proposal ta milka-final

Upload: milkasecapramana

Post on 06-Jul-2015

330 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS SURABAYA

Nama NRP

: Milka Secapramana : 6083821 2. Bapak Eric Wibisono, S.T., M.Eng.

Pembimbing yang diusulkan : 1. Ibu M. R. Lisa Mardiono, S.T., M.T. A. JUDUL PENELITIAN Sistem Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Balanced Scorecard dan Pembobotan Fuzzy AHP di PT. Emdeki Utama Produsen Karbit Nasional, Gresik. B. LATAR BELAKANG Dalam era globalisasi, tidak ada satu perusahaan pun yang dapat menghindari persaingan internasional. Keterbukaan ekonomi suatu negara membuka pula persaingan internasional. Keterbukaan ekonomi suatu negara membuka pula pengaruh dan rangsangan yang datang dari luar negara itu. Dalam keadaan demikian, setiap perusahaan yang ingin maju harus mengikuti perkembangan, cepat tanggap terhadap pengaruh dan rangsangan yang masuk, serta mengusahakan kemajuan usahanya. Tuntutan terhadap profesionalisme makin tinggi, kemantapan daya saing harus semakin tangguh, dan strategi perkembangan harus makin jitu terhadap realitas pasar yang ada. Agar suatu perusahaan dapat terus eksis, maka setiap perusahaan harus bekerja secara keras dan cerdas dengan membuat strategi-strategi bisnis serta usahausaha perbaikan yang dapat dilihat dari data-data masa lalu agar di masa yang akan datang, kesalahan yang sama tidak terulang kembali. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan penilaian atas kinerjanya dari periode-periode yang lalu dan mendatanya agar upaya-upaya perbaikan dapat ditentukan. Kesalahan yang sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan adalah mereka hanya mengukur peningkatan atau penurunan sebuah perusahaan hanya dari segi finansial saja karena memang segi finansial bukti yang paling nyata dan mudah terlihat efeknya. Perusahaan menerima uang, lalu setelah menghitung-hitung biaya produksi dll dapat diketahui besarnya untung dan rugi lalu mereka terus menerus fokus pada segi

finansial agar untung yang diperoleh dapat terus meningkat. Namun, sebenarnya pengukuran kinerja tidak hanya sebatas dalam hal finansial saja melainkan faktor-faktor nonfinansial juga memegang peranan penting dalam memajukan dan membantu perusahaan dalam mencapai visi serta misinya. Batasan-batasan yang dimiliki oleh pengukuran kinerja yang hanya melihat dari segi finansial saja, yaitu: 1. Pengukuran finansial hanya peduli pada elemen-elemen biaya dan mencoba untuk mengukur kinerja semata-mata hanya dari syarat finansial, namun banyak peningkatan mengenai uang sulit untuk diukur, seperti mereduksi lead time, peningkatan kualitas, dan pelayanan pelanggan. 2. 3. Laporan finansial biasanya dibuat secara bulanan dan hasil-hasil Pengukuran finansial telah ditentukan dalam format yang tidak fleksibel keputusan yang telah dibuat adalah satu atau dua bulan sebelumnya. digunakan oleh seluruh departemen, mengabaikan fakta bahwa sebuah departemen memiliki karkateristik yang unik dan prioritas-prioritas yang berbeda-beda. Salah satu pengukuran kinerja yang paling terkenal adalah Balanced Scorecard. Balanced Scorecard tidak hanya berfokus pada hasil finansial melainkan juga nonfinansial, perspektif kinerja internal-eksternal, dan membantu memberikan pandangan yang lebih menyeluruh pada suatu perusahaan yang pada akhirnya akan membantu organisasi untuk bertindak tidak hanya sesuai dengan tujuan jangka pendeknya melainkan juga sesuai dengan tujuan jangka panjangnya. Balanced Scorecard dikembangkan dan dipromosikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1992). Balanced Scorecard mengusulkan bahwa sebuah perusahaan harus menggunakan sebuah pengukuran seimbang yang memungkinkan manajer atas untuk mengambil sebuah penglihatan bisnis komprehensif dan cepat dari empat buah perspektif, yaitu financial perspective, internal business perspective, customer perspective, dan innovation and learning perspective. Dengan memberikan informasi dari keempat perspektif, Balanced Scorecard dapat meminimalkan kelebihan informasi dengan membatasi angka pengukuran yang digunakan. Selain itu, Balanced Scorecard juga memaksa manajer untuk fokus pada sedikit pengukuran yang paling kritis. Di samping itu, kegunaan dari beberapa perspektif juga melawan sub-optimasi dengan

menarik

senior

manager

untuk

mempertimbangkan

semua

pengukuran

dan

mengevaluasi apakah peningkatan di satu area mungkin untuk dicapai pada biaya lain. PT Emdeki Utama adalah pabrik Kasium Karbit (Calcium Carbide-CaC2) pertama dan satu-satunya di Indonesia hingga saat ini. Pabrik ini didirikan pada tahun 1987 dan berlokasi di desa Krikilan, Kabupaten Gresik-Jawa Timur. Pembentukan PT Emdeki Utama merupakan usaha dari Metropolitan Development Group untuk melakukan diversifikasi horizontal ke dalam industri kimia dasar. Oleh karena itu, misi yang diemban oleh PT Emdeki Utama adalah mengembangkan industri kimia dasar, yaitu bidang kimia dasar non-organik yang diawali dengan pembangunan pabrik Kalsium Karbit. Unsur-unsur dasar pemilihan produk ini sebagai awal usaha industri manufaktur kimia dasar non-organik, di antaranya adalah: a. Keyakinan bahwa produk kalsium karbit ini dapat dikembangkan untuk menjadi produk pengganti impor dan bahkan untuk menjadi produk ekspor di masa datang. b. Keyakinan bahwa perusahaan mampu menyediakan kalsium karbit yang mutunya sesuai dengan kebutuhan konsumen belum tersedia di pasar (berbagai ukuran dan kemasan). c. Keyakinan bahwa teknologi yang digunakan dapat dipilih dari teknologi yang sesuai untuk menghasilkan mutu dan biaya yang kompetitif di samping member perhatian tentang kesempatan kerja yang sangat dibutuhkan di Indonesia. d. Keyakinan bahwa industri ini sebagai proyek, dapat memberi laba yang cukup kepada para investor. e. Keyakinan bahwa keberhasilan di bidang ini akan menambah dan meninggikan citra (image) Metropolitan Group, hingga akan menambah pula kelancaran pengembangan usaha lainnya, terutama dalam rangka go public (anak-anak usahanya). PT Emdeki Utama merupakan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang mengikuti arah kebijakan pemerintah. Perusahaan ini dibentuk untuk memproduksi karbit dengan tujuan substitusi impor. Sebelum PT Emdeki Utama dibangun, karbit

diimpor dari Negara-negara Afrika Selatan, Cina, Polandia, Taiwan dengan jumlah ratarata 25.000 ton dengan nilai US$ 8,75 juta pertahun. PT. Emdeki Utama memulai produksi percobaannya pada tanggal 10 November 1987, yang disusul dengan dimulainya produksi komersial pada tanggal 1 Februari 1988. Penjualan karbit MDQ meningkat pesat, sehingga dalam kurun waktu dua tahun berikutnya (akhir tahun 1989), 80% dari kebutuhan karbit di Indonesia telah menjadi pasar tetapnya, dan 10% dari hasil produksinya diekspor (Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan, Singapura, Emirat Arab, India, Pakistan, Autralia, Papua New Guinea, dan Selandia Baru). Karbit MDQ yang juga dikenal sebagai Karbit Tiga Nyala disalurkan melalui sepuluh distributor/penyalur utama yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini, PT Emdeki Utama belum memiliki sistem pengukuran kinerja di perusahaannya. Perusahaan ini masih menganut pengukuran kinerja tradisional, yaitu hanya mengukur kinerja dari segi finansial saja. Oleh karena itu, Balanced Scorecard dipilih untuk memperkenalkan metode pengukuran kinerja yang baru kepada PT Emdeki Utama sehingga untuk ke depannya, perusahaan tidak hanya fokus kepada segi finansial saja melainkan juga segi nonfinansial sehingga perusahaan dapat mengalami kemajuan dengan lebih maksimal. C. RUMUSAN MASALAH Sebuah pengukuran kinerja diperlukan dalam upaya membantu perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya dalam era globalisasi ini. Perbaikan-perbaikan dan penilaian-penilaian dari periode masa lalu harus dilakukan untuk kemajuan perusahaan. Oleh sebab itu, beberapa hal yang harus dibahas dan diselesaikan permasalahannya, yaitu: 1. Apa indikator yang perlu diprioritaskan perusahaan? 2. Bagaimana hasil pengukuran kinerja PT Emdeki Utama dengan pendekatan Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy? 3. Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi/memperbaiki permasalahan untuk meningkatkan kinerja PT Emdeki Utama?

D. TINJAUAN PUSTAKA Dalam artikel The Balanced Scorecard: Measures That Drives Performance (Harvard Business Review, January-February 1992), Kaplan melakukan riset terhadap 12 perusahaan yang memiliki kinerja yang bagus secara finansial. Dalam riset awal yang dilakukan tersebut ditemukan bahwa 10 perusahaan di antaranya memiliki kriteriakriteria yang menunjukkan bahwa Balanced Scorecard dapat diterapkan. Beberapa perusahaan mencoba mengimplementasikan konsep Balanced Scorecard dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja finansial mereka, serta untuk mempengaruhi perubahan kultur yang ada dalam perusahaan. Terjadinya perubahan kultur dalam perusahaan ini disebabkan karena adanya perubahan dari sistem yang telah lama diterapkan oleh perusahaan kepada suatu sistem baru. Sistem yang baru ini dirancang untuk melipatgandakan kinerja dengan empat perspektif, yaitu : perspektif finansial, perspektif customer, perspektif proses bisnis (internal) dan perspektif perumbuhan dan pembelajaran. Menurut OReilly (Mattson, 1999, pp.1), sebenarnya Balanced Scorecard memiliki fokus yang sama dengan praktik manajemen tradisional, yaitu sama-sama berorientasi pada customer dan efisiensi atas proses produksi, tetapi yang membuat berbeda adalah Balanced Scorecard ini memberikan suatu rerangka pengembangan organisasi bisnis untuk melakukan pengukuran dan monitoring semua faktor yang berhubungan dengan hasil tersebut secara terus menerus. Dengan adanya konsep Balanced Scorecard akan terus terpelihara arah dan kemajuan perusahaan sesuai dengan apa yang menjadi visi dan misi organisasi. Selain itu, Balanced Scorecard akan membantu perusahaan dalam menyelaraskan tujuan dengan satu startegi yang ingin diterapkan karena Balanced Scorecard membantu mengeliminasi berbagai macam startegi manajemen puncak yang tidak sesuai dengan strategi karyawan dengan cara membantu karyawan untuk memahami bagaimana peran serta mereka dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Choironi (2007) dalam artikelnya yang berjudul Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja dengan Model Balanced Scorecard dan Analytical Hierarchy Process Fuzzy di PT Supra Aluminium Industri melakukan penelitian tersebut dengan

tujuan untuk menentukan sasaran strategis dan Key Performance Indicator (KPI), merancang sistem pengukuran kinerja dengan prinsip Balanced Scorecard dan mengukur kinerja perusahaan sebagai acuan untuk peningkatan kinerja PT. SAI secara berkelanjutan. Langkah dalam penelitian Choironi ini adalah dengan mengidentifikasi masalah, merancang sistem pengukuran kinerja dengan cara menetapkan sasaran strategis dan KPI berdasarkan prinsip Balanced Scorecards, melakukan pengukuran kinerja yang meliputi pembobotan prioritas dengan metode Fuzzy AHP, menentukan skor dengan diagram OMAX serta menentukan nilai pencapaian KPI. Setelah itu dilakukan evaluasi dan analisa data terhadap hasil pencapaian kinerja untuk kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian tersebut menunjukkan hasil yang berbeda dengan AHP konvensional. Hal ini disebabkan pada perhitungan fuzzy AHP diperlukan suatu nilai yang tidak hanya satu tetapi nilai optimis dan nilai persimis dari suatu nilai pairwise comparison. Fuzzy AHP memiliki kelebihan, yaitu tingkat subjektivitas dari pengambilan keputusan dapat diakomodasi. Penelitian Choironi menggunakan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggabungkan dua metode, yaitu Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP. Menurut Kaplan dan Norton (1996, pp.2), Balanced Scorecard menerjemahkan visi, misi, dan startegi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh yang memberi kerangka kerja bagi pengukuran dan sistem manajemen startegis, dimana dalam penelitian ini akan digunakan juga analisis matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Selain tetap memberi penekanan pada pencapaian tujuan finansial, Balanced Scorecard juga memuat faktor pendorong kinerja tercapainya tujuan finansial tersebut. Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan mencatat hasil kinerja finansial sekaligus memantau kemajuan perusahaan dalam membangun kemampuan dan mendapatkan aktiva tak berwujud yang dibutuhkan untuk pertumbuhan masa datang. Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Balanced Scorecard juga membutuhkan pembobotan. Pembobotan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pembobotan fuzzy AHP (Analytical Hierarchy Process), karena dalam menentukan pembobotan ada suatu keragu-raguan dalam menentukan nilai yang tepat untuk mengukur suatu indikator. Fuzzy AHP merupakan solusi yang tepat digunakan

untuk pengambilan

keputusan/ kebijakan

karena metode ini mendefinisikan

permasalahan yang terjadi ke dalam hierarki dan menghasilkan suatu keputusan berdasarkan rangking prioritas berdasarkan bobot kriteria. Selanjutnya didapatkan alternatif solusi berdasarkan pada skala prioritas dan bobot kriteria dari berbagai pendapat subjektif (Hsieh, 2004). Penelitian yang telah ada menunjukkan bahwa metode ini dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks serta serba tidak pasti dan telah berhasil dalam membantu pengambilan keputusan/ kebijakan dalam perusahaan. a. Visi, misi, strategi Setiap perusahaan yang ingin maju, pasti memiliki visi dan misi. Tanpa visi dan misi, perusahaan seperti buta arah dan tidak tahu tujuan. Kegunaan perusahaan memiliki visi dan misi adalah agar mereka dapat memiliki cita-cita, arah, dan tujuan yang ingin dicapai di masa depan untuk mencapai kesuksesan jangka panjang. Untuk mencapai visi dan misi itu, perusahaan harus menetapkan startegi untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. b. Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) Teknik Analisis SWOT dibuat oleh Albert Humphrey yang memimpin proyek riset pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Analisis SWOT adalah analisis terhadap peluang (opportunities), ancaman (threats), kekuatan (strengths), dan kelemahan (weaknesses) perusahaan dalam memasuki lingkungan industri dan lingkungan makro (Mulyadi, 2001, pp.96). Analisis terhadap peluang dan ancaman merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang berasal dari pihak luar perusahaan. Analisis kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor-faktor intern perusahaan. c. Matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) Analisis SWOT didasarkan pada hubungan atau interaksi antara unsur-unsur internal, yaitu kekuatan dan kelemahan, terhadap unsur-unsur eksternal yaitu peluang dan ancaman. Analisis SWOT dengan rerangka Balanced Scorecard memperluas lingkup analisis sehingga manajemen dapat memperoleh gambaran komprehensif

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Kekomprehensivan analisis SWOT dengan digunakannya rerangka Balanced Scorecard menjanjikan efektivitas strategi yang ditempuh oleh perusahaan untuk mewujudkan visinya (Mulyadi, 2001, p. 97). Di dalam penelitian SWOT kita ingin memperoleh hasil berupa kesimpulankesimpulan berdasarkan keempat faktor tersebut yang sebelumnya telah dianalisis: 1. Strategi Kekuatan-Kesempatan (S dan O atau Maxi-maxi) Strategi yang dihasilkan pada kombinasi ini adalah memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Misalnya bila kekuatan perusahaan adalah pada keunggulan teknologinya, maka keunggulan ini dapat dimanfaatkan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaannya dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan. 2. Strategi Kelemahan-Kesempatan (W dan O atau Mini-maxi) Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi ini adalah mengatasi kelemahan agar dapat memanfaatkan kesempatan. 3. Strategi Kekuatan-Ancaman (S dan T atau Maxi-mini) Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya, ancaman perang harga. 4. Strategi Kelemahan-Ancaman (W dan T atau Mini-mini) Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus kelemahan intern, strategi yang umumnya dilakukan adalah keluar dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang diambil adalah mencairkan sumber daya yang terikat pada situasi yang mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat, dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang.

Dengan mengetahui situasi yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap, dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat. Penggambaran matriks SWOT dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Faktor-faktor organisasi Opportunity (O) Faktor peluang eksternal Strength (S) Faktor kekuatan internal Maxi-maxi (Strength Opportunity) menggunakan untuk Threat (T) Faktor ancaman eksternal peluang Maxi-mini (Strength-Threat) menggunakan Weakness (W) Faktor kelemahan internal Mini-maxi (Weakness-Opportunity) strategi yang kelemahan

Menciptakan strategi yang Menciptakan kekuatan meminimalkan

memanfaatkan untuk memanfaatkan peluang Mini-mini (Weakness-Threat) strategi yang kekuatan meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Menciptakan strategi yang Menciptakan untuk mengatasi ancaman

Gambar 1 : Matriks Strength, Weakness, Opportunity, Threat

d. Kerangka Kerja Balanced Scorecard Ada 4 perspektif untuk membentuk kerangka kerja balanced scorecard. (Robert & Norton, 1996). Gambar 2 menggambarkan mengenai Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja untuk menerjemahkan strategi ke dalam kerangka operasional. 1. Perspektif Finansial (Financial) Tujuan finansial menggambarkan tujuan jangka panjang perusahaan: pengembalian modal investasi yang tinggi dari setiap unit bisnis. Tujuan finansial menjadi fokus tujuan dan ukuran di semua perspektif scorecard lainnya. Setiap ukuran terpilih harus merupakan bagian dari hubungan sebab akibat yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja keuangan. Ada tiga tema finansial yang dapat mendorong penetapan strategi bisnis, yaitu bauran dan

pertumbuhan pendapatan, penghematan biaya/peningkatan produktifitas, dan pemanfaatan aktiva/strategi investasi. 2. Perspektif Bisnis Internal (Internal Business) Dalam perspektif proses bisnis internal, para manajer mengidentifikasi berbagai proses penting yang harus dikuasai perusahaan dengan baik agar mampu memenuhi tujuan para pemegang saham dan segmen pelanggan sasaran Perusahaan biasanya mengembangkan tujuan dan ukuran-ukuran untuk perspektif ini setelah merumuskan tujuan dan ukuran untuk perspektif finansial dan pelanggan. Urutan ini memungkinkan perusahaan memfokuskan pengukuran proses bisnis internal kepada proses yang akan mendorong tercapainya tujuan yang ditetapkan untuk pelanggan dan para pemegang saham. Ada tiga proses bisnis utama pada perspektif ini, yaitu inovasi, operasi, dan layanan purna-jual. 3. Perspektif Pelanggan (Customer) Pada saat merumuskan perspektif pelanggan, para manajer harus memiliki gagasan yang jelas tentang segmen pelanggan dan segmen bisnis sasaran, dan memilih serangkaian pengukuran hasil utama. Perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan pentingkepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, dan profitabilitas dengan pelanggan dan segmen pasar sasaran. Ukuran hasil ini memberikan sasaran bagi berbagai proses pemasaran, operasional dan logistic, serta pengembangan produk dan jasa. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth) Kemampuan perusahaan untuk mencapai sasaran-sasaran ambisius tujuan financial pelanggan, dan proses bisnis internal bergantung kepada kapabilitas perusahaan dalam pembelajaran dan pertumbuhan. Faktor enabler bagi pembelajaran dan pertumbuhan terutama berasal dari tiga sumber : pekerja, sistem, dan keselarasan perusahaan. Strategi untuk mencapai kinerja yang superior pada umumunya mebutuhkan investasi yang besar dalam sumber daya manusia, sistem, dan proses yang membentuk kapabilitas perusahaan. Tiga

pengukuran

utamanya

adalah

kepuasan

pekerja,

retensi

pekerja,

dan

produktivitas pekerja.

Gambar 2 : Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja Sunber: Kaplan dan Norton (1996)

Gambar 3: Cause and Effect Relationship of Performance Measurement. Sumber: Kaplan and Norton, Menerapkan strategi menjadi aksi Balanced Scorecard Boston: Harvard Business School Press, 1996, pp. 31.

Gambar di atas menjelaskan bahwa kinerja keuangan (financial) sebenarnya merupakan hasil dari suatu proses yang berlanjut yang dimulai dengan adanya peningkatan kemampuan sumberdaya, selanjutnya berimplikasi pada kualitas proses yang lebih baik. Kualitas proses yang lebih baik akan berakibat penyerahan produk dan jasa yang berkualitas dan tepat waktu sehingga akan menyebabkan pelanggan loyal dan mereka bersedia membayar lebih besar dan berkelanjutan, yang pada akhirnya akan menaikkan laba perusahaan. e. Pembobotan dengan Menggunakan Fuzzy Analitycal

Hierarchy Process (AHP) Seringkali seorang pengambil keputusan dihadapkan pada suatu permasalahan yang sulit dalam penentuan pembobotan setiap kriteria karena dalam penerapan AHP pengambilan keputusan dilakukan dengan banyak kriteria yang bersifat subjektif. Oleh karena itu, metode pendekatan untuk menangani kelemahan AHP ini digunakan konsep

fuzzy AHP dengan pembobotan non-additive yang dikembangkan oleh Yudhistira, dkk (2002, dalam Renata, 2010). Secara umum, prosedur perhitungannya terdiri dari empat langkah, yaitu : 1. Penilaian alternatif terhadap setiap kriteria Pengambilan keputusan diminta memberikan suatu rangkaian penilaian terhadap alternatif x yang ada dalam bentuk bilangan fuzzy triangular ( triangular fuzzy number (TFN)), yang disusun berdasarkan variabel linguistic. Selanjutnya nilai fuzzy didefinisikan bagi setiap alternate pada setiap kriteria. 2. Pembobotan kriteria Langkah 2 yaitu pembobotan kriteria, Zeleny dalam Rahardjo & Sutapa (2002) membaginya menjadi dua tipe yaitu: a. Bobot prior wi, yang sifatnya relatif stabil, menggambarkan keadaan psikologis dan sosial dari pengambilan keputusan.i b. Bobot informasi , sifatnya tidak stabil

3. Perhitungan nilai akhir Langkah-langkah peritungan meliputi: a. Menetapkan nilai possibility dari setiap alternatif b. Menentukan dasar ketepatan dari setiap himpunan c. Peringkat dari bilangan fuzzy didapatkan dari evaluasi setiap alternatif didasarkan pada kriteria yang berhubungan dengan batas atas yang diharapkan dan nilai batas bawah yang diharapkan 4. Ranking dan keputusan akhir Untuk mendapatkan nilai total pada level tertinggi (keputusan akhir), maka nilainilai yang didapat dari setiap subhierarki harus diagregat. f. Dashboard Balanced Scorecard Menurut Alexander (2007, dalam Wijaya, 2011, pp. II-23), Dashboard merupakan suatu laporan yang efektif dengan mengembangkan sebuah laporan yang menampilkan semua KPI penting dalam format presentasi visual, dalam bentuk grafik, diagram, dan tabel. Laporan Dashboard tersusun secara simpel dan mudah dipahami oleh manajer dan para karyawan. Laporan Dashboard menyampaikan informasi

mengenai aspek-aspek utama dari perusahaan untuk mengetahui posisi kinerja perusahaan dan bagaimana posisi perusahaan ke depannya serta mengidentifikasi ancaman-ancaman yang mungkin terjadi. Pada Dashboard akan ditampilkan sekumpulan chart yang diambil dari KPI-KPI penting pada scorecard perusahaan berdasarkan tingkat kepentingan KPI dari hasil pembobotan. Dashboard pada umumnya disampaikan untuk tim manajamen, sehingga dashboard harus dibuat secara ringkas dan informatif.

E. POSISI PENELITIAN Penelitian sejenis yang berhubungan dengan Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP telah dilakukan sebelumnya: 1. Felicia Renata (2010), dalam tugas akhirnya yang berjudul Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Balanced Scorecard dan Pembobotan Fuzzy AHP di PT. Asaya Graha Sentrindo, Semarang. Renata melakukan pengukuran kinerja perusahaan saat itu dengan menggunakan metode Balanced Scorecard untuk mendapatkan hasil pengukuran kinerja yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan di masa mendatang dan memodifikasikannya dengan beberapa pendekatan lain, yaitu dengan menggunakan analisis SWOT dan metode pembobotan Fuzzy AHP. Dengan melakukan pengukuran itu, Renata dapat mengetahui kelemahan-kelemahan serta kelebihan yang dimiliki oleh PT. Asaya Graha Sentrindo dan dapat ditentukan ide-ide perbaikannya untuk meningkatkan performansi/ kinerja perusahaan. Melalui hasil pengukuran kinerja tersebut akhirnya diperoleh ide-ide perbaikan seperti : meningkatkan penjualan setiap bulannya, mendata ulang asset perusahaan yang tidak perlu, meningkatkan layanan customer, meningkatkan ketepatan pesediaan barang, meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja, dll. 2. Priskila S. Wijaya (2011), dalam tugas akhirnya berjudul Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada DRM Team, Surabaya. Wijaya menggunakan Balanced Scorecard untuk memperoleh hasil pengukuran kinerja perusahaan selama 4 periode pengamatan dan pembobotan yang dilakukan dengan menggunakan metode pairwise comparison. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan, DRM Team melakukan identifikasi SWOT. Setelah mengetahui indikator yang bermasalah, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis penyebab-penyebab dari masalah yang terjadi malalui analisis diagram Ishikawa. Wijaya juga membuat dashboard BSC dengan tujuan untuk menjelaskan hasil KPI kepada manajemen. KPI yang akan masuk ke dalam dashboard merupakan KPI yang dianggap penting, yaitu: kepuasan pelanggan, terjadinya keterlambatan selama event, peralatan berfungsi dengan baik, profit margin on sales, pelanggan kembali, employee satisfaction, dan Event

Occupancy Rate. Melalui hasil pengukuran kinerja tersebut akhirnya diperoleh ideide perbaikan seperti : membuat form jadwal training mengenai product knowledge maupun motivasi diri, menunjuk satu orang sebagai PIC (personal in control) pada tiap event, membagikan kuesioner kepuasan karyawan, memberi diskon, dll. Tugas akhir Wijaya dan Renata memilki kesamaan, yaitu sama-sama memakai Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja perusahaan dan menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan perusahaan. Sedangkan perbedaannya, yaitu pada tugas akhir Renata tidak disajikannya hasil KPI ke dalam dashboard, perusahaan yang digunakan bergerak di bidang pengadaan bahan-bahan bangunan baik secara retail, distribusi, maupun proyek, serta pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode Fuzzy AHP. Pada tugas akhir Wijaya, ia melakukan penelitian pada perusahaan yang bergerak di bidang rental multimedia system dan creative multimedia design, hasil KPI-KPI yang penting disajikan ke dalam dashboard, ia juga menggunakan diagram ishikawa untuk menganalisis penyebab-penyebab dari masalah yang terjadi, serta pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode pairwise comparison. Penelitian yang akan dilakukan di PT. Emdeki Utama adalah dengan menggunakan Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja perusahaan dan pembobotan yang digunakan adalah Fuzzy AHP. Selain itu, pengunaan dashboard Balanced Scorecard juga akan digunakan untuk menyajikan KPI-KPI yang penting untuk menjelaskan hasil KPI kepada pihak manajemen. F. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui indikator apa saja yang perlu diprioritaskan oleh perusahaan. 2. Mengetahui dan Mengenalkan sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP kepada PT. Emdeki Utama sehingga perusahaan dapat melihat peran faktor nonfinansial dalam mendukung kesuksesan faktor finansial perusahaan (tidak mengukur kesuksesan hanya dari segi finansial semata).

3. Memberikan solusi untuk meningkatkan potensi/memperbaiki permasalahan yang ada pada perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. G. MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian ini diharapkan manajemen mampu menafsirkan dampak trend perubahan lingkungan bisnis yang kompleks terhadap visi, misi, dan tujuan perusahaan. Selain itu, diharapkan melalui empat perspektif Balanced Scorecard, manajemen dapat secara komprehensif memperoleh gambaran kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan di masa depan sehingga dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan perusahaan. H. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap yang perlu dilakukan dalam memecahkan suatu permasalahan. Berikut ini adalah tahap-tahap penelitian: 1. Jenis Penelitian Penelitian dibagi menjadi 5 kategori, yaitu: berdasarkan research nature, research philosophy, research approach based on goals, research approach based on modes, dan research strategy. a. Berdasarkan research nature, penelitian ini termasuk applied research, karena penelitian ini berorientasi pada penyelesaian masalah di perusahaan produsen karbit. Metode Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP diaplikasikan untuk mengidentifikasi masalah pengukuran kinerja dalam perusahaan. b. Berdasarkan research philosophy, penelitian ditinjau dari 3 aspek, yaitu dari aspek ontological, epistemological, dan methodological. Ditinjau dari aspek methodological, termasuk ke dalam Positivism Research karena dalam penelitian ini peneliti memandang secara objektif dimana variabel yang ada dapat dikuantitatifkan (dihitung, dibandingkan/ ada ukuran yang jelas), yaitu dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP.

c. Berdasarkan tujuan penelitian (research approach based on goals), penelitian ini termasuk ke dalam explanatory research, karena penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengerti mengapa perlu adanya pengukuran kinerja dalam perusahaan dan mengetahui pentingnya penentuan indikator, sehingga dapat disusun rencana perbaikan pada indikator-indikator yang terpenting tersebut. Jadi penelitian ini mencari sebab-akibat yang diukur menggunakan metode Balanced Scorecard dan fuzzy AHP. d. Apabila dipandang dari mode penelitian (approach based on modes), penelitian ini termasuk induction karena penelitian ini diawali dengan pengumpulan data kemudian menemukan teori/analisis pengukuran kinerja e. Strategi yang dipakai dalam penelitian (research strategy) ini adalah studi kasus (case study research). Namun penekanan penelitian ini ada pada strategi analitical. Jadi secara keseluruhan, penelitian ini dilakukan secara analitic dan diimplementasikan pada sebuah perusahaan sebagai studi kasus. 2. Objek penelitian Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah sistem pengukuran kinerja PT. Emdeki Utama dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP. 3. Pengamatan awal Untuk memudahkan perumusan masalah, maka dilakukan pengamatan awal dengan metode observasi dan diskusi dengan pihak manajemen perusahaan untuk mendapatkan gambaran awal tentang kondisi perusahaan. 4. Perumusan masalah Perumusan masalah diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi perusahaan, yaitu didasarkan pada kebutuhan akan model pengukuran kinerja yang lebih baik. Upaya yang ditempuh untuk masalah ini adalah dengan mengintegrasikan model pengukuran kinerja Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP. 5. Studi Kepustakaan Sebagai pedoman dalam penelitian perlu adanya studi kepustakaan. Studi pustaka ini digunakan untuk membantu peneliti dalam menyelesaikan masalah

yang dihadapi. Literatur yang digunakan adalah jurnal dan buku pedoman yang berhubungan dengan model Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP dan dilakukan pendekatan analitik untuk pengintegrasian model tersebut sehingga didapatkan kerangka model integrasi yang baru. Pengembangan model akan dilakukan secara analitik dengan mengacu pada beberapa referensi ilmiah mengenai Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP. 6. Penentuan Tujuan Penelitian Pada langkah ini, dari rumusan masalah yang telah dilakukan, ditentukan tujuan penelitian dan manfaat yang berguna bagi perusahaan PT. Emdeki Utama , dengan menggunakan metode Balanced Scorecard dan pembobotan fuzzy AHP, serta perbaikan apabila ada sesuatu yang menghambat kinerja perusahaan. 7. Pengumpulan Data dan Pengategorian Variables Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah : Wawancara dengan pihak manajemen perusahaan Melakukan observasi langsung di perusahaan Membaca catatan dan dokumen yang ada di perusahaan Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: Data Primer data yang didapatkan atau dikumpulkan secara langsung melalui wawancara dengan pihak manajemen perusahaan dan pengamatan langsung ke perusahaan. Yang termasuk data primer yaitu: a. Data Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats (SWOT) perusahaan b. Tolak ukur pencapaian strategi atau Key Performance Indicator (KPI) c. Range score untuk masing-masing Key Performance Indicator (KPI) d. Bobot dari masing-masing KPI dan perspektif Balanced Scorecard. e. Departemen yang berkontribusi untuk kinerja perusahaan (tingkat kontribusi departemen untuk tiap KPI pada empat perspektif Balanced Scorecard.

Data Sekunder data yang tidak langsung diperoleh dari sumber utama melainkan telah terususun dalam bentuk dokumen-dokumen tertulis yang dimiliki perusahaan. Yang termasuk data sekunder yaitu: a. Visi dan misi perusahaan b. Struktur organisasi dan Job Description c. Data keuangan perusahaan d. Data konsumen ( jumlah konsumen lama dan baru, jumlah complaint dari pelanggan) e. Data karyawan (jumlah karyawan, training, jumlah kecelakaan kerja) f. Data operasional perusahaan ( jumlah hari dan jam kerja) Variabel-variabel yang ada dalam pengumpulan dan pengolahan data dapat dikategorikan sebagai independent variables dan dependent variables. Independent variables adalah variabels yang menjadi input dalam pengolahan data dan variabel yang mempengaruhi dependent variables. Variabel tersebut adalah seluruh Key Performance Indicator (KPI). Sedangkan dependent variables adalah variabel yang dipengaruhi independent variables. Variabel tersebut adalah Kinerja Perusahaan. 8. Pengolahan Data dan Analisis Hasil Data yang telah dikumpulkan dan dipilih berdasarkan komposisi dari kriteria yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah: a. Mengidentifikasikan visi, misi, strength, weakness, opportunity, dan threat perusahaan. b. Membuat matriks SWOT dan perancangan strategi perusahaan. c. Perancangan pengukuran kinerja dengan menghubungkan matriks SWOT dan Balanced Scorecard d. Pembobotan keempat perspektif Balanced Scorecard dan masing-masing ukuran kinerja dalam setiap prespektif dengan menggunakan pembobotan fuzzy AHP.

e. Pengukuran Scorecard 9. Menganalisis hasil

kinerja

perusahaan

dengan

menggunakan

Balanced

Menganalisia model Balanced Scorecard yang telah dirancang dan hasil yang didapatkan sehingga dapat diketahui permasalahan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan dan alasan di balik hasil yang telah didapatkan tersebut. 10. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan kesimpulan mengenai kinerja perusahaan saat ini yang telah dilakukan dengan menggunakan Balanced Scorecard. Selain itu, memberikan saran yang mungkin dapat diimplementasikan untuk menggunakan potensi positif/ memecahkan masalah yang dimiliki perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja dan hasil pada perusahaan. 11. Flowchart tahapan penelitian

S rt ta

Pna a n e g m ta a a wl

S dPs k tu i u ta a

P n u p la d ta e g mu n a 1. W w n a a a c ra 2. O s rv s la g u g be ai ns n 3. D k m n ou e pr s ha eu a a n

:

P n o h nd ta e g la a a : 1. M n id n a ik nvis e g e tifik s a i , m i , s n th is tre g , wans ek es o p rtu ity po n , d nth a s te i p ru a a n a re t tra g e s h a 2. M m u t m trik S O d np ra ca g ns te i e b a a s W T a e n n a tra g pr s ha eu a a n 3.P ra c n a p n u ua k e d n a e n a g n e g k r n in rja e g n m n h b n k nm triks S O d nB la c dS o c rd eguuga a W T a a n e c re a 4. P m o o nk e p t p rs e tif B la c dS oe ad e b b ta e m a e p k a ne c r c r d nm s g a a in -m s gu ua k e d la s tia p r e a in k r n in rja a m e p esp ktif d n a m n g n k np m o o nfu y A P e g n e g u a a e b b ta zz H 5. P n u u nk ejap r s h a d n a m n g n ka e g k ra in r eu a a n e g n e g u a n B la c dS re ad a n e co c r

,

A a is H s n lis a il Pno hn e g la a D ta a

A a is H s n lis a il P n u ua egk r n K eja in r Pr s ha eu a a n

M la u a re c n e k k n naa pr a a dn eb ik n a p n g a nk e e in k ta in rja pr s ha eu a a n

K s p la e im u n d nS r n a aa

F is in h

Gambar 4: Flowchart Tahapan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA 1. Alexander, Jack, (2007), Performance Dashboard and Analysis for Value Creation, Library of Cogress Cataloging-in-Publication Data, Canada. 2. Budiarti, Isniar. (2005), Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja dan Alat Pengendali Sistem Manajemen Strategis, Majalah Ilmiah Unikom, Vol. 6, pp. 51-59. 3. Ciptani, Monika, (2000), Balanced Scorecard Sebagai Pengukuran Kinerja Masa Depan : Suatu Pengantar, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.2, no.1. 4. Craig, James, Grant, James, (1996), Strategic Management, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, pp.4-5, 18-19. 5. Kaplan, Robert S & David P. Norton,1996, Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Jakarta : Erlangga. 6. Kuncoro, Mudrajad, (2005), Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, Jakarta:Erlangga, pp.58-59. 7. Masudin, Ilyas, (2008), Penerapan Fuzzy Analytical Hierarchy Process Untuk Pemilihan Alternatif Solusi Pengurangan Bullwhip Effect, Jurnal Teknik Industri, Vol.9, no.2. 8. Mulyadi, (2001), Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer untuk pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Universitas Gadjah Mada, Jakarta: Salemba Empat. 9. Parung, Joniarto, (2007), Pengukuran Produktivitas Pada Team Kerja Menggunakan Oregon Productivity Matrix (OPM) dan Fuzzy Analytical Hierarchy (Fuzzy AHP), Jurnal Teknik Industri, 4th National Industrial Engineering Conference. 10. Renata, Felicia. (2010), Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Balanced Scorecard dan Pembobotan Fuzzy AHP di PT. Asaya Graha Sentrindo, Semarang, Tugas Akhir Universitas Surabaya, Surabaya. 11. Tangen, Stefan. (2004), Proffesional Practice Performance Measurement: from Philosophy to Practice, International Journal of Productivity and Performance Management, Vol. 53, no.8.

12. Umar, Husein, (2003), Evaluasi Kinerja Perusahaan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, pp.6.