proses pembuatan alkohol (25 sept 2013)

3
Proses pembuatan alkohol Tahapan pembuatan alkohol adalah sebagai berikut : 1. Persiapan tetes Tetes yang didapatkan dari pabrik gula dimasukkan dalam tangki penampungan tetes, selanjutnya mengalami analisa : berat jenis, kadar glukosa (menggunakan brixmeter), dan viscositas 2. Pengenceran Tetes yang didapatkan dari pabrik gula mempunyai viscositas tinggi, maka mengalami pengenceran, karena pengenceran sangat berpengaruh terhadap kemampuan mikroorganisme dalam mengubah menjadi alkohol 3. Pembibitan Proses terjadi dalam 2 tahapan, yaitu : - Di laboratorium : dari 1 ose menjadi 20 liter - Di pabrik : dari 20 liter menjadi 14.000 liter 4. Fermentasi Proses terjadi dalam pabrik menggunakan fermentor, kapasitas 65.000 – 70.0000 liter, dengan penambahan bibit sebanyak 14.000 liter, sebagai m.o digunakan Saccharomyces cereviceae dan dilakukan penambahan nutrisi urea, TSP, MgSO 4 , sebagai makro dan mikro nutrient.. Pada fermentor, yeast yang telah berkembang biak mengalami aktivitas, sehingga terjadi peruraian menjadi alkohol dan CO 2 . Proses fermentasi selesai bila kandungan alkohol 8 – 12 %, disebut beslag. 5. Distilasi

Upload: irma-nurfitriani

Post on 15-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pik

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pembuatan Alkohol (25 Sept 2013)

Proses pembuatan alkohol

Tahapan pembuatan alkohol adalah sebagai berikut :1. Persiapan tetes Tetes yang didapatkan dari pabrik gula dimasukkan dalam tangki penampungan tetes, selanjutnya mengalami analisa : berat jenis, kadar glukosa (menggunakan brixmeter), dan viscositas

2. Pengenceran Tetes yang didapatkan dari pabrik gula mempunyai viscositas tinggi, maka mengalami pengenceran, karena pengenceran sangat berpengaruh terhadap kemampuan mikroorganisme dalam mengubah menjadi alkohol

3. Pembibitan Proses terjadi dalam 2 tahapan, yaitu :

- Di laboratorium : dari 1 ose menjadi 20 liter- Di pabrik : dari 20 liter menjadi 14.000 liter

4. Fermentasi Proses terjadi dalam pabrik menggunakan fermentor, kapasitas 65.000 – 70.0000 liter,

dengan penambahan bibit sebanyak 14.000 liter, sebagai m.o digunakan Saccharomyces cereviceae dan dilakukan penambahan nutrisi urea, TSP, MgSO4, sebagai makro dan mikro nutrient.. Pada fermentor, yeast yang telah berkembang biak mengalami aktivitas, sehingga terjadi peruraian menjadi alkohol dan CO2. Proses fermentasi selesai bila kandungan alkohol 8 – 12 %, disebut beslag.

5. Distilasi Beslag dengan kadar alkohol 8 – 12 % akan mengalami distilasi bertingkat untuk

memisahkan alkohol dan air serta komponen2 lain. Dengan menggunakan beberapa menara distilasi sebagai berikut :

a. Kolom Kasar (Ruw Column) Beslag mengalami pemanasan sebelum masuk dalam Kolom kasar, , disini terjadi

perpindahan panas dan massa, selanjutnya alkohol yang lebih volatile terbawa ke atas dan keluar sebagai hasil atas dengan kadar alkohol 60 %, selanjutnya menjadi feed bagi Kolom sementara (Voorlop Column), disini mengalami distilasi tahap 2

b. Kolom sementara ( Voorlop Column) Feed yang berupa campuran alkohol dan komponen lain serta air akan mengalami

pemisahan, sehingga konsentrasi alkohol lebih tinggi. Hasil atas dari Voorlop Column adalah alkohol dengan kadar 93-94 %, hasil ini akan mengalami pemanasan dan pendinginan untuk mengambil alkohol yang terikut dalam aldehid, karena perbedaan

Page 2: Proses Pembuatan Alkohol (25 Sept 2013)

titik didih aldehid dan alkohol tidak teralu besar, sehingga untuk menghindari kehilangan alkohol sebelum aldehid dibuang ke udara, hasil dari kolom ini adalah alkohol teknis atau dikenal alkohol afwykend, dengan kadar ± 94 %, yang digunakan sebagai bahan bakar. Hasil bawah alkohol dengan kadar 30-40 % masuk dalam kolom distilasi berikutnya, disebut Kolom pelepas (Uitspuit Column).

c. Kolom pelepas (Uitspuit Column) Feed berasal dari Voorlop Column bagian bawah dengan kadar alkohol 30-40 %, yang

terdiri dari fraksi ringan berupa campuran alkohol dan fusel oil dan air yang akan mengalami pemisahan dalam kolom ini, fraksi ringan yang keluar dari atas mengandung alkohol 70 % akan masuk dalam Versteking Column untuk mengalami pemekatan, sedang hasil bawah berupa air panas yang masuk dalam tangki penampung air panas.

d. Kolom pemekat (Versteking Column) Fraksi ringan masuk dari bagian tengah yang akan mengalami pemekatan dalam kolom

ini, hasil atas mengandung alkohol sebesar 90 %, akan masuk dalam kolom pembersih (Rectifisier Column) untuk dibersihkan, sedangkan bagian tengah yang mempunyai kadar alkohol 78 % masuk dalam Olie Column.

e. Kolom pembersih (Rectifisier Column) Hasil atas dari kolom pemekat dengan kadar alkohol 90% akan mengalami

pembersihan dalam kolom ini, hasil dari bagian atas berupa campuran alkohol dan aldehid, untuk menghindari kehilangan alkohol dalam aldehid dilakukan refluks dan pendinginan sebeluma adehid dibuang ke udara. Hasil dari kolom ini berupa alkohol dengan kadar tinggi yang akan masuk dalam kolom akhir (Final column).

f. Kolom Akhir (Final Column) Hasil dari kol0m pembersih setelah mengalami pendinginan untuk memaksimalkan

perolehan alkohol akan masuk dalam kolom ini, sehingga didapatkan alkohol dengan kadar sekitar 95 - 95,6 %yang merupakan alkohol kualitas 1 atau alkohol prima, ditampung dalam tangki penampungan alkohol prima, sedang hasil atas setelah melewati kondensor akan masuk dalam tangki penampungan alkohol teknis. Didapatkan alkohol dengan kadar 94 %.

g. Olie Column Feed berasal dari kolom pemekat dengan kadar alkohol 78 %, yang akan mengalami

pemisahan antara alkohol dengan minyak fusel, hasil bawah berupa minyak fusel ditampung dalam tangki penampungan minyak fusel, sedang hasil atas masuk dalam kondensor dan untuk mengambil alkohol yang terikut dalam aldehid, selanjutnya

didapatkan alkohol teknis dengan kadar 94 % dan masuk dalam penampungan alkohol teknis.