laporan akhir rio era deka

15
iii ABSTRAK Masyarakat desa trowulan yang bingung akan keadaan perekonomian semakin la semakin meningkat. Padahal masyarakat desa trowulan rata-rata berprofesi sebagai petani yang harus menunggu hasil dari pertanian yang lebih dari 2 bualan atau 3 masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari tanpa harus menunggu dari pertanian yang hasilnya baru dapat dinikmati bulan yang akan datang, maka p sampingan penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu salah sat dengan budidaya jamu tiram. Tujuan dari kegiatan ini adalah menambah ketrampilan menambah penghasilan masyarakat desa trowulan yangakan datang. Sehingga kami ber inisiatif untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat bagaimana b jamur tiram yang dapat tumbuh pada daerah seperti desa trowulan. Hasil yang dic kegiatan ini adalah masyarakat telah bisa mandiri melakukan pembudidayaan jamur desa mojokerto karena telah diberi pembekalan materi dan pelatihan cara-cara bud jamur tiram.. Kata kunci ( key word ) : jamur, tiram, trowulan, masyarakat

Upload: rio2dwi

Post on 21-Jul-2015

95 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK Masyarakat desa trowulan yang bingung akan keadaan perekonomian semakin lama semakin meningkat. Padahal masyarakat desa trowulan rata-rata berprofesi sebagai seorang petani yang harus menunggu hasil dari pertanian yang lebih dari 2 bualan atau 3 bulan. Agar masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sehari-hari tanpa harus menunggu hasil dari pertanian yang hasilnya baru dapat dinikmati bulan yang akan datang, maka perlu ada sampingan penghasilan lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu salah satunya dengan budidaya jamu tiram. Tujuan dari kegiatan ini adalah menambah ketrampilan dan menambah penghasilan masyarakat desa trowulan yangakan datang. Sehingga kami ber inisiatif untuk memberikan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat bagaimana budidaya jamur tiram yang dapat tumbuh pada daerah seperti desa trowulan. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah masyarakat telah bisa mandiri melakukan pembudidayaan jamur tiram di desa mojokerto karena telah diberi pembekalan materi dan pelatihan cara-cara budidaya jamur tiram.. Kata kunci (key word) : jamur, tiram, trowulan, masyarakat

iii

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMM) yang berjudul : Sosialisasi Budidaya Jamur Tiram Pada Daerah Tandus Dan Kering Bagi Masyarakat Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto Laporan akhir ini disusun sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan PKMK yang telah didanai dikti tahun 2011. Selesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Drs.Sucipto, M.S selaku Pembantu Rektor III UM 2. Dr. Hari Wahyono, M.Pd selaku ketua jurusan Ekonomi pembangunan 3. Dr. Heny Kusdiyanti, S.Pd, M.M selaku dosen periview PKMM 4. Drs. Mardono, M.Si selaku dosen pemdamping PKMM 5. Serta semua pihak yang telah ikut membantu yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu Penulis menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari pambaca yang bersifat membangun untuk menyempurnakan penyusunan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca, umumnya bagi masyarakat.

Malang, 15 Mei 2012 Penulis

iv

DAFTAR ISI LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .................................................. ABSTRAK ............................................................................................................ KATA PENGANTAR .......................................................................................... DAFTAR ISI......................................................................................................... I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ............................................................................. B. Rumusan Masalah ..................................................................................... C.Tujuan Program ........................................................................................... D.Luaran Yang Diharapkan ........................................................................... E.Kegunaan Program ..................................................................................... II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ................................... III.METODE PENDEKATAN ............................................................................ IV. PELAKSANAAN PROGRAM ..................................................................... A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................... B. Tahapan Pelaksanaan ............................................................................... C. Instrumen Pelaksanaan .............................................................................. D. Realisasi Biaya .......................................................................................... V.HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... VI.KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... LAMPIRAN .........................................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan jamur konsumsi termasuk kedalam Klas Bosidiomycetes. Spesies jamur tiram, Pleurotusostreatus selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Selain itu masih banyak species jamur tiram lainnya dari Genus Pleurotus yang telah dibudidayakan antara lain Pleurotusumbellatus, P. flabellatus, P. dryngeus, P. sajorcaju, P. iringii, P. abalonus. Jamurtiram yang banyak dikenal oleh petani jamur Indonesia secara umum antara lain :Tiramputih (Pleurotusostreatus), jenis ini memiliki tangkai bercabang. Disebut jamur tiram putih karena jamur ini memang berwarna putih, tudungnya bulat 3-15 cm. Tiram abu-abu (Pleurotuscystidius), jenis jamur ini tangkainya tidak bercabang, tudung bulat dengan diameter lebih kecil dibandingkan dengan tiram putih. Tiram abu-abu keunggulannya mempunyai rasa manis. Tiram raja (Pleurotusumbellatus), atau King oyster tidak bercabang, tudung besar berwarna kecoklatcoklatan dan pecah-pecah bagian pinggirnya. Kandungan protein jamur tiram rata-rata 3,5-4% dari berat basah. Berarti proteinnya dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila dihitung dari berat kering jamur tiram kandungan proteinnya adalah 19-35%, sementara beras 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan sususapi 25,2%. Jamur tiram juga mengandung Sembilan asam-asam amino esensial yang tidak bisa disintesis dalam tubuh yaitu lisin, metionin, triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin dan fenilalanin. Kandungan lemak jamur tirams etidaknya 72% dari total asam-asam lemaknya adalah asam lemak tidak jenuh. Jamur tiram juga mengandung sejumlah vitamin penting terutama kelompok vitamin B, vitamin C dan provitamin D yang akan diubah menjadi vitamin D dengan bantuan sinar matahari. Kandungan vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2 (ergosterol)-nya cukup tinggi. Jamur merupakan sumber mineral yang baik, Kandungan mineral utama yang tertinggi adalah kalium (K), kemudian fosfor (P), natrium (Na), kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Jamur tiram bisa hidup pada daerah yang bersuhu antara 10 s/d 32 oC. Artinya bila suhuoC jamur tiram tumbuh kurang baik demikian pula apabila>32oC. Adapun pertumbuhan optimum jamur tiram adalah pada suhu 25-26 oC. Secara alamiah di Indonesia daerah yang mempunyai suhu 25-26 oC terdapat pada daerah dataran tinggi kira-kira pada ketinggian 500-1000m dpl. Jamur tiram juga dapat hidup pada daerah yang bersuhu 24-300C seperti di desa Trowulan. Desa Trowulan merupakan bagian dari Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Rata-rata pekerjaan masyarakat desa Trowulan adalah petani padi dan petani tebu karena desa Trowulan merupakan dataran rendah. Namun, para petani hanya dapat memanen padi atau tebu pada beberapa bulan kemudian. Padahal kebutuhan akan mereka setiap hari harus dipenuhi. Dengan pembudidayaan jamur akan membantu masyarakat desa Trowulan memenuhi kebutuhan setiap hari. Karena hasil panen pembudidayaan jamur tiram lebih cepat daripada hasil panen padi maupun tebu. Keunggulan lain pembudidayaan jamur tiram bagi masyarakat desa Trowulan yaitu lahan yang diperlukan tidak terlalu luas, sedangkan untuk bertani padi dan tebu memerlukan lahan persawahaan yang luas. Jadi modal yang diperlukan tidak terlalu banyak. Penulis menyusun proposal ini untuk membantu masyarakat desa Trowulan untuk dapat membudidaya jamur tiram meskipun suhu udaranya kurang mendukung dan dapat menghasilkan hasil yang maksimal. B. Rumusan Masalah vi

1. Bagaimana cara membudidaya jamur tiram ketika desa Trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto mengalami kenaikan suhu akibat banyaknya pabrik yang dibangun sehingga menjadi daerah yang tandus dan panas? 2. Bagaimana pengaruh budidaya jamur pada desa trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto? 3. Bagaimana proses pemasaran jamur tiram pada desa Trowulan kecamatan trowulan kabupaten Mojokerto? C. Tujuan Program 1. Untuk mengetahui cara membudidaya jamur tiram ketika desa Trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto mengalami kenaikan suhu akibat banyaknya pabrik yang dibangun sehingga menjadi daerah yang tandus dan panas. 2. Untuk mengetahui pengaruh budidaya jamur pada desa trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto. 3. Untuk mengetahui proses pemasaran jamur tiram pada desa Trowulan kecamatan trowulan kabupaten Mojokerto. D. Luaran yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari sosialisasi budidaya jamur tiram pada daerah tandus dan kering bagi masyarakat desa trowulan, kecamatan trowulan, kabupaten mojokerto ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang budidaya jamur dengan hasil yang berkualitas untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sasaran. Masyarakat yang memiliki kemampuan membudidaya jamur tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka melalui hasil penjualan jamur yang dapat diolah beraneka ragam jenis makanan. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa trowulan, kecamatan trowulan, kabupaten mojokerto. E. Kegunaan Program 1. Bagi Masyarakat a. Masyarakat sasaran mendapatkan tambahan pengetahuan untuk budidaya jamur tiram meskipun didaerahnya merupakan daerah kering dan tandus. b. Masyarakat sasaran memperoleh keterampilan bertani jamur dan mengolah jamur. c. Masyarakat sasaran memperoleh penghasilan dari budidaya jamur tiram. 2. Bagi Mahasiswa a. Untuk menambah pengetahuan, bekal dan ketrampilan dalam memasuki hidup bermasyarakat nanti, supaya lebih kritis, kreatif dan dinamis dalam menghadapi masalah yang ada, disamping menerapkan ilmu dan teori dari bangku kuliah dan keadaan yang nyata di lapangan. b. Memberikan pengalaman bagi mahasiswa dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat. 3. Bagi Pemerintah a. Mengurangi tingkat pengangguran karena melalui budidaya jamur tiram dapat menyerap tenaga kerja. b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di desa Trowulan kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto vii

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN Desa Trowulan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto yang mempunyai luas457,520 Ha bersuhu 24-300C dengan jumlah penduduk 7290 jiwa, yang terbagi atas 3747 jiwa penduduk laki-laki dan 3543 jiwa penduduk perempuan. Jenis pekerjaan setiap kepala keluarga dalam desa tersebut beranekaragam ada yang berprofesi sebagai karyawan, wiraswasta, tukang, pembantu rumah tangga, dan sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani dan buruh tani. Kegiatan sehari-hari para petani adalah bercocok tanam padi, jagung dan tebu. Pada saat musim hujan, para petani memprioritaskan menanam padi sedangkan pada musim kemarau ada yang tetap menanam padi atau juga menanam jagung dan tebu. Pendapatan mereka ditentukan pada hasil panen padi, jagung dan tebu. Padahal panen tersebut tidak dapat dilakukan setiap hari, panen dilakukan pada setiap 4 bulan sekali untuk tanaman padi. Mereka memenuhi kebutuhan setiap hari dengan menggunakan hasil panen kemaren dan ada juga berhutang dahulu, kemudian membayarnya saat panen lagi. Oleh karena itu dengan adanya pelatihan ini diharapkan penduduk Desa Trowulan mempunyai kemampuan untuk membudidaya jamur tiram dengan kualitas tinggi dan mampu bersaing pada pasar meskipun suhu pada desa Trowulan antara 24-30 0C. Selain hal itu masyarakat dapat menambah kebutuhan sehari hari tanpa menunggu hasil panen padi dan tebu pada bulan yang akan datang, karena panen jamur dilakukan setiap hari. Dengan demikian melalui pelatihan ini diharapkan penduduk desa Trowulan dapat menghasilkan output yang bermanfaat sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.

viii

BAB III METODE PENDEKATAN Metode pelaksanaan kegiatan ini berisi langkah-langkah untuk merealisasikan tujuan dari usulan PKM pengabdian masyarakat. Kegiatan awal program adalah diskusi dan mengurus perizinan untuk mengadakan sosialisasi budidaya jamur tiram . Setelah kegiatan sosialisasi dengan pemberian materi dan diskusi tentang pembuatan baglog jamur. Diskusi dan penyampaian materi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang tata cara pembudidayaan jamur tiram pada daerah kering dan tandus. Setelah pemberian materi, maka masyarakat desa trowulan mendapat pelatihan bagaimana cara membuat baglog tempat tumbuhnya jamur yang baik. Hal ini bertujuan agar masyarakat desa trowulan mampu memproduksi jamur sendiri. Namun sebelum pelatihan pembuatan baglog jamur, kami menyediakan masyarakat desa trowulan sebuah kumbung jamur untuk menyimpan hasil jamur yang telah dibuat. Indikator Keberhasilan Jangka Pendek (IKJP) pelaksanaan program adalah adanya dukungan dari tokoh masyarakat yaitu kepala desa dan masyarakat desa trowulan. Dengan ini masyarakat mampu bersama-sama belajar berbudidaya jamur tiram untuk menambah pendapatan mereka dikala belum memasuki musim panen. Selain itu masyarakat ikut serta dalam sosialisasi ini sehingga mempunyai ketrampilan yang baru mengenai budidaya jamur tiram.

ix

BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM A. Waktu dan Tempat Pelaksaaan Kegiatan yang dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2012 di aula kantor desa trowulan kecamatan trowulan kabupaten mojokerto. B. tahapan pelaksanaan Sementara itu kegiatan yang sudah dilaksanakan mulai bulan Februari hingga Mei 2012 sebagai berikut: Keterangan 1. Konsultasi dengan pembimbing mengenai proses awal pelaksanaan kegiatan 2. pengurusan surat izin 1. Penyiapan Tempat 4. Persiapan bahan sosialisasi tahap 1 5. Mengundang warga desa trowulan untuk mengikuti sosialisasi 6. melakukan sosialisasi tahap 1 (pemberian materi) 7. pembuatan kumbung jamur 8. sosialisasi tahap 2 (pelatihan membuat baglog jamur) 9. sosialisasi tahap 3 (pelatihan pemeliharaan jamur dan memanen jamur) Konsultasi dengan dosen pembimbing Pembuatan laporan akhir C. Instrumen pelaksanaan Peralatan dan bahan yang digunakan adalah peralatan dan bahan bangunan, alat-alat pembuat baglog jamur dan bahan-bahan membuat jamur , serta perlengkapan presentasi sosialisasi dan dokumentasi. februari 3 4 Maret 1 2 April 1 2 mei 3 4 1 2

3

4

D. Rancangan dan relisasi biaya 1. Biaya Peralatan No. Keterangan Jumlah Pengeluaran sewa lcd 1 Sewa laptop 1

Harga Satuan (Rp) -

Jumlah Harga (Rp) 200.000 100.000 x

Sewa sound system

1

Total

250.000 550.000

2. Biaya bahan produksi No. 1. 4. Keterangan Pengeluaran Bahan racikan 70 baglog jamur tiram Baglog jamur Plastik pembungkus Staples Isi staples Buah jamur Jumlah 1paket 500 biji 3kg 2 biji 1 20kg Harga Satuan (Rp) 2.500/biji 6000/kg 10.000 8.000/kg Total Jumlah Harga (Rp) 140.000 1.250.000 18.000 20.000 30.000 160.000 1.618.000

3. Biaya peralatan produksi No. 3. Keterangan Pengeluaran Anyaman bambu gedeg 5x10 m2 Genteng atap Bambu Slang air Timbangan paku neon kabel Jumlah 50m2 1000biji 30 biji 1 1 2kg 1 5m Harga Satuan (Rp) 50.000/m2 1.600/biji 10.000/biji 16.000/kg 4000/m Total Jumlah Harga (Rp) 2.500.000 1.600.000 300.000 50.000 320.000 28.000 8.000 20.000 4.826.000

b. Biaya Sosialisasi a. Konsumsi sosialisasi b. Penggandaan materi untuk peserta JUMLAH c. Biaya Penunjang PKM a. Transportasi (sewa mobil) b. print c. penjilidan d. Poster JUMLAH Perincian Dana Keseluruhan: (1) Biaya sewa peralatan sosialisasi (2) Biaya bahan produksi (3) Biaya peralatan produksi

Rp Rp Rp

150.000 20.000 170.000

+

Rp Rp Rp Rp Rp

570.000 4.000 4.000 108.000 + 686.000

Rp 550.000 Rp 1.618.000 Rp 4.826.000 xi

(4) Biaya Sosialisasi (5) Biaya Penunjang PKM JUMLAH

Rp 170.000 Rp 686.000 + Rp 7.850.000

xii

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terdapat peningkatan ketrampilan masyarakat untuk membudidatya jamur tiram. Hal ini dapat dilihat masyarakat yang awalnya tidak tahu tentang jamur tiram, maka dengan adanya sosialisasi di desa trowulan masyarakat menjadi bisa membudidaya jamur tiram. Masyarakat awalnya hanya tahu saja bagaimana menanam padi untuk menambah penghasilan mereka. Namun dengan adanya kegiatan sosialisasi ini masyarakat mampu membudiaya jamur tiram untuk menambah penghasilan merekan tanpa mengandalkan dan menunggu musim panen tiba. Pada awalnya kami melihat permasalahan dari masyarakat desa trowulan tentang menunggu hasil panen padi yang masih lama. Kemudian kami meminta izin kepada kepala desa trowulan untuk mengadakan sosialisasi budidaya jamur tiram. Namun ada masalah yang harus dihadapi masyarakat dalam budidaya jamur tiram di didaerah desa trowulan ini. Kendalanya yaitu desa trowulan yang merupakan kawasan dataran rendah dengan suhu antara 28 340C. Hai ini memungkinkan jamur tidak dapat hidup karena suhu yang relatif panas. Akan tetapi kendala ini dapat diatasi dengan memanipulasi suhu pada kumbung jamur dengan cara penyiraman rutin agar suhu di dalam kumbung menjadi dingin. Dengan izin dari kepala desa, kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan tahap awal yaitu melakukan pembekalan materi kepada masyarakat desa trowulan. Materi yang kami berikan merupakan materi tata cara memproduksi jamur tiram hingga bagaimana cara memasarkanya. Senua materi sangat penting dala budidaya jamur tiram. Untuk materi produksi jamur tiram, masyarakat desa trowulan diharapkan untuk mampu memproduksi jamur tiram sendiri. Setelah pemberian materi, masyarakat mempraktekkan bangaimana memproduksi jamur tiram. Memproduksi jamur tiram diawali dengan pembuatan kumbung jamur dari anyaman bambu yang biasanya masyarakat trowulan menyebutnya gedhek dan Sesek dengan di beri atap genteng. Stelah itu membuata baglog jamur dengan menggunakan bahan bahan yang ter sedia. Kemudian setelah dibuatnya baglog jamur, baglog jamur harus diberi bibit jamur yang ada pada botol melalui stik. Setelah itu jamur dimasukkan dalam kumbung untuk pemeliharaan. Karena waktu produksi jamur yang lama, maka untuk awalnya kami membeli saja baglog jamur yang sudah jadi dari petani jamur kawakan di dareh malang dan masyarakat desa trowulan hanya tinggal mempratekkkan cara pemeliharaannya sampai memanen jamur tiramnya. Pada pemeliharaan jamur tiram masyarakat melakukan penyiraman kumbung secara rutin sampai panen tiba dengan menggunakan air yang di semprotkan dibawah kumbung dan dengan cara penyemprotan embun menggunakan slang air. Dengan keadaan menunggu tumbuh jamur yang pertama masih lama, maka Kemudian untuk pelatihan selanjutnya masyarakat desa trowulan kami belikan jamur yang sudah jadi untuk mempratekkan bagaimana cara memanen dan mengemas jamur untuk dijual eceran dan grosir. hal ini agar masyarakat mampu menguasai bagaimana budidaya jamur dan memasarkannya.

xiii

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari kegiatan ini adalah masyarakat dengan menunggu masa panen padi atau tebu dapat memanfaatkan budidaya jamur tiram ini sebagai menambah penghasilan masyarakat. Selain mudah cara budidayanya, budidaya jamur tiram ini tidak membutuhkan modal yang begitu banyak. Meskipun daerahnya termasuk dataran rendah yang tandus dan kering, jamur tiram dapat tumbuh dengan cara memanipulasi suhu kumbung agar tetap lembab dan dingin dengan air sumur. Cara menjaga kelembapan kumbung dengan menyeprotkan air di bawah kumbung. Kegiatan produksi jamur tiram diawali dengan membuat baglog, kemudian baglog dipelihara dalam kumbung sampai tumbuh buah jamurnya. Setelah itu terserah masyarakat bagaimana cara memasarkanya. Saran kami yang ajukan dalam kegiatan budidaya jamur tiram adalah untuk masyarakat yang baru memulai budidaya jamur atau pemula sebaiknya membeli langsung baglog yang sudah dijual dari petani kawakan. Hal ini dikarenakan untuk memudahkan memelihara jamur tiram karena sudah ada kepastian tumbuhnya yang dijamin oleh petani kawakan. Selain itu dikarenakan untuk meminimalisir kerugian yang amat besar jika membuat baglog sendiri karena memungkinkan baglog yang dibuat sendiri tanpa mempunyai keahlian yang khusus akan menyebabkan jamur pada baglog tidak akan tumbuh dan banya menyita waktu dalam pembuatan baglog. Kemudian setelah jamur tiram sudah dipanen, sebaiknya dijual dalam bentuk olahan karena akan meningkatkan mutu jamur dan harga jamur itu sendiri daripada dijual secara mentahan.

xiv

Lampiran Dokumentasi kegiatan

1. Sosialisasi tahap pertama dengan penyampaian materi

2. Praktek membuat baglog

3. Kumbung jamur tampak depan dan tampak samping

xv

4. Sosialisasi tahap kedua dengan mempraktekkan produksi jamur

5. Baglog yang sudah jadi

6. Sosialisasi tahap ketiga dengan Pemeliharaan baglog pada kumbung

xvi

7. Hasil panen jamur

8. Proses pengemasan jamur

9. Pengemasan jamur untuk dipasarkan

xvii