proses pengemasan sirupdi pt karya ciptanyata …sebagai pengental. menurut soejardi (2003), gula...

32
PROSES PENGEMASAN SIRUPDI PT KARYA CIPTANYATA WISESA KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Edwin Widjaja NIM : 14.I1.0073 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PROSES PENGEMASAN

    SIRUPDI PT KARYA CIPTANYATA WISESA

    KERJA PRAKTEK

    Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar

    Sarjana Teknologi Pangan

    Oleh :

    Edwin Widjaja

    NIM : 14.I1.0073

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

    2017

  • i

    HALAMAN PENGESAHAN

    PENGAWASAN MUTU BAHAN PENGEMAS

    SIRUP

    DI PT KARYA CIPTANYATA WISESA

    Oleh :

    Edwin Widjaja

    NIM : 14.I1.0073

    PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

    Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji

    pada 9 Juni 2017

    Semarang,

    Fakultas Teknologi Pertanian

    Program Studi Teknologi Pangan

    Universitas Soegijapranata Semarang

    Pembimbing Lapangan, Dekan,

    Stefanus Dr.V. Kristina Ananingsih, ST, MSc.

    Pembimbing Akademik

    Novita Ika Putri, S.TP,M.Sc.

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esakarena telah memberi kasih

    dan berkat-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Karya

    Ciptanyata Wisesa dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek dengan judul

    “Pengawasan Mutu Bahan Pengemas Sirup di PT. Karya Ciptanyata Wisesa”. Salah

    satu tujuan dari kerja praktek adalah sebagai pemenuhan mata kuliah Kerja Praktek

    pada Program S1 Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik

    Soegijapranata Semarang.

    Dalam menjalankan Kerja Praktek dan penulisan Laporan Kerja Praktek ini, penulis

    memperoleh banyak wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman dalam

    bidang pangan khususnya pada bagian bahan pengemas untuk sirup di PT. Karya

    Ciptanyata Wisesa. Laporan ini dapat selesai berkat dukungan, pengarahan, serta dari

    banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., M.Sc. sebagai Dekan Teknologi Pertanian

    Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

    2. Dhea Nathania Hendryanti, S.TP sebagai Koordinator Kerja Praktek Teknologi

    Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    3. Novita Ika Putri, S.TP, M.Sc. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

    waktunya untuk mengarahkan dan membimbing.

    4. Bapak Dwi dan Bapak Puji yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di Unit QualityControl.

    5. Bapak Stefanussebagai Pembimbing Lapangan yang telah memberikan bimbingan

    dan meluangkan waktu selama kami melaksanakan Kerja Praktek.

    6. Para staf dari PT. Karya Ciptanyata Wisesa yang telah banyak meluangkan waktu

    untuk membimbing penulis.

    7. Orang tua wali Penulis, Wiyanto dan Lianawati, saudara tersayang, Ivan Widjaja,

    Felix Widjaja dan Charles Willyanto ; serta semua keluarga yang selalu berdoa dan

    memberikan semangat serta dukungan material dalam keberhasilan pelaksanaan

    Kerja Praktek dan penyusunan laporan Kerja Praktek ini.

    8. Clara Elvina, Bernadetha Meliana, dan Uki Putri sebagai teman seperjuangan dalam

  • iii

    memberikan semangat dan kerja sama yang baik selama Kerja Praktek berlangsung.

    9. Sahabat, teman dan kakak kelas FTP yang maumemberi informasimengenai Kerja

    Praktek dan pembuatan laporan.

    Akhir kata, penulis berharap agar laporan Kerja Praktek ini bermanfaat bagi para

    pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Katolik

    Soegijapranata. Dalam pembuatan laporan Kerja Praktek ini, penulis menyadaribahwa

    jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis berharap dapat diberikan kritik dan saran

    yang membangun demi kesempurnaan laporan Kerja Praktek ini dan kebaikan penulis

    di masa yang akan datang.

    Semarang, 29 Maret 2017

    Penulis

    Edwin Widjaja

  • iv

    DAFTAR ISI

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................... iKATA PENGANTAR ...................................................................................................... iiDAFTAR ISI ................................................................................................................... ivDAFTAR GAMBAR .........................................................................................................vDAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi1. PENDAHULUAN ......................................................................................................1

    1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1

    1.2. Tujuan ................................................................................................................ 1

    1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 1

    1.4. Metode Kerja Praktek ........................................................................................ 1

    2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ......................................................................32.1. Sejarah Perusahaan ............................................................................................ 3

    2.2. Profil Perusahaan ............................................................................................... 3

    2.3. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 3

    2.4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 4

    2.5. Ketenagakerjaan ................................................................................................. 5

    3. SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESA ...........................64. PROSES PRODUKSI ................................................................................................8

    4.1. Bahan Baku ........................................................................................................ 8

    4.2. Alur Proses Produksi ....................................................................................... 10

    4.3. Proses Pengemasan .......................................................................................... 12

    5. PEMBAHASAN ......................................................................................................155.1. Bahan Baku Pengemasan ................................................................................. 15

    5.2. Proses Penerimaan Bahan Pengemas ............................................................... 18

    5.3. Proses Pengemasan .......................................................................................... 19

    7. DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................24

  • v

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.Diagram Alir Struktur Organisasi di PT Karya Ciptanyata Wisesa ................ 4

    Gambar 2. Sirup Premium ............................................................................................... 6

    Gambar 3.Sirup Classic ................................................................................................... 6

    Gambar 4. Sirup Elegance ................................................................................................ 7

    Gambar 5.Sirup Putri Bali ................................................................................................ 7

    Gambar 6.Diagram Alir Tahapan Proses Produksi Sirup ............................................... 10

    Gambar 7.Spesifikasi Lembar Karton Gelombang (LKG) ............................................. 17

    Gambar 8.Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas ......................................................... 18

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.Perbandingan Jenis Flute ................................................................................... 18

  • 1

    1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

    Pada era abad ke-21 ini dimana teknologi dan nutrisi semakin maju dan berkembang

    mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

    melaksanakan program untuk melaksanakan kegiatan kerja praktek dalam badan usaha

    bidang pangan sehingga dapat lebih memahami perbedaan dunia kerja dan

    perkuliahan.sehingga kedepannya menjadi tenaga kerja yang siap dalam dunia kerja.

    Pada kerja praktek ini diharapkan mahasiswa dapat mendapatkan nilai-nilai serta terlibat

    dalam proses maupun kegiatan dalam badan usaha tempat dilakukannya kerja praktek.

    PT Karya Ciptanyata Wisesa merupakan perusahaan dimana penulis melakukan

    kegiatan kerja praktek.PT Karya Ciptanyata Wisesa merupakan perusahaan yang

    bergerak dalam bidang sirup dan minuman cup.Produk yang dihasilkan oleh PT Karya

    Ciptanyata Wisesa memiliki kualitas yang baik serta aman bagi konsumen dan juga

    tetap menjunjung profesionalitas dalam pengolahannya.Pada kerja praktek in fokus

    penulis tertuju pada bahan pengemas pada produk sirup yang dihasilkan oleh PT Karya

    Ciptanyata Wisesa.

    1.2.Tujuan

    Tujuan dari kerja praktek ini adalah memahami dan mengetahui standar dan Quality

    Control terhadap bahan pengemas sirup “Fres” yang terdapat pada PT Karya Ciptanyata

    Wisesa sehingga tetap dapat menjaga produk yang dihasilkan.

    1.3.Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Kerja praktek ini dilaksanakan di PT Karya Ciptanyata Wisesa Semarang yang

    bertempat di Jalan JalanTapak Tugu no. 1A Tugu, Semarang. Dimulainya kerja praktek

    pada tanggal 9 Januari 2017 danberakhir pada 9Febuari 2017.

    1.4.Metode Kerja Praktek

    Terdapat 2 metode yang dilakukan dalam kerja praktek, yakni :

    Cara langsung

  • 2

    Cara langsung diawali dengan pengenalan atau orientasi pabrik, pengamatan quality

    control produk, pengamatan quality control bahan pengemas, berdiskusi serta

    mendengarkan penjelasan dari pembimbing lapangan baik mengenai proses quality

    control.

    Cara tidak langsung

    Studi pustaka dengan mengumpulkan, melengkapi dan membandingkan data yang

    didapat dari kerja praktek dengan pustaka yang dapat dipercaya.

  • 3

    2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1. Sejarah Perusahaan PT. Karya Ciptanyata Wisesa didirikan pada tahun 1970. Sebelumnya PT. Karya

    Ciptanyata Wisesa memiliki nama PT. Aditama Raya Industri yang bertempat di Jalan

    Taman Sri Gunting dengan produk andalan bermerk sirup “Fresh”. Kini PT. Karya

    Ciptanyata Wisesa beroperasi di Jalan Tapak no 1A Tugu, Semarang, dengan produk

    andalan yang sama yakni sirup “Fres” (tanpa h) dikarenakan berkaitan dengan

    kepemilikan hak paten mengenai merk. Merk produk yang berubah ini tak jauh berbeda

    dari merk terdahulu supaya konsumen dapat dengan mudah mengingatnya.PT. Karya

    Ciptanyata Wisesa yang merupakan produsen sirup di Indonesia menghasilkan produk

    yang sudah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta memiliki

    sertifikat halal dari MUI yang terus diperbaharui tiap tahun.

    2.2.Profil Perusahaan

    Nama Perusahaan : PT Karya Ciptanyata Wisesa

    Alamat : Jalan Tapak no 1A Tugu, Semarang

    Telpon : (024) 8661970

    Email : [email protected]

    Tahun Berdiri : 1968

    Luas Tanah : 20000 m2

    Luas Bangunan : 1800 m

    2.3.Visi dan Misi Perusahaan

    2

    Produksi Utama : Sirup bali, sirup elegance, sirup classic, sirup premium, cup.

    Jumlah Karyawan : ± 50 orang

    Moto dari PT. Karya Ciptanyata Wisesa yakni menjadi perusahaan yang memproduksi

    produk yang sesuai dengan standart ditentukan oleh BPOM guna melayani dan

    memberikan kepuasan pada konsumen.

  • 4

    2.4.Struktur Organisasi

    Gambar 1.Diagram Alir Struktur Organisasi di PT Karya Ciptanyata Wisesa

    Direktur Utama

    Manufacturing Director

    Finance & Account Manager Plan Manager

    PPIC Production Enginering R&D Purchase Finance HRD Head

    Marketing

    GM Sales & Market

  • 5

    2.5. Ketenagakerjaan 2.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja Sistem perekrutan tenaga kerja yang dilakukan biasanya melalui Koran, ataupun dapat

    melamar langsung dengan mengajuk CV ke perusahaan.

    2.5.2. Pelaksanaan Kerja Pelaksanaan kerja di PT Karya Ciptanyata Wisesa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

    • Non shift

    Pelaksanaan kerja non shift ini dilakukan selama 5 hari (Senin-Jumat) dengan waktu

    kerja dari pukul 08.00 – 17.00. Pelaksanaan kerja non shift ini diberlakukan untuk

    karyawan yang bekerja dikantor.

    • Shift

    Pelaksanaan kerja dengan sistem shift ini diberlakukan pada bulan-bulan tertentu

    (Menjelang puasa, Idul Fitri, Idul Adha). Sama halnya dengan sistem non shift,

    sistem shift ini memberlakukan hari kerja selama 5 hari (Senin-Jumat) dan waktu

    selama 8 jam perhari. Sistem shift yang berlaku untuk hari Senin-Jumat ini dibagi

    menjadi 2, yaitu :

    a. Shift 1 : 08.00 - 17.00

    b. Shift 2 : 20.00 - 05.00

    Pada kedua sistem pelaksanaan kerja ini, akan diberikan tambahan uang lembur pada

    hari Sabtu maupun Minggu dan apabila bekerja lebih dari 8 jam akan diberikan uang

    lembur dengan intensif yang sudah ditentukan.

  • 6

    3. SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESA Produk yang dihasilkan pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa sirup premium, sirup classic,

    sirup elegance, sirup bali, cup.

    3.1.Sirup Premium Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa

    a) b) c) d)

    Gambar 2. Sirup Premium varian rasa : (a). Cream soda (b). Frambozen (c).Jeruk (d). Cocopandan

    3.2.Sirup Classic Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa

    a) b) c) d) e) f)

    Gambar 3.Sirup Classic varianrasa : (a). Frambozen (b). Jeruk (c).Melon (d).Creamsoda (e).Leci (f).Vanila

  • 7

    3.3.Sirup Elegance Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa

    a) b) c) d) e)

    Gambar 4.Sirup Elegance varian rasa :(a). Cream soda (b). Rozen (c).Leci (d).Frambozen (e). Jeruk

    3.4.Sirup Putri Bali Produk PT Karya Ciptanyata Wisesa

    a) b) c)

    Gambar 5.Sirup Putri Bali varian rasa : (a). Frambozen (b). Jeruk (c).Melon

  • 8

    4. PROSES PRODUKSI 4.1. Bahan Baku 4.1.1. Bahan Baku Utama Sirup dalam pembuatannya menggunakan bahan baku utama air dan gula pasir. Kedua

    bahan tersebut telah memiliki spesifikasi tertentu untuk menghasilkan produk dengan

    kualitas yang baik. PT. Karya Ciptanyata Wisesa dalam penggunaanya menggunakan

    gula kristal rafinasi sebagai bahan baku utama, sedangkan untuk air menggunakan air

    RO (reverse osmosis). Fungsi dari gula dan air RO sendiri adalah :

    Gula

    Gula merupakan bahan dasar utama dalam pembuatan sirup essence, dimana gula

    yang digunakan dalam pembuatan sirup tersebut adalah gula rafinasi. Fungsi dari

    gula pada sirup yakni sebagai pengawet alami, pemberi rasa manis, dan bekerja

    sebagai pengental. Menurut Soejardi (2003), gula akan menyerap air dalam

    produk sehingga membuat produk menjadi lebih kental.

    Air RO

    Air yang digunakan adalah air RO (reverse osmosis), merupakah air yang sudah

    terbebas dari segala jenis logam berat, kotoran dan kuman serta mengandung zat

    mineral tanpa terdapat ion (Tzotzi, C, 2007)

    4.1.2. Bahan Baku Tambahan PT. Karya Ciptanyata Wisesa menghasilkan produk berupa 4 jenis sirup dengan

    berbagai varian rasa dengan komposisi yang kurang lebih sama. Selain bahan baku

    utama, digunakan pulabahan baku tambahan. Bahan baku tambahanyang digunakan

    dalam pembuatan sirup adalah asam sitrat, benzoat, pemanis, pengental, pewarna dan

    ekstrak buah. Menurut Winarno (1984), fungsi dari bahan baku tambahan adalah

    meningkatkan mutu dari produk pangan. Setiap bahan baku tambahan yang digunakan

    memiliki kegunaan tersendiri dalam pembuatan produk sirup yakni :

    Asam sitrat

    Asam sitrat dalam minuman berfungsi memberikan rasa asam, sebagai bahan

    pengawet, serta mempercepat proses inversi gula.Penggunaanya dibatasi sebesar 3

    gram/liter sari buah (Hidayat dan Dania, 2005).

  • 9

    Natrium benzoate

    Natrium benzoat merupakan pengawet pada bahan pangan asam yang berfungsi

    menghambat khamir dan bakteri serta mempertahankan keasaman makanan

    (Hughes, 1987).

    Pemanis

    Pemanis berfungsi memberikan rasa manis serta dapat memberikan bentuk (body)

    dan rasa terhadap minuman yang dihasilkan.Pemanis pada minuman juga

    memiliki kalori yang lebih rendah dari pada gula (Hidayat dan Dania, 2005).

    Pengental

    Pengental dalam sirup berfungsi untuk menstabilkan makanan serta dapat

    memekatkan makanan atau dapat berfungsi mengentalkan makanan (menaikkan

    viskositas) dengan cara pemberian air (Winarno, et al., 1980).

    Pewarna

    Pewarna pada sirup atau sering disebut dengan corigen coloris berfungsi

    memberikan warna yang lebih menarik serta membuat warna dari sirup tidak pucat

    (Newsome, 1986).

    Ekstrak buah

    Eksrak buah berfungsi memperkuat flavor yang ada pada sirup selain itu

    penambahannya digunakan untuk kepentingan branding (labeling) pada sirup.

    Perisa (Essence)

    Flavor adalah gabungan komponen-komponen votalil ataupun non-volatil yang

    menimbulkan sensasi.Flavor dapat dibuat secara alami maupun sintetis (Heath,

    1981).

  • 10

    4.2. Alur Proses Produksi Sirup pada dasarnya merupakan produk makanan yang tersusun atas campuran gula, air

    dan flavor serta bahan-bahan tambahan lainnya.Proses pembuatan sirup terbagi dalam

    diagram sebagai berikut :

    Gambar 6.Diagram Alir Tahapan Proses Produksi Sirup

    1. Cooking

    Proses cooking meliputi perubahan bentuk yang semula gula rafinasi berbentuk kristal

    diubah menjadi gula cair dengan penambahan air serta asam sitrat. Prinsip dari

    pemanasan dalam tangki menggunakan prinsip double jacket atau perpindahan panas

    secara konveksi, suhu yang digunakan yakni 100oC selama 2.5-3 jam.

    Bottle Washing

    QC Bottle

    Filtering

    Mixing

    Filling & Capping

    QC Product

    Labeling and Coding

    Sealing

    Packing

    Cooking

    Gula, Asam Sitrat

  • 11

    2. Filtering

    Gula cair yang telah mengalami pemanasan disaring dengan filter ukuran 150 mesh

    supaya kotoran yang terdapat pada gula cair dapat terpisahkan.

    3. Mixing

    Mixing merupakan proses penambahan berbagai komposisi sirup seperti pewarna,

    perisa (essence), pengawet, pengental, pemanis dan ekstrak buah dengan waktu dan

    kecepatan tertentu sesuai dengan jenis sirup yang dibuat.

    4. Bottle Washing

    Proses Washing atau pencucian botol yang digunakan sebagai alat kemas (kemasan

    primer) sirup cair. Fungsi pencucian adalah memastikan botol yang digunakan untuk

    mengemas sirup bersih serta tidak terdapat benda asing yang dapat mengkontaminasi

    sirup.

    5. QC Bottle

    Setelah melalui proses washing atau pencucian, dilakukan serangkaian pengcekan

    terhadap kualitas botol meliputi kebersihan botol, retak pada botol, flek pada botol,

    bayangan pada botol, serta ring dan gelembung terdapat pada dinding botol.

    6. Filling &Capping

    Filling atau proses pengisian produk merupakan proses yang sangat vital, proses

    pengisian produk dilakukan pada ruangan tertutup sehingga mengurangi resiko

    kontaminasi dari cemaran udara sekitar.Setelah botol terisi dengan sirup maka

    dilanjutkan proses pemasangan capping, proses ini dilakukan sangat cepat guna

    menghindari kontaminasi yang tidak diinginkan.

    7. QC Product

    Proses QC product ini dilakukan oleh 1 orang operator yang dibantu dengan lampu

    pernyortir.Indikator Quality Controlyang diamati adalah volume dan tutup botol.Fungsi

    lampu pernyotir mempermudah operator melihat kotoran dalam sirup.

    8. Labeling and coding

    Labeling atau proses penempelan label pada dinding luar botol. Label yang digunakan

    sudah terdapat berbagai keterangan seperti Merk, komposisi, kode Halal, kode

    BPOM,kode barcode, nama dan kota produsen, serta kode produksi dan kode kadar

    luarasa.

  • 12

    9. Sealing

    Sealing adalah proses pemberian plastik pada tutup botol. Fungsi dari pemberian plastik

    pada tutup botol adalah memberikan kenyamanan kepada konsumen pada saat membeli

    produk sirup.Produk yang beredar dipasaran memiliki seal yang utuh sebagai jaminan

    produk yang dibeli asli dan terjaga keamanannya.

    10. Packing

    Pada proses packing digunakan pengemas sekunderberupa carton box. Setiap 1 carton

    box berisi 12 botol sirup.Pengerjaan memasukkan botol pada carton box masih

    dilakukan secara manual, sedangkan untuk penutupan dengan lakban menggunakan

    Carton selaer.Pada carton box juga terdapat kode produksi, jenis sirup, rasa serta kode

    kadarluasa untuk mempermudah dalam pemasaran dan penyimpanan barang

    digudang.Setelah dikemas dengan carton box disusun diatas palet, setiap palet tersusun

    atas 60 carton box.

    4.3. Proses Pengemasan 4.3.1. Bahan Baku Pengemasan Berbagai jenis sirup yang diproduksi oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan

    kemasan primer berupa botol kaca bening dan kemasan sekunder carton box.Botol kaca

    bening memberikan daya tarik tersendiri terhadap konsumen, dikarenakan konsumen

    dapat melihat isi dari produk itu sendiri.Botol kaca yang digunakan merupakan botol

    kaca baru.Tiap botol mempunyai spesifikasi tertentu sehingga dapat secara baik

    menjaga kualitas dari produk yakni sirup.Spesifikasinya adalah tidak retak, tahan

    terhadap panas dan benturan, bersih, tidak terdapat cacat, serta tidak terdapat serangga

    atau bahan-bahan yang dapat menurunkan atau merusak kualitas dari produk sirup yang

    dihasilkan.

    4.3.2. Proses Pengemasan Primer Proses pengemasan terhadap botol kaca yang digunakan PT. Karya Ciptyanyata Wisesa

    dilakukan secara otomatis. Tahap-tahap yang dilakukan yakni berupa penerimaan botol

    kaca, pemeriksaan botol kaca, pencucian botol kaca, pengisian sirup (filling) dan

  • 13

    pemasangan tutup botol (capping), pemasangan label dan pemasangan segel plastik

    diikuti Proses Pemberian Kode Produksi (Coding).

    4.3.2.1.Proses Penerimaan Botol Kaca

    Botol kaca yang digunakan oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa merupakan botol baru

    yang diambil dari sebuah perusahaan yang berasal dari Jakarta yang bernama PT.

    Muliaglass.Pengecekan botol meliputi kekuatan botol terhadap thermal shock, volume

    botol, ketebalan botol, tinggi botol, diameter botol dan berat dari botol.Apabila kriteria

    yang ditentukan tidak terpenuhi atau tidak sesuai dengan CoA dari suppliermaka barang

    yang dikirim oleh supplier akan dikembalikan untuk dilakukan proses retur.

    4.3.2.2.Proses Pencucian Botol

    Proses pencucian botol yakni menggunakan bottle washer. Prosesnya dilakukan secara

    otomatis menggunakan air bertekanan tinggi, sehingga bahan pengotor dapat rontok dan

    dikeluarkan dari dalam botol.Pencucian botol secara otomatis pada dasarnya

    menggunakan campuran air dan liquid caustic soda, umumnya cairan yang digunakan

    adalah NaOH.

    4.3.2.3.Proses Pengisian Sirup (Filling) danPemasangan Tutup Botol (Cropping)

    Pengisian sirup dilakukan pada botol yang sudah bersih dicuci. Proses filling dan

    cropping diawasi oleh 1 orang operator, prosesnya dilakukan secara aseptis dan cepat

    guna menghidari kontak degan udara terlalu lama. Volume dari sirup Fresh baik jenis

    Premium, Classic, Elegance dan Putri Bali yakni 625ml. Proses cropping menggunakan

    crop berbahan dasar logam yang tahan terhadap asam dan basa.

    4.3.2.4.Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel

    Proses pemasangan label dilakukan secara otomatis, dimana dinding luar dari botol

    diberi lem agar label dapat menempel kuat dengan dinding botol. Setelah label

    tertempel pada dinding botol dilanjutkan dengan proses pemasangan segel, proses ini

    bertujuan agar memberikan tanda bahwa produk sirup yang diterima oleh konsumen

    dalam keadaan yang baik serta memberikan identitas dari produsen sirup itu sendiri.

  • 14

    Proses penempelan segel pada tutup botol dilakukan secara manual oleh 2 orang

    operator.

    4.3.2.5.Proses Pemberian Kode Produksi (Coding)

    Kode produksi merupakan hal penting yang perlu dicantumkan kedalam produk. Kode

    produksi yang terdapat pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa terdiri atas 6 angka

    mencakup 5 hal yakni :

    - Shift : Shift pagi angka “1” dan shift siang angka “2”

    - Nomor tangki : nomor tangki yang digunakan untuk produksi sirup tersebut

    misalkan tangki “2”

    - Minggu ke : Jumlah minggu dalam 1 tahun dibuatnya sirup dengan range

    “01-52”

    - Hari : Hari ke berapa dalam 1 minggu tersebut. Apabila rabu angka

    “3”, jumat angka “5”

    - Waktu mixing & Filling : Mixing kemarin dan filling hari ini angka “1”

    sedangkan mixing & filling hari ini angka “2”

    Apabila kode produksi 234352 maka berarti sirup dikerjakan pada shift siang

    menggunakan tangki nomor 3, sirup diproduksi pada minggu ke 43 (bulan oktober),

    pada hari jumat (angka 5) dan proses mixing &filling dilakukan pada hari yang sama

    (angka 2).

    4.3.3. Proses Pengemasan Sekunder Proses pengemasan sekunder yang dilakukan di PT. Karya Ciptanyata Wisesa

    menggunakan pengemas sekunder berupa carton box. Proses pengemasannya dilakukan

    lebih dari 6 operator. Tiap carton box berisi atas 12 botol sirup.Pengemas sekunder

    berfungsi untuk melindungi produk serta mempermudah dalam pemasaran,

    penyimpanan dan pengangkutan produk.Sedangkan untuk melakban carton box sendiri

    PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan carton sealer.

  • 15

    5. PEMBAHASAN Pada laporan ini akan dibahas proses persiapan botol yang meliputi tahapan penerimaan

    bahan pengemas dan pecucian botol. Setelah itu akan dibahas pula mengenai bahan

    baku dari pengemas meliputi bahan baku botol kaca dan bahan baku carton box. Juga

    akan dibahas proses pengemasan yang ada pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa yang

    meliputi Proses Pengisian Sirup Kedalam Botol, Proses Pemasangan Tutup Botol,

    Proses Pemasangan Label,Pemasangan Segel dan Proses Pengemasan Sekunder.

    5.1. Bahan Baku Pengemasan Produk pangan memiliki kualitas yang beragam, kualitas tersebut harus dapat

    dipertahankan hingga waktu yang telah ditentukan, guna memenuhi permintaan dan

    kebutuhan konsumen.Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas produk pangan

    adalah jenis dan metode pengemasan. Beberapa fungsi kemasan sesuai dengan

    pernyataan Buckle (1987) adalah:

    - Mempertahankan kebersihan produk dan melindungi produk dari kotoran maupun

    pencemar lainnya.

    - Melindungi produk terhadap kerusakan yang diakibatkan lingkungan luar (air,

    oksigen, sinar).

    - Dapat berfungsi dengan efisien, benar, serta ekonomis dalam proses

    pengemasannya.

    - Memiliki suatu tingkat kemudahan untuk dapat dibentuk sesuai dengan rancangan.

    - Memiliki daya tarik untuk penjualan, memiliki keterangan dan pengenalan produk.

    Sistem kemas berdasarkan strukturnya dapat diklasifikasikan dalam 3 macam, yakni :

    1. Kemasan Primer

    Kemasan primer merupakan kemasan yang secara langsung kontak dengan produk yang

    dikemas, oleh sebab itu banyak pertimbangan yang dibutuhkan untuk memilih kemasan

    primer.Kemasan primer memiliki kontribusi yang lebih besar dari kemasan sekunder

    dalam hal melindungi produk dari kerusakan. Pemilihan jenis dan ketebalan kemasan

    primer akan berpengaruh terhadap ketahanan kemasan terhadap lingkungan luar. Selain

    itu indikator berupa uap air, gas dan cahaya juga perlu diperhatikan.Ketahanan uap air

    dari suatu bahan pengemas dapat dilihat pada nilai Water Vapor Transmission

  • 16

    Rate(WVTR), nilai WVTR merupakan laju uap air dalam menembus lapisan bahan

    pengemas pada suhu dan kelembaban tertentu pada kondisi yang tetap (steady

    state).Sedangkan Ketahanan gas dari suatu bahan pengemas dapat dilihat pada nilai

    Oxygen Transmission Rate (OTR).Nilai OTR merupakan laju gas oksigen dalam

    menembus lapisan bahan pengemas pada suhu dan kelembaban tertentu pada yang

    steady state pula. Nilai WVTR dan OTR yang rendah akan mencegah uap air dan

    oksigen yang masuk kedalam kemasan, sehingga bahan pangan yang dikemas akan

    memiliki umur simpan lebih tinggi (Sampurno, 2006).Nilai dari WVTR dan OTR

    kaca/gelas sendiri adalah 0, hal ini berarti bahan pengemas kaca merupakan bahan

    pengemas yang kedap terhadap uap air maupun oksigen (Syarief et al., 1989). Sehingga

    penggunaan botol kaca akan memperpanjang umur simpan sirup dan menghindarkan

    dari kerusakan produk yang tidak diinginkan.

    2. Kemasan Sekunder

    Kemasan sekunder adalah kemasan lapis kedua setelah kemasan primer, dengan tujuan

    memberikan perlindungan lebih terhadap produk (Astawan, 2008).

    3. Kemasan tersier

    Kemasan tersier merupakan kemasan lapis ketiga setelah lapisan sekunder. Tujuan

    adanya kemasan tersier adalah untuk memudahan proses transportasi yang dilakukan.

    Kemasan tersier dapat berupa kotak karton maupun peti kayu (Astawan, 2008). Selain

    mempermudah dalam pengiriman, kemasan tersier juga mempermudah produsen dalam

    melakukan proses penyimpanan (Ebook pangan, 2007).

    PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan 2 jenis kemasan yakni kemasan primer dan

    kemasan sekunder.Kemasan primer yang digunakan berupa botol kaca dan kemasan

    sekunder yang digunakan berupa carton box.Penerapan botol kaca pada produk sirup

    sudah tepat, dikarenakan kaca dapat menahan uap air sehingga produk sirup dapat

    terhindar dari serangan jamur (Peltczar et al., 1986).

    5.1.1. Bahan Baku Botol Kaca Botol kaca yang biasanya digunakan merupakan botol yang terbuat dari campuran silika

    dioksida (SiO2).Hal ini serupa dengan yang digunakan pada PT. Karya Ciptanyata

    Wisesa, botol yang digunakan terbuat dari campuran silika dioksida.Botol kaca secara

  • 17

    garis besar dapat dibagi menjadi tiga bagian yakni bagian leher, badan, dan dasar.

    Dipilihnya botol kaca sebagai bahan pengemas dikarenakan bahan baku dari botol kaca

    itu sendiri tidak mudah bereaksi dengan produk yakni larutan sirup. Akan tetapi botol

    kaca sangat terbatas penggunaanya dikarenakan mudah pecah apabila terkena tekanan

    dari dalam, benturan, serta perubahan suhu didalam botol dan diluar botol yang terlalu

    besar (Winarno, 1994).PT Karya Ciptanyata Wisesa memilih botol kaca dengan warna

    transparan supaya produk sirup dapat dilihat oleh konsumen sehingga lebih menarik dan

    mengundang konsumen untuk membeli serta memastikan tidak terdapat kotoran

    didalam produk yang sudah beredar dipasaran.

    5.1.2. Bahan Baku Carton box Kemasan sekunder yang digunakan pada botol sirup adalah carton box.Carton box yang

    digunakan merupakan lembar karton gelombang (LKG) yang terdiri dari :

    Gambar 7.Spesifikasi Lembar Karton Gelombang (LKG)

    5.1.2.1.Kraft Linier

    Kraft linier adalah kertas pada carton box yang memiliki warna coklat untuk melapisisi

    bagian dalam serta luar karton. Ukurannya beragam dari 125, 150, 200, 250, dll. Nilai

    ukuran yang semakin besar maka akan memiliki ketahanan yang semakin besar pula

    (semakin kuat). Kraft linier yang digunakan oleh PT. Karya Ciptanyata Wisesa ada

    ukuran 150 gsm atau 150 gram/m2

    5.1.2.2.Medium Kraft

    .Gsm merupakan satuan pada kertas karton yakni

    gram per meter persegi.

    Medium kraft merupakah bagian yang terdapat diantara kraft linier luar dan

    dalam.Medium kraft merupakan bagian tengah yang merupakan penyusun lembaran

    karton. Tujuan medium kraf dibentuk bergelombang supaya dapat menahan gaya

    tekanan sehingga tidak mudah patah. PT. Karya Ciptanyata memuat produk dengan

    tekanan yang cukup tinggi maka digunakan medium kraft dengan ukuran 150 gsm.

  • 18

    5.1.2.3.Fluting

    Fluting merupakan sebuah istilah yang sering digunakan untuk medium pada carton box

    yang berbentuk gelombang. Berdasarkan jenis ukurannya terdapat 3 jenis fluteyakni :

    Tabel 1.Perbandingan Jenis Flute

    Flute A Flute B Flute C

    Jumlah flute per m 104-125 150-184 120-145

    Tinggi flute mm 4,7 2,4 3,6

    Pada table diatas dapat dilihat ukuran terkecil terdapat pada flute A lalu diikuti flute C

    dan flute B. Jenis flute yang sering digunakan adalah flute C, dikarenakan ukuran yang

    pas dan harganya yang ekonomis. PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan flute tipe

    C, dari data diatas kualitas karton box yang digunakan dapat ditulis sebagai berikut :

    Kualitas : K150/M150/K150 (Kraft linier 150/ Medium Kraft150/ Kraft linier 150)

    Flute : C (120-145 gelombang/m)

    5.2. Proses Penerimaan Bahan Pengemas 5.2.1. Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas

    Gambar 8.Tahapan Penerimaan Bahan Pengemas

  • 19

    Tahapan penerimaan bahan pengemastertera sebagai berikut:

    1. Pengecekan izin masuk

    Suplier yang mengirimkan bahan pengemas akan malapor kepada petugas

    keamanan,salnjutnya petugas keamanan akan mengkonfirmasi kepada divisi terkait.

    2. Penerimaan bahan pengemas

    Setelah supplier masuk, bahan pengemas yang bermuatan pada truk akan diturunkan

    untuk selanjutnya dibuatkan nota penerimaan barang.

    3. Pengecekan oleh QC Lab

    Proses pengecekan kualitas dari bahan pengemas yakni dengan membandingkan

    kualitas bahan pengemas yang diterima perusahaan dengan CoA yang diberikan oleh

    supplier atau kesepakatan awal antara supplier dengan perusahaan. Pengecekan perlu

    dilakukan guna memastikan bahwa kualitas yang dikirimkan oleh supplier sesuai

    dengan spesifikasi yang diminta perusahaan sehingga mutu dari produk dapat terjamin.

    Pengecekannya dilakukan metode sampling secara acak, jumlah sampel yang diambil

    tergantung dari jumlah barang yang diterima.

    4. Penyimpanan dalam Gudang Penyimpanan

    Setelah bahan pengemas yang diterima perusahaan sesuai dengan CoA atau memenuhi

    standar maka akan disimpan didalam gudang penyimpanan. Untuk bahan yang tidak

    sesuai akan dikembalikan kepada supplier untuk dilakukan proses retur.Prinsip dari

    penyimpanan yang diterapkan adalah First in first out (FIFO).FIFO perlu diterapkan

    guna menghindari kerusakan yang tidak diinginkan akibat dari penyimpanan yang

    terlalu lama.

    5.3. Proses Pengemasan 5.3.1. Pencucian Botol Pencucian botol pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa dilakukan secara

    otomatis.Pencucian secara otomatis memiliki beberapa keunggulan seperti cepat,

    memerlukan jumlah air lebih sedikit serta mengurangi jumlah tenaga kerja. Proses

    pencuciannya meliputi pembersihan kotoran pada dinding luar botol dan dalam botol

    menggunakan air dengan suhu lebih dari 70oC. Digunakannya suhu lebih dari 70oC

    karena pada suhu tersebut sebagian besar bakteri berhenti tumbuh dan mulai mati

    (Depkes RI, 2004). Pencucian botol juga menggunakan liquid caustic soda, caustic soda

  • 20

    yang digunakan dalam pencuian botol adalah NaOH.Fungsi dari NaOH adalah

    membantu menghilangkan kotoran didalam botol yang sukar larut.

    5.3.2. Proses Pengisian Sirup Kedalam Botol Prinsip dari kerja filler adalah mengeluarkan udara yang ada didalam botol diikuti

    dengan mengalirkan larutan sirup kedalam botol. Pada proses pengisian sirup terdapat

    hal-hal yang perlu diperhatikan.Headspace adalah ruang kosong yang terdapat antara

    permukaan atas produk dengan tutup botol.Fungsi headspace sendiri adalah

    memberikan ruang cadangan terhadap pengembangan produk yang akan mengalami

    proses sterlisasi, sehingga tidak botol tidak pecah (Ardawyah, 2008). Pada produk sirup

    tidak mengalami sterlisasi, sehingga volume headspace yang terlalu besar akan

    mempengaruhi kualitas dari produk, dikarenakan sebagian besar udara yang terdapat

    didalam headspace adalah oksigen. Menurut BPOM (2015), menjelaskan bahwa volume

    headspace (rongga kosong) tidak boleh melebihi 10% dari total volume botol (v/v).

    Headspace botol dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

    𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶Sisa volume botol

    Volume total 𝑥𝑥 100%

    Spesifikasi botol pada CoA yang dikirim oleh supplierkepada PT. Karya Ciptanyata

    Wisesa memiliki volume rata-rata 651,4 ml, sedangkan volume sirup yang diisikan

    kedalam botol berkisar 620ml, sehingga dapat dihitung nilai Headspace botol yang

    terdapat pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa yakni sebesar 4,82%.

    𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶651,4 − 620 ml

    651,4 ml 𝑥𝑥 100%

    𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻𝐻 botol ∶ 4,82%

    Headspace yang berada pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa 4,82% dimana nilai

    tersebuttelah memenuhi standart yang dianjurkan bahkan jauh lebih kecil dari yang

    telah ditetapkan BPOM yakni 10%.

    5.3.3. Proses Pemasangan Tutup Botol Dalam penerapannya, hendaknya proses pemasangan tutup botol dilakukan dengan

    rapat (hermetis). Penutupan secara hermetis akan menghambat dan mencegah kerusakan

    yang disebabkan oleh mikroba. PT. Karya Ciptanyata Wisesa menggunakan tutup botol

  • 21

    tanpa ulir. Proses penutupan yang ideal yakni dilakukan secara cepat setelah proses

    filling selesai, guna menghindari adanya kontaminasi dari udara sekitar. Pemilihan tutup

    botol sangatlah penting guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti

    korosi.Menurut Winarno et al (1984), tutup botol yang berbahan dasar logam masih

    mungkin terjadi reaksi korosi atau timbulnya karat. Oleh karena itu PT. Karya

    Ciptanyata memilih tutup botol yang memiliki spesifikasi tahan terhadap asam maupun

    basa.

    5.3.4. Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel Setelah proses penutupan botol selesai maka dilanjutkan proses pemasangan label yang

    telah dibuat. Tujuan digunakannya label adalah memberikan identitas sirup yang telah

    dibuat PT. Karya Ciptanyata Wisesa. Label ditempelkan pada dinding bagian luar botol

    kaca. Label yang baik dan ideal sebaiknya memuat berbagai informasi mengenai nama

    produk, produsen yang membuat, bahan yang digunakan, volume produk, ijin

    departemen badan obat dan makanan (BPOM), label halal, tanggal kadarluarsa serta

    tanggal produksi.PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memuat keseluruhan komponen

    diatas didalam berbagai produk sirup yang diproduksi. Setelah itu dilanjutkan dengan

    proses pemasangan segel, penyegelan berfungsi menghindari adanya penyelewengan

    atau pemalsuan produk dan memberikan rasa nyaman terhadap konsumen bahwa

    produk yang dibeli terjamin mutunya. Segel dipasang pada bagian antara leher botol dan

    tutup botol, sehingga untuk membuka botol perlu dilakukan perusakkan segel dimana

    hal ini merupakan fungsi dari segel itu sendiri.

    5.3.5. Proses Pemberian Kode Produksi (Coding) Pada dasarnya kode produksi yang tertulis pada produk dirancang oleh kepala Quality

    Control. Fungsi dari kode produksi sendiri untuk dapat mempermudah pengecekkan

    dokumen apabila suatu saat terjadi audit ataupun permasalahan produk yang ada

    dilapangan. Menurut BPOM (2003), Mengenai pedoman umum label pangan

    menyebutkan bahwa setidak tidaknya kode produksi yang dibuat memuat tanggal

    produksi, batch, angka atau huruf lain yang rinci. Coding yang terdapat pada PT. Karya

    Ciptanya Wisesa terdiri atas 5 komponen. Kelima komponen tersebut antara lain shift,

  • 22

    nomor tangki, minggu, hari dan waktu mixing & filling. Kode produksi yang terdapat

    pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

    5.3.6. Proses Pengemasan Sekunder Pada proses terakhir ini sirup yang telah diberi label dan segel akan berjalan dengan

    conveyor untuk diambil oleh operator untuk dimasukkan kedalam cartonbox. Pemilihan

    kemasan sangat penting guna menjaga produk dari kerusakan serta memberikan daya

    tarik tersendiri kepada konsumen.Kemasan yang baik untuk menampung suatu produk

    diharuskan untuk mengandung logo perusahaan, label halal, keterangan komposisi,

    berat bersih atau volume serta menarik konsumen (Hidayat & Dania, 2005). Peraturan

    yang telah diatur oleh pemerintah yakni terkandung dalam UU RI Nomer 7 Tahun 1996

    mengenai pangan, bab IV pasal 30 ayat 2, tertulis bahwa label kemasan setidak-tidaknya

    memuat berbagai keterangan mengenai nama produk, volume atau berat bersih dari

    produk, alamat serta nama produsen, keterangan halal atau logo halal, bulan serta tahun

    kadaluwarsa.Hal ini sudah terdapat pada carton box di PT. Karya Ciptanyata Wisesa.

    Label kemasan pada carton box telah terdapat nama produk, volume atau berat bersih

    dari produk, alamat serta nama produsen, keterangan halal atau logo halal, bulan serta

    tahun kadaluwarsa.

  • 23

    6. KESIMPULAN & SARAN

    6.1.Kesimpulan

    - Kemasan primer yang digunakan PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah botol kaca

    - Kemasan sekunder yang digunakan PT. Karya Ciptanyata Wisesa adalah carton box

    - Headspace pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memenuhi peraturan yang

    ditetapkan BPOM

    - Coding pada PT. Karya Ciptanyata Wisesa telah memenuhi peraturan yang

    ditetapkan BPOM

    6.2.Saran

    - Disarankan untuk menggunakan lem putih food grade sehingga keamanan pangan

    dapat ditingkatkan.

  • 24

    7. DAFTAR PUSTAKA

    Ardawyah, R. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi Aksara. Jakarta Astawan, Made. 2008. Ahli Gizi dan Pangan. Artikel Kemasan : pengamanan dan

    pengawet makanan.

    BPOM.2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No 1 Tahun 2015 Tentang Kategori Pangan. BPOM.2003. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.00.05.52.4321 tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pelabelan Produk Pangan. Jakarta: BPOM.

    Buckle,K.A., dkk. (1987). Ilmu Pangan.Universitas Indonesia Press. Jakarta.

    Ebook Pangan.Com. 2007. Pengemasan Bahan Pangan. Diambil Tanggal 12 Agustus 2016 Pukul 11.00 WIB ISSN : 1411-1098

    Fellows, P. 1992. Food Processing Technology Principles And Practice. NewYork. Ellis

    Horwood Limited. Heath, H. B. 1981. SourceBook of Flavors. AVI Publishing Company. Westport,

    Connecticut. Hidayat, N, dan W.AP. Daniati, 2005.Minuman Berkarbonasi dari Buah Segar. Trubus Agrisarana, Surabaya.

    Hughes, C., 1987. Food Additives Guides. Jhon Willy and Sons, New York.

    Newsome, R. L., 1986, Food Colors, Food Technol, 40(7): 49-56, Di dalam: Zat Pewarna Makanan dan Peraturan Pemakaiannya. Media Teknologi Pangan, 2(2): 44-52.

    Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan, 1986, Penterjemah , Ratna Siri Hadioetomo dkk. Dasar-

    Dasar Mikrobiologi 1, Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sampurno B. 2008. Flexible Packaging Laminates. Jakarta: Meerkats Flexipack.

    Soejardi. 2003. Proses Pengolahan di Pabrik Gula Tebu. LPP.Yogyakarta. Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.

  • 25

    Tzotzi, C.2007. A Study of CaCO3 Scale Formation and Inhibition in RO and NF Membrane Processes.Desalination journal.Volume 296.

    Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz, 1980. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Winarno, F.G., 1984. Bahan Tambahan Makanan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Winarno, F.G. 1994. Sterilisasi Komersial Produksial. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

    HALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELPENDAHULUANLatar BelakangTujuanTempat dan Waktu PelaksanaanMetode Kerja Praktek

    KEADAAN UMUM PERUSAHAANSejarah PerusahaanProfil PerusahaanVisi dan Misi PerusahaanStruktur OrganisasiKetenagakerjaanSistem Perekrutan Tenaga KerjaPelaksanaan Kerja

    SPESIFIKASI PRODUK PT. KARYA CIPTANYATA WISESAPROSES PRODUKSIBahan BakuBahan Baku UtamaBahan Baku Tambahan

    Alur Proses ProduksiProses PengemasanBahan Baku PengemasanProses Pengemasan PrimerProses Pencucian BotolProses Pengisian Sirup (Filling) danPemasangan Tutup Botol (Cropping)Proses Pemasangan Label dan Pemasangan Segel

    Proses Pengemasan Sekunder

    PEMBAHASANBahan Baku PengemasanBahan Baku Botol KacaBahan Baku Carton boxKraft LinierMedium KraftFluting

    Proses Penerimaan Bahan PengemasTahapan Penerimaan Bahan Pengemas

    Proses PengemasanPencucian BotolProses Pengisian Sirup Kedalam BotolProses Pemasangan Tutup BotolProses Pemasangan Label dan Pemasangan SegelProses Pemberian Kode Produksi (Coding)Proses Pengemasan Sekunder

    DAFTAR PUSTAKA