peledakan coy

39
II.2 Bahan Peledak Pengertian Bahan Peledak Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil. Hasil ledakan: (Langefors, 1978) P = 100.000 atm @ 101.500 kg/cm 2 @ 10.000 Mpa T = ± 4000° C Daya (energi) = ± 25.000 MW = 25 x 10 6 kW = 5.950.000 kcal /s (1 kW = 0,238 kcal /s) Bandingkan, Steel barrel:

Upload: bryan-kevin-toding-manginte

Post on 25-Oct-2015

90 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peledakan Coy

II.2 Bahan Peledak

Pengertian Bahan Peledak

Bahan peledak adalah suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran berbentuk

padat, cair, gas atau campurannya yang apabila dikenai suatu aksi panas, benturan,

gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat

cepat yang hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas dan disertai panas

dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

Hasil ledakan: (Langefors, 1978)

P = 100.000 atm @ 101.500 kg/cm2 @ 10.000 Mpa

T = ± 4000° C

Daya (energi) = ± 25.000 MW = 25 x 106 kW = 5.950.000 kcal /s (1 kW = 0,238

kcal /s)

Bandingkan, Steel barrel:

Kekuatan sampai dengan 5.000 atm@ 500 MPa

Titik leleh = 1.500° C

Titik didih = 3.000° C

Page 2: Peledakan Coy

Energi Gelatin explosive dalam 1 m kolom lub.ledak:

Power = 1.200 kcal/kg/m ; kecep. detonasi = 4.000 m/s

Didalam lubang ledak =

Pembakaran ( Combustion )

Reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga keberlangsungannya oleh panas yang

dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan produknya berupa pelepasan gas-gas.

Contoh: CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 ® 12 CO2 + 13 H2O

Kriteria:

– Melibatkan reaksi kimia

– Okdigen tersedia berlebih di udara bebas

– Motor bakar (bensin atau solar): tidak perlu tangki oksigen

– Metoda pemadaman kebakaran: isolasi benda terbakar dari oksigen

Ledakan ( Explosion )

Ekspansi seketika yang cepat dari gas menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya

diiringi suara keras dan efek mekanis yang merusak.

Contoh:

Tangki bertekanan meledak

Balon karet meletus

1200 kcal

m x 4000

ms=48 x 105 kcal/s

Page 3: Peledakan Coy

Kriteria:

Tidak melibatkan reaksi kimia

Transfer energi ke gerakan massa (efek mekanis)

Disertai panas dan bunyi

Detonasi

Adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga

menghasilkan gas dan temperature sangat besar yang semuanya membangun ekspansi

gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang sangat cepat dan diawali dengan

panas tersebut menghasilkan gelombang tekanan kejut (shock compression wave) dan

membebaskan energi dengan mempertahankan shock wave serta berakhir dengan

ekspansi hasil reaksinya.

Contoh:

TNT meledak : C7H5N3O6 ® 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C

ANFO meledak : 3 NH4NO3 + CH2 ® CO2 + 7 H2O + 3 N2

NG meledak : C3H5N3O9 ® 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2

NG + AN meledak : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 ® 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2

Pada PT. SEMEN TONASA PERSERO jenis bahan peledak yang di gunakan adalah

bahan peledak jenis ANFO ( NH4NO3 ) Amonium Nitrat Fuel Oil.

Page 4: Peledakan Coy

ANFO ( NH4NO3 ) Amonium Nitrat Fuel Oil. adalah jenis bahan peledak dengan

spesifikasi seperti berikut :

• Densitas : - butiran berpori 0,74 – 0,78 gr/cc (untuk agen peledakan)

- butiran tak berpori 0,93 gr/cc (untuk pupuk urea)

• Porositas: - mikroporositas 15%

- makro plus mikroporositas 54%

- butiran tak berpori mempunyai porositas 0 – 2%

• Ukuran partikel : yang baik untuk agen peledakan antara 1 – 2 mm

• Tingkat kelarutan terhadap air bervariasi tergantung temperatur, yaitu:

- 5° C tingkat kelarutan 57,5% (berat)

- 10° C tingkat kelarutan 60% (berat)

- 20° C tingkat kelarutan 65,4% (berat)

- 30° C tingkat kelarutan 70% (berat)

- 40° C tingkat kelarutan 74% (berat)

Page 5: Peledakan Coy

 SIFAT-SIFAT ANFO ( NH4NO3 ) Amonium Nitrat Fuel Oil

Densitas:

Poured (gr/cc) 0,80 – 0,85

Blow Loaded (gr/cc) 0,85 – 0,95

Energi (MJ/kg): 3,7

RWS (%) : 100 ® (373 kj/gr)

RBS:

Poured (%) 100 ® (317 kj/cc)

Blow Loaded (%) 116

Diameter lubang ledak min.:

Poured (mm) 75

Blow Loaded (mm) 25

Ketahanan terhadap. Air :buruk

Shelf Life:

Maks. 6 bulan tergantung temperatur dan kelembaban gudang

Gudang yang bersuhu dan kelembaban tinggi akan mengakibatkan ANFO

rusak, ditandai dengan pengerasan atau caking yg akan mengurangi kinerja

peledakan

Waktu Tidur (Sleep Time) :

Page 6: Peledakan Coy

Dalam kondisi normal kering dengan lubang tertutup stemming yang baik,

ANFO dapat ditidurkan sampai 6 bulan

Kehadiran air dalam lubang akan menurunkan secara dramatis waktu tidur

PEMBUATAN ANFO ( NH4NO3 ) Amonium Nitrat Fuel Oil

Campuran AN (ammonium nitrat) dan FO (solar) sebesar 94,3% AN dan 5,7% FO

akan menghasilkan zero oxygen balanced dengan energi panas sekitar 3800 joules/gr

handak

Campuran yang tidak sempurna akan menghasilkan energi ledak rendah dan gas

beracun (noxious gasses)

Overfueled dengan 92% AN dan 8% FO akan menurunkan energi 6% dan

menghasilkan gas CO yang berbahaya

Under fueled dengan 96% AN dan 4% FO menurunkan energi 18% dan menghasilkan

gas NO2

Ukuran partikel AN antara 1 – 2 mm

II.3 Gudang Bahan Peledak

Secara umum aturan yang membahas mengenai gudang bahan peledak masuk dalam

surat keputusan menteri pertambangan dan energy nomor 555.K/26/M.PE/1995 tanggal 22

mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum.

Page 7: Peledakan Coy

Aturan – aturan tersebut tertuang dalam beberapa pasal antara lain :

Bagian Pertama : ( Gudang Bahan Peledak )

1. Pasal 52 ( Izin Gudang Bahan Peledak )

2. Pasal 53 ( Ketentuan Umum Gudang Bahan Peledak )

3. Pasal 54 ( Pengamanan Gudang Bahan Peledak )

Bagian Kedua : ( Persyaratan Gudang bahan Peledak di Permukaan Tanah )

1. Pasal 55 ( Pengaturan Ruangan Gudang di permukaan Tanah )

2. Pasal 56 ( Gudang Bahan Peledak sementara )

3. Pasal 57 ( Gudang transit )

4. Pasal 58 ( Gudang Utama )

5. Pasal 59 ( Jarak Aman )

Bagian Ketiga : ( Persyaratan Gudang bahan Peledak di Bawah Tanah )

1. Pasal 60 (Konstruksi dan Lokasi Gudang di Bawah Tanah )

2. Pasal 61 ( Pengaturan Ruangan Gudang di Bawah Tanah )

Bagian Keempat : ( Tata Cara Penyimpanan Bahan Peledak )

1. Pasal 62 ( Persyaratan Umum )

Page 8: Peledakan Coy

2. Pasal 63 ( Petugas Gudang dan Pengamatan Bahan Peledak )

3. Pasal 64 ( Buku Catatan Bahan Peledak )

4. Pasal 65 ( Penerimaan dan Pengeluaran Bahan Peledak )

5. Pasal 66 ( Penyimpanan bahan Peledak peka Detonator )

6. Pasal 67 ( Penyimpanan bahan Peledak Peka Primer )

7. Pasal 68 ( Penyimpanan Bahan Ramuan Bahan Peledak )

8. Pasal 69 ( Penyimpanan Detonator )

9. Pasal 70 ( Penyimpanan Dibawah tanah )

10. Pasal 71 ( Pemeriksaan Gudang )

Berhubungan dengan kegiatan ekskursi mata kuliah teknik peledakan pada tambang

quarry PT. Semen Tonasa PERSERO, Kebupaten Pangkep Propinsi Sulawesi Selatan,

Mengenai gudang bahan peledak yang menerapkan system gudang bahan peledak utama

maka, perlu dibahas secara terperinci mengenai gudang bahan peledak utama.

Gudang Utama Terdiri dari :

A. Gudang Penyimpanan : Bahan peledak mempunyai beberapa persyaratan yang

tertuang dalam pasal 56 ayat 1 huruf a yaitu gudang harus berbentuk bangunan

Page 9: Peledakan Coy

dan kapasitas tidak lebih dari 150.000 kilogram , beberapa spesifikasi lainnya antara

lain :

1. Dibuat dari bahan yang tidak mudah terbakar

2. Dibuat dengan atap seringan mungkin

3. Dibuat dengan dinding yang pejal

4. Dilengkapi dengan lubang ventilasi pada bagian atas dan bawah

5. Mempunyai hanya satu pintu

6. Dilengkapi dengan alat penangkal petir dengan resistan pembumian lebih dari 5

ohm

7. Bebas Kebakaran dari radius 30 meter

8. Lantai gudang terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan percikan bunga api

9. Tidak boleh ada besi yang tersingkap sampaai 3 meter dari lantai.

B. Gudang Bahan Peledak : Selain harus memenuhi pasal 56 ayat 1 huruf a seperti

diatas gudang bahan peledak mempunyai kapasitas tidak lebih dari 500.000 kilogram.

C. Gudang Bahan Ramuan Bahan Peledak : Untuk gudang berbentuk bangunan

harus memenuhi persyaratan sebagai mana dalam pasal 56 ayat 1 huruf a butir 3 yaitu

dibuat dengan dinding yang pejal dan mempunyai kapasitas tidak lebih dari 500.000

Page 10: Peledakan Coy

kilogram, sedangkan gudang yang berbentuk ttangki harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

Tangki tidak boleh terbuat dari bahan tembaga, timah hitam, seng atau besi galvanisir.

Pada bagian atas harus tersedia bukaan sebagai lubang pemeriksaan dan harus tersedia

tempat khusus bagi operator untuk melakukan pemeriksaan.

Pipa pengeluaran harus terletak pada bagian bawah dan pada bagian atas harus

tersedia katup untuk pengeluaran tekanan udara yang berlebihhan.

Untuk gudang berbentuk kontener harus memenuhi persyaratan sebagai mana

dimaksud dalam pasal 56 ayat 1 kecuali huruf b butir 3 yaitu dilapisi dengan kayu pada

bagian dalamnya.

Khusus pada tambang quarry PT. Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep Propinsi

Sulawesi Selatan, mereka menerapkan system penerimaan dan pengeluaran bahan

peledak setiap 6 ( enam ) bulan sekali begitu juga dengan surat izin peledakannya.

II.4 Alat Bantu Peledakan

Sebelum melakukan suatu peledakan kita membutuhkan beberapa ( Komponen ),

yang disebut Alat bantu peledakan yang secara umum terbagi menjadi 4 (empat ) yaitu :

Detonator ( Penggalak awal )

- Detonator Biasa ( Plain detonator )

Page 11: Peledakan Coy

- Detonator Listrik ( Electric Detonator )

- Detonator Khusus : Dirancang khusus untuk seismic dan peledakan

dibawah permukaan air.

Keuntungan menggunakan detonator listrik dibanding dengan detonator biasa ;

- Jumlah lubang ledak yang dapat diledakkan sekaligus relative lebih

banyak.

- Pola peledakan lebih leluasa

- Hasil peledakan lebih leluasa

- Penanganan lebih mudah dan praktis.

Kerugian menggunakan detonator listrik dibandingkan dengan detonator biasa :

- Untuk daerah peledakan yang banyak kilat, kurang aman

- Pengaruh gelombang radio dapat mempengaruhi peledakan

- Membutuhkan perlengkapan tambahan, seperti sumber arus listrik dan

alat pengetes lainnya.

Nonel

Sumbu Bakar

Kabel Pembantu dan Kabel Utama

Page 12: Peledakan Coy

Kabel Pembantu : - Untuk menghubungkan antara 2 leg wire dalam rangkaian seri

- Menyambung leg wire yang terlalu pendek.

Kabel pembantu yang baik : Isolasi yang tahan goresan dan tahan listrik lebih dari 6,5 0hm

per 100 meter.

Kabel Utama ( Led Wire ) : Berfungsi untuk menghubungkan kedua ujung rangkaian

peledak ke sumbu arus. Dengan menggunakan kabel ini dibuat jarak yang cukup aman dari

pemegang eksploder ke daerah peledakan.

Khusus pada tambang quarry PT. Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep Propinsi

Sulawesi Selatan, Alat bantu peledakan khususnya detonator mereka memakai

detonator listrik.

Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat menggunakan detonator listrik yaitu :

1. Selalu mengetest detonator listrik sbelum pemakaian.

2. Periksa lebih dulu keadaan isolasi atau leg wire.

3. Selalu memakai detonator yang panjang leg wirenya lebih panjang dari kedalaman lubang

ledak.

4. Pada waktu memasukkan kedalam lubang ledak jaga agar leg wire tidak rusak.

5. Kedua ujung leg wire sebelumnya disambungkan ke kabel pembantu harus tetap bersatu.

6. Hindari dari benturan yang keras

Page 13: Peledakan Coy

7. Hindari dari suhu yang panas

II.5 Prosedur Peledakan

Prosedur peledakan pada tambang quarry PT Semen Tonasa persero adalah sebagai

berikut :

1. Pengamanan Selama Persiapan

Pengamanan ini lebih ditujukan kepada orang atau karyawan yang mendekati atau

melewati daerah peledakan, seta alat alat yang berada didekat lokasi peledakan ditempatkan pada

posisi yang aman. Peledakan pada PT Semen Tonasa dilakukan hampir setiap hari dan dilakukan

pada sekitar Pukul 12.00 – 13.00 WITA atau dikondisikan. Setiap bahan peledak yang telah keluar

dari gudang harus diledakkan hari itu juga kecuali kondisi atau cuaca tidak memungkinkan ( ada

petir ).

Page 14: Peledakan Coy

Untuk pengamanan bahan peledak setelah bahan sampai dilapangan maka secepatnya bahan

peledak tersebut langsung dibagi-bagikan ke dekat lubang yang telah disiapkan, sesuai dengan

kebutuhan jumlah masing-masing lubang. Demikian juga dengan detonator listrik dan

primer/dinamit.

2. Pembuatan Primer

Primer berfungsi untuk menghentakkan (shock) ANFO atau blasting agant lainnya.

Sedangkan primer itu sendiri dihentakkan (dishock) dengan detonator atau sumbu ledak. Primer

ada yang sdah dibuat atau langsung dari prabrik, tetapi dapat dibuat sendiri dari dinamit. Ukuran

atau berat dari dinamit yang diperlukan disesuaikan dengan diameter dan dalamnya lubang ledak.

Untuk diameter lubang ledak yang kecil ( 3 cm ), primer dapat dibuat dari ½ atau 1/3 dodol

dinamit, dengan berat satu dodol 200 gram, sedangkan untuk ukuran yang besar ( 10 cm ), primer

dapat dibuat dari 3 atau 6 dodol yang disatukan. Dalam hal ini detonator atau sumbu ledak hanya

dimasukkan ke salah satu dari dodol dinamit.

Dalam pembuatan primer baik dengan detenator atau dengan sumbu, hal-hal seperti dibawah

ini harus diperhatikan.

- Detenator atau sumbu ledak harus benar-benar masuk dalam dinamit, artinya detenator atau

sumbu bersentuhan dengan dinamit.

- Detenator atau sumbu ledak harus terikat dengan dinamit sedemikian rupa sehingga tidak

mudah lepas.

Page 15: Peledakan Coy

Stemming

Primemer

Bahan peledak

Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan Primer dengan Detenator Listrik

- Detenator harus masuk dan bersentuhan dengan isi dodol dinamit.

- Pengikat dapat dilakukan dengan leg wirenya sendiri.

Sebelum detenator atau sumbu ledak dimasukan ke dalam dinamit maka harus terlebih

dahulu diperiksa keadaannya.Karena menggunakan detenator listrik maka detenator ditest

dengan blasting ohm meter. Pada waktu pengetesan detenator dimasukkan ke dalam lubang

ledak yang masih kosong. Setelah ditest kedua ujung leg wirenya harus diikat kembali satu

sama lain.

2. Penempatan Primer

Penempatan primer terdiri dari dua cara yaitu :

- Collar Priming adalah penempatan primer dibagian atas atau ujung dari lubang tembak

- Bottom Priming adalah penempatan primer dibagian bawah atau ujung dalam dari lubang

tembak.

.

Stemming

Bahan peledak

Page 16: Peledakan Coy

Gambar 6. collar priming dan bottom priming

Pemasangan primer pada peledakan tambang quarry PT. Semen Tonasa menggunakan collar

priming yaitu primer terletak diatas.

3. Pengisian lubang ledak

prosedur pengisian lubang peledak adalah sebagai berikut :

- Pemeriksaan lubang peledak. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan pantulan sinar dari

sepotong cermin atau tongkat kayu yang cukup panjang.

- Pada PT Semen Tonasa Persero lubang peledakan dilapisi dengan plastik, hal ini dilakukan untuk

mencegah masuknya bahan peledak ke sela-sela lubang batuan.

- Pengisian bahan peledak paling banyak 2/3 dari tinggi lubang ledak. Karena lubang ledak yang

ada memiliki kedalaman 6,5 m maka bahan peledak yang sebanyal 4,5 m.

Primer

Page 17: Peledakan Coy

- Pada waktu memasukkan primer ke dalam lubang harus berhati-hati sehingga detenator atau

sumbu tidak terlepas dari dalam dinamit, serta sumbu atau leg wirenya tidak terluka.

- Hindari pemakaian leg wire yang terlalu pendek, namun kalau terpaksa sambungan-sambungan

harus diisolasi dengan baik.

- Dilarang memadatkan primer (tapping).

- Diameter primer harus lebih kecil dari diameter lubang ledak. Bila waktu memasukkan primer

agak susah turunnya kedalam lubang maka dapat dibantu/didorong dengan tongkat kayu dengan

perlahan-lahan.

- Stelah primer telah sampai benar-benar didasar lubang maka bahan peledak dapat diamsukkan.

Bila memakai bahan peledak ANFO maka dilarang memadatkannya sehingga berat jenisnya

bertambah.

- Dilarang memakai bahan peledak yang sudah rusak.

4. Stemming.

Syarat syarat stemming yang baik yaitu :

- Bahan stemming, dari tanah liat atau pasir halus.

- Jangan memakai bahan-bahan kertas bekas pembungkus bahan peledakan atau daun-daunan.

- Steaming harus dibuat cukup padat, untuk itu perlu dipadatkan (di-tapping) dengan tongkat

kayu.

- Stemming yang baik akan mengurangi suara ledakan.

Page 18: Peledakan Coy

Stemming yang digunakan pada daerah pengamatan berasal dari cutting hasil pemboran dengan

ketebalan pengisian sekitar 2 m dari total kedalaman lubang yaitu 6,5 m.

5. Penyambungan Rangkaian.

Prosedur enyambungan rangkaian pada peledakan yang menggunakan detenator listrik adalah

- Sambungan leg wire dengan kabel pembantu harus lebih baik dan kuat.

- Penyambungan rangkaian antar semua lubang ledak harus dilaksanakan secepatnya dan ujung

rangkaian diikat satu sama lain. Sebelum dihubungkan dengan kabel utama.

- Rangkaian harus dibuat lebih rapih dan efektif. Hindari kabel agar tidak kusut dan terlipat.

- Sebelum rangkaian antar ledak disambung dengan kabel utama, maka tahanan listrik dan

kesinambungan arus dari rangkaian harus ditest dengan Blasting Ohm Meter. Tahanan listrik

rangkaian harus sesuai dengan perhitungan teoritis, namun dengan toleransi 10% dapat

dianggap baik.

- Secara terpisah kebel utama juga harus ditest sama seperti di atas.

6. Perlindungan Untuk Pemegang Ekspoder/Blasting Machine

Sebelum peledakan maka perlu diperhatikan tempat berlindung yang aman dengan

memperhatikan :

- Harus dipertimbangkan arah dan jarak lemparan/layangan batu dengan mengambil posisi

yang berlawanan.

Page 19: Peledakan Coy

- Periksa keadaan sekeliling tempat berlindung, khususnya bila ada bongkahan-bongkahan

batuan lepas yang berukuran besar disekitarnya.

- Bila keadaan lapangan sedemikian rupa sehingga tidak ada tempat berlindung yang cukup

aman maka perlindungan khusus untuk itu dapat dibuat (sheleter).

Pada peledakan di PT Semen Tonasa pemegang mesin berlindung dibalik alat berat hal ini untuk

keamanan dan keselamatan.

7.Tanda peringatan sebelum peledakan.

- Sebelum dilakukan peledakan maka orang-orang disekitar daerah pengaruh gas dan lemparan batu

peledakan harus diberi aba-aba peringatan agar berlindung atau menyingkir. Demikian juga

halnya dengan perlatan, sebelumnya sudah harus diamankan/disingkirkan.

- Aba-aba yang digunakan berupa sirine dan hanya berbunyi sekali.

- Tenggang waktu antara aba-aba peringatan dengan saat peledakan harus cukup untuk memberi

kesempatan kepada orang-orang untuk berlindung.

- Sebaiknya aba-aba dilakukan dalam beberpa tahap dan tiap tahap mempunyai arti tersendiri dan

dimengerti setiap orang khususnya pemegang eksploder.

- Bila di dekat lapangan peledakan terdapat jalan lalu lintas utama tambang maka jalan tersebut

harus ditutup atau diblokir.

- Sebelum aba-aba yang terakhir maka mandor lapangan atau pengawas ledakan harus memriksa

daerah dan sekitar peledakan.

- Kondensator di dalam eksploder sedang diisi dengan arus kabel listrik dari baterainya.

- Kabel utama telah disambung dengan exploder.

Page 20: Peledakan Coy

Bila tejadi penundaan peledakan, karena sesuatu hal yang masih aman, maka komunikasinya

dapat dibuat aba-aba khusus.

8. Proses Meledaknya Bahan Peledak

Pada bahan peledak yang digunakan untuk maksud memecahkan batuan (industri

pertambangan) proses pecahnya batuan secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut. Pada saat

bahan peledak (tertanam di batuan) meledak, tekanan yang sangat tinggi (dapat mencapai 50.000-

4.000.000 psi) menghancurkan batuan di daerah sekitar lubang ledak. Gelombang kejut akan

merambat dengan cepat (3.000-5.000 meter/detik) meninggalkan lubang ledak akan menimbulkan

rekahan menjari yang menjalar dari daerah lubang ledak.

Perambatan gelombang kejut ini apabila mencapai bidang bebas (permukaan batuan yang

berhubungan dengan atmosfir), tekanan akan turun dengan cepat dan berubah menjadi gelombang

tarik. Gelombang tarik ini merambat kembali ke dalam batuan. Oleh karena batuan mempunyai

ketahanan terhadap tarikan lebih kecil dibanding terhadap gaya tekan, maka hancurlah batuan

tersebut. Artinya bahwa gelombang kejut (daya hentak) yang ditimbulkan oleh bahan peledak

konvensional tersebut akan mengalami pelemahan ketika bertemu dengan bidang bebas (atmosfir).

Artinya bahwa gelombang kejut dari peledakan bom tersebut menjalar melalui atmosfir (blast).

Dengan demikian dapat dibayangkan luar biasa besarnya daya ledak bom tersebut, karena daya

hentaknya dapat menjalar dengan cepat melalui udara dan akhirnya meluluh lantakkan bangunan dan

manusia yang merupakan bukan bidang bebas.

Berarti bahwa bom tersebut mengandalkan daya rusak dari tekanan ledakan yang

menghasilkan hentakan udara (blast) yang merambat dengan cepat melalui atmosfir. Tekanan dan

Page 21: Peledakan Coy

panas yang sangat tinggi menjalar dengan cepat menyapu dan membakar semua yang dilewati. Efek

yang ditimbulkan adalah menggetarkan dan membakar dengan sangat cepat benda-benda (apalagi

manusia) yang dilaluinya. Ditambah lagi keadaan daerah sekitar kejadian banyak terdapat tangki

bahan bakar dalam kendaraan dan juga tabung-tabung gas, ini semakin menambah efek bakar yang

ditimbulkan luar biasa dahsatnya.

9. Pemeriksaan / Pengamanan Setelah Peledakan

Setelah seperempat jam ledakan terakhir maka dilakukan pemeriksaan terhadap gas gas

beracun dan peledakan mangkir.Tanda-tanda lubang ledak yang mangkir

1. Permukaan tanah di atas lubang ledak masih utuh.

2. Terdapat bongkahan-bongkahan besar yang tidak lazim dan tidak seperti bongkahan lubang

ledak yang lain.

3. Terdapat serakan bahan peledak yang masih utuh di permukaan atau di sela-sela bongkahan.

Penanganan untuk lubang ledak yang mangkir pada PT Semen Tonasa adalah adalah dilakukan

peledakan ulang dan harus dilakukan pada hari itu juga sebab jika dibiarkan dapat membahayakan

jiwa.

II. 6 Pola Pemboran dan Pola Peledakan

II.6.1 Pola Pemboran

Page 22: Peledakan Coy

Berdasarkan klasifikasi diatas maka pola pemboran yang digunakan pada daerah pengamatan

yaitu square pattern dengan jarak spasi yaitu ; 2,5 m dan burden 2,5 m.. Jumlah lubang bor yang

akan diledakkan yaitu sekitar 120 lubang dengan kedalaman lubang bor sekitar 2 rod batang bor yaitu

6,5 m Alat bor yang digunakan jenis Furukawa HCR 1500, seperti yang ditunjukkan gambat

dibawah ini :

II.6.2 Pola Peledakan

Pola peledakan merupakan urutan waktu peledakan antara lubang-lubang bor dalam

satu baris dengan lubang bor pada baris berikutnya, ataupun antara lubang bor yang satu

dengan lubang bor yang lainnya. Pola peledakan ini ditentukan berdasarkan urutan waktu

peledakan serta arah runtuhan material yang diharapkan.

Berdasarkan arah runtuhan batuan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Box Cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke depan dan

membentuk kotak.

2. Corner cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya ke salah satu sudut

dari bidang bebasnya.

3. V cut, yaitu pola peledakan yang arah runtuhan batuannya kedepan dan membentuk

huruf V.

Berdasarkan urutan waktu peledakan, pola peledakan diklasifikasikan sebagai berikut :

Page 23: Peledakan Coy

1. Pola peledakan serentak, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan secara serentak

untuk semua lubang ledak.

2. Pola peledakan beruntun, yaitu suatu pola yang menerapkan peledakan dengan waktu

tunda antara baris yang satu dengan baris lainnya.

Pola peledakan yang digunakan pada PT Semen Tonasa yaitu pola peledakan

beruntun dengan waktu tunda antara baris satu dengan yang lainnya sekitar 25 ms. Adanya

pola peledakan beruntun ini akibat penggunaan delay detenator dari 0 – 9 delay . Berdasarkan

arah runtuhannya maka peledakan yang dilakukan digolongkan kedalam boxcut yaitu arah

lemparan kedepan dan membentuk kotak. Arah lemparan berbentuk boxcut ini ditumbulkan

oleh susunan delay detenator yang digunakan tiap lubang.

2.7 Desain Peledakan

Operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang bor harus dievaluasi dengan hati

hati untuk mendapatkan hasil optimum dari bahan peledak yang dipilih. faktor faktor yang

perlu diperhatikan dalam desain peledakan adalah :

- Diameter lubang bor

- Ketinggian jenjang

- Burden dan spacing

Page 24: Peledakan Coy

- Struktur batuan

- Fragmentasi

- Kestabilan jenjang

- Tipe bahan peledak yang digunakan

Geometri peledakan pada salah satu tambang quarry PT Semen Tonasa adalah :

- Tinggi jenjang 6 m

- Diameter lubang bor 4 inch atau 10,16 cm

- Spacing 2,5 m

- Burden 2,5 m

- Kedalaman lubang bor 6,5 m

- Panjang isian bahan peledak 4,5 m

- Steaming 2 m

1. Diameter Lubang Bor

Pemilihan diameter lubang bor tergantung pada tingkat produksi yang diinginkan.

Dengan lubang bor yang lebih besar maka lebih besar pula tingkat produksi yang

dihasilkan.pemilihan lubang bor secara tepat aadalah penting untuk memperoleh hasil

fragmentasi secara maksimal dengan biaya rendah. m. Untuk kontrol desaindengan hasil

fragmentasi yang bagus , menurut pengalaman maka diameter lubang bor harus berkisar

antara 0,5 % - 1 % dari tinggi jenjang. Tinggi jenjang pada quarri adalah 6 m, maka

secara matematis diameter lubang bor harus berkisar antara 5 cm – 10 cm. Hasil

Page 25: Peledakan Coy

perhitungan ini sesuai dengan data yang diambil dimana diameter lubang bor peledakan

yang digunakan pada quarry PT Semen Tonasa yaitu 4 inch atau sekitar 10,16 cm.

Diameter lubang bor mempunyai hubungan dengan tinggi jenjang dimana jika

tinggi jenjang rendah dipakai diameter lubang kecil dan sebaliknya jika tinggi jenjang

tinggi maka dipakai diameter lubang bor yang besar.

Burden

Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak terhadap bidang bebas

terdekat dan merupakan arah pemindahan batuan (displacement) akan terjadi.Jika burden

terlalu kecil memungkinkan terjadinya fly rock, air blast dan fragmentasi batuan yang

dihasilkan relatif tidak seragam, sedangkan burden yang terlalu besar maka akan terjadi

backbreak dan kerusakan pada dinding jenjang.

2. Spasi

Spasi adalah jarak terdekat antara dua lubang ledak yang berdekatan di dalam satu

baris (row). Apabila jarak spasi terlalu kecil akan menyebabkan batuan hancur menjadi

halus, disebabkan karena energi yang menekan terlalu kuat, dan menimbulkaan efek

ledakan berupa noise (kebisingan) dan flyrocks.

Page 26: Peledakan Coy

Sedangkan bila spasi terlalu besar akan menyebabkan banyak bongkah atau bahkan

batuan hanya mengalami keretakan dan menimbulkan tonjolan diantara dua lubang ledak

setelah diledakkan.

Steaming

Stemming adalah tempat material penutup di dalam lubang ledak, yang letaknya di

atas kolom isian bahan peledak.

Fungsi stemming adalah agar terjadi keseimbangan tekanan dan mengurung gas-gas hasil

ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang maksimal dan juga berfungsi

untuk mencegah agar tidak terjadi batuan terbang (flyrock) dan ledakan tekanan udara

(airblast) saat peledakan.

3. Arah Pemboran

Secara umum arah pemboran terdiri dari dua jenis yaitu :

-Pemboran miring

-Pemboran vertikal

Pemboran miring biasanya untuk mengurangi back reak. pemboran miring mempunyai

banyak keuntungan bila dibandingkan dengan pemboran tegak antara lain :

- Mengurangi biaya pemboran dan komsumsi bahan peledak karena memiliki

burden besar.

- Akan diperoleh jenjang yang stabil

Page 27: Peledakan Coy

- Hasil tumpukan lebih bagus

- Mengurangi timbulnya resiko tonjokan dan back break.

Pemboran yang digunakan pada salah satu tambang quarry PT Semen Tonasa yaitu

pemboran tegak, dengan alasan pemboran miring memiliki resiko yang besar.

II.8 Sistem Rangkaian Peledakan

Secara umum terdapat 4 tipe/ cara melakukan penyambungan detonator listrik, yaitu

dirangkai secara :

Seri

Paralel

Paralel – Seri

Seri – Paralel

Tetapi Pada Perusahaan Tambang quarry PT . Semen Tonasasistem rangkaian yang

digunakan adalah rangkaian seri paralel seperti penjelasan dibawah ini :

Rangkaian seri paralel

Page 28: Peledakan Coy

Dalam hubungan seri – paralel masing-masing sambungan seri digabungkan lagi dengan

hubungan paralel dengan sambungan seri yang lain, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Tipe hubungan ini sering digunakan bila jumlah total detonator listrik yang akan diledakkan

melebihi 50. Tiap-tiap seri sebaiknya terbatas hanya 40 detonator atau maksimum resistor 100

ohm.