegiatan budi daya tidak terbangun yang memiliki kemampuan tinggi dalam menahan limpasan air hujan;

b. penyediaan sumur resapan dan/atau waduk pada lahan terbangun yang sudah ada

16. Sempadan mata air a. ruang terbuka hijau

17. Kawasan perlindungan plasma nutfah

a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pelestarian flora, fauna, dan ekosistem unik kawasan

18. Kawasan pengungsian satwa

a. wisata alam tanpa mengubah bentang alam;b. pelestarian flora dan fauna endemik kawasan;

19. Terumbu Karang a. pariwisata bahari

20. Kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang dilindungi

Lanjutan - Jenis Kegiatan yang izinkan dalam Kawasan Lindung Sesuai dengan Ketentuan Pasal 99-Pasal 106 PP No. 26 Tahun 2008

Page 55: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Alam (KSA)

Kawasam Pelestarian Alam (KPA)

CagarAlam (CA)

SuakaMarga-satwa (SM)

TamanNasional (TN)

TamanWisata Alam (TWA)

TamanHutan Raya

(Tahura)1. penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan

2. pendidikan dan peningkatankesadartahuan konservasi alam

koleksi kekayaan keanekaragaman hayati

3. penyerapan dan/atau penyimpanankarbon

4. pemanfaatan air serta energi air, panas, dan angin serta wisata alamterbatas

5. pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar

Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011

Page 56: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Jenis Pemanfaatan KSA dan KPA Kawasan Suaka Alam (KSA)

Kawasam Pelestarian Alam (KPA)

CagarAlam (CA)

SuakaMarga-satwa (SM)

TamanNasional (TN)

TamanWisata Alam (TWA)

TamanHutan Raya

(Tahura)6. pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk

penunjang budidaya

7. pemanfaatan tradisional oleh masyarakat setempat.

6. pembinaan populasi melalui penangkaran dalam rangka pengembangbiakan satwa atauperbanyakan tumbuhan secara buatan dalam lingkungan yang semi alami.

7. pembinaan populasi dalam rangkapenetasan telur dan/atau pembesarananakan yang diambil dari Alam

Sumber: Pasal 33-37 PP No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

Jenis Kegiatan yang diizinkan dalam Kawasan Konservasi (KSA) dan KPA sesuai dengan PP 28/2011

Page 57: Kebijakan PPLH dan PSDA

KAWASAN LINDUNGKAWASAN LINDUNG Sempadan pantaihutan mangrove = 130 x nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi danterendah tahunan, DIUKUR dari garisair surut teredah

Kawasan LindungKawasan Lindung SempadanSempadan PantaiPantai MangroveMangroveKeppres 32/1990 Pasal 26: Perlindungan terhadap kawasan pantai berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembangbiaknya berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengisian air laut serta perlindungan usaha budidaya di belakangnya

PP 26/2008 Pasal 57 ayat (5), Keppres 32/1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Pasal 27 dan Kepmen LH No. 201 Tahun 2004

Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008Pasal 101 ayat 3 PP 26/2008: Kawasan pantai berhutan bakau pemanfaatan utk keg. Pendidikan, penelitan & wisata alam, pelarangan pemanfaatan kayu bakau, pengurangan luas dan pencemaran ekosistem bakau

Page 58: Kebijakan PPLH dan PSDA

KawasanKawasan LindungLindungSempadanSempadan PantaiPantai = 100 = 100 metermeter

KriteriaKriteria Kawasan Lindung Kawasan Lindung SempadanSempadan PantaiPantai

Berdasarkan PP 26/2008 Pasal 56 ayat (2), Keppres 32/1990 Pasal 14:Sempadan pantai diukur 100 meter dari garis pasang tertinggi

Zonasi untuk sempadan pantai: Pemanfaatan untuk RTH, Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai, Pelarangan pendirian bangunan, Pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan (Pasal 100 ayat (1) PP 26 Tahun 2008 tentang RTRWN)

Garis batas sempadan pantai

Page 59: Kebijakan PPLH dan PSDA

Zonasi Terumbu Karang

• Pemanfaatan untuk wisata bahari

• Pelarangan kegiatan penangkapan ikan dan pengambilan terumbu karang

• Pelarangan kegiatan yang dapat menimbulkan pencemaran air

(Pasal 103 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)

Perlindungan Ekosistem Perlindungan Ekosistem Terumbu KarangTerumbu Karang

Terumbu karang merupakan Kawasan Lindung(Pasal 52 ayat (6) PP 26/2008 tentang RTRWN)

Laranganpenambangan terumbu karang yg menimbulkan kerusakan, pengambilan terumbu karang di kawasan konservasi, penggunaan peralatan, cara tau metode lain yg merusak ekosistem terumbu karang

(Pasal 35 UU 27/2007 tentang PWP & PPK)

Page 60: Kebijakan PPLH dan PSDA

SungaiSungai

PP 82/2001 PP 82/2001 PPengelolaan engelolaan

Kualitas Air & Kualitas Air & Pengendalian Pengendalian

Pencemaran AirPencemaran AirPP 26 Tahun 2008 tentang Tata Ruang Nasional &

Keppres 32/1990 tentangKawasan Lindung

S. Bone di Kab. Bolmong, Prop. Sulut

Kawasan Lindung Sempadan SungaiKawasan Lindung Sempadan Sungai

Zonasi sempadan sungai

• Pemanfaatan Ruang utk RTH;

• Pelarangan mendirikan bangunan

Pasal 100 ayat 2 PP 26/2008

Page 61: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 38 UU 41/1999 tentang KehutananPasal 38 UU 41/1999 tentang Kehutanan

Pasal 38(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar

kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan kawasan hutan lindung.

(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan.

(3) Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pertambangan dilakukan melalui pemberian izin pinjam pakai oleh Menteri dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.

(4) Pada kawasan hutan lindung dilarang melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.

(5) Pemberian izin pinjam pakai sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang berdampak penting dan cakupan yang luas serta bernilai strategis dilakukan oleh Menteri atas persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Page 62: Kebijakan PPLH dan PSDA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 24 TAHUN 2010

TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Pasal 3Pasal 3

(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 hanya dapat dilakukan di dalam:a. kawasan hutan produksi; dan/ataub. kawasan hutan lindung.

(2) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa mengubah fungsi pokok kawasan hutan dengan mempertimbangkan batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai batasan luas dan jangka waktu tertentu serta kelestarian lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan Menteri.

Page 63: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penggunaan kawasan hutan (Hutan Produksi dan Hutan Lindung) untuk kepentinganpembangunan di luar kegiatan kehutanan hanya dapat dilakukan untuk kegiatan yang mempunyai tujuan strategis yang tidak dapat dielakkan, meliputi kegiatan:1. religi;2. pertambangan;3. instalasi pembangkit, transmisi, dan distribusi listrik, serta teknologi energi baru

dan terbarukan;4. pembangunan jaringan telekomunikasi, stasiun pemancar radio, dan stasiun

relay televisi;5. jalan umum, jalan tol, dan jalur kereta api;6. sarana transportasi yang tidak dikategorikan sebagai sarana transportasi umum

untuk keperluan pengangkutan hasil produksi;7. sarana dan prasarana sumber daya air, pembangunan jaringan instalasi air, dan

saluran air bersih dan/atau air limbah;8. fasilitas umum;9. industri terkait kehutanan;10. pertahanan dan keamanan;11. prasarana penunjang keselamatan umum; atau12. penampungan sementara korban bencana alam.

Sumber: Pasal 4 PP No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan

Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Usaha dan/atau Kegiatan di Hutan Lindung yang Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010Diiziinkan/Diperbolehkan oleh PP 24/2010

Page 64: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 5Pasal 5(1) Penggunaan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan dengan ketentuan:a. dalam kawasan hutan produksi dapat dilakukan:

1. penambangan dengan pola pertambangan terbuka; dan2. penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah;

b. dalam kawasan hutan lindung hanya dapat dilakukan penambangan dengan pola pertambangan bawah tanah dengan ketentuan dilarang mengakibatkan:

1. turunnya permukaan tanah;2. berubahnya fungsi pokok kawasan hutan secara permanen; dan3. terjadinya kerusakan akuiver air tanah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penambangan bawah tanah pada hutan lindung diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 6Pasal 6(1) Penggunaan kawasan hutan dilakukan berdasarkan izin pinjam pakai kawasan

hutan.

Pertambangan di Kawasan Hutan Lindung (PP 24/2010)

Page 65: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi (Pasal 35)

Izin pemanfaatan ruang yg tidak sesuai dgn RTRW dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (2))

Izin pemanfaatan ruang yg dikeluarkan dan/atau diperoleh dgn tidak melalui prosedur yg benar, batal demi hukum (Pasal 37 ayat (3))

Izin pemanfaatan ruang yg diperoleh melalui prosedur yg benar tetapi kemudian terbukti tidak sesuai RTRW, dibatalkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya (Pasal 37 ayat (4))

Page 66: Kebijakan PPLH dan PSDA

Dlm pemanfaatan ruang, setiap orang wajib menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan (Pasal 61 huruf a).

Setiap orang yg tidak menaati rencana tata ruang yg telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dlm Pasal 61 huruf a yg mengakibatkan perubahan fungsi ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (1)).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kerugian terhadap harta benda atau kerusakan barang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan denda paling banyak Rp.1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah) (Pasal 69 ayat (2)).

Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan kematian orang, pelaku dipidana dgn pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) (Pasal 69 ayat (3)).

Page 67: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 74 ayat (1)Dlm hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72 dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yg dpt dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dgn pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dlm Pasal 69, Pasal 70, Pasal 71, dan Pasal 72.

Pasal 74 ayat (2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dpt dijatuhi pidana tambahan berupa:a. pencabutan izin usaha; dan/ataub. pencabutan status badan hukum.

Page 68: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 37 ayat (7)Setiap pejabat pemerintah yg berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang dilarang menerbitkan izin yg tidak sesuai dgn rencana tata ruang.

Pasal 73 ayat (1) Setiap pejabat pemerintah yg berwenang yg menerbitkan izin tidak sesuai dgn rencana tata ruang, dipidana dgn pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Pasal 73 ayat (2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pelaku dpt dikenai pidana tambahan berupa pemberhentian secara tidak dgn hormat dari jabatannya.

Page 69: Kebijakan PPLH dan PSDA

Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan Keterkaitan RPPLH dengan RPJP dan RPJM, Pemanfaatan Sumber Daya Alam serta AmdalSumber Daya Alam serta Amdal

RPPLH

RPJP

RPJMN

Pemanfaatan sumber daya alam i.e.

Pertambangan, Migas, Kehutanan

Pasal 10 Ayat (5) UU No. 32/2009:RPPLH menjadi dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang dan rencana pembangunan jangka menengah

Pasal 12 ayat (1) UU No. 32/2009:Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan RPPLH

1

2

Salah satu Instrumen PPLH pada tahap rencana Proyek Pemanfaatan SDA adalah

AMDAL

Page 70: Kebijakan PPLH dan PSDA

Peran Inventarisasi SDA

Sesuai UU No 32/2009, tujuan INVENTARISASI SDA untuk:a/. PENETAPAN EKOREGION, b/. PENETAPAN DD dan DT, c/. PEMANFAATAN DAN PENCADANGAN SDA, d/. INPUT RPPLH

INVENTARISASI SDA: Basis RPPLH

Page 71: Kebijakan PPLH dan PSDA

RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi RPPLH & Inventarisasi Lingkungan Hidup: Basis Data Sistem Informasi Amdal, UKLAmdal, UKL--UPL dan Izin LingkunganUPL dan Izin Lingkungan

InventarisasiLingkungan Hidup

Data & Informasi

Sumber Daya Alam (SDA)

POTENSI DAN KETERSEDIAAN

BENTUK KERUSAKAN

JENIS YANG DIMANFAATKAN

BENTUK PENGUASAAN

PENGETAHUAN PENGELOLAAN

KONFLIK DAN PENYEBAB KONFLIK

PENGELOLAAN

Hayati

Non-Hayati

Terbarukan

Tidak Terbaharukan

• RPPLH disusun berdasarkan hasil inventarisasi LH;• RPPLH besarta data dan informasi LH merupakan basis data

yang sangat berharga untuk mendukung distem informasi (DSS) Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam kaitannya dengan penentuaan kelayakan Lingkungan Hidup;

Page 72: Kebijakan PPLH dan PSDA

MuatanMuatan RPPLH RPPLH

Rencanapemanfaatan

dan/atau pencadangan

SDA

Rencana pemeliharaan

dan perlindungan

kualitasdan/atau

fungsi LH

Rencanapengendalian, pemantauan,

serta pendayagunaandan pelestarian

SDA

Rencanaadaptasi dan

mitigasiterhadap

perubahaniklim.

RPPLH menjadi dasar

penyusunan dan dimuat

dalam RPJP & RPJM

DayaDukung/Daya

Tampung

Neraca SDAValuasi Ekonopmi

SDA Kerentanan

Inventarisasi GRK

Nilai tambah pemanfaatan SDA

Pola Konsumsi Produksi Berkelanjutan

(Pasal 10 ayat 4,5) UU32/2010)

Page 73: Kebijakan PPLH dan PSDA

RTRW, RPJP, RPJM dan KRPRTRW, RPJP, RPJM dan KRP Pembangunan Berkelanjutan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Apa Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) atau SEA?“Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

(Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)

Pasal 15 ayat (1) UU 32/2009: “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun KLHS....”

Daerah:’Maju, Makmur & Hijau’

Page 74: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kajian Lingkungan Hidup Strategik (KLHS) AMDALatau

UKL-UPLKLHS Kebijakan

KLHS Regional / Program

KLHS SektorKLHS Tata Ruang

Partidario (2000, 2003)

Kebijakan

KajianKajian LingkunganLingkungan Hidup Strategis (KLHS) & AMDALHidup Strategis (KLHS) & AMDAL

KAJIAN ANALISIS LINGKUNGAN

KLHS = Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatuwilayah dan/atau KRP (Pasal 1 angka 10 UU 32/2009 PPLH)

Catatan: Kebijakan: termasuk penyusunan PUU (pasal 44 UUPLH)

Sustainable Sustainable Growth with Growth with

EquityEquity

Tujuan UtamaRencana Program Proyek

KLHS dapat mengisi ruang yang tidak dapat diselesaikan oleh Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Page 75: Kebijakan PPLH dan PSDA

Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Alam

Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

Perkiraan Mengenai Dampak dan

RiSIKO LINGKUNGAN RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP HIDUP

Perkiraan Mengenai Dampak dan

RiSIKO LINGKUNGAN RiSIKO LINGKUNGAN HIDUP HIDUP

Kinerja layanan/jasa ekosistemKinerja layanan/jasa ekosistem

Muatan KLHSMuatan KLHS

KLHSKLHS

Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi

terhadap Perubahan Iklim

Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi

terhadap Perubahan Iklim

Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman

hayati

Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman

hayati

Sumber: Pasal 16 UU 32 Tahun 2009

KLHSKLHS memuat KAJIANKAJIAN antara lain:

a

b

c

d

e

f

Page 76: Kebijakan PPLH dan PSDA

KetentuanKetentuan--KetentuanKetentuan PUU Bidang PUU Bidang PPLH yang terkait PPLH yang terkait dengandengan AMDALAMDAL

4

Page 77: Kebijakan PPLH dan PSDA

Muatan Dokumen

Amdal

Penyusunan Dokumen

Amdal

Penilaian Dokumen

Amdal

Penyusunan Dokumen Amdal

bagi Golongan Ekonomi Lemah

2 3

4

5

Usaha dan/atau kegiatan

Wajib Amdal1

UU 32/2009

KetentuanKetentuan--Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009Ketentuan Amdal dalam UU No. 32 Tahun 2009

Amdal

• Kriteria Dampak Penting

• Kriteria usaha dan/atau kegiatan berdampak penting

• Disusun oleh pemrakarsa;• Keterlibatan masyarakat;• Bantuan pihak lain (penyusun

perorangan dan LPJP)• Sertifikasi penyusun amdal

• Komisi Penilai Amdal (KPA);

• Lisensi KPA;• Keanggotaan KPA• Tim Teknis dan

Sekretariat KPA;• Keputusan

Kelayakan atau Ketidaklayakan LH

• Kajian dampak LH;• Evaluasi kegiatan disekitar;• SPT Masyarakat• Prakiraan besaran & sifat penting dampak• RKP-RPL

Sumber: Pasal 22-23 UU 32 Tahun 2009

Page 78: Kebijakan PPLH dan PSDA

Batas AMDAL

Batas dokumen UKL-UPL

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

WAJIB AMDAL

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

WAJIB UKL/UPL

USAHA DAN/ATAU KEGIATAN WAJIB SPPL

PembagianPembagian JenisJenis Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan BerdasarkanBerdasarkan DokumenDokumen LHLH

Kegiatan berdampak penting terhadap LH

Kegiatan tidak berdampak penting terhadap LH

Kegiatan tidak wajib UKL/UPL & tidak berdampak penting serta Kegiatan usaha mikro dan kecil

Pasal 22-33 UU 32/2009 Peraturan MENLH No 05/2012

Peraturan Gub. atau Bupati/WalikotaPasal 34 UU 32/2009

Pasal 35 UU 32/2009

Jenis Rencana Usaha dan/atau kegiatan

Dampak Lingkungan dan DokumenLingkungan

AMDAL

UKL-UPL

SPPL

Wajib Memiliki Izin Lingkungan

Tidak Wajib Memiliki Izin Lingkungan

Page 79: Kebijakan PPLH dan PSDA

EsensiEsensi DDasarasar AmdalAmdal & UKL& UKL--UPL UPL dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012

Pengambil Keputusan

AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPL =UPL =

Amdal dan UKL:-UPL: Dokumen LH yang menyediakaninformasi yang diperlukan untuk proses pengambilankeputusan terkait dengan Penerbitan Izin Lingkungan.

Izin LingkunganIzin Lingkungan

Informasi yang disajikan dalam Amdal atau UKL-UPL: • Dampak lingkungan yang terjadi akibat rencana usaha dan/atau

kegiatan, dan• Langkah-langkah pengendaliannya dari aspek teknologi,sosial dan

institusi, pemantauan lingkungannya serta komitmen pemrakarsa

RencanaRencana Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan

Menyediakan Informasi

Page 80: Kebijakan PPLH dan PSDA

UU 32/2009

IzinLingkungan

KetentuanKetentuan--Ketentuan Ketentuan IzinIzin LingkunganLingkungan dalam dalam UU UU No. 32 Tahun 2009No. 32 Tahun 2009

Permohonandan PenerbitanIzin Lingkungan

PembatalanIzin

LingkunganPengumuan

IzinLingkungan

Izin Lingkungandan Izin Usaha

PerubahanIzin Lingkungan

2 3

4

5

1

• Usaha dan/kegiatan wajib memiliki izin lingkungan;• Izin Lingkungan dan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL;• Pihak yang berwenamg menerbitkan Izin Lingkungan: Menteri, gubernur, atau Bupati/Walikota• Porohonan Izin lingkungan ditolak tanpa dilengkapai dengan Amdal atau UKL-UPL

• Pembatan Izin Lingkungan oleh Menteri, Guburnur, atauBupati/walikota;

• Pembatan Izin Lingkungan oleh PTUN

• Pengumuman permohonanIzin Lingkungan

• Pengumuman keputusanIzin Lingkungan

• IzinLingkunganpersyaratanIzin Usaha dan/atauKegiatan

• Izin lingkungandicabut, izinusahadibatalkan;

• Usaha dan/kegiatan berubah wajibmemperbaharui izin lingkungan

Page 81: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkaitKajian Dampak Lingkungan

dalam UU 32 Tahun 2009

PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudahDisusun

1 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut tentang Amdaldiatur lebih lanjut dalam Peraturan PemerintahPasal 41 Ketentuan lebih lanjut mengenai izinlingkungan diatur dalam peraturan pemerintah

Telah diterbitkan PP No. 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan

2 Pasal 22 ayat (2): Jenis usaha dan/ataukegiatan yang wajib dilengkapi dengan Amdalditetapkan dengan peraturan Menteri

Telah terbit Peraturan MENLH No. 05 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatanyang Wajib Memiliki Amdal

3 Pasal 28 ayat (4): Ketentuan lebih lanjutmengenai sertifikasi dan kriteria kompetensipenyusunan Amdal daitur dengan peraturanMenteri

Peraturan MENLH No. 07 Tahun 2010 tentangSertifikasi Kompetensi Penyusun AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup danPersyaratan Lembaga Pelatihan KompetensiPenyusun Analisis Mengenai Dampak LingkunganHidup (Telah direvisi dan Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2012)

Pengembangan Kebijakan Sistem Kajian Dampak LingkunganSesuai Mandat UU 32 tahun 2009

81

Page 82: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Mandat PP atau Peraturan MENLH terkaitKajian Dampak Lingkungan

dalam UU 32 Tahun 2009

PP atau Peraturan MENLH yang sedang/sudah Disusun

4 Pasal 29 ayat (3): Persyaratan dantatacara lisensi diatur dengan peraturanMenteri

Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 tentangPersyaratan dan Tata Cara Lisensi Komisi Penilai AnalisisMengenai Dampak Lingkungan Hidup (Sudah tersusun Rancangan Peraturan MENLH dan sudah diajukan ke Biro Hukum dan Humas KLH Desember 2013)

5 Pasal 33: Ketentuan lebih lanjut mengenaiUKL-UPL dan SPPL diatur denganperaturan Menteri

Telah diterbitkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012tentang Pedoman Penyusunan Dokumen LingkunganSebagai revisi Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2010 tentangUKL-UPL dan SPPL

6 Pasal 121: Usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatantetapi belum memiliki dokumen amdal atauUKL-UPL

Peraturan MENLH No. 14 tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan HidupSE MENLH Nomor 14134/MENLH/KP/12/2013

7 Pasal 47 ayat (3): Ketentuan lebih lanjutmengenai analisis resiko lingkungan hidupdiatur dalam Peraturan pemerintah

Telah tersusun Draft awal RPP Analisis Resiko LingkunganHidup (ARLH)

8 Pasal 52: ketentuan lebih lanjut mengenaiaudit lingkungan hidup diatur denganPeraturan Menteri

Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit lingkungan hidup yang menggantikan Keputusan MENLH No. 42 tahun 1994, Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 dan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010

Lanjutan Pengembangan Kebijakan Sistem KDL

Page 83: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penyusunan Amdal

Penyusunan UKL-UPL

Penilaian Amdal

Pemeriksaan UKL-UPL

Permohonan Izin

Lingkungan

Penerbitan Izin

Lingkungan

Bab VKomisi Penilai Amdal

Instansi LH Pemeriksa

UKL-UPL

Bab II Bab III

Bab IV

Bab IKetentuan Umum

Bab VIPembinaan

dan Evaluasi Kinerja

BAB VIISanksi

Adminsitratif

Bab VII Pendanaan

Bab IX Ketentuan

Penutup

Struktur PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin LIngkungan

Catatan: 1. Permohonan izin lingkungan

bersamaan dengan pengajuan penilan Andal & RKL-RP atau pengajuan Pemeriksaan UKL-UPL;

2. Penerbitan izin lingkungan bersamaam dengan penerbitan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL

Page 84: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Peraturan MENLH yang diamanatkanoleh PP No. 27 Tahun 2012 tentangIzin Lingkungan

Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH

1 Tata cara penyusunan dokumen Amdal (Pasal 6);

1. Pedoman Penyusunan DokumenLingkungan (Amdal, UKL-UPL danSPPL)

Keterangan: Revisi• Peraturan MENLH No. 08/2006 dan• Peraturan MENLH No. 13/2010

Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 16 Tahun 2012 tentang PedomanPenyusunan Dokumen LingkunganHidup, sebagai Revisi Peraturan MENLH No. 8/2006 dan PeraturanMENLH No. 13 Tahun 2010

2 Tata cara penyusunan UKL-UPL (Pasal 16);

3 Tata cara pengikutsertaan masyarakat dalam Amdal (Pasal 9 ayat (6));

2. Pedoman Keterlibatan Masyarakatdalam proses Amdal dan IzinLingkungan

Keterangan: Revisi Kepdal 08/2000

Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2012 tentang PedomanKeterlibatan Masyarakay dalam proses Amdal dan Izin Lingkungan, Revisi Kepdal 08/2000

4 Tata cara penilaian kerangka acuan (Pasal 26);

3. Tata Laksana Penilaian danPemeriksaan Dokumen Lingkunganserta Penerbitan Izin Lingkungan

Keterangan: Revisi• Peraturan MENLH No. 05/2008,• Peraturan MENLH No. 24 Tahun

2009 dan• Peraturan MENLH No. 13/2010,

Telah diundangkan Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian dan PemeriksaanDokumen Lingkungan serta PenerbitanIzin Lingkungan

5 Tata cara penilaian Andal dan RKL-RPL (Pasal 35)

6 Pemeriksanaan UKL-UPL (Pasal 41);

7 Tata cara penerbitan izin lingkungan (Pasal 52);

8 Tata kerja komisi penilai Amdal (Pasal 63);

Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012

Page 85: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan

Group PeraturanMENLH

Status Peraturan MENLH

9. Kriteria perubahan usaha dan/atau kegiatan dan tata cara perubahan keputusan kelayakan lingkungan, perubahan rekomendasi UKL-UPL dan penerbitan perubahan izin lingkungan (Pasal 50 ayat (8));

4. Pedoman PerubahanIzin Lingkungan

Telah tersusun Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi I MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untukdilakukan pembahasan, finalisasi danpenetapan (Desember 2012)

10 Tata Cara dan persyaratan untuk mendirikan LPJP Dokumen Amdal (Pasal 10 ayat (3);

5. Standar danSertifikasi KompetensiPenyusun DokumenAmdal

Telah tersusun Rencangan Peraturan MENLH tentang Standar dan Sertitikasi KompetensiPenyusun Dokumen Amdal sebagai revisi Peraturan MENLH No. 7 Tahun 2010

Keterangan: Rancangan Peraturan MENLH sudah disampaikan oleh Deputi VII MENLH kepada Biro Hukum dan Humas KLH untukdilakukan pembahasan, finalisasi danpenetapan (Desember 2012)

11 Sertifikasi kompetensi penyusun Amdal, penyelenggaran pendidikan dan pelatihan penyusun Amdal, lembaga sertifikasi penyusun Amdal (Pasal 11 ayat (6));

Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan

Page 86: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Peraturan MENLH yang diamanatkan oleh PP No. 27

Tahun 2012 tentang IzinLingkungan

Group Peraturan MENLH Status Peraturan MENLH

12 Persyaratan dan Tata Cara Lisensi (Pasal 58 ayat (2)

6. Persyaratan dan Tata Cara Lisensi Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010; draft revisi telah disampaikan ke biro hukum danHumas (Desember 2013)

13 Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja (Pasal 67)

7. Tata cara pembinaan dan evaluasi kinerja KPA dan Pemeriksa UKL-UPL di Daerah

Peraturan MENLH No. 25 Tahun 2009, draft revisi telah disampaikan ke biro hukum danHumas (Desember 2013)

4 Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR (Pasal 13 ayat (3));

8. Pengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR

Rancangan Peraturan MENLH tentangPengecualian untuk usaha dan/atau kegiatan lokasinya berada dalam kabupaten/kota yang telah memiliki RDTR akan disusun kemudian – Syarat Sistem KLHS yang mendukungSE MENLH 14160/MENLH/PDAL/12/2013

15 9. Draft Revisi Keputusan MENLH No. 45 Tahun 2005 tentang PedomanPenyusunan Laporan RKL-RPL

Draft PERMENLH tentang PelaporanPelaksanaan Izin Lingkungan telah disampaikanke Biro Hukum dan Humas (Desember 2013)

16 10. Draft PERMENLH tentang SistemInformasi Amdal, UKL-UPL dan IzinLingkungan

Draft PERMENLH tentang Sistem InformasiAmdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan telahdisampaikan ke Biro Hukum dan Humas(Desember 2013)

Peraturan MENLH yang Diamanatkan oleh PP No. 27 Tahun 2012 - Lanjutan

Page 87: Kebijakan PPLH dan PSDA

IZIN LINGKUNGAN

Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Memiliki Izin Lingkungan

Usaha dan/atau Kegiatan

Wajib AMDAL

Usaha dan/atau Kegiatan

Wajib UKL/UPL

Wajib Memiliki

Setiap usaha dan/atau kegiatanyang wajib memiliki Amdal atauUKL-UPL wajib memiliki izinlingkungan

Sumber: Pasal 2 PP 27/2012 Izin Lingkungan

IZIN Usaha dan/atauKegiatan

Izin lingkungan = persyaratan untukmemperoleh izinusaha dan/ataukegiatan

Proses penyusunandan Penilaian Amdal

Proses penyusunandan PemeriksaanUKL-UPL

Catatan: Usaha dan/atau Kegiatan wajib SPPL tidakwajib memiliki izin lingkungan

Page 88: Kebijakan PPLH dan PSDA

PengajuanPenilaianKerangka

Acuan

PenilaianKA oleh

SekretariatKPA

PenyusunanKerangka

Acuan (KA)

PenyusunanANDAL dan

RKL-RPL

Pengajuan Permohonan IzinLingkungan dan Penilaian ANDAL dan

RKL-RPL

Penerbitan: 1. Keputusan

KelayakanLingkungan; dan

2. izin Lingkungan

Pengumumandan

KonsultasiPublik

KeputusanKetidaklayakan LH

LayakLingkungan

Tidak LayakLingkungan

Pemrakarsa Sekretariat KPA, Tim Teknis dan KomisiPenilai Amdal

Menteri, gubernur, ataubupati/walikota

Proses Penyusunan dan Penilaian Amdal serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan

PenilaianKA oleh

Tim Teknis

PenerbitanPersetujuan

KA oleh KetuaKPA

Penilaian Kerangka Acuan

Penilaian ANDAL dan RKL-RPL

PenilaianANDAL & RKL-RPL

SekretariatKPA

PenilaianANDAL & RKL oleh

Tim Teknis

Pengumuman PermohonanIzin Lingkungan

PenilaianANDAL & RKL-RPL oleh KPA

RekomendasiKPA

SPT dariPengumuman= 10 hari Kerja

30 hari kerja

75 hari kerja, termasuk 10 hari kerja SPT Pengumuman 10 harikerja

Pengumuman IzinLingkungan

Paling lambat 5 hari kerjasetelah diterbitkan

1

2 3 4 5 6

7

89

10

11 12

13

14a

14b

15

Satu suratpermohonan

Jasa Penilaian Amdal dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP

Biaya Penyusunan Amdal oleh Pemrakarsa

Biaya Adm Penerbitan SKKL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa sesuai PNBP

Integrasi Izin Lingkungan dalam Proses AMDAL

Page 89: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pemrakarsa

Dokumen KA- atau ANDAL & RKL-RPL Sesuai

Persyaratan Administrasi

Sesuai dengan RTRW Nasional, Provinsi &

Kab/Kota

Usaha/Keg. sedang /telah dilakukan konstruksi/ operasi/ pasca operasi

Ya Ya

DITOLAKTidakTidak

DITOLAK

Tidak

Ya

UJI ADMINSITRASI UJI TAHAP PROYEK (Panduan 03 Lamp VI)

Tahapan Penilaian Dokumen AMDALTahapan Penilaian Dokumen AMDAL

1. Lakukan Uji konsistensi2. Lakukan uji keharusan3. Lakukan uji kedalaman4. Lakukan uji relevansi

UJI KUALITAS

(gunakan panduan 01 atau 02 Lamp VI)

(gunakan panduan 04 Lampuran VI)

Dokumen sesuai dengan persyaratan

mutu dokumen

Rencana usaha dan/atau Kegiatan

disepakati atau layak lingkungan hidup

TidakMasukan untuk

Perbaikan Dokumen

Ya

Tidak

DITOLAK

Dokumen dijadikan lamp. SK PersetujuanKA atau SK Kelayakan

Lingkungan & Izin Lingkungan

Ya

Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013

Page 90: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sertasumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturanperundang-undangan;

3. Kepentingan pertahanan keamanan;

4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampakdari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dankesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, danpasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;

5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagaisebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehinggadiketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif;

6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggungjawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akanditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan denganpendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;

10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013

Page 91: Kebijakan PPLH dan PSDA

7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilaisosial atau pandangan masyarakat (emic view);

8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:

• entitas dan/atau spesies kunci (key species);

• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);

• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau

• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).

9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;

10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkunganhidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam halterdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungandimaksud; dan

10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)

Sumber: Pasal 15 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013

Page 92: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH)

Rekomendasi Hasil Penilai an Andal & RKL-RPL dari Komisi Penilai

Amdal

Keputusan Kelayakan Lingkungan atau

Ketidaklayakan

MENTERIGUBERNUR

Bupati/Walikota

Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup Penerbitan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidupatau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup

10 Hari Kerja

1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya penetapan; dan

2. Pernyataan kelayakan lingkungan usaha dan/atau kegiatan;

3. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.

4. Kewajiban yang harus dilakukan oleh pihak terkait

Muatan Keputusan Kelayakan Lingkungan1

2

3

5

Jangka waktu penetapan

Sumber: Pasal 32-33 PP 27/2012Izin Lingkungan 4

Dalam PP 27/1999: tidak datur sedetil atauserinci ini. SKKL sudah termasuk 75 haripenilaian Andal dan RKL-RPL. Muatan SKKL juga belum/tidak diatur

Page 93: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;3. rencana pengelolaan dan pemantauan dampak

yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain;

4. pernyataan penetapan kelayakan lingkungan;5. dasar pertimbangan kelayakan lingkungan;6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan7. tanggal penetapan Keputusan Kelayakan

Lingkungan Hidup

Muatan Muatan KeputusanKeputusan kelayakankelayakanlingkunganlingkungan hiduphidup

Sumber: Pasal 16 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 94: Kebijakan PPLH dan PSDA

AMDALSK Kelayakan LH dari Menteri

SK Kelayakan LH dari gubernurSK Kelayakan LH dari bupati/

walikota

Izin lingkungan dari Menteri

Izin lingkungan dari gubernurIzin lingkungan dari bupati/ walikota

Penerbitan Izin Lingkungan HidupPenerbitan Izin Lingkungan Hidup UntukUntuk RencanaRencanaUsaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan WajibWajib AmdalAmdal

Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya keputusan kelayakan lingkungan hidup

Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada

Page 95: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam keputusan

kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan.

Muatan Izin Lingkungan

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.

Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: IzinLingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetapberlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidakdicabut;

Page 96: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa surat keputusan kelayakan lingkungan;

2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:a. nama perusahaan;b. jenis usaha dan/atau kegiatan;c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;d. alamat kantor; dane. lokasi kegiatan;

3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:

a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam RKL-RPL; danb. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 97: Kebijakan PPLH dan PSDA

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan

dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dankewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;

c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabiladirencanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkupdeskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan

d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Lanjutan

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 98: Kebijakan PPLH dan PSDA

6. hal-hal lain, antara lain:a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan

sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan;

b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabiladi kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;

c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup;

7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlakuselama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atasusaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan

8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Amdal - Lanjutan

Sumber: Pasal 17 Peraturan MENLH No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 99: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pemrakarsa Menteri, gubernur, atau bupati/walikotaProses Penyusunan dan Pemeriksaan UKL-UPL serta Penerbitan SKKL & Izin Lingkungan

PenyusunanUKL-UPL

Pemrakarsa

Pemeriksaan Administrasi

Permohonan Izin Lingkungandan Pemeriksaan UKL/UPL

Permohonan Izin Lingkungandan Pemeriksaan UKL/UPL

Pemeriksaan Substansi UKL/UPLPemeriksaan Substansi UKL/UPL

Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL &

Izin Lingkungan

Penerbitan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL &

Izin Lingkungan

Pengumuman Permohonan IzinLingkungan

Pengumuman Permohonan IzinLingkungan

Pengumuman Izin LingkunganPengumuman Izin Lingkungan

Catatan: Jangka waktu Pemeriksaan Teknis UKL-UPL: 14 Hari Kerja, termasuk pengumumanpermohonan izin lingkunganDANtidak termasuk perbaikan/ penyempurnaan

Pemeriksaan UKL-UPL dan PenerbitanRekomendasi UKL-UPL dapat dilakukanoleh:a. Pejabat yang

ditunjuk olehMenteri;

b. Kepala Instansi LH Provinsi; atau

c. Kepala Instansi LH Kab/Kota.

Pasal 40 PP 27/2012

Jasa Pemeriksaan UKL-UPL dibebankan kepada Pemrakarsa – sesuai SBU/PNBP

Biaya Penyusunan UKL-UPL oleh Pemrakarsa

Biaya Adm Penerbitan Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan dibebankan kepada Pemrakarsa (PNBP)

Page 100: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Rencana tata ruang yang sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan;

2. Rencana usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaanlingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-undangan;

3. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu Kepentingan pertahanan keamanan;

4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab dalam menanggulanggidampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan

5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai sosial atau pandangan masyarakat (emic view);

6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan: (a) entitas dan/atau spesies kunci (key species); (b) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance); (c) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance); dan/atau (d) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).

7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;

8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungandimaksud; dan

Kriteria Persetujuan /Penolakan UKL-UPL terhadap RencanaUsaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL

Sumber: Pasal 27 ayat (1) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 101: Kebijakan PPLH dan PSDA

Rekomendasi UKL-UPL

MENTERIGUBERNUR

Bupati/Walikota

Penerbitan Rekomendasi UKLPenerbitan Rekomendasi UKL--UPLUPL

1. Dasar pertimbangan dikeluarkannya persetujuan UKL-UPL;

2. Peryataan persetujuan UKL-UPL3. persyaratan dan kewajiban pemrakarsa

sesuai dengan yang tercantum dalam RKL-RPL.

Muatan Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL

12

Pemeriksaan Pemeriksaan Teknis Teknis

UKLUKL--UPLUPLSumber: Pasal 38 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Menerbitkan

3

1. jumlah dan jenis izin PPLH yang diwajibkan (Jika wajib memiliki izin PPLH)

4Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada

Page 102: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan;2. ringkasan dampak yang diperkirakan timbul;3. upaya pengelolaan dan pemantauan dampak

yang akan dilakukan oleh pemrakarsa dan pihak lain;

4. pernyataan persetujuan UKL-UPL;5. dasar pertimbangan persetujuan persetujuan

UKL-UPL;6. jumlah dan jenis izin PPLH yang diperlukan; dan7. tanggal penetapan rekomendasi UKL-UPL.

Muatan Rekomendasi Persetujuan Muatan Rekomendasi Persetujuan UKLUKL--UPLUPL

Sumber: Pasal 27 ayat (3) Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan PemeriksaanDokumen Lingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 103: Kebijakan PPLH dan PSDA

UKL-UPLRekomendasi dari Menteri

Rekomendasi dari gubernurRekomendasi dari bupati/

walikota

Izin lingkungan dari Menteri

Izin lingkungan dari gubernurIzin lingkungan dari bupati/ walikota

Penerbitan Izin Lingkungan HidupPenerbitan Izin Lingkungan Hidup UntukUntuk RencanaRencanaUsaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan WajibWajib UKLUKL--UPLUPL

Sumber: Pasal 47 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Izin lingkungan diterbitkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota bersamaan dengan diterbitkannya rekomendasi persetujuan UKL-UPL

Dalam PP 27/1999: Ketentuan terkait halini tidak diatur/tidak ada

Page 104: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:1. persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam rekomendasi

persetujuan UKL-UPL2. persyaratan dan kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri,

gubernur, atau bupati/walikota; dan 3. Berakhirnya izin lingkungan.

Muatan Izin Lingkungan Untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib UKL-UPL

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pemrakarsa wajib memiliki izin PPLH, izin lingkungan tersebut mencantumkan jumlah dan jenis izin PPLH.

Sumber: Pasal 48 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Izin lingkungan hidup berakhir bersamaan dengan berakhirnya izin usaha dan/atau kegiatan maksudnya adalah: IzinLingkungan berlaku selama usaha dan/atau kegiatan tetapberlangsung sepanjang tidak ada perubahan dan tidakdicabut;

Page 105: Kebijakan PPLH dan PSDA

1. Dasar diterbitkannya izin lingkungan berupa rekomendasi persetujuan UKL-UPL;

2. identitas pemegang Izin Lingkungan sesuai dengan akta notaris, meliputi:a. nama perusahaan;b. jenis usaha dan/atau kegiatan;c. nama penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dan jabatan;d. alamat kantor; dane. lokasi kegiatan;

3. deskripsi lingkup rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;4. persyaratan pemegang Izin Lingkungan, antara lain:

a. persyaratan sebagaimana tercantum dalam UKL-UPL; danb. memperoleh Izin PPLH yang diperlukan;c. persyaratan lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur,

bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan YANG Wajib Memiliki UKL-UPL

Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 106: Kebijakan PPLH dan PSDA

5. kewajiban pemegang izin lingkungan antara lain:a. memenuhi persyaratan, standar, dan baku mutu lingkungan

dan/atau kriteria baku kerusakan lingkungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

b. menyampaikan laporan pelaksanaan persyaratan dankewajiban yang dimuat dalam Izin Lingkungan selama 6 (enam) bulan sekali;

c. mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan apabiladirencanakan untuk melakukan perubahan terhadap lingkupdeskripsi rencana usaha dan/atau kegiatannya; dan

d. kewajiban lain yang ditetapkan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan kepentingan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL- Lanjutan

Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 107: Kebijakan PPLH dan PSDA

6. hal-hal lain, antara lain:a. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang Izin Lingkungan dapat dikenakan

sanksi administratif apabila ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal 71 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang IzinLingkungan;

b. pernyataan yang menyatakan bahwa Izin Lingkungan ini dapat dibatalkan apabiladi kemudian hari ditemukan pelanggaran sebagaimana tercantum dalam Pasal37 ayat (2) Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan danPengelolaan Lingkungan Hidup;

c. pernyataan yang menyatakan bahwa pemegang izin lingkungan wajib memberikan akses kepada pejabat pengawas lingkungan hidup untuk melakukan pengawasan sesuai dengan kewenangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 74 Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan PengelolaanLingkungan Hidup;

7. masa berlaku Izin Lingkungan, yang menjelaskan bahwa izin lingkungan ini berlakuselama usaha dan/atau kegiatan berlangsung sepanjang tidak ada perubahan atasusaha dan/atau kegiatan dimaksud; dan

8. penetapan mulai berlakunya Izin Lingkungan

Muatan Izin Lingkungan untuk Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL - Lanjutan

Sumber: Pasal 28 Draft Peraturan MENLH tentang Tata Laksana Penilaian Dan Pemeriksaan DokumenLingkungan Hidup Serta Penerbitan Izin Lingkungan

Page 108: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penting untuk Diperhatikan!!!SKKL

Izin Lingkungan

Penilaian Amdal

Penyusunan Amdal

Rekomendasi UKL_UPL

Izin Lingkungan

Pemeriksaan UKL-UPL

Penyusunan UKL-UPL

Proses yang Benar

Izin lingkungan wajib diterbitkan bersamaan dengan SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sejak PP 27/2013 diberlakukan (23 Feb 2012)

SKKLPenilaian

AmdalPenyusunan

Amdal

Rekomendasi UKL-UPL

Pemeriksaan UKL-UPL

Penyusunan UKL-UPL

Proses yang SALAHIzin lingkungan TIDAK DITERBITKAN, walaupun SKKL atau Rekomendasi UKL-UPL sudah diterbitkan

Potensi Pelanggaran Pasal 109 dan 111 ayat (2)

UU 32/2009

1. Tidak ada alasan untuk tidak menerbitkan Izin Lingkungan setelah berlakunya PP 27/2012.

2. PP 27/2012 telah menjelaskan proses penerbitan izin lingkungan yang diintegrasikan dengan proses Amdal atau UKL-UPL.

Page 109: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Lingkungan

Instrumen PPLH – Instumen pencegahan dan/atau

pencemaran lingkungan hidup

(Pasal 14 UU 32/2009)

Persyaratan untuk memperoleh Izin Usaha

dan/atau Kegitan(Pasal 40 ayat 1 UU 32/2009)

Payung Izin PPLH(Pasal 48 ayat 2 PP 27/2012)

Basis pengembangan environmental management

systems (EMS), termasuk pelaksanaan Audit lingkungan

(Kriteria Audit)(Pasal 53 ayat 1 PP 27/2012)

Basis pengawasan lingkungan hidup terkait

dengan ketaatan penanggung jawab (Pasal 72 UU 32/2009)

Instrumen pengendalian pemanfaatan ruang + PIBIB

(Morotorium)Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (2)

dan ayat (3) PP 27/2012)

Basis penyediaan dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup

(Pasal 55 UU 32/2009 danPasal 53 aayat (1) huruf C

PP 27/2012

Instrumen green banking(Peraturan Bank Indonesia No. 7

tahun 2005)

Peranaan Instrumen Izin Lingkungan

a

b

c

d

e

f

g

h

Page 110: Kebijakan PPLH dan PSDA

Tantangan Penerapan Izin Lingkungan

Pelaksanaan Good Governance

Pemenuhan Standar Pelayanan Publik

Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin

Lingkungan

Pengawasan & Penegakan Hukum

Integrasi sistem Informasi Amdal, UKL-UPL dan Izin

Lingkungan – Pusat dan Daerah & Sektor

Integrasi Izin Lingkungan

ke dalam Izin Usaha

dan/atau Kegiatan

Penulisan Izin Lingkungan

(Permit Writing)

Page 111: Kebijakan PPLH dan PSDA

Standar Pelayanan Publik Standar pelayanan publik menurut

UU 25/209 & PP 96/2012

1. Dasar hukum: 2. Peryaratan: 3. Sistem, Mekanisme dan Prosedur: 4. Jangka waktu:5. Biaya/tarif:6. Produk/Hasil pelayanan: 7. Sarana, prasarana dan fasilitas: 8. Kompetensi pelaksana:9. Pengawasan Internal10. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan11. Jumlah Pelaksana12. Jaminan Pelayanan13. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan14. Evaluasi Kinerja Pelaksana

Pemenuhan Standar Pemenuhan Standar Pelayanan Publik & Pelayanan Publik & Pelaksanaan Good Pelaksanaan Good Governance dalam Proses Amdal, UKLGovernance dalam Proses Amdal, UKL--UPL & Izin LingkunganUPL & Izin Lingkungan

Pelayanan Publik (UU 25/2009 & PP96/2012):Kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka kebutuhan pelayanan sesuai dengan PUU bagi setiap warganegara atau penduduk atas: Barang; Jasa; dan/atau Pelayanan administratif Yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik

1. Proses Amdal UKL-UPL dan Izin Lingkungan , &

2. Penerapannya sesuai dengan Prinsip-Prinsip Good Governance

Page 112: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU 25/2009 & Pasal 25

PP 96/2012)

Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &

Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012

Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan UKL-

UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan

a. Dasar hukum PUU yang menjadi dasar penyelenggaraan pelayanan

1. UU No. 32/2009 tentang PPLH2. PP No. 27/2012 Izin Lingkungan;3. Peraturan MENLH terkait dengan Amdal, UKL-

UPL & Izin Lingkungan

b. Persyaratan Syarat yang harus dipenuhi (adminitratif maupun teknis)

Persyaratan (Pasal 43 PP 27/2012):1. Dokumen Amdal atau UKL-UPL;2. Dokumen Pendirian Usaha dan/atau kegiatan;3. Profil Usaha dan/atau kegiatan

c. Sistem, Mekanisme dan Prosedur

Tata cara pelayanan yang dibakukan

Sesuai dengan PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

d. Jangka waktu penyelesaian

Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan

1. AMDAL: 30 hari KA, 75 hari Andal & RKL-RPL, 10 hari SKKL & Izin Lingkungan:

2. UKL-UPL= 14 Hari;

e. Biaya /Tarif Ongkos yang dikenakan sesuai PNPB & SBU (Pasal 68 dan 69 PP 27/2012) & Peraturan MENLH terkait penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan

Page 113: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU

25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012)

Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &

Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012

Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan

UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan

f. Produk Pelayanan Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

1. Usaha dan/atau kegiatan wajib Amdal: SKKL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU;

2. Usaha dan/atau kegiatan wajib UKL-UPL: Rekomendasi Persetujuan UKL-UPL dan Izin Lingkungan sesuai dengan PUU

g. Sarana, Prasana dan Fasilitas

Peralatan dan fasilitas yang diperlukan

1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA i.e. Kelembagaan, UPT, sekretariat, ruang rapat, Lab, Sistem informasi, dll

2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: Instansi LH beserta SKPD tterkait, UPT, Ruang Rapat, Sistem Informasi

h. Kompetensi Pelaksana Kemampuan yang dimiliki oleh pelaksanaan:pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan pengalaman

1. Penilaian Amdal & Penerbitan Izin Lingkungan: diatur dalam Peraturan MENLH No. 15 Tahun 2010 terkait dengan Lisensi KPA terkait dengan persyaratan ketua KPA, Tim Teknis dan Tenaga Ahli;

2. Penilaian UKL-UPL & Penerbitan Izin Lingkungan: terkait dengan kompetensi personil penatalaksanaan pemeriksa an UKL-UPL

Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan

Page 114: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Standar Pelayanan Publik (Pasal 21 UU

25/2009 & Pasal 25 PP 96/2012)

Penjelasan Pasal 21 UU No. 25/2009 &

Peraturan MENPAN & RB No. 25/2012

Konteks Pelayanan Publik terkait dengan Proses Penilaian Amdal, Pemeriksaan

UKL-UPL dan Penerbitan Izin Lingkungan

i. Pengawasan Internal Pengendalian yang dilakukan oleh Pimpinan kerja atau atasan langsung

Dilakukan oleh Ketua KPA, Ketua Tim Teknis dan Kepala Sekretariat serta Deputi MENLH atau Kepala Instansi LH

j. Penanganan Pengaduan,Saran dan Masukan

Tata cara pelaksanaan penanangan pengaduan dan tindak lanjut

Sesuai dengan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)

k. Jumlah Pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja

l. Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan

Pengembangan Sistem informasi

m. Jaminan Keselamatan dan Keamanan Pelayanan

Kepastian memberikan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko dan keraguan

n. Evaluasi Kinerja Pelaksana Penilaian untuk mengeathui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar pelayanan

Sesuai dengan Pasal 66 PP 27/2012 dan Peraturan MENLH terkait dengan Pembinaan dan Evaluasi Kinerja Penatalaksanaan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (Peraturan MENLH No.25/2009)

Standar Pelayanan Publik Terkait dengan Izin Lingkungan - Lanjutan

Page 115: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penurunan BebanPencemaran dan Laju

Kerusakan LH

Penaatan terhadapBML & KBKL

Izin Usaha dan/atauKegiatan

Izin LingkunganIzin Lingkungan dan Izin PPLHdan Izin PPLH

• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan

• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH

Izin PPLHIzin

LingkunganProses Amdalatau UKL-UPL

Rencana Usaha dan/atauKegiatan

PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum

Lingkungan

1. Izin PPLH diterbitkan pada tahap operasional.

2. Izin PPLH diterbitkan berdasarkan persyaratan dan kewajiban izinlingkungan yang harus ditaati oleh perusahaan

3. Izin PPLH, antara lain:a. Izin pembuangan air limbah ke sungai;b. Izin pemanatan air limbah untuk aplikasi ke tanahc. Izin pembuangan air limbah ke lautd. Izin injeksi air limbahe. Izin PLB3

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa

• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL

oleh Instansi LH

Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,

atauBupati/Walikota

Diterbitkan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/Walikota

Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota

Dilakukan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/ Walikota

Pemrakarsa

Page 116: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Usaha dan/ataukegiatan

persyaratanIzin Lingkungan• Persyaratan dan kewajiban

dalam SKKLH dan Rek. UKL-UPL• Persyaratan dan kewajiban yang

ditetapkan oleh Menteri, Gub, atau bupati/walikota

• JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH

• Berakhirnya Izin Lingkungan

Ber-transformasi menjadi

SKKL SKKL atauatau RekomendasiRekomendasi UKLUKL--UPL, UPL, IzinIzin LingkunganLingkungan & & IzinIzin PPLH, PPLH, sertaserta IzinIzin Usaha Usaha dandan//atauatau kegiatankegiatan

SKKLH(Surat Keputusan Kelayakan

Lingkungan Hidup)

RekomendasiPersetujuan UKL-UPL

IzinPembuangan

Air Limbah

IzinPemanfaatan

LB3

Izin PPLH lainnya

Integrasi Izin PPLH ke dalam Izin

Lingkungan (Pasal123 UU 32/2009)

Detailing dari Izin

PPLH yang sudah

disebutkandalam Izin

Lingkungan

Tidak semuarencana usaha

dan/atau kegiatanmemerlukan izin

PPLH

Page 117: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No. 32/2009

PP Bidang PPLH

Peraturan MENLH

1. Izin Pembuangan Air Linbah ke Sungai

Pasal 20 ayat 3 Huruf b.

PP 82/2001 tentang PKA& PPA

Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air

2. Izin pemanfaatan air limbah untuk aplikasi ke Tanah (Land Application)

Pasal 20 ayat 3 Huruf b.

PP 82/2001 tentang PKA& PPA

Peraturan MENLH No. 1 Tahun 2010: Tata Laksanana Pengendalian Pencemaran air

3. Izin Pembuangan air limbah ke laut

Pasal 20 ayat 3 Huruf b.

PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau KerusakanLaut

Peraturan MENLH No 12 Tahun 2006 :Persyaratan dan Tata Cara Pembuangan Air Limbah Ke laut

Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

Page 118: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Izin PPLH Ketentuan dalam UU No.

32/2009

PP Bidang PPLH Peraturan MENLH

4. Izin Injeksi Air Limbah bagi Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas & Panas Bumi

Pasal 20 ayat 3 Huruf b.

Peraturan MENLH No. 13 Tahun 2007: Persyaratan dan Tata Cara Pengelolaan Air Limbah bagi Usaha dan/Atau Kegiatan Hulu Minyak Dan Gas Serta Panas Bumi dengan Cara Injeksi

5. Izin Pengelolaan LB3

Pasal 59 ayat (4), ayat (5) dan ayat (6) serta Pasal 102

PP 18 Tahun 1999 Pengelolaan LB3

a. Peraturan MENLH No. 18 Tahun 2009: Tata Cara Perizinan PLB3

b.Peraturan MENLH No. 30 Tahun 2009: Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Oleh Pemerintah Daerah

6. Izin Dumping Limbah

Pasal 60, Pasal 61, Pasal 104

Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH)

Page 119: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Pembuangan Air Limbah Ke Sungai1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan

pembuangan air limbah ke sumber air diselenggarakan melalui tahapan:

a. pengajuan permohonan izin;b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin

2) Pengajuan permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:

a. administrasi; dan

b. teknis.

Persyaratan administrasi terdiriatas:a. isian formulir permohonan izin;b. izin yang berkaitan dengan usaha

dan/atau kegiatan; dan

c. dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokomen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud.

Persyaratan teknis terdiri atas:a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah,

serta efisiensi energi dan sumberdaya yang harus dilakukan oleh penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah; dan

b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan masyarakat.

Kajian dampak pembuangan air limbah menggunakan

dokumen Amdal atau UKL-UPL

apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara

lengkap kajian dampak pembuangan air limbah

Page 120: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Ke Tanah1) Izin lingkungan yang berkaitan dengan

pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah diselenggarakan melalui tahapan:a. pengajuan permohonan izin;b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan c. penetapan izin.

2) Pengajuan permohonan izin sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a harus memenuhipersyaratan:a. administrasi; dan

b. teknis.

Persyaratan administrasi terdiriatas:a. isian formulir permohonan izin;b. izin yang berkaitan dengan usaha

dan/atau kegiatan; dan

c. dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen lain yang dipersamakan dengan dokumen dimaksud.

Persyaratan teknis terdiri atas:a. kajian pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada

tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat;

b. kajian potensi dampak dari kegiatan pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada tanah terhadap pembudidayaan ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, dan kesehatan masyarakat; dan

c. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, efisiensi energi dan sumberdaya yang dilakukan usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah termasuk rencana pemulihan bila terjadi pencemaran.

dampak pemanfaatan air limbah ke tanah untuk aplikasi pada

tanah menggunakan

dokumen Amdal atau UKL-UPL

apabila dalam dokumen tersebut telah memuat secara lengkap

kajian dampak pemanfaatan air limbah pada tanah

Page 121: Kebijakan PPLH dan PSDA

1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri;

2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air limbah ke laut kepada Gubernur.

3) Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke dalam kajian analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau di dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup;

4) Pada saat berlakunya Peraturan Menteri ini, bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah beroperasi dan melakukan pembuangan air limbah ke laut tetapi belum memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini wajib melakukan kajian pembuangan air limbah ke laut.

Izin Pembuangan Air Limbah ke LautIzin Pembuangan Air Limbah ke Laut

Page 122: Kebijakan PPLH dan PSDA

Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH)

Kesehatan & Keselamatan

Manusia

Ekosistem & Kehidupan

Ancaman

Dampak Penting terhadap Lingkungan Hidup

Analisis Risiko Lingkungan HidupAnalisis Risiko Lingkungan Hidup

Usaha dan/atau Kegiatan Perubahan LH yang sangat mendasar

1

2

3

Pengkajian Risiko

Komunikasi Risiko

Pengelolaan Resiko

Sumber: Pasal 47 UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH

Wajib

Analisis Risiko Lingkungan Hidup (ARLH) dapat menjadi bagian dari KLHS dan AMDAL tahap perencanaan dan Pelaksanaan Izin Lingkungan pada tahap operasi, serta penutupan usaha dan/atau kegiatan

Page 123: Kebijakan PPLH dan PSDA

Prinsip Dasar Risk Assessment

Identifikasi Risiko

Analisis Risiko

Evaluasi Risiko

Pengelolaan Risiko

Menentukan Konteks

Kom

unik

asi d

an K

onsu

ltasi

Mon

itorin

g & R

evie

w

• Identifikasi Risiko: Daftar Risiko

• Analisis Risiko: Dampak dan Kemungkinan (probabilitas), Tingkat risiko ditentukan kombinasi antara dampak dan kemungkinan;

• Evaluasi Risiko: membandingkan antara hasil analisis risiko dengan kriteria risiko, kemudian ditentukan apakah peringkat risiko dapat diterima atau ditolak.

Tingkat risiko yang dapatditerima” adalah batastoleransi risiko denganmempertimbangkan aspekbiaya dan manfaat

Risk Assessment

Sumber: Susilo & Kaho, 2010 (PPM Manajemen)

Page 124: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pengertian Kajian Risiko Lingkungan Hidup (ERA)Kajian Resiko Lingkungan (environmental risk assessment) adalah kajian yang meliputi analisis risiko ekologis dan analisisrisiko kesehatan manusia.

Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadaplingkungan yang kemungkinan akan atausedang terjadi sebagai akibatpemajanan satu stresoratau lebih.

Proses evaluasi risiko yang merugikan terhadapmanusia yang kemungkinan akan atausedang terjadi sebagaiakibat pemajanan satustresor atau lebih

ERA(Environmental Risk

Assessment)

Kajian Risiko Ekologis - EcoRA

(Ecological Risk Assessment - EcoRA)

Kajian Risiko Kesehatan

Manusia - HHRA(Human Health cological Risk Assessment-HHRA)

1

2

Page 125: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 52 ayat (2) UU 32/2009 :

Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi

hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat

• Instansi Pemerintah;

• Masyarakat/ Publik

Penanggung Jawab Usaha dan/atau

Kegiatan

Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan

Akses Informasi, Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungan dan Pengawasan LH

Penguatan Demokrasi Lingkungan :

• akss informasi;• akses partisipasi;• penguatan hak-hak masyarakat

dalam PPLH. (Penjelasan Umum

UU 32/2009 angka 8)

Informasi PPLHInformasi PPLH

Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan

Izin Lingkungan

Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu;

Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali

Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan

berwenang untuk menetapkan dan

melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-

UPL

Page 126: Kebijakan PPLH dan PSDA

• Pemegang izin lingkungan berkewajiban untuk:

a. menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan;

b. membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan

c. Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU; -(diberlakukan jika sudah ada PP yang mengaturtentang dana penjaminan)

• Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan

Kewajiban Pemegang Izin LingkunganKewajiban Pemegang Izin Lingkungan

Sumber: Pasal 53 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Pasal 68 UU 32/2009: Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang terkait dengan PPLH secara benar, akurat, terbuka dan tepat waktu, menjaga keberlanjutan fungsi LH, menaati ketentuan BML dan/atau KBKL

Page 127: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penaatan terhadap Baku

Mutu Lingkungan

(BML) & Kriteria Baku Kerusakan

Lingkungan (KBKL)

Dampak Penting & Dampak LH lainnya

Implementasi Persyaratan Izin

Lingkungan & Izin PPLH serta Continuous

Improvement

Audit LH

Pengawasan Lingkungan Hidup

• KepMenLH No.07 Th 2001 tentangPPLH dan PPLHD

• KepMenLH No.56 Th 2002 tentangPedoman Umum Pengawasan LH

• KepMenLH No.57 Th 2002 tentangTata Kerja PPLH

• KepMenLH No.58 Th 2002 tentangTata Kerja PPLHD

• KepMenLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN LINGKUNGAN)

Peraturan MENLH No. 03 Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan Hidup sebagai revisi dari:• KepMenLH No. 42 Tahun 1994 • KepMenLH No. 30 Tahun 2001 • PerMenLH No. 17 Tahun 2010

Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan

Izin LH & Izin PPLH

NSPK & Instrumen PPLH pada Tahap Pelaksanaan Usaha dan/atau Kegiatan

Page 128: Kebijakan PPLH dan PSDA

TPA

PPU Perkotaan

Muka Air Tanah

Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML)

Baku Mutu Air

Baku Mutu Air Laut

Baku Mutu Air Limbah

a

b

c

Baku Mutu Udara Ambien

de Baku Mutu Emisi

Baku Mutu Gangguan

f

g Baku Mutu Lain sesui Iptek

Baku Mutu Udara Ambien

d

Baku Mutu Emisi

e

Pencemaran LH: Masuk atau dimasukkannya (a) mahluk hidup, (b) zat, (c) energi, dan/atau (d) komponen lain ke dalam LH oleh kegiatan manusia sehingga melampau BML yang telah ditetapkan.

Sumber: Pasal 20 UU 32/2009

Page 129: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL)

Kriteria Baku Kerusakan Ekosistem

1 Kriteria Baku Kerusakan Akibat Perubahan Iklim

2

Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa

Kerusakan Terumbu Karang

Kerusakan Mangrove

Kerusakan LH-Kebakaran Hutan/Lahan

Kerusakan gambut

a

b

c

d

f

Kerusakan Lamun

e

Kerusakan Karst

g

h Kerusakan ekosistem lainnya sesuai iptek

•Kenaikan suhu•SLR•Badai•Kekeringan

Perusakan LH: tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan/atau hayati LH sehingga melampau KBKL

Sumber: Pasal 21 UU 32/2009

Page 130: Kebijakan PPLH dan PSDA

Persyaratan Persyaratan Hukum dan Hukum dan

Kebijakan yang Kebijakan yang ditetapkan ditetapkan PemerintahPemerintah

TingkatKetaatan

Audit Lingkungan HidupAudit Lingkungan HidupAudit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah (Pasal 1, angka 28 UU 32/2009)

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANPENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

Page 131: Kebijakan PPLH dan PSDA

Audit LHAudit LH

Jenis Audit Lingkungan HidupWajibWajibSukarelaSukarela

1. Berkala bagi kegiatan berisiko tinggi seperti: Petrokimia, Kilang MIGAS, PLTN[Daftar Jenis Usaha/Keg. beresiko tinggi – Lamp. 1] & usulan dari Komisi dan Usulan dari K/L

1. Kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap PUU, dgn kriteria:

1 2

Alat pemantauan dan pengelolaan lingkungan hidup

yang bersifat internal

a

b

Seluruh Jenis Usaha dan/atau

Kegiatan

• Dugaan pelanggaran PUU Bidang PPLH;• pelanggaran tersebut telah terjadi paling

sedikit 3 (tiga) kali dan berpotensi tetap terjadi lagi di masa datang; dan

• belum diketahui sumber dan/atau penyebab ketidaktaatannya.

Sumber: Rancangan Peraturan MENLH tentang Audit Lingkungan

Page 132: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pelaksanaan Audit LingkunganAuditor LH

Dokumen Audit LH

Sertifikat Kompetensi Auditor Lingkungan

Hidup

LSK Auditor LH

Kriteria kompetensi mencakup kemampuan:• Memahami prinsip, metodologi dan tata

laksana audit Lingkungan Hidup• Melakukan audit LH yang meliputi: tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengambilan kesimpulan dan pelaporan;

• Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan

Sumber: Penjelasan pasal 49 dan Pasal 50-51 UU 32/2009

1. Informasi yg meliputi tujuan dan proses pelaksanaan audit

2. Temuan audit3. Kesimpulan audit4. Data dan informasi

pendukungAudit LH

1

23

5

Page 133: Kebijakan PPLH dan PSDA

Peraturan MENLH No. 03

Tahun 2013 tentang Audit Lingkungan

Hidup

Keputusan/Peraturan MENLH Terkait Keputusan/Peraturan MENLH Terkait Audit LingkunganAudit Lingkungan

1. Keputusan MENLH No. 42 Tahun 1994 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup

2. Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup yang Diwajibkan

1. Peraturan MENLH No. 17 Tahun 2010 tentang Audit Lingkungan

1

2

3

Page 134: Kebijakan PPLH dan PSDA

Peraturan MENLHTentang Pedoman

Perubahan Izin Lingkungan

3

1Pasal 40 ayat (3)

UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH

Pasal 50 dan 51 PP No. 27 Tahun 2012

tentang Izin Lingkungan

Dalam hal usaha dan/atau kegiatan mengalami perubahan, Penanggung Jawab Usaha dan/atau Kegiatan wajib Memperbarui Izin Lingkungan

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan dan Perubahan Izin LIngkunganPerubahan Izin LIngkungan

1. jenis-jenis perubahan;2. kriteria perubahan dan

jenis dokumen LH3. Muatan dokumen LH4. Tata cara

1. Lima jenis perubahan usaha dan/atau kegiatan secara umum;

2. Mekanisme perubahan Izin Lingkungan secara umum

Ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PPLH diterjemahkan dalam pasal 50 dan Pasal 51 PP Izin Lingkungan dan akan dijabarkan secara rinci dalam Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

1

2

Page 135: Kebijakan PPLH dan PSDA

PerubahanPerubahan IzinIzin LingkunganLingkungan

Pemegang Izin Lingkungan

PerubahanUsaha dan/atau

Kegiatan

Perubahan Izin Lingkungan

Pelaksanaan Perubahan Usaha

dan/atau Kegiatan

Pemraksara yang telah memiliki

dokumen LH dan Persetujuannya

sebelum berlakunya PP

27/2012

Pemraksara yang telah memiliki

dokumen LH dan SKKL atau

Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan

setelah berlakunya PP 27/2012

1. Perubahan kepemilikan;2. Perubahan pengelolaan & pemantauan LH;3. Perubahan yang berpengaruh terhadap LH

(ada 9 Kriteria)4. Perubahan Dampak/Risiko LH (Audit LH

atau ARLH)5. Rencana Usaha/Kegiatan tidak

dilaksanakan setelah 3 Tahun IzinLingkungan diterbitkan

1. Tanpa melalui penyusunan dokumen LH;2. Dengan melalui penyusunan dokumen LH

a. Wajib Amdal: Amdal Baru (Pengembangan) atau Adendum Andal & RKL-RPL;

b. UKL-UPL: UKL-UPL Baru Pengembangan atau Amdal Baru Pengembangan

Perubahan Usaha dan/atau kegiatan tidak

dapat dilakukan sebelum diterbitkannya

perubahan izin lingkungan, kecualai

untuk perubahan kepemilikan

Page 136: Kebijakan PPLH dan PSDA

AMDAL BARU

AdendumAndal & RKL-RPL

PerubahanPerubahan BerpengaruhBerpengaruh terhadapterhadap LingkunganLingkungan HidupHidupUsaha dan/Kegiatan Wajib AmdalUsaha dan/Kegiatan Wajib Amdal

Kata kunci “ BERPENGARUH” Hanyarencana perubahan usaha dan/atau kegiatanyang BERPENGARUH terhadap lingkunganyang wajib mengajukan perubahan izinlingkungan.

KriteriaPerubahanyang lebih

detail

1. Alat-alat Produksi2. Kapasitas Produksi3. Spesifikasi teknik4. Sarana Usaha dan/atau

kegiatan5. Perluasan Lahan dan

Bangunan6. Waktu dan Durasi Operasi7. Usaha dan/atau Kegiatan

dalam Kawasan yang belumdilingkup

8. Perubahan KebijakanPemerintah

9. Perubahan LH yang mendasar akibat peristiwaalam atau akibat lain

a b

Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Sumber: Pasal 50 ayat (2) huruf (c), ayat (4) danayat (8) PP No. 27 Tahun 2012

Page 137: Kebijakan PPLH dan PSDA

BAB II

1Jenis-jenis

perubahan usahadan/atau kegiatan

yang dapatmenyebabkan

terjadinyaperubahan izin

lingkungan (5 Jenis Perubahan Usaha

dan/atau Kegiatan)

2Kriteria

perubahanusaha dan/atau

kegiatan danjenis dokumen

lingkunganhidup yang

wajib disusun

BAB III

3Muatan

dokumenlingkunganhidup untukPerubahan

Usaha dan/atauKegiatan

BAB IV

4Tata cara perubahankeputusankelayakan

lingkungan, perubahan

rekomendasi UKL-UPL dan penerbitan

perubahan izinlingkungan

BAB V

Konsep Rancangan Peraturan MENLH tentang Pedoman Perubahan Izin Lingkungan

Pedoman perubahan izin lingkungan ini bertujuanuntuk menjabarkan lebih rinci mengenai:

Page 138: Kebijakan PPLH dan PSDA

No Jenis perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

Ruang Perubahan Usaha dan/atau KegiatanDi dalam dan/atau

berbatasan dengan batas

proyek*

Di dalam

wilayahstudi**

1. Perubahan dalam penggunaan alat-alat produksi yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup

√ x2. Penambahan kapasitas produksi; √ x3. Perubahan spesifikasi teknik yang mempengaruhi

lingkungan;√ x

4. Perubahan sarana usaha dan/atau kegiatan; √ X5. Perluasan lahan dan bangunan usaha dan/atau kegiatan. √ x6. Perubahan waktu dan durasi operasi usaha dan/atau

kegiatan;√ x

7. Usaha dan/atau kegiatan di dalam kawasan yang belum tercakup dalam izin lingkungan;

√ x8. Terjadinya perubahan kebijakan pemerintah yang ditujukan

dalam rangka peningkatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;

√ √

9. Terjadi perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena akibat lain, sebelum dan pada waktu Usaha dan/atau Kegiatan yang bersangkutan dilaksanakan

√ x

10 Perubahan RKL-RPL √ √

JenisJenis PerubahanPerubahan Usaha Usaha dandan//atauatau KegiatanKegiatan sertaserta ruangruang terjadinyaterjadinyaperubahanperubahan usahausaha dandan//atauatau kegiatankegiatan

Page 139: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kriteria Perubahan Usaha dan/Atau Kegiatan dan Jenis Dokumen LHyang Wajib Disusun untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

No Kriteria Perubahan AMDAL BARU ANDENDUM ANDAL dan RKL-RPL1. Skala/Besaran

Rencana Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan

skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut sama dengan atau lebih besar dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara LingkunganHidup Nomor 05 Tahun 2012

skala besaran rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan tersebut lebih kecil dari skala besaran jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki Amdal seperti tercantum dalam Lampiran 1 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012

2. Dampak penting yang ditimbulkanakibat rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan

Rencana perubahan akanberpotensi menimbulkandampak penting baru

Tidak terdapat dampak penting baru atau dampak penting yang timbul akibat perubahan tersebut sudah dikaji dalam Amdal sebelumnya

3. Batas wilayah studi Amdal

Rencana perubahan akanberpotensi mengubah bataswilayah studi

Rencana perubahan dimaksudtidak mengubah batas wilayahstudi

Page 140: Kebijakan PPLH dan PSDA

Format Adendum ANDAL dan RKL-RPL Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN1. Latar belakang: i.e. alasan penambahan

kegiatan, arahan dari instansi lingkungan hidup, jenis dokumen LH yang telah dimiliki, kegiataneksisting dan rencana penambahan sumur baru;

2. Tujuan dan Manfaat3. Peraturan Perudang-Undangan

BAB II RENCANA KEGIATAN1. Identitas Pemrakasrasa dan Penyusun Adendum

ANDAL dan RKL-RPL;2. Lokasi usaha dan/atau kegiatan;3. Sejarah Pengembangan dan Kegiatan yang Telah

Berjalan;4. Kegiatan yang sedang berjalan (Eksisting)

a. Produksi Lapanganb. Proses Produksi Migas dan penyalurannyac. dstd. Pengelolaan dan pemantauan LH yang

sudah dilakukane. Perizinan

5. Rencana Kegiatan Tambahan

BAB III RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL1. Komponen Geofisik-Kimia2. Komponen Sosekbud

BAB IV RUANG LINGKUP STUDI (Hanya pada dampak dari rencanapenambahan)

1. Dampak Penting yang Ditelaah;2. Proses Pelingkupan3. Identifikasi DampakPotensial4. Evaluasi Dampak Potensial5. Batas Wilayah Studi: Batas Andal dan RKl-RPL tambahan

saja.6. Batas Waktu Kajian

BAB V PRAKIRAAN DAN EVALUASI DAMPAK PENTING1. Prakiraan Dampak penting (Dampak pemboran

terhadap penurunan kualitas air dan biota perairan, serta dampak kegiatan operasi produksi terhadappenurunan kualitas air dan dampak turunnya gangguanbiota;

2. Evaluasi Dampak Penting3. Telaahan Sebagai Dasar Pengelolaan4. Rekomendasi Kelayakan Lingkungan

BAB VII RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

1. Jenis Dampak Penting Sama Seperti Pada DokumenLingkungan sebelumnya;

2. Rencana Pengelolaan LH3. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup

Contoh: Adendum ANDAL, RKL-RPL Kegiatan PengembanganLapangan Migas Berupa Penambahan Sumur-Sumur Baru di Wiayah Perairan Lepas Pantai Tenggara Sumatera ProvinsiDaerah Khusus Ibu Kota Jakarta

Page 141: Kebijakan PPLH dan PSDA

Konsep Dasar Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal

1. Permohonan Arahan Perubahan Izin Lingkungan: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan permohonan arahan tindak lanjut perubahan izin lingkungan terkait dengan rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan;

2. Proses Penapisan dan Pemberian Arahan Tindak Lanjut Perubahan Izin Lingkungan: Instansi lingkungan hidup dengan bantuan tim teknis KPA atau pakar terkait melakukan telaahan terhadap rencana perubahan usaha dan/atau kegiatan serta memberikan arahan tindak lanjutproses perubahan izin lingkungan*)

3. Penyusunan Amdal Baru atau ADENDUM ANDAL dan RKL-RPL: Penangggung jawab usaha dan/atau kegiatan menyusun dokumen lingkungan (Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL) sesuai dengan arahan tindak lanjut proses perubahan izin lingkungan

4. Permohonan Izin Lingkungan dan Penilaian Dokumen LH: Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan perubahan izin lingkungan dan penilaian Amdal Baru atau Adendum Andal dan RKL-RPL;

5. Penilaian Dokumen Lingkungan Hidup: Tim Teknis dan/atau KPA melakukan penilaian Amdal Baru atau Adendum ANDAL dan RKL-RPL;

6. Penerbitkan Keputusan Perubahan SKKL dan Perubahan Izin Lingkungan: Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenanganya menerbitkan perubahan keputusan kelayakan lingkungan dan perubahan izin lingkungan

Catatan: *) Arahan tindak lanjut dapat berupa arahan perubahan izin lingkungan tanpa melakukan perubahan keputusan kelayakan lingkungan atau tanpa harus melakukan perubahan izin lingkungan

Page 142: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 65 ayat (2) UU 32/2009 :

Hak mendapatkan akses informasi dalam memenuhi

hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat

• Instansi Pemerintah;

• Masyarakat/ Publik

Penanggung Jawab Usaha dan/atau

Kegiatan

Pasal 72 dan Pasal 63 ayat (1) huruf o dalam UU 32/2009 : Pembinaan dan Pengawasan Penaatan Perizinan Lingkungan

Dasar Hukum Penyusunan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam

Penguatan Demokrasi Lingkungan :

• akss informasi;• akses partisipasi;• penguatan hak-hak masyarakat

dalam PPLH. (Penjelasan Umum

UU 32/2009 angka 8)

Informasi PPLHInformasi PPLH

Peraturan MENLH tentang Pelaporan Pelaksanaan

Izin Lingkungan

Pasal 68 UU 32/2009 : Kewajiban Memberikan informasi terkait PPLH secara benar, akurat dan tepat waktu;

Pasal 53 PP 27/2012 Kewajiban menyampaikan laporan persyartan dan kewajiban dalam izin lingkungan setiap 6 bulan sekali

Pasal 63 ayat (1) huruf e UU 32/2009: Pemerintah bertugas dan

berwenang untuk menetapkan dan

melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-

UPL

Page 143: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 2: Tujuan Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Izin Lingkungam

Peraturan MENLH tentang Pedoman Pelaporan

Pelaksanaan Izin Lingkungam

Pemrakarsa

Instansi LH & PPLH

Pedoman mengenai tata cara penyusunan dan penyampaian

laporan pelaksanaan persyaratan dan kewajiban dalam izin

lingkungan (LAPORAN PELAKSANAAN IZIN

LINGKUNGAN)

Pedoman untuk melakukan evaluasi kualitas laporan

pelaksanaan izin lingkungan dan substansi serta evaluasi status

ketaatan pemegang izin lingkungan berdasarkan laporan

pelaksanaan izin lingkungan

Page 144: Kebijakan PPLH dan PSDA

BAB I PENDAHULUANA. Identitas

Perusahaan/Pemegang IzinLingkungan

B. Lokasi Usaha dan/atau KegiatanC. Deskripsi KegiatanD. Perkembangan Lingkungan

Sekitar

BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASIA. Pelaksanaan Persyaratan dan

Kewajiban yang tercantum dalamIzin Lingkungan;

B. Evaluasi1. Evaluasi Kecendrungan2. Evaluasi Tingkat Kritis3. Evaluasi Penaatan

BAB III KESIMPULAN• Kesimpulan mengenai efektivitas

pengelolaan lingkungan hidup dan kendala-kendala yang dihadapi;

• Kesimpulan mengenai kesesuaian hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dengan rencana pengelolaan dan pemantauan dalam dokumen RKL-RPL atau dalam FormulirUKL-UPL

Sistematika Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Kepmenlh 45/2005

1

23

Page 145: Kebijakan PPLH dan PSDA

Bab IPENDAHULUAN

Bab IIDESKRIPSI KEGIATAN

Bab IIIPELAKSANAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN

Bab VISARAN

REKOMENDASI

Bab VKESIMPULAN

Bab IVEVALUASI

Identitas Pemegang Izin LingkIdentitas Izin LingkunganNama kegiatanIzin PPLH yg dimiliki

Periode LaporanTahap KegiatanMatriks RKL/UKL/….Matriks RPL/UPL/….Denah/Peta Lokasi

Pengelolaan yg telah dilakukan dan HasilnyaPemantauan yg telah dilakukan dan Hasilnya(Lampirkan bukti foto, data pengamatan, hasil uji Lab, dll)

Evaluasi KecenderunganEvaluasi Tingkat KritisEvaluasi Penaatan

Kesesuaian/ketidak sesuaian antara KL dan PL dlm Dok. LingkKesesuaian Jenis Dampak di Dok. Lingk. Terhadap Realita di lapanganDampak yang tidak tertulis dalam Dok. Lingk. (bila ada)Keberhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )Ketidak berhasilan pengelolaan dampak (+ dan - )dll

Usulan penambahan/pengurangan dampak yang perlu dikelola

Usulan perubahan bentuk pengelolaan Usulan perubahan bentuk pemantauanM

uata

n Lap

oran

Pela

ksan

aan

Iz

in

Mua

tan L

apor

an Pe

laks

anaa

n

Izin

Lin

gkun

gan (

Revi

si K

epm

en 45

/200

5)Lin

gkun

gan (

Revi

si K

epm

en 45

/200

5)

Page 146: Kebijakan PPLH dan PSDA

I. PENDAHULUAN

1.1 Identitas Pemegang Izin Lingkungana. Nama lengkap :b. Jabatan :c. Alamat :d. No. Telp dan Fax :e. E Mail :

1.2 Izin Lingkungan yang dimilikia. Nomor :b. Dikeluarkan oleh :c. Tanggal :

1.3 Kegiatan yang memiliki Izin Lingkungana. Nama/Jenis kegiatan :b. Alamat Lokasi Kegiatan :c. No. Telp dan Fax:d. E Mail :

1.4 Izin PPLH yang telah dimiliki:a. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………b. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………c. Izin …….. No…….. Dikeluarkan oleh ………d. dst

II DESKRIPSI KEGIATAN2.1 Periode Laporan: Semester I/II*) Tahun

……..

2.2 Tahap Kegiatan:PraKonstruksi/Konstruksi/Operasi/PascaOperasi *)

2.3 Matriks RKL/UKL yang telah disetujuiTuliskan Matriks sesuai dengan Tahapkegiatan yang dilaporkan

2.4 Matriks RPL/UPL yang telah disetujuiTuliskan Matriks sesuai dengan Tahapkegiatan yang dilaporkan

2.5 Denah/Peta Lokasi Kegiatan yang Dilaporkan

a. Tuliskan koordinat lokasi setiapsudut lokasi

b. Sebutkan kegiatan di sekitar lokasi(Sebelah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut)

Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)

Page 147: Kebijakan PPLH dan PSDA

III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN dan PEMANTAUAN3.1 Pengelolaan yang telah dilakukan

a. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan yang telah dilakukan, memenuhi RKL/UKL yang telah disetujui

b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pengelolaan lainnya yang dilakukannamun tidak tertulis dalam RKL/UKL

3.2 Pemantauan yang telah dilakukana. Tuliskan (dalam bentuk matriks)

Pemantauan yang telah dilakukan, memenuhi RPL/UPL yang telah disetujui

b. Tuliskan (dalam bentuk matriks) Pemantauan lainnya yang dilakukannamun tidak tertulis dalam RPL/UPL

3.3 Pengelolaan dan Pemantauan terkait IzinPPLH ?(Izin PPLH dikeluarkan setelah Izin Lingk !!)

Hasil pengelolaan dan pemantauan lengkapidengan foto/diagram/bukti lainnya

Hasil analisis laboratorium agar dilampirkan

IV. EVALUASI4.1 Evaluasi Kecenderungan

- Perlu data time series (minimal 3 data setiap 6 bulan)

- Kalau dalam RPL/UPL menetapkan Pemantauan 1X per tahun ?

4.2 Evaluasi Tingkat KritisPERLU PEDOMAN YG JELAS !Satu parameter > Baku mutu, adalah Pencemaran

4.3 Evaluasi PenaatanPerlu terkait dengan IzinLingkunganPerlu terkait dengan Izin PPLH

Muatan Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)

Page 148: Kebijakan PPLH dan PSDA

Tata Cara Tata Cara Penyampaian Laporan Penyampaian Laporan Pelaksanaan Izin Pelaksanaan Izin Terhadap Persyaratan dan Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)Kewajiban dalam Izin Lingkungan (Revisi Kepmen 45/2005)

Pemegang Izin Lingkungan & Izin

PPLH

Implementasi Persyaratan &

Kewajiban dalam Izin Lingkungan & Izin

PPLH sertaContinuous

Improvement

PPLH atau PPLHD

melakukan evaluasi Laporan

Frekuensi• 6 (enam)

bulan sekaliLaporan Pelaksanaan Terhadap Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Lingkungan:• Hardcopy;• Softcopy• File elektronik i.e.

Sistem Informasi Amdal, UKL-UPL & Izin Lingkungan;

• Website

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota

Masyarakat atau Publik

Memiliki Aksesi

Menugaskan

Laporan Hasil Evaluasi

Tanggapan

Memiliki Aksesi

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 149: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pengawasan Lingkungan HidupPengawasan Lingkungan HidupMenteri

GubernurBupati/Walikota

(sesuai kewenangannya)

• PUU Bid. PPLH• Izin

LingkunganMenetapkan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup

Pengawasandapat mendelegasikan kewenangannya dalam melakukan pengawasan kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

a

b

Sumber: Pasal 71 dan Pasal 72 UU No. 32 Tahun 2009

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau USAHA dan/atau KEGIATANKEGIATAN

Implementasi Izin Lingkungan & Izin PPLH serta

Continuous Improvement

TingkatKetaatan

PPLH Berwenang:• melakukan pemantauan;• meminta keterangan;• membuat salinan dari dokumen

dan/atau membuat catatan yang diperlukan;

• memasuki tempat tertentu;• memotret; • membuat rekaman audio visual;• mengambil sampel;• memeriksa peralatan;• memeriksa instalasi dan/atau

alat transportasi; dan/atau• menghentikan pelanggaran

tertentu.(Psl 74)

c

Page 150: Kebijakan PPLH dan PSDA

PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANPENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN

PENGAWASAN LAPIS KEDUAPENGAWASAN LAPIS KEDUA(second line inspection)

Menteri dapat melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan oleh pemerintah daerah jika Pemerintah menganggap terjadi pelanggaran yang serius di bidang perlindungan dan pengelolaan LH

Izin LH diterbitkan

PEMDA

Page 151: Kebijakan PPLH dan PSDA

Data dan informasi

secara umum berupa fakta-

fakta kinerja atau

status ketaatan

Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup Pengawasan Penaatan LHKeputusan MENLH No. 56 Tahun 2002

Ruang Lingkup PengawasanRuang Lingkup Pengawasan• Aspek PUU PPLH• Aspek Perizinan • Aspek Kesiagaan dan Tanggap

Darurat,

MemantauMengevaluasiMenetapkan Status

Ketaatan

Penanggungjawab Usaha dan atau

Kegiatan1. Kewajiban yang tercantum

dalam PUU PPLH.2. Kewajiban untuk melakukan

pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL atau UKL-UPL atau persyaratan lingkungan yang tercantum dalam izin yang terkait

Page 152: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasa 109 UU 32/2009: usaha dan/atau kegiatan tanpa memiliki izin lingkungan:

Penjara dan denda

Pasal 111 UU 32/2009(1) Pejabat yang

menerbitkan izin lingkungan tanpa Amdal atau UKL-UPL: penjara dan denda;

(2) Pejabat yang menerbitkan izin usaha dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungan: Penjara dan Denda

Pasal 71 PP 27/2012:Sanksi Admnistrasi kepada pemegang izin lingkungan yang melanggar ketentuan pasal 53 PP 27/2012: tidak melaksanaan izin lingkungan dan tidak melaporkan pelaksanaan izin lingkungan

Pasal 98-100 UU 32/2009: Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan Hidup (BML) dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup (KBKL) Penjara dan Denda

Penegakan Hukum terhadap Izin LingkunganPenegakan Hukum terhadap Izin LingkunganPenegakan hukum, Tantangan yang harus dijawab untuk meningkatkan efektivitas izin lingkungan

Page 153: Kebijakan PPLH dan PSDA

Sanksi Administratif

Pemegang izin yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dikenakan sanksi administratif yang meliputi:• teguran tertulis;• paksaan pemerintah;• pembekuan izin lingkungan; atau• pencabutan izin lingkungan

Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat(1) di terapkan oleh Menteri, gubernur, ataubupati/walikota sesuai dengan kewenangannya

1

2

Sumber: Pasal 71 PP 27/2012 Izin Lingkungan

Pasal 53: Kewajiban Pemegang Izin Lingkungan: (a) menaati persyaratan dan kewajiban yang dimuat dalam izin lingkungan, (b) membuat dan menyampaikan laporan pelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajiban dalam izin lingkungan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota; dan (c) Menyediakan dana penjamin untuk pemulihan fungsi lingkungan hidup sesuai ketentuan PUU. Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan

Page 154: Kebijakan PPLH dan PSDA

KinerjaPROPENEN

dalamPPLH

IntegrasiIntegrasi PP 27PP 27/2012 /2012 dalamdalam PROPERPROPER

PelaksanaanIzin

Lingkungan

IzinLingkungan

Amdal/UKL-UPL

Penanggung Jawab Usaha dan/atau KegiatanWajib Amdal atau UKL-UPL (PROPONEN)

• Melaksanakan Persyaratan dan Kewajiban dalamIzin Lingkungan & Izin PPLH

• Membuat dan menyampaikan laporanpelaksanaan terhadap persyaratan dan kewajibandalam izin Lingkungan

(Pasal 53 PP 27 Tahun 2012)

• Kriteria Pengendalian Pencemaran Lingkungan;• Kriteria Pengelolaan LB3• Kriteria Pengendalian Kerusakan Lingkungan;• Kriteria Beyond Compliiance

KriteriaPelaksanaan

Izin Lingkungan

Page 155: Kebijakan PPLH dan PSDA

KriteriaKriteria PROPER & PROPER & KetentuanKetentuan--KetentuanKetentuan dalamdalam PP 27/2012PP 27/2012

PelaksanaanPelaksanaan IzinIzinLingkunganLingkungan & & IzinIzin PPLHPPLH

• MelaksanakanPersyaratan danKewajiban dalamIzin Lingkungan & Izin PPLH

• Membuat danmenyampaikanlaporan pelaksanaanterhadappersyaratan dankewajiban dalam izinLingkungan

Memiliki Amdal/UKL-UPL dan Izin Lingkungan serta

Izin PPLH

PROPONEN

PP 27/2012

PENAATAN terhadapKetentuan Pasal 53 PP

No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan

PELANGGARAN terhadapKetentuan Pasal 53 PP No. 27

Tahun 2012 tentang IzinLingkungan, dikenakan sanksiAdministrasi Pasal 71 PP No.

27/2012

Pelanggaranterhadap

Pasal 109 UU No. 32/2009

= tidakmemiliki izinlingkungan

KriteriaKriteria PROPER BIRU, MERAH PROPER BIRU, MERAH dandan HITAM HITAM terkaitterkaitPelaksanaanPelaksanaan AMDAL AMDAL atauatau UKLUKL--UPLUPL

Page 156: Kebijakan PPLH dan PSDA

PENYELESAIANSENGKETA LH

DI PENGADILAN

PENYELESAIANSENGKETA LH

DI LUAR PENGADILAN

U UPPLH

SANKSIPIDANA

SANKSIADMINISTRASI

Penegakan Hukum Lingkungan Penegakan Hukum Lingkungan 6

Page 157: Kebijakan PPLH dan PSDA

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGANDALAM

UU PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

Pencegahan dan penanggulangan

Efek Jera dan Efek Derita

Ganti Rugi danPemulihan Lingkungan

ADMINISTRASI(Pasal 76 sd 83)

PIDANA(pasal 93 sd 120)

PERDATA(pasal 83 sd 93)

FUNGSIFUNGSI FUNGSI

Page 158: Kebijakan PPLH dan PSDA

Jenis Jenis PelanggaranPelanggaran AkibatAkibat

PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)

MinimuMinimumm

MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimuMaksimumm

SengajaSengaja

> BM/KBK> BM/KBK 3 tahun3 tahun 10 tahun10 tahun 3 millir3 millir 10 miliar10 miliar

Orang LukaOrang Luka 4 tahun4 tahun 12 tahun12 tahun 4 miliar4 miliar 12 miliar12 miliar

Orang MatiOrang Mati 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar

LalaiLalai

> BM/KBK> BM/KBK 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar

Orang LukaOrang Luka 2 tahun2 tahun 6 tahun6 tahun 2 miliar2 miliar 6 miliar6 miliar

Orang MatiOrang Mati 3 tahun3 tahun 9 tahun9 tahun 3 miliar3 miliar 9 miliar9 miliar

Ketentuan Pidana terkait Pelanggaran Baku Mutu Lingkungan dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan

BM Udara Ambien BM Air

BM Air Laut

KBK Lingkungan1 2

3

4

Page 159: Kebijakan PPLH dan PSDA

PENANGGUNG JAWAB USAHA PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATANdan/atau KEGIATAN

Melanggar Baku Mutu Air Limbah

Melanggar Baku Mutu Gangguan

Melanggar Baku Mutu Emisi

1

23

Melanggar baku mutu pidana maks 3 tahun dan denda maks 3 miliar rupiah

Ketentuan Pidana (3)Ketentuan Pidana (3)

Tindak pidana dijatuhkan bila:* Sanksi administrasi tidak dilaksanakan, atau* Perbuatan dilakukan lebih dari 1 (satu) kali

Page 160: Kebijakan PPLH dan PSDA

PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)

MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum

Mengelola limbah B3 Mengelola limbah B3 tanpa izintanpa izin 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar

Tidak mengelola limbah Tidak mengelola limbah B3 yang dihasilkannyaB3 yang dihasilkannya 1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar

DumpingDumping -- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar

Memasukkan limbahMemasukkan limbah 4 tahun4 tahun 12 tahun12 tahun 4 miliar4 miliar 12 miliar12 miliar

Memasukkan limbah B3Memasukkan limbah B3 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar

Memasukkan B3Memasukkan B3 5 tahun5 tahun 15 tahun15 tahun 5 miliar5 miliar 15 miliar15 miliar

Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3Ketentuan Pidana terkait dengan LB3 dan B3

Contoh Limbah B3 impor yg mengandung Polychlorinated Biphenyl (PCBs). Dokumen Impor skrap logam

Page 161: Kebijakan PPLH dan PSDA

PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)

MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum

Membakar lahanMembakar lahan 3 tahun 3 tahun 10 tahun10 tahun 3 miliar3 miliar 10 miliar10 miliar

Ketentuan Pidana terkait Ketentuan Pidana terkait dengan Pembakaran dengan Pembakaran Hutan dan/atau LahanHutan dan/atau Lahan

Page 162: Kebijakan PPLH dan PSDA

PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)

MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum

Melakukan usaha Melakukan usaha dan/atau kegiatan dan/atau kegiatan tanpa izin lingkungantanpa izin lingkungan

1 tahun1 tahun 3 tahun3 tahun 1 miliar1 miliar 3 miliar3 miliar

Menyusun AMDAL Menyusun AMDAL tanpa memiliki sertifikat tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun kompetensi penyusun AMDALAMDAL

-- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar

Menerbitkan izin Menerbitkan izin lingkungan tanpa lingkungan tanpa dilengkapi AMDAL atau dilengkapi AMDAL atau UKLUKL--UPLUPL

-- 3 tahun3 tahun -- 3 miliar3 miliar

Menerbitkan izin usaha Menerbitkan izin usaha tanpa dilengkapi izin tanpa dilengkapi izin lingkunganlingkungan

-- 3 tahun 3 tahun -- 3 miliar3 miliar

Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan Ketentuan Pidana terkait dengan Izin Lingkungan dan Dokumen Lingkungandan Dokumen Lingkungan

Page 163: Kebijakan PPLH dan PSDA

PelanggaranPelanggaran PidanaPidana Denda (rupiah)Denda (rupiah)

MinimumMinimum MaksimumMaksimum MinimumMinimum MaksimumMaksimum

Tidak melakukan Tidak melakukan pengawasanpengawasan -- 1 tahun1 tahun -- 500 juta500 juta

Memberikan informasi Memberikan informasi palsupalsu -- 1 tahun1 tahun -- 1 miliar1 miliar

Tidak melaksanakan Tidak melaksanakan perintah paksaan perintah paksaan pemerintahpemerintah

-- 1 tahun1 tahun -- 1 miliar1 miliar

MenghalangMenghalang--halangi halangi pejabat pengawas pejabat pengawas dan/atau PPNSdan/atau PPNS

-- 1 tahun1 tahun -- 500 juta500 juta

Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Ketentuan Pidana terkait dengan Pengawasan dan Penegakan Hukum LingkunganPenegakan Hukum Lingkungan

Page 164: Kebijakan PPLH dan PSDA

PUU Sektor yang Terkait dengan Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan

5

Page 165: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penurunan BebanPencemaran dan Laju

Kerusakan LH

Penaatan terhadapBML & KBKL

• PelaksanaanUsaha dan/atauKegiatan

• Pelaksanaan IzinLingkungan & IzinPPLH

Izin Usaha dan/atauKegiatan

Amdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau KegiatanAmdal dan Izin Lingkungan serta Izin Usaha dan/atau Kegiatan

Izin PPLH

IzinLingkungan

Proses Amdal atau

UKL-UPL

Rencana Usaha dan/atauKegiatan

PengawasanLingkungan Hidup & Penegakan Hukum

Lingkungan

• Secara legal, sesuai PUU PSDA dan PPLH izin usahadan/atau kegiatan tidak dapat diterbitkan tanpa adanyaizin lingkungan. Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupakan salah satu persyaratan Izin Usaha dan/atau Kegiatan

• Izin Lingkungan merupakan hasil dari Proses Amdal atauUKL-UPL (Sistem KDL) yang disusun oleh Pemrakarsa dandinilai oleh KPA atau diperiksa oleh Instansi LH;

Proses Penyusunan Amdal atau UKL-UPL oleh Pemrakarsa

• Proses Penilaian Amdal oleh KPA;• Proses Pemeriksaan UKL-UPL

oleh Instansi LH

Diterbitkan olehMENLH, Gubernur,

atauBupati/Walikota

Diterbitkan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/Walikota

Diterbitkan oleh Menteri terkait, Gubernur, atau Bupati/Walikota

Dilakukan olehMENLH,

Gubernur, atauBupati/ Walikota

Pemrakarsa

Page 166: Kebijakan PPLH dan PSDA

AMDAL & PERIZINAN

… Hasil studi Amdal sebagaipersyaratan dalam penerbitan izinlokasi ………

Page 167: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kegiatan Hulu MIGAS• Eksplorasi• Eksploitasi

Pasal 2: Salatu satu asasnya: Berwasasan lingkungan

Pasal 3 huruf f ; Salah satuTujuannya: ....tetap menjaga kelestrian lingkungan hidup

Pasal 11 ayat 3 huruf k: Salah satu muatan Kontrak Kerja Sama (KKS/PSC): ketentuan pengelolaan lingkungan hidup

Pasal 40 ayat (2) dan ayat (3):Pengelolaan LH: Badan usaha atau bentuk usaha tetap menjamin.....pengelolaan lingkungan hidup dan mentaati ketentuan PUU dalam kegiatan usaha MIGAS :• Pencegahan• Penanggulangan • PemulihanPencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup termasuk kewajiban paska operasi

Pasal 41 ayat (1) dan Pasal 42 huruf g: Salatu satu pengawasan kegitan migas terkait dengan penaatan ketentuan PUU adalah aspek pengelolaan lingkungan hidup

Amanat Pengelolaan Lingkungan Hidup Kegiatan Usaha Migas dalam UU 22 Tahun 2001 dan PP 35 Tahun 2004

PP 35/2004 Kegiatan Usaha Hulu MIGAS:• Pasal 26 huruf k: muatan KKS Pengelolaan LH;• Pasal 39 ayat (2) dan ayat 4 huruf a: salah satu kaidah keteknikan yang

baik Pengelolaan LH;• Pasal 72 dan pasal 73: Pengelolaan LH sesuai dengan ketentuan PUU;• Pasal 87 huruf m dan Pasal 88 huruf e: Pembinaaan dan Pengawasan

terkait dengan pengelolaan LH

Page 168: Kebijakan PPLH dan PSDA

Usaha dan/atau Kegiatan Hulu Migas dalam UU No. 22 Tahun 2001 Migas

Kegiatan Usaha Hulu EksplorasiKegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan Minyak dan Gas Bumi di Wilayah Kerja yang ditentukan;

Survei Umum Pengumpulan, analisis, dan penyajian data yang berhubungan denganinformasi kondisi geologi untuk memperkirakan letak dan potensisumber daya Minyak dan Gas Bumi di luar Wilayah Kerja

Kegiatan Usaha Hulu Eksploitasi Rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah Kerja yang ditentukan, yang terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya

Sumber: Pasal 1 dan Pasal 5 UU No 22 Tahun 2001 tentang Migas

1

2

3

Page 169: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Lingkungan

PSC Kegiatan Eksplorasi

Izin Lingkungan

Produksi & Paska Operasi

Penaatan terhadap Izin Lingkungan

Laporan Pelaksanaan Izin Lingkungan

a

b

c

d

e

Izin PPLH

Izin PPLH

Pengawasan Lingkungan Hidup dan

Penegakan Hukum

keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan keterkaitan Tahapan Kegiatan MIGAS & Perizinan Lingkungan Secara UmumLingkungan Secara Umum

Proses UKL-UPLProses Amdal atau

UKL-UPL

Page 170: Kebijakan PPLH dan PSDA

Justification (tech.,env.,ec. – FS menentukan apayg akandikembangkan

PSC

-Technical-Environmentdue diligence-Commercial-Political-dsb…

Exploration Seismic

Exploration Drilling

RencanaPengembangan

Project Execution / Konstruksi Operasi Pasca

Operasi

-Izin Survey (Kehutanan)-Izin Safety-Security clearance

Izin Waste mud

AFE Approval BP Migas

AFE Approval BP Migas

Environmental Baseline Study BP Migas untuk keseluruhanblok (6 bln) Peraturan Baru(draft)

POD Preparation

POD Approval

Front End Design

Detailed Designed

(banyak opsi)

IDEAL AMDAL(Nature of Activity

sudah tahu)

(di BP Migas)

-EPC Contracting Optimization (revisions)- Mercury form well, flaring waste,emissionsunpredicted

-Izin pembuanganlimbah-Izin penyimpanan B3-Izin incenerator-Izin marine facility (offshore)

-Well tambahan-Side track

-Decommissioning-Rehabilitation-Abandonment

-Izin pembuanganlimbah-Izin penyimpanan B3-Izin incenerator-Izin marine facility (offshore)

RevisiPOD

Keterkaitan Perizinan Lingkungan dengan Usaha Kegiatan Hulu MIGAS

Izin Lingkungan

Izin PPLH

Proses UKL-UPL

ProductionSharing Contract (PSC)atau kontrak bagihasil

Eksplorasi

Izin Lingkungan

Izin PPLH

Proses Amdal atau UKL-UPL

ProduksiPaska

Opreasi

Pengembangan

Catatan:Survey Umum tidak memerlukan dokumen LH dan Izin Lingkungan

Jenis Perizinan Lingkungan untuk MIGAS:1. Eksplorasi: Izin Lingkungan proses UKL-UPL dan Izin

PPLH2. Produksi dan Paska Operasi: Izin Lingkungan

melalui proses Amdal atau UKL-UPL dan Izin PPLH

Mencakup tahapan produksi & paska operasi

Page 171: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Lingkungan dan Izin Usaha Tenaga ListrikIzin Usaha untuk Penyedian Tenaga Listrik

UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan

Pasal 42: Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam PUU di bidang lingkungan hidup.

Izin usaha penyediaan tenaga listrik(Pasal 19 a)

Izin operasi(Pasal 19b)

Pasal 13 ayat (1) dan ayat (7)

• Persyaratan administratif, teknis, dan lingkungan.

• Persyaratan lingkungan berlakuketentuan PUU di bidang PPLH.

Pasal 29 ayat (1) dan ayat (4) PP 14/2012: • Persyaratan administratif,

teknis, dan lingkungan.;• Persyaratan lingkungan berlaku

ketentuan PUU di bidang PPLH

PP 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyedian Tenaga Listrik

Page 172: Kebijakan PPLH dan PSDA

IzinIzin Usaha Usaha PertambanganPertambangan (IUP) (IUP) EksplorasiEksplorasi

StudiKelayakan

(FS)

Eksplorasi

PenyelidikanUmum

IUP Eksplorasi terdiri atas:a. mineral logam;b. batubara;c. mineral bukan logam; dan/ataud. batuan.

Kegiatan IUP Eksplorasi

Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009 dan Pasal 22 Ayat (2), Pasal 23, Pasal 26, Pasal 29 Ayat (2)PP No. 23/2010)

Persyaratan IUP Eksplorasi:a. administratif;b. teknis;c. lingkungan; dand. finansial.

PernyataanuntukmematuhiketentuanPUU di bidangPPLH.

kondisi geologiregional

& indikasiadanya

mineralisasi

informasi secaraterperinci dan teliti

Kelayakan ekonomis dan teknisusaha pertambangan, termasukkelayakan lingkungan sertaperencanaan pascatambang

Clear & Clean (C&C) + Green

Page 173: Kebijakan PPLH dan PSDA

IUP Operasi Produksi adalah izinusaha yang diberikan setelah selesai pelaksanaan IUP Eksplorasi untuk melakukan tahapan kegiatan operasi produksi

IzinIzin Usaha Usaha PertambanganPertambangan (IUP) (IUP) OperasiOperasi ProduksiProduksi

Operasi Produksi adalah tahapan kegiatan usahapertambangan yang meliputi• konstruksi, • penambangan,• pengolahan, pemurnian, termasuk

pengangkutan dan• penjualan, serta• sarana pengendalian dampak lingkungansesuai dengan hasil studi kelayakan.

a. administratif;b. teknis;

c. lingkungan; dand. finansial.

Persyaratan IUP Operasi Produksi

1. pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan PUU di bidang PPLH; dan

2. persetujuan dokumenlingkungan hidup sesuaidengan ketentuan PUU

(Pasal 26 PP No. 23/2010)

Clear & Clean (C&C) + Green

Sumber: Pasal 1 UU No. 4 Tahun 2009

Page 174: Kebijakan PPLH dan PSDA

KegiatanKegiatan PertambanganPertambangan & Pembangunan & Pembangunan BerkelanjutanBerkelanjutan

• Eksplorasi

Sumber: Dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)

Good Mining Practice

Sustainable Forest Management

Sustainable Land Use Management

Dalam rangka mendukungpembangunan nasional yang berkesinambungan, tujuanpengelolaan mineral danbatubaramenjamin manfaat pertambangan mineral dan batubarasecara berkelanjutan danberwawasan lingkungan hidup

Sumber: Pasal 3 UU No. 4 Tahun 2009 tentang Minerba

Page 175: Kebijakan PPLH dan PSDA

TATA LAKSANA RENCANA REKLAMASI

Penyelidikan Umum

Eksplorasi FS

PengajuanPengajuan

IUP EKSPLORASIIUP EKSPLORASI

IUP OPERASI PRODUKSIIUP OPERASI PRODUKSIPengajuan Bersamaan

dgn Pengajuan IUP Operasi Produksi

Pengajuan Bersamaandgn Pengajuan IUP Operasi Produksi

Rencana ReklamasiTahap Eksplorasi

Rencana Reklamasi TahapOperasi Produksi

Rencana reklamasi paling sedikit memuat:1. Tata guna lahan sebelum dan sesudah

ditambang2. Rencana bukaan lahan3. Program Reklamasi terhadap lahan

terganggu4. Kriteria Keberhasilan5. Rencara biayaPasal 5 PP 78/2010: Disusun berdasarkan

DOKUMEN LH Yang telah disetujui

Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)

Pasal 2 Ayat (1) PP 78/2010: Pemegang IUP Eksplorasidan IUPK Eksplorasi wajib melaksanakan reklamasi

Page 176: Kebijakan PPLH dan PSDA

Sumber: Pasal 2 Ayat (1) and ayat (3), Pasal 3 dan Pasal 19 PP 78/2010)

Reklamasi

Lahan terganggu pada kegiataneksplorasi

Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK

Eksplorasi

• Lahan yang tidak digunakanpadatahap operasiproduksi.

• lubang pengeboran, sumuruji, parit uji, dan/atausarana penunjang

Wajib memenuhi prinsip:

a. Perlindungan danpengelolaanlingkungan hiduppertambangan; dan

b. keselamatan dan kesehatan kerja

• Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanahserta udara berdasarkanBML dan KBKL

• Perlindungan dan pemulihankeanekaragaman hayati;

• Penjaminan terhadapstabilitas dan keamanantimbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan

• struktur buatan lainnya;• pemanfaatan lahan bekas

tambang sesuai denganperuntukannya;

• memperhatikan nilai-nilaisosial dan budaya setempat; dan

• perlindungan terhadapkuantitas air tanah

Reklamasi oleh Pemegang IUP(K) Ekplorasi

Page 177: Kebijakan PPLH dan PSDA

Penyelidikan Umum

Eksplorasi FS

IUP EKSPLORASI

IUP OPERASI PRODUKSI

Pengajuan Bersamaan dgnPengajuan IUP OP

Pengajuan Bersamaan dgnPengajuan IUP OP

TATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANGTATA LAKSANA RENCANA PASCATAMBANG

Disusun berdasarkan AMDAL atau UKL dan UPL Yang telah disetujui

Rencana pascatambang memuat:1. Profil wilayah2. Deskripsi kegiatan pertambangan3. Rona Lingkungan akhir4. Program pascatambang5. Kriteria keberhasilan6. Rencana biaya

Sumber: dimodifikasi dari Dirjen Minerba, 2011. Bahan RDP dengan Komisi VII DPR RI(21 Desember 2011)

Page 178: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksiwajib melaksanakan reklamasi dan pascatambang (Pasal 2 ayat (2) PP 78/2010)

Reklamasi dan pascatambang dilakukan terhadap lahanterganggu pada kegiatan pertambangan dengan sistemdan metode:a. penambangan terbuka; danb. penambangan bawah tanah(Pasal 2 ayat (4) PP 78/2010)

Pelaksanaan reklamasi dan pascatambang oleh pemegangIUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi wajibmemenuhi prinsip:a. perlindungan dan pengelolaan lingkungan hiduppertambangan;b. keselamatan dan kesehatan kerja; danc. konservasi mineral dan batubaraPasal 3 ayat 2 PP 78/2010

Reklamasi & Pasca Tambang oleh PemegangIUP(K) Operasi Produksi

• Kualitas air permukaan, air tanah, air laut, dan tanahserta udara berdasarkanBML dan KBKL

• Perlindungan dan pemulihankeanekaragaman hayati;

• Penjaminan terhadapstabilitas dan keamanantimbunan batuan penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan

• struktur buatan lainnya;• pemanfaatan lahan bekas

tambang sesuai denganperuntukannya;

• memperhatikan nilai-nilaisosial dan budaya setempat; dan

• perlindungan terhadapkuantitas air tanah

Pasal 4 ayat (1) PP 78/2010

Page 179: Kebijakan PPLH dan PSDA

DampaknyaDampaknya LingkunganLingkungan HidupHidup daridari ProduksiProduksi TembagaTembaga dandan KewajibanKewajiban PemegangPemegang IUPIUP

Pemegang IUP dan IUPK wajib:a. menerapkan kaidah teknik

pertambangan yang baikb. mematuhi batas toleransi daya

dukung lingkunganPasal 95 UU 4/2009

Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajibmelaksanakan:• pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan

pascatambang;• upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;• pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk padat,

cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan

Pasal 96 UU 4/2009

Pemegang IUP danIUPK wajib menjaminpenerapan standar danbaku mutu lingkungansesuai dengankarakteristik suatudaerah (Pasal 97 UU 4/2009);

Pemegang IUP dan IUPK wajibmenjaga kelestarian fungsi dan dayadukung sumber daya air yang bersangkutan sesuaidenganketentuan peraturan perundang-undangan (Pasal 98 UU 4/2009)

Page 180: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 25 UU No 18/2004 tentang Perkebunan: Pelestarian Lingkungan Hidup

1. Wajib memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup &mencegah kerusakannya;

2. Sebelum memperoleh izin usaha perkebunan (a) wajib, membuat AMDAL, (b) analisis dan manajemen risiko (hasilrekayasa Genetik), (c) pernyataan kesanggupan untukmenyediakan sarana, prasarana, dan system tanggapdarurat untuk penanggulangan kebakaran lahan

3. wajib menerapkan AMDAL dan melaksanakan UKL/UPLdan/atau analisis dan manajemen risiko lingkungan hidup

4. Tidak ada AMDAL atau UKL-UPL, Permohonan Izin ditolak5. tidak menerapkan AMDAL atau RKL/RPL, izin usahanya,

dicabut

Page 181: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan IkanIzin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan

Sumber: Pasal 2, Pasal 4 ayat (1), Pasal 5-Pasal 19 serta pasal 45 Keputusan Menteri KKP No. 2/MEN/2004 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan

Pasal 26 UU No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan: Setiap orang yang melakukan usaha perikanan (kecuali nelayan kecil dan/atau pembudidaya ikan kecil) pembudidayaan dan pengolahan ikan wajib memiliki Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP)

Izin Usaha Perikanan (IUP) Izin Usaha Perikanan (IUP) Pembudidayaan Ikan Pembudidayaan Ikan

salah satu persyaratan adalah AMDAL sesuai

dengan ketentuan PUU

Page 182: Kebijakan PPLH dan PSDA

• Persyaratan pengendalian dampak lingkungan menjadi salah satu persyaratantata bagunan sesuai dengan ketentuan pasal 16 PP 36/2005 tentangPeraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung..

• Setiap bangunan bangunan gedung yang menimbulkan dampak pentingharus didahului dengan menyertakan AMDAL (Pasal 26 PP 36/2005). terkaitdengan hal tersebut, Pasal 14 ayat (1) dan (2) serta Pasal 15, PP No. 36 Tahun2005 secara tegas menyatakan bahwa setiap orang yang akan mendirikanbangunan gedung wajib memiliki izin mendirikan bangunan (IMB).

• IMB tersebut diterbitkan oleh pemerintah daerah kecuali untuk bangunangedung fungsi khusus oleh Pemerinatah.

• Salah satu persyaratan atau kelengkapan yang dibutuhkan untuk pengajuanpermohonan IMB gedung adalah AMDAL

AmdalAmdal, , IzinIzin LingkunganLingkungan dandan IMBIMB

RTRW/RDTR

Page 183: Kebijakan PPLH dan PSDA

PP No 16/2004 tentang PP No 16/2004 tentang Penatagunaan TanahPenatagunaan Tanah

1. Pasal 8 dan Pasal 13: Penggunaan dan pemanfaatan tanah sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah serta harus memelihara tanah dan mencegah kerusakan tanah;

2. Pasal 14: Dalam penggunaan dan pemanfaatan tanah, pemegang hak atas tanah wajib mengikuti persyaratan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan (seperti: persyaratan AMDAL –penjelasan pasal 14)

Page 184: Kebijakan PPLH dan PSDA

Pasal 8 ayat (1): Penetapan luas maksimum lahan untuk setiap jenis usaha budidaya tanaman didasarkan pada ketersediaan, kesesuaian dan kemampuan lahan maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya konservasi tanah

Pasal 11 ayat (1) huruf (j): Untuk mendapatkan izin usaha.... pemohon harus memenuhi persyaratan......j. hasil analisis mengenai dampak lingkungan atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidupsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup

PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya PP 18 Tahun 2010: Usaha Budidaya TanamanTanaman

Page 185: Kebijakan PPLH dan PSDA

PP 16/2004: Pemanfaatan Ruang di Atas dan Dibawah Tanah serta Amdal

Contoh pemanfaatan ruang di atas tanah, Saluran Udara

Tegangan Tinggi atau Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET),

Pasal 19 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) PP 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah: pemanfaatan ruang di atas dan di bawah tanah yang tidak terkait denganpenguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila: a. tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan

ditunjukkan oleh hasil studi AMDAL;.b. Kegiatan yang mengganggu pemanfaatan tanah harus mendapat persetujuan

pemegang hak atas tanah: pemegang hak atas tanah tidak keberatan terhadappemanfaatan ruang di atas dan atau di bawah tanah karena pemegang hak atastanah mempunyai kepentingan terhadap pemanfaatan ruang tersebut;

c. Kegiatan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 186: Kebijakan PPLH dan PSDA

Dokumen LH dan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Izin Pinjam Pakai Kawasan

HutanIUP Explorasi atau IUP

Exploitasi MIGAS

Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan

Salah satu persyaratan

teknis permohonan izin

pinjam pakai kawasan hutan

Salah satu persyaratan

administratif permohonan izin

pinjam pakai kawasan hutan

Sumber: Pasal 13 dan 14 Peraturan MENHUT No. 18 Tahun 2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Page 187: Kebijakan PPLH dan PSDA

Izin Reklamasi1. Pasal 15: Pemerintah, pemerintah daerah, dan setiap orang yang akan

melaksanakan reklamasi wajib memiliki izin lokasi dan izin pelaksanaan reklamasi;

2. Pasal 18: Permohonan izin pelaksanaan reklamasi sebagaimana dimaksuddalam Pasal 15 wajib dilengkapi dengan:

a. izin lokasi;b. rencana induk reklamasi;c. izin lingkungan;d. dokumen studi kelayakan teknis dan ekonomi finansial;e. dokumen rancangan detail reklamasi;f. metoda pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan reklamasi; dang. bukti kepemilikan dan/atau penguasaan lahan

3. Pasal 19: Izin pelaksanaan reklamasi berlaku untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan metode dan jadwal reklamasi;

4. Pasal 20: Izin pelaksanaan reklamasi dapat dicabut apabila:a. tidak sesuai dengan perencanaan reklamasi; dan/ataub. izin lingkungan dicabut

Sumber: Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulai-Pulau Kecil

Page 188: Kebijakan PPLH dan PSDA

AmdalAmdal dalamdalam TahapanTahapan PelaksanaanPelaksanaan ProyekProyek KPSKPS

Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang PanduanUmum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur

Pasal 4 ayat( 3): Kajian Pendukung

PenyusunanDokumen AMDAL

Dilampiridengan

DokumenAMDAL.

Pada tahap inisdh diperoleh

SKKLH dan IzinLingkungan

Proses Penapisan WajibAmdal atau UKL-

UPL, danPenyusunan KA

PengadaanKonsultan Amdal

IEE KA ANDAL RKL-RPL

IEE = Initial Environmental Examination

Pelaksanaan RKL-RPL/ Izin Lingkungan padatahap:• Pra-kontruksi, • Konstruksi dan• operasi komersial

SKKLH & IzinLingkungan

sudahditerbitkan

Page 189: Kebijakan PPLH dan PSDA

IEE dan AMDAL dalam Proyek KPS

Sumber: Peraturan Menteri Negara Perecanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS No. 03 Tahun 2012 tentang PanduanUmum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyedian Infrastuktur

Page 190: Kebijakan PPLH dan PSDA

Amdal, UKL-UPL, Izin Lingkungan dan Rencana Pengadaan Tanah

43

2

1

Penyerahan Hasil

Pelaksanaan

Persiapan

Perencanaan

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Pembangunan

Infrastruktur MIGASPasal 2 Perpres 71 Tahun 2012

dokumen perencanaan

Pengadaan Tanah disusun

berdasarkan studi kelayakan

Amdal atau UKL-UPL

& Izin Lingkungan

Sumber: Pasal 6 aayat (1) dan ayat (4) Perpres 71/2012

Amdal atau UKL-UPL dan Izin Lingkungan merupan salah satu dasar penyusunan Dokumen Rencana Pengadaan Tanah (Tahap Perencanaan)

PENTING DIPERHATIKAN! Pengadaan Tanah hanya dapat dilakukan setelah pelaksanaan studi Amdal atau UKL-UPL selesai dilakukan (SKKL dan Izin Lingkungan atau Rekomendasi UKL-UPL dan Izin Lingkungan telah diterbitkan)

Bagian dari Tahap Pra-Konstruksi

Page 191: Kebijakan PPLH dan PSDA

Konsep SEB MENLH & MENDAGRIPelaksanaan Pasal 121 UU

32/2009www. dadu-online.com Infrastruktur PUU Sektor

6

Page 192: Kebijakan PPLH dan PSDA

SEMDAL

DPL

DPPL

DELH/DPLH

• PP 29 Tahun 1986;• Berlaku selama 13 Tahun

(1986-1993)

• Keputusan MENLH No. 30 Tahun 1999 tentang Panduan Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Berlaku selama 3 Bulan (12 Okt 199-31 Des 1999)

DELH/DPLH

• Peraturan MENLH No. 12 Tahun 2007

• Berlaku selama 2 Tahun (2007-2009)

• Pasal 121 UU 32/2009• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010• Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011)

• Pasal 121 UU 32/2009• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010• SE MENLH 27 Desember 2013• Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)

Upaya ‘Pemutihan’

Upaya ‘Penegakan

Hukum’

Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup

1986

2001

2012 (PP27/2012)

Audit LH Wajib sesuai dengan

Keputusan MENLH No. 30

Tahun 2001

Page 193: Kebijakan PPLH dan PSDA

Undang-undang No. 32 tahun 2009Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 121

(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki dokumen amdal wajib menyelesaikan Audit Lingkungan Hidup.

(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL wajib membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).

Page 194: Kebijakan PPLH dan PSDA

Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013 Tanggal 27 Desember 2013

1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010)

2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran tertulis Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN);

b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;

c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27 Juli 2015).

d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam) bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan

3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdalb. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPLc. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH

No 14 Tahun 2010

4. DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan

Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan izin lingkungan

5. Tindak lanjut SE MENLH

Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009

Page 195: Kebijakan PPLH dan PSDA

SE-MENLH tentang Pelaksanaan

Pasal 121 UU 32/2009

SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen

Lingkungan

UU 32/20093 Okt 2009 3 Okt 2011 PP 27/2012

23 Feb 2012

Belum Memiliki DELH atau DPLH

yang Telah Disetujui

1. Usaha dan/atauKegiatan sudah memiliki Izin Usaha SEBELUM 3 Oktober 2009,

2. Sudah beroperasi SEBELUM 3 Oktober 2009;

3. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang,; dan,

4. belum memilikidokumen lingkungan

Saat ini

• Sanksi Administrasi Teguran Tertulis (Paling Lambat 18 bulan setelah SE)

• Penyusunan dan Penilaian DELH/DPLH (6 Bulan) Izin Lingkungan

Jika Tidak

Pasal 109 UU32/2009

1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan

2. belum memiliki dokumen lingkungan

Waktu/Time Line

SE-MENLH Tidak

Berlaku

Page 196: Kebijakan PPLH dan PSDA

SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009 (mulai berlaku 27 Desember 2013)

Batas akhir penerapan sanksi

Administrasi (27 Juni 2015)

Batas akhir penerbitan persetujuan DELH/DPLH dan Izin

Lingkungan untuk penerapan sanksi Administrasi

27 Juni 2015

27 Des 2013

27 Juni 2015

27 Des 2015

Timeline Pelaksaan SETimeline Pelaksaan SE--MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009

Penegakan Hukum Administrasi LH:

Penerapan sanksi administrasi

teguran tertulis

Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan Penerbitan Izin Lingkungan

Keterangan: (PENTING)• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam)

bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).

• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH

Page 197: Kebijakan PPLH dan PSDA

Tindak Lanjut Pelaksanaan SETindak Lanjut Pelaksanaan SE--MENLH tentang MENLH tentang Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)

Inventarisasi Usaha dan/atau kegiatan

sesuai dengan kriteria SE-MENLH

Usaha dan/atau kegiatan sesuai

kriteria SE-MENLH

Penyusunan DELH/DPLH

Penilaian DELH/DPLH

Penerbitan keputusan DELH/DPLHdan Izin Lingkungan

Instansi Lingkungan Hidup Pusat, Provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)

1. Sekretaris Jenderal,

2. Sekretaris Kementerian,

3. Sekretaris Utama LPNK,

4. Kepala SKPD

Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangangannya mendelegasikan kepada

Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan sanksi Administratif teguran tertulis

Membantu dalam penyusunan DELH/DPLH

Pembinaan oleh Instansi Lingkungan

Hidup

Kriteria Penyusun DELH: Auditor Lingkungan Hidup yang telah

memiliki sertifikat kompetensi atau Sesuai dengan Kriteria

dalam Surat Deputi No. 096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014

(butir angka 4)

Page 198: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kriteria Penyusun DELHAuditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi kompetensi Auditor LH

1) Pendidikan minimal S1;2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun;3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan

hidup4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau

penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun terakhir);

1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS,

K3/HSE dan/atau pengenalan audit)

Atau

Atau

Page 199: Kebijakan PPLH dan PSDA

Keputusan DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan

Keputusan DELH atau DPLH

Keputusan Izin Lingkungan

1. Deputi I MENLH Bidang Tata Lingkungan;

2. Kepala Instansi Lingkungan Provinsi; atau

3. Kepala Instansi Lingkungan Hidup Kabupaten/kota

Sesuai dengan kewenangannya

1. MENLH;2. Gubernur; atau3. Bupati/Walikota Sesuai dengan kewenangannya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (PUU)

Menjadi dasar

Page 200: Kebijakan PPLH dan PSDA

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925

http://www.menlh.go.id/

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:TerimaTerima kasihkasih