proposal penelitian final coy

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan dapat dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 dan angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan hidup yang merupakan angka tertinggi di Asean. 1 Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan karena sebagian besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI) memerlukan perjalanan panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti. 1 Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas, angka kematian ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka kematian perinatal berkisar antara 25-750/100.000 persalinan hidup. 1 Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit swasta telah dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan terhadap ibu dan bayinya melalui program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan). 1 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir 1

Upload: ariela-regina-pacis

Post on 09-Feb-2016

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Final COY

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kebidanan dapat

dikembangkan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu (AKI) 390/100.000 dan

angka kematian perinatal (AKP) 56/100.000 persalinan hidup yang merupakan angka

tertinggi di Asean.1

Angka kematian perinatal (AKP) dengan cepat dapat diturunkan karena

sebagian besar dirawat di rumah sakit, tetapi angka kematian ibu (AKI) memerlukan

perjalanan panjang untuk dapat mencapai sasaran yang berarti.1

Sebagai negara dengan keadaan geografis yang beraneka dan luas, angka

kematian ibu bervariasi antara: 5.800/100.000 sedangkan angka kematian perinatal

berkisar antara 25-750/100.000 persalinan hidup.1

Untuk dapat mempercepat tercapainya penurunan angka kematian ibu dan

angka kematian perinatal disetiap rumah sakit baik pemerintah maupun rumah sakit

swasta telah dicanangkan gagasan untuk meningkatkan pelayanan terhadap ibu dan

bayinya melalui program JAMPERSAL (Jaminan Persalinan).1

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

Selanjutnya pada pasal 34 ayat (3) ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 5 ayat (1)

menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses

atas sumber daya di bidang kesehatan. Selanjutnya pada ayat (2) ditegaskan bahwa

setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman,

bermutu, dan terjangkau. Kemudian pada ayat (3) bahwa setiap orang berhak secara

mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang

diperlukan bagi dirinya.1

1

Page 2: Proposal Penelitian Final COY

Selanjutnya pada pasal 6 ditegaskan bahwa setiap orang berhak mendapatkan

lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan. Untuk menjamin

terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan

tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang

kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya.1

Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran

hidup, AKB 34 per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus (AKN) 19 per

1000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment

Goals/MDG’s 2000) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari

228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan angka kematian bayi menurun

dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per 1000 KH.1,2

Salah satu kendala penting untuk mengakses persalinan oleh tenaga kesehatan

di fasilitas kesehatan adalah keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya sehingga

diperlukan kebijakan terobosan untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan melalui kebijakan yang disebut Jaminan Persalinan.

Jaminan Persalinan dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu

hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk pemeriksaan

kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB pasca persalinan, dan pelayanan bayi baru

lahir. Dengan demikian, kehadiran Jaminan Persalinan diharapkan dapat mengurangi

terjadinya Tiga Terlambat sehingga dapat mengakselerasi tujuan pencapaian MDGs 4

dan 5. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran yang

berhubungan dengan manfaat diadakan nya program JAMPERSAL dari sudut pandang

ibu hamil serta petugas kesehatamn di Puskesmas Kelurahan Mampang sehingga

nantinya petugas kesehatan bisa menetapkan suatu strategi pelayanan yang memadai

guna meningkatkan kunjungan secara menyeluruh bagi ibu hamil di Puskesmas

Kecamatan Mampang.1

2

Page 3: Proposal Penelitian Final COY

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

"Bagaimana Manfaat Program JAMPERSAL bagi ibu hamil dan petugas kesehatan

di Puskesmas Kecamatan Mampang”.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu hamil dengan adanya jaminan

pembiayaan untuk pelayanan persalinan.

2. Tujuan khusus

a. Untuk memperoleh informasi tentang mutu pelayanan kesehatan ibu hamil

dan persalinan di puskesmas kecamatan mampang.

b. Untuk mengetahui manfaat program JAMPERSAL bagi kesehatan ibu hamil

di puskesmas kecamatan mampang.

1.4 Hipotesis

Pelaksanaan program JAMPERSAL berperan dalam menurunkan angka

kesakitan dan angka kematian serta peningkatan mutu dan pelayanan kesehatan ibu

hamil di puskesmas kecamatan mampang.

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi Instalasi/profesi Kesehatan

Institusi yang terkait dapat melakukan upaya promotif dan preventif

berkenaan dengan masalah kesehatan ibu hamil.

Bagi Pengembangan Penelitian

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang program

JAMPERSAL serta manfaat nya bagi ibu hamil dan petugas kesehatan.

Bagi Pelayanan Masyarakat

3

Page 4: Proposal Penelitian Final COY

i. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya dokter

Puskesmas untuk melakukan usaha peningkatan status kesehatan lansia.

Sebagai referensi untuk meningkatkan pelayanan JAMPERSAL bagi

petugas kesehatan di puskesmas kecamatan Mampang.

Diharapkan menjadi salah satu bahan masukan bagi pengelola KIA untuk

meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang datang ke Puskesmas

kecamatan Mampang tentang program JAMPERSAL.

4

Page 5: Proposal Penelitian Final COY

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs)

adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189

negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000,

berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.10

Deklarasi berisi komitmen negara masing-masing dan komunitas internasional untuk

mencapai 8 buah sasaran pembangunan dalam Milenium ini (MDG), sebagai satu paket

tujuan yang terukur untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan.

Penandatanganan deklarasi ini merupakan komitmen dari pemimpin-pemimpin dunia

untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang menderita akibat kelaparan,

menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan dasarnya, mengentaskan

kesenjangan jender pada semua tingkat pendidikan, mengurangi kematian anak balita

hingga 2/3 , dan mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air

bersih pada tahun 2015.10

Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada

2015.

1. Memberantas Kemiskinan dan Kelaparan

Pendapatan populasi dunia sehari $1

Menurunkan angka kemiskinan

2. Mencapai Pendidikan untuk Semua

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses

melahirkan

5

Page 6: Proposal Penelitian Final COY

3. Mendorong Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan

Target 2005 dan 2015: Mengurangi perbedaan dan diskriminasi gender dalam

pendidikan dasar dan menengah terutama untuk tahun 2005 dan untuk semua

tingkatan pada tahun 2015..

4. Menurunkan Angka Kematian Anak

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga tingkat kematian anak-anak usia di

bawah 5 tahun.

5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

Target untuk 2015: Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses

melahirkan

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya

Target untuk 2015: Menghentikan dan memulai pencegahan

penyebaran HIV/AIDS, malaria dan penyakit berat lainnya.

7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup

Target:

a. Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan

dalam kebijakan setiap negara dan program serta mengurangi hilangnya

sumber daya lingkungan

b. Pada tahun 2015 mendatang diharapkan mengurangi setengah dari

jumlah orang yang tidak memiliki akses air minum yang sehat

6

Page 7: Proposal Penelitian Final COY

c. Pada tahun 2020 mendatang diharapkan dapat mencapai pengembangan

yang signifikan dalam kehidupan untuk sedikitnya 100 juta orang yang

tinggal di daerah kumuh

8. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan

Target:

a. Mengembangkan lebih jauh lagi perdagangan terbuka dan sistem

keuangan yang berdasarkan aturan, dapat diterka dan tidak ada

diskriminasi. Termasuk komitmen terhadap pemerintahan yang baik,

pembangungan dan pengurangan tingkat kemiskinan secara nasional dan

internasional.

b. Membantu kebutuhan-kebutuhan khusus negara-negara kurang

berkembang, dan kebutuhan khusus dari negara-negara terpencil dan

kepulauan-kepulauan kecil. Ini termasuk pembebasan-tarif dan -kuota

untuk ekspor mereka; meningkatkan pembebasan hutang untuk negara

miskin yang berhutang besar; pembatalan hutang bilateral resmi; dan

menambah bantuan pembangunan resmi untuk negara yang berkomitmen

untuk mengurangi kemiskinan.

c. Secara komprehensif mengusahakan persetujuan mengenai masalah

utang negara-negara berkembang.

d. Menghadapi secara komprehensif dengan negara berkembang dengan

masalah hutang melalui pertimbangan nasional dan internasional untuk

membuat hutang lebih dapat ditanggung dalam jangka panjang.

e. Mengembangkan usaha produktif yang layak dijalankan untuk kaum

muda

f. Dalam kerja sama dengan pihak "pharmaceutical", menyediakan akses

obat penting yang terjangkau dalam negara berkembang

7

Page 8: Proposal Penelitian Final COY

g. Dalam kerjasama dengan pihak swasta, membangun adanya penyerapan

keuntungan dari teknologi-teknologi baru, terutama teknologi informasi

dan komunikasi.10

2.2 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu

penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya selama

kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelahmelahirkan) per 100.000

kelahiran hidup. AKI berguna untukmenggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup

sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pelayanankesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

ibumelahirkan dan masa nifas.Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan

terobosan - terobosandengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan peran Bidan.

Harapan kita agar bidan di desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya

penurunanAKB (IMR) dan AKI (MMR).9

2.2.1 KEADAAN & KECENDERUNGAN

1. Penyebab kematian ibu.

Penyebab kematian yaitu perdarahan,eklampsia atau gangguan akibat tekanan

darah tinggi saat kehamilan, partus lama,komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan,

yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadisecara mendadak. Sebagian besar

kasus perdarahan dalam masa nifas terjadi karenaretensio plasenta dan atonia uteri. Hal

ini mengindikasikan kurang baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan

pelayanan emergensi obstetrik dan perawatan neonatal yang tepat waktu. Eklampsia

merupakan penyebab utama kedua kematian ibu, yaitu 13 persen kematian ibu di

Indonesia (rata-rata dunia adalah 12 persen). Pemantauan kehamilan secara teratur

sebenarnya dapat menjamin akses terhadap perawatan yang sederhana dan murah yang

dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia. Aborsi yang tidak aman

8

Page 9: Proposal Penelitian Final COY

bertanggungjawab terhadap 11 persen kematian ibu di Indonesia (rata-rata dunia

13persen). Kematian ini sebenarnya dapat dicegah jika perempuan mempunyai

aksesterhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap komplikasi

aborsi.9

2. Pertolongan persalinan oleh petugas kesehatan terlatih.

Pola penyebab kematian di atasmenunjukkan bahwa pelayanan obstetrik dan

neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi

sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Walaupun sebagian besar

perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali kegawatan

medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat. Risiko kematian ibu

dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis

(TB), hepatitis, dan HIV/AIDS. Anemia pada ibu hamil mempuyai dampak kesehatan

terhadap ibu dan anak dalam kandungan, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran

prematur, bayi dengan berat lahir rendah, serta sering menyebabkan kematian ibudan

bayi baru lahir. Faktor lain yang berkontribusi adalah kekurangan energi kronik (KEK).

Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya, dan akses terhadap sarana

kesehatan dan transportasi juga berkontribusi secara tidak langsung terhadap kematian

dan kesakitan ibu. Situasi ini diidentifikasi sebagai "3 T" (terlambat). Yang pertama

adalah terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta

dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal.

Kedua, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi geografis dan sulitnya

transportasi. Ketiga, terlambat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai di tempat

rujukan.9

2.2.2 TANTANGAN

MDG menargetkan penurunan AKI sebesar tiga perempat antara 1990 and 2015.

Upayaini menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat, seperti transisi demografi,

9

Page 10: Proposal Penelitian Final COY

desentralisasi kesehatan, pelayanan publik, dan pendanaan. Desentralisasi bidang

kesehatan juga akan menjadi tantangan penting di tahun-tahun mendatang. Dengan

penganggaran yang

didesentralisasikan, daerah dengan kemampuan keuangan yang rendah akan mengalami

kesulitan untuk mengalokasikan anggaran kesehatannya karena harus pula

memperhatikan prioritas-prioritas pembangunan lain. Dalam hal ini, pusat dapat

memainkan

peran penting untuk membantu kabupaten/kota dalam mengelola sumber daya mereka.

Setiap upaya dalam advokasi sangat penting untuk menjamin bahwa komitmen untuk

meningkatkan kesehatan ibu dapat dilaksanakan pada setiap tingkatan. Pelayanan

kesehatan merupakan tantangan berikutnya yang perlu ditangani. Termasuk di dalamnya

adalah kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dan swasta serta

penanganan disparitas akses pada kelompok rentan dan miskin. Bagaimana mengatasi

situasi baru dan tidak terduga ini menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah pusat,

provinsi, dan kabupaten.9

2.3 Program Menteri Kesehatan RI

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 316/Menkes/SK/V/2009Tentang

Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2009

Kebijakan pada jaminan pembiayaan kesehatan merupakan bagian dari strategi utama

departemen kesehatan yang meliputi :

1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat

2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan yang berkualitas

3. Meningkatkan pembiayaan kesehatan

Secara khusus untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan sasaran peningkatan biaya

yang ingin dicapai adalah :

Pembangunan kesehatan memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat

dan daerah

Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk kegiatan preventif dan

promotif

10

Page 11: Proposal Penelitian Final COY

Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi masyarakat

miskin

Sebagai bagian dari implementasi kebijakan pembiayaan kesehatan dalam arah

pengembangan jaminan kesehatan maka pemerintah melaksanakan program jaminan

kesehatan diantaranya JAMKESMAS (untuk jaminan keluarga miskin / asuransi

kesehatan masyarkat miskin), JAMPERSAL (jaminan persalinan).11

11

Page 12: Proposal Penelitian Final COY

2.4 Jaminan Persalinan (JAMPERSAL)

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 631/MENKES/PER/III/2011

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS JAMINAN PERSALINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PETUNJUK

TEKNIS JAMINAN PERSALINAN

Pasal 1

Pengaturan Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan bertujuanuntuk memberikan acuan bagi

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota dan Pihak terkait dalam menyelenggarakan Jaminan Persalinan yang

bertujuan:

a. Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan

pelayanan nifas oleh tenaga kesehatan.

b. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.

c. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.

d. Meningkatkan cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir oleh tenaga kesehatan.

e. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel.

Pasal 2

Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan

ini.

12

Page 13: Proposal Penelitian Final COY

Pasal 3

(1) Pelayanan Kesehatan terhadap Jaminan Persalinan dilaksanakan mulai 1 Januari

2011

(2) Pelayanan Jaminan Persalinan yang diberikan sebelum Peraturan ini diundangkan

dapat diklaim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan PetunjukTeknis

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.

Pasal 4

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

2.4.1 DEFINISI JAMPERSAL

Adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan

kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB paska

persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.1

2.4.2 Tujuan JAMPERSAL

a. Tujuan Umum

Meningkatnya akses terhadap pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau

bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB melalui jaminan pembiayaan untuk

pelayanan persalinan.1

b. Tujuan Khusus

1) Meningkatnya cakupan pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, dan

pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan.

2) Meningkatnya cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan.

3) Meningkatnya cakupan pelayanan KB pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.

4) Meningkatnya cakupan penanganan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi

baru lahir oleh tenaga kesehatan.

5) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan, dan

akuntabel.1

13

Page 14: Proposal Penelitian Final COY

2.4.3 Sasaran

Sasaran yang dijamin oleh Jaminan Persalinan adalah:

a. Ibu hamil

b. Ibu bersalin

c. Ibu nifas ( sampai 42 hari pasca melahirkan)

d. Bayi baru lahir (sampai dengan usia 28 hari)1

2.4.4. Kebijakan Operasional

1. Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada setiap jenjang pemerintahan (pusat,

provinsi, dan kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan pengelolaan Jamkesmas.

2. Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan perluasan kepesertaan dari Jamkesmas,

yang terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan manajemen Jamkesmas

3. Peserta program Jaminan Persalinan adalah seluruh sasaran yang belum memiliki

jaminan persalinan.

4. Peserta Jaminan Persalinan dapat memanfaatkan pelayanan di seluruh jaringan

fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan (Rumah Sakit) di

kelas III yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Jamkesmas

dan BOK Kabupaten/Kota.

5. Pelaksanaan pelayanan Jaminan Persalinan mengacu pada standar pelayanan

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

6. Pembayaran atas pelayanan jaminan persalinan dilakukan dengan cara klaim oleh

fasilitas kesehatan. Untuk persalinan tingkat pertama di fasilitas kesehatan pemerintah

(Puskesmas dan Jaringannya) dan fasilitas kesehatan swasta yang bekerjasama dengan

Tim Pengelola Kabupaten/Kota.

7. Pada daerah lintas batas, fasilitas kesehatan yang melayani ibu hamil/persalinan dari

luar wilayahnya, tetap melakukan klaim kepada Tim Pengelola/Dinas Kesehatan

setempat dan bukan pada daerah asal ibu hamil tersebut.

8. Fasilitas kesehatan seperti Bidan Praktik, Klinik Bersalin, Dokter praktik yang

berkeinginan ikut serta dalam program ini melakukan perjanjian kerjasama (PKS)

14

Page 15: Proposal Penelitian Final COY

dengan Tim Pengelola setempat, dimana yang bersangkutan dikeluarkan ijin

prakteknya.1

2.4.5 RUANG LINGKUP JAMINAN PERSALINAN

Pelayanan persalinan dilakukan secara terstruktur dan berjenjang berdasarkan rujukan.

Ruang lingkup pelayanan jaminan persalinan terdiri dari:

A. Pelayanan persalinan tingkat pertama

Pelayanan persalinan tingkat pertama adalah pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan yang berkompeten dan berwenang memberikan pelayanan

pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk KB pasca

persalinan, pelayanan bayi baru lahir, termasuk pelayanan persiapan rujukan pada saat

terjadinya komplikasi (kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir) tingkat pertama.

Pelayanan tingkat pertama diberikan di Puskesmas dan Puskesmas PONED serta

jaringannya termasuk Polindes dan Poskesdes, fasilitas kesehatan swasta yang memiliki

Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim Pengelola Kabupaten/Kota.1

Jenis pelayanan Jaminan persalinan di tingkat pertama meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan

2. Pertolongan persalinan normal

3. Pelayanan nifas, termasuk KB pasca persalinan

4. Pelayanan bayi baru lahir

5. Penanganan komplikasi pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir

B. Pelayanan Persalinan Tingkat Lanjutan

Pelayanan persalinan tingkat lanjutan adalah pelayanan yang diberikan oleh

tenaga kesehatan spesialistik, terdiri dari pelayanan kebidanan dan neonatus kepada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan bayi dengan risiko tinggi dan komplikasi, di rumah sakit

pemerintah dan swasta yang tidak dapat ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat

pertama dan dilaksanakan berdasarkan rujukan, kecuali pada kondisi kedaruratan.1

15

Page 16: Proposal Penelitian Final COY

Pelayanan tingkat lanjutan diberikan di fasilitas perawatan kelas III di Rumah

Sakit Pemerintah dan Swasta yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Tim

Pengelola Kabupaten/Kota.1

Jenis pelayanan Persalinan di tingkat lanjutan meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi (RISTI) dan penyulit

2. Pertolongan persalinan dengan RISTI dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di

pelayanan tingkat pertama.

3. Penanganan komplikasi kebidanan dan bayi baru lahir di Rumah Sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan yang setara.

2.4,6 PAKET MANFAAT JAMINAN PERSALINAN

Peserta jaminan persalinan mendapatkan manfaat pelayanan yang meliputi:

1. Pemeriksaan kehamilan (ANC)

Pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan tata laksana pelayanan mengacu pada buku

Pedoman KIA. Selama hamil sekurang-kurangnya ibu hamil diperiksa sebanyak 4 kali

dengan frekuensi yang dianjurkan sebagai berikut:

a. 1 kali pada triwulan pertama

b. 1 kali pada triwulan kedua

c. 2 kali pada triwulan ketiga

2. Persalinan normal

3. Pelayanan nifas normal, termasuk KB pasca persalinan

4. Pelayanan bayi baru lahir normal

5. Pemeriksaan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi

6. Pelayanan pasca keguguran

7. Persalinan per vaginam dengan tindakan emergensi dasar

8. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi dasar

9. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi dasar

10. Pemeriksaan rujukan kehamilan pada kehamilan risiko tinggi

11. Penanganan rujukan pasca keguguran

16

Page 17: Proposal Penelitian Final COY

12. Penanganan kehamilan ektopik terganggu (KET)

13. Persalinan dengan tindakan emergensi komprehensif

14. Pelayanan nifas dengan tindakan emergensi komprehensif

15. Pelayanan bayi baru lahir dengan tindakan emergensi komprehensif

16. Pelayanan KB pasca persalinan.1

Tatalaksana ANC dilakukan sesuai dengan buku pedoman KIA. Ketentuan

pelayanan pasca persalinan meliputi pemeriksaan nifas minimal 3 kali. Pada pelayanan

pasca nifas ini dilakukan upaya KIE/Konseling untuk memastikan seluruh ibu pasca

bersalin atau pasangannya menjadi akseptor KB yang diarahkan kepada kontrasepsi

jangka panjang seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau kontrasepsi

mantap/kontap (MOP dan MOW) untuk tujuan pembatasan dan IUD untuk tujuan

penjarangan, secara kafetaria disiapkan alat dan obat semua jenis kontrasepsi oleh

BKKBN. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, perlu dilakukan koordinasi yang sebaik-

baiknya antara tenaga di fasilitas kesehatan/pemberi layanan dan Dinas Kesehatan

selaku Tim Pengelola serta SKPD yang menangani masalah keluarga berencana serta

BKKBN atau (BPMP KB) Propinsi.1

2.4.7 KELENGKAPAN PERTANGGUNG JAWABAN KLAIM

Pertanggungjawaban klaim pelayanan Jaminan Persalinan dari fasilitas

kesehatan tingkat pertama ke Tim Pengelola Kabupaten/Kota dilengkapi:

1. Fotokopi lembar pelayanan pada Buku KIA sesuai pelayanan yang diberikan

untuk Pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas, termasuk pelayanan bayi baru lahir dan

KB pasca persalinan. Apabila tidak terdapat buku KIA pada daerah setempat dapat

digunakan bukti-bukti yang syah yang ditandatangani ibu hamil/bersalin dan petugas

yang menangani. Tim Pengelola Kabupaten/Kota menghubungi Pusat (Direktorat

Kesehatan Ibu) terkait ketersediaan buku KIA tersebut.

2. Partograf yang ditandatangani oleh tenaga kesehatan penolong persalinan untuk

Pertolongan persalinan.

3. Fotokopi/tembusan surat rujukan, termasuk keterangan tindakan pra rujukan yang

telah dilakukan di tandatangani oleh ibu hamil/ibu bersalin.

17

Page 18: Proposal Penelitian Final COY

4. Fotokopi identitas diri (KTP atau identitas lainnya) dari ibu hamil/yang

melahirkan.1

2.5 IBU HAMIL

Ibu hamil  adalah seorang wanita membawa  embrio atau  fetus di dalam

tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak  gestasi (misalnya, dalam

kasus kembar, atau triplet/kembar tiga).3,4,5

2.5.1 LATAR BELAKANG

Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi  terakhir

dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil

adalahgravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal)

dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk pertama

kalinya disebut primigravida atau gravida 1. Seorang wanita yang belum pernah hamil

dikenal sebagai gravida 0.6

Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi

menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari

perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran  (kematian

alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat

dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti

janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.

Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya

dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah

sebuah pribadi. Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu 

menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk

wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-

minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk

18

Page 19: Proposal Penelitian Final COY

pertama kalinya disebut primigravida  atau  gravida 1: seorang wanita yang belum

pernah hamil dikenal sebagai gravida 0.3,7

Dalam banyak masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi

menjadi tiga periode triwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari

perkembangan janin. Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran  (kematian

alami embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin dapat

dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal 'viabilitas', yang berarti

janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau kelahiran dipaksakan.5,7

Karena kemungkinan viabilitas janin yang telah berkembang, definisi budaya

dan legal dari hidup seringkali menganggap janin dalam triwulan ke-3 adalah sebuah

pribadi hidup yang baru.5,7

2.5.2 MASA KEHAMILAN

Kehamilan biasanya terbagi dalam periode, yang dikenal sebagai triwulan, yaitu:

1. Triwulan I : berlangsung hingga minggu kehamilan ke-13. Pada masa ini terjadi

perkembangan janin yang cepat. Pada masa ini risiko keguguran juga termasuk

tinggi.

2. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-14 hingga minggu kehamilan ke-27

3. Triwulan II : berlangsung dari minggu ke-28 hingga masa kelahiran.4

2.5.3 Pemeriksaan ibu hamil (antenatal care)

1. Pengertian

a. Antenatal Care : Pengawasan sebelum persalinan terutama ditentukan pada

pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.3

b. Antenatal Care : Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk

memeriksakan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya

koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.4

2. Tujuan Antenatal Care

19

Page 20: Proposal Penelitian Final COY

a. Tujuan Umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik, mental ibu dan janin selama

kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang

sehat.4

b. Tujuan Khusus

1) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai

dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita

sedini mungkin.

3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.

4) Memberikan nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan Keluarga

Berencana, kehamilan persalinan, nifas dan laktasi.4

3. Manfaat Antenatal Care

a. Dapat mengikuti dan mengetahui tindakan kesehatan ibu dan janin sehingga

kalau ada kelainan bisa segera diperbaiki.

b. Memperoleh pelayanan 5 T (Timbang, Tensi, Tinggi fundus uteri, Tetanus

Toxoid, Tablet Fe) dan pelayanan lainnya.

c. Supaya memperoleh nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana yang

meliputi berbagai hal seperti :

1) Perawatan diri selama hamil

2) Kebutuhan makanan

3) Penjelasan tentang kehamilan

4) Persiapan persalinan

5) Tanda dan bahaya pada kehamilan dan persalinan

6) Penyuluhan keluarga berencana.4

4. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

a. Jadwal melakukan pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12 - 13 kali selama

kehamilan. Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan

sebanyak 4 kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

20

Page 21: Proposal Penelitian Final COY

1) Pemeriksaan pertama dilaksanakan segera setelah diketahui terlambat

haidnya satu bulan.

2) Pemeriksaan ulang setiap dua minggu sampai umur kehamilan delapan

bulan.

3) Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah umur kehamilan delapan

bulan sampai terjadinya persalinan.4

b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care sebanyak 12-13 kali selama kehamilan.

Di negara berkembang pemeriksaan Antenatal Care dilakukan sebanyak 4

kali sudah cukup sebagai kasus tercatat.

c. Kunjungan Antenatal Care sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan

yaitu trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali dan trimester ketiga 2

kali.

d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau

bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.5

5. Tinjauan Tentang Kunjungan Ibu Hamil

Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan

pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti bahwa selalu

ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang

dikunjungi oleh petugas kesehatan.2

2.6 Tenaga Kesehatan

2.6.1 DEFINISI

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-

D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus

kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal inilah

21

Page 22: Proposal Penelitian Final COY

yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya. Hanya mereka yang

mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh melakukan

pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia, serta

lingkungannya.8

Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan sekaligus

pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya tenaga dalam

jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan tidak akan dapat

berjalan secara optimal. Kebijakan tentang pendayagunaan tenaga kesehatan

sangat dipengaruhi oleh kebijakan kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor

pendidikan, kebijakan sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan

kepegawaian. 8

Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan

tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi pembangunan

kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan, kebijakan tentang pendidikan

dan pelatihan tenaga kesehatan, dan kebijakan tentang pembiayaan kesehatan.

Selain dari pada itu, beberapa faktor makro yang berpengaruh terhadap

pendayagunaan tenaga kesehatan, yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya

komersialisasi pelayanan kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh

karena itu, kebijakan pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperhatikan

semua faktor di atas. 8

2.6.2 Jenis Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketermpilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan

gelar-D3, S1, S2 dan S3-; pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan

khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan

keahlian.8

22

Page 23: Proposal Penelitian Final COY

Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya.

Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-lah yang boleh

melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan dengan jiwa dan fisik manusia,

serta lingkungannya.

Jenis tenaga kesehatan terdiri dari :

2.2 Perawat

2.3 Perawat Gigi

2.4 Bidan

2.5 Fisioterapis

2.6 Refraksionis Optisien

2.7 Radiographer

2.8 Apoteker

2.9 Asisten Apoteker

2.10 Analis Farmasi

2.11 Dokter Umum

2.12 Dokter Gigi

2.13 Dokter Spesialis

2.14 Dokter Gigi Spesialis

2.15 Akupunkturis

2.16 Terapis Wicara dan

2.17 Okupasi Terapis

2.7 KERANGKA TEORI

23

Page 24: Proposal Penelitian Final COY

Manfaat Manfaat

Pelayanan

Gambar 1: Kerangka teori

BAB III

24

Ibu HamilIbu Hamil

MDGS (point 4 dan 5)

MDGS (point 4 dan 5)

Petugas Kesehatan

Petugas Kesehatan

JAMPERSALJAMPERSAL

Angka Kematian Ibu dan Bayi

Angka Kematian Ibu dan Bayi

Program Menkes RIProgram Menkes RI

JAMKESMASJAMKESMAS

ASKESKINASKESKIN

Page 25: Proposal Penelitian Final COY

KERANGKA KONSEP, VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan diteliti yang

didasarkan atas opini peneliti dan kemungkinan untuk dapat dilaksanakannya

penelitian, maka dapat disusun kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Kerangka konsep/paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah

paradigma tunggal sederhana. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah manfaat

JAMPERSAL bagi ibu hamil dan petugas kesehatan.

25

Petugas Kesehatan

Ibu Hamil

Manfaat JAMPERSAL

- Tingkat pengetahuan- Kerutinan kunjungan- Tingkat kepuasan

- Kualitas pelayanan- Pengelolaan keuangan(klaim)

-Peningkatan kunjungan ibu Hamil-Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu hamil

Page 26: Proposal Penelitian Final COY

3.2 VARIABEL PENELITIAN

3.2.1 Variabel Tergantung

Manfaat JAMPERSAL

Peningkatan kunjungan ibu hamil

Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu hamil

3.2.2 Variabel Bebas

i. Ibu Hamil :

Tingkat pengetahuan

Kerutinan kunjungan

Tingkat kepuasan

ii. Petugas Kesehatan :

Kualitas pelayanan

Pengelolaan keuangan (Klaim)

3.3 Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Pengukuran

Variabel bebas:IBU HAMIL1.Tingkat pengetahuanJAMPERSAL

Sesuatu yang di ketahui oleh responden tentang JAMPERSAL

Kuesioner Wawancara 1 = Tidak2 = Kurang3 = Cukup

Ordinal

2. Kerutinan Kunjungan

Jadwal Kunjungan yang Responden lakukan

Kuesioner Wawancara 1 = Kurang2 = Rutin

Ordinal

26

Page 27: Proposal Penelitian Final COY

selama mengikuti program

3. Kepuasan Perasaan puas yang responden rasakan dengan adanya JAMPERSAL

Kuesioner Wawancara 1 = Tidak Puas

2 = Puas

Nominal

27

Page 28: Proposal Penelitian Final COY

Variabel TergantungMANFAAT JAMPERSAL6. Peningkatan angka kunjungan ibu hamil

Peningkat-an dari

Data Puskesmas

Menghitung jumlah data kemudian meng-konversi menjadi hasil ukur

1 = Tidak Meningkat

2 = Meningkat

Nominal

7. Menurunnya angka kesakitan

Penurunan dari jumlah data tentang angka kesakitan ibu hamil selama berkunjung

Data Puskesmas

Menghitung jumlah data kemudian meng-konversi menjadi hasil ukur

1 = Meningkat2 = Tetap 3= Menurun

Interval

PETUGAS KESEHATAN

4. Kualitas Pelayanan

Pelayanan yang diberikan sejak diberlakukan JAMPERSAL

Kuesioner Wawancara 1 = Berkurang2 = Tetap3 = Meningkat

Interval

28

Page 29: Proposal Penelitian Final COY

5. Pengelolaan Keuangan (Klaim)

Kejelasan tentang klaim pendanaan program JAMPERSAL

Kuesioner Wawancara 1 = Lancar2 = Tidak Lancar

Nominal

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian cross sectional

deskriptif, dengan maksud untuk memberikan gambaran manfaat JAMPERSAL

tanpa membuat perbandingan atau hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen.

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2011.

4.3 Kriteria Sampel

a) Kriteria inklusi

29

Page 30: Proposal Penelitian Final COY

Adalah sampel yang dapat dimasukkan atau yang layak untuk

diteliti, yaitu :

(1) Ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas

Kecamatan Mampang yang bersedia untuk diteliti dengan

menandatangani surat persetujuan peserta penelitian.

(2) Tidak ada kelainan jiwa

(3) Ibu hamil yang memenuhi syarat untuk pemakaian

JAMPERSAL

b) Kriteria eksklusi

Adalah karakteristik sampel yang tidak layak untuk diteliti, yaitu :

(1) Tidak bersedia untuk diteliti

(2) Ibu hamil yang tidak kooperatif

(3) Ibu hamil yang tidak memakai JAMPERSAL

4.4 Sampel Penelitian

Besar sampel Ibu Hamil

Perkiraan besar sampel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan

rumus.

Rumus populasi infinit:

No = Zα2 x P x Q

d2

Zα = Tingkat kemaknaan yang dikehendaki 95% besarnya 1,96

P = Prevalensi Ibu hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas

Mampang dalam 1 bulan = 3,3%

Q = Prevalensi/proporsi yang tidak mengalami peristiwa yang diteliti

= 1 – 0,033 = 0,967

d = Akurasi dari ketepatan pengukuran untuk p <10% adalah 0,01

No = (1,96)2 x 0,033 x 0,967 = 122.5 dibulatkan menjadi

(0,01)2 = 123 orang

30

Page 31: Proposal Penelitian Final COY

Rumus populasi finit:

n = n0

(1 + n0/N)

n = Besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit.

n0 = Besar sampel dari populasi yang infinit

N = Besar sampel populasi finit

Karena jumlah ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Mampang berjumlah

200 orang maka:

n = 123

(1 + 123/200)

= 74,5 dibulatkan menjadi 75 ibu hamil

Besar sampel Petugas Kesehatan

Total petugas kesehatan (Bidan,Perawat,Dokter) berjumlah 15

Orang

4.5 INSTRUMEN PENELITIAN

No. INSTRUMEN FUNGSI INSTRUMEN

1. Wawancara dan Kuesioner Untuk mengetahui :

- Tingkat pengetahuan- Kerutinan kunjungan- Tingkat kepuasan- Kualitas pelayanan- Pengelolaan keuangan(klaim-Peningkatan kunjungan ibu Hamil-Menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu hamil

31

Page 32: Proposal Penelitian Final COY

4.6 ALUR PELAKSANAAN PENELITIAN

32

Proposal disetujui

Peneliti turun ke lapangan

Mengumpulkan sampel

Peneliti melakukan wawancara, penyebaran kuesioner

Peneliti mengumpulkan data

Peneliti mengolah data dalam bentuk tabular dengan

menggunakan Microsoft Excel, Word 2007

Penyajian data dalam bentuk presentasi

Peneliti mendapatkan data yaitu populasi daftar pasien ibu hamil dari

Puskesmas Mampang

Gambar 3: Alur pelaksanaan penelitian

Page 33: Proposal Penelitian Final COY

4.7 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Tahapan KegiatanWaktu Dalam Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9A Perencanaan

1 Orientasi dan Identifikasi Masalah                  2 Pemilihan Topik3 Penelurusan kepustakaan                  4 Pembuatan Proposal                  5 Konsultasi dengan pembimbing6 Pembuatan questionnaire                  7 Presentasi Proposal                  

B Pelaksanaan1 Ujicoba questionnaire2 Pengumpulan data dan Survey                  3 Pengolahan data4 Analisis data                  5 Konsultasi dengan Pembimbing                  

C Pelaporan Hasil1 Penulisan laporan sementara                  2 Diskusi3 Presentasi hasil laporan sementara4 Revisi                  

5Presentasi Hasil akhir (puskesmas dan trisakti)                  

6 Penulisan laporan akhir                  

Jadwal kegiatan

33

Page 34: Proposal Penelitian Final COY

4.8 PERKIRAAN BIAYA PENELITIAN

Penggandaan Kuesioner Rp. 250.000,-

CD Rp. 15.000,-

Kertas A4 Rp 35,000,-

Tinta Printer Rp. 230.000,-

Cenderamata Rp 200,000,-

Biaya tak terduga: Rp. 270.000,

Rp. 1.000.000,-

4.9 ORGANISASI PENELITIAN

1. Pembimbing dari Kedokteran Universitas Trisakti

dr. Rina Kusumaratna

2. Pembimbing Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan

dr. Citra Rajmi Cara

3. Penyusun dan Pelaksana Penelitian

Andika Janawijaya

Muhammad Sonny Oliver

Vina Lishty

34

Page 35: Proposal Penelitian Final COY

DAFTAR PUSTAKA

1. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan, Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia Tahun 2011.

2. Depkes RI, 2007, Pedoman Pelayanan Antenatal Di Tingkat Pelayanan Dasar,

Jakarta.

3. Mannaba IBG, 2001, Kapita Selecta Penatalaksanaan Rutin Obstetric

Ginecologi dan KB, EGC, Jakarta.

4. Mochtar Rustam, 2004, Sinopsis Obstetri, Obstetri Operatif, Obstetri Sosial,

Jilid 2, Edisi 2, EGC, Jakarta..

5. Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan

Bagi Dosen Diploma II Kebidanan, Buku 2 Agustus Antenatal, Pusdiknakes,

Jakarta.

6. Saifudin Abdul Bari, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta.

7. Prwawirohardjo Sarwono, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Wiknjosastro Gulardi

H. ILMU Kebidanan Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT

Bina Pustaka ;2008.

8. Presiden RI. Peraturan Pemerintah Reepublik Indonesia No.32 Tahun 1996,

tentang Tenaga Kesehatan.

35

Page 36: Proposal Penelitian Final COY

9. BPS, Kemenkes, Macro international. 2007.Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia,Profil kesehatan

10. Millenium Development Goals available at

http://www.who.int/topics/millennium_development_goals/about/en/index.html

diakses pada 7 Oktober 2011

11. Regulasi JAMKESMAS available at:

http://www.jamsosindonesia.com/cetak/print_artikel/34 diakses pada 7 Oktober

2011

36