program studi komunikasi penyiaran islam...

95
AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. GMF AEROASIA GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA Skripsi Diajukan Kepada fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar sarjana Komunikasi Islam ( S. Kom. I ) Oleh : Sunita Juliantika NIM. 106051001892 Dibawah Bimbingan : Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA NIP. 196606051994031005 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1431 H

Upload: buikhanh

Post on 27-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. GMF AEROASIA GARUDA

INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA

Skripsi

Diajukan Kepada fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar sarjana Komunikasi Islam ( S. Kom. I )

Oleh :

Sunita Juliantika NIM. 106051001892

Dibawah Bimbingan :

Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA

NIP. 196606051994031005

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1431 H

Page 2: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “PERANAN ROHIS MASJID ATTAQWA DALAM PEMBINAAN

AKHLAK KARYAWAN PT. GMF AEROASIA GARUDA INDONESIA BANDARA

SOEKARNO HATTA” telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada …….. 2010. skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam

(S.Kom.I) pada program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, Juli 2010

Sidang Munaqasah,

Ketua

Sekretaris

Page 3: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Penguji Ahli

Page 4: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juli 2010

Siti Sopianah

Page 5: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

V

ABSTRAK

SUNITA JULIANTIKA

PERANAN ROHIS MASJID ATTAQWA DALAM PEMBINAAN AKHLAK KARYAWAN PT. GMF AEROASIA GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA. Masjid merupakan tempat ibadah dan tempat kegiatan ummat Islam yang didalamnya diisi dengan kegiatan- kegiatan dakwah yang tujuannya adalah untuk membentuk ummat Islam yang bertaqwa dan dapat melaksanakan ajaran Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada ummatnya, masjid juga bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi juga merupakan pusat kegiatan dakwah bagi ummat Islam. Hal ini lah yang terjadi di Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia, dimana ROHIS yang merupakan pengurus dari masjid Attaqwa merancang program- program kegiatan dakwah yang bertujuan untuk menjadikan para karyawan muslim di lingkungan PT. GMF AeroAsia menjadi pribadi muslim yang berkualitas dan dapat menjadi rohmatan lil’alamiin.

Dalam skripsi yang berjudul “ Peranan ROHIS masjid Attaqwa dalam pembinaan akhlak karyawan PT. GMF AeroAsia Bandara Soekarno- Hatta “, penulis mencoba melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana usaha ROHIS masjid Attaqwa dalam pembinaan akhlak para karyawan melalui kajian- kajian dakwah yang dilakukannya, dan juga mengetahui peran dari ROHIS dalam pembinaan akhlak para karyawan.

Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan bentuk deskriptif analisis. Dimana penelitian ini dihasilkan dari data- data akurat yang berupa survey, wawancara kepada ketua ROHIS Masjid Attaqwa, dan juga angket yang telah disebarkan kepada para jama’ah, dan kemudian data angket tersebut di interpretasikan untuk diambil sebuah kesimpulan.

Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa ROHIS masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia sangat berperan penting dalam pembinaan akhlak karyawan. Hal ini terbukti dari perubahan signifikan yang terjadi pada diri jama’ah. Selain itu pun, perubahan ini berdampak positif dalam kehidupan para jamaah yang mulai bisa berprilaku luhur dan baik kepada Alloh SWT sebagai Sang Kholik, kepada sesama manusia, dan juga kepada lingkungannya.

Page 6: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dan atas karunia yang dicurahkan-

Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat

serta salam selalu tercurah atas Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana strata satu (S1) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat

untuk kawan-kawan mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam khususnya dan

kawan-kawan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada umumnya.

Skripsi dengan judul “Peranan ROHIS Masjid Attaqwa dalam pembinaan

akhlak karyawan PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno-

Hatta” merupakan karya yang memiliki banyak tantangan dalam proses

penyelesainnya. Namun, berkat bantuan serta motivasi dari berbagai pihak

Alhamdulillah, skripsi ini dapat terselesaikan.

Untuk itu, atas segala bantuannya penulis berterimakasih kepada yang

terhormat:

1. Prof. Komarudin Hidayat, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta seluruh jajaran civitas akademik.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

3. Drs. Studi Rizal LK, MA selaku Pudek III bid. Kemahasiswaan.

Page 7: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

ii

4. Ibu Umi Musyarafah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

5. Bapak Drs. H. Hasanudin Ibnu Hibban, MA. selaku dosen pembimbing.

Terimakasih banyak pak, atas kesabarannya dalam membimbing penulis.

6. Ayahanda Suhardi dan Ibu Sumiyati atas segala bimbingan, motivasi, dan

juga kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

7. Adinda Devi dan mas Anshor atas segala dukungan dan juga kasih

sayangnya.

8. Ketua ROHIS Masjid Attaqwa Bapak Eddy Suyanto beserta pengurus

ROHIS lainnya.

9. Sahabat-sahabat penulis, iqie, sofi, megha, tika, Serta kawan-kawan

seperjuangan KPI D angkatan 2006.

10. Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa

disebutkan tapi tidak mengurangi rasa hormat saya pada teman-teman

semua, terimakasih.

Jakarta, September 2010

penulis

Page 8: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………... i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….iii

ABSTRAK ……………………………………………………………………v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………… ………………………………………………. 1

B. Pembatasan dan perumusan masalah …………………………………….6

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………7

D. Manfaat penelitian ……………………………………………………… .7

E. Metodologi Penelitian …………………………………………………….8

F. Sistematika penulisan ……………………………………………………13

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Peranan

1. Pengertian peranan…………………………………………………..14

2. Teori peran …………………………………………………………..14

B. Masjid

1. Pengertian masjid …………………………………………………...16

2. Peranan dan Fungsi masjid ………………………………………… 19

C. Pengertian ROHIS……..………………………………………………...22

D. Pembinaan Akhlak karyawan

1. Pengertian pembinaan akhlak………………………………………. 23

2. Tujuan pembinaan akhlak ………………………………………….. 25

3. Pembagian akhlak…………………………………………………... 27

iii

Page 9: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

iv

4. Metode pembinaan akhlak …………………………………………. 28

5. Urgensi pembinaan akhlak ………………………………………….31

BAB III GAMBARAN UMUM ROHIS MASJID ATTAQWA PT. GMF AEROASIA

GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA

A. ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia Bandara

Soekarno Hatta

1. Sejarah Masjid Attaqwa dan ROHIS masjid Attaqwa

PT. GMF AeroAsia ………………………………………………… 34

2. Visi dan Misi ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia ………35

3. Struktur Organisasi ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia….37

4. Program Kegiatan ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia…...39

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN

A. Analisis data ……………………………………………………………42

B. Interpretasi Data………………………………………………………...62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………...65

B. Saran…………………………………………………………………….66

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..68

LAMPIRAN

Page 10: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang memiliki nilai-nilai ajaran bersifat universal

untuk seluruh alam. Diantara nilai-nilai universal agama islam adalah

aqidah,dan ibadah, iman, dan amal, akhlaq dan perilaku, adab pergaulan dan

adab kehidupan dalam bermasyarakat1. Dari berbagai macam nilai-nilai

universal Islam tersebut, kesempurnaan akhlaq dan budi pekerti yang luhur

sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW. Karena tugas pokok beliau diutus

ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan atau memperbaiki akhlaq

manusia sebagai mana sabda beliau:

قالخال اماركمم مت أل تثعابمنا

Artinya : ”Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) untuk memperbaiki akhalaq

”.2

Kesempurnaan Akhlaq, seperti pergaulan yang baik, sabar, adil,

bersikap lembut, pemaaf, sikap bersaudara, saling tolong menolong, rendah

hati, dan bersilaturahmi merupakan bagian kecil dari nilai-nilai universal

ajaran islam itu. Oleh karenanya secara otomatis apabila seorang manusia

yang meyakini dan mengamalkan semua yang telah diperintahkan oleh Allah

SWT melalui Rasul-Nya yang mulia, khususnya berkaitan dengan

1 Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Umat Terbaik, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996)h. 4

2 Al-Hufy Muhammad Ahmad, Akhlak Nabi Muhammad SAW, (Jakarta, Bulan Bintang 1981) h. 80

1

Page 11: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

2

kesempurnaan dan keluhuran akhlaq, maka Allah SWT telah mempersiapkan

baginya yang memiliki akhlaq mulia serta senantiasa mengikuti semua

perintah Allah SWT berupa kesenangan surga di akhirat. Sebagaimana telah

dijelaskan dalam al-Quran, yaitu:

☺ ☯ ⌦

Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari pada apa yang telah mereka kerjakan”. (An-Nahl : 97).

Kemudian apabila ada di antara manusia yang membuat kerusakan

(kejahatan) seperti: kezaliman, perzinahan, perjudian dan berbagai macam

kemaksiatan lainnya dan melanggar perintah Allah SWT, maka mereka akan

sengsara diakhirat dengan siksaan neraka.3 Berkaitan dengan hal ini Allah

SWT juga menegaskan dengan firman-Nya yaitu:

⌧ ⌧

...

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat kami. Kelak akan kami masukan mereka ke dalam neraka…..”(An-Nisa : 56).

3 Muhammad bin Ibrahim AT-Tawajiri, Pilar-Pilar Agama Islam, Terj Farizal Tarmizi,

(Jakarta: Pustaka Azzam, 2000)h. 27

Page 12: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

3

Secara umum, apabila dikategorikan tingkah laku (akhlaq) yang

melekat pada diri manusia hanya ada dua tipe manusia yang ada di dunia ini,

yaitu yang memiliki tingkah laku atau perbuatan yang baik (akhlaq

mahmudah) dan yang mamiliki tingkah laku yang buruk (akhlaq

mazmumah).

Kedua tingkah laku ini akan muncul dengan sendirinya melalui

berbagai proses kehidupan yang dijalani oleh setiap individu manusia yang

ada. Baik ketika ia menjalani hidup dalam lingkungan masyarakat yang baik

atau lingkungan masyarakat yang buruk. Penyakit hati lebih berbahaya dari

pada penyakit tubuh.4

Peran hati terhadap seluruh anggota badan ibarat raja terhadap

prajuritnya. Semua bekerja atas dasar perintahnya, semua tunduk kepadanya

dan karena perintah hatilah sikap keistiqamahan dan semua penyelewengan

itu muncul.5 Maka sangatlah berbahaya dan merugi jika hati itu kotor dan

selalu terjangkit penyakit.

Dikarenakan banyaknya penyakit hati yang melekat pada manusia,

maka sangat dibutuhkan tempat yang bisa mengobati penyakit hati tadi. Dan

bagi kita ummat islam, masjid merupakan tempat yang paling tepat untuk

dijadikan sebagai pembinaan dalam memperbaiki dan juga mengobati

penyakit hati.

Ahmad Sutarmadi menjelaskan masjid pada masa Rasulullah SAW.

Dan juga para sahabat sudah mulai difungsikan mencakup semua aspek

4 Ibid, hal.129 5 Ibnu Qayyim Al-Juziyah, Tazkiyah An-Nafs, Terj Imtihan Asy-Syafi’I,(Solo: Pustaka

Arafah, )h. 54

Page 13: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

4

kehidupan masyarakat islam waktu itu. Karena itu, masjid menempati posisi

sentral( Islamic centre ) yaitu sebagai kegiatan ibadah dan juga pusat

pembinaan ummat Islam.6

Masjid merupakan wadah yang paling strategis dalam membina dan

menggerakkan potensi ummat islam untuk mewujudkan sumber daya

manusia ( SDM ) yang tangguh, berkualitas, dan juga memiliki akhlak

yang mulia. Eksistensi masjid kini dihadapkan pada berbagai perubahan dan

tantangan yang terus bergulir di lingkungan masyarakat. Masjid juga

merupakan simbol eksistensi dari sebuah masyarakat muslim dalam sebuah

komunitas muslim, disamping dapat menggambarkan kuantitas muslimin

yang ada juga menggambarkan kualitas pemahaman dan pengamalan nilai-

nilai islam dan ajarannya.

Keberadaan masjid yang saat ini dapat kita temui dimana sajapun

manjadi salah satu eksistensi ummat islam yang selalu ingin meningkatkan

kualitas iman dan taqwanya melalui keberadaan sebuah masjid. Seperti hal

nya kita dapat temui masjid di sebuah perumahan atau juga sebuah

perusahaan. Karena mereka meyakini bahwa masjid adalah wadah yang tepat

untuk dijadikan pusat pembinaan untuk ummat islam dimanapun mereka

berada.

Demikian pula pemanfaatan masjid sesuai dengan fungsinya sebagai

pusat pembinaan ummat dan dakwah islamiyyah diharapkan akan semakin

semarak dengan berbagai kegiatan yang dikembangkan secara professional

6 Ahmad Sutarmadi, Visi, Misi, dan langkah strategis ; pengurus dewan Masjid dan

pengelola Masjid. (Logos, 2002.)h.28

Page 14: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

5

oleh para pengelola masjid. Namun demikian mencermati kondisi saat ini

sudah saatnya dakwah yang dikelola masjid diarahkan pada pemberdayaan

kualitas keagamaan.7

Pengurus masjid yang telah mendapatkan kepercayaan untuk

mengelola masjid sesuai dengan fungsinya, memegang peranan penting

dalam menjadikan masjid makmur. Selain itu, pengurus masjid harus

memiliki kesungguhan dalam mengelola masjid.8

Seperti yang dilakukan para pengurus Masjid Attaqwa PT. GMF

AeroAsia atau yang disebut ROHIS dalam hal memakmurkan masjid.

Mereka melakukan banyak kegiatan keagamaan di lingkungan PT. GMF

AeroAsia. Mereka mempunyai harapan bahwa dengan segala kegiatan-

kegiatan keagamaan yang dilakukan di lingkungan perusahaan, para

karyawan dapat selalu meningkatkan kualitas keimanan dan juga ketaqwaan.

Selain itu, diharapkan juga para karyawan dapat memiliki akhlaqul karimah

yang nantinya akan berpengaruh pada kehidupan mereka sehari- hari,

khususnya ketika mereka sedang berada di lingkungan perusahaan.

Dengan latar belakang inilah yang mengilhami penulis untuk

mengangkat penelitian dengan judul “PERANAN ROHIS MASJID

ATTAQWA DALAM PEMBINAAN AKHLAK KARYAWAN PT. GMF

AEROASIA GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO

HATTA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

7 Yani Ahmad, Panduan Memakmurkan Masjid, ( Jakarta ; Dea press khoiru ummah. 1999) h.11. 8 Muhsin MK, Menjadikan Masjid Makmur, ( Jakarta; Ikatan Masjid Indonesia ) h. 56.

Page 15: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

6

Dari judul yang penulis angkat, bisa dilihat bahwa penelitian ini

terbatas pada peranan ROHIS Masjid Attaqwa dalam pembinaan akhlaq

karyawan PT.GMF AeroAsia.

Berdasarkan pembatasan diatas, masalah yang dirumuskan oleh penulis

yaitu:

Bagaimana aktifitas dakwah yang diadakan ROHIS masjid Attaqwa

dalam pembinaan akhlaq karyawan?

C. Tujuan penelitian

Dari penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1. Mengetahui usaha yang dilakukan ROHIS masjid Attaqwa PT. GMF

AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta dalam pembinaan

akhlaq.

2. Mengetahui peranan ROHIS masjid Attaqwa dalam pembinaan akhlaq

karyawan PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah

1. Manfaat akademis : Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi

teoritis, dan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah

dibidang dakwah islamiyah, khususnya penyampaian dakwah terhadap

karyawan-karyawan perusahaan.

Page 16: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

7

2. Manfaat praktis : Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah

pengetahuan penulis tentang perkembangan dakwah islamiyah, sehingga

dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi umat

islam.

E. Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di masjid Attaqwa yang berlokasi di bandara

Soekarno- Hatta jakarta. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni sampai

dengan bulan juli 2010.

F. Metodologi Penelitian

a. Teknik pengumpulan data

Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan sesuai dengan

permasalahan penelitian, penulis menggunakan teknik komunikasi

langsung dan tidak langsung berdasarkan data pustaka dan data lapangan.

Instrument yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Observasi atau Pengamatan : ialah “Pencatatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki”.9 Observasi disini

adalah dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di

lapangan dan menjadi bagian dari sample penelitian untuk

mendapatkan data-data dan keterangan yang berkaitan dengan

kegiatan-kegiatan dakwah dan aktifitas para karyawan sehari-hari di

PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta.

9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offiset, 1992)h. 10

Page 17: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

8

2. Angket : ialah penulis mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis

kepada responden yang menjadi sample penelitian dengan jawaban

yang telah disediakan atau angket tertutup, selain itu ada pula

beberapa pertanyaan yang menyediakan jawaban terbuka untuk

memperoleh data yang lebih menyeluruh. Pengajuan angket ini

bertujuan mencari informasi mengenai hal-hal yang menjadi

pertanyaan penelitian.

3. Wawancara : Wawancara yang akan dilakuakan adalah wawancara

mendalam (indeeps interview) dengan tujuan mendapatkan informasi

lebih jauh mengenai objek dan permasalahannya.10 Bertujuan

mencari informasi dan keterangan lain mengenai PT. GMF AeroAsia

Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta, Masjid Attaqwa PT. GMF

AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta, kegiatan-

kegiatan islam yang dilaksanakan oleh PT. GMF AeroAsia Garuda

Indonesia sehari-hari.

4. Dokumentasi : Dokumentasi merupakan suatu cara yang digunakan

untuk mengambil data-data berupa catatan atau dokumen yang

tersedia, yaitu: catatan atau dokumen resmi dan akurat PT. GMF

AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta, catatan atau

dokumen Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia,

serta dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan PT. GMF

10 Koentjaraningrat, Metode Penelitian dalam Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, 1993

Cet.V hal.129

Page 18: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

9

AeroAsia Garuda Indonesia dan Masjid Attaqwa Bandara Soekarno

Hatta.

b. Model penelitian

Model penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan

metode kuantitatif, dan sesuai dengan perumusan dan pembatasan

masalah, penulis menggunakan metode deskriptif analisis, menurut

Suharsimi Arikunto metode ini ialah:

“Salah satu metode yang dapat digunakan dalam prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan dan melukis

keadaan subjek dan objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat

dan lain-lain) pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak

atau sebagaimana adanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa , metode

deskriftif analisis merupakan langkah-langkah melakukan reperesentasi

objektif tentang gejala-gejala yang terdapat didalam masalah yang

diselidiki.”11

Penulis mengadakan penelitian dengan cara observasi langsung

kelapangan dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan dakwah serta kajian-

kajian islam yang diadakan di PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia

Bandara Soekarno Hatta, guna mendapatkan data-data yang objektif.

c. Populasi

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineke Cipta. 1993)h. 22

Page 19: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

10

“Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada

didalam wilayah penelitian.”12 Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini,

yaitu untuk memperoleh gambaran tentang bagaimanakah peranan

ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia dalam pembinaan akhlaq

karyawan, lalu kemudian ditetapkan populasinya.

d. Sample

“Sample adalah bagian atau wakil dari populasi yang telah diteliti

dan dianggap dapat menggambarkan populasinya.”13 Pengambilan

sample berpedoman kepada : “ Apabila subjek kurang dari 100 orang

maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan

populasi.”14 Atau apabila yang mengikuti kajian dakwah islam di PT.

GMF AeroAsia Garuda Indonesia kurang dari 100 orang maka lebih baik

diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan populasi. Oleh karena

jama’ah yang menghadiri kurang dari 100 orang atau berjumlah 50 orang,

maka penulis mengambil semua jama’ah untuk dijadikan sampel.

e. Analisis Data

Setelah data-data diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah

mengolah data melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Editing: ialah proses mempelajari kembali berkas-berkas data

yang telah terkumpul, sehingga keseluruhan berkas itu dapat

12 Ibid, hal. 15 13 Irwan Suharsono Metodologi Penelitian Sosial, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya.

1999Cet,III Hal. 75 14 Ibid, Hal 107

Page 20: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

11

diketahui dan dinyatakan baik, sehingga dapat disiapkan untuk

proses berikutnya.

2. Tabulating: ialah mentabulasikan atau memindahkan jawaban-

jawaban responden kedalam table yang kemudian dicari

prosentasenya untuk dianalisa. Adapun untuk memperoleh data

angket yang telah ditabulasikan dan diprosentasikan digunakan

rumus :

P = %100XNF

Keterangan :

-P : Prosentase

-F : Frekuensi (Jumlah jawaban responden)

-N : Number Case (jumlah responden)15

3. Penafsiran: penulis menggunakan skala prosentase sederhana,

yaitu untuk menafsirkan data kuantitatif yang telah diketahui

prosentasenya, penulis menggunakan hasil prosentase terbesar

sebagai gambaran dan fakta yang ada dilapangan.Sedang untuk

menafsirkan data kualitatif wawancara penulis menggunakan

teknik penalaran penyimpulan. Data-data tersebut kemudian di

interpretasikan secara rasional.

15 Anas S Darjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada,

1997)h. 43

Page 21: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

12

G. Sistematika Penulisan

Untuk sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi

penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II: KERANGKA TEORITIS

Bab ini dijelaskan mengenai kerangka teoritis yang terdiri dari:

Pengertian peranan, pengertian masjid, peran dan fungsi masjid, pengertian

ROHIS, pengertian pembinaan akhlaq, tujuan pembinaan akhlaq, metode

pembinaan akhlaq, urgensi pembinaan akhlaq.

BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG PT. GMF AEROASIA

GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA DAN

ROHIS MASJID ATTAQWA

Bab ini dijelaskan tentang gambaran umum ROHIS masjid

Attaqwa yang terdiri: sejarah berdirinya, visi dan misinya, struktur organisasi

dan program kegiatannya.

BAB IV: ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini dijelaskan tentang: analisa data yang telah didapat dari

angket yang telah disebarkan kepada jama’ah masjid Attaqwa di PT.GMF

AeroAsia Garuda Indonesia Bandara Soekarno Hatta. Kemudian interpretasi

data yang menjelaskan secara deskriptif tentang hasil dari analisa yang telah

dilakukan.

Page 22: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

13

BAB V: PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan-kesimpulan dan saran-saran.

Page 23: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Peran

1. Pengertian Peran

Teori peran ( role theory ) adalah teori yang merupakan sebuah

perpaduan berbagai teori orientasi maupun disiplin ilmu. Pada dasarnya

peran tidak bisa dipisahkan dengan status kependudukan, walaupun

keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan antara satu dengan

yang lainnya, karenanya peran diibaratkandua sisi mata uang yang

berbeda.1

Dalam kamus modern “ peran “ berarti sesuatu yang menjadi

kegiatan atau memegang pimpinan yang utama, peran, memerankan,

memainkan sesuatu, peran lakon, bagian utama.2

Jadi peran adalah seperangkat tindakan atau perbuatan,

pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang berkedudukan di

masyarakat dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sedang terjadi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Gross. Mason dan A. W. Mc Eachern

sebagaimana dikutip oleh David Berry mendefinisikan peran sebagai

1 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori psikologi Sosial, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,

2003 ), h. 214 2 Poerwadarminta, WJS, Kamus modern, ( Jakarta : Jembatan, 1976 ) h. 473

14

Page 24: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

15

seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang

menempati kedudukan social tertentu.3

Menurut David Berry harapan-harapan tersebut merupakan

imbangan-imbangan dari norma-norma social, oleh karena itu dapat

dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma masyarakat.

Artinya diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh

masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan

lainnya.

Peranan menurut ahli sosiologi, seperti menurut Ralp Linton,

yaitu : The dynamic aspect of status. Seseorang menjalankan peranan

manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya.

Sedangkan suatu status adalah “a collection of right and duhes” suatu

kumpulan hak dan kewajiban. Robert k. Merton mempunyai pandangan

yang bebeda dengan linton ia memperkenalkan konsep perangkat peranan

(Role set), yang didefinisikan sebagai “Complement of Role Which

Person have by virtue of occupying a particular status” pelengkap

hubungan peranan yang dipunyai seseorang karena menduduki status

sosial tertentu.4

Dalam teorinya, Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam

teori peran empat golongan yaitu istilah yang menyangkut:

a) Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut.

3 N. Gross, W. S. Mason, and A. W. Mc eachern. Explorations in Role Analysis, dalam

David Barry, pokok- pokok Pikiran dalam sosiologi ( Jakarta; Raja Grafindo Persada 1995 )h.99 4 Kamanto Sunarto, Pengantar sosiologi, ( Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

UI, 1993) h.62- 63.

Page 25: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

16

b) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.

c) Kedudukan orang dalam perilaku.

d) Kaitan antara orang dan perilaku.5

Maka dari itu penjelasan tersebut bahwasannya peran merupakan

kewaiban yang harus dijalankan oleh seseorang sesuai dengan

kedudukannya didalam status tertentu dalam suatu lingkungan

masyarakat dimana dia berada. Dengan demikian ROHIS masjid Attaqwa

mempunyai peran yang sangat penting untuk meningkatkan masjid

sebagai pusat kegiatan dakwah dalam rangka pembinaan akhlaq karyawan

PT. GMF AeroAsia.

B. Masjid

1. Pengertian Masjid

Masjid berasal dari kata sajada yang artinya tempat sujud. Secara

teknis sujud (sujudun) adalah meletakkan kening ke tanah. Secara

maknawi, jika kepada Tuhan sujud mengandung arti menyembah, jika

kepada selain Tuhan, sujud mengandung arti hormat kepada sesuatu yang

dipandang besar atau agung. Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun

mengandung arti tempat yang banyak dipergunakan untuk sujud,

kemudian mengerucut artinya menjadi selembar kain atau karpet yang

5 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori psikologi social, ( Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada

2003 ) h.215.

Page 26: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

17

dibuat khusus untuk salat orang per orang. Oleh karena itu karpet masjid

yang sangat lebar, meski fungsinya sama tetapi tidak disebut sajadah.6

Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti

khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan

untuk sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan

menjadikan bumi ini sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian

khusus adalah tempat atau bangunan yang dibangun khusus untuk

menjalankan ibadah, terutama shalat berjamaah.7

Pengertian ini juga mengerucut menjadi, masjid yang digunakan

untuk shalat Jum'at disebut Masjid Jami`. Karena shalat Jum`at diikuti

oleh orang banyak maka masjid Jami` biasanya besar. Sedangkan masjid

yang hanya digunakan untuk shalat lima waktu, bisa di perkampungan,

bisa juga di kantor atau di tempat umum, dan biasanya tidak terlalu besar

atau bahkan kecil sesuai dengan keperluan, disebut Musholla, artinya

tempat shalat. Di beberapa daerah, musholla terkadang diberi nama

langgar atau surau.

M. HR Songge menyatakan, masjid secara etimologis, bermakna

sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud melakukan ibadah

mahdhah berupa shalat wajib dan berbagai shalat sunnah lainnya kepada

Allah SWT. Sedangkan masjid secara terminologisnya, adalah tempat

6 http://mubarok-institute.blogspot.com, ( minggu, 06 agustus 2006 ) 7 Moh. E ayub, Manajemen Masjid ( Jakarta; Gema Insani Press ), h.1-2.

Page 27: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

18

dimana para hamba melakukan segala aktifitas, baik yang bersifat vertikal

maupun horizontal dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.8

Prof. TM Habsi Ash-shidddieqi berpendapat bahwa pengertian

masjid tiadalah khusus dengan tempat mendirikan jum’at saja, bahkan

perkataan masjid, mengenai segala tempat yang dijadikan tempat umum

untuk menegakkan shalat dan jama’ah.9

Syaikh Sayid Sabiq dalam bukunya fiqhus-sunnah mengartikan

masjid sebagai berikut : Sebagaimana Alloh telah mengkhususkan kepada

ummat ini, yaitu menjadikan bumi dalam keadaan suci dan sebagai

masjid, dimana saja seorang muslim telah sampai pada waktu shalat,

shalatlah dimana saja ia berada atau mendapatinya.10

Dalam pengertian sehari- hari, masjid merupakan bangunan tempat

suci kaum muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna

tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat segala aktifitas yang

mengandung kepatuhan kepada Allah semata. Karena itu dalam Al-Qur’an

ditegaskan :

☺ ⌧

Artinya : “ Sesungguhnya masjid- masjid itu adalah milik Allah karena itu

janganlah menyembah selain Allah sesuatu pun”. ( Al-jinn : 18).11

8 M. HR Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani, ( Jakarta; PT. Mediacita, 2001 )h. 12- 13.

9 Hasbi Ash shiddieqi TM Prof, Koleksi Hadits hadits hokum, ( Bandung; PT. Al ma’arif 1979 ) jilid 2, cet. Ke-3.h. 346

10 Sayid Sabiq, Fiqhussunnah, ( Beirut; Dar al- fik, 1981 ) jilid 1 h. 209. 11 Budiman Mustafa, Manajemen Masjid, ( Solo ziyad Visi Media 2007 ) h. 17.

Page 28: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

19

2. Peranan Dan Fungsi Masjid

Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya

sebagai pusat ibadah dan pembinaan ummat, maka ada banyak sisi

aktifitas yang harus dikembangkan, tegasnya semua anggota masyarakat

yang menjadi jama’ah masjid harus mendapat pembinaan dari masjid

sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT.12

Apabila masjid dituntut berfungsi untuk membina ummat, tentu

sarana yang dimilikinya harus tepat, menyenangkan dan menarik untuk

semua ummat, baik, dewasa, pria, wanita, yang sehat atau yang sakit, serta

yang kaya atau pun yang miskin.13

Al- Qur’an menyebutkan fungsi masjid antara lain didalam

firmanNya:

☺ ⌧

Artinya : “ Betasbihlah kepada Allah di masjid- masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut namaNya didalamnya pada waktu pagi dan petang, laki- laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak ( pula) oleh jual

12 Yani Ahmad, Menuju Masjid Ideal, ( LP2S 1 harmain 2001 ) cet. Ke-1, h. 19. 13 Shihab Quraish, wawasan Al- qur’an, ( Bandung Mizan, 2004 )cet. Ke- 15, h. 611

Page 29: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

20

beli dari mengingat Allah dan dari mendirikan shalat, dan dari membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari, yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang”. ( Annur: 36-37).

Masjid telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dalam

bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hamper dapat dipastikan,

dimana komunitas Islam berada, disitu ada masjid. Memang, ummat Islam

tak bias terlepas dengan masjid. Masjid telah menjadi sarana berkumpul,

menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat dakwah dan lain sebagainya,

dismping menjadi tempat ibadah.

Saat ini, masjid memiliki fungsi dan peran yang semakin terasa

penting dalam kehidupan ummat Islam, diantaranya sebagai berikut :

a. Tempat Beribadah.

Sesuai dengan namanya, masjid adalah tempat sujud, maka

diketahui, bahwa makna ibadah didalam Islam adalah luas fungsi

utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana

menyangkut segala aktifitas kehidupan yang ditujukan untuk

memperoleh ridho Allah SWT, maka fungsi masjid disamping sebagai

tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan

ajaran Islam.

b. Tempat Menuntut Ilmu.

Masjid sebagai tempat untuk belajar dan mengajar,

khususnya ilmu agama yang merupakan fardhu ‘ain bagi setiap ummat

Islam. Disamping itu, ilmu- ilmu lain pun dapat diajarkan dilmasjid

Page 30: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

21

dan juga lingkungannya, seperti ilmu alam, soisal, keterampilan, dan

lain sebagainya.

c. Tempat Pembinaan Jamaah.

Dengan adanya ummat Islam disekitarnya, masjid perlu

mengaktualkan perannya dalam mengkoordinir mereka, baik untuk

ibadah maupun aktifitas lainnya, dalam rangka menyatukan potensi

dan kepemimpinan ummat. Selanjutnya, ummat yang terkoordinir

secara rapi oleh pengurus masjid ( dalam hali ini; DKM atau ROHIS )

dibina keimanan, ketakwaan, ukhuwah dan dakwah Islamiyyah.

d. Pusat Dakwah Dan Kebudayaan.

Masjid merupakan jantung kehidupan ummat Islam, yang

selalu berdenyut untuk menyebarluaskan dakwah Islamiyyah dan

budaya Islami. Di masjid pula seharusnya direncanakan, diorganisir,

dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan dakwah dan kebudayaan Islam

yang menyahuti kebutuhan masyarakat.14

e. Pusat Kaderisasi.

Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan

ummat, masjid memerlukan aktifitas yang berjuang menegakkan Islam

secara berkesinambungan, patah tumbuh hilang berganti. Karena itu,

pembinaan kader perlu disiapkan dan dipusatkan di masjid sejak

mereka masih kecil sampai dewasa, diantaranya melalui wadah TPA,

remaja masjid, maupun ta’mir masjid dengan segala kegiatannya.

14 Ibid h.27

Page 31: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

22

f. Basis Kebangkitan Ummat Islam.

Basis kebangkitan ummat Islam abad lima belas hijriyah ini

telah dicanangkan ummat Islam sebagai abad kebangkitan Islam.

Ummat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal dalam

percaturan peradaban dunia, berusaha untuk bangkit dengan

berlandaskan diri pada ajaran Islam.15

g. Tempat Kegiatan Masyarakat.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masjid

merupakan pusat ibadah dalam pengertian luas yang mencakup juga

pusat kegiatan muamalat. Di masjid kita dapat melakukan akad nikah.

Ketika rencana kehidupan rumah tangga dimulai. Dari masjid kita

dapat petuah dan wejangan tentang bagaimana kehidupan rumah

tangga dijalankan. Dari masjid juga dapat diperoleh kejelasan

bagaimana kehidupan Islami dapat dijalankan baik menyangkut aspek

ekonomi, social, politik, maupun budaya.16

C. Pengertian ROHIS

Rohis berasal dari kata "Rohani" dan "Islam", yang berarti sebuah

lembaga untuk memperkuat keislaman. Rohis biasanya dikemas dalam

bentuk ekstrakurikuler (ekskul). Padahal fungsi Rohis yang sebenarnya

adalah forum, mentoring, dakwah, dan berbagi. Susunan dalam ROHIS

15 Id h. 28 16 Nana Rukmana, Masjid Dan Dakwah , ( Jakarta; Al- Mawardi Prima, 2002 ) Cet. Ke-

1, h. 50- 51.

Page 32: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

23

layaknya organisasi lainnya, di dalamnya terdapat ketua, wakil, bendahara,

sekretaris, dan divisi-divisi yang bertugas pada bagiannya masing-masing

ROHIS umumnya memiliki kegiatan yang terpisah antara anggota pria dan

wanita hal ini dikarenakan perbedaan muhrim diantara anggota.

kebersamaan dapat juga terjalin antar anggota dengan rapat kegiatan serta

kegiatan-kegiatan diluar ruangan. Tugas utama ROHIS adalah menjadikan

anggotanya lebih islami dan mengenal dengan baik dunia keislaman.

Dalam pelaksanaannya anggota ROHIS memiliki kelebihan dalam

penyampaian dakwah, karena mereka telah dididik dan dibimbing oleh

para mentornya yang merupakan seorang ustadz.17

D. Pembinaan Akhlak

1. Pengertian Pembinaan Akhlak

Pembinaan dan pendidikan adalah dua istilah yang berbeda, akan

tetapi penggunaan keduanya sering disama artikan dalam kegiatan diskusi

ilmiah. Orang kadang menggunakan pendidikan untuk merujuk

pembinaan, atau menggunakan istilah pembinaan untuk maksud

pendidikan. Mungkin karena substansi istilah mirip, sehingga orang

seringkali tidak terlalu memperdulikan istilah mana yang digunakan, yang

penting substansi dan alur pikirannya benar.18

17 http://id.wikipedia.org/wiki/Rohis

18 Dedih Surana, IQ, EQ, dan SQ dalam pembinaan Akhlak Karimah, Jurnal Ta’dib (Bandung : Fakultas tarbiyah Univ. Islam Bandung ) Vol. 2, februari 2002, h. 101.

Page 33: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

24

Membina berarti membangun, mendirikan, mengusahakan upaya

lebih baik. Pembinaan adalah usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara bedaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, pembinaan watak

manusia sebagai pribadi dan makhluk sosial melalui pendidikan di

keluarga, sekolah, organisasi, pergaulan, ideologi agama.19

Adapun kata akhlak secara etimologi diambil dari bahasa arab yang

artinya tabi’at, kebiasaan, perangai bahkan agama.20 Kata ini tidak

ditemukan dalam al- Qur’an. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal

dari kata tersebut yaitu khuluq, yang tercermin dalam al- Qur’an surat Al-

Qalam ayat 4,

Artinya: “ Sesungguhnya engkau ( Muhammad ) berada di atas budi

pekerti yang agung”. ( Al-Qalam : 4)

Sedangkan pengertian akhlak secara istilah banyak dikemukakan

oleh para pakar diantaranya :

Ibnu Maskawih, menurutnya akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa

pmemerlukan pemikiran dan pertimbangan. Ibrahim Anis, menurutnya

19 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Bali pustaka, 1998 ) h. 134. 20 K.H. A.W. Munawwir, kamus Arab- Indonesia Terlengkap, ( Surabaya : Pustaka

progresif, 1997 ) cet. 14.

Page 34: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

25

bahwa akhlak adalah kebiasaan kehendak itu dibiasakan terhadap sesuatu

perbuatan maka disebut akhlak.21

Menurut Al- Ghazalii, akhlak adalah :

ئة في النفس راسخة تصدر عنها الخلق عبارة عن هي األفعال بسهو لة ويسر من غير حاجة إلى فكر ورؤية

Artinya : “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-

macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.22

Jadi pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat- sifat

yang telah meresap dalam jiwa dan telah menjadi kepribadian hingga dari

situlah timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah

tanpa dibuat- buat dan memerlukan pemikiran.

Dengan demikian, pembinaan akhlak lebih jelasnya dapat

disimpulkan sebagai upaya pemberian bimbingan, pengarahan secara

efektif yang dilakukan baik secara individu, organisasi, perkumpulan,

maupun lembaga kepada individu atau kelompok agar memiliki akhlak

yang baik atau lebih baik. Pembinaan tersebut menyangkut baik akhlak

kepada Allah, sesame manusia, diri sendiri, maupun lingkungan.

2. Tujuan Pembinaan Akhlak

Seacara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara

untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral,

berbudi pekerti yang luhur dan bersusila atau berakhlak terpuji.23

21 Ahmad Amin, Ilmu Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1991 ) h.62. 22 Al- Ghazalii, Ihya ulumuddin, jilid III, ( Beirut : Dar al- fikr) h. 56.

Page 35: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

26

Akhlak merupakan pokok esensi ajaran Islam disamping syari’ah

dan aqidah. Karena dengan akhlak akan terbina mental dan jiwa seseorang

untuk memiliki kemanusiaan yang tinggi, dengan akhlak dapat dilihat

corak dan hakiakt manusia yang sebenarnya.

Adapun tujuan akhlak adalah untuk menciptakan manusia sebagai

makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakan dari makhluk

lainnya. Akhlak hendak menjadikan orang berakhlak baik, bertindak

tanduk yang baik terhadap sesame manusia, terhadap sesame makhluk dan

terhadap Tuhan.24

Omar Muhammad Al Toumy Al Syaibany mengatakan bahwa

tujuan akhlak adalah untuk menciptakan kebahagiaan dua kampong (

dunia dan akhirat ), kesempurnaan jiwa bagi individu, dan menciptakan

kebahagiaan, kemajuan, kekuatan, dan keteguhan bagi masyarakat.25

Menurut M. Ali Hufi bahwa tujuan akhlak adalah digantungkan

kepada akhlak yang mulia yaitu mewujudkan kebajikan, keadilan yang

tinggi, terciptanya kecintaan dan kedamaian serta mengutamakan orang

lain dalam mengerjakan kebajikan dan meningkatkan ketakwaan.26

Dari pendapat- pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

akhlak pada prinsipnya adalah untuk mencapai kebahagiaan dan

23 Sudarsono S.H, Etika Islam tentang kenakalan remaja, ( Jakarta: Bina Aksara, 1989)

h.151. 24 Anwar Masy’ari, Akhlaq al- Qur’an ( Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1990 ) h.4. 25 Omar At Taoumy Al Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, (

Jakarta : Bulan Bintang, 1979 ) h. 346. 26 M. Ali Hufi, Akhlak Nabi Muhammad SAW, ( Jakarta : BUlan Bintan, 1995 ) h. 78.

Page 36: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

27

keharmonisan dalam berhubungan dengan Allah SWT. Disamping

berhubungan dengan sesame makhluk, dan juga alam sekitar.

Untuk lebih jelasnya dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Untuk mempertahankan hidup

b. Untuk membedakan manusia dengan binatang

c. Untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat

d. Untuk mendapat ridho Allah SWT

3. Pembagian Akhlak

Dalam ajaran Islam, bahwa akhlak adalah meliputi semua aktifitas

manusia dalam segala bidang atau aspek kehidupannya. Namun secara

global pembagian akhlak menurut sifatnya terdiri dari dua macam.

Pertama, akhlak yang baik, disebut juga akhlak mahmudah ( terpuji ) atau

juga akhlakul karimah. Kedua, adalah akhlak yang buruk, disebut juga

akhlak madzmumah ( tercela ).

Berikut penjelasan mengenai kedua akhlak tersebut :

a. Akhlak Mahmudah

Yaitu merupakan tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda

kesempurnaan iman kepada Allah, akhlak yang terpuji dilahirkan dari

sifat- sifat terpuji pula.

b. Akhlak Madzmumah

Yang dimaksud dengan akhlak madzmumah adalah segala

perbuatan atau tingkah laku yang tercela yang dapat menjatuhkan

Page 37: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

28

martabat manusia. Akhlak madzmumah adalah segala macam akhlak

yang bertentangan dengan akhlak mahmudah.

Sedangkan pembagian akhlak menurut objeknya atau kepada siapa

akhlak itu ditujukan, adalah sebagai berikut :

1. Akhlak kepada Allah, meliputi : ibadah kepada Allah, cinta kepada

Allah, cinta karena Allah, beramal karena Allah, takut kepada Allah,

tawadhu’ kepada Allah, tawakkal kepada Allah, taubat, dan nadam.

2. Akhlak kepada rasulullah, meliputi antara lain taat kepada Rasulullah

dan juga ajarannya, cinta kepada Rasulullah.

3. Akhlak kepada keluarga, meliputi antara lain akhlak kepada ayah dan

ibu, saudara kandung, nenek dan kakek, paman, keponakan dan

seterusnya.

4. Akhlak kepada orang lain, meliputi antara lain kepada tetangga, atasan,

bawahan, sesame muslim, kaum yang lemah dan lain sebagainya.

5. Akhlak kepada lingkungan, meliputi antara lain menyayangi binatang,

merawat tumbuhan, dan juga menjaga kelestarian alam.

Muhammad Daud Ali dalam bukunya pendidikan agama Islam

mengungkapkan bahwa secara garis besarnya akhlak dibagi menjadi dua

yaitu akhlak terhadap Allah sebagai kholik dan juga akhlak terhadap

makhluk.27

27 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1998 ) h. 352.

Page 38: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

29

4. Metode Pembinaan Akhlak

Sebagaimana M. Abdul Quasem Kamil mengutip pendapat al-

Ghazali, bahwa akhlak yang baik dapat dicapai melalui usaha pendidikan

dan pembinaan yang sungguh- sungguh yaitu dengan metode sebagai

berikut :

a. I’tiyad ( pembiasaan ), yakni dengan menahan dan melatih diri dalam

melakukan amal perbuatan, bersumberkan akhlak yang baik, sehingga

menjadi kebiasaan dan menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apabila

seseorang itu dibiasakan untuk mengamalkan sesuatu yang baik, ia

pasti tumbuh diatas kebaikan.

b. Ta’allum ( belajar ) dengan cara memperhatikan dan bergaul dengan

orang- orang yang baik, ini merupakan factor eksternal yang secara

tidak langsung membentuk pribadi yang dapat dilihat dalam tingkah

lakunya sehari- hari. Perbuatan yang baik adalah suatu pendorong

untuk melahirkan perbuatan yang baik sehingga akan berpengaruh

dalam diri seseorang.

c. Memberikan latihan- latihan, cara latihan ini adalah meliputi

pembiasaan disiplin.28

Metode lain yang dapat ditempuh untuk pembinaan akhlak adalah :

a. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan belangsung secara

berkesinambungan. Pada awalnya pendidikan akhlak yang bersifat

28 M. Abdul Quasem Kamil, Etika Al- Ghazali, ( Bandung : 1988 ) h.95.

Page 39: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

30

lahiriyah dapat pula dilakukan dengan cara paksaan yang lama

kelamaan akan menjadi kebiasaan.

b. Melalui keteladanan, penanaman akhlak yang baik tidak cukup dengan

hanya dengan pelajaran yang bersifat teoritis, instruksi, dan juga

larangan. Akan tetapi yang lebih utama dan tepat sasaran melalui

pendidikan dan contoh konkrit ( nyata) mengenai teladan yang baik-

baik. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan budi pekerti yang mulia, dalam membina dan membentuk

akhlak para sahabatnya dan kaum muslimin.

c. Bergaul dan berteman dengan orang- orang yang baik. Jika seseorang

bergaul dengan orang- orang yang sholih dalam waktu yang relatif

lama, maka dengan tidak sadar akan tumbuh beberapa sifat kebaikan

dalam dirinya yang terjadi secara alamiah.

d. Selalu menganggap diri ini lebih banyak kekurangan dari pada

kelebihannya. Jika seseorang menghendaki dirinya berakhlak mulia,

maka hendaknya ia lebih dulu menginstrospeksi kekurangan dan cacat

yang dalam dirinya serta membatasi sejauh mungkin untuk tidak

melakukan kezhaliman dan kesalahan.

e. Pembinaan Secara efektif, dapat pula dilakukan dengan cara

memperhatikan faktor- faktor kejiwaan sasaran yang akan dibina. Oleh

karena itu, seorang pendidik harus mampu mengidentifikasi anak didik

atau jamah nya, sehingga kalau ada diantara jamaahnya atau binaannya

Page 40: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

31

yang mengalami tekanan batin atau terlalu banyak masalah dapat

diberikan bimbingan khusus.

5. Urgensi pembinaan Akhlak

Pembinaan jiwa merupakan tumpuan perhatian utama dalam misi

Islam. Untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia, Islam

mengajarkan bahwa pembinaan jiwa haruslah didahulukan dari pembinaan

aspek- aspek lain, karena dari jiwa yang baik akan lahir perbuatan yang

baik yang pada gilirannya akan membuahkan kebaikan dan kebahagiaan

pada seluruh kehidupan manusia lahir dan batin.

Pembinaan kepribadian atau jiwa secara utuh hanya mungkin

dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan, baik formal

maupun non formal. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam

pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak

yang mulai, dan tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat

keimanan.

Allah menempatkan manusia sebagai makhluk mulia diantara

makhluk- makhluk allah lainnya. Ia diberikan tugas sebagai khalifah di

muka bumi, yaitu membangun dan mengolah dunia sesuai kehendak Allah

SWT. Tugas ini merupakan amanat yang harus dijaga, apalagi penetapan

kedudukan dan peranan ini sebelumnya ditentang dan ditolak malaikat (

QS. Al- Baqoroh : 30 )29

29 Quraish Shihab, Wawasan Al- Qur’an, ( Jakarta : Mizan, 1998 ) h. 300.

Page 41: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

32

Untuk menyelesaikan tugas kekhalifahan itu, Allah SWT

melengkapi manusia dengan potensi dan keistimewaan, yaitu diberikan

kemampuan untuk mengetahui sifat, fungsi, dan kegunaan berbagai

macam benda. Allah SWT berfirman :

Artinya : Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama- nama ( benda- benda ) seluruhnya….( Al- Baqoroh : 31 ).

Melalui potensi ini manusia dapat menemukan hukum- hukum

dasar alam raya, dan teori yang menyangkut ilmu pengetahuan. Teori-

teori hasil penemuannya itu kemudian berkembang menjadi teknologi

yang dengannya terciptalah alat- alat canggih guna menggali sumber daya

alam untuk memenuhi kebutuhan ummat manusia yang tak pernah ada

habisnya.

Akan tetapi seiring kemajuan teknologi, masyarakat justru

mengalami masalah besar. Banyak manusia yang kehilangan makna

hidupnya. Stress, depresi, gelisah, dan juga rasa takut sudah menjadi trend

bagi ummat manusia dewasa ini, terutama mereka yang tinggal di Negara-

Negara maju.

Modernisasi selain membawa berbagai kemudahan juga sekaligus

menjadi tantangan berat yang harus dihadapi masyarakat, selain tantangan

alamiah dari dalam dirinya sendiri, yaitu nafsu dunia, ego, dan sikap

individualistic, berkembangnya sarana informasi otomatis mengakibatkan

pertukaran budaya yang intensif antara satau bangsa dengan bangsa lain.

Page 42: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

33

Ini akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup bahkan penghargaan

terhadap budaya bangsa sendiri yang terdominasi.

Oleh karena itu, pembinaan moralitas terhadap ummat Islam

semakin penting apabila melihat fenomena bangsa kita yang semakin

terpuruk dalam krisis ekonomi yang sangat parah dan bermuara pada

rusaknya moral secara missal.

Pembinaan mental dan akhlak di masyarakat apapun bentukdan

metodenya selama tidak keluar dari prinsip- prinsip Islam mutlak

diperlukan. Pembinaan akhlak harus dimulai dari individu, sebab kebaikan

individu itu akan menyebar kepada orang- orang di sekitarnya. Allah SWT

berfirman :

☺ ☯ ⌦

Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki- laki

maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sungguh akan kami beri balasan kepada mereka pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan ( An- Nahl : 97 )

Page 43: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

BAB III

GAMBARAN UMUM

ROHIS MASJID ATTAQWA PT. GMF AEROASIA GARUDA

INDONESIA

A. ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia Garuda Indonesia

1. Sejarah Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia Dan ROHIS Masjid

Attaqwa.

Masjid dalam pengertian umumnya merupakan tempat ibadah bagi

ummat Islam, khususnya sholat. Pada zaman sekarang masjid sudah

banyak didirikan dimana- mana, termasuk salah satunya di lingkungan

kantor. Gunanya sudah pasti dalam rangka untuk memfasilitasi para

karyawan yang beragama Islam dalam beribadah, khususnya dalam sholat

berjamaah.

Selain digunakan untuk ibadah sholat, masjid juga merupakan

tempat yang sangat strategis untuk mendidik ummat dalam memahami dan

juga mempelajari Islam. Hal ini juga yang melatarbelakangi berdirinya

masjid Attaqwa di lingkungan PT. GMF AeroAsia, dengan harapan agar

para karyawan dapat melaksanakan ibadah sholatnya secara berjama’ah.

Selain itu, para direksi juga mempunyai harapan, agar nantinya fungsi

masjid di lingkungan kantor dapat dikembangkan, tidak hanya untuk

34

Page 44: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

35

sholat berjama’ah saja, tapi juga dapat sebagai tempat untuk mengakaji

Islam dan juga sarana berdakwah.

Oleh sebab itu, maka pada tahun 1985, para direksi PT. GMF

AeroAsia dan juga para karyawan sepakat dan merasa perlu untuk

mengangkat beberapa orang dari lingkungan karyawan sendiri untuk

dijadikan pengurus masjid yang biasa disebut ROHIS atau rohani Islam.

Tugas dan juga fungsi dari pengurus ROHIS ini adalah untuk

merencanakan, menyusun, dan juga melaksanakan program- program

kegiatan yang nantinya akan dilaksanakan sebagai kegiatan rutin Masjid

Attaqwa.

Dengan berjalannya waktu, ROHIS masjid Attaqwa semakin

mengembangkan program- program kegiatan dakwah yang

dilakukannya.kegiatannya tidak hanya pengajian rutin saja, tapi juga sudah

mulai melakukan kegiatan dakwah dengan hal yang lebih real, seperti

melakukan bakti sosial, mengadakan pelatihan computer bagi anak- anak

dhuafa, dan lain sebagainya. Secara internal pun ROHIS sudah mulai

menyiapkan generasi- generasi penerus sebagai kaderisasi yang nantinya

akan menjadi pengurus ROHIS di masa yang akan datang.

2. Visi dan Misi ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia

Page 45: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

36

Demi mewujudkan sebuah tujuan yang diinginkan seluruh jama’ah

masjid Attaqwa yang juga merupakan karyawan PT. GMF AeroAsia, para

pengurus ROHIS mempunyai visi yang sama, yaitu menjadikan insan

muslim PT. GMF menuju ikhsan melalui pembinaan sumber daya manusia

( SDM ) yang berorientasi masjid Attaqwa, agar nantinya PT. GMF dapat

menjadi perusahaan yang rohamatan lil’alamiin. Dalam wawancara yang

dilakukan penulis terhadap ketua ROHIS masjid Attaqwa, dapat diambil

kesimpulan bahwa ROHIS masjid Attaqwa ingin menjadikan setiap

karyawan muslim yang berada di lingkungan PT. GMF AeroAsia dapat

menjadi seorang muslim yang baik, yang dapat menerapkan ajaran- ajaran

Islam yang mereka telah dapatkan didalam masjid Attaqwa secara benar,

baik itu didalam lingkungan kantor ataupun lingkungan di luar

kantor.sehingga nantinya, para karyawan muslim dapat menjadi manusia

yang dapat berguna bagi setiap manusia lainnya, atau dengan kata lain

dapat menjadi rohmatan lil’alamiin.

Sedangkan misi- misi yang dilakukan ROHIS PT. GMF dalam

rangka untuk mencapai visinya adalah sebagai berikut,

a. Menyediakan sarana masjid sebagai pusat pembinaan jasadiyah dan

rohaniyah ( Moral Dan Mental ). Bapak Eddy Suyanto selaku ketua

ROHIS menjelaskan dalam sesi wawancara, bahwa yang dimaksud

dengan penyediaan masjid sebagai sarana untuk pusat pembinaan

adalah dengan menjadikan masjid sebagai pusat pendidikan bagi setiap

karyawan muslim dalam rangka untuk membina moral dan mental

Page 46: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

37

mereka agar nantinya para karyawan muslim dapat berkarya untuk

perusahaan dengan baik dan juga mempunyai dedikasi tinggi untuk

perusahaan.

b. Membuat kegiatan ROHIS sebagai mitra perusahaan dalam pembinaan

sumber daya manusia ( SDM ). Dalam misi ini, ketua ROHIS

menjelaskan bahwa misi ROHIS selanjutnya adalah merancang semua

program kegiatan dengan menyesuaikan kebutuhan perusahaan.

Seperti ROHIS memberikan kajian khusus tentang pembinaan akhlak

karyawan, dengan harapan agar nantinya karyawan dapat bekerja

dengan baik di perusahaan dengan landasan akhlak yang baik.

c. Membuat role model pembinaan SDM yang berakhlaqul karimah.

Dalam hal ini ketua ROHIS menjelaskan bahwa ROHIS membuat role

model dalam pembinaan sumber daya manusia di lingkungan

perusahaan yang berorientasi pada akhlaqul karimah.

d. Melaksanakan kaderisasi kepemimpinan, mengembangkan sistem

kerja dan juga iklim kerja yang islami. Pada misi ini ketua ROHIS

menjelaskan bahwa dalam ROHIS terdapat juga pelaksanaan

kaderisasi kepemimpinan yang bertujuan agar tidak terjadi suatu

kefakuman dari sebuah organisasi karena tidak adanya generasi

penerus yang dapat melanjutkan visi dan misi ROHIS. Selain itu,

ROHIS juga mempunyai misi untuk mengembangkan sistem kerja dan

Page 47: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

38

juga iklim kerja didalam lingkungan perusahaan dengan system dan

iklim kerja yang islami.

3. Struktur organisasi ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroASia

Organisasi merupakan kerjasama diantara beberapa orang untuk

mencapai tujuan dengan mengadakan pembagian dan pengaturan kerja

yang menjadi ikatan kerjasama dalam organisasi itu demi mencapai tujuan

secara efektif dan efisien.

Organisasi menjadi sangat penting untuk pengaturan dan

pembagian tugas. Pentingnya organisasi tersebut disebabkan terlalu

banyak tugas atau pekerjaan tertumpuk pada satu orang dan harus

dikerjakan dalam waktu tertentu, pekerjaan tersebut memerlukan banyak

keahilian yang tidak mungkin dapat dikerjakan oleh satu orang saja. Dan

apabila pekerjaan dikerjakan oleh lebih dari satu orang, maka perlu adanya

pembagian pekerjaan.

Struktur organisasi dalam sebuah kepengurusan diperlukan sebagai

kerangka untuk mengetahui ruang lingkup, jalur kordinasi, kegiatan dan

fungsi- fungsi yang dijalankan oleh masing- masing bagian yang ada

dalam struktur organisasi yang bersangkutan.

Berangkat dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur

organisasi dimaksudkan sebagai kerangka kerjasama dimana orang- orang

Page 48: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

39

akan bertindak, menyusun tenaga kerja dan tugas- tugas serta menyusun

bagian- bagian sedemikian rupa dengan penuh rasa tanggung jawab

sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dan sesuai dengan yang dicita-

citakan.

Dalam menyusun struktur organisasi atau kepengurusan, ROHIS

masjid Attaqwa bersifat terbuka. Semua karyawan mempunyai hak yang

sama untuk mengelola dan menempati secara bersam- sama, selain itu

setiap karyawan juga mempunyai hak yang sama untuk menjadi pengurus

yang dapat diganti menurut periode kepengurusannya.

Secara struktural, ROHIS masjid Attaqwa mempunyai dewan

penasihat dan syariah yang bertugas melakukan monitoring dan juga

pengawasan terhadap kegiatan yang diprogramkan oleh pengurus.

Kemudian, untuk melaksanakan visi dan misi yang dicita- citakan,

disusunlah sebuah kepengurusan ROHIS masjid Attaqwa PT. GMF

AeroAsia sebagai berikut :

Ketua : Eddy Suyanto

Bidang kesekretariatan dan kehumasan : Purubojo Soemadi

Bidang keuangan dan Usaha : Tarmidzi Abdullah

Bidang pengembangan dan kajian Islam : Ambar Harsanto

Bidang pembinaan dan dakwah : Yanto Kusmaryanto

Page 49: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

40

Bidang Kemakmuran masjid dan sosial : Muhammad Thaib

Bidang Fasilitas umum : Djasno Pambudi

Bidang kewanitaan/ muslimat :Lestari wahyuningsih

4. Program kegiatan ROHIS Masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia

Dalam rangka mewujudkan maksud dan tujuan yang dicita-citakan,

maka disusunlah program- program kegiatan yang terarah, terancana dan

berkesinambungan. Berhasil atau tidaknya program- program tersebut

akan sangat bergantung dari kesungguhan, kerja keras dan dedikasi yang

tinggi dari seluruh pengurus serta dukungan dari para direksi dan juga

karyawan. Adapun program- program tersebut adalah sebagai berikut :

a. Program harian

Program ini berupa pelaksanaan sholat wajib berjama’ah di masjid

Attaqwa dan juga kulian zhuhur. Program harian ini bertujuan untuk

menambah wawasan dan juga mempererat ukhuwah islamiyah

diantara para karyawan. Program harian ini biasa dilaksanakan dari

hari senin sampai kamis untuk kuliah zhuhur, dan setiap hari untuk

pelaksanaan sholat berjama’ah. Untuk kuliah zhuhur, pengurus

ROHIS menerapkan metode ceramah dalam kajiannya, yang

Page 50: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

41

dilanjutkan dengan Tanya jawab antara penceramah dan jama’ah.

Sedangkan materi yang disampaikan adalah aqidah, fiqih, akhlaq,

dan juga muamalat.

b. Program mingguan

Untuk program ini, ROHIS masjid Attaqwa memiliki beberapa

program, diantaranya adalah tahsin qur’an, pelajaran bahasa arab,

tarbiyah jasadiyah, dan kajian yang lebih intensif tentang islam untuk

para karyawan. Untuk tahsin qur’an dan bahasa arab, program ini

bertujuan untuk meningkatkan kualitas bacaan Al- Qur’an dari para

karyawan dan juga pemahaman mereka tentang bahasa arab,

program ini dilaksanakan setiap hari rabu sore. Kemudian tarbiyah

jasadiyah, program ini dilaksanakan setiap hari selasa dengan tujuan

untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh yaitu dengan

melakukan senam bersama. Sedangkan untuk program kajian intensif

tentang islam, program ini dilaksanakan setiap jum’at dengan tujuan

untuk membangun pribadi karyawan muslim yang benar dan juga

baik.

c. Program bulanan

Pada program ini, pengurus ROHIS mempunyai beberapa kegiatan,

yaitu MABIT, pelatihan pengembangan diri, pengajian

bulanan,beasiswa untuk anak yatim dan dhuafa,dan juga pelatihan

change spirit development.

Page 51: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

42

d. Program tahunan

Pengurus ROHIS memfokuskan kegiatan ini di bulan ramadhan.

Beberapa kegiatannya adalah pesantren kilat, daurah ramadhan,

I’tikaf, dan juga santunan anak yatim dan dhuafa.

Page 52: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data

Data statistik yang akan dianalisa adalah skor- skor dari penyebaran

angket jama’ah yang ditemukan di lapangan, kemudian data tersebut diolah dalam

bentuk tabel –tabel prosentase yang dapat diuraikan sebagai berikut :

Tabel 1

Materi yang diberikan dalam dakwah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase % 1 Tauhid/ ibadah 2 4 2 Baca tulis al- Qur’an 1 2 3 Akhlak 5 10 4 semua 42 84 Total 50 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pemberian materi dalam

kajian dakwah meliputi beberapa materi, itu dapat dilihat dari hasil prosentase

jawaban 84% yang menjawab semua alternatif jawaban (tauhid/ Ibadah, Baca

tulis Al- Qur’an, dan Akhlak ), 10% yang menjawab akhlak, 2% yang menjawab

baca tulis Al-Qur’an, dan 4 % yang menjawab Tauhid/ Ibadah. Hal ini

membuktikan bahwa kajian dakwah ROHIS masjid Attaqwa tidak hanya

melakukan pembinaan atau pendidikan pada salah satu aspek saja, melainkan

semua aspek.

42

Page 53: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

43

Tabel 2

Pemberian materi akhlak dalam kajian dakwah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 7 14 2 Sering 40 80 3 Kadang – kadang 3 6 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 14% dari responden

menyatakan bahwa pemberian materi akhlak selalu diberikan dalam kajian, 80%

menyatakan sering diadakan pemberian materi akhlak, 6% menyatakan kadang-

kadang dan 0% yang menyatakan tidak pernahnya pemberian materi akhlak dalam

kajian dakwah. Hal ini membuktikan bahwa kajian dakwah ROHIS Attaqwa

sangat berperan dalam pembinaan akhlak jamaahnya yang merupakan karyawan

dari PT. GMF AeroAsia.

Tabel 3

Materi akhlak yang diberikan

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Akhlak kepada Allah 6 12 2 Akhlak kepada diri sendiri 2 4 3 Akhlak kepada manusia dan

lingkungan 2 4

4 Semau jawaban benar 40 80 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 12% yang menyatakan materi

akhlak yang diberikan yaitu Akhlak kepada Allah SWT, 4 % yang menyatakan

materi akhlak hanya akhlak kepada diri sendiri, 4% yang menyatakan pemberian

Page 54: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

44

materi akhlak hanya akhlak kepada manusia dan lingkungan, dan 80% responden

menyatakan semua alternatif jawaban yakni pemberian materi akhlak meliputi

akhlak kepada Allah, kepada diri sendiri, kepada manusia dan juga lingkungan.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa adanya

keseimbangan dalam pemberian materi akhlak yang meliputi akhlak kepada

Allah, diri sendiri, manusia dan lingkungan, sehingga para kader memiliki akhlak

yang sempurna.

Tabel 4

Pengabaian metode dalam penyampaian materi akhlak

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase % 1 Selalu 1 2 2 Sering 7 14 3 Kadang – kadang 20 40 4 Tidak pernah 22 44 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 2% menyatakan penggunaan

metode dalam penyampaian materi akhlak selalu diabaikan. 14% menyatakan

penggunaan metode dalam penyampaian materi akhlak sering diabaikan. 20%

menyatakan kadang- kadang diabaikan, dan 44% responden menyatakan bahwa

penggunaan metode dalam penyampaian materi akhlak tidak pernah diabaikan.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa para ustadz dalam

menyampaikan materi akhlak menggunakan metode yang sesuai agar mudah

diterima oleh para jamaah.

Page 55: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

45

Tabel 5

Metode yang digunakan dalam penyampaian materi

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Ceramah 6 12 2 Tanya jawab 9 18 3 Diskusi 10 20 4 Kombinasi metode 25 50 50 100

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa 12% responden yang menyatakan

penyampaian materi menggunakan metode ceramah, 18% menyatakan

penyampaian materi melalui metode Tanya jawab, 20% menyatakan

menggunakan metode diskusi dalam penyampaian materi, dan 25% yang

menyatakan menggunakan kombinasi metode dalam penyampaian materi.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa para ustadz sangat

memandang perlu penggunaan metode dalam penyampaian materi, ini terlihat dari

para responden yang menyatakan penggunaan berbagai macam metode yang

digunakan dalam penyampaian materi.

Tabel 6

Metode yang digunakan dalam penyampaian materi akhlak

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Sangat Menarik 20 40 2 Kurang menarik 12 24 3 Biasa saja 10 20 4 Tidak menarik 8 16 Jumlah 50 100

Page 56: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

46

Dari tabel dapat diketahui bahwa 40% responden menyatakan bahwa

metode penyampaian materi sangat menarik, 24% menyatakan bahwa metode

yang diterapkan kurang menarik, 20% menyatakan biasa saja penggunaan metode

dalam penyampaian materi akhlak, dan 16% menyatakan bahwa metode

penyampaian materi tidak menarik.

Dari data diatas dapat disimpulakan bahwa metode yang digunakan ustadz

dalam menyampaikan materi dakwah secara keseluruhan dapat diterima dan

disukai oleh para jamaah.

Tabel 7

Sarana atau tempat yang digunakan dalam kajian dakwah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Masjid 40 80 2 Kantor 8 16 3 Alam terbuka 2 4 4 Lembaga pendidikan - Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 80% responden menyatakan

masjid sebagai sarana atau tempat dalam kegiatan kajian dakwah, 16%

menyatakan kantor sebagai tempat untk kajian, 4% yang menyatakan alam

terbuka sebagai tempat untuk kajian, dan 0% untuk yyang menyatakan lembaga

pendidikan sebagai tempat untuk kajian.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana atau tempat yang

digunakan dalam kegiatan kajian bermacam- macam. Ini merupakan salah satu

cara mengatasi atau mengantisipasi kejenuhan

Page 57: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

47

Tabel 8

Pemilihan sarana dan prasarana tidak disesuaikan dengan materi kajian

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 5 10 2 Sering 5 10 3 Kadang – kadang 28 56 4 Tidak pernah 12 24 Total 50 100

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa 10% responden menyatakan bahwa

dalam memilih sarana dan prasarana tidak selalu disesuaikan dengan materi

kajian,10% menyatakan bahwa pemilihan sarana dan prasarana sering tidak sesuai

dengan kajian, 56% menyatakan bahwa kadang- kadang pemilihan sarana dan

prasarana tidak sesuai dengan kajian, 24% menyatakan bahwa pemilihan sarana

dan prasarana tidak pernah tidak disesuaikan dengan kajian.

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana sangat

diperhatikan dan disesuaikan dengan kajian yang akan dibahas.

Tabel 9

Reward diberikan kepada jama’ah yang terbaik

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 2 4 2 Sering 3 6 3 Kadang – kadang 28 56 4 Tidak pernah 17 34 Total 50 100

Reward (penghargaan) merupakan salah satu alat untuk meningkatkan

semangat jama’ah, dan hal ini cukup menjadi perhatian dalam kegiatan dakwah.

Dapat dilihat dari data yang diperoleh bahwa 4% dari responden yang menyatakan

Page 58: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

48

selalu ada reward bagi jama’ah, 6% menyatakan sering ada reward bagi jama’ah,

56% menyatakan kadang-kadang ada reward, sedangkan 34% dari responden

menyatakan tidak pernah ada reward bagi jamaah.

Tabel 10

Jenis Reward yang diberikan

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Materi 2 4 2 Jabatan - - 3 Buku 44 88 4 Piagam 4 8 Total 50 100

Data table diatas menujukan bahwa jenis penghargaan yang di berikan

pada jamaah bermacam-macam. Ini dapat dilihat dari 4% responden yang

menyatakan jenis penghargaan yang diberikan berupa materi, 88% yang

menyatakan bahwa jenis penghargaan yang diberikan bagi jama’ah yang

berpreatsi berupa buku, 8% yang menyatakan jenis penghargaan yang diberikan

berupa piagam.

Tabel 11

Jama’ah rutin mengikuti kajian dakwah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 40 80 2 Sering 6 12 3 Kadang – kadang 4 8 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Page 59: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

49

Dari data tabel diatas menunjukkan bahwa 80% responden yang

menyatakan selalu rutin mengikuti kegiatan kajian dakwah, 12% menyatakan

sering mengikuti kegiatan kajian dakwah, 8% menyatakan kadang- kadang

mengikuti kegiatan dakwah, 0% menyatakan tidak pernah mengikuti kegiatan

dakwah.

Dari data ini dapat disimpulkan bahwa para jama’ah aktif dan rutin dalam

mengikuti kajian dakwah yang diadakan oleh ROHIS.

Tabel 12

Mengikuti kajian banyak menyita waktu

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 6 12 3 Kadang – kadang 3 6 4 Tidak pernah 41 82 Total 50 100

Pada tebel diatas menunjukkan 0% responden yang menyatakan mengikuti

kegiatan dakwah selalu menyita waktu, 12% menyatakan bahwa mengikuti

kegiatan dakwah sering menyita waktu, 6% menyatakan bahwa mengikuti kajian

dakwah kadang- kadang menyita waktu, 82% menyatakan bahwa mengikuti

kegiatan kajian dakwah tidak pernah menyita waktu.

Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa para jama’ah mengikuti

kegiatan kajian dengan tulus, ikhlas, dan telah menetapkan waktu khusus untuk

mengikuti kajian sehingga pekerjaan yang lain tidak terganggu atau terabaikan.

Page 60: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

50

Tabel 13

Ustadz memberikan suri tauladan yang baik

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 42 84 2 Sering 7 14 3 Kadang – kadang 1 2 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Peran ustadz dalam hal ini memberi suri tauladan yang baik kepada para

jama’ah sangat berperan dalam pembentukan kepribadian atau akhlak yang baik

bagi apara jama’ah. Berdasarkan tabel dibuktikan bahwa para pengajar member

suri tauladan yang baik kepada para jama’ah. Dengan hasil persentase jawaban

84% responden yang menyatakan ustadz selalu member suri tauladan yang baik

kepada jama’ah, 14% yang menyatakan ustadz sering member suri tauladan yang

baik kepada jama’ah, 2% yang menyatakan ustadz kadang- kadang ustadz

member suri tauladan yang baik kepada jama’ah.

Tabel 14

Ustadz mengevaluasi akhlak para jama’ah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 4 8 2 Sering 28 56 3 Kadang – kadang 12 24 4 Tidak pernah 6 12 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 8% responden yang menyatakan

para ustadz selalu mengevaluasi akhlak jama’ah setelah mengikuti kajian, 56%

menyatakan ustadz sering mengevaluasi akhlak para jama’ah setelah mengikuti

Page 61: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

51

kajian, 24% menyatakan bahwa ustadz kadang- kadang mengevaluasi akhlak

jama’ah, dan 12 % menyatakan bahwa ustadz tidak pernah mengevaluasi akhlak

para jama’ah.

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa para ustadz sangat

memperhatikan kemajuan atau perkebangan akhlak para jama’ah.

Tabel 15

Pengaruh positif terhadap pribadi

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 43 86 2 Sering 6 12 3 Kadang – kadang 1 2 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Berdasarkan tabel diatas, mengasumsikan bahwa mengikuti kajian sangat

berpengaruh positif terhadap kepribadian atau pembentukan akhlakul karimah. Ini

dapat dilihat dari persentase yang menyatakan bahwa 86% responden selalu

mengalami perubahan positif setelah mengikuti kajian, 12 % menyatakan bahwa

kajian dakwah sering mempengaruhi perubahan positif terhadap pribadi, 2%

menyatakan bahwa kajian dakwah kadang- kadang mempengaruhi kepada hal

yang positif terhadap pribadi.

Page 62: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

52

Tabel 16

Sebelum mengikuti kajian dakwah, melaksanakan shalat berjama’ah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 15 30 2 Sering 20 40 3 Kadang – kadang 8 16 4 Tidak pernah 7 14 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 30% responden yang menyatakan

sebelum mengikuti kajian dakwah selalu melaksanakan shalat berjama’ah, 40%

menyatakan sebelum mengikuti kajian dakwah sering melaksanakan shalat

berjama’ah, 16% menyatakan sebelum mengikuti kajian kadang- kadang

melaksanakan shalat berjama’ah, 14% menyatakan sebelum melaksanakan kajian

dakwah tidak pernah melaksanakan shalat berjama’ah.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan shalat

berjama’ah para jama’ah sebelum mengikuti kajian sudah melaksanakan sholat

berjama’ah dangan kesadaran yang bagus.

Tabel 17

Setelah mengikuti kajian dakwah, melaksanakan shalat berjama’ah

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 30 60 2 Sering 16 32 3 Kadang – kadang 3 6 4 Tidak pernah 1 2 Total 50 100

Page 63: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

53

Dari tabel di atas dapat diasumsikan bahwa kegiatan kajian dakwah

memberi pengaruh besar dalam perubahan akhlak kadernya, salah satunya dalam

mengikuti sholat berjama’ah terjadi peningkatan setelah mereka mengikuti kajian

dakwah, dapat dilihat dari prosentase 60% yang menyatakan selalu melaksanakan

sholat berjama’ah setelah mengikuti kajian dakwah, 32% menyatakan sering

melaksanakan sholat berjama’ah setelah mengikuti kajian dakwah, 6%

menyatakan kadang-kadang melaksanakan sholat berjama’ah setelah mengikuti

kajian dakwah, 0% menyatakan tidak pernah melaksanakan sholat berjama’ah.

Tabel 18

Sebelum mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah juga membayar zakat maal

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 24 48 2 Sering 18 36 3 Kadang – kadang 6 12 4 Tidak pernah 2 4 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 48% responden yang menyatakan

sebelum mengikuti kajian dakwah selalu membayar zakat maal selain zakat fitrah,

36% menyatakan sebelum mengikuti kajian dakwah sering membayar zakat maal

selain zakat fitrah, 12% menyatakan sebelum mengikuti kajian dakwah kadang-

kadang membayar zakat maal selain zakat fitrah, 4% menyatakan sebelum

mengikuti kajian dakwah tidak pernah membayar zakat maal selain zakat fitrah.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa kesadaran jama’ah dalam

mengeluarkan zakat maal sudah cukup baik.

Page 64: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

54

Tabel 19

Sesudah mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah juga membayar zakat maal

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 40 80 2 Sering 8 16 3 Kadang – kadang 2 4 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Dari tabel diatas dapat terllihat adanya peningkatan bagi para kader dalam

membayar zakat maal selain zakat fitrah, dengan perolehan hasil prosentase 80%

responden menyatakan setelah mengikuti kajian dakwah selalu mengeluarkan

zakat maal selain zakat fitrah, 16% menyatakan sering mengeluarkan zakat maal

selain zakat fitrah, 4% menyatakan kadang-kadang membayar zakat maal selain

zakat fitrah,dan tidak ada dari jama’ah yang tidak pernah membayar zakat maal

selain zakat fitrah.

Tabel 20

Sebelum mengikuti kajian dakwah, mempunyai motivasi kerja yang tinggi

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 30 60 2 Sering 13 26 3 Kadang – kadang 6 12 4 Tidak pernah 1 2 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 60% jama’ah selalu mempunyai

motivasi kerja yang tinggi sebelum mengikuti kajian dakwah, 26% dari jama’ah

sering mempunyai motivasi kerja yang tinggi sebelum mengikuti kajian dakwah,

Page 65: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

55

12% jama’ah menyatakan kadang- kadang mempunyai motivasi kerja yang tinggi

sebelum mengikuti kajian, dan 2% dari jama’ah yang tidak pernah punya motivasi

tinggi dalam kerja sebelum mengikuti kajian dakwah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa para jama’ah sebelum

mengikuti kajian dakawah telah mempunyai motivasi kerja yang tinggi.

Tabel 21

Setelah mengikuti kajian dakwah, mempunyai motivasi kerja yang tinggi

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 35 70 2 Sering 10 20 3 Kadang – kadang 5 10 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa 70% responden menyatakan bahwa

setelah mengikuti kajian para jama’ah selalu mempunyai motivasi kerja yang

tinggi, 20% menyatakan bahwa setelah mengikuti kajian para sering mempunyai

motivasi kerja yang tinggi, 10% menyatakan bahwa setelah mengikuti kajian para

jama’ah kadang- kadang memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja, dan 0%

dari jama;ah yang tidak pernah mempunyai motivasi kerja yang tinggi setelah

mengikuti kajian dakwah.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan signifikan bagi

para jama’ah dalam motivasi kerja setelah mereka mengikuti kajian dakwah.

Page 66: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

56

Tabel 22

Sebelum mengikuti kajian dakwah, tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang

thoyyibah ( seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 6 12 2 Sering 12 24 3 Kadang – kadang 18 36 4 Tidak pernah 14 28 Total 50 100

Dari pernyataan negatif diatas yakni pernyataan tidak terbiasa

mengucapkan kalimat thoyyibah sebelum mengikuti kajian dakwah, dapat

dikatakan bahwa jama’ah kurang terbiasa dalam mengucapkan kalimat thoyyibah.

Ini dibuktikan dari hasil prosentase yaitu 12% menyatakan selalu tidak terbiasa

mengucapkan kalimat thoyyibah, 24% menyatakan sering, 36% menyatakan

kadang-kadang, dan 28% menyatakan tidak pernah.

Tabel 23

Setelah mengikuti kajian dakwah, tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang

thoyyibah ( seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 5 10 3 Kadang – kadang 10 20 4 Tidak pernah 35 70 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui adanya peningkatan dalam hal kebiasaan

mengucapkan kalimat thoyyibah setelah para jama’ah mengikuti kajian dakwah,

hal ini dapat dibuktikan dengan hasil prosentase 0% menyatakan selalu tidak

Page 67: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

57

terbiasa mengucapkan kalimat thoyyibah, 10% menyatakan sering tidak terbiasa ,

20% menyatakan kadang- kadang, 70% menyatakan tidak pernah. Dapat

disimpulkan bahwa para jama’ah menjadi terbiasa untuk mengucapkan kalimat

thoyyibah dalam kehidupan sehari- hari setelah mereka mengikuti kajian dakwah.

Tabel 24

Sebelum mengikuti kajian dakwah, acuh terhadap orang tua

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 2 4 3 Kadang – kadang 20 40 4 Tidak pernah 28 56 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui prosentase mengenai sikap acuh para

jama’ah terhadap perintah orang tua sebelum mereka mengikuti kajian dakwah,

ini terlihat dari sebagian mereka yang terkadang suka acuh terhadap orang tua,

namun hanya sebagian kecil saja. Hal ini dapat dilihat dari prosentase yang

diperoleh bahwa 0% menyatakan selalu, 4% menyatakan sering, 40% menyatakan

kadang- kadang, dan 56% menyatakan tidak pernah acuh terhadap orang tua

sebelum mereka mengikuti kajian dakwah.

Tabel 25

Setelah mengikuti kajian dakwah, acuh terhadap orang tua

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering - - 3 Kadang – kadang 18 36 4 Tidak pernah 32 64 Total 50 100

Page 68: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

58

Orang tua adalah orang yang sangat berjasa kepada kita, oleh karena itu

Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk memperlakukan orang tua dengan

baik. Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa sikap para jama’ah terhadap

orang tua dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil prosentase mereka yang tidak

memilih alternatif jawaban selalu dan sering sebanyak 0%, yang memilih kadang-

kadang 36%, dan yang menyatakan tidak pernah acuh terhadap orang tua cukup

besar yakni 64%. Data ini terlihat ada peningkatan dari data sebelum mereka

mengikuti kajian dakwah.

Tabel 26

Sebelum mengikuti kajian dakwah, kurang menghormati yang lebih tua dan juga

atasan

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 4 8 3 Kadang – kadang 17 34 4 Tidak pernah 29 58 Total 50 100

Dari data tabel diatas memberkan gambaran bahwa sikap para jama’ah

terhadap orang yang lebih tua dan juga atasan sebelum mereka mengikuti kajian

dakwah cukup baik. Ini dilihat dari jawaban mereka yang tidak memilih alternatif

jawaban selalu sebanyak 0% atau tidak ada, yang memilih alternatif jawaban

sering hanya sedikit sekali sebanyak 8% saja,34% memilih kadang- kadang dan

58% yang memilih tidak pernah.

Page 69: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

59

Tabel 27

Setelah mengikuti kajian dakwah, kurang menghormati yang lebih tua dan juga

atasan

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering - - 3 Kadang – kadang 12 24 4 Tidak pernah 38 76 Total 50 100

Dari tabel diatas dapat diketahui adanya peningkatan sikap para jama’ah

dalam menghormati yang lebih tua dan juga para atasan setelah mereka mengikuti

kajian, walaupun tidak terlalu jauh perubahannya dari sebelum mereka mengikuti

kajian dakwah, karena sebelum mengikuti kajian sikap mereka terhadap yang

lebih tua dan juga para atasan sudah baik. Perubahan ini dapat dibuktikan dari

pernyataan mereka yang memilih alternatif jawaban selalu 0% atau tidak ada,

sering 0% atau tidak ada, sedikit yang memilih jawaban kadang- kadang hanya

24% saja, dan memilih alternatif jawaban tidak pernah sangat besar yakni 76%.

Tabel 28

Dalam pergaulan sesama karyawan, saling menghargai dan juga menghormati

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu 46 92 2 Sering 4 8 3 Kadang – kadang - - 4 Tidak pernah - - Total 50 100

Dari data tebel diatas menunjukkan bahwa sikap sesama karyawan saling

menghargai dalam pergaulan, dapat diasumsikan bahwa ukhuwah Islamiyah

Page 70: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

60

mereka cukup kuat, ini dapat dibuktikan dari hasil prosentase dengan perolehan

92% menyatakan selalu saling menghargai dalam pergaulan sesama karyawan,

8% menyatakan sering saling menghargai dalam pergaulan sesama karyawan, 0%

yang menyatakan kadang- kadang dan tidak pernah saling menghargai dalam

pergaulan sesama karyawan.

Tabel 29

Sebelum mengikuti kajian dakwah, tidak memelihara dan menjaga lingkungan

alam

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 7 14 3 Kadang – kadang 17 34 4 Tidak pernah 26 52 Total 50 100

Lingkungan alam merupakan amanah Allah SWT yang harus kita jaga dan

lestarikan. Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa kesadaran dalam menjaga

lingkungan masih agak kurang. Hal ini dapat dibuktikan dari pernyataan mereka

yang memilih alternatif jawaban selalu 0% atau tidak ada, 14% menyatakan sering

tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam, 34% menyatakan kadang-

kadang tidak memelihara lingkungan alam, dan hanya 52% yang menyatakan

tidak pernah tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam sebelum mereka

mengikuti kajian dakwah.

Page 71: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

61

Tabel 30

Setelah mengikuti kajian dakwah, tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam

No Alternatif jawaban Frekuensi Prosentase% 1 Selalu - - 2 Sering 3 6 3 Kadang – kadang 13 26 4 Tidak pernah 34 68 Total 50 100

Dari data tabel diatas dapat dilihat adanya perubahan dalam diri para

jama’ah setelah mereka mengikuti kajian dakwah dalam sikap memelihara dan

menjaga lingkungan alam, walaupun perubahan itu tidak terlalu besar karena

sebelum mengikuti kajian dakwah pun mereka telah mempunyai kesadaran yang

cukup baik dalam memelihara dan menjaga lingkungan alam. Hal ini dapat

dibuktikan dari pernyataan mereka yang tidak memilih alternatif jawaban selalu

yakni 0% atau tidak ada, dan memilih alternatif jawaban sering hanya sebagian

kecil saja yakni 6%, yang memilih alternatif jawaban kadang- kadang 26%, dan

yang menyatakan tidak pernah cukup banyak dengan hasil prosentase 68%.

Page 72: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

62

B. Interpretasi Data

Selanjutnya penulis menginterpretasikan data- data yang telah dianalisa

dengan cara mendeskripsikan seluruh hasil data.

Tabel 31

Rekapitulasi Tabel Pembinaan Akhlak Sebelum dan Sesudah Kajian

Dakwah yang dilakukan ROHIS

No

Variabel

Alternatif Jawaban

Sebelum

( % )

Sesudah

( % )

Selalu 30 60

Sering 40 32

Kadang 16 6

1 Pelaksanaan Sholat Jama’ah

Tidak pernah 14 2

Selalu 48 80

Sering 36 16

Kadang 12 4

2 Membayar zakat mal

Tidak pernah 4 0

3 Motivasi kerja yang tinggi Selalu 60 70

Page 73: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

63

Sering 26 20

Kadang 12 10

Tidak pernah 2 0

Selalu 12 0

Sering 24 10

Kadang 36 20

4 Tidak terbiasa mengucapkan

kalimat thoyyibah

Tidak pernah 28 70

Selalu 0 0

Sering 4 0

Kadang 40 36

5 Acuh terhadap orang tua

Tidak pernah 56 64

Selalu 0 0

Sering 8 0

Kadang 34 24

6 Kurang menghormati yang

lebih tua dan juga atasan

Tidak pernah 58 76

Selalu 0 0

Sering 14 6

Kadang 34 26

7 Tidak memelihara dan

menjaga lingkungan alam

Tidak pernah 52 68

Dari keseluruhan tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh

(sebagian besar) responden menyatakan bahwa kajian dakwah yang dilakukan

ROHIS mempunyai peranan yang penting dalam pembinaan akhlak karyawan PT

Page 74: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

64

GMF Aeroasia. Hal ini dapat dilihat dari jawaban mereka yang memilih jawaban

selalu dan sering pada pernyataan-pernyataan yang positif(lihat tabel 31 nomor

1,2, dan 3) dan memilih alternatif jawaban kadang-kadang dan tidak pernah pada

pernyataan-pernyataan negatif (lihat tabel 31 nomor 4,5,6,dan 7), hal ini juga

dapat terlihat jelas dari jawaban mereka yang banyak mengalami perubahan sikap

lebih baik pada pernyataan sebelum dan sesudah mereka mengikuti kajian dakwah

dan hanya sebagian kecil responden yang mengalami perubahan tidak terlalu

besar, ini dapat diketahui dari jawaban mereka pada pernyataan sebelum dan

sesudah mengikuti kajian dakwah disebabkan memang sikap atau akhlak mereka

sudah cukup baik sebelum mengikuti kajian dakwah.

Tabel 32

Rekapitulasi pernyataan positif dengan jawaban paling besar sebelum dan

sesudah kajian ROHIS

NO

VARIABEL

Jawaban selalu

untuk sebelum

kajian ( % )

Jawaban Selalu

untuk sesudah

kajian (% )

1 Melaksanakan Sholat Jama’ah 30 60

2 Membayar zakat maal 48 80

3 Motivasi kerja yang tinggi 60 70

Total 138 210

Rata- rata 46 70

Page 75: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

65

Tabel 33

Rekapitulasi Pernyataan Negatif dengan jawaban paling besar sebelum dan

sesudah kajian ROHIS

NO

Variabel

Jawaban Tidak

pernah sebelum

kajian ( % )

Jawaban Tidak

Pernah Sesudah

Kajian ( % )

1 Tidak terbiasa mengucapkan kalimat

thoyyibah 28 70

2 Acuh terhadap orang tua 56 64

3 Kurang menghormati yang tua dan atasan 58 76

4 Tidak memelihara lingkungan 52 68

Total 194 278

Rata- rata 48. 5 69. 5

Dari dua tabel rekapitulasi jawaban terbesar untuk pernyataan- pernyataan

positif dan negatif diatas, dapat dinyatakan bahwa ada perubahan positif yang

terjadi pada diri jamaah setelah mereka mengikuti kajian dakwah ROHIS masjid

Attaqwa. Hal ini dapat dilihat dari rata- rata prosentase yang ada, untuk

pernyataan- pernyataan positif menghasilkan perubahan dari 46 % menjadi 70 %.

Kemudian untuk pernyataan- pernyataan negatif menghasilkan perubahan dari

48,5 % menjadi 69,5 %. Sehingga dapat di simpulkan bahwa ROHIS masjid

Page 76: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

66

Attaqwa memiliki peran yang penting bagi pembinaan akhlak karyawan PT. GMF

AeroAsia.

Jika dilihat dari aktifitas dakwah, yakni memberikan pendidikan,

pengajaran, menanamkan pembiasaan, keteladanan dalam rangka terwujudnya

kesadaran islam yang menyeluruh dan benar. Kajian dakwah merupakan salah

satu wadah pembinaan yang dapat membantu meningkatkan sikap mental spiritual

(membentuk pribadi muslim yang tangguh dan berakhlak karimah) bagi setiap

jama’ah. Oleh karena itu, kajian dakwah yang dilakukan ROHIS PT GMF

Aeroasia dianggap berperan dalam membina akhlakul karimah jama’ah masjid At-

taqwa yang merupakan karyawan dari PT.GMF Aeroasia.

Page 77: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perumusan masalah yang dibuat dan hasil peelitian yang

dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan ROHIS masjid Attaqwa PT. GMF AeroAsia cukup banyak

dan tersusun rapi. Kegiatan disusun oleh setiap seksi yang bertanggung

jawab terhadap kegiatan tersebut. Diantaranya kegiatan atau program

kerjanya yaitu :

• Kuliah zhuhur, yaitu kegiatan yang merupakan program harian

dari ROHIS.

• Tahsin Qur’an, pelajaran bahasa Arab, dan tarbiyah jasadiyah

yang merupakan kegiatan mingguan.

• Pengajian bulanan, MABIT, pelatihan pengembangan diri, dan

juga pemberian beasiswa untuk anak yatim dan dhuafa.

Program- program ini merupakan kegiatan bulanan yang

dilaksanakan oleh ROHIS.

• Untuk program tahunan, pengurus ROHIS lebih memfokuskan

kegiatan di bulan ramadhan, seperti pesantren kilat,daurah,

I’tikaf, dan juga santunan anak yatim dan dhuafa.

65

Page 78: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

66

2. Akhlakul karimah dapat dibina melalui kajian- kajian dakwah, karena

hal ini termasuk dari salah satu tujuan dakwah, yakni untuk

membentuk pribadi muslim yang mempunyai kekuatan jiwa yang

besar yang tercermin dalam keteguhan aqidahnya, keluhuran

akhlaknya, kebersihan hatinya dalam beribadah, dan juga kebaikan

tingkah lakunya dalam lingkungan perusahaan ataupun lingkungan

masyarakat. Pembinaan itu biasanya dilakukan dengan pembiasaan

melakukan amalan- amalan baik, pemberian materi dalam kajian

dakwah, suri tauladan, dan sebagainya.

3. Dakwah yang dilakukan ROHIS memiliki peran yang besar pada

proses perubahan dalam diri jama’ah menuju kondisi yang lebih baik.

Dakwah ini tidak hanya memberikan materi- materi tentang Islam,

tetapi dakwah berusaha untuk membentuk pribadi muslim yang

mempunyai aqidah dan akhlak yang mulia, memiliki izaah islam (

harga diri ) dan juga berperan aktif untuk menularkan kembali hal- hal

positif kepada para jama’ah lainnya.

B. Saran

1. Hendaknya dalam penyampaian materi menggunakan metode yang

berkombinasi, agar tidak menimbulkan kejenuhan dan kemotonan,

sehingga lebih bervariatif dan lebih efektif dalam mencapai tujuan.

2. Diharapkan pengurus ROHIS dapat menjadi suri tauladan bagi para

jama’ah yang lain. Selain itu, diharapkan pengurus ROHIS dapat

Page 79: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

67

berinteraksi aktif kepada para jama’ah, agar mereka dapat mengetahui apa

yang menjadi keinginan jama’ah.

3. Diharapkan kepada para pengurus ROHIS untuk selalu melakukan

evaluasi kegiatan, agar dapat diketahui kekurangan- kekurangan yang

terjadi selama pelaksanaan program. Hal ini menjadi penting dengan

harapan di kegiatan selanjutnya tidak terjadi lagi kekurangan- kekurangan

yang terjadi di kegiatan sebelumnya.

Page 80: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

68

DAFTAR PUSTAKA

Ali Abdul Halim Mahmud, Karakteristik Umat Terbaik, Jakarta: Gema Insani Press, 1996

Al- Ghazalii, Ihya ulumuddin, jilid III, ( Beirut : Dar al- fikr)

Al-Hufy Muhammad Ahmad, Akhlak Nabi Muhammad SAW, (Jakarta, Bulan Bintang 1981)

Al-Juziyah Ibnu Qoyyim, Tazkiyah An-Nafs, Terj Imtihan Asy-Syafi’I,Solo: Pustaka Arafah, 2001

Amin Ahmad, Ilmu Akhlak, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1991 )

Ayub E Mohammad, Manajemen Masjid ( Jakarta; Gema Insani Press )

Darjono Anas S, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1997

Daud Ali Muhammad, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998 )

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Bali pustaka, 1998 )

Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offiset, 1992

Hasbi Ash shiddieqi TM Prof, Koleksi Hadits hadits hokum, ( Bandung; PT. Al ma’arif 1979 )

http://mubarok-institute.blogspot.com, ( minggu, 06 agustus 2006 )

http://id.wikipedia.org/wiki/Rohis

Koentjaraningrat, Metode Penelitian dalam Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, 1993

Kamanto Sunarto, Pengantar sosiologi, ( Jakarta; Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 1993)

K.H. A.W. Munawwir, kamus Arab- Indonesia Terlengkap, ( Surabaya : Pustaka progresif, 1997 )

Malik bin Anas, Al-Muwatto, Daar Al-Hadist, 1993

Masy’ari Anwar, Akhlaq al- Qur’an ( Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1990 )

Page 81: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

69

M. HR Songge, Pesan Risalah Masyarakat Madani, ( Jakarta; PT. Mediacita, 2001 )

Muhammad bin Ibrahim AT-Tawajiri, Pilar-Pilar Agama Islam, Terj Farizal Tarmizi, Jakarta: Pustaka Azzm, 2000

Muhsin MK, Menjadikan Masjid Makmur, Jakarta; Ikatan Masjid Indonesia

Mustafa Budiman, Manajemen Masjid, ( Solo ziyad Visi Media 2007 )

N. Gross, W. S. Mason, and A. W. Mc eachern. Explorations in Role Analysis, dalam David Barry, pokok- pokok Pikiran dalam sosiologi ( Jakarta; Raja Grafindo Persada 1995 )

Omar At Taoumy Al Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Terj. Hasan Langgulung, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1979 )

Poerwadarminta, WJS, Kamus modern, ( Jakarta : Jembatan, 1976 )

Quasem Kamil Abdul M, Etika Al- Ghazali, ( Bandung : 1988 )

Sabiq Sayyid, Fiqhussunnah, ( Beirut; Dar al- fik, 1981 )

Shihab Quraish, wawasan Al- qur’an, ( Bandung Mizan, 2004 )

Sudarsono S.H, Etika Islam tentang kenakalan remaja, ( Jakarta: Bina Aksara, 1989)

Suharsono Irwan Metodologi Penelitian Sosial, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya. 1999

Sutarmadi Ahmad, Visi, Misi, dan langkah strategis ; pengurus dewan Masjid dan pengelola Masjid. Logos, 2002.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineke Cipta. 1993

Wirawan Sarwono Sarlito, Teori psikologi Sosial, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003 )

Yani Ahmad, Menuju Masjid Ideal, ( LP2S 1 harmain 2001 )

Page 82: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

KISI- KISI ITEM PERTANYAAN ANGKET PENELITIAN

No Variabel Dimensi Variabel Indikator Jumlah

Variabel

Nomor Item

Materi dakwah Materi yang

diberikan

3 1, 2, 3

Metode Dakwah Metode yang

digunakan

3 4, 5,6

Sarana dakwah Penggunaan sarana

dan prasarana

2 7, 8

Alat dakwah Reward atau

penghargaan

2 9, 10

Rutin mengikuti

kajian

1 11

Keaktifan Mengikuti kajian

banyak menyita

waktu

1 12

Peran Da’i Da’I memberikan suri

tauladan yang baik

1 13

Evaluasi Setelah mengikuti

kajian

1 14

1 Dakwah

ROHIS

( Variabel X

)

Tujuan

Kajian yang

diberikan

berpengaruh positif

terhadap pribadi

1 15

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

dakwah

melaksanakan shalat

berjamaah

2 16, 17

Akhlak Kepada Tuhan

Sebelum- sesudah

kajian membayar

zakat maal

2 18, 19

2 Akhlak

Karimah

( variable Y )

Page 83: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

motivasi kerja

bertambah

2 20, 21

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

tidak terbiasa

mengucap kalimat

yang thoyyibah

2 22, 23

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

acuh terhadap orang

tua

2 24, 25

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

kurang menghargai

dan menghormati

kepada yang lebih tua

atau atasan

2 26, 27

Akhlak kepada diri

sendiri

Saling menghargai

pergaulan sesama

karyawan

1 28

Akhlak kepada

lingkungan

Sebelum- sesudah

mengikuti kajian

tidak memelihara

alam dan menjaga

alam

2 29, 30

JUMLAH 30 1- 30

Page 84: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

PERTANYAAN ANGKET PENELITIAN

Variabel X ( Dakwah ROHIS )

1. Materi yang diberikan dalam kajian

( jawaban boleh lebih dari satu )

a. Tauhid/ ibadah

b. Baca tulis Al-qur’an

c. Akhlaq

d. semua

2. Pemberian materi akhlak dalam kajian

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

3. Materi akhlak yang diberikan meliputi

a. Akhlak kepada Allah SWT

b. Akhlak kepada diri sendiri

c. Akhlak kepada manusia

d. Akhlak kepada lingkungan

4. Penggunaan metode dalam penyampaian materi akhlak diabaikan

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

5. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi

a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Kombinasi

metode

6. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi akhlak

a. Sangat menarik b. Kurang menarik c. Biasa saja d. Tidak menarik

7. Sarana atau tempat yang digunakan dalam kajian dakwah

( jawaban boleh lebih dari satu )

Page 85: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

a. Masjid b. kantor c. Alam terbuka d. Lembaga

pendidikan

8. Pemilihan sarana dan prasarana tidak disesuaikan dengan materi kajian

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

9. Reward diberikan kepada jama’ah yang terbaik

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

10. Reward yang diberikan berupa( jawaban boleh lebih dari satu)

a. Materi ( uang ) b. Jabatan c. Buku d. Piagam

11. Saudara rutin mengikuti kajian dakwah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

12. Apabila saudara mengikuti kajian, banyak menyita waktu

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

13. Para ustadz/ ustadzah memberi suri tauladan yang baik kepada para jama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

14. Setelah mengikuti kajian dakwah, para ustadz mengevaluasi akhlak para jama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

15. Selama mengikuti kajian dakwah ada pengaruh positif terhadap pribadi saudara

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Variabel Y ( Akhlak Karimah )

16. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara melaksanakan shalat berjama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

17. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara melaksanakan shalat berjama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 86: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

18. Sebelum mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah saudara juga membayar

zakat maal

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

19. Sesudah mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah saudara juga membayar

zakat maal

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

20. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara mempunyai motivasi kerja yang tinggi

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

21. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara mempunyai motivasi kerja yang tinggi

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

22. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang

thoyyibah ( seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

23. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang

thoyyibah ( seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

24. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara acuh terhadap orang tua

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

25. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara acuh terhadap orang tua

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

26. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara kurang menghormati yang lebih tua dan juga

atasan

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

27. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara kurang menghormati yang lebih tua dan juga

atasan

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 87: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

28. Dalam pergaulan sesama karyawan, saudara saling menghargai dan juga menghormati

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

29. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

30. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 88: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas segala ni’mat, rahmat dan

karunia-Nyalah kita dapat dipertemukan hari ini dalam keadaan sehat wal afiat.

Sholawat serta salam kepada qudwah kita Nabi Muhammad SAW, yang telah

membimbing kita selaku ummatnya, dari zaman dengan segala kegelapan kepada zaman yang

penuh dengan nur islam.

Sehubungan dengan diadakannya penelitian skripsi “PERANAN ROHIS MASJID

ATTAQWA DALAM PEMBINAAN AKHLAQ KARYAWAN PT. GMF AEROASIA

GARUDA INDONESIA BANDARA SOEKARNO HATTA”. Maka, saya selaku Mahasiswi

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, memohon dan

mengharapkan bantuan bapak atau Saudara untuk meluangkan waktunya guna mengisi angket

ini.

Saya mengharapkan kejujuran anda dalam mengisi angket ini, karena sangat membantu

saya untuk mendapatkan data yang akurat, Atas waktu dan kesempatan yang saudara berikan,

saya ucapkan banyak terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat Saya

Sunita Juliantika

Page 89: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Petunjuk Pengisian

A. Isilah identitas terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

diajaukan

B. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dengan baik dan benar.

C. Jawaban diisi dengan memeberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang

sesuai dengan yang saudara alami.

D. Apapun jawaban yang saudara berikan beserta identitas dijamin kerahasiaannya

IDENTITAS RESPONDEN

Usia :

Jabatan :

PERTANYAAN ANGKET PENELITIAN

Variabel X

1. Materi yang diberikan dalam kajian

( jawaban boleh lebih dari satu )

a. Tauhid/ ibadah

b. Baca tulis Al-qur’an

c. Akhlaq

d. semua

2. Pemberian materi akhlak dalam kajian

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

3. Materi akhlak yang diberikan meliputi

a. Akhlak kepada Allah SWT

b. Akhlak kepada diri sendiri

c. Akhlak kepada manusia

d. Akhlak kepada lingkungan

4. Penggunaan metode dalam penyampaian materi akhlak diabaikan

Page 90: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

5. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi

a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi d. Kombinasi metode

6. Metode yang digunakan dalam penyampaian materi akhlak

a. Sangat menarik b. Kurang menarik c. Biasa saja d. Tidak menarik

7. Sarana atau tempat yang digunakan dalam kajian dakwah

( jawaban boleh lebih dari satu )

a. Masjid b. kantor c. Alam terbuka d. Lembaga pendidikan

8. Pemilihan sarana dan prasarana tidak disesuaikan dengan materi kajian

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

9. Reward diberikan kepada jama’ah yang terbaik

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

10. Reward yang diberikan berupa( jawaban boleh lebih dari satu)

a. Materi ( uang ) b. Jabatan c. Buku d. Piagam

11. Saudara rutin mengikuti kajian dakwah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

12. Apabila saudara mengikuti kajian, banyak menyita waktu

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

13. Para ustadz/ ustadzah memberi suri tauladan yang baik kepada para jama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

14. Setelah mengikuti kajian dakwah, para ustadz mengevaluasi akhlak para jama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 91: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

15. Selama mengikuti kajian dakwah ada pengaruh positif terhadap pribadi saudara

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Variabel Y

16. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara melaksanakan shalat berjama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

17. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara melaksanakan shalat berjama’ah

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

18. Sebelum mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah saudara juga membayar zakat

maal

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

19. Sesudah mengikuti kajian dakwah, selain membayar zakat fitrah saudara juga membayar zakat

maal

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

20. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara mempunyai motivasi kerja yang tinggi

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

21. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara mempunyai motivasi kerja yang tinggi

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

22. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang thoyyibah

( seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

23. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara tidak terbiasa mengucapkan kalimat yang thoyyibah (

seperti basmalah, istighfar, tahmid, tasbih, dan lain- lain )

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 92: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

24. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara acuh terhadap orang tua

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

25. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara acuh terhadap orang tua

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

26. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara kurang menghormati yang lebih tua dan juga atasan

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

27. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara kurang menghormati yang lebih tua dan juga atasan

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

28. Dalam pergaulan sesama karyawan, saudara saling menghargai dan juga menghormati

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

29. Sebelum mengikuti kajian dakwah, saudara tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

30. Setelah mengikuti kajian dakwah, saudara tidak memelihara dan menjaga lingkungan alam

a. Selalu b. Sering c. Kadang- kadang d. Tidak pernah

Page 93: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Wawancara

Wawancara ini dilakukan kepada ketua ROHIS, yaitu Bapak Eddy Suyanto. Wawancara ini

dilakukan pada tanggal 20 Juli 2010 di ruang sekretariat ROHIS PT. GMF AeroAsia.

Sunita : penjelasan visi dan misi dari ROHIS masjid Attaqwa, mohon penjelasan dari

bapak..

Pak Eddy: intinya sebetulnya adalah Menjadikan Insan Muslim GMF menuju Ikhsan melalui

pembinaan SDM yang berorientasi Masjid At-Taqwa agar GMF menjadi

perusahaan yang rohmatan lil’alamin. Dimana pengurus berharap agar nantinya

setiap karyawan PT. GMF dapat menjadi insan yang taqwa yang rohmatan

lil’alamin…

Sedangkan misinya yaitu. Meyediakan sarana Masjid sebagai pusat pembinaan

jasadiyah & rohaniah. Untuk misi ini Rohis mengadakan banyak kegiatan, untuk

rohani ROHIS mengadakan kajian- kajian dakwah, dari program harian sampai

dengan program tahunan. Sedangkan jasadiyah, biasanya ROHIS mengadakan

kegiatan olahraga bersama setiap minggu dan juga melakukan kegiatan outbond.

Lalu yang kedua, Membuat kegiatan Rohis sebagai mitra perusahaan dalam

pembinaan SDM (MindSet). Untuk hal ini, ROHIS menjadi mitra perusahaan

untuk membina mental danmoral para karyawan yang muslim. Yang ketiga,

Membuat role model Pembinaan SDM yang berakhlaqul karimah , lalu yang

keempat Menumbuhkan kembangkan kepemimpinan, sistem kerja & iklim-kerja

yang Islami (Mobile). Misi ini berarti bahwa dalam ROHIS terdapat juga

pelaksanaan kaderisasi kepemimpinan yang bertujuan agar tidak terjadi suatu

kefakuman dari sebuah organisasi karena tidak adanya generasi penerus yang

dapat melanjutkan visi dan misi ROHIS. Selain itu, ROHIS juga mempunyai misi

untuk mengembangkan sistem kerja dan juga iklim kerja didalam lingkungan

perusahaan dengan system dan iklim kerja yang islami.

Page 94: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

Sunita : Lalu bagaimana kegiatan yang ada Di ROHIS itu sendiri pak…

Eddy : banyak ya… nanti saya akan berikan rincian dari program kegiatan ROHIS.

Intinya seh kita membagi program tersebut menjadi beberapa waktu. Dari program

harian seperti kuliah zhuhur, mingguan seperti tahsin Qur’an, tarbiyah jasadiyah.

Kemudian bulanan seperti pengajian bulanan seluruh karyawan dan juga direksi,

dan juga tahunan, tapi tahunan ini biasanya kita berfokus kepada kegiatan di bulan

ramadhan.

Sunita : Lalu strategi apa yang diterapkan ROHIS untuk mengajak jamaah agar mereka

mau mengikuti kegiatan di ROHIS..dan bagaimana juga mempertahankan para

jamaah yang telah aktif lama dalam kegiatan

Pak Eddy : yang pasti kita mempunyai banyak strategi agar para jamaah selalu tertarik untuk

mengikuti kegiatan di masjid. Salah satunya dalam kajian dakwah kita selalu

memanggil para da’I dari luar. Selain itu, kita juga melakukan kegiatan- kegiatan

diluar masjid, seperti out bond, smart camp dan juga tarbiyah jasadiyah.

Sunita : ya mungkin untuk sementara itu saja dulu pak yang dapat saya tanyakan.

Pak Eddy : Baik kalau begitu…semoga skripsinya bias lancar..nanti saya akan kirim via

email susunan pengurus ROHIS, visi dan misi ROHIS, Job description dari setiap

pengurus, dan juga nanti akan kita kirim program- program kegiatan ROHIS

selama satu tahun

Sunita : Terima kasih pak atas kesempatan wawancaranya…

Pak Eddy : Ya ..sama- sama..

Nara Sumber

Eddy Suyanto

Page 95: PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21402/1/SUNITA... · AKTIFITAS ROHIS MASJID ATTAQWA PT. ... PROGRAM STUDI KOMUNIKASI