laporan kp ferdi 2

69
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan dapat berjalan atau bergerak di karena ada sistem yang memindahkan tenaga atau momen atau putaran dari mesin ke roda-roda. Sistem pemindah tenaga pada suatu kendaraan roda empat atau lebih secara garis besar terdiri dari unit kopling , transmisi , propeler shaft , differential , poros dan yang terakhir roda kendaraan. Dengan adanya hal tersebut di atas , maka pada kendaraan perlu adanya suatu perlengkapan / komponen yang berfungsi : 1. Meneruskan tenaga dan mesin melalui transmisi ke roda – roda. 2. Merubah putaran roda kiri dan roda kanan pada saat membelok. Perawatan Gardan (Diffrential) pada suatu sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan bermotor bertujuan yaitu supaya proses pemindahan tenaga dari 1

Upload: ferdi-uciha-sasuke

Post on 10-Aug-2015

326 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KP Ferdi 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kendaraan dapat berjalan atau bergerak di karena ada sistem yang

memindahkan tenaga atau momen atau putaran dari mesin ke roda-roda. Sistem

pemindah tenaga pada suatu kendaraan roda empat atau lebih secara garis besar

terdiri dari unit kopling , transmisi , propeler shaft , differential , poros dan yang

terakhir roda kendaraan.

Dengan adanya hal tersebut di atas , maka pada kendaraan perlu adanya

suatu perlengkapan / komponen yang berfungsi :

1. Meneruskan tenaga dan mesin melalui transmisi ke roda – roda.

2. Merubah putaran roda kiri dan roda kanan pada saat membelok.

Perawatan Gardan (Diffrential) pada suatu sistem pemindah tenaga dari

sebuah kendaraan bermotor bertujuan yaitu supaya proses pemindahan tenaga dari

roda kiri dan kanan tidak cepat mengalami kerusakan sehingga biaya untuk

perbaikan tidak terlalu cepat untuk di keluarkan.

Perawatan yang di gunakan pada sistem differential pada kendaraan

HYUNDAI truck 135 PS di PT . SEDAYU CITRA MOBIL yaitu menggunakan

metode corrective maintenance yaitu memperbaiki , mempelajari sebab – sebab

terjadinya kerusakan , serta mengatasi dengan cepat tepat dan benar sesuai SOP

yang ada di PT . SEDAYU CITRA MOBIL. Atas dasar itu penulis , membahasa

tentang perawatan dan perbaikan pada sistem gardan ( differential ) pada kendaran

HYUNDAI TRUCK 135 PS dalam penulisan laporan kerja praktek industri.

1

Page 2: Laporan KP Ferdi 2

2

1.2 Tujuan Praktek Industri

Untuk meningkatkan sumber daya manusia perlu pengenalan langsung

terhadap teknologi-teknologi yang diterapkan di perusahaan-perusahaan

khususnya di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru. Pendekatan langsung terhadap

dunia industri diharapkan mahasiswa mempunyai pola pemikiran dan wawasan

tentang suatu industri. Adapun tujuan dilaksanakan Kerja Praktek ini adalah

sebagai berikut :

1. Memperoleh pengalaman praktek di industri yang tidak diperoleh

di perkuliahan.

2. Untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan,

khususnya Teknik Mesin Universitas Riau dengan Industri.

3. Menganalisa masalah yang sering terjadi pada sistim differential /

gardan.

4. Mengetahui :

a. Komponen – kompenen dari differential

b. fungsi dari differential.

c. Prinsip kerja dari differential.

5. Mengetahui perbaikan dan perawatan dari sistem differential.

1.3 Manfaat Praktek Industri

Adapun manfaat yang dapat diperoleh setelah melakukan praktek kerja

lapangan di PT. Sedayu Citra Mobil Pekanbaru adalah sebagai berikut :

1. Memberikan pengalaman bekerja kepada mahasiswa.

Page 3: Laporan KP Ferdi 2

3

2. Dapat mengetahui komponen – komponen utama differential /

gardan.

3. Dapat menganalisa masalah – masalah yang terjadi pada sistim

gardan.

4. Dapat mengetahui prinsip kerja dan sistem kerja dari differential.

5. Dapat mengetahui cara perawatan differential.

6. Dapat melakukan pembongkaran , pemeriksaan dan penggantian

kerusakan unit differential/ gardan sesuai SOP .

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Industri

a. Waktu Kegiatan Praktek Industri

Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan pada tanggal 30 Juni

2011 sampai dengan 30 Juli 2011.

b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Praktek Industri

Adapun kegiatan Praktek Industri ini dilaksanakan di PT. Sedayu Citra

Mobil.

1.5 Batasan masalah

Ada pun batasan masalah dari laporan kerja praktek ini diantara nya antara

lain :

1. Mengenai perawatan dan perbaikan dari differential .

Page 4: Laporan KP Ferdi 2

4

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini berisikan latar belakang, tujuan praktek industri, manfaat

praktek industri, waktu dan tempat pelaksanaan praktek industri, dan sistematika

penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum diferensial, komponen

utama dari diferensial, Mengenai prinsip kerja dari diferensial, gambaran umum

tentang perawatan (maintenance).

BAB III Pelaksanaan Praktek Industri

Pada bab ini berisikan tentang kegiatan praktek industri, sistem perawatan

diferential.

BAB IV Tugas Khususs

Pada bab ini berisikan tentang menganalisa masalah pada sistem

diferential.

BAB V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dalam perawatan dan

perbaikan dari sistem diferential.

Page 5: Laporan KP Ferdi 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pemindahan Tenaga Pada Mobil

Proses pemindah tenaga pada kendaraan roda empat khusus secara garis

besar terdiri dari sumber tenaga Engine ,unit kopling Clutch , transmisi gear box

, Propeller Shaft , hingga menuju roda yang sebelumnya melalui Deferential.

Gambar 2.1 Rangkaian Pemindah Tenaga

Berikut akan dijelaskan fungsi dari bagian-bagian rangkaian perpindahan

tenaga secara umum pada kendaraan khususnya kendaraan roda empat.

2.1.1 Mesin ( engine )

Mesin adalah suatu alat yang terdapat pada rangkaian kendaraan

khususnya roda empat yang terdiri dari komponen-komponen pendukung

didalamnya yang berfungsi sebagai sumber tenaga atau motor penggerak dari

kendaraan tersebut.

Proses terjadinya sumber tenaga pada mobil khususnya pada mesin Diesel

yaitu sebagai berikut :

5

Page 6: Laporan KP Ferdi 2

6

Pompa injeksi ( Injection Pump ) akan menghisap bahan bakar ( solar )

dari Tanki bahan bakar yang selanjutnya bahan bakar di salurkan menuju

pengabut ( Nozlle ) dan pengabut ( Nozlle ) akan menyemprotkan bahan bakar

menuju ruang bakar. Dan pada saat bersamaan piston akan bergerak menuju titik

mati atas ( TMA ) untuk mengompresikan bahan bakar yang telah di semprotkan

dari pengabut ( Nozlle ), sehingga terjadilah ledakan pada ruang bakar dan

mendorong kembali piston menuju titik mati bawah ( TMB ). Dan pada saat itulah

awal mulanya terjadi sumber tenaga pada mesin ( engine ) yang selanjutnya

tenaga di salurkan melalui poros engkol ( crank saft ), Roda gila ( fly wheel ) dan

sistem pemindah tenaga lainya.

Gambar 2.2 Mesin ( Engine )

2.1.2 Kopling ( cluctch )

Kopling adalah salah satu sistem pemindah tenaga yang terdapat pada

kendaraan roda empat ( mobil ) dan sejenis nya yang berfungsi sebagai pemutus

dan penghubung sumber tenaga pada mesin ( engine ) melalui roda gila ( fly

wheel ) menuju sistem pemindah tenaga lainya.

Page 7: Laporan KP Ferdi 2

7

Gambar 2.3 Kopling ( clutch )

2.1.3 Transmisi

Transmisi umumnya di tepatkan di antara kopling dan propeler saft.

Transmisi memungkinkan kendaraan menghasilkan momen yang besar ( daya

putar tinggi ) untuk gerakan pertama, memprcepat gerakan dan meluncur pada

tanjakan. Dengan jalan perpindahan gigi momen puntir dalam transmisi terhadap

poros propeler akan berubah-ubah. juga dalam momen puntir yang tinggi tidak di

perlukan ( di jalan yang datar ), transmisi dapat mengurangi putaran mesin dengan

perpindahan gigi-gigi untuk menghemat pemakaian bensin dan mengurangi

kebisingan suara. Dan juga dapat mrubah arah putaran dalam gigi-gigi transmisi.

Gambar 2.4 Transmisi

Page 8: Laporan KP Ferdi 2

8

2.1.4 Propeller Shaft

Propeller shaft berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga

dari transmisi ke differential. Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat

memindahkan tenaga dari transmisi ke differential dengan lembut tanpa

dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban.

Gambar 2.5 Propeller Shaft

2.2 Jenis-Jenis Sistem Pemindah Tenaga

Kendaraan dapat berjalan/ bergerak karena ada sistem yang memindahkan

tenaga/ momen/ putaran dari mesin ke roda-roda.Kendaraan ditinjau dari sistem

pemindah tenaganya dikelompokkan menjadi beberapa tipe/ jenis, yaitu :

2.2.1 Front Engine Rear Drive (FR)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda belakang

dinamakan tipe Front Engine Rear Drive (FR). Komponen-komponen sistem

pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch), transmisi(transmission), drive shaft/

propeller shaft, differential, rear axle dan roda(wheel) . Biasanya penggunaan

Page 9: Laporan KP Ferdi 2

9

penggerak belakang biasa nya banyak di gunakan pada mobil – mobil muatan

berat.

Gambar 2.6 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FR

2.2.2 Front Engine Front Drive (FF)

Kendaraan dengan mesin di depan dan menggerakkan roda depan

dinamakan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem

pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmission), differential,

front axle dan roda (wheel).

 Gambar 2.7 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FF

                                                                  

2.2.3 Rear Engine Rear Drive (RR)

Kendaraan dengan mesin di belakang dan menggerakkan roda belakang

dinamakan tipe Rear Engine Rear Drive (RR). Pemindah tenaga kendaraan tipe ini

Page 10: Laporan KP Ferdi 2

10

sama dengan tipe Front Engine Front Drive (FF). Komponen-komponen sistem

pemindah tenaga meliputi : kopling (clutch), transmisi (transmissions),

differential, rear axle dan roda (wheel) .

2.2.4 Four Wheel Drive (FWD)

Kendaraan dengan mesin menggerakkan roda depan dan roda belakang

dinamakan tipe Four Wheel Drive atau All Wheel Drive (FWD atau 4WD atau

AWD). Komponen-komponen sistem pemindah tenaga meliputi : kopling(clutch),

transmisi (transmission), transfer, dan terbagi menjadi dua. Pertama ke front drive

shaft (front propeller shaft), front differential, front axledan roda depan (front

wheel), sedangkan yang kedua ke rear drive shaft, rear differential, rear axle dan

roda belakang (rear wheel).

 Gambar 2.8 Sistem pemindah tenaga pada kendaraan tipe FWD

2.3 Pengertian Differential

Salah satu bagian dari mobil juga bernama diffrential yang oleh montir

dinamai gardan/ differential. Kerewelan pada bagian ini biasanya dikatakan

"gardan bunyi" atau "gardan rontok". Bagian mobil ini memang termasuk paling

Page 11: Laporan KP Ferdi 2

11

sulit khususnya menyangkut prosedur penyetelan gigi gardan yang terdiri dari ring

gear dan drive pinion.

Differential yang artinya berbeda. Hal ini berkaitan dengan salah satu

fungsinya yaitu membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan

membelok. Putaran mesin yang diteruskan oleh poros propeller akan direduksi

atau diperkecil sesuai tenaga yang diteruskan drive pinion gear ke ring gear,

sebaliknya momen yang dihasilkan bertambah dan arah putaran dirubah sebesar

90° terhadap arah putaran asal.

Gambar 2.9 Differential

2.4 Bagian – Bagian Dari Differential / Final Drive

Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential

gear.

2.4.1 Final Gear/Final Reduction

Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear

selalu dibuat lebih kecil daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi

Page 12: Laporan KP Ferdi 2

12

putaran agar diperoleh momen yang lebih besar, karena momen yang dihasilkan

oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan kendaraan.

Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi

beberapa model antara lain:

a. Model bevel gear.

Pada konstruksi ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di

tengah-tengah garis pusat (garis tengah) ring gear.

Gambar 2.10 Model bevel gear

b. Model hypoid bevel gear.

Konstruksi model ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di

bawah garis pusat ring gear, sehingga membentuk offset. Kedudukan

poros propeller bisa diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke

tanah. Dengan rendahnya kedudukan propeller maka letak transmisi

bisa lebih rendah maka titik berat mobil juga lebih rendah sehingga

faktor keamanan lebih terjamin.

Gambar 2.11 Hypoid bevel gear

Page 13: Laporan KP Ferdi 2

13

Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan

menggelincir yang kuat, perbandingan persinggungan gigi besar dan

bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang memiliki oil

film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian

yang tinggi.

Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan

API service classification.

c. Model spiral bevel gear.

Konstruksi model ini drive pinion berbentuk gigi spiral, perkaitannya

dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat ring gear.

Putarannya halus namun proses pembuatannya memerlukan

kepresisian/ketelitian yang tinggi.

Gambar 2.12 Spiral bevel gear

d. Helical gear.

Pada model ini drive pinion selalu bersinggungan dengan ring gear

pada lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh

sebab itu bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil.

Page 14: Laporan KP Ferdi 2

14

Gambar 2.13 Helical gear

Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan

penggerak roda depan adalah model helical gear, sedangkan pada

penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.

2. 4.2 Differential Gear

Saat mobil berjalan, roda kiri dan kanan tidak selalu berputar pada

kecepatan yang sama disebabkan kondisi jalan yang dilewati terutama pada saat

membelok. Untuk tujuan ini diperlukan bagian khusus yang dapat memutarkan

roda-roda pada kecepatan yang berbeda.

Pada saat mobil berjalan membelok, perbandingan antara jarak tempuh

roda bagian dalam (A) dengan jarak tempuh roda bagian luar (B) sejauh busur

seperti pada gambar b, roda bagian dalam (A) digambarkan dengan arah panah

dimana radiusnya adalah jarak 0 – A, sedangkan roda bagian luar (B)

digambarkan dengan arah panah dimana radiusnya adalah jarak 0 – B.

Oleh karena itu jarak tempuh roda bagian luar lebih panjang daripada jarak

tempuh roda bagian dalam. Dengan demikian roda bagian luar akan bergerak

lebih cepat dan berputar lebih cepat daripada roda bagian dalam.

Page 15: Laporan KP Ferdi 2

15

Gambar 2.14 Saat berbelok

Dan apabila salah satu roda berada pada jalan datar dan rata sedangkan

yang satunya lagi berada pada jalan kasar seperti diperlihatkan pada gambar 2.15,

yaitu roda (A) berada pada permukaan jalan yang kasar dan bergelombang sudah

tentu akan berputar lebih cepat dari roda (B) yang berada pada permukaan jalan

yang rata dan datar.

Hal semacam ini tidak akan terjadi bila kedua roda berpijak pada jalan

yang sama.Pada saat mobil berjalan di jalan umum, roda-roda jarang berputar

pada putaran yang sama, sebab kedua roda kiri dan kanan berhubungan dengan

permukaan jalan yang berbeda. Sebab lain adanya perbedaan putaran roda kiri dan

kanan adalah karena perbedaan tekanan angin dan keausan ban.

Gambar 2.15 Saat jalan bergelombang

Page 16: Laporan KP Ferdi 2

16

1. Prinsip kerja differential gear

Gambar 2.16 Prinsip kerja differential gear

Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle

ditarik ke atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh

shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada kedua sisi pinion sama.

Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle

ditarik ke atas seperti pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack

yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang

diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih

kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran

pinion.

2.5 Komponen – Komponen Unit Differential / Final Drive

Adapun komponen - komponen utama dari Differential adalah sebagai

berikut :

a. drive pinion

1. Unit Baut pengunci, ring/ washer dan Companion flange

2. Dust deflector, oil seal dan oil slinger

Page 17: Laporan KP Ferdi 2

17

3. Front bearing, outer race dan collapsible spacer

4. Outer race, rear bearing dan washer

5. Drive pinion

b. Unit differential carrier

1. Diiferential carrier

2. Bearing cup (tutup bantalan) dan bautnya

3. Pengunci mur penyetel (adjusting nut lock) dan bautnya

c. Unit differential case

1. Adjusting nut, outer race dan side bearing

2. Ring gear, differential case dan lock plate

3. Side gear, pinion gerak dan pinion shaft

Gambar 2.17 Komponen – komponen differential

2.6 Prinsip Kerja Differential / Final Drive

2.6.1. Pada saat jalan lurus.

Pada saat kendaraan jalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding

(rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.

Page 18: Laporan KP Ferdi 2

18

Gambar 2.18 Posisi jalan lurus

Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) , pinion tidak

berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar

bersama dalam satu unit. Dengan demikian pinion hanya berfungsi untuk

menghubung-kan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan

kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.

2.6.2 Pada saat membelok.

Gambar 2.19 Posisi saat membelok

Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari

pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka

pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side gear

Page 19: Laporan KP Ferdi 2

19

sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang mana

jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear.

Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah

sebanding dengan putaran ring gear.

REFERENSI

Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan

sebagai berikut :

Rpm ring gear =

Rpm drive wheel kanan + Rpm drive wheel kiri

2

2.6.3. Satu roda pada permukaan jalan yang berlumpur.

Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal

akselerator diinjak. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah

dari permukaan Lumpur.

Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur

karena lebih banyak terjadi slip dari pada bergerak.

Page 20: Laporan KP Ferdi 2

20

2.7 Bentuk Rumah Aksel ( Penggerak Aksel )

Dari bentuk rumah penggerak aksel dapat dibedakan tiga macam :

a. Aksel Banjo

b. Aksel Spicer

c. Aksel Terompet

2.7.1 Aksel Banjo

Gambar 2.20 Aksel banjo

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona

kurang kuat, biasa digunakan pada kendaraan sedan, Station dan Jep.

2.7.2 Aksel Spicer

Gambar 2.21 Aksel Spicer

Rumah bantalan lebih kuat menahan gaya ke samping / aksial roda korona

jenis ini sering digunakan pada jeep dan truk.

Page 21: Laporan KP Ferdi 2

21

2.7.3 Aksel Terompet

Gambar 2.22 Aksel Terompet

Rumah bantalan merupakan satu kesatuan yang kokoh dengan rumah

aksel, jenis ini paling kuat menahan gaya kesamping / aksial roda korona biasanya

digunakan pada jenis kendaran berat. Dan jarang lagi di gunakan pada

kendaraan ,karena :

a. Kontruksi rumit.

b. Penyetelan sulit.

c. Harga mahal.

2.8 Gambaran umum tentang perawatan (maintenance).

Perawatan atau lebih sering di kenal dengan istilah maintenence adalah

suatu aktifitas untuk melakukan pemeliharaan dengan cara membatasi dan

menghilangkan terjadinya kerusakan pada fasilitas (mesin, peralatan, bangunan

serta instalasi) agar tetap pada kondisi semula. Tujuan utama dari pemeliharaan

adalah menjaga agar seluruh fasilitas yang digunakan dapat beroperasi

sebagaimana mestinya (keep running the facilities).

Page 22: Laporan KP Ferdi 2

22

2.8.1 Dua dasar utama dalam maintenence

Pekerjaan utama yang paling mendasar dalam maintenence adalah sebagai

berikut :

1. Membersihkan

Pekerjaan yang dilakukan adalah membersihkan dari debu maupun

kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Karena debu akan menjadi inti

permulaan proses kodensasi dari uap air yang berada di udara.

Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan merusak

permukaan kerja sehingga secara keseluruhan peralatan tersebut akan

menjadi rusak, dalam melakukan pekerjaan ini perlu petunjuk tentang :

a. Bagaimana melakukan pekerjaan tersebut.

b. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan.

c. Alat bantu apa saja yang di perlukan.

d. Hal-hal apa saja yang harus dihindari dalam melakukan hal

tersebut.

2. Memeriksa

Memeriksa bagian –bagian peralatan yang dianggap perlu,pemeriksaan

terhadap unit instalasi perlu dilakukna secara teratur mengikuti pola secara

jadwal tertentu.

Jadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan yang cukup

mendalam antara lain sebagai berikut :

a. Berdasarkan pengalaman yang telah lalu dalam suatu jenis

pekerjaan yang sama diperoleh informasi mnegenai selang

waktu atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal

Page 23: Laporan KP Ferdi 2

23

mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan resiko

berupa kerusakan pada unit instalasi.

b. Berdasarkan sifat operasinya yang dapat menimbulkan

kerusakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu

tertentu.

c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit instalasi

yang bersangkutan. Pekerjaan yang selanjutnya adalah

memperbaiki bila terdapat kerusakan-kerusakan pada bagian

unit instalasi sedemikian rupa sehingga kondisi unit instalasi

tersebut dapat mencapai standar semula dengan usaha dan

biaya yang wajar.

2.8.2 Istilah- istilah dalam Maintenence

Mengenai istilah dalam artian yang sama adalah sangt penting untuk

memperlacar komunikasi dalam informasi. Istilah-istilah yang banyak dipakai

dalam maintenence ialah :

a. Maintenece

Pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga atau memperbaiki setiap

fasilitas agar tetap dalam keaadaan yang dapat diterima menurut standar

yang berlaku dalam tingkat biaya yang wajar.

b. Planned maintenence

Perawatan terencana merupakan jenis perawatan yang memang sudah

terorganisir pelaksanaannya sesuai dengan jadwal.

c. Perawatan pencegahan

Page 24: Laporan KP Ferdi 2

24

Merupakan suatu jenis perawatan yang dilakukan dengan interval

tertentu guna untuk meniadakan gangguan.

d. Corrective Maintenence

Suatu pekerjaan yang ditunjukan untuk memperbaiki fasilitas untuk

mendapatkan standar yang disyaratkan.

e. Emergency Maintenence

Merupakan jenis perawatan yang bersifat perbaikan terhadap kerusakan

yang belum diperkirakan sebelumnya.

f. Check

Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.

2.8.3 Tahapan-tahapan Dalam Pemeliharaan

Tahapan atau langkah-langkah dalam pemeliharaan dan perbaikan pada

peralatan otomotif adalah :

1. Tahapan perencanaan

Seluruh kegiatan pemeliharaan maintenence dituangkan dalam bentuk

rencana tahunan yang dikenal dengan program pemeliharaan

tahunan/prorogram perawatan berkala yang meliputi :

a. Tahunan berlakunya program.

b. Tempat pelaksanaan program.

c. Jenis kegiatan dan frekuensi pelaksanaan kegiatan.

d. Kapan dimulainya suatu kegiatan.

Page 25: Laporan KP Ferdi 2

25

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan semua rencana kegiatan yang tertuang dalam

program bulanan dimonitor pelasanaannya, sehingga akan diperoleh data-

data pelaksanaan yang merupakan masukan untuk pengendalian.

Dokumen data bulanan merupakan data yang memuat data pelaksanaan

kegiatan. Dalam dokumen ini bisa diketahui berapa jam kerja yang

dihabiskan untuk pekerjaan :

a. Pemeliharaan korektif.

b. Pemeliharaan darurat.

2.8.4 Jenis-jenis Perawatan

Jenis-jenis perawatan dibagi menjadi dua jenis yang meliputi :

1. Perawatan terencana

Perawatan terencana adalah suatu pekerjaan dalam bidang maintenence

yang terorganisasi dan dilakukan dengan melihat jauh kedepan yang

menyangkut juga masalah pengendalian dan pendapatan. Jenis perawatan

ini dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :

a. Perawatan pencegahan addalah kegiatan perawatan yang

melakukan pada selang waktu yang telah ditentukan atau

direncanakan sebelunya, dan dimaksudkan untuk mencegah

menurunya fungsi fasilitas produksi secara keseluruhan.

b. Perawatan korektif dalah kegiatan pemeliharaan yang berupa

penggantian bagian dari komponen yang sudah tidak berfungsi.

Page 26: Laporan KP Ferdi 2

26

2. Perawatan tidak terencana

Perawatan tidak terencana adalah kegiatan perawatan yang tidak

berdasarkan rencana telah disusun sebelumnya. Perawatan yang sering

dilakukan pada perawatan tidak terencana yaitu emergercy maintenance

Page 27: Laporan KP Ferdi 2

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTEK INDUSTRI

3.1 Perawatan Dan Perbaikan Differential / Gardan

Pemeliharaan,perawatan atau sering disebut juga dengan maintenence

bertujuan untuk menjaga kinerja suatu komponen kendaraan tetap baik, dan

mencegah atau menghindari terjadinya kerusakan pada konponen terrsebut. Hal

ini tentunya juga diperlukan terhadap unit differential dan komponen

pengoperasiannya.

Hal ini mengingat fungsi dari unit differential dan komponen

pengoperasiannya sangat sering terjadinya kerusakan pada sistem ini akan

berpengaruh terhadap kinerja kendaraan secara menyeluruh yang terutama

keselamatan pengendara itu sendiiri.

Proses perawatan unit differential dan komponen pengoperasiannya

sebenarnya tidak terlalu sulit, melakukan penyetelan dan mengidentifikasi

beberapa gejala yang menunjukkan bahwa unit differential dan pengoperasiannya

mengalami permasalahan, penyetelan merupakan prosedur agar suatu sistem dapat

bekerja secara optimal.

Bila timbul suara pada differential, lakukan pemeriksaan awal berikut,

sebelum pembongkaran untuk menentukan penyebab suara. Bila differential

mengalami kerusakan yang parah, maka bongkar dan perbaiki seperlunya.

27

Page 28: Laporan KP Ferdi 2

28

3.1.1 Pemeriksaan Differential sebelum dibongkar.

Sebelum differential di bongkar terlebih dahulu di lakukan pemeriksaan

pada bagian – bagian sebagai berikut :

1). Periksa Keolengan Roda Gigi Ring. (RUN – OUT Ring Gear).

Keolengan maksimal : 0,07 . Bila keolengan lebih besar dari nilai

maksimum , ganti roda gigi ring. Pemeriksaan menggunakan dial

indicator.

Gambar 3.1 Periksa Keolengan Roda Gigi Ring

2). Periksa Backlash Roda Gigi Ring.

Backlash STD : 0,13 – 0,18 . Pemeriksaan menggunakan dial

indicator dengan cara menggerak kan ring gear dan baca penyimpangan

jarum dial.

Gambar 3.2 Periksa Backlash Roda Gigi Ring

3). Periksa Backlash Roda Gigi Samping.

Backlash STD roda gigi samping : 0,05 -0,20 .Bila terjadi nilai

backlash di luar standar pasang cincin dorong.

Page 29: Laporan KP Ferdi 2

29

Gambar 3.3 Periksa Backlash Roda Gigi Samping

4). Ukur Beban Mula Pinion Penggerak

Beban mula : 8 -11 kg.cm (1,7 -25 ) . Beban total STD : 4 – 8 kg.cm .

Menggunakan kunci moment.

Gambar 3.4 Ukur Beban Mula Pinion Penggerak

3.1.2 Pembongkaran Differential

Prosedur pembongkaran differential meliputi sebagai berikut :

1) Lepas Flens Penyambung

Melepas flens penyambung menggunakan palu , pahat kunnci SST

yang berfungsi membuka takikan mur dan flens penyambung.

Page 30: Laporan KP Ferdi 2

30

Gambar 3.5 Penyambung Flens dilepas

2). Lepas Perapat Oli Dan Penahan Oli

Gambar 3.6 Perapat Oli Dan Penahan Oli Dilepas.

3). Menggunakan SST, lepas bantalan depan dari differential carrier.

Gambar 3.7 Bantalan Depan Dan Spaser Bantalan Dilepas

4). Lepas Diffrential Dan Roda Gigi Ring

Page 31: Laporan KP Ferdi 2

31

Gambar 3.8 Diffrential Dan Roda Gigi Ring Dilepas

5). Lepas luncuran luar bantalan.

Lepas bak differential dan carrier. CATATAN : Gantungkan label

pada komponen yang dibongkar untuk menunjukkan lokasi perakitan.

6). Lepas Cincin Penggerak Dari Differential Gear

Gambar 3.9 Cincin Penggerak Dari Diffrential Gear Dilepas

7). Ganti Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak

Menggunakan SST dan hidrolik pres, lepas bantalan belakang dari

pinion penggerak. CATATAN : Bila mengganti pinion penggerak,

gantilah pula roda gigi ring bersama – sama .

Gambar 3.10 Luncuran Bantalan Belakang Pinion Penggerak

Page 32: Laporan KP Ferdi 2

32

8). Ganti Luncuran Luar Bantalan Depan Dan Belakang Pinion Penggerak

9). Lepas Roda Gigi Ring

Lepasa baut pengikat roda gigi dan plat pengunci , buat tanda pada roda

gigi ring dan bak differential , menggunakan palu plastic atau tembaga

pukul roda gigi ring untuk melepas dari bak differential .

Gambar 3.11 Roda Gigi Ring Di Lepas

10). Bongkar Bak Diffrential

Membongkar bak differential menggunakan palu dan drip , lepas

poros pinion , dua roda gigi pinion dengan cincin dorong.

Gambar 3.12 Bak Diffrential Di Bongkar

3.1.3 Pemeriksaan Komponen Differential

1). Memeriksa bagian penggerak sudut :

1. Bagian pasak mur pengikat flens.

2. Bebaskan radial flens terhadap poros pinion.

3. Setiap overhaul penggerak aksel, sil poros pinion harus diganti.

Page 33: Laporan KP Ferdi 2

33

4. Keausan / permukaan dudukan bantalan poros pinion.

5. Keausan dudukan bantalan poros pinion.

6. Keausan gigi pinion dan gigi korona.

Gambar 3.13 Bagian penggerak sudut

2). Memeriksa bagian-bagian Differential :

1. Keausan permukaan gesek bantalan.

2. Keausan dudukan bantalan rumah differential.

3. Keausan poros roda gigi planet.

4. Keausan gigi planet dan gigi satelit.

5. Kerusakan pasak poros gigi planet harus diganti.

6. Keausan ring pembatas gigi planet dan ring pembatas gigi satelit.

Gambar 3.14 Bagian-bagian Differential

Page 34: Laporan KP Ferdi 2

34

3.1.4 Perakitan Differential

1). Rakit Bak Diffrential

Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti

petunjuk table dibawah ini, pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan

backlash spesifikasi. Pilihlah cincin dengan ketebalan yang sama untuk

kedua sisi. Backlash STD : 0,05 – 0,20 mm.

Ketebalan cincin dorong :

Tabel 3.1 Ketebalan whaser

Gambar 3.15 Washer dipasang

2. Pasang cincin dorong dan roda gigi samping ke dalam bak

differential.

Gambar 3.16 Cincin dan roda gigi Di Pasang

3. Periksa backlash roda gigi samping

Page 35: Laporan KP Ferdi 2

35

Ukur backlash roda gigi samping dengan menahan salah satu roda

gigi pinion terhadap bak differential.

Backlash STD : 0,05 – 0,20 mm.

Gambar 3.17 Pemeriksaan backlash roda gigi samping

4. Pasang pen

Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak

differential dan lubang poros pinion. Takik lubang pada bak

differential.

Gambar 3.18 Pemasangan Pen

2). Pasang Bantalan Samping Baru

Menggunakan SST dan hidrolik pres, pasang bantalan samping baru

pada bak differential.

Page 36: Laporan KP Ferdi 2

36

Gambar 3.19 Bantalan Samping Baru dipasang

3) Pasang Roda Gigi Ring Pada Bak Diffrential

Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring. Pasang plat

pengunci dan baut pengikat. Momen : 985 kg-cm (71 ft-lb, 97 Nm).

Gambar 3.20 Plat pengunci dan baut pengikatdipasang

4) Pasang Poros Pinion

1. Pasang komponen – komponen berikut :

- Pinion penggerak.

- Bantalan depan.

CATATAN : Rakit spacer, penahan oli dan perapat oli setelah

penyetelan pola perkaitan gigi.

Gambar 3.21 Poros Pinion dipasang

Page 37: Laporan KP Ferdi 2

37

2. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk MP

pada ulir mur.

Gambar 3.22 flens penyambung dipasang

3. Setel beban mula pinion penggerak dengan mengencangkan mur

flens pinion penggerak. Menggunakan SST untuk menahan flens,

kencangkan mur.

4. Menggunakan kunci momen, putar bantalan searah jarum jam dan

berlawanan arah jarum jam beberapa kali untuk mendudukannya

sebelum pengencangan.

Gambar 3.23 Bantalan dikunci dengan menggunakan kunci moment

5. Buatlah catatan momen.

Beban mula :

Tabel 3.2 Batas moment

Page 38: Laporan KP Ferdi 2

38

Gambar 3.24 Perhitungan moment

5) Pasang Bak Diffrential Pada Carrier

1. Pasang luncuran luar bantalan pada masing-masing bantalan.

Pastikan, bahwa luncuran luar bantalan kiri dan kanan tidak saling

bertukar.

2. Pasangkan bak ke dalam differential carrier.

Gambar 3.25 Bak Diffrential dipasang pada carrier

6). Pasang Mur Penyetel

Pasang mur penyetel pada masing-masing carrier, dan pastikan bahwa

ulir mur terkait dengan benar.

CATATAN : Pastikan adanya backlash antara roda gigi ring dan

pinion penggerak.

7). Pasang Tutup Bantalan

1. Tepatkan tanda pada tutup bantalan dan carrier.

Page 39: Laporan KP Ferdi 2

39

2. Pasang dua baut tutup bantalan, dua atau tiga ulir dan tekan tutup

bantalan dengan tangan.

CATATAN : Bila tutup bantalan tidak terduduk dengan kuat pada

carrier, menandakan ulir mur penyetel tidak terkait dengan tepat. Bila

perlu, ulangi kembali pemasangan mur penyetel.

8). Stel Beban Mula Bantalan Samping

1. Kencangkan baut tutup bantalan sampai cincin pegas sedikit

tertekan.

2. Pasang SST, kencangkan mur penyetel pada sisi roda gigi ring

sampai backlash roda gigi ring + 0,20 mm.

3. Menggunakan SST, kencangkan mur penyetel pada sisi pinion

penggerak.

4. Periksa backlash roda gigi ring. Bila pengencangan mur penyetel

menimbulkan backlash roda gigi ring, kendorkan mur penyetel

sehingga backlash hilang.

5. Pasang dial indicator pada bagian atas mur penyetel pada sisi roda

gigi ring.

6. Kendorkan mur penyetel pada sisi pinion penggerak.

7. Setel bantalan samping pada beban mula nol dengan

mengencangkan mur penyetel yang lain, sampai jarum pada

indicator mulai bergerak.

8. Kencangkan mur penyetel 1 – 11/2 takikan dari posisi beban mula

nol.

Page 40: Laporan KP Ferdi 2

40

9. Menggunakan dial indicator, setel backlash roda gigi ring sampai

masuk nilai spesifikasi. .

10. Kencangkan baut pengikat tutup bantalan.

11. Periksa kembali backlash roda gigi ring.

12. Menggunakan kunci momen, ukur beban mula total.

a. Beban mula total: Tambahkan pada beban mula pinion

penggerak 4 – 6 kg-cm (3,5 - 5,2 ft-lb, 0,4 – 0,6 Nm).

b. Backlash: 0,13 – 0,18 mm.

Gambar 3.26 Baut pengikat tutup bantalan dikunci

9). Periksa Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan Pinion Penggerak

1. Oleskan cat meni pada 3 atau 4 gigi pada tiga posisi yang berbeda.

2. Tahan flens penyambung dan putar roda gigi ring pada kedua arah.

Gambar 3.27 Pemeriksaan Perkaitan Gigi Antara Roda Gigi Ring Dan

Pinion Penggerak

Page 41: Laporan KP Ferdi 2

41

10). Lepas Flens Penyambung.

11). Lepas Bantalan Depan.

12). Lepas Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan.

1. Pasang spacer bantalan baru pada pinion penggerak.

2. Pasang bantalan depan pada pinion penggerak.

Gambar 3.28 Spacer Bantalan Baru Dan Bantalan Depan Dilepas

13). Pasang Penahan Oli Dan Perapat Oli

1. Pasang penahan oli seperti pada gambar.

2. Menggunakan SST, pasang perapat oli seperti pada gambar.

3. Oleskan gemuk MP pada leher perapat oli.

14). Pasang Flens Penyambung

1. Menggunakan SST, pasang flens penyambung. Oleskan gemuk

MP pada ulir mur.

2. Oleskan gemuk MP pada ulir mur yang baru.

3. Menggunakan SST untuk menahan flens, kencang mur.

Momen: 1,100 kg-cm (80 ft-lb, 108 Nm).

Page 42: Laporan KP Ferdi 2

42

Gambar 3.29 Mur Dikunci Dengan Menggunakan Kunci Moment

15). Stel Beban Mula Bantalan Depan

Menggunakan kunci momen, ukur beban mula dari backlash antara

pinion penggerak dengan roda gigi ring.

Gambar 3.30 Beban Mula Bantalan Depan Di stel

Tabel 3.3 Batas beban

Beban mula:

Page 43: Laporan KP Ferdi 2

43

1. Bila beban mula bantalan lebih besar dari spesifikasi,

gantilah spacer bantalan.

2. Bila mula bantalan kurang dari spesifikasi, kencangkan

kembali mur 130 kf-cm (9 ft-lb, 13 Nm),setiap kali dicapai

spesifikasi beban mula.

Bila momen maksimum terlampaui pada saat pengencangan mur,

ganti spacer bantalan dan ulangi prosedur penyetelan beban mula.

Jangan mengendorkan mur pinion untuk mengurangi beban mula.

Momen maksimum : 2.400 kg-cm (174 ft-lb, 235 Nm).

16). Periksa Keolengan Flens Penyambung

Menggunakan dial indicator, ukur deviasi longitudinal (memanjang)

dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari nilai maksimum,

periksa bantalan.

Tabel 3.4 Batas maksimum keolengan

Gambar 3.31 Flens Penyambung Diperiksa

Page 44: Laporan KP Ferdi 2

44

17). Takik Mur Pinion Penggerak

18). Pasang Pengunci Mur Penyetel

1. Pilih apakah pengunci no.1 atau no.2 yang tepat terpasang

terhadap mur penyetel.

2. Pasang pengunci pada tutup bantalan.

Momen : 130 kg-cm (9ft-lb, 13 Nm).

Gambar 3.32 Pengunci Mur Penyetel Dipasang

3.2.5 Pemasangan differential

1). Pasang Gasket Pada Rumah Poros.

2). Pasang Rakitan Diffrential Carrier.

1. Pasang rakitan differential carrier pada rumah poros dan pasang 12

mur.

2. Momen : 320 kg-cm (23 ft-lb, 31 Nm).

3). Pasang Poros Propeler

1. Tepatkan tanda pada kedua flens dan pasang flens dengan 4 baut

dan mur.

2. Kencangkan 4 baut dan mur. Momen : 430 kg-cm (31 ft-lb, 42

Nm).

Page 45: Laporan KP Ferdi 2

45

Gambar 3.33 Pemasangan Propeler Shaft

3). Isi Diffrential Dengan Oli Roda Gigi

1. Isilah dengan oli roda gigi hypoid.

Tingkat oli : API GL – 5 Oli roda gigi hypoid.

Viscositas : SAE 90.

2. Kapasitas : 1,3 liter (1,4 US qts, 1,1 mp qts).

3. Pasang sumbat pengisian oli.

Gambar 3.34 Diffrential Di isi Dengan Oli

Page 46: Laporan KP Ferdi 2

BAB IV

TUGAS KHUSUS

4.1 Penyebab - penyebab kerusakan yang terjadi pada sistem

penggerak differential dan cara mengatasi nya

Penyebab – penyebab terjadi kerusakan pada sistem penggerak

differential adalah sebagai berikut :

1. Backlash / kerenggangan

Backlash / kerenggangan di sebabkan oleh beban awal yang berlebihan

dan penyetalan roda gigi ring . Cara mengatasi nya : periksa beban awal

dalam penyetalan roda gigi dan persinggungan antara kedua roda gigi

dengan menggunakan dial indicator .

2. Keolengan roda gigi ring

Keolengan roda gigi ring di sebabkan beban yang berlebihan sehingga

roda gigi ring tidak sanggup untuk menompang beban yang berlebihan.

Cara mengatasi nya : Hindari beban yang berlebihan dan juga pada saat pe

3. Real axle housing

Real axle housing bengkok di sebabkan oleh muatan yang melebihi

kapasitas sehingga mengakibat pinion gear terjadi backlash. Cara

mengatasi nya hindari beban yang berlebihan dan perhatikan kondisi dari

per belakang .

4. Gasket

Gasket bocor di sebabkan penggunaan gasket yang tidak standart sehingga

volume oli berkurang sehingga komponen differential cepat aus akibat

46

Page 47: Laporan KP Ferdi 2

47

terlalu panasnya komponen yang bergesekan . Cara mengatasinya :

gunakan gasket standart atau kertas gambar jangan menggunakan karton

tebal .

5. Bearing

Bearing rusak di sebabkan bram – bram yang masuk ke bearing akibat

gesekan antara kedua roda gigi , sehingga mengakibatkan bearing cup

rusak dan mempengaruhi performa putaran dari drive pinion gear. Cara

mengatasi nya : pada saat pembongkaran differential semua komponen di

bersihkan dengan oli hingga semua bram tidak tinggal pada differential

case.

Page 48: Laporan KP Ferdi 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari laporan perawatan

sistem differential / gardan. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Beban yang berlebihan berpengaruh besar dalam kerusakan

komponen – komponen gardan / differential

2. Pergantian komponen differential / gardan hanya pada bagian

komponen – komponen yang rusak.

3. Jika ring gear rusak maka akan berpengaruh besar terhadap

komponen – komponen lainnya sehingga performa putaran poros

roda tidak maksimal dan menghasilkan bunyi bising di bagian

gardan.

4. Perawatan dan pergantian oli gardan setiap 60.000 km untuk

memperpanjang usia komponen – komponen gardan.

5.2 Saran

Ada beberapa saran yang dapat diambil dari laporan perawatan pada

sistem Gardan. Adapun saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Dalam penyetelan mur penyetel perhatikan kerenggangan antara

gigi – gigi roda gigi.

2. Dalam pemeriksaan keolengan flens penyambung dengan

Menggunakan dial indicator, ukur deviasi longitudinal

48

Page 49: Laporan KP Ferdi 2

49

(memanjang) dan latirudinal (menyamping). Bila lebih besar dari

nilai maksimum, periksa bantalan.

3. Periksa secara rutin oli differential jangan sampai kurang karena

dapat menyebabkan differential cepat rusak

4. Periksa komponen – komponen gardan menggunakan dial indicator

yang telah di kalibrasi.

5. Pada saat pembongkaran / pergantian komponen gardan ,cuci

semua komponen gardan agar bram – bram besi hilang.