peran kegiatan ekstrakurikuler rohis dalam...
TRANSCRIPT
PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS
DALAM MEMBINA AKHLAK MULIA SISWA
DI SMAN 1 GUNUNGPUTRI BOGOR
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Sarah Hayatin Nufus NIM 1112011000006
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/1440 H
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul “Peran Kegiatan Ekstrakurkuler ROHIS dalam Membina Akhlak Mulia
Siswa di SMAN 1 Gunungputri Bogor” disusun oleh Sarah Hayatin Nufus Nomor Induk
Mahasiswa 1112011000006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 25 April 2019
di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd)
dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 29 April 2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS
DALAM MEMBINA AKHLAK MULIA SISWA
DI SMAN 1 GUNUNGPUTRI BOGOR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Sarah Hayatin Nufus NIM 1112011000006
Dr. Dimyati, M.Ag. NIP. 196407041993031003
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/1440 H
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis Dalam Membina Akhlak
Mulia Siswa Di SMAN 1 Gunungputri Bogor disusun oleh Sarah Hayatin Nufus,
NIM. 1112011000006, jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sah sebagai karya ilmiyah yang berhak diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 8 April 2019
Pembimbing,
Dr. Dimyati, M.Ag. NIP. 196407041993031003
ABSTRAK
Sarah Hayatin Nufus. (NIM 1112011000006). Peran Kegiatan
Ekstrakurikuler ROHIS Dalam Membina Akhlak Mulia Siswa di SMAN 1
Gunungputri Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN 1 Gunungputri Bogor terutama akhlak dermawan dan untuk mengetahui kedermawanan siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 - Maret 2019. ROHIS sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di luar jam KBM menjadi wadah untuk mebina akhlak dermawan siswa. Kegiatan ROHIS yang kental dengan nuansa keagamaan memberikan ruang dan kesempatan bagi siswa untuk mengaktualisasikan potensi diri dalam bidang keagamaan dengan tujuan akhir adalah menjadi pribadi muslim yang berkhlak mulia dalam menjaga hubungan vertikal kepada Allah dan horizontal kepada sesama makhluk Allah Subhanahu Wata’la. Sebagai bekal hidup di masa yang akan datang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggambarkan suatu keadaan, kondisi, situasi, peristiwa maupun kegiatan yang dilakukan oleh ektrakurikuler ROHIS yang berada di SMAN 1 Gunungputri Bogor. Peran kegiatan ektrakurikuler ROHIS yang diteliti adalah dalam membina akhlak dermawan siswa dengan mengikuti kegiatan ROHIS. Teknik analisa data yang didapat dan ditelaah dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi pada tempat penelitian kemudian diolah, dipelajari dan dideskripsikan menjadi sebuah hasil kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan ROHIS berperan aktif dalam membina akhlak mulia siswa yaitu akhlak dermawan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial keagamaan seperti BAKSOS, PHBI terutama perayaan Idul Adha dengan melaksanakan pemotongan hewan Qurban, dan juga mengoptimalkan program Dewan Kemakmuran Masjid sebagai pembiasaan memberikan Infaq dan sedekah atau yang bersifat non materi untuk kepentingan bersama. Kata Kunci: Akhlak Dermawan, Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS
ii
ABSTRACT
Sarah Hayatin Nufus. (NIM 1112011000006). The Role of Extracurricular
ROHIS’s Activities in Fostering Noble Character’s Students of Public Senior
High School 1 Gunungputri Bogor.
This study aims to determine the role of extracurricular rohis’s activities in fostering noble character’s students of public senior high school 1 Gunungputri bogor especially generous character and to determine generousity of students. This research was conducted in September 2018 until March 2019. ROHIS as one of the extracurricular activities outside class becomes a place of develop students’s generous character. ROHIS’ activities are very thick with religious authority providing space and opportunities for students to actualize their own religion potential with the ultimate goal of being a noble Muslim who is able keep both of vertical relation to God and horizontal relations to others human beings and all Allah’s creatures as provision live in the future.
The method used in this research is qualitative descriptive, describing a situation, condition, situation, event or activity conducted by Extracurricular ROHIS in Public Senior High School 1 Gunungputri Bogor. The role of extracurricular ROHIS’s activities researched here is on foresting generous character of students by following the ROHIS’s activities. Mechanical analysis of data obtained and analyzed from interviews, observation and documentation at the point of the study and then processed, studied and described into a results conclusion.
The results showed that ekstracurricular ROHIS’s activities plays an active role as participator in fostering noble character especially generous character’s students of Public Senior High School 1 Gunungputri Bogor, by holding social religious activities such as social service to support orphans, PHBI (celebrating Islamic holidays) especially the celebration of Eid Al-Adha by carrying out sacrificial animal slaughter and also optimizing the program of the Masjid Prosperity council as habituation means for giving infaq and alms or anything non material to common interest.
Keywords: Generous Character, The Role of Extracurricular ROHIS
iii
KATA PENGANTAR
بسم اهللا الرمحن الرحيم
Alhamdulillahirrabbila’lamin, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada
Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada
batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam
semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam, atas segala keteladanan dan pengorbanan beliau dalam mendidik
pengikut dan ummatnya, agar menjadi manusia yang berakhlak mulia.
Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, motivasi, serta dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis hanturkan ucapan terimakasih
dan penghormatan yang tak ternilai, kepada:
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Amany Lubis, Lc.
M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Dr. Sururin, M.Ag. Serta seluruh jajaran civitas akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Dr. H. Abdul Majid Khon,
M.Ag.
4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Hj. Marhamah Saleh, Lc,
MA.
5. Pembimbing Akademik Tanenji, M.Ag, yang senantiasa memberi
bimbingan dan arahan selama menempuh studi SI di Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.
6. Pembimbing skripsi Dr. Dimyati, M.Ag. yang senantiasa membimbing,
mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepala SMAN 1 Gunungputri bapak Drs. Ayep Rahmat M.W, M.Pd,
dan Wakasek bidang kurikulum ibu Tety Soesanty yang telah
iv
memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian di
Sekolah yang beliau pimpin.
8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Drs. Ahamd Sujai dan ibunda Ai
Saadah, S.Pd, yang tiada henti memberikan do’a, motivasi, serta
curahan kasih sayang yang tiada tara. Begitu juga dengan dukungan
moril dan materil yang tiada ternilai harganya untuk keberhasilan dan
kesuksesan penulis. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian.
9. Pembina ROHIS SMAN 1 Gunungputri ibu Siti Nurkamilah, S.Pd dan
Ketua Umun ROHIS SMAN 1 Gunungputri ananda Rahmawan
Hidayatullah beserta seluruh keluarga besar ROMANSA juga Guru
Pendidikan Agama Islam bapak Badru Salam, S.Pd. yang telah banyak
membantu penulis melakukan penelitian di Sekolah.
10. Dewan guru, tata usaha dan siswa-siswi SMAN 1 Gunungputri, yang
telah banyak membantu, sehingga penelitian skripsi ini dapat
diselesaikan.
11. Adik Fathiyah Adha yang selalu memberikan semangat dan mendoakan
penulis dan memberikan semangat saat penulis mengerjakan skripsi.
12. Ibu Ida yang mendukung penulis secara finansial sehingga skripsi dan
penelitian ini berjalan dengan lancar. Semoga Allah membalas segala
kebaikan ibu.
13. Ummi Hafizhah, Vionia Gemifanny, Rina Winarni, Nur Putri Maulidia,
Dhea Izzati Farhani, Karimah, Puji Ni’matul Ulya (Itik Squad).
Sahabat satu perjuangan yang saling menyemangati, memotivasi,
memberi masukan, dan keceriaan, semoga Allah mudahkan dan
melancarkan segala urusan kita.
14. Rahma, Upi, Anis, Thariq, Nazi, dan adek-adek junior yang selalu
memberikan bantuan ketika penulis membutuhkan dan menemani
ketika penulis kesulitan. God Bless You.
15. Keluarga besar PMII Rayon PAI terutama yang menjadi salah satu
wadah penulis untuk mengembangkan diri selama berkuliah di kampus
tercinta.
v
16. Ummi, Afham, Karimah sahabat seperjuangan sampe titik darah
penghabisan yang selalu memberikan support.
17. Keluarga besar PMII KOMFAKTAR beserta IKA PMII
KOMFAKTAR yang selalu memberi suport kepada penulis.
18. Teman-teman Pendidikan Agama Islam 2012, semoga Allah mudahkan
dan lancarkan segala urusan kalian. Aamiin..
19. Keluarga besar PAI A 2012 yang selalu memberikan semangat,
motivasi, canda tawa, dan telah banyak menggoreskan kenangan indah.
Semoga persahabatan kita bukan hanya di dunia tetapi sampai di akhirat
nanti.
20. Guru guru spiritual penulis, Cak Dasir, Aby Shodiq dan Abah Lutfi
yang selalu memberikan ketenangan dengan dawuh-dawuhnya.
Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang
turut membantu dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
ucapkan terimakasih banyak, semoga Allah membalas dengan rahmat dan karunia
yang tiada terhingga.
Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
skripsi ini terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis sendiri dan
pembaca pada umumnya. Aamiin
Jakarta, 08 April 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 9
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................ 12
A. Ekstrakurikuler ............................................................................................... 13
1. Pengertian Peran........................................................................................
2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................ 13
3. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................... 15
4. Tujuan dan ruang lingkup ......................................................................... 15
5. Fungsi kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................... 18
B. ROHIS (Rohani Islam) .................................................................................. 20
1. Pengertian ROHIS ..................................................................................... 21
2. Dasar-dasar Kerohanian Islam .................................................................. 23
C. Konsep Akhlak Mulia .................................................................................... 23
1. Pengertian Akhlak Mulia ......................................................................... 26
2. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Mulia .............................................. 31
vii
D. Dermawan ..................................................................................................... 31
1. Pengertian Dermawan .............................................................................. 35
2. Metode Pembinaan Akhlak Dermawan .................................................... 36
E. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................ 38
F. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 42
B. Metode Penelitian .......................................................................................... 43
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 43
D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 45
E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 48
F. Penarikan Kesimpulan ................................................................................... 50
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 51
A. Gambaran Umum SMAN 1 Gunungputri ...................................................... 51
B. Profil SMAN 1 Gunungputri ......................................................................... 51
C. Gambaran Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri ........................... 64
D. Profil Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri (ROMANSA) .......... 65
E. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS dalam Membina Akhlak
Dermawan Siswa di SMAN 1 Gunungputri .................................................. 74
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 87
A. Kesimpulan .................................................................................................... 87
B. Saran .............................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tahap Pelaksanaan kegiatan .................................................................... 43
Tabel 2 Kisi-Kisi Observasi .................................................................................. 46
Tabel 3 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................... 47
Tabel 4 Struktur Organisasi Sekolah..................................................................... 53
Tabel 5 Struktur Komite Sekolah .......................................................................... 55
Tabel 6 Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri ....................... 70
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
Lampiran II Pedoman Wawancara dengan Anggota ROHIS
Pedoman Wawancara dengan Siswa dan Siswi
Pedoman Wawancara dengan Ketua Umum ROHIS
Pedoman wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam
Pedoman wawancara dengan Pembina ROHIS
Pedoman wawancara dengan Ketua DKM Al-Ikhlas
Lampiran III Transkip Wawancara dengan Ketua Umum ROHIS
Transkip Wawancara dengan Anggota ROHIS
Transkip Wawancara dengan Siswa dan Siwsi
Transkip Wawancara dengan Pembina ROHIS
Transkip Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam
Transkip Wawancara Ketua DKM AL-Ikhlas
Lampiran IV Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan
pertolongan orang lain. Tidak ada yang mampu hidup dalam kesendirian.
Oleh karena itu Allah menciptakan manusia dari jenis kelamin yang
berbeda, kemudian Allah jadikan manusia itu menjadi bersuku-suku dan
berbangsa-bangsa supaya bisa saling mengenal satu sama lain. Sehingga
timbul keinginan untuk hidup bersama dengan menjalin kerja sama untuk
menciptakan suasana harmonis dan sejahtera.
Kerja sama yang dimaksudkan yaitu kerjasama dilandasi rasa
kepedulian dan kasih sayang antar sesama, bukan sekedar mendapat
imbalan atau upah dari kerja sama tersebut. Namun lebih daripada itu ada
perasaan dorongan untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada
sesama yang membutuhkan. Hal ini dapat direalisasikan dengan kerja
sama yang didasari nilai-nilai akhlak mulia.
Ajaran Islam berdasar pada landasan akidah, syari‟ah, dan akhlaq
al-karimah, akhlak mulia. Ajaran tersebut secara lengkap tercermin pada
perilaku Nabi Muhammad SAW. (w. 11 H/632 H.), yang dapat disebut
sebagai Al-Quran hidup. Nabi Muhammad SAW, merupakan figur sentral
yang menjadi teladan umat Islam dalam kehidupan sosial, intelektual, dan
penghayatan nilai-nilai spiritual. Keikutsertaan beliau dalam kehidupan
sosial, politik, dan ekonomi itu bertujuan untuk mengintegrasikan
keduanya pada titik pusat spiritual yang dalam; yaitu hidup dengan
semangat mencapai rida Allah yang terwujud dalam pola hidup penuh
kesalehan dan dedikasi kepada cita-cita mewujudkan al-akhlaq al-karimah
atau kehidupan bermoral.1
1 Tim Penulis UIN Syaraif Hidayatullah, Ensiklopedi Tasawuf, (Bandung: Angkasa,
2008), h. vii
Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat atau keadaan jiwa yang
mantap dan bisa melahirkan tindakan mudah tanpa membutuhkan
pemikiran dan perenungan. Jika sifat yang tertanam itu menunjukkan
kebaikan menurut akal dan agama maka yang muncul akhlak yang mulia
namun sebaliknya jika sifat atau keadaan jiwa yang tertanam adalah buruk
maka disebut akhlak tercela.1
Kesempurnaan akhlak mulia manusia dapat dicapai melalui dua
jalan. Pertama, melalui karunia Tuhan yang mencipta manusia dengan
fitrahnya yang sempurna, akhlak yang baik, nafsu syahwat yang tunduk
kepada akal dan agama. Manusia tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa
belajar dan terdidik tanpa melalui proses pendidikan. Manusia yang
tergolong ke dalam kelompok ini adalah para Nabi dan Rasul Allah.
Kedua, akhlak mulia melalui cara berjuang secara sungguh-sungguh
(mujahadah) dan latihan (riyadhah) yaitu membiasakan diri melakukan
akhlak-akhlak mulia. Ini yang dapat dilakukan oleh manusia biasa dengan
belajar dan latihan.2
Akhlak mulia menjadi misi utama ajaran Islam sejak diutusnya
Rasulullah Shallahu „Alaihi Wasallam. Hal ini sesuai dengan kondisi
zaman yang ketika itu masih dipenuhi dengan kebodohan (jahiliyah)
terutama krisis akhlak orang-orang Arab jahiliyah. Rasulullah datang
membawa ajaran Islam yang penuh cinta dan kasih sayang, menerangi
kegelapan dengan cahaya, memberikan nafas saat kesesakan, dan
menjadikan manusia mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya.
Tidak hanya itu, figur Rasulullah Shallallhu „Alaihi Wasallam
yang memiliki akhlak mulia menjadi salah satu magnet yang menarik
orang-orang untuk mengikutinya. Salah satu akhlak Rasulullah Shallahu
„Alaihi Wasallam yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah akhlak
dermawan.
1 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka Mulia), h. 12
2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dala Perpsektif Al-Quran, (Jakarta : Amzah,
2007), h. 21
Dermawan merupakan akhlak mulia seorang muslim yang dapat
dimiliki karena tabiat alami yang telah dikodratkan menjadi fitrah setiap
orang, ataupun melalui latihan, pembiasaan, pembinaan, dan pengalaman.
Menurut nilai dan norma Islam, contoh dari kedermawanan misalnya
bersedia menolong yang lemah dengan kekuasaan, ilmu dan harta yang
diciptakan Tuhan kepadanya.3
Seorang Muslim tidak boleh pelit dan bakhil, karena keduanya
adalah akhlak tercela yang muncul dari kebusukan jiwa dan kegelapan
hati. Iman dan amal salehlah yang membuat jiwa bersih dan hati yang
terang, keduanya berlawannan dengan sifat pelit dan bakhil. Kebakhilan
membuat manusia tidak selamat atau hancur.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia Amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.
Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang
dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang
meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau
meminta). (Al-Ma‟arij: 19-25)4
Oleh karena itu, akhlak dermawan sangat penting untuk dimiliki
oleh setiap muslim, terlebih budaya dan moralitas umat manusia sekarang
ini sungguh memprihatinkan. Materialisme, hedonisme dan sekularisme
menjadi penyakit besar abad ini. Mereka mengagungkan harta benda
secara berlebihan, meraih semua kenikmatan lahiriah tanpa ada rasa puas
3 Mohammad Daud Ali, Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia,
(Jakarta: PT Graja Grafindo, 1995), h. 39 4 Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Thaharah, Ibadah,
Dan Akhlak, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 394
dan mengesampingkan agama pada lorong sejarah manusia. Dampak yang
paling terasa dan menjadi persoalan serius abad sekarang adalah adanya
kemiskinan.5
Kondisi demikian menjadi alasan persoalan serius juga dikuatkan
oleh Sabda Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wasallam yang secara
khusus berpesan untuk lebih waspada terhadap “kemelaratan harta”, sebab
kondisi seperti itu banyak menyebabkan seseorang untuk kufur terhadap
Allah SWT. Adapun untuk menanamkan nilai-nilai kedermawanan,
seseorang tidak disyaratkan harus kaya. Walaupun dari golongan golongan
kaya sudah jelas lebih mampu untuk memberi, akan tetapi belum tentu
lebih murah hati dari pada golongan menengah ke bawah.6
Oleh karena itu, Islam menekankan semua aspek masyarakat untuk
menganjurkan pengorbanan dan kemurahan hati dalam memberi bantuan.
Hal ini bertujuan untuk memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang antara
golongan kaya dan miskin. Karena pada seseungguhnya, Islam tidak hanya
membahas soal ibadah mahdlah yang bersifat formalistik saja, akan tetapi
Islam juga mengatur segenap aspek kehidupan termasuk soal mu’amallah
dan masalah-masalah kemanusiaan.7
Suatu penelitian mengungkapkan bahwa bantuan kepada orang-
orang miskin pada umumnya dilakukan oleh orang menengah dan
golongan tidak kaya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan orang-
orang kaya adalah orang-orang yang kikir terhadap harta. Mereka memiliki
penyakit akan rasa takut miskin yang selalu terbayang-bayang dalam
benak mereka.8
Kurangnya kesadaran dalam kepedulian sosial juga dikarenakan
kurangnya pemahaman agama yang mendalam. Ibadah ritual yang
5 Jamal Ma‟mur Asmani, Kedahsyatan Puasa Dawud, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2007), h. 208 6 Zaim Said, dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah, (Jakarta: Piramedia, 2004)
h. 47 Said Aqil Siraj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, (Jakarta: SAS Foundation, 2012),
h.3678 Mujtaba Musava Lari, Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi Muda,
(Bandung: Pustaka Hidayah, 1990), h. 140
dilakukan umat Islam hanya berhenti sebatas membayar kewajiban dan
menjadi lambang kesalehan. Buah dari ibadah yang berdimensi kepedulian
sosial sudah berkurang. Agama lebih dihayati sebagai penyelamatan
individu bukan keberkahan sosial secara bersama.9
Sama halnya dengan pendidikan agama yang hanya disikapi
sebagai ilmu dan organisasi, bukan sebagai amal dan tuntunan hidup.
Hasilnya banyak orang yang pintar tapi tidak terdidik, dan banyak orang
yang hafal ayat-ayat Al-Quran dan hadits tetapi tidak dapat
mengamalkannya.10
Kemudian bagaimana nasib bangsa ini jika akhlak dikesampingkan
apalagi akhlak generasi muda yang berperan sebagai penerus bangsa
kedepannya maka perlu adanya perbaikan akhlak melalui lembaga-
lembaga pendidikan.
Senada dengan pemikiran Hamka sebagaimana dikutip Sudin
dalam jurnalnya mengenai pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, ia ungkapkan lewat syair Syauqi Bey berikut :
Wa innamal umamul akhlaqu ma baqiat
Wa in hummu dzahabat akhlaquhum dhahabuu
Tegak rumah karena sendi, runtuh sendi rumah binasa
Sendi bangsa ialah akhlak mulia, runtuh akhlak mulia, runtulah
bangsa.11
Seperti dikatakan di atas bahwa salah satu metode yang dapat
memberikan pembinaan dalam bentuk keteladanan, dan pembiasaan
akhlak mulia adalah melalui pendidikan.
Pendidikan merupakan pondasi yang dapat mencegah seseorang
melakukan perbuatan yang tidak baik terutama pendidikan agama Islam.
Disebutkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa tujuan
pendidikan nasional dalam kaitannya dengan pendidikan agama Islam
adalah mengembangkan manusia seutuhnya yakni manusia yang beriman
9 M. Yatimin Abdullah, Op.Cit., 19
10 A. Mustofa Bisri, Koridor Renungan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara), 2010,
h. 18411
Sudin, Pemikiran Hamka tentang moral, Esensia Vol XII, No. 2 Juli, 2011, h. 225-226
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang
luhur. Hal ini menunjukkan bahwa jelas sekali pendidikan agama bagian
pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap
dan nilai, keimanan, dan ketaqwaan.12
Di era modern yang semua serba digital dan canggih justru akhlak
mulia semakin menurun, termasuk akhlak dermawan. Terutama yang
menjadi perhatian adalah penggunaan alat komunikasi persegi bernama
smartphone yang hampir semua peserta didik zaman sekarang
memilikinya. Walau banyak manfaatnya, alat inipun kian merampas
intensitas interaksi sosial antar sesama. Sehingga rasa peka dan kepedulian
terhadap kondisi sosial semakin terkikis. Hal ini dikarenakan perhatian
mereka lebih banyak untuk si gadget.
Oleh karena itu penting bagi setiap lembaga pendidikan terutama
pendidikan formal untuk mengutamakan pembinaan akhlak mulia
dermawan di sekolah. Sehingga mereka mampu melatih rasa kepedulian
terhadap kondisi sosial dan terbiasa peka untuk saling membantu satu
sama lain.
Dalam pembinaan akhlak dermawan diperlukan adanya strategi
khusus agar pembinaan akhlak dermawan peserta didik dapat berhasil.
Keteladanan dan pembiasaan dalam pendidikan amat dibutuhkan karena
secara psikologis, anak didik lebih banyak mencontoh prilaku atau sosok
figur yang diidolakannya termasuk gurunya.13
Pembiasaan juga tak kalah pentingnya dalam kegiatan
pembelajaran baik itu kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau
kegiatan pembelajaran di luar kelas atau sering disebut ekstrakurikuler.
Hal ini disebabkan karena setiap pengetahuan atau tingkah laku yang
diperoleh dengan pembiasaan akan tertaman dan sangat sulit mengubah
12 Saeful Manan, Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan dan Pembiasaan,
Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 15 No. 1-,2017, h. 49-50 13
Ibid.
atau menghilangkannya sehingga cara ini amat berguna dalam mendidik
anak.14
Seperti dikatakan di atas selain keteladanan dan pembiasaan,
pembinaan akhlak dermawan dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler yang memfokuskan kegiatan dalam membina aspek
psikomotorik atau keterampilan siswa.
Setiap sekolah memiliki beragam ekstrakulikuler seperti pramuka,
silat, PMR, english club, basket, paskibra, Karya Ilmiyah Remaja (KIR),
Rohani Islam (ROHIS) dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa
sekolah menyakini bahwa ektrakurikuler sebagai wadah penyaluran bakat
dan potensi siswa.
Di antaranya bukan hanya sekedar wadah namun banyak yang
mendapatkan prestasi membanggakan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Setiap guru berharap agar siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
dengan sebaik-baiknya. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan untuk
melakukan hal tidak baik. Terutama keberadaan ekstrakurikuler
keagamaan yang sering dinamakan ROHIS atau singkatan dari rohani
Islam sangat diperlukan mengingat agama sebagai jalan hidup manusia
untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ekstrakurikuler ROHIS adalah salah satu cara membina
akhlak mulia siswa di sekolah, tetutama sekolah yang notabenenya adalah
sekolah umum. Keberadaan ekstrakurikuler ROHIS menjadi wadah bagi
siswa yang beragama Islam untuk menyalurkan bakat dan minat dalam
bidang keagamaan serta sarana pembinaan dan pembiasaan akhlak mulia
di sekolah. Guna bekal mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Sama halnya dengan sekolah lain, SMA Negeri 1 Gunungputri
memiliki ekstrakurikuler dalam bidang agama yaitu ROHIS SMAN 1
Gunungputri atau sering disebut ROMANSA. ROMANSA merupakan
salah satu organisasi ektstrakurikuler yang cukup populer di lingkungan
14
Ibid., h. 51
sekolah SMA Negeri 1 Gunungputri. Dikarenakan minat siswa terhadap
ekstrakurikuler ROHIS ini besar setiap tahunnya.
Selain itu ROMANSA memiliki tujuan dan landasan dalam
mengadakan setiap program atau kegiatan, yaitu terbinanya pelajar
muslimin dan muslimah agar berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa.15
Ekstrakurikuler ROHIS di SMAN 1 Gunungputri mampu
menerapkan nilai-nilai akhlak mulia khususnya nilai-nilai kedermawanan
dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang ada dalam program kerja
ROMANSA. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan jarak antara
golongan yang kaya dan miskin yang menjadi salah satu penyebab faktor
kemiskinan dan memungkinkan untuk menjadi kufur terhadap Allah SWT.
Adapun salah satu kegiatan ROMANSA yang menanamkan nilai-
nilai kedermawanan adalah kegiatan rutinan, infaq dan sedekah pada hari
Selasa dan Jumat. Infaq dan sedekah ini sifatnya sukarela tanpa ada
paksaan dan batasan. Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan bahwa
uang yang diberikan oleh orang tua atau uang jajan itu harus disyukuri.
Dengan terbiasa bersyukur siswa akan sadar bahwa masih banyak orang
yang lebih membutuhkan di luar sana, sehingga sebagai tanda syukur,
mereka akan terbiasa memberikan rezekinya melalui infak yang dilakukan
pada setiap Selasa dan Jumat.16
Kemudian kegiatan Qurban kolektif dalam rangka perayan idul
Adha yang diadakan ROHIS SMAN 1 Gunungputri sehari setelah hari
raya. Qurban merupakan salah satu sarana untuk menggerus ego
materialisme dan secara langsung atau tidak langsung membangun
kepedulian sosial terhadap sesama manusia. Serta kegiatan lain seperti
BAKSOS dan lain sebagainnya yang berkaitan dengan nilai-nilai
kedermawanan.
Pada dasarnya, ketika kegiatan ektrakurikuler ROMANSA
menerapkan nilai-nilai kedermawanan, secara tidak langsung mereka
15
Siti Nurkamilah (Pembina ROHIS) Wawancara Pribaidi, Tanggal 10 Januari 2019 16
Rahmawan Hidayatullah, (Ketua Umum ROHIS), Tanggal 09 Januari 2019
sudah mengikuti salah satu akhlak para nabi yaitu selalu memberikan harta
kepada orang-orang fakir. Selain itu, hal itu juga merupakan tanda-tanda
akhlak mulia dari seseorang yang beriman yaitu tidak bakhil.17
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengenal lebih dalam
tentang bagaimana kegiatan-kegiatan ROMANSA berperan dalam
membina kedermawanan siswa sebagai akhlak mulia. Dari paparan latar
belakang di atas, penulis merumuskan judul penelitian “Peran Kegiatan
Ekstrakurikuler ROHIS dalam Membina Akhlak Mulia Siswa di SMA
Negeri 1 Gunungputri”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab
terjadinya suatu masalah.18
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Kurangnya pengamalan nilai-nilai agama dalam diri siswa.
2. Kurangnya penguatan pemahaman agama dalam diri siswa.
3. Kurangnya kegiatan pembinaan akhlak mulia lebih lanjut untuk
siswa.
4. Kurangnya kesadaran kepedulian sosial sebagai buah ibadah
kepada Allah Subhanahu Wata‟ala.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah berisi penentuan ruang lingkup penelitian
yang akan menjadi fokus kajian selama penelitian.19
Kegiatan penelitian
ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:
17 Sholih bin Muhammad bin Ali Basalamah, Al-Mawa‟idz, (Brebes: Darussalam,
2013), h. 199 18
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. (Jakarta : FITK UIN, 2016), h. 54 19
Ibid, h. 55
1. Kegiatan disini adalah kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan
oleh ROHIS SMAN 1 Gunungputri
2. Akhlak mulia siswa dibatasi pada akhlak dermawan.
3. Siswa di sini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ROHIS dan
terdaftar dalam anggota ROHIS SMAN 1 Gunungputri periode 2017-
2018.
D. Rumusan masalah
Rumusan masalah yakni pertanyaan yang memandu peneliti untuk
mengumpulkan data di lokasi penelitian.20
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana peran kegiatan ekstrakurikuler ROHIS
dalam membina akhlak mulia (dermawan) siswa di SMAN 1
Gunungputri?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai hal terkait apa yang ingin
dicapai oleh peneliti.21
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kegiatan ekstrakurikuler
ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMA Negeri 1
Gunungputri, Bogor.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi apa saja konstribusi yang dapat diperoleh setelah
penelitian selesai dilakukan dan masalah penelitian dapat dipecahkan.22
Manfaat diadakannya penelitian ini di antaranya sebagai berikut:
1. Penulis. Untuk memenuhi persyaratan lulus strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan
R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. VI, h. 288 21
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta :
Bumi aksara, 2006), Cet. VI, h. 29 22
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Op.Cit, h. 55-56
2. Sekolah. Bagi SMA Negeri 1 Gunungputri, hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan informasi
dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan
ekstrakurikuler Kerohanian Islam (Rohis) dalam membina akhlak
dermawan siswa.
3. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan. Sebagai masukan bagi manajemen
kesiswaan dan Pembina ekstrakurikuler dalam upaya mengembangkan
dan meningkatkan program-program yang terdapat di SMA Negeri 1
Gunungputri.
4. Peneliti. Manfaat bagi peneliti adalah sebagai bahan informasi dan
menambah wawasan tentang kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam
(ROHIS) dan akhlak mulia siswa.
5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori bagi
penelitian selanjutnya.
12
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Ektrakurikuler
1. Pengertian Peran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah “Perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam
masyarakat”.1 Peran tidak dapat dipisahkan dengan status (kedudukan),
walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara
satu dengan yang lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain
dan sebaliknya. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan
karena dia (orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat,
walaupun kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain,
akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.
Sedangkan menurut Wahjosumijo, peran adalah “Sejumlah
tanggung jawab atau tugas yang dibebankan dan harus dilaksanakan oleh
seseoang”.2 Selanjutnya, Soerjono soekanti mengatakan, “Peranan (role)
merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka
ia menjalankan suatu peranan. Sarlito Wirawan Sarwono juga
mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah
harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku-prilaku yang
pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai
peran tertentu.3
Dikutip oleh Soleman B. Toneko dari pendapat Koentjaraningrat
tentang peran ia mengatakan, “Adapun segala cara berlaku dari individu-
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 854 2 Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepada Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2007), h.155 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali,
1984), h.235
13
individu untuk memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan hak-hak
tadi, merupakan aspek dinamis dari status atau kedudukan. Cara-cara
berlaku itu disebut peranan, yang dalam bahasa asingnya disebut role.4
Dari penjelasan yang dipaparkan di atas terlihat suatu gambaran
bahwa yang dimaksud dengan peran adalah seperangkat prilaku, sikap,
kewajiban dan hak-hak khusus yang diharapkan dari seseorang atau suatu
kelompok yang memiliki suatu status tertentu.
2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan
penunjang dalam ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler
biasanya terkait dengan pengembangan bakat dan minat yang dimiliki
oleh peserta didik. Karena itu kegitan ekstrakurikuler dijadikan sebagai
wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran atau di luar kegiatan
kurikuler. 5
Menurut piet A. Sahertian, kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang
dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai
mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya
pembinaan manusia seutuhnya.6
Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat diartikan sebagai kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk
membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus
diselenggarakan oleh tenaga pendidik di sekolah/madrasah.
4 Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi
Pembanguna ,(Jakarta: Rajawali, 1990), h. 88 5 Tim Dosen Administrsi Pendidikan Universitas Penidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2 010), h. 212 6 Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1994), h. 132
14
Dan menurut pendapat Muhaimin, kegiatan ekstrakurikuler
adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan
konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang
berkempuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.7
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang pelaksanaannya di luar
jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu luang siswa dengan hal-hal
positif yang bertujuan agar siswa mampu memperluas wawasannya,
mengembangkan kemampuan dan keterampilannya melalui jenis-jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai minat dan bakatnya.
Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya menggali
potensi, mengembangkan bakat dan minat siswa tetapi juga membentuk
karakter siswa menjadi lebih baik dengan diadakannya pembinaan
melalui kegiatan yang diminati siswa.
Melalui kegiatan yang disukai siswa tentunya mempermudah
menanamkan nilai-nilai positif terhadap siswa seperti meningkatkan
kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, kedisiplinan, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta berakhlak
mulia.
3. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat
dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan
kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga
dan masyarakat.
7 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 74-75
15
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta
didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.
2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta
didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri
atau kelompok.8
4. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler
Dalam kegiatan ektrakurikuler tidak hanya diadakan saja namun
kegiatan itu memiliki tujuan yang penting dalam mengembangkan
potensi peserta didik.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di
sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang
dikutip oleh B. Suryosubroto adalah: (1) Kegiatan ekstrakurikuler
harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif,
afektif, dan psikomotor. (2) Mengembangkan bakat dan minat
siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pribadi manusia
seutuhnya yang positif. (3) Dapat mengetahui, mengenal serta
membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya.9
Sedangkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan tujuan
yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, adalah sebagai
berikut: menitikberatkan kepada pengembangan potensi peserta didik,
pemantapan kepribadian peserta didik dan usaha mewujudkan peserta
didik yang berakhlak mulia dan memiliki sikap demokratis agar dapat
berkiprah di masyarakat luas ke depannya.10
Kemudian lebih lanjut tujuan kegiatan ekstrakurikuler bagi
peserta didik sebagaimana dikutip Sri Minarti, menurut Mc Know, yang
dikutip juga oleh Richard Gorton, adalah sebagai berikut:
8 Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan Pengembangan
Diri, (Jakarta: Pengembangan Diri AALSON, 2006), h. 17 9 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), h. 272 10
Jamal Ma‟mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah, (Jogjakarta:
Diva Press, Anggota IKAPI, 2012), cet. ke-1, h. 154
16
a. Membantu semua peserta didik belajar bagaimana
menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana.
b. Membantu semua peserta didik meningatkan dan
memanfaatkan secara konstruktif bakat-bakat dan
keterampilan unik yang mereka miliki.
c. Membantu semua peserta didik mengembangkan minat dan
bakat serta keterampilan rekreatif baru.
d. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang
lebih positif terhadap nilai kegiatan rekreatif.
e. Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin
atau anggota kelompok.
f. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang
lebih realistis dan positif terhadap dirinya sendiri dan orang
lain.
g. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang
lebih positif terhadap sekolah, sebagai hasil partisipasi dalam
program kegiatan peserta didik.11
Menurut Wahjosumidjo bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan
untuk, Pertama, memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,
dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan
para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran-mata pelajaran sesuai
dengan program kurikuler yang ada. Kegiatan ini dilaksakan melalui
berbagai macam bentuk, seperti lomba mengarang, baik yang bersifat
esai, maupun yang bersifat ilmiah, seperti penemuan melalui penelitian,
pencemaran lingkungan, narkotika dan sebagainya. Kedua, melengkapi
upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian
siswa. Kegiatan semacam ini dapat diusahakan melalui PPBN, baris-
berbaris, kegiatan yang berkaitan dengan usaha mempertebal ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, latihan kepemimpinan dan sebagainya.
Ketiga, membina dan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.
Kegiatan ini untuk memacu ke arah kemampuan mandiri, percaya diri
dan kreatif.12
11
Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), cet. ke-1, h. 203-204 12
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010), cet. ke-7, h. 264-265
17
Kegiatan pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, dan minat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama kegiatan ekstrakurikuler adalah mengembangkan bakat dan minat
siswa serta menjadi wadah untuk mebina akhlak peserta didik menjadi
lebih baik.
Selain itu kegiatan ekstrakurikuler mampu memanfaatkan waktu
siswa di luar jam belajar di kelas dengan penuh manfaat dan bersifat
lebih informal, sehingga peserta didik yang ikut dalam kegiatan
ekstrakurikuler mendapatkan kebahagiaan karena dapat berinteraksi
dengan teman-teman lintas kelas atau jurusan bahkan lintas sekolah yang
memberikan kepercayaan diri yang lebih banyak.
Kemudian ekstrakurikuler mengajarkan bagaimana hidup
berdampingan dengan berbagai perbedaan namun satu tujuan. Hal ini
membantu peserta didik dalam pendewasaan diri untuk lebih
bertanggung jawab, lebih menghargai satu sama lain, lebih dewasa dalam
berfikir dan lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan.
Adapun ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa
kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program
intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta
pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program
ekstrakurikuler.
18
5. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut pendapat Muhaimin, adapun fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler yaitu:
a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
b. Social, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik.
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan
menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses
perkembangan.
d. Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.13
Millier, Mayer dan Patrick, seperti yang dikutip oleh Percy E.
Burrup dalam bukunya Modern High School Administration menunjukkan
berbagai macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler. Secara terinci mereka
menyebutkan:
a. Sumbangan terhadap murid atau siswa
1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
minat dan menemukan minat-minat baru.
2) Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui
pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan,
terutama pengalaman kepemimpinan, kesetiakawanan,
kerjasama, dan kegiatan-kegiatan mandiri.
3) Dalam kegiatan ekstra kelas dapat dikembangkan semangat
dan moral sekolah.
4) Memberi kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk
memperoleh kepuasan dalam kerjasama kelompok.
13
Muhaimin, dkk., op.cit, h. 75
19
5) Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani.
6) Mengenal lingkungan secara lebih baik.
7) Memperluas hubungan dan pergaulan.
8) Memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih
mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara lebih
baik.
b. Sumbangan terhadap kurikulum
1) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas.
2) Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang
mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum.
3) Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan
individu atau bimbingan kelompok.
4) Untuk memotivasi pengajaran kelas.
c. Sumbangan terhadap efektivitas penyelenggaraan sekolah
1) Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa,
guru-guru, staf administrasi dan supervisi.
2) Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam
sekolah.
3) Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka
membantu para remaja dalam menggunakan waktu
senggangnya.
4) Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada guru
agar lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat
memotivasi para siswa dalam memberikan respon terhadap
berbagai situasi problematik yang mereka hadapi.
d. Sumbangan terhadap masyarakat
1) Untuk meningkatan hubungan antara sekolah dengan
masyarakat secara lebih baik.
20
2) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat
dalam membantu sekolah.14
Dari penjelasan di atas begitu banyak fungsi dari kegiatan
ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Semua
fungsi tersebut akan terwujud apabila pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu dalam peraturan siswa,
peningkatkan disiplin siswa maupun petugas. Oleh sebab itu, pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler harus melibatkan banyak pihak untuk bersama-
sama mencapai tujuan pendidikan.
B. ROHIS (Rohani Islam)
1. Pengertian Rohis
Kerohanian Islam berasal dari kata “rohani” yang mendapat awalan
ke- dan akhiran -an. Sedangkan pada dasarnya rohani pula merupakan kata
dasar “ruh atau roh”. Kata ruh atau roh bermakna pemberian dari Allah
berupa kecerdasan, hidup, kekal yang ghaib sebagai tempat Allah
memberikan sesuatu yang kelak mempertanggungjawabkan perbuatan
jasmani dan manusia. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ruh yaitu
dalam surat Shaad ayat 72:
“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan
kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur
dengan bersujud kepadaNya". (Q.S. Shaad : 72)
Kata ruh dan rohani pada prinsipnya bermakna sama. Allah
meniupkan ruh sekaligus dengan inti hidup dan kecerdasan kepada setiap
rohani manusia. Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup, masing-
14
B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002), h. 277-278
21
masing mempunyai ruh beserta inti hidup (yang hidup kekal) dan
kecerdasan.15
2. Dasar-dasar Kerohanian Islam
Dalam firman-Nya dinyatakan bahwa Allah SWT. mengangkat
derajat ummatnya yang berilmu, bahkan ayat pertama yang diturunkan
oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
bukanlah ayat yang menerangkan tentang shalat, puasa ataupun zakat,
melainkan perintah “iqra” yaitu membaca, menelaah, merenungkan, dan
mengkaji yang merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan manusia
melalui pendidikan.
Adapun dasar-dasar Pendidikan Agama Islam sebagaimana dikutip
Samsul Nazar, menurut M. Arifin, yaitu:
a. Al-Qur‟an. Merupakan kalam Allah SWT. yang telah diwahyukan-
Nya kepada Nabi Muhammad SAW. bagi seluruh ummat manusia.
Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi
manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan
bersifat universal.
Dengan demikian al-Qur‟an merupakan pedoman atau kitab
suci yang berisi petunjuk Allah SWT bagi manusia untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW
sebagai pendidik pertama pada masa pertumbuhan Islam telah
menjadikan al-Qur‟an sebagai dasar pendidikan agama Islam
disamping sunnah. Kedudukan al-Qur‟an sebagai sumber pokok
pendidikan dapat dipahami dari ayat al-Qur‟an surat An-Nahl” 64,
yaitu:
15Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, Eksistensi Rohani Manusia, (Bekasi: Yayasan
Majelis Ta‟lim HDH, 2004), h. 92-93
22
“Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur’an) ini
melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka perselisihan itu
menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
(Q. S. An-Nahl: 64)
b. Hadits (As-Sunnah). Dasar yang kedua selain al-Qur‟an adalah
Sunnah Rasulullah SAW. Yaitu perbuatan, perkataan, dan taqrir
yang pernah di contohkan Nabi Muhammad SAW. dalam
perjalanan hidupnya melaksanakan dakwah Islam.16
Dalam lingkup pendidikan, sunnah mempunyai dua faidah,
yaitu: pertama, menjelaskan sistem pendidikan agama Islam
sebagaimana terdapat di dalam al-Qur‟an dan meneragkan hal-hal
rinci yang tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menggariskan
metode-metode pendidikan yang dapat dipraktekkan. Pribadi Rasul
sendiri, merupakan contoh hidup serta bukti konkrit dari hasil
pendidikan agama Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam
surat al-Ahzab ayat 21:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)
Pada zaman konseptual sekarang ini, kita tidak bisa terlepas
dari ijtihad, termasuk dalam bidang pendidikan agama Islam.
16
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya
Media Pratama, 2001), cet. 1, h. 95-97
23
Ijtihad dalam agama Islam harus tetap bersumber pada al-Qur‟an
dan Hadis yang di olah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan
agama Islam.
Dari penjelasan di atas mengenai rohani Islam maka dapat
disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS adalah kegiatan yang
menitikberatkan kepada bidang keagamaan untuk mengembangkan potensi
yang ada dalam diri peserta didik terutama dari segi kecerdasan spiritual
yang harus diasah dan digali sehingga mampu menerapkan ajaran agama
sebagai jalan hidup untuk bekal dalam kehidupan sehari-hari.
C. Konsep Akhlak Mulia
1. Pengertian Akhlak
Dalam kitab Madarijus Salikin akhlak adalah agama. Barang siapa
akhlaknya melebihi dirimu, maka agama orang tersebut lebih
dibandingkan dirimu. Sayyidah Aisyah RA pernah mengungkapkan
pribadi Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. Beliau berkata, “Akhlak
Rasulullah shallahu „alaihi wasallam adalah Al-Quran.” 17
Jika ditelaah secara etimologis (bahasa) dan terminologis (istilah)
akhlak berasal dari bahasa Arab, khilqun yang berarti kejadian, peringai,
tabiat, atau karakter. Sedangkan dalam pengertian istilah akhlak adalah
sifat yag melekat pada diri seseorang dan menjadi identitasnya.
Selain itu akhlak dapat pula diartikan sebagai sifat yang telah
dibiasakan, ditabiatkan, didarahdagingkan, sehingga menjadi kebiasaan
dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya, dan dapat dirasakan
manfaatnya. Akhlak terkait dengan memberikan penilaian terhadap
sesuatu perbuatan dan menyatakan baik atau buruk.
Hal ini berbeda dengan penilaian dalam ilmu dan hukum benar
salah; dan berbeda pula dengan penilaian estetika atau seni yang terkait
dengan indah tidak indah. Perpaduan antara penilaian akhlak atau agama
17
Shalah Syadi, Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin, ( Jakarta: Najla Press, 2003),
h. 17
24
(baik buruk), penilaian ilmu atau hukum (benar salah), serta penilaian seni
(indah tidak indah) itulah selanjutnya yang disebut dengan fitrah yang
setiap manusia diberikannya.18
Fitrah manusia mempunyai sifat suci, yang dengan nalurinya
tersebut ia secara terbuka menerima kehadiran Tuhan yang Maha Suci.
Bila kembali kepada ajaran agama Islam dengan bersumber pada Alquran,
akar naluri beragama itu bagi setiap individu telah tertanam jauh sebelum
kelahirannya di dunia nyata.
Fitrah dalam Alquran disebutkan sebanyak 20 kali yang tersebar
dalam 17 surat.19
Fitrah keagamaan yang melekat pada diri manusia akan
menuju kepada agama yang lurus atau kebaikan. Sebagaimana disebutkan
dalam Alquran surat Ar-rum ayat: 30
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S Ar-Rum : 30)
Merujuk pada fitrah yang dikemukakan oleh ayat tersebut dapat
dipahami bahwa menusia sejak asal kejadiannya membawa potensi agama
lurus, dan dipahami para ulama sebagai tauhid.
Meskipun manusia terlahir dalam keadaan baik (fitrah) namun Ia
juga mempunyai potensi untuk salah. Untuk itu agar dapat
mengaktualisasikan fitrahnya, manusia perlu memahami dan menguasai
potensi salah atau kekurangan yang ada pada dirinya. Potensi keunggulan
18
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 208 19
Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), h.
77
25
yang dimiliki manusia yaitu kemapuan berfikir (akal sehat) menjadikan
manusia dapat membedakan hal-hal yang benar dan salah.
Adanya potensi keunggulan yang dimiliki manusia erat kaitannya
dengan potensi manusia sebagai hamba Allah dan juga tugas manusia
sebagai khalifah di muka Bumi. Tugas berat ini menuntut manusia untuk
memiliki akhlakul karimah (struktur watak yang baik).
Selanjutnya akhlak menurut ibnu Maskawih secara istilah
dikatakan :
فس داعية لها الى اف عالها من غير فكر ول رويةحال للن
“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
Lalu Al- Ghazali berpendapat sama dengan Ibnu Miskawaih hanya
saja ia mendefinisikannya lebih luas, yaitu:
ها تصدر الف عال بسهولة ويسر من غير فس راسخة عن عبارة عن هيئة فى الن
حاجة الى فكر ورؤية
“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan”.20
Dalam ensiklopedi Islam sebagaimana dikutip oleh Henny
Narendrany Hidayati dikatakan akhlak ialah suatu keadaan yang melekat
pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa mealui proses pemikiran, pertimbangan, dan pemikiran.21
Dari pengertian akhlak sebagaimana tersebut di atas terdapat
kesamaan bahwa akhlak adalah suatu kesadaran sikap dan tingkah laku
yang muncul dari dasar hati yang paling dalam secara spontan tanpa ragu
dan tanpa pikir.
20
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1997), h. 1 21
Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta :
UIN Press dan LPJM, 2009), h. 8
26
Dalam hal ini tampak erat kaitannya dengan pendidikan, yang pada
intinya upaya menginternalisasikan nilai-nilai, ajaran, pengalaman, sikap,
dan sistem kehidupan secara holistik menjadi sifat, karakter, dan
kepribadian perserta didik. Dengan diterapkannya akhlak tersebut, maka
akan tercipta kehidupan yang tertib, teratur, aman, damai, dan harmonis,
sehingga setiap orang akan merasakan kenyamanan yang menyebabkan ia
dapat mengaktualisasikan segenap potensi dirinya, yakni berupa cipta
(pikiran), rasa (jiwa), dan karsa (pancaindra). Sebaliknya tanpa adanya
akhlak, maka manusia akan mengalami kehidupan yang kacau. 22
2. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak Mulia
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia,
M. Yatimin Abdullah membaginya menjadi dua yakni:
1. Faktor internal yang meliputi tingkah laku manusia, insting dan naluri,
dan nafsu
1) Tingkah Laku Manusia
Tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang
diwujudkan dalam perbuatan. Sikap seseorang boleh jadi tidak
digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercemin dalam perilaku
sehari-hari tetapi adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku.
Misalnya ketika sesorang dihadapkan dengan sampah yang
berserakan, ia tahu bahwa itu perbuatan yang buruk namun tidak ia
cerminkan dengan membuang sampah itu ke tempatnya.
Oleh karena itu, meskipun secara teoritis hal itu terjadi
tetapi dipandang dari sudut ajaran agama Islam termasuk iman
yang tipis. Untuk melatih akhlak mulia dalam kehidupan sehari-
hari ada contoh-contoh yang dapat diterapkan sebagai berikut :
a) Akhlak yang berhubungan dengan Allah
b) Akhlak terhadap diri sendiri
22
Abuddin Nata, Op.Cit., h. 208
27
c) Akhlak terhadap keluarga
d) Akhlak terhadap masyarakat
e) Akhlak terhadap alam sekitar.
Kecenderungan fitrah manusia selalu untuk berbuat baik
(hanif). Seseorang itu dinilai berdosa karena pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukannya. Secara fitrah manusia dilahirkan
dalam keadaan suci. Allah memberikan manusia dengan akal,
pikiran dan iman kepada-Nya. Keimanan itu dalam perjalanan
hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan oleh
pengaruh lingkungan hidup yang dialaminya.
2) Insting dan Naluri
Menurut bahasa insting berarti kemampuan berbuat pada
suatu tujuan yang dibawa sejak lair, merupakan pemuasan nafsu,
dan dorongan psikologis. Insting juga merupakan kesanggupan
melakukan hal yang komplek tanpa dilihat sebelumnya. Terarah
kepada suatu tujuan yang berarti bagi subjek tidak disadari
langsung secara mekanis.
Menurut James sebagaimana dikutip M.Yatimin dalam
bukunya studi akhlak dalam perpsektif Al-Quran bahwa insting
adalah sifat yang menyampaikan pada tujuan dan cara berfikir.
Insting merupakan kemampuan yang melekat sejak lahir dan
dibimbing oleh naluriyahnya.
Insting pada intinya ialah suatu kesanggupan untuk
melakukan perbuatan yang tertuju kepada suatu pemuasan
dorongan nafsu atau dorongan batin yang telah dimiliki manusia
maupun hewan sejak lahir. Dalam ilmu akhlak insting berarti akal
pikiran. Akal dapat memperkuat akidah, namun harus ditopengi
ilmu, amal, dan takwa kepada Allah. Allah memuliakan akal
dengan dijadikanya sebagai sarana tanggung jawab.
Perbedaan utama insting manusia dan hewan adalah terletak
pada kemampuan manusia mengambil jalan melingkar dalam
28
mencapai tujuannya. Seluruh insting hewan dipenuhi oleh
kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari
objek yang diinginkannya atau membuang benda yang
dihalanginya. Sebaliknya manusia dilengkapi dengan akal pikiran,
dalam melakukan kegiatan ia menggunakan akal pikiran, dalam
melakukan kegiatan ia menggunakan akal pikir dengan sempurna
dan sarana penunjang berupa bahasa, logika, matematika, dan
statistika.
Akal adalah jalinan pikir dan rasa yang menjadikan
manusia, berlaku, berbuat, membentuk masyarakat dan membina
kebudayaan. Akal menjadikan manusia itu mukmin, muslim,
muttaqin, shalihin. Agama itu akal maka hanya dengan akal dapat
memahami Allah, akal sebagai kunci untuk memahami Islam.
Sedangkan naluri merupakan asas tingkah laku perbuatan manusia.
Manusia dilahirkan dengan membawa naluri yang berbentuk
proses pewarisan urutan nenek moyang.
Naluri dapat diartikan sebagai kemauan tak sadar dan dapat
dipengaruhi oleh latihan berbuat. Tingkah laku perbuatan manusia
sehari-hari dapat ditunjukan oleh naluri sebagai pendorong.
Keadaan pribadi manusia bergantung pada jawaban asalnya
terhadap naluri. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga
terbentuk kemauan yang melahirkan tindakan. Akal dapat
mendesak naluri, sehingga keinginan hanya merupakan riak saja.
Akal dapat mengendalikan naluri sehingga terwujud
perbuatan yang diputuskan oleh akal. Hubungan naluri dan akal
membentuk kemauan. Kemauan melahirkan tingkah laku
perbuatan. Nilai tingkah laku perbuatan menentukan nasib
seseorang. Naluri yang ada pada diri seseorang adalah takdir
Tuhan.
29
3) Nafsu
Nafsu berasal dari bahasa Arab, yaitu nafsun artinya niat.
Nafsu dikatakan juga keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan
kumpulan dari kekuatan amanah dan sahwat yang ada pada
manusia. Menurut Agus Sudjanto sebagaimana dikutip M. Yatimin
bahwa nafsu adalah hasrat besar dan kuat, ia dapat mempengaruhi
seluruh fungsi jiwa. Hawa nafsu bergerak dan berkuasa di dalam
kesadaran. Nafsu memiliki kecenderungan dan keinginan yang
sangat kuat. Pun juga menurut Kartini Kartono yang dikutip
M.Yatimin dalam buku yang sama bahwa nafsu ialah suatu
dorongan batin yang kuat memiliki kecenderungan yang sangat
hebat sehingga dapat mengganggu keseimbangan fisik.23
2. Faktor Eksternal meliputi adat istiadat, lingkungan, kehendak dan
takdir
1) Adat Istiadat
Sebagaimana dikutip M. Yatimin, menurut Nasraen adat itu
ialah suatu pandangan hidup yang mempunyai ketentuan-ketentuan
yang objektif, kokoh dan benar serta mengandung nilai mendidik
yang besar terhadap seseorang dalam masyarakat.
Kebiasaaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik
mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat
mengubah kepribadian seseorang. Lingkungan yang tidak baik
akan menolak adanya disiplin dan pendidikan ia mengembalikan
kebiasaan buruk yaitu kebiasaan primitif.
Kebiasaan adalah perbuatan yang berjalan dengan lancar
seolah-olah berjalan dengan sendirinya. Perbuatan kebiasaan pada
mulanya dipengaruhi oleh kerja pikiran, didahului oleh
pertimbangan akal dan perencanaan yang matang. Lancarnya
perbuatan dikarenakan perbuatan itu seringkali diulang-ulang. Agar
23
M. Yatimin Abdullah, Op.CIt., h. 75-83
30
kebiasaan buruk bisa menjadi baik diperlukan berbagai bimbingan
dari orang lain.
Semua perbuatan baik dan buruk menjadi adat kebiasaan
karena adanya kecendrungan hati terhadapnya dan menerima
kecenderungan tersebut dengan disertai perbuatan berulang-ulang.
Nilai-nilai adat berfungsi sebagai pedoman hidup manusia
dalam masyarakat yang lingkunganya sangat umum. di antara adat
istiadat suatu bangsa berasal dari perbuatan-perbuatan yang
dilakukan oleh nenek moyang karena terdorong oleh instingnya.
2) Lingkungan
Sebagaimana dikutip M. Yatimin, menurut Zakiah Drajat
lingkungan ialah ruang lingkup luar yang berinteraksi dengan insan
yang dapat berwujud benda-benda seperti air, udara, bumi, langit,
dan matahari. Berbentuk selain benda seperti insan, pribadi,
kelompok, institusi, sistem, undang-undang, dan adat kebiasaan.
Lingkungan dapat memainkan peranan dan pendorong terhadap
perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai taraf
yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat menjadi
penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga seseorang
tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.
Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan Islam
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan
yang dapat memberi pengaruh anak didik dapat dibedakan menjadi
tiga kelompok, yaitu:
a) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama
b) Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi
agama
c) Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan
sadar dan hidup dalam lingkungan agama.
31
Oleh karena itu, perangai seseorang dapat dilihat dari siapa
ia berhubungan, dimana beradaptasi, akal harus dapat membedakan
dan menempatkannya sesuai fitrah manusia.
3) Kehendak dan Takdir24
Kehendak menurut bahasa ialah kemauan, keinginan, dan
harapan yang keras. Kehendak yaitu fungsi jiwa ntuk mendapatkan
sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan
dengan pikiran dan perasaan. Sedangkan takdir adalah ketetapan
Tuhan, apa yang sudah ditetapkan Tuhan sebelumnya atau nasib
manusia. Beriman kepada takdir merupakan suatu kekuatan yang
dapat memngbangkitkan kegiatan bekerja.
Dengan demikian faktor yang mempengaruhi akhlak di
antaranya adalah kehendak dan takdir dari Allah Subhanahu
Wata‟ala. Keinginan menjadi manusia yang berakhlak dan yakin
kepada takdir Allah akan membantu terbentukanya akhlak mulia
dalam diri.
D. Dermawan
1. Pengertian Dermawan
Dermawan adalah perilaku kebaikan dalam interaksi sosial dengan
memberikan bantuan dan sumbangan dana bagi berbagai kepentingan fi
sabililah (charity). Allah Subahanu Wata‟ala berfirman :
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),
baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
24
Ibid., 84-95
32
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-
orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali-Imran : 133-134)
Sedekah ini harus berasal dari harta (uang) yang halal agar
pemberinya memperoleh pahala besardari Allah Subhanahu Wata‟ala.
Dalam sebuah hadits dikatakan siapa saja yang bersedekah dari hasil usaha
yang baik dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka Allah akan
melimpahkan rahmat-Nya berlipat ganda. Sedekah seorang mukmin
diibaratkan sebagai investasi yang bakal dinikmati hasilnya di hari
kiamat.25
Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja dan bersedekah
sebagai sarana mewujudkan solidaritas sosial di antara anggota
masyarakat. Bentuknya sangat beragam dan bermacam-macam. Sedekah
bisa dengan memberikan sejumlah uang (materi), menolong orang yang
membutuhkan, amar ma‟ruf nahi munkar, dan menahan diri dari menyakiti
orang lain. Kegemaran sedeka yang diperintahkan Islam tidak hanya
terbatas pada orang yang membutuhkan saja dari kalangan manusia akan
tetapi berlaku terhadap binatang dan makhluk hidup lainnya.26
Menurut Confisius dan Mencius sebagaimana dikutip dalam buku
Islam Dan Urusan Kemanusiaan Konflik, Perdamaian, Dan Filantropi
yang disusun oleh tim Internasional Geneve Comite, sikap dermawan
adalah karakter pembeda manusia dan sebagai salah satu dasar yang
dimiliki oleh bangsawan atau orang unggul.27
Dalam hadits Nabi Muhammad Shallallhu „Alaihi Wasallam yang
diriwayatkan oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash bersabda :
اهلل كريم يحب الكرماء، جواد يحب الجودة، يحب معالي الخالق ويكره ان
(روه الحاكم و ابو ن عيم) سفسفها
25
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, amzah h. 293-294 26
Ibid, 297. 27
Tim ICRC, Islam dan Urusan Kemanusiaan konflik, perdamaian, dan filantropi,
Jakarta PT Serambi 2015 h. 343
33
“sesungguhnya Allah itu Maha Pemberi (kaunia), mencintai orang-orang
yang suka memberi, Maha Dermawan mencintai orang-orang yang
dermawan, mencintai akhlak yang luhur dan membenci akhlak yang
buruk.” (HR. Hakim dan Abu Nuaim)
Kata الجود (Derma) adalah memberi tanpa ada ganti dan tanpa ada
tendensi apa pun, sedangkan الكرم itu adalah memberi dengan cara yang
baik sebelum diminta, dan memberi makan pada waktunya, serta berbelas
kasihan kepada orang yang meminta dengan mengerahkan apa yang
diperolehnya. Maka yang dimaksud dengan dermawan adalah memberikan
sesuatu tanpa pamrih dengan cara yang yang baik dan harta yang halal. 28
Ada banyak perintah dalam Al-Quran yang mulia untuk bersifat
memberi, dermawan, dan melarang dari sifat bakhil dan kikir. Allah
Subhanahu Wata‟ala berfirman,
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.
Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan
(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian
dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri
28
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang dicintai Allah,
(Darul Haq : Jakarta 2017) h. 355
34
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji”.
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian
dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang
pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at dan
orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim”.
“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah
mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan
sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan
persahabatan”.
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara
kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak
menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang
menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang
saleh?"
Seiring dengan adanya perintah untuk bersifat memberi dan
menderma, ada anjuran agar mencintai sifat tersebut dengan penjelasan
tentang keutamaannya, dan banyak ganjaran dan pahala yang akan
diperoleh disebabkan keduanya. Allah Subhananhu Wata‟ala berfirman,
35
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Dalam kitab terjemahan tafsir Ibnu katsir dijelaskan bahwa Allah
akan melipat gandakan pahala bagi orang yang memberikan hartanya di
jalan Allah Suhanahu Wata‟ala. Ini merupakan perumpamaan yang
diberikan Allah Ta'ala mengenai pelipatgandaan pahala bagi orang yang
menafkahkan harta kekayaannya di jalan-Nya dengan tujuan untuk
mencari keridhaan-Nya. Dan bahwasanya kebaikan itu dilipatgandakan
mulai dari sepuluh sampai tujuh raus kali lipat. Allah Subhanahu Wata‟ala
berfirman, yang artinya "Perumpamaan (nafkah yang dieluarkan oleh)
orang-orang yang menyerahkan hartanya dijalan Alah." Sa'id bin Jubair
mengatakan: "Yaitu dalam rangka menaati Allah Subhanhu Wata‟la"
Sedangkan Makhul mengatakan: "Yang dimaksud adalah menginfakkan
harta untuk jihad, berupa tali kuda, periapan persenjataan, dan yang
lainnya."
Kemudian Syabib bin Basyar menceritakan dari Ikrmah, dari Ibnu
Abbas; "Dirham yang dipergunakan untuk jihad dan ibadah haji akan
dilipatgandakan sampai 700 kali lipat." Oleh karena itu, Allah Ta'ala
berfirman: yang artinya " adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.”
Perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan
bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat
bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan oleh Allah bagi para
pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang
yang menanamnya di tanah yang subur.
36
Selain itu diterangkan dalam hadits juga tentang pelipatgandaan
kebaikan sampai 700 kali lipat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu
Mas'ud, bahwasanya ada seorang laki-laki yang menginfakkan seekor unta
yang hidungnya telah dibertali di jalan Allah. Lalu Rasulullah Shallallahu
„Alaihi Wasallam bersabda: yang artinya: "Engkau pasti akan datang pada
hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya."
Dan diriwayatkan juga oleh Muslim dan an-Nasa'i.29
Selain mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda, keutamaan
dermawan yakni Allah telah bersaksi untuk mmberikan petunjuk dan
kebahagiaan bagi orang-orang yang bersifat dermawan dan pemberi, dan
Dia memberitahukan bahwa perbuatan baik mereka terhadap manusia itu
adalah sebab bagi mereka untuk mewarisi surga.
Begitupun Rasulullah Shallallhu „Alaihi Wasallam mengajarkan
kepada umatnya untuk bersifat dermawan, tidak hanya mengajarkan beliau
adalah sosok tauladan yang patut untuk ditiru. Banyak riwayat hadits yang
menceritakan betapa mulia orang yang sering bersedekah. Salah satu hadis
mengatakan bahwa oaring yang sering memberi akan selalu didoakan
malaikat untuk sedekahnya diganti dan sebaliknya rang yang menahan
hartanya maka malaikatpun berdoa untuk kehancurannya. Oleh karena itu
penting menanamkan akhlak dermawan dari sejak dini. Agar terbiasa
memberi kepada sesama manusia bahkan kepada hewan sekalipun. 30
2. Metode Pembinaan Akhlak Dermawan
Penanaman karakter kedermawanan bisa melalui metode
keteladanan, nasihat, pembiasaan atau pemantauan, dan hukuman. Serta
melalui pendekatan yaitu perilaku sosial dan perkembangan moral
kognitif. Serta strategi yang digunakan melalui kegiatan rutin, spontan,
keteladanan dan pengkondisian. Serta dalam bentuk penanaman yaitu
29
Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu
KastirJilid I, Terj. M. Abdul Ghoffar, (Bogor : Pustaka Imam Syafi‟I, 2004, h. 526 30
Abdul Azim bin Badawi al-Khalafi, Op. Cit., h. 365
37
peduli terhadap diri sendiri, peduli terhadap teman dan adik kelas, peduli
terhadap guru dan peduli terhadap lingkungan sosial. Yang mana
penanaman karakter kedermawanan melalui kegiatan infak dan sedekah
melalui kegiatan yaitu kegiatan sehari-hari seperti kegiatan infak harian,
baksos, kerja bakti, menjenguk ketika ada teman yang sakit atau terkena
musibah.
Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan
imannya. Menurut syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian
infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika
infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas dari
sekedar material, misal senyum itu sedekah.
Dari hal ini yang perlu diperhatikan adalah jika seseorang telah
berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali
untuk berinfaq atau bersedekah dalam beberapa ungkapan al-Quran.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagaimana dikutip Fifi Nofiaturrahma dalam jurnal yang
berjudul penanaman karakter dermawan melaui kegiatan sedekah
Muhammad bin Shalih mengatakan bahwa Islam memerintahkan kepada
umatnya untuk suka memberi, dan Rasulullah SAW merupakan teladan
bagi umat Islam untuk mencintai perilaku berderma kepada siapa saja.
Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki jiwa
dermawan dengan tujuan untuk menjernihkan jiwa seseorang,
mewujudkan kepekaan sosial yang tinggi, tenggang rasa terhadap saudara
yang fakir, kesempatan penting untuk mengingat karunia Allah dari
38
berbagai nikmat yang diberikan-Nya. Hidup sederhana dan tidak berlebih-
lebihan dan tidak bermewah-mewahan, serta untuk menyalurkan harta
dijalan Allah semata berharap rida Allah SWT. Selain itu syariat Islam
bertujuan untuk mewujudkan keridhaan dan kelapangan hati seseorang
yang menerima sedekah, perekat ukuwah Islamiyah, terciptanya
masyarakat yang dinamis, gemar tolong-menolong. Hal itu menekankan
bahwa Islam adalah agama yang mempunyai satu tujuan, satu landasan,
dan satu kewajiban.31
E. Hasil Penelitian Relevan
1. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Nurul Hidayati Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Manajemen Pendidikan, dengan judul “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler
dalam menumbuhkan kedisplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang”
menyimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah bagi
siswa yang sangat menarik untuk mengisi waktu luar siswa dengan hal-hal
yang bermanfaat. Ekstrakurikuler di SMA 5 Tangerang dijadikan sebagai
upaya menumbuhkan disiplin siswa disamping banyaknya permasalahan
yang terjadi di sekolah baik dari pelanggaran disiplin dan kenakalan
remaja. Sedangkan dalm penelitian ini penulis memfokuskan pada satu
ekstrakurikuler saja yaitu ROHIS yang kegiatannya bersifat keagaman.
Penulis berusaha mendeskripsikan pera kegiatan ROHIS dalam membina
akhlak siswa dalam hal ini akhlak dermawan.
2. Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Novalian Kesumasari
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul “Pengaruh
Kerohanian Islam terhadap Kesadaran Beragama narapidana Tangerang”
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan
Kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama narapidana wanida kelas
31
Fifi Nofiaturahmah, Penanaman Karakter Dermawan Melalui Kegiatan Sedekah,
(Jurnal Zakat dan Wakaf : ZISWAF, Vol. 4, No. 2, Desember 2017)
39
II A di Tangerang. Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan
Novalian rohani Islam yang diteliti oleh penulis adalah salah satu
ekstrakurikuler di sekolah.
3. Berdasarkan hasil penelitian yang di tulis oleh Habib Ferdiyansyah
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul “Peran Rohis
Dalam Meningkatkan Sikap Keagamaan Siswa di SMP 10 Tangerang”
menyimpulkan bahwa rohis memiliki peran yang cukup aktif dalam
meningkatkan sikap keberagaman siswa. Dan terdapat pengaruh positif
antara peran rohis tehadap sikap keberagaman siswa dengan nilai koefisien
korelasi 0,4695. Sedangkan penulis menfokuskan kepada pembinaan
akhlak dermawan siswa di sekolah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
dilakukan oleh penulis berbeda dengan berbagai skripsi di atas. Skripsi-
skripsi yang telah disebutkan di atas memiliki fokus terhadap akhlak mulia
secara umum dengan subjek dan lokasi penelitian yang berbeda-beda.
Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih mengarah
khusus terhadap salah satu dari akhlak mulia yaitu tentang akhlak
dermawan.
Adapun subjek penelitian dari ketiga skripsi di atas sudah pasti
berbeda dengan penelitian ini. Subjek ketiga skripsi diatas adalah di lapas
dan di sekolah dengan objek yang berbeda. Sedangkan subjek dalam
penelitian ini adalah kegiatan organisasi ektrakurikuler ROHIS di SMAN
1 Gunungputri Bogor.
F. Kerangka Berfikir
Dari uraian di atas nampak jelas bahwa pembinaan mempunyai
peranan penting dalam kehidupan manusia. Pembinaan merupakan
kegiatan antara manusia yang dilakukan secara sadar yaitu untuk
membimbing, mengarahkan, mengajarkan, latihan, pembiasaan, kepada
40
peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya terutama
potensi beragama sehingga potensi itu semakin berkembang sesuai dengan
ajaran agama.
Akhlak adalah hal yang penting untuk umat manusia, karena
akhlak berhubungan dengan tingkah laku, tabiat, kebiasaan yang tertanam
dalam diri manusia. Manusia hidup membutuhkan Tuhan selain itu
manusiapun makhluk yang tidak bisa hidup sendiri ia butuh makhluk lain
untuk saling berdampingan yaitu manusia lain dan alam ini. Oleh karena
itu agar dapat berinteraksi dengan baik perlu adanya penanaman akhlak
mulia secara continu sejak dini melaui pembinaan pendidikan dari
berbagai pihak baik itu keluarga, sekolah ataupun masyarakat.
Akhlak yang mulia merupakan sifat dan pribadi Rasulullah SAW
sebagai suri tauladan. Beliau diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan
akhlak sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadis shahih. Maka
sepantasnya kita selaku umatnya harus berusaha untuk mencontoh akhlak
mulia yang telah diajarkan Rasul. Akhlak yang mulia mesti diterapkan,
dibiasakan dan dilatih. Jika hanya sekedar teori maka hasilnya sudah pasti
nol besar. Tak heran jika kebanyak orang sekarang tidak mempunyai
akhlak mulia, ini karena pendidikan akhlak yang ditanamkan berupa teori
saja tanpa adanya praktek. Terutama akhlak para remaja pelajar yang
rentan rusak dan terpengaruh oleh berbagai macam teror hasil era
globalisasi dewasa ini.
Salah satu akhlak mulia yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah
adalah akhlak dermawan, di mana akhlak dermawan adalah salah satu
akhlak yang penting untuk dimiliki oleh seorang Muslim. Bagaimana
tidak? Dermawan adalah sikap dan tingkah laku yang mencerminkan
Muslim sejati dimana ajaran agama Islam sanat mengutamakan nilai-nilai
kemanusiaan. Selain harus menjaga hubungan vertikal kepada Allah
41
Subhanahu Wata‟ala juga harus menjaga baik hubungan horizontal sesama
manusia terutama hubungan sesama kaum Muslimin.
Baik dalam Al-Quran maupun Sunnah akhlak dermawan sangat
diutamakan dan keutamaannya sangat besar. Justru buah keimanan yang
diinterpretasikan melalui ibadah ritual kepada sang Pencipta mesti
membuahkan kesadaran sosial berupa kepedulian terhadap sesama dan
kemurahan hati. Karena Allah saja Maha Pemurah dan Penyayang, sudah
barang tentu sebagai makluk ciptaan-Nya pun juga harus memiliki sikap
dan perilaku yang berkaitan dengan kedermawanan. Materialisme dan
hedonisme dewasa ini semakin mengkhawatirkan, ketimpangan sosial
antara si kaya dan si miskin masih menjadi momok. Perlunya penanaman
dan pembinaan kedermawanan kepada generasi bangsa untuk menjadi
bangsa pemurah kedepannya.
Untuk itu, pembiasaan akhlak dermawan peserta didik tidak cukup
dengan mengandalkan pembelajaran pendidikan akhlak di kelas saja.
Sekolah harus menyediakan ruang yang lebih luas untuk peserta didik
dalam upaya penanaman akhlak mulia ini. Di sinilah ROHIS berperan
penting, dengan berbagai kegiatan yang bernuansa sosial namun Islami
ROHIS mampu menjadi alternatif pembelajaran akhlak dan pengamalan
ajaran Agama sebagai upaya menjadikan para peserta didik yang
berakhlak mulia terutama memiliki akhlak dermawan. Maka terdapat
pengaruh positif yaitu : “Jika para peserta didik mengikuti kegiatan sosial
keagaman ROHIS di sekolah secara continu dan sebaik mungkin, maka
kedermawanan mereka akan semakin membaik.”
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gunungputri Bogor yang
beralamat Jl. Bojong Nangka No. 88 Gunungputri, Bogor, Jawa Barat.
Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup popular karena memiliki jumlah
siswa kurang lebih 1000, dan jumlah pendidik yang memadai. Terletak di
kecamatan Gunungputri, SMANTRI singkatannya, menjadi salah satu
sekolah favorit. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada
tanggal 17 September 2018 s/d 9 Maret 2019 untuk lebih jelasnya kegiatan
dapat dilihat dalam table di bawah ini :
Tabel 1
No Tahap
kegiatan
Waktu pelaksanaan
Sept Okt November Des Januari Februari
- Maret
1. Perencanaan
2. Studi
pendahuluan
3. Studi
lapangan
4. Pengumpulan
data
5. Pengolahan
data
42
43
B. Metodologi Penelitian Dalam sebuah penelitian penting untuk menentukan metode apa
yang akan digunakan. Agar penelitian berjalan dengan baik dan sesuai
dengan pedoman penelitian. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode deskriptif analisis yang berusaha menggambarkan, meringkas
berbagai situasi dan kondisi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang
ada di masyarakat yang menjadi objek penilaian, dan berupaya menarik
realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,
gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.1 sesuai
dengan keadaan di lapangan. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan
peran kegiatan ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa dalam hal ini
akhlak dermawan di SMA Negeri 1 Gunungputri Bogor.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang hasil
penelitiannya disimpulkan secara deskripsi, agar dapat memudahkan
penulis dalam memperoleh data dan menyimpulkan hasil data yang
diperoleh di lapangan nanti. Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.2
dengan metode ini penulis akan menggambarkan mengenai peran kegiatan
ekstrakurikuler dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN 1
Gunungputri dalam hal ini akhlak dermawan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data
penelitian.3 Pada umumnya seseorang yang ingin memperoleh data, harus
menggunakan teknik yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.
1 Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK, 2015), h. 63 2 Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 6 3 Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Peneltian, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h. 41
44
Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan
untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal, dengan
menggunakan segenap panca indera (melihat, mendengar, mencium,
merasa, dan meraba) terhadap suatu objek untuk mendapatkan data.4
Metode observasi juga dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.5
Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan dan pencatatan
yang sistematis terhadap objek yang dipandang dapat dijadikan sumber
data. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi lapangan. Hasil
pengamatan tersebut akan menjadi salah satu data untuk bahan rujukan
yang selanjutnya akan dianalisis dalam penelitian.
2. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi antara pewawancara
(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai
(interviewee) melalui komunikasi langsung. Selain itu wawancara dapat
dikatakan sebagai percakapan tatap muka antara pewawancara dengan
sumber informasi.6 Wawancara ini dilakukan dalam bentuk dialog
langsung dengan informan baik itu, anggota ROHIS, Ketua Rohis, Guru
Pendidikan Agama Islam, pembina ROHIS dan siswa serta siswi SMAN 1
Gunungputri.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini
adalah sumber yang bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif
murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan sumber yang
stabil dan akurat sebagai cermin situasi yang sebenarnya serta dapat
4 Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2015), cet. 2, h. 384 5 Pedoman Penulisan Skripsi, op.cit. h. 66 6 Muri Yusuf, op.cit., h. 372
45
dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.7
Dokumen dapat berupa bentuk teks tertulis, artefacts, gambar maupun
foto.8
Teknik dokumentasi ini menjadi salah satu teknik penunjang
validnya suatu data penelitian, karena penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif, maka penulis menggunakan ini sebagai pembantu dlam
mengambil hasil kesimpulan dalam penelitian.
D. Instrumen Penelitian
Kisi-kisi Observasi Penelitian
Table 2
Variabel Dimensi Indikator
Kegiatan Rohis Pelaksanaan kegiatan
ROHIS
Pelaku kegiatan
• Proses pelaksanaan
kegiatan ROHIS
• Kelebihan dan
kekurangan kegiatan
ROHIS
• Fasilitas yang
menunjang kegiatan
ROHIS
• Faktor pendukung
dan penghambat
kegiatan ROHIS
• Rangkaian kegiatan
ROHIS
• Antusias anggota
ROHIS dalam
7 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., h. 67 8 Muri Yusuf, op.cit. h. 390
46
ROHIS mengikuti kegiatan
ROHIS
• Keikutsertaan siswa
di luar anggota
ROHIS dalam
kegiatan ROHIS
• Peran pembina dan
guru PAI dalam
kegiatan ROHIS
Akhlak Mulia
(Dermawan)
Kepedulian
Kemurahan hati
• Keikutsertaan dalam
kegiatan ROHIS
yang berkaitan
dengan
kedermawanan.
• Berpartisipasi
materi dan non
materi untuk
kelancaran kegiatan
ROHIS
• Bahu membahu
antar sesama
anggota ROHIS
• Mengikuti kegiatan
penggalangan dana
untuk kegiatan
sosial ROHIS
• Sumbangan hasil
47
infaq untuk kegiatan
Idul Adha
• Uang kas ROHIS
sebagai tanggung
jawab anggota
ROHIS
• Dana hasil infaq dan
sedekah rutin
• Dana hasil
penggalangan untuk
kegiatan bakti sosial
Kisi-kisi Wawancara
Table 3
Variabel Dimensi Indikator
Kegiatan Rohis Pelaksanaan kegiatan
ROHIS
Pelaku kegiatan
• Proses pelaksanaan
kegiatan ROHIS
• Dampak positif
kegiatan ROHIS
• Tujuan kegiatan
ROHIS
• Faktor penghambat
dan pendukung
kegiatan ROHIS
• Peran pembina dan
guru PAI dalam
48
ROHIS kegiatan ROHIS
• Partisipasi siswa
dalam kegiatan
ROHIS
Akhlak Mulia
(Kedermawanan)
Kepedulian
Kemurahan hati
• Akhlak dermawan
siswa sebelum dan
sesudah mengikuti
kegiatan ROHIS
• Kepedulian
terhadap keadaan
sosial di sekolah
• Peran kegiatan
ROHIS dalam
membina akhlak
dermawan siswa
• Kemurahan hati
siswa di sekolah
• Kebiasaan
mendermakan harta
E. Teknik Analisis Data
Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya penulis membaca,
mempelajari, meneliti, menyeleksi, data-data yang relevan dan yang
mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis,
simpulkan dalam satu pembahasan utuh. Dalam penelitian ini digunakan
teknik analisis sebagai berikut.
49
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan-catatan yang
dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman
segala bentuk data menjadi bentuk tulisan yang akan dianalisis.9 Proses
reduksi data meliputi langkah penyeleksian, pemfokusan,
penyederhanaan, pengabtraksian, dan pentranformasian data mentah
yang telah diperoleh.10
Reduksi data sangatlah penting dilakukan agar memudahkan peneliti
dalam melakukan kegiatan penyimpulan dari hasil data penelitian dan
demi menghindari kesalahan dalam rangka penarikan kesimpulan.
3. Triangulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling penting banyak digunakan ialah pemeriksaan
melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.11 Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara;
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa
yang dikatakannya secara pribadi;
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;
9 Haris Herdiansyah, op.cit., hal 165 10 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., hal. 70 11 Lexy. J. Moleong, op.cit. h. 330
50
d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan
berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang
berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang
pemerintahan;
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Data yang ditringulasikan adalah data yang bersifat sekunder
seperti wawancara. Konsep triangulasi ini merupakan cara tepat untuk
memperoleh data hasil penelitian, dengan mengeksplorasi data dari sumber
key informan baik dari pelaku objek peneliti, maupun lingkungan sekitar
yang ada hubungan langsung dengan si objek peneliti, hal ini diharapkan
sang peneliti memiliki hasil data yang baik dan jelas dari berbagai sumner
agar dalam proses penarikan kesimpulan nanti, peneliti dapat
menyimpulkan hasil penelitiaannya dengan baik dan cermat.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan,
maka langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik
kesimpulan atau verifikasi.12 Setelah melakukan pengumpulan data,
reduksi data, dan penyajian maka langkah selanjutnya adalah menarik
kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat mengarah kepada jawaban dari
pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkapkan
“what” dan “how” dari temuan penelitian.
Kegiatan utama ketiga dalam analisis data yaitu penarikan
kesimpulan/verifikasi. Sejak pengumpulan data, peneliti telah mencatat
dan memberi makna sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya. Memo
dan memo telah ditulis, namun kesimpulan akhir masih jauh. Penelitian
harus jujur dan menghindari bias subjektivitas dirinya13
12 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., hal. 71 13 Mury Yusuf, op.cit. h. 409
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian yang telah di bahas pada bab sebelumnya,
maka dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan secara umum tentang
“Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS Dalam Membina Akhlak Mulia
Siswa Di SMAN 1 Gunung Putri” yang telah penulis teliti. Adapun
kesimpulannya,
sebagai beriku :
1. Peran kegiatan ekstrakurikuler ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri
adalah memberikan sarana atau wadah untuk anggotanya ataupun
seluruh peserta didik yang beragama Islam untuk lebih dekat dengan
Agama Islam serta berusaha membangun dan membina potensi
spiritual dan emosional siswa sehingga mereka mampu menerapkan
ajaran Agama sebagai jalan hidup yang bermuara kepada akhlak
mulia di segala aspek kehidupan. Melalui kegiatan-kegiatan ROHIS
yang semua bertujuan untuk pebaikan akhlak diharapkan mampu
membantu tercapainya tujuan pendidikan dan mewujudkan generasi
muda yang berakhlak mulia lagi memiliki keterampilan atau skill
serta mampu menghadapi tantangan zaman ke depannya dengan
iman yang kuat.
2. ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam kontribusinya membina
kedermawanan siswa adalah dengan mengadakan kegiatan sosial
atau kegiatan yang mengutamakan kepedulian kepada sesama
terutama yang membutuhkan dan kemurahan hati untuk saling
mengulurkan tangan membantu yang lemah. Di antaranya kegiatan
pembinaan akhlak dermawan adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan BAKTI SOSIAL (santunan anak yatim piatu)
b. Kegiatan PHBI Idul Adha dengan mengadakan Qurban Kolektif
c. Memaksimalkan Dewan Kemakmuran Masjid Al-Ikhlas
87
88
d. Kegiatan pengajian rutinan dengan pembacaan maulid dan tahlil
e. Aktif dalam acara-acara Islami baik di sekolah maupun di luar
sekolah
f. Acara Istighosah bagi siswa dan siswi yang akan melaksanakan
UN
g. Kegiatan keputrian, pemberdayaan potensi para peserta didik
yang perempuan
h. Kegiatan Pesantren Kilat bulan Ramadhan
B. Saran
Setelah penulis menguraikan hal-hal tentang peran kegiatan
ekstrakurikuler ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN
Gunung Putri, maka aran yang dapat penulis kemukakan, kiranya dapat
bermanfaat untuk kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri ke depannya,
antara lain sebagai berikut :
1. Kegiatan ekstrakurikuler ROHIS diharapkan selalu konsisten dalam
menyediakan dan memberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
khususnya untuk perbaikan akhlak siswa dan pembinaan akhlak
dermawan siswa. Kemudian lebih lanjut tingkatkan kreativitas dan
kekompakan antar sesama anggota dan pengurus serta pembina ROHIS
untuk lebih banyak lagi kegiatan yang melibatkan derma di dalamnya,
agar peserta didik terbiasa dan terdidik berbagi serta peduli terhadap
kondisi sosial di sekitanya.
2. Untuk pihak sekolah yakni para stakeholder SMAN 1 Gunung Putri
diharapkan mendukung penuh kegiatan-kegiatan ROHIS yang
bermanfaat. Dalam hal ini tidak membatasi terlaksananya kegiatan
keagamaan yang mampu perlahan membantu peserta didik untuk
memperbaiki akhlak dengan dekatnya mereka dengan agamanya.
89
DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh. Tafsir Ibnu
Kastir Jilid I. Terj. M. Abdul Ghoffar. Bogor : Pustaka Imam Syafi’I. 2004.
Abdullah, M. Yatimin. Studi Akhlak dala Perpsektif Al-Quran. Jakarta : Amzah.
2007. Al Mas’udi. Hafidh Hasan. Akhlak Mulia. Terj. Achmad Sunarto. Surabaya:
AlMiftah. Ali, Mohammad Daud, dan Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di
Indonesia, Jakarta: PT Graja Grafindo, 1995. Asmani, Jamal Ma’mur. Kedahsyatan Puasa Dawud. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
2007. Azhim, Abdul bin Badawi al-Khalafi. 40 Karakteristik Mereka yang dicintai
Allah. Darul Haq : Jakarta. 2017. Aziz Azhari Samudra dan Setia Budi. Eksistensi Rohani Manusia, Bekasi:
Yayasan Majelis Ta’lim HDH, 2004. Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan
Pengembangan Diri. Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON. 2006. Basalamah, Sholih bin Muhammad bin Ali. Al-Mawa‟idz, Brebes: Darussalam.
2013.
Bisri, A. Mustofa, Koridor Renungan, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2010.
El-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Thaharah,
Ibadah, Dan Akhlak. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1997. Hajjaj, Muhammad Fauqi. Tasawuf Islam & Akhlak. Amzah. Hidayati, Heny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa. Jakarta :
UIN Press dan LPJM. 2009. Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta Pustaka Alhusna. 1987. Lari, Mujtaba Musava. Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi
Muda. Bandung. Pustaka Hidayah. 1990.
90
Manan, Saeful, Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan dan Pembiasaan, Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 15. 1. 2017.
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. 2011. Cet. ke-1. Moloeng. Lexy J.. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. 2010. Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.
Mujib. Abdul. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Grafindo Persada. 2002. Mustofa. A. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Mulia. Nata, Abuddin, Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012. -------. Akhlak Tasawuf . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 1997. Nizar Samsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta:
Gaya Media Pratama, 2001. Cet. 1. Nofiaturahmah, Fifi, Penanaman Karakter Dermawan Melalui Kegiatan Sedekah,
Jurnal Zakat dan Wakaf : ZISWAF, Vol. 4. 2. 2017. Peter Salim, Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi Pertama. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka. 2002. Sahertian, Piet A.. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,
Surabaya: Usaha Nasional. 1994. Saidi, Zaim, dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah, Jakarta: Piramedia.
2004. Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.
1984. Siraj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial. Jakarta: SAS Foundation. 2012. Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006.
91
Sudin, Pemikiran Hamka tentang moral, Esensia Vol XII. 2. 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008. Cet. VI
Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002. Suwartono. Dasar-dasar Metodologi Peneltian, Yogyakarta: ANDI. 2014. Syadi, Shalah. Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin. Jakarta: Najla Press.
2003. Taneko, Soleman B.. Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi
Pembanguna . Jakarta: Rajawali, 1990. Tim Dosen Administrsi Pendidikan Universitas Penidikan Indonesia, Manajemen
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010. Tim ICRC. Islam dan Urusan Kemanusiaan konflik, perdamaian, dan filantropi.
Jakarta PT Serambi. 2015. Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Tasawuf. Bandung: Angkasa.
2008. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :
Bumi aksara, 2006. Cet. VI. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2010. Cet. ke-7.
Lampiran II
Lembar Wawancara Dengan Anggota ROHIS
Wawancara untuk siswa anggota ROHIS kelas XII yang dipilih secara acak
mengenai kegiatan ekstrakurikuler ROHIS
1. Bagaimana menurut kamu, kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri?
2. Apakah kamu merasa nyaman menjadi anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
3. Apa alasan kamu mengikuti ekstrakurikuler ROHIS?
4. Sebagaimana dijelaskan oleh pembina ROHIS bahwa tujuan ROHIS SMAN 1
Gunung Putri adalah mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah, salah
satu akhlak yang harus dibina adalah akhlak dermawan, menurutkamu apa arti
dermawan?
5. Mengapa kita harus memiliki akhlak dermawan?
6. Apakah kamu termasuk orang demawan? Berikan alasanmu!
7. Bagaimana kedermawanan dirimu sebelum mengikuti kegiatan ROHIS?
8. Bagaimana kegiatan ROHIS dalam upaya membina kedermawanan para
anggotanya?
9. Menurut kamu, kegiatan ROHIS apa saja yang membuatmu terbiasa
mendermakan harta?
10. Di dalam program kerja yang saya amati ada 3 program unggulan ROHIS SMAN
1 Gunung putri yang berkaitan dengan kedermawanan, baksos, bimbingan
kemakmuran masjid dan PHBI dalam hal ini perayaan idul adha. Apakah
kegiatannya berjalan dengan baik? Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kegiatan
tersebut?
11. Bagaimana cara pengalangan dana BAKSOS? Apakah kamu ikut andil dalam
kegiatan tersebut? Mengapa kamu ikut mendermakan harta kamu untuk kegiatan
tersebut?
12. Dalam kegiatan ROHIS ada yang disebut dewan kemakmuran masjid, menurutmu
apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik? Mengapa penting adanya
dewan kemakmuran masjid pada ROHIS SMAN 1 Gunung Putri? Apakah kamu
ikut andil dalam memakmurkan masjid di sekolah? Bagaimana kegiatan infaq dan
sedekah yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam hal ini dewan
kemakmuran masjid?
13. Bagaimana dengan kegiatan perayaan idul adha yang dilaksanakan ROHIS
SMAN 1 Gunung Putri, apakah berjalan dengan baik? Bagaimana proses
penggalangan dana untuk pembelian hewan kurban?
14. Dari kegiatan tersebut apa yang kamu pelajari? Bagaimana dengan akhlak
dermawanmu setelah ikut dalam kegiatan-kegiatan tersebut? Bagaimana peran
kegiatan tersebut dalam membina akhlak dermawan dalam dirimu?
15. Adakah kendala/problematika yang menghambat terlaksananya kegiatan ROHIS
tersebut?
16. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
17. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, apakah berdampak pada kebiasaanmu untuk
menderma di luar lingkungan sekolah?
Lembar Wawancara Dengan Siswa/i
1. Bagaimana menurutmu kegiatan Baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
2. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
3. Apakah kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut? Jika iya, mengapa
kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut?
4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?
5. Mengapa kita perlu mejadi dermawan?
6. Apa tanggapanmu terhadap kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid
ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
7. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
8. Bagaimana peran dewan kemakmuan masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri
9. Bagaimana menurutmu kegiatan idul adha yang di laksanakan ROHIS SMAN 1
Gunung putri?
10. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
Apakah kamu merasa puas dengan kinerja dan kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN
1 Gunung putri?
11. Bila merasa puas, apa yang membuat kamu puas? Bila tidak merasa puas, apa
alasannya?
12. Apa kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang paling kamu sukai? Berikan
alasannya!
13. Menurut kamu apakah kegiatan ROHIS mempunyai peran dalam membina akhlak
dermawan siswa? Apa alasanmu?
14. Apa saran untuk kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunun Putri untuk meningkatkan
akhlak dermawan siswa?
Lembar Wawancara Dengan Ketua ROHIS
1. Bagaimana sejarah ROHIS SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri?
2. Bagaimana struktur organisasi ROHIS periode 2017/2018?
3. Bagaimana visi dan misi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
4. Apa tujuan ekstrakurkuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
5. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang
melibatkan seluruh siswa?
6. Apa kegiatan ROHIS yang berkaitan dengan membina akhlak dermawan siswa?
7. Bagaimana berjalannya kegiatan baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
8. Apakah kegiatan baksos tersebut melibatkan seluruh siswa?
9. Bagaimana peran kegiatan baksos ini dalam membina kedermawanan siswa
menurut kamu sebagai ketua ROHIS?
10. Apa fungsi kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1
Gunung Putri?
11. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan dewan kemamkuran masjid?
12. Bagaimana peran dewan kemakmuran masjid dalam memakmurkan masjid di
sekolah?
13. Bagaimana terlaksananya kegiatan perayaan idul adha?
14. Berapa hewan yang dikurbankan? Bagaimana penyaluran daging kurban
tersebut?
15. Apakah kegiatan tersebut membantu siswa unuk terbiasa mendermakan harta?
Bagaimana tanggapanmu?
16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan kegiatan-
ROHIS tersebut terutama kaitannya dalam membina akhlak dermawan?
Lembar Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam
1. Menurut bapak/ibu bagaimana akhlak derwaman siswa SMAN 1 Gunung Putri?
2. Bagaimana bapak/ibu menanamkan akhlak dermawan kepada siswa di sekolah?
3. Apa kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam membina akhlak dermawan siswa?
4. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung
Putri yang berkaitan dengan membina kedermawan siswa?
5. Menurut bapak/ibu apa program kerja ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang
paling bagus?
6. Bagaimana peran kegitan ROHIS SMAN 1 Gunung putri dalam membina
akhlak dermawan siswa di sekolah?
7. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kegiatan baksos yang diadakan oleh
ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
8. Apakah kegiatan baksos tersebut sudah tepat sasaran? Apa alasannya?
9. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kegiatan perayaan idul yang diadakan
oleh ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
10. Apakah penyaluran daging kurban tepat? Bagaimana tanggapan ibu/bapak
sebagai guru pendidikan agama Islam?
11. Bagaimana kegiatan tersebut berperan terhadap siswa terutama dalam hal
membiasaakan mendermakan harta?
12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1
Gunung Putri tersebut?
13. Adakah perbedaan akhlak dermawan antara siswa yang mengikuti ektrakurikuler
ROHIS dengan yang tidak mengikuti? Jika ada/tidak apa alasannya?
Lembar Wawancara Dengan Pembina Rohis
1. Bagaimana ROHIS SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri dan tetap eksis sampai
hari ini?
2. Apa tujuan pembentukan ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
3. Bagaimana sistem rekrutment anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
4. Apa saja kegiatan unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaian
dengan kedermawanan?
5. Menurut pandangan ibu, bagaimana akhlak dermawan anggota ROHIS SMAN 1
Gunung Putri?
6. Apa upaya yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina
akhlak dermawan siswa?
7. Apa saja kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam membina akhlak
dermawan siswa?
8. Bagaimana upaya ibu sebagai pembina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk
membina akhlak dermawan anggota-anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
9. Apa hambatan yang dirasakan dalam membina ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1
Gunung Putri?
10. Apa harapan dan rencana ibu terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1
Gunung Putri kedepannya?
Lembar Wawancara Dengan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid
1. Bagaimana sejarahnya terbentuk dewan kemakmuran masjid dalam ROHIS
SMAN 1 Gunung Putri?
2. Apa saja kegiatan dewan kemakmuran masjid?
3. Bagaimana upaya dewan kemakmuran masjid memanfaatkan infaq dan
sedekah siswa/I yang diadakan setiap jumat?
4. Bagaimana upaya DKM untuk membina kedermawanan siswa?
5. Berapa nominal angka yang dicapai setiap bulan melalui kegiatan Infaq dan
amal jum’at?
6. Apa saja rencana kedepan untuk kemakmuran masjid?
Lampiran I
Lembar Observasi
Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
(Perayaan Idul Adha)
Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri
Hari/ Tanggal : 23 Agustus 2018
Waktu : 08.00 s/d 16.00
No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan
Baksos - Kegiatan perayaan
Idul Adha
Pelaksanaan kegiatan perayaan idul adha berlangsung sehari setelah hari lebaran idul adha tepatnya tanggal 22 Agustus 2018, peneliti melihat langsung proses perayaan idul adha di SMAN 1 Gunung putri yang dipelopori oleh teman teman yang tergabung dalam ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan utama adalah pemotongan hewan kurban sekaligus pendistribuan daging kurban kepada masyarakat sekitar sekolah. Hewan kurban yang dipotong ada 1 ekor sapi dan 5 ekor kambing dengan menghabiskan dana sekitar 34 juta rupiah. Proses pemotongan dipimpin oleh guru pendidikan agama Islam dengan penuh khidmat terdengar cukup keras takbir menggema, dibantu oleh beberapa anggota ROHIS yang laki-laki. Pemotongan dilaksanakan di halaman belakang sekolah. Terlihat para siswa dan siswi sangat antusias melihat pemotongan hewan kurban tersebut. Setelah disembelih hewan kurban di potong-potong dan dibagi ke dalam beberapa kantong, 1 kantong berisi 1 Kg daging. Pada saat itu hasil pemotongan mampu membuat sekitar 300 kantong untuk di distribusikan kepada masyarakat sekitar. Pelaksanaan dimulai dari pagi hingga pembagian hewan kurban kepada kurang lebih 300 Kepala Keluarga yang berada di sekitar sekolah melalui kordinasi dengan aparat setempat. Kegiatan berakhir menjelang magrib, ditutup dengan hamdalah dan hati gembira. Kegiatan telaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan kegiatan ini yaitu membina kedermawanan siswa melalui perayaan idul adha dengan membiasakan berbagi dan bersedekah.
2. Pelaku Kegiatan Rohis Kegiatan idul adha ini bertujuan untuk
3. 4.
- Anggota Rohis - Pembina Rohis
Kepedulian Kemurahan Hati
menumbuhkan sikap solidaritas sosial, membantu kaum dhuafa melalui penyelenggaraan kurban kolektif di sekolah tentu dengan semangat meneladani sikap mau berkorban Nabi Ibrahim “alaihi Salam sebagai bentuk takwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Teman teman ROHIS yang tergabung dalam kepanitiaan idul kurban dibina oleh penasehat kepanitiaan guru dan keterlibatan pembina ROHIS telah melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa untuk berpartisipai dalam perayaan idul adha dengan mewajibkan membayar Infaq pembelian hewan kurban sebesar 45.000 rupiah per anak. Kepanitiaan terdiri dari ketua, sekertaris, humas, logistik, dokumentasi, dan keamanan. Semua pihak yang terlibat berkoordinasi dengan seksama demi lancarnya kegiatan tersebut. Teman-teman ROHIS SMAN 1 Gunung Putri terlihat cukup kompak walaupun ada sedikit kendala namun mereka bisa mengatasinya, seperti kendala teknis dan keterlambatan waktu. Mereka bahu membahu demi kelancaran acara idul adha. Dalam proses pemotongan hewan kurban terlihat teman-teman ROHIS yang laki-laki memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan kegiatan tersebut sampai akhir. Di potong hingga dikuliti dilakukan semua oleh teman-teman ROHIS yang sebagian besar laiki-laki, sedangkan teman-temang ROHIS yang perempuan berkordinasi dengan aparat setempat untuk bisa mendistribusikan daging kurban yang udah di bagi perkantong. Dari hasil catatan observasi peneliti dan melihat langsung hasil penggalangan dana untuk kegiatan idul adha ini berhasil terkumpul sebesar 34 juta rupiah untuk dana pembelian hewan kurban. Ini menjadi bukti usaha dari teman-teman ROHIS mengajak siswa dan siswi untuk berpartisipasi dalam perayaan idul adha/idul quran walaupun sifatkannya anjuran bukan wajib namun teman-teman ROHIS tetap berusaha meyakinkan siswa dan siswi SMAN q Gunung Putri agar bisa ikut andil menyumbangkan sebagian hartanya untuk kegiatan ini.
Lembar Observasi
Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
Bimbingan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)
Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri
Hari/ Tanggal : 07 Desember 2018
Waktu : 08.00 s/d 16.00
No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan
Bimbingan Dewan Kemakmuran Masjid
Kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid dilaksankan setiap jumat dimana teman-teman ROHIS yang bergabung dalam pengurus Dewan Kemakmuan Masjid berkumpul dan diberikan bimbingan oleh pembina Dewan Kemakmuran Masjid yaitu bapak Badru sebagai Guru Pendidikan Agama Islam, sejauh pengamatan peneliti kegiatan ini berisi tentang pengaturan petugas sholat jumat dan penggunaan dana amal Masjid untuk kemakmuran Masjid. Dari kegiatan ini teman-teman ROHIS menjadi dekat dengan Masjid dan peduli untuk merawat serta menjaganya. Setiap anggota pengurus Masjid bertanggung jawab pada keberishan Masjid, perawatan inventaris masjid seperti, sajadah, Al-Quran, sound sistem, lampu, kipas angina dan lain-lain. Penggunaan dana amal Masjid yang dilaksanakan setiap juam dan selasa tentunya bersifat sukarela terorganisisr dengan baik dan dikelola langsung oleh DKM masjid Al-Ikhlas. Dana yang didapatkan setiap minggu rata-rata kurang lebih 300 ribu rupiah. Walaupun sifatnya sukarela dana infak ini sangat bermanfaat untuk kemakmuran dan kenyamanan masjid ketika digunakan. Namun dilihat dari cara pelaporan dana masjid masih kasar dan kurang rapih.
2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis - Pembina Rohis
Dilihat dari urgensi kegiatan ini sangat berpengaruh kepada siswa untuk membiasakan diri dekat dengan masjid, misalnya saja sebelum masuk waktu sholat Jum’at teman-teman ROHIS yang menjadi pengurus DKM masjid sudah sigap untuk menyiapkan tempat sholat Jumat, disaat yang lain masih sibuk di kantin mereka sudah di Masjid. Kotak amal masjid dijalankan setiap jumat untuk siswa laki-laki yang mengikuti shalat jumat di Masjid, sedangkan siswa-siswi lain bisa berinfak untuk masjid di hari selasa,
pengurus ROHIS berkeliling ke seluruh kelas tentu saja dengan asas sukarela. Namun masih ada kendala yang ditemukan oleh peneliti yaitu luasnya masjid masih menjadi masalah, karena kondisi masjid yang belum dilakukan renovasi perluasan sehingga muatannya sangat kurang untuk siswa dan siswi yang semakin banyak.
3. Kepedulian Kepedulian terhadap tempat ibadah atau baitullah adalah akhlak mulia
4. Kemurahan Hati Infaq yang dilaksanakan oleh DKM Al-Ikhlas setiap Jum’at kepada para jama’ah siding Jum’at
Lembar Observasi
Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
(Pengajian Rutin)
Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri
Hari/ Tanggal : 06 Desember 2018
Waktu : 08.00 s/d 16.00
No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan
ROHIS - Pengajian Rutin
setiap Selasa dan Sabtu
Kegiatan ROHIS secara rutin di setiap minggu berupa pengajian dan pemantapan meteri-materi keagamaan. Materi yang dibahas mengenai berbagai aspek seperti fiqih, akhlak, sejarah, dan muamalah. Pemateri bisa bergilirir dari pembina ROHIS itu sendiri, Guru Pendidikan Agama Islam atau alumni yang bersedia mengisi materi bahkan ketua ROHIS harus siap untuk bisa memberikan materi kepada para anggota. Kegiatan juga tidak hanya terfokus pada pengajian materi, tetapi ada pembinaan keterampilan public speaking, bagaimana menjadi MC, memimpin doa’ dan memimpin pembacaan Shalawat. Kegiatan dimulai sepulang sekolah sekitar pukul 15.30 sampai 17.30 dan dilanjutkan sabtu. Ini yang menarik, ROHIS satu-satunya ekstrakurikuler yang mengadakan kegiatan di luar jam KBM. Namun memang masih ada kendala yang dihadapi terutama dari segi kegiatan yang cenderung masih monoton.
2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis
Teman-teman ROHIS yang mengikuti kegiatan rutin ini cukup ramai dari semua angkatan, namun
- Pembina Rohis memang perlu ada peningkatan agar kekompakan bis lebih baik lagi. Dan perlu adanya. Kegiatan diawali dengan pembacaan Maulid Nabi kemudian pembacaan ikrar ROHIS, Mars ROHIS, sambutan dari pengurus atau BPH ROHIS kemudian materi. Pembina menemani kegiatan hingga akhir. Materi yang dibahas bermacam-macam dari mulai penguatan ibdah ritual sampai akhlak dan sejarah dan mualmalah.
3. Kepedulian Pembiasaan dan tanggung jawab sebagai anggota ROHIS membayar kas, setiap kegiatan rutin selalu memperhatikan kebersihan an hormat kepada pengisi acara.
4. Kemurahan Hati Infaq sodaqoh melalui kotak amal yang selalu dilakukan ketika kegiatan rutinan.
Lembar Observasi
Pelaksanaan Kegiatan ROHIS
(BAKSOS)
Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri
Hari/ Tanggal : 09 Desember 2018
Waktu : 08.00 s/d 16.00
No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan
Baksos - Kegiatan Maulid
Nabi dan Baksos
Pelaksanaan kegiatan Baksos dibarengi dengan peringatan kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW, di adakan di Masjid Al-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri. Teman-teman ROHIS mengundang 10 anak yatim sebagai perwakilah dari 60 anak yatim yang akan di santuni dari yayasan Kursiyah Asnawiyah, dihadiri pula oleh ketua yayasan dan alumni-alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang terikat dalam Ikatan Alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri (IKRAM). Kegiatan dimulai dari pagi, diawali pembacaan maulid Burdah diiringi alat musik hadroh, kegiatan berjalan dengan baik dan meriah. Peserta terdiri dari anggota ROHIS, para siswa dan siswi serta guru-guru di SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan tidak hanya pembagian santunan kepada anak yatim tetapi ada pula siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz dan guru-guru pendidikan Agama Islam. Tak monoton kegiatan ini diselingi dengan games yang dipimpin oleh teman teman ROHIS sehingga kegiatan menjadi lebih menarik. Kegiatan ini berlangsung hingga siang hari. Santunan anak yatim berupa uang dan sembako (mie goreng, minyak goring, beras, dan alat tulis) dengan total dana mencapai 2,5 juta rupiah.
2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis - Pembina Rohis
Teman teman ROHIS yang tergabung dalam kepanitiaan BAKSOS dan Maulid Nabi bersinergi dengan OSIS MPK SMAN 1 Gunung Putri demi telaksananya kegiatan tersebut, tak dipungkiri juga peran pembina ROHIS dalam memberikan saran sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas dimana masjid ini menjadi pusat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan cukup meriah dan masjid cukup penuh dipadati teman-teman siswa dan siswi baik anggota ROHIS ataupun
di luar Anggota ROHIS. Para audiens terlihat sangat antusias dan bersemangat apalagi ketika pembacaan maulid Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi Wasallam dan menikmati acara demi acara hingga selesai. Pemberian sembako langsung diserahkan secara simbolik oleh ketua ROHIS kepada ketua Yayasan Kursiyah Asnawiyah.
3. Kepedulian Sayang kepada anak yatim merupakan anjuran yang bersifat penting dari baginda Rasulullah, da kegiatan ini sudah menunjukan kepedulian kepada anak yatim
4. Kemurahan Hati Mendemakan harta baik materi atau non materi berupa uang, tenaga, pikiran adlah bentuk kemurahan hari ayng ditunjuka oleh teman-teman ROHIS SMAN 1 Gunung Putri.
Mengetahui, Gunung Putri, Maret 2019
Kepala Sekolah SMAN 1 Gunung Putri
Drs. Ayep Rahmat M. W, M.Pd. NIP. 196003061986031003
Lampiran III
TRANSKIP WAWANCARA KETUA UMUM ROHIS
Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 10.00 – 10.20 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Rahmawan Hidayatullah
No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana sejarah ROHIS
SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri?
Sejarah ROHIS ini sangatlah panjang sebelum ROHIS SMAN 1 Gunung Putr dibentuk ada kumpulan anak buah Abi Ajat salah satu guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Gunung Putri tahun 2000 awal, kemudian hadir sosok Aby Suja’I yang akhirnya membentuk ROHIS SMAN 1 Gunung Putrid an membinanya kurang lebih hampir 10 tahun sampai hari ini sudah berganti pembina karena beliau mutasi menjadi kepla sekolah, kprahnya dalam membina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri sangat besar sehingga ROHIS sampai hari ini masih eksis.
2. Bagaimana struktur organisasi ROHIS periode 2017/2018?
Struktur di tahun 2017/2018 dimulai adanya ketua umum sebagai penanggungjawab utama, ketua I dan ketua II sebagai wakil dari ketua umum untuk membina beberapa sektor yang ada di bawah, sekertaris dan bendahara. Kami juga mempunyai dewan syuro, amni dari ikhwan dan akwat serta beberapa bidang seperti bidang pendidikan, kerohanisan, humas, dakwah, teknologi, dan dewan kemakmuran masjid.
3. Bagaimana visi dan misi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Visi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri adalah terbentuknya muslim dan muslimah SMAN 1 Gunung Putri agar berakhlak mulia, beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, adapun misi yang kami lakukan diantaranya : Membina karakteristik anggota
ROMANSA untuk mencapai tingkat akhlakul karimah
Menambah rasa cinta kepada Allah, cinta kepada Rosul, cinta kepada Al-Quran (potensi kreatif, inovatif) serta cinta akan ilmu.
4. Apa tujuan ekstrakurkuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Sebagai wadah siswa siswi di sekolah untuk memperdalam ilmu agama
5. Kegiatan apa saja yang
dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang melibatkan seluruh siswa?
Qurban, Muharrom, Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Pesantren Kilat, DKM, Keputrian dan Baksos.
6. Apa kegiatan ROHIS yang berkaitan dengan membina akhlak dermawan siswa?
Ada Qurban, DKM, Keputrian, Baksos, dan lain-lain. Qurban mengingatkan sedikit dari
seluruh siswa untuk dapat membeli hewan Qurban.
DKM, setiap seminggu 2 kali ada infak perkelas guna menanamkan sifat sedekah dari seluruh siswa
Keputrian, seminggu 1 kali hari jumat ketika waktu jumatan untuk laki-laki.
Baksos menyantuni anak yatim 7. Bagaimana berjalannya
kegiatan baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Alhamdulillah, lancar kita bisa mengumpulkan dana, sembako, dan baju layak pakai dari siswa maupun donator lain.
8. Apakah kegiatan baksos tersebut melibatkan seluruh siswa?
Seharusnya, iya tetapi dikarenakan izin dari sekolah yang kurang mendukung jadi hanya melibatkan pengurus OSIS dan MPK dan perwakilan dari setiap kelas.
9. Bagaimana peran kegiatan baksos ini dalam membina kedermawanan siswa menurut kamu sebagai ketua ROHIS?
Sangat berpengaruh, untuk berusaha mencoba dan selalu melihat di luar sana banyak yang hidupnya di bawah rata-rata dari kita. Mengajak ikut bersyukur dan membantu sesame manusia.
10. Apa fungsi kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Fungsi DKM masjid sebagai sarana berlatih untuk bisa diterapkan di kehidupan bermasyarakat, diantara manfaat dari adanya bimbingan Dewan Kemakmuran Masjid : untuk mengelola keuangan masjid, memelihara kebersihan masjid dan inventaris masjid. Karena kalau bukan kita ROHIS siapa lagi yang akan memelihara masjid.
11. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan dewan kemamkuran masjid?
- Membentuk struktur khusus pengurus Dewan Kemakmuran Masjid
- Mengelola Dana Infak - Mengatur jadwal petugas sholat jumat,
adzan dzuhur, dan ashar - Melaksanakan kegiatan MABIT (malam
bina iman dan taqwa) di bulan
Ramadhan - Mengatur jadwal pembersihan masjid
12. Bagaimana peran dewan kemakmuran masjid dalam memakmurkan masjid di sekolah?
Perannya sangat banyak, diantaranya mengingatkan seluruh siswa dalam waktu sholat, membuat jadwal imam, khatib, dan piket masjid, mengganti inventaris yang mulai using, mengelola dana sebaik mungkin untuk kemakmuran masjid demi kenyamana beribadah siswa dan siswi SMAN 1 Gunung Putri.
13. Bagaimana terlaksananya kegiatan perayaan idul adha?
Terlaksana dengan baik, hewan kurban 1 ekor sapid an 5 ekor kambing
14. Berapa hewan yang dikurbankan? Bagaimana penyaluran daging kurban tersebut?
1 ekor sapi 5 ekor kambing, bekerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah dengan menghubungi aparatur desa setempat (RT/RW) agar daging hewan Qurban dapat dibagikan kepada yang membutuhkan, kita hampir 300 kantong yang dibagikan kepada sekitar 300 KK dalam 4 sampai 5 RT.
15. Apakah kegiatan tersebut membantu siswa unuk terbiasa mendermakan harta? Bagaimana tanggapanmu?
Ya, karena dengan kegiatan Qurban ini menjadi wadah siswa siswi untuk bersdekah dan membantu sesam agar dapat merasakan daging Qurban yang bertujuan untuk keberkahan SMAN 1 Gunug Putri
16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan kegiatan- ROHIS tersebut terutama kaitannya dalam membina akhlak dermawan?
Faktor pendukung diantaranya support yang kuat dari pendiri ROHIS, pembina ROHIS, guru Agama Islam di sekolah seta ditambah dari ikatan Alumni ROHIS yang selalu siap sedia membantu terlaksananya kegiatan ROHIS. Faktor penghambat yang utama adalah kurangnya support dari pihak sekolah untuk melaksanakan semua proker ROHIS.
TTD Informan
Rahmawan Hidayatullah
TRANSKIP WAWANCARA ANGGOTA ROHIS
Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 12.30 – 13.30 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Heka
Badriyah Robi Wahyu Amanda Yulia
NO Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana menurut kamu,
kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri?
Heka : Sangat baik Badriyah : Kegiatannya menarik, setiap pertemuan selalu bervariasi sehingga saya mendapatkan pengetahuan yang baru Robi : Alhamdulullah, baik dan aktif Wahyu : Sangat baik karena dapat mengayomi anak yang ingin memperdalam ilmu agama Islam Amanda : Kegiatannya sangat bangus dan seru Siswa B : Kegiatan baik, seru dan bermanfaat
2. Apakah kamu merasa nyaman menjadi anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Heka : Ya, sangat nyaman karena orang-orangnya yang begitu ramah Badriyah : Iya, saya measa nyaman menjadi anggota ROHIS Robi : Alhamdulillah nyaman, Karen anggotanya baik-baik dan sering mengajak kepada kebaikan Wahyu : Cukup nyaman karena bisa bekerjasama satu sama lain. Amanda: iya saya merasa nyaman karena banya sekali pengalaman baik suka atau duka Siswa B : nyaman, tapi kadang ada boosannya juga, tapi itu ujian jadi kita harus melawan asa bosan itu
3. Apa alasan kamu mengikuti ekstrakurikuler ROHIS?
Heka : saya ingin memperbaiki akhlak dan memperdalam ilmu agama Badriyah : ingin menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengikuti kegiatan keagamaan Robi : karena Ekstrakurikuler ROHIS mengajarkan agama yang tombaknya adalah akhlak
Wahyu : memperdalam ilmu agama, dan pengaruh kakak kelas yang asik Amanda: memperdalam ilmu agama Siswa B :ingin menjadi pribadi yang lebih baik, setidaknya saya bisa menjaga pergaulan dan berkawan dengan sahabat yang selalu mengingatkan kepada Allah.
4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?
Heka : pemurah hati, orang yang suka berderma atau suka bersedekah Badriyah : bentuk rasa kasih sayang terhadap sesama untuk berbagi tanpa mengharapkan imbalan Robi : demawan adalah perilaku yang baik terhadap sesama Wahyu : dermawan adalah akhlak baik untuk melatih kita saling pedui Amanda: dermawan itu murah hati atau orang yang suka bersedekah Siswa B : dermawan bagi saya orang yang sederhana tapi tidak lupa bersedekah
5. Mengapa kita harus memiliki akhlak dermawan?
Heka : karena kita harus saling membantu satu sama lain Badriyah : karena Rasulullah saja dermawan, maka kita sebagai umatnya harus mencontohnya. Robi : karena akhlak adalah yang utama dalam menjalankan agama Wahyu : karena dermawan adalah akhlak yang mulia dicontohkan oleh Rasul dan para penerusnya. Amanda : karena pada dasarnya tangan di atas lebih baik dari bawah. Artinya memberi lebih baik dari menerima, contoh bersedekah yang banyak sekali manfaatnya bagi yang bersedekah apalagi yang diberi sedekah. Yulia : karena itu akhlak yang disukai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.
6. Apakah kamu termasuk orang demawan? Berikan alasanmu!
Heka : insya Allah berusaha dermawan saya merasa lebih bisa dermawan setelah mengikuti kegiatan ROHIS Badriyah : Insya Allah sampai sat ini saya berusaha ntuk berakhlak dermawan Robi : Alhamdulillah, yang menilai adalah Allah SubhanahuWata’ala tapi saya tetap berusaha menjadi orang dermawan Wahyu : menurut saya, saya kurang peka
terhadap apa yang terjadi di sekitar. Amanda: terkadang saya dermawan ketika memiliki banyak uang namun agak sulit ketika uang sedang sedkit, tetapi jika membantu orang lain saya akan lakukan Yulia : belum dermawan
7. Bagaimana kedermawanan dirimu sebelum mengikuti kegiatan ROHIS?
Heka : sangat kurang Badriyah : memberikan sebagian rezkiku kepada teman-teman Robi : belum, bahkan saya sebelumnya orang yang cuek Wahyu : belum terlalu Amanda: sebelumnya saya kurang menngerti pentingnya demawan, dan jarang bersedekah Yulia :dahulu sya sangat perhitungan dalam bersedekah namun setelah ikut kegiatan ROHIS saya paham bahwa sedekah tidak bikin miskin dan bahkan bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak.
8. Bagaimana kegiatan ROHIS dalam upaya membina kedermawanan para anggotanya?
Heka : dengan kegiatan BAKSOS dapat meningkatkan setidaknya rasa kepedulian terhadap sesama Badriyah : mengajarkan dan mendidik untuk terbiasa berbagi satu sama lain, saling membantu satu sama lain ketika ada teman atau guru yang sedag kesulitan sebisa mungkin kita bantu baik secara materi ataupun non materi Robi : kita biasakan dari hal terkecil dulu, saling menyapa dan tersenyum ketika bertemu, karena senyum adalah sedekah paling mudah Wahyu : dengan adanya infaq setiap selasa dan jumat untuk pembangunan masjid Amanda: dengan adanya program kerja ROHIS BAKSOS, sya belajar untuk menjadi pribadi yang dermawan Yulia : saling bekerjasama dalam mejalankan program kerja di ROHIS, saling silaturahmi antar anggota dan alumni
9. Menurut kamu, kegiatan ROHIS apa saja yang membuatmu terbiasa mendermakan harta?
Heka : BAKSOS Badriyah : BAKSOS, Infaq Jumat dan lain-lain Robi : BAKSOS santunan anak yatim Wahyu : Infaq, BAKSOS dan uang KAS Amanda: BAKSOS dan penggalangan dana
sosial untuk kerabat yang sedang terkena musibah Yulia : BAKSOS, Infaq Jumat, dan PHBI
10. Di dalam program kerja yang saya amati ada 3 program unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung putri yang berkaitan dengan kedermawanan, baksos, bimbingan kemakmuran masjid dan PHBI dalam hal ini perayaan idul adha. Apakah kegiatannya berjalan dengan baik? Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kegiatan tersebut?
Heka : Alhamdulillah berjalan baik, mendapatkan pengalaman. Badriyah : iya, berjalan dengan baik, hikmahnya kita dapat memberikan sebagian harta kita kepada orang yang tidak mampu. Robi : Alhamdulillah berjalan dengan baik, saya mempelajari kesolidaritasan dan kekompakan Wahyu : iya, berjalan dengan baik, pelajaran yang saya ambil adalah interaksi serta sosialisasi dengan warga sekitar serta pengorganisasian acaranya Amanda: berjalan baik, mengikhlasan sebagian harta kita untuk hal-hal yang bermanfaat, dan baksos ini mengajarkan saya untuk peduli terhadap sesama Yulia : berjalan dengan baik, mengajarkan sya untuk mau berkorban harta
11. Bagaimana cara pengalangan dana BAKSOS? Apakah kamu ikut andil dalam kegiatan tersebut? Mengapa kamu ikut mendermakan harta kamu untuk kegiatan tersebut?
Heka : ya, ikut membantu karena sebagian harta kita ada hak untuk orang yang membutuhkan Badriyah : penggalanan dana dilakukan dengan findrising, mencari donator baik dari sekolah atau luar sekolah serta melibatkan seluruh siswa yang mau meninfakkan hartanya untuk kegiatan BAKSOS, saya ikut andil dalam kegiatan ini karena sebagian harta kita milik mereka yang membutuhkan Robi : karena Islam mengajarkan sedekah, sudah seharusnya kita memberikan harta kta sesuai kemampuan kita Wahyu : karena kegiatan terebut sangat bermanfaat bagi warga sekitar Amanda: penggalangan dana secara sukarela atau iuran dari siswa-siswi SMAN 1 Gunung putri, bisa berupa uang, atau pakaia layak pakai, ya saya ikut andil karena kegiatan ini sangat bermanfaat Yulia : dengan mengumpulkan dana dari para anggota ROHIS dan juga siswa-siswi lainnya serta mencari donator di luar, ya saya ikut andil, Karen asaya yakin Allah akan
menolong kita jika kita menolong orang lain.
12. Dalam kegiatan ROHIS ada yang disebut dewan kemakmuran masjid, menurutmu apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik? Mengapa penting adanya dewan kemakmuran masjid pada ROHIS SMAN 1 Gunung Putri? Apakah kamu ikut andil dalam memakmurkan masjid di sekolah? Bagaimana kegiatan infaq dan sedekah yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam hal ini dewan kemakmuran masjid?
Heka : Alhamdulillah ikut terlibat kegiatan DKM sangat membantu dalam pengorganisasian masjid. Kegiatan infaq menjadi lancar dengan adanya DKM Badriyah : iya berjalan dengan baik Robi : Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan baik, kami ikut DKM setiap pagi membersihkan masjid Wahyu : berjalan dengan baik, saya terlibat di dalamnya, kegiatan infaq juga berjalan baik dan lancar Amanda: kegiatan berjalan dengan lancar, kami semua bersinergi dengan tean-teman DKM untuk memakmurkan masjid,kegiatan infaq baik dan dilakukan secara terus menerus rutin setiap jumat dan selasa. Yulia : ya berjalan dengan baik, dengan adanya DKM pengurusan masjid di sekolah lebih teratur, ya saya ikut andil dalam kegiatan DKM, kegiatan Infaq dilaksnakan setiap selasa dan jumat.
13. Bagaimana dengan kegiatan perayaan idul adha yang dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri, apakah berjalan dengan baik? Bagaimana proses penggalangan dana untuk pembelian hewan kurban?
Heka : iya berjalan lancar, dana dari infak siswa dan siswi secara keseluruhan Badriyah : berjalan banyak, namun ada beberapa kendala, kaena tidak semua ikut berpartisipasi dalam infaq untuk pemelian hewan Qurban Robi : Alhamdulillah berjalan lancar, penggalangan dana dibantu oleh seluruh siswa/I SMAN 1 Gunung putri Wahyu : berjalan dengan baik, penggalangan dana berasal dari partisipasi siswa/I Amanda: Alhamdulillah berjalan dengan baik, kegiatan bekerjasama dengan sekolah untuk membuatkan edaran partisipasi pemberitahuan untuk kegiatan idul kurban setiap anak dihimbau untuk ikut partisipasi sebesar 45.000, selain siswa guru-guru juga dipersilahkan untuk ikut andil. Yulia : ya berjalan baik, dana dari infaq siswa dan siswi
14. Dari kegiatan tersebut apa yang Heka : saya merasa betapa berharga harta
kamu pelajari? Bagaimana dengan akhlak dermawanmu setelah ikut dalam kegiatan-kegiatan tersebut? Bagaimana peran kegiatan tersebut dalam membina akhlak dermawan dalam dirimu?
yang kadang kita remehkan jika kita berikan kepada orng lain yang membutuhkan maka nilainya akan bertambah dan berguna Badriyah : hikmahnya adalah betapa berharga harta yang kita berikan yang mungkin tidak sebebrapa bagi kita namun sangat bermanfaat untuk orang lain Robi : saya merasa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya Wahyu : cukup memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku saya Amanda: dalam kegiatan itu saya belajar arti ikhlas dalam membantu sesama Yulia : saya belajar menjadi orang yang bertanggung jawab, tentu saja ada perubahan akhlak dermawan dalam diri saya semakin baik dan istiqomah
15. Adakah kendala/problematika yang menghambat terlaksananya kegiatan ROHIS tersebut?
Heka : tentu ada, saya rasa setiap organisasi memiliki kendala atau problem yang bermacam-macam namun kendala dan problem ini bagaimana kita bisa hadapi dan atasi Badriyah : iya ada, terutama dalam sosialisasi penggalangan dana untuk setiap kegiatan yang melibatkan seluruh siswa, terkadang ada saja siswa yang mampu untuk berinfaq namun sulit untuk berpartisiapasi dalam beberapa kegiatan Robi : iyah ada setiap kegiatan pasti ada problem baik kecil atau besar, untuk melatih kita dalam menyelesaikannya Wahyu : kendala mungkin dari segi komunikasi yang terkadang ada miss disana serta pengunduran waktu yang kadang membuat problem tersendiri Amanda: ada beberapa kendala memang yang dihadapi namun bisa teratasi dengan baik Yulia : ada tentunya
16. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Heka : faktor utamanya yang menjadi penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS adalah izin dari sekolah yang membatasi kegiatan-kegiatan kami Badriyah : kurangnya partisipasi dari siswa dan siswi
Robi : kalau menurut saya faktor penghambat dari segi teknis, misalkan hal-hal yang menunjang kegiatan terkadang sulit di dapatkan Wahyu : kalau menurut saya faktor penghambat utama adalah komunikasi yang kadang terjadi kesalahpahaman Amanda: ada beberapa faktor, salah stunya misalkan dalam kegiatan Qurban yang menjadi penghambat terkadang ada saja yang terlambat dalam membayar infaq sedekah untuk Qurban sehingga panitia Qurban sedikit terhambat Yulia : terkadang izin yang sulit dari sekolah menjadi penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS
17. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, apakah berdampak pada kebiasaanmu untuk menderma di luar lingkungan sekolah?
Heka : sangat berdampak positif bagi diri saya sendiri Badriyah : ya sangat berdampak positif bagi saya Robi : iya, sangat berdampak kepada oribadi saya, terutama saat bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar kita Wahyu : tentu berdampak positif bagi diri saya khususnya Amanda: dari kegiatan tersebut akhirnya saya belajar untuk bisa membantu teman yang sedang kesulitan semampu saya Yulia : sangat berdampak, saya bisa tebiasa meminjamkan uang kepada teman atas dasar tolong-menolong atau hal-hal lain yang bisa saya lakukan untuk membantu orang-orang di lingkungan sekolah
TRANSKIP WAWANCARA SISWA DAN SISWI
Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 15.20 – 16.00 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Estriana
Febrian M. Irfansyah M. Rizki Fadilah
No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana menurutmu
kegiatan Baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Estriana : Kegiatannya sangat menarik dan agus, semoga bisa menjadi contoh untuk organisasi yang lain Febrian : cukup baik namun ada hal yang harus ditingkatnya seperti kerjasama dan semangatnya M. Irfansyah : kegiatannya positif karena dapat membantu orang yang kurang mampu M. Rizki Fadilah : menurut saya, baksos di SMAN 1 Gunung putri sudah berjalan dengan baikdan kegiatan bermanfaat bisa membantu anata sesama
2. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
Estriana : manfaat dari kegiatan Bakti Sosial ini melatih kita untuk selalu bersyukur karena banyak di luar sana orang lebih membutuhkan dari pada kita, dan saling membantu kepada orang lain yang membutuhkan. Febrian : dari kegiatan tersebut kita dapat merasakan indahnya berbagi dan belajar bagaimana membuat orang tersenyum saat mereka dilanda kesusahan M. Irfansyah : saya tersadar akan pentingnya berbagi dengan sesama M. Rizki Fadilah : manfaatnya kita bisa saling tolong menolong walaupun tidak seberapa yang penting ikhlas Insya Allah dapat pahala
3. Apakah kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut? Jika iya, mengapa kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut?
Estriana : iya ikut, karena ingin ikut membantu walaupun tidak seberapa susai kemampuan saya. Saya ingin belajar makna berbagi Febrian : tidak. M. Irfansyah : ya, saya ikut karena kegiatan ni sangat bermanfaat dan bernilai sangat positif M. Rizki Fadilah : iya saya ikut mendermakan hata yang saya punya semampunya, karena memberikan harta kita tidak akan membuat kita miskin
4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?
Estriana : menurut saya dermawan itu sifat yang selalu ingin berbuat baik tanpa sombong dan meolong orang lain tanpa pamrih Febrian : orang yang suka memberi M. Irfansyah : seorang yang baik yang mau berbagi hartanya dengan orang lain tanpa pamrih M. Rizki Fadilah : menurut saya, dermawan adalah sifat yang baik di mata Allah dengan selalu berbagi didasari ikhlas tanpa mengharapkan imbalan
5. Mengapa kita perlu mejadi dermawan?
Estriana : sangat penting menjadi orang yang dermawan karena manusai adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan satu sama lain. Jangan takut miskin ketika harta kita dierikan kepada orang lain, dan karena tigas kita sebagai mutiara, jika memberi denga ikhlas Allah pasti membalas kebaikan kita dari mana saja jalannya yang terkadang mungkin tidak kita sadari Febrian : agar hidup kita lebih berkah M. Irfansyah : karena di dalam harta yang kita miliki ada hak orang yang lebih membutuhkan dari pada kita M. Rizki Fadilah : karena dermawan termasuk akhlak terpuji, kita saja dalam hidup butuh bantuan orang lain maka dari itu kita dianjurkan untuk menjadi orang yang dermawan
6. Apa tanggapanmu terhadap kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Estriana : baik dan sangat bermanfaat walaupun haru sselalu ditingkatkan demi kesejahteraan masjid dan kenyamanan tempat beribadah SMAN 1 Gunung Putri Febrian : sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi kinerjanya agar masjid tetap nyaman. M. Irfansyah : semua kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri adalah kegiatan positif dan saya sangat bangga kegiatannya harus terus dilaksanakan M. Rizki Fadilah : sudah bagus dan tentu butuh ditingkatkan lagi kedepannya
7. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
Estriana : dengan adanya DKM saya merasa nyaman beribadah terutama sholat, karena jarang sekali orang yang peduli merawat masjid, selain it masjid merupakan sarana kegiatan keagamaan sudah semestinya ada yang merawat dan memeliharanya. Febrian : keberkahan dalam hidup M. Irfansyah : ikut memelihara masjid dengan infak yang diadakan setiap selasa dan jumat M. Rizki Fadilah : sangat bermanfaat saya merasakan langsung hasil kegiatan-kegiatan yang dilakukan DKM, misalnya sholat terasa nyaman, kegiatan shalat juat berjamaah lancar, kegiatan infaq juga sangat membantu sisw untuk minimal seminggu sekali berinfaq
8. Bagaimana peran dewan kemakmuan masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri
Estriana : sangat berperan penting terutama dalam melestarikan masjid dan mengatur segala yang berkaitan dengan msjid baik segi logisiknya atau kegiatan-kegiatann yang diadakan oleh pengurus DKM masjid AL-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri Febrian : sudah baik M. Irfansyah : sangat berperan penting jika tidak ada DDKM maka masjid akan sepi, kotor dantidak terurus
M. Rizki Fadilah : baik, harus ditingkatkanlagi terutama DKM harus bisa mendorong sekolah untuk merenovasi masjid agar lebig besar lagi
9. Bagaimana menurutmu kegiatan idul adha yang di laksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung putri?
Estriana : sangat baik dan perlu dikembangkan lagi Febrian : cukup baik, tapi perlu diperhatikan beberapa aspek seperti tempat menyimpan hwan qurban sebelum disembelih agar tidak terjadi kerusakan M. Irfansyah : kegiatannya bagus ya, tapi kadang ada juga anak ROHISnya yang tidak ikut membantu M. Rizki Fadilah : kegiatan idul adaha lancar namun minim informasi kepada siswa di luar teman-teman ROHIS kedepannya supaya lebih baik lagi siswa-siswi dipersilahkn untuk ikut kegiatan idul adhanya terutama ketika membagikan daging kurban
10. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?
Estriana: sangat bermanfaat Karena kita diajarkan untuk mengikhlaskan harta kita untuk dikorbankan kepada orang yang membutuhkan, saya merasa sangat puas dengan kegiatan tersebut Febrian : kita belajar untuk berbagi M. Irfansyah : kebetulan saya ikut berpartisipasi dalam pemotongan hewan qurban tentu ini pengalaman berharga M. Rizki Fadilah : bisa melatih kita untuk berkurban walau kurbannya secara kolektif
11. Apakah kamu merasa puas dengan kinerja dan kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung putri?
Estriana : merasa puas Febrian : saya cukup puas, karena kinerja ROHIS sudah sangat baik M. Irfansyah : cukup puas dengan kinerja ROHIS dalam mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan M. Rizki Fadilah : sudah baik dan harus ditingkatkan lagi kreatifitas dalam mengadakan kegiatan-kegiatan
12. Apa kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang paling kamu sukai? Berikan alasannya!
Estriana : LKPI yaitu kegiatan lomba keterampilan dalam bidang keagamaan, apalagi saya orangnya sangat suka berceramah jadi senang bisa berpartisipasi Febrian : MABIT yang di adakan oleh DKM Masjid Al-Ikhlas. Mabit adalah (malam bina iman dan taqwa) didakan setiap bulan suci Ramadhan, kita menginap dan beribadah bersama mengisi Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat M. Irfansyah : BAKSOS karena kegiatannya dapat membantu fakir miskin, anak yatim piatu atau bahkan korban bencana alam
M. Rizki Fadilah : pengajian angkatan rutinan, karena disitu siraman rohani yang menyejukkan jiwa
13. Menurut kamu apakah kegiatan ROHIS mempunyai peran dalam membina akhlak dermawan siswa? Apa alasanmu?
Estriana : ya, sangat berperan karena di kegiatan ROHIS kita bukan hanya diajaran untuk ikhlas tapi kita juga diajarkan untuk terus memperbaiki akhlak kita dari hal-hal yang paling kecil Febrian : ya menurut saya ada dampaknya, walaupun mungkin tidak banyak karena butuh usaha yang kerasa untuk membiasakan akhlak dermawan, tapi dengan adanya ROHIS setidaknya ada pembelajaran di sekolah untuk peduli terhadap keadaan sosial M. Irfansyah : sangat berperan penting bagi saya yang sering mengikuti kegiatan ROHIS sangat mempengaruhi akhlak saya menjadi lebih baik M. Rizki Fadilah : sangat berpengaruh karena dengan kegiatan seperti yang tadi disebutkan bisa menumbuhkan akhlak dermawan kita lebih baik lagi
14. Apa saran untuk kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunun Putri untuk meningkatkan akhlak dermawan siswa?
Estriana : lebih banyak lagi mengadakan kegiatan sosial terutama yang melibatkan masyarakat umum, agar kita juga terlatih untuk mempersiapkan diri terjun ke masyarakat secara langsung di kemudian hari Febrian : mungkin saya ingin ususl digalakkan lagi infaq khusus untuk pembangunan masjid, agar masjid bisa diperbesar sehingga memadai untuk menampung seluruh siswa terutama untuk sholat jumat dan tentunya sholat di hari-hari selain jumat. M. Irfansyah : lebih dibanyakin lagi kegiatannya yang berhubungan dengan kegiatan sosial agar lebih massif dalam membina akhlak dermawan siswa dan siswi di sekolah M. Rizki Fadilah : kedepannya semoga lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan agama yang bermanfaat bagi siswa dan siswi khususnya yang tidak ikut ekstrakurukuler ROHIS. Agar bisa deket selalu dengan Agama.
TRANSKIP WAWANCARA PEMBINA ROHIS
Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Siti Nurkamilah, S.Pd.
No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana ROHIS SMAN 1
Gunung Putri bisa berdiri dan tetap eksis sampai hari ini?
Sebagaimana ekstrakurikuler lian yang ada di SMAN 1 Gunugn Putri, ekstrakurikuler ROHIS terbentuk sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat, hobby, dan ketertarikan yang sama khususnya dalam bidang keagamaan. Rohis tetap eksis sampai saat ini karena minat siswa pada ekstrakurikuler ini masih sangat besar setiap tahunnya, juga kerja keras dari pengurus dan anggota yang sudah membuat program bagus dan menarik untuk ROHIS, tak lupa peran pendiri dan pembina sebelum-sebelumnya yang sudah memberikan pondasi kuat dalam organisasi ini, sehingga masih eksis sampai sekarang.
2. Apa tujuan pembentukan ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Tujuannya untuk menjadi wadah bagi siswa dan siswi SMAN 1 Gunung Putri yang beragama Islam untuk menyalurkan bakat dan minat mereka dalam bidang keislaman, menambah wawasan dan membentuk akhlak mulia siswa.
3. Bagaimana sistem rekrutment anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Sistem perekrutan dilakukan di awal than pelajaran baru pada saat kegiatan MPLS atau masa orientasi siswa baru, ada kesempatan untuk setiap ekstrakurikuler untuk menunjukan atau demo demi menarik para peserta didik yang baru, setelah itu menyebar form ke setiap kelas
4. Apa saja kegiatan unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaian dengan kedermawanan?
Kegiatan rutin dilaksanakan satu minggu 2 x dengan beragam kegiatan, ada BTQ, muhadhoroh, kajian keislaman, dan lain-lain. Sedang kegiatan tahunan berupa seminar remaja dan PHBI
5. Menurut pandangan ibu, bagaimana akhlak dermawan anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Menurut pandangan saya, akhlak dermawan dan secara umum relatif baik, mereka sopan, tanggung jawab dan tugas mereka di dalam kelas tidak ada yang bermaalah, hampir tidak pernah mendapat laporan anak ROHIS yang
bemasalah. Mereka juga saling peduli satu sama lain, jika ada anggota atau pembina-pembina ROHIS yang sedang sakit dan kesulitan mereka sigap untuk sekedar menjenguk bahkan memberikan bantuan. Saya bersama pengurus ROHIS senantiasa mengevaluasi dan merumuskan aturan yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku, selain itu dalam kajian-kajian keislaman kami selalu sampaikan pentingnya akhlak mulia.
6. Apa upaya yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina akhlak dermawan siswa?
Selain memberi atau mengadakan kejia tentang akhlak dermawan, ROHIS juga mengadakan kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) setiap tahunnya untuk melatih sikap kepemimpinannya, juga engadakan BAKSOS untuk mengembangkan jiwa sosial mereka, kemudian kegiatan-kegiatan lain guna melatih dan mengasah rasa kepedulian satu sama lain seperti Go Green dan olahraga dsb. melatih peduli pada lingkungan, saling gotong royong, dan membangun solidaritas seta mempererat ukhuwah antar anggota
7. Apa saja kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam membina akhlak dermawan siswa?
Sebenarnya setiap kegiatan juga bertujuan untuk membina akhlak dermawan, karena dermawan adalah peduli antar sesama, namun yang paling berkaitan dengan dermawan yaitu BAKSOS, PHBI idul adha, dan bimbingan dewan kemakmuran masjid
8. Bagaimana upaya ibu sebagai pembina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina akhlak dermawan anggota-anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
ROHIS sudah memiliki banyak kegiatan yang bagus dan ertujuan untuk membina akhlakul karimah anggotanya, saya sebagai pembina terus berupaya mendukung setiap kegiatan meeka, memberi saran, dan berusaha menjadi teladan yang baik.
9. Apa hambatan yang dirasakan dalam membina ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?
Hambatannya tidak semua kegiatan ROHIS dapat terealisasi sesuai dengan rencana dan harapan terkait dengan kebijakan sekolah dan pendanaan
10. Apa harapan dan rencana ibu terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri kedepannya?
Harapan dan rencana bersama pengurus dan semua anggota adalah untuk terus mengembangkan program ROHIS, membuat kegiatan yang lebih variatif dan kreatif, sehingga lebih banyak siswa yang bergabung dengan ROHIS, membuat satu acara besar yang baru yang bisa menunjukan eksistensi
ROHIS SMAN 1 Gunung Putrid an membuat kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar sekolah
TTD Informan
Siti Nurkamilah, S.Pd.
TRANSKIP WAWANCARA
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 12.30 – 13.00 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Badru Salam Hardianto, S.Pd.
No Pertanyaan Jawaban 1. Menurut bapak/ibu bagaimana
akhlak derwaman siswa SMAN 1 Gunung Putri?
Menurut saya sudah baik, karena siswa sudah terbiasa dalam beramal sedekah, dibuktikan dengan adanya laporan infak, namun adada beberapa kendala dalam pengambilan infaknya. Kendala seperti masjid yang terlalu sempit dan waktu.
2. Bagaimana bapak/ibu menanamkan akhlak dermawan kepada siswa di sekolah?
Penanaman akhlak dermawan dengan cara pembiasaan dan juga nasehat-nasehat berkaitan dengan keutamaan infak dan sedekah
3. Apa kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam membina akhlak dermawan siswa?
Kesulitannya karena tidak semua siswa bisa mengerti akan pentingnya bersedekah, namun sya tetap berusaha memberikan pemahaman bahwa dermawan adalah peduli dan peka terhadap keadaan sosial di sekitar kita.
4. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaitan dengan membina kedermawan
Sudah baik, namun perlu ada peningkatan lagi seperti pembiasaan infaq sedekah, yang masih belum maksimal. Padahal potensinya sangat besar berhubung jumlah siswa di
siswa? SMAN 1 Gunung Putri yang banyak
5. Menurut bapak/ibu apa programkerja ROHIS SMAN 1 GunungPutri yang paling bagus?
Paling bagus kegiatan peduli anak yatim
6. Bagaimana peran kegiatan ROHISSMAN 1 Gunung putri dalammembina akhlak dermawan siswadi sekolah?
Sangat berperan karena ROHIS sendiri memberikan contoh yang baik dengan cara pembiasaan, setiap kegiatan kajian diputarka kotak amal.
7. Bagaimana tanggapan bapak/ibuterhadap kegiatan baksos yangdiadakan oleh ROHIS SMAN 1Gunung Putri?
Sangat bagus, peduli yatim piatu bahkan ada rencana mengadakan sunatan massal. Ini tentu kegiatan yang baik dan harus terus ditingkatkan.
8. Apakah kegiatan baksos tersebutsudah tepat sasaran? Apaalasannya?
Sudah lumayan bagus dan tepat sasaran, BAKSOS di adakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi ini ide yang bagus selain nilai sosial juga turut mensyiarkan ajaran Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
9. Bagaimana tanggapan bapak/ibuterhadap kegiatan perayaan idulyang diadakan oleh ROHISSMAN 1 Gunung Putri?
Baik, biasanya anak-anak ROHIS mewadahi dan bergerak untuk mengadakan kegiatan Qurban kolektif. Ini melatih peserta didik untuk mau bekurban harta.
10. Apakah penyaluran daging kurbantepat? Bagaimana tanggapanibu/bapak sebagai gurupendidikan agama Islam?
Saya rasa sudah tepat karena daging kurbandibagikan kepada masyarakat sekitar sekolah
11. Bagaimana kegiatan tersebutberperan terhadap siswa terutamadalam hal membiasaakanmendermakan harta?
Dalam kegiatan tersebut siswa dan siswi dihimbau untk berpartisipasi dalam kurban kolektif dengan patokan dana yang sudah ditentukan, untuk terbiasa memang sedikit harus dipaksa.
12. Apa saja faktor pendukung danpenghambat kegiatan-kegiatanROHIS SMAN 1 Gunung Putritersebut?
Fator pendukung ada di setiap anak ROHIS yaitu mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi, faktor penghambat dari pihak sekolah yang kurang perhatian terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS
13. Adakah perbedaan akhlakdermawan antara siswa yangmengikuti ektrakurikuler ROHISdengan yang tidak mengikuti?
Ada, yang ikut ROHIS biasanya lebih peduli dan lebih mudah ntuk memberikan sebagian hartanya.
Jika ada/tidak apa alasannya?
TTD Informan
Badru Salam H, S.Pd.I.
TRANSKIP WAWANCARA
KETUA DEWAN KEMAKMURAN MASJID ROHIS SMAN 1 GUNUNG PUTRI
Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 15.30 – 16.00 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Muhammad Aslamudin
No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana sejarahnya
terbentuk dewankemakmuran masjiddalam ROHIS SMAN 1Gunung Putri?
Masjid Al-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri mulai dibangun tahun 2009 atas inisiatif pembina ROHIS Abi Sujai, setelah dibangun masjid pembina ROHIS mengusulkan untuk membuat khusus pengurus yang memelihara masjid, dibentuklah DKM (dewan kemakmuran masjid) dngan mempertimbangkan kepentingan pemeliharaan masid secara kontinu.
2. Apa saja kegiatandewan kemakmuranmasjid?
- Membuat jadwal petugas sholat jumat berjama’ah
- Mengelola infaq jumat Masjid AL-Ikhlas - Rapat evaluasi jumat Masjid Al-Ikhlas - Bersih-bersih masjid - Ziarah bersama anggota DKM Masjid dan
ROMANSA - Pengajian dalam rangka menyambut Muharram - Menyusun jadwal petugas Muadzin, bilal, khotib
dan imam sholat. - Pembuatan almamater DKM Masjid Al-Ikhlas - Pembacaan mutiara Al-Quran dan kultum ba’da
shalat Dzuhur dan Ashar berjama’ah - Latihan MTQ - Latihan ceramah - TTM (Training Managemen Masjid) - Pengajia rutin setiap angkatan
Hari jumat : kelas XI Hari senin : kelas X Hari kamis : kelas XII
- Mabit (malam bina iman dan taqwa) 3. Bagaimana upaya
dewan kemakmuranmasjid memanfaatkaninfaq dan sedekahsiswa/I yang diadakansetiap jumat?
Memanfatkan infaq yang utama untuk merawat masjid, inventaris yang kurang kita tambahkan yang rusak kita perbaiki, yang usang kita ganti yang baru. Kemudian uang infaq juga kita gunakan untuk kegiatan-kegiatan DKM seperti acara MABIT atau BUKBER, serta untuk dana operasional khotib dan imam sholat Jum’at.
4. Bagaimana upaya DKMuntuk membinakedermawanan siswa?
Upaya DKM dalam membina kedermawanan siswa diantaranya pembiasaan infaq keliling yang kita adakan setiap selasa dan jumat, bagi yang laki-laki bisa setelah shalat jumat di masjid langsung dan yang lain infaq disetorkan kepada bendahara kelas yang nanti berkordinsi dengan ROHIS.
5. Berapa nominal angkayang dicapai setiapbulan melalui kegiatanInfaq dan amal jum’at?
Setiap minggu infaq mencapai 600 sampai 700 ribu rupiah pengeluaran bergantung kebutuhan
6. Apa saja rencanakedepan untukkemakmuran masjid?
Rencana kedepan selain meneruskan dan mengembangkan kegiatan yang sudah ada, kami ingin merencanakanpembentukan panitia pembangunan masjid
Lampiran IV
Dokumentasi Kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri
Foto-foto kegiatan Idul Qurban
Foto-Foto Kegiatan BAKSOS Santunan Anak Yatim
Foto-Foto Kegiatan Rutin Mingguan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri
pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW. sebelum memulai kegiatan
Bersama Alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri
BIODATA PENULIS
Sarah Hayatin Nufus Penulis lahir di Bogor, pada hari
rabu, 29 Juni 1994. Penulis merupakan anak sulung dari
dua bersaudara, dari pasangan Drs. Ahmad Sujai dan Ai
Saadah, S.Pd.. Saat ini penulis tinggal bersama orang
tuanya di Kp. Tonggoh Desa Gunung Sari Citeureup
Bogor. Penulis menyelesaikan pendidikannya mulai dari
TK Darussalam, dan selesai pada tahun 2000. Kemudian
penulis melanjutkan pendidikan di SDN Gunung Sari 3, dan lulus pada tahun
2006. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di MTs Ummul Qura Al-Islami
dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di MAN
Cibinong,dan lulus pada tahun 2012. Setelah lulus, penulis melanjutkan studinya
ke jenjang perguruan tinggi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)
angkatan 2012.
Mengenai pengalaman organisasinya, penulis semasa di Aliyah menjadi
pengurus PASKIBRA RAJAWALI 1 MAN Cibinong Masa Bakti 2010-2011 dan
OSIS MAN CIBINONG sebagai sekretaris kepengurusan. Selama duduk di
bangku perkuliahan penulis aktif dalam organisasi Ekstra Kampus PMII
(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Cabang Ciputat Mahasiswa sebagai Ketua Umum masa khidmat
2016/2017. Selain itu, juga aktif mengikuti organisasi primordial Himpunan
Mahasiswa Bogor (HIMABO). Pada tahun 2017 sampai hari ini penulis
berkesempatan menjadi tenaga pendidik di salah satu SMA di Bogor. Demikian
biodata ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, semoga apa yang telah ditulis
bermanfaat bagi para pembaca.