proposal menghitung percepatan sebuah lift
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA
JUDUL PROPOSAL :
PENGGUNAAN KONSEP KINEMATIKA DALAM MENENTUKAN PERCEPATAN ELEVATOR DARI LANTAI SATU KE LANTAI DUA DI
RS. ANTONIUS PONTIANAK
DISUSUN OLEH:
DHEA CHITA OCTAVIANTY (H1021101007)
FRIGITA LESTARI (H1021131023)
HARIS KAWARIZMI (H1021131029)
SIGID RAHMATULLAH (H1021131019)
PRODI FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
DAFTAR ISIBAB I................................................................................................................................. ii
PENDAHULUAN..............................................................................................................ii
Rumusan Masalah.........................................................................................................iv
Tujuan............................................................................................................................ iv
Manfaat......................................................................................................................... iv
BAB II...............................................................................................................................1
Tinjauan Pustakaan............................................................................................................1
BAB 3................................................................................................................................3
METEDOLOGI PENELITIAN.........................................................................................3
3.1. Waktu dan Tempat penelitian............................................................................3
3.2. Alat dan Bahan...................................................................................................3
3.3. diagram alir penelitian.......................................................................................3
3.4. Prosedur Penelitian............................................................................................4
Daftar pustaka................................................................................................................5
Lampiran........................................................................................................................6
i
BAB I
PENDAHULUAN
Seiring dengan kemajuan teknologi di kota – kota besar telah
menggunakan elevator sebagai sarana pengannti tangga sebagai alternative
pengganti tangga dimana manusia bisa mencapai lantai gedung yang dikehendaki
dalam waktu yang singkat dan praktis, tanpa memerlukan tenaga yang berarti.
Untuk menggerakkan elevator yang dalam keadaan diam sehingga bergerak
menuju lantai yang diinginkan memerlukan suatu gaya yang bekerja pada elevator
tersebut. Pergerakan elevator tersebut dari keadaan diam mengakibatkan adanya
suatu percepatan. Setiap elevator memiliki percepatan berbeda – beda tergantung
dari ketinggian setiap lantai dalam gedung dan waktu tempuh yang diperlukan
untuk sampai kesetiap lantai. Oleh karena perlu dilakukan penelitian untuk
menentukan percepatan yang dialami sebuah elevator disuatu gedung dengan
mengetahui jarak antara lantai dan waktu tempuh untuk mencapai lantai. Agar
dapat memahami konsep percepatan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari
– hari.
Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers & Co., pada tahun 1867. Pada tahun 1873 lebih dari 2000 elevator Otis telah dipergunakan di gedung-gedung perkantoran, hotel, dan department store di seluruh Amerika, dan lima tahun kemudian dipasanglah elevator penumpang hidrolik Otis yang pertama.Berikutnya adalah era Pencakar Langit. Pada tahun 1889 Otis mengeluarkan mesin elevator listrik direct-connected geared pertama yang sangat sukses. Pada tahun 1903, Otis memperkenalkan desain yang akan menjadi “tulang punggung” industri elevator,yaitu : elevator listrik gearless traction yang dirancang dan terbukti mengalahkan usia bangunan itu sendiri. Hal ini membawa pada berkembangnya jaman struktur-struktur tinggi, termasuk yang paling menonjol adalah Empire State building dan World Trade Center di New York, John Hancock Center di Chicago dan CN Tower di Toronto. Selama bertahun-tahun ini, beberapa dari inovasi yang dibuat oleh Otis dalam bidang pengendalian otomatis adalah Sistem Pengendalian Sinyal, Peak Period Control, Sistem Autotronik Otis dan Multiple Zoning. Otis adalah yang terdepan di dunia dalam pengembangan teknologi komputer dan perusahaan tersebut telah membuat
ii
revolusi dalam pengendalian elevator sehingga tercipta peningkatan yang dramatis dalam hal waktu reaksi elevator dan mutu berkendara dalam elevator. [1]
Untuk menentukan percepatan sebuah elevator dapat menggunakan beberapa konsep fisika. Diantara nya konsep resultan gaya dan konsep kinematika. Jika menggunakan konsep resultan gaya maka, variabel yang harus diketahui adalah gaya berat elevator beserta penumpang (F) dan masaa elevator beserta penumpang (Kg). Dan jika menggunkan konsep kinematika, variabel yang harus diketahui adalah ketinggian lantai gedung (m) dan waktu tempuh untuk mencapat lantai gedung (s). Namun jika menggunakan konsep resultan gaya akan menimbulkan banyak kesukaran dalam pengukuran yang pertama harus menentukan berat lift kosong tersebut , yang kedua kami harus menentukan massa setiap penumpang dalam elevator tersebut dan yang ketiga data yang diperlukan hanya masaa dan gaya berat padahal percepatan benda (m/s2) memerlukan variabel jarak dan waktu. Oleh karena itu kami menggunakan konsep kinematika yaitu persamaan posisi GLBB.
iii
Rumusan Masalah Apakah percepatan lift di RS Antonius dari lantai satu kelantai dua
selalu konstan.
Bagaimana cara menentukan percepatan lift di RS Antonius dari
lantai satu kelantai dua.
Tujuan Mahasiswa dapat memahami konsep percepatan dan Menentukan
perceptan yang dialami sebuah Lift di Rumah Sakit Antonius dari
lantai satu kelantai dua.
ManfaatDengan mengetahui konsep percepatan mahasiswa dapat
memahami tentang konsep percepatan dan dapat menerapkan hal
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
iv
BAB II
Tinjauan Pustaka
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi , ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian GLBB juga dapat berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah semkain lambat dan akhirnya berhenti. Nilai percepatan dan perlambatan sama hanya saja nilai perlambatan adalah negative dari percepatan.
Persamaan jarak dalam GLBB:
S = jarak yang ditempuh (m)
Vo = kecepatan awal (m/s)
a = Percepatan (m/s2)
t = Selang waktu (s) (Budikase,1994)
Percepatan sesaat dapat didefinisikan sebagai turunan pertama dari persamaan kecepatan sesaat terhadap waktu atau sebgai tutunan kedua dari posisi r(i) terhadap waktu (t). Percepatan merupakan besaran vector karena percepatan merupakan hasil pembagian vector kecepatan dengan besaran sekalar waktu.
a=dvdt
= ddt ( dr
dt )=d2 rd t2
(kamajaya. 2008 )
1
s=vo . t+ 12
a t2 Persamaan 1
Persamaan 2
Gerakan sebuah partikel yang mempunyai percepatan konstan adalah
hal yang biasa dijumpai di alam ini. Seperti contoh, didekat permukaan bumi
semua benda yang tak ditopang akan jatuh secara vertical dengan percepatan
konstan karena adanya gravitasi jika dianggap bahwa gesekan udara diabaikan.
Percepatan karena gravitasi dinyatakan oleh g dan mempunyai nilai hampiran
Perceparatan konstan berarti bahwa kemiringan kurva v terhadap t
adalah konstan ; artinya, kecepatan berubah secara linear terhadap waktu. Untuk
percepatan konstan , kecepatan berubah linear teerhadap waktu. Jika V0
kecepatan awal dam v kecepatan akhir kecepatan rata – rata adalah:
Jadi perpindahannya adalah
Kita dapat mengeliminasi v dengan mensubstitusikan
Maka:
Dengan demikian fungsi posisinya adalah:
(Tipler,1998)
2
g=9,81m
s2=32,2
ft
s2
V rata−rata=12(vo+v)
∆ x=V rata−rata t=12
(vo+v ) t
v=vo+at
∆ x=12
( vo+v ) t=12
( v 0+v 0+at ) t=vot+ 12
a t 2
x=xo+Vot+ 12
a t 2
Persamaan 3
Persamaan 3.a
Persamaan 3.b
Persamaan 3.c
Persamaan 3.d
Oleh karena percepatan merupakan vector, maka percepatan memiliki arah
dalam gerakannya. Dalam suatu gerak benda dapat mengalami percepatan dan
perlambatan sekaligus. Nilai perlambatan akan selalu bernilai negatif karena arah
geraknya berlawannan dengan arah gerak percepatan. Untuk menentukan
percepatan yang dialami oleh Elevator dapat menggunakan persamaan :
Karena kecepatan awal gerak elevator sama dengan Nol (Vo = 0) maka,
3
S=vo . t+ 12
a t2
S=12
a t2
2 S=at 2
a=2 S
t2
Persamaan 4
Persamaan 4.c
Persamaan 4.a
Persamaan 4.b
BAB 3
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat penelitianHari jum’at ,Tanggal 10,Tahun 2014 pukul 15.30 di tempat RS
ANTONIUS
3.2. Alat dan Bahana. Stopwatch ( Alat pengukur waktu (t))
b. Meteran ( Alat pengukur jarak (m))
c. Elevator / Lift
3.3. diagram alir penelitian
4
Studi Literatur
Survey Awal
Survey Utama
Pengolahan Data
Kesimpulan
3.4. Prosedur Penelitian
a) Jarak antara lantai dasar dan lantai dua pada RS Antonius dasar
diukur dititik bidang rata menggunakan meteran. Sehinggga
didapatkan hasil pengukuran tinggi lantai gedung RS Antonius.
b) Pengamatan dilakukan oleh pengamat didalam elevator.
Pengamatan didalam elevator antara lain menentukan waktu
tempuh dan pergerakan elevator. Waktu tempuh yang diperlukan
lift untuk bergerak dari lantai dasar kelantai dua dihitung
menggunakan stopwatch.
c) Percobaan dilakukan hingga delapan kali pengulangan sehingga
didapatkan delapan buah data dalam pengukuran.
d) Data hasil pengukuran jarak dan waktu kemudian disajikan dalam
tabel pengamatan.
e) Setelah didapatkan data pengukuran terhadap waktu dan jarak.
Percepatan elevator dapat dihitung menggunakan persamaan 4.c
diatas.
5
Daftar pustaka1. http://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-
gedung-bertingkat
2. Budikase, E dan Kertiasa, I Nyoman. 1994. Fisika SMU jilid.
Depdikbud RI.
3. Kamajaya. 2008 .Fisika Untuk Kelas XI Semester 1 Sekolah
Menengah Atas. Jakarta :Grafindo media pratama
4. Tippler, Paul A. 1998. FISIKA UNTUK SAINS DAN TEKNIK.
Jakarta: Erlangga
6
Lampiran
Survey awal
Gambar 1 : Elevator di RS. Antonius Pontianak (Tampak luar).
Gambar 2 ; Elevator di RS. Antonius Pontianak (Tampak dalam).
7
8