prosedur dan tes diagnostik kardiovaskuler

7
Prosedur dan tes diagnostik Tes laboratorium Dilakukan untuk alasan : 1. Membantu diagnostik infark miokard pektoris 2. Mengukur abnormalitas kimia darah yang dapat mempengaruhi prognosis pasien jantung 3. Mengkaji derajat proses radang 4. Skrining faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit arteri koronaria aterosklerosis 5. Menentukan nilai dasar sebelum intervensi terapeutik 6. Mengkaji kadar serum obat 7. Mengkaji efek obat 8. Skrining terhadap abnormalitas Enzim jantung Enzim yang paling spesifik di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang mein gkat adalah kreatinin kinase (ck) dan isoenzimnya (ck-mb). Laktat dehidrogenase (ldh) dan iso enzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang terlamabat berobat karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari jauh lebih lambat dari ck Kimia darah Profil lemak. Kolestrol total, trigliselida, dan lippoprotein diukur untuk mengevaluasi resiko aterosklerosis. Khususnya bila ada riwayat keluarga yang positif atau untuk mendiagnosa abnormalitas lippoprotein tertentu. Kolestrol serum total yang meningkat diatas 200mg/ml merupakan prediktor peningkatan resiko jantung koroner (cad). Lippoprotein yang mengangkut kolesterol dalam darah dapat dianalisa melalui elektroforesis. Lippoprotein densitas tinggi (hdl) yang membawa kolesterol dari sel perifer dan mengangkutnya ke hepar bersifat proyektil sebaliknya lippoprotein densitas rendah (ldl) mengangkut kolesterol ke sel perifer. Penurun kadar lippoprotein densitas tinggi dan peningkatan lippoprotein akan meningkatkan resiko penyakit arteri koronaria aterosklerosis.pengukuran profil lemak total harus dilakukan setelah puasa 24jam

Upload: hamidatu-ulfiyah

Post on 24-Nov-2015

105 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

diagnostik

TRANSCRIPT

Prosedur dan tes diagnostikTes laboratoriumDilakukan untuk alasan :1. Membantu diagnostik infark miokard pektoris2. Mengukur abnormalitas kimia darah yang dapat mempengaruhi prognosis pasien jantung3. Mengkaji derajat proses radang4. Skrining faktor resiko yang berhubungan dengan penyakit arteri koronaria aterosklerosis5. Menentukan nilai dasar sebelum intervensi terapeutik6. Mengkaji kadar serum obat7. Mengkaji efek obat8. Skrining terhadap abnormalitas

Enzim jantungEnzim yang paling spesifik di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang mein gkat adalah kreatinin kinase (ck) dan isoenzimnya (ck-mb). Laktat dehidrogenase (ldh) dan iso enzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang terlamabat berobat karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari jauh lebih lambat dari ckKimia darahProfil lemak. Kolestrol total, trigliselida, dan lippoprotein diukur untuk mengevaluasi resiko aterosklerosis. Khususnya bila ada riwayat keluarga yang positif atau untuk mendiagnosa abnormalitas lippoprotein tertentu. Kolestrol serum total yang meningkat diatas 200mg/ml merupakan prediktor peningkatan resiko jantung koroner (cad). Lippoprotein yang mengangkut kolesterol dalam darah dapat dianalisa melalui elektroforesis. Lippoprotein densitas tinggi (hdl) yang membawa kolesterol dari sel perifer dan mengangkutnya ke hepar bersifat proyektil sebaliknya lippoprotein densitas rendah (ldl) mengangkut kolesterol ke sel perifer. Penurun kadar lippoprotein densitas tinggi dan peningkatan lippoprotein akan meningkatkan resiko penyakit arteri koronaria aterosklerosis.pengukuran profil lemak total harus dilakukan setelah puasa 24jamElektrolit serum. Natrium serum dapat mencerminkan keseimbangan cairan relatif. Hiponatremia menunjukkan kelebihan cairan dan hipernatremia mencerminkan kekurangan cairan. Kalsium sangat penting untuk koagulasi darah dan aktifitas neuromuskular. Hipokalsemia dan hiperkalsemia dapat menyebabkan perubahan EKG dan disritmia.Kalium serum. Penurunan kadar kalium mengakibat iritabilitas jantung dan membuat pasien yang mendapat preparat digitalis cenderung mengalami toksisitas digitalis. Peningkatan kadar kalium mengakibatkan depresi miokardium dan iritabilitas ventrikel. Hipokalemia dan hiperkalemia dapat mengakibatkan fibrilasi ventrikel dan henti jantung.Nitrogen urea darah. Pada pasien jantung peningkatan BUN dapat mencerminkan penurunan perfusi ginjal (akibat penurunan curah jantung) atau kekurangan volume intravaskulerGlukosa. Glukosa serum sedikit meningkat pada keadaan stress akibat mobilisasi eprinefrin endogen yang menyebabkan konversi glikogen heparmenjadi glukosa.

Sinar-X Dada Dan FluoroskopiPemeriksaan sinar-X dilakukan untuk menentukan kontur dan posisi jantung. Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan adanya kalsifikasi jantung dan perikardial dan menunjukkan adanya perubahan fisiologis sirkulasi pulmonal. Pemasangan kateter seperti pacu jantung atau kateter ateri pulmonal dapat juga ilihat pemerikasaan sinar-X. Pemeriksaan fluoroskopi dapat memberikan gamabran visual jantung pada luminescent x-ray screen. Pemeriksaan ini memperlihatkan denyutan jantung dan pembuluh darah serta sangat tepat untuk mengkaji kontur jantung yang tidak normal. Fluroskopi adalah alat yang tepat untuk penempatan dan pemasangan elektrode pemacu intravena serta untuk membimbing pemasukan kateter pada kateterisasi jantung.ElektrokardiografiElektrokardiogram mencerminkan aktifitas listrik jantung yang disadap dari berbagai sudut pada permukaan kulit. EKG sangat berguna untuk mengevaluasi kondisi yang berbeda dibanding fungsi normal, seperti gangguan kecepatan dan irama, gangguan hantaran, pembesaran kamar-kamar jantung, adanya infark mikard dan ketidakseimbangan elektrolitPemantauan Elektrokardiografi pada Pasien AmbulatoriPemantauan berkesinambunganTape Recorder PortabelEKG Sinyal Rata-rataPemantaun Trans-TelefonikTest toleransi latihan (ETT)Merupakan cara non invasif untuk mengkaji berbagai aspek fungsi jantung dengan mengevaluasi aksi jantung selama stress fisik, respon jantung terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dapat ditentukan. Test ini dapat digunakan untuk berbgaia keperluan yaitu :1.membantu diagnosa nyeri dada2.menapis penyakit jantung iskemi3.menentukan kapasitas fungsional jantung setelah MI atau setelah pembedahan jantung4.mengkaji efektifitas terpai pengobatan anti angina dan anti disritmia5.mengidentifikasi disritmia yang terjadi selama latihan fisik6.membantu pengembangan kesegaran jasmani

Katerisasi JantungKaterisasi jantung merupakan prosedur diagnostik invasif dimana satu atau lebih dimasukkan kejantung dan pembuluh darah tertentu untuk mengukur tekanan dalam berbagai kamar jantung dan untuk menentukan saturasi oksigen dalam darah. Katerisasi digunakan untuk mengkaji patensi arteri koronaria pasien dan untuk menetukan terapi yang dilakukanAngiografiMerupakan suatu teknik memasukkan media kontras kedalam sistem pembuluh darah untuk mengambarkan jantung dan pembuluh darah. Bila hanya satu kamar jantung atau pembuluh darah tertentu yang dipelajari maka prosedur ini dinamakan angiografi selektif. Empat (4) tempat yang paling sering digunakan untuk angiografi selektif adalah aorta, arteri koronaria, dan sisi kanan serta sisi kiri jantungAortografiaortogram adalah angiografi yang menggambarkan lumen aorta dan arteri utama yang muncul darinya. Pada aortografi toraks media kontras digunakan untuk mempelajari arkus aorta dan cabang-cabang besarnya. Biasanya digunakan pendekatan translumbal atau retrogad brakhial atau femoralArteriografi KoronerKateter radipak dimasukkan ke arteri brachial kanan atau kiri atau arteri femoralis dan didorong ke aorta asenden dan diarahkan ke arteri koronaria yang dituju dengan bantuan fluoroskopi. Arteriografi digunakan untuk mengevaluasi derajat arterosklerosis dan untuk menentukan cara penanganannya. Juga digunakan untuk mempelajari adanya kecurigaan anomali kongenital arteri krornariaKateterisasi Jantung-KananKateterisasi jantung kanan dilakukan dengan memasukkan kateter radiopak dari vena antekubital atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan dan pembuluh darah paru. Cara ini dilakukan dibawah fluroskopi. Tekanan dalam atrium kiri diukur dan dicatat, dan sampel darah diambil untuk pengukuran metokrit dan saturasi oksigen. Kateter kemudian didosrong melalui katup trikuspidalis, dan uji yang sama kemudian dilakukan pada darah di ventrikel kanan. Akhirnya, kateter dimasukkan kebuh dalam lagi ke arteri paru (melalui katup paru) sampai sampel kapiler dapat diambil dan tekanan kapiler (juga dikenal sebagai tekanan baji) kemudian diukur. Kemudian kateter di tarik.Kateterisasi Jantung kiri.Kateterisasi jantung kiri biasanya dilakukan dengan teknik kateterisasi retogad jantung kiri atatu ketetrisasi transeptal atrium kiri. Pada teknik retrogad, ketetr dimasukkan ke arteri brakialis kanan ( areteriotomi) dan diorong dibawah kontrol fluroskopi ke aorta asendes dan ke ventrikel kiri ; atatu kateter dapat dimasukkan secara perkutan melalui tusukan arteri femoralis. Pada pendekatan transeptal, kateter dimasukkan melalui vena femoralis ( secara perkutan atau melalui diseksivena safena magna) ke atrium kanan. Sebuah jarum panjang dimasukkan melalui kateter tadi dan digunakan untuk menusuk septum yang memisahkan atrium kanan dan kiri. Jarum kemudian ditarik dan kateter didorong dengan banruan fluoroskop ke ventrikel kiri. Pada kedua teknik tersebut pasien dipantau dengan elektrokardiogram. Kateriasi jantung kiri paling sering dilakukan untuk mengevaluasi fungsi otot ventrikel kiri dan katup mitral dan aorta atau patensi arteri koronaria. Prosedur ini digunakan untuk mengevaluasi pasien sebelum dan sesudah pembedahan jantung. Biasanya , sisi kanan jantung dikateterisasi terlebih dahulu sebelum sisi kiri. Komplikasi potensial meliputi disritmia, infark miokard,perforasi jantung, dan pembuluh darah besar dan embolisme sistemik. Setelah kateterisasi, kateter dicabut secara perlahan. Pada pendekatan brakhial, tempat diseksi ditutup dan dibalut. Pada tempat penusukan femoral, lakukan tekanan manual sampai perdarahan berhenti.Intervensi keperawatan Menginstruksikan pasien untuk berpuasa biasanya 8-12 jam sebelum prosedur dijalankan Mempersiapkan pasien sesuai dengan perkiraan lamanya prosedur , memberitahu bahwa selama prosedur pasien akan berbaring pada meja yang keras selama kira-kira 2 jam Mempersiapkan pasien bahwa ia akan mengalami bermacam rasa selama kateterisasi Mendukung pasien mengekspresikan rasa takutnya, memberikan dukungan dan pendidikan untuk mengurangi rasa takutnya Persiapkan pasien untuk prosedur pasca kateterisasiEkokardiografiTes ultrasound non invasif yang digunakan untuk memeriksa ukuran bentuk dan pergerakan struktur jantung.alat ini sangat berguna untuk mendiagnosa berbagai murmur jantung.Ekokardiografi transesofageal (TEE) mampu menghasilkan gambar yang lebih jelas karena gelombang ultrasound sedikit melalui jaringan. Pencitraan radionuklidaUntuk mendeteksi infark miokard dan penurunan aliran darah miokardium dan untuk mengevaluasi fungsi ventrikel kiri. Pencitraan perfusi miokardium. Digunakan untuk meningkatkan akurasi diagnosa gangguan perfusi miokardium.Evaluasi fungsi ventrikel dan gerakan dinding. Digunakan untuk mengkaji perbedaan fungsi ventrikel kiri selama istirahat dan latihanTomografi emisi positron. Pemindaian noninvasif yang digunakan di masa lalu terutama untuk mempelajari disfungsi neurologis.Tes elektrofisiologisMerupakan prosedur serial diagnostik noninvasif yang dilakukan berdasarkan hasil laboratorium untuk mencatat aktivitas listrik jantung selama irama sinus dan disritmia. Tes ini paling sering untuk menentukan titik awal pada disritmia , palpitasi, dan sinkop yang tidak dapat dijelaskan dan juga digunakan pada pasien yang selamat dari henti jantungPemantauan hemodinamikaPemantuan hemodinamik meliputi penggunaan kateter invasif yang diletakkan dalam sistem vaskuler pasien untuk memantau fungsi jantung, volume dan sirkulasi secara dekat. Pasien yang memerlukan pemantauan hemodinamik biasanya sakit kritis dan berada dalam ruang perawatan intensif meskipun beberapa pasien stabil yang berada dalam ruang perawatan ntermediet dipasang kateter tekanan vena sentral atau kateter arteri.Pemantauan tekanan vena sentralMerupakan gambaran pengisian ventrikel kanan jantung dan menunjukkan kemampuan sisi kanan jantung dalam mengatur beban cairan. CVP berperan sebagai pemandu pemberian cairan pada pasien sakit serius dan sebagai pengukur volume efektif darah yang beredar.Pemantauan tekanan arteri pulmonalMerupakan alat pengkajian yang sangat berguna untuk mengukur dan menghitung berbagai tekanan intrakardiak isi kanan dan kiri secara efektif.Pemantauan tekanan arteri sistemik memperoleh tekanan darah langsung dan berkesinambungan pada pasien yang menderita tekanan darah sangat tinggi atau hipertensi. Kateter ini juga sangat berguna untuk memperoleh gas darah arteri dan sampel darah serialDigunakan unt