proposal program kreatifitas mahasiswa
DESCRIPTION
PKMTRANSCRIPT
PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
Optimasi Limbah Ayam Petelur Sebagai Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
BIDANG KEGIATAN
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan oleh:
Anas Mahfud (42.12.0937) Tahun Angkatan 2012
Ika Septi Anggraini (42.12.0935) Tahun Angkatan 2012
Ahmad Rofiudin (41.13.1040) Tahun Angkatan 2013
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2014
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN........................................................................... iiDAFTAR ISI...................................................................................................... iiiRINGKASAN.................................................................................................... ivBAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Judul.............................................................................................................. 11.2 Latar Belakang............................................................................................. 11.3 Permasalahan............................................................................................... 21.4 Peluang usaha............................................................................................... 21.5 Manfaat.........................................................................................................21.6 Luaran yang diharapkan............................................................................ 2
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA..................................... 32.1 Kondisi Umun Masyarakat......................................................................... 32.3 Lokasi Usaha................................................................................................ 32.4 Strategi Pemasaran...................................................................................... 32.5 Analisis Biaya................................................................................................ 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN............................................................... 54.1 Persiapan Lahan.......................................................................................... 54.2 Pembuatan Pengaturan Volume Air Serta Pembuatan Pipa Saringan .. 54.3 Pembutan Kolam Lele Dengan Terpal........................................................ 54.3 Pembuatan Pakan Lele Dengan Limbah Ayam Petelur........................... 74.4 Penebaran Benih Lele Dumbo.................................................................... 84.5 Pemberian Pakan Alternative Dan Pakan Dari Pelet............................... 84.6 Panen Dan Penjualan.................................................................................. 8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................ 94.1 Peralatan....................................................................................................... 94.2 Bahan Habis Pakai....................................................................................... 94.3 Perjalanan..................................................................................................... 94.4 Lain Lain....................................................................................................... 104.4 Total Biaya.................................................................................................... 104.3 Jadwal Kegiatan........................................................................................... 10
RINGKASAN
Budidaya pembesaran lele merupakan salah satu cara untuk mendapatkan keuntungan yang lebih. Disamping itu permintaan akan lele konsumsi masih mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan lele konsumsi di Provinsi Bali yang mencapai 8 ton sehari. Provinsi Bali hanya bisa memenuhi permintaan hanya sekitar 2 ton sehari. Kekurangan yang mencapai 6 ton sehari tersebut dipenuhi dari daerah luar Bali.
Banyaknya limbah dari peternakan ayam petelur bisa dijadikan pakan alternative untuk mengurangi besarnya biaya pakan pelet. Limbah ayam petelur tersebut meliputi ayam yang
sudah mati dan ayam yang tidak dimanfaatkan lagi karena usia ayam petelur telah tua. Dalam satu bulan, ayam petelur yang mati dipeternakan mencapai 10 ekor. Limbah ayam petelur tidak langsung diberikan pada lele begitu saja, namun dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pertama limbah ayam petelur direbus untuk mempermudah pembuagan bulu ayam yang menempel dan juga berfungsi untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada daging ayam. Setelah perebusan, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging ayam dan tulang unutk mempermudah proses berikutnya. Daging ayam yang telah terpisah antara tulang tersebut dicampur dengan bahan lain dan di mixer untuk membuat adonan pelet. Adonan lalu dikukus dalam wadah tertentu untuk membuat adonan menjadi kenyal. Setelah dikukus, adonan lalu dicetak dalam mesin cetak pelet.
Di desa sumber kencono, budidaya lele belum ada yang merintis menjadi sebuah usaha. Ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan untuk prospek kedepan. Usaha pembesaran lele tidak lepas dari benih yang akan dibudidayakan, benih bisa didapatkan dari desa tetangga yang tidak jauh dari usaha pembesaran lele yang akan dilakukan. Tepatnya terletak didesa bimorejo yang bisa menghasilkan benih lele siap tebar berjumlah 100 ribu ekor benih dalam satu bulan. Dalam satu kali tebar benih yang berjumlah tiga ribu ekor dengan kolam terpal berukuran 3x5 m, dalam waktu tiga bulan, hasil penen berkisar 350 kg dengan harga Rp. 15.000,-. Keuntungan yang didapat mencapai Rp 2.675.000,- setelah dikurangi biaya awal produksi dari pengeluaran pakan dan beli benih.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 JudulOptimasi Limbah Ayam Petelur Sebagai Pakan Pada Budidaya Lele Dumbo
1.2 Latar BelakangPotensi sumberdaya ikan tidak harus tertuju pada laut, ada beberapa potensi sumberdaya ikan
juga bisa dihasilkan dari hasil budidaya. Salah satunya budidaya ikan lele yang saat ini banyak dijadikan obyek oleh masyarakat untuk memperoleh keuntungan. Disamping itu, ikan lele banyak mengandung protein yang berguna bagi tubuh manusia.
Lele merupakan salah satu komoditas unggulan. Setiap segmen usaha ini sangat menguntungkan. Selain untuk konsumsi lokal, pasar lele telah mulai di ekspor dan permintaannya cukup besar. Bali merupakan daerah pariwisata yang terkenal di dunia internasional. Dengan aneka kreasi masakan yang berbahan dasar lele, permintaan lele di bali setiap hari bisa mencapai 8 ton. Pembudidaya lele dibali sendiri hanya bisa memenuhi permintaan lele sekitar 2 ton dalam sehari. Sedangkan kekurangan yang mencapai 6 ton dalam sehari tersebut, membuat pasokan lele harus didatangkan dari luar Bali. (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali)
Dengan budidaya lele dumbo dengan optimasi limbah ayam petelur sebagai pakan tambahan ini sangat berpotensi untuk memperoleh keuntungan. Limbah ayam petelur bisa didapatkan dari usaha peternakan yang berada tidak jauh dari lokasi usaha budidaya lele dumbo yang akan dilakukan. Dalam satu bulan, ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor. Oleh peternak, limbah ayam petelur tidak dimanfaatkan lagi bahkan dikubur. Dalam sehari setidaknya ada satu ayam petelur yang mati dan tidak dimanfaatkan oleh peternak. Sedangkan ayam petelur yang sudah tua, oleh peternak dijual dengan harga Rp. 5.000,- @ ekor. Limbah ayam petelur tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pakan alternative pengganti pellet dengan pengolahan terlebih dahulu. Budidaya lele dengan optimasi limbah ayam petelur bisa menghemat pengeluaran biaya pakan. Pengolahan limbah ayam petelur pertama kali dilakukan pembersihan bulu bulu yang menempel pada ayam petelur. Pembersihan tersebut dilakukan dengan caradirebus terlebih dahulu agar bulu ayam mudah untuk dibersihkan dan perebusan juga bertujuan untuk menghilangkan bakteri yang menempel pada tubuh atau daging ayam petelur. Setelah pembersihan bulu sudah selesai, selanjutnya dilakukan pemisahan antara daging dan tulang. Pemisahan daging dan tulang tersebut bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya. Daging ayam yang telah terpisah dari tulang lalu dicampur dengan bahan lain untuk dilakukan pengukusan. Selesai pengukusan, bahan tersebut di cetak menggunakan mesin pencetak pellet ikan.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa potensi budidaya lele sangat menjanjikan. Di Desa Sumber Kencono khususnya, pengembangan dari usaha budidaya lele belum ada yang berminat. Dari segi lokasi dan pemasaran sangat strategis karena letak Desa Sumber Kencono yang tidak terlalu jauh dari kota, menjadikan nilai tambah tersendiri dari usaha ini. Untuk akses ke Bali hanya membutuhkan perjalanan sekitar 1 jam dengan transportasi penyeberangan kapal.
1.3 Permasalahan Limbah ayam petelur yang tidak dimanfaatkan menjadi suatu alternative pakan untuk
budidaya lele. Belum ada usaha budidaya lele di Desa Sumber Kencono.
Terdapat empat lokasi peternakan ayam petelur yang menghasilkan limbah. Dalam satu bulan, ayam petelur mati dipeternakan mencapai 10 ekor.
Ayam petelur yang sudah tua tidak dimanfaatkan lagi dan dijual dengan harga @ ekor Rp. 5.000,-
1.4 Peluang usahaDidesa Sumber Kencono yang memanfaatkan budidaya lele sangatlah minim sekali
mengingat mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Disamping itu kondisi geografis yang bersuhu panas sangatlah cocok untuk usaha budidaya lele. Lele cepat berkembang dengan suhu area yang hangat. Banyak warung warung makanan yang menyediakan menu khas antara lain lele goreng, lalapan lele, dll. Hal itu bisa diajak kerjasama untuk memasok ikan lele dari hasil budidaya ini. Kota Banyuwangi juga berdekatan dengan Pulau Bali, dimana turis lokal maupun mancanegara berdatangan untuk sekedar menikmati pemandangan yang sangat indah dan mempesona di pulau dewata tersebut. Tingginya permintaan ikan lele segar untuk di kirim ke Bali menjadikan peluang usaha budidaya ini untuk proses berkelanjutan.
1.5 ManfaatDisamping memperoleh keuntungan dari hasil budidaya ini, dapat menciptakan lapangan
pekerjaaan baru jika nantinya budidaya ini berkembang menjadi besar.
1.6 Luaran Yang DiharapkanDiharapkan dari usaha budidaya lele ini bisa menjadikan penghasilan serta mampu melatih
mahasiswa untuk mengembangkan jiwa wirausaha.
BAB 2 GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Kondisi Umun MasyarakatUsaha budidaya lele dumbo ini belum ada yang mengembangkan untuk desa Sumber
Kencono. Ketersediaan air yang cukup melimpah dan cuaca yang bersuhu hangat sangatlah berpotensi dalam usaha budidaya lele dumbo. Dalam usaha budidaya lele dumbo tidaklah sulit untuk mendapatkan benih yang berkualitas. Benih bisa didapatkan dari desa tetangga yang letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi budidaya yang akan dilakukan. Tepatnya di desa Bimorejo, usaha pembenihan yang mampu produksi 100 ribu benih siap jual dalam setiap bulan.
Ikan lele dumbo (Clarias Gariepinus) dalam kegiatan budidaya secara intensif, ikan lele didorong untuk tumbuh secara maksimum hingga mencapai ukuran optimal. Lele dumbo merupakan komoditas yang dapat dipelihara dengan padat tebar tinggi dalam lahan terbatas (hemat lahan) di kawasan marginal dan hemat air. Untuk kolam ukuran 5x3 m lele dumbo dapat ditebar sebanyak 3000 ekor benih. Selama 3 bulan dapat diproduksi lele sebanyak 400 kg.
Permintaan ikan lele siap jual sangat meningkat dari tahun ke tahun. Terbukti dari permintaan di Provinsi Bali yang mencapai 8 ton dalam sehari dan Bali sendiri hanya mempu memenuhi hanya sekitar 2 ton. Masih kurang 6 ton yang harus dipenuhi setiap hari di Provinsi Bali. Disamping itu, restaurant dan tempat makan yang berlokasi di Kabupaten Banyuwangi juga menyajikan menu masakan yang berbahan dasar ikan lele.
2.3 Lokasi Usaha
Lokasi usaha terletak di desa Sumber Kencono kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Dengan memanfaatkan lahan kosong di belakang rumah, bisa di buat kolam terpal. Desa Sumber Kencono sendiri pada umumnya memilki suhu udara yang hangat, lele bisa cepat berkembang apabila kondisi area budidaya memiliki suhu yang hangat. Dengan adanya potensi area seperti itu, maka pemilihan lokasi ini sangatlah tepat untuk dijadikan usaha budidaya ikan lele dumbo.
2.4 Strategi PemasaranHasil budidaya lele dumbo ini tidak lepas dari penjualan atau pemasaran setelah panen.
Pemasaran akan dilakukan beberapa metode yang tepat untuk menarik minat pembeli dari daerah terdekat maupun daerah yang jauh. Metode pemasaran sebagai berikut:
Kerja sama dengan pengepul ikan leleSebelum merintis usaha budidaya lele, telah dilakukan kerja sama dengan pengepul. Pengepul ini yang nantinya akan membeli ikan lele yang sudah panen.
Kerja sama dengan warung makanBanyaknya warung makan yang menyediakan aneka masakan dari bahan lele bisa diajak kerja sama dalam pemasokan ikan lele segar untuk dijadikan bahan olahan masakan.
Internet kreatifBanyaknya pengguna akun facebook, dan lain sebagainya menjadikan peluang usaha ini menjadi lebih bagus. Pemanfaatan media sosial tersebut untuk menarik perhatian dalam transaksi jual ikan lele. Nantinya ikan lele tidak harus dijual di beberapa daerah terdekat, melainkan bisa dijual di berbagai daerah yang telah memesan lewat akun social media tersebut.Keuntungan yang didapat bisa membuat usaha ini menjadi lebih besar dengan membangun kolam kolam lain untuk dijadikan tempat budidaya ikan lele bumbo.
No. Bahan Jumlah Harga Per @ Total biaya
1. Bibit lele 3000 ekor Rp. 450,- Rp. 1.350.000,-
2. Pakan alternative 40 Rp. 5000,- Rp. 200.000,-
3. Pakan 100 Kg Rp. 10.000,- Rp. 1.000.000,-
Total biaya per periode panen Rp. 2.555.000,-
Harga jual per Kg Rp. 15.000,-
Perkiraan jumlah panen 350 Kg Rp. 5.250.000,-
Profit per panen Rp. 2.695.000,-
Tabel 1: Analisis biaya budidaya ikan lele dumbo dalam satu periode panen keterangan:
Pakan alternative ialah pakan yang memanfaatkan dari ayam petelur sudah tua maupun ayam yang telah mati di peternak. Khusus untuk ayam yang telah tua, bisa dibeli dengan harga @ekor Rp 5.000,-. Ayam yang telah tua tersebut tidak di pergunakan lagi oleh peternak dan dijual dengan harga yang murah. Terlebih dahulu limbah ayam petelur dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan tersebut meliputi: pembersihan bulu ayam, pemisahan daging dan tulang, pencampuran bahan lain seperti tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka, pengukusan, dan pencetakan membentuk pellet.BAB 4 METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan dapar diuraikan sebagai berikut:4.1 Persiapan Lahan
Yang harus dilakukan pertama kali ialah menyiapkan lahan untuk dijadikan tempat pembuatan kolam lele dengan terpal. Lahan harus bersih dan tidak terdapat kayu yang berserakan. Setiap pinggir lahan akan di pasang kayu hidup, kayu hidup ini bertujuan untuk penyangga sesek (dinding yang terbuat dari bambu). Pembuatan dinding bambu ini bertujuan untuk melindungi kolam terpal dari binatang lain seperti ayam.
4.2 Pembuatan Pengaturan Volume Air Serta Pembuatan Pipa SaringanPembuatan pengaturan volume air ini berfungsi untuk pengaturan secara otomatis dalam
ketinggian air di kolam. Fungsi lain dari pipa pengatur ketinggian volume air di dalam kolam ini adalah saat proses pengurasan kolam dan saat pemanenan, alat buatan ini akan sangat-sangat membantu mempercepat kerja nantinya. Sumber air yang digunakan ialah menggunakan air sumur yang berada dibelakang rumah. Bahan yang diperlukan dalam pembuatan pipa saringan maupun pengaturan volume air sebagai berikut.
Persiapan alat seperti pipa paralon, gergaji, palu, knee, serta bor tangan kecil.4.3 Pembuatan Kolam Lele Dengan Terpal
Pesiapan bambu yang sudah dipotong-potong untuk dibentuk menjadi kerangka kolam ikan lele.
Bambu-bambu di tancapkan ke dalam tanah membentuk seperti persegi/persegi panjang Membentuk kerangka seperti kotak dan dilengkapi dengan bambu untuk memperkuat
kerangka kolam seperti gambar di bawah.
Pemasangan pipa pembuangan seperti gambar di samping Setelah selesai, terpal di pasang dalam kerangka kolam bagian tepi tepinya di ikat. Untuk bagian terpal yang dekat dengan bagian pipa pengeluaran, Di buat lobang dengan cara
di tekan dan di potong menggunakan cutter. Pemasangan pipa pengaturan yang sudah kita buat sebelumnya dan di lem supaya tidak
bocor. Dan kolam terpal siap dilakukan penebaran benih, tapi ada 2 hal perlu diperhatikan. Yang
pertama terpal masih dalam keadaan baru, pasti ada bau-bau yang tidak diinginkan ikan lele di sana. Untuk menetralisir, kolam di isi dengan air dan di gosok dengan menggunakam busa.
4.4 Pembuatan Pakan Lele Dengan Limbah Ayam Petelur Ayam petelur yang sudah mati ataupun yang tidak di pergunakan lagi terlenih dahulu dip roses menjadi pellet dengan proses sebagai berikut:
Perebusan dan pembersihan bulu ayamTerlebih dahulu ayam di bersihkan dengan cara di rebus kedalam wajan yang berisi air mendidih. Dalam waktu 10 menit, ayam di angkat ke dalam wadah dan di bersihkan bulu bulu ayam agar mudah untuk proses berikutnya. Perebusan di lakukan bertujuan untuk menghilangkan sisa bakteri yang terkandung pada ayam.
Pemisahan daging dengan tulangSetelah tubuh ayam dalam kondisi bersih dari bulu bulu yang menempel. Selanjutnya daging ayam di iris kecil kecil dan diletakkan pada wadah tersendiri.
Pencampuran bahanDaging ayam yang telah di iris tersebut, lalu di campur dengan bahan yang lain tepung kedelai, tepung jagung, tepung tapioka. Setelah tercampur dengan rata, di masukkan ke dalam mesin mixer. Dalam beberapa menit, bahan tersebut telah menjadi adonan.
PengukusanSupaya aroma pakan muncul, adonan yang sudah jadi tersebut di kukus hingga masak dalam wadah tertentu.
PencetakanSetelah adonan masak dalam kondisi hangat, lau di cetak ke dalam mesin cetak hingga berbentuk butiran pellet.
4.5 Penebaran Benih Lele DumboSetelah kolam siap untuk penebaran benih, selanjutnya benih ikan lele dumbo akan di tebar
dalam kolam terpal. Benih ikan lele dumbo sebanyak tiga ribu ekor dengan panjang dan lebar kolam 5x3 m. Benih yang berukuran 3-5 cm dimasukkan ke dalam kolam terpal yang sudah berisi air.
4.6 Pemberian Pakan Alternative Dan Pakan Dari PeletPemberian pakan akan dilakukan dengan memeberikan pakan pelet sebagai pakan utama dan
pakan alternative dari hasil olahan ayam petelur yang sudah tua maupun yang telah mati. Sehingga pemberian pakan alternative dapat meminimalkan besarnya biaya pakan. Pakan pelet diberikan pada lele yang baru ditebar kedalam kolam terpal sampai berumur 1.5 – 2 bulan. Selanjutnya lele yang berusia lebih dari 1.5 – 2 bulan diberikan pakan alternative dari hasil olahan limbah ayam petelur yang berupa pelet. Pemberian pakan dilakukan pada malam hari, pagi hari, siang dan sore, dengan frekuensi 3 – 4 kali sehari.
4.7 Panen Dan PenjualanUmur lele berkisar antara tiga bulan. akan dilakukan pemanenan secara bertahap. Tahap
pertama ialah ukuran size lele yang berukuran 6 – 9 ekor / kg dan siap untuk di jual. Lele yang berukuran masih agak kecil dipelihara agar tumbuh menjadi lebih besar.
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 PeralatanNo Nama Barang Jumlah Harga Harga Total
1 Linggis 1 buah Rp. 100.000,- Rp. 100.000,-
2 Sabit 1 buah Rp. 50.000,- Rp. 50.000,-
3 Meteran 1 buah Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
4 Serok 2 buah Rp. 15.000,- Rp. 30.000,-
5 Ember 3 buah Rp. 25.000,- Rp. 75.000,-
7 Palu 2 buah Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-
8 Sesek 20 buah Rp. 35.000,- Rp. 700.000,-
9 Tandon Air 1 buah Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
10 Selang 10 m Rp. 5000,- Rp. 50.000,-
11 Kran 5 buah Rp. 5000,- Rp. 25.000,-
12 Mixer 1 buah Rp. 500.000,- Rp. 500.000,-
13 Mesin Cetak Pelet 1 buah Rp. 4.500.000,- Rp. 4.000.000,-
14 TOTAL Rp. 6.210.000,-
4.2 Bahan Habis PakaiNo Nama barang Jumlah Harga Harga Total
1 Terpal 3 buah Rp. 250.000,- Rp. 750.000,-
2 Bambu 75 biji Rp. 15.000,- Rp. 750.000,-
3 Lem Kayu 3 buah Rp. 35.000,- Rp. 95.000,-
4 Paralon 10 buah Rp. 15.000,- Rp. 150.000,-
5 Paku 2 kg Rp. 15.000,- Rp. 30.000,-
6 Knee 10 buah Rp. 7000,- Rp. 70.000,-
7 Sekam 1 pick up Rp. 300.000,- Rp. 300.000,-
8 Gergaji 2 buah Rp. 35.000,- Rp. 95.000,-
9 Benih Lele 3000 Rp. 450,- Rp. 1.350.000,-
10 Pelet Pabrik 100 kg Rp. 10.000,- Rp. 1.000.000,-
11 Pasir 1 pick up Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
12 Kerikil 1 pick up Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
13 Tepung Kedelai 10 kg Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
14 Tepung Jagung 10 Kg Rp. 9.500,- Rp. 95.000,-
15 Tepung Tapioka 10 Kg Rp. 7.500,- Rp. 75.000,-
16 Total Rp. 5.160.000,-
4.3 PerjalananNo Perjalanan Perihal Harga Total
1 Transport Ke Toko Bangunan
Beli tandon airRp. 25.000,-
2 Transport Ke Toko Bangunan
Beli sesek, paku, dllRp. 30.000,-
3 Sewa Pick Up Ke Kota Beli mesin cetak Rp. 200.000,-
Banyuwangi pellet
4 Total Rp. 255.000,-
4.4 Lain LainNo Uraian Jumlah Harga Harga Total
1 Pembuatan dan pengadaan laporan
5 rangkap
Rp. 20.000,-
Rp. 100.000.-
2 Pembuatan hasil akhir kegiatan Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
3 Materai 2 buah Rp. 7.000,- Rp. 14.000,-
4 Dokumentasi kegiatan 25 buah Rp. 75.000,-
Rp. 75.000,-
5 Jumlah Rp. 339.000,-
4.4 Total biayaNo Jenis Biaya Total
1 Peralatan Rp. 6.210.000,-
2 Bahan Habis Pakai Rp. 5.160.000,-
3 Perjalanan Rp. 255.000,-
4 Lain Lain Rp. 339.000,-
Total Rp. 11.964.000,-
no Kegitan bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1` Pelaksanaabersifat administratif
Pembersihan dan pembuatan kolam
Pemeliharaan lele
Penyusunan laporan
Evaluasi hasil
4.3 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
Agromedia. 2007. Beternak Lele Dumbo. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 52 halBachtiar, Y,. 2006. Panduan Lengkap Budidaya Lele Dumbo. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. 102 halSNI : 01-4087-2006. Pakan Buatan Untuk Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Pada Budidaya Intensif. BSN. Jakarta.12 hal
PKM Budidaya Belut 2011
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA BELUT
BIDANG KEGIATAN :
PKM-K
DI USULKAN OLEH
Ketua Kelompok:
Dedy G Baringbing : (509131007)
: angkatan 2009
Anggota Kelompok :
Jusi Omar Manik : (509431004)
: angkatan 2009
Niko F Sitorus : (509431008)
: angkatan 2009
Daniel Solin : (5102131003)
: angkatan 2010
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
MEDAN
2011-2012
FORMAT HALAMAN PENGESAHAN
USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN
1. Judul Kegiatan : PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
BELUT
2. Bidang Kegiatan : PKM-K
3. Bidang Ilmu : Pertanian
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dedy G Baringbing
b.NIM : 509131007
c. Jurusan : Pend. Teknik Elektro
d. Universitas : UNIMED
e. Alamat Rumah : Jln.Marakas No.60 P.Bulan Medan
f. No Telp / HP : 0823 6789 0507
g.Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksanaan Kegiatan : 3 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama : DRS.Wanapri Pangaribuan,MT
b. NIP : 196404011990031004
c. Jurusan /Fakultas : Pend. Teknik Elektro
d. Alamat Rumah : Jln.Bromo No.204 komp.Y.P Tri jaya
e. No Telp / HP : 082165011770
f. Alamat email : [email protected]
7. biaya kegiatan total
a. Dikti : Rp 10.000.000,-
b. Sumber lain(donatur) : Rp -
8.Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Medan,September 2011
Menyetujui,
Pembantu Dekan III Ketua Pelaksana Kegiatan
(Drs.Manintin Banjarnahor M.Pd ) ( Dedy G Baringbing )
NIP.19531115.198303.1.003 NIM.509131007
Pembantu atau Wakil Rektor Dosen Pendamping
Bidang kemahasiswaan
(Drs.Biner Ambarita,M.pd) (Drs.Wanapri P angaribuan,MT)
NIP.19570515.198403.1.004 NIP.19640401.199003.1.004
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
penyertaan-Nya sehingga proposal kreativ mahasiswa yang berjudul “Pengembangan Usaha
Budidaya Belut” ini dapat kami susun sesuai yang direncanakan dan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak pembimbing kami,
bapakDrs.Wanapri Pangaribuan,MT yang telah membimbing kami mulai dari pembuatan
proposal penelitian sampai penyusunan laporan akhir ini. Kami juga berterima kasih kepada
orang-orang yang telah mendukung dan membantu kami dalam melakukan penelitian kami.
Laporan penelitian ini kami susun sebagai tindak lanjut dari usulan Program Kreativitas
Mahasiswa (PKM-K), dan sebagai akhir dari kegiatan penelitian kami ini. Kami berharap
laporan penelitian ini dapat berguna sebagai refrensi dalam meningkakan kreativitas Mahasiswa
Dalam pelaksanaan penelitian ini,
kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.
Medan,September 2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
A. Judul........................................................................................................ 1
B. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
C. Perumusan Masalah................................................................................. 2
D. Tujuan..................................................................................................... 2
E. Luaran Yang Diharapkan........................................................................ 2
F. Kegunaan Program.................................................................................. 2
G. Gambaran Umum Rencana Usaha.......................................................... 3
H. Metode Pelaksanaan............................................................................... 4
I. Pelaksanaan Program.............................................................................. 5
J. Rancangan Biaya.................................................................................... 6
K. Hasil dan Pembahasan............................................................................ 7
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 11
Lampiran
I. Biodata Ketua Serta Anggota Tim............................................. 13
II. Data Dosen Pembimbing............................................................ 14
DAFTAR TABEL
Tabel 1 :Jadwal Kegiatan.................................................................................... 5
Tabel 2 : Alokasi Biaya....................................................................................... 6
DAFTAR GAMBAR
Gmbr. 1 Pendistribusian Belut........................................................................... 3
Gmbr. 2. Struktur Organisasi.............................................................................. 4
A. Judul program :
“Pengembangan Usaha Budidaya Belut”
B. Latar belakang masalah
Belut merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan bentuk tubuh bulat memanjang
yang hanya memiliki sirip punggung dan tubuhnya licin. Belut suka memakan anak-anak ikan
yang masih kecil. Biasanya hidup di sawah-sawah, di rawa-rawa/lumpur dan di kali-kali kecil. Di
Indonesia sejak tahun 1979, belut mulai dikenal dan digemari, hingga saat ini belut banyak
dibudidayakan dan menjadi salah satu komoditas ekspor. Manfaat belut sudah tidak diragukan
lagi.
Jenis ikan ini manfaatnya tidak kalah dengan jenis ikan-ikan yang lain, atau bahkan
dengan daging-daging seperti daging sapi, kambing, ayam dan lain-lain, bahkan justru boleh
dibilang lebih baik. Belut yang mempunyai nama latin Monopterus albus sudah lama dikenal
oleh masyarakat baik indonesia maupun diluar negeri karena kandungan protein dan gizi yang
tinggi. Sebagian orang beranggapan dengan mengkonsumsi belut akan menambah vitalitas
tubuh, dan sebagian lagi menjadikannya sebagai obat untuk beberapa jenis penyakit. Belut di
habitat aslinya hidup disawah, rawa atau tempat yang berlumpur, belut mampu hidup dalam
kondisi habitat yang kurang air karena mampu untuk menyerap oksigen langsung dari kulitnya.
Produktifitas budidaya belut ini masih sangat rendah khususnya di Sumatera Utara.
Hasil pengamatan penulis sendiri menilai di SUMUT ini sedikit sekali masyarakat yang
bergelut usaha budidaya belut. Keberadaan belut yang ada dipasaran adalah hasil pencarian dan
tangkapan disawah-sawah yang istilah jawanya “Nyloh welut” , yakni mencari belut yang
dilakukan dimalam hari. Tentunya usaha untuk menghasilkan belut seperti cara di atas kurang
produktif karena bisa terkendala oleh musim atau terbatasnya jumlah belut di sawah. Bahkan
bisa pula usaha semacam itu berbahaya karena biasanya dilakukan di malam hari. Padahal
melihat pasar, belut juga termasuk jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat di Sumatera
Utara.
Berangkat dari kenyataan tersebut akhirnya sangatlah dibutuhkan suatu cara yang lebih
produktif dan memenuhi komoditas pasar. Yakni dengan cara “budidaya belutdengan
kompos”.Selain itu juga peluang bisnis belut tidak hanya pada pasaran lokal, yang lebih
menggiurkan lagi adalah pasar eksporpun masih sangat mendukung, Tak heran jika akhir-akhir
ini banyak media mengekspos tentang besarnya peluang bisnis budidaya belut. Dan bagi yang
terbiasa akses di depan internet, mungkin juga tak jarang menemukan sebuah forum yang
memperbincangkan tentang gurihnya berbisnis di bidang yang satu ini.
Secara khusus PKM-W ini merupakan peningkatan dari usaha yang sebelumnya didanai
oleh Program Mahasiswa Berwirausaha(PMW) yang saat ini sudah berjalan tetapi ingin
meningkatkan ataupun memperbesar usaha serta peningkatan manajemen produk dan
pemasaran.
C.Perumusan masalah
Mengamati permasalahan dan beberapa kekurangan terhadap produktivitas
usaha dalam bilang bisnis belut, serta beberapa pelang-peluang pasar akan respon
atau daya konsmsi masyarakat Sumatera Utara dan sekitarnya dalam mengkonsumsi
belut maka apakah ada semacam usaha yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya belut
yang sebelumnya lebih menggantungkan pada tangkapan dari alam?
D. Tujuan program
Tujuan dari penulisan Proposal PKM-K ini adalah merancang dan mengembangkan
budidaya belut serta pemasarannya dalam bentuk manjemen yang baik.
.E. Luaran yang diharapkan
Luaran yang dihasilkan dari pengajuan proposal usaha ini adalah berupa Produksi
belut yang berorientasi usaha untuk mencari keuntungan ( profit oriented).
F. Kegunaan Program
Uraian dari pengajuan usaha ini mempunyai kegunaan :
1) Meningkatkan usaha untuk mencari keuntungan ( profit oriented ). Dalam
usaha belut
2) Meningkatkan ekonomi bagi pemilik usaha .
3) Memenuhi kebutuhan pasar di Sumatera Utara dan disekitarnya.
G. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Pengembangan Usaha Budidaya Belut merupakan lanjutan Atas pengembangan Unit
usaha Tim PMW, dimana unit usaha ini telah berjalan, dan kini mulai dikembangkan oleh Tim
penggagas PKM-K yang dulu nya juga Penggagas unit usaha ini didalam PMW.selama
pelaksanaan PMW seluk beluk serta kelemahan dalam pembudidayaan belut sudah bisa
dipelajari sehingga nantinya diharapkan didalam pengembangan usaha budidaya belut di
Program Kreativitas Mahasiswa ini dapat berjalan semaksimal mungkin.
Gbr 1 : Pendistribusian Belut
Hasil Survey Pasar
Belut yang banyak mengandung protein sebagai salah satu sumber gizi yang baik untuk
anak - anak hingga orang dewasa. Saat ini pemasaran belut hasil peternakan banyak di pasrkan di
pasar - pasar tradisional hingga supermaket. perlu diketahui juga bahwa harga belut sangat bagus
baik untuk pasar lokal maupun ekspor. Harga belut saat ini untuk pasar lokal berkisar antara Rp.
30.000 -- Rp. 40.000 / Kg. Sedangkan untuk pasar ekspor , harga belut sangat bagus yakni
berkisar 6 - 10 Dollar Amerika / Kg.
Hingga saat ini belut menjadi primadona / andalan ekspor yang tak kalah unggul
dibandingkan dengan jenis ikan lainnya. Karena disamping rasanya yang lezat ternyata belut
banyak mengandung protein dan bahkan di negara - negara seperti Jepang, Korea Selatan,
Hongkong dan Taiwan, dimana belut diyakini sebagai sumber makanan berprotein tinggi yang
dapat membangkitkan stamina tubuh.
H. METODE PELAKSANAAN
Metode budidaya belut yang diterapkan adalah menggunakan media kolam
Terpal dan drum plastik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan/Fregmentasi
2. Memasukkan bibit belut
3. Pemeliharaan & Pembesaran
4. Panen & Pemasaran
Jumlah Kolam terpal yang disiapkan untuk budidaya belut ini ada 2 buah,
dengan masing-masing berukuran 5x 6 m dan 5 x 6 m dengan kedalaman 1 m.
Kolam terpal tersebut juga ditanam di tanah sekitar 40 cm dan ada drum plastik sebanyak 10
buah.
Mekanisme dan Rancangan usaha/Managemen tim PKM-K
Struktur Organisasi
Gbr 2 : Struktur Organisasi
I. PELAKSANAAN PROGRAM
A. Waktu Dan Tempat
Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan mulai bulan april 2011 sampai
dengan bulan Agustusi 2011. Tempat Pelaksanaan PKMK ini dilaksanakan di kediaman dosen
pendamping yang berada di wilayah Jln.Bromo No.204 komp.Y.P Trijaya,medan.
A. Tahapan Pelaksanaan/Jadwal Faktual
Adapun tahapan-tahapan kegiatan seperti yang terjadwal dalam jadwal kegiatan
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 1 JADWAL KEGIATAN
No Keterangan Bulan
1 2 3 4
1 Persiapan/Fregmentasi
2 Memasukkan bibit belut
3 Pemeliharaan & pembesaran
4 Panen & pemasaran
B. Instrumen Pelaksanaan
1) Persiapan Fregmentasi
Dari tgl 22-23 April 2012 pembuatan kolam sebanyak 2 buah dengan ukuran 5x6 m
dengan kedalaman 1 m sebagian terpal tersebut ditanam di tanah sekitar 40 cm setelah itu proses
fregmentasi hingga lebih dari 1 bulan.
2) Memasukkan Bibit belut ke dalam media
Setelah proses fregmentasi maka pemasukan bibit belut sebanyak 30 kg ke dalam 2 buah
kolam dan 10 drum plastik. ( tgl 24 april 2012)
3) Pemeliharaan/Pembesaran
Mulai tanggal 24 Mei proses pemeliharaan/pembesaran bibit belut dengan rutin
memberikan pakan sesuai aturannya.
4) Panen & Pemasaran
23 Agustus 2012 melakukan panen selanjutnya dari hasil panen di promosikan ke pasar
belut.
J. Rancangan dan Realisasi Biaya
Tabel 2. Alokasi Biaya
No KEGIATAN Harga (Rp)
(Sat/Pcs/kg)
Biaya
Jumlah sat Biaya (Rp)
1 Tahap Fregmentasi
Terpal
Bambu
Drum Plastik
Ember, cangkul, serok, baskom
Pembelian Kotoran Sapi+ Jerami
Pipa Plastik Saluran Air
Obat Kompos
Tali Kawat
Upah minta pengerjaan kolam 3 hari
Biaya air
200.000
20.000
200.000
100.000
-
30.000
50.000
30.000
50.000
-
2 Pcs
5 Pcs
5 Bh
2 pcs
-
10 M
3 Kg
3 Kg
2 Org
-
400.000
100.000
1.000.000
200
500.000
300.000
150
90.000
100
300.000
2 Tahap Mamasukkan Bibit Belut
Pengadaan bibit unggul 50.000 40 Kg 2.66
3 Tahap Pemeliharan/Pembesaran
Pakan Bekicot
Konsentrat
Cacing
Vaksinasi
Transportasi selama Kegiatan
12.000
20.000
10.000
100.000
2.000.000
50 Kg
10 Kg
20 Kg
-
-
600
200.000
200.000
100.000
2.000.000
4 Panen & Pemasaran
Pembelian ember plastik
Tali
Biaya Promosi
20.000
20.000
1.000.000
4Bh
-
-
80.000
20.000
1.000.000
Total Rp .10.000
Jadi usaha ini, telah direalisasikan 100% dan telah menghabiskan anggaran
Rp .10.000.000 ,- (sepuluh juta rupiah ).
K. HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha budidaya Belut ini menggunakan kolam terpal dan Drum plastik, yang memang
dianggap lebih efisien dan mudah dipindahkan apabila ingin dipindahkan ke tempat lain. Kondisi
air ph ideal bagi belut adalah 5 – 7 dengan suhu air antara 16 – 21 derajat Celcius. Untuk
menghindari suhu kolam naik akibat sinar matahari kolam diberi atap atau di beri tanaman eceng
gondok di atas permukaan air.
Klasifikasi jenis belut adalah sebagai berikut :
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species : Synbranchus bengalensis Mc clell (belut rawa); Monopterus
albusZuieuw (belut sawah); Macrotema caligans Cant (belut kali/laut)
Jadi jenis belut ada 3 (tiga) macam yaitu belut rawa, belut sawah dan belut kali/laut.
Melihat jenis-jenis belut tersebut, maka jenis belut yang kami budidayakan adalah jenis belut
sawah, karena mudah mendapatkan bibitnya daripada jenis belut yang lain.
Adapun tahapan-tahapan prosesnya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Media Pemeliharaan
Media hidup belut dibuat sebaik mungkin mendekati kondisi alam yang sesungguhnya. Ukuran
kolam 5 x 6 m dengan media kolam dari terpal yang setiap sisi-sisnya diberi penguat dari bambu.
Setelah menyiapkan kolam tersebut, langkah selanjutnya adalah mengisi kolam dengan
media pemeliharaan dengan urutan dan ukuran sebagai berikut :
a. Jerami setinggi 25 - 40 cm.
b. Pupuk Urea 2 kg dan NPK 5 kg
c. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
d. Pupuk Kandang setinggi 5 cm.
e. Pupuk kompos setinggi 5 cm.
f. Lumpur/tanah setinggi 5 cm.
g. Cincangan Batang Pisang setinggi 10 cm.
h. Lumpur/tanah setinggi 15 cm.
i. Air setinggi 5 cm.
Untuk mempercepat fermentasi media diatas pupuk kandang dan kompos dapat
digunakan Fermentor atau pupuk cair dg kandungan Microba Organik untuk membuat kompos
seperti EM 4, Nasa, Superfarm ,atau NOPKOR yang paling effective, murah dan mudah di
dapat. Media pemeliharaan ini di diamkan agar terjadi proses permentasi selama kurang lebih 2
sampai 3 minggu, atau paling lama 1 bulan sehingga siap untuk ditaburi bibit/benih belut yang
akan dibudidayakan.
Untuk mengetahui media sudah matang dgn menencapkan bambu / peralon sampai
kedasar kolam angkat pelan- pelan
keatas bila gelembung bening dan tdk ada bau maka media sudah matang. Setelah media matang
alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racun diamkan selama sehari bibit baru boleh
ditebar.
2. Persiapan Benih / Bibit Belut
Pelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan media pemeliharaan siap.
Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit
belut ini harus dipilih yang sempurna atau normal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang
berkualitas ini akan menghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.
Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.
b. Gerakan lincah dan agresif.
c. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemas manakala dipegang.
d. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.
e. Umur antara 2-4 bulan sebanyak 18 kg. Tidak dianjurkan benih berwarna
hitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuh
kerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasil
tangkapan dgn wuwu / bubu.
3. Pakan dan kebiasaan makan belut
Belut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secara alami memakan
binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai
diberikan setelah benih masuk ke kolam perbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di
benarkan memberikan pakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini di
maksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpah pakan yang diberikn
harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri. Sebagai gambaran bulan pertama
pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah /
berat benih yang di tebar. Umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3 sebanyak 8 % dan 3~4
bulan sebanyak 10 %.
4. Pemeliharaan Pembesaran
1) Pemupukan
Jerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuran yang subur dan
pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satu bahan organik utama.
2) Pemberian Pakan
Bila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa, ulat besar(belatung)
yang diberikan setiap 10 hari sekali.
3) Pemberian Vaksinasi
4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah
menjaga kolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun.
5. Hama dan Penyakit
a. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan belut.
b. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belut
antara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air dan ikan gabus.
c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan
kucing.
d. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.
e. Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat
rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.
6. Panen
Pemanenan belut yaitu :
a. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi
(besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15 ekor / kg).
b. Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya dengan
peralatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, dengan
pancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambil saja.
7. Pemasaran
Pemasaran belut dilaksanakan dengan langkah pelaksanaannya sebagai
berikut.
Belut yang sudah ditangkap dipasarkan dalam drum plastik ke penjual ikan
maupun lele dan belut dengan yang berdagang di rumah-rumah makan dan
pasar ikan Sumatera utara.
Pemasaran produk juga dilakukan dengan menawarkan jasa pesanan antar
belut segar ke penjual masakan lalapan belut yang ada di sekitar.
Belut dijual dengan harga Rp 30.000,00 sampai 40.000,00 /kg.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka kesimpulan yang dapat diambil
dari pelaksanaan PKMK ini adalah sebagai berikut.
1. Proses pembudidayaan belut menggunakan teknik pembudidayaan belut di kolam terpal
dengan proses sebagai berikut:
a) Persiapan/Fregmentasi
b) Memasukkan bibit belut
c) Pemeliharaan & Pembesaran
d) Panen & Pemasaran
2. Analisis usaha sebagai berikut :
a) Asumsi
1) Kolam terpal digunakan berukuran 5 x 6 x 1 m sebanyak 2 buah.
2) Lama setiap periode pemeliharaan 4-5 bulan.
3) Kolam (terpal & kerangka bambu)bias digunakan selama 1 tahun/
3 periode pemeliharan.
4) Berbagai perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4 tahun/ 12 periode pemeliharaan.
5) Kegiatan budidaya dilakukan sendiri oleh pembudidaya.
6) Media yang digunakan adalah canpuran tanah yang dimatangkan dengan proses kompos.
7) Pakan utama dapat dibudidayakan sendiri sehingga dapat menekan biaya pakan
8) Dari 30 kg bibit, waktu panen bisa mencapai 300 kg belut sedangkan harga belut bervariasi
tergantung musim, dari 30.000,00 sampai 40.000,00 /kg.
9) Harga bibit yang mahal, selanjutnya bisa dihasilkan sendiri.
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dari pelaksanaan
PKMK ini diajukan saran sebagai berikut.
1. Pendampingan dana oleh bank Pemerintah supaya pelaksanaan PKMK
menjadi lebih optimal.
2. Pendampingan dari pihak-pihak pemerintah sampai pada pemasaran
tingkat global/ekspor.
Setelah media matang alirkan air selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racundiamkan selama sehari bibit baru boleh ditebar. 2. Persiapan Benih / Bibit BelutPelaksanaan pembesaran dapat dimulai setelah kolam dan mediapemeliharaan siap. Langkah berikutnya adalah memilih bibit belut yang baik agar hasilnya dapat masimal. Bibit belut ini harus dipilih yang sempurna ataunormal dan singkirkan yang tidak normal. Belut yang berkualitas ini akanmenghasilkan hasil yang baik, sehingga akan berkembang dengan baik pula.Belut berkualitas memenuhi persyaratan sebagai berikut :a. Anggota tubuh utuh dan mulus yaitu tidak ada luka gigitan atau goresan.b.
Gerakan lincah dan agresif.c. Penampilan sehat yang dicirikan tubuh yang keras dan tidak lemasmanakala dipegang.d. Tubuh dan kepala seimbang / kecil dan berwarna kuning kecoklatan.e. Umur antara 2-4 bulan sebanyak 18 kg. Tidak dianjurkan benih berwarnahitam dgn bagian perut berwarna kemerahan benih seprti ini akan tumbuhkerdil, hindari membeli benih dgn cara setrum, benih yg baik adalah hasiltangkapan dgn wuwu / bubu.f. 3. Pakan dan kebiasaan makan belutBelut merupakan hewan karnifora alias pemangsa binatang lain, secaraalami memakan binatang kecil yang masih hidup seperti siput, cacing, anak ikan, bekicot dll. Pakan mulai diberikan setelah benih masuk ke kolamperbesaran setelah 3 hari atau hari ke 4 jadi tidak di benarkan memberikanpakan buatan / palet setiap hari harus berseling 2 atau 3 hari sekali ini dimaksud untuk mendapatkan hasil produktivitas secara maximum. Jumpahpakan yang diberikn harus sesuai dengan pertumbuhan belut itu sendiri.Sebagai gambaran bulan pertama pemeliharaan diperlukan 5 % dr jumplah / berat benih yang di tebar. Umur 1~2 bulan sebanyak 6,5 %, bulan ke 2~3sebanyak 8 % dan 3~4 bulan sebanyak 10 %. 4. Pemeliharaan Pembesaran 1) PemupukanJerami yang sudah lapuk diperlukan untuk membentuk pelumpuranyang subur dan pupuk kandang juga diperlukan sebagai salah satubahan organik utama.2) Pemberian PakanBila diperlukan bisa diberi makanan tambahan berupa cacing, kecoa,ulat besar(belatung) yang diberikan setiap 10 hari sekali.3) Pemberian Vaksinasi4) Pemeliharaan Kolam dan Tambak Yang perlu diperhatikan pada pemeliharaan belut adalah menjagakolam agar tidak ada gangguan dari luar dan dalam kolam tidak beracun. 5. Hama dan Penyakita. Hama pada belut adalah binatang tingkat tinggi yang langsungmengganggu kehidupan belut.
b.
Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang belutantara lain: berang-berang, ular, katak,burung, serangga, musang air danikan gabus.c. Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang seringmenyerang hanya katak dan kucing.d. Pemeliharaan belut secara intensif tidak banyak diserang hama.e. Penyakit yang umum menyerang adalah penyakit yang disebabkan olehorganisme tingkat rendah seperti virus, bakteri,jamur, dan protozoa yangberukuran kecil.6. PanenPemanenan belut yaitu :a. Berupa hasil akhir pemeliharaan belut yang siap dijual untuk konsumsi(besarnya/panjangnya sesuai denganpermintaan pasar/konsumen 10 ~15ekor / kg).b. Cara Penangkapan belut sama seperti menangkap ikan lainnya denganperalatan antara lain : bubu/posong, jaring/jala bermata lembut, denganpancing atau kail dan pengeringan air kolam sehingga belut tinggal diambilsaja.7. PemasaranPemasaran belut dilaksanakan dengan langkah pelaksanaannya sebagaiberikut.• Belut yang sudah ditangkap dipasarkan dalam drum plastik ke penjual ikanmaupun lele dan belut dengan yang berdagang di rumah-rumah makan danpasar ikan Bojonegoro.• Pemasaran produk juga dilakukan dengan menawarkan jasa pesanan antarbelut segar ke penjual masakan lalapan belut yang ada di sekitar.• Belut dijual dengan harga Rp 22.000,00 sampai 30.000,00 /kg.. Sampaisaat laporan ini dibuat, belut yang terjual sudah mencapai 19 kg jadi totalpemasukan mencapai Rp 418.000,00. Sedangkan hasil budidaya belut inimenghasilkan 179 kg.
BAB VIKESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka kesimpulan yangdapat diambil dari pelaksanaan PKMK ini adalah sebagai berikut.1. Proses pembudidayaan belut menggunakan teknik pembudidayaan belut dikolam terpal dengan proses sebagai berikut;a)
Persiapan/Fregmentasib) Memasukkan bibit belutc) Pemeliharaan & Pembesarand) Panen & Pemasaran2. Analisis usaha sebagai berikut :a) Asumsi1) Kolam terpal digunakan berukuran 5 x 6 x 1 m sebanyak 2 buah.2) Lama setiapperiode pemeliharaan 4-5 bulan.3) Kolam (terpal & kerangka bambu)bias digunakan selama 1 tahun/ 3 peruode pemeliharan.4) Berbagai perlengkapan pendukung dapat digunakan selama 4tahun/ 12 peruode pemeliharaan.5) Kegiatan budidaya dilakukan sendiri oleh pembudidaya.6) Media yang digunakan adalah canpuran tanah yang dimatangkandengan proses kompos.7) Pakan utama dapat dibudidayakan sendiri sehingga dapatt menekanbiaya pakan8) Dari 18 kg bibit, waktu panen bisa mencapai 180 kg belutsedangkan harga belut bervariasi tergantung musim, dari 20.000,00sampai 30.000,00 /kg.9) Harga bibit yang mahal, selanjutnya bisa dihasilkan sendiri.B. SaranBerdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya maka dari pelaksanaanPKMK ini diajukan saran sebagai berikut.1. Pendampingan dana oleh bank Pemerintah supaya pelaksanaan PKMKmenjadi lebih optimal.2. Pendampingan dari pihak-pihak pemerintah sampai pada pemasarantingkat global/ekspor