laporan kp ferdi 2
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kendaraan dapat berjalan atau bergerak di karena ada sistem yang
memindahkan tenaga atau momen atau putaran dari mesin ke roda-roda. Sistem
pemindah tenaga pada suatu kendaraan roda empat atau lebih secara garis besar
terdiri dari unit kopling , transmisi , propeler shaft , differential , poros dan yang
terakhir roda kendaraan.
Dengan adanya hal tersebut di atas , maka pada kendaraan perlu adanya
suatu perlengkapan / komponen yang berfungsi :
1. Meneruskan tenaga dan mesin melalui transmisi ke roda – roda.
2. Merubah putaran roda kiri dan roda kanan pada saat membelok.
Perawatan Gardan (Diffrential) pada suatu sistem pemindah tenaga dari
sebuah kendaraan bermotor bertujuan yaitu supaya proses pemindahan tenaga dari
roda kiri dan kanan tidak cepat mengalami kerusakan sehingga biaya untuk
perbaikan tidak terlalu cepat untuk di keluarkan.
Perawatan yang di gunakan pada sistem differential pada kendaraan
HYUNDAI truck 135 PS di PT . SEDAYU CITRA MOBIL yaitu menggunakan
metode corrective maintenance yaitu memperbaiki , mempelajari sebab – sebab
terjadinya kerusakan , serta mengatasi dengan cepat tepat dan benar sesuai SOP
yang ada di PT . SEDAYU CITRA MOBIL. Atas dasar itu penulis , membahasa
tentang perawatan dan perbaikan pada sistem gardan ( differential ) pada kendaran
HYUNDAI TRUCK 135 PS dalam penulisan laporan kerja praktek industri.
1
2
1.2 Tujuan Praktek Industri
Untuk meningkatkan sumber daya manusia perlu pengenalan langsung
terhadap teknologi-teknologi yang diterapkan di perusahaan-perusahaan
khususnya di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru. Pendekatan langsung terhadap
dunia industri diharapkan mahasiswa mempunyai pola pemikiran dan wawasan
tentang suatu industri. Adapun tujuan dilaksanakan Kerja Praktek ini adalah
sebagai berikut :
1. Memperoleh pengalaman praktek di industri yang tidak diperoleh
di perkuliahan.
2. Untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan,
khususnya Teknik Mesin Universitas Riau dengan Industri.
3. Menganalisa masalah yang sering terjadi pada sistim differential /
gardan.
4. Mengetahui :
a. Komponen – kompenen dari differential
b. fungsi dari differential.
c. Prinsip kerja dari differential.
5. Mengetahui perbaikan dan perawatan dari sistem differential.
1.3 Manfaat Praktek Industri
Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja
lapangan di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengalaman bekerja kepada mahasiswa.
3
2. Dapat mengetahui komponen – komponen utama differential /
gardan.
3. Dapat menganalisa masalah – masalah yang terjadi pada sistim
gardan.
4. Dapat mengetahui prinsip kerja dan sistem kerja dari differential.
5. Dapat mengetahui cara perawatan differential.
6. Dapat melakukan pembongkaran , pemeriksaan dan penggantian
kerusakan unit differential/ gardan sesuai SOP .
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Industri
a. Waktu Kegiatan Praktek Industri
Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni
2011 sampai dengan 30 Juli 2011.
b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Industri
Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan di PT. Sedayu Citra
Mobil.
1.5 Batasan masalah
Ada pun batasan masalah dari laporan kerja praktek ini diantara nya antara
lain :
1. Mengenai perawatan dan perbaikan dari differential .
4
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan praktek industri, manfaat
praktek industri, waktu dan tempat pelaksanaan praktek industri, dan sistematika
penulisan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum diferensial, komponen
utama dari diferensial, Mengenai prinsip kerja dari diferensial, gambaran umum
tentang perawatan (maintenance).
BAB III Pelaksanaan Praktek Industri
Pada bab ini berisikan tentang kegiatan praktek industri, sistem perawatan
diferential.
BAB IV Tugas Khususs
Pada bab ini berisikan tentang menganalisa masalah pada sistem
diferential.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam perawatan dan
perbaikan dari sistem diferential.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proses Pemindahan Tenaga Pada Mobil
Proses pemindah tenaga pada kendaraan roda empat khusus secara garis
besar terdiri dari sumber tenaga Engine ,unit kopling Clutch , transmisi gear box
, Propeller Shaft , hingga menuju roda yang sebelumnya melalui Deferential.
Gambar 2.1 Rangkaian Pemindah Tenaga
Berikut akan dijelaskan fungsi dari bagian-bagian rangkaian perpindahan
tenaga secara umum pada kendaraan khususnya kendaraan roda empat.
2.1.1 Mesin ( engine )
Mesin adalah suatu alat yang terdapat pada rangkaian kendaraan
khususnya roda empat yang terdiri dari komponen-komponen pendukung
didalamnya yang berfungsi sebagai sumber tenaga atau motor penggerak dari
kendaraan tersebut.
Proses terjadinya sumber tenaga pada mobil khususnya pada mesin Diesel
yaitu sebagai berikut :
5
6
Pompa injeksi ( Injection Pump ) akan menghisap bahan bakar ( solar )
dari Tanki bahan bakar yang selanjutnya bahan bakar di salurkan menuju
pengabut ( Nozlle ) dan pengabut ( Nozlle ) akan menyemprotkan bahan bakar
menuju ruang bakar. Dan pada saat bersamaan piston akan bergerak menuju titik
mati atas ( TMA ) untuk mengompresikan bahan bakar yang telah di semprotkan
dari pengabut ( Nozlle ), sehingga terjadilah ledakan pada ruang bakar dan
mendorong kembali piston menuju titik mati bawah ( TMB ). Dan pada saat itulah
awal mulanya terjadi sumber tenaga pada mesin ( engine ) yang selanjutnya
tenaga di salurkan melalui poros engkol ( crank saft ), Roda gila ( fly wheel ) dan
sistem pemindah tenaga lainya.
Gambar 2.2 Mesin ( Engine )
2.1.2 Kopling ( cluctch )
Kopling adalah salah satu sistem pemindah tenaga yang terdapat pada
kendaraan roda empat ( mobil ) dan sejenis nya yang berfungsi sebagai pemutus
dan penghubung sumber tenaga pada mesin ( engine ) melalui roda gila ( fly
wheel ) menuju sistem pemindah tenaga lainya.
7
Gambar 2.3 Kopling ( clutch )
2.1.3 Transmisi
Transmisi umumnya di tepatkan di antara kopling dan propeler saft.
Transmisi memungkinkan kendaraan menghasilkan momen yang besar ( daya
putar tinggi ) untuk gerakan pertama, memprcepat gerakan dan meluncur pada
tanjakan. Dengan jalan perpindahan gigi momen puntir dalam transmisi terhadap
poros propeler akan berubah-ubah. juga dalam momen puntir yang tinggi tidak di
perlukan ( di jalan yang datar ), transmisi dapat mengurangi putaran mesin dengan
perpindahan gigi-gigi untuk menghemat pemakaian bensin dan mengurangi
kebisingan suara. Dan juga dapat mrubah arah putaran dalam gigi-gigi transmisi.
Gambar 2.4 Transmisi
8
2.1.4 Propeller Shaft
Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga
dari transmisi ke differential. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat
memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa
dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban.
Gambar 2.5 Propeller Shaft
2.2 Jenis-Jenis Sistem Pemindah Tenaga
Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan
tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda.Kendaraan ditinjau dari sistem
pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :
2.2.1 Front Engine Rear Drive (FR)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang
dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi(transmission), drive shaft/
propeller shaft, differential, rear axle dan roda(wheel) . Biasanya penggunaan
9
penggerak belakang biasa nya banyak di gunakan pada mobil – mobil muatan
berat.
Gambar 2.6 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR
2.2.2 Front Engine Front Drive (FF)
Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan
dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential,
front axle dan roda (wheel).
Gambar 2.7 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF
2.2.3 Rear Engine Rear Drive (RR)
Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang
dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe ini
10
sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem
pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmissions),
differential, rear axle dan roda (wheel) .
2.2.4 Four Wheel Drive (FWD)
Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang
dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau
AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch),
transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive
shaft (front propeller shaft), front differential, front axledan roda depan (front
wheel), sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan
roda belakang (rear wheel).
Gambar 2.8 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD
2.3 Pengertian Differential
Salah satu bagian dari mobil juga bernama diffrential yang oleh montir
dinamai gardan/ differential. Kerewelan pada bagian ini biasanya dikatakan
"gardan bunyi" atau "gardan rontok". Bagian mobil ini memang termasuk paling
11
sulit khususnya menyangkut prosedur penyetelan gigi gardan yang terdiri dari ring
gear dan drive pinion.
Differential yang artinya berbeda. Hal ini berkaitan dengan salah satu
fungsinya yaitu membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan
membelok. Putaran mesin yang diteruskan oleh poros propeller akan direduksi
atau diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion gear ke ring gear,
sebaliknya momen yang dihasilkan bertambah dan arah putaran dirubah sebesar
90° terhadap arah putaran asal.
Gambar 2.9 Differential
2.4 Bagian – Bagian Dari Differential / Final Drive
Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential
gear.
2.4.1 Final Gear/Final Reduction
Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear
selalu dibuat lebih kecil daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi
12
putaran agar diperoleh momen yang lebih besar, karena momen yang dihasilkan
oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan kendaraan.
Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi
beberapa model antara lain:
a. Model bevel gear.
Pada konstruksi ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di
tengah-tengah garis pusat (garis tengah) ring gear.
Gambar 2.10 Model bevel gear
b. Model hypoid bevel gear.
Konstruksi model ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di
bawah garis pusat ring gear, sehingga membentuk offset. Kedudukan
poros propeller bisa diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke
tanah. Dengan rendahnya kedudukan propeller maka letak transmisi
bisa lebih rendah maka titik berat mobil juga lebih rendah sehingga
faktor keamanan lebih terjamin.
Gambar 2.11 Hypoid bevel gear
13
Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan
menggelincir yang kuat, perbandingan persinggungan gigi besar dan
bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang memiliki oil
film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian
yang tinggi.
Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan
API service classification.
c. Model spiral bevel gear.
Konstruksi model ini drive pinion berbentuk gigi spiral, perkaitannya
dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat ring gear.
Putarannya halus namun proses pembuatannya memerlukan
kepresisian/ketelitian yang tinggi.
Gambar 2.12 Spiral bevel gear
d. Helical gear.
Pada model ini drive pinion selalu bersinggungan dengan ring gear
pada lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh
sebab itu bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil.
14
Gambar 2.13 Helical gear
Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan
penggerak roda depan adalah model helical gear, sedangkan pada
penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.
2. 4.2 Differential Gear
Saat mobil berjalan, roda kiri dan kanan tidak selalu berputar pada
kecepatan yang sama disebabkan kondisi jalan yang dilewati terutama pada saat
membelok. Untuk tujuan ini diperlukan bagian khusus yang dapat memutarkan
roda-roda pada kecepatan yang berbeda.
Pada saat mobil berjalan membelok, perbandingan antara jarak tempuh
roda bagian dalam (A) dengan jarak tempuh roda bagian luar (B) sejauh busur
seperti pada gambar b, roda bagian dalam (A) digambarkan dengan arah panah
dimana radiusnya adalah jarak 0 – A, sedangkan roda bagian luar (B)
digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah jarak 0 – B.
Oleh karena itu jarak tempuh roda bagian luar lebih panjang daripada jarak
tempuh roda bagian dalam. Dengan demikian roda bagian luar akan bergerak
lebih cepat dan berputar lebih cepat daripada roda bagian dalam.
15
Gambar 2.14 Saat berbelok
Dan apabila salah satu roda berada pada jalan datar dan rata sedangkan
yang satunya lagi berada pada jalan kasar seperti diperlihatkan pada gambar 2.15,
yaitu roda (A) berada pada permukaan jalan yang kasar dan bergelombang sudah
tentu akan berputar lebih cepat dari roda (B) yang berada pada permukaan jalan
yang rata dan datar.
Hal semacam ini tidak akan terjadi bila kedua roda berpijak pada jalan
yang sama.Pada saat mobil berjalan di jalan umum, roda-roda jarang berputar
pada putaran yang sama, sebab kedua roda kiri dan kanan berhubungan dengan
permukaan jalan yang berbeda. Sebab lain adanya perbedaan putaran roda kiri dan
kanan adalah karena perbedaan tekanan angin dan keausan ban.
Gambar 2.15 Saat jalan bergelombang
16
1. Prinsip kerja differential gear
Gambar 2.16 Prinsip kerja differential gear
Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle
ditarik ke atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh
shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada kedua sisi pinion sama.
Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle
ditarik ke atas seperti pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack
yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang
diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih
kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran
pinion.
2.5 Komponen – Komponen Unit Differential / Final Drive
Adapun komponen - komponen utama dari Differential adalah sebagai
berikut :
a. drive pinion
1. Unit Baut pengunci, ring/ washer dan Companion flange
2. Dust deflector, oil seal dan oil slinger
17
3. Front bearing, outer race dan collapsible spacer
4. Outer race, rear bearing dan washer
5. Drive pinion
b. Unit differential carrier
1. Diiferential carrier
2. Bearing cup (tutup bantalan) dan bautnya
3. Pengunci mur penyetel (adjusting nut lock) dan bautnya
c. Unit differential case
1. Adjusting nut, outer race dan side bearing
2. Ring gear, differential case dan lock plate
3. Side gear, pinion gerak dan pinion shaft
Gambar 2.17 Komponen – komponen differential
2.6 Prinsip Kerja Differential / Final Drive
2.6.1. Pada saat jalan lurus.
Pada saat kendaraan jalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding
(rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.
18
Gambar 2.18 Posisi jalan lurus
Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) , pinion tidak
berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar
bersama dalam satu unit. Dengan demikian pinion hanya berfungsi untuk
menghubung-kan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan
kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.
2.6.2 Pada saat membelok.
Gambar 2.19 Posisi saat membelok
Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari
pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka
pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side gear
19
sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang mana
jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah
sebanding dengan putaran ring gear.
REFERENSI
Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan
sebagai berikut :
Rpm ring gear =
Rpm drive wheel kanan + Rpm drive wheel kiri
2
2.6.3. Satu roda pada permukaan jalan yang berlumpur.
Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal
akselerator diinjak. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah
dari permukaan Lumpur.
Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur
karena lebih banyak terjadi slip dari pada bergerak.
20
2.7 Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel )
Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :
a. Aksel Banjo
b. Aksel Spicer
c. Aksel Terompet
2.7.1 Aksel Banjo
Gambar 2.20 Aksel banjo
Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona
kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep.
2.7.2 Aksel Spicer
Gambar 2.21 Aksel Spicer
Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona
jenis ini sering digunakan pada jeep dan truk.
21
2.7.3 Aksel Terompet
Gambar 2.22 Aksel Terompet
Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah
aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya kesamping / aksial roda korona biasanya
digunakan pada jenis kendaran berat. Dan jarang lagi di gunakan pada
kendaraan ,karena :
a. Kontruksi rumit.
b. Penyetelan sulit.
c. Harga mahal.
2.8 Gambaran umum tentang perawatan (maintenance).
Perawatan atau lebih sering di kenal dengan istilah maintenence adalah
suatu aktifitas untuk melakukan pemeliharaan dengan cara membatasi dan
menghilangkan terjadinya kerusakan pada fasilitas (mesin, peralatan, bangunan
serta instalasi) agar tetap pada kondisi semula. Tujuan utama dari pemeliharaan
adalah menjaga agar seluruh fasilitas yang digunakan dapat beroperasi
sebagaimana mestinya (keep running the facilities).
22
2.8.1 Dua dasar utama dalam maintenence
Pekerjaan utama yang paling mendasar dalam maintenence adalah sebagai
berikut :
1. Membersihkan
Pekerjaan yang dilakukan adalah membersihkan dari debu maupun
kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Karena debu akan menjadi inti
permulaan proses kodensasi dari uap air yang berada di udara.
Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak
permukaan kerja sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan
menjadi rusak, dalam melakukan pekerjaan ini perlu petunjuk tentang :
a. Bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.
b. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan.
c. Alat bantu apa saja yang di perlukan.
d. Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan hal
tersebut.
2. Memeriksa
Memeriksa bagian –bagian peralatan yang dianggap perlu,pemeriksaan
terhadap unit instalasi perlu dilakukna secara teratur mengikuti pola secara
jadwal tertentu.
Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup
mendalam antara lain sebagai berikut :
a. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dalam suatu jenis
pekerjaan yang sama diperoleh informasi mnegenai selang
waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal
23
mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko
berupa kerusakan pada unit instalasi.
b. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan
kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu
tertentu.
c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi
yang bersangkutan. Pekerjaan yang selanjutnya adalah
memperbaiki bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bagian
unit instalasi sedemikian rupa sehingga kondisi unit instalasi
tersebut dapat mencapai standar semula dengan usaha dan
biaya yang wajar.
2.8.2 Istilah- istilah dalam Maintenence
Mengenai istilah dalam artian yang sama adalah sangt penting untuk
memperlacar komunikasi dalam informasi. Istilah-istilah yang banyak dipakai
dalam maintenence ialah :
a. Maintenece
Pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap
fasilitas agar tetap dalam keaadaan yang dapat diterima menurut standar
yang berlaku dalam tingkat biaya yang wajar.
b. Planned maintenence
Perawatan terencana merupakan jenis perawatan yang memang sudah
terorganisir pelaksanaannya sesuai dengan jadwal.
c. Perawatan pencegahan
24
Merupakan suatu jenis perawatan yang dilakukan dengan interval
tertentu guna untuk meniadakan gangguan.
d. Corrective Maintenence
Suatu pekerjaan yang ditunjukan untuk memperbaiki fasilitas untuk
mendapatkan standar yang disyaratkan.
e. Emergency Maintenence
Merupakan jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan
yang belum diperkirakan sebelumnya.
f. Check
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.
2.8.3 Tahapan-tahapan Dalam Pemeliharaan
Tahapan atau langkah-langkah dalam pemeliharaan dan perbaikan pada
peralatan otomotif adalah :
1. Tahapan perencanaan
Seluruh kegiatan pemeliharaan maintenence dituangkan dalam bentuk
rencana tahunan yang dikenal dengan program pemeliharaan
tahunan/prorogram perawatan berkala yang meliputi :
a. Tahunan berlakunya program.
b. Tempat pelaksanaan program.
c. Jenis kegiatan dan frekuensi pelaksanaan kegiatan.
d. Kapan dimulainya suatu kegiatan.
25
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan semua rencana kegiatan yang tertuang dalam
program bulanan dimonitor pelasanaannya, sehingga akan diperoleh data-
data pelaksanaan yang merupakan masukan untuk pengendalian.
Dokumen data bulanan merupakan data yang memuat data pelaksanaan
kegiatan. Dalam dokumen ini bisa diketahui berapa jam kerja yang
dihabiskan untuk pekerjaan :
a. Pemeliharaan korektif.
b. Pemeliharaan darurat.
2.8.4 Jenis-jenis Perawatan
Jenis-jenis perawatan dibagi menjadi dua jenis yang meliputi :
1. Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah suatu pekerjaan dalam bidang maintenence
yang terorganisasi dan dilakukan dengan melihat jauh kedepan yang
menyangkut juga masalah pengendalian dan pendapatan. Jenis perawatan
ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :
a. Perawatan pencegahan addalah kegiatan perawatan yang
melakukan pada selang waktu yang telah ditentukan atau
direncanakan sebelunya, dan dimaksudkan untuk mencegah
menurunya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan.
b. Perawatan korektif dalah kegiatan pemeliharaan yang berupa
penggantian bagian dari komponen yang sudah tidak berfungsi.
26
2. Perawatan tidak terencana
Perawatan tidak terencana adalah kegiatan perawatan yang tidak
berdasarkan rencana telah disusun sebelumnya. Perawatan yang sering
dilakukan pada perawatan tidak terencana yaitu emergercy maintenance
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI
3.1 Perawatan Dan Perbaikan Differential / Gardan
Pemeliharaan,perawatan atau sering disebut juga dengan maintenence
bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan
mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada konponen terrsebut. Hal
ini tentunya juga diperlukan terhadap unit differential dan komponen
pengoperasiannya.
Hal ini mengingat fungsi dari unit differential dan komponen
pengoperasiannya sangat sering terjadinya kerusakan pada sistem ini akan
berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh yang terutama
keselamatan pengendara itu sendiiri.
Proses perawatan unit differential dan komponen pengoperasiannya
sebenarnya tidak terlalu sulit, melakukan penyetelan dan mengidentifikasi
beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit differential dan pengoperasiannya
mengalami permasalahan, penyetelan merupakan prosedur agar suatu sistem dapat
bekerja secara optimal.
Bila timbul suara pada differential, lakukan pemeriksaan awal berikut,
sebelum pembongkaran untuk menentukan penyebab suara. Bila differential
mengalami kerusakan yang parah, maka bongkar dan perbaiki seperlunya.
27
28
3.1.1 Pemeriksaan Differential sebelum dibongkar.
Sebelum differential di bongkar terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan
pada bagian – bagian sebagai berikut :
1). Periksa Keolengan Roda Gigi Ring. (RUN – OUT Ring Gear).
Keolengan maksimal : 0,07 . Bila keolengan lebih besar dari nilai
maksimum , ganti roda gigi ring. Pemeriksaan menggunakan dial
indicator.
Gambar 3.1 Periksa Keolengan Roda Gigi Ring
2). Periksa Backlash Roda Gigi Ring.
Backlash STD : 0,13 – 0,18 . Pemeriksaan menggunakan dial
indicator dengan cara menggerak kan ring gear dan baca penyimpangan
jarum dial.
Gambar 3.2 Periksa Backlash Roda Gigi Ring
3). Periksa Backlash Roda Gigi Samping.
Backlash STD roda gigi samping : 0,05 -0,20 .Bila terjadi nilai
backlash di luar standar pasang cincin dorong.
29
Gambar 3.3 Periksa Backlash Roda Gigi Samping
4). Ukur Beban Mula Pinion Penggerak
Beban mula : 8 -11 kg.cm (1,7 -25 ) . Beban total STD : 4 – 8 kg.cm .
Menggunakan kunci moment.
Gambar 3.4 Ukur Beban Mula Pinion Penggerak
3.1.2 Pembongkaran Differential
Prosedur pembongkaran differential meliputi sebagai berikut :
1) Lepas Flens Penyambung
Melepas flens penyambung menggunakan palu , pahat kunnci SST
yang berfungsi membuka takikan mur dan flens penyambung.
30
Gambar 3.5 Penyambung Flens dilepas
2). Lepas Perapat Oli Dan Penahan Oli
Gambar 3.6 Perapat Oli Dan Penahan Oli Dilepas.
3). Menggunakan SST, lepas bantalan depan dari differential carrier.
Gambar 3.7 Bantalan Depan Dan Spaser Bantalan Dilepas
4). Lepas Diffrential Dan Roda Gigi Ring
31
Gambar 3.8 Diffrential Dan Roda Gigi Ring Dilepas
5). Lepas luncuran luar bantalan.
Lepas bak differential dan carrier. CATATAN : Gantungkan label
pada komponen yang dibongkar untuk menunjukkan lokasi perakitan.
6). Lepas Cincin Penggerak Dari Differential Gear
Gambar 3.9 Cincin Penggerak Dari Diffrential Gear Dilepas
7). Ganti Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak
Menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas bantalan belakang dari
pinion penggerak. CATATAN : Bila mengganti pinion penggerak,
gantilah pula roda gigi ring bersama – sama .
Gambar 3.10 Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak
32
8). Ganti Luncuran Luar Bantalan Depan Dan Belakang Pinion Penggerak
9). Lepas Roda Gigi Ring
Lepasa baut pengikat roda gigi dan plat pengunci , buat tanda pada roda
gigi ring dan bak differential , menggunakan palu plastic atau tembaga
pukul roda gigi ring untuk melepas dari bak differential .
Gambar 3.11 Roda Gigi Ring Di Lepas
10). Bongkar Bak Diffrential
Membongkar bak differential menggunakan palu dan drip , lepas
poros pinion , dua roda gigi pinion dengan cincin dorong.
Gambar 3.12 Bak Diffrential Di Bongkar
3.1.3 Pemeriksaan Komponen Differential
1). Memeriksa bagian penggerak sudut :
1. Bagian pasak mur pengikat flens.
2. Bebaskan radial flens terhadap poros pinion.
3. Setiap overhaul penggerak aksel, sil poros pinion harus diganti.
33
4. Keausan / permukaan dudukan bantalan poros pinion.
5. Keausan dudukan bantalan poros pinion.
6. Keausan gigi pinion dan gigi korona.
Gambar 3.13 Bagian penggerak sudut
2). Memeriksa bagian-bagian Differential :
1. Keausan permukaan gesek bantalan.
2. Keausan dudukan bantalan rumah differential.
3. Keausan poros roda gigi planet.
4. Keausan gigi planet dan gigi satelit.
5. Kerusakan pasak poros gigi planet harus diganti.
6. Keausan ring pembatas gigi planet dan ring pembatas gigi satelit.
Gambar 3.14 Bagian-bagian Differential
34
3.1.4 Perakitan Differential
1). Rakit Bak Diffrential
Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti
petunjuk table dibawah ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan
backlash spesifikasi. Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama untuk
kedua sisi. Backlash STD : 0,05 – 0,20 mm.
Ketebalan cincin dorong :
Tabel 3.1 Ketebalan whaser
Gambar 3.15 Washer dipasang
2. Pasang cincin dorong dan roda gigi samping ke dalam bak
differential.
Gambar 3.16 Cincin dan roda gigi Di Pasang
3. Periksa backlash roda gigi samping
35
Ukur backlash roda gigi samping dengan menahan salah satu roda
gigi pinion terhadap bak differential.
Backlash STD : 0,05 – 0,20 mm.
Gambar 3.17 Pemeriksaan backlash roda gigi samping
4. Pasang pen
Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak
differential dan lubang poros pinion. Takik lubang pada bak
differential.
Gambar 3.18 Pemasangan Pen
2). Pasang Bantalan Samping Baru
Menggunakan SST dan hidrolik pres, pasang bantalan samping baru
pada bak differential.
36
Gambar 3.19 Bantalan Samping Baru dipasang
3) Pasang Roda Gigi Ring Pada Bak Diffrential
Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring. Pasang plat
pengunci dan baut pengikat. Momen : 985 kg-cm (71 ft-lb, 97 Nm).
Gambar 3.20 Plat pengunci dan baut pengikatdipasang
4) Pasang Poros Pinion
1. Pasang komponen – komponen berikut :
- Pinion penggerak.
- Bantalan depan.
CATATAN : Rakit spacer, penahan oli dan perapat oli setelah
penyetelan pola perkaitan gigi.
Gambar 3.21 Poros Pinion dipasang
37
2. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk MP
pada ulir mur.
Gambar 3.22 flens penyambung dipasang
3. Setel beban mula pinion penggerak dengan mengencangkan mur
flens pinion penggerak. Menggunakan SST untuk menahan flens,
kencangkan mur.
4. Menggunakan kunci momen, putar bantalan searah jarum jam dan
berlawanan arah jarum jam beberapa kali untuk mendudukannya
sebelum pengencangan.
Gambar 3.23 Bantalan dikunci dengan menggunakan kunci moment
5. Buatlah catatan momen.
Beban mula :
Tabel 3.2 Batas moment
38
Gambar 3.24 Perhitungan moment
5) Pasang Bak Diffrential Pada Carrier
1. Pasang luncuran luar bantalan pada masing-masing bantalan.
Pastikan, bahwa luncuran luar bantalan kiri dan kanan tidak saling
bertukar.
2. Pasangkan bak ke dalam differential carrier.
Gambar 3.25 Bak Diffrential dipasang pada carrier
6). Pasang Mur Penyetel
Pasang mur penyetel pada masing-masing carrier, dan pastikan bahwa
ulir mur terkait dengan benar.
CATATAN : Pastikan adanya backlash antara roda gigi ring dan
pinion penggerak.
7). Pasang Tutup Bantalan
1. Tepatkan tanda pada tutup bantalan dan carrier.
39
2. Pasang dua baut tutup bantalan, dua atau tiga ulir dan tekan tutup
bantalan dengan tangan.
CATATAN : Bila tutup bantalan tidak terduduk dengan kuat pada
carrier, menandakan ulir mur penyetel tidak terkait dengan tepat. Bila
perlu, ulangi kembali pemasangan mur penyetel.
8). Stel Beban Mula Bantalan Samping
1. Kencangkan baut tutup bantalan sampai cincin pegas sedikit
tertekan.
2. Pasang SST, kencangkan mur penyetel pada sisi roda gigi ring
sampai backlash roda gigi ring + 0,20 mm.
3. Menggunakan SST, kencangkan mur penyetel pada sisi pinion
penggerak.
4. Periksa backlash roda gigi ring. Bila pengencangan mur penyetel
menimbulkan backlash roda gigi ring, kendorkan mur penyetel
sehingga backlash hilang.
5. Pasang dial indicator pada bagian atas mur penyetel pada sisi roda
gigi ring.
6. Kendorkan mur penyetel pada sisi pinion penggerak.
7. Setel bantalan samping pada beban mula nol dengan
mengencangkan mur penyetel yang lain, sampai jarum pada
indicator mulai bergerak.
8. Kencangkan mur penyetel 1 – 11/2 takikan dari posisi beban mula
nol.
40
9. Menggunakan dial indicator, setel backlash roda gigi ring sampai
masuk nilai spesifikasi. .
10. Kencangkan baut pengikat tutup bantalan.
11. Periksa kembali backlash roda gigi ring.
12. Menggunakan kunci momen, ukur beban mula total.
a. Beban mula total: Tambahkan pada beban mula pinion
penggerak 4 – 6 kg-cm (3,5 - 5,2 ft-lb, 0,4 – 0,6 Nm).
b. Backlash: 0,13 – 0,18 mm.
Gambar 3.26 Baut pengikat tutup bantalan dikunci
9). Periksa Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan Pinion Penggerak
1. Oleskan cat meni pada 3 atau 4 gigi pada tiga posisi yang berbeda.
2. Tahan flens penyambung dan putar roda gigi ring pada kedua arah.
Gambar 3.27 Pemeriksaan Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan
Pinion Penggerak
41
10). Lepas Flens Penyambung.
11). Lepas Bantalan Depan.
12). Lepas Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan.
1. Pasang spacer bantalan baru pada pinion penggerak.
2. Pasang bantalan depan pada pinion penggerak.
Gambar 3.28 Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan Dilepas
13). Pasang Penahan Oli Dan Perapat Oli
1. Pasang penahan oli seperti pada gambar.
2. Menggunakan SST, pasang perapat oli seperti pada gambar.
3. Oleskan gemuk MP pada leher perapat oli.
14). Pasang Flens Penyambung
1. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk
MP pada ulir mur.
2. Oleskan gemuk MP pada ulir mur yang baru.
3. Menggunakan SST untuk menahan flens, kencang mur.
Momen: 1,100 kg-cm (80 ft-lb, 108 Nm).
42
Gambar 3.29 Mur Dikunci Dengan Menggunakan Kunci Moment
15). Stel Beban Mula Bantalan Depan
Menggunakan kunci momen, ukur beban mula dari backlash antara
pinion penggerak dengan roda gigi ring.
Gambar 3.30 Beban Mula Bantalan Depan Di stel
Tabel 3.3 Batas beban
Beban mula:
43
1. Bila beban mula bantalan lebih besar dari spesifikasi,
gantilah spacer bantalan.
2. Bila mula bantalan kurang dari spesifikasi, kencangkan
kembali mur 130 kf-cm (9 ft-lb, 13 Nm),setiap kali dicapai
spesifikasi beban mula.
Bila momen maksimum terlampaui pada saat pengencangan mur,
ganti spacer bantalan dan ulangi prosedur penyetelan beban mula.
Jangan mengendorkan mur pinion untuk mengurangi beban mula.
Momen maksimum : 2.400 kg-cm (174 ft-lb, 235 Nm).
16). Periksa Keolengan Flens Penyambung
Menggunakan dial indicator, ukur deviasi longitudinal (memanjang)
dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari nilai maksimum,
periksa bantalan.
Tabel 3.4 Batas maksimum keolengan
Gambar 3.31 Flens Penyambung Diperiksa
44
17). Takik Mur Pinion Penggerak
18). Pasang Pengunci Mur Penyetel
1. Pilih apakah pengunci no.1 atau no.2 yang tepat terpasang
terhadap mur penyetel.
2. Pasang pengunci pada tutup bantalan.
Momen : 130 kg-cm (9ft-lb, 13 Nm).
Gambar 3.32 Pengunci Mur Penyetel Dipasang
3.2.5 Pemasangan differential
1). Pasang Gasket Pada Rumah Poros.
2). Pasang Rakitan Diffrential Carrier.
1. Pasang rakitan differential carrier pada rumah poros dan pasang 12
mur.
2. Momen : 320 kg-cm (23 ft-lb, 31 Nm).
3). Pasang Poros Propeler
1. Tepatkan tanda pada kedua flens dan pasang flens dengan 4 baut
dan mur.
2. Kencangkan 4 baut dan mur. Momen : 430 kg-cm (31 ft-lb, 42
Nm).
45
Gambar 3.33 Pemasangan Propeler Shaft
3). Isi Diffrential Dengan Oli Roda Gigi
1. Isilah dengan oli roda gigi hypoid.
Tingkat oli : API GL – 5 Oli roda gigi hypoid.
Viscositas : SAE 90.
2. Kapasitas : 1,3 liter (1,4 US qts, 1,1 mp qts).
3. Pasang sumbat pengisian oli.
Gambar 3.34 Diffrential Di isi Dengan Oli
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Penyebab - penyebab kerusakan yang terjadi pada sistem
penggerak differential dan cara mengatasi nya
Penyebab – penyebab terjadi kerusakan pada sistem penggerak
differential adalah sebagai berikut :
1. Backlash / kerenggangan
Backlash / kerenggangan di sebabkan oleh beban awal yang berlebihan
dan penyetalan roda gigi ring . Cara mengatasi nya : periksa beban awal
dalam penyetalan roda gigi dan persinggungan antara kedua roda gigi
dengan menggunakan dial indicator .
2. Keolengan roda gigi ring
Keolengan roda gigi ring di sebabkan beban yang berlebihan sehingga
roda gigi ring tidak sanggup untuk menompang beban yang berlebihan.
Cara mengatasi nya : Hindari beban yang berlebihan dan juga pada saat pe
3. Real axle housing
Real axle housing bengkok di sebabkan oleh muatan yang melebihi
kapasitas sehingga mengakibat pinion gear terjadi backlash. Cara
mengatasi nya hindari beban yang berlebihan dan perhatikan kondisi dari
per belakang .
4. Gasket
Gasket bocor di sebabkan penggunaan gasket yang tidak standart sehingga
volume oli berkurang sehingga komponen differential cepat aus akibat
46
47
terlalu panasnya komponen yang bergesekan . Cara mengatasinya :
gunakan gasket standart atau kertas gambar jangan menggunakan karton
tebal .
5. Bearing
Bearing rusak di sebabkan bram – bram yang masuk ke bearing akibat
gesekan antara kedua roda gigi , sehingga mengakibatkan bearing cup
rusak dan mempengaruhi performa putaran dari drive pinion gear. Cara
mengatasi nya : pada saat pembongkaran differential semua komponen di
bersihkan dengan oli hingga semua bram tidak tinggal pada differential
case.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari laporan perawatan
sistem differential / gardan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Beban yang berlebihan berpengaruh besar dalam kerusakan
komponen – komponen gardan / differential
2. Pergantian komponen differential / gardan hanya pada bagian
komponen – komponen yang rusak.
3. Jika ring gear rusak maka akan berpengaruh besar terhadap
komponen – komponen lainnya sehingga performa putaran poros
roda tidak maksimal dan menghasilkan bunyi bising di bagian
gardan.
4. Perawatan dan pergantian oli gardan setiap 60.000 km untuk
memperpanjang usia komponen – komponen gardan.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang dapat diambil dari laporan perawatan pada
sistem Gardan. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam penyetelan mur penyetel perhatikan kerenggangan antara
gigi – gigi roda gigi.
2. Dalam pemeriksaan keolengan flens penyambung dengan
Menggunakan dial indicator, ukur deviasi longitudinal
48
49
(memanjang) dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari
nilai maksimum, periksa bantalan.
3. Periksa secara rutin oli differential jangan sampai kurang karena
dapat menyebabkan differential cepat rusak
4. Periksa komponen – komponen gardan menggunakan dial indicator
yang telah di kalibrasi.
5. Pada saat pembongkaran / pergantian komponen gardan ,cuci
semua komponen gardan agar bram – bram besi hilang.