proposal penelitian tindakan kelas

37
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Pendidikan merupakan pondasi utama suatu bangsa untuk maju sehingga kita perlu mempersiapkannya dengan baik. Pada saat ini, kita perlu melihat kembali praktik-praktik pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah. Banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran di sekolah yaitu guru mengajar dan menyodorkan informasi dan pengetahuan kepada siswa. Lebih parah lagi, siswa di tuntut untuk memperoleh nilai-nilai yang tinggi. Paradigma lama beranggapan bahwa pembelajaran adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru menganggap paradigma lama

Upload: adhi-s

Post on 03-Aug-2015

177 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Proposal Penelitian Tindakan Kelas

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peranan pendidikan sangat penting untuk mempersiapkan anak didik

untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat dan

berbangsa. Pendidikan merupakan pondasi utama suatu bangsa untuk maju

sehingga kita perlu mempersiapkannya dengan baik. Pada saat ini, kita perlu

melihat kembali praktik-praktik pembelajaran yang ada di sekolah-sekolah.

Banyak orang beranggapan bahwa pembelajaran di sekolah yaitu guru

mengajar dan menyodorkan informasi dan pengetahuan kepada siswa. Lebih

parah lagi, siswa di tuntut untuk memperoleh nilai-nilai yang tinggi.

Paradigma lama beranggapan bahwa pembelajaran adalah guru memberikan

pengetahuan kepada siswa yang pasif. Banyak guru menganggap

paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar

dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa Duduk, Diam, Catat, dan

Hafal (3DCH) serta mengadu siswa satu sama lain (Lie, 2007:3).

IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya.

Melalui pembelajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, sikap, dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan

tantangan-tantangannya. Untuk menilai keberhasilan pembelajaran

1

Page 2: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

2

diketahui dari nilai di atas KKM. Kriterian ketuntasan minimal setiap

sekolah berbeda-beda sesuai dengan kemampuan siswa serta sarana dan

prasarana pembelajaran yang mendukung. Di SD XXX KKM yang

ditetapkan adalah 64. Jadi, siswa dinyatakan tuntas dalam mempelajari IPS

jika sudah menguasai kompetensi 64. Namun, di SD XXX tingkat

penguasaan materi IPS masih kurang yaitu 56% kurang menguasai materi

tersebut. Hal ini, dapat dilihat dari rata-rata nilai yang masih di bawah KKM

yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal tersebut dikarenakan suasana

pembelajaran dan metode yang disampaikan kurang menarik. Penulis akan

mencoba menerapkan pembelajaran dan metode yang menarik sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Untuk

meningkatkan prestasi belajar IPS. Penulis akan menerapkan model

Cooperative Learning teknik Jigsaw. Penulis mengambil judul

”Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning

Teknik Jigsaw dalam Mata Pelajaran IPS Kelas V SD XXX Tahun

Pelajaran terserah”. Penulis mengharapkan dengan model Cooperative

Learning teknik Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata

pelajaran IPS.

Page 3: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

3

B. Rumusan Masalah

Apakah dengan penerapan model Cooperative Lerning teknik Jigsaw

dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu pengetahuan Sosial kelas V di SD

XXX tahun pelajaran terserah?

C. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan

kelas ini adalah penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw.

Diharapkan dengan penerapan model Cooperative Learning teknik Jigsaw

dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif bagi pencapaian hasil

belajar IPS yang optimal

D. Definisi

Supaya tidak terdapat kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

definisi yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Model pembelajaran Cooperative Learning teknik jigsaw adalah teknik

yang menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan

berbicara. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar

belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata

ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna (Lie, 2007:69).

Page 4: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

4

b. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor setelah mengikuti pembelajaran.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk lebih meningkatkan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial IPS dengan penerapan model

cooperative learning teknik Jigsaw di kelas V SD XXX tahun pelajaran

terserah.

F. Hipotesis Tindakan

Dengan menggunakan model Cooperative Learning Teknik Jigsaw

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD XXX tahun pelajaran

tahun terserah.

G. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman yang berharga dalam usaha

meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model Cooperative

Learning Teknik jigsaw di kelas V SD XXX tahun pelajaran terserah.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model

Cooperative Learning Teknik Jigsaw di kelas V SD XXX tahun

pelajaran terserah.

H. Batasan Masalah

Page 5: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

5

Dalam penelitian penulis membatasi pada (1) penelitian hanya

dikenakan pada siswa kelas V SD XXX tahun pelajaran terserah, (2)

Materi yang disampaikan adalah mata pelajaran IPS tentang Menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Page 6: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Prestasi Belajar

1. Belajar

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tiap individu/tiap

orang yang menjadi tanggung jawabnya. Belajar dimaksudkan untuk

memenuhi kebutuhan akan pengalaman yang didapat dari kehidupan

sehari-hari. Kegiatan belajar diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Menurut Hilgard dalam Wens Tanlain (2007:6) bahwa ”belajar

adalah suatu proses dan melalui proses itu terjadi pendidikan serta proses

ini terjadi dalam diri anak sejak ia lahir”.

2. Prestasi Belajar

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia, prestasi berarti hasil yang telah

dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan).

Menurut Winkel (1991:162) “prestasi” adalah bukti keberhasilan usaha

yang dicapai”. Jadi Prestasi Belajar adalah hasil yang telah dicapai

setelah seseorang melakukan kegiatan tertentu.

6

Page 7: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

7

B. Pengertian Cooperative Learning

Lie (2007:28) mengatakan bahwa falsafah yang mendasari model

pembelajaran gotong royong adalah falsafah homo hominis socius. Falsafah

ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja sama

merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.

Tanpa kerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi atau sekolah.

Model pembelajaran Cooperative Learning atau gotong royong adalah

sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk

bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur. Dalam

pembelajaran Cooperative Learning siswa bisa juga mengajar dengan

sesama siswa yang lainnya. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai

fasilitator. Suasana belajar Cooperative Learning dapat menghasilkan

prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian

psikologi yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan

dan memisah-misahkan siswa ( Johnson & johnson, 1989 )

Roger dan David Johnson dalam Lie (2007:31) mengatakan bahwa

”tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning”. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, perlu diterapakan lima unsur pembelajaran

Cooperative Learning (Lie, 2007:31). yaitu :

Page 8: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

8

a. Saling Ketergantungan Positif

Dalam pembelajaran Cooperative Learning pengajar perlu

menciptakan suasana yang mendorong anak-anak merasa saling

membutuhkan satu sama lain. Pengajar dapat menciptakan kelompok kerja

yang efektif yaitu dengan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap

anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa

mencapai tujuan mereka.

Dalam pembelajaran Cooperative Learning siswa yang kurang

mampu tidak akan merasa minder terhadap rekan-rekan mereka karena

mereka juga memberi sumbangan. Justru mereka akan merasa terpacu untuk

meningkatkan usaha mereka dan dengan demikian menaikkan nilai mereka.

Sebaliknya siswa yang lebih pandai juga tidak akan merasa dirugikan karena

rekannya yang kurang mampu juga telah memberikan bagian sumbangan

mereka.

b. Tanggung Jawab Perorangan

Setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang

terbaik, jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran Cooperative Learning. Kunci keberhasilan metode kerja

kelompok adalah persiapan guru dalam penyusunan tugas.

Page 9: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

9

Pengajaran yang efektif dalam model pembelajaran Cooperative

Learning membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa

sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung

jawabnya sendiri agar tuagas selanjutnya dalam kelompok dapat

dilaksanakan. Dalam teknik yang dikembangkan Aronson misalnya, bahan

bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mendapat

dan membaca satu bagian. Dengan cara demikian, siswa yang tidak jelas

melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah. Rekan-

rekan dalam satu kelompok akan menuntutnya untuk melaksanakan tugas

agar tidak menghambat yang lain.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk saling bertatap

muka, sehingga mereka dapat saling berdiskusi. Interaksi semacam ini

memungkinkan anak-anak dapat saling menjadi sumber belajar. Anak anak

sering merasa lebih mudah belajar dengan teman sesamanya daripada

belajar dari guru. Interaksi tatap muka memungkinkan terciptanya sumber

belajar yang bervariasi, sehingga dapat mengoptimalkan pencapaian hasil

belajar.

Page 10: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

10

d. Komunikasi Antaranggota

Siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara.

Keberhasilan suatu kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan

pendapat mereka. Proses komunikasi antar kelompok merupakan proses

yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman

belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional anak

e. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok

dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih

efektif. waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali kerja kelompok,

tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar

terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

Pengelolaan kelas Cooperative Learning menggunakan

pengelompokan heterogenitas (kemacamragaman). Kelompok heterogenitas

dapat dibentuk dengan memperhatikan keanekaragaman gender, latar

belakang agama, sosio ekonomi dan etnik, serta kemampuan akademis.

Dalam hal kemampuan akademis, kelompok terdiri dari orang

berkemampuan akademis tinggi, sedang, dan kurang. Kelompok heterogen

Page 11: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

11

sangat baik diterapkan dalam pembelajaran karena memberi kesempatan

pada siswa untuk saling mengajar (peer teaching).

Kebebasan memilih teman sering menyebabkan kelompok belajar

menjadi homogen, sehingga tujuan belajar Cooperative Learning tidak

tercapai. Anggota setiap kelompok belajar hendaknya ditentukan secara

acak. Ada tiga macam teknik pengacakan menurut Triantoro dalam MUTU

(1998:33) yang dapat digunakan. Ketiga teknik tersebut dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Berdasarkan Sosiometri

Melalui metode ini guru dapat menentukan anak dari yang tergolong

paling disukai teman hingga paling tidak disukai oleh teman. Berdasarkan

metode ini guru dapat menyusun kelompok belajar yang didalam tiap

kelompok ada anak yang tergolong banyak teman, anak biasa dan anak

yang tidak memiliki teman.

2. Berdasarkan Kesamaan Nomor

Jika jumlah anak dalam kelas 20 dan ingin menciptakan 5 kelompok

belajar yang masing-masing beranggotakan 4 anak misalnya, guru dapat

menghiting anak dari 1 sampai 4. Anak-anak yang bernomor sama

kemudian dikelompokan sehingga tercipta 5 kelompok yang diharapkan

memiliki sifat-sifat yang heterogen.

Page 12: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

12

3. Menggunakan Teknik Acak Berstrata

Anak-anak dalam kelas terlebih dahulu dikelompokan secara

homogen. Setelah itu, secara acak anak diambil dari kelompok yang

homogen tersebut dan dimasukkan kedalam kelompok belajar Cooperative

Learning. Melalui teknik ini diharapkan dapat tercipata kelompok yang

anggotanya heterogen.

Dalam metode pembelajaran Cooperative Learning, penataan ruang

kelas perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku perlu ditata

sedemikian rupa sehingga semua siswa bisa melihat guru/papan tulis dengan

jelas, bisa melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berada dalam

jangkauan kelompoknya dengan merata. Kelompok bisa dekat satu sama

lain, tetapi tidak menggangu kelompok yang lain dan guru bisa

menyediakan sedikit ruang kosong di salah satu bagian kelas untuk kegiatan

lain (Lie, 2007:52).

C. Model Cooperative Learning teknik Jigsaw

Teknik Jigsaw merupakan salah satu teknik dalam Cooperative

learning yang bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis,

mendengarkan, ataupun berbicara. Cooperative Learning Teknik Jigsaw juga

menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan

Page 13: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

13

membantu siswa mengaktifkan latar belakang ini agar bahan pelajaran lebih

bermakna. Siswa dapat bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan

ketrampilan berkomunikasi.

D. Hakikat IPS

1. Pengertian IPS

IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali”

para siswa supaya nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani

kekompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang

secara tidak terduga. IPS merupakan kajian tentang manusia dan dunia

sekelilingnya. Yang menjadi pokok kajian IPS adalah tentang hubungan

antar manusia. IPS bukan hanya mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan yang berhubungan dengan manusia saja, melainkan juga

tentang tindakan-tindakan empatik yang melahirkan pengetahuan (Dunfee

and Sagl, 1966).

Melalui pengajaran IPS siswa dapat memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan

tantangan-tantangannya. Selanjutnya siswa kelak diharapkan mampu

bertindak secara rasional dalam memecahkan masalah-masalah sosial

yang dihadapinya. IPS memusatkan perhatiannya pada hubungan

Page 14: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

14

antarmanusia dan pemahaman sosial. Dengan demikian IPS dapat

membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan dengan kehidupan

penuh tantangan. Dapat dikatakan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa

terhadap hidup dan kehidupan sosial (Depdikbud, 1991:5).

Jadi tujuan siswa mempelajari IPS adalah

1. Supaya para siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi,

dan kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan

lingkungannya menjadi lebih bermakna

2. Supaya para siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap

berbagai masalah sosial secara rasional dan bertanggung jawab.

3. Supaya para siswa dapat mempertinggi rasa toleransi dan

persaudaraan di lingkungan sendiri dan antarmanusia

Pada hakikatnya IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya.

Manusia selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam hidupnya

manusia harus mampu mengatasi rintangan-rintangan yang mungkin

timbul dari sekelilingnya maupun dari akibat hidup bersama. IPS melihat

manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia

hidup bersama dengan sesamanya di lingkungannya sendiri, denga

tetangganya, yang dekat sampai jauh. Jadi bahan belajar dalam IPS adalah

keseluruhan tentang manusia (Suradisastra, 1991:6).

Page 15: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

15

2. Pengertian Pembelajaran IPS Terpadu

Pendekatan pembelajaran terpadu dalam IPS sering disebut dengan

pendekatan interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakikatnya

merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik

baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan

menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik

(Debdikbud, dalam Trianto, 2007:129). Salah satu cara yang dilakukan

dalam pembelajaran terpadu adalah memadukan Kompetensi Dasar.

Pembelajaran terpadu memberikan pengalaman langsung pada siswa

sehingga siswa dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan,

dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajari. Model

pembelajaran terpadu melatih siswa untuk dapat menemukan sendiri

berbagai konsep yang dipelajarinya.

Pembelajaran terpadu disusun dari berbagai cabang ilmu dalam

rumpun ilmu sosial. Pada pembelajaran terpadu dapat mengambil suatu

topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas,

diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Tema

dapat diambil dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang.

Bisa membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari

berbagai disiplin atau sudut pandang.

Page 16: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

16

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Model penelitian Kemmis dan Mc

Taggart dalam ari Kunto (2002:83) yakni perencanaan (planing), tindakan

(acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting)

Model penelitiannya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Siklus I Siklus II

Gambar 1. Bagan langkah-langkah penelitian

A. Setting

1. Subjek penelitian

Siswa kelas V SD XXX

PerencanaanTindakan

Pengamatan

Refleksi

perencanaan

tindakan

pengamatan

refleksi

Revisi perencanaan

16

Page 17: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

17

2. Objek penelitian

Kelas V SD XXX

3. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD XXX, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

4. Waktu Penelitian

Kegiatan Jan Feb Mar April Mei Juni

Mengumpulkan proposal V

Mengumpulkan data V

Menghitung data V

Melakukan tindakan V

Mengolah data V

B. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Membuat instrument pembelajaran

1) Menyusun RPP

2) Membuat LKS

3) Membuat lembar pengamatan

b. Membuat instrument penilaian

1) Membuat lembar pengamatan

c. Menyiapkan media pembelajaran

Page 18: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

18

2. Rencana Tindakan Setiap siklus

a. Siklus 1

1) Kegiatan awal

a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan

dipelajari dengan Tanya jawab tentang menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

b) Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative

Learning teknik jigsaw

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu

kelas dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 8 siswa

(setiap anggota kelompok mendapat nomor 1-8)

Kel 1 Kel 2 Kel 3

b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks bacaan

dan soal.

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8

6 7 8

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8

Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8

Page 19: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

19

c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1

kelompok ahli

(siswa dengan nomor yang sama bergabung membentuk

kelompok ahli)

Kelompok ahli :

Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3 Kel Ahli 4

Kel Ahli 5 Kel Ahli 6 Kel Ahli 7 Kel Ahli 8

Keterangan:

Kelompok ahli 1 : sekutu tiba di Indonesia

Kelompok ahli 2 : insiden Bendera di Surabaya

Kelompok ahli 3 : Pertempuran 5 hari di Semarang

Kelompok ahli 4 : Palagan Ambarawa

Kelompok ahli 5 : Pertempuran Medan Area

Kelompok ahli 6 : Pertempuran Surabaya

Kelompok ahli 7 : Bandung Lautan Api

Kelompok ahli 8 : Puputan Margarana

Siswa

1 1 1

Siswa

2 2 2

Siswa

3 3 3

Siswa

4 4 4

Siswa

5 5 5

Siswa

6 6 6

Siswa

7 7 7

Siswa

8 8 8

Page 20: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

20

d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.

e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.

f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa

mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.

g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.

h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang

benar.

i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat

menyelesaikan tepat waktu.

3) Penutup

Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil

belajar siklus I

4) Observasi

Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan

siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar

pengamatan.

5) Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian

khusus selama proses pembelajaran.

Page 21: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

21

b. Siklus II

1) Kegiatan awal

a) Memberikan apersepai mengenai materi yang akan

dipelajari dengan tanya jawab tentang menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

b) Guru memberikan pengarahan tentang Cooperative

Learning teknik jigsaw

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagi kelas menjadi kelompok heterogen, satu

kelas dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 siswa.

(Setiap siswa mendapatkan no yaitu nomor 1, 2, 3, 4)

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5

b) Siswa mendapatkan materi dari guru tentang teks

bacaan dan soal.

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Siswa

1 2 3 4

Page 22: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

22

c) Siswa dengan materi yang sama bergabung menjadi 1

kelompok ahli (Siswa yang mendapat nomor sama

berkumpul membentuk kelompok ahli dengan materi

yang sama)

Kelompok ahli:

Kel Ahli 1 Kel Ahli 2 Kel Ahli 3 Kel

Ahli 4

Kelompok Ahli 1 : Ir. Soekarno

Kelompok ahli 2 : Drs. Moh. Hatta

Kelompok ahli 3: S.S. Hamengku Buwono IX

Kelompok ahli 4 : Jendral Sudirman

d) Setiap siswa kembali ke kelompoknya masing-masing.

e) Siswa melakukan diskusi di dalam kelompok asal.

f) Dengan diskusi dalam satu kelompok asal, siswa

mendapatkan jawaban soal yang telah dibagikan.

g) Siswa mempresentasikan hasil dari kelompok.

h) Siswa diberi penguatan dengan diberikan jawaban yang

benar.

Siswa

1 1 1 1 1

Siswa

2 2 2 2 2

Siswa

3 3 3 3 3

Siswa

4 4 4 4 4

Page 23: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

23

i) Siswa mendapatkan penghargaan yang dapat

menyelesaikan tepat waktu.

3) Penutup

Guru membuat rangkuman materi dan memberikan tes hasil

belajar siklus II

4) Observasi

Peneliti dibantu oleh satu orang guru yang bertindak sebagai

pengamat pembelajaran dengan cara mengobservasi kegiatan

siswa selama proses pembelajaran dan mengisi lembar

pengamatan.

5) Refleksi

Peneliti mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian

khusus selama proses pembelajaran.

C. Pengumpulan Data

1. Peubah

Prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

2. Indikator

Menyebutkan usaha mempertahankan kemerdekaan

Menjelaskan peristiwa-peristiwa dalam rangka mempertahankan

kemerdekaan

Page 24: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

24

Menjelaskan aksi Agresi Militer Belanda I & 2

Menjelaskan jasa para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

Indonesia

Menyebutkan tokoh-tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

3. Data

Skor hasil ulangan siklus 1 & 2

4. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan proses pembelajaran pada siklus I dan

siklus II

5. Instrumen

Soal ulangan

D. Indikator Keberhasilan

Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) mata pelajaran IPS yang harus

dikuasai siswa kelas IV SD XXX adalah 64. Indikator keberhasilan yang

digunakan pada Siklus I penelitian tindakan kelas ini adalah 65% dan

diharapkan pada siklus II akan naik menjadi 75 % dengan asumsi dari 19

siswa, 15 siswa mendapatkan nilai di atas 65. Sedangkan nilai ulangan siswa

diperoleh dengan menghitung skor yang diperoleh dari hasil tes. Rumus

penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 25: Proposal Penelitian Tindakan Kelas

25

Rumus : (n:skor perolehan, N:skor maksimal

yang didapat)