project assignment ferdinan

Upload: ferdinan-manullang

Post on 05-Mar-2016

685 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

My Project Assignment in State Electric Company. This paper talked about Water Treatment Plant in Diesel Engine Power Plant, in West Kalimantan.

TRANSCRIPT

  • i

    PROJECT ASSIGNMENT

    PEMANTAUAN KUALITAS AIR PENDINGIN MENGGUNAKAN

    APLIKASI BERBASIS WEB PADA PLTD SIANTAN

    Disusun oleh

    NAMA : FERDINAN NTPS

    NIP : 8510033Z

    JABATAN : SUPERVISOR OPERASI

    PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

  • ii

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    LEMBAR PENGESAHAN

    JUDUL : PEMANTAUAN KUALITAS AIR PENDINGIN MENGGUNAKAN

    APLIKASI BERBASIS WEB PADA PLTD SIANTAN

    NAMA : FERDINAN NTPS

    NIP : 8510033Z

    JABATAN : SUPERVISOR OPERASI

    Menyetujui,

    Mentor

    Manajer Sektor

    Parlindungan Sihombing

    NIP:7195020E

    Pontianak, 27 November 2015

    Siswa OJT

    Ferdinan NTPS

    NIP: 8510033Z

    Mengetahui,

    Manajer SDM dan Umum

    PT. PLN (Persero) Wilayah Kalbar

    M. Zahidi

    NIP: 6191076 Z

    General Manajer

    PT. PLN (Persero) Wilayah Kalbar

    Hot Martua Bakara

    NIP: 70940001H

  • iii

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    KATA PENGANTAR

    Pujian dan ucapan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, karena

    atas rahmat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan Project Assignment

    dengan judul Pemantauan Kualitas Air Pendingin menggunakan Aplikasi Berbasis Web

    sebagai bahan evaluasi terhadap program On the Job Training (OJT) untuk Diklat Supervisory

    Education I (SE I) Angkatan VIII yang diikuti penulis di PT. PLN (Persero) Udiklat Bogor.

    Dalam pembuatan Project Assignment ini, tentunya tidak lepas dari dukungan dan

    bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1. Bapak Parlindungan Sihombing selaku Manajer PT. PLN (Persero) Wilayah

    Kalimantan Barat Sektor Pembangkitan Kapuas

    2. Bapak Muhammad Fajar selaku Manajer PT. PLN (Persero) Wilayah

    Kalimantan Barat Sektor Pembangkitan Kapuas Pusat Listrik (PLTD) Siantan

    3. Sdr. Arwan Irwanto sebagai penanggungjawab pengolahan air di PLTD

    Siantan

    4. Sdr. Dino Arla sebagai creator web monitoring system PLTD Siantan

    Penulis menyadari bahwa tulisan ini belumlah sempurna. Untuk itu penulis sangat

    terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Pada akhirnya penulis memiliki

    sebuah harapan bahwa tulisan ini dapat berguna bagi pengembangan kelistrikan di Indonesia

    secara umum dan di lingkungan PT. PLN Wilayah Kalimantan Barat secara khusus.

    Pontianak, 27 November 2015

    Ferdinan NTPS

  • iv

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    EXECUTIVE SUMMARY

    Di era yang mengedepankan teknologi ini, kebutuhan akan listrik menjadi sebuah hal

    yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai perusahaan yang

    bertanggungjawab dalam menyediakan tenaga listrik di Indonesia, PT. PLN (Persero)

    berkewajiban untuk menjaga kehandalan pasokan listrik dan memberikan pelayanan yang

    terbaik kepada para pelanggan.

    Sebagai salah satu pembangkit listrik yang mengalirkan listrik di Sistem Khatulistiwa,

    PLTD Siantan mengandalkan mesin bertenaga diesel sebagai penggerak utama generator.

    Dengan terjadinya perubahan energi mekanik menjadi energi listrik, timbul panas yang

    dapat meningkatkan temperatur pada mesin diesel. Untuk itu dilakukan pendinginan

    mengggunakan air pendingin dengan memanfaatkan air Sungai Kapuas. Air baku (raw

    water) dari sungai ini dipompa ke dalam pengolahan air untuk selanjutnya dialirkan ke

    sistem-sistem pendingin. Air pendingin ini memegang peranan yang sangat penting di dalam

    menjaga kehandalan pasokan listrik. Pendinginan berfungsi untuk mencegah terjadinya

    kerusakan pada material mesin diesel yang disebabkan oleh temperatur tinggi. Agar air

    pendingin memenuhi persyaratan sehingga tidak merusak material mesin, perlu dilakukan

    pengolahan air pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin.

    Di PLTD Siantan, pemantauan kondisi kualitas air pendingin dilakukan secara manual

    dengan melakukan pencatatan pada lembar kertas (log sheet). Cara ini dinilai masih

    memiliki kelemahan, khususnya dalam bidang analisis dan perbandingan kualitas air baik

    secara harian maupun bulanan. Untuk itu dengan memanfaatkan era internet dan

    kecanggihan teknologi informasi, maka dikembangkanlah sebuah aplikasi berbasis web

    sebagai media pemantauan kualitas air pendingin. Melalui media ini, analisis kualitas air

  • v

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    pendingin dapat dilakukan dengan mudah. Setelah melakukan pengukuran, maka petugas

    memasukkan data ke dalam aplikasi dan secara otomatis akan muncul grafik kualitas air

    pendingin harian. Di dalam aplikasi berbasis web ini juga dikembangkan fitur-fitur berupa

    pilihan untuk menampilkan parameter-parameter kualitas air pendingin, yaitu pH, TDS,

    kandungan nitrit, dan conductivity. Di dalam aplikasi ini juga ditampilkan jumlah

    penggunaan bahan kimia di dalam pengolahan air. Hal ini sebagai kompensasi dari

    pencapaian kualitas air yang disyaratkan sehingga perlu dilakukan pengolahan air, termasuk

    penetralan, dengan menggunakan bahan kimia.

    Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan juga staf yang bertugas dapat melakukan

    analisis dan estimasi mengenai biaya yang diperlukan untuk pengolahan air sehingga dapat

    menjadi referensi kedepannya untuk melakukan cost saving demi efisiensi di perusahaan.

    Kata kunci : aplikasi, air pendingin, pengolahan air, bahan kimia

  • vi

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    DAFTAR ISI

    JUDUL ................................................................................................................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................................... iii

    EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ........................................................................................................................ vi

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... viii

    BAB I .................................................................................................................................... 1

    PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

    1.2 Permasalahan ........................................................................................................... 4

    BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 6

    2.1 Rencana Pembuatan Aplikasi ................................................................................... 8

    2.2 Pembuatan Aplikasi ................................................................................................ 10

    2.3 Kajian Operasional ................................................................................................. 12

    2.4 Kajian Finansial ..................................................................................................... 13

    BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 14

    3.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 14

    3.2 Saran .................................................................................................................. 14

    REFERENSI ........................................................................................................................ 15

    LAMPIRAN ........................................................................................................................ 16

  • vii

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1Data dan Kapasitas Mesin PLTD Siantan ................................................................... 1

  • viii

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Water Treatment Plant di PLTD Siantan .......................................... 2

    Gambar 2a Seorang Staf Melakukan Pencatatan ............................................... 5

    Gambar 2b Log sheet Pencatatan Kualitas Air.................................................. 5

    Gambar 3 Alur Pengukuran Kualitas Air .......................................................... 6

    Gambar 4 Hirarki Pengolahan Air .................................................................... 7

    Gambar 5 Penggunaan Alat Ukur ..................................................................... 8

    Gambar 6 Website Monitoring System ............................................................. 9

    Gambar 7 Grafik Penggunaan Bahan Kimia ................................................... 10

    Gambar 8 Tampilan halaman muka Aplikasi .................................................. 11

    Gambar 9 Bagian Data yang harus diinput ..................................................... 12

    Gambar 10 Alur Pengukuran dan Dokumentasi .............................................. 12

  • 1

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pusat Listrik (PLTD) Siantan merupakan salah satu dari Unit Pusat Listrik

    yang berada di bawah lingkup kerja PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

    Kapuas (PLN Sektor Kit Kapuas) di Kalimantan Barat. PLTD Siantan memiliki

    delapan unit mesin yang terdiri dari tiga unit SWD 9 TM 410 (unit 1, 2, dan 3)

    dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 4,000 kW dimana unit 1

    mengalami kerusakan permanen, satu unit SWD 18 TM 410 (unit 4) dengan

    kapasitas terpasang 10,400 kW, dua unit Sulzer 12 ZAV 40S (unit 5 dan 6)

    dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 6,300 kW, dan dua unit CAT

    16 CM 32 (unit 7 dan 8) dengan kapasitas terpasang 7,680 kW.

    Tabel 1 Data dan Kapasitas Mesin PLTD Siantan

    No Mesin Type No. Seri Daya (kW)

    Keterangan Terpasang Mampu

    1 SWD 9 TM 410 3305 4,000 0 Rusak

    permanen

    2 SWD 9 TM 410 3304 4,000 3,200 Operasi

    3 SWD 9 TM 410 3306 4,000 3,200 Operasi

    4 SWD 18 TM 410 3648 8,800 6,500 Operasi

    5 Sulzer 12 ZV

    40/48 91919930 6,300 0 Rehabilitasi

    6 Sulzer 12 ZV

    40/48 91943954 6,300 0 Rehabilitasi

    7 Caterpillar 16 CM 32C 34092 7,680 5,500 Operasi

    8 Caterpillar 16 CM 32C 34093 7,680 5,500 Operasi

    Jumlah 48,760 23,900

    Dengan jumlah 5 (lima) unit mesin yang beroperasi menggunakan bahan

    bakar MFO dan total daya mampu sebesar 23,900 kW, PLTD Siantan mempunyai

    kontribusi sebesar 9.3 % dari total daya mampu pembangkit untuk memenuhi

    kebutuhan beban puncak pada Sistem Khatulistiwa.

  • 2

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Oleh karena itu penting untuk menjaga kehandalan dari mesin pembangkit

    di PLTD Siantan itu sendiri. Selain untuk memberikan pelayanan yang terbaik

    bagi konsumen, hal ini juga berpengaruh terhadap citra PLN. Mesin yang handal

    berdampak pada kualitas layanan yang baik. Pelayanan yang baik berdampak pada

    citra positif yang timbul di PLN. Dalam pelaksanaan pengoperasian PLTD, ada

    beberapa sistem penunjang yang diperlukan untuk mendukung terciptanya kinerja

    mesin yang handal, yaitu sistem pendingin, sistem udara start, sistem bahan bakar,

    dan sistem pelumasan. Pada tulisan ini penulis memfokuskan pembahasan pada

    sistem pendingin dan lebih spesifik lagi pada pengolahan air sistem pendingin

    (water treatment).

    Sistem pendingin mesin diperlukan untuk menjaga agar temperatur mesin

    tetap berada pada rentang temperatur (temperature range) yang diizinkan. Sesuai

    dengan prinsip kerja mesin diesel, mesin yang bergerak secara mekanik akan

    menimbulkan panas dan kenaikan temperatur akibat gesekan antar material di

    dalam mesin. Dalam jangka waktu tertentu, temperatur akan terus meningkat.

    Apabila dibiarkan terjadi terus menerus, hal ini berpotensi menyebabkan

    terjadinya kerusakan pada material mesin. Untuk itu dibutuhkan sistem pendingin

    yang dapat menurunkan temperatur mesin sehingga material mesin relatif aman

    dari kerusakan. Temperatur air di dalam sistem pendingin juga diatur sedemikian

    rupa agar tidak terlalu dingin karena apabila terjadi pendinginan secara drastis,

    material yang terbuat dari logam dapat berubah sifat menjadi rapuh (brittle).

    Gambar 1. Water treatment plant di PLTD Siantan

  • 3

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Dalam sistem pendingin, air yang menjadi pendingin mengalir ke dalam

    cooler yang berfungsi untuk menurunkan temperatur air dan kemudian mengalir

    ke dalam mesin. Dengan demikian, air pendingin akan bersentuhan langsung

    dengan materal-material logam. Pertemuan air dengan logam-logam material ini

    berpotensi menimbulkan korosi atau karat yang dapat merusak material. Selain

    itu, air yang memiliki kualitas buruk juga dapat menimbulkan kerak-kerak dalam

    sistem pemipaan. Timbunan kerak akan mengganggu proses pendinginan mesin.

    Kegagalan dalam menjaga kondisi kualitas air pendingin yang baik akan

    berdampak terhadap pelayanan PLN kepada konsumen. Selain itu juga akan

    berdampak kepada pengoperasian unit pembangkit lain yang berbahan bakar solar

    seperti Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Siantan. Karena itu, tanpa

    mengabaikan aspek lainnya, penulis menyadari, air pendingin memegang peranan

    penting di dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen PLN serta

    meningkatkan citra yang baik terhadap pelanggan.

    Selain menjaga temperatur, kondisi air pendingin yang digunakan dan

    dialirkan ke mesin juga perlu diperhatikan. Air yang berkualitas baik adalah air

    yang memiliki sifat-sifat kimia yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

    Sifat-sifat kimia tersebut antara lain conductivity, hardness, pH (derajat

    keasaman), total dissolve solid (TDS), dan kandungan nitrit. Untuk menjaga

    kualitas air pendingin, PLTD Siantan menggunakan media atau alat yang disebut

    dengan water treatment plant (WTP) seperti diperlihatkan pada gambar 1. WTP

    adalah sebuah sistem pengolahan air yang menghasilkan produk berupa

    demineralized water atau demin water (air tanpa mineral terlarut) dan siap untuk

    dialirkan ke dalam cooler dan ke dalam mesin. Staf di PLTD Siantan secara rutin

    mengukur dan mencatat kualitas air pendingin, baik sebelum diolah di dalam

    WTP dan setelah diolah di dalam WTP (produk akhir). Hasil dari pengukuran ini

    dicatat di dalam sebuah log sheet water treatment plant. Jika hasil pengukuran

    menunjukkan kualitas air masih dibawah standar, maka dilakukan penambahan

    bahan kimia untuk mencapai nilai yang diizinkan. Bahan kimia yang digunakan di

    PLTD Siantan dalam pengolahan air yaitu Tawas, soda api, regenerasi softener,

    regenerasi kation, regenerasi anion dan kimizu 548.

  • 4

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Dalam melakukan analisis dan evaluasi ini, penulis menentukan batasan-

    batasan masalah agar pembahasan menjadi lebih fokus dan mendetail, yaitu :

    1. Penulis tidak akan membahas mengenai sistem penunjang lainnya seperti

    sistem bahan bakar, sistem pelumasan dan sistem udara start.

    2. Penulis tidak akan membahas lebih detail mengenai prinsip kerja sistem

    pendingin dan cara kerja dari masing-masing pendingin

    3. Penulis akan menaruh fokus pada penggunaan aplikasi berbasis web

    sebagai alat untuk memonitor kualitas air pendingin dan penggunaan

    bahan kimia di dalam pengolahan air tersebut.

    1.2 Permasalahan

    Para staf di seksi pemeliharaan PLTD Siantan melaksanakan pemantauan

    kondisi kualitas air pendingin secara rutin. Parameter-paremeter yang diukur dan

    dipantau meliputi pH, conductivity, total dissolve solid (TDS), dan hardness.

    Apabila ditemukan adanya parameter yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau

    persyaratan, maka staf akan melakukan treatment dengan menggunakan bahan

    kimia tertentu.

    Namun selama ini pemantauan dan monitoring kualitas air hanya dapat

    direkam dalam bentuk dokumen kertas. Kelemahan dari sistem perekaman data

    seperti ini adalah besarnya potensi hilangnya data atau mengalami kerusakan,

    misalnya akibat terkena air. Ditambah lagi dengan adanya keterbatasan dalam

    pemberitahuan informasi secara cepat. Data kualitas air yang telah dicatat di

    dalam log sheet juga tidak dapat diakses dari mana saja karena log sheet data

    disimpan di lokasi (site) saja. Permasalahan lainnya timbul ketika para staf di

    PLTD Siantan ingin melakukan analisis kualitas air harian atau bulanan dan

    membandingkannya dengan hari sebelumnya atau bulan sebelumnya. Para staf

    harus mengumpulkan kembali data yang lama, kemudian memasukkan data

    tersebut secara manual ke dalam format Microsoft Excel untuk mendapatkan

    grafik kualitas dari air yang telah diukur.

  • 5

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 2. (a) Salah seorang staf melakukan pencatatan hasil pengukuran air

    pendingin, (b) Contoh log sheet untuk pencatatan kualitas air pendingin.

    Gambar 2 memperlihatkan bagaimana pencatatan dan monitoring data yang

    dilakukan selama ini dengan menggunakan kertas kerja manual. Dokumen ini

    berpotensi hilang atau rusak dan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama

    untuk dapat melakukan analisis kondisi air. Dengan membuat sebuah sistem

    aplikasi monitoring kondisi air pendingin, diharapkan agar para staf dapat

    melakukan analisis kondisi air pendingin di PLTD Siantan secara lebih efektif dan

    efisien. Melalui aplikasi ini juga, para staf dapat memonitor pemakaian bahan

    kimia yang diperlukan serta memperkirakan biaya yang perlu dikeluarkan untuk

    pengolahan air pendingin di PLTD.

    (a) (b)

  • 6

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    BAB II PEMBAHASAN

    Dari permasalahan yang telah disebutkan pada Bab I, kami

    mengembangkan sebuah media pendukung sebagai sarana penyimpanan data yang

    mudah digunakan. Media ini juga diharapkan dapat menjadi referensi di kemudian

    hari untuk mengetahui perbandingan antara jumlah pemakaian bahan kimia dan

    kualitas air yang dihasilkan. Selama ini para staf melakukan pengukuran kualitas

    air, kemudian mencatat hasilnya di dalam log sheet seperti prosedur yang

    diperlihatkan pada gambar 3.

    Gambar 3. Alur pengukuran kualitas air dan pencatatan

    Sistem pendinginan sendiri terdiri dari dua jenis mekanisme, yaitu external water

    treatment plant dan internal water treatment plant, seperti diperlihatkan melalui

    skema hirarki pengolahan air (gambar 4). External treatment (pengolahan

    eksternal) dilakukan di luar titik penggunaan air yang bertujuan untuk

    mengurangi/menghilangkan pengotor (impurities). Sedangkan internal treatment

    (pengolahan internal) adalah pengolahan yang dilakukan pada titik penggunaan air

    untuk menyesuaikan agar air memenuhi kriteria kondisi aman untuk digunakan.

  • 7

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 4. Hirarki pengolahan air

    PLTD Siantan menggunakan kedua jenis mekanisme pengolahan air, baik

    eksternal maupun internal. Pada pengolahan eksternal, bahan kimia dimasukkan

    ke dalam air sebelum menjadi produk (demin water). Sedangkan untuk

    pengolahan internal, bahan kimia berupa Kimizu-548 dicampurkan ke dalam air

    pendingin melalui pipa di dalam sistem pendingin mesin.

  • 8

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 5. Penggunaan alat ukur

    2.1 Rencana Pembuatan Aplikasi

    Untuk mengetahui inti pokok permasalahan, maka penulis melakukan

    analisis kondisi di lapangan dan berdiskusi dengan rekan-rekan kerja yang

    bertugas dalam pemantauan air. Dengan mempertimbangkan aspek kemajuan

    teknologi informasi, penulis menyimpulkan bahwa media penyimpanan data yang

    dapat memenuhi kebutuhan PLTD Siantan adalah aplikasi yang berbasis web.

    Aplikasi ini mudah diakses dari mana saja oleh para staf yang memiliki koneksi

    internet. Aplikasi ini sendiri sementara akan diintegrasikan dengan aplikasi PLTD

    Siantan yang telah ada sebelumnya, yaitu Website Monitoring System seperti yang

    diperlihatkan pada gambar 6.

  • 9

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 6. Website Monitoring System sebelum ditambah dengan fitur monitoring

    kondisi air

    Dengan adanya media seperti website monitoring system ini, maka penulis

    mengharapkan agar dalam waktu ke depan para staf dapat dengan mudah melihat

    grafik harian dari kondisi kualitas air dan dengan cepat menganalisis kondisi air

    sehingga para staf dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk

    mencapai parameter yang sesuai dengan spesifikasi mesin, apakah menambah

    bahan kimia atau melakukan regenerasi. Spesifikasi air pendingin yang diizinkan

    untuk masuk ke dalam mesin adalah sebagai berikut:

    pH : 8-8,5

    Hardness : 0

    Conductivity : seminimal mungkin

    TDS : seminimal mungkin

    Kandungan nitrit : 800-1200 ppm

    Selain menampilkan parameter-parameter mesin, maka di dalam aplikasi

    monitoring air pendingin ini juga ditambahkan bahan kimia yang digunakan untuk

    mencapai parameter kualitas air yang diinginkan. Bahan kimia yang digunakan di

  • 10

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    PLTD Siantan antara lain berupa tawas, soda api, dan kimizu. Fitur-fitur yang

    akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini adalah sebagai berikut:

    1. Monitoring kualitas air pendingin secara harian

    2. Grafik parameter-parameter kualitas air harian

    3. Monitoring jumlah bahan kimia yang digunakan

    4. Grafik penggunaan bahan kimia

    5. Monitoring biaya yang dikeluarkan di dalam pengolahan air

    6. Grafik biaya yang dibutuhkan dalam pengolahan air

    2.2 Pembuatan Aplikasi

    Setelah mengetahui fitur-fitur apa saja yang dibutuhkan dan apa yang

    ingin dicapai dari pembuatan aplikasi monitoring ini, maka penulis bekerja sama

    dengan rekan-rekan di PLTD Siantan dalam membuat aplikasi berbasis web

    dengan mengintegrasikan fitur water treatment ke dalam website monitoring

    system milik PLTD Siantan sehingga tampilan website monitoring system

    menjadi seperti yang diperlihatkan pada gambar 7, 8, dan 9.

    Gambar 7. Grafik penggunaan bahan kimia pada website monitoring system

    PLTD Siantan

  • 11

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 8. Tampilan halaman muka aplikasi monitoring kondisi air pendingin di

    PLTD

    Setelah pembuatan aplikasi monitoring kualitas air pendingin ini, maka staf

    pemeliharaan yang bertanggungjawab dalam pengolahan air akan melakukan

    input data harian ke dalam aplikasi. Sepeti tampak pada gambar 8, data parameter

    air akan secara jelas terlihat di halaman muka. Jika petugas belum melakukan

    pengisian harian, maka secara otomatis kolom akan terlihat kosong. Hal ini dapat

    juga merupakan bagian dari kontrol untuk memastikan apakah staf pemeliharaan

    telah melakukan tanggungjawabnya atau belum.

  • 12

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    Gambar 9. Bagian data yang harus diinput setelah melakukan pengukuran air

    pendingin

    Dengan adanya aplikasi monitoring parameter air pendingin, maka alur

    pencatatan akan berubah menjadi seperti diperlihatkan pada gambar 10.

    Gambar 10. Alur pengukuran dan dokumentasi data di dalam website monitoring

    system

    2.3 Kajian Operasional

    Dengan menggunakan website monitoring system ini, maka kita dapat

    melakukan analisis dan justifikasi jika ditemukan kondisi air dengan kualitas yang

    buruk. Sebagaimana disebutkan dalam Bab Pendahuluan, air pendingin yang

  • 13

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    digunakan di PLTD Siantan berasal dari air Sungai Kapuas. Hal ini menyebabkan

    kondisi air sangat dipengaruhi oleh cuaca. Ketika musim kemarau, kondisi air

    Sungai Kapuas memilikit kandungan garam dan TDS yang sangat tinggi.

    Sedangkan ketika musim penghujan, kandungan garam cenderung mengalami

    penurunan yang sangat drastis. Demikian juga dengan nilai dari TDS, akan

    mengalami penurunan yang juga drastis. Melalui website monitoring system ini,

    maka penulis dapat melakukan perbandingan kondisi kualitas air pendingin dari

    setiap bulan. Kemudian penulis juga dapat membuat justifikasi atau perkiraan

    penyebab gangguan mesin yang berhubungan langsung dengan air pendingin.

    Sebagai contoh, gangguan cooler pada mesin SWD sering terjadi selama musim

    kemarau. Tube-tube pada Lube Oil Cooler mengalami kebocoran. Kebocoran ini

    disebabkan karena terjadinya korosi pada dinding tube, sehingga oli dari bagian

    shell akan masuk ke dalam tube-tube yang berisi air. Jika hal ini dibiarkan maka

    proses pendinginan oli tidak akan maksimal. Selain itu kebocoran oli akan

    memberi dampak pencemaran lingkungan, karena sebagai bagian dari proses

    pendinginan terbuka, air bekas pendinginan pada cooler akan dibuang ke sungai.

    2.4 Kajian Finansial

    Semakin buruknya kualitas suatu air pendingin, maka semakin banyak

    bahan kimia yang digunakan untuk mencapai parameter air pendingin yang baik.

    Hal ini akan berdampak kepada terjadinya peningkatan biaya operasional. Dengan

    menggunakan website monitoring ini, kita dapat membuat perbandingan jumlah

    bahan kimia yang digunakan setiap bulannya dan biaya yang dibutuhkan.

    Kemudian kita dapat membuat trending jumlah penggunaan bahan kimia dan

    biaya yang digunakan, dibandingkan dengan cuaca dan kondisi air sungai Kapuas.

    Sebagaimana yang terjadi di Kalimantan Barat, selama musim kemarau air sungai

    Kapuas akan mengandung banyak garam dan nilai TDS yang tinggi. Semakin

    banyak kandungan garam dan tingginya TDS pada air pendingin, maka kualitas

    air pendingin akan semakin buruk. Sehingga melalui aplikasi ini kita dapat

    membuat justifikasi mengapa pemakaian bahan kimia di musim kemarau lebih

    besar dibandingkan dengan pemakaina bahan kimia di musim hujan.

  • 14

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    BAB III PENUTUP

    Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan dan

    saran sebagai berikut :

    3.1 Kesimpulan

    1. Dengan membuat aplikasi monitoring kondisi air pendingin di PLTD, maka

    kondisi parameter air pendingin dapat dipantau di tempat mana saja yang

    memiliki jaringan internet.

    2. Dengan adanya aplikasi monitoring ini, maka dengan mudah dapat dipantau

    kondisi air pendingin di PLTD hari-hari sebelumnya melalui info grafis yang

    mudah digunakan.

    3. Dengan adanya aplikasi website monitoring untuk air pendingin mesin ini,

    maka petugas dapat membuat justifikasi dan analisis pengaruh cuaca dan

    kondisi air Sungai Kapuas terhadap parameter air.

    4. Dengan menggunakan aplikasi website monitoring ini, petugas dapat juga

    membandingkan biaya yang dibutuhkan (bahkan dalam rupiah/KWH) dalam

    penggunaan bahan kimia dan membuat justifikasi penyebab kenaikan biaya

    penggunakan bahan kimia dihubungkan dengan musim penghujan dan musim

    kemarau

    3.2 Saran

    1. Website monitoring system ini dapat digunakan di PLTD lain sehingga

    memudahkan staf untuk memantau kondisi air dan memantau bahan kimia

    yang digunakan.

    2. Untuk pengembangan selanjutnya alangkah baiknya jika pengukuran yang

    dilakukan bersifat real time sehingga alat ukur yang digunakan terhubung

    dengan komputer yang segera mengirimkan data ke jaringan internet bilamana

    pengukuran dilakukan.

  • 15

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    REFERENSI

    1. Materi diklat Pengolahan Air, Udiklat CIbogo, PT. PLN (Pesero)

    2. Manual Book Water Treatment Plant PLTD Siantan

  • 16

    PT PLN (Persero)

    WILAYAH KALIMANTAN BARAT

    SEKTOR PEMBANGKITAN KAPUAS

    LAMPIRAN