proposal indrapura finished kamseupay hr minggu gii
TRANSCRIPT
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Data The United Nations Childrens Fund (UNICEF) menyebutkan setiap tahun di seluruh
dunia ratusan ibu, anak-anak dan dewasa meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih
dapat dicegah. Salah satu pencegahan yang baik agar bayi, anak-anak dan dewasa terlindungi
adalah dengan melakukan imunisasi. Pemberian imunisasi pada bayi dan anak merupakan
keharusan bagi para orang tua agar bayi dan anak terhindar dari berbagai penyakit seperti
Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Tuberkulosis, dan Hepatitis.1
Di Indonesia pada tahun 2003 tercatat 460 bayi meninggal setiap hari. Menurut Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2003, Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu
35 per 1000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita (AKBA) 46 per 1000 kelahiran hidup.
Anak yang meninggal akibat campak mencapai 30.000 setiap tahun dan hepatitis menyerang
lebih dari 20% anak Indonesia (UNICEF, 2008). Laporan Departemen Kesehatan (DepKes)
menunjukkan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) setiap desa di Indonesia tahun
2007 dengan indikator cakupan imunisasi untuk campak sebesar 76,1% sedangkan pada tahun
2008 sebesar 68,3%. Cakupan imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT) pada tahun 1997 secara
nasional mencapai 100% atau lebih, sedangkan pada tahun 2008 cakupan turun menjadi 91,6%.
Dengan sasaran imunisasi pada bayi sekitar 5 juta anak, ini berarti ada sekitar 420.000 bayi tidak
mendapatkan vaksin Difteri Pertusis Tetanus (DPT).1,2
Dari hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 oleh DepKes dan Badan Pusat Statistik
(BPS), cakupan imunisasi dasar anak yang berumur kurang dari 1 tahun hanya sebesar 46,2%.
Mereka mendapatkan vaksinasi BCG, Polio, DPT, Hepatitis B, dan Campak.1
Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2008 cakupan imunisasi campak belum mencapai
95% atau dengan kata lain belum terpenuhi dengan baik karena pemahaman masyarakat yang
masih terbatas, bahkan keliru terhadap imunisasi (Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Utara Dr.H
Chandra Syafei, SpOG). Secara global Provinsi Sumatera Utara dan 32 provinsi lainnya di
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 1
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
seluruh Indonesia, termasuk dalam daftar World Health Organization (WHO) dan The United
Nations Childrens Fund (UNICEF) untuk menambah cakupan imunisasi.1,2
Berdasarkan data di atas penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran karakteristik,
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi
dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatra Utara tahun 2012.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka perumusan masalah penelitian adalah bagaimana
karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak umur 0- 5 tahun
terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana gambaran karakteristik, pengetahuan, sikap dan tindakan
ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik (umur dan tingkat pendidikan) ibu yang
memiliki anak umr 0 – 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun
terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara.
3. Untuk mengetahui sikap ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap
imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 2
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
4. Untuk mengetahui tindakan ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap
imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara.
5. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan terhadap
pengetahuan ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar
lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatra Utara.
6. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan terhadap sikap ibu
yang memiliki memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di
Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatra Utara.
7. Untuk mengetahui keterkaitan antara umur dan tingkat pendidikan terhadap tindakan
ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di
Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatra Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Ibu di Kelurahan Lima Puluh Kota
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu yang
memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara.
2. Bagi Puskesmas Indrapura
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah pencatatan dan
pelaporan program kerja KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) di Puskesmas Lima Puluh Kota
demi terciptanya bayi sehat.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 3
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3. Bagi UPT-PTC Kesehatan Masyarakat Indrapura
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi tenaga
kesehatan di UPT-PTC Kesehatan Masyarakat Indrapura yang memproses kinerja dalam
meningkatkan promosi kesehatan di seluruh wilayah kerja puskesmas di Kabupaten Batu
Bara.
4. Bagi Peneliti
a. Sebagai proses belajar dan menambah pengalaman dalam melaksanakan sebuah
penelitian.
b. Mempermudah mengetahui gambaran hubungan karakteristik, pengetahuan,
sikap dan tindakan ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap
imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara terhadap imunisasi dasar
lengkap.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 4
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Imunisasi
2.1.1 Definisi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen. Dan apabila bayi terpajan oleh antigen yang serupa maka tidak
akan terjadi penyakit. Terdapat dua jenis kekebalan, yaitu kekebalan aktif dan kekebalan
pasif. Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen seperti pada imunisasi. Kekebalan pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari ibu
atau yang diperoleh setelah diberikan suntikan immunoglobulin.1,2
Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh
akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh
untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “
Pengalaman.“ Tetapi pada reaksi yang kedua, ketiga dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai
memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam
waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa
jenis penyakit yang dianggap berbahaya dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit , atau apabila
terkena penyakit tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.3,5
Antibodi yang dikeluarkan oleh tubuh di hasilkan di dalam nodus lympaticus. Respon
antibodi ada dua jenis yaitu respon primer antibodi dan respon sekunder antibodi. Follicel
Stimulating Cell adalah sel yang berperan dalam merangsang B-cell Ig antibodi untuk
mengikat antigen yang telah masuk ke dalam tubuh, selanjutnya immunoglobulin akan
terbentuk dari B-cell. T-cell pun ikut berperan, T-cell akan mengeluarkan aktifator sel imun
seperti interleukin, interferon dan Tumor Necrosis Factor.5,6
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 5
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Sedangkan imunisasi dasar lengkap diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal
secara aktif. Kekebalan imunisasi perlu diulang pada DPT, Polio, Hepatitis B agar dapat
melindungi dari paparan penyakit. Pemberian imunisasi dasar pada Campak dan BCG tidak
perlu diulang karena kekebalan yang diperoleh dapat melindungi dari paparan bibit penyakit
dalam waktu yang cukup.5,7
2.1.2 Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang
dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) dari
dunia.2,3,5,6,7,8,9,10
2.1.3 Jenis Vaksin7,9,11,12,13
Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Live attenuated (bakteri/virus hidup yang dilemahkan)
2. Inactivated (bakteri, virus /komponennya dibuat tidak aktif)
Sifat vaksin attenuated dan vaksin inactivated berbeda, hal ini menentukan cara
penggunaan vaksin ini.
1. Vaksin Live attenuated
Vaksin Live attenuated adalah vaksin hidup yang dibuat dari virus atau bakteri
liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau bakteri liar ini dilemahkan (attenuated) di
laboratorium biasanya dengan pembiakan berulang-ulang, misalnya vaksin campak
yang dipakai sampai sekarang, yang diisolasi untuk mengubah virus liar campak
menjadi virus vaksin. Dibutuhkan 10 tahun dengan cara melakukan penanaman pada
jaringan media pembiakan secara serial dari seorang anak yang menderita penyakit
campak pada tahun 1954. Supaya dapat menimbulkan respon imun, vaksin hidup
attenuated harus berkembang biak (mengadakan replikasi) di dalam tubuh resipien.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 6
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Vaksin hidup attenuated yang tersedia :
a) Berasal dari virus hidup : Vaksin Campak, Gondongan, Rubella, Polio,
Rotavirus, Demam Kuning.
b) Berasal dari bakteri : Vaksin BCG dan Vaksin Demam Tipoid
2. Vaksin Inactivated
Vaksin Inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau virus
dalam media pembiakkan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated)
dengan panambahan bahan kimia (biasanya formalin). Untuk vaksin frasional,
organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-komponennya yang
dimasukkan dalam vaksin (misalnya vaksin mukopolisakarida dari kuman
pneumokokus).
Vaksin Inactivated yang tersedia :
1. Seluruh sel virus Inactivated, contoh : Influenza, Polio, Rabies, Hepatitis A.
2. Seluruh bakteri yang Inactivated, contoh : Pertusis, Tipoid, Kolera, Lepra.
3. Vaksin fraksional yang masuk sub unit, contoh : Hepatitis B, Influenza,
Pertusis sekunder, Tifoid.
4. Toksoid, contoh : Difteri, Tetetunus, Botulinium.
5. Polisakarida murni, contoh : Pneumokokus, Meningokokus, dan Haemophilus
Influenza tipe B.
6. Gabungan Polisakarida (Haemophilus Influenza tipe B dan Pneumokokus )
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 7
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2.2. Penyakit dan Vaksin pada Program Imunisasi Nasional
2.2.1 Tuberculosis dan Vaksin BCG (Bacille Calmate-Guerin)
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Microbacterium Tuberculosis yang
menyebar melalui pernafasan lewat batuk dam bersin. Gejala awal adalah batuk lebih dari 2
minggu dan terjadinya lemah badan, penurunan berat badan, berkeringat pada malam hari, nyeri
dada dan batuk. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh. Pemberian imunisasi BCG
sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja.
Pemberian imunisasi ini akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC. Reaksi yang
nampak setelah penyuntikan imunisasi ini adalah perubahan warna kulit pada tempat
penyuntikan yang akan berubah menjadi pustula dan pecah menjadi ulkus dan akhirnya sembuh
spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut.1,3
Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang dibuat dari Microbacterium Bovis yang dibiakkan
berulang selama 1-3 tahun, sehingga didapat yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas, vaksin BCG ini menimbulkan sensitifitas terhadap tuberkulin.5,7
Penyuntikan BCG secara intrakutan yang benar akan menimbulkan ulkus lokal yang
superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus yang biasanya tertutup krusta akan sembuh
dalam 2-3 bulan dan meninggalkan jaringan parut berbentuk bulat dengan diameter 4-8 mm.2,3
BCG diberikan pada umur ≤ 2 bulan BCG sebaiknya diberikan pada bayi dengan
mantoux (tuberkulin) negatif. Vaksin BCG diberikan secra intrakutan 0,1 ml untuk anak, 0,05 ml
untuk bayi. Vaksin BCG tidak boleh terkena sinar matahari, harus disimpan dalam suhu 2-8◦C
dan tidak boleh beku. Vaksin yang telah diencerkan harus dibuang dalam 8 jam.3,4
Kontraindikasi BCG 2,3 :
1. Reaksi uji tuberkulin > 5 mm.
2. Sedang menderita infeksi HIV atau dengan resiko tinggi infeksi HIV,
imunokompromise akibat pengobatan kortikosteroid, obat imunosupresif, mendapat
pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system
limfe.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 8
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3. Anak menderita gizi buruk
4. Sedang menderita demam tinggi
5. Menderita infeksi kulit yang luas
6. Pernah menderita sakit tuberkulosis.
7. Kehamilan
Rekomendasi :
1. BCG diberikan pada bayi ≤ 2 bulan.
2. Pada bayi yang kontak erat dengan penderita TB dengan BTA (+3) sebaiknya
diberikan Isoniazid (INH) sebagai profilaksis, kalau kontaknya sudah tenang dapat di
berikan BCG.
3. BCG jangan diberikan pada bayi atau anak dengan immunodefisiensi, misalnya
HIV, gizi buruk dan sedang mendapat obat imunosupresif.4,5
2.2.2 Hepatitis B dan Vaksin Hepatitis B
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak
hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan, dari ibu ke bayi selama proses persalinan,
melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala pada
Hepatitis B adalah lemah, gangguan perut, gejala lainnya flu, kencing berwarna kuning, kotoran
berwarna pucat. Tampak juga warna kuning pada mata dan kulit. Penyakit ini bisa menjadi
kronis dan dapat menyebabkan menjadi sirosis hepatis serta kanker hati.6,8
Ada dua tipe vaksin Hepatitis B mengandung HbsAg yaitu :
1. Vaksin yang berasal dari plasma
2. Vaksin rekombinan
Kedua vaksin ini aman dan imunogenik walaupun diberikan pada saat lahir, karena
antibodi anti HbsAg ibu tidak mengganggu respon terhadap vaksin.8
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 9
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Sasaran vaksinasi Hepatitis B :
1. Semua bayi baru lahir tanpa memandang status Virus Hepatitis B (VHB) ibu.
2. Individu yang pekerjaannya berisiko tertular VHB.
3. Pasien hemodialisis.
4. Pasien dengan koagulopati yang membutuhkan transfusi berulang.
5. Individu yang serumah yang mengidap VHB atau kontak akibat hubungan seksual.
6. Pengguna obat-obatan.
7. Homoseksual, biseksual dan heteroseksual 4,5
Jadwal dan Dosis
Pada dasarnya jadwal imunisasi Hepatitis B sangat fleksibel sehingga tersedia berbagai
pilihan untuk menyatukannya ke dalam Program Imunisasi Terpadu.4
Beberapa hal yang perlu diingat :
1. Minimal diberikan sebanyak 3 kali.
2. Imunisasi pertama segera diberikan setelah lahir.
3. Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0, 1 dan 6 bulan karena respon
antibodinya paling optimal.
4. Interval antara dosis pertama dan kedua minimal 1 bulan, memperpanjang interval
antara dosis pertama dan kedua tidak akan mempengaruhi imunogenisitas atau
titer antibodi sesudah imunisasi selesai (dosis ketiga).
5. Dosis ketiga merupakan penentu respon antibodi karena merupakan dosis booster.
Agar dapat dicapai kadar antibodi protektif secepatnya dianjurkan Hepatitis B-3
diberikan lebih awal (3-6 bulan) mengingat Indonesia adalah daerah endemis
tinggi.
6. Bila sesudah dosis pertama imunisasi terputus, segera berikan imunisasi kedua,
sedangkan imunisasi ketiga diberikan dengan jarak terpendek 2 bulan.
7. Bila dosis imunisasi ketiga terlambat diberikan, beri segera setelah
memungkinkan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 10
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
8. Setiap vaksin Hepatitis B sudah dievaluasi untuk menentukan dosis yang sesuai
dengan umur yang dapat menimbulkan respon antibodi yang optimum. Oleh
karena itu, dosis yang diberikan bervariasi tergantung pada usia resipien.
Sedangkan dosis pada bayi dipengaruhi pula oleh status kadar HbsAg ibu.
9. Pada bayi prematur, bila HbsAg ibu (-) imunisasi ditunda sampai umur bayi 2
bulan atau berat badan bayi mencapai 2000 gram.6,7
2.2.3 Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT) dan Vaksin DPT
2.2.3.1 Difteri
Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Difteriae
dengan gejala demam, disertai adanya Pseudomembran (selaput putih keabu-abuan) pada
tenggorokan yang sukar dilepas dan mudah berdarah, disertai nyeri menelan dan leher
membengkak.6,7
2.2.3.2 Pertusis
Pertusis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis dengan
gejala batuk beruntun, dimana pada akhir batuk menarik nafas panjang terdengar
“whoop” yang khas biasanya disertai dengan muntah.6,7
2.2.3.3 Tetanus
Penyakit Tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena
mempengaruhi sistem saraf dan otot. Gejala tetanus umumnya diawali dengan kejang otot
rahang bersama dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot leher, bahu
atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan
paha. Neonatal tetanus menyerang bayi yang baru lahir karena dilahirkan ditempat yang
tidak bersih/steril terutama jika tali pusat yang terinfeksi. Neonatal tetanus dapat
menyebabkan kematian pada bayi dan banyak terjadi pada negara berkembang.
Penyebabnya adalah bakteri Clostridium Tetani yang mempengaruhi toksin yang disebut
tetanospasmin.7,8
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 11
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
DPT merupakan vaksin yang mengandung 3 elemen yaitu :
1. Toksoid Corynebacterium Diphteriae
2. Bakteri Bordetelle Pertusis yang telah dimatikan
3. Toksoid Clostridium Tetani
Vaksin DPT mengandung 10 – 20 LF Toksoid Difteri per dosis dengan potensi toksoid
Difteri sekitar 30 IU per dosis. Vaksin kombinasi Difteri Tetanus ada dalam dua sediaan yaitu
DT dengan 10 – 30 LF perdosis untuk anak berumur 7 tahun atau kurang dan DT dengan kadar
Toksoid Difteri yang lebih rendah (2 – 5 LF per dosis) untuk anak yang lebih tua dan dewasa
karena adanya hiperaktifitas terhadap toksoid Difteri terhadap orang–orang yang telah
tersensitisasi antigen. DT diberikan pada anak yang mempunyai kontraindikasi pada vaksin
Pertusis, sedangkan DT digunakan di negara–negara yang pemberian booster toksoid ini
direkombinasikan seumur hidup.4,6,7
2.2.4 Campak dan Vaksin Campak
Campak adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus campak.
Penularan melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Gejalanya adalah demam,
batuk, pilek dan bercak merah pada permukaan kulit 3-5 hari setelah anak menderita deman.
Bercak timbul di pipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke wajah, tubuh, dan anggota tubuh
yang lainnya. Komplikasi dari penyakit ini adalah radang paru–paru, infeksi pada telinga, radang
pada syaraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak
yang permanen.4,6.7,8
Vaksin campak adalah preparat virus hidup yang dilemahkan dan berasal dari beberapa
strain virus campak yang diisolasi pada tahun 1950. WHO merekomendasikan pemberian
imunisasi pada umur 9 bulan untuk program imunisasi rutin di negara berkembang. Pada daerah
dengan resiko mortalitas bayi berusia kurang dari 9 bulan yang sangat tinggi, seperti di tempat-
tempat pengungsi, pada bayi-bayi yang dirawat inap dan bayi yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus (HIV), dianjurkan pemberian dua dosis vaksin campak pada umur 6
bulan dan 9 bulan. Di negara-negara maju yang mempunyai resiko terjangkit campak pada usia
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 12
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
dini menjadi lebih rendah, karena vaksin campak diberikan pada umur 12 - 15 bulan, saat anak
telah kehilangan antibodi maternal sehingga respon imun optimal dapat tercapai.6,7,8
Dosis dan cara pemberian :
a. Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan sebanyak 0,5 ml.
b. Pemberian yang dianjurkan secara subkutan, walaupun demikian dapat diberikan intramuskular.
c. Daya proteksi vaksin campak diukur dengan berbagai cara, salah satunya indikator
pengaruh vaksin terhadap proteksi adalah penurunan angka kejadian kasus campak
sesudah pelaksanaan program imunisasi.4,7,8
2.2.5 Polio dan Vaksin Polio
Gejala umum akibat terjadinya serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada
salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2 – 5 hari. Terdapat dua jenis vaksin yang
beredar dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin sabin. Di beberapa negara dikenal
dengan tetravaccine, yaitu kombinasi Polio dan DPT. Pemberian vaksin Polio dapat dilakukan
bersamaan dengan BCG, vaksin Hepatitis B dan DPT. Pemberian imunisasi polio akan
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit Poliomyelitis.2,3,5,6
Ada dua jenis vaksin poliomyelitis yaitu vaksin yang diberikan secara per oral dan yang
diberikan secara parenteral. Vaksin poliomyelitis oral (Sabin) mengandung 3 tipe virus polio
hidup yang dilemahkan (virus 1, 2 dan 3). Karena harganya yang murah, pemberiannya yang
mudah dan dapat menginduksi imunitas intestinal serta berpotensi menginfeksi secara sekunder
baik di rumah tangga maupun komunitas, sehingga WHO merekomendasikan vaksin polio oral
trivalent sebagai vaksin pilihan untuk pemberantasan poliomyelitis.6,7,8
Pemberian vaksin polio dianjurkan sedini mungkin, WHO merekomendasikan sejumlah 4
kali pemberian yaitu ketika bayi baru lahir, berumur 6 minggu, 10 minggu dan 14 minggu
terutama di daerah endemik seperti di Indonesia. Setelah itu juga diperlukan dosis tambahan
untuk anak berumur di bawah 5 tahun.8,9
Dengan kata lain WHO merekomendasikan :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 13
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
a. Tiga dosis untuk anak berumur di bawah 1 tahun dengan Oral Polio Vaccination
(OPV)
b. Dosis tambahan atau supplement dose yang diberikan untuk usia < 5 tahun.
c. Dosis tambahan kedua yang diberikan pada daerah dalam ancaman wabah.9
2.2.6 Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) 7,10,11,14
KIPI adalah kejadian yang mungkin timbul setelah imunisasi. Berdasarkan klasifikasi
lapangan WHO Western Pasifik (1999), penyebab KIPI dibagi menjadi 5 kelompok faktor
etiologi, yaitu :
1. Program / teknik pelaksanaan (programmic error)
Sebagian kasus KIPI berhubungan dengan masalah program dan teknik pelaksanaan
imunisasi yang meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan dan tatalaksana
pemberian vaksin. Kesalahan tersebut dapat terjadi pada berbagai tingkat prosedur imunisasi,
misalnya:
1. Dosis antigen (terlalu banyak)
2. Lokasi dan cara menyuntik
3. Sterilisasi semprit dan jarum suntik
4. Jarum bekas pakai
5. Tindakan septik dan antiseptik
6. Kontaminasi vaksin dan peralatan suntik
7. Penyimpanan vaksin
8. Pemakaian sisa vaksin
9. Jenis dan jumlah pelarut vaksin
10. Tidak memperhatikan petunjuk prosedur.
Kecurigaan terhadap kesalahan tatalaksana perlu diperhatikan apabila terdapat
kecenderungan kasus KIPI berulang pada petugas yang sama.
2. Reaksi suntikan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 14
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk jarum suntik baik langsung maupun
tidak langsung harus dicatat sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misalnya rasa sakit,
bengkak, dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi suntikan tidak langsung
misalnya rasa takut, pusing, mual sampai sinkop.
3. Induksi vaksin (reaksi vaksin)
Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya sudah dapat diprediksi terlebih
dahulu karena merupakan reaksi samping vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun
demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi anafilaksis sistemik dengan resiko
kematian. Reaksi samping ini sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk
pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra, indikasi khusus, perhatian khusus atau
berbagai tindakan dan perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi obat atau
vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana
imunisasi.
4. Faktor kebetulan (koinsiden)
Seperti telah disebutkan di atas maka kejadian yang timbul ini terjadi secara kebetulan
setelah imunisasi. Indikator faktor kebetulan ini ditandai dengan ditemukannya kejadian yang
sama disaat yang bersamaan pada kelompok populasi setempat dengan karakteristik serupa tetapi
mendapatkan imunisasi.
5. Penyebab tidak diketahui
Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat dikelompokkan ke dalam salah
satu penyebab maka untuk sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu
informasi lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi tersebut akan dapat ditentukan
kelompok penyebab KIPI.
Kejadian ini umumnya terjadi dalam masa satu bulan setelah imunisasi.
1. BCG : Setelah 2 minggu akan terjadi pembengkakan kecil dan merah di tempat suntikan.
Setelah 2-3 minggu kemudian pembengkakan menjadi abses kecil yang menjadi luka
dengan garis tengah sekitar 10 mm. Jangan diberi obat apapun dan biarkan luka tetap
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 15
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
terbuka. Luka tersebut akan sembuh dengan sendirinya dan meninggalkan parut yang
kecil.
2. DPT : Kadang-kadang bayi demam setelah mendapatkan vaksin ini. Tetapi demam ini
umumnya akan sembuh dalam 1-2 hari. Sebagian bayi merasa nyeri, merah atau bengkak
ditempat suntikan, sedangkan bayi lainnya tidak.
Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu pengobatan, karena akan sembuh sendiri.
1. Polio : Tidak ada efek samping
2. Campak : Anak mungkin demam pada hari ke 5-12 sesudah suntikan. Kadang-
kadang disertai kemerahan pada kulit seperti campak. Hal ini adalah gejala penyakit
campak paling ringan dan umumnya setelah 1-2 hari akan hilang.
3. Hepatitis B : Tidak ada efek samping.
2.2.7 Perilaku Kesehatan
Seperti yang kita ketahui bahwa pendidikan kesehatan bertujuan mengubah perilaku yang
belum sehat menjadi sehat artinya perilaku yang mendasarkan prinsip-prinsip sehat atau
kesehatan. Perilaku adalah aksi dari individu terhadap reaksi dari hubungan dengan
lingkungannya. Dengan perkataan lain perilaku baru terjadi bila ada sesuatu yang diperlukan
untuk menimbulkan reaksi, sesuatu tersebut disebut dengan rangsangan Skinner (1938). Ia
merupakan seorang ahli psikologi yang merumuskan perilaku respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulasi (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya
stimulasi terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, yang disebut dengan
teori “S-O-R” atau Stimulus-Organism-Respon.15
Skinner membedakan adanya dua respon :
a. Respondent respon atau reflexive
b. Operant respons atau instrumental renspons.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 16
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Dilihat dari bentuk terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus masih dibatasi pada perhatian, pengetahuan, persepsi
dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka dan
dengan mudah diamati oleh orang lain.
Berdasarkan batasan perilaku tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu proses
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, minuman serta lingkungan.
Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok15:
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah perilaku seseorang untuk
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan bila sakit.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan disebut
perilaku pencarian pengobatan (help seeking behavior). Perilaku ini adalah upaya atau
tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, dimulai dari mengobati
sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker 1979) membuat klasifikasi lain
perilaku kesehatan :
1. Perilaku hidup sehat
2. Perilaku sakit (illness behavior)
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 17
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2.2.8 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni penglihatan, pendengaran, pencuiman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). 15
a. Proses adopsi perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih baik daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Roger (1974) mengungkapkan
bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yakni 15 :
1. Awareness (kesadaran)
2. Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus terlebih dahulu.
3. Interest (tertarik)
4. Orang mulai tertarik terhadap stimulus.
5. Evaluation
6. Menimbang–nimbang baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini
bersikap responden sudah lebih baik lagi.
7. Trial
8. Orang sudah mulai mencoba prilaku baru.
9. Adoption
10. Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
b. Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
1. Tahu (know)
2. Memahami (comprehension)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 18
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (sintesys)
6. Evaluasi (evaluation)
2.2.9 Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau sesuatu yang masih tersembunyi dari seseorang terhadap
suatu stimulasi atau objek. Secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari- hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Necomb salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan
bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. 15
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi
tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi
terbuka atau tingkah laku yang terbuka. 15
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai
suatu penghayatan terhadap objek. 15
a. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen
pokok :
1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama- sama membentuk sikap yang utuh (total attitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang
peranan penting.
b. Berbagai tingkat sikap
Terdiri dari berbagai tingkatan :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 19
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
1. Menerima (receiving)
Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).
2. Merespon (subjek)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah
suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko
merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Praktek atau tindakan
Suatu sikap tidak langsung terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk
mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung antara lain
adanya fasilitas. Selain itu diperlukan juga faktor pendukung ( support ) dari pihak lain. 15
Praktek ini merupakan beberapa tingkatan :
1. persepsi (perception).
2. respon terpimpin (guided respons)
3. mekanisme (mechanism)
4. adopsi (adoption)
2.2.10 Tindakan (practice)
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan kemudian mengadakan
penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan dia akan
melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapi (dinilai baik). Inilah yang
disebut praktek (practice) kesehatan atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt
behavior). Oleh sebab itu indikator praktek kesehatan ini juga mencakup hal-hal15 :
a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit mencakup :
1. Pencegahan penyakit, imunisasi anak, pengurasan bak mandi, dll.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 20
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2. Penyembuhan penyakit, minum obat sesuai petunjuk dokter, mengikuti anjuran
dokter.
b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Tindakan ini mencakup mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan
olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba.
c. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan.
Tindakan ini mencakup membuang air besar di jamban, membuang sampah pada
tempatnya dan menggunakan air bersih untuk mandi.
Secara teori memang perubahan perilaku dan perolehan data informasi tentang indikator-
indikator perilaku tersebut terhadap pengetahuan, sikap dan praktek agak berbeda. Untuk
memperoleh data tentang pengetahuan dan sikap cukup dengan wawancara dan Fokus Group
Diskusi (FGD) khusus untuk penelitian kualitatif. Sedangkan untuk memperoleh data tentang
praktek atau perilaku akurat melalui pengamatan (observasi) namun bisa juga dengan pendekatan
recall atau mengingatkan kembali perilaku yang telah dilakukan responden beberapa waktu yang
lalu. 15
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 21
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif kuantitatif yaitu
yaitu suatu penelitian untuk identifikasi masalah dan fenomena yang terjadi pada
masyarakat berupa Gambaran Karakterisitik, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ibu yang
memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara
3.2 Lokasi dan waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tanggal 25 Oktoberber 2012
3.3 Sasaran Penelitian
Ibu-ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun terhadap imunisasi dasar lengkap di
Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra
Utara.
3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari unit analisis yang karakteristiknya akan diteliti.
Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki anak umur 0 - 5 tahun di
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 22
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara.
3.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi sebanyak 50 orang.
Teknik sampel dilakukan secara yaitu quota sampling, dimana penelitian dilakukan pada
50 ibu yang mempunyai anak umur 0 - 5 tahun yang berjumlah 50 orang, di Kelurahan
Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara..
Setiap warga diberi pertanyaan dalam bentuk kuesioner berisi Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan ibu yang memiliki Bayi kurang dari 1 Tahun Tentang
Pemberian Imunisasi Dasar.
3.5 Kerangka Konsep
Keterangan Kerangka Konsep
Bahwa karakteristik (umur dan tingkat pendidikan) berkaitan dengan
pengetahuan, sikap dan tindakan responden terhadap imunisasi dasar lengkap.
3.6 Definisi Operasional
1. Umur adalah tingkat usia responden dalam hitungan tahunan.
2. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang berhasil
ditamatkan oleh responden.
3. Pengetahuan adalah pengetahuan responden terhadap imunisasi dasar lengkap.
4. Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon secara positif atau
negatif terhadap imunisasi dasar lengkap.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 23
Karakteristik
1. Umur2. Tingkat Pendidikan
1. Pengetahuan
2. Sikap 3. Tindakan
Imunisasi Dasar
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
5. Tindakan merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai wujud dari pengetahuan dan
sikap responden terhadap imunisasi dasar.
6. Imunisasi dasar lengkap adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara
aktif terhadap suatu antigen yang diberikan pada bayi berumur kurang dari 1 tahun
dengan memberikan vaksin BCG, Hepatitis B, DPT, Campak, Polio.
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada 50 responden di
Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatra Utara.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Lima Puluh Kota, Kantor Kelurahan
Lima Puluh Kota, dan Kantor Lima Puluh.
3.8 Instrumen Penelitian
Setiap responden diberikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pengetahuan,
sikap dan tindakan terhadap imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari 30 pertanyaan berdasarkan
Tinjauan Pustaka sebagai berikut:
1. 10 pertanyaan untuk menilai pengetahuan.
2. 10 pertanyaan untuk menilai sikap.
3. 10 pertanyaan untuk menilai tindakan.
3.9. Teknik Penilaian
Pengukuran pengetahuan, sikap dan tindakan berdasarkan jawaban pertanyaan yang
diberikan kepada responden menggunakan skala pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986)
dengan defenisi sebagai berikut:
1. Baik, apabila jawaban responden benar > 75 % dari nilai tertinggi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 24
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi.
3. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40 % dari nilai tertinggi.
Kunci Jawaban Pengetahuan
Apabila responden menjawab benar diberi nilai 1 dan apabila responden menjawab salah
diberi nilai 0.
Skor Pengetahuan:
1. A (1) B (0) C (0) 6. A (0) B (1) C (0)
2. A (0) B (1) C (0) 7. A (0) B (0) C (1)
3. A (0) B (0) C (1) 8. A (1) B (0) C (0)
4. A (0) B (0) C (1) 9. A (0) B (1) C (0)
5. A (0) B (1) C (0) 10. A (0) B (1) C (0)
Total skor pengetahuan adalah 10
Penilaian Pengetahuan
1. Baik, jika jawaban benar 8-10 (> 75 % dari nilai tertinggi).
2. Sedang, jika jawaban responden benar antara 5-7 (40-75% dari nilai yang tertinggi).
3. Kurang, jika jawaban benar 0-4 (< 40% dari nilai tertinggi).
Kunci Jawaban Sikap
Apabila responden menjawab “Setuju” diberi nilai 2, “Kurang setuju” diberi nilai 1 dan
apabila responden menjawab “Tidak Setuju” diberi nilai 0.
Skor Sikap:
1. A (2) B (1) C (0) 6. A (2) B (1) C (0)
2. A (2) B (1) C (0) 7. A (2) B (1) C (0)
3. A (2) B (1) C (0) 8. A (2) B (1) C (0)
4. A (2) B (1) C (0) 9. A (2) B (1) C (0)
5. A (2) B (1) C (0) 10. A (2) B (1) C (0)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 25
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Total skor sikap adalah 20
Penilaian Sikap
1. Baik, jika jawaban benar 8-10 (> 75% dari nilai yang tertinggi).
2. Sedang, jika jawaban responden benar anatara 5-7 (40-75% dari nilai yang tertinggi).
3. Kurang, jika jawaban benar 0-4 (< 40% dari nilai tertinggi).
Kunci Jawaban Tindakan
Apabila responden menjawab “Sudah” diberi nilai 2, “Kadang – kadang” diberi nilai 1
dan apabila responden menjawab “Belum” diberi nilai 0.
Skor Tindakan:
1. A (2) B (1) C (0) 6. A (2) B (1) C (0)
2. A (2) B (1) C (0) 7. A (2) B (1) C (0)
3. A (2) B (1) C (0) 8. A (2) B (1) C (0)
4. A (2) B (1) C (0) 9. A (2) B (1) C (0)
5. A (2) B (1) C (0) 10. A (2) B (1) C (0)
Total Skor Tindakan adalah 20
Penilaian Tindakan
1. Baik, jika jawaban benar 6-8 (75% dari nilai tertinggi).
2. Sedang, jika jawaban responden benar antar 3-5 (40-75% dari nilai yang tertinggi).
3. Kurang, jika jawaban benar 0-2% (< 40 % dari nilai tertinggi).
3.10. Pengolahan dan Analisa Data
Data yang terkumpul diolah secara manual, diedit dan dientri ke komputer dengan
menggunakan program Microsoft Word 2007 dan Microsoft Excel 2007 Windows XP
yang disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 26
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3.11. Langkah-langkah penelitian
Langkah-langkah penelitian untuk mengetahui perilaku masyarakat di Kelurahan
Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara
adalah sebagai berikut:
Survei lapangan di lokasi penelitian dan pemerintahan setempat pada tanggal 24
Oktober 2012 meliputi :
1. Melapor ke Kepala Puskesmas Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh.
2. Melapor ke Camat Kecamatan Lima Puluh.
3. Melapor ke Lurah Kelurahan lima Puluh Kota.
4. Pengisian Kuesioner dilakukan pada ibu-ibu di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara tanggal
25 Oktober 2012 secara door two door ( home visit )
5. Penyuluhan tentang imunisasi pada tanggal 25 September 2012 di Kelurahan
Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatra Utara secara door two door ( home visit ).
6. Menyusun laporan penelitian berdasarkan data yang sudah diperoleh.
7. Diskusi dengan pembimbing.
8. Presentasi laporan penelitian.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 27
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN DAN PROGRAM PUSKESMAS
4.1. Data Geografis Dan Demografis Kecamatan Lima Puluh
4.1.1. Kondisi Geografis
Kecamatan lima puluh merupakan Ibukota Kabupaten Batu Bara. Wilayah kecamatan
Lima Puluh terdiri dari 1 Kelurahan dan 34 Desa. Adapun luas Kecamatan Lima Puluh ± 23.995
Ha. Adapun batas – batas kecamatan Lima Puluh antara lain :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Air Putih.
2. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Simalungun.
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Tiram.
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Talawi
4.1.2. Kondisi Demografis
Penduduk Kecamatan Lima Puluh berjumlah ± 97.028 jiwa, dengan jumlah penduduk
laki-laki 47.878 jiwa, perempuan 25.995 jiwa dan 23.416 KK, dengan rincian sebagai berikut:
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 28
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel 4.1.2.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk Di Masing-Masing Desa Di
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Periode Januari – September 2012
No Desa/Kelurahan Jumlah KK Jumlah PendudukPenduduk Menurut Jenis Kelamin
Lk Pr
1 MANGKAI BARU 998 3837 1906 1931
2 SUMBER MAKMUR 475 1871 999 872
3 PERK. DOLOK 198 931 486 445
4 SUMBER PADI 1211 4367 2187 2180
5 PERK. LIMAU MANIS 85 316 164 152
6 ANTARA 844 2635 1150 1485
7 CAHAYA PARDOMUAN 312 1309 669 640
8 KWALA GUNUNG 383 1496 770 726
9 SIMPANG DOLOK 722 2988 1404 1584
10 EMPAT NEGERI 1027 3774 1987 1787
11 LIMA PULUH KOTA 1091 4811 2217 2594
12 PERK. LIMA PULUH 542 2136 1056 1080
13 PERK. TANAH GAMBUS 1034 3935 2038 1897
14 PEMATANG PANJANG 473 1925 952 973
15 LUBUK CUIK 896 3168 1561 1607
16 GAMBUS LAUT 1198 4502 2208 2294
17 PULAU SEJUK 923 3818 1958 1860
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 29
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
18 BULAN – BULAN 486 2657 1357 1300
19 MANGKAI LAMA 849 3022 1553 1469
20 GUNTUNG 709 3502 1784 1718
21 LUBUK BESAR 678 2563 1285 1278
22 PERK. TANAH ITAM ULU 443 1757 908 849
23 AIR HITAM 898 4867 2019 2848
24 SIMPANG GAMBUS 1872 8121 4055 4066
25 PERUPUK 1596 6861 3461 3400
26 PERK. KWALA GUNUNG 39 137 74 63
27 TANAH ITAM ILIR 371 1507 755 752
28 LUBUK HULU 441 1778 897 881
29 PEMMATANG TENGAH 320 1800 927 873
30 PASIR PERMIT 237 1185 567 618
31 BARUNG – BARUNG 326 1836 849 987
32 GUNUNG BANDUNG 457 1800 834 966
33 TITI PUTIH 476 1936 963 973
34 TITI MERAH 430 2209 1050 1159
35 SUMBER REJO 376 1671 828 843
JUMLAH 23416 97028 47878 49150
Sumber : laporan kantor kecamatan lima puluh, 2012
Keterangan tabel 4.1.2.1
Dari tabel di atas didapatkan bahwa jumlah penduduk terbanyak 8.121 jiwa di Desa Simpang
Gambus.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 30
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel 4.1.2.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Penduduk Menurut Agama Di Kecamatan
Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Periode Januari – September 2012
No Agama Jumlah Penduduk
(Jiwa)
%
1 Islam 51.998 53.7
2 Kristen 17.215 17.8
3 Hindu 12.029 12.5
4 Budha 7.979 8.2
5 Hindu 7.807 8
Jumlah 97.028 100
Sumber : Buku Statistik, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara, Tahun 2012
Keterangan Tabel 4.1.2.2
Dari tabel di atas diketahui bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Lima Puluh beragama Islam
sebanyak 51.998 jiwa yaitu 53.6 %.
Tabel 4.1.2.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
KabupatenBatu Bara Provinsi Sumatera Utara
Periode Januari – September 2012
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 31
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Sumber : Buku Statistik, Kecamatan Lima Puluh, Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera
Utara, Tahun 2012
Keterangan Tabel 4.1.2.3
Dari tabel di atas didapatkan bahwa sebagian besar penduduk di wilayah kerja puskesmas lima
puluh kota bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 661 Jiwa (65,13 %).
4.2 Program Puskesmas Lima Puluh Kota
Adapun kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Indrapura adalah meliputi Usaha-
usaha Pokok atau Basic Health Service yang dilakukan ada 16 program seperti yang tercantum
dalam program kesehatan nasional, yaitu :
4.2.1 Upaya Kesehatan Wajib
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 32
No PEKERJAANJUMLAH
(JIWA)
PRESENTASE
(%)
1 Petani 661 65,13
2 Pedagang 198 19,5
3 PNS 46 4,45
4 Pertukangan 38 3,75
5 Pensiunan 27 2,67
6 Nelayan 15 1,47
7 Karyawan Swasta 15 1,47
8 ABRI / POLRI 9 0,88
9 Jasa 6 0,59
Jumlah 1.015 100
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Upaya kesehatan wajib Puskesmas merupakan upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya Kesehatan wajib tersebut
adalah :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (khusus Kota Medan)
4.2.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan Puskesmas.
Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas, yakni:
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 33
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
9. Upaya Kesehatan Pengobatan Tradisional
10.
4.2.3 Penjelasan Program
4.2.3.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan:
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan perilaku
hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya kesehatan,ikut
aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu.
Kegiatan:
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi
keluarga, KB, imunisasi, Posyandu dan sebagainya.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamplet dan brosur.
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat didalam kegiatan antara lain berupa
gotong royong dan olahraga.
4.2.3.2 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Pengertian
Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharan ibu hamil, ibu bersalin, bayi dan balita serta anak prasekolah yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas,dalam rangka meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan
bangsa pada umumnya.
Sasaran
Ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita serta anak pra sekolah.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 34
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tujuan
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu : timbang berat badan, mengukur
tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet tambah darah, vaksin
tetanus, tes laboratorium, temu wicara.
2. Melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil berupa keadaan gizi, perawatan payudara, ASI
eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan serta P2P.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
4. Membina Posyandu.
5. Merujuk pasien ke rumah sakit, apabila penyakitnya tidak dapat ditanggulangi di
Puskesmas.
6. Pencatatan dan pelaporan KPBIA (Kelompok Pembina Belajar Ibu dan Anak).
7. Pemberian Imunisasi pada bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan calon pengantin.
Kegiatan
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui.
2. Pertolongan persalinan di luar rumah sakit.
3. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
4. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
5. Pengobatan sederhana dan pencegahan dehidrasi pada anak yang menderita diare dengan
pemberian cairan per oral.
6. Penyuluhan gizi untuk meningkatkan status gizi ibu dan anak.
7. Bimbingan kesehatan jiwa anak.
8. Menjalankan kunjungan rumah.
9. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
10. Pelayanan Keluarga Berencana (KB).
4.2.3.3 Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 35
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Pengertian
Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan
dan KB yang terpadu tingkat kelurahan.
Sasaran
Bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur).
Tujuan
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak untuk menurunkan IMR (Index Mortality
Rate).
3. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi untuk
swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan. Pendekatan dan pemerataan pelayanan
kesehatan pada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan
geografis.
Menurut tingkatnya Posyandu dibagi 4 strata :
1. Pratama, kegiatan Posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap
bulannya, juga terbatas dalam jumlah kader.
2. Madya, kegiatan Posyandu strata ini 8 kali dalam setahun, mempunyai kader
sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama, kegiatan Posyandu strata ini lebih dari 8 kali dalam setahun dengan kader
lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan Posyandu strata ini sebanyak 12 kali dalam setahun dengan kader
lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia untuk lebih dari 50%
KK.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 36
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu:
1. Meja I : Pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan Bayi dan Balita
3. Meja III: Pengisian KMS
4. Meja IV: Penyuluhan perorangan, antara lain :
a. Mengenai balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang
diikuti pemberian makanan, Oralit dan Vitamin A dosis tinggi.
b. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI eksklusif dan
P2P terhadap ibu hamil dan menyusui.
c. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet
besi.
5. Meja V :Pelayanan tenaga kerja profesional nmeliputi KIA, KB, imunisasi dan
pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat.
4.2.3.4 Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap
penyakit tertentu.
Sasaran
Bayi, balita, ibu hamil, anak sekolah dan pasangan usia subur (PUS).
Tujuan
1. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 37
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan penyakit.
Macam-macam imunisasi
1. BCG
Gunanya : Menghindari dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC terhadap
anak.
Cara pemberian :
1. Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kanan atas
3. Dengan injeksi intrakutan
4. Dosis 0.5 cc.
2. DPT
Gunanya : Untuk mencegah Difteri, Pertusis, Tetanus.
Cara pemberian :
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 3 kali.
2. Dosis 0,5 ml dengan minimal 4 minggu, sebanyak 3 kali suntikan.
3. Lokasi suntikan dipaha luar kiri.
4. Injeksi intramuskular.
3. Polio
Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Polio.
Cara pemberian :
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 4 kali
2. Diberikan dengan meneteskan ke dalam mulut sebanyak 2-3 tetes atau 0,1 ml.
4. Campak
Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 38
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Cara pemberian :
1. Diberikan pada bayi umur 9-11 bulan, sebanyak 1 kali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kiri atas.
3. Dengan injeksi subkutan.
4. Dosis 0,5 ml.
5. Hepatitis B
Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B.
Cara pemberian :
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, diberikan 3 kali dengan interval minimal 4
minggu.
2. Lokasi penyuntikan pada paha luar sebelah kanan.
3. Dosis 0,5 ml.
4. Dengan injeksi intramuskular.
Tabel 4.1.2.4
Data 10 Kasus Penyakit Terbanyak Pada Pasien Umum Puskesmas Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Peride Januari – September 2012
No Nama Penyakit Jumlah Persentase (%)
1 ISPA 3.817 24,29
2 Disepsia 1.944 12,37
3 COPD 1.929 12,28
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 39
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
4 Hipertensi 1.482 9,43
5 Kulit 1.464 9,32
6 Reumatik 1.298 8,26
7 DM 1.242 7,9
8 Karies 1.088 6,9
9 Konjungtivitis 738 4,7
10 Vulnus 708 4,5
Jumlah 15.710 100
Sumber : data dari puskesmas lima puluh kota, 2012
Keterangan tabel 4.1.2.4
tabel di atas pada pasien umum yang mengenai penduduk di wilayah kerja puskesmas
lima puluh kota adalah penyakit ISPA yaitu sebanyak 24,29 %.
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Analisa Data
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatra Utara dengan 50 responden, data dikumpulkan dan
disajikan dalam tabel dan diagram sebagai berikut :
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 40
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
5.1.1 Tabel dan Diagram Distribusi Umur dan Tingkat Pendidikan
Tabel dan Diagram 5.1.1.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Umur(Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 16-20 1 2%
2 21-25 6 12%
3 26-30 19 38%
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 41
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
4 31-35 12 24%
5 36-40 8 16%
6 41-45 4 8%
Jumlah 50 100
2%
12%
38%
24%
16%8%
16-20
21-25
26-30
31-35
36-40
41-45
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.1.1
Dari tabel dan diagram di atas, didapatkan bahwa responden terbanyak berusia 26-30 tahun,
yaitu 19 Jiwa (38%).
Tabel dan Diagram 5.1.1.2
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 SD/Sederajat 10% 5
2 SLTP/Sederajat 24% 12
3 SLTA/Sederajat 56% 28
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 42
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
4 Perguruan Tinggi 10% 5
Jumlah 100 % 50
10%
24%
56%
10%
SD/SederajatSLTP/SederajatSLTA/SederajatPerguruan Tinggi
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.1.2
Dari tabel dan diagram di atas, didapatkan bahwa responden terbanyak pada tingkat pendidikan
SLTA yaitu 28 Jiwa (56%).
5.1.2 Tabel dan Diagram Distribusi Pengetahuan
Tabel dan Diagram 5.1.2.1
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Pengertian Imunisasi
di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Suatu usaha untuk meningkatkan
kekebalan tubuh terhadap suatu
47 94
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 43
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
penyakit tertentu
2 Suatu usaha untuk mendatangkan
penyakit
1 2
3 Suatu usaha untuk menyembuhkan
penyakit
2 4
Jumlah 50 100
94%
2%4%
Suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
Suatu usaha untuk mendatangkan penyakit
Suatu usaha untuk menyembuhkan penyakit
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.1
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94%) mengetahui
pengertian imunisasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang
terhadap suatu penyakit tertentu.
Tabel dan Diagram 5.1.2.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Pemberian Imunisasi
di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mengobati penyakit 3 6
2 Mencegah penyakit tertentu 47 94
3 Menimbulkan penyakit 0 0
Jumlah 50 100
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 44
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
6%
94%
Mengobati penyakitMencegah penyakitMenimbulkan penyakit
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.2
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94%) mengetahui
tujuan pemberian imunisasi yaitu mencegah penyakit.
Tabel dan Diagram 5.1.2.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Jenis Imunisasi Dasar Lengkap
di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Rabies, DBD 1 2
2 Malaria, Influenza, dan HIV 0 0
3 BCG, DPT, Polio, Campak, 49 98
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 45
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Hepatitis B
Jumlah 50 100
2%
98%
rabies, dbdmalaria, influenza, HIVBCG, DPT, Polio, Campak, Hepati-tis B
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.3
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (98%) mengetahui
jenis imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, DPT, Polio, Campak, dan Hepatitis B
Tabel dan Diagram 5.1.2.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Usia Dimulainya Imunisasi
di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 1 Tahun 1 2
2 2 Tahun 0 0
3 9 bulan 49 98
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 46
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Jumlah 50 100
2%
98%
1 tahun2 tahun 9 bulan
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.4
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (98%) mengetahui
imunisasi dasar lengkap diberikan sampai usia 9 bulan.
Tabel dan Diagram 5.1.2.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Pemberian Imunisasi
BCG di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mencegah Penyakit Lumpuh Layu 27 54
12 Mencegah Penyakit TBC 20 40
3 Mencegah Penyakit Batuk Rejan 3 6
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 47
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Jumlah 50 100
54%40%
6%
Mencegah penyakit lumpuh layuMencegah penyakit Hepatitis BMencegah penyakit TBC
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.5
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (54%) tidak
mengetahui tujuan pemberian imunisasi BCG.
Tabel dan Diagram 5.1.2.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Usia Pemberian Imunisasi
Hepatitis B di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mencegah penyakit lumpuh layu 1 2
2 Mencegah penyakit hepatitis B 47 94
3 Mencegah penyakit TBC 2 4
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 48
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Jumlah 50 100
2%
94%
4%
mencegah penyakit lumpuh layu
mencegah penyakit hepatitis B
mencegah penyakit tbc
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.6
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94%) mengetahui
tujuan pemberian imunisasi hepatitis B yaitu untuk mencegah penyakit hepatitis B.
Tabel dan Diagram 5.1.2.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Pemberian Imunisasi
DPT di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mencegah Penyakit Polio 10 20
2 Mencegah Penyakit TBC 0 0
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 49
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3 Mencegah Penyakit Difteri,
Tetanus, dan Pertusis
40 80
Jumlah 50 100
20%
8%
Mencegah penyakit polioMencegah penyakit TBCMencegah penyakit Difteri, Tetanus, dan Pertusis
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.7
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (80%) mengetahui
tujuan pemberian imunisasi DPT yaitu untuk mencegah penyakit Difteri, Tetanus, dan Pertusis.
Tabel dan Diagram 5.1.2.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan Pemberian Imunisasi
Polio di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mencegah Penyakit Polio 47 94
2 Mencegah Penyakit TBC 0 0
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 50
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3 Mencegah Penyakit Difteri,
Tetanus, Pertusis
3 6
Jumlah 50 100
94%
6%
Mencegah penyakit PolioMencegah penyakit TBCMencegah penyakit Difteri, Tetanus, Pertusis
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.8
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94%) mengetahui
tujuan pemberian imunisasi Polio yaitu untuk mencegah penyakit polio
Tabel dan Diagram 5.1.2.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tujuan
Pemberian Imunisasi Campak di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Mencegah Penyakit Polio 2 4
2 Mencegah Penyakit Campak 46 92
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 51
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3 Mencegah Penyakit Tetanus 2 4
Jumlah 50 100
4%
92%
4%
mencegah penyakit polio
mencegah penyakit campak
mencegah penyakit tetanus
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.9
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92%) mengetahui
tujuan pemberian imunisasi campak yaitu untuk mencegah penyakit campak.
Tabel dan Diagram 5.1.2.10
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Tempat Pemberian Imunisasi
di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Jawaban Jumlah (Jiwa) Persentase (%)
1 Kantor Desa 1 2
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 52
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
2 Posyandu 49 98
3 Apotik 0 0
Jumlah 50 100
2%
98%
kantor desaposyanduapotik
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.10
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (98%) mengetahui
tempat pemberian imunisasi yaitu posyandu
Tabel 5.1.2.11
Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Pengetahuan Responden Tentang Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Umur Pengetahuan Jumlah
Baik Sedang Kurang
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 53
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
(Tahun) N % N % N % N %
1 16-20 1 2 0 0 0 0 1 2
2 21-25 5 10 1 2 0 0 6 12
3 26-30 17 34 2 4 0 0 19 38
4 31-35 10 20 2 4 0 0 12 24
5 36-40 6 12 2 4 0 0 8 16
6 41-45 4 8 0 0 0 0 4 8
total 43 86 7 14 0 0 50 100
Keterangan tabel
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tidak ada keterkaitan antara usia dengan pngetahuan
responden tentang Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tabel 5.1.2.12
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Responden Tentang
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 54
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
No Tingkat
Pendidikan
Tindakan Jumlah
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 SD/Sederajat 4 8 1 2 0 0 5 10
2 SLTP/Sederajat 9 18 1 2 0 0 10 20
3 SLTA/Sederajat 27 54 3 6 0 0 30 60
6 Perguruan
Tinggi
5 10 0 0 0 0 5 10
Keterangan Tabel 5.1.2.12
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan responden tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh
Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
Tabel dan Diagram 5.1.2.13
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pentingnya Imunisasi Dasar Pada
Anak di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 55
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 50 100
2 Kurang Setuju 0 0
3 Tidak Setuju 0 0
Jumlah 50 100
100%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.13
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden (100%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap itu penting untuk anak.
Tabel dan Diagram 5.1.2.14
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Sesuai Jadwal di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 56
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 49 98
2 Kurang Setuju 0 0
3 Tidak Setuju 1 2
Jumlah 50 100
98%
2%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.14
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (98%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap diberikan sesuai jadwal.
Tabel dan Diagram 5.1.2.15
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Diwajibkan
Pada Setiap Anak di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 57
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 46 92
2 Kurang Setuju 2 4
3 Tidak Setuju 2 4
Jumlah 50 100
92%
4% 4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.15
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap diwajibkan pada setiap anak.
Tabel dan Diagram 5.1.2.16
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Imunisasi Dasar Lengkap Tidak
Membahayakan Pada Anak di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 58
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 46 92
2 Kurang Setuju 0 0
3 Tidak Setuju 4 8
Jumlah 50 100
92%
8%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.16
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap tidak membahayakan pada anak.
Tabel dan Diagram 5.1.2.17
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Dapat Mengurangi Biaya Pengobatan di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 59
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 27 54
2 Kurang Setuju 20 40
3 Tidak Setuju 3 6
Jumlah 50 100
54%40%
6%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.17
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (54%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap dapat mengurangi biaya pengobatan.
Tabel dan Diagram 5.1.2.18
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Dapat Diberikan Selain di Posyandu di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 60
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 36 72
2 Kurang Setuju 5 10
3 Tidak Setuju 9 18
Jumlah 50 100
72%
10%
18%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.18
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (72%) setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap dapat diberikan selain di posyandu.
Tabel dan Diagram 5.1.2.19
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap
Dimulai Sejak Lahir di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 61
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 47 94
2 Kurang Setuju 1 2
3 Tidak Setuju 2 4
Jumlah 50 100
94%
2%4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.19
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94%) setuju
bahwa imunisasi dasar lengkap dapat mulai diberikan sejak lahir.
Tabel dan Diagram 5.1.2.20
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap setiap puskesmas dan posyandu
melakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 62
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 44 88%
2 Kurang Setuju 4 8%
3 Tidak Setuju 2 4%
Jumlah 50 100
88%
8%4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.20
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (88 %) setuju
bahwa setiap puskesmas dan posyandu melakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar lengkap.
Tabel dan Diagram 5.1.2.21
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap terhadap anak yang demam tetap dibawa untuk
imunisasi sesuai jadwal di Kelurahan Lima Puluh Kota
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 63
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 28 56%
2 Kurang Setuju 11 22%
3 Tidak Setuju 11 22%
Jumlah 50 100
56%
22%
22%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.21
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (56 %) setuju
bahwa anak yang demam tetap dibawa untuk imunisasi sesuai jadwal.
Tabel dan Diagram 5.1.2.22
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 64
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap terhadap imunisasi dasar lengkap pada anak
merupakan tanggung jawab kita bersama di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Setuju 49 98%
2 Kurang Setuju 1 2%
3 Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 50 100
98%
2%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.22
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (98 %) setuju
bahwa imunisasi dasar lengkap pada anak adalah tanggung jawab kita bersama.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 65
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel 5.1.2.23
Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Sikap Responden Tentang Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Umur
(Tahun)
Pengetahuan Jumlah
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 16-20 1 2 0 0 0 0 1 2
2 21-25 6 12 0 0 0 0 6 12
3 26-30 19 38 0 0 0 0 19 38
4 31-35 12 24 0 0 0 0 12 24
5 36-40 8 16 0 0 0 0 8 16
6 41-45 4 8 0 0 0 0 4 8
total 50 100 0 0 0 0 50 100
Keterangan tabel 5.1.2.23
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada keterkaitan antara usia dengan sikap
responden Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 66
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel 5.1.2.24
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Responden Tentang Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Tingkat
Pendidikan
Tindakan Jumlah
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 SD/Sederajat 5 10 0 0 0 0 5 10
2 SLTP/Sederajat 10 20 0 0 0 0 10 20
3 SLTA/Sederajat 30 60 0 0 0 0 30 60
6 Perguruan
Tinggi
5 10 0 0 0 0 5 10
Keterangan Tabel 5.1.2.24
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap
responden tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 67
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.25
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Membawa Anak Anda Ke Pelayanan
Kesahatan (Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, Atau Praktek Swasta) Untuk
Imunisasi Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 48 98%
2 Kadang – kadang 0 2%
3 Belum 2 0%
Jumlah 50 100
96%
4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.25
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (96 %) sudah
membawa anak mereka ke pelayanan kesehatan (posyandu, puskesmas, rumah sakit atau praktek
swasta) untuk imunisasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 68
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.26
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Membawa Anak Anda Mengikuti Imunisasi
Dasar Sesuai Jadwal Di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 47 94%
2 Kadang – kadang 1 2%
3 Belum 2 4%
Jumlah 50 100
94%
2%
4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.26
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (94 %) sudah
membawa anak mereka mengikuti imunisasi dasar sesuai jadwal.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 69
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.27
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mendengarkan Penyuluhan Tentang
Pentingnya Imunisasi Dasar Di Posyandu Atau Puskesmas di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 35 70%
2 Kadang – kadang 9 18%
3 Belum 6 12%
Jumlah 50 100
70%
18%
12%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.27
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (70 %) sudah
mendengarkan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dasar di posyandu dan puskesmas.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 70
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.28
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mendengarkan Penjelasan Tentang Efek
Samping Yang Menyertai Pemberian Imunisasi Dasar di Kelurahan Lima Puluh
KotaKecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 30 60%
2 Kadang – kadang 3 6%
3 Belum 17 34%
Jumlah 50 100
60%
6%
34%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.28
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (60 %) sudah
mendengarkan penjelasan tentang efek samping yang menyertai pemberian imunisasi dasar.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 71
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.29
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Membawwa Kms Setiap Kali Anak Anda
Imunisasi di Kelurahan Lima Puluh Kota Kecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 46 92%
2 Kadang – kadang 0 0%
3 Belum 4 8%
Jumlah 50 100
92%
8%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.29
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92 %) sudah
membawa KMS setiap anak mereka imunisasi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 72
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tabel dan Diagram 5.1.2.30
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Berbagi Informasi Dengan Orang – Orang
Disekitar Mereka Tentang Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan
Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 37 74%
2 Kadang – kadang 11 22%
3 Belum 2 4%
Jumlah 50 100
74%
22%
4%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.30
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 73
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (74 %) sudah
berbagi informasi dengan orang – orang disekitar mereka tentang pentingnya imunisasi dasar
lengkap.
Tabel dan Diagram 5.1.2.31
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Mencari Informasi Kepada Petugas
Kesehatan Tentang Pentingnya Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 33 66%
2 Kadang – kadang 7 14%
3 Belum 10 20%
Jumlah 50 100
66%
14%
20%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.31
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 74
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (66 %) sudah
mencari informasi kepada petugas kesehatan tentang pentingnya imunisasi dasar lengkap.
Tabel dan Diagram 5.1.2.32
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Membaca Buku Tentang Imunisasi Dasar
Lengkap Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan Lima Puluh KotaKecamatan
Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 28 56%
2 Kadang – kadang 13 26%
3 Belum 9 18%
Jumlah 50 100
56%
26%
18%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.32
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 75
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (56 %) sudah
membaca buku tentang imunisasi dasar lengkap imunisasi dasar lengkap.
Tabel dan Diagram 5.1.2.33
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Memastikan Bahwa Anak Mereka Telah
Mendapatkan Imunisasi Dasar Secara Lengkap di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 46 92%
2 Kadang – kadang 0 0%
3 Belum 4 8%
Jumlah 50 100
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 76
92%
8%
setujukurang setujutidak setuju
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.33
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92 %) sudah
memastikan bahwa anak mereka telah mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap.
Tabel dan Diagram 5.1.2.34
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Memastikan Membawa Anak Mereka Ke
Puskesmas Atau Rumah Sakit Saat Anak Demam Atau Timbul Bercak Merah Setelah
Imunisasi di Kelurahan Lima Puluh KotaKecamatan Lima
Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
N
O
Pengetahuan Frekuensi Persentasi (%)
1 Sudah 34 68%
2 Kadang – kadang 1 2%
3 Belum 15 30%
Jumlah 50 100
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 77
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
68%2%
30%
setujukurang setujutidak setuju
Keterangan Tabel dan Diagram 5.1.2.34
Dari tabel dan diagram di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (92 %) sudah
memastikan membawa anak mereka ke Puskesmas atau Rumah Sakit saat anak demam atau
timbul bercak merah setelah imunisasi
Tabel 5.1.2.35
Tabulasi Silang Antara Umur Dengan Tindakan Responden Terhadap Imunisasi Dasar
lengkapdi Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih Kabupaten Batu Bara
Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2012
No Umur
(Tahun)
Pengetahuan Jumlah
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 16-20 0 0 0 0 1 2 1 2
2 21-25 4 8 1 2 1 2 6 12
3 26-30 16 32 2 4 0 0 18 36
4 31-35 8 16 4 8 0 0 12 24
5 36-40 6 12 1 2 1 2 8 16
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 78
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
6 41-45 4 8 0 0 0 0 4 8
total 38 76 8 16 3 6 50 100
Keterangan tabel 5.1.2.35
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada keterkaitan antara usia dengan Tindakan
responden Tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
Tabel 5.1.2.36
Tabulasi Silang Antara Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Responden Terhadap
Imunisasi Dasar lengkapdi Kelurahan Indrapura Kecamatan Air Putih
Kabupaten Batu Bara Provinsi
Sumatera Utara
Tahun 2012
No Tingkat
Pendidikan
Tindakan Jumlah
Baik Sedang Kurang
N % N % N % N %
1 SD/Sederajat 4 5,92 0 0 1 2 5 7,92
2 SLTP/Sederajat 9 13,32 1 2 0 0 10 15,32
3 SLTA/Sederajat 5 7,4 0 0 0 0 5 7.4
6 Perguruan 19 28.12 10 20 1 2 30 50,12
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 79
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
Tinggi
Keterangan Tabel 5.1.2.36
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tidak ada keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan
tindakan responden tentang Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kelurahan Lima Puluh
Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara
5.2 PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
5.2.1 Pengetahuan
No Permasalahan Pemecahan Masalah
1.
2.
6% responden tidak mengetahui
pengertian imunisasi.
6% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi.
2% responden tidak mengetahui
Memberikan penyuluhan dan informasi
melalui media cetak seperti poster dan
selebaran kepada masyarakat khususnya ibu
yang memiliki bayi berumur 0 - 5 tahun
terhadap imunisasi dasar di Kelurahan Lima
Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh Kabupaten
Batu Bara Provinsi Sumatera Utara,
memberikan informasi tentang imunisasi
secara terperinci khususnya jenis imunisasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 80
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3
4.
5.
6.
7.
8
9
jenis imunisasi dasar lengkap
2% responden tidak mengetahui
imunisasi dasar lengkap diberikan
sampai usia 9 bulan.
60% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi BCG.
6% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi hepatitis
B yaitu untuk mencegah penyakit
hepatitis B
20% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi DPT
yaitu untuk mencegah penyakit
Difteri, Tetanus, dan Pertusis.
6% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi Polio
yaitu untuk mencegah penyakit
polio.
8% responden tidak mengetahui
tujuan pemberian imunisasi campak
yaitu untuk mencegah penyakit
dasar, usia dimulainya imunisasi, tujuan
pemberian imunisasi BCG, tujuan pemberian
imunisasi hepatitis B, tujuan pemberian
imunisasi DPT, jumlah pemberian imunisasi
polio dan tujuan pemberian imunisasi campak.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 81
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
10
campak
2% responden tidak mengetahui
tempat pemberian imunisasi yaitu
posyandu.
5.2.2 Sikap
NO. Permasalahan Pemecahan Masalah
1
2.
100% responden setuju terhadap
pentingnya imunisasi dasar pada
anak
2% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap diberikan
sesuai jadwal
8% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap diwajibkan
Memberikan informasi dan mengajak ibu yang
memiliki bayi berumur 0 - 5 tahun terhadap
imunisasi dasar di Kelurahan Lima Puluh Kota
Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara
Provinsi Sumatera Utara, untuk memberikan
imunisasi di tempat pelayanan kesehatan.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 82
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
pada setiap anak
8% responden setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap
membahayakan pada anak
46% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap dapat
mengurangi biaya pengobatan.
28% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap dapat
diberikan selain di posyandu.
6% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap dapat mulai
diberikan sejak lahir.
12% responden tidak setuju bahwa
setiap puskesmas dan posyandu
melakukan penyuluhan tentang
imunisasi dasar lengkap.
44% responden tidak setuju bahwa
anak yang demam tetap dibawa
untuk imunisasi sesuai jadwal.
2% responden tidak setuju bahwa
imunisasi dasar lengkap pada anak
adalah tanggung jawab kita bersama.
5.2.3 Tindakan
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 83
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
NO. Permasalahan Pemecahan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
2% responden belum membawa
anak mereka ke pelayanan kesehatan
(posyandu, puskesmas, rumah sakit
atau praktek swasta) untuk imunisasi
6% responden belum membawa
anak mereka mengikuti imunisasi
dasar sesuai jadwal.
30% responden belum
mendengarkan penyuluhan tentang
pentingnya imunisasi dasar di
posyandu dan puskesmas.
40% belum mendengarkan
penjelasan tentang efek samping
yang menyertai pemberian imunisasi
dasar.
8% responden belum membawa
KMS setiap anak mereka imunisasi.
26% responden belum berbagi
informasi dengan orang-orang
disekitar mereka tentang pentingnya
imunisasi dasar lengkap.
34% responden belum mencari
informasi kepada petugas kesehatan
tentang pentingnya imunisasi dasar
lengkap.
Mengajak ibu yang memiliki bayi berumur 0 -
5 tahun terhadap imunisasi dasar di Kelurahan
Lima Puluh Kota Kecamatan Lima Puluh
Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara,
untuk mendengarkan penjelasan pentingnya
imunisasi dan reaksi yang menyertai pemberian
imunisasi serta mengajak ibu untuk membawa
KMS setiap kali anaknya diimunisasi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 84
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
8.
9.
10.
44% responden belum membaca
buku tentang imunisasi dasar
lengkap.
8% responden belum memastikan
bahwa anak mereka telah
mendapatkan imunisasi dasar
lengkap.
32% responden belum membawa
anak mereka ke puskesmas atau
rumah sakit saat anak demam atau
timbul bercak merak setelah
imunisasi.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 85
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
1. Responden terbanyak berusia 26-30 tahun (38%) dan responden terbanyak tamat pada
tingkat pendidikan SLTA (56%).
2. Sebagian besar responden (86 %) memiliki pengetahuan yang baik terhadap imunisasi
dasar.
3. Seluruh responden (100%) memiliki sikap yang baik terhadap imunisasi dasar.
4. Sebagian besar responden (78%) memiliki tindakan yang baik terhadap imunisasi dasar.
5. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan pengetahuan terhadap imunisasi dasar dan
dijumpai adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan terhadap
imunisasi dasar.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 86
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
6. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan sikap terhadap imunisasi dasar dan dijumpai
adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap imunisasi dasar.
7. Tidak ada keterkaitan antara umur dengan tindakan terhadap imunisasi dasar dan tidak
adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan dengan tindakan terhadap imunisasi dasar.
6.2 SARAN
1. Disarankan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan mengenai
pentingnya Imunisasi.
2. Disarankan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi berumur 0 - 5 tahun agar lebih rajin datang ke
tempat-tempat penyuluhan atau Posyandu untuk pemberian imunisasi dan penyuluhan
mengenai pentingnya imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia/No.128/Menkes/SK/II/2004.
2. A.Samik Wahab,Madarina J.Sistem imun,Imunisasi dan Penyakit Imun
3. Achmadi.U.F. Vaksin dan Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam
imunisasi. Jakarta. Kompas. 2006. 51-89.
4. Admin, Waspada Penyakit Campak Mengancam, 2009, available at www.ictwomen.com
5. Anonim, Imunisasi Dasar Bayi, 2009, available at www.gudangmakalah.blokspot.com.
6. Arief B. Faktor-faktor Imunisasi Yang Mempengaruhi Kebutuhan Ibu Memberikan
Imunisasi Pada Bayinya. www.ebdosama.blogspot.com/faktor-faktor yang
mempengaruhi.html .
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 87
Laporan Penelitian UPT-PTC Indrapura
7. Behrmen.2008.Nelson Text Book Pediatric. Mc Graw-Hill.Philadellphia
8. Eyi, Ayo Lengkapi Imunisasi, 2009, available at www.kesehatan.kompas.com
9. Hanny Wijaya,Imunisasi,2006 available at www.pediatric.com
10. Imunisasi.2007: www.infeksi.com
11. Noto Atmojo S, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, PT Rineka Cipta. Jakarta 2003.
114-131
12. Ranuh I.G.N, Suyitno H(ed), Pedoman Imunisasi Di Indonesia, 2008, available at
www.republika.co.id
13. Republika newsroom.Anak Indonesia Masih Banyak Tidak Imunisasi,2008,available at
www.republika.co.id
14. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi,2006,available at www.pdfsearch.com/20060220-
6Bdg3go-ilmiah popular/Kejadian-Pasca-Imunisasi.doc
15. Depkes,Imunisasi,2010,available at www.pppl.depkes.go.id/imageData/Imunisasi.pdf
16. Yuni. Cakupan Imunisasi Campak Sumut Belum Terpenuhi, 2009 available at
www.harian-global.com
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKATFakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah 2012 88