tes laboratorium diagnostik , tujuan dan efektivitasnya

29
Laboratoriu m Diagnostik, Tujuan dan Efektivitas nya oleh: - dr. Wilfrid P., SpPK - 1

Upload: mckile

Post on 24-Feb-2016

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tes Laboratorium Diagnostik , Tujuan dan Efektivitasnya. oleh : - dr. Wilfrid P., SpPK -. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

1

Tes Laboratoriu

m Diagnostik, Tujuan dan Efektivitasn

yaoleh:

- dr. Wilfrid P., SpPK -

Page 2: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

2

• Status kesehatan yang optimal merupakan syarat untuk menjalankan tugas dalam pembangunan. Menurut paradigma sehat, diharapkan orang tetap sehat dan lebih sehat, sedang yang berpenyakit lekas dapat disembuhkan agar sehat. Untuk segera dapat disembuhkan, perlu ditentukan penyakitnya dan pengobatan yang tepat, serta prognosis atau ramalan penyakitnya yaitu ringan, berat atau fatal.

• Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis, prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau memantau jalannya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium atau tes laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sampel yang diambil dari pasien. Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di laboratorium klinik atau lengkapnya di laboratorium patologi klinik.

Page 3: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

3

• Patologi klinik atau “Clinical Pathology” atau “Laboratory Medicine” adalah cabang ilmu patologi yang berkaitan dengan pemeriksaan spesimen dari pasien (darah, urin, cairan otak dan sebagainya) untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit serta prognosis bersama dengan tes penunjang lainnya, anammesis dan pemeriksaan fisik.

• Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi, serologi, mikrobiologi klinik dan parasitologi klonik. Metode pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif, semikuantitatif ke kuantitatif dan dilaksanakan dengan cara manual, semiotomatik, otomatik sampai robotik. Hal ini berarti peralatan pun berkembang dari yang sederhana sampai yang canggih dan mahal hingga biaya tes pun dapat meningkat. Karena itu perlu dipertimbangkan efektivitas dan efisiensi tes atau pemeriksaan. Selanjutnya pemeriksaan laboratorium atau tes di laboratorium patologi klinik tersebut disingkat menjadi tes laboratorium atau tes saja.

Page 4: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

4

• Akan dibicarakan: Beberapa Tujuan Tes; Efektifitas Tes dan Interpretasi Hasil Tes Laboratorium yang diharapkan dapat dipakai sebagai “Pedoman Tes Diagnosis” baik oleh Dokter, Sarjana Farmasi, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Perawatan, perawat maupun mahasiswa di bidang Kesehatan, Kedokteran dan Keperawatan pada umumnya.

Page 5: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

5

Beberapa Tujuan Tes• Pada umumnya permintaan tes laboratorium mempunyai berbagai

tujuan, antara lain:

1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit tertentu misalnya dengan urinalisis ditemukan bilirubin dan urobilin positif yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya adalah untuk melihat gangguan faal hati.

2. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia, malaria, tbc, diabetes melitus.

3. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid, hepatitis B, HIV.

4. Memasukkan / mengeluarkan dari diagnosis diferensial misalnya pasien dengan panas; tifoid, malaria, demam berdarah dengue.

Page 6: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

6

5. Menentukan beratnya penyakit misalnya hepatitis, infeksi saluran kemih.

6. Menentukan tahap penyakit misalnya penyakit kronik: tbc paru, sirosis hepatis.

7. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah.

8. Membantu menentukan rawat inap misalnya observasi tifoid, observasi leukemia.

9. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan pengendalian penyakit misalnya leukemia, diabetes.

10. Membantu ketepatan terapi misalnya tes kepekaan kuman terhadap antimikroba.

11. Memonitor terapi misalnya tes HbA1c pada diabetes, tes Widal pada tifoid.

Page 7: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

7

12. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat, setelah ditemukan diagnosis.

13. Membantu mengikuti perjalanan penyakit misalnya diabetes, hepatitis.

14. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap misalnya bila hasil tes-tes laboratorium kembali normal.

15. Memprediksi atau menentukan prognosis penyakit misalnya disiplidemia dengan penyakit jantung koroner, kanker dengan kematian.

16. Membantu dalam bidang kedokteran kehakiman misalnya tes utnuk membuktikan perkosaan.

17. Mengetahui status kesehatan umum (general check up).

Page 8: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

8

Efektivitas Tes Laboratorium• Idealnya tes laboratorium harus teliti, tepat, sensitif, spesifik, cepat

dan tidak mahal serta dapat membedakan pasien dengan orang normal. Namun karena keterbatasan pengetahuan, teknologi dan biaya, keadaan ideal tersebut tak selalu terpenuhi. Penjelasan syarat-syarat keadaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Presisi atau teliti berarti kemampuan untuk mendapatkan nilai yang hampir sama pada tes berulang-ulang dengan metode yang sama, namun teliti belum tentu akurat.

2. Akurat atau tepat berarti kemampuan untuk mendapatkan nilai benar yang diinginkan, tetapi untuk mencapainya mungkin membutuhkan waktu yang lama dan mahal.

Page 9: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

9

3. Cepat berarti tidak memerlukan waktu lama dan lekas diketahui oleh dokter yang merawat.

4. Sensitif berarti kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil yang diperiksa. Tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena nilai normalnya sangat rendah misalnya enzim dan hormon atau tinggi misalnya darah samar, dalam klinik lebih dipilih tes yang dapat menentukan nilai abnormal. Misalnya guajac test untuk menentukan darah samar dalam faeces lebih dipilih daripada benzidin atau ortotolidin tes yang lebih sensitif. Dalam keadaan normal kedua tes terakhir dapat positif karena ±3 cc darah samar terdapat dalam faeces, sedang tes yang pertama positif dalam keadaan abnormal saja. Tes laju endap darah dan CRP sensitif untuk perubahan abnormal tetapi tidak spesifik untuk penyakit tertentu.

Page 10: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

10

5. Spesifik berarti kemampuan mendeteksi substansi yang ada pada penyakit yang diperiksa dan tidak menentukan substansi yang lain misalnya TPHA (Treponema Pallidum Hemaglutination Assay). Secara teoritis spesifitas sebaiknya 100% hingga tak ada positif palsu. Contoh tes sputum untuk diagnosis tuberkulosis dengan pewarnaan Ziehl Nielsen, biakan Lowenstein Jensen dan Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk tbc paru spesifisitasnya 100% tetapi sensitivitasnya misalnya berturut-turut adalah ±70%, 100% dan 98%. Tes yang baik ialah bila spesifisitas dan sensitivitasnya 100% atau mendekati 100%.

6. Tidak mahal dan tidak sulit artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak laboratorium dan orang / penderita yang memerlukan tes laboratorium.

7. Pada umumnya untuk tes saring diperlukan tes sensitif, cepat dan tidak mahal, sedangkan untuk diagnosis pasti diperlukan tes spesifik yang biasanya lebih mahal.

8. Ketepatan pemanfaatan tes laboratorium untuk mendapatkan diagnosis akurat dan cepat akan menghemat pembiayaan, baik untuk diagnosis, terapi maupun lama rawat inap.

Page 11: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

11

9. Prosedur dan metode tes laboratorium harus baku dan benar hasilnya.

10. Tes baru dan hasil tes segera dikomunikasikan kepada dokter pelanggan.

11. Hasil tes dapat dipengaruhi oleh terapi, makanan dan minuman, kegiatan fisik atau perubahan pola hidup sebelum tes.

12. Tes laboratorium adalah penunjang dan atau penentu diagnosis di samping anamnesis, pemeriksaan fisik, radiologi, EKG, EEG dan pemeriksaan khusus lainnya.

Page 12: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

12

13. Tes laboratorium memerlukan kontrol kualitas baik intralab, interlab, maupun ekstralab. Program kontrol kualitas dalam laboratorium (intralab) ialah program pemantapan mutu, pengecekan dengan nilai baku, penggunaan metode, alat, reagen dan prosedur yang benar untuk melihat ketelitian, keakuratan, sensitifitas dan spesifisitas pemeriksaan hingga menghasilkan hasil yang secara klinis dapat dipercaya. Program kontrol kualitas interlab dapat dilakukan antar laboratorium dan ekstralab yaitu program pemantapan mutu yang dikoordinasikan oleh Departemen Kesehatan atau Perkumpulan Profesi, misalnya Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik sehingga hasil-hasil laboratorium tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Hasil yang baik juga menunjukkan mutu laboratorium tersebut baik, termasuk semua yang berkaitan dengan tes yaitu dokter, teknisi, metode, reagensia, peralatan dan sarana lainnya. Di pihak lain mutu laboratorium klinik yang baik akan menunjukkan kepercayaan dokter tehadap hasil tes laboratorium tersebut.

Page 13: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

13

• Dalam era globalisasi, apalagi pada tahun 2003 bila laboratorium klinik mancanegara bebas beroperasi di Indonesia, maka tanpa pemantapan mutu yang intensif kita akan kalah bersaing atau dokter klinik tentu lebih percaya kepada hasil tes laboratorium dengan pemantapan mutu yang baik.

• Efektivitas pemeriksaan berarti ketepatan memilih tes laboratorium dan kebenaran hasilnya dalam waktu cepat yang semuanya akan mendukung diagnosis. Untuk efektivitas pemeriksaan tersebut, biasanya dokter memilih jenis tes yaitu tes saring, tes saring dan penunjang atau tes saring ganda serta tes diagnosis.

Page 14: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

14

Tes Saring• Tes saring ialah tes untuk menyaring ada atau tidak adanya penyakit

yang biasanya hasilnya cepat, sensitif dan tidak mahal. Contoh tes saring:

1. Urinalisis untuk menyaring diabetes melitus, ikterus dan infeksi saluran kemih.2. Kadar glukosa sewaktu tinggi mungkin diabetes melitus, sesudah makan

(hiperglikemia alimenter), hipertiroidisme atau sindrom Cushing.3. Tes laju endap darah, Hb, jumlah eritrosit, lekosit, trombosit, waktu

perdarahan adalah contoh tes hematologi untuk menyaring adanya kelainan hematologi misalnya perubahan jumlah komponen darah yang mengarah ke infeksi atau radang.

Page 15: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

15

Tes Saring Ganda• Tes saring dan penunjang, atau tes saring ganda ialah kelompok tes

untuk menyaring ada atau tidak adanya penyakit misalnya pemeriksaan darah lengkap dengan Cobas Micros, urinalisis dengan Miditron dan beberapa parameter kimia seperti glukosa, kolesterol total, kolesterol HDL, trigliserid dengan Cobas Mira. Tes saring ganda berguna untuk:

1. Menentukan kesehatan umum atau status kesehatan.2. Penyaring penyakit, kadang-kadang sekaligus sebagai diagnosis misalnya

dengan Technicon, Cobas atau Coulter untuk leukemia dan anemia.3. Memonitor pengobatan.4. Memilih tes laboratorium lainnya untuk didiagnosis.5. Menentukan nilai normal pada suatu populasi.

Page 16: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

16

Tes Diagnosis• Tes diagnosis ialah tes yang hasilnya menentukan penyakit misalnya

FTA Abs (Fluorescence Treponema Antibody Absorbence) untuk syphilis, telur ankylostoma untuk ankylostomiasis. Tes diagnosis harus tinggi spesifisitasnya namun perlu evaluasi klinik misalnya ankylostomiasis mungkin disertai anemia berat atau ringan. Tes diagnosis harus:

1. Mempunyai spesifisitas tinggi, misalnya tes darah tebal untuk parasit malaria.2. Dapat dilakukan beberapa tes misalnya glukosa darah dan tes toleransi

glukosa untuk diabetes melitus.

• Untuk efektivitas pelayanan laboratorium agar hasilnya cepat, teliti dan akurat perlu ada persiapan, yaitu:

Page 17: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

17

1. Persiapan Pra-Tes Laboratorium /

Persiapan Spesimen• Untuk persiapan prates prinsipnya menyiapkan yang akan diperiksa

dalam keadaan yang tepat. Pasien atau orang yang akan diperiksa diberitahu secara jelas agar hasil tes laboratorium nanti teliti dan akurat antara lain:

1.1. Untuk tes laboratorium pada waktu puasa berarti pasien tak boleh makan misalnya mulai jam 7 malam sampai jam 7 pagi pada waktu diambil spesimennya misalnya darah, urin dan lain sebagainya.

1.2. Untuk tes laboratorium sewaktu berarti spesimen dapat diambil kapan saja.

1.3. Untuk tes laboratorium postprandial berarti pasien harus makan dulu seperti biasa dan lebih jelas diberitahukan waktunya misalnya post prandial 1 jam atau 2 jam.

Page 18: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

18

1.4. Untuk tes urin 24 jam misalnya urin jam 7 pagi dibuang, lalu sampai jam 7 pagi hari berikutnya dikumpulkan.

1.5. Untuk spesimen yang tidak langsung diperiksa, penanganannya harus baik, tidak rusak dalam transportasi dan penyimpanannya baik misalnya dalam pendingin atau dengan bahan pengawet. Hal ini di luar jangkauan laboratorium pemeriksa, namun bila hasil tes tak baik sering yang disalahkan laboratoriumnya saja. Karena itu pada waktu penyerahan spesimen ke laboratorium harus disertai penjelasan tentang penanganan, transportasi dan penyimpanan spesimen tersebut.

1.6. Untuk spesimen yang dikirimkan, kecuali persyaratan tersebut di atas dipenuhi, persyaratan lainpun harus benar yaitu nama pasien, umur, jenis kelamin, bangsal, dokter yang mengirim, jenis tes yang diminta, tanggal, jam pengambilan spesimen dan keterangan khusus lainnya.

Page 19: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

19

1.7. Untuk keterangan khusus lainnya yang dapat mengganggu hasil tes antara lain bagi peminum alkohol dapat menaikkan nilai asam urat, laktat, trigliserid, kolesterol HDL, CGT, MCV. Bagi perokok berat dapat menaikkan nilai karboksi Hb, jumlah eritrosit, lekosit, MCV, katekolamin dan kortisol. Bagi peminum kopi berat dapat menaikkan nilai asam lemak bebas. Demikian pula obat yang digunakan pasien dapat mengganggu nilai tes misalnya asam amino, salisilat, alopurinol, obat anabolik dan androgen dapat menaikkan nilai bilirubin serum dan bilirubinuri. Penggunaan tourniket terlalu lama dapat menaikkan nilai laktat, enzim, protein, kolesterol, trigliserid dan kalsium. Stres juga dapat menaikkan jumlah lekosit, laktat dan asam lemak bebas.

Page 20: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

20

2. Persiapan Tes Laboratorium / Persiapan Tes Analitik • Persiapan ini merupakan tugas laboratorium setiap pagi dan setiap

saat bagi laboratorium yang bertugas 24 jam hingga setiap ada spesimen datang, siap diperiksa. Hal ini meliputi antara lain:

2.1. Persiapan alat pengambil dan wadah spesimen, vacutainer atau semprit steril, hemolet atau vaccinostyle, botol steril untuk pemeriksaan mikrobiologi, botol EDTA, heparin, fluorida dan lain-lain. Warna penutup wadah menunjukkan antikoagulan yang dipakai.

2.2. Petugas yang mahir dan mengerti dalam pengambilan spesimen sehingga dapat meyakinkan pasien.

Page 21: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

21

2.3. Ketepatan pengambilan spesimen.Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, pada waktu petugas (analis, teknisi dan dokter) dalam tugas. Hal lain yang perlu mendapat perhatian antara lain:

2.3.1. Pada umumnya spesimen diambil pada keadaan puasa yaitu sedikitnya 4 jam tidak makan, kecuali ada permintaan khusus.

2.3.2. Tes post prandial artinya spesimen diambil sesudah makan seperti biasa 1 jam atau 2 jam.

2.3.3. Tes darah untuk malaria diambil pada waktu pasien panas tinggi.2.3.4. Tes darah tebal atau cara konsentrasi untuk filaria diambil pada waktu

malam.2.3.5. Tes enzim jantung untuk infark myocard dilakukan tiga hari sampai

lima hari berturut-turut.2.3.6. Perlakuan khusus untuk tes toleransi glukosa, aspirasi sumsum tulang.2.3.7. Tes biakan mikroorganisme harus diambil dan dilaksanakan serba

steril.2.3.8. Tes analisis semen, sesudah abstinensia 3-5 hari.

Page 22: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

22

2.3.9. Pemrosesan spesimen, misalnya untuk mendapatkan serum dengan cepat, darah mesti disentrifus dalam 1 jam setelah pengambilan

darah. Bila lebih dari 2 jambaru disentrifus, dapat menyebabkan perubahan nilai seperti glukosa, kalium, fosfor, kreatinin SGOT / SGPT.

2.4. Persiapan alat atau instrumen untuk pemeriksaan misalnya cell-counter untuk hematologi, urine analyzer, fotometer, autoanalyzer yang telah distandarisasi dan aliran listrik yang stabil.

2.5. Analisis dan petugas laboratorium yang telah mahir mengoperasionalkan instrumen yang telah distandarisasi dan siap tugas.

2.6. Pedoman metode tes yang selalu tersedia bila diperlukan.

2.7. Keadaan lingkungan pemeriksaan.Keadaan ruang yang terang dan sejuk akan membuat petugas merasa nyaman dan tahan bekerja. Bekerja dengan instrumen sesuai dengan temperatur yang diperlukan. Demikian pula aliran listrik, air dan gas tidak mengganggu jalannya pemeriksaan.

Page 23: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

23

3. Tahap Tes Laboratorium atau

Tes Analitik• Tahap ini memerlukan ketelitian pada penggunaan spesimen, reagensia, peralatan dan pengukuran.

3.1. Spesimen misalnya serum untuk tes kuantitatif harus diukur tepat misalnya dengan pipet ukur otomatik.

3.2. Reagensia berkualitas yang dipakai untuk analisis tidak kadaluarsa dan memenuhi standar yang dapat dilihat pada labelnya misalnya ACS (American Chemical Society), USP (United States Pharmacopea) atau NF (National Formulary), Reagensia yang sensitif terhadap sinar harus ditempatkan dalam botol gelap. Beberapa reagensia harus disimpan di lemari es.

Page 24: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

24

3.3. Air untuk analisis harus aquadestilata yang sering masih dibedakan dalam tiga tipe yaitu:

• Tipe I aquades maksimum murni untuk:a) Pembuatan larutan baku.b) Analisis kimia ultra mikro.c) Untuk kultur sel atau jaringan.

• Tipe II aquades untuk tes kimia, hematologi, mikrobiologi, immunologi dan sebagainya.

• Tipe III aquades untuk tes kualitatif.

3.4. Penggunaan alat mulai pipet, pipet ukur otomatik, tabung reaksi sampai peralatan canggih harus memenuhi baku mutu.

3.5. Analisis sesuai dengan pedoman dan dilakukan pada suhu tertentu.

3.6. Kalkulasi hasil dan pelaporannya disesuaikan dengan pedoman.

Page 25: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

25

4. Efektivitas Pasca Tes• Tes dengan hasil yang cepat, teliti dan akurat sangat diharapkan oleh

semua pihak, antara lain:

4.1. Analis yang selesai memeriksa segera menyerahkan hasil pemeriksaan.

4.2. Dokter atau Dokter Spesialis Patologi Klinik penanggung jawab sub bagian segera memeriksa, menginterpretasi, menandatangani sebelum hasil dikirim ke bangsal atau ke dokter yang mengirim.

4.3. Bila ada hasil yang tidak sesuai berdasar diagnosis sementara oleh dokter pengirim, sebaiknya segera ada komunikasi antara dokter di laboratorium dan dokter pengirim. Di sinilah perlunya penulisan diagnosis sementara oleh dokter pengirim hingga bila ada ketidakcocokan hasil, segera diadakan komunikasi untuk perbaikan dan tidak saling menyalahkan.

Page 26: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

26

4.4. Untuk efektivitas diagnosis, dapat dilakukan tes penunjang diagnosis lainnya misalnya foto rontgen, EKG, EEC, USG, biopsi, endoskopi, angiografi dan sebagainya sesuai dengan keperluan diagnosis.

• Di sini diperlukan kerjasama tim untuk diagnosis yang tepat yang menjadi pedoman terapi yang tepat misalnya dengan komunikasi per telpon atau pertemuan klinik-patologi untuk perbaikan efektivitas dan kualitas pelayanan kesehatan.

Page 27: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

27

5. Efektivitas Tenaga Patologi Klinik• Bagi tenaga patologi klinik untuk efektivitasnya diperlukan

kemampuan dalam:

5.1. Ilmu kedokteran terutama patologi klinik, ilmu pengetahuan lainnya antara lain kimia, fisika, biologi dan bidang teknik serta elektronika sehubungan dengan penggunaan peralatan modern, komputerisasi dan penentuan nilai rujukan.

5.2. Manajemen sumber daya manusia yang profesional, terampil dalam proses pra tes, tes dan pasca tes serta penggunakan peralatan untuk analisis, riset dan siap untuk pendidikan berkelanjutan.

5.3. Manajemen dan kepemimpinan dalam organisasi laboratorium, pembiayaan dan komunikasi secara berkelanjutan mengikuti TQM (Total Quality Management) dan CQI (Continous Quality Improvement).

Page 28: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

28

5.4. Kebijakan pemerintah dan peraturan mengenai kesehatan pada umumnya terutama bidang laboratorium, akreditasi dan kontrol kualitas untuk menjaga mutu laboratorium serta pelayanan yang baik untuk pasien / pelanggan.

Page 29: Tes Laboratorium Diagnostik ,  Tujuan dan Efektivitasnya

29

Terima Kasih