proposal penelitian tindakan kelas
TRANSCRIPT
Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai
Bangun Datar Sederhana dengan Menggunakan Media
Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas III
SDN Tegalkalong III Kabupaten Sumedang
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh :
Juaesih Ratna Setiasih
(Guru SDN Tegalkalong III Sumedang)
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG
SD NEGERI TEGALKALONG III
SUMEDANG
2012
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh : Juaesih Ratna Setiasih (Guru SDN Tegalkalong III Sumedang)
A. Judul Penelitian
Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Berbagai Bangun Datar Sederhana dengan
Menggunakan Media Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas III SDN
Tegalkalong III Kabupaten Sumedang
B. Mata Pelajaran dan Bidang Kajian :
Matematika : Mengidentifikasi Berbagai Bangun Datar Sederhana
C. Pendahuluan
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di
bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di
bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan
mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Mata
pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,
serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal
ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas III SDN Tegalkalong III yang menyatakan bahwa 45%
siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu,
hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apalagi jika keterampilan
prasyarat tidak dikuasai siswa.
Keterampilan prasyarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal tersebut penulis yakini
bahwa setiap mata pelajaran mempunyai prasyarat belajar (learning prerequisites). Dalam
hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasyarat yang harus dikuasai
siswa umumnya adalah pengenalan bangun geometri sederhana khususnya mengidentifikasi
berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya.
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas III SDN Tegalkalong III tahun pelajaran 2011/2012
smester II tentang mengidentifikasi bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya.
menunjukkan bahwa 20% siswa menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45%
kurang menguasai padahal pada pembelajaran matematika sehari-hari penulis sudah menjelaskan
secara lisan, ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang
bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk
bertanya kepada pengajarnya. Namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika
penulis balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar,
itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya.
Sangat penulis sadari bahwa keefektifan pembelajaran pengenalan bangun geometri sederhana
sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam motivasi, menarik perhatian, dan keaktifan siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Artinya, apabila siswa mempunyai motivasi rendah,
perhatian, partisipasi aktif dan kemandirian belajar siswa kurang, pembelajaran pengenalan bangun
geometri tidak akan bermakna lagi. Untuk menyiasatinya salah satu cara adalah memanfaatkan alat
peraga untuk memahamkan siswa tentang konsep bangun geometri sederhana.
Sesuai dengan penelitian tindakan kelas yang berupaya melakukan kajian pada suatu objek yang
berskala sempit tetapi urgensinya ingin memperbaiki kualitas pembelajaran, maka dalam penelitian
ini, peneliti bermaksud melihat peranan alat peraga dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang
bangun geometri sederhana di kelas III SDN Tegalkalong III Sumedang..
Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan menghitung perkalai
dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa antara lain dengan jari tangan dan
kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan
kemampuan hitung perkalian, lebih baktif, kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai
ketuntasan dalan hafalan perkalian sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian
C. Rumusan Masalah dan Pemecahannya
Mengacu kepada fakta-fakta seperti terurai di atas, dalam penelitian tindakan ini dirumuskan
permasalahan penelitian ini, Apakah penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Matematika
khususnya mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya dapat
memotivasi siswa, mengaktifkan dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan hakikat penelitian tindakan kelas yang bermaksud memperbaiki proses belajar
mengajar, maka hal yang akan dicapai melalui penelitian ini adalah: (1) memotivasi siswa agar dapat
belajar lebih bergairah dengan pemanfaatan alat peraga; (2) mengaktifkan siswa baik mental maupun
fisik dengan memanipulasi alat peraga sehingga pembelajaran lebih efektif; (3) meningkatkan prestasi
belajar siswa.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar kerja sama dan
kemampuan mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya
2. Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan mendorong peneliti untuk
melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut.
3. Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model pembelajaran yang
positif.
4. Dengan adanya penelitian tindakan kelas berarti pembelajaran di kelas lebih berkualitas
sehingga terjadi perubahan positif.
G. Kajian Pustaka
1. Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran juga dapat diartikan
sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga terjadi proses belajar.
Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu strategi, yaitu strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran matematika adalah kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses
pembelajaran yang dapat memberikan fasilitas belajar sehingga memperlanacar tujuan belajar
matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9)
Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam membentuk insan
Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-kebijakan pemerintah dari tahun ke tahun.
Lulusan sekolah dasar diharapkan dapat membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang
memungkinkan mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses
pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Sasaran
tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.
Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah dasar berfungsi
sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan - bilangan smbol-
simabol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan mempermuda
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar
diutamakan agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya
dengan praktek kehidpupan seharai-hari.
Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar disebutkan tujuan umum
pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan
keterampilan dalam dalam menerapkan matematika. Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di
sekolah dasar guru tidak cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru
harus lebih dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru wajib
berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.
2. Peranan Media Pembelajaran
Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi sosial, fungsi edukafif, fungsi ekonomi,
fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980). Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif media
pendidikan mempunyai beberapa ciri yaitu:
1. Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang bisa diraba, dilihat,
didengar, dan diamati oleh panca indra.
2. Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat.
3. Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam pengajaran antara
guru dan murid.
4. Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar
kelas.
5. Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang sangat erat
hubungannya dengan metode mengajar.
Media merupakan alat bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada ketika dibutuhkan ubntuk
memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari
kurikulum dan siswa secara individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah
besar memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi dengan peralatan
yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka hasilnya akan kurang memuaskan dan
tak dapat dipertanggungjawabkan.
Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswa dan citra diri mereka, jika media
tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik
siswa. Media pendidikan akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan
terbiasa menggunakannya.
Pemanfaatan media pembelajaran dalam proses pembelajaran dirasa penting karena peserta didik
dalam menerima pengalaman belajar atau mendalami materi-materi pelajarannya masih banyak
memerlukan benda-benda, kejadian-kejadian yang sifatnya konkret, mudah diamati, langsung
diamati, sehingga pengalaman-pengalaman tersebut akan lebih mudah dipahami, lebih mengesan
dan daya ingatnya lebih tahan lama.
Alat peraga dan peragaan sebagai ilustrasi konsep matematika perlu mendasarkan pada realita
budaya yang terjadi pada kehidupan anak setempat. Pemahaman siswa tentang konsep matematika
pun tidak akan terlepas dari kehidupan nyata yang mereka hadapi sehari-hari. Selain siswa akan
benar-benar paham tentang konsep yang dimaksud, mereka akan mampu berkreasi dalam
mengaplikasikan konsep matematika pada kehidupan nyata. Menurut J. Bruner (dalam Herman,
1998), penjelasan konsep matematika dimulai dengan benda sesungguhnya (enactive), diteruskan
dengan gambar benda (iconic), dan dilanjutkan dengan penggunaan simbol (symbolic). Para ahli dan
praktisi sering melontarkan pendapatnya bahwa siswa Sekolah Dasar terutama kelas rendah akan
lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam kehidupan
nyata. Terkait dengan hal ini, di USA muncul pendidikan matematika yang dikenal sebagai
Mathematics in Contex dan di Belanda dikenal dengan Realistic Mathematic Education (Sujadi
R,1999/2000:100).
Sudjana (2000:100) mengatakan bahwa penggunaan media dalam proses pembelajaran mempunyai
nilai: (1) dapat meletakan dasar-dasar untuk berpikir, (2) dapat memperbesar minat dan perhatian, (2)
menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, dan (3) membantu berkembangnya
efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. Media peragaan yang baik yang ada dalam
pembelajaran matematika dapat memperjelas konsep, sehingga dapat menarik perhatian siswa. .
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran sesungguhnya cukup banyak. Faktor
tersebut antara lain: (a) dari diri siswa itu sendiri, (b) guru (penguasaan materi, pemilihan metode
mengajar yang tepat), (c) alat, maupun proses pembelajaran itu sendiri. Dalam proses pembelajaran,
pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran merupakan hal yang paling menentukan. Demikian
pula tentang prestasi belajar mengenal bangun geometri sederhana, yang dicapai siswa tergantung
pada alat peraga pembelajaran dan penguatan yang digunakan guru. Dalam hal ini pentingnya
kemampuan guru untuk memilih dan mempergunakan alat peraga.
Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar mengajar maka dalam
setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media pendidikan. Media pendidikan yang baik
hendaknya disesuaikan dengan karakter siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal
siswa adalah benda-benda terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.
H. Prosedur Penelitian
OBSERVE
OBSERVE
4
3
1
7
8
REFL ECT
TA
REFL ECT
TA
PLAN
PLAN
PLAN
PLAN
2
5
6
Skema penelitian tindakan kelas ini bertolak dari pengembangan model Kemmis dan Mc Taggart
(dalam Sukidin dkk. 2010:48). Dalam model ini, prencanaannya menggunakan sistem spiral diri yang
dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan
dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.
Gambar 1
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988)
Gambar di atas memperlihatkan tanda-tanda dan penelitian tindakan, yaitu ide-ide dan masalah baru
selalu muncul dan selalu harus diatasi. Sumbangan Kemmis untuk mempromosikan ide-ide penelitian
tindakan kelas mempunyai pengaruh yang besar bagi perkembangan PTK.
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai
karakteristik sebagaimana dilakukan oleh Sugiano ((dalam Harmini:2004:21) antara lain (1) kondisi
objek alamiah,(2) peneliti sebagai objek utama,(3) kaya akan data yang bersifat deskriptif keadaan,
(4) analisis dilakukan secara induktif (dari contoh ke kesimpulan atau dari khusus ke umum) dan
berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara
simultan atau berkesinambungan, baik dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data.
Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran
secara jelas tentang fenomena yang tampak selama pembelajaran berlangsung. Fenomena yang
dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena penelitian ini dilakukan
untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai dengan langkah – langkah pada penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu
masalah secara sistematis. Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam
proses perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya difahami
sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahapan perencanaan.
Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan bersinambungan sampai suatu kualitas
keberhasilan tertentu dapat tercapai.
Dalam penelitian ini penulis bekerjasama dengan guru lain pengajar kelas III. Hal ini dimaksudkan
agar konsentrasi dan wawasan pembelajaran tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini
diharapkan akan didapat data yang seobjetif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
3. Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Tegalkalong III Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan lokasi ini
adalah peneliti mengajar di SD Penelitian ini dilaksanakan mulai Februari sampai April tahun 2012
smester II, pada kelas III dengan jumlah siswa 26 anak yang terdiri atas 14 siswa putri dan 12 siswa
putra
4. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran matematika
mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya pada siswa kelas III
SDN Tegalkalong III. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket
siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, (2) hasil catatan perilaku siswa
selama pembelajaran berlangsung, (3) hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan selama proses
pembelajaran mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya.
I. Jadwal Penelitian
No. UraianBulan Ket.
Februari Maret April
1 Persiapan Awal v
2 Penyusunan Proposal v v
3 Pelaksanaan Tindakan I v
4 Pelaksanaan Tindakan Lanjutan v
5 Pelaporan v
J. Daftar Pustaka
Dahar, R.W.1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas, 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran kelas I s/d VI. Jakarta : Depdiknas.
Djamarah, 1997. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Depdikbud, 1993. Kurikulum Pendidikan Dasar GBPP Matematika. Jakarta : Depdikbud.
Hamalik Oemar, 1980. Media Pendidikan. Bandung : Alumni
Karso, 2005. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Pusat Pendidikan UT
Kemmis, S & Taggart, R. (1990). The Action Reseacrh Planner. Deakin University.
Soedjadi, 1994. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Dikti
Sukidin dkk. 2010. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan Cendekia