proposal mini deka

17
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG RAWAT GABUNG DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Mini Proposal Disusun Oleh : DEKA MARLIANI NIM: 012005

Upload: massweeto

Post on 18-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

proposal mini deka

TRANSCRIPT

PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG RAWAT GABUNG DI RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATANMini Proposal

Disusun Oleh :

DEKA MARLIANINIM: 012005PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

AKADEMI KEBIDANAN MANNA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penatalaksanan yang biasanya dilakukan di rumah sakit terhadap bayi baru lahir terdiri dari Rawat Gabung (Rooming in) dan Rawat Pisah (Nursesry-based care). Di Indonesia, rawat gabung digalakkan sejalan dengan peningkatan pemberian ASI, khususnya dirumah-rumah sakit yang berlabel sebagai rumah sakit Sayang Bayi. (Helen Farrer, 2001)Banyak rumah sakit yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama dua puluh empat jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meski selama ini banyak rumah sakit yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya meskipun sesaat. Bahkan makin sering ibu melakukan kontak fisik langsung (skin-to-skin contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI. Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya diruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun bayi menginginkannya. (Isoraya, 2006)Dihari pertama menyusui, ibu akan menghasilkan kolostrum yang kemudian menjadi ASI. Kandungan kolostrum sangat tepat sesuai dengan kebutuhan bayi, mudah dicerna sehingga dapat memberikan proteksi terhadap bakteri, virus dan alergen. (Isoraya, 2006)Penyusuan dini segera setelah bayi lahir perlu dilaksanakan untuk memperlancar ASI Eksklusif selama enam bulan dengan menerapkan konsep rumah sakit ramah ASI Eksklusif dengan rawat gabung. (Harian Kompas, 2006)Menurut data UNICEF, hanya 3% ibu yang memberikan ASI secara Eksklusif. Dipastikan persentase tersebut jauh menurun bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Lima belas tahun lalu sebuah penelitian terhadap 460 bayi rawat gabung (rooming in) di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memperlihatkan bahwa 71,1% ibu memberi ASI sampai bayinya usia dua bulan, 20,2% diantaranya memberi ASI Eksklusif. (Pusat Data dan Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, 2003)Menurut Dr. I. G. Ayu Partiwi, SpA MARS dari Ikatan Dokter Anak Indonesia yang mengatakan ASI Eksklusif dapat dicapai bila seluruh rumah sakit, rumah bersalin dan tempat-tempat pelayanan ibu bersalin lainnya telah menerapkan konsep ramah ASI. Sehingga kebijakan pelayanan kelahiran adalah rawat gabung, pemberian minum pralaktal saat usia satu sampai tiga hari, pendirian klinik laktasi, antenatal dan pasca kelahiran. (Harian Kompas, 2006)Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan.

B. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumUntuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan. 2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang pengertian rawat gabung

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang syarat rawat gabung

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang kontra indikasi rawat gabung dari pihak ibu

d. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang kontra indikasi rawat gabung dari pihak bayi

e. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang manfaat rawat gabung

f. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rawat gabung

C. Rumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan.

D. Manfaat PenelitianDiharapkan penelitian bermanfaat bagi :

a. Bagi RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu SelatanDiharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dalm upaya meningkatkan mutu pelayanan terutama mengenai rawat gabung.

b. Bagi Institut PendidikanDapat dijadikan bahan bacaan bagi mahasiswa lain c. Bagi Peneliti LainDiharapkan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnyaBAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan1. Pengertian

Pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui proses pengingatan atau pengenalan informasi, ide, atau fenomena yang diperoleh sebelumnya. Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu penglihatan, penciuman, pengecapan (rasa). Pengetahuan juga diartikan sebagai hasil dari suatu produk sistem pendidikan dan akan mendapatkan pengalaman yang nantinya akan memberikan suatu tingkat pengetahuan dan kemampuan tertentu (Handoko, 1998).

2. Tingkat Pengetahuan

a. Tahu (know)Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk pengetahuan, ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.b. Memahami (comprehension)Yaitu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada suatu situasi atau kondisi sebenarnya.

d. Analisis (analysis)Analisis adalah suatu subjek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formula yang ada.

f. Evaluasi

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 1993).

B. Rawat Gabung1) Pengertian Rawat gabung adalah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada disamping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. (Prawirohardjo, 2009)

2) Tujuan Rawat Gabung

a. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan.

b. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar seperti yang dilakukan oleh petugas.

c. Agar ibu mempunyai kemampuan dan pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih dirawat dirumah sakit dan yang lebih penting bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.

d. Dalam perawatan gabung, suami dan keluarga dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.

e. Ibu mendapat kehangatan emosional karena ibu dapat selalu kontak dengan buah hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan ibunya.

3) Keuntungan Rawat Gabung

Menurut Manuaba (2003) rawat gabung mempunyai keuntungan yang sangat besar, yaitu :

a. Meningkatkan kemampuan perawatan mandiri pada bayinya.b. Dapat memberikan ASI setiap saat.

c. Dapat meningkatkan kasih sayang pada bayi. d. Mengurangi terjadinya infeksi, terutama diare.

e. Mengurangi kehilangan panas badan bayi sehingga meningkatkan daya tahan tubuh.

f. Pemberian ASI bertindak sebagai metode KB dalam waktu 4 6 bulan pertama.

g. Menurunkan morbiditas dan mortalitas neonatus.

4) Sasaran dan Syarat Rawat Gabung

Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin dikamar bersalin dan dibangsal perawatan pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang manfaat dan pentingnya rawat gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal. Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung. Bayi dan ibu yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat/kriteria berikut :

a) Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

b) Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat, refleks menghisap baik, tidak ada infeksi dan sebagainya.

c) Bayi yang dilahirkan denga sectio secaria dengan anestesi umum, rawat gabung dilakukan segera setelah ibu dan bayinya sadar penuh (bayi tidak ngantuk) misalnya empat sampai enam jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat infus.

d) Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai APGAR minimal 7).

e) Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

f) Berat lahir 2000 2500 gram atau lebih.

g) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum. h) Bayi dan ibu sehat.

5) Kontra Indikasi Rawat Gabung

Menurut Prawirohardjo (1999) adalah :

a. Pihak Ibu

1) Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik

Pasien penyakit jantung kelas II dianjurkan untuk sementara tidak menyusui sampai keadaan jantung cukup baik. Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak dibenarkan menyusui.2) Eklampsia dan preeklampsia beratKeadaan ibu biasanya tidak baik dan pengaruh obat-obatan untuk mengatasi penyakit biasanya menyebabkan kesadaran menurun sehigga ibu belum sadar betul. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi.3) Penyakit infeksi akut dan aktifBahaya penularan pada bayi yang dikhawatirkan. Tuberkulosis paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak. Pada sepsis keadan ibu biasanya buruk dan tidak akan mampu menyusui.

C. Kerangka KonsepKerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah metoda deskriptif yaitu hanya mengetahui bagaimana pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung di RSUD Hasanuddin Damrah Manna Bengkulu Selatan.B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabung.C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi OperasionalVariabelDefinisi OperasionalAlat UkurHasil UkurSkala Ukur

Pengetahuan ibu nifas tentang rawat gabungPengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu sehubungan dengan poyandu meliputi pengertian, tujuan, jenis dan manfaat kegiatan di posyandu..Kuisio-ner Baik jika dapat menjawab pertanyaan dengan benar 75-100%

Cukup jika dapat menjawab pertanyaan dengan benar 56-74%

Kurang jika dapat menjawab pertanyaan dengan benar