program studi manajemen pemasaran fakultas...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN
LOYALITAS PELANGGAN
(Studi Kasus: Pelanggan Yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di Kota Bogor)
Oleh
Eko Susilo
NIM : 204081002259
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1431 H/2010
ii
ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS
PELANGGAN (Studi Kasus: Pelanggan Yang Pernah dan Sedang Menggunakan Flexi di
Kota Bogor)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Eko Susilo
204081002259
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Dr. H A. Dumyati Bashori, MA NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19700106 200312 1 001
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
iii
Hari ini Kamis Tanggal 05 Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Eko Susilo NIM : 204081002259 dengan judul skripsi ”
ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN”.
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 05 Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Pembimbing 1 Pembimbing II
Dr. Yahya Hamza, MM Dr. H A. Dumyati Bashori, MA NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19700106 200312 1 001
Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Prof.Dr. Ahmad Rodoni, MM Lies Suzanawati, SE, Msi
NIP. 150 317 955 NIP. 19720809 200501 2004
iv
Hari ini Selasa Tanggal 30 Bulan Juni Tahun 2009 telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas nama Eko Susilo NIM: 204081002259 dengan judul Skripsi
“ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGAN” (Studi Kasus
Pelanggan Telkom Flexi di Kota Bogor). Memperhatikan penampilan mahasiswa
tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 Juli 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Herni Ali HT, SE, MM Suhendra, S,ag, MM
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
v
Daftar Riwayat Hidup
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Eko Susilo
2. Tempat & Tgl. Lahir : Bogor, 5 Juni 1985
3. Tinggal di : Bogor
4. Alamat : Jl. R. Aria Surialaga Aspol Cibalagung Rt 02/03
No.03 Kel Pasir Kuda
Kec Kota Bogor Barat 16119
5. Telepon : 085888488067/0251-7156511
II. PENDIDIKAN
1. Tahun 1991-1997 : SDN Cibalagung 5 Bogor
2. Tahun 1997-2000 : SLTP N 16 Bogor
3. Tahun 2000-2003 : SMU PI 1 Kota Bogor
4. Tahun 2003-20010 : FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
ABSTRACT
ANALYSIS INFLUENCE OF RELATIONSHIP MARKETING TO CUSTOMER SATISFACTION AND CUSTOMER LOYALITY
(Case studies on customers who have and are using the Flexi in Bogor)
This research is intended to analyze the influence of relationship marketing (bonding, empathy, reciprocity, trust) to customer satisfaction and customer loyality. The purpose of this study to determine direct and indirect influence of the variables relationship marketing to customer satisfaction and customer loyality. This research used convenience sampling method.
Results from this research showed the direct and indirect influence on the exogenous variables on endogenous variables. Where in the sub structure 1 variables have a significant influence between bonding, empathy, reciprocity, trust to customer satisfaction. While in the sub structure 2 are bonding, trust, customer satisfaction to customer loyality there are significant influence except directly bonding variabel.
Coefficient of determination (R Square) sub-structure 1, show that the influence of bonding, empathy, reciprocity, trust are 0.908 to customer satisfaction. Coefficient of determination (R square) substructure 2, shows that the influence of trust and customer satisfaction to customer loyalty are 0.785.
Keywords: bonding, empathy, reciprocity, trust, customer satisfaction, customer loyalty
vii
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DAN LOYALITAS PELANGGAN
(Studi kasus pada pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan Flexi di kota Bogor)
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh relationship marketing (pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan) terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel-variabel relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode convenience sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung pada variabel eksogen terhadap variabel endogen. Dimana pada substruktur 1 terdapat pengaruh signifikan antara variabel pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan. Sedangkan sub struktur 2 yaitu pertalian, kepercayaan, kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan terdapat pengaruh yang signifikan kecuali variabel pertalian secara langsung.
Nilai koefisien determinasi (R Square) sub struktur 1, menunjukan bahwa pengaruh pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan adalah 0.908 terhadap kepuasan pelanggan. Nilai koefisien determinasi (R square) substruktur 2, menunjukan bahwa pengaruh kepercayaan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan adalah sebesar 0.785.
Kata kunci : Pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan, kepuasan pelanggan,
loyalitas pelanggan
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat, karunia, taufik dan hidayahnya, sehingga proses penyusunan
dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat,
tabi’in dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Relationship Marketing
Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan” dengan studi kasus
pelanggan yang pernah dan sedang menggunakan Flexi di kota Bogor, merupakan
sebuah judul karya tulis yang penulis bahas sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ketertarikan penulis membahas judul skripsi ini beralasan
bahwa, pemasaran relasional merupakan sebuah paradigma pemasaran yang
relevan untuk mendukung, mengikuti perubahan dan perkembangan jaman dalam
dunia bisnis.
Pahit dan getir penulis alami dalam proses penyusunan, namun berkat
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan
ix
jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.
Tanpa menghilangkan rasa hormat penulis tidak lupa, mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk materil maupun non
materil, yang membantu proses penyusunan skripsi ini dan yang telah
memberikan dedikasi keilmuannya selama penulis kuliah. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada:
1. Orang tua ku tersayang yang telah memberikan semangat, dorongan, doa dan
dukungan baik moril maupun materil kepada penyusun
2. Prof DR Abdul Hamid MM selaku Dekan FEB UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang telah diberikan
3. Prof DR Ahmad Rodhoni, MM selaku selaku pembantu Dekan Bid.
Akademik, terima kasih atas pengorbanan waktu dan ilmu yang telah
diberikan
4. Dr Yahya Hamza MM selaku pembimbing utama penulis yang dengan sabar
memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun Skripsi
5. Dr. H. Dumyati MM selaku pembimbing kedua yang memberikan apresiasi
yang luar biasa.
6. Dosen-dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
Ilmunya kepada Penulis dan kawan-kawan penulis selama ini. Terima kasih
atas pengorbanan waktu dan ilmu yang diberikan kepada penulis dan kawan-
kawan mahasiswa lainnya.
x
7. Seluruh staf akademik FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
bekerja dengan baik melayani para mahasiswa
8. Teman-teman Manajemen dan Akuntansi prog Non reguler terima kasih atas
dukungan dan semangatnya
9. Teman-teman KKS, teman-teman Kostsan Pak Haji/Al Husna, Kostsan Ema
dan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan
bahan informasi bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Ciputat, Oktober 2010
Eko Susilo
xi
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam ............................................................................. i
Halaman Pengesahan Skripsi ..................................................................... ii
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ........................................................... iii
Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................... iv
Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ v
Abstract ........................................................................................................ vi
Abstrak ........................................................................................................ vii
Kata Pengantar ........................................................................................... viii
Daftar Isi ..................................................................................................... xi
Daftar Tabel ................................................................................................ xiv
Daftar Gambar ............................................................................................ xvi
Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen .......................................................... 12
B. Pengertian Pemasaran ........................................................... 13
C. Manajemen Pemasaran .......................................................... 14
D. Pemasaran Jasa...................................................................... 15
E. Bauran Pemasaran ............................................................... 19
F. Relationship Marketing ........................................................ 27
1. Pengertian Relationship Marketing .................................. 27
2. Tujuan Relationship marketing ........................................ 34
3. Proses Relationship marketing ......................................... 35
G. Kepuasan Pelanggan ............................................................. 43
xii
H. Loyalitas Pelanggan ............................................................. 49
I. Penelitian Terdahulu ............................................................ 54
J. Kerangka Pemikiran .............................................................. 56
K. Hipotesis ............................................................................... 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 62
B. Metode Penentuan Sampel..................................................... 62
C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 63
D. Metode Analisis .................................................................... 63
1. Analisis Kualitatif ........................................................... 64
a. Uji validitas dan reabilitas .......................................... 64
2. Analisis Kuantitatif .......................................................... 66
a. Analisis jalur path ...................................................... 66
b. Uji Hipotesis .............................................................. 69
1) Koefisien Determinasi .......................................... 69
2) Uji F (Uji simultan) .............................................. 70
3) Uji T (Ui parsial) .................................................. 71
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................. 73
1. Variabel Eksogen (independent variable).......................... 74
2. Variabel Endogen (dependent variable) ............................ 76
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Umum Objek Penelitian ........................................... 81
1. Sejarah singkat perusahaan .............................................. 81
2. Produk Telkom Flexi ....................................................... 89
3. Visi dan misi perusahaan ................................................. 93
B. Validitas dan Reabilitas ........................................................ 93
C. Hasil Penemuan Pembahasan ................................................ 96
1. Analisis kualitatif ............................................................. 96
a. Karakteristik Responden ............................................. 96
xiii
2. Hasil Analisis ................................................................... 118
a. Uji normalitas .............................................................. 118
b. Uji korelasi .................................................................. 119
c. Analisis jalur ............................................................... 122
d. Pengaruh langsung dan tidak langsung persamaan Y1 125
e. Pengaruh langsung dan tidak langsung persamaan Y2 129
f. Diagram analisis jalur.................................................. 132
g. Pengujian hipotesis ..................................................... 133
1) Uji t ...................................................................... 133
2) Uji f ...................................................................... 139
3) Uji t (persamaan 2)................................................ 141
4) Uji f (persamaan 2) ............................................... 145
h. Uji trimming ................................................................ 147
i. Uji kesesuaian model ................................................... 150
j. Penghitungan pengaruh ............................................... 152
1) Pengaruh langsung ................................................ 151
2) Pengaruh tidak langsung ........................................ 152
3) Pengaruh total ....................................................... 153
D. Interpretasi ............................................................................ 154
E. Kaitan Dengan Penelitian Terdahulu ..................................... 159
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan .......................................................................... 160
B. Implikasi .............................................................................. 161
C. Saran ..................................................................................... 163
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 165
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
1.1 Transaction marketing dan relationship marketing 4 2.1 Hubungan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan 49 3.1 Operasional variabel penelitian 78 4.1 Hasil uji validitas 95 4.2 Flexi menjalin silaturahmi dengan menelepon atau SMS 96 4.3 Flexi memberikan surprised berupa hadiah atau non materi
lainnya 97 4.4 Flexi berusaha menginformasikan fitur-fitur baru produknya 97 4.5 Flexi selalu menjaga hubungan dengan saya melalui
komunikasi 98 4.6 Flexi melibatkan saya dalam setiap kebijakan, aturan dan
perubahan tarif yang akan dikeluarkan 99 4.7 Flexi mengerti akan kemauan saya sebagai pelanggan 99 4.8 Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya 100 4.9 Flexi sangat tanggap terhadap keluhan saya 100 4.10 Flexi mengenali saya sebagai pelanggannya 101 4.11 Selama ini saya merasa mudah untuk menghubungi customer
service atau pihak Telkom Flexi 102 4.12 Pihak Telkom Flexi membantu saya apabila saya mengalami
kesulitan dalam menggunakan jasa Flexi 102 4.13 Saya dan pihak Telkom Flexi selalu berusaha memberikan
yang terbaik dalam hubungan saya sebagai pelanggan maupun Telkom sebagai perusahaan 103
4.14 Saling terbuka dalam meyelesaikan setiap masalah/trouble 104 4.15 Flexi memberikan kompensasi berupa pulsa, materi atau non
materi lainnya atas pelayanan yang tidak sesuai kepada saya 104 4.16 Flexi saling memberikan informasi seputar tarif murah 105 4.17 Flexi memberikan saya bonus pulsa karena saya
menggunakan lebih banyak pulsa 106 4.18 Telkom Flexi memiliki reabilitas, integritas yang tinggi dalam
setiap produk dan pelayanannya 106 4.19 Telkom Flexi memiliki karyawan dan manajemen yang
respect terhadap saya 107 4.20 Telkom Flexi merupakan sebuah operator yang
berpengalaman di bidang pertelekomunikasian 108 4.21 Telkom Flexi memberikan pelayanan yang tinggi kepada saya 108 4.22 Flexi merupakan produk yang berkualitas 109 4.23 Flexi merupakan produk telekomunikasi CDMA paling
unggul di Indonesia 109 4.24 Flexi memenuhi kebutuhan saya akan akan telekomunikasi 110
xv
4.25 Saya tidak pernah melakukan komplain 111 4.26 Mutu pelayanan yang saya dapatkan selama menjadi
pelanggan Flexi sesuai yang saya harapkan 111 4.27 Kualitas telekomunikasi Flexi begitu bagus 112 4.28 Tarif pulsa Flexi sesuai dengan yang saya inginkan 112 4.29 Saya puas akan pelayanan yang diberikan oleh karyawan atau
customer service 113 4.30 Saya akan kembali berlangganan Flexi 114 4.31 Tidak berpindah ke operator lain selain Flexi 114 4.32 Saya tidak tertarik terhadap operator lain 115 4.33 Akan mereferensikan produk Flexi kepada orang lain 115 4.34 Berapapun tarif yang dikeluarkan Flexi saya akan tetap
menggunakan Flexi 116 4.35 Saya akan membantu Telkom Flexi Untuk memajukan Flexi 117 4.36 Keinginan untuk bekerjasama dengan Telkom Flexi 117 4.37 Tabel correlation 119 4.38 Interpretasi koefisien korelasi 120 4.39 Pengujian hubungan antar variabel 120 4.40 Koefisien jalur persamaan I 123 4.41 Koefisien jalur persamaan II 124 4.42 Pengaruh langsung dan tidak langsung pertalian (X1) terhadap
kepuasan pelanggan (Y1) 125 4.43 Pengaruh langsung dan tidak langsung empati (X2) terhadap
kepuasan pelanggan (Y1) 126 4.44 Pengaruh langsung dan tidak langsung timbal balik (X3)
kepuasan pelanggan (Y1) 126 4.45 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepercayaan (X4)
terhadap kepuasan pelanggan (Y1) 127 4.46 Koefisien determinasi (R2) 128 4.47 Pengaruh langsung dan tidak langsung pertalian (X1) terhadap
loyalitas pelanggan (Y2) 129 4.48 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepercayaan (X4)
terhadap loyalitas pelanggan (Y2) 130 4.49 Pengaruh langsung dan tidak langsung kepuasan pelanggan
(Y1) terhadap loyalitas pelanggan (Y2) 131 4.50 Diagram analisis jalur 131 4.51 Hasil uji t 134 4.52 Pengujian Individual 139 4.53 Hasil uji F 139 4.54 Hasil uji t 141 4.55 Pengujian Individual 145 4.56 Hasil uji F 146
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Enam pasar dalam pemasaran relasional 29
2.2 Faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan 47
2.3 Piramida loyalitas 53
2.4 Kerangka pemikiran 59
3.1 Diagram jalur 68
4.1 Normal P.P Plot 118
4.2 Diagram analisis jalur 132
4.3 Hubungan kausal empiris struktur 2 149
4.4 Hubungan kausal empiris antar variabel 149
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1 Kuisioner 168
2 Data jawaban kuesioner (Data mentah) 172
3 Hasil analisis 181
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia usaha yang penuh dengan persaingan era ini,
dipengaruhi oleh situasi dunia yang tak lepas dari ketidakstabilan ekonomi.
Kestabilan ekonomi yang mencakup keamanan, kemudahan dalam
berinvestasi, politik, akses informasi serta pelayanan dengan pelaku bisnis
sangat menunjang dalam hal ini. Situasi negara yang kondusif akan membawa
iklim bisnis semakin pesat. Dunia usaha akan selalu bergerak optimis karena
situasi negara yang mendukung.
Perkembangan dunia usaha saat ini yang begitu kompetitif menuntut
perusahaan bersikap dan bertindak cepat jika ingin perusahaannya tetap
bertahan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, preferensi dan loyalitas
pelanggan adalah kunci kesuksesan. Memiliki pelanggan setia merupakan aset
berharga perusahaan karena pelanggan adalah elemen yang memilih produk
perusahaan untuk di konsumsi, maka pelanggan perlu dipelihara, diperhatikan
dan dilayani agar merasa puas terhadap suatu produk atau jasa. Perusahaan
harus memberikan apa yang diinginkan konsumen atas produk/jasa dengan
diiringi dengan pelayanan yang continue. Segala daya dan upaya perusahaan
perlu dikerahkan agar tercapai kepuasan yang maksimum yang berujung pada
loyalitas konsumen. Salah satu kunci perusahaan untuk memiliki konsumen
yang loyal dan bertahan disamping memberikan kepuasan yaitu dengan
2
terjalinnya hubungan yang baik dan berkelanjutan antara produsen dan
konsumen.
Loyalnya pelanggan tidak lagi semata-mata disebabkan oleh value, baik
yang berasal dari kualitas produk, harga atau delivery, tetapi mengarah ke
unique need, yaitu kebutuhan unik yang berbeda antara satu pelanggan dan
pelanggan lainnya. Pelanggan butuh disapa dengan nama. Itulah situasi pasar
saat ini yang cenderung perilaku konsumen berubah. Konsumen benar-benar
ingin di layani secara tepat, pelanggan ingin pemasar mengetahui keinginan-
keinginannya yang khas, pelanggan juga ingin pemasar memahami preferensi,
gaya hidup, dan hobinya.
Dengan perkembangan ekonomi dewasa ini dengan semakin banyaknya
rival bisnis persaingan bisnis menjadi semakin ketat, tidak sedikit perusahaan
yang menawarkan berbagai macam produk yang bervariasi. Para produsen juga
semakin kreatif dan inovatif dalam memanjakan konsumen melalui penawaran
produk dengan memberikan pelayanan dan fasilitas yang semakin baik. Hal
tersebut dilakukan perusahaan agar dapat mempertahankan eksistensi
perusahaan di tengah-tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif,
strategi pemasaran berubah mengikuti keadaan pasar, apalagi dengan era yang
begitu canggih dengan jangkauan teknologi yang sungguh menakjubkan
memberikan sokongan bagi siapa saja untuk dapat memudahkan dalam setiap
kegiatan bisnis. Apalagi era e-commerce yang mulai menggeliat kegencarannya
menjadikan setiap konsumen semakin dimanjakan dalam proses jual beli.
Era sebelum tahun 1990 konsep pemasaran bisnis masih satu arah
3
transactional basic, pelaku usaha dan konsumen cukup melakukan jual beli
semata dan pelayanan yang terbatas. Era 1990 ke depan kemajuan akan
informasi dan pertumbuhan ekonomi mendorong terciptanya sebuah konsep
yang mengedepankan pelayanan. Karena semakin banyak pesaing yang
menjadi ancaman bagi perusahaan lain, ini menimbulkan banyak perusahaan
harus menyikapi realita ini dengan bentuk strategi-strategi pemasaran.
Secara umum model pemasaran saat ini telah berubah dengan semakin
gencarnya informasi dan kebutuhan. Maka model transactional marketing yang
dahulu lebih mengutamakaan pelayanan hanya pada saat konsumen melakukan
transaksi sudah tidak relevan, dibutuhkan sebuah konsep yang mengarah ke
kemitraan karena dengan begitu konsumen akan merasa seperti keluarga,
konsep itu adalah relationship marketing, konsep ini dapat melakukan
pelayanan secara terus menerus hingga tidak terhingga. Secara logika siapapun
konsumennya apabila selalu mandapatkan pelayanan penuh pasti akan merasa
nyaman. Apalagi konsep relationship ini lebih menguntungkan pada saat ini di
bandingkan konsep transacsional marketing, banyak di beberapa negara yang
sudah mengutamakan konsep relationship marketing ini, untuk di USA
sebutlah perusahaan penerbangan Northwestern Airlines, Microsoft, dan
General Foods, dan di Indonesia Nestle Indonesia dengan pendekatan direct
marketing dan relationship marketing dan Matahari Departement Store dengan
program Matahari Club Card (MCC). Mereka terbukti sukses di ikuti oleh
pelanggan, pelanggan diperhatikan oleh perusahaan serta perusahaan
mendapatkan keuntungan dalam hal kritik dan saran untuk perbaikan ke depan,
4
disamping itu perusahaan pun mendapatkan keuntungan dari pelanggan ini
berpeluang untuk merekomendasikan tetangganya, kenalan, dan keluarganya
untuk menggunakan produk Nestle. Mengapa konsep relationship lebih
menguntungkan pada beberapa contoh perusahaan ini, karena relationship
marketing mampu melayani pelanggan dalam waktu panjang sehingga
perusahaan memiliki pelanggan yang komitmen dan waktu life time yang
panjang.
Tabel 1.1 Transaction Marketing dan Relationship Marketing
Transaction Marketing Relationship Marketing 1. Berfokus pada penjualan tunggal 1. Fokus terhadap mempertahankna
pelanggan 2. Orientasi pada fitur produk 2. Orientasi kepada nilai pelanggan 3. Skala waktu singkat 3. Skala waktu panjang 4. Kurang penekanan kepada layanan
pelanggan 4. Penekanan yang tinggi kepada
layanan pelanggan 5. Komitmen konsumen kecil - 6. Hubungan dengan pelanggan
cukup 5. Hubungan dengan pelanggan
tinggi 7. Kualitas terutama dihubungkan
dengan produksi 6. Kualitas berhubungan dengan
semua aspek Sumber: Zineldine (2000:12)
Perbedaan relationship marketing dengan transaction marketing terlihat
berbeda dalam waktu hubungan pelanggan dengan perusahaannya. Berdasarkan
perbedaan transaction dan relationship marketing pada Tabel 1.1, bahwa
konsep transaction marketing hanya berorientasi pelayanan pada saat terjadi
transaksi saja dan kepentingan konsumen tidak terlalu di pentingkan sedangkan
konsep relationship marketing pelanggan akan terus digandeng berusaha
membangun hubungan dan perhatian yang lebih konstrukstif dengan pelanggan
terpilih dalam mencapai sukses masa kini didalam mempertahankan
5
pelanggannya.
Heinde (1994) menyatakan transaction marketing sebagai market
governance dalam interorganizational relationship. Transaksi didasarkan atas
mekanisme pasar karena kedua belah pihak menyepakati terjadinya harga yang
dihasilkan dari tarik menarik antara supply dan demand. Namum hubungan ini
bersifat jangka pendek dan biasanya pelayanan yang tinggi hanya berorientasi
pada saat itu saja. Sedangkan relationship marketing menekankan
pengembangan dan pemeliharaan hubungan dengan konsumen dalam jangka
panjang sedangkan transaction marketing lebih berorientasi jangka pendek.
Hal tersebut dikarenakan relationship marketing lebih digunakan untuk
mendapatkan dan memelihara konsumen. Pemeliharaan konsumen lebih
penting karena biayanya lebih kecil dibandingkan biaya untuk mendapatkan
konsumen baru. Berdasarkan penelitian bahwa biaya untuk mendapatkan
pelanggan baru sangat besar 5 kali lipat lebih besar dibanding mempertahankan
pelanggan yang ada agar tetap puas (Thomas A. Stewart, 1995:178-182)
Strategi pemasaran yang memfokuskan diri pada membina hubungan
dengan pelanggan ini, memiliki tujuan akhir yaitu mendapatkan loyalitas
pelanggan melalui kepuasan dengan harapan loyalitas pelanggan ini dapat
memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.
Pada dasarnya relationship marketing adalah hubungan dan ikatan
jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok dan pelaku lainnya.
Esensi dari relationship marketing paling tidak menyangkut hubungan yang
langgeng dan pertukaran yang terus menerus dan disitu dituntut untuk saling
6
kepercayaan dan ketergantungan. Sehingga dalam konsep relationship
marketing, pemasar sangat menekankan pentingnya hubungan baik jangka
panjang dengan konsumen dan infrastruktur pemasaran, yang dapat
menciptakan kesadaran dalam bentuk hubungan dan komitmen yang
menyeluruh. Pemasaran relasional ini menunjukan hubungan antara perusahaan
dengan pelanggan terpilih terbangun dalam hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan. Dalam pemasaran relasional ini menandakan bahwa
semua elemen infrastruktur perusahaan saling memasarkan, tidak terpaku
dalam suatu departemen.
Tujuan perusahaan (baik dalam bentuk laba, volume penjualan, pangsa
pasar, pertumbuhan, misi sosial, maupun tujuan lainnya) dicapai melalui upaya
memuaskan pelanggan. Caranya tidak semata-mata dengan menekankan pada
aspek transaksi, namun justru lebih berfokus pada aspek relasional (Tabel 1.1).
Berbeda dengan transaction marketing yang lebih berorientasi pada transaksi
penjualan jangka pendek, relationship marketing (pemasaran relasional) lebih
menekankan pentingnya jalinan kerja sama yang saling menguntungkan dengan
pelanggan dengan dalam jangka panjang (Tjiptono, 2007:9). Sehingga diantara
perusahaan dan konsumen sama-sama untung dan tidak ada yang dirugikan.
Dengan meningkatkan kelangsungan hubungan dengan pelanggan lama
dan terus mengakuisisi pelanggan baru dengan konsep kepuasan pelanggan,
maka akan mempunyai pengaruh yang lebih besar dari bagian pasar, karena
strategi bisnis difokuskan pada kelanggengan dan pemuasan dari setiap
pelanggannya dengan penggunaan strategi relationship marketing.
7
Athaide, dkk (1996) mendapatkan bukti bahwa keberhasilan penjualan
berkaitan dengan pemasaran relasional pada semua fase dari proses
komersialisasi, mulai dari bersama mendesain produk sampai dengan mencari
umpan balik terhadap masalah uang berhubungan dengan produk atau
modifikasi yang diinginkan. Dengan kata lain, aktifitas-aktifitas pemasaran
relasional memotong rintangan-rintangan lintas fungsional. Akibatnya,
pemahaman kebutuhan pelanggan dan lingkungan menjadi penting bagi
keseluruhan organisasi produsen bukan hanya dalam departemen penjualan dan
pemasaran.
Keberhasilan produk tidak ditentukan oleh kecepatan produk
dikomersialisasikan, melainkan diterimanya produk tersebut oleh pasar
(MCKenna, 1991:22-24). Hubungan kemitraan (partnership) dengan pelanggan
strategik sejak awal pengembangan dapat memberikan kesempatan bagi
perusahaan untuk mengembangkan produk yang dapat diterima sebelum
produk tiba di pasar. Hal ini disebabkan perusahaan memperoleh umpan balik
terus menerus.
Perusahaan harus lebih proaktif membangun kekuatan internal
organisasinya, untuk bisa menjadi lebih dinamis dan lebih bergairah melayani
kebutuhan pelanggan. Layanan pelanggan adalah kebutuhan bisnis dan bukan
sekedar pekerjaan rutin yang monoton.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam kamus besar bahasa
8
Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.
Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang.
Layanan pelanggan merupakan wujud kerja sama tim di dalam upaya
memenangkan kompetisi bisnis yang ketat. Untuk itu, pengusaha, pemimpin,
dan karyawan secara total dan utuh harus saling berempati dan menyatu dalam
semangat untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Dengan memberikan segala apa yang diharapkan konsumen dengan
unsur relasional akan memberikan suatu bentuk layanan kepada pelanggan
yang lebih Intim. Dengan kemitraan relasional segala aspek-aspek pelayanan
terbaik perusahaan maupun harapan pelanggan sama-sama di lebur untuk
mencapai suatu harapan bagi seluruh pihak tentunya bermanfaat bagi
kebutuhan perusahaan maupun pelanggan.
Kemitraan sangatlah bermanfat bagi seluruh pihak yang ikut serta
dalam pasar, kemitraan sangat bermanfaat bagi perusahaan yang menginginkan
memiliki pelanggan yang intim dan juga menginginkan pelanggan dalam waktu
cukup lama.
Salah satu Industri yang penuh persaingan saat ini adalah industri
telekomunikasi. Dengan semakin bermunculannya perusahaan operator
telekomunikasi semakin ramai geliat bisnis ini, segala upaya dilakukan oleh
perusahaan ini untuk memperoleh pelanggan maupun mempertahankan
pelanggan yang ada mulai dari iklan, penurunan tarif maupun tambahan
layanan.
9
Salah satu perusahaan telepon besar di Indonesia adalah PT Telkom Tbk
dengan produknya Flexi banyak melakukan strategi-strategi untuk memperoleh
maupun mempetahankan pangsa pasar.
Perusahaan BUMN Public ini dengan salah satu produk Flexinya selalu
mendapatkan perlawanan yang frontal dari rivalnya salah satunya adalah Esia.
Kedua Perusahaan ini selalu beradu strategi dalam merebut pangsa pasar. Maka
perusahaan ini sangat perlu sekali memikirkan strategi yang komprehensif agar
dapat memperoleh pangsa pasar yang optimal.
Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menganalisa seberapa besar pengaruh pemasaran relasional bila
diterapkan pada suatu produk perusahaan. Dalam penulisan Skripsi ini penulis
akan meneliti pengguna yang pernah dan sedang menggunakan Telkom Flexi
di Bogor. Tema Skripsi yang akan penulis angkat adalah “Analisis Pengaruh
Relationship Marketing Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
Pelanggan” studi kasus pada pengguna yang pernah dan sedang menggunakan
Operator Telekomunikasi Flexi di Kota Bogor.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis
merumuskan permasalahannya sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust terhadap
variabel kepuasan pelanggan secara parsial dan variabel mana yang
pengaruhnya lebih besar?
2. Adakah pengaruh variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust terhadap
10
variabel kepuasan pelanggan secara simultan?
3. Adakah pengaruh variabel bonding, trust dan kepuasan pelanggan terhadap
loyalitas pelanggan?
4. Adakah pengaruh bonding, trust terhadap loyalitas pelanggan melalui
kepuasan pelanggan?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dan manfaat
penelitian ini adalah:
Tujuan Penelitian:
1. Untuk menganalisis adakah pengaruh bonding, empathy, reciprocity dan
trust terhadap kepuasan pelanggan secara parsial dan variable mana yang
pengaruhnya paling besar?
2. Untuk menganalisa adakah pengaruh bonding, empathy, reciprocity, dan
trust terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.
3. Untuk menganalisa adakah pengaruh bonding, trust dan kepuasan
pelanggan terhadap loyalitas pelanggan.
4. Untuk mengetahui adakah pengaruh bonding, trust terhadap loyalitas
pelanggan melalui kepuasan pelanggan.
2. Manfaat Penelitian:
1. Bagi penulis, menambah wawasan yang telah didapat dibidang pemasaran
khususnya pemasaran relasional untuk dapat diterapkan dalam praktek
lapangan.
2. Bagi perusahaan, memberikan masukan sebagai alat kebijakan managerial
11
dalam mengambil keputusan.
3. Bagi akademis, Sebagai pelengkap literature dibidang pemasaran untuk
digunakan sebagai informasi ilmu pengetahuan.
4. Bagi pihak lain untuk digunakan sebagai penelitian lanjutan untuk
kesempurnaan skripsi ini maupun sebagai ruang informasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Manajemen
Dalam berbagai sumber literatur pengertian akan manajemen dan
pemasaran tidak jauh berbeda. Berbagai pengertian dari berbagai ahli
menyatakan hal yang sama.
Menurut Manullang (2004:5) manajemen adalah seni ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan.
Menurut Stephen P Robbin dan Mary Coulter (1999:8) manajemen
adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja
agar diselesaikan secara efisien dan efektif melalui orang lain.
Menurut Hasibuan (2004:2) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Boone dan Kurtz (dalam jurnal inovasi manajemen Vol 1, no 2, 2005)
mendefinisikan manajemen sebagai proses untuk mencapai tujuan organisasi
melalui manusia dan sumber daya yang ada.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pada
intinya adalah suatu kegiatan atau aktifitas dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian, terhadap
sumber daya yang dimiliki dengan digunakan seefektif dan seefisien mungkin
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti sarana/tempat
berkumpulnya orang-orang yang terlibat dalam pemasaran. Pemasaran
merupakan salah satu bagian paling sentral dalam kegiatan Bisnis. Pemasaran
berperan serta secara langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Karena pemasaran ini merupakan ujung tombak dalam penjualan dan jalannya
produksi perusahaan. Maka sudah tentu bahwa pemasar merupakan bagian
penting dari bagian sukses penjualan. Pemasar adalah seseorang yang mencari
tanggapan (perhatian, pembelian, suara, donasi) dari pihak lain, yang disebut
prospek. (Kotler, 2006:10).
Peter drucker, seorang pakar teori manajemen terkemuka, mengatakan
sebagai berikut: Orang dapat menganggap bahwa penjualan akan selalu
dibutuhkan. Akan tetapi, tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak
terlalu penting lagi. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami
pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan
dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Idealnya, pemasaran harus
menghasilkan pelanggan yang siap membeli. Yang dibutuhkan selanjutnya
adalah menyediakan produk atau jasa itu.
Berikut adalah pengertian pemasaran dari beberapa ahli, yaitu
Philip Kotler dan A.B Susanto (2000:19) mendefinisikan pemasaran
sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Stanton yang dikutip oleh Dharmesta dan Irawan (2005:5)
mengemukakan pemasaran sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-
kegaitan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun yang potensial.
Kotler (2006:6) Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan
nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya.
Pengertian pemasaran menurut Maynard dan Beckham dalam bukunya
Principles of Marketing yang dikutip oleh Prof. DR. H. Buchari Alma
(2007:01) adalah sebagai berikut: marketing embraces all business activities
involved in the flow of goods and service from phyisical production to
consumption. Artinya: marketing berarti segala usaha yang meliputi
penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke sektor konsumsi.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran
merupakan Suatu Proses sosial maupun manajerial dengan sistem keseluruhan
dari kegiatan usaha perusahaan dengan tujuan menyampaikan barang atau jasa
kepada pelanggan untuk memberikan kepuasan yang optimal.
C. Manajemen Pemasaran
Dalam praktek bisnis ilmu-ilmu pemasaran sangat diperlukan, juga
sangat ditentukan juga dengan dukungan manajemen. Manajemen yang baik
akan mengarahkan kemana arah tujuan perusahaan dalam perencanaan, segmen
pasar, strategi bisnis hingga menuju target bisnis. Karena pemasaran sangat
bermanfaat bagi penjual maupun pembeli maka pengelolaan pemasaran sangat
berarti bagi perusahaan.
Manajemen pemasaran adalah sebagai seni dan ilmu untuk memilih
pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan, dan menambah jumlah
pelanggan melalui penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian nilai
pelanggan yang unggul. (Kotler, 2003:11).
Sedangkan menurut Rismiati (2001:33) adalah Sebagai analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian atas program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan organisasional.
Menurut Shultz yang di kutip Buchari Alma (2004:130), yaitu
manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan pengawasan
seluruh kegiatan pemasaran perusahaan ataupun bagian di pemasaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu seni
ilmu yang mengatur berbagai aspek dalam kegiatan pemasaran yang mencakup
tindakan dalam merencanakan hingga pengawasan untuk mencapai target
sasaran yang menguntungkan.
D. Pemasaran Jasa
Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh
suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak
berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu (Kotler,
1994:464).
Zeithmal and Bitner (1996) jasa adalah perbuatan, proses dan
kemampuan. Definisi lain jasa adalah pemberian suatu kinerja/tindakan tak
kasat mata dari satu pihak kepihak lain. (Fredy Rangkuti, 2006 : 26)
Berdasarkan definisi jasa di atas dapat disimpulkan jasa merupakan
suatu produk bersifat tidak berwujud (intangible) yang mampu memberikan
kemampuan kinerja/tindakan berdasarkan karakteristik produk tersebut dengan
tidak memberikan kepemilikan tetap.
Agar bisnis jasa dikenal oleh masyarakat maka tindakan pemasaran
sangat dibutuhkan. Berikut definisi pemasaran jasa :
Menurut Supranto (2006:32), pemasaran jasa merupakan suatu kinerja
penampilan, tidak berwujud, dan cepat hilang. Lebih dapat dirasakan daripada
dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut.
Menurut kotler (1997) perusahaan jasa memiliki beberapa karakteristik
utama yang sangat mempengaruhi program pemasarannya yaitu :
1. Jasa itu tidak berwujud (intangible)
Jasa merupakan sesuatu yang tidak nyata, berupa sesuatu yang
abstrak. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, diraba, dirasa,
dicium, atau didengar sebelum dibeli. Seseorang tidak dapat menilai hasil
dari jasa sebelum dia menikmatinya sendiri. Bila pelanggan membeli jasa,
maka ia hanya menggunakan, memanfaatkan, atau menyewa jasa tersebut.
Pelanggan tersebut tidak lantas memiliki jasa yang dibelinya.
2. Tidak terpisahkan (inseparable)
Jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi pada saat yang
bersamaan. Pada saat inilah terjadi hubungan langsung antara penyedia jasa
dengan konsumen yang membutuhkan jasa. Harga dari jasa yang diberikan
pada konsumen seringkali bergantung penyedia jasa.
Interaksi dari antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri
khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome)
dari jasa tersebut. Dalam hubungan penyediaan jasa dan pelanggan ini.
Efektifitas individu yang menyampaikan jasa (contact personnel)
merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan bisnis jasa
adalah pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan dan pengembangan
karyawannya.
3. Bervariasi (variability)
Jasa bersifat sangat variabel mereka merupakan non standarized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada
siapa, kapan, dan dimana jasa dihasilkan. Ada tiga faktor yang
menyebabkan variabilitas kualitas jasa yaitu kerjasama atau partisipasi
pelanggan selama penyampaian jasa moral, motivasi karyawan dalam
melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan.
Pada industri jasa yang bersifat people based, komponen manusia
yang terlibat jauh lebih banyak dari pada jasa yang bersifat equipment
based. Implikasinya adalah bahwa hasil (outcome) dari operasi jasa yang
bersifat people based cenderung kurang terstandarisasi dan seragam
dibandingkan hasil dari jasa yang bersifat equipment based maupun operasi
manufaktur. Para pembeli jasa sangat peduli pada variabilitas yang tinggi
ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum
memutuskan untuk menyediakan jasa.
4. Tidak tahan lama (Perishability)
Jasa merupakan sesuatu yang tidak dapat disimpan. Keadaan tidak
tahan lama dari suatu jasa, bukan merupakan suatu masalah jika
permintannya stabil. Karena mudah untuk melakukan persiapan pelayanan
sebelumnya. Namun sebaliknya jika permintaan terhadap jasa tersebut
berfluktuasi maka perusahaan penyedia jasa akan menghadapi suatu
masalah. Oleh karena itu perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya
(substitusi dari persediaan jasa) guna menyeimbangkan penawaran dan
permintaan. Misalnya kursi pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak
dihuni, kuota penggunaan komunikasi yang kosong dalam industri
telekomunikasi atau jam tertentu tanpa pasien ditempat praktek dokter gigi
akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan. Dengan
demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu
begitu saja.
Dari karakteristik yang ada, kemudian jasa diklasifikasikan kembali
karena tidak adanya kesamaan di dalam sebuah produk jasa. Klasifikasi jasa
menurut kotler (2002) diantaranya :
1. Pure tangible goods : tawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti
sabun, pasta gigi, atau garam. Tidak ada jasa yang menyertai produk
tersebut.
2. Tangible good with accompanying services : tawaran terdiri dari barang
berwujud yang disertai dengan satu atau beberapa layanan lain seperti
mobil atau computer yang menawarkan barang berupa produk fisik yag
disertai dengan jasanya.
3. Hybrid : Tawaran terdiri dari barang dan jasa yang mempunyai proporsi
yang sama. Misalnya : seseorang mengunjungi restoran untuk mendapat
makanan serta pelayanan.
4. Pure service : Tawaran hanya terdiri dari jasa Misalnya : Psikiater,
pemijatan dan salon.
E. Bauran Pemasaran
Jalannya suatu bisnis tidak terlepas dari variabel-variabel pemasaran.
Dalam bisnis diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam menjalankan setiap
programnya agar produk atau jasa yang diluncurkan sukses di pasar. Sistem ini
yang merupakan konsep-konsep dalam proses memasarkan produk/jasa agar
diterima di pasar, dengan konsep bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan
marketing mix atau 4P dengan langkah-langkahnya yaitu product, price,
promotion, dan place). Bauran pemasaran ini yang merupakan seperangkat alat
yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan. Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk
menyusun strategi jangka panjang dan merancang program taktik jangka
pendek.
Konsep bauran pemasaran pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh
Jerome Mc. Charty yang merumuskan menjadi 4P (product, price, promotion,
dan place). Bauran pemasaran ini yang di gunakan oleh pemasar untuk
merumuskan sejumlah keputusan tentang tujuan yang diinginkan perusahaan.
Bauran pemasaran merupakan inti dari sistem pemasaran. Definisi
bauran pemasaran menurut Kotler and Keller (2006:19) dalam bukunya
Marketing Management: “Marketing mix is the set of marketing tools that the
firm uses to pursue it's marketing objectives in the target market”.
Kotler and Gary Amstrong (2006:48) dalam bukunya “Principles of
Marketing” bauran pemasaran adalah sebagai berikut: “Marketing mix is the
set of controllable, tactical marketing tools that the firm blends to produce the
response it wants in the demand for it product”.
Sedangkan menurut Swasta dan Irawan (2004:78) dalam bukunya
“Manajemen Pemasaran Moderen” mengemukakan bahwa: “Bauran pemasaran
(marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang
merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni: produk, struktur
harga, kegiatan promosi, dan sistem distibusi”.
Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bauran pemasaran
(marketing mix) merupakan seperangkat alat pemasaran yang meliputi strategi-
strategi taktis yang merupakan inti dari sistem pemasaran untuk mencapai
tujuan pemasaran di pasar sasaran dengan memaksimalkan permintaan.
Dalam bisnis jasa memiliki konsep pemasaran yang berbeda dengan
bisnis barang. Dalam bisnis jasa terdapat beberapa tambahan konsep dalam
bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran jasa.
Bauran pemasaran jasa ini menurut (Alma, 2003:36) terdiri dari: produk
(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion), orang
(people), bukti fisik (phyical evidence) dan proses (process).
1. Produk
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik
dari produk itu saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut
yang di sebut ”the offer”. Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak
menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.
(Apa keunikan produk dalam hal ini produk jasa) yang kita tawarkan, siapa
pasar sasaran utama kita, kemudian juga apakah produk tersebut akan
mampu bertahan (dalam artian tidak akan digantikan posisinya oleh produk
lain), untuk berapa lama produk tersebut akan bertahan (Lupiyoadi,
2001:23 dan 58).
Dalam merencanakan penawaran pasar/produk harus memikirkan 5
(lima) tingkat produk yaitu:
a. Tingkat paling dasar adalah manfaat utama yaitu jasa atau manfaat
dasar yang sesungguhnya di beli pelanggan.
b. Tingkatan kedua adalah mengubah manfaat utama menjadi produk
generik yaitu variasi dasar dari produk tersebut
c. Tingkatan ketiga adalah pemasar mempersiapkan produk yang
diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya
diharapkan atau disetujui pembeli ketika membeli produk itu.
d. Tingkatan ke empat adalah pemesar mepersiapkan produk tambahan
yaitu yang meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan
meberdayakannya dari produk pesaing.
e. Tingakatan kelima adalah produk potensial yaitu semua tambahan dan
perubahan yang mungkin didapat produk tersebut di masa depan
(Kotler dan Susanto, 2001:560-562)
2. Harga
Harga yang di tetapkan oleh perusahaan harus proporsional, artinya
harga harus sesuai dengan bidang produk, kualitas produk dan service yang
di berikan oleh perusahaan. Menurut Kotler dan Amstrong (2001:439)
harga adalah jumlah dari nilai yang di tukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk/jasa.. Berarti hal ini
mengindikasikan bahwasannya harga yang di keluarkan perusahaan harus
sesuai dengan benefit yang ada dalam produk tersebut.
Menurut Kismono (2001:347) tujuan penetapan harga bagi
perusahaan yaitu:
a. Mempertahankan kelangsungan operasi perusahaan
Perusahaan menetapkan harga dengan mempertimbangkan biaya
yang telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba tersebut
perusahaan mendapatkan dana yang dapat digunakan untuk jalannya
operasi perusahaan.
b. Merebut pangsa pasar (market share)
Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga dapat
meraih lebih banyak konsumen dan dapat merebut pangsa pasar
pesaing.
c. Mengejar keuntungan
Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa
mendapatkan keuntungan yang optimal bagi produknya.
d. Mendapatkan return on investment atau pengembalian modal
Agar perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga
dapat ditetapkan tinggi.
e. Mempertahankan Status Quo
Di tengah persaingan beragam, produk yang ditawarkan dipasar,
produk yang telah mendapat pangsa pasar perlu dipertahankan
keberadaaanya dengan penetapan harga yang tepat.
3. Tempat/Place
Place atau lokasi merupakan tempat area distribusi dan keberadaan
sebuah perusahaan atau gerai berada di lokasi pelanggan. Keberadaannya
yang mudah di jangkau oleh pelanggan memudahkan setiap pelanggan
untuk berkomunikasi secara langsung, dalam hal ini ada tiga jenis interaksi
yang mempengaruhi lokasi, yaitu:
a. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan); apabila keadaannya
seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya
memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau,
dengan kata lain harus strategis.
b. Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu
penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus
tetap berkualitas.
c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti
service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu
seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi
sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak dapat
terlaksana.
4. Promosi
Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat
suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk yang
dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan
harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang
dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Promosi
menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk
mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan
dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegiatan promosi adalah
komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya
penjualan.
Adapun fungsi dari promosi yaitu:
a. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian
calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses
pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.
b. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli.
Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan
dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang
dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik
dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.
c. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki
barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap
sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa
ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal
harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin
memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk
membeli.
Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:
a. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang
produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk,
menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan
bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia,
memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli,
membangun citra perusahaan.
b. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk
agar diterima pembeli.
c. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang
masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat
perhatian.
Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya
pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses
komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk
yang dikonsumsinya.
5. People
People berarti orang yang melayani ataupun mrencanakan
pelayanan terhadap para konsumen. Karena sebagian besar jasa dilayani
oleh orang, maka orang tersebut perlu di seleksi, dilatih, dimotivasi,
sehingga memberikan kepuasan terhadap konsumen. Setiap karyawan baru
berlomba-lomba berbuat kebaikan terhadap konsumen dengan sikap
perhatian, responsive, inisiatif, kreatif, pandai memecahkan masalah, sabar
dan ihklas (Alma, 2003:37)
6. Bukti fisik (Phyical evidence)
Phyical evidence berupa bukti fisik berarti konsumen akan melihat
keadaan nyata yang menghasilkan jasa tersebut. Misalnya orang yang
berkunjung ke gerai perusahaan akan memperhatikan bangunan, interior,
peralatan, perabot, bahkan sampai ke pakaian seragam karyawan. Lebih
rinci contoh-contoh bukti fisik ialah utuk fasilitas eksternal, konsumen akan
memperhatikan design eksterior, tempat parkir, taman-taman, suasana
lingkungan dan sebagainya. Unuk fasilitas interior konsumen akan
memperhatikan interior design, perlengkapan, gambar-gambar, penataan
ruang, kesegaran udara dan temperatur. (Alma, 2003:37-38)
7. Proses (Process)
Proses ini terjadi diluar pandangan konsumen. Konsumen tidak tahu
bagaimana proses yang terjadi yang penting jasa yang ia terima harus
memuaskan. Proses ini terjadi berkat dukungan karyawan dan dengan
lancar. Yang penting semua proses operasional, apalagi yang berhubungan
dengan konsumen harus betul-betul memuaskan. Semua rantai nilai, yang
ikut dalam proses tersebut harus bekerja sama dengan penampilan prima
(Alma, 2003:38)
F. Pengertian Relationship Marketing / Pemasaran Relasional
1. 1. Relationship Marketing
Dunia bisnis yang amat pesat saat ini memaksa setiap pelaku usaha
untuk melancarkan strategi-strategi yang kompetitif yang membawa
perusahaan untuk tetap berkembang. Salah satu indikator yang cukup
handal untuk kelangsungan hidup dan keuntungan dari suatu proses bisnis
adalah kelanjutan dari kepuasan pelanggan. Diperkirakan untuk menggaet
satu pelanggan baru diperlukan biaya mulai dari lima sampai lima belas
kali, dibandingkan dengan menjaga hubungan dengan satu pelanggan lama.
Maka pilihan-pilihan akan strategi pemasaran yang efisien dan efektif
menjadi acuan para pemasar (Jurnal Poltek Agustus-November 2001).
Strategi pemasaran relasional/relationship marketing dinilai
merupakan strategi yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Strategi
pemasaran berupa relationship marketing, yaitu strategi dimana transaksi
pertukaran antara pembeli dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah
penjualan selesai (McKenna dan Pawitra, 1993:143-144). Dengan kata lain,
dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus-menerus (Jackson
dan Schnaars, 1991:292), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan
pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business). Betapa
pentingnya hubungan ini bahwa semakin banyak kegiatan ekonomi dunia
yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan
penjual (Levitt dan Schnaars, 1991:291).
Payne (2000) menekankan relationship marketing sebagai
perubahan paradigma pemasaran didalam perusahaan sebagai fungsi yang
tidak semata-mata menjadi peran dan tanggung jawab bagian pemasaran
(marketing department), melainkan menjadi lintas fungsi manajemen
didalam perusahaan yang menjalankan prinsip-prinsip pemasaran pada
berbagai fungsi manajemen. Oleh karena itu, payne membagi pasar
kedalam enam buah jenis pasar didalam perusahaan yang harus dilayani
demi menciptakan nilai bagi pelanggan yang berkelanjutan seperti terlihat
pada gambar 2.1 :
Gambar. 2.1 Enam Pasar Dalam Pemasaran Relasional (Payne, 2000)
Seperti terlihat pada gambar tersebut, pasar pelanggan tetap manjadi
pusat perhatian, namun kelima pasar lainnya juga membutuhkan masing-
masing strategi pemasaran yang komprehensif agar tercipta pada pusat
perhatian, customer lifetime value. Totalitas terhadap pelanggan ini sejalan
dengan batasan relationship marketing yaitu: pemasaran relasional adalah
memperoleh, memelihara, dan memperkuat rasional dengan pelanggan
(Berry, 1983).
Pemasaran relasional berusaha melibatkan dan mengintegrasikan
pelanggan, pemasok dan mitra-mitra lainnya kedalam proses membangun
keunggulan perusahaan yang berkelanjutan melalui customer lifetime value.
Model hubungan seperti itu akan menghasilkan hubungan interaktif antara
perusahaan dengan pemasok, pelanggan atau mitra lain dalam proses
penciptaan rantai nilai (value creation) masing-masing yang berkelanjutan.
Definisi relationship marketing menurut Adrian Payne adalah
pandangan yang diperluas dan memiliki tiga perspektif tambahan, yaitu:
a. Sifat bagaimana cara perusahaan memandang hubungan mereka dengan
pelanggan berubah-ubah.
b. Pandangan yang lebih luas adalah munculnya pasar dengan siapa
perusahaan berinteraksi.
c. Kesadaran bahwa kualitas, layanan pelanggan dan kegiatan pemasaran
perlu diintegrasikan.
Sedangkan menurut lamb, et. al (2001 : 15) pemasaran relasi adalah
nama dari suatu strategi yang memerlukan pembinaan kemitraan jangka
panjang dengan konsumen.
Sedangkan pengertian pemasaran relasional menurut Siti Nuryunita
dalam jurnal relationship marketing nya (2001:1) adalah hubungan dan
ikatan jangka panjang antara produsen, konsumen dan pemasok dan pelaku
lainnya
Zeithaml dan Bitner (1996:138) mendefinisikan relationship
marketing atau relationship management adalah suatu filosofi dalam
menjalankan bisnis, orientasi strategis, yang memfokuskan pada
mempertahankan dan mengembangkan pelanggan yang ada, lebih daripada
menarik pelanggan baru.
Sedangkan menurut Keegan dkk. (1995:332) “Relationship
marketing is an approach to marketing in which a company endeavors to
build continuing relationship with its customer that promote both the
company’s long term growth and the customer’s maximum satisfaction”.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa relationship marketing ialah suatu
pendekatan dalam pemasaran dimana untuk meningkatkan pertumbuhan
jangka panjang bagi perusahaan dan kepuasan pelanggan perlu dibangun
hubungan yang berkelanjutan atau interaksi antara perusahaan dan
pelanggannya.
Pawitra (1998) seorang teorist pemasaran Indonesia mengemukakan
sejumlah ciri penting pemasaran relasional, yakni sebagai berikut:
“Pemasaran relasional merupakan kegiatan pemasaran untuk membangun
dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan, mengembangkan
hubungan jangka panjang berkelanjutan, membangun relasional yang tinggi
untuk keberhasilan pertukaran. Dan keseluruhan aktifitas pemasaran
bermuara pada sasisfaksi pelanggan sebagai landasan peningkatan laba
perusahaan”.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa relationship
marketing adalah suatu strategi pemasaran yang berfokus pada orientasi
kemitraan pelanggan dengan mempertahankan dan mengembangkan
pelanggan yang ada dengan memelihara hubungan jangka panjang dengan
pelanggan dan untuk kepuasan pelanggan dengan membangun hubungan
yang berkelanjutan atau interaksi antara perusahaan dan pelanggannya.
Kemudian menurut McKenna (1991) ada empat prinsip yang
berkaitan dengan penerapan permasaran relasional diantaranya:
a. Pemasaran adalah bagaikan perjalanan ke bulan
Analogi pemasaran berhubungan dengan perjalanan ke Bulan
memberikan penegasan tentang perlunya menempatkan pasar sebagai
kiblat dari pemasaran dan organisasi dan bagaimana keberhasilan
pemasaran dapat dijelaskan oleh interaksi diantara keduanya.
Keberhasilan pemasaran ditentukan oleh kegiatan-kegiatan
"gravitasional" dari pasar (bulan) dan organisasi (bumi). Pasar dapat
menarik masuk suatu produk dan menempatkan pada posisi yang
unggul atau sebaliknya menghancurkan citranya. Kekuan-kekuatan dari
organisasi dapat menarik produk kebawah sehingga gagal mencapai
tujuannya atau sebaliknya memberi daya dorong yang
memungkinkannya lepas landas secara meyakinkan.
Kekuatan-kekuatan dari perusahaan diantaranya mencakup
keandalan produk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen baik pada level teknologi yang diterapkan, kemampuan
pendanaan, SDM dan kemampuan didalam menentukan timing yang
tepat. Kekuatan-kekuatan dari pasar mencakup diantara hubungan
dengan pelanggan yang strategis (strategic customer relationship)
karena kredibilitas suatu perusahaan di pasar ditentukan oleh hubungan-
hubungan yang dibangunnya. Unsur yang lain adalah dukungan
infrastruktur pemasaran (pengecer, distributor, analisis keuangan/bursa
dll), kekuatiran keraguan ketidakpastian konsumen atas produk,
persaingan dan sebagainya. Semua ini dapat memberikan peluang-
peluang pemasaran yang menguntungkan tetapi juga bisa menimbulkan
tekanan atau ancaman yang merugikan.
b. Pemasaran berkenaan dengan penciptaan pasar (market creation) bukan
market sharing.
Dikatakan bahwa pemasaran adalah menciptakan pasar, bukan
market sharing karena hubungan baik dalam jangka panjang dapat
memberikan peluang bagi diciptakannya produk-produk baru yang
diminta oleh pelanggan atau menciptakan permintaan akan produk-
produk lain dari organisasi. Ini berbeda dengan perusahaan yang
berorientasi transaksi dimana perusahaan hanya berjuang untuk mengisi
sebagian proporsi dari pasar dengan produknya yang sudah ada.
c. Pemasaran adalah masalah proses bukan taktik promosional.
Pemasaran adalah pada proses, bukan pada taktik-taktik
promosi. Moral dari konsep ini adalah bahwa periklanan dan promosi
hanyalah sebagian kecil dari strategi pemasaran. Periklanan dapat
memberi penguatan atas posisi di pasar, tetapi ia tidak dapat
menciptakan posisi di pasar (McKenna, 1991:32). Untuk membangun
posisi yang berkelanjutan dipasar, perusahaan harus pertama-tama
membangun hubungan yang kuat dengan pasar dan infrastruktur
pemasaran.
d. Pemasaran adalah kualitatif bukan kuantitatif.
Angka-angka dapat memberi keamanan bagi pemasar didalam
pengambilan keputusan. Tetapi, penekanan pada penggunaan data masa
kini dan masa lampau sebagai dasar untuk memprakirakan
perkembangan pemasaran dimasa depan relatif tidak cocok untuk
situasi pemasaran yang berubah-ubah dan polanya bukan merupakan
kelanjutan dari apa yang sudah dikenali. Survei pemasaran yang
menerapkan pendekatan kualitatif mempunyai kekuatan lebih besar
untuk menggambarkan kecenderungan pasar mengenai produk
perusahaan. Pendekatan kualitatif juga penting didalam proses
penjualan, karena konsumen sering memutuskan pembeliannya
berdasarkan faktor-faktor kualitatif: kepemimpinan, pelayanan,
reliabilitas dan reputasi perusahaan.
2. Tujuan Relationship Marketing
Menurut Tanti Handriana dalam Jurnalnya Strategi
Mengembangkan Relationship Marketing (2004:66) bahwa tujuan
relationship marketing adalah mencapai kepuasan konsumen pada
tingkatan tertinggi melalui kolaborasi pihak-pihak yang terlibat. Kolaborasi
yang dimaksudkan adalah adanya dukungan dan partisipasi dari semua
unsur, mulai dari pemasok bahan baku, bagian produksi, pemasaran,
distribusi, sehingga akan memastikan produk atau jasa tersebut diterima
oleh konsumen akhir dalam kondisi terbaik.
Menurut Syafrudin Chan (2003 : 89) salah satu tujuan relationship
marketing adalah memperoleh Life Time Value (LTV) dari pelanggan. LTV
adalah Net Present Value dari profit yang dihasilkan rata-rata pelanggan
dalam waktu tertentu. Semakin lama seseorang menjadi pelanggan, maka
semakin besar nilai/value pelanggan tersebut bagi perusahaan. LTV
menjadi barometer pengukuran untuk memilah-milah pelanggan berharga
dan membedakannya dengan kelompok pelanggan lain. Sehingga LTV
dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan yang
berhubungan dengan penetapan taktik dan strategi pemasaran.
Mempunyai banyak pelanggan dan LTV tinggi adalah lampiran
setiap pemasar. Untuk itu setiap perusahaan harus mengelola seluruh
sumber/resource pelanggannya secara maksimal. Pelanggan biasanya
masuk keperusahaan melalui beberapa jalan, antara lain:
a. Akuisisi pelanggan baru (acquisition)
b. Retensi pelanggan (tetention)
c. Referral pelanggan baru yang dihasilkan pelanggan loyal (referral)
d. Pelanggan yang berhasil dijaring melalui program winback (win back).
3. Proses Relationship Marketing
Relationship marketing dalam prosesnya mempunyai tujuh tahapan
yang harus dijalankan oleh setiap perusahaan, Chan (2003:176) yaitu
sebagai berikut:
a. Mengenali pelanggan dan membangun databasenya,
Kebanyakan pelanggan lupa dan malas mengenali
pelanggannya, oleh karena itu yang harus dilakukan pertama kali dan
yang paling penting adalah identifiksi siapa pelanggan berdasarkan data
yang ada yang menguntungkan dan mengapa dia menguntungkan.
Tahap identifikasi ini ditujukan untuk menentukan kriteria secara tepat
siapa konsumen yang akan dibidik, lebih tepatnya who will be or most
profitable customers.
Inti dari relationship marketing tahap ini adalah memilah-milah
dari sekian banyak pelanggan yang ada untuk mengetahui pelanggan
yang paling menguntungkan. Jika perusahaan belum mempunyai data
apapun, maka perusahaan itu harus secepatnya membangun database.
Selanjutnya Chan (2003:59) menjelaskan secara ringkas
kegunaan database dalam konteks relationship marketing adalah untuk
menjamin bahwa pelanggan itu:
1). Dikenali, oleh sebab itu dapat dilibatkan dalam kegiatan
relationship marketing
2). Diberikan apresiasi dan reward
3). Dipuaskan dengan memenuhi ekspetasinya.
b. Memprioritaskan pelanggan tertentu
Perlu dipahami bahwa tidak seluruh pelanggan menguntungkan
karena boleh jadi pelayanan yang dirancang tidak sesuai dengan
harapan pelanggan tersebut, perusahaan harus mampu mengenali siapa
pelanggan yang benar-benar profitable dan yang tidak profitable.
Mengelompokan pelanggan menjadi beberapa kelompok
ditujukan agar perusahaan dapat membuat strategi layanan dan
memfokuskan energinya pada kelompok yang tepat. Untuk mengetahui
pelanggan yang mana yang harus diprioritaskan oleh perusahaan, maka
perlu dibuat segmentasi pelanggan.
c. Merampingkan proses bisnis perusahaan dimata pelanggan
Pada proses ini perusahaan mencoba membuat proses bisnis
menjadi lebih sederhana, hal ini dilakukan untuk membuat perusahaan
agar mudah berinteraksi dengan pelanggan. Sehingga perusahaan dapat
mempelajari lebih lanjut dan mendalam mengenai kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Interaksi semestinya didasarkan pada konteks dari
interaksi sebelumnya. Disinilah peran teknologi, yaitu mambantu
perusahaan melacak kembali interaksi yang telah lalu. Semakin lama
interaksi, semakin tahu satu sama lain, semakin tidak mau pelanggan
pindah kepesaing karena berat untuk memulai hubungan baru. Interaksi
dapat dilakukan dengan email, telepon, sms, fax, surat, tatap muka dan
sebagainya.
d. Penerapan teknologi online-kah untuk memudahkan penanganan
interaksinya satu per satu.
Dominasi teknologi dalam era one-to-one marketing memang
tidak bisa disangkal lagi. Siapapun yang ingin tetap eksis dalam
persaingan bisnis yang semakin ketat, harus mengadopsinya. Teknologi
yang dipakai adalah teknologi dimana perusahaan dapat mengirim
informasi kepada pelanggan yang ditargetkan. Teknologi yang
dimaksud misalnya internet yang memungkinkan terjadinya komunikasi
misalnya dengan personal e-mail, website, dan lain-lain. Ataupun
penggunaan sms manager yang memudahkan komunikasi dan
pemberian informasi dari perusahaan ke pelanggan.
e. Menempatkan karyawan terbaik (people)
Peran yang sangat penting dalam relationship marketing adalah
orang atau manusia, dalam hal ini karyawan sebagai pelaksana. Di
dalam setiap manusia, faktor utama yang harus diperhatikan adalah
seperti struktur organisasi, peran, tanggung jawab, budaya perusahaan,
dan program change manajemen secara menyeluruh. Perusahan tidak
boleh sama sekali meremehkan pentingnya keterlibatan staff garis
depan dalam membangun dan menjalankan program relationship
marketing.
f. Memberikan pelayanan personal
Personalisasi adalah memperlakukan pelanggan yang berbeda
dengan perlakuan yang berbeda, filosofi yang paling mendalam adalah
memperlakukan pelanggan dengan cara seperti yang ia inginkan,
produk maupun program disesuaikan dengan keadaan secara terus
menerus dengan menggunakan semua informasi yang telah didapat
sebelumnya untuk menyediakan barang atau jasa sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pelanggan.
g. Membuat program-program loyalitas
Pelanggan loyal adalah harapan semua perusahaan. Dengan
semakin banyak pelanggan loyal yang dapat dipertahankan, kepala
bagian marketing atau penjualan sukses memenuhi target tahunan,
karena sebagian besar target itu bisa dipenuhi oleh captive market. Yang
paling penting bagaimana pelanggan tidak lari. Hal ini menjadi
perioritas yang paling utama. Perusahaan menggunakan banyak cara
untuk mempertahankan pelanggannya. Program-program loyality
dilaksanakan untuk memelihara loyalitas konsumen.
Tahap-tahap diatas dilakukan dalam relationship marketing,
dikarenakan perkembangan yang terjadi belakangan ini, yang memberikan
kesadaran bahwa loyalitas pelanggan mengarah pada unique need, yaitu
kebutuhan unik yang berbeda antara satu pelanggan dengan pelanggan yang
lainnya.
Calaghan dkk (1995), mengatakan terdapat 4 variabel relationhsip
marketing, diantaranya adalah:
a. Pertalian (Bonding)
Bonding adalah usaha untuk menciptakan kepercayaan pada
perusahaan/organisasi dan usaha untuk membangun hubungan yang erat
dengan pihak lain (Jurnal Ventura, 2003:133)
Menurut You at all dalam jurnal ventura pertalian meliputi cara
perusahaan menciptakan kepercayaan dan usaha untuk menjaga
hubungan dan kerjasama dengan pihak lain.
Bonding merupakan pertalian yang berfungsi untuk
mempertahankan hubungan yang sudah ada antara pemasar dengan
pelanggan sehingga membatu perusahaan menghadapi pesaing.
Customer Bonding suatu sistem yang berinisiatif untuk
mempertahankan hubungan dengan pelanggan atau calon pelanggan.
(Richard Cost dan Janet Smith, 2000)
Pada dasarnya Customer Bonding merupakan suatu proses
dimana pemasar berusaha membangun atau mempertahankan
kepercayaan pelanggannya sehingga satu sama lain saling
menguntungkan dalam hubungan tersebut.
b. Empati (Emphaty)
Merupakan suatu dimensi dalam relationship marketing yang
digunakan untuk melihat situasi dari perspektif atau sudut pandang lain,
hal ini dapat diartikan dengan memahami berbagai keinginan dan tujuan
orang lain (Dwi wulandari, 2007:16)
Menurut kamus KBBI (kamus besar bahasa indonesia), empati
adalah keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasi atau
merasa diri dalam keandaan perasaan atau pikiran yang sama dengan
orang atau kelompok lain.
George & Cristiani (1981), mengatakan bahwa empati adalah
kemampuan untuk mengambil kerangka berpikir klien sehingga
memahami dengan tepat kehidupan dunia dalam dan makna-maknanya
dan bisa dikomunikasikan kembali dengan jelas terhadap klien. Dengan
berempati, memungkinkan konselor untuk mendengar dan bereaksi
terhadap kehidupan perasaan klien, yakni : marah, benci, takut,
menentang, tertekan, dan gembira.
Sedangkan Stewart (1986) merumuskan empati sebagai
kemampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain supaya bisa
memahami dan mengerti kebutuhan dan perasaannya. Empati menuntut
untuk masuk ke pandangan dunia klien dan untuk melihat dengan mata
mereka dan selanjutnya “to walk in their shoe”.
c. Timbal balik (Reciprocity)
Menurut Callaghan dkk (1995) dikutip dalam jurnal ventura
reciprocity adalah suatu dimensi yang menyebabkan salah satu pihak
memberikan timbal balik atau mengembalikan atas apa yang didapat
atau sepadan dengan yang diterima.
Reciprocity mengindikasikan bahwa Dalam hubungannya antara
perusahaan dan konsumen pasti ada yang dikorbankan, maka dalam hal
ini pasti setiap mereka akan memiliki suatu perihal yang menginginkan
adanya kesinambumgan dalam bentuk timbal balik.
d. Kepercayaan (Trust)
Merupakan keyakinan nasabah bahwa perusahaan memiliki
kompetensi, integritas dan dapat di handalkan mampu menunaikan apa
yang telah dijanjikan kepada nasabah (Callghjan dkk). Dalam hal ini
nasabah adalah pelanggan.
Geven (2000) menjelaskan kepercayaan sebagai ”Willingness to
engage in activities where a person is exposed to risk without the ability
to control the related behavior of others”. Moorman dkk (1993)
mengemukakan bahwa ”trust generally is viewed as an essential
ingredient for succesfull relationship”. Kepercayaan secara umum
dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu hubungan
kemitraan. Apabila dalam suatu hubungan kemitraan tidak didasari
dengan kepercayaan, maka hubungan kemitraan tersebut tidak akan
bertahan dalam jangka waktu lama.
Menurut Ujang hermawan (2003:151) pengertian kepercayaan
adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut
tertentu konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap
berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang
dievaluasinya.
Morgant dan Hunt (1994) mendefinisikan trust the perception of
confidence in the exchange partner’s reliability and integrity. Definisi
tersebut, menyoroti pentingnya confidence. Di dalam literatur,
confidence pada pihak yang memberikan kepercayaan bersumber dari
sifat-sifat yang dipercaya (trustwhorthy) yang dimiliki perusahaan
seperti reliabilitas dan mempunyai integritas tinggi (Altman dkk, 1994).
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan menunjukan sifat-sifat dapat
dipercaya yang dimilikinya dengan cara
(1) Mengembangkan jaringan komunikasi yang jujur, terus terang,
komunikasi dua arah, dan sering berkomunikasi.
(2) Memberikan jaminan/garansi pelayanan untuk membangun
kepercayaan, dan
(3) Beroperasi dengan standar pelaksanaan yang lebih tinggi dari pada
hanya sekadar keabsahan dan legalitas (Berry, 1995).
Welther dkk (2002) merangkum pemikiran-pemikiran tentang
trust atau kepercayaan, dan mereka meyakini bahwa kepercayaan
memiliki tiga komponen penting, yaitu
(1) Mitra akan menunjukan henevolence (kemurahan hati) dalam
melakukan tindakan yang mempengaruhi hubungan, baik secara
langsung maupun tidak langsung
(2) Kepercayaan juga mengandung honesty (kejujuran), yang berarti
pihak yang dipercaya dalam hubungan tersebut harus kredibel
(dapat dipercaya), dan
(3) mitra memiliki competence untuk bertindak untuk kemaslahatan
hubungan. Olehnya itu mereka mendefinisikan kepercayaan
sebagai keyakinan pelanggan terhadap kompetensi, kejujuran dan
kredibilitas yang diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan
konsumen sehingga hubungan bank dan nasabah dapat
berlangsung lama.
G. Kepuasan Pelanggan
Setiap perusahaan hidup dari konsumen, maka keberadaan konsumen
merupakan satu-satunya alasan keberadaan perusahaan. Dengan demikian
kepuasan pelanggan wajib menjadi prioritas bagi tujuan perusahaan. Kepuasan
merupakan syarat mutlak untuk memperoleh loyalitas. Kepuasan konsumen
merupakan faktor dasar yang menentukan proses pembelian selanjutnya.
Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang akan
mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut
(Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan
konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas
dari agen tersebut (Mowen, 1995).
Kotler (1997) mengatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan
konsumen terhadap jasa yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkah laku
konsumen selanjutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen,
adalah: mutu produk dan pelayanan, kegiatan penjualan, pelayanan setelah
penjualan dan nilai-nilai perusahaan.
Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang,
dimana ia telah berhasil mendapatkan sesuatu yang menjadi kebutuhan-
kebutuhan dan keinginan-keinginannya, maka dari itu untuk memberikan
kepuasan kepada pelanggan adalah berusaha mengetahui terlebih dahulu apa
yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen/pengguna Flexi, adapun beberapa
petunjuk yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mengidentifikasi kebutuhan
dasar manusia yang lazim, antara lain: kebutuhan merasa nyaman dalam
berkomunikasi, kebutuhan akan tarif pulsa yang terjangkau, layanan customer
service yang respect.
Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk
kepuasan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 1996). Semakin berkualitas
produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan
semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat
menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas
akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula
sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah
pada produk lain.
Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang
dirasakan dengan harapan (Kotler, 1997). Dengan demikian, harapan
pelanggan melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada jenis bisnis yang
sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Dalam konteks kepuasan
pelanggan, umumnya harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan
tentang apa yang akan diterimanya. Harapan mereka dibentuk oleh pengalaman
pembelian dahulu, komentar teman dan kenalannya serta janji dari perusahaan
tersebut. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu berkembang
seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.
Menurut Tjiptono (1997:24) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan
adalah respon pelanggan terhadap evolusi ketidaksesuaian (discinfirmation)
yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang
dirasakan bahwa pada persaingan yang semakin ketat ini, semakin banyak
produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga hal ini menyebabkan setiap badan usaha harus menempatkan orientasi
pada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama, antara lain dengan semakin
banyaknya badan usaha yang menyatakan komitmen terhadap kepuasan
pelanggan dalam pernyataan visi, misi, iklan.
Produk jasa berkualitas mempunyai peranan penting untuk membentuk
kepuasan pelanggan (Kotler dan Armstrong, 1996). Semakin berkualitas
produk dan jasa yang diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan
semakin tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat
menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas
akan terus melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula
sebaliknya jika tanpa ada kepuasan, dapat mengakibatkan pelanggan pindah
pada produk lain.
Menurut irawan (2003:20) ada lima faktor utama yang menentukan
tingkat kepuasan pelanggan yaitu :
1. Kualitas Produk
Konsumen atau pelanggan akan merasa bahwa produk yang mereka
gunakan berkualitas. Beberapa dimensi yang berpengaruh dalam
membentuk kualitas produk adalah performance, reliability, conformance,
durability, feature, dan lain-lain.
2. Kualitas pelayanan
Komponen atau driver pembentuk kepuasan pelanggan ini terutama
untuk industri jasa. Pelanggan akan merasa puas apabila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang
diharapkan. Dimensi kualitas pelayanan ini sudah banyak dikenal seperti
yang dikonsepkan oleh servqual yang meliputi 5 dimensi yaitu reliability,
responsiveness, assurance, empathy, dan tangible. Dalam banyak hal,
kualitas pelayanan seringkali mempunyai daya diferensiasi yang lebih kuat
dibandingkan kualitas produk
3. Faktor emosional
Konsumen yang merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan
merek tertentu akan cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi. Kepuasannya bukan karena kualitas dari produk tersebut tetapi self-
esteem atau social value yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap
merek produk tertentu.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menerapkan
harga yang relatif murah akan memberikan value yang lebih tinggi kepada
pelanggannya.
5. Biaya dan kemudahan untuk mendapatkan produk atau suatu jasa
Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak
perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa akan
cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut.
Gambar 2.2 : Faktor utama yang menentukan kepuasan pelanggan
Sumber: irawan, Indonesian Customer Satisfaction, (2003:21)
Persaingan antar operator telekomunikasi seluler saat ini begitu ketat,
setiap operator berusaha untuk memberikan pelayanan pelanggan yang
Product
Service
Price
Emotional
Cost of Acquiring
Loyality Overall customer
memuaskan. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat
sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan
dan mempertahankan pelanggan (Levitt, 1987). Agar tujuan itu tercapai maka
perusahaan harus memberikan nilai-nilai kepuasan pelanggan berupa (Kotler,
2004) produk, pelayanan, karyawan dan citra. Konsumen membeli dari
perusahaan apa yang mereka yakini dapat menawarkan nilai tertinggi yang
diberikan kepada pelanggan (customer delivered value) yaitu perbedaan antara
nilai total pelanggan (total customer value) dan biaya total pelanggan (total
customer cost).
Kotler (2000) mengatakan “the long term success of the a particular
brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but
on the number who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan
bahwa konsumen yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi
dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang, termasuk disini
merekomendasikan orang lain untuk membeli.
Sedangkan menurut Zeithaml dkk. (1996) tujuan akhir keberhasilan
perusahaan menjalin hubungan relasi dengan pelanggannya adalah untuk
membentuk loyalitas yang kuat. Indikator dari loyalitas yang kuat adalah:
1. Say positive things, adalah mengatakan hal yang positif tentang produk yang
telah dikonsumsi.
2. Recommend friend, adalah merekomendasikan produk yang telah
dikonsumsi kepada teman.
3. Continue purchasing, adalah pembelian yang dilakukan secara terus
menerus terhadap produk yang telah dikonsumsi.
Menurut Schnaars (1991:8), pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis
adalah untuk menciptakan para pelanggan yang merasa puas. Terciptanya
kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan
dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan, dan
membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang
menguntungkan bagi perusahaan (Tjiptono, 1994:9).
H. Loyalitas Pelanggan
Agar konsumen tetap loyal kepada bisnis kita maka berdasarkan
penjelasan-penjelasan di atas harus lebih memperhatikan aspek-aspek kepuasan
pelanggan, yaitu diantaranya mutu produk dan pelayanan, kegiatan penjualan,
pelayanan setelah penjualan dan nilai-nilai perusahaan.
Loyalitas Konsumen
Rendah Tinggi
Failures Forced Loyality Tidak puas dan tidak loyal Tidak puas, namun terikat pada
program promosi loyalitas perusahaan
Defectors Successes
Puas tapi tidak loyal Puas, loyal, dan paling mungkin memberikan gethok tular positif
Sumber: Schnaars (1998:204)
Tabel: 2.1 Hubungan antara Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Oleh sebab itu, kepuasan pelanggan harus dibarengi pula dengan
Kep
uasa
n Pe
lang
gan
Ting
gi
Ren
dah
loyalitas pelanggan. Pelanggan yang benar-benar loyal bukan saja sangat
potensial menjadi word-of-mouth advertises, namun kemungkinan besar juga
loyal pada portofolio produk dan jasa perusahaan selama bertahun-tahun.
Pembelian ulang bisa pula merupakan hasil dari upaya promosi terus
menerus dalam rangka memikat dan membujuk pelanggan untuk membeli
kembali merek yang sama.
Untuk lebih jelasnya berikut pengertian loyalitas menurut beberapa ahli
diantaranya:
Menurut Oliver (1996:392) didalam bukunya "Bauran pemasaran dan
loyalitas konsumen" menyatakan bahwa loyalitas konsumen adalah komitmen
pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa
yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan beberapa/ usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Pengertian loyalitas menurut Sheth seperti dikutip oleh Tjiptono
(2000:110), yaitu "Komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko atau
pemasok, berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin dalam pembelian
ulang yang konsisten".
Menurut Kartajaya (2003:126) loyalitas adalah manifestasi dari
kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan
rasa aman dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional
attachment.
Kemudian Griffin juga mengemukakan beberapa keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan apabila memliki pelanggan yang loyal, diantaranya
adalah:
1. Dapat mengurangi biaya pemasaran, karena untuk menarik pelanggan yang
baru akan lebih banyak mengeluarkan biaya.
2. Dapat mengurangi biaya transaksi
3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen, karena pergantian konsumen
yang lebih sedikit.
4. Dapat meningkatkan penjualan silang, sehingga akan memperbesar pangsa
pasar perusahaan.
5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, sehingga dapat diasumsikan
bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang merasa puas.
6. Dapat mengurangi biaya kegagalan sepeti biaya pergantian.
Menurut Pearson (1996) terdapat enam prinsip kesetiaan konsumen
yaitu:
1. Kesetiaan itu menyangkut konsumen dimana konsumen akan berusaha
(loyal) atau mungkin akan selalu terbatasi oleh faktor-faktor seperti harga
atau regulasi sehingga ia tidak akan mengekpresikan kesetiannya itu.
Konsumen mungkin akan setia pada perusahaan untuk satu jenis produk
atau satu merek tertentu tidak pada produk lainnya.
2. Kesetiaan tidak dapat dikatakan sebagai akibat dari harga yang rendah
dimana konsumen akan berpindah kemerek yang lain yang mempunyai
harga yang lebih rendah. Harga istimewa bagi konsumen dapat menjadi
aspek penting dalam membangun hubungan dengan kesetiaan konsumen.
3. Kesetiaan memerlukan keterlibatan positif dari konsumen bukan pembeli
rutin yang sederhana. Kesetiaan konsumen lebih dari sekadar kepuasan
konsumen sekalipun kepuasan merupakan hal yang penting bagi kesetiaan
dimasa mendatang.
4. Kesetiaan dibangun dengan dua arah : Perusahaan – konsumen dan
Konsumen - Perusahaan, sebelum konsumen loyal ke perusahaan maka
seharusnya perusahaanlah yang dulu harus loyal ke konsumennya.
5. Kesetiaan adalah pengalaman keseluruhan dari sebuah merek bukan hanya
sebuah dampak dari periklanan atau kegiatan komunikasi kepada
konsumen. Dalam hal ini seluruh aspek dalam perusahaan merupakan aspek
yang berhubungan dengan kesetiaan.
6. Kesetiaan adalah hasil hubungan secara menyeluruh antara perusahaan
dengan konsumen dan kesetiaan staf perusahaan merupakan faktor penting
dalam membangun kesetiaan konsumen.
Jadi kesetiaan merupakan bagian dari aspek-aspek menuju loyalitas
yang harus selalu dijaga. Sebelum loyalitas terbentuk perusahaan harus terus
menerus memberikan rasa puas sehingga konsumen akan setia dan akan
menuju loyalitas.
Disamping prinsip-prinsip kesetiaan diatas ada beberapa tahapan
dimana konsumen akan loyal kepada perusahaan dengan ditunjukan dalam
piramida loyalitas pada gambar 2.3. Proses seseorang calon pelanggan menjadi
pelanggan yang loyal terhadap perusahaan, terbentuk melalui beberapa tahap.
Menurut pandangan Niegel Hill (1996:60), loyalitas konsumen terbagi menjadi
enam (6) tahapan yaitu: suspect, prospect, customer, clients, advocates dan
partners.
Piramida Loyalitas
Sumber : Hill (1996 : 61)
Gambar : 2.3 Piramida Loyalitas
a. Suspect
Meliputi semua orang yang diyakini akan membeli atau membutuhkan
barang ataupun jasa, tetapi belum memiliki informasi tentang barang atau
jasa perusahaan.
b. Prospect
Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan jasa tertentu dan
mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini, meskipun
mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan
perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain (word
of mouth).
Partners
Advocates
Clients
Customers
Suspect
Prospect
c. Customer
Pada tahap ini, pelanggan sudah melakukan hubungan transaksi dengan
perusahaan, tetapi tidak mempunyai perasaan positif terhadap perusahaan,
loyalitas pada tahap ini belum terlihat.
d. Clients
Meliputi semua pelanggan yang telah membeli barang atau jasa yang
dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, hubungan ini
berlangsung lama dan mereka telah memiliki hubungan kerjasama yang
baik.
e. Advocates
Pada tahap ini, clients secara aktif mendukung perusahaan dengan
memberikan rekomendasi kepada orang lain agar mau membeli barang
ataupun jasa di perusahaan tersebut.
f. Partners
Kemudian pada tahap akhir barulah terjadi hubungan yang kuat adan saling
memberi keuntungan antara perusahaan dengan pelanggan. Pada tahap ini
pula pelanggan berani menolak produk atau jasa dari perusahaan lain.
I. Penelitian Terdahulu
Dalam Jurnal Siti Nuryunita (2001) yang berjudul ”Relationship
Marketing sebagai upaya mempertahankan loyalitas konsumen”, menjelaskan
bahwa relationship marketing merupakan suatu cara untuk mempertahankan
pelanggan lama dan mengakuisisi pelanggan baru. Biaya untuk
mempertahankan pelanggan baru diperlukan biaya mulai dari lima sampai lima
belas kali dibandingkan dengan menjaga hubungan dengan satu pelanggan
lama. Esensi dari relationship marketing paling tidak menyangkut hubungan
yang langgeng dan pertukaran yang terus menerus dan disitu dituntut untuk
saling kepercayaan dan ketergantungan. Dalam retalionship marketing
pelanggan akan diikutsertakan dalam hal pemilihan produk sehingga produk
yang dihasilkan cocok dengan kebutuhan konsumen tetapi dapat juga cocok
dengan strategi-strategi atau bisnis dari pelanggan.
Agung Andriyana (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
customer relationship marketing terhadap loyalitas tamu menginap di hotel
panghegar bandung (menurut persepsi konsumen), penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pelaksanaan customer relationship marketing di Hotel
Panghegar Bandung, untuk mengetahui seberapa besar loyalitas konsumen
Hotel Panghegar, untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh customer
relationship marketing terhadap loyalitas tamu menginap di Hotel Panghegar
Bandung. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari tamu hotel panghegar
bandung yang sedang menginap. Responden di pilih sebanyak 97 responden.
Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik non probability
sampling. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan
ferivikatif. Adapun hasil penelitiannya adalah pelaksanaan customer
relationship marketing menurut hasil kuesioner ditanggapi baik oleh responden
dengan rata-rata keseluruhan sebesar 4,07 yang berada pada interval 3,40 -
4,19, tentang loyalitas tamu dapat diketahui bahwa loyalitas konsumen baik
dengan nilai rata-rata keseluruhan yaitu sebesar 3,78 yang berada pada interval
3,40 – 4,19. Dengan menggunakan koefisien korelasi bahwa customer
relationship marketing dengan loyalitas sebesar 0,5565 persentase 55,6%,
bahwa customer relationship marketing dengan loyalitas konsumen
menunjukan hubungan yang cukup baik karena nilai korelasi antara 0,40 -
0,599. Berdasarkan koefisien determinasi diperloleh 30,97% berarti loyalitas
dipengaruhi oleh customer relationship marketing dan sisanya 69,03%
dipengaruhi oleh faktor lain.
Trisetia Wardenny (2003), dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
relationship marketing terhadap loyalitas konsumen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari variabel relationship marketing terhadap
loyalitas konsumen pada Barcode Pool Tables Bandung. Populasi sample
dalam penelitian ini adalah seluruh barcode pool tables sejumlah 40 responden,
teknik pengambilan sampelnya dalam penelitian ini adalah menggunakan
simple random sampling. Data diperoleh melalui data primer dengan
menyebarkan kuesioner dan wawancara juga data sekunder melalui literature
artikel, koran, majalah. dan tulisan ilmiah. Hasil penelitian menunjukan bahwa
rata-rata nilai relationship marketing sebesar 3,95 yang berarti konsumen
memberikan tanggapan yang baik terhadap relationship marketing. Sedangkan
dalam analisa loyalitas konsumen trhadap relationship marketing sebesar 3,65
yang berarti tingkat loyalitas konsumen tinggi atau dapat dinyatakan loyal.
J. Kerangka Pemikiran
Pelayanan yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Pelayanan yang dilakuan secara terus menerus yang mengikuti
keinginan konsumen merupakan suatu bentuk perhatian yang dilakukan
perusahaan terhadap konsumen.
Konsumen yang menggunakan jasa perusahaan tidak serta merta
ditinggalkan begitu saja secara transaksional tetapi terus menerus dilayani tidak
hanya pada saat transaksi atau pembelian tetapi terus menerus melayani secara
relasional. Transaksional menuju relasional merupakan transformasi menuju
perekonomian yang penuh kompetisi.
Pelayanan yang dirasakan melebihi harapan pelanggan akan
menciptakan kepuasan dan loyalitas. Maka kualitas layanan yang terbentuk
dalam Pemasaran relasional yang unggul akan berpengaruh positif terhadap
kepuasan konsumen yang akan berlanjut menjadi loyalitas konsumen.
Terdapat empat dimensi/variabel dalam relationship marketing
(Callaghan dkk; 1995) yang dapat memperkaya kepuasan konsumen menuju
loyalitas konsumen, diataranya :
1. Pertalian (Bonding)
2. Empati (Empathy)
3. Timbal balik (Reciprocity)
4. Kepercayaan (Trust)
Pertalian (Bonding) adalah usaha untuk menciptakan kepercayaan pada
perusahaan/organisasi dan usaha untuk membangun hubungan yang erat
dengan pihak lain.
Empati (empathy) adalah kemampuan seseorang untuk mengenali
merasakan dan mengerti emosi yang dirasakan oleh orang lain.
Timbal balik (reciprocity) adalah suatu dimensi yang menyebabkan
salah satu pihak memberikan timbal balik atau mengembalikan atas apa yang di
dapat atau sepadan dengan yang diterima.
Kepercayaan (trust) merupakan persepsi terhadap kehandalan dari sudut
pandang pelanggan didasarkan pada pengalaman, atau mengarah pada tahapan
transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan kinerja
produk dan tercapainya kepuasan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kerangka pemikiran yang
dapat diambil ialah apakah variabel-variabel relationship marketing yang
terdiri dari bonding, empathy, reciprocity, trust, memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan pada pemakai operator
telekomunikasi Flexi di kota Bogor
Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur/path, maka peneliti
harus menyusun model hubungan antar variabel yang biasa disebut diagram
jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang
dikembangkan dari teori pada tinjauan pustaka. Menurut Riduwan dan Engkos
A.K. (2007 : 5) dalam penelitian ini model hubungan antar variabel eksogen
yaitu variabel bonding (X1), empathy (X2), reciprocity (X3) dan trust (X4)
sedangkan variable endogen yaitu kepuasan pelanggan (Y1) dan loyalitas
pelanggan (Y2). Persamaannya adalah Y1= (X1;X2;X3;X4) dan Y2= (X1;X4;Y1)
merupakan persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan
hubungan sebab akibat, maka digambarkan sebagai berikut:
Kerangka Pemikiran Gambar : 2.4
K. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar juga salah, ia
ditolak jika faktanya menyangkal dan diterima jika faktanya membenarkan.
Jadi Hipotesis merupakan dugaan sementara yang perlu dibuktikan
kebenarannya.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis yang penulis
rumuskan sebagai berikut:
1. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara bonding, empathy,
reciprocity dan trust terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.
Pertalian (Bonding)
X1
Komitmen (Commitment)
X2
Timbal balik (Reciprocity)
X3
Loyalitas Pelanggan
Y2 Y2
Kepuasan Pelanggan
Y1
Kepercayaan (Trust)
X4
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara bonding, empathy,
reciprocity dan trust terhadap kepuasan pelanggan secara simultan.
2. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara bonding terhadap kepuasan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara bonding terhadap kepuasan
pelanggan
3. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara empathy terhadap kepuasan
pelanggan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara empathy terhadap kepuasan
pelanggan
4. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reciprocity terhadap
kepuasan pelanggan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara reciprocity terhadap kepuasan
pelanggan
5. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara trust terhadap kepuasan
pelanggan
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara trust terhadap kepuasan
pelanggan
6. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara bonding, empathy,
reciprocity, trust dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas
pelanggan secara simultan.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara bonding, empathy, reciprocity,
trust dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan secara
simultan.
7. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara bonding terhadap
loyalitas pelanggan
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara bonding terhadap loyalitas
pelanggan
8. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara empathy terhadap
loyalitas pelanggan
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara empathy terhadap loyalitas
pelanggan
9. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara reciprocity terhadap
loyalitas pelanggan
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara reciprocity terhadap loyalitas
pelanggan
10. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara trust terhadap loyalitas
pelanggan
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara trust terhadap loyalitas
pelanggan
11. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan pelanggan
terhadap loyalitas pelanggan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan masalah yang diteliti, penulis membatasi ruang lingkup
pada pengaruh variabel-variabel relationship marketing diantaranya: pertalian,
empati, timbal balik dan kepercayaan, terhadap kepuasan pelanggan dan
loyalitas pelanggan. Produk yang akan diteliti adalah Flexi. Responden dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang pernah dan sedang menggunakan Flexi
di sekitar kota Bogor.
Tujuan dari pada penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
variabel-variabel eksogen yaitu relationship marketing yang terdiri dari
(bonding, empathy, reciprocity, trust), terhadap variabel endogen yaitu
kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan, dengan studi kasus yang pernah
dan sedang menggunakan Flexi di kota Bogor.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam menentukan objek suatu yang dipilih hal pertama yang perlu
dilakukan adalah menentukan populasi terlebih dahulu. Setelah populasi kita
tentukan kemudian mengambil sample dari polulasi tadi yang disering disebut
dengan teknik sampling.
Berikut pengertian populasi menurut Riduwan (2003:8) adalah sebagai
berikut: Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Maka Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah pelanggan yang
pernah dan sedang menggunakan Flexi di Kota Bogor.
Sedangkan pengertian sample adalah bagian dari jumlah populasi
tersebut berupa anggapan atau jawaban dari pelanggan yang diperoleh melalui
kuesioner dengan bentuk beberapa pertanyaan yang bersifat tertutup maupun
dengan wawancara.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sample untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teknik sampling yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah adalah melalui cara convenience
sampling yaitu unit sample yang mudah ditemui atau dihubungi mudah untuk
mengukur dan kooperatif.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengertian data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dilapangan, dalam penelitian ini yaitu wawancara dan menyebar kuesioner
(angket) terhadap responden atau pelanggan yang pernah dan sedang
menggunakan Flexi di kota Bogor.
Pengertian data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung, dalam penelitian ini yaitu data kepustakaan seperti buku, jurnal,
internet dan literatur.
C. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
merupakan pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun
ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya
mempergunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data
numerik. Sedangkan kualitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan
penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan
data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek-aspek
kecenderungan, non perhitungan numerik, situasional deskriptif, interview
mendalam, analisis isi, bola salju dan story.
Dalam mengukur suatu pernyataan variabel, skala Likert merupakan
salah satu skala untuk mengukur sikap/pendapat individu yang biasanya
menggunakan kuesioner. Nama skala ini sesuai penemunya, yaitu Rensis
Likert. Keunikan skala ini adalah bahwa responden diminta untuk memilih
suatu arah pendapat yang bipolar, yaitu memilih arah pro atau menyokong
pernyataan (+) dan atau memilih yang kontra terhadap pernyataan (-).
Umumnya skala dibuat dalam 5 tingkatan, mulai dari "paling tidak setuju"
hingga "paling setuju". Untuk menganalisisnya kita dapat menggunakan bagian
perbagian dari respon jawaban atau sekaligus dijumlahkan. Cara ini sering
disebut likert summated rating.
1. Analisis Kualitatif
a. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam semua daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel,
daftar pertanyaan ini umumnya mendukung suatu kelompok variabel
tertentu.
Mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan
korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor
konstruk. Untuk menguji apakah masing-masing indikator valid atau
tidak dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtable jika. rhitung
lebih besar dari rtable dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Imam Ghazali, 2005 : 45)
Validitas menunjukkan sejauh mana skor/nilai/ukuran yang
diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran/pengamatan yang
ingin diukur (Agung, 1990). Validitas pada umumnya dipermasalahkan
berkaitan dengan hasil pengukuran psikologis atau non fisik. Berkaitan
dengan karakteristik psikologis, hasil pengukuran yang diperoleh
sebenarnya diharapkan dapat menggambarkan atau memberikan
skor/nilai suatu karakteristik lain yang menjadi perhatian utama.
Macam validitas umumnya digolongkan dalam tiga kategori besar,
yaitu validitas isi (content validity), validitas berdasarkan kriteria
(criterion-related validity) dan validitas konstruk. Pada penelitian ini
akan dibahas hal menyangkut validitas untuk menguji apakah
pertanyaan-pertanyaan itu telah mengukur aspek yang sama. Untuk itu
dipergunakanlah validitas konstruk.
Validitas suatu butir pertanyaan dapat dinilai pada hasil output
SPSS pada tabel dengan judul Item total statistics. Menilai kevalidan
masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item
total correlation > dari r – tabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan
secara terpisah pada lembar kerja yang berbeda antara satu konstruk
variabel yang lain sehingga dapat diketahui butir-butir pertanyaan
variabel mana yag paling banyak tidak valid.
Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
(Singarimbun, 1989). Intrumen yang reliabel berarti instumen tersebut
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Realibilitas (keandalan) merupakan
ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal
yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan
dimensi suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s
Alpha > dari 0.60 (Bhuono, 2005:72)
2. Analisis Kuantitatif
a. Analisis Jalur / Path
Analisis jalur (path analisis) merupakan pengembangan dari
analisis regresi, sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari analisis jalur (regression is special case of path
analisis).
“Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan
sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya
mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi
juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan
definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan
langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan
estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance)
hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.” (Paul
Webley 1997). David Garson dari North Carolina State University
mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang
digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau
lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.
Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah
dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Analisis
jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar varibel yang
berbentuk sebab akibat dan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas terhadap
varibel terikat (Riduwan dan Engkos A.K, 2007:3). Dengan demikian
dalam model hubungan antar varibel tersebut terdapat varibel bebas
(independent variable) atau dalam hal ini disebut varibel eksogen, dan
varibel terikat (dependent variable) atau yang disebut varibel endogen.
Untuk mencapai tujuan penelitian, maka data yang telah
diperoleh perlu dianalisis. Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur
dalam penelitiannya, maka peneliti harus menyusun model hubungan
antara variabel yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur
disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan dari teori
yang digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini model hubungan
antar variabel independen atau eksogen yaitu bonding/pertalian (X1),
commitment / komitmen (X2), authenticity / timbal balik (X3),
trust/kepercayaan (X4), dengan variabel dependen atau endogen yaitu
kepuasan konsumen (Y1) dan loyalitas pelanggan (Y2). Persamaannya
yaitu Y1= (X1;X2;X3;X4) dan Y2= (X1;X4;Y1), dapat diketahui formula
jalur path sebagai berikut:
rx1x2 x1y1 x1y2
rx1x2 Є1 Є2
x2y1
rx2x3 y1y2
x3y1
rx2x4
rx3x4 x4y2 x3y1
Diagram Jalur
Gambar 3.1
Struktur 1
Y1 = x1y1 X1+ x2y1 X2 + x3y1 X3 + x4y1 X4 + y1 Є1Y1
Struktur 2
Y2 = x1y2 X1 + x4y2 X4 + y1y2 X4 + y2 Є2Y2
Pertalian (Bonding)
X1
Empati (Empathy)
X2
Timbal balik (Reciprocity)
X3
Loyalitas
Kepuasan
(Kepercayaan) Trust
X4
Keterangan:
X1 = Pertalian (Bonding)
X2 = Empati (Empathy)
X3 = Timbal balik (Reciprocity)
X4 = Kepercayaan (Trust)
Y1 = Kepuasan pelanggan
Y2 = Loyalitas pelanggan
Є1 = Error 1
Є2 = Error 2
b. Uji Hipotesis
Dari perhitungan dengan SPSS 16.0 akan diperoleh keterangan
atau hasil mengenai koefisien determinasi, uji F, uji t untuk menjawab
perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan
dengan hal tersebut diatas, yakni :
1) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi
terletak pada tabel model summaryb dan tertulis R square yang
sudah disesuaikan atau tertulis adjust R square, karena disesuaikan
dengan jumlah variabel independen yang digunakan dalam
penelitian.
2) Uji F (Uji simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat dan mengetahui pengaruh
bersama-sama variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen. Untuk menguji hipotesa : H0 : b = 0, maka langkah-
langkah yang akan digunakan untuk menguji hipotesa tersebut
dengan uji F adalah sebagai berikut :
(a) Menentukan Ho dan Ha
(1) Ho : x1y1 = x2y1 = x3y1 = x4y1 = 0 tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3,
dan X4 dengan variabel Y1.
(2) Ha : x1y1 = x2y1 = x3y1 = x4y1 ≠ 0 terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3, dan X4
dengan variabel Y1.
(3) Ho : x1y2 = x4y2 = y1y2 = 0 tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X4 dan Y1
dengan variabel Y2.
(4) Ha : x1y2 = x4y2 = y1y2 ≠ 0 terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel X1, X4 dan Y1 dengan
variabel Y2.
(b) Menentukan nilai F (Fhitung)
Untuk mengetahui korelasi ini signifikan atau tidak,
digunakan Uji F, dengan rumus sebagai berikut :
Dimana :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah pengamatan atau sampel
K = Jumlah variabel independen/eksogen
Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 di tolak dan Ha diterima
artinya variabel independen secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Jika Sig F > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas dan terikat.
Jika Sig F < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.
3) Uji T (Uji Parsial)
Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individu atau parsial
terhadap vaiabel dependen. Menurut Bhuono, (2005 : 54) hasil uji t
hitung ini pada out put SPSS dilihat pada tabel coefficientsa. Nilai
dari uji t-test dapat dilihat dari p-value (pada kolom sig) pada
masing-masing variabel independen. Jika p-value lebih kecil dari
level of significant yang ditentukan, atau t-hitung (pada kolom t)
lebih besar dari t-tabel (dihitung dari two tailed ά = 5%, df = n-k, k
merupakan jumlah independent variable). Untuk menguji koefisien
F = R2 yxk (n – k – 1)
k(1 – R2 yxk)
hipotesa H0 = o, untuk itu langkah-langkah yang akan digunakan
untuk menguji hipotesa tersebut dengan uji t adalah sebagai berikut:
(a) Menentukan Ho dan Ha
(1) Ho : x1y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1 dengan variabel Y1.
(2) Ha : x1y1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 dengan variabel Y1.
(3) Ho : x2y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X2 dengan variabel Y1.
(4) Ha : x2y1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X2 dengan variabel Y1
(5) Ho : x3y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X3 dengan variabel Y1
(6) Ha : x3y1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X3 dengan variabel Y1
(7) Ho : x4y1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variable X4 dengan variabel Y1
(8) Ha : x4y1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variable X4 dengan variabel Y1
(9) Ho : x1y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X1 dengan variabel Y2
(10) Ha : x1y2 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 dengan variabel Y2
(11) Ho : x2y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel X4 dengan variabel Y2.
(12) Ha : x2y2 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X4 dengan variabel Y2.
(13) Ho : x3y2 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel Y1 dengan variabel Y2.
(14) Ha : x3y2 = 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel Y1 dengan variabel Y2.
(b) Menentukan level of significance
Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (α) = 0,05
(c) Menentukan nilai t (thitung)
Menentukan t hitung (t-test) dapat dirumuskan sebagai berikut :
thitung = bi – (βi) βi = 0 dengan rumus t hitung = bi
Sb Sb
Dimana :
bi = koefisien variabel ke-i
βi = parameter ke-i yang dihipotesiskan
Sb= kesalahan standar
(d) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho
Jika Probabilitas > 0,05 = terima Ho
Jika Probabilitas < 0,05 = tolak Ho
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang
diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok
tersebut.
1. Variabel Eksogen (Independent Variabel) X, yaitu :
a. Pertalian / Bonding (X1)
Bonding adalah usaha untuk menciptakan kepercayaan pada
perusahaan/organisasi dan usaha untuk membangun hubungan yang erat
dengan pihak lain. (Jurnal Ventura 2003:133). Item-itemnya sebagai
berikut:
1) Sejak menjadi Pelanggan Flexi, pihak perusahaan selalu menjalin
silaturahmi dengan selalu menelepon Anda.
2) Perusahaan memberikan saya surprise berupa hadiah atau non
materi lainnya
3) Flexi selalu menginformasikan produk terbarunya
4) Telkom Flexi selalu menjaga hubungan dengan saya melalui
komunikasi/dialog/diskusi.
5) Flexi melibatkan saya dalam setiap kebijakan, aturan dan perubahan
tarif yang akan di keluarkan
6) Saya merasa Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya. Contoh:
Lebaran Idul fitri, ulang tahun.
b. Empathy (X2)
Stewart (1986) merumuskan empati sebagai kemampuan untuk
menempatkan diri di tempat orang lain supaya bisa memahami dan
mengerti kebutuhan dan perasaannya.
Item-itemnya sebagai berikut:
1) Flexi mengerti akan kemauan saya sebagai pelanggan
2) Flexi sangat tanggap terhadap keluhan saya
3) Flexi mengenali saya sebagai pelanggannya
4) Merasa mudah untuk menghubungi customer service atau pihak
Telkom Flexi
5) Flexi respect terhadap setiap keluhan pelanggan
c. Timbal Balik / Reciprocity (X3)
Menurut Callaghan et all (1995) dikutip dalam jurnal ventura
reciprocity adalah suatu dimensi yang menyebabkan salah satu pihak
memberikan timbal balik atau mengembalikan atas apa yang didapat
atau sepadan dengan yang diterima.
Item-item Indikatornya diantaranya:
1) Saya dan Telkom Flexi berusaha memberikan yang terbaik dalam
hubungan saya sebagai pelanggan maupun Flexi sebagai perusahaan
2) Saya dan Pihak Telkom Flexi saling terbuka dalam mengatasi
masalah/trouble
3) Flexi memberikan kompensasi materi maupun non materi atas
pelayanan yang tidak sesuai kepada saya
4) Saya dan Flexi saling memberikan informasi tarif murah
5) Flexi memberikan saya bonus pulsa karena saya menggunakan lebih
banyak pulsa
d. Kepercayaan / Trust (X4)
Morgant dan Hunt 1994 mendefinisikan trust the perception of
confidence in the exchange partner’s reliability and integrity. Definisi
tersebut, menyoroti pentingnya confidence. Di dalam literatur,
konfidence pada pihak yang memberikan kepercayaan bersumber dari
sifat-sifat yang dipercaya (trustwhorthy) yang dimiliki perusahaan
seperti reliabilitas dan mempunyai integritas tinggi (Altman and Taylor
dalma morgan dan Hunt, 1994). Item-itemnya sebagai berikut:
1) Telkom Flexi memiliki reabilitas/kehandalan, Integritas yang tinggi
dalam setiap produk dan pelayanannya
2) Telkom memiliki Karyawan dan manajamen yang respect
3) Telkom Flexi merupakan sebuah operator yang berpengalaman di
bidang pertelekomunikasian
4) Flexi memberikan pelayanan yang tinggi kepada pelanggan
5) Flexi merupakan produk yang berkualitas
6) Flexi produk telekomunikasi CDMA paling unggul di Indonesia
2. Variable Endogen (Dependent Variable) Y, yaitu:
a. Kepuasan Pelanggan (Y1)
Kepuasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dalam diri
seseorang, dimana ia telah berhasil mendapatkan sesuatu yang menjadi
kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginannya.
Item-item nya sebagai berikut :
1) Flexi memenuhi kebutuhan saya akan telekomunikasi
2) Saya tidak pernah melakukan komplain terhadap pelayanan jasa
Flexi
3) Mutu pelayanan yang saya dapatkan selama menjadi pelanggan
Flexi sesuai yang saya harapkan
4) Kualitas telekomunikasi Flexi begitu bagus
5) Tarif pulsa sesuai dengan yang saya inginkan
6) Saya puas akan pelayanan yang di berikan oleh Flexi karena sesuai
dengan harapan saya
b. Loyalitas Konsumen (Y2)
Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan bertahan
secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan
pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang
akan datang, meskipun pengaruh situasi dan beberapa/usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.
Item-itemnya sebagai berikut:
1) Saya akan melakukan pembelian ulang
2) Tidak berpindah ke operator lain
3) Tidak tertarik terhadap operator lain
4) Akan mereferensikan produk kepada orang lain
5) Berapapun tarif yang dikeluarkan Flexi saya tetap menggunakan
Flexi
6) Saya akan membantu pihak Telkom Flexi untuk memajukan Flexi
7) Bekerjasama dengan Telkom Flexi
Tabel: 3.1 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pemasaran
Ralasional
Pertalian
/Bonding (X)
(Dian
Rahmawati,
2007)
a. Perusahaan menjalin silaturahmi
b. Memberikan hadiah, surprise,
bonus
c. Menginformasikan fitur-fitur baru
produk
d. Menjaga hubungan
e. Melibatkan pelanggan dalam setiap
kebijakan atau aturan yang akan
diberikan kepada pelanggan
f. Menginformasikan hari-hari besar
Ordinal
Empati/
Empathy
(Dian
Rahmawati,
2007)
a. Telkom mengerti kemauan
pelanggan
b. Tanggap terhadap keluhan
pelanggan
c. Mengenali setiap pelanggan
d. Pelanggan mudah untuk
menghubungi pihak Telkom Flexi
e. Bersedia membantu pelanggannya
yang kesulitan dalam
menggunakan Flexi
Ordinal
Timbal
balik/Reciproc
ity (Dian
Rahmawati,
2007)
a. Saling memberikan yang terbaik
b. Saling terbuka dalam
menyelesaikan masalah
c. Memberikan kompensasi atas
pelayanan yang tidak sesuai
d. Saling menginformasikan tarif
murah
e. Memberikan bonus karena
menggunakan lebih banyak pulsa
Ordinal
Kepercayaan/
Trust (Dian
Rahmawati,
2007)
a. Flexi memiliki integritas yang
tinggi
b. Karyawan dan manajemen yang
respect terhadap Pelanggan
c. Operator yang berpengalaman
d. Pelayanan yang tinggi kepada
pelanggan
e. Produk yang berkualitas
f. Produk telekomunikasi CDMA
paling unggul
Ordinal
Kepuasan a. Memenuhi kebutuhan
telekomunikasi
b. Tidak pernah komplain
c. Mutu pelayanan sesuai dengan
yang saya harapkan
d. Kualitas Flexi bagus
e. Tarif Pulsa sesuai dengan yang
pelanggan inginkan
f. Kepuasan dalam setiap layanan
yang diberikan perusahaan
(Lupyoadi dkk, 2001)
Ordinal
Loyalitas a. Kembali berlangganan
b. Tidak berpindah ke operator lain
c. Tidak tertarik terhadap operator
lain
d. Mereferensikan produk kepada
orang lain
e. Berapapun tarif yang dikeluarkan
selalu menggunakan flexi
f. Membantu memajukan Telkom
flexi
g. Keinginan bekerjasama dengan
Telkom Flexi
(Griffin dkk)
Ordinal
81
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah singkat perusahaan
Sejarah PT Telkom Indonesia Tbk dimulai pada masa kolonialisme
Belanda pada tahun 1982. Ketika itu sebuah badan usaha swasta penyedia
layanan pos dan telegrap dibentuk, badan tersebut dibentuk oleh
pemerintahan kolonial Belanda dengan tujuan agar daerah jajahan bisa di
kendalikan dan pemerintahan Belanda bisa mengetahui berita dari pelosok
daerah.
Karena perkembangan dan kemajuan teknologi pada masa tersebut
diiringi dengan kebutuhan komunikasi maka pada tahun 1906 pemerintah
kolonial Belanda membentuk sebuah jawatan yang mengatur layanan pos
dan telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos, Telegrap dan Telepon
(Post, Telegraph en Telephone Dienst/PTT) dengan tujuan agar layanan
tersebut bisa lebih efisien dan terorganisir, badan ini bertahan hingga
bangsa Jepang dan proklamasi.
Barulah bangsa Indonesia menata badan telekomunikasi tersebut
dan pada tahun 1961 Status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara
Pos dan Telekomunikasi (PN Postel) sehingga badan ini resmi sebagai
badan usaha milik negara. Pada tahun 1965 Badan ini mengalami
perubahan PN Postel dipilah-pilah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Giro (PN Pos & Giro) yang mengurus pos dan surat menyurat, dan
82
Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi) yang mengurus
Telekomunikasi.
Pada tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan kembali menjadi
Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan
jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Jaman terus berubah
persaingan dalam usaha telekomunikasi pun berdatangan pada tahun 1980
PT Indonesian Satellite Corporation didirikan terpisah dari Perumtel PT ini
bertujuan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional PT
ini merupakan cikal bakal INDOSAT. Merasa BUMN tersaingi oleh badan
milik swasta maka pemerintah pada tahun 1989 mengeluarkan Undang-
undang nomor 3/1989 tentang Telekomunikasi, tentang peran serta swasta
dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Perubahan terjadi di dalam badan BUMN sekitar tahun 1991
Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP no.25 tahun 1991. Pada tahun
1995 penawaran umum perdana saham Telkom (Initial Public
Offering/IPO) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham
TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa
Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London
Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa
pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock
Exchange. Dari hasil penawaran saham ini diraih sebagian sebesar USD
1,7 Miliar yang merupakan transaksi privatisasi tertinggi yang pernah
83
dicapai oleh perusahaan Indonesia. Privatisasi ini dilakukan disamping
untuk mendapatkan dana murah dari pasar modal untuk membangun
fasilitas telekomunikasi di Indonesia juga untuk mengubah budaya kerja
intern dan disiplin perusahaan sebagai akibat menjadi perusahaan public
internasional yang harus selalu transparan dan profesional.
Setelah sukses perusahan masuk ke dunia saham pada tahun 1996
Telkom melakukan Kerja sama Operasi (KSO) mulai diimplementasikan
pada 1 Januari 1996 di wilayah Divisi Regional I Sumatra dengan mitra PT
Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo), Divisi Regional III Jawa Barat dan
Banten dengan mitra PT Aria West International (AriaWest), Divisi
Regional IV Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan mitra PT Mitra
Global Telekomunikasi Indonesia (MGTI), Divisi Regional VI Kalimantan
dengan mitra PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra), dan Divisi
Regional VII Kawasan Timur Indonesia dengan mitra PT Bukaka Singtel.
Pada tahun 1999 BUMN mengalami kesulitan dalam melebarkan sayap
bisnis telekomunikasi karena pemerintah mengelurkan Undang-undang
nomor 36/1999, tentang penghapusan monopoli penyelenggaraan
telekomunikasi.
Sebagai antisipasi untuk mempertahankan image dan perusahaan
tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat
sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa
telekomunikasi di Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan
kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dengan
84
Indosat. Dengan transaksi ini, Telkom menguasai 72,72% saham
Telkomsel. Telkom membeli 90,32% saham Dayamitra dan
mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan
keuangan Telkom.
Tahun 2002 Telkom membeli seluruh saham Pramindo melalui 3
tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli
pada tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada tanggal 30 September 2003 dan
sisa 55% saham pada tanggal 31 Desember 2004. Telkom menjual 12,72%
saham Telkomsel kepada Singapore Telecom, dan dengan demikian
Telkom memiliki 65% saham Telkomsel. Sejak Agustus 2002 terjadi
duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Dalam segi operasional pada mulanya Telkom terbagi menjadi 12
unit operasi regional, yang dikenal dengan nama wilayah usaha
telekomunikasi atau witel, dimana secara terpusat dikendalikan oleh kantor
pusat Telkom di Bandung Jawa Barat. Setiap witel mempunyai struktur
manajemen tersendiri yang bertanggung jawab untuk segala aspek
operasional dan bisnis jasa telekomunikasi dalam wilayah masing-masing,
dari sejak penyediaan jasa telepon hingga kegiatan manajemen dan
pengalaman meskipun mereka bukan merupakan perusahaan terpisah
namun tetap berorientasi kepada perolehan keuntungan sebagian dari
rektruturisasi. Kegiatan bisnis perusahaan terbagi kedalam tiga area utama:
a. Primary Bisnis (Bisnis Utama)
b. Related Bisnis (Bisnis Kaitan)
85
c. Jasa Pendukung Bisnis
Bisnis utama adalah menyediakan jasa sambungan lokal dan
sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). Bisnis kaitan termasuk jasa
sambungan telepon bergerak selular, sirkit sewa (Lease Channel) telex,
penyewaan transporder satelit, VSAT (Very Small Apeature Terminal) dan
berbagai jasa tambahan lainnya. Bisnis kaitan tersebut tidak seluruhnya
dioperasikan oleh Telkom secara langsung tetapi ada yang melalui
kerjasama joint operation atau Joint venture sehingga Telkom dapat
memperoleh keuntungan baik langsung maupun tidak langsung. Sebagai
contoh bisnis sambungan telepon selular analog dioperasikan oleh Telkom
atas dasar perjanjian pembagian keuntungan bersama investor melalui Pola
Bagi Hasil (PBH) atau revenue sharing. Agar lebih fokus ke bisnis
utamanya PT Telkom secara bertahap mengubah kegiatan bisnis
sampingan (related business) menjadi bentuk kerjasama joint venture. Dan
sebagai bagian dari program rekturisasi perusahaan, PT Telkom juga
mendelegasikan sebagian kegiatan jasa pendukung bisnis ke perusahaan
luar (out-sourcing).
Masih dalam kaitan program rekturisasi, pada tanggal 1 juli 1995,
Telkom menghapuskan struktur witel dan membuat delapan divisi
termasuk tujuh divisi regional (divre) dimana penyediaan jasa telepon
tidak berdasarkan yang wilayahnya dan divisi network (divnet) yang
menyediakan jasa jaringan nasional diseluruh indonesia termasuk
86
sambungan langsung jarak jauh melalui jaringan transmisi gelombang
mikro, Satelit domestik maupun kabel laut.
Sebagaimana kita rasakan perkembangan telepon selular di
Indonesia begitu pesat dimulai di tahun 1996. Untuk mengisi peluang ini
Telkom telah mendirikan PT Telkomsel yang bergerak dibidang pelayanan
jasa sambungan telepon selular berbasiskan GSM (global system for
mobile communication). Pada akhir tahun 2001 Telkom berusaha mencari
alternatif teknologi baru selain penggunaan teknologi GSM. Karena PT
Telkom menyadari bahwa di bidang telekomunikasi, bisnis fixed telephone
dari waktu ke waktu akan semakin surut karena tergantikan oleh teknologi
dan layanan-layanan baru yang memberikan value kepada pelanggan.
Meskipun untuk Indonesia kasusnya barang kali agak berbeda mengingat
jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang sangat luas, bisnis
fixed telephone bagi Telkom masih akan tetap menarik mengingat
penetrasi telephone (telephone density) yang masih sangat rendah, kurang
lebih 3,5 sambungan telepon per 100 penduduk.
Tantangan ini akhirnya dapat menjawab dengan diterapkannya
penggunaan jasa telekomunikasi suara dan data berbasis akses nirkabel
dengan menggunakan teknologi CDMA (code division multiple access).
CDMA adalah teknologi akses jamak dimana masing-masing pemakai
menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat
dalam sistem tersebut.
87
Atas dasar keberhasilan ini, PT Telkom memanfaatkan CDMA
untuk sambungan telepon tetap nirkabel (fixed wireless digital telephone)
yang dapat digunakan sebagai pengganti atau pelengkap sambungan
telepon tetap di rumah. Kecanggihan sistem ini tampaknya melebihi sistem
GSM terlebih lagi didukung dengan tarif yang jauh berada di bawah GSM
sebagai akibat biaya investasi yang lebih rendah. Layanan ini hanya
membutuhkan biaya investasi sebesar US$ 150-200 per sst satuan
sambungan telepon), lebih murah bila dibandingkan dengan investasi
untuk telepon tetap kabel yang mencapai US$ 800-1000 per sst.
Disamping itu kesiapan untuk dipasarkan atau time to market nya juga
jauh lebih cepat, hanya sekitar 3 bulan, lebih singkat dibandingkan dengan
layanan tetap kabel, dimana pelanggan menunggu sekurang-kurangnya 6
bulan untuk bisa terpasang bahkan sering kali bertahun-tahun konsumen
harus menunggu. Dan memang di akui bahkan konsep fixed wireless
(nirkabel) itu merupakan salah satu konsep yang mengguncangkan industri
telekomunikasi.
Dan dibidang telekomunikasi kehati-hatian dalam memiliki
teknologi yang akan diterapkan adalah suatu hal yang wajar karena sekali
dana di investasikan untuk sarana komunikasi jarang yang dapat cepat
kembali dan kesalahan keputusan investasi tidak dapat diperbaiki dalam
waktu singkat.
Selanjutnya pada awal tahun 2002 berdasarkan keputusan direksi
perusahaan perseroan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk nomer :
88
KD.55/PS 150/PRORES-00/2002 Direksi PT Telkom membentuk divisi
Fixed Wireless, dan selanjutnya diluncurkanlah produk Telkom Flexi yang
diatur dalam keputusan Direksi nomer : KD. 62/HK220/OPSAR-32/2002.
Telkom Flexi adalah layanan jasa telekomunikasi suara dan data
berbasis akses tanpa kabel (nirkabel) berteknologi CDMA.
Jenis layanan Telkom Flexi meliputi fitur sebagai berikut :
a. Layanan Telephony (voice, faximile), termasuk fitur-fitur :
Call Fordwading, Call Barring, Call Hold, Call Waiting, Cancel Call
Waiting, Calcel Line Identification (CLIP), Calcel Line Identification
Restriction (CLIR), Three Way Calling, Voice mail, Massege Waiting
Indicator, Calling name Presentation, Call Control, Outgoing Call
Allowance, Selective Call Acceptance, Activation Schedule Profile,
Priority Access.
b. Layanan komunikasi data termasuk SMS, Web Services dan MMS
(Multimedia Message Service)
c. Fitur mutasi otomatis secara terbatas
d. Layanan Prabayar dan Pascabayar
e. Service dan fitur lainnya yan mampu dilayani dengan Teknologi
CDMA.
Layanan Telkom Flexi memungkinkan pelanggan melakukan
panggilan atau dipanggil selama masih berada dalam satu Local Access
and Transport Area (cakupan layanan kode area). Disamping itu kecepatan
transfer data sistem CDMA 153 kbps mempunyai performa layanan data
89
lebih baik dibanding dengan sistem GSM yang mempunyai kecepatan
transfer sebesar 115 Kbps. Dengan kemampuan ini, Telkom Flexi bukan
sekadar telepon biasa melainkan juga alat akses multimedia yang handal.
Mulai dari faksimili, SMS, MMS, e-mail, sampai menjelajahi internet.
Saat ini pihak Telkom Flexi pun sedang mengintensifkan Communiy based
market, yakni melalui words of mouth dari pelanggan yang sudah ada
memakai Flexi.
2. Produk Telkom Flexi
a. Klasifikasi Produk Telkom Flexi
Produk Telkom Flexi sebagai Telepon bergerak (mobility)
terbatas, merupakan layanan komunikasi yang dikemas dalam bentuk
kartu (RUIM) yang lebih kita kenal dengan sebutan sim card dan tanpa
kartu (ESN) dalam satu kode area tertentu, misalnya untuk area Bogor
dengan kode (0251-7XXXXXX).
Produk Telkom Flexi dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Telkom Flexi Pascabayar
(a) Flexi Classy : dengan menggunakan kartu (RUIM)
(b) ESN (Electronic serial number) : tanpa kartu (menggunakan
pesawat telepon atau terminal khusus).
2) Telkom Flexi Prabayar
(a) Flexy Trendy dengan mengunakan kartu (RUIM)
b. Layanan produk Telkom Flexi
Layanan produk Telkom Flexi terdiri dari :
90
1) Kartu Flexy Classy (Pascabayar)
Kapasitas RUIM/SIMCARD
Tersedia dua jenis yaitu :
(a) Jenis 32 K :
(1) Memiliki memory phone book hingga 250 nomer
(2) Kemampuan SMS hingga 100 pesan
(b) Jenis 64 K :
(1) Memiliki memory phone book hingga 500 nomer
(2) Kemampuan SMS hingga 200 pesan
2) Kartu Flexy Trendy (Prabayar)
Kapasitas RUIM/SIMCARD
Tersedia satu jenis yaitu jenis 32 K :
(a) Memiliki memory phone book hingga 250 nomer
(b) Kemampuan SMS hingga 100 pesan
c. Manfaat Telkom Flexi
Adapun beberapa manfaat yang dapat pelanggan dapatkan dari
produk Telkom Flexi, sebagai berikut :
1) Flexibel memiliki kemampuan flexibilitas untuk dapat melakukan
panggilan dan dipanggil dalam satu kode area.
2) Memiliki fitur-fitur yang dimiliki selular, disamping layanan
telephony (voice, faksimili), termasuk fitur-fitur yaitu :
- Call Fordwading
- Call Barring
91
- Call Hold
- Call waiting
- Cancel call waiting
- Calling Line Identification Presentation (CLIP)
- Calling Line Identification Restriction (CLIR)
- Three Way Calling
- Voice Mail
- Massage Waiting indicator
- Do Not Disturb
- Calling name Presentation
- Call Control
- Outgoing call Allowance
- Selective call Acceptence
- Activation Schedule Profile
- Priority Access
3) Layanan komunikasi data, termasuk
- SMS
- WEB Service
- MMS
- Data Transfer
- Video Streaming (music, film)
4) Mempunyai fitur mutasi otomatis secara terbatas (roaming), atau
disebut sebagai auto mutasi (pengguna di luar Telkom Flexi area
92
dalam satu cakupan area kode).
5) Sebagai teknologi militer CDMA sangat tahan terhadap gangguan
cuaca dan interferensi, karena noise CDMA sangat rendah
sehingga menghasilkan kualitas suara yang sangat baik. Bahkan
dalam hujan yang sangat lebat pun kualitas suaranya masih dalam
batas yang masih dapat ditoleransi.
6) CDMA tidak dapat digandakan (dikloning) karena setiap
palanggan diberikan kode yang berbeda (unik). Kode-kode ini
sangat sulit dilacak karena bersifat acak.
7) Daya pancarnya yang sangat rendah (1/100 GSM) memungkinkan
handphone CDMA irit dalam mengkonsumsi baterai, sehingga
dapat beroperasi lebih lama untuk bicara maupun stand by.
8) Kapasitas pelanggan per BTS CDMA dapat mencapai 6000 (10
kali GSM). Hal ini disebabkan CDMA lebih irit dalam pemakaian
frekuensi. Semua BTS CDMA beroperasi pada frekuensi yang
sama, sehingga tidak memerlukan perhitungan yang rumit dalam
menyusun konfigurasinya. Besarnya kapasitas per BTS membuat
biaya investasi yang dikeluarkan sangat rendah. Selain itu CDMA-
2000 (1X) beroperasi pada spectrum frekuensi 800 MHz. Hal ini
akan membuat luas coverage BTS-nya jauh lebih besar dari GSM.
Sehingga hanya memerlukan lebih sedikit BTS untuk meng-cover
luas yang sama jika dibandingkan dengan GSM.
93
9) CDMA-2000 (1X) dapat mengirim data dengan kecepatan data
hingga 144 kbps, sementara GSM 9,6 Kbps. Sehingga dapat
mendukung layanan SMS, MMS, main game, dan download data
melalui internet.
3. Visi dan Misi PT Telekomunikasi Indonesia
Adapun Visi dan Misi PT Telekomunikasi Indonesia adalah
sebagai berikut:
a. Visi : “To Become a Leading Infocom Player In The Region”
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusah
aan infokom terkemuka di kawasan Asia Pasifik.
b. Misi : Telkom mempunyai Misi memberikan layanan One Stop
infocom dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan
terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan
harga kompetitif. Telkom akan mengeloloa bisnis melalui praktek-
praktek terbaik dengan mengoptimalkan sumber daya manusia yang
unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun
kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung yang
saling sinergis.
B. Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan hasil data primer, penulis menyebarkan kuesioner
kepada pelanggan Telkom Flexi di daerah Kota Bogor sebanyak 60
responden/ Sebelum melakukam try out terhadap 20 responden dengan
94
memberikan pertanyaan untuk menguji tingkat validitas dan realibilitas dari
seluruh pertanyaan tersebut.
Valid adalah instrumen, tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang hendak diukur (sugiono, 2005:109). Uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Sedangkan reabilitas adalah instrument yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama
(Sugiono 2005:120).
Menurut Bhuono (2005:54) uji validitas dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung (Corrected Item- Total Correlation) dengan r
table, dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai r hitung > nilai r table maka item valid
2. Jika nilai r hitung < nilai t table maka item tidak valid
Nilai r tabel dapat diperoleh dimana df = n-2, dalam hal ini n adalah
jumlah sample atau responden. Pada penelitian ini jumlah sample yang
digunakan (n) = 60, maka besarnya df =60-2 = 58. Dengan alpha = 0.05, maka
didapat nilai r table = 0.214. Sedangkan untuk uji reliabilitas dilakukan
dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagai berikut
(Bhuono, 2005, 72).
1. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka suatu instrument dikatakan
reliable.
95
2. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka suatu intrumen dikatakan tidak
reliable.
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Pernyataan Corrected Item- Total Correlation
cronbach’s Alpha if
item deleted
Keterangan Valid dan Reliabel
P1 0.437 0.702 Valid dan Reliabel P2 0.534 0.671 Valid dan Reliabel P3 0.394 0.713 Valid dan Reliabel P4 0.481 0.688 Valid dan Reliabel P5 0.427 0.704 Valid dan Reliabel P6 0.523 0.675 Valid dan Reliabel Empt1 0.556 0.774 Valid dan Reliabel Empt2 0.803 0.688 Valid dan Reliabel Empt3 0.459 0.805 Valid dan Reliabel Empt4 0.467 0.800 Valid dan Reliabel Empt5 0.679 0.741 Valid dan Reliabel TB1 0.495 0.695 Valid dan Reliabel TB2 0.638 0.654 Valid dan Reliabel TB3 0.525 0.683 Valid dan Reliabel TB4 0.442 0.722 Valid dan Reliabel TB5 0.453 0.709 Valid dan Reliabel Kpc1 0.669 0.845 Valid dan Reliabel Kpc2 0.219 0.912 Valid dan Reliabel Kpc3 0.860 0.807 Valid dan Reliabel Kpc4 0.692 0.843 Valid dan Reliabel Kpc5 0.756 0.829 Valid dan Reliabel Kpc6 0.839 0.811 Valid dan Reliabel Kpl1 0.755 0.683 Valid dan Reliabel Kpl2 0.603 0.731 Valid dan Reliabel Kpl3 0.563 0.750 Valid dan Reliabel Kpl4 0.236 0.814 Valid dan Reliabel Kpl5 0.517 0.753 Valid dan Reliabel Kpl6 0.558 0.742 Valid dan Reliabel LK1 0.630 0.826 Valid dan Reliabel LK2 0.836 0.788 Valid dan Reliabel
96
LK3 0.539 0.838 Valid dan Reliabel LK4 0.696 0.817 Valid dan Reliabel LK5 0.584 0.835 Valid dan Reliabel LK6 0.574 0.833 Valid dan Reliabel LK7 0.430 0.851 Valid dan Reliabel
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat di ketahui bahwa nilai r
hitung > r table bahwa seluruh item-item pertanyaan valid. Sedangkan untuk
nilai Croanbach Alpha seluruhnya reliable.
C. Hasil Penemuan dan Pembahasan
1. Analisis Kualitatif
a. Karakteristik Responden
Pengaruh pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan,
kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan akan dilihat dari indikator
masing-masing variabel. Berikut adalah hasil output kuesioner yang
diberikan kepada responden/masyarakat yang pernah dan sedang
menggunakan Flexi di Kota Bogor.
1) Distribusi Frekuensi Pertalian (Bonding)
Tabel 4.2 Telkom Flexi menjalin silaturahmi dengan menelepon atau
SMS No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 16 26.7 3 Ragu – ragu 7 11.7 4 Setuju 31 51.7 5 Sangat setuju 2 3.3
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa 51.7% dari
seluruh responden atau sebanyak 31 responden menjawab setuju
97
bahwa Pihak Telkom Flexi selalu menjalin silaturahmi dengan
menelepon atau SMS kepada customer. Selain itu, sebanyak 2
responden atau 3.3% menjawab sangat setuju, 7 responden atau
11.7% mengatakan ragu-ragu, 16 responden atau 26,7%
mengatakan tidak setuju dan 4 responden atau 6.7% mengatakan
sangat tidak setuju.
Tabel 4.3 Memberikan Surprised berupa hadiah atau non materi lainnya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 9 15.0 2 Tidak setuju 20 33.3 3 Ragu – ragu 15 25.0 4 Setuju 13 21.7 5 Sangat setuju 3 5.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 13 responden atau 21.7.1% menjawab setuju,
sebanyak 3 responden atau 5.0% menjawab sangat setuju, 15
responden atau 25.0 % menjawab ragu-ragu, 20 responden atau
33.3% menjawab tidak setuju dan 9 responden atau 15.0%
memberikan jawaban sangat tidak setuju bahwa Pihak Telkom
Flexi memberikan surprised hadiah atau hadiah non materi lainnya
Tabel 4.4 Flexi berusaha menginformasikan fitur-fitur baru produknya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 8 13.3 3 Ragu – ragu 17 28.3 4 Setuju 32 53.3 5 Sangat setuju 3 5.0
Total 60 100
98
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 32 responden atau 53.3 % memberikan
jawaban setuju, sebanyak 3 responden atau 5.0 % memberikan
jawaban sangat setuju, sebanyak 17 responden atau 28.3%
memberikan jawaban ragu-ragu, sebanyak 8 responden atau 13.3%
memberikan jawaban tidak setuju, sebanyak 0 responden atau 0%
memberikan jawaban sangat tidak setuju bahwa Telkom Flexi
berusaha menginformasikan fitur-fitur baru produknya
Tabel 4.5 Flexi selalu menjaga hubungan dengan saya melalui
komunikasi No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 5 8.3 2 Tidak setuju 22 36.7 3 Ragu – ragu 13 21.7 4 Setuju 20 33.3 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100
Berdasarkan tabel di atas bahwa sebanyak 60 responden
memberikan jawabannya mengenai apakah Telkom Flexi selalu
menjaga hubungan dengan saya melalui komunikasi, adalah
sebagai berikut : 20 responden atau 33.3% menjawab setuju, 13
responden atau 21.7% menjawab ragu-ragu, 22 responden atau
36.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 5 responden atau 8.3%
menjawab sangat tidak setuju.
99
Tabel 4.6 Flexi melibatkan saya dalam setipa kebijakan, aturan dan
perubahan tarif yang akan dikeluarkan No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 5 8.3 2 Tidak setuju 19 31.7 3 Ragu – ragu 16 26.7 4 Setuju 18 30.0 5 Sangat setuju 2 3.3
Total 60 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 18
responden manjawab Setuju atau 30.0%, sebanyak 2 responden
atau 3.3% menjawab sangat setuju, sebanyak 16 responden atau
26.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak 19 responden atau 31.7%
menjawab tidak setuju dan sebanyak 5 responden atau 8.3%
memberikan jawaban sangat tidak setuju bahwa Telkom Flexi
melibatkan saya dalam setiap kebijakan, aturan dan perubahan tarif
yang akan dikeluarkan.
Tabel 4.7 Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 5 8.3 3 Ragu – ragu 19 31.7 4 Setuju 25 41.7 5 Sangat setuju 7 11.7
Total 60 100.0
Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 25
responden atau 41.7% menjawab setuju, sebanyak 7 responden
atau 11.7% memberikan jawaban sangat setuju, sebanyak 19
responden atau 31.7% memberikan jawaban ragu-ragu, sebanyak 5
100
responden atau 8.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% menjawab sangat tisak setuju bahwa item
mengenai Telkom Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya.
2) Distribusi Frekuensi Empati (Empathy)
Tabel 4.8 Flexi mengerti akan kemauan saya sebagai pelanggan
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 12 20.0 3 Ragu – ragu 19 31.7 4 Setuju 25 41.7 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 25 responden
atau 41.7% memberikan jawaban setuju, sebanyak 4 responden
atau 6.7% memberikan jawaban sangat setuju, sebanyak 19
responden atau 31.7% memberikan jawaban ragu-ragu, sebanyak
12 responden atau 20% memberikan jawaban tidak setuju dan
sebanyak 0 responden atau 0% memberikan jawaban sangat tidak
setuju bahwa item mengenai Telkom Flexi mengerti akan kemauan
saya sebagai pelanggan.
Tabel 4.9 Flexi sangat tanggap terhadap keluhan saya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 1 1.7 2 Tidak setuju 9 15.0 3 Ragu – ragu 27 45.0 4 Setuju 15 25.0 5 Sangat setuju 8 13.3
Total 60 100.0
101
Berdasarkan tabel di atas diketahui sebanyak 15 responden
atau 25% memberikan jawaban setuju, sebanyak 8 responden atau
13.3% memberikan jawaban sangat setuju, sebanyak 27 responden
atau 45.0% memberikan jawaban ragu-ragu, sebanyak 9 responden
atau 15.0% memberikan jawaban tidak setuju dan sebanyak 1
responden atau 1.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi mengerti akan kemauan saya
sebagai pelanggan.
Tabel 4.10 Flexi mengenali saya sebagai pelangannya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 9 15.0 3 Ragu – ragu 14 23.3 4 Setuju 29 48.3 5 Sangat setuju 8 13.3
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 29 responden atau 48.3% menjawab setuju,
sebanyak 8 responden atau 13.3% menjawab sangat setuju,
sebanyak 14 responden atau 23.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
9 responden atau 15.0% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
responden atau 0 % memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa Telkom Flexi mengenali saya sebagai pelangannya.
102
Tabel 4.11 Selama ini saya merasa mudah untuk Pihak Flexi No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 5 8.3 3 Ragu – ragu 25 41.7 4 Setuju 21 35.0 5 Sangat setuju 9 15.0
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 21 responden atau 35.0% menjawab setuju,
sebanyak 9 responden atau 15.0% menjawab sangat setuju,
sebanyak 25 responden atau 41.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak
5 responden atau 8.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
responden atau 0 % memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Selama ini saya merasa mudah untuk
menghubungi Customer Service atau Pihak Telkom Flexi.
Tabel 4.12 Pihak Flexi membantu saya apabila saya mengalami kesulitan
dalam menggunakan jasa Flexi No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 8 13.3 3 Ragu – ragu 8 13.3 4 Setuju 41 68.3 5 Sangat setuju 3 5.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 41 responden atau 68.3% menjawab setuju,
sebanyak 3 responden atau 5.0% menjawab sangat setuju,
103
sebanyak 8 responden atau 13.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak 8
responden atau 13.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
responden atau 0 % memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Pihak Telkom Flexi membantu saya apabila
saya mengalami kesulitan dalam menggunakan jasa Flexi.
3) Distribusi Frekuensi Timbal balik (Reciprocity)
Tabel 4.13 Saya dan pihak Flexi selalu berusaha memberikan yang
terbaik dalam hubungan saya sebagai pelanggan maupun Telkom sebagai perusahaan
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 13 21.7 3 Ragu – ragu 9 15.0 4 Setuju 33 55.0 5 Sangat setuju 1 1.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 33 responden atau 55.0% menjawab setuju,
sebanyak 1 responden atau 1.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 9 responden atau 15.0% menjawab ragu-ragu, sebanyak
13 responden atau 21.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Saya dan pihak Telkom Flexi selalu
berusaha memberikan yang terbaik dalam hubungan saya sebagai
pelanggan maupun Telkom sebagai pelanggan
104
Tabel 4.14 Saling terbuka dalam meyelesaikan setiap masalah/trouble
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 6 10.0 3 Ragu – ragu 23 38.3 4 Setuju 27 45.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 27 responden atau 45.0% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 23 responden atau 38.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
6 responden atau 10.0% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
responden atau 0% memberikan jawaban sangat tidak setuju bahwa
item mengenai saling terbuka dalam menyelesaikan setiap
masalah/trouble.
Tabel 4.15
Flexi memberikan kompensasi berupa pulsa, materi atau non materi lainnya atas pelayanan yang tidak sesuai kepada saya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 24 40.0 3 Ragu – ragu 21 35.0 4 Setuju 10 16.7 5 Sangat setuju 1 1.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 10 responden atau 16.7% menjawab setuju,
sebanyak 1 responden atau 1.7% menjawab sangat setuju,
105
sebanyak 21 responden atau 35.0% menjawab ragu-ragu, sebanyak
24 responden atau 40.0% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai pihak Telkom Flexi memberikan
kompensasi berupa pulsa, materi atau non materi lainnya atas
pelayanan yang tidak sesuai kepada saya.
Tabel 4.16 Flexi saling memberikan informasi seputar tarif murah
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 2 3.3 2 Tidak setuju 11 18.3 3 Ragu – ragu 13 21.7 4 Setuju 22 36.7 5 Sangat setuju 12 20.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 22 responden atau 36.7% menjawab setuju,
sebanyak 12 responden atau 20.0% menjawab sangat setuju,
sebanyak 13 responden atau 21.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak
11 responden atau 18.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 2
responden atau 3.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi saling memberikan informasi
seputar tarif murah.
106
Tabel 4.17 Flexi memberikan saya bonus pulsa karena saya menggunakan
lebih banyak pulsa No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 10 16.7 3 Ragu – ragu 26 43.3 4 Setuju 19 31.7 5 Sangat setuju 1 1.7
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 19 responden atau 31.7% menjawab setuju,
sebanyak 1 responden atau 1.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 26 responden atau 43.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
10 responden atau 16.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Pihak Telkom Flexi memberikan Saya
bomus pulsa karena saya menggunakan lebih banyak pulsa.
4) Distribusi frekuensi Kepercayaan (Trust)
Tabel 4.18 Flexi memiliki reabilitas, integritas yang tinggi dalam setiap
produk dan pelayanannya No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 12 20.0 3 Ragu – ragu 16 26.7 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 24 responden atau 40% menjawab setuju,
107
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju, sebanyak
16 responden atau 26.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak 12
responden atau 20% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi memiliki reabilitas, integritas
yang tinggi dalam setiap produk dan pelayannnya.
Tabel 4.19 Flexi memiliki karyawan dan Manajemen yang respect
terhadap saya No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 12 20.0 4 Setuju 40 66.7 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 40 responden atau 66.7% menjawab setuju,
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab sangat setuju, sebanyak
12 responden atau 20% menjawab ragu-ragu, sebanyak 4
responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi memiliki karyawan dan
manajemen yang respect terhadap saya.
108
Tabel 4.20 Flexi merupakan sebuah operator yang berpengalaman di
bidang pertelekomunikasian No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 8 13.3 3 Ragu – ragu 8 13.3 4 Setuju 36 60.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 36 responden atau 60% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju, sebanyak
8 responden atau 13.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak 8
responden atau 13.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi merupakan sebuah operator
yang berpengalaman di bidang pertelekomunikasian.
Tabel 4.21 Flexi memberikan pelayanan yang tinggi kepada saya
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 32 53.3 4 Setuju 20 33.3 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 20 responden atau 33.3% menjawab setuju,
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab sangat setuju, sebanyak
32 responden atau 53.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak 4
109
responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Flexi memberikan pelayanan yang tinggi
kepada saya.
Tabel 4.22 Flexi merupakan produk yang berkualitas
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 20 33.3 4 Setuju 28 46.7 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 28 responden atau 46.7% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 20 responden atau 33.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
4 responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi merupakan produk yang
berkualitas.
Tabel 4.23 Flexi merupakan produk telekomunikasi CDMA paling unggul
di Indonesia No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 12 20.0 3 Ragu – ragu 16 26.7 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
110
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 24 responden atau 40% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 16 responden atau 26.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak
12 responden atau 20% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi merupakan pruduk
telekomunikasi CDMA paling unggul di Indonesia.
5) Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.24 Flexi memenuhi kebutuhan saya akan telekomunikasi
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 9 15.0 2 Tidak setuju 5 8.3 3 Ragu – ragu 18 30.0 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 24 responden atau 40% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 18 responden atau 30.0% menjawab ragu-ragu, sebanyak
5 responden atau 8.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 9
responden atau 15.0% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Telkom Flexi memenuhi kebutuhan saya
akan telekomunikasi.
111
Tabel 4.25 Saya tidak pernah melakukan komplain
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 5 8.3 2 Tidak setuju 7 11.7 3 Ragu – ragu 26 43.3 4 Setuju 17 28.3 5 Sangat setuju 5 8.3
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 17 responden atau 28.3% menjawab setuju,
sebanyak 5 responden atau 8.3% menjawab sangat setuju,
sebanyak 26 responden atau 43.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
7 responden atau 11.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 5
responden atau 8.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju
bahwa item mengenai Saya tidak pernah melakukan komplain.
Tabel 4.26 Mutu pelayanan yang saya dapatkan selama menjadi
pelanggan Flexi sesuai yang saya harapkan No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 6 10.0 3 Ragu – ragu 34 56.7 4 Setuju 17 28.3 5 Sangat setuju 3 5.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 17 responden atau 28.3% menjawab setuju,
sebanyak 3 responden atau 5.0% menjawab sangat setuju,
sebanyak 34 responden atau 56.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak
6 responden atau 10.0% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
112
responden atau 0% memberikan jawaban sangat tidak setuju bahwa
item mengenai mutu pelayanan yang saya dapatkan selama
menjadi pelanggan Telkom flexi sesuai yang saya harapkan
Tabel 4.27 Kualitas telekomunikasi Flexi begitu bagus
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 3 5.0 2 Tidak setuju 14 23.3 3 Ragu – ragu 21 35.0 4 Setuju 21 35.0 5 Sangat setuju 1 1.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 21 responden atau 35.0% menjawab setuju,
sebanyak 1 responden atau 1.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 21 responden atau 35.0% menjawab ragu-ragu, sebanyak
14 responden atau 23.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 3
responden atau 5.0% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item kualitas telekomunikasi Telkom Flexi begitu bagus.
Tabel 4.28 Tarif pulsa Flexi sesuai dengan yang saya inginkan No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 2 3.3 2 Tidak setuju 11 18.3 3 Ragu – ragu 20 33.3 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 3 5.0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 24 responden atau 40.0% menjawab setuju,
113
sebanyak 3 responden atau 40.0% menjawab sangat setuju,
sebanyak 20 responden atau 33.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
11 responden atau 18.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 2
responden atau 3.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item tarif pulsa Telkom Flexi sesuai dengan yang saya
inginkan
Tabel 4.29 Saya puas akan pelayanan yang diberikan oleh karyawan atau
Customer Service No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak Setuju 7 11.7 2 Tidak Setuju 12 20.0 3 Ragu – ragu 18 30.0 4 Setuju 22 36.7 5 Sangat Setuju 1 1.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 22 responden atau 36.7% menjawab setuju,
sebanyak 1 responden atau 1.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 18 responden atau 30.0% menjawab ragu-ragu, sebanyak
12 responden atau 20.0% menjawab tidak setuju dan sebanyak 7
responden atau 11.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item Saya puas akan pelayanan yang diberikan oleh
karyawan atau customer service.
114
6) Distribusi frekuensi Loyalitas Pelanggan
Table 4.30 Saya akan kembali berlangganan Flexi
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 28 46.7 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 24 responden atau 40.0% menjawab setuju,
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab sangat setuju, sebanyak
28 responden atau 46.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak 4
responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item Saya akan kembali berlanggan Telkom Flexi.
Tabel 4.31 Tidak berpindah ke operator lain selain Flexi
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 12 20.0 2 Tidak setuju 12 20.0 3 Ragu – ragu 24 40.0 4 Setuju 8 13.3 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 8 responden atau 13.3% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 24 responden atau 40% menjawab ragu-ragu, sebanyak
115
12 responden atau 20% menjawab tidak setuju dan sebanyak 12
responden atau 20% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item tisak berpindah ke operator lain selain Telkom
Flexi.
Table 4.32 Saya tidak tertarik terhadap operator lain
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 8 13.3 2 Tidak setuju 24 40.0 3 Ragu – ragu 24 40.0 4 Setuju 4 6.7 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab setuju,
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab sangat setuju, sebanyak
24 responden atau 40% menjawab ragu-ragu, sebanyak 24
responden atau 40% menjawab tidak setuju dan sebanyak 8
responden atau 13.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item Saya tidak tertarik terhadap operator lain.
Table 4.33 Akan mereferensikan produk Flexi kepada orang lain
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 28 46.7 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 0 0
Total 60 100.0
116
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 24 responden atau 40% menjawab setuju,
sebanyak 0 responden atau 0% menjawab sangat setuju, sebanyak
28 responden atau 46.7% menjawab ragu-ragu, sebanyak 4
responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item akan mereferensikan produk Telkom Flexi kepada
orang lain.
Table 4.34 Berapapun tarif yang dikeluarkan pihak Telkom Flexi saya
akan tetap menggunakan Flexi No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 20 33.3 2 Tidak setuju 16 26.7 3 Ragu – ragu 20 33.3 4 Setuju 0 0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 0 responden atau 0% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju,
sebanyak 20 responden atau 33.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak
16 responden atau 26.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 20
responden atau 33.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item berapapun tarif yang dikeluarkan pihak Telkom
flexi saya akan tetap menggunakan Telkom Flexi.
117
Table 4.35 Saya akan membantu Telkom Flexi untuk memajukan Flexi
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 4 6.7 2 Tidak setuju 4 6.7 3 Ragu – ragu 24 40.0 4 Setuju 24 40.0 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 24 responden atau 40% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju, sebanyak
24 responden atau 40% menjawab ragu-ragu, sebanyak 4
responden atau 6.7% menjawab tidak setuju dan sebanyak 4
responden atau 6.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item Saya akan membantu Telkom Flexi untuk
memajukan Telkom Flexi.
Tabel 4.36 Keinginan untuk bekerjasama dengan Telkom Flexi
No Kategori Frekuensi % 1 Sangat tidak setuju 0 0 2 Tidak setuju 8 13.3 3 Ragu – ragu 8 13.3 4 Setuju 40 66.7 5 Sangat setuju 4 6.7
Total 60 100.0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 60
responden, Sebanyak 40 responden atau 66.7% menjawab setuju,
sebanyak 4 responden atau 6.7% menjawab sangat setuju, sebanyak
8 responden atau 13.3% menjawab ragu-ragu, sebanyak 8
responden atau 13.3% menjawab tidak setuju dan sebanyak 0
118
responden atau 0% memberikan jawaban sangat tidak setuju
mengenai item keinginan untuk bekerjasama dengan Telkom Flexi.
2. Hasil Analisis
a. Uji Normalitas
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti
asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak
mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran
data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang
bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus
digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa
uji normalitas.
Gambar 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan (Y2)
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki
penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai
119
rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka
dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Korelasi
Dalam metode analisis jalur, untuk mencari hubungan kausal
atau pengaruh variabel-variabel penelitian, terlebih dahulu dihitung
matriks korelasi dari variabel-variabel atribut pertalian, empati, timbal
balik, kepercayaan, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.
Berikut adalah hasil perhitungan koefisien korelasi dengan
menggunakan software SPSS :
Tabel 4.37 Korelasi
Correlations
Pertalian Empati Timbl_blk
Kepercayaan Kep_Plangn
Loy_Planggan
Pertalian Pearson Correlation 1 .685** .922** .729** .902** .818**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Empati Pearson Correlation .685** 1 .711** .633** .745** .764**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Timbl_blk
Pearson Correlation .922** .711** 1 .767** .933** .790**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Kepercayaan
Pearson Correlation .729** .633** .767** 1 .811** .808**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Kep_Plangn
Pearson Correlation .902** .745** .933** .811** 1 .868**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
Loy_Planggan
Pearson Correlation .818** .764** .790** .808** .868** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2- tailed).
120
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai korelasi antar
variabel. Angka koefisien korelasi bertanda negatif (+) menunjukkan
bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat berbanding
lurus, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan
variabel lain.
Tabel 4.38 Interpretasi Koefisien Korelasi
Internal Koefisien Tingkat Hubungan 0.00 – 0.199 Sangat rendah 0.20 – 0.399 Rendah 0.40 – 0.599 Sedang 0.60 – 0.799 Kuat 0.80 – 1.000 Sangat kuat
Sumber : Sugiono, Metodologi Penelitian Bisnis, 2003:183
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan Hipotesis :
H0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Ha : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel
Pengujian berdasarkan uji probabilitas (prob) :
Jika Probabilitas > 0.05, maka H0 diterima
Jika Probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak.
Berdasarkan hasil pengujian diatas, maka dapat disimpulkan
dengan tabel yang terdapat dibawah ini :
Tabel 4.39 Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel (correlation)
Hubungan Koefisien Korelasi Kategori Probabilitas Kesimpulan
Loyalitas Pelanggan (Y2) dengan Pertalian (X1)
0.818 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Loyalitas Pelanggan (Y2) dengan Empati (X2)
0.764 Kuat 0.000 Signifikan
121
Loyalitas Pelanggan (Y2) dengan Timbal balik (X3)
0.790 Kuat 0.000 Signifikan
Loyalitas Pelanggan (Y2) dengan Kepercayaan (X4)
0.808 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Loyalitas Pelanggan (Y2) dengan Kepuasan Pelanggan (Y1)
0.868 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Pertalian (X1) dengan Empati (X2)
0.685 Kuat 0.000 Signifikan
Pertalian (X1) dengan Timbal balik (X3)
0.922 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Pertalian (X1) dengan Kepercayaan (X4)
0.729 Kuat 0.000 Signifikan
Pertalian (X1) dengan dengan Kepuasan pelanggan (Y1)
0.902 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Empati (X2) dengan Timbal balik (X3)
0.711 Kuat 0.000 Signifikan
Empati (X2) dengan Kepercayaan (X4)
0.633 Kuat 0.000 Signifikan
Empati (X2) dengan Kepuasan pelanggan (Y1)
0.745 Kuat 0.000 Signifikan
Timbal Balik (X3) dengan Kepercayaan (X4)
0.767 Kuat 0.000 Signifikan
Timbal Balik (X3) dengan Kepuasan pelanggan (Y1)
0.933 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Kepercayaan (X4) dengan Kepuasan pelanggan (Y1)
0.811 Sangat Kuat 0.000 Signifikan
Sumber : Data diolah
Berdasarkan hasil pengujian di atas, diketahui bahwa semua
variabel memiliki nilai probabilitas dibawah 0.05. Hal ini dapat
diartikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan yaitu antara
122
loyalitas pelanggan (Y2) dengan pertalian (X1), loyalitas pelanggan
(Y2) dengan empati (X2), loyalitas pelanggan (Y2) dengan timbal
balik (X3), loyalitas pelanggan (Y2) dengan kepercayaan (X4), loyalitas
pelanggan (Y2) dengan kepuasan pelanggan (Y1), pertalian (X1)
dengan empati (X2), pertalian (X1) dengan timbal balik (X3), pertalian
(X1) dengan kepercayaan (X4), pertalian (X1) dengan kepuasan
pelanggan (Y1), empati (X2) dengan timbal balik (X3), empati (X2)
dengan kepercayaan (X4), empati (X2) dengan kepuasan pelanggan
(Y1), timbal balik (X3) dengan kepercayaan (X4), timbal balik (X3)
dengan kepuasan pelanggan (Y1) dan kepercayaan (X4) dengan
kepuasan pelanggan (Y1).
c. Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik pengolahan data selanjutnya dalam menyelesaikan
penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisis Jalur (Path
Analysis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui
pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel, sebagai
variabel penyebab (variabel eksogen) terhadap seperangkat variabel
lainnya yang merupakan variabel akibat (varibel endogen).
1) Persamaan Analisis Jalur 1 (Y1 = x1y1 X1+ x2y1 X2 + x3y1 X3
+ x4y1 X4 + Є1)
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
123
(berdasarkan estimate) variabel pertalian, empati, timbal balik dan
kepercayaan terhadap kepuasan pelanggan diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 16. Berikut adalah hasil
pengolahannya:
Tabel 4.40
Koefisien Jalur Persamaan I
Model
Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant)
Pertalian .230
Empati .117
Timbl_blk .487
Kepercayaan .196
a. Dependent Variable: Kep_Plangn (Sumber:Data primer yang diolah)
Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan adalah sebagai berikut:
yx1 = 0.230
yx2 = 0.117
yx3 = 0.487
yx4 = 0.196
Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
Y1 = x1y1 X1+ x2y1 X2 + x3y1 X3 + x4y1 X4 + Є1
Y1 = 0.230 X1 + 0.117 X2 + 0.487 X3+ 0.196 X4
2) Persamaan Analisis Jalur 2 (Y2 = x1y2 X1 + x4y2 X4 + y1y2 +
Є2)
124
Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh
variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur
(berdasarkan estimate) variabel variabel pertalian, empati, timbal
balik dan kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan diolah dengan
menggunakan bantuan software SPSS 16. berikut adalah hasil
pengolahannya:
Tabel 4.41 Koefisien Jalur Persamaan 2
Model
Standardized Coefficients
Beta
1 (Constant) Pertalian (X1) .196
Kepercayaan (X4) .307
Kep_Plangn (Y1) .442
a. Dependent Variable: Loy_Planggan (Sumber : Data diolah)
Koefisien-koefisien jalur yang diperoleh berdasarkan hasil
pengolahan adalah sebagai berikut:
y2x1 = 0.196
y2x4 = 0.307
y2y1 = 0.442
Jadi, persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
Y2 = x1y2 X1 + x4y2 X4 + y1y2 + Є2
Y2 = 0.196 X1 + 0.307 + 0.442 + Є2
125
d. Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung Persamaan Y = yx1 X1 +
yx2 X2 + yx3 X3 + yx4 X4 + Є1
1) Pengaruh langsung dan tidak Langsung dari variabel Eksogen yaitu
pertalian (X1), empati (X2), timbal balik (X3) dan kepercayaan (X4)
terhadap variabel endogen kepuasan pelanggan (Y1)
Tabel 4.42
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pertalian (X1) Terhadap Kepuasan Pelanggan (Y1)
Pengaruh langsung dan tidak langsung
Perhitungan Besar Kontribusi
X1 langsung pyx1.pyx1 (0.230)( 0.230) 0.0529 X1 melalui X2 pyx1.rx1x2.pyx2 (0.230)( 0.685)( 0.117) 0.01843335 X1 melalui X3 pyx1.rx1x3.pyx3 (0.230)( 0.922)( 0.487) 0.10327322 X1 melalui X4 pyx1.rx1x4. pyx4 (0.230)( 0.729)( 0.196) 0.03286332
Total pengaruh X1 terhadap Y1 0.20746989 Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh langsung
Pertalian (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y1) adalah sebesar
0.0529 atau 5.29%, pengaruh tidak langsung melalui empati (X2)
adalah 0.01843 atau 18.44%, pengaruh tidak langsung melalui
timbal balik (X3) adalah 0.1032 atau 10.32% dan pengaruh tidak
langsung melalui kepercayaan (X4) adalah 0.0328 atau 3.28%
sehingga total pengaruh yang diberikan variabel pertalian (X1)
adalah 0.2074 atau sebesar 20.74 % terhadap kepuasan pelangan
(Y1). Ini berarti pertalian memiliki pengaruh yang kecil terhadap
kepuasan pelanggan.
126
Tabel 4.43 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Empati (X2) Terhadap
Kepuasan Pelanggan (Y1) Pengaruh langsung dan tidak
langsung Perhitungan Besar
Kontribusi X2 langsung pyx2.pyx2 (0.117)( 0.117) 0.013689
X2 melalui X1 pyx2.rx2x1.pyx1 (0.117)(0.685)( 0.230) 0.01843335 X2 melalui X3 pyx2.rx2x3.pyx3 (0.117)(0.711)( 0.487) 0.040512069 X2 melalui X4 pyx2.rx2x4.pyx4 (0.117)(0.633)( 0.196) 0.014515956
Total pengaruh X2 terhadap Y 0.087150375 Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh langsung
Pertalian (X2) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y1) adalah sebesar
0.013689 atau 1.36%, pengaruh tidak langsung melalui Pertalian
(X1) adalah 0.0184 atau 1.84%, pengaruh tidak langsung melalui
Timbal Balik (X3) adalah 0.0405 atau 4.5%, dan pengaruh tidak
langsung melalui Kepercayaan (X4) adalah 0.01451 atau 1.45%
sehingga total pengaruh yang diberikan variabel Empati (X2)
adalah 0.0871 atau sebesar 8.7% terhadap Kepuasan Pelanggan
(Y1). Ini berarti Empati memiliki pengaruh yang kecil terhadap
Kepuasan Pelanggan.
Tabel 4.44 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Timbal Balik (X3)
Kepuasan Pelanggan (Y1) Pengaruh langsung dan tidak
langsung Perhitungan Besar
Kontribusi X3 langsung pyx3.pyx3 (0.487)( 0.487) 0.237169
X3 melalui X4 pyx3.rx3x4. pyx4 (0.487)(0.767)( 0.196) 0.073211684 X3 melalui X1 pyx3.rx3x1.pyx1 (0.487)( 0.922)( 0.230) 0.10327322 X3 melalui X2 pyx3.rx3x2.pyx2 (0.487)( 0.711)( 0.117) 0.040512069
Total pengaruh X3 terhadap Y 0.454165973 Sumber: Data primer yang diolah
127
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh langsung
timbal balik (X3) terhadap kepuasan pelanggan (Y) adalah sebesar
0.237169 atau 23.71%, pengaruh tidak langsung melalui
Kepercayaan (X4) adalah 0.0732 atau 7.32% dan pengaruh tidak
langsung melalui pertalian (X1) adalah 0.1032 atau 10.32%,
pengaruh tidak langsung melalui empati (X2) 0.0405 atau 4.05%
sehingga total pengaruh yang diberikan variabel timbal balik (X3)
adalah 0.4541 atau sebesar 45.41% terhadap kepuasan pelanggan
(Y). Ini berarti timbal balik memiliki pengaruh yang kecil terhadap
kepuasan pelanggan.
Tabel 4.45 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepercayaan (X4)
Terhadap Kepuasan Pelanggan (Y1) Pengaruh langsung dan tidak
langsung Perhitungan Besar
Kontribusi X4 langsung Pyx4.pyx4 (0.196)( 0.196) 0.038416
X4 melalui X1 Pyx4.rx4x1. pyx1 (0.196)(0.729)(0.230) 0.03286332 X4 melalui X2 Pyx4.rx4x2.pyx2 (0.196)(0.633)(0.117) 0.014515956 X4 melalui X3 Pyx4.rx4x3.pyx3 (0.196)(0.767)(0.487) 0.073211684
Total pengaruh X4 terhadap Y1 0.15900696 Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pengaruh langsung
timbal balik (X4) terhadap kepuasan pelanggan (Y) adalah sebesar
0.0384 atau 3.84%, pengaruh tidak langsung melalui pertalian (X1)
adalah 0.0328 atau 3.28% dan pengaruh tidak langsung melalui
empati (X2) adalah 0.01451 atau 1.45%, pengaruh tidak langsung
melalui timbal balik (X3) 0.0732 atau 7.32% sehingga total
pengaruh yang diberikan variabel kepercayaan (X4) adalah 0.1590
128
atau sebesar 15.9% terhadap kepuasan pelanggan (Y). Ini berarti
kepercayaan memiliki pengaruh yang kecil terhadap kepuasan
pelanggan.
Berikut adalah pengaruh total kelima variabel terhadap
kepuasan pelanggan.
Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X1 = 0.0529 + 0.01843335 + 0.10327322 +
0.03286332 = 0.20746989
Pengaruh total X2 = 0.013689 + 0.01843335 + 0.040512069 +
0.014515956 = 0.087150375
Pengaruh total X3 = 0.237169 + 0.073211684 + 0.10327322 +
0.040512069 = 0.454165973
Pengaruh total X4 = 0.038416 + 0.03286332 + 0.014515956 +
0.073211684 = 0.15900696
Maka pengaruh total X4 = X1, X2, X3 dan X4 = 0.20746989 +
0.087150375 + 0.454165973 +
0.15900696 = 0.907793198
Hasil ini mendekati hasil koefisien determinasi (R2x3x1x2)
yaitu sebesar 0.908 seperti yang dijelaskan berikut ini :
Tabel 4.46 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .953a .908 .901 1.279 a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Empati, Pertalian, Timbl_blk b. Dependent Variable: Kep_Plangn
129
Pada tabel Model Summary, didapat 1 model analisis jalur
dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.953, nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.908 (90.8%). nilai R Square
sebesar 90.8%, Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model analisis jalur yang didapatkan dimana variabel independen
yaitu pertalian (X1), empati (X2), timbal balik (X3), dan
kepercayaan (X4) memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel
kepuasan pelanggan (Y1) sebesar 90.8%. Sedangkan sisanya
(100% - 90.8% = 9.20%) adalah kemungkinan terdapat aspek-
aspek lain yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel
kepuasan pelanggan (Y1). Hal ini sesuai dengan nilai error 1 yang
muncul pada path yaitu sebesar 0.092.
e. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Persamaan Y2 = ρ y2x1 X1 +
ρ y2x4 X4 + ρ y2y Y + Є2
1) Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung dari variabel pertalian (X1),
empati (X2), timbal balik (X3), kepercayaan (X4) dan kepuasan
pelanggan (Y1) terhadap variabel endogen loyalitas konsumen (Y2)
Tabel 4.47 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Pertalian (X1)
Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2) Pengaruh langsung dan tidak
langsung Perhitungan Besar
Kontribusi X1 langsung py2x1 (0.196) 0.196
X1 melalui Y1 pyx1.py2y (0.230)( 0.442) 0.10166 Total pengaruh X1 terhadap Y2 0.29766
Sumber: Data primer yang diolah
130
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh
langsung pertalian (X1) terhadap loyalitas pelanggan (Y2) adalah
sebesar 0.361 dan pengaruh tidak langsung melalui kepuasan
pelanggan (Y) adalah 0.11661. Sehingga total pengaruh yang
diberikan variabel pertalian (X1) adalah 0.47761 atau sebesar
(0.477612 =0.2281) 22.8% terhadap loyalitas pelanggan (Y2). Ini
berarti pertalian memiliki pengaruh yang kecil terhadap loyalitas
pelanggan.
Tabel 4.48 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepercayaan (X4)
Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2) Pengaruh langsung dan tidak
langsung Perhitungan Besar
Kontribusi X4 langsung Py2x4 (0.307) 0.307 X4 melalui Y Pyx4.py2y (0.196)(0.442) 0.086632
Total pengaruh X4 terhadap Y2 0.393632 Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh
langsung kepercayaan (X4) terhadap loyalitas pelanggan (Y2)
adalah sebesar 0.300 dan pengaruh tidak langsung melalui
kepuasan pelanggan (Y) adalah 0.099372. Sehingga total pengaruh
yang diberikan variabel kepercayaan (X3) adalah 0.399372 atau
sebesar (0.3993722 = 0.159497) 15.9% terhadap loyalitas pelangan
(Y2). Ini berarti timbal balik memiliki pengaruh yang kecil
terhadap loyalitas pelanggan.
131
Tabel 4.49 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepuasan Pelanggan
(Y1) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y2)
Pengaruh langsung dan tidak langsung Perhitungan besar kontribusi
Y langsung Py2y (0.442) 0.442 Total pengaruh Y1 terhadap Y2 0.442
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa pengaruh yang
dimiliki kepuasan pelanggan (Y1) terhadap loyalitas pelanggan
(Y2) hanya pengaruh langsung yaitu sebesar 0.507 atau (0.5072 =
0.257049) 25.7%.
Berikut adalah pengaruh total variabel terhadap loyalitas
pelanggan.
Pengaruh total : Pyxi + Pyxi. rxixj Pyxj
Pengaruh total X1 = 0.196 + 0.10166 = 0.29766
Pengaruh total X4 = 0.307 + 0.086632= 0.393632
Pengaruh total Y = 0.442
Maka Pengaruh total X1, X4, dan Y1 = (0.297662) + (0.3936322) +
(0.4422) = 0.088601476 + 0.154946151 + 0.195364 = 0.438911627
Hasil ini mendekati hasil koefisien determinasi (R2x1x2x3y)
yaitu sebesar 0.835 seperti yang dijelaskan berikut ini:
Tabel 4.50 Uji R Square Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .890a .792 .781 2.226
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan, Pertalian b. Dependent Variable: Loy_Planggan
132
Pada tabel Model Summary, didapat 1 model analisis jalur
dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.890, nilai koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0.792 (79.2%). nilai R Square
sebesar 79.2%, Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model analisis jalur yang didapatkan dimana variabel eksogen
yaitu pertalian (X1), kepercayaan (X4) dan kepuasan pelanggan
(Y1), memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel endogen
loyalitas pelanggan (Y2) sebesar 79.2%. Sedangkan sisanya (100%
- 79.2% = 20.8%) adalah kemungkinan terdapat aspek-aspek lain
yang memiliki pengaruh terhadap perubahan variabel loyalitas
pelanggan (Y2). Hal ini sesuai dengan nilai error 2 yang muncul
pada path di atas yaitu sebesar 0.208
f. Diagram Analisis Jalur
Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output
diagram jalur. Harga koefisien jalur keseluruhan variabel dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Diagram Analisis Jalur
133
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui terdapat dua buah
persamaan analisis jalur.
Pertama bahwa variabel pertalian (X1), empati (X2), timbal
balik (X3) dan kepercayaan (X4) merupakan empat buah variabel
eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif
secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogen kepuasan
pelanggan (Y1).
Kedua diketahui bahwa variabel pertalian (X1), kepercayaan
(X4) dan kepuasan pelanggan (Y1) merupakan variabel yang satu
dengan yang lainnya mempunyai kaitan korelatif secara bersama-sama
mempengaruhi variabel loyalitas pelanggan (Endogen/Y2).
g. Pengujian Hipotesis
1) Uji t (Uji Parsial) / Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 = yx1 X1
+ yx2 X2 + yx3 X3 + yx4 X4 + Є1
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian
ini adalah:
134
Tabel 4.51 Hasil uji t Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) -1.108 .273
Pertalian .230 2.163 .035
Empati .117 2.010 .048 Timbl_blk .487 4.221 .000
Kepercayaan .196 3.013 .004
a. Dependent Variable: Kep_Plangn Sumber: Data primer yang diolah
Berikut adalah pengujiannya:
(a) Menguji signifikansi koefisien yx1 (Pertalian) pada model
analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
Ho : yx1 = 0 (koefisien yx1 (Pertalian) tidak signifikan)
Ha : yx1 ≠ 0 (koefisien yx1 (Pertalian) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien Pertalian
adalah 2.163, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah,
ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan
df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah
data, 60-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
135
Oleh karena thitung > ttabel, (2.163 > 2.00), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
pertalian berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka Ho diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka Ho ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.035 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.035 < 0.05).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan dengan uji t yaitu koefisien pertalian
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
(b) Menguji signifikansi koefisien yx2 (Empati) pada model
analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : yx2 = 0 (koefisien yx2 (Empati) tidak signifikan)
Ha : yx2 ≠ 0 (koefisien yx2 (Empati) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien Empati adalah
2.010, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α
136
= 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari
ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 58 (didapat
dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 60-2=58).
Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung > ttabel, (2.010 > 2.00), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.048 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.048 < 0.05).
Dengan demikian Ho ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan yaitu koefisien empati berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
(c) Menguji signifikansi koefisien yx3 (Timbal balik) pada model
analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : yx3 = 0 (koefisien yx3 (Timbal balik) tidak signifikan)
Ha : yx3 ≠ 0 (koefisien yx3 (Timbal balik) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
137
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien timbal balik
adalah 4.221, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah,
ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan
df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah
data, 60-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung > ttabel, (4.221 > 2.00), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien timbal
balik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.000 < 0.05).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien timbal
balik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
(d) Menguji signifikansi koefisien yx4 (Kepercayaan) pada model
analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : yx3 = 0 (koefisien yx4 (Kepercayaan) tidak signifikan)
138
H1 : yx3 ≠ 0 (koefisien yx3 (Kepercayaan) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien kepercayaan
adalah 3.013, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah,
ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan
df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah
data, 60-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung > ttabel, (3.013 > 2.00), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.004 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.004 < 0.05).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien timbal
balik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
139
Tabel 4.52 Pengujian Individual
No Hipotesis Koefisien jalur t hitung t
tabel Kesimpulan
1 yx1 ≠ 0 yx1 = 0.230 2.163 2.00 Ho ditolak 2 yx2 ≠ 0 yx2 = 0.117 2.010 2.00 Ho ditolak 3 yx3 ≠ 0 yx3 = 0.487 4.221 2.00 Ho ditolak 4 yx4 ≠ 0 yx4 = 0.196 3.013 2.00 Ho ditolak
Sumber: Data primer yang diolah Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk
variabel Pertalian berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan pelanggan, variabel empati berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pelanggan, variabel timbal
balik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
dan untuk variabel kepercayaan berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan.
2) Uji F (Uji Simultan) / Pengujian Struktur I Analisis Jalur Y1 =
yx1 X1 + yx2 X2 + yx3 X3 + yx4 X4 + Є1
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Hasil hipotesis yang dalam pengujian
ini adalah: Tabel 4.53 Hasil uji F
ANOVAb
Pa. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Empati, Pertalian, Timbl_blk b.Dependent Variable: Kep_Plangn
Model df F Sig.
1 Regression 4 135.630 .000a
Residual 55 Total 59
140
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F
yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel
pertalian, empati, timbal balik dan kepercayaan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Pengujian
dilakukan dengan Uji F, hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : yx1 = yx2 = yx3 = yx4 = 0
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah yixi 0, ; i = 1, 2, 3, 4
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai
Fhitung dengan Ftabel:
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
Dari penghitungan didapat nilai Fhitung sebesar 135.630.
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 4 dan df2 = 55,
didapat nilai Ftabel > 2.52. Karena nilai Fhitung (135.630) > nilai Ftabel
(2.52) maka H0 ditolak atau terdapat kecocokan antara model
dengan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel
pertalian, empati, timbal balik dan kepercayaan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Sehingga
model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan, atau jika
dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa
nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama
dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.
141
3) Uji t (Uji Parsial) / Pengujian Struktur II Analisis Jalur Y2 = x1y2
X1 + x4y2 X4 + y1y2 X4 + Є2
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk
mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat. Hasil hipotesis dalam pengujian
ini adalah:
Tabel 4.54 Hasil uji t Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) .139 .890
Pertalian .196 1.390 .170 Kepercayaan .307 2.943 .005
Kep_Plangn .442 2.672 .010 a. Dependent Variable: Loy_Planggan
Berikut adalah pengujiannya:
(a) Menguji signifikansi koefisien y2x1 (Pertalian) pada model
analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : y2x1 = 0 (koefisien y2x1 (Pertalian) tidak signifikan)
H1 : y2x1 ≠ 0 (koefisien y2x1 (Pertalian) signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
142
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien pertalian
adalah 1.390, sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah,
ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan
df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah
data, 60-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung < ttabel, (1.390 < 2.00), maka H0
diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
pertalian tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.170 atau probabilitas di atas 0.05 (0.170 > 0.05). Dengan
demikian H0 diterima, sehingga mempunyai kesimpulan
yang sama dengan uji t yaitu koefisien pertalian tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
(b) Menguji signifikansi koefisien y4x4 (Kepercayaan) pada
model analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : y4x4 = 0 (koefisien y4x4 (Kepercayaan) tidak signifikan)
Ha : y4x4 ≠ 0 (koefisien y4x4 (Kepercayaan) signifikan)
143
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel di mana
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien kepercayaan
adalah 2.943, Sedang ttabel bisa dihitung pada tabel t-test,
dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah,
ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan
df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah
data, 58-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung > ttabel, (2.943 > 2.00), maka H0
ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.005 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.005 < 0.05).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien
kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
144
(c) Menguji signifikansi koefisien y2y1 (Kepuasan Pelanggan)
pada model analisis jalur:
Berikut adalah hipotesis yang diajukan:
H0 : y2y1 = 0 (koefisien y2y1 (Kepuasan Pelanggan) tidak
signifikan)
H1 : y2y1 ≠ 0 (koefisien y2y1 (Kepuasan Pelanggan)
signifikan)
Pengambilan keputusan didasarkan atas dua metode:
(1) Berdasarkan perbandingan nilai thitung dengan ttabel
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima
Terlihat bahwa thitung untuk koefisien kepuasan
pelanggan adalah 2.672, Sedang ttabel bisa dihitung pada
tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis
dua arah, ketika mencari ttabel, nilai α dibagi dua menjadi
0.025, dan df = 58 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah
jumlah data, 60-2=58). Didapat ttabel adalah 2.00.
Oleh karena thitung > ttabel, (2.672 > 2.00), maka H0
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien
kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
(2) Berdasarkan nilai probabilitas dengan α = 0.05:
Jika probabilitas > 0.05 , maka H0 diterima
145
Jika probabilitas < 0.05 , maka H0 ditolak
Terlihat bahwa nilai probabilitas pada kolom Sig adalah
0.010 atau probabilitas di bawah 0.05 (0.010 < 0.05).
Dengan demikian H0 ditolak, sehingga mempunyai
kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu koefisien
kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
Tabel 4.55 Pengujian Individual
No Hipotesis Koefisien jalur t hitung t tabel kesimpulan
1 y2X1 ≠ 0 y2X1 = 0.196 1.390 2.00 Ho diterima 2 y2x4 ≠ 0 y2X4 = 0.307 2.943 2.00 Ho ditolak 3 y2Y ≠ 0 y2Y1 = 0.442 2.672 2.00 Ho ditolak
Sumber: Data primer yang diolah
Dari hasil pengujian parsial diketahui bahwa untuk
variabel pertalian tidak berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. Variable kepercayaan berpengaruh
terhadap loyalitas pelanggan dan variabel kepuasan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
4) Uji F-hitung (Uji Simultan) / Pengujian Struktur II Analisis Jalur
Y2 = x1y2 X1 + x4y2 X4 + y1y2 X4 + Є2
Pengujian hipotesis secara simultan bertujuan untuk
mengukur besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya. Hasil hipotesis yang dalam pengujian
ini adalah:
146
Tabel 4.56 Hasil uji F
ANOVAb Model df F Sig.
1 Regression 3 71.055 .000a
Residual 56 Total 59
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan, Pertalian b. Dependent Variable: Loy_Planggan Sumber: Data primer yang diolah
Pada tabel analisis varian (Anova) ditampilkan hasil uji F
yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel
pertalian, kepercayaan dan kepuasan pelanggan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas konsumen. Pengujian
dilakukan dengan Uji F, hipotesis yang diajukan adalah:
H0 : ρy2x1 = ρy2x4 = ρy2y = 0
H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah ρ y2xi 0, ; i = 1, 2, 3
Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai
Fhitung dengan Ftabel:
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima
Dari penghitungan didapat nilai Fhitung sebesar 71.055.
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% dan df1 = 3 dan df2 = 56,
didapat nilai Ftabel = 2.76. Karena nilai Fhitung (71.055) > nilai Ftabel
(2.76) maka H0 ditolak atau terdapat kecocokan antara model
dengan data. Sehingga dapat disimpulkan bahwa aspek variabel
pertalian, kepercayaan dan kepuasan pelanggan secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Sehingga
147
model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan. Atau jika
dilihat dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa
nilai sig (0.000 < 0.05) sehingga memiliki kesimpulan yang sama
dengan uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dengan data.
h. Model Trimming
Model Trimming adalah model yang digunakan untuk
memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara
mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnya
tidak signifikan (Heise, 1969:59; Al-Rasyid & Sitepu, 1994:12;
Kusnendi, 2005:12).
Berikut persamaan struktural yang di trimming :
Y2 = ρ y2x1 X1 + ρ y2x4 X4 + ρ y2y Y + Є2
Y2 = ρ y2x4 X4 + ρ y2y Y + Є2
Model Summaryb
a. aa. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan b. Dependent Variable: Loy_Planggan
ANOVAb
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan b. Dependent Variable: Loy_Planggan
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .886a .785 .777 2.244
Model df F Sig.
1 Regression 2 103.913 .000a
Residual 57 Total 59
148
Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) .441 .661
Kepercayaan .305 2.903 .005
Kep_Plangn .620 5.901 .000 a. Dependent Variable: Loy_Planggan (y2)
Untuk mempermudah melihat perbedaan sebelum dan sesudah
trimming, maka hasil output SPSS model awal dan trimming di
rangkum sebagai berikut:
Rangkuman model Summary awal dan Trimming Struktur 2
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
Trimming .886a .785 .777 2.244
Awal .890a .792 .781 2.226
Rangkuman Anova awal dan Trimming struktur 2
Rangkuman Coefficient Awal dan Trimming Struktur 2
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta Awal (Constant) .200 1.442 .139 .890
Pertalian .234 .168 .196 1.390 .170
Kepercayaan .322 .110 .307 2.943 .005
Kep_Plangn .516 .193 .442 2.672 .010
Model df Mean Square F Sig
Trimming 2 523.177 103.913 .000a Awal 3 351.977 71.055 .000a
Trimming (Constant)
Kepercayaan
Kep_Plangn
.626
.321
.725
1.420
.110
.123
.305
.620
.441
2.903
5.901
.661
.005
.000
149
0.46
0.305
0.620
Gambar 4.3 Hubungan Kausal Empiris Struktur 2 Variabel X4 dan Y1
terhadap Y2
Berdasarkan hasil dari koefisien jalur pada sub struktur 2, maka
dapat digambarkan secara keseluruhan yang menggambarkan
hubungan kausal empiris antar variabel X1, X2, X3, X4 terhadap Y1
dan Y2 sebagai berikut:
0.230
0.117
0.487 0.620
0.196
0.305
Gambar 4.4 Hubungan Kausal Empiris Antar Variabel
Kepercayaan (X4)
Kep_Plangn (Y1)
Loy Pelanggn (Y2)
Pertalian (Bonding)
X1
Komitmen (Commitment)
X2
Timbal balik (Reciprocity)
(X3) Loyalitas
Pelanggan (Y2)
Kepuasan Pelanggan
(Y1)
Kepercayaan (Trust)
(X4)
150
Hasil dari koefisien jalur pada struktur 2 berubah menjadi:
Y2 = x4y2 X4 + y1y2 X4 + Є2
Y2 = 0.305 + 0.620 + 0.4637
Koefisien Residu untuk yЄ2 = = 0.4637
Hipotesis kesesuaian model:
Ha : R ≠ R(Q) : Matriks korelasi estimasi berbeda dengan matriks
korelasi sampel.
Ho : R = R(Q) : Matriks korelasi estimasi tidak berbeda (sama) dengan
matriks korelasi sampel.
i. Uji kesesuaian Model
Uji kesesuain model (goodness-of-fitt test) dimaksudkan untuk
menguji apakah model yang diusulkan memiliki kesesuaian (fit)
dengan data atau tidak.
Q =
Dimana Q = Koefisien Q
= 1 – (1 - ).(1 - )….(1 - )
M = setelah dilakukan trimming
Pengujian determinasi multiple untuk model yang diusulkan
dari diagram jalur tersebut diperoleh koefisien determinasi untuk nilai :
= 0.908 (Tabel Rangkuman Summary Model 1 – Sub-Struktur 1)
= 0.792 (Tabel Rangkuman Summary model 1 – Sub-Struktur 2)
= 1 – (1 - 0.908).(1-0.792) = 1-(0.092).(0.208) = 1 – 0.019136
151
= 0.980864
Koefisien determinan multiple ( ) setelah koefisien jalur yang tidak
signifikan yang dihilangkan dan nilai tersebut diambil dari :
= 0.908 (Tabel Rangkuman Summary Model 2 – Sub-Struktur 1)
= 0.785 (Tabel Rangkuman Summary Model 2 – Sub-Struktur 2)
Rumus : M = setelah dilakukan trimming
M = 1 – (1 – R2Y1).(1 – R2Y2Y1)
M = 1 – (1 - 0.908) . (1 - 0.785)
M = 1 – (0.092) . (0.215)
M = 1 – (0.01978)
M = 0.98022
Mencari Nilai: Rumus Q = = = = 0.96744186
Dengan ukuran sampel 60 dan d = 1, maka koefisien W dapat
di hitung sebagi berikut
Rumus : W hitung = - (N – d) lnQ
W hitung = - (60 -1)ln 0.96744186 = (-59).(-0.033099948) =1.952896932
Dari tabel Distribusi Chi Square untuk dk = 1 dengan α = 0.05
diperoleh sebesar 3,841. Ternyata Whitung < χ2 (1 ; 0,05), atau
1.952896932 < 3,841 maka diterima Ho (artinya matriks korelasi
sampel tidak berbeda (sama) dengan matriks korelasi estimasi),
maksudnya kedua model tidak signifikan.
152
j. Penghitungan pengaruh
1) Pengaruh langsung
Untuk menghitungan pengaruh langsung digunakan
formula sebagai berikut:
(a) Pengaruh variabel pertalian terhadap kepuasan
X1 Y1 = 0.2302 = 0.0529 = 5.29%
(b) Pengaruh variabel empati terhadap kepuasan
X2 Y1 = 0.1172 = 0.013689 = 1.3689%
(c) Pengaruh variabel timbal Balik terhadap kepuasan
X3 Y1 = 0.4872 = 0.237169 = 23.7169%
(d) Pengaruh variabel kepercayaan terhadap kepuasan
X4 Y1 = 0.1962 = 0.038416 = 3.8416%
(e) Pengaruh variabel kepercayaan terhadap loyalitas
X4 Y2 = 0.3052 = 0.093025 = 9.3025%
(f) Pengaruh variabel kepuasan terhadap loyalitas
Y1 Y2 = 0.6202 = 0.3844 = 38.44%
2) Pengaruh tidak langsung
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung digunakan
formula sebagai berikut:
(a) Pengaruh variabel pertalian terhadap loyalitas melalui kepuasan
X1 Y1 Y2 = 0.230 x 0.620 = 0.1426 = 14.26%
(b) Pengaruh variabel empati terhadap loyalitas melalui kepuasan
X2 Y1 Y2 = 0.117 x 0.620 = 0.07254 = 7.254%
153
(c) Pengaruh variabel timbal balik terhadap loyalitas melalui
kepuasan
X3 Y1 Y2 = 0.487 x 0.620 = 0.30194 = 30.194%
(d) Pengaruh variabel kepercayaan terhadap loyalitas melalui
kepuasan
X4 Y1 Y2 = 0.196 x 0.620 = 0.12152 = 12.152%
3) Pengaruh total
(a) Pengaruh variabel pertalian terhadap loyalitas melalui kepuasan
X1 Y1 Y2 = 0.0529 + 0.3844 = 0.4373 = 43.73%
(b) Pengaruh variabel empati terhadap loyalitas melalui kepuasan
X2 Y1 Y2 = 0.013689 + 0.3844 = 0.398089 =
39.8089%
(c) Pengaruh variabel timbal balik terhadap loyalitas melalui
kepuasan
X3 Y1 Y2 = 0.237169 + 0.3844 = 0.621569 =
62.1569%
(d) Pengaruh variabel kepercayaan terhadap loyalitas melalui
kepuasan
X4 Y1 Y2 = 0.038416 + 0.3844 = 0.422816 =
42.2816%
(e) Pengaruh variabel kepercayaan terhadap loyalitas
X4 Y2 = 0.093025
(f) Pengaruh variabel kepuasan terhadap loyalitas
Y1 Y2 = 0.3844
154
D. Interprestasi
Dari hasil penelitian ini didapat bahwa dalam persamaan analisis jalur
Y = yx1 X1 + yx2 X2 + yx3 X3 + yx4 X4 + Є1 menunjukan bahwa
variabel pertalian memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap
kepuasan pelanggan sebesar 5.29%, hal ini dapat di artikan bahwa perusahaan
cukup baik dalam membangun hubungan dengan konsumen seperti menjalin
silaturahmi dengan selalu menginformasikan produk, mengabarkan hari-hari
besar pelanggan. Ini sesuai dengan pernyataan (Yose Cahyo B.W, 2005) yang
menyatakan bahwa pertalian dalam suatu relationship marketing berpengaruh
secara siginifikan terhadap kepuasan. Kemudian pengaruh secara langsung
yaitu pertalian terhadap loyalitas menunjukan angka sig sebesar 0.170 yang
berarti angka ini di atas signifikan 0.05 atau memiliki nilai sebesar 0.196 yang
menunjukan angka yang tidak signifikan tetapi memiliki pengaruh, hal ini
berbeda dengan pernyataan (Diana purwati, 2004) yang melakukan penelitian
mengenai customer bonding terhadap loyalitas dengan hasil signifikan, hasil
yang berbeda kemungkinan dikarenakan berbedanya alat analisis yang
digunakan dalam penelitian.
Sebesar 0.170 yang berarti angka ini di atas signifikan 0.05 atau
memiliki nilai sebesars 0.196 yang menunjukan angka yang tidak signifikan
tetapi memiliki pengaruh, hal ini berbeda dengan pernyataan (Diana purwati,
2004) yang melakukan penelitian mengenai customer bonding terhadap
loyalitas dengan hasil signifikan, hasil yang berbeda kemungkinan
dikarenakan berbedanya alat analisis yang digunakan dalam penelitian.
155
Sedangkan variabel empati memiliki pengaruh langsung yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 1.37% hal ini dapat artikan
bahwa perusahaan cukup berempati dengan memperhatikan keinginan dan
keluhan pelanggan sehingga pelanggan Telkom Flexi cukup puas dalam
menggunakan Flexi. Hal ini sesuai dengan pernyataan (dr.Maulana Adrian S :
2010) bahwa empati menciptakan kepuasan pelanggan, kepuasan pelanggan di
tentukan oleh persepsi pelanggan dahulu sebelum pelanggan menjadi
emosional reliability dianggap penting, sekarang pelanggan menjadi
emosional dan yang dianggap penting adalah empati
Sedangkan variabel timbal balik memiliki pengaruh langsung yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 23.72% ini dapat diartikan
pelanggan dan perusahaan sama-sama saling menguntungkan dan diuntungkan
oleh pelanggan sehingga variabel ini sangat berpengaruh terhadap kepuasan
pelangan. Menurut Moenir (1998:197), agar layanan dapat memuaskan orang
atau sekelompok orang yang dilayani, ada empat persyaratan pokok, yaitu
tingkah laku yang sopan, cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan dengan
apa yang seharusnya diterima oleh orang yang bersangkutan, waktu
penyampaian yang tepat, dan keramahtamahan. Keempat faktor mewakili
akan hal nya perilaku yang akan mengindikasikan bahwa antara perusahaan
dan konsumen pasti ada yang dikorbankan, maka dalam hal ini setiap mereka
akan memiliki suatu perihal yang menginginkan adanya kesinambungan
dalam bentuk timbal balik. Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan
pelanggan, setiap sesuatu yang diberikan terhadap seseorang dengan memiliki
156
kualitas, kualitas barang, kualitas pelayanan, akan ada timbal balik dalam
bentuk konsumsi kembali.
Sedangkan variabel kepercayaan memiliki pengaruh langsung yang
signifikan terhadap kepuasan pelanggan sebesar 3.84% hal ini dapat di artikan
bahwa produk Flexi, perusahaan, dan manajemen memiliki cukup reputasi
baik di mata pelanggan sehingga kepercayaaan pelanggan terhadap Telkom
Flexi cukup membuat kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Helga muliani, 2008) hubungan yang signifikan dan
positif dari kualitas pelayanan dan kepercayaan pada kepuasan pelanggan.
Sedangkan kepercayaan terhadap loyalitas memiliki pengaruh sebesar 9.3%,
hasil signifikan ini sesuai dengan pernyataan peneliti (Ribbing at.al, 2004)
yang menyatakan adanya pengaruh kepercayaan terhadap loyalitas konsumen.
Dalam hubungan tidak langsungnya menunjukan variabel pertalian
memiliki pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas pelanggan melalui
variabel kepuasan sebesar 14.26%, hal ini dapat diartikan pelanggan cukup
loyal karena langkah perusahaan yang cukup memberikan nilai-nilai kepuasan
pelanggan dengan mencoba merangkul pelanggan dengan selalu silaturahmi
seperti mengabarkan hari-hari besar, menginformasikan fitur-fitur baru
produk, bonus pulsa dan selalu menjaga hubungan melalui komunikasi. Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan (panji sapta pratama, 2009)
terdapat pengaruh customer bonding terhadap loyalitas pelanggan kartu As.
Artinya setiap kegiatan customer bonding yang bertujuan untuk memperoleh
157
loyalitas pelanggan perlu melalui varibel mediator yaitu kepuasan, apabila
nilai-nilai kepuasan terpenuhi maka loyalitas akan tercapai.
Sedangkan variabel empati memiliki pengaruh tidak langsung terhadap
loyalitas melalui variabel kepuasan sebesar 7.26% artinya pelanggan cukup
loyal karena perusahan cukup memberikan nilai-nilai empati seperti tanggap
terhadap keluhan pelanggan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yayuk sri rahayu dkk (2010) mengenai dimensi kualitas jasa terhadap
kepuasan dan loyalitas mahasiswa di kota malang, bahwa empati berpengaruh
positif dan secara tidak langsung berpengaruh terhadap loyalitas melalui
kepuasan, ini dikarenakan mahasiswa dalam hal ini pelanggan merasa ada
kesenjangan dalam kemudahan untuk menemui dosen, dalam hal ini adanya
kesenjangan antara perusahaan dengan pelanggannya.
Sedangkan variabel timbal balik memiliki pengaruh tidak langsung
terhadap loyalitas melalui variabel kepuasan sebesar 30.19% artinya
pelanggan sangat loyal karena perusahaan dan pelanggan sama-sama merasa
diuntungkan dengan hasil karena pelanggan diberikan service yang
memuaskan pelanggan akan kembali menggunakan layanan Flexi sehingga
puas dan menjadi loyal. Juran (1993:3) bahwa kualitas adalah kepuasan
pelanggan, setiap sesuatu yang diberikan terhadap seseorang dengan memiliki
kualitas, kualitas barang, kualitas pelayanan, akan ada timbal balik dalam
bentuk konsumsi kembali. Menurut (Jones dan Sasser, 1994:745) menyatakan
bahwa loyalitas pelanggan merupakan suatu variabel endogen yang
158
disebabkan oleh kombinasi dari kepuasan sehingga loyalitas pelanggan
merupakan fungsi dari kepuasan.
Sedangkan variabel kepercayaan memiliki pengaruh langsung terhadap
loyalitas melalui variabel kepuasan sebesar 12.152% hal ini menunjukan
bahwa pelanggan cukup loyal karena segala layanan yang diberikan oleh
perusahaan memberikan rasa kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan
sehingga pelanggan menggunakan kembali layanan flexi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Hsin-hui lin dan Yin shun wang (2005:271-282) terhadap
perusahaan di taiwan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas
pelanggan menemukan bahwa trust mempengaruhi kepuasan pelanggan dan
kepuasan pelanggan mempengaruhi loyalitas pelanggan. Penelitian tersebut
mengidentifikasikan bahwa kepuasan pelanggan merupakan variabel perantara
antara kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Sedangkan variabel kepuasan pelanggan memiliki pengaruh langsung
yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan sebesar 38.4%. Ini menunjukan
bahwa pelanggan merasa cukup puas akan tindakan perusahaan untuk
memberikan harapan pelanggan, yang akan membawa pada meningkatnya
kemungkinan untuk merekomendasikan, membeli lagi dan loyal (Rust dan
william dalam Hefry A, 2003). Hal ini juga sesuai dengan pernyataan
kepuasan konsumen akan meningkatkan loyalitas (Fornel dalam Heppy A,
2003).
159
E. Kaitan Dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang di lakukan oleh Rina (2009) mengenai pengaruh
kualitas produk, kualitas pelayanan dan promosi terhadap kepuasan pelanggan
serta dampaknya ke loyalitas pelanggan dalam studi kasus pada Telkom Flexi
Jakarta Utara. Penelitian menunjukan bahwa F hitung dan F table untuk
kualitas produk, kualitas pelayanan dan promosi berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Dan untuk loyalitas pelanggan, hanya kepuasan
pelanggan yang berpengaruh signifikan.
Penelitian yang dilakukan Cipto Wicaksono (2009), Analisis pengaruh
relationship marketing terhadap loyalitas pelanggan, dengan 100 responden
menggunakan regresi linear berganda, bahwa secara simultan variable
relationship marketing yang terdiri dari keuntungan bersama/mutual benefit,
komitmen, kebenaran/Authenticity dan komunikasi mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Tetapi secara parsial hanya
komitmen dan komunikasi yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap
loyalitas pelanggan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV dapat
disimpukan sebagai berikut:
Sesuai dengan Perumusan Masalah dapat di jabarkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust
terhadap variabel kepuasan pelanggan secara parsial dan variabel mana
yang pengaruhnya lebih besar? Dapat diketahui bahwa variabel pertalian
(X1) memiliki nilai terhadap kepuasan pelanggan (Y1) sebesar 23.0%,
variabel empati (X2) terhadap variabel kepuasan pelanggan (Y1) sebesar
11.7%, variabel timbal balik (X3) terhadap variabel kepuasan pelanggan
(Y1) sebesar 48.7% dan variabel kepercayaan (X4) terhadap kepuasan
pelanggan (Y1) sebesar 19.6%. Diantara keempat variabel independent
tersebut, variabel yang pengaruhnya lebih besar adalah variabel timbal
balik (X3) sebesar 48.7%.
2. Adakah pengaruh variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust
terhadap variabel kepuasan pelanggan secara simultan? Besar pengaruh
variabel bonding, empathy, reciprocity dan trust terhadap kepuasan
pelanggan secara simultan atau gabungan adalah 90.8%
3. Dari pengujian, ternyata kepercayaan (trust) berpengaruh terhadap
loyalitas pelanggan sebesar 30.5% dan kepuasan berpengaruh terhadap
loyalitas pelanggan sebesar 62.0%
4. Adakah pengaruh pengaruh bonding, empathy, reciprocity, trust terhadap
loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan secara parsial? Pengaruh
dari variabel pertalian, empati, timbal balik, kepercayaan terhadap
loyalitas pelanggan melalui variabel kepuasan pelanggan adalah masing-
masing sebesar 14.26%, 7.254%, 30.19% dan 12.15%
B. Implikasi
Berdasarkan hasil analisa data yang peneliti lakukan, bahwa variabel-
variabel pertalian (bonding), empati, timbal balik (reciprocity) dan
kepercayaan (trust) baik secara parsial (uji t) maupun simultan (uji f)
mempengaruhi variabel kepuasan pelanggan. Variable-variabel relationship
marketing ini sangat efektif untuk membentuk kepuasan pelanggan, karena
pelanggan merasakan apa yang diharapkannya, seperti layanan customer
service, informasi produk yang update dan secara umum bahwa pelanggan
merasa puas karena pelanggan dijadikan sebagai mitra, pelanggan diberikan
pelayanan tidak sesaat tetapi terus menerus selama pelanggan itu
berlangganan.
Selain itu juga variabel-variabel pertalian (bonding), empati, timbal
balik, (reciprocity), kepercayaan (trust) dan kepuasan pelanggan dalam sub
struktur 2 mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung maupun secara
tidak langsung. Ini mengindikasikan bahwa relationship marketing cukup
handal dalam orientasi konsumen, sebagaimana dalam struktur I di atas bahwa
relationship marketing mempengaruhi kepuasan begitu juga dalam struktur II
ini berlanjut kepada loyalitas. Hanya saja variabel pertalian secara langsung
tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan, mungkin disini
perusahan perlu lebih gencar mengikuti keinginan konsumen seperti tarif lebih
murah dibanding dengan tarif operator pesaing serta bonus-bonus seperti
pulsa. Tetapi secara umum strategi relationship marketing yang dilakukan
Flexi cukup baik.
Relationship marketing yang terdiri dari pertalian (bonding), empati,
timbal balik (reciprocity), dan kepercayaan (trust) berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pelanggan yang berlanjut terhadap loyalitas pelanggan.
Secara general bahwa dalam relationship marketing pelanggan tidak hanya
diberikan pelayanan pada saat transakasi saja (sesaat) tetapi terus menerus
dilayani selama pelanggan menggunakan produk. Pelanggan dirasa puas
dengan layanan ini yang berlanjut terhadap keputusan loyalitas.
Kepuasan pelanggan akan tercipta suatu loyalitas, hal ini berdasarkan
pengujian analisis jalur, yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara
kepuasan pelanggan terhadap loyalitas, maka semua variabel perlu diawali
dengan tujuan utama untuk meningkatkan tingkat kepuasan yang signifikan.
Jalur manapun yang digunakan untuk mencapai loyalitas terlebih dahulu harus
melalui kepuasan pelanggan sebagai mediator. Tujuan perusahaan untuk
memperoleh tingkat laba yang tinggi perlu di barengi dengan tingkat kepuasan
pelanggan yang tinggi pula, Karena besar kecilnya tingkat loyalitas
dipengaruhi oleh tingkat kepuasan yang tinggi.
Konsep dalam relationship marketing adalah kemitraan jangka
panjang, maka setiap pelanggan akan di buat loyal, karena itu adalah esensi
dari relationship marketing.
C. Saran
Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan ini, bahwa strategi
pemasaran dengan menggunakan relationship marketing cukup signifikan
dalam mempertahankan pelanggan. Hanya saja perusahaan perlu lebih
meningkatkan lagi pelayanan relasionalnya terhadap apa yang diinginkan
pelanggan.
Semua resource dalam perusahaan perlu lebih berkomitmen dan
konsisten sama-sama dalam menjalankan relationship marketing, perusahaan
mungin bisa memberikan pelayanan yang lebih bersifat personal seperti
menghubungi pelanggan dan menanyakan apa yang diinginkan olehnya,
memberikan info-info produk baru maupun info yang menyangkut life style si
pelanggan, mungkin juga dengan memberikan tarif pulsa lebih murah
dibandingkan pelanggan lain apabila sipelanggan telah menggunakan Flexi
selama 1 Bulan, atau memberikan pulsa gratis bagi pengguna Flexi baru.
Semuanya terangkum dengan dasar kekeluargaan, silaturahmi dan kemitraan.
Dalam relationship marketing strategi yang digunakan tidak hanya
sekedar mempertahankan dan menggaet pelanggan baru tetapi tujuan jangka
panjangnya untuk memaksimalkan potensi pelanggan dalam menggunakan
jasa perusahaan. Dalam konteks penelitian ini, bahwa relationship marketing
yang ada pada Telkom Flexi sudah cukup baik, tinggal bagaimana perusahaan
dapat lebih meningkatkan pelayanan relasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2007. Manajemen Pemasaran dan pemasaran Jasa. Bandung:
Alfabeta
Brannan, Tom, ”Integrated Marketing Communications, Memadukan Upaya
Public relations, Iklan, dan Promosi Untuk membangun Identitas merek”,
Penerbit PPM, Jakarta, 2005.
Chan, Syafrudin, ”Relationship Marketing”, Gramedia, Jakarta, 2003
Gage, Susan M, ”Strategi pelayanan pelanggan” Argo, Yogyakarta, 2006.
Ghazal, Imam, ”Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS”, Badan
penerbit univesitas diponogoro, Semarang, 2005.
Hamid, Abdul, ”Pedoman Penulisan skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
UIN Jakarta, 2007
Handriana, Tanti, “Strategi Mengembangkan Relationship Marketing” Jurnal
Manajemen gajayana 2004
Indrawati, titik, ”Pemasaran relasional sebagai paradigma baru”, Jurnal
Manajemen/FE Universitas Tarumanagara, Th.III/o1/1999
Indrawati,Titik, ”Teori dan Implementasi Pemasaran relasional”, Laporan Teknis
berkala Vol. 7 No. 2, April 1999
Jill, Griffin. “Customer Loyalty”, Edisi Revisi dan terbaru, Erlangga, 2002.
Kotler, Philip, ”Manajemen pemasaran”, Edisi kesebelas Jilid 1 Edisi Bahasa
Indonesia, Indeks, Jakarta, 2005.
Kotler, Philip. Keller Lane Kevin. Manajemen Pemasaran. Prentice hall Pearson
education New jersey, 2006. PT Indeks 2007 Jakata
Nuryunita, Siti, ”Relationship Marketing sebagai upaya mempertahankan
loyalitas konsumen”, Jurnal POLTEK Vol. 01 No. 01 Agutus – November
2001:61 – 68
Rangkuti, Freddy, ”Riset Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, jakarta, 1997.
Riduwan, Engkos, Cara menggunakan danmemaknai analisis jalur, Alfabeta,
Bandung, 2008
Rina, Analisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan promosi
terhadap kepuasan pelanggan serta dampaknya ke loyalitas pelanggan,
UIN Jakarta, 2009
Sarwono, Jonathan, ”Analisis jalur Untuk Riset Bisnis dengan SPSS”, Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2007
Stanton, William J.. 2005. Prinsip Pemasaran. Cetakan ketujuh. Jakarta: Penerbit
erlangga
Tjiptono, Fandy, ”Strategi pemasaran” Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta, 1995
Yusuf, Muhklis, Ahmad, ”Relationship Marketing”, Warta JWC Artikel Vol.
8/IV/Agustus/2006
Jurnal inovasi manajemen Vol 1, no 2, 2005
http://www.damandiri.or.id/file/ratniprimalitaunpadbab2.pdf
http://statistikpendidikanii.blogspot.com
www.customer.com
www.google.com
81
LAMPIRAN
82
Lampiran 1: Kuesioner
Kepada Yth
Bapak/Ibu/Saudara/ri Responden
Di tempat
Assalamu’alaikum Wr Wb Salam sejahtera
Saya adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (UIN) yang sedang melakukan Penelitian dengan Topik ”Analisis pengaruh relationship marketing terhadap kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan (Studi kasus pada pengguna pasca bayar/pra bayar Flexi di PT TELKOM Indonesia TBk di Kota Bogor)”.
Saya memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu agar dapat sedikit meluangkan waktunya untuk mengisi lembaran kuesioner ini. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara/ri berikan tidak ada jawaban yang benar atau salah dan terjamin kerahasiaannya.
Atas partisipasi yang saudara berikan saya haturkan terima kasih. Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan yag Bapak/Ibu/Saudara/ri berikan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Eko Susilo
83
Daftar Pertanyaan/Kuesioner
A. Pertanyaan Screening
Apakah Anda pelanggan/pengguna kartu pasca bayar/pra bayar Telkom Flexi
Ya, (Lanjutkan untuk mengisi kuesioner)
Tidak, (Close, Berhenti untuk mengisi kuesioner)*
Apakah Anda bekerja untuk TELKOM Flexi
Ya, (Close, Berhenti untuk mengisi kuesioner)*
Tidak, (Lanjutkan untuk mengisi kuesioner)
B. Karakteristik Responden Nama Responden: Alamat: .......................................... .......................................................
1. Jenis kelamin Pria Wanita
2. Usia Di bawah 25 tahun 35 – 50 tahun 25-35 tahun 50 tahun ke atas
3. Pendidikan terakhir Tidak tamat sekolah Tamat SMA/SLTA S2/S3 Tamat SD Diploma Lain-lain sebutkan…… Tamat SMP/SLTP Strata 1 4. Pekerjaan Pegawai negeri Wirausaha
Pegawai swasta Lain-lain, sebutkan …………… 5. Berapa lama Anda menjadi pelanggan Pasca Bayar/Pra bayar Telkom
Flexi < kurang dari 3 Bulan 1 Tahun – 2 tahun 3 Bulan – 1 Tahun > lebih dari 2 Tahun
84
6. Jika Anda pengguna Telkom Flexi Pasca bayar, dimanakah Anda lebih sering membayar tagihan Telkom Flexi Pasca bayar Anda Graha/Gerai/Kantor Telkom Lain-lain, sebutkan ………... Loket Telkom (di luar kantor Telkom)
C. Pertanyaan Variabel Independent dan Dependent Berikan penilain Anda terhadap pertanyaan di bawah ini, dengan memberikan tanda Ceklist pada kotak yang tersedia. Adapun penilaian yang Bapak/Ibu/Saudara/ri berikan mempunyai nilai sebagai berikut:
No. Pernyataan Skor 1 Sangat Setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Ragu-ragu (RR) 3 4 Tidak Setuju (TS) 2 5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
No Faktor yang mempengaruhi STS
(1) TS (2)
RR (3)
S (4)
SS (5)
A. Variabel Pertalian/Bonding (X1) 1 Sejak menjadi pelanggan Flexi, pihak Telkom Flexi berusaha
menjalin silaturahmi dengan menelepon Saya atau SMS.
2 Pihak Telkom Flexi memberikan saya surprised berupa hadiah atau non materi lainnya (contoh: bonus pulsa, free talk, bonus SMS, bingkisan ulang tahun dan lain lain)
3 Telkom Flexi berusaha menginformasikan fitur-fitur baru produknya kepada Saya
4 Telkom Flexi selalu menjaga hubungan dengan saya melalui komunikasi.
5 Apakah Telkom Flexi melibatkan saya dalam setiap kebijakan, aturan dan perubahan tarif yang akan di keluarkan
6 Saya merasa Telkom Flexi selalu mengabarkan hari-hari besar saya. Contoh: Lebaran Idul fitri, hari ulang tahun dan lain-lain
B. Variabel Empati/Empathy (X2) 1 Pihak Telkom Flexi mengerti akan kemauan saya sebagai
pelanggan
2 Pihak Telkom Flexi sangat tanggap terhadap keluhan saya 3 Pihak Telkom Flexi mengenali saya sebagai pelanggannya 4 Selama ini Saya merasa mudah untuk menghubungi Customer
service atau Pihak Telkom Flexi
5 Pihak Telkom Flexi membantu saya apabila saya mengalami kesulitan dalam menggunakan jasa Flexi
C. Variabel Timbal balik/Reciprocity (X3) 1 Saya dan pihak Telkom Flexi selalu berusaha memberikan yang
terbaik dalam hubungan saya sebagai pelanggan maupun
85
Telkom sebagai perusahaan 2 Saya dan pihak Telkom Flexi saling terbuka dalam
menyelesaikan setiap masalah/trouble
3 Apakah pihak Telkom Flexi memberikan kompensasi berupa pulsa, materi atau non materi lainnya atas pelayanan yang tidak sesuai kepada saya
4 Pihak Telkom Flexi saling memberikan informasi seputar tarif murah
5 Telkom Flexi memberikan saya bonus pulsa karena saya menggunakan lebih banyak Pulsa
D Variabel Kepercayaan/Trust (X4) 1 Telkom Flexi memiliki reabilitas/kehandalan, integritas yang
tinggi dalam setiap produk dan pelayanannya
2 Telkom Flexi memiliki karyawan dan manajamen yang respect terhadap Saya
3 Telkom Flexi merupakan sebuah operator yang berpengalaman di bidang pertelekomunikasian
4 Telkom Flexi memberikan pelayanan yang tinggi kepada Saya 5 Telkom Flexi merupakan produk yang berkualitas 6 Menurut saya Telkom Flexi merupakan produk telekomunikasi
CDMA paling unggul di Indonesia
E Variabel Kepuasan Pelanggan (Y1) 1 Telkom Flexi memenuhi kebutuhan saya akan telekomunikasi 2 Saya tidak pernah melakukan komplain kepada PT Telkom atas
pelayanan jasa Telkom Flexi
3 Mutu pelayanan yang saya dapatkan selama menjadi pelanggan Telkom flexi sesuai yang saya harapkan
4 Kualitas telekomunikasi Telkom Flexi begitu bagus 5 Tarif pulsa Telkom Flexi sesuai dengan yang saya inginkan 6 Saya puas akan pelayanan yang di berikan oleh karyawan atau
customer service Telkom Flexi karena sesuai dengan harapan saya
F Loyalitas Konsumen (Y2) 1 Saya akan kembali berlangganan Telkom Flexi 2 Tidak berpindah ke operator lain selain Telkom Flexi 3 Saya tidak tertarik terhadap operator lain 4 Akan mereferensikan produk Telkom Flexi kepada orang lain 5 Berapapun tarif yang di keluarkan pihak Telkom flexi saya akan
tetap menggunakan Telkom Flexi
6 Saya akan membantu pihak Telkom Flexi untuk memajukan Telkom Flexi
7 Keinginan untuk bekerjasama dengan Telkom Flexi
86
Lampiran 2, Jawaban Kuesioner (Data mentah)
Pertalian (X1)
No. 1 2 3 4 5 6 Pertalian 1 2 2 4 4 3 3 18 2 4 2 3 4 2 5 20 3 2 2 2 2 2 2 12 4 4 5 4 4 4 4 25 5 2 2 3 1 2 1 11 6 4 3 3 2 4 4 20 7 5 4 5 3 2 3 22 8 3 1 3 3 3 4 17 9 4 4 5 4 4 4 25
10 4 4 4 4 4 5 25 11 4 4 4 4 4 3 23 12 5 4 4 4 5 4 26 13 1 5 4 1 5 5 21 14 4 1 4 2 1 3 15 15 4 2 4 2 2 4 18 16 2 2 4 3 3 3 17 17 4 1 2 4 1 5 17 18 2 2 2 2 2 2 12 19 4 5 4 4 4 4 25 20 2 2 4 2 3 1 14 21 4 4 3 2 4 4 21 22 4 3 4 3 2 3 19 23 2 1 2 3 3 3 14 24 3 2 4 3 3 3 18 25 4 2 4 4 4 5 23 26 4 4 4 3 2 3 20 27 3 3 3 3 3 4 19 28 2 3 4 1 4 4 18 29 4 1 4 2 2 4 17 30 4 2 4 2 2 4 18 31 2 2 4 4 3 3 18 32 4 3 4 4 1 4 20 33 2 2 2 2 2 2 12 34 4 3 4 4 4 4 23 35 2 2 3 2 2 1 12 36 4 3 3 2 4 4 20 37 4 3 3 3 2 3 18
87
38 1 1 2 1 2 3 10 39 4 3 3 3 3 3 19 40 4 4 4 4 4 4 24 41 3 2 3 4 4 3 19 42 3 3 4 4 3 4 21 43 2 4 3 1 3 4 17 44 4 1 4 2 1 3 15 45 4 2 4 2 2 4 18 46 2 2 4 3 3 3 17 47 4 2 2 4 3 5 20 48 2 2 2 2 2 2 12 49 4 4 3 4 4 4 23 50 2 2 4 2 4 1 15 51 4 3 3 2 3 4 19 52 2 4 4 3 2 3 18 53 1 1 3 2 2 2 11 54 3 3 3 2 3 4 18 55 4 3 5 4 4 5 25 56 4 3 3 4 4 3 21 57 3 4 4 3 3 4 21 58 1 4 4 2 4 4 19 59 4 1 4 2 1 3 15 60 4 3 4 2 2 4 19
Empati (X2)
No 1 2 3 4 5 Empati 1 4 3 3 3 3 16 2 4 4 3 5 5 21 3 2 2 2 3 2 11 4 4 4 4 4 4 20 5 4 2 4 2 4 16 6 4 3 4 3 4 18 7 3 4 3 5 4 19 8 3 3 3 3 3 15 9 3 4 5 3 4 19
10 5 5 5 5 4 24 11 4 4 4 3 4 19 12 4 3 3 4 4 18 13 2 2 4 3 2 13 14 3 3 4 4 4 18
88
15 2 3 4 4 4 17 16 4 3 2 3 3 15 17 3 5 4 5 5 22 18 2 2 2 3 2 11 19 4 5 4 4 4 21 20 4 3 4 2 4 17 21 4 4 4 4 4 20 22 3 3 3 4 4 17 23 3 3 3 3 3 15 24 3 4 5 3 4 19 25 5 5 5 5 4 24 26 4 4 4 4 4 20 27 4 4 4 4 4 20 28 2 2 4 3 2 13 29 3 3 4 4 4 18 30 2 3 2 4 4 15 31 4 3 4 3 3 17 32 3 4 3 4 4 18 33 2 2 2 2 2 10 34 4 5 4 4 4 21 35 4 1 4 2 4 15 36 4 3 4 3 4 18 37 3 3 3 4 4 17 38 3 3 3 3 3 15 39 3 4 5 3 4 19 40 5 5 5 5 4 24 41 4 4 4 3 4 19 42 4 3 3 4 4 18 43 2 2 4 3 2 13 44 3 3 4 4 4 18 45 2 3 2 4 4 15 46 4 3 2 3 3 15 47 3 5 4 5 5 22 48 2 2 2 3 2 11 49 4 4 4 4 4 20 50 4 3 4 2 4 17 51 4 3 4 3 4 18 52 3 3 3 5 4 18 53 3 3 3 3 3 15 54 3 4 5 3 4 19 55 5 5 5 5 4 24
89
56 4 4 4 3 4 19 57 4 3 3 4 4 18 58 2 2 4 3 2 13 59 3 3 4 4 4 18 60 2 3 2 4 4 15
Timbal balik (X3)
No. 1 2 3 4 5 Tmbl Blik 1 3 3 3 3 2 14 2 2 4 3 5 3 17 3 2 2 2 2 2 10 4 4 4 4 5 4 21 5 1 3 2 2 3 11 6 4 4 2 5 4 19 7 4 4 3 4 3 18 8 3 3 3 3 1 13 9 4 3 2 4 4 17
10 4 5 4 5 4 22 11 4 4 3 4 3 18 12 5 4 5 5 5 24 13 4 4 4 2 4 18 14 4 4 2 4 3 17 15 4 4 2 4 3 17 16 3 3 3 4 3 16 17 2 4 2 5 3 16 18 2 2 2 2 2 10 19 4 4 4 5 4 21 20 1 3 2 1 4 11 21 4 3 2 5 3 17 22 4 3 3 3 3 16 23 4 2 3 3 1 13 24 4 3 2 4 3 16 25 4 5 3 4 3 19 26 4 4 3 3 3 17 27 4 4 3 2 4 17 28 2 4 3 2 4 15 29 3 2 1 4 3 13 30 2 3 2 4 2 13 31 3 3 3 4 2 15 32 2 4 2 5 2 15
90
33 2 2 2 2 2 10 34 4 4 4 4 3 19 35 1 3 2 1 4 11 36 4 3 2 4 3 16 37 4 4 3 3 2 16 38 2 3 1 2 1 9 39 4 3 3 4 3 17 40 4 5 4 4 4 21 41 4 4 3 3 3 17 42 4 3 4 3 4 18 43 2 4 3 3 4 16 44 4 3 1 3 3 14 45 4 3 2 4 2 15 46 3 3 3 3 3 15 47 2 4 2 5 3 16 48 2 2 2 2 2 10 49 4 4 4 4 4 20 50 1 3 2 4 3 13 51 4 3 2 5 3 17 52 4 4 3 4 3 18 53 3 3 2 2 1 11 54 3 3 2 4 4 16 55 4 5 4 5 4 22 56 4 4 2 4 4 18 57 3 4 4 4 4 19 58 2 4 3 2 4 15 59 4 4 1 3 3 15 60 4 4 3 3 3 17
Kepercayaan (X4)
No 1 2 3 4 5 6 Kepercayaan 1 3 3 3 3 3 3 18 2 2 1 4 4 4 4 19 3 2 3 2 2 2 2 13 4 3 4 4 3 4 4 22 5 1 4 2 3 4 2 16 6 4 4 5 4 4 4 25 7 4 4 4 4 4 4 24 8 2 3 1 1 1 1 9 9 3 4 3 3 3 2 18
91
10 4 4 4 4 5 5 26 11 5 4 4 3 4 4 24 12 4 4 4 3 3 4 22 13 3 2 4 4 3 3 19 14 4 4 4 3 3 3 21 15 4 4 4 3 4 3 22 16 3 3 3 3 3 3 18 17 2 1 4 4 4 4 19 18 2 3 2 2 2 2 13 19 3 4 4 3 4 4 22 20 1 4 2 3 4 2 16 21 4 4 5 4 4 4 25 22 4 4 4 4 4 4 24 23 2 3 1 1 1 1 9 24 3 4 3 3 3 2 18 25 4 4 4 4 5 5 26 26 5 4 4 3 4 4 24 27 4 4 4 3 3 4 22 28 3 2 4 4 3 3 19 29 4 4 4 3 3 3 21 30 4 4 4 3 4 3 22 31 3 3 3 3 3 3 18 32 2 1 4 4 4 4 19 33 2 3 2 2 2 2 13 34 3 4 4 3 4 4 22 35 1 4 2 3 4 2 16 36 4 4 5 4 4 4 25 37 4 4 4 4 4 4 24 38 2 3 1 1 1 1 9 39 3 4 3 3 3 2 18 40 4 4 4 4 5 5 26 41 5 4 4 3 4 4 24 42 4 4 4 3 3 4 22 43 3 2 4 4 3 3 19 44 4 4 4 3 3 3 21 45 4 4 4 3 4 3 22 46 3 3 3 3 3 3 18 47 2 1 4 4 4 4 19 48 2 3 2 2 2 2 13 49 3 4 4 3 4 4 22 50 1 4 2 3 4 2 16
92
51 4 4 5 4 4 4 25 52 4 4 4 4 4 4 24 53 2 3 1 1 1 1 9 54 3 4 3 3 3 2 18 55 4 4 4 4 5 5 26 56 5 4 4 3 4 4 24 57 4 4 4 3 3 4 22 58 3 2 4 4 3 3 19 59 4 4 4 3 3 3 21 60 4 4 4 3 4 3 22
Kepuasan pelanggan (Y1)
No. 1 2 3 4 5 6 Kepuasan 1 3 3 3 3 3 3 18 2 4 5 4 2 2 4 21 3 2 2 2 2 2 2 12 4 4 4 4 4 4 4 24 5 1 1 3 4 3 1 13 6 4 4 3 4 4 4 23 7 4 4 3 4 4 4 23 8 1 4 3 3 1 1 13 9 3 3 3 3 4 3 19
10 5 5 5 4 5 4 28 11 4 3 3 4 4 3 21 12 5 3 4 3 5 5 25 13 4 4 3 4 3 2 20 14 3 4 4 3 4 4 22 15 3 3 4 2 4 4 20 16 3 3 3 4 3 3 19 17 4 5 4 4 2 4 23 18 2 2 2 2 2 2 12 19 4 4 4 3 4 4 23 20 1 1 3 4 3 1 13 21 4 4 3 3 4 4 22 22 3 3 3 2 4 4 19 23 1 4 2 1 3 3 14 24 3 3 3 3 4 2 18 25 4 4 3 4 4 4 23 26 3 3 3 4 4 3 20 27 4 3 3 3 2 4 19
93
28 4 3 2 4 3 2 18 29 1 3 3 3 3 4 17 30 3 3 3 2 4 4 19 31 3 3 3 3 2 4 18 32 4 4 4 2 4 3 21 33 2 2 2 2 2 2 12 34 4 4 4 3 4 4 23 35 1 1 4 3 3 1 13 36 4 4 3 4 2 3 20 37 4 3 3 2 3 3 18 38 1 2 3 2 1 1 10 39 3 3 3 3 4 3 19 40 5 4 5 4 4 3 25 41 4 3 3 3 4 3 20 42 4 3 4 3 4 3 21 43 4 2 3 3 3 2 17 44 3 1 3 1 3 4 15 45 3 3 4 2 4 3 19 46 3 3 3 3 3 3 18 47 4 5 4 2 2 4 21 48 2 2 2 2 2 2 12 49 4 4 4 4 4 3 23 50 1 2 3 5 3 1 15 51 2 3 3 4 3 4 19 52 3 3 3 4 3 2 18 53 1 1 3 2 3 1 11 54 3 3 3 3 4 2 18 55 5 5 5 4 5 3 27 56 4 3 3 4 4 3 21 57 4 3 4 4 3 4 22 58 4 4 3 3 3 2 19 59 3 4 4 1 2 2 16 60 3 3 4 3 3 4 20
Loyalitas pelanggan (Y2)
No. 1 2 3 4 5 6 7 Loyalitas 1 3 2 2 3 2 4 3 19 2 4 4 2 4 1 4 5 24 3 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 3 4 4 27
94
5 4 1 3 4 1 1 4 18 6 4 3 2 3 3 4 4 23 7 3 3 3 3 1 3 4 20 8 1 1 1 1 1 3 3 11 9 3 3 2 3 3 3 4 21
10 4 5 3 4 5 5 4 30 11 3 3 3 4 3 4 4 24 12 3 3 2 4 2 3 4 21 13 4 2 3 3 2 3 2 19 14 3 1 1 3 1 3 4 16 15 3 3 3 3 3 4 4 23 16 3 2 2 3 2 4 3 19 17 4 4 2 4 1 4 5 24 18 2 2 2 2 2 2 2 14 19 4 4 4 4 3 4 4 27 20 4 1 3 4 1 1 4 18 21 4 3 2 3 3 4 4 23 22 3 3 3 3 1 3 4 20 23 1 1 1 1 1 3 3 11 24 3 3 2 3 3 3 4 21 25 4 5 3 4 5 5 4 30 26 3 3 3 4 3 4 4 24 27 3 3 2 4 2 3 4 21 28 4 2 3 3 2 3 2 19 29 3 1 1 3 1 3 4 16 30 3 3 3 3 3 4 4 23 31 3 2 2 3 2 4 3 19 32 4 4 2 4 1 4 5 24 33 2 2 2 2 2 2 2 14 34 4 4 4 4 3 4 4 27 35 4 1 3 4 1 1 4 18 36 4 3 2 3 3 4 4 23 37 3 3 3 3 1 3 4 20 38 1 1 1 1 1 3 3 11 39 3 3 2 3 3 3 4 21 40 4 5 3 4 5 5 4 30 41 3 3 3 4 3 4 4 24 42 3 3 2 4 2 3 4 21 43 4 2 3 3 2 3 2 19 44 3 1 1 3 1 3 4 16 45 3 3 3 3 3 4 4 23
95
46 3 2 2 3 2 4 3 19 47 4 4 2 4 1 4 5 24 48 2 2 2 2 2 2 2 14 49 4 4 4 4 3 4 4 27 50 4 1 3 4 1 1 4 18 51 4 3 2 3 3 4 4 23 52 3 3 3 3 1 3 4 20 53 1 1 1 1 1 3 3 11 54 3 3 2 3 3 3 4 21 55 4 5 3 4 5 5 4 30 56 3 3 3 4 3 4 4 24 57 3 3 2 4 2 3 4 21 58 4 2 3 3 2 3 2 19 59 3 1 1 3 1 3 4 16 60 3 3 3 3 3 4 4 23
Lampiran 3 : Hasil Analisis
a. Validitas dan Reabilitas
Pertalian/Bonding (X1) Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pertalian1 15.300 11.536 .437 .702
Pertalian2 15.800 10.705 .534 .671
pertalian3 14.983 13.034 .394 .713
Pertalian4 15.683 11.610 .481 .688
Pertalian5 15.600 11.769 .427 .704
Pertalian6 15.050 11.235 .523 .675
96
Empati (X2) Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Empati1 14.15 7.282 .556 .774
Empati2 14.17 6.040 .803 .688
Empati3 13.90 7.583 .459 .805
Empati4 13.93 7.758 .467 .800
Empati5 13.85 7.248 .679 .741
Timbal balik/Reciprocity (X3) Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Tmbl_blik1 12.72 7.223 .495 .695
Tmbl_blik2 12.47 7.711 .638 .654
Tmbl_blik3 13.28 7.630 .525 .683
Tmbl_blk4 12.43 7.165 .442 .722
Tmbl_blk5 12.90 7.888 .453 .709
Kepercayaan/Trust (X4)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kpercayaan1 16.67 14.056 .669 .845
Kpercayaan2 16.40 18.007 .219 .912
Kpercayaan3 16.40 12.990 .860 .807
Kpercayaan4 16.73 15.385 .692 .843
Kpercayaan5 16.47 14.084 .756 .829
Kpercayaan6 16.67 12.972 .839 .811
97
Kepuasan pelanggan (Y1) Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Kep_pelngg1 15.72 9.732 .755 .683
Kep_pelngg2 15.70 11.332 .603 .731
Kep_pelngg3 15.58 13.129 .563 .750
Kep_pelngg4 15.82 14.051 .236 .814
Kep_pelngg5 15.62 12.308 .517 .753
Kep_pelngg6 15.90 11.447 .558 .742
Loyalitas Pelanggan (Y2)
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Loy_plng1 17.47 17.473 .630 .826
Loy_plng2 18.00 14.102 .836 .788
Loy_plng3 18.27 18.233 .539 .838
Loy_plng4 17.47 17.067 .696 .817
Loy_plng5 18.47 16.118 .584 .835
Loy_plng6 17.33 17.175 .574 .833
Loy_plng7 17.00 18.983 .430 .851
b. Uji korelasi
Correlations
Pertalian Empati Timbl_blk Kepercayaan
Kep_Plangn
Loy_Planggan
Pertalian Pearson Correlation 1 .685** .922** .729** .902** .818**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 Empati Pearson Correlation .685** 1 .711** .633** .745** .764**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60
98
Timbl_blk Pearson Correlation .922** .711** 1 .767** .933** .790** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 Kepercayaan
Pearson Correlation .729** .633** .767** 1 .811** .808** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 Kep_Plangn
Pearson Correlation .902** .745** .933** .811** 1 .868** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 60 60 60 60 60 60 Loy_Planggan
Pearson Correlation .818** .764** .790** .808** .868** 1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 N 60 60 60 60 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). a. Analisis Path
1) Y1 = yx1 X1 + yx2 X2 + yx3 X3 + yx4 X4 + Є1 (Struktur 1)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .953a .908 .901 1.279 a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Empati, Pertalian, Timbl_blk b. Dependent Variable: Kep_Plangn
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.044 .942 -1.108 .273
Pertalian .234 .108 .230 2.163 .035
Empati .146 .074 .117 2.010 .048
Timbl_blk .596 .141 .487 4.221 .000
Kepercayaan .177 .059 .196 3.013 .004 a. Dependent Variable: Kep_Plangn
99
Uji simultan (Uji F)
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan, Empati, Pertalian, Timbl_blk b. Dependent Variable: Kep_Plangn
Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) -1.108 .273
Pertalian .230 2.163 .035 Empati .117 2.010 .048
Timbl_blk .487 4.221 .000
Kepercayaan .196 3.013 .004
a. Dependent Variable: Kep_Plangn
2) Y2 = x1y2 X1 + x4y2 X4 + y1y2 X4 + Є2 (Struktur 2)
Model Summaryb
Coefficientsa
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) .139 .890
Pertalian .196 1.390 .170
Kepercayaan .307 2.943 .005
Kep_Plangn .442 2.672 .010 a. Dependent Variable: Loy_Planggan
ANOVAb
Model df F Sig.
1 Regression 4 135.630 .000a
Residual 55 Total 59
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .890a .792 .781 2.226 a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan, Pertalian b. Dependent Variable: Loy_Planggan
100
(a) Uji simultan (Uji F) ANOVAb
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan, Pertalian b. Dependent Variable: Loy_Planggan
(b) Uji Parsial (t)
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Loy_Planggan b. Setelah di Trimming (Struktur 2)
1) Y2 = x4y2 X4 + y1y2 X4 + Є2 (Struktur 2)
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan b. Dependent Variable: Loy_Planggan
Model yg di Trimming
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .626 1.420 .441 .661
Kepercayaan .321 .110 .305 2.903 .005
Kep_Plangn .725 .123 .620 5.901 .000 a. Dependent Variable: Loy_Planggan
Model df F Sig.
1 Regression 3 71.055 .000a
Residual 56 Total 59
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) .139 .890
Pertalian .196 1.390 .170
Kepercayaan .307 2.943 .005
Kep_Plangn .442 2.672 .010
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .886a .785 .777 2.244
101
Uji simultan (Uji F) ANOVAb
a. Predictors: (Constant), Kep_Plangn, Kepercayaan b. Dependent Variable: Loy_Planggan
Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model df F Sig.
1 Regression 2 103.913 .000a
Residual 57 Total 59
Model
Standardized Coefficients
t Sig. Beta
1 (Constant) .441 .661
Kepercayaan .305 2.903 .005
Kep_Plangn .620 5.901 .000