penelitian tindakan kelas

24
PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT GRAFIK HIMPUNAN PENYELESAIAN SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINIER DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 Nur Hamidah *) ABSTRAK: Siswa kelas XI Akuntansi 1 mengalami kesulitan dalam menggambar grafik fungsi.Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran, peningkatan kompetensi dan perubahan tingkah laku siswa untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembelajaran, peningkatan kompetensi dan perubahan tingkah laku siswa untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Prosentase kemampuan siswa meningkat dari tes siklus I sebesar 81,12% menjadi 92,24% pada tes siklus II. Kenaikan prosentase kompetensi siswa meningkat sebesar 11,12 %. Perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari data observasi aktivitas siswa, catatan harian siswa, sosiometri dan dokumentasi foto. Hasil observasi membuktikan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sebesar 77,13% menjadi 82,53% pada siklus II. Jadi mengalami peningkatan aktivitas siswa sebesar 5,4%. Kata Kunci: Kompetensi, grafik himpunan penyelesaian, sistem pertidaksamaan linier, media pembelajaran, ICT ABSTRACT: The students of XI Accounting 1 have dificulties to make graphik of the set completion chart linear inequality. The problems of this research is how the learning proces, then increase of competensi and the change of students behaviors to increase competence make chart of the set completion linear inequaltiy. The purpose of this research is to description the learning proces, the increase of competensi and the change of students behaviors to increase competence make chart of the set completion linear inequaltiy . This research is the Classroom Action Research that such of two siklus. Percentage of students' increased ability of the test cycle I amounting to 81.12% and the test cycle II amounting to 92.24%. The increase in the percentage *) Guru Matematika SMK Negeri 2 Temanggung 1

Upload: nur-hamidah

Post on 13-Mar-2016

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT GRAFIK HIMPUNAN PENYELESAIAN SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINIER DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Tindakan Kelas

PENINGKATAN KOMPETENSI MEMBUAT GRAFIK HIMPUNAN PENYELESAIAN SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINIER

DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS XI AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 2 TEMANGGUNG

SEMESTER GENAP TAHUN 2010/2011 Nur Hamidah *)

ABSTRAK: Siswa kelas XI Akuntansi 1 mengalami kesulitan dalam menggambar grafik fungsi.Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran, peningkatan kompetensi dan perubahan tingkah laku siswa untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses pembelajaran, peningkatan kompetensi dan perubahan tingkah laku siswa untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Prosentase kemampuan siswa meningkat dari tes siklus I sebesar 81,12% menjadi 92,24% pada tes siklus II. Kenaikan prosentase kompetensi siswa meningkat sebesar 11,12 %. Perubahan tingkah laku siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari data observasi aktivitas siswa, catatan harian siswa, sosiometri dan dokumentasi foto. Hasil observasi membuktikan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I sebesar 77,13% menjadi 82,53% pada siklus II. Jadi mengalami peningkatan aktivitas siswa sebesar 5,4%. Kata Kunci: Kompetensi, grafik himpunan penyelesaian, sistem pertidaksamaan linier, media pembelajaran, ICT

ABSTRACT: The students of XI Accounting 1 have dificulties to make graphik of the set completion chart linear inequality. The problems of this research is how the learning proces, then increase of competensi and the change of students behaviors to increase competence make chart of the set completion linear inequaltiy. The purpose of this research is to description the learning proces, the increase of competensi and the change of students behaviors to increase competence make chart of the set completion linear inequaltiy . This research is the Classroom Action Research that such of two siklus. Percentage of students' increased ability of the test cycle I amounting to 81.12% and the test cycle II amounting to 92.24%. The increase in the percentage of students' abilities is 11.12%. Changes in the behavior of students during the learning process observation data obtained from student activities, student diaries, sosiometri and photo documentation. The observations show an increase in student activity from cycle I to cycle II, ie from 77.13% to 82.53% or an increase of 5.4%.

Keywords: Competence, the set completion chart, linear inequality, instructional medium, ICT

PENDAHULUANHasil ulangan harian siswa kelas XI Akuntansi 1 pada ulangan harian 1,

2, 3 dan 4 selalu mendapatkan hasil yang bagus karena nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 71, 77, 86 dan 81dan siswa yang tidak mencapai KKM sedikit,

hanya 3 sampai 6 siswa atau sebesar 15% ke bawah. Ini berarti siswa kelas XI

*) Guru Matematika SMK Negeri 2 Temanggung1

Page 2: Penelitian Tindakan Kelas

Akuntansi 1 tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari standar kompetensi

sebelumnya. Namun permasalahan muncul pada saat siswa mempelajari standar

kompetensi Memecahkan masalah yang berkaitan dengan fungsi, persamaan

fungsi linier dan fungsi kuadrat. Ulangan harian dari standar kompetensi tersebut

menunjukkan hasil yang rendah, merosot drastis dari hasil ulangan harian

sebelumnya. Rata-rata siswa hanya sebesar 63 dan sebagian besar siswa yang

tidak mencapai KKM, yaitu sebanyak 27 siswa atau sebesar 69%. Hasil analisis

ulangan harian menunjukkan bahwa siswa paling banyak salah pada soal

dengan indikator menggambar grafik fungsi.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana

proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2

Temanggung Semester genap tahun 2010/2011,(2) bagaimana peningkatan

kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier

dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI

Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 dan

(3) bagaimana perubahan tingkah laku siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2

Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 terhadap pembelajaran

membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis

ICT?

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut, (1)

Mendeskripsikan proses pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi

membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi

1 SMK Negeri 2 Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 (2)

mendeskripsikan peningkatan kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2

Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 dan (3) mendeskripsikan

perubahan tingkah laku siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Temanggung

Semester genap tahun 2010/2011 terhadap pembelajaran membuat grafik

2

Page 3: Penelitian Tindakan Kelas

himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT

LANDASAN TEORITISHakekat Belajar

Puput Fathurrohman (2007:6) menuliskan bahwa belajar adalah

perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan akvitias

tertentu.

Tidak jauh berbeda dari pendapat tersebut, Daryanto (2009:2)

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Jadi belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses yang ditandai

dengan adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Perubahan tingkah laku

dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan,

sikap, percakapan, kebisaaan dan lain-lain.

Hakekat Hasil BelajarHasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa

setelah mengalami aktifitas belajar (Catharina Tri Ani, 2005 : 4). Perolehan

aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

oleh siswa. Jika siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep maka

perubahan perilaku yang diperoleh berupa penguasaan konsep. Dalam

pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai siswa setelah melakukan

aktifitas belajar dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.

Menurut Catharina Tri Ani (2005 : 6) hasil belajar mencakup tiga ranah,

yaitu kognitif Hakekat Media Pembelajaran

Dalam Azhar Arsyad (2009:3) AECT (Association of Education and

Communication Technology) member batasan tentang media sebagai segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.

Berbeda dengan pendapat Gagne’ dan Briggs dalam Sri Anitah (2009:4)

yang mengatakan bahwa media pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk

membawakan atau menyempurnakan isi pembelajaran.

3

Page 4: Penelitian Tindakan Kelas

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memberi

kemudahan siswa belajar. Artinya dengan media siswa dapat terangsang secara

intrinsik untuk melakukan kegiatan belajar sesuai dengan kebutuhan dan

minatnya sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik.

Hakekat Media Pembelajaran Berbasis ICTSejalan dengan perkembangan teknologi, dewasa ini banyak

dikembangkan media pembelajaran berbasis ICT yaitu media yang

dikembangkan dengan memanfaatkan perangkat computer baik dalam

perancangan maupun dalam penyajian pada pelaksanaan pembelajaran.

Beberapa jenis media berbasis ICT (Azhar Arsyad, 2009:35) antara lain:Media

berbasis Telekomunikasi yang terdiri dari Telekonferen dan Kuliah jarak jauh.

Jenis Media yang lain adalah Media berbasis Microprosesor yang terdiri dari

Computer-assisted instruction, Permainan computer, System tutor intelijen,

Interaktif, Hypermedia dan Compact (video) disk

Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah dengan

menggunakan power point yaitu software yang dirancang untuk pembuatan slide

untuk keperluan presentasi. Power point dipilih karena lebih mudah, sederhana

penggunaannya, disesuaikan dengan kemampuan guru dalam mengoperasikan

komputer. Slide dalam power point dapat dapat dibuat semenarik mungkin

dengan memvariasikan antara teks, gambar, suara, video, animasi, grafik,

permainan dan latihan soal interaktif. Presentasi dapat dilaksanakan di kelas

dengan menggunakan laptop dan LCD maupun di laboraotirum komputer. Siswa

juga dapat mengcopy presentasi sehingga dapat mengulang sendiri di rumah

dengan menggunakan komputer.

Kerangka BerpikirMateri membuat garfik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

linier sangat penting untuk menentukan nilai optimum suatu permasalahan

program linier. Dengan mengunakan media pembelajaran berbasis ICT

diharapkan siswa lebih tertarik dan lebih mudah memahami materi karena media

yang digunakan tidak hanya visual maupun audio saja namun bisa audio, visual

maupun audio visual. Dalam media pembelajaran berbasis ICT guru dapat

membuat media yang sangat menarik dengan menyisipkan gambar, video, teks,

iringan instrumentalia atau musik/lagu, film, foto, narasi, grafik dan animasi.

4

Page 5: Penelitian Tindakan Kelas

Siswa dapat mengulang kembali materi yang diberikan dengan membuka sendiri

di rumah sehingga masing-masing siswa dapat belajar sesuai dengan

kemampuannya. Keaktifan dan interaksi siswa dapat ditingkatkan dengan media

pembelajaran berbasis ICT. Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat

ditingkatkan sehingga diharapkan peran aktif, minat dan hasil belajar siswa dapat

meningkat.

Hipotesis TindakanHipotesis penelitian ini adalah kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dapat ditingkatkan dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi

1 SMK Negeri 2 Temanggung Semester genap tahun 2010/2011

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Temanggung yang beralamat

di jalan Kartini no. 34B Temanggung. Subjek penelitian adalah kompetensi

membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Sumber data penelitian ini

adalah siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2 Temanggung tahun 2010/2011

yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 35 siswa perempuan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan

instrumen non tes. Intsrumen tes digunakan untuk pengumpulan data mengenai

hasil belajar siswa. Tes berupa tes uraian dan merupakan post tes. Sedangkan

instrumen non tes terdiri dari lembar observasi siswa dan guru, lembar catatan

harian siswa dan guru,wawancara, metode sosiometri dan dokumentasi.

Analisis dan pengolahan data yang ditempuh peneliti dalam penelitian ini

adalah teknik kuantitatif dan teknik kualitatif. Data yang berasal dari data tes

akan dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data yang bersumber dari data

nontes akan dianalisis secara kualitatif.

Data kuantitatif yang akan dianalisis pada teknik kuantitatif ini diperoleh

dari hasil tes membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

linier pada siklus I dan siklus II. Nilai dari tiap-tiap tes itu kemudian dianalisis

dengan menggunakan rumus berikut ini.

5

NP = x 100%

Page 6: Penelitian Tindakan Kelas

Hasil perhitungan nilai siswa ini kemudian dibandingkan antara hasil tes

siklus I dan siklus II.

Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes yang

diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data melalui instumen observasi,

catatan harian, wawancara, sosiometri dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYAHASIL SIKLUS I

Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan yaitu pertemuan I pada hari

Jumat tanggal 29 April 2011 jam 5 – 6 (10.15 – 11.45 ), pertemuan II pada hari

Selasa tanggal 3 Mei 2011 jam 7 - 8 (12.15 – 13.45) dan pertemuan III pada hari

Kamis tanggal 5 Mei jam 1 – 2 (07.00 – 08.30). Pada pertemuan I guru

menjelaskan materi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem

pertidaksamaan linier menggunakan media pembelajaran berbasis ICT yaitu

dengan menggunakan power point, pada pertemuan II siswa mengerjakan

latihan soal dengan metode diskusi kelompok tipe STAD dan

mempresentasikannya dan pada pertemuan III siswa mengikuti tes siklus I.

Data hasil tes siklus I diperoleh hasil sebagai berikut, nilai tertinggi yang

dicapai siswa adalah 100, sedangkan nilai terendah 40. Rata-rata hasil tes

sebesar 81, meningkat dari hasil tes sebelum siklus I. Banyaknya siswa yang

mencapai nilai di atas KKM adalah 29 atau 76,32 % dan banyaknya siswa yang

belum mencapai KKM adalah 9 siswa atau 23,68%.

Untuk prosentase kemampuan siswa pada siklus I dihitung dengan rumus

berikut ini.

Jadi pada siklus I diperoleh persentase kemampuan siswa sebesar

81,12%.

Data hasil observasi aktvitas siswa selama mengikuti pembelajaran siklus

I disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria

1 siswa memperhatikan penjelasan guru 4,00 80,00 Tinggi

6

NP = x 100% = x 100 % = 81,12%

Page 7: Penelitian Tindakan Kelas

2 siswa merespon positif terhadap pembelajaran 4,11 82,11 Sangat

Tinggi

3 siswa aktif dalam menjawab soal atau pertanyaan 3,72 74,36 Tinggi

4 siswa bersikap baik selama pembelajaran 3,44 71,28 Tinggi

5 siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah/soal 4,50 90,00 Sangat

Tinggi  Rata-rata 3,98 77,13 Tinggi

Catatan harian berisi uraian pendapat, seluruh kegiatan yang dilihat dan

dirasakan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran. Catatan harian ada

dua jenis yaitu catatan harian siswa dan catatan harian guru. Catatan harian

siswa berisi uraian pendapat siswa mengenai empat aspek. Hasil catatan harian

siswa dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut.

Sebagian besar siswa menyatakan masih kesulitan dalam mempelajari

kompetensi membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier

karena hanya 8 siswa yang menyatakan tidak mengalami kesulitan. Kesulitan

yang dialami beragam baik dalam membuat grafik himpunan penyelesaian

sistem pertidaksamaan linier maupun menentukan sistem pertidaksamaan linier

jika diketahui grafiknya. Kesulitan dalam membuat grafik umumnya disebabkan

karena belum memahami langkah-langkah membuat grafik, sedangkan untuk

menentukan sistem pertidaksamaan linier jika diketahui grafiknya umumnya

siswa kesulitan dalam memilih titik uji.

Dari pendapat siswa yang dituliskan dalam catatan harian dapat

disimpulkan pada umumnya siswa lebih menyukai pembelajaran berbasis ICT

daripada pembelajaran yang sebelumnya meskipun ada sebagian kecil siswa

yang belum bisa menyesuiakan.

Siswa memberikan saran agar menggunakan media pembelajaran

berbasis ICT pada pelajaran matematika dan pelajaran lain. Hal ini menguatkan

bahwa siswa menyukai pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis ICT.

Selama pembelajaran menggunakan media berbasis ICT siswa merasa

senang, nyaman, tidak mengantuk dan tidak bosan sehingga siswa lebih cepat

memahami materi dan semangat untuk belajar.

Hasil Catatan harian guru untuk masing-masing aspek adalah sebagai

berikut:

7

Page 8: Penelitian Tindakan Kelas

Dari segi keaktifan siswa Beberapa siswa berani mengerjakan soal di

papan tulis tanpa ditunjuk, belum banyak siswa yang berani bertanya, siswa aktif

mengerjakan latihan soal, memperhatikan penjelasan guru, membuat catatan,

berdiskusi dengan teman sebelahnya saat mengalami kesulitan, aktif dalam

diskusi kelompok, melaksanakan presentasi kelompok dengan baik dan

melaksanakan tes dengan tenang. Siswa antusias dalam mengikuti

pembelajaran, siswa terlihat santai, tidak tegang dan tidak ada siswa yang

mengantuk, sangat bersemangat baik selama memperhatikan penjelasan guru

dengan menggunakan power poin, saat mengerjakan latihan, diskusi kelompok

maupun pada saat presentasi kelompok.

Pada pertemuan I siklus I beberapa siswa melakukan hal-hal yang tidak

tertib misalnya datang terlambat, mengantuk, bercanda, memakai seragam tidak

rapi dan tidak membuat catatan yang urut, rapi. Guru sudah memberikan teguran

agar siswa mematuhi peraturan dan disiplin. Sedangkan saat diskusi kelompok

tidak ada peristiwa khusus yang terjadi hanya saja saat presentasi ada siswa

yang tertidur dan beberapa siswa kadang tidak konsentrasi penuh pada

presentasi kelompok lain.

Hambatan yang dialami guru selama penelitian adalah persiapan untuk

penelitian memerlukan waktu lama, masih belum mahir mengoperasikan laptop,

waktu untuk presentasi kelompok terlalu lama, kondisi ruang laboratorium

membuat gerak guru untuk memantau siswa kurang leluasa, papan tulis tidak

jelas dari belakang, media power poin masih banyak kekurangann dan

menyusun soal tes sesuai dengan waktu yang disediakan.

Suasana kelas menyenangkan, siswa terlihat semangat, antusias dan

kelas lebih hidup karena siswa aktif baik memperhatikan penjelasan guru,

mengerjakan soal, berdiskusi dengan teman, bertanya kepada guru dan mau

menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di papan tulis tanpa ditunjuk guru.

Wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 7 Mei 2011 pada saat

jam istirahat kedua yaitu 11.45 – 12.15 WIB sehingga tidak mengganggu

pembelajaran. Siswa yang diwawancarai sebanyak 6 siswa yaitu 2 siswa dari

kelompok atas, 2 siswa dari kelompok sedang dan 2 siswa dari kelompok

bawah. Hasil Wawancara dari keenam siswa tersebut adalah sebagai berikut:

Semua siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka tertarik

dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis ICT.

8

Page 9: Penelitian Tindakan Kelas

Kesulitan siswa pada umumnya adalah merasa kurang waktu dalam

mengerjakan latihan soal karena siswa kurang cepat dan kurang teliti dalam

mengerjakan soal. Siswa merasa bahwa guru terlalu cepat dalam menjelaskan.

Siswa mengungkapkan bahwa sumber kesulitan sebenarnya dari diri sendiri

karena kurang teliti, kurang cepat dalam memahami materi dan mengerjakan

soal. Siswa tidak konsentrasi atau buyar saat ulangan sehingga materi yang

sudah dikuasai hilang semua.

Siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media

pembelajaran berbasis ICT bahkan menyarankan agar digunakan dalam materi

lain dalam matematika maupun dalam pelajaran lain. Jadi penggunaan media

ICT dipandang perlu tetapi masih harus ditingkatkan dengan melakukan

perbaikan-perbaikan.

Untuk perbaikan penggunaan media pembelajaran berbasis ICT antara

lain sebagai berikut:perlu ditingkatkan tentang ketertiban siswa, sebaiknya siswa

menggunakan kompuetr sendiri, guru tidak menjelaskan di depan tetapi siswa

langsung belajar dari komputer, kalau belum jelas bertanya.Sedangkan siswa

lain memberi masukan untuk memperbaiki media power poin dengan menambah

animasi, gambar dan latihan interaktif agar lebih menarik.

Instrumen Sosiometri digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dalam

kelompok berdasarkan pendapat teman-teman satu kelompoknya. Dari

keseluruhan kelompok dapat disimpulkan bahwa empat kelompok yaitu

kelompok I, II, IV dan VIII telah melaksanakan diskusi kelompok dengan baik dan

efektif , sedangkan untuk kelompok yang lain yaitu kelompok III, V, VI dan VII

kinerja dalam kelompok masih harus ditingkatkan.

HASIL SIKLUS IISiklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan yaitu pertemuan I pada hari

Selasa tanggal 10 Mei 2011 jam 12.15 – 13. 45 (seharusnya dilaksanakan hari

Jumat tanggal 6 Mei 2011 tetapi ada rapat dewan guru sehingga diundur) di

laboratorium komputer Administrasi Perkantoran, pertemuan II pada hari Kamis

tangal 12 Mei 2011 di ruang kelas XI Akuntansi 1 dan pertemuan III pada hari

Jumat tanggal 13 Mei 2011 jam 10.15 – 11.45 WIB di ruang kelas XI Akuntansi 1.

Perbedaan dari siklus I pada pertemuan I adalah siswa langsung mempelajari

power poin pada komputer masing-masing secara berpasangan (1 komputer

9

Page 10: Penelitian Tindakan Kelas

untuk 2 siswa), pertemuan II latihan soal dengan metode make a match yang

dikemas dalam bentuk permainan dan pertemuan III tes siklus II.

Hasil tes siklus II adalah sebagai berikut, nilai tertinggi yang dicapai siswa

adalah 100, sedangkan nilai terendah 62,5. Rata-rata hasil tes siklus II sebesar

92, meningkat dari hasil tes siklus I yaitu 81. Banyaknya siswa yang mencapai

nilai di atas KKM adalah 37 atau 97,37 % dan banyaknya siswa yang belum

mencapai KKM adalah 1 siswa atau 2,63%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil

tes siklus II telah berhasil mencapai indikator yang diinginkan yaitu 90% siswa

mencapai nilai di atas KKM. Untuk prosentase kemampuan siswa dihitung

dengan rumus berikut ini.

Jadi pada siklus II diperoleh persentase kemampuan siswa sebesar 92,24

meningkat dari siklus I yang besarnya 81,12 %. Persentase peningkatan dari

siklus I ke siklus II adalah 11,12%.

Data hasil observasi aktvitas siswa selama mengikuti pembelajaran

disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria

1 siswa memperhatikan penjelasan guru 4,03 80,53 Tinggi

2 siswa merespon positif terhadap pembelajaran 4,24 84,71 Sangat

Tinggi

3 siswa aktif dalam menjawab soal atau pertanyaan 4,18 83,68 Sangat

Tinggi

4 siswa bersikap baik selama pembelajaran 4,21 84,21 Sangat Tinggi

5 siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan masalah/soal 4,57 91,35 Sangat

Tinggi

  Rata-rata 4,25 82,53 Sangat Tinggi

Hasil catatan harian siswa dari masing-masing aspek adalah sebagai

berikut: kesulitan yang dialami siswa pada siklus II jauh berubah dari siklus I.

Siswa masih kesulitan dalam membuat grafik himpunan penyelesaian sistem

pertidaksamaan linier dan menentukan sistem pertidaksamaan linier jika

diketahui grafiknya. Namun kesulitan yang paling banyak dialami siswa adalah

10

NP = x 100% = x 100 % = 92,24%

Page 11: Penelitian Tindakan Kelas

menghitung operasi bilangan pecahan sehingga banyak siswa yang salah

menentukan titik potong dua garis yang hasilnya bilangan pecahan.

Pada siklus II siswa berpendapat bahwa pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran berbasis ICT semakin baik namun tetap

harus diperbaiki lagi dalam hal media power poin dan kecepatan guru dalam

menjelaskan.

Siswa tetap menyarankan agar pembelajaran dengan media berbasis ICT

dapat diterapkan pada mata pelajaran lain. Hal ini menunjukkan siswa tertarik

dengan penggunaan media berbasis ICT dalam pembelajaran karena lain dari

biasanya sehingga siswa merasa tidak bosan, lebih menarik, lebih cepat dan

lebih mudah memahami materi, menyenangkan dan membuat siswa nyaman

selama mengikuti pembelajaran.

Kesan siswa selama mengikuti pembelajaran sangat baik, hanya 4 siswa

yang masih merasa pembelajaran terlalu cepat dan tegang.

Hasil Catatan harian guru untuk masing-masing aspek adalah sebagai

berikut: pada pertemuan pertama siklus II Siswa aktif mempelajari materi

menggunakan power poin di komputer masing-masing secara berpasangan,

siswa mendiskusikan soal latihan dengan teman satu komputer, bertanya pada

guru saat mengalami kesulitan, siswa sangat bersemangat saat guru

memberikan latihan interaktif. Pada pertemuan kedua siklus II saat guru

menerapkan metode Make a macth, sangat tampak bahwa siswa menikmati

pembelajaran. Siswa larut dalam suasana permainan, mereka sangat antusias

dan bersemangat dalam bermain dan berlomba-lomba untuk menjadi juara.

Suasana kelas terlihat riang gembira, tanpa beban, berbeda sekali dengan

suasana pembelajaran matematika sebelumnya yang terkesan tegang dan siswa

terbebani. Pada saat pertemuan ketiga siklus II yaitu tes, siswa bekerja sendiri

dengan tenang, tidak berisik, tidak berbuat curang, misalnya mencontek atau

bertanya kepada teman.

Siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa terlihat santai,

tidak tegang dan tidak ada siswa yang mengantuk, sangat bersemangat saat

mengerjakan latihan interaktif maupun dalam permainan make a macth. Pada

saat tes siklus II siswa tidak lagi protes mengenai waktu yang disediakan untuk

mengerjakan soal. Siswa tidak lagi kekurangan waktu dalam mengerjakan soal

ulangan harian.

11

Page 12: Penelitian Tindakan Kelas

Hambatan yang dialami guru selama penelitian adalah ketersediaan

sarana laboratorium komputer sangat terbatas sehingga pada waktu akan

menggunakan jadwalnya berbarengan dengan mata pelajaran lain.

Suasana kelas menyenangkan, siswa terlihat semangat, antusias dan

kelas lebih hidup karena siswa aktif baik memperhatikan penjelasan guru,

mengerjakan soal, berdiskusi dengan teman, bertanya kepada guru dan mau

menjawab pertanyaan atau mengerjakan soal di papan tulis tanpa ditunjuk guru.

Untuk wawancara dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2011

pada saat jam istirahat kedua yaitu 11.45 – 12.15 WIB sehingga tidak

mengganggu pembelajaran. Siswa yang diwawancarai sebanyak 6 siswa yaitu 2

siswa dari kelompok atas, 2 siswa dari kelompok sedang dan 2 siswa dari

kelompok bawah. Hasil Wawancara dari keenam siswa tersebut adalah sebagai

berikut:

Semua siswa yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka tertarik

dengan pembelajaran menggunakan media pembelajaran berbasis ICT. Siswa

mengeluhkan operasi bilangan pecahan yang menyebabkan mereka salah dalam

mengerjakan soal. Sedangkan untuk kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier sudah mereka kuasai. Siswa

memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media pembelajaran

berbasis ICT bahkan menyarankan agar digunakan dalam materi lain dalam

matematika maupun dalam pelajaran lain. Jadi penggunaan media ICT

dipandang perlu tetapi masih harus ditingkatkan dengan melakukan perbaikan-

perbaikan seperti memperbaiki media power poin agar lebih menarik dan jelas.

Untuk perbaikan penggunaan media pembelajaran berbasis ICT sebagai

berikut:guru jangan terlalu konsentrasi pada powerpoin, materi dijabarkan lebih

rinci, tetap harus menerangkan di papan tulis, power poin dibuat lebih bagus dan

lebih bagus yang 2 siswa 1 komputer . Susasana kelas menyenangkan, siswa

antusias dan bersemanga Masukan-masukan tersebut menjadi koreksi bagi guru

untuk lebih meningkatkan kinerja dan memperbaiki pembelajaran.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIANProses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis ICT menunjukkan perubahan ke arah yang lebih baik dari siklus I ke

siklus II.

12

Page 13: Penelitian Tindakan Kelas

Prosentase kemampuan siswa meningkat dari tes siklus I sebesar

81,12% dan tes siklus II sebesar 92,24% . Kenaikan prosentase kemampuan

siswa adalah 11,12 %. Peningkatan kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier antara siklus I dan siklus II dapat

dilihat dari grafik berikut:

Bagan 1 Peningkatan Kompetensi SiswaPada siklus II 97,37% siswa telah memperoleh nilai di atas 70. Jadi Indikator

keberhasilan penelitian yang bersifat kuantitatif sudah tercapai yaitu 90%

siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan minimal yaitu 70.

Hasil observasi membuktikan peningkatan aktivitas siswa dari siklus I

ke siklus II. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 77,13% dan

tergolong tinggi. Sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa adalah

82,53% dan tergolong sangat tinggi. Jadi mengalami peningkatan aktivitas

siswa sebesar 5,4%. Grafik peningkatan aktivitas siswa adalah sebagai

berikut:

Bagan 2 Peningkatan Aktivitas Siswa

13

Page 14: Penelitian Tindakan Kelas

Peningkatan aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran meliputi

semua aspek. Dari pengamatan guru, pada siklus I masih ada beberapa

siswa yang terlambat saat masuk kelas, bercanda dengan teman, memakai

seragam tidak rapi, tidak membawa modul dan membuat catatan yang tidak

rapi. Dengan teguran dan nasehat guru maka pada siklus II hal-hal tersebut

jauh berkurang dan tidak terjadi lagi pada siklus II.

Catatan harian siswa menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai

pembelajaran yang diterapkan pada siklus II yaitu siswa langsung

menggunakan komputer masing-masing (berpasangan satu komputer dua

siswa) untuk mempelajari kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier. Siswa berdiskusi dengan teman

untuk memahami materi dan menyelesaikan soal latihan. Jika siswa

mengalami kesulitan baru bertanya kepada guru. Dengan memanfaatkan

komputer sendiri, siswa dapat mempelajari materi sesuai kecepatan belajar

masing-masing. Berbeda pada saat siklus I, guru langsung menjelaskan di

depan kelas menggunakan LCD. Banyak siswa yang mengalami kesulitan

karena merasa guru menjelaskan terlalu cepat sehingga siswa yang

kecepatan belajar lambat tidak dapat menyesuaikan dan selalu ketinggalam

dalam memahami materi dan mengerjakan soal.

Hasil sosiometri menunjukkan bahwa diskusi kelompok sudah

berjalan baik, karena sebagian besar siswa sudah aktif dalam diskusi dan

dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam satu kelompok. Hanya saja

masih ada beberapa siswa yang belum sepenuhnya aktif dan masih susah

bekerja sama dengan teman lain dalam satu kelompok. Oleh karena itu pada

siklus II guru menerapkan metode make a match pada saat latihan soal

sehingga semua siswa aktif. Metode make a match juga meningkatkan

kecepatan siswa dalam mengerjakan soal. Terbukti pada tes siklus II tidak

ada lagi siswa yang merasa kekurangan waktu.

Hasil dokumentasi menunjukkan antusiasme siswa selama mengikuti

pembelajaran. Siswa mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian dan

bersemangat. Dari hasil dokumentasi terlihat semua aktivitas siswa selama

mengikuti pembelajaran. Siswa penuh perhatian saat mengikuti penjelasan

guru dengan media berbasis ICT, membuat catatan. Berdiskusi dengan

teman waktu mengerjakan soal, bertanya saat menemui kesulitan,

14

Page 15: Penelitian Tindakan Kelas

memperhatikan dan menanggapi presentasi kelompok dengan serius,

mengikuti semua aktivitas pembelajaran dengan gembira dan mengerjakan

tes dengan serius dan tenang.

Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian yang bersifat

kualitatif tercapai yaitu siswa menunjukkan perubahan-perubahan perilaku

ke arah positif.

Jadi Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT dapat

Meningkatkan Kompetensi Membuat Grafik Himpunan Penyelesaian Sistem

Pertidaksamaan Linier Pada Siswa Kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2

Temanggung Semester Genap Tahun 2010/2011.

PENUTUPDari hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan (1) proses

pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi membuat grafik himpunan

penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 2

Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 berjalan dengan sangat baik,

menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa lebih cepat dan lebih

mudah memahami materi, (2) peningkatan kompetensi membuat grafik

himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dengan menggunakan

media pembelajaran berbasis ICT pada siswa kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri

2 Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 sebesar 11,12% dari siklus I

ke siklus II dan (3) terjadi perubahan tingkah laku siswa kelas XI Akuntansi 1

SMK Negeri 2 Temanggung Semester genap tahun 2010/2011 terhadap

pembelajaran membuat grafik himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

linier setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran

berbasis ICT ke arah positif.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ,maka dalam usaha

peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika disarankan agar

kepala sekolah hendaknya melaksanakan pemantauan proses pembelajaran di

kelas hal ini digunakan untuk mengetahui situasi permasalahan di masing

masing kelas. sedangkan guru matematika sebaiknya Lebih terampil dalam

memilih pembelajaran yang sesuai dan memberi kemudahan bagi siswa, Lebih

terampil dalam menggunakan komputer sehingga dapat mendesain media

berbasis ICT sebaik mungkin dan Guru membiasakan siswa berdiskusi untuk

15

Page 16: Penelitian Tindakan Kelas

meningkatkan keberanian siswa. Penelitian dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis ICT dapat dilanjutkan dengan meneliti permasalahan lain

yang timbul dalam pembelajaran matematika. Dengan semakin banyak masalah

pembelajaran matematika yang terpecahkan lewat penelitian akan membuat

matematika digemari siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Mata Padi Presindo

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Catharina Tri Anni,dkk. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif.Jakarta: AV Publisher

Fathurrohman, Pupuh, M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Refika Aditama

16