propal kp maintanance 2

18
I. Judul Penelitian Penelitian Kerja Praktik ini mengangkat judul ANALISIS PERHITUNGAN EFEKTIVITAS MESIN PENGGILING TEBU DENGAN PENDEKATAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM). II. Latar Belakang Usaha perbaikan pada industri, di lihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan efektivitas mesin atau peralatan seoptimal mungkin. Untuk menjaga kondisi mesin tersebut agar tidak terjadi kerusakan ataupun paling tidak mencegah kerusakan peralatan atau mesin, sehingga proses produksi tidak terlalu lama berhenti, maka diperlukan sistem perawatan dan pemeliharaan mesin yang baik dan tepat sehingga hasilnya dapat meningkatkan efektivitas mesin dan kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dapat dihindarkan. Penelitian yang dilakukan oleh Sudri dan Melati (2012) mengemukakan bahwa nilai Overall Equipment Effectiveness menunjukan seberapa besar tingkat produktivitas perusahaan, yang dipengaruhi oleh availability, performance efficiency, dan rate of quality product. Permasalahan yang sering terjadi di dalam sebuah perusahaan adalah dengan kerusakan peralatan atau mesin ketika proses sedang berjalan, hal tersebut dapat mengakibatkan jam berhenti (downtime) tinggi sehingga kinerja mesin menjadi kurang efektif. Untuk meningkatkan kinerja PT. Madukismo dalam proses produksi perlu di dukung oleh manajemen pemeliharaan dan diperlukan langkah-langkah yang efektif dalam pemeliharaan peralatan untuk dapat menanggulangi dan mencegah masalah tersebut. Pemeliharaan tersebut ditangani dan diupayakan secara berkesinambungan sehingga mampu meningkatkan efektivitas mesin. Hapsari, dkk (2012) mengemukakan bahwa sistem manajemen pemeliharaan mesin produksi adalah corrective maintenance, yaitu melakukan perbaikan

Upload: ujonono

Post on 15-Apr-2016

45 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

n n bn njjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

TRANSCRIPT

I. Judul Penelitian

Penelitian Kerja Praktik ini mengangkat judul ANALISIS PERHITUNGAN

EFEKTIVITAS MESIN PENGGILING TEBU DENGAN PENDEKATAN TOTAL

PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM).

II. Latar Belakang

Usaha perbaikan pada industri, di lihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan

efektivitas mesin atau peralatan seoptimal mungkin. Untuk menjaga kondisi mesin tersebut

agar tidak terjadi kerusakan ataupun paling tidak mencegah kerusakan peralatan atau mesin,

sehingga proses produksi tidak terlalu lama berhenti, maka diperlukan sistem perawatan dan

pemeliharaan mesin yang baik dan tepat sehingga hasilnya dapat meningkatkan efektivitas

mesin dan kerugian yang diakibatkan oleh kerusakan mesin dapat dihindarkan. Penelitian

yang dilakukan oleh Sudri dan Melati (2012) mengemukakan bahwa nilai Overall Equipment

Effectiveness menunjukan seberapa besar tingkat produktivitas perusahaan, yang dipengaruhi

oleh availability, performance efficiency, dan rate of quality product.

Permasalahan yang sering terjadi di dalam sebuah perusahaan adalah dengan kerusakan

peralatan atau mesin ketika proses sedang berjalan, hal tersebut dapat mengakibatkan jam

berhenti (downtime) tinggi sehingga kinerja mesin menjadi kurang efektif. Untuk

meningkatkan kinerja PT. Madukismo dalam proses produksi perlu di dukung oleh

manajemen pemeliharaan dan diperlukan langkah-langkah yang efektif dalam pemeliharaan

peralatan untuk dapat menanggulangi dan mencegah masalah tersebut. Pemeliharaan tersebut

ditangani dan diupayakan secara berkesinambungan sehingga mampu meningkatkan

efektivitas mesin. Hapsari, dkk (2012) mengemukakan bahwa sistem manajemen

pemeliharaan mesin produksi adalah corrective maintenance, yaitu melakukan perbaikan

ketika terdapat kerusakan dibantu dengan planned maintenance, dimana dijadwalkan setiap

satu minggu mesin berhenti total untuk dilakukan perbaikan.

Efektivitas merupakan ukuran perbandingan jumlah produk yang di produksi sepanjang

waktu pada periode tertentu terhadap kapasitas. Efektivitas mesin dapat menunjukkan

produktivitas dari mesin. Peningkatan efektivitas dan kualitas dari peralatan untuk mencegah

terjadinya kerusakan saat proses produksi sedang berjalan sangat penting. Oleh karena itu

dibutuhkan analisis efektivitas untuk mengukur apakah penggunaan mesin atau peralatan

sudah efektif atau belum. Pengukuran ini juga dapat digunakan untuk mengetahui

pelaksanaan perawatan peralatan.

Perawatan (maintenance) adalah suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan

untuk menjaga atau mempertahankan kualitas agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti

dalam kondisi sebelumnya. Sukawabdi (2007) menyatakan bahwa terjadi perubahan yang

signifikan dari kinerja-kinerja produksi sebelum diterapkan strategi TPM dengan sesudah

diterapkan strategi TPM. Dalam jangka waktu 2-3 tahun sejak diterapkan TPM, kinerja-

kinerja produksi seperti OEE, man hour, delivery, produktivitas pekerja dan defect dapat

menjadi lebih baik. Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode yang

dikembangkan di Jepang yang dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan

efisiensi peralatan guna meningkatkan produktivitas perusahaan.

Tujuan TPM adalah untuk mengetahui six big losses yang terdapat pada mesin

produksi. Overall Equipment Effectiveness (OEE) digunakan sebagai alat ukur dalam

penerapan Total Productive Maintenance (TPM) di PT. Madukismo. Analisa mesin

penggiling tebu ini diukur melalui availability, performance efficiency dan rate of quality

product serta menentukan komponen-komponen kritis mesin penggiling tebu.

III. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat ditarik suatu rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana perhitungan efektivitas mesin dengan metode Overall Equipment

Effectiviness (OEE)?

2. Bagaimana penerapan Total Productive Maintenance (TPM) pada PT. Madukismo?

3. Bagaimana perencanaan perawatan mesin pada PT. Madukismo dengan pendekatan

metode Total Productive Maintenance TPM?

IV. Batasan Masalah

Untuk memudahkan dalam pemecahan masalah, maka perlu dilakukan batasan masalah

yaitu:

1. Metode yang digunakan adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan Total

Productive Maintenance (TPM) untuk dapat mengetahui efektivitas mesin dan

kerusakan pada mesin.

2. Pengukuran efektivitas berfokus hanya pada mesin penggiling tebu.

3. Penelitian yang dilakukan tidak sampai ke perhitungan biaya.

4. Pemeliharaan terhadap mesin dan peralatan yang di teliti baik itu cara pembongkaran,

perbaikan, penggantian dan pemasangan peralatan tidak dibahas.

V. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menghitung efektivitas mesin dengan metode Overall Equipment Effectiviness

(OEE).

2. Untuk mengetahui penerapan Total Productive Maintenance (TPM).

3. Untuk membuat rencana perawatan mesin.

VI. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan dengan

membandingkan antara yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan di

lapangan yang ada di perusahaan.

2. Bagi Akademik

Buat Program Studi Teknik Industri Universitas Teknologi Yogyakarta, sebagai

tambahan referensi bagi mahasiswa dalam mengerjakan tugas-tugas mata kuliah

maupun sebagai acuan dalam melakukan penelitian tugas akhir.

3. Bagi Perusahaan

Sebagai tambahan informasi kepada pihak manajemen perusahaan dalam

menyusun rencana peningkatan produktivitas dan efisiensi mesin atau peralatan

dengan memaksimalkan efektifitas penggunaan mesin.

VII. Landasan Teori

7.1 Definisi Perawatan

Perawatan adalah kegiatan pendukung utama yang bertujuan untuk menjamin

kelangsungan peranan (fungsional) suatu sistem produksi (peralatan, mesin) sehingga pada

saat dibutuhkan dapat di pakai sesuai kondisi yang diharapkan.

Peranan perawatan baru akan sangat terasa apabila sistem mulai mengalami gangguan

atau tidak dapat dioperasikan lagi. Masalah perawatan ini sering diabaikan karena suatu

alasan mahal atau banyaknya ongkos yang dikeluarkan dalam pelaksanaannya, padahal

apabila dibandingkan dengan kerugian waktu menganggur akibat adanya suatu kerusakan

mesin jauh lebih besar dari pada ongkos perawatan dan baru akan dirasakan apabila sistem

mulai mengalami gangguan dalam pengoperasiannya, sehingga kelancaran dan

kesinambungan produksi akan terganggu.

Fungsi perawatan harus dijalankan dengan baik, karena fasilitas-fasilitas yang

diperlukan dalam organisasi dapat terjaga kondisinya (Mustofa, 1997:7). Perawatan adalah

suatu konsepsi dari semua aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan

kualitas agar tetap dapat berfungsi dengan baik seperti dalam kondisi sebelumnya (Supandi,

990:5).

7.2 Total Productive Maintanance (TPM)

Seiichi Nakajima, Vice Chairman of The Japan Institute of Plan Maintenance

mendefinisikan Total Productive Maintenance (TPM) sebagai suatu pendekatan yang inovatif

dalam maintenance dengan cara mengoptimasi keefektifan peralatan, mengurangi atau

menghilangkan kerusakan mendadak (breakdown) dan melakukan perawatan mandiri oleh

operator (Autonomous Maintenance by Operator).

Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu filosofi yang bertujuan

memaksimalkan efektifitas dari fasilitas yang digunakan di dalam industri, yang tidak hanya

dialamatkan pada perawatan saja tapi pada semua aspek dari operasi dan instalasi dari

fasilitas produksi termasuk juga di dalamnya peningkatan motivasi dari orang-orang yang

bekerja dalam perusahaan itu.

Komponen dari TPM secara umum terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Total Approach adalah semua orang ikut terlibat, bertanggung jawab dan menjaga

semua fasilitas yang ada dalam pelaksanaan TPM.

2. Productive Action adalah sikap proaktif dari seluruh karyawan terhadap kondisi dan

operasi dari fasilitas produksi.

3. Maintenance adalah pelaksanaan perawatan dan peningkatan efektivitas dari fasilitas

dan kesatuan operasi produksi.

Pada awal masa perkembangan TPM berfokus pada perawatan (pendukung proses

produksi suatu perusahaan), sehingga japan institute plant maintenance (JIPM) memberikan

definisi yang komplit ke dalam lima elemen: (Nakajima, 1988 : 10)

1. TPM, berusaha memaksimasi efektifitas peralatan keseluruhan (Overall Equipment

Effectiveness).

2. TPM merupakan sistem dari Preventive Maintenance (PM) dalam rentang waktu umur

suatu perusahaan.

3. TPM melibatkan seluruh departemen perusahaan (perancangan, pengoperasian dan

penawaran).

4. TPM melibatkan seluruh personil, mulai dari manajemen puncak hingga pekerja di

lantai produksi.

5. TPM sebagai landasan mempromosikan Preventive Maintenance (PM) melalui

manajemen motivasi, dalam bentuk kegiatan kelompok kecil mandiri.

Kata “Total” dalam Total Productive Maintenance mengandung tiga arti, yaitu:

(Nakajima, 1988 : 11)

1. Total Effectiveness, menunjukkan bahwa TPM bertujuan untuk efisiensi ekonomi atau

mencapai keuntungan (berdasarkan point 1).

2. Total Maintenance System, meliputi maintenance prevention, maintainability

improvement dan preventive maintenance (berdasarkan point 2).

3. Total Participation of All Employees, meliputi autonomous maintenance operator

melalui kegiatan suatu grup kecil (small group activities) (berdasarkan point 3,4 dan 5).

7.3 Overall Equipment Evektifiness (OEE)

Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan efektivitas peralatan secara

keseluruhan untuk mengevaluasi seberapa performance peralatan. OEE juga digunakan

sebagai kesempatan untuk memperbaiki produktivitas sebuah perusahaan yang pada akhirnya

digunakan sebagai langkah pengambilan keputusan. OEE merupakan metode yang digunakan

sebagai alat ukur dalam penerapan program TPM guna menjaga peralatan pada kondisi ideal

dengan menghapuskan six big losses peralatan (Hasriyono, 2009). Six big losses dapat di

kategorikan menjadi tiga macam, yaitu availability rate, performance rate, dan total yield

(Wahjudi, 2005).

VIII. Metodologi Penelitian

8.1 Diagram Alir Penelitian

Observasi Lapangan

Identifikasi Masalah

Penetapan Tujuan

Penelitian

Mulai

Mulai

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Perhitungan:

Runing time

Planned

downtime

Load time

Ideal Cycle time Processed

amount

Operating time

Defect amount

Cukup

A

Tidak

Ya

Gambar 8.1 Flowchart Diagram Alir Penelitian

Pengolahan Data

Perhitungan:

Availability Ratio (AV)

Performance efficiency

(PE)

Rate of Quality Product

Overall Equipment

Effectiveness (OEE)

A

Analisa penerapan Total

Productive Maintenance

(TPM)

Penarik kesimpulan dan

saran

selesai

i

8.2 Tahap Pendahuluan

Tahap pendahuluan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

8.2.1 Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan untuk mencari informasi tentang permasalahan

yang ada di perusahaan yaitu dengan cara melakukan diskusi kepada staf

manajemen perusahaan khususnya di bidang maintenance. Pada tahapan ini

juga dilakukan studi literatur terkait dengan tema penelitian yang akan diamati

serta mencari teori-teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam

menyelesaikan penelitian ini.

8.2.2 Identifikasi Masalah

Tahap identifikasi masalah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor

penyebab terjadinya permasalahan dan kemudian mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut. Identifikasi masalah dibuat berdasarkan study

literatur yang telah dilakukan.

8.2.3 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dilakukan untuk melakukan pokok permasalahn yang

akan dianalisa dan mencari solusi untuk memecahkan persalahan tersebut.

8.2.4 Penetapan Tujuan

Penetapan tujuan penelitian dilakukan untuk memberi arah agar penelitian

berfokus pada pokok permasalahan yang akan diamati.

8.3 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data adalah suatu cara pengadaan data primer maupun sekunder

untuk keperluan penelitian.

8.3.1 Kriteria pemilihan mesin

Kriteria pemilihan mesin berdasarkan standarisasi operasional mesin penggiling.

Desifindiana, dkk (2013) mengatakan bahwa standarisasi operasi mesin penggiling

adalah sebagai berikut:

1. Kapasitas Giling Exclusive 50.000 kw/hari.

2. Kapasitas Giling Inclusive 45.000 kw/hari.

3. Jam berhenti dalam pabrik 6%.

4. Monitoring operasional peralatan secara intensive, pelumasan, cooling system.

5. Penekanan kepada para operator mesin/alat untuk tidak terlalu lama meninggalkan

tempat.

8.3.2 Teknik pengumpulan data

Teknik-teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung diperusahaan

untuk melihat permasalahan yang ada dalam perusahaan.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab kepada staf

perusahaan dibagian maintenance dan teknik umum.

3. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan cara mencari jurnal penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan tema yang akan di teliti. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas mesin.

8.3.3 Data yang dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan penelitian secara

langsung dilapangan. pengumpulan data primer dilakukan dengan mengamati

secara langsung di pabrik. Data yang di perlukan untuk penelitian antara lain

adalah data mengenai uraian proses produksi dan cara kerja mesin.

a. Data Produksi Perusahaan, data produksi perusahaan merupakan hasil

rekapitulasi dari laporan produksi.

b. Downtime, yaitu lamanya peralatan mengalami kerusakan dan berhenti

giling.

c. Planned Downtime, yaitu waktu jam berhenti yang direncanakan.

d. Loading Time, yaitu waktu yang tersedia dikurangi waktu downtime

peralatan yang di rencanakan.

e. Operation Time, yaitu lama dari waktu downtime peralatan yang benar-

benar beroperasi (loading-dwontime).

f. Process Time, yaitu jumlah atau total yang diproses.

g. Defect Amount, yaitu jumlah cacat yang dihasilkan.

h. Running Time, yaitu waktu yang tersedia untuk beroperasi (available time).

i. Jenis mesin yang dipakai dan berapa lama waktu kerusakaan

2. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diamati oleh peneliti.

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. penelitian terdahulu.

b. Jadwal perawatan mesin.

c. Data-data historis kerusakan komponen peralatan mesin penggiling.

8.4 Tahap Pengolahan

Tahapan pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

Penentuan data mengenai uraian proses produksi dan cara kerja mesin.

1. Penentuan Availability Ratio

Availability Ratio adalah suatu nilai yang menjelaskan tentang pemanfaatan

waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi peralatan. Perhitungan availability di

peroleh dari perbandingan waktu operasi dengan waktu loading, waktu operasi dapat di

peroleh dari pengurangan waktu loading dengan downtime peralatan. Waktu loading

dapat diperoleh dari pengurangan available time atau running time dengan planned

downtime.

Availability Ratio di hitung menggunakan rumus:

( )

Keterangan:

Operating Time : lama dari waktu downtime peralatan yang benar-benar

beroperasi (loading-downtime).

Loading Time : waktu yang tersedia dikurangi waktu downtime peralatan

yang di rencanakan

2. Perhitungan Performance Efficiency

Performance efficiency adalah suatu nilai yang menunjukkan kemampuan dari

peralatan dalam menghasilkan output. Perhitungan performance efficiency di peroleh

dari jumlah yang di proses dikalikan dengan waktu siklus teoritis (ideal cycle time)

terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi (operation time).

Waktu siklus teoritis (ideal cycle time) diperoleh dari perhitungan waktu siklus (cycle

time) dikalikan dengan persentase jam kerja, untuk waktu siklus (cycle time) di

dapatkan dari perbandingan loading time dengan jumlah yang telah diproses.

Performance Efficiency di hitung menggunakan rumus:

( )

Keterangan:

Processed amount : jumlah atau total yang diproses

Operating Time : lama dari waktu downtime peralatan yang benar-benar

beroperasi

Ideal Cycle time : waktu siklus ideal/teoritis

3. Perhitungan Rate of Quality product

Rate of quality product adalah suatu nilai yang menjelaskan kemampuan

peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standart (tidak cacat).

Perhitungan rate of quality product diperoleh dari perbandingan produk yang sesuai

(pengurangan dari jumlah yang diproses dengan jumlah cacat) dengan jumlah yang

diproses. Jumlah cacat yang digunakan pada perhitungan rate of quality product adalah

jumlah gula yang cacat (losses).

Rate of quality product di hitung menggunakan rumus:

( )

Keterangan:

Processed amount : jumlah atau total yang diproses

Defect amount : jumlah cacat yang dihasilkan

4. Perhitungan Overall Equipment Effectiveness

Overall Equipment Effectiveness (OEE) merupakan pengukuran kritis yang

digunakan dalam penerapan TPM untuk mengevaluasi kapabilitas sebuah peralatan

dalam sebuah sistem produksi pada kondisi ideal dengan menghapuskan six big losses.

Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) untuk mengetahui besarnya

efektivitas mesin atau peralatan secara keseluruhan.

Overall Equipment Effectiveness (OEE) di hitung menggunakan rumus:

Ratio of Quality Produc ...........................(8.4)

Keterangan:

AV : waktu tersedia

PE : efisiensi mesin

Quality produck : Rata-rata produk

8.5 Penarikan Kesimpulan dan Saran

Setelah melakukan pengolahan data, maka selanjutnya melakukan penarikan

kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, serta memberikan saran dan masukan

kepada manajemen untuk perbaikan perusahaan.

IX. Jadwal Pelaksanaan

Jadwal pelaksanaan kerja praktek akan di laksanakan pada tanggal 1 september 2014-

30 September 2014 di PT. Madukismo, sebagaimana yang dijelaskan pada tabel 9.1.

Tabel 9.1 Jadwal Pelitian

Rencana kegiatan Minggu ke

1 2 3 4 5 6 7 8

Penentuan Judul/Perumusan

Masalah

Penyusunan Proposal

Pengajuan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek

Penyusunan Laporan

Seminar

X. Penutup

Demikian proposal kerja praktik ini saya ajukan, besar harapan harapan saya bisa

diterima sebagai salah satu syarat melakukan kerja praktik untuk memperoleh gelar sarjana

teknik industri (S-1).

XI. Daftar Pusataka

Anthara, Made Aryantha, 2013, Analisa Usulan Penerapan Total Productive Maintanance

(TPM) Studi Kasus di Divisi Mekanik Perum Damri, Universitas Komputer Indonesia,

Bandung.

Hapsari, Nindita dkk, 2012, Pengukuran Efektivitas Mesin Dengan Menggunakan Metode

Overal Equipment Effectiveness (OEE) di PT. Setiaji Mandiri, Universitas Islam Negri,

Yogyakarta.

Hasriyono, Miko, 2009, Evaluasi Efektivitas Mesin Dengan Penerapan Total Productive

Maintenance di PT. Hadi Baru, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Reinaldo, Jr.F.B.B dkk, 2013 Analisa dan Penerapan Model Quality Function Deployment

MQFD untuk Meningkatkan Kualitas Sistem Pemeliharaan Mesin Gilingan,

Universitas Brawijaya, Malang.

Sudri, Ni Made dan Amelia Mareti, 2012, Analisa Produktivitas Menggunakan Metode

Overal Equipment Effectiveness (OEE), Institut Teknologi Industri, Jakarta.

Sukwadi, R. 2007, Analisis Perbedaan Antara Faktor–Faktor Kinerja Perusahaan Sebelum

Dan Sesudah Menerapkan Strategi Total Productive Maintenance (TPM), Program

Studi Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.