proposal program rokok

10
Latar Belakang Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Visi Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat y ang Mandiri untuk Hidup Sehat” dimana lebih menitikberatkan kepada upaya preventif dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada masyarakat. Dalam usahanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kemenkes RI melalui Promosi Kesehatan menggunakan program yang disebut program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu target pembanguna n di bidang k esehatan a dalah tercapainy a Perilaku Hidup Be rsih dan Seh at (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen. (Rencana Strategis Kesehatan: 2010-2014). Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu wil ayah yang telah menjalin kerjasama dengan FKIK UIN Jakarta. Sehingga kota ini menjadi sasaran untuk dilakukan intervensi program kesehatan masyarakat terutama program PHBS pada tatanan rumah tangga. Kota Tangerang Selatan adalah sebuah kota baru di Provinsi Banten yang berdiri sejak tahun 2008. Meskipun terbilang baru, Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak, yaitu ± 1.076.302 jiwa yang tersebar dalam 7 Kecamatan. Kecamatan yang terpadat adalah Ciputat Timur yaitu 10.642/KM². Kecamatan ciputat timur ini dipilih sebagai kecamatan intervensi dengan Kelurahan Rempoa yang merupakan bagian kecamatan ciputat timur sebagai kelurahan/desa binaan Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Hal ini dikarenakan Rempoa merupakan kelurahan/desa terpadat di Kecamatan Ciputat Timur. Wilayah yang padat sangat berisiko tinggi menyebarnya penyakit menular seputar PHBS dan permasalahan kesehatan masyarak at lainnya. Berdasarkan data tahun 2010 yang dikumpulkan secara random oleh mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan PBL, diketahui hanya 18.10 % Rumah Tangga yang melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah Rempoa. Hasil observasi  juga menunjukkan bahwa li ngkunga n Rempoa merupakan lingkungan yang padat penduduk, sebagian besar pemukiman penduduk berbentuk kontrakan, dan tingkat kebersihan lingkungan juga masih cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tumpukan

Upload: ilmy-kareemz

Post on 20-Jul-2015

767 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 1/10

Latar Belakang

Dalam Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dijelaskan bahwa Promosi Kesehatan

merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat

dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Visi

Kementerian Kesehatan yaitu “Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat” dimana lebih

menitikberatkan kepada upaya preventif dengan melakukan pembinaan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) kepada masyarakat. Dalam usahanya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat, Kemenkes RI melalui Promosi Kesehatan menggunakan program

yang disebut program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu target

pembangunan di bidang kesehatan adalah tercapainya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen. (Rencana Strategis

Kesehatan: 2010-2014).

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu wilayah yang telah menjalin kerjasama

dengan FKIK UIN Jakarta. Sehingga kota ini menjadi sasaran untuk dilakukan intervensi

program kesehatan masyarakat terutama program PHBS pada tatanan rumah tangga. Kota

Tangerang Selatan adalah sebuah kota baru di Provinsi Banten yang berdiri sejak tahun 2008.

Meskipun terbilang baru, Kota Tangerang Selatan memiliki jumlah penduduk yang cukup

banyak, yaitu ± 1.076.302 jiwa yang tersebar dalam 7 Kecamatan. Kecamatan yang terpadat

adalah Ciputat Timur yaitu 10.642/KM².

Kecamatan ciputat timur ini dipilih sebagai kecamatan intervensi dengan Kelurahan

Rempoa yang merupakan bagian kecamatan ciputat timur sebagai kelurahan/desa binaan

Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM), Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

(FKIK), UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Hal ini dikarenakan Rempoa merupakan

kelurahan/desa terpadat di Kecamatan Ciputat Timur. Wilayah yang padat sangat berisiko

tinggi menyebarnya penyakit menular seputar PHBS dan permasalahan kesehatan masyarakat

lainnya.

Berdasarkan data tahun 2010 yang dikumpulkan secara random oleh mahasiswa yang

sedang melakukan kegiatan PBL, diketahui hanya 18.10 % Rumah Tangga yang

melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di wilayah Rempoa. Hasil observasi

 juga menunjukkan bahwa lingkungan Rempoa merupakan lingkungan yang padat penduduk,

sebagian besar pemukiman penduduk berbentuk kontrakan, dan tingkat kebersihan

lingkungan juga masih cukup rendah. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya tumpukan

Page 2: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 2/10

sampah, saluran pembuangan limbah yang belum sesuai, banyaknya kandang hewan ternak 

yang dekat dengan pemukiman warga, dll. Sementara berdasarkan profil Kesehatan Kota

Tangerang selatan dan Laporan Surveilans W2 diketahui wilayah Rempoa memiliki jumlah

kasus penyakit ISPA yang besar dibandingkan dengan kelurahan lain terutama di wilayah

industri Sandratex. Hal ini dipertegas dengan observasi terhadap beberapa rumah dan hasil

kegiatan  focus group discussion bersama tokoh masyarakat dan organisasi kepemudaan di

RW 04 Kelurahan Pamulang Barat (PBL Kesmas: 2010), bahwa kasus ISPA yang terjadi

disebabkan antara lain dari kebiasaan merokok, masih adanya pembakaran sampah,

kurangnya asupan makan yang mengakibatkan daya tahan tubuh kurang dan juga kondisi

rumah yang kurang sehat.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh tim dosen Kesehatan Masyarakat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2011, dengan metode harlonkami menyimpulkan

bahwa terdapat lima besar masalah PHBS yang menduduki peringkat teratas dari sepuluh

indikator PHBS di kelurahan Rempoa Tangerang Selatan. Diantaranya mencakup indikator

sebagai berikut: 1) merokok dalam rumah, 2) tidak memberikan asi ekslusif, 3) tidak menggunakan

air bersih, 4) tidak melakukan aktifitas fisik setiap hari, 5) tidak makan buah sayur.

Hasil survei menunjukkan terdapat 61.4 % responden yang mengatakan ada anggota rumah

tangganya yang merokok di dalam rumah. Dan hanya 9.5 % yang tidak pernah merokok di depan

orang lain sementara sisanya pernah merokok di depan orang lain. Hal ini menunjukkan permasalahan

merokok dalam rumah merupakan masalah yang paling urgen di wilayah Kelurahan Rempoa

Berikut ini adalah hasil analisis terhadap akar permasalahan tingginya perilaku

merokok didalam rumah pada warga Kelurahan Rempoa Tangerang Selatan:

DIAGRAM TULANG IKAN

MELIHAT AKAR MASALAH DARI MEROKOK DI DALAM RUMAH

Lingkungan

keluarga (Bapak 

perokok)

Pengetahuan masyarakat

tentang dampak bagi

perokok pasif dan aktif 

Sosial budaya

masyarakat perokok 

Perilaku merokok di

depan umum

Tingginya Perilaku

Merokok di dalam

Rumah

Page 3: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 3/10

Setelah dilakukan pencarian akar masalah maka tahapan selanjutnya adalah

melakukan kegiatan intervensi dengan cara melakukan program kesehatan. Dengan adanya

program kesehatan diharapkan dapat mengurangi tingginya perilaku merokok di dalam rumah

pada wilayah tersebut.

Atas dasar tersebut, maka kami dari mahasiswa semester IV Promosi Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta ingin mengadakan program kesehatan sebagai intervensi perilaku

merokok pada tatanan rumah tangga di wilayah Kelurahan Rempoa, Tangerang Selatan.

Kegiatan juga didasarkan atas kewajiban kami, dalam memenuhi tugas mata kuliah Promosi

Kesehatan Komunitas. Pada mata kuliah tersebut, kami ditugaskan untuk melaksanakan

beberapa kegiatan terkait kesehatan. Adapun beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah

program mengurangi perilaku merokok dalam rumah melalui 1) penyuluhan tentang dampak 

bagi perokok pasif dan aktif dan bahaya merokok di depan umum bagi kepala keluarga, 2)

Pendidikan Kesehatan di Sekolah bagi remaja SLTA di wilayah Rempoa.

Page 4: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 4/10

BAB III

PROGRAM KESEHATAN TENTANG PERILAKU MEROKOK

DI DALAM RUMAH BAGI WARGA DI WILAYAH KELURAHAN REMPOA

A.  PENGERTIAN DAN SASARAN

Berdasarkan hasil survey Rempoa, maka kami menegemukakan beberapa definisi

terkait dalam prioritas masalah yang kami pilih, yaitu Intervensi Bahaya Rokok dalam

keluarga. Berdasarkan data, bahwa hanya 9,5% setiap individu anggota keluarga yang tidak 

pernah merokok didepan orang lain. Sedangkan sisanya merokok di depan orang lain.

Anggota keluarga yang punya kebiasaan merokok di dalam rumah sebanyak 

61.4%, dengan rincian responden yang mengatakannya kadang-kadang ada 41.8 %.

Sedangkan sering (26.3 %), selalu (13.4 %) dan tidak pernah ada 18.5 %. Hal ini

menunjukkkan bahwa masih kurangnya kesadaran responden khususnya dalamanggota

keluarga untuktidak merokok. Oleh sebab itu kami mengambil sasaran primer dalam

intevensi ini adalah keluarga secara umum (Bapak, ibu, anak, nenek, kakek, dan anggota

keluarga lainnya) dan Bapak sebagai anggota secara khusus.

1.  Beberapa Pengertian 

a.  Promosi Kesehatan

Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari,

oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta

mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

b.  Rumah Tangga

Adalah wahana atau wadah, dimana keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan

anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari

c.  Perilaku tidak Merokok tatanan Rumah Tangga

Adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan

mampu untuk tidak merokok didalam rumah sehingga dapat meningkatkan kesehatan,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan

melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan

masyarakat.

2.  Sasaran Intervensi

a.  Tatanan Rumah Tangga

Page 5: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 5/10

Sasaran Intervensi pencegahan rokok di rumah tangga adalah seluruh anggota

keluarga secara keseluruhan dan terbagi dalam :

1)  Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah perilakunya atau

anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam keluarga yang bermasalah).

Dalam hal ini kami memilih para orang tua (Bapak) dan laki-laki dalam anggota

keluarga yang sudah dimungkinkan mencoba merokok.

2)  Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga yang bermasalah

misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga, kader tokoh agama, tokoh

masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

3)  Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam menunjang

atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya program

intervensi tanpa rokok, misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, guru,

tokoh masyarakat dll.

3.  Tujuan

Setelah dilakukan pemetaan PHBS pada tatanan rumah tangga di wilayah Kelurahan

Rempoa, Tangerang Selatan, maka didapatkan satu prioritas permasalahan yang akan kami

intervensi yaitu: Presentase anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok di dalam

rumah sebanyak 61.4%. Berdasarkan hal tersebut, maka kami rumuskan tujuan umum dan

tujuan khusus sebagai berikut:

Tujuan Umum :

Meningkatkan PHBS dalam hal perilaku merokok dalam rumah pada tatanan rumah

tangga di wilayah Kelurahan Rempoa, Tangerang Selatan sebanyak 40% pada tahun 2012.

Tujuan Khusus :

Menurunkan presentase anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok dalam

rumah di wilayah Kelurahan Rempoa, Tangerang Selatan dari 61.4% menjadi 40% pada tahun

2013.

B. STRATEGI INTERVENSI KELUARGA BEBAS ROKOK

A. STRATEGI KELUARGA BEBAS ROKOK

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya

menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi

ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan diharapkan dapat

Page 6: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 6/10

melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan

perilaku baru (kebiasaan tidak merokok dalam keluarga.

B. PROGRAM KELUARGA BEBAS TANPA ASAP ROKOK

B.1 Pelatihan Bagi Tokoh Masyarakat dan Kader Kesehatan di Wilayah Rempoa

Program Pelatihan tentang rokok bagi tokoh masyarakat dan kader kesehatan di Wilayah

Rempoa merupakan kegiatan inovatif yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan

berbasis data. Konsep dasar pelatihan tentang rokok bagi bagi tokoh masyarakat dan kader

mengacu pada kebijakan nasional promosi kesehatan, promosi kesehatan daerah, manajemen

penyuluhan kesehatan masyarakat tingkat Puskesmas dan PHBS tentang perilaku merokok 

pada tatanan rumah tangga. Langkah awal program kesehatan tentang perilaku merokok di

wilayah Rempoa adalah dengan melakukan ”   Pelatihan Tentang Rokok bagi   tokoh

 masyarakat dan kader kesehatan di Wilayah Rempoa”  dengan rincian kegiatan sebagai

berikut :

1.  Peserta

Pelatihan ini dilaksanakan di Balai desa dengan melibatkan petugas promosi

kesehatan Kabupaten/Kota dengan rincian peserta:

a) Lintas program dan lintas sektor terkait Kab/Kota : 5 orang (Dinkes, Diknas,

Bappeda, Kesra, PKK),

b) Lintas program dan lintas sektor Puskesmas : 5 orang ( Ka Pusk, Promkes,

PKK, Diknas, Kecamatan)

 2. Materi

a.  Program keluarga bebas tanpa asap rokok 

b.  Bahaya merokok di depan umum (risiko kesehatan bagi perokok pasif dan aktif) 

c.  Dampak Ekonomis yang ditimbulkan oleh rokok 

 3. Metode, Media dan Alat Bantu

a.  Metode : Penyuluhan

b.  Media : PPT Presentation, Video Merokok.

c.  Alat Bantu : LCD, Laptop, Pengeras suara

 4. Sumber dana

a.  Dana Desa Binaan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b.  Proposal Sponsorship dari Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

 5. Luaran

a.  Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kader tentang rokok dan dampak buruk 

bagi perokok aktif dan pasif 

Page 7: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 7/10

b.  Adanya kesamaan persepsi tentang “Program Keluarga Bebas Tanpa Asap Rokok” 

c.  Terlaksananya survei pemetaan PHBS perilaku merokok di tatanan rumah tangga

d.  Tersedianya data dan informasi PHBS perilaku merokok di tatanan rumah tangga

Kelurahan Rempoa, Tangerang Selatan

e.  Pengembangan keluarga bebas tanpa asap rokok di tatanan rumah tangga Kelurahan

Rempoa, Tangerang Selatan

B.2 Penyuluhan Tentang Rokok bagi Kepala Keluarga di Wilayah Rempoa

Program Penyuluhan tentang rokok bagi kepala keluarga di wilayah Rempoa merupakan

kegiatan inovatif yang dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan berbasis data. Konsep

dasar penyuluhan tentang rokok bagi kepala keluarga mengacu pada kebijakan nasional

promosi kesehatan, promosi kesehatan daerah, manajemen penyuluhan kesehatan masyarakat

tingkat Puskesmas dan PHBS tentang perilaku merokok pada tatanan rumah tangga. Langkah

awal program kesehatan tentang perilaku merokok di wilayah Rempoa adalah dengan

melakukan ”  Penyuluhan Tentang Rokok bagi Kepala Keluarga di Wilayah Rempoa” 

dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

1. Peserta

Penyuluhan ini dilakukan oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat semester IV

Spesialisasi Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan rincian peserta :

a.  Primer : Para Kepala Keluarga di Kelurahan Rempoa

b.  Sekunder : Anggota Keluarga di Kelurahan Rempoa

 2. Materi

a.  Bahaya merokok di depan umum (risiko kesehatan bagi perokok pasif dan aktif) 

b.  Dampak Ekonomis yang ditimbulkan oleh rokok 

c.  Program keluarga bebas tanpa asap rokok 

 3. Metode, Media dan Alat Bantu

a.  Metode : Penyuluhan

b.  Media : PPT Presentation, Video Merokok.

c.  Alat Bantu : LCD, Laptop, Pengeras suara

 4. Sumber dana

a.  Dana Desa Binaan Promosi Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b.  Proposal Sponsorship dari Dinas Kesehatan Tangerang Selatan

 5. Luaran

a.  Meningkatnya pengetahuan para anggota keluarga tentang rokok dan dampak buruk 

bagi perokok aktif dan pasif 

Page 8: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 8/10

b.  Adanya kesamaan persepsi tentang “Program Keluarga Bebas Tanpa Asap Rokok ” 

c.  Pengembangan keluarga bebas tanpa asap rokok 

C.  PLANNING OF ACTION (POA)

D. INTERVENSI DAN PENILAIAN

Setelah ditetapkan maksimal satu prioritas masalah, maka disusunlah rencana

intervensi penyuluhan dan pelatihan dengan kegiatan sebagai berikut :1. Pelatihan Merokok

Pelatihan merupakan salah satu model untuk intervensi pemberdayaan masyarakat,

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

 Langkah I :

-  Undang 5-10 orang wakil masyarakat (Toma, Toga, LSM, Guru, Klp. Remaja,

Majelis Ta’lim, dll) 

-  Tentukan waktu dan tempat pertemuan formal

 Langkah II :

Page 9: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 9/10

-  Buka pelatihan (MC)

-  Kemukakan satu prioritas masalah hasil survei

-  Satukan persepsi tentang isu perilaku merokok di dalam rumah dan langkah konkrit

yang akan dilaksanakan untuk menjawab permasalahan tersebut

-  Ajak semua peserta untuk berbicara mengemukakan pendapat, saran dan tanggapan

tentang upaya – upaya pemecahan masalah hasil survei dengan catatan semua pendapat

peserta benar dan tidak boleh disalahkan.

 Langkah III :

-  Catat semua pembicaraan dan ajak semua peserta untuk membuat simpulan

pemecahan masalah dan langkah-langkah nyata pemberdayaan masyarakat dari hasil

diskusi.

-  Tentukan bersama masyarakat siapa melaksanakan apa, kapan dilaksanakan, dimana

kegiatan itu dilaksanakan, dan target perubahan perilaku masalah PHBS tentang

perilaku merokok pada tatanan rumah tangga dalam 6 bulan sampai 1 tahun.

 Langkah IV:

-  Berikan pelatihan tentang materi yang telah disebutkan diatas.

 Langkah V:

-  Rencanakan teknis penyuluhan kepada anggota keluarga bersama tokoh masyarakat

dan kader

-  Buat kesepakatan tindak lanjut untuk evaluasi dan penilaian program penyuluhan

tentang rokok bagi anggota keluarga.

 2. Penyuluhan

-  Penyuluhan kesehatan melalui media ppt presentation dan video rokok 

 3. Evaluasi dan Penilaian

-  Setelah intervensi selama 6 bulan – 1 tahun, lakukan evaluasi dan penilaian pada satu

prioritas masalah PHBS hasil survei Kelurahan Rempoa dengan pemetaan/kunjungan

rumah (Gunakan format pemetaan)

-  Bandingkan antara presentasi cakupan prioritas masalah PHBS hasil survei sebelum

intervensi dengan cakupan setelah intervensi

-  Tentukan angka presentasi cakupan hasil kegiatan dan rumuskan intervensi

pemecahan masalah 6 bulan  –  1 tahun berikutnya (jika program kesehatan ini

disepakati sebagai program berkelanjutan daerah).

 4. Pembinaan

Page 10: Proposal Program Rokok

5/17/2018 Proposal Program Rokok - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/proposal-program-rokok 10/10

Manajemen PHBS tentang perilaku merokok di Puskesmas dilaksanakan melalui

penerapan fungsi-fungsi. Manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi

kesehatan atau petugas lintas program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di

Puskesmas. Pembinaan Kelurahan Rempoa sebagai Percontohan PHBS tentang perilaku

merokok merupakan lanjutan kegiatan hasil penilaian 6 bulan – 1 tahun pertama dan upaya

dalam rangka pengembangan Kelurahan percontohan di wilayah kerja Puskesmas tahun

berikutnya.

Daftar pustaka