peran kegiatan ekstrakurikuler rohis dalam...

117
PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS DALAM MEMBINA AKHLAK MULIA SISWA DI SMAN 1 GUNUNGPUTRI BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Sarah Hayatin Nufus NIM 1112011000006 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Upload: haxuyen

Post on 16-Aug-2019

260 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS

DALAM MEMBINA AKHLAK MULIA SISWA

DI SMAN 1 GUNUNGPUTRI BOGOR

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Sarah Hayatin Nufus NIM 1112011000006

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/1440 H

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Peran Kegiatan Ekstrakurkuler ROHIS dalam Membina Akhlak Mulia

Siswa di SMAN 1 Gunungputri Bogor” disusun oleh Sarah Hayatin Nufus Nomor Induk

Mahasiswa 1112011000006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 25 April 2019

di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd)

dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 29 April 2019

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER ROHIS

DALAM MEMBINA AKHLAK MULIA SISWA

DI SMAN 1 GUNUNGPUTRI BOGOR

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Sarah Hayatin Nufus NIM 1112011000006

Dr. Dimyati, M.Ag. NIP. 196407041993031003

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/1440 H

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Rohis Dalam Membina Akhlak

Mulia Siswa Di SMAN 1 Gunungputri Bogor disusun oleh Sarah Hayatin Nufus,

NIM. 1112011000006, jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melalui bimbingan dan dinyatakan

sah sebagai karya ilmiyah yang berhak diujikan pada sidang munaqosah sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 8 April 2019

Pembimbing,

Dr. Dimyati, M.Ag. NIP. 196407041993031003

ABSTRAK

Sarah Hayatin Nufus. (NIM 1112011000006). Peran Kegiatan

Ekstrakurikuler ROHIS Dalam Membina Akhlak Mulia Siswa di SMAN 1

Gunungputri Bogor.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN 1 Gunungputri Bogor terutama akhlak dermawan dan untuk mengetahui kedermawanan siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 - Maret 2019. ROHIS sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di luar jam KBM menjadi wadah untuk mebina akhlak dermawan siswa. Kegiatan ROHIS yang kental dengan nuansa keagamaan memberikan ruang dan kesempatan bagi siswa untuk mengaktualisasikan potensi diri dalam bidang keagamaan dengan tujuan akhir adalah menjadi pribadi muslim yang berkhlak mulia dalam menjaga hubungan vertikal kepada Allah dan horizontal kepada sesama makhluk Allah Subhanahu Wata’la. Sebagai bekal hidup di masa yang akan datang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, dengan menggambarkan suatu keadaan, kondisi, situasi, peristiwa maupun kegiatan yang dilakukan oleh ektrakurikuler ROHIS yang berada di SMAN 1 Gunungputri Bogor. Peran kegiatan ektrakurikuler ROHIS yang diteliti adalah dalam membina akhlak dermawan siswa dengan mengikuti kegiatan ROHIS. Teknik analisa data yang didapat dan ditelaah dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi pada tempat penelitian kemudian diolah, dipelajari dan dideskripsikan menjadi sebuah hasil kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan ROHIS berperan aktif dalam membina akhlak mulia siswa yaitu akhlak dermawan dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial keagamaan seperti BAKSOS, PHBI terutama perayaan Idul Adha dengan melaksanakan pemotongan hewan Qurban, dan juga mengoptimalkan program Dewan Kemakmuran Masjid sebagai pembiasaan memberikan Infaq dan sedekah atau yang bersifat non materi untuk kepentingan bersama. Kata Kunci: Akhlak Dermawan, Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS

ii

ABSTRACT

Sarah Hayatin Nufus. (NIM 1112011000006). The Role of Extracurricular

ROHIS’s Activities in Fostering Noble Character’s Students of Public Senior

High School 1 Gunungputri Bogor.

This study aims to determine the role of extracurricular rohis’s activities in fostering noble character’s students of public senior high school 1 Gunungputri bogor especially generous character and to determine generousity of students. This research was conducted in September 2018 until March 2019. ROHIS as one of the extracurricular activities outside class becomes a place of develop students’s generous character. ROHIS’ activities are very thick with religious authority providing space and opportunities for students to actualize their own religion potential with the ultimate goal of being a noble Muslim who is able keep both of vertical relation to God and horizontal relations to others human beings and all Allah’s creatures as provision live in the future.

The method used in this research is qualitative descriptive, describing a situation, condition, situation, event or activity conducted by Extracurricular ROHIS in Public Senior High School 1 Gunungputri Bogor. The role of extracurricular ROHIS’s activities researched here is on foresting generous character of students by following the ROHIS’s activities. Mechanical analysis of data obtained and analyzed from interviews, observation and documentation at the point of the study and then processed, studied and described into a results conclusion.

The results showed that ekstracurricular ROHIS’s activities plays an active role as participator in fostering noble character especially generous character’s students of Public Senior High School 1 Gunungputri Bogor, by holding social religious activities such as social service to support orphans, PHBI (celebrating Islamic holidays) especially the celebration of Eid Al-Adha by carrying out sacrificial animal slaughter and also optimizing the program of the Masjid Prosperity council as habituation means for giving infaq and alms or anything non material to common interest.

Keywords: Generous Character, The Role of Extracurricular ROHIS

iii

KATA PENGANTAR

بسم اهللا الرمحن الرحيم

Alhamdulillahirrabbila’lamin, segala puji dan syukur dipanjatkan kepada

Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tiada

batas, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam

semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi

Wasallam, atas segala keteladanan dan pengorbanan beliau dalam mendidik

pengikut dan ummatnya, agar menjadi manusia yang berakhlak mulia.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, motivasi, serta dukungan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis hanturkan ucapan terimakasih

dan penghormatan yang tak ternilai, kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Amany Lubis, Lc.

M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Dr. Sururin, M.Ag. Serta seluruh jajaran civitas akademika UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Dr. H. Abdul Majid Khon,

M.Ag.

4. Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Hj. Marhamah Saleh, Lc,

MA.

5. Pembimbing Akademik Tanenji, M.Ag, yang senantiasa memberi

bimbingan dan arahan selama menempuh studi SI di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam.

6. Pembimbing skripsi Dr. Dimyati, M.Ag. yang senantiasa membimbing,

mengarahkan, dan memberikan motivasi kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala SMAN 1 Gunungputri bapak Drs. Ayep Rahmat M.W, M.Pd,

dan Wakasek bidang kurikulum ibu Tety Soesanty yang telah

iv

memberikan izinnya kepada penulis untuk melakukan penelitian di

Sekolah yang beliau pimpin.

8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Drs. Ahamd Sujai dan ibunda Ai

Saadah, S.Pd, yang tiada henti memberikan do’a, motivasi, serta

curahan kasih sayang yang tiada tara. Begitu juga dengan dukungan

moril dan materil yang tiada ternilai harganya untuk keberhasilan dan

kesuksesan penulis. Skripsi ini penulis persembahkan untuk kalian.

9. Pembina ROHIS SMAN 1 Gunungputri ibu Siti Nurkamilah, S.Pd dan

Ketua Umun ROHIS SMAN 1 Gunungputri ananda Rahmawan

Hidayatullah beserta seluruh keluarga besar ROMANSA juga Guru

Pendidikan Agama Islam bapak Badru Salam, S.Pd. yang telah banyak

membantu penulis melakukan penelitian di Sekolah.

10. Dewan guru, tata usaha dan siswa-siswi SMAN 1 Gunungputri, yang

telah banyak membantu, sehingga penelitian skripsi ini dapat

diselesaikan.

11. Adik Fathiyah Adha yang selalu memberikan semangat dan mendoakan

penulis dan memberikan semangat saat penulis mengerjakan skripsi.

12. Ibu Ida yang mendukung penulis secara finansial sehingga skripsi dan

penelitian ini berjalan dengan lancar. Semoga Allah membalas segala

kebaikan ibu.

13. Ummi Hafizhah, Vionia Gemifanny, Rina Winarni, Nur Putri Maulidia,

Dhea Izzati Farhani, Karimah, Puji Ni’matul Ulya (Itik Squad).

Sahabat satu perjuangan yang saling menyemangati, memotivasi,

memberi masukan, dan keceriaan, semoga Allah mudahkan dan

melancarkan segala urusan kita.

14. Rahma, Upi, Anis, Thariq, Nazi, dan adek-adek junior yang selalu

memberikan bantuan ketika penulis membutuhkan dan menemani

ketika penulis kesulitan. God Bless You.

15. Keluarga besar PMII Rayon PAI terutama yang menjadi salah satu

wadah penulis untuk mengembangkan diri selama berkuliah di kampus

tercinta.

v

16. Ummi, Afham, Karimah sahabat seperjuangan sampe titik darah

penghabisan yang selalu memberikan support.

17. Keluarga besar PMII KOMFAKTAR beserta IKA PMII

KOMFAKTAR yang selalu memberi suport kepada penulis.

18. Teman-teman Pendidikan Agama Islam 2012, semoga Allah mudahkan

dan lancarkan segala urusan kalian. Aamiin..

19. Keluarga besar PAI A 2012 yang selalu memberikan semangat,

motivasi, canda tawa, dan telah banyak menggoreskan kenangan indah.

Semoga persahabatan kita bukan hanya di dunia tetapi sampai di akhirat

nanti.

20. Guru guru spiritual penulis, Cak Dasir, Aby Shodiq dan Abah Lutfi

yang selalu memberikan ketenangan dengan dawuh-dawuhnya.

Serta semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

turut membantu dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

ucapkan terimakasih banyak, semoga Allah membalas dengan rahmat dan karunia

yang tiada terhingga.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan

skripsi ini terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat khusunya bagi penulis sendiri dan

pembaca pada umumnya. Aamiin

Jakarta, 08 April 2019

Penulis

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... ii

ABSTRACT ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................................... 9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................................ 9

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORITIK ............................................................................ 12

A. Ekstrakurikuler ............................................................................................... 13

1. Pengertian Peran........................................................................................

2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler ........................................................ 13

3. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler .................................................... 15

4. Tujuan dan ruang lingkup ......................................................................... 15

5. Fungsi kegiatan Ekstrakurikuler ............................................................... 18

B. ROHIS (Rohani Islam) .................................................................................. 20

1. Pengertian ROHIS ..................................................................................... 21

2. Dasar-dasar Kerohanian Islam .................................................................. 23

C. Konsep Akhlak Mulia .................................................................................... 23

1. Pengertian Akhlak Mulia ......................................................................... 26

2. Faktor-faktor Pembentukan Akhlak Mulia .............................................. 31

vii

D. Dermawan ..................................................................................................... 31

1. Pengertian Dermawan .............................................................................. 35

2. Metode Pembinaan Akhlak Dermawan .................................................... 36

E. Hasil Penelitian Relevan ................................................................................ 38

F. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 42

B. Metode Penelitian .......................................................................................... 43

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 43

D. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 45

E. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 48

F. Penarikan Kesimpulan ................................................................................... 50

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 51

A. Gambaran Umum SMAN 1 Gunungputri ...................................................... 51

B. Profil SMAN 1 Gunungputri ......................................................................... 51

C. Gambaran Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri ........................... 64

D. Profil Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri (ROMANSA) .......... 65

E. Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS dalam Membina Akhlak

Dermawan Siswa di SMAN 1 Gunungputri .................................................. 74

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ..................................... 87

A. Kesimpulan .................................................................................................... 87

B. Saran .............................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahap Pelaksanaan kegiatan .................................................................... 43

Tabel 2 Kisi-Kisi Observasi .................................................................................. 46

Tabel 3 Kisi-Kisi Wawancara ............................................................................... 47

Tabel 4 Struktur Organisasi Sekolah..................................................................... 53

Tabel 5 Struktur Komite Sekolah .......................................................................... 55

Tabel 6 Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunungputri ....................... 70

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Pedoman Observasi Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

Lampiran II Pedoman Wawancara dengan Anggota ROHIS

Pedoman Wawancara dengan Siswa dan Siswi

Pedoman Wawancara dengan Ketua Umum ROHIS

Pedoman wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Pedoman wawancara dengan Pembina ROHIS

Pedoman wawancara dengan Ketua DKM Al-Ikhlas

Lampiran III Transkip Wawancara dengan Ketua Umum ROHIS

Transkip Wawancara dengan Anggota ROHIS

Transkip Wawancara dengan Siswa dan Siwsi

Transkip Wawancara dengan Pembina ROHIS

Transkip Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam

Transkip Wawancara Ketua DKM AL-Ikhlas

Lampiran IV Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

x

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan

pertolongan orang lain. Tidak ada yang mampu hidup dalam kesendirian.

Oleh karena itu Allah menciptakan manusia dari jenis kelamin yang

berbeda, kemudian Allah jadikan manusia itu menjadi bersuku-suku dan

berbangsa-bangsa supaya bisa saling mengenal satu sama lain. Sehingga

timbul keinginan untuk hidup bersama dengan menjalin kerja sama untuk

menciptakan suasana harmonis dan sejahtera.

Kerja sama yang dimaksudkan yaitu kerjasama dilandasi rasa

kepedulian dan kasih sayang antar sesama, bukan sekedar mendapat

imbalan atau upah dari kerja sama tersebut. Namun lebih daripada itu ada

perasaan dorongan untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada

sesama yang membutuhkan. Hal ini dapat direalisasikan dengan kerja

sama yang didasari nilai-nilai akhlak mulia.

Ajaran Islam berdasar pada landasan akidah, syari‟ah, dan akhlaq

al-karimah, akhlak mulia. Ajaran tersebut secara lengkap tercermin pada

perilaku Nabi Muhammad SAW. (w. 11 H/632 H.), yang dapat disebut

sebagai Al-Quran hidup. Nabi Muhammad SAW, merupakan figur sentral

yang menjadi teladan umat Islam dalam kehidupan sosial, intelektual, dan

penghayatan nilai-nilai spiritual. Keikutsertaan beliau dalam kehidupan

sosial, politik, dan ekonomi itu bertujuan untuk mengintegrasikan

keduanya pada titik pusat spiritual yang dalam; yaitu hidup dengan

semangat mencapai rida Allah yang terwujud dalam pola hidup penuh

kesalehan dan dedikasi kepada cita-cita mewujudkan al-akhlaq al-karimah

atau kehidupan bermoral.1

1 Tim Penulis UIN Syaraif Hidayatullah, Ensiklopedi Tasawuf, (Bandung: Angkasa,

2008), h. vii

Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah sifat atau keadaan jiwa yang

mantap dan bisa melahirkan tindakan mudah tanpa membutuhkan

pemikiran dan perenungan. Jika sifat yang tertanam itu menunjukkan

kebaikan menurut akal dan agama maka yang muncul akhlak yang mulia

namun sebaliknya jika sifat atau keadaan jiwa yang tertanam adalah buruk

maka disebut akhlak tercela.1

Kesempurnaan akhlak mulia manusia dapat dicapai melalui dua

jalan. Pertama, melalui karunia Tuhan yang mencipta manusia dengan

fitrahnya yang sempurna, akhlak yang baik, nafsu syahwat yang tunduk

kepada akal dan agama. Manusia tersebut dapat memperoleh ilmu tanpa

belajar dan terdidik tanpa melalui proses pendidikan. Manusia yang

tergolong ke dalam kelompok ini adalah para Nabi dan Rasul Allah.

Kedua, akhlak mulia melalui cara berjuang secara sungguh-sungguh

(mujahadah) dan latihan (riyadhah) yaitu membiasakan diri melakukan

akhlak-akhlak mulia. Ini yang dapat dilakukan oleh manusia biasa dengan

belajar dan latihan.2

Akhlak mulia menjadi misi utama ajaran Islam sejak diutusnya

Rasulullah Shallahu „Alaihi Wasallam. Hal ini sesuai dengan kondisi

zaman yang ketika itu masih dipenuhi dengan kebodohan (jahiliyah)

terutama krisis akhlak orang-orang Arab jahiliyah. Rasulullah datang

membawa ajaran Islam yang penuh cinta dan kasih sayang, menerangi

kegelapan dengan cahaya, memberikan nafas saat kesesakan, dan

menjadikan manusia mengenal dirinya dan mengenal Tuhannya.

Tidak hanya itu, figur Rasulullah Shallallhu „Alaihi Wasallam

yang memiliki akhlak mulia menjadi salah satu magnet yang menarik

orang-orang untuk mengikutinya. Salah satu akhlak Rasulullah Shallahu

„Alaihi Wasallam yang harus dimiliki oleh setiap manusia adalah akhlak

dermawan.

1 A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung : CV Pustaka Mulia), h. 12

2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dala Perpsektif Al-Quran, (Jakarta : Amzah,

2007), h. 21

Dermawan merupakan akhlak mulia seorang muslim yang dapat

dimiliki karena tabiat alami yang telah dikodratkan menjadi fitrah setiap

orang, ataupun melalui latihan, pembiasaan, pembinaan, dan pengalaman.

Menurut nilai dan norma Islam, contoh dari kedermawanan misalnya

bersedia menolong yang lemah dengan kekuasaan, ilmu dan harta yang

diciptakan Tuhan kepadanya.3

Seorang Muslim tidak boleh pelit dan bakhil, karena keduanya

adalah akhlak tercela yang muncul dari kebusukan jiwa dan kegelapan

hati. Iman dan amal salehlah yang membuat jiwa bersih dan hati yang

terang, keduanya berlawannan dengan sifat pelit dan bakhil. Kebakhilan

membuat manusia tidak selamat atau hancur.

Sebagaimana Allah Subhanahu Wata‟ala berfirman :

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.

Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat

kebaikan ia Amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.

Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang

dalam hartanya tersedia bagian tertentu. Bagi orang (miskin) yang

meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau

meminta). (Al-Ma‟arij: 19-25)4

Oleh karena itu, akhlak dermawan sangat penting untuk dimiliki

oleh setiap muslim, terlebih budaya dan moralitas umat manusia sekarang

ini sungguh memprihatinkan. Materialisme, hedonisme dan sekularisme

menjadi penyakit besar abad ini. Mereka mengagungkan harta benda

secara berlebihan, meraih semua kenikmatan lahiriah tanpa ada rasa puas

3 Mohammad Daud Ali, Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di Indonesia,

(Jakarta: PT Graja Grafindo, 1995), h. 39 4 Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Thaharah, Ibadah,

Dan Akhlak, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 394

dan mengesampingkan agama pada lorong sejarah manusia. Dampak yang

paling terasa dan menjadi persoalan serius abad sekarang adalah adanya

kemiskinan.5

Kondisi demikian menjadi alasan persoalan serius juga dikuatkan

oleh Sabda Nabi Muhammad Shallallahu „Alaihi Wasallam yang secara

khusus berpesan untuk lebih waspada terhadap “kemelaratan harta”, sebab

kondisi seperti itu banyak menyebabkan seseorang untuk kufur terhadap

Allah SWT. Adapun untuk menanamkan nilai-nilai kedermawanan,

seseorang tidak disyaratkan harus kaya. Walaupun dari golongan golongan

kaya sudah jelas lebih mampu untuk memberi, akan tetapi belum tentu

lebih murah hati dari pada golongan menengah ke bawah.6

Oleh karena itu, Islam menekankan semua aspek masyarakat untuk

menganjurkan pengorbanan dan kemurahan hati dalam memberi bantuan.

Hal ini bertujuan untuk memperkuat ikatan cinta dan kasih sayang antara

golongan kaya dan miskin. Karena pada seseungguhnya, Islam tidak hanya

membahas soal ibadah mahdlah yang bersifat formalistik saja, akan tetapi

Islam juga mengatur segenap aspek kehidupan termasuk soal mu’amallah

dan masalah-masalah kemanusiaan.7

Suatu penelitian mengungkapkan bahwa bantuan kepada orang-

orang miskin pada umumnya dilakukan oleh orang menengah dan

golongan tidak kaya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebanyakan orang-

orang kaya adalah orang-orang yang kikir terhadap harta. Mereka memiliki

penyakit akan rasa takut miskin yang selalu terbayang-bayang dalam

benak mereka.8

Kurangnya kesadaran dalam kepedulian sosial juga dikarenakan

kurangnya pemahaman agama yang mendalam. Ibadah ritual yang

5 Jamal Ma‟mur Asmani, Kedahsyatan Puasa Dawud, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2007), h. 208 6 Zaim Said, dan Hamid Abidin, Menjadi Bangsa Pemurah, (Jakarta: Piramedia, 2004)

h. 47 Said Aqil Siraj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, (Jakarta: SAS Foundation, 2012),

h.3678 Mujtaba Musava Lari, Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi Muda,

(Bandung: Pustaka Hidayah, 1990), h. 140

dilakukan umat Islam hanya berhenti sebatas membayar kewajiban dan

menjadi lambang kesalehan. Buah dari ibadah yang berdimensi kepedulian

sosial sudah berkurang. Agama lebih dihayati sebagai penyelamatan

individu bukan keberkahan sosial secara bersama.9

Sama halnya dengan pendidikan agama yang hanya disikapi

sebagai ilmu dan organisasi, bukan sebagai amal dan tuntunan hidup.

Hasilnya banyak orang yang pintar tapi tidak terdidik, dan banyak orang

yang hafal ayat-ayat Al-Quran dan hadits tetapi tidak dapat

mengamalkannya.10

Kemudian bagaimana nasib bangsa ini jika akhlak dikesampingkan

apalagi akhlak generasi muda yang berperan sebagai penerus bangsa

kedepannya maka perlu adanya perbaikan akhlak melalui lembaga-

lembaga pendidikan.

Senada dengan pemikiran Hamka sebagaimana dikutip Sudin

dalam jurnalnya mengenai pentingnya akhlak mulia dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara, ia ungkapkan lewat syair Syauqi Bey berikut :

Wa innamal umamul akhlaqu ma baqiat

Wa in hummu dzahabat akhlaquhum dhahabuu

Tegak rumah karena sendi, runtuh sendi rumah binasa

Sendi bangsa ialah akhlak mulia, runtuh akhlak mulia, runtulah

bangsa.11

Seperti dikatakan di atas bahwa salah satu metode yang dapat

memberikan pembinaan dalam bentuk keteladanan, dan pembiasaan

akhlak mulia adalah melalui pendidikan.

Pendidikan merupakan pondasi yang dapat mencegah seseorang

melakukan perbuatan yang tidak baik terutama pendidikan agama Islam.

Disebutkan dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, bahwa tujuan

pendidikan nasional dalam kaitannya dengan pendidikan agama Islam

adalah mengembangkan manusia seutuhnya yakni manusia yang beriman

9 M. Yatimin Abdullah, Op.Cit., 19

10 A. Mustofa Bisri, Koridor Renungan, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara), 2010,

h. 18411

Sudin, Pemikiran Hamka tentang moral, Esensia Vol XII, No. 2 Juli, 2011, h. 225-226

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti yang

luhur. Hal ini menunjukkan bahwa jelas sekali pendidikan agama bagian

pendidikan yang amat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap

dan nilai, keimanan, dan ketaqwaan.12

Di era modern yang semua serba digital dan canggih justru akhlak

mulia semakin menurun, termasuk akhlak dermawan. Terutama yang

menjadi perhatian adalah penggunaan alat komunikasi persegi bernama

smartphone yang hampir semua peserta didik zaman sekarang

memilikinya. Walau banyak manfaatnya, alat inipun kian merampas

intensitas interaksi sosial antar sesama. Sehingga rasa peka dan kepedulian

terhadap kondisi sosial semakin terkikis. Hal ini dikarenakan perhatian

mereka lebih banyak untuk si gadget.

Oleh karena itu penting bagi setiap lembaga pendidikan terutama

pendidikan formal untuk mengutamakan pembinaan akhlak mulia

dermawan di sekolah. Sehingga mereka mampu melatih rasa kepedulian

terhadap kondisi sosial dan terbiasa peka untuk saling membantu satu

sama lain.

Dalam pembinaan akhlak dermawan diperlukan adanya strategi

khusus agar pembinaan akhlak dermawan peserta didik dapat berhasil.

Keteladanan dan pembiasaan dalam pendidikan amat dibutuhkan karena

secara psikologis, anak didik lebih banyak mencontoh prilaku atau sosok

figur yang diidolakannya termasuk gurunya.13

Pembiasaan juga tak kalah pentingnya dalam kegiatan

pembelajaran baik itu kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau

kegiatan pembelajaran di luar kelas atau sering disebut ekstrakurikuler.

Hal ini disebabkan karena setiap pengetahuan atau tingkah laku yang

diperoleh dengan pembiasaan akan tertaman dan sangat sulit mengubah

12 Saeful Manan, Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan dan Pembiasaan,

Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 15 No. 1-,2017, h. 49-50 13

Ibid.

atau menghilangkannya sehingga cara ini amat berguna dalam mendidik

anak.14

Seperti dikatakan di atas selain keteladanan dan pembiasaan,

pembinaan akhlak dermawan dapat dilakukan melalui kegiatan

ekstrakurikuler yang memfokuskan kegiatan dalam membina aspek

psikomotorik atau keterampilan siswa.

Setiap sekolah memiliki beragam ekstrakulikuler seperti pramuka,

silat, PMR, english club, basket, paskibra, Karya Ilmiyah Remaja (KIR),

Rohani Islam (ROHIS) dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa

sekolah menyakini bahwa ektrakurikuler sebagai wadah penyaluran bakat

dan potensi siswa.

Di antaranya bukan hanya sekedar wadah namun banyak yang

mendapatkan prestasi membanggakan melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Setiap guru berharap agar siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

dengan sebaik-baiknya. Sehingga dapat mengurangi kemungkinan untuk

melakukan hal tidak baik. Terutama keberadaan ekstrakurikuler

keagamaan yang sering dinamakan ROHIS atau singkatan dari rohani

Islam sangat diperlukan mengingat agama sebagai jalan hidup manusia

untuk menjalani kehidupan sehari-hari.

Kegiatan ekstrakurikuler ROHIS adalah salah satu cara membina

akhlak mulia siswa di sekolah, tetutama sekolah yang notabenenya adalah

sekolah umum. Keberadaan ekstrakurikuler ROHIS menjadi wadah bagi

siswa yang beragama Islam untuk menyalurkan bakat dan minat dalam

bidang keagamaan serta sarana pembinaan dan pembiasaan akhlak mulia

di sekolah. Guna bekal mereka untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-

hari.

Sama halnya dengan sekolah lain, SMA Negeri 1 Gunungputri

memiliki ekstrakurikuler dalam bidang agama yaitu ROHIS SMAN 1

Gunungputri atau sering disebut ROMANSA. ROMANSA merupakan

salah satu organisasi ektstrakurikuler yang cukup populer di lingkungan

14

Ibid., h. 51

sekolah SMA Negeri 1 Gunungputri. Dikarenakan minat siswa terhadap

ekstrakurikuler ROHIS ini besar setiap tahunnya.

Selain itu ROMANSA memiliki tujuan dan landasan dalam

mengadakan setiap program atau kegiatan, yaitu terbinanya pelajar

muslimin dan muslimah agar berakhlak mulia, beriman, dan bertaqwa.15

Ekstrakurikuler ROHIS di SMAN 1 Gunungputri mampu

menerapkan nilai-nilai akhlak mulia khususnya nilai-nilai kedermawanan

dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang ada dalam program kerja

ROMANSA. Hal itu bertujuan untuk menghilangkan jarak antara

golongan yang kaya dan miskin yang menjadi salah satu penyebab faktor

kemiskinan dan memungkinkan untuk menjadi kufur terhadap Allah SWT.

Adapun salah satu kegiatan ROMANSA yang menanamkan nilai-

nilai kedermawanan adalah kegiatan rutinan, infaq dan sedekah pada hari

Selasa dan Jumat. Infaq dan sedekah ini sifatnya sukarela tanpa ada

paksaan dan batasan. Kegiatan ini dilakukan untuk membiasakan bahwa

uang yang diberikan oleh orang tua atau uang jajan itu harus disyukuri.

Dengan terbiasa bersyukur siswa akan sadar bahwa masih banyak orang

yang lebih membutuhkan di luar sana, sehingga sebagai tanda syukur,

mereka akan terbiasa memberikan rezekinya melalui infak yang dilakukan

pada setiap Selasa dan Jumat.16

Kemudian kegiatan Qurban kolektif dalam rangka perayan idul

Adha yang diadakan ROHIS SMAN 1 Gunungputri sehari setelah hari

raya. Qurban merupakan salah satu sarana untuk menggerus ego

materialisme dan secara langsung atau tidak langsung membangun

kepedulian sosial terhadap sesama manusia. Serta kegiatan lain seperti

BAKSOS dan lain sebagainnya yang berkaitan dengan nilai-nilai

kedermawanan.

Pada dasarnya, ketika kegiatan ektrakurikuler ROMANSA

menerapkan nilai-nilai kedermawanan, secara tidak langsung mereka

15

Siti Nurkamilah (Pembina ROHIS) Wawancara Pribaidi, Tanggal 10 Januari 2019 16

Rahmawan Hidayatullah, (Ketua Umum ROHIS), Tanggal 09 Januari 2019

sudah mengikuti salah satu akhlak para nabi yaitu selalu memberikan harta

kepada orang-orang fakir. Selain itu, hal itu juga merupakan tanda-tanda

akhlak mulia dari seseorang yang beriman yaitu tidak bakhil.17

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengenal lebih dalam

tentang bagaimana kegiatan-kegiatan ROMANSA berperan dalam

membina kedermawanan siswa sebagai akhlak mulia. Dari paparan latar

belakang di atas, penulis merumuskan judul penelitian “Peran Kegiatan

Ekstrakurikuler ROHIS dalam Membina Akhlak Mulia Siswa di SMA

Negeri 1 Gunungputri”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yaitu faktor-faktor yang menjadi penyebab

terjadinya suatu masalah.18

Berdasarkan latar belakang yang telah

dikemukakan di atas, maka dalam hal ini penulis mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Kurangnya pengamalan nilai-nilai agama dalam diri siswa.

2. Kurangnya penguatan pemahaman agama dalam diri siswa.

3. Kurangnya kegiatan pembinaan akhlak mulia lebih lanjut untuk

siswa.

4. Kurangnya kesadaran kepedulian sosial sebagai buah ibadah

kepada Allah Subhanahu Wata‟ala.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah berisi penentuan ruang lingkup penelitian

yang akan menjadi fokus kajian selama penelitian.19

Kegiatan penelitian

ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:

17 Sholih bin Muhammad bin Ali Basalamah, Al-Mawa‟idz, (Brebes: Darussalam,

2013), h. 199 18

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan. (Jakarta : FITK UIN, 2016), h. 54 19

Ibid, h. 55

1. Kegiatan disini adalah kegiatan pembinaan akhlak yang dilakukan

oleh ROHIS SMAN 1 Gunungputri

2. Akhlak mulia siswa dibatasi pada akhlak dermawan.

3. Siswa di sini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ROHIS dan

terdaftar dalam anggota ROHIS SMAN 1 Gunungputri periode 2017-

2018.

D. Rumusan masalah

Rumusan masalah yakni pertanyaan yang memandu peneliti untuk

mengumpulkan data di lokasi penelitian.20

Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana peran kegiatan ekstrakurikuler ROHIS

dalam membina akhlak mulia (dermawan) siswa di SMAN 1

Gunungputri?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah pernyataan mengenai hal terkait apa yang ingin

dicapai oleh peneliti.21

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kegiatan ekstrakurikuler

ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMA Negeri 1

Gunungputri, Bogor.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi apa saja konstribusi yang dapat diperoleh setelah

penelitian selesai dilakukan dan masalah penelitian dapat dipecahkan.22

Manfaat diadakannya penelitian ini di antaranya sebagai berikut:

1. Penulis. Untuk memenuhi persyaratan lulus strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan

R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. VI, h. 288 21

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta :

Bumi aksara, 2006), Cet. VI, h. 29 22

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Op.Cit, h. 55-56

2. Sekolah. Bagi SMA Negeri 1 Gunungputri, hasil penelitian ini

diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan informasi

dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan

ekstrakurikuler Kerohanian Islam (Rohis) dalam membina akhlak

dermawan siswa.

3. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan. Sebagai masukan bagi manajemen

kesiswaan dan Pembina ekstrakurikuler dalam upaya mengembangkan

dan meningkatkan program-program yang terdapat di SMA Negeri 1

Gunungputri.

4. Peneliti. Manfaat bagi peneliti adalah sebagai bahan informasi dan

menambah wawasan tentang kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam

(ROHIS) dan akhlak mulia siswa.

5. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori bagi

penelitian selanjutnya.

12

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Ektrakurikuler

1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah “Perangkat

tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dalam

masyarakat”.1 Peran tidak dapat dipisahkan dengan status (kedudukan),

walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat antara

satu dengan yang lainnya, karena yang satu tergantung pada yang lain

dan sebaliknya. Seseorang dikatakan berperan atau memiliki peranan

karena dia (orang tersebut) mempunyai status dalam masyarakat,

walaupun kedudukan itu berbeda antara satu orang dengan orang lain,

akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai dengan statusnya.

Sedangkan menurut Wahjosumijo, peran adalah “Sejumlah

tanggung jawab atau tugas yang dibebankan dan harus dilaksanakan oleh

seseoang”.2 Selanjutnya, Soerjono soekanti mengatakan, “Peranan (role)

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka

ia menjalankan suatu peranan. Sarlito Wirawan Sarwono juga

mengemukakan hal yang sama bahwa harapan tentang peran adalah

harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang prilaku-prilaku yang

pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang mempunyai

peran tertentu.3

Dikutip oleh Soleman B. Toneko dari pendapat Koentjaraningrat

tentang peran ia mengatakan, “Adapun segala cara berlaku dari individu-

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 854 2 Wahjosumijo, Kepemimpinan Kepada Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2007), h.155 3 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali,

1984), h.235

13

individu untuk memenuhi kewajiban dan untuk mendapatkan hak-hak

tadi, merupakan aspek dinamis dari status atau kedudukan. Cara-cara

berlaku itu disebut peranan, yang dalam bahasa asingnya disebut role.4

Dari penjelasan yang dipaparkan di atas terlihat suatu gambaran

bahwa yang dimaksud dengan peran adalah seperangkat prilaku, sikap,

kewajiban dan hak-hak khusus yang diharapkan dari seseorang atau suatu

kelompok yang memiliki suatu status tertentu.

2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan

penunjang dalam ketercapaian tujuan sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler

biasanya terkait dengan pengembangan bakat dan minat yang dimiliki

oleh peserta didik. Karena itu kegitan ekstrakurikuler dijadikan sebagai

wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran atau di luar kegiatan

kurikuler. 5

Menurut piet A. Sahertian, kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan diluar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu libur) yang

dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk

memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antara berbagai

mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya

pembinaan manusia seutuhnya.6

Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat diartikan sebagai kegiatan

pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk

membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus

diselenggarakan oleh tenaga pendidik di sekolah/madrasah.

4 Soleman B. Taneko, Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi

Pembanguna ,(Jakarta: Rajawali, 1990), h. 88 5 Tim Dosen Administrsi Pendidikan Universitas Penidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2 010), h. 212 6 Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1994), h. 132

14

Dan menurut pendapat Muhaimin, kegiatan ekstrakurikuler

adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran dan pelayanan

konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara

khusus diselenggarakan oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang

berkempuan dan berkewenangan di sekolah atau madrasah.7

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang pelaksanaannya di luar

jam pelajaran dengan maksud mengisi waktu luang siswa dengan hal-hal

positif yang bertujuan agar siswa mampu memperluas wawasannya,

mengembangkan kemampuan dan keterampilannya melalui jenis-jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai minat dan bakatnya.

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya menggali

potensi, mengembangkan bakat dan minat siswa tetapi juga membentuk

karakter siswa menjadi lebih baik dengan diadakannya pembinaan

melalui kegiatan yang diminati siswa.

Melalui kegiatan yang disukai siswa tentunya mempermudah

menanamkan nilai-nilai positif terhadap siswa seperti meningkatkan

kualitas keimanan dan ketakwaan para siswa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, kedisiplinan, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta berakhlak

mulia.

3. Visi dan Misi Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Visi

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat

dan minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan

kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri sendiri, keluarga

dan masyarakat.

7 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 74-75

15

b. Misi

1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta

didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka.

2) Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta

didik mengekspresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri

atau kelompok.8

4. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam kegiatan ektrakurikuler tidak hanya diadakan saja namun

kegiatan itu memiliki tujuan yang penting dalam mengembangkan

potensi peserta didik.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di

sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan yang

dikutip oleh B. Suryosubroto adalah: (1) Kegiatan ekstrakurikuler

harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif,

afektif, dan psikomotor. (2) Mengembangkan bakat dan minat

siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pribadi manusia

seutuhnya yang positif. (3) Dapat mengetahui, mengenal serta

membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata

pelajaran lainnya.9

Sedangkan tujuan kegiatan ekstrakurikuler, sesuai dengan tujuan

yang tercantum dalam Permendiknas No. 39 Tahun 2008, adalah sebagai

berikut: menitikberatkan kepada pengembangan potensi peserta didik,

pemantapan kepribadian peserta didik dan usaha mewujudkan peserta

didik yang berakhlak mulia dan memiliki sikap demokratis agar dapat

berkiprah di masyarakat luas ke depannya.10

Kemudian lebih lanjut tujuan kegiatan ekstrakurikuler bagi

peserta didik sebagaimana dikutip Sri Minarti, menurut Mc Know, yang

dikutip juga oleh Richard Gorton, adalah sebagai berikut:

8 Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan Pengembangan

Diri, (Jakarta: Pengembangan Diri AALSON, 2006), h. 17 9 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), h. 272 10

Jamal Ma‟mur Asmani, Kiat Mengembangkan Bakat Anak Di Sekolah, (Jogjakarta:

Diva Press, Anggota IKAPI, 2012), cet. ke-1, h. 154

16

a. Membantu semua peserta didik belajar bagaimana

menggunakan waktu luang mereka secara lebih bijaksana.

b. Membantu semua peserta didik meningatkan dan

memanfaatkan secara konstruktif bakat-bakat dan

keterampilan unik yang mereka miliki.

c. Membantu semua peserta didik mengembangkan minat dan

bakat serta keterampilan rekreatif baru.

d. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang

lebih positif terhadap nilai kegiatan rekreatif.

e. Membantu semua peserta didik meningkatkan pengetahuan

dan keterampilan mereka dalam fungsinya sebagai pemimpin

atau anggota kelompok.

f. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang

lebih realistis dan positif terhadap dirinya sendiri dan orang

lain.

g. Membantu semua peserta didik mengembangkan sikap yang

lebih positif terhadap sekolah, sebagai hasil partisipasi dalam

program kegiatan peserta didik.11

Menurut Wahjosumidjo bahwa kegiatan ekstrakurikuler bertujuan

untuk, Pertama, memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa,

dalam arti memperkaya, mempertajam, serta memperbaiki pengetahuan

para siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran-mata pelajaran sesuai

dengan program kurikuler yang ada. Kegiatan ini dilaksakan melalui

berbagai macam bentuk, seperti lomba mengarang, baik yang bersifat

esai, maupun yang bersifat ilmiah, seperti penemuan melalui penelitian,

pencemaran lingkungan, narkotika dan sebagainya. Kedua, melengkapi

upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian

siswa. Kegiatan semacam ini dapat diusahakan melalui PPBN, baris-

berbaris, kegiatan yang berkaitan dengan usaha mempertebal ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, latihan kepemimpinan dan sebagainya.

Ketiga, membina dan meningkatkan bakat, minat dan keterampilan.

Kegiatan ini untuk memacu ke arah kemampuan mandiri, percaya diri

dan kreatif.12

11

Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,

(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2011), cet. ke-1, h. 203-204 12

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2010), cet. ke-7, h. 264-265

17

Kegiatan pengembangan diri atau kegiatan ekstrakurikuler adalah

kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, dan minat.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan

utama kegiatan ekstrakurikuler adalah mengembangkan bakat dan minat

siswa serta menjadi wadah untuk mebina akhlak peserta didik menjadi

lebih baik.

Selain itu kegiatan ekstrakurikuler mampu memanfaatkan waktu

siswa di luar jam belajar di kelas dengan penuh manfaat dan bersifat

lebih informal, sehingga peserta didik yang ikut dalam kegiatan

ekstrakurikuler mendapatkan kebahagiaan karena dapat berinteraksi

dengan teman-teman lintas kelas atau jurusan bahkan lintas sekolah yang

memberikan kepercayaan diri yang lebih banyak.

Kemudian ekstrakurikuler mengajarkan bagaimana hidup

berdampingan dengan berbagai perbedaan namun satu tujuan. Hal ini

membantu peserta didik dalam pendewasaan diri untuk lebih

bertanggung jawab, lebih menghargai satu sama lain, lebih dewasa dalam

berfikir dan lebih berhati-hati dalam mengambil tindakan.

Adapun ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa

kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan dapat mendukung program

intrakurikuler yaitu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan

penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan minatnya serta

pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan program

ekstrakurikuler.

18

5. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut pendapat Muhaimin, adapun fungsi dari kegiatan

ekstrakurikuler yaitu:

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai

dengan potensi, bakat dan minat mereka.

b. Social, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial

peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan

menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses

perkembangan.

d. Persiapan Karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.13

Millier, Mayer dan Patrick, seperti yang dikutip oleh Percy E.

Burrup dalam bukunya Modern High School Administration menunjukkan

berbagai macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler. Secara terinci mereka

menyebutkan:

a. Sumbangan terhadap murid atau siswa

1) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

minat dan menemukan minat-minat baru.

2) Menanamkan rasa tanggung jawab warga negara melalui

pengalaman-pengalaman dan pandangan-pandangan,

terutama pengalaman kepemimpinan, kesetiakawanan,

kerjasama, dan kegiatan-kegiatan mandiri.

3) Dalam kegiatan ekstra kelas dapat dikembangkan semangat

dan moral sekolah.

4) Memberi kesempatan kepada anak-anak dan remaja untuk

memperoleh kepuasan dalam kerjasama kelompok.

13

Muhaimin, dkk., op.cit, h. 75

19

5) Meningkatkan kekuatan mental dan jasmani.

6) Mengenal lingkungan secara lebih baik.

7) Memperluas hubungan dan pergaulan.

8) Memberi kesempatan kepada mereka untuk berlatih

mengembangkan kemampuan kreatifitasnya secara lebih

baik.

b. Sumbangan terhadap kurikulum

1) Untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman kelas.

2) Untuk menggali pengalaman-pengalaman belajar baru yang

mungkin dapat dipadukan secara tepat dalam kurikulum.

3) Untuk memberikan kesempatan tambahan bagi bimbingan

individu atau bimbingan kelompok.

4) Untuk memotivasi pengajaran kelas.

c. Sumbangan terhadap efektivitas penyelenggaraan sekolah

1) Untuk meningkatkan efektivitas kerjasama antara para siswa,

guru-guru, staf administrasi dan supervisi.

2) Untuk lebih mempersatupadukan berbagai bagian dalam

sekolah.

3) Untuk memberikan sedikit pengetahuan dalam rangka

membantu para remaja dalam menggunakan waktu

senggangnya.

4) Untuk memberi kesempatan yang lebih baik kepada guru

agar lebih memahami kekuatan-kekuatan yang dapat

memotivasi para siswa dalam memberikan respon terhadap

berbagai situasi problematik yang mereka hadapi.

d. Sumbangan terhadap masyarakat

1) Untuk meningkatan hubungan antara sekolah dengan

masyarakat secara lebih baik.

20

2) Untuk mendorong perhatian yang lebih besar dari masyarakat

dalam membantu sekolah.14

Dari penjelasan di atas begitu banyak fungsi dari kegiatan

ekstrakurikuler dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Semua

fungsi tersebut akan terwujud apabila pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya yaitu dalam peraturan siswa,

peningkatkan disiplin siswa maupun petugas. Oleh sebab itu, pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler harus melibatkan banyak pihak untuk bersama-

sama mencapai tujuan pendidikan.

B. ROHIS (Rohani Islam)

1. Pengertian Rohis

Kerohanian Islam berasal dari kata “rohani” yang mendapat awalan

ke- dan akhiran -an. Sedangkan pada dasarnya rohani pula merupakan kata

dasar “ruh atau roh”. Kata ruh atau roh bermakna pemberian dari Allah

berupa kecerdasan, hidup, kekal yang ghaib sebagai tempat Allah

memberikan sesuatu yang kelak mempertanggungjawabkan perbuatan

jasmani dan manusia. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang ruh yaitu

dalam surat Shaad ayat 72:

“Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan

kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur

dengan bersujud kepadaNya". (Q.S. Shaad : 72)

Kata ruh dan rohani pada prinsipnya bermakna sama. Allah

meniupkan ruh sekaligus dengan inti hidup dan kecerdasan kepada setiap

rohani manusia. Dengan kata lain, setiap manusia yang hidup, masing-

14

B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002), h. 277-278

21

masing mempunyai ruh beserta inti hidup (yang hidup kekal) dan

kecerdasan.15

2. Dasar-dasar Kerohanian Islam

Dalam firman-Nya dinyatakan bahwa Allah SWT. mengangkat

derajat ummatnya yang berilmu, bahkan ayat pertama yang diturunkan

oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

bukanlah ayat yang menerangkan tentang shalat, puasa ataupun zakat,

melainkan perintah “iqra” yaitu membaca, menelaah, merenungkan, dan

mengkaji yang merupakan salah satu upaya dalam mencerdaskan manusia

melalui pendidikan.

Adapun dasar-dasar Pendidikan Agama Islam sebagaimana dikutip

Samsul Nazar, menurut M. Arifin, yaitu:

a. Al-Qur‟an. Merupakan kalam Allah SWT. yang telah diwahyukan-

Nya kepada Nabi Muhammad SAW. bagi seluruh ummat manusia.

Al-Qur‟an merupakan petunjuk yang lengkap, pedoman bagi

manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan

bersifat universal.

Dengan demikian al-Qur‟an merupakan pedoman atau kitab

suci yang berisi petunjuk Allah SWT bagi manusia untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Nabi Muhammad SAW

sebagai pendidik pertama pada masa pertumbuhan Islam telah

menjadikan al-Qur‟an sebagai dasar pendidikan agama Islam

disamping sunnah. Kedudukan al-Qur‟an sebagai sumber pokok

pendidikan dapat dipahami dari ayat al-Qur‟an surat An-Nahl” 64,

yaitu:

15Azhari Aziz Samudra dan Setia Budi, Eksistensi Rohani Manusia, (Bekasi: Yayasan

Majelis Ta‟lim HDH, 2004), h. 92-93

22

“Dan kami tidak menurunkan kepadamu al-Kitab (Al-Qur’an) ini

melainkan agar kamu menjelaskan kepada mereka perselisihan itu

menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

(Q. S. An-Nahl: 64)

b. Hadits (As-Sunnah). Dasar yang kedua selain al-Qur‟an adalah

Sunnah Rasulullah SAW. Yaitu perbuatan, perkataan, dan taqrir

yang pernah di contohkan Nabi Muhammad SAW. dalam

perjalanan hidupnya melaksanakan dakwah Islam.16

Dalam lingkup pendidikan, sunnah mempunyai dua faidah,

yaitu: pertama, menjelaskan sistem pendidikan agama Islam

sebagaimana terdapat di dalam al-Qur‟an dan meneragkan hal-hal

rinci yang tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menggariskan

metode-metode pendidikan yang dapat dipraktekkan. Pribadi Rasul

sendiri, merupakan contoh hidup serta bukti konkrit dari hasil

pendidikan agama Islam. Sebagaimana Allah berfirman dalam

surat al-Ahzab ayat 21:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

Allah.” (Q.S. Al-Ahzab : 21)

Pada zaman konseptual sekarang ini, kita tidak bisa terlepas

dari ijtihad, termasuk dalam bidang pendidikan agama Islam.

16

Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya

Media Pratama, 2001), cet. 1, h. 95-97

23

Ijtihad dalam agama Islam harus tetap bersumber pada al-Qur‟an

dan Hadis yang di olah oleh akal sehat dari para ahli pendidikan

agama Islam.

Dari penjelasan di atas mengenai rohani Islam maka dapat

disimpulkan kegiatan ekstrakurikuler ROHIS adalah kegiatan yang

menitikberatkan kepada bidang keagamaan untuk mengembangkan potensi

yang ada dalam diri peserta didik terutama dari segi kecerdasan spiritual

yang harus diasah dan digali sehingga mampu menerapkan ajaran agama

sebagai jalan hidup untuk bekal dalam kehidupan sehari-hari.

C. Konsep Akhlak Mulia

1. Pengertian Akhlak

Dalam kitab Madarijus Salikin akhlak adalah agama. Barang siapa

akhlaknya melebihi dirimu, maka agama orang tersebut lebih

dibandingkan dirimu. Sayyidah Aisyah RA pernah mengungkapkan

pribadi Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. Beliau berkata, “Akhlak

Rasulullah shallahu „alaihi wasallam adalah Al-Quran.” 17

Jika ditelaah secara etimologis (bahasa) dan terminologis (istilah)

akhlak berasal dari bahasa Arab, khilqun yang berarti kejadian, peringai,

tabiat, atau karakter. Sedangkan dalam pengertian istilah akhlak adalah

sifat yag melekat pada diri seseorang dan menjadi identitasnya.

Selain itu akhlak dapat pula diartikan sebagai sifat yang telah

dibiasakan, ditabiatkan, didarahdagingkan, sehingga menjadi kebiasaan

dan mudah dilaksanakan, dapat dilihat indikatornya, dan dapat dirasakan

manfaatnya. Akhlak terkait dengan memberikan penilaian terhadap

sesuatu perbuatan dan menyatakan baik atau buruk.

Hal ini berbeda dengan penilaian dalam ilmu dan hukum benar

salah; dan berbeda pula dengan penilaian estetika atau seni yang terkait

dengan indah tidak indah. Perpaduan antara penilaian akhlak atau agama

17

Shalah Syadi, Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin, ( Jakarta: Najla Press, 2003),

h. 17

24

(baik buruk), penilaian ilmu atau hukum (benar salah), serta penilaian seni

(indah tidak indah) itulah selanjutnya yang disebut dengan fitrah yang

setiap manusia diberikannya.18

Fitrah manusia mempunyai sifat suci, yang dengan nalurinya

tersebut ia secara terbuka menerima kehadiran Tuhan yang Maha Suci.

Bila kembali kepada ajaran agama Islam dengan bersumber pada Alquran,

akar naluri beragama itu bagi setiap individu telah tertanam jauh sebelum

kelahirannya di dunia nyata.

Fitrah dalam Alquran disebutkan sebanyak 20 kali yang tersebar

dalam 17 surat.19

Fitrah keagamaan yang melekat pada diri manusia akan

menuju kepada agama yang lurus atau kebaikan. Sebagaimana disebutkan

dalam Alquran surat Ar-rum ayat: 30

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;

(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang

lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Q.S Ar-Rum : 30)

Merujuk pada fitrah yang dikemukakan oleh ayat tersebut dapat

dipahami bahwa menusia sejak asal kejadiannya membawa potensi agama

lurus, dan dipahami para ulama sebagai tauhid.

Meskipun manusia terlahir dalam keadaan baik (fitrah) namun Ia

juga mempunyai potensi untuk salah. Untuk itu agar dapat

mengaktualisasikan fitrahnya, manusia perlu memahami dan menguasai

potensi salah atau kekurangan yang ada pada dirinya. Potensi keunggulan

18

Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2012), h. 208 19

Abdul Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Grafindo Persada, 2002), h.

77

25

yang dimiliki manusia yaitu kemapuan berfikir (akal sehat) menjadikan

manusia dapat membedakan hal-hal yang benar dan salah.

Adanya potensi keunggulan yang dimiliki manusia erat kaitannya

dengan potensi manusia sebagai hamba Allah dan juga tugas manusia

sebagai khalifah di muka Bumi. Tugas berat ini menuntut manusia untuk

memiliki akhlakul karimah (struktur watak yang baik).

Selanjutnya akhlak menurut ibnu Maskawih secara istilah

dikatakan :

فس داعية لها الى اف عالها من غير فكر ول رويةحال للن

“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan

perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”

Lalu Al- Ghazali berpendapat sama dengan Ibnu Miskawaih hanya

saja ia mendefinisikannya lebih luas, yaitu:

ها تصدر الف عال بسهولة ويسر من غير فس راسخة عن عبارة عن هيئة فى الن

حاجة الى فكر ورؤية

“Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam

perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan”.20

Dalam ensiklopedi Islam sebagaimana dikutip oleh Henny

Narendrany Hidayati dikatakan akhlak ialah suatu keadaan yang melekat

pada jiwa manusia yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan

mudah tanpa mealui proses pemikiran, pertimbangan, dan pemikiran.21

Dari pengertian akhlak sebagaimana tersebut di atas terdapat

kesamaan bahwa akhlak adalah suatu kesadaran sikap dan tingkah laku

yang muncul dari dasar hati yang paling dalam secara spontan tanpa ragu

dan tanpa pikir.

20

Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1997), h. 1 21

Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta :

UIN Press dan LPJM, 2009), h. 8

26

Dalam hal ini tampak erat kaitannya dengan pendidikan, yang pada

intinya upaya menginternalisasikan nilai-nilai, ajaran, pengalaman, sikap,

dan sistem kehidupan secara holistik menjadi sifat, karakter, dan

kepribadian perserta didik. Dengan diterapkannya akhlak tersebut, maka

akan tercipta kehidupan yang tertib, teratur, aman, damai, dan harmonis,

sehingga setiap orang akan merasakan kenyamanan yang menyebabkan ia

dapat mengaktualisasikan segenap potensi dirinya, yakni berupa cipta

(pikiran), rasa (jiwa), dan karsa (pancaindra). Sebaliknya tanpa adanya

akhlak, maka manusia akan mengalami kehidupan yang kacau. 22

2. Faktor-Faktor Pembentukan Akhlak Mulia

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya akhlak mulia,

M. Yatimin Abdullah membaginya menjadi dua yakni:

1. Faktor internal yang meliputi tingkah laku manusia, insting dan naluri,

dan nafsu

1) Tingkah Laku Manusia

Tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang

diwujudkan dalam perbuatan. Sikap seseorang boleh jadi tidak

digambarkan dalam perbuatan atau tidak tercemin dalam perilaku

sehari-hari tetapi adanya kontradiksi antara sikap dan tingkah laku.

Misalnya ketika sesorang dihadapkan dengan sampah yang

berserakan, ia tahu bahwa itu perbuatan yang buruk namun tidak ia

cerminkan dengan membuang sampah itu ke tempatnya.

Oleh karena itu, meskipun secara teoritis hal itu terjadi

tetapi dipandang dari sudut ajaran agama Islam termasuk iman

yang tipis. Untuk melatih akhlak mulia dalam kehidupan sehari-

hari ada contoh-contoh yang dapat diterapkan sebagai berikut :

a) Akhlak yang berhubungan dengan Allah

b) Akhlak terhadap diri sendiri

22

Abuddin Nata, Op.Cit., h. 208

27

c) Akhlak terhadap keluarga

d) Akhlak terhadap masyarakat

e) Akhlak terhadap alam sekitar.

Kecenderungan fitrah manusia selalu untuk berbuat baik

(hanif). Seseorang itu dinilai berdosa karena pelanggaran-

pelanggaran yang dilakukannya. Secara fitrah manusia dilahirkan

dalam keadaan suci. Allah memberikan manusia dengan akal,

pikiran dan iman kepada-Nya. Keimanan itu dalam perjalanan

hidup manusia dapat bertambah atau berkurang disebabkan oleh

pengaruh lingkungan hidup yang dialaminya.

2) Insting dan Naluri

Menurut bahasa insting berarti kemampuan berbuat pada

suatu tujuan yang dibawa sejak lair, merupakan pemuasan nafsu,

dan dorongan psikologis. Insting juga merupakan kesanggupan

melakukan hal yang komplek tanpa dilihat sebelumnya. Terarah

kepada suatu tujuan yang berarti bagi subjek tidak disadari

langsung secara mekanis.

Menurut James sebagaimana dikutip M.Yatimin dalam

bukunya studi akhlak dalam perpsektif Al-Quran bahwa insting

adalah sifat yang menyampaikan pada tujuan dan cara berfikir.

Insting merupakan kemampuan yang melekat sejak lahir dan

dibimbing oleh naluriyahnya.

Insting pada intinya ialah suatu kesanggupan untuk

melakukan perbuatan yang tertuju kepada suatu pemuasan

dorongan nafsu atau dorongan batin yang telah dimiliki manusia

maupun hewan sejak lahir. Dalam ilmu akhlak insting berarti akal

pikiran. Akal dapat memperkuat akidah, namun harus ditopengi

ilmu, amal, dan takwa kepada Allah. Allah memuliakan akal

dengan dijadikanya sebagai sarana tanggung jawab.

Perbedaan utama insting manusia dan hewan adalah terletak

pada kemampuan manusia mengambil jalan melingkar dalam

28

mencapai tujuannya. Seluruh insting hewan dipenuhi oleh

kebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari

objek yang diinginkannya atau membuang benda yang

dihalanginya. Sebaliknya manusia dilengkapi dengan akal pikiran,

dalam melakukan kegiatan ia menggunakan akal pikiran, dalam

melakukan kegiatan ia menggunakan akal pikir dengan sempurna

dan sarana penunjang berupa bahasa, logika, matematika, dan

statistika.

Akal adalah jalinan pikir dan rasa yang menjadikan

manusia, berlaku, berbuat, membentuk masyarakat dan membina

kebudayaan. Akal menjadikan manusia itu mukmin, muslim,

muttaqin, shalihin. Agama itu akal maka hanya dengan akal dapat

memahami Allah, akal sebagai kunci untuk memahami Islam.

Sedangkan naluri merupakan asas tingkah laku perbuatan manusia.

Manusia dilahirkan dengan membawa naluri yang berbentuk

proses pewarisan urutan nenek moyang.

Naluri dapat diartikan sebagai kemauan tak sadar dan dapat

dipengaruhi oleh latihan berbuat. Tingkah laku perbuatan manusia

sehari-hari dapat ditunjukan oleh naluri sebagai pendorong.

Keadaan pribadi manusia bergantung pada jawaban asalnya

terhadap naluri. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga

terbentuk kemauan yang melahirkan tindakan. Akal dapat

mendesak naluri, sehingga keinginan hanya merupakan riak saja.

Akal dapat mengendalikan naluri sehingga terwujud

perbuatan yang diputuskan oleh akal. Hubungan naluri dan akal

membentuk kemauan. Kemauan melahirkan tingkah laku

perbuatan. Nilai tingkah laku perbuatan menentukan nasib

seseorang. Naluri yang ada pada diri seseorang adalah takdir

Tuhan.

29

3) Nafsu

Nafsu berasal dari bahasa Arab, yaitu nafsun artinya niat.

Nafsu dikatakan juga keinginan hati yang kuat. Nafsu merupakan

kumpulan dari kekuatan amanah dan sahwat yang ada pada

manusia. Menurut Agus Sudjanto sebagaimana dikutip M. Yatimin

bahwa nafsu adalah hasrat besar dan kuat, ia dapat mempengaruhi

seluruh fungsi jiwa. Hawa nafsu bergerak dan berkuasa di dalam

kesadaran. Nafsu memiliki kecenderungan dan keinginan yang

sangat kuat. Pun juga menurut Kartini Kartono yang dikutip

M.Yatimin dalam buku yang sama bahwa nafsu ialah suatu

dorongan batin yang kuat memiliki kecenderungan yang sangat

hebat sehingga dapat mengganggu keseimbangan fisik.23

2. Faktor Eksternal meliputi adat istiadat, lingkungan, kehendak dan

takdir

1) Adat Istiadat

Sebagaimana dikutip M. Yatimin, menurut Nasraen adat itu

ialah suatu pandangan hidup yang mempunyai ketentuan-ketentuan

yang objektif, kokoh dan benar serta mengandung nilai mendidik

yang besar terhadap seseorang dalam masyarakat.

Kebiasaaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik

mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat

mengubah kepribadian seseorang. Lingkungan yang tidak baik

akan menolak adanya disiplin dan pendidikan ia mengembalikan

kebiasaan buruk yaitu kebiasaan primitif.

Kebiasaan adalah perbuatan yang berjalan dengan lancar

seolah-olah berjalan dengan sendirinya. Perbuatan kebiasaan pada

mulanya dipengaruhi oleh kerja pikiran, didahului oleh

pertimbangan akal dan perencanaan yang matang. Lancarnya

perbuatan dikarenakan perbuatan itu seringkali diulang-ulang. Agar

23

M. Yatimin Abdullah, Op.CIt., h. 75-83

30

kebiasaan buruk bisa menjadi baik diperlukan berbagai bimbingan

dari orang lain.

Semua perbuatan baik dan buruk menjadi adat kebiasaan

karena adanya kecendrungan hati terhadapnya dan menerima

kecenderungan tersebut dengan disertai perbuatan berulang-ulang.

Nilai-nilai adat berfungsi sebagai pedoman hidup manusia

dalam masyarakat yang lingkunganya sangat umum. di antara adat

istiadat suatu bangsa berasal dari perbuatan-perbuatan yang

dilakukan oleh nenek moyang karena terdorong oleh instingnya.

2) Lingkungan

Sebagaimana dikutip M. Yatimin, menurut Zakiah Drajat

lingkungan ialah ruang lingkup luar yang berinteraksi dengan insan

yang dapat berwujud benda-benda seperti air, udara, bumi, langit,

dan matahari. Berbentuk selain benda seperti insan, pribadi,

kelompok, institusi, sistem, undang-undang, dan adat kebiasaan.

Lingkungan dapat memainkan peranan dan pendorong terhadap

perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai taraf

yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat menjadi

penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga seseorang

tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.

Lingkungan merupakan salah satu faktor pendidikan Islam

yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap anak didik. Lingkungan

yang dapat memberi pengaruh anak didik dapat dibedakan menjadi

tiga kelompok, yaitu:

a) Lingkungan yang acuh tak acuh terhadap agama

b) Lingkungan yang berpegang teguh kepada tradisi

agama

c) Lingkungan yang mempunyai tradisi agama dengan

sadar dan hidup dalam lingkungan agama.

31

Oleh karena itu, perangai seseorang dapat dilihat dari siapa

ia berhubungan, dimana beradaptasi, akal harus dapat membedakan

dan menempatkannya sesuai fitrah manusia.

3) Kehendak dan Takdir24

Kehendak menurut bahasa ialah kemauan, keinginan, dan

harapan yang keras. Kehendak yaitu fungsi jiwa ntuk mendapatkan

sesuatu yang merupakan kekuatan dari dalam hati, bertautan

dengan pikiran dan perasaan. Sedangkan takdir adalah ketetapan

Tuhan, apa yang sudah ditetapkan Tuhan sebelumnya atau nasib

manusia. Beriman kepada takdir merupakan suatu kekuatan yang

dapat memngbangkitkan kegiatan bekerja.

Dengan demikian faktor yang mempengaruhi akhlak di

antaranya adalah kehendak dan takdir dari Allah Subhanahu

Wata‟ala. Keinginan menjadi manusia yang berakhlak dan yakin

kepada takdir Allah akan membantu terbentukanya akhlak mulia

dalam diri.

D. Dermawan

1. Pengertian Dermawan

Dermawan adalah perilaku kebaikan dalam interaksi sosial dengan

memberikan bantuan dan sumbangan dana bagi berbagai kepentingan fi

sabililah (charity). Allah Subahanu Wata‟ala berfirman :

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada

surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-

orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),

baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan

24

Ibid., 84-95

32

amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-

orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali-Imran : 133-134)

Sedekah ini harus berasal dari harta (uang) yang halal agar

pemberinya memperoleh pahala besardari Allah Subhanahu Wata‟ala.

Dalam sebuah hadits dikatakan siapa saja yang bersedekah dari hasil usaha

yang baik dan Allah tidak menerima kecuali yang baik, maka Allah akan

melimpahkan rahmat-Nya berlipat ganda. Sedekah seorang mukmin

diibaratkan sebagai investasi yang bakal dinikmati hasilnya di hari

kiamat.25

Islam menganjurkan umatnya untuk bekerja dan bersedekah

sebagai sarana mewujudkan solidaritas sosial di antara anggota

masyarakat. Bentuknya sangat beragam dan bermacam-macam. Sedekah

bisa dengan memberikan sejumlah uang (materi), menolong orang yang

membutuhkan, amar ma‟ruf nahi munkar, dan menahan diri dari menyakiti

orang lain. Kegemaran sedeka yang diperintahkan Islam tidak hanya

terbatas pada orang yang membutuhkan saja dari kalangan manusia akan

tetapi berlaku terhadap binatang dan makhluk hidup lainnya.26

Menurut Confisius dan Mencius sebagaimana dikutip dalam buku

Islam Dan Urusan Kemanusiaan Konflik, Perdamaian, Dan Filantropi

yang disusun oleh tim Internasional Geneve Comite, sikap dermawan

adalah karakter pembeda manusia dan sebagai salah satu dasar yang

dimiliki oleh bangsawan atau orang unggul.27

Dalam hadits Nabi Muhammad Shallallhu „Alaihi Wasallam yang

diriwayatkan oleh sahabat Saad bin Abi Waqqash bersabda :

اهلل كريم يحب الكرماء، جواد يحب الجودة، يحب معالي الخالق ويكره ان

(روه الحاكم و ابو ن عيم) سفسفها

25

Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam & Akhlak, amzah h. 293-294 26

Ibid, 297. 27

Tim ICRC, Islam dan Urusan Kemanusiaan konflik, perdamaian, dan filantropi,

Jakarta PT Serambi 2015 h. 343

33

“sesungguhnya Allah itu Maha Pemberi (kaunia), mencintai orang-orang

yang suka memberi, Maha Dermawan mencintai orang-orang yang

dermawan, mencintai akhlak yang luhur dan membenci akhlak yang

buruk.” (HR. Hakim dan Abu Nuaim)

Kata الجود (Derma) adalah memberi tanpa ada ganti dan tanpa ada

tendensi apa pun, sedangkan الكرم itu adalah memberi dengan cara yang

baik sebelum diminta, dan memberi makan pada waktunya, serta berbelas

kasihan kepada orang yang meminta dengan mengerahkan apa yang

diperolehnya. Maka yang dimaksud dengan dermawan adalah memberikan

sesuatu tanpa pamrih dengan cara yang yang baik dan harta yang halal. 28

Ada banyak perintah dalam Al-Quran yang mulia untuk bersifat

memberi, dermawan, dan melarang dari sifat bakhil dan kikir. Allah

Subhanahu Wata‟ala berfirman,

“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah

sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya.

Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan

(sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.”

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian

dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami

keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang

buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

28

Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, 40 Karakteristik Mereka yang dicintai Allah,

(Darul Haq : Jakarta 2017) h. 355

34

tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha

Terpuji”.

“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian

dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang

pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafa'at dan

orang-orang kafir Itulah orang-orang yang zalim”.

“Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah

mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami

berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan

sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan

persahabatan”.

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan

kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara

kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak

menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang

menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang

saleh?"

Seiring dengan adanya perintah untuk bersifat memberi dan

menderma, ada anjuran agar mencintai sifat tersebut dengan penjelasan

tentang keutamaannya, dan banyak ganjaran dan pahala yang akan

diperoleh disebabkan keduanya. Allah Subhananhu Wata‟ala berfirman,

35

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah

Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”

Dalam kitab terjemahan tafsir Ibnu katsir dijelaskan bahwa Allah

akan melipat gandakan pahala bagi orang yang memberikan hartanya di

jalan Allah Suhanahu Wata‟ala. Ini merupakan perumpamaan yang

diberikan Allah Ta'ala mengenai pelipatgandaan pahala bagi orang yang

menafkahkan harta kekayaannya di jalan-Nya dengan tujuan untuk

mencari keridhaan-Nya. Dan bahwasanya kebaikan itu dilipatgandakan

mulai dari sepuluh sampai tujuh raus kali lipat. Allah Subhanahu Wata‟ala

berfirman, yang artinya "Perumpamaan (nafkah yang dieluarkan oleh)

orang-orang yang menyerahkan hartanya dijalan Alah." Sa'id bin Jubair

mengatakan: "Yaitu dalam rangka menaati Allah Subhanhu Wata‟la"

Sedangkan Makhul mengatakan: "Yang dimaksud adalah menginfakkan

harta untuk jihad, berupa tali kuda, periapan persenjataan, dan yang

lainnya."

Kemudian Syabib bin Basyar menceritakan dari Ikrmah, dari Ibnu

Abbas; "Dirham yang dipergunakan untuk jihad dan ibadah haji akan

dilipatgandakan sampai 700 kali lipat." Oleh karena itu, Allah Ta'ala

berfirman: yang artinya " adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji.”

Perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan

bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat

bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan oleh Allah bagi para

pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang

yang menanamnya di tanah yang subur.

36

Selain itu diterangkan dalam hadits juga tentang pelipatgandaan

kebaikan sampai 700 kali lipat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu

Mas'ud, bahwasanya ada seorang laki-laki yang menginfakkan seekor unta

yang hidungnya telah dibertali di jalan Allah. Lalu Rasulullah Shallallahu

„Alaihi Wasallam bersabda: yang artinya: "Engkau pasti akan datang pada

hari kiamat kelak, dengan tujuh ratus unta yang telah ditali hidungnya."

Dan diriwayatkan juga oleh Muslim dan an-Nasa'i.29

Selain mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda, keutamaan

dermawan yakni Allah telah bersaksi untuk mmberikan petunjuk dan

kebahagiaan bagi orang-orang yang bersifat dermawan dan pemberi, dan

Dia memberitahukan bahwa perbuatan baik mereka terhadap manusia itu

adalah sebab bagi mereka untuk mewarisi surga.

Begitupun Rasulullah Shallallhu „Alaihi Wasallam mengajarkan

kepada umatnya untuk bersifat dermawan, tidak hanya mengajarkan beliau

adalah sosok tauladan yang patut untuk ditiru. Banyak riwayat hadits yang

menceritakan betapa mulia orang yang sering bersedekah. Salah satu hadis

mengatakan bahwa oaring yang sering memberi akan selalu didoakan

malaikat untuk sedekahnya diganti dan sebaliknya rang yang menahan

hartanya maka malaikatpun berdoa untuk kehancurannya. Oleh karena itu

penting menanamkan akhlak dermawan dari sejak dini. Agar terbiasa

memberi kepada sesama manusia bahkan kepada hewan sekalipun. 30

2. Metode Pembinaan Akhlak Dermawan

Penanaman karakter kedermawanan bisa melalui metode

keteladanan, nasihat, pembiasaan atau pemantauan, dan hukuman. Serta

melalui pendekatan yaitu perilaku sosial dan perkembangan moral

kognitif. Serta strategi yang digunakan melalui kegiatan rutin, spontan,

keteladanan dan pengkondisian. Serta dalam bentuk penanaman yaitu

29

Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh, Tafsir Ibnu

KastirJilid I, Terj. M. Abdul Ghoffar, (Bogor : Pustaka Imam Syafi‟I, 2004, h. 526 30

Abdul Azim bin Badawi al-Khalafi, Op. Cit., h. 365

37

peduli terhadap diri sendiri, peduli terhadap teman dan adik kelas, peduli

terhadap guru dan peduli terhadap lingkungan sosial. Yang mana

penanaman karakter kedermawanan melalui kegiatan infak dan sedekah

melalui kegiatan yaitu kegiatan sehari-hari seperti kegiatan infak harian,

baksos, kerja bakti, menjenguk ketika ada teman yang sakit atau terkena

musibah.

Orang yang suka bersedekah adalah orang yang benar pengakuan

imannya. Menurut syariat, pengertian sedekah sama dengan pengertian

infaq, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika

infaq berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas dari

sekedar material, misal senyum itu sedekah.

Dari hal ini yang perlu diperhatikan adalah jika seseorang telah

berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali

untuk berinfaq atau bersedekah dalam beberapa ungkapan al-Quran.

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Bab II Pasal 3 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sebagaimana dikutip Fifi Nofiaturrahma dalam jurnal yang

berjudul penanaman karakter dermawan melaui kegiatan sedekah

Muhammad bin Shalih mengatakan bahwa Islam memerintahkan kepada

umatnya untuk suka memberi, dan Rasulullah SAW merupakan teladan

bagi umat Islam untuk mencintai perilaku berderma kepada siapa saja.

Islam mengajarkan kepada umatnya untuk memiliki jiwa

dermawan dengan tujuan untuk menjernihkan jiwa seseorang,

mewujudkan kepekaan sosial yang tinggi, tenggang rasa terhadap saudara

yang fakir, kesempatan penting untuk mengingat karunia Allah dari

38

berbagai nikmat yang diberikan-Nya. Hidup sederhana dan tidak berlebih-

lebihan dan tidak bermewah-mewahan, serta untuk menyalurkan harta

dijalan Allah semata berharap rida Allah SWT. Selain itu syariat Islam

bertujuan untuk mewujudkan keridhaan dan kelapangan hati seseorang

yang menerima sedekah, perekat ukuwah Islamiyah, terciptanya

masyarakat yang dinamis, gemar tolong-menolong. Hal itu menekankan

bahwa Islam adalah agama yang mempunyai satu tujuan, satu landasan,

dan satu kewajiban.31

E. Hasil Penelitian Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Nurul Hidayati Mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan

Manajemen Pendidikan, dengan judul “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler

dalam menumbuhkan kedisplinan siswa di SMA Negeri 5 Tangerang”

menyimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu wadah bagi

siswa yang sangat menarik untuk mengisi waktu luar siswa dengan hal-hal

yang bermanfaat. Ekstrakurikuler di SMA 5 Tangerang dijadikan sebagai

upaya menumbuhkan disiplin siswa disamping banyaknya permasalahan

yang terjadi di sekolah baik dari pelanggaran disiplin dan kenakalan

remaja. Sedangkan dalm penelitian ini penulis memfokuskan pada satu

ekstrakurikuler saja yaitu ROHIS yang kegiatannya bersifat keagaman.

Penulis berusaha mendeskripsikan pera kegiatan ROHIS dalam membina

akhlak siswa dalam hal ini akhlak dermawan.

2. Berdasarkan hasil penelitian yang ditulis oleh Novalian Kesumasari

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul “Pengaruh

Kerohanian Islam terhadap Kesadaran Beragama narapidana Tangerang”

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan

Kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama narapidana wanida kelas

31

Fifi Nofiaturahmah, Penanaman Karakter Dermawan Melalui Kegiatan Sedekah,

(Jurnal Zakat dan Wakaf : ZISWAF, Vol. 4, No. 2, Desember 2017)

39

II A di Tangerang. Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan

Novalian rohani Islam yang diteliti oleh penulis adalah salah satu

ekstrakurikuler di sekolah.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang di tulis oleh Habib Ferdiyansyah

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam dengan judul “Peran Rohis

Dalam Meningkatkan Sikap Keagamaan Siswa di SMP 10 Tangerang”

menyimpulkan bahwa rohis memiliki peran yang cukup aktif dalam

meningkatkan sikap keberagaman siswa. Dan terdapat pengaruh positif

antara peran rohis tehadap sikap keberagaman siswa dengan nilai koefisien

korelasi 0,4695. Sedangkan penulis menfokuskan kepada pembinaan

akhlak dermawan siswa di sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

dilakukan oleh penulis berbeda dengan berbagai skripsi di atas. Skripsi-

skripsi yang telah disebutkan di atas memiliki fokus terhadap akhlak mulia

secara umum dengan subjek dan lokasi penelitian yang berbeda-beda.

Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih mengarah

khusus terhadap salah satu dari akhlak mulia yaitu tentang akhlak

dermawan.

Adapun subjek penelitian dari ketiga skripsi di atas sudah pasti

berbeda dengan penelitian ini. Subjek ketiga skripsi diatas adalah di lapas

dan di sekolah dengan objek yang berbeda. Sedangkan subjek dalam

penelitian ini adalah kegiatan organisasi ektrakurikuler ROHIS di SMAN

1 Gunungputri Bogor.

F. Kerangka Berfikir

Dari uraian di atas nampak jelas bahwa pembinaan mempunyai

peranan penting dalam kehidupan manusia. Pembinaan merupakan

kegiatan antara manusia yang dilakukan secara sadar yaitu untuk

membimbing, mengarahkan, mengajarkan, latihan, pembiasaan, kepada

40

peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya terutama

potensi beragama sehingga potensi itu semakin berkembang sesuai dengan

ajaran agama.

Akhlak adalah hal yang penting untuk umat manusia, karena

akhlak berhubungan dengan tingkah laku, tabiat, kebiasaan yang tertanam

dalam diri manusia. Manusia hidup membutuhkan Tuhan selain itu

manusiapun makhluk yang tidak bisa hidup sendiri ia butuh makhluk lain

untuk saling berdampingan yaitu manusia lain dan alam ini. Oleh karena

itu agar dapat berinteraksi dengan baik perlu adanya penanaman akhlak

mulia secara continu sejak dini melaui pembinaan pendidikan dari

berbagai pihak baik itu keluarga, sekolah ataupun masyarakat.

Akhlak yang mulia merupakan sifat dan pribadi Rasulullah SAW

sebagai suri tauladan. Beliau diutus ke dunia ini untuk menyempurnakan

akhlak sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadis shahih. Maka

sepantasnya kita selaku umatnya harus berusaha untuk mencontoh akhlak

mulia yang telah diajarkan Rasul. Akhlak yang mulia mesti diterapkan,

dibiasakan dan dilatih. Jika hanya sekedar teori maka hasilnya sudah pasti

nol besar. Tak heran jika kebanyak orang sekarang tidak mempunyai

akhlak mulia, ini karena pendidikan akhlak yang ditanamkan berupa teori

saja tanpa adanya praktek. Terutama akhlak para remaja pelajar yang

rentan rusak dan terpengaruh oleh berbagai macam teror hasil era

globalisasi dewasa ini.

Salah satu akhlak mulia yang dicontohkan oleh baginda Rasulullah

adalah akhlak dermawan, di mana akhlak dermawan adalah salah satu

akhlak yang penting untuk dimiliki oleh seorang Muslim. Bagaimana

tidak? Dermawan adalah sikap dan tingkah laku yang mencerminkan

Muslim sejati dimana ajaran agama Islam sanat mengutamakan nilai-nilai

kemanusiaan. Selain harus menjaga hubungan vertikal kepada Allah

41

Subhanahu Wata‟ala juga harus menjaga baik hubungan horizontal sesama

manusia terutama hubungan sesama kaum Muslimin.

Baik dalam Al-Quran maupun Sunnah akhlak dermawan sangat

diutamakan dan keutamaannya sangat besar. Justru buah keimanan yang

diinterpretasikan melalui ibadah ritual kepada sang Pencipta mesti

membuahkan kesadaran sosial berupa kepedulian terhadap sesama dan

kemurahan hati. Karena Allah saja Maha Pemurah dan Penyayang, sudah

barang tentu sebagai makluk ciptaan-Nya pun juga harus memiliki sikap

dan perilaku yang berkaitan dengan kedermawanan. Materialisme dan

hedonisme dewasa ini semakin mengkhawatirkan, ketimpangan sosial

antara si kaya dan si miskin masih menjadi momok. Perlunya penanaman

dan pembinaan kedermawanan kepada generasi bangsa untuk menjadi

bangsa pemurah kedepannya.

Untuk itu, pembiasaan akhlak dermawan peserta didik tidak cukup

dengan mengandalkan pembelajaran pendidikan akhlak di kelas saja.

Sekolah harus menyediakan ruang yang lebih luas untuk peserta didik

dalam upaya penanaman akhlak mulia ini. Di sinilah ROHIS berperan

penting, dengan berbagai kegiatan yang bernuansa sosial namun Islami

ROHIS mampu menjadi alternatif pembelajaran akhlak dan pengamalan

ajaran Agama sebagai upaya menjadikan para peserta didik yang

berakhlak mulia terutama memiliki akhlak dermawan. Maka terdapat

pengaruh positif yaitu : “Jika para peserta didik mengikuti kegiatan sosial

keagaman ROHIS di sekolah secara continu dan sebaik mungkin, maka

kedermawanan mereka akan semakin membaik.”

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gunungputri Bogor yang

beralamat Jl. Bojong Nangka No. 88 Gunungputri, Bogor, Jawa Barat.

Sekolah ini termasuk sekolah yang cukup popular karena memiliki jumlah

siswa kurang lebih 1000, dan jumlah pendidik yang memadai. Terletak di

kecamatan Gunungputri, SMANTRI singkatannya, menjadi salah satu

sekolah favorit. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada

tanggal 17 September 2018 s/d 9 Maret 2019 untuk lebih jelasnya kegiatan

dapat dilihat dalam table di bawah ini :

Tabel 1

No Tahap

kegiatan

Waktu pelaksanaan

Sept Okt November Des Januari Februari

- Maret

1. Perencanaan

2. Studi

pendahuluan

3. Studi

lapangan

4. Pengumpulan

data

5. Pengolahan

data

42

43

B. Metodologi Penelitian Dalam sebuah penelitian penting untuk menentukan metode apa

yang akan digunakan. Agar penelitian berjalan dengan baik dan sesuai

dengan pedoman penelitian. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode deskriptif analisis yang berusaha menggambarkan, meringkas

berbagai situasi dan kondisi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang

ada di masyarakat yang menjadi objek penilaian, dan berupaya menarik

realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda,

gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu.1 sesuai

dengan keadaan di lapangan. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan

peran kegiatan ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa dalam hal ini

akhlak dermawan di SMA Negeri 1 Gunungputri Bogor.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang hasil

penelitiannya disimpulkan secara deskripsi, agar dapat memudahkan

penulis dalam memperoleh data dan menyimpulkan hasil data yang

diperoleh di lapangan nanti. Penelitian kualitatif sendiri adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll.2

dengan metode ini penulis akan menggambarkan mengenai peran kegiatan

ekstrakurikuler dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN 1

Gunungputri dalam hal ini akhlak dermawan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data

penelitian.3 Pada umumnya seseorang yang ingin memperoleh data, harus

menggunakan teknik yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas.

1 Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FITK, 2015), h. 63 2 Lexy J. Moloeng, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2010), h. 6 3 Suwartono, Dasar-dasar Metodologi Peneltian, (Yogyakarta: ANDI, 2014), h. 41

44

Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan

untuk mengetahui atau menyelidiki tingkah laku nonverbal, dengan

menggunakan segenap panca indera (melihat, mendengar, mencium,

merasa, dan meraba) terhadap suatu objek untuk mendapatkan data.4

Metode observasi juga dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.5

Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan dan pencatatan

yang sistematis terhadap objek yang dipandang dapat dijadikan sumber

data. Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi lapangan. Hasil

pengamatan tersebut akan menjadi salah satu data untuk bahan rujukan

yang selanjutnya akan dianalisis dalam penelitian.

2. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi antara pewawancara

(interviewer) dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai

(interviewee) melalui komunikasi langsung. Selain itu wawancara dapat

dikatakan sebagai percakapan tatap muka antara pewawancara dengan

sumber informasi.6 Wawancara ini dilakukan dalam bentuk dialog

langsung dengan informan baik itu, anggota ROHIS, Ketua Rohis, Guru

Pendidikan Agama Islam, pembina ROHIS dan siswa serta siswi SMAN 1

Gunungputri.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini

adalah sumber yang bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif

murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan sumber yang

stabil dan akurat sebagai cermin situasi yang sebenarnya serta dapat

4 Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2015), cet. 2, h. 384 5 Pedoman Penulisan Skripsi, op.cit. h. 66 6 Muri Yusuf, op.cit., h. 372

45

dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.7

Dokumen dapat berupa bentuk teks tertulis, artefacts, gambar maupun

foto.8

Teknik dokumentasi ini menjadi salah satu teknik penunjang

validnya suatu data penelitian, karena penelitian ini bersifat deskriptif

kualitatif, maka penulis menggunakan ini sebagai pembantu dlam

mengambil hasil kesimpulan dalam penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Kisi-kisi Observasi Penelitian

Table 2

Variabel Dimensi Indikator

Kegiatan Rohis Pelaksanaan kegiatan

ROHIS

Pelaku kegiatan

• Proses pelaksanaan

kegiatan ROHIS

• Kelebihan dan

kekurangan kegiatan

ROHIS

• Fasilitas yang

menunjang kegiatan

ROHIS

• Faktor pendukung

dan penghambat

kegiatan ROHIS

• Rangkaian kegiatan

ROHIS

• Antusias anggota

ROHIS dalam

7 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., h. 67 8 Muri Yusuf, op.cit. h. 390

46

ROHIS mengikuti kegiatan

ROHIS

• Keikutsertaan siswa

di luar anggota

ROHIS dalam

kegiatan ROHIS

• Peran pembina dan

guru PAI dalam

kegiatan ROHIS

Akhlak Mulia

(Dermawan)

Kepedulian

Kemurahan hati

• Keikutsertaan dalam

kegiatan ROHIS

yang berkaitan

dengan

kedermawanan.

• Berpartisipasi

materi dan non

materi untuk

kelancaran kegiatan

ROHIS

• Bahu membahu

antar sesama

anggota ROHIS

• Mengikuti kegiatan

penggalangan dana

untuk kegiatan

sosial ROHIS

• Sumbangan hasil

47

infaq untuk kegiatan

Idul Adha

• Uang kas ROHIS

sebagai tanggung

jawab anggota

ROHIS

• Dana hasil infaq dan

sedekah rutin

• Dana hasil

penggalangan untuk

kegiatan bakti sosial

Kisi-kisi Wawancara

Table 3

Variabel Dimensi Indikator

Kegiatan Rohis Pelaksanaan kegiatan

ROHIS

Pelaku kegiatan

• Proses pelaksanaan

kegiatan ROHIS

• Dampak positif

kegiatan ROHIS

• Tujuan kegiatan

ROHIS

• Faktor penghambat

dan pendukung

kegiatan ROHIS

• Peran pembina dan

guru PAI dalam

48

ROHIS kegiatan ROHIS

• Partisipasi siswa

dalam kegiatan

ROHIS

Akhlak Mulia

(Kedermawanan)

Kepedulian

Kemurahan hati

• Akhlak dermawan

siswa sebelum dan

sesudah mengikuti

kegiatan ROHIS

• Kepedulian

terhadap keadaan

sosial di sekolah

• Peran kegiatan

ROHIS dalam

membina akhlak

dermawan siswa

• Kemurahan hati

siswa di sekolah

• Kebiasaan

mendermakan harta

E. Teknik Analisis Data

Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya penulis membaca,

mempelajari, meneliti, menyeleksi, data-data yang relevan dan yang

mendukung pokok bahasan, untuk selanjutnya penulis analisis,

simpulkan dalam satu pembahasan utuh. Dalam penelitian ini digunakan

teknik analisis sebagai berikut.

49

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data ini peneliti membuat catatan-catatan yang

dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penggabungan dan penyeragaman

segala bentuk data menjadi bentuk tulisan yang akan dianalisis.9 Proses

reduksi data meliputi langkah penyeleksian, pemfokusan,

penyederhanaan, pengabtraksian, dan pentranformasian data mentah

yang telah diperoleh.10

Reduksi data sangatlah penting dilakukan agar memudahkan peneliti

dalam melakukan kegiatan penyimpulan dari hasil data penelitian dan

demi menghindari kesalahan dalam rangka penarikan kesimpulan.

3. Triangulasi Data

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

triangulasi yang paling penting banyak digunakan ialah pemeriksaan

melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif.11 Hal itu dapat dicapai dengan jalan:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara;

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa

yang dikatakannya secara pribadi;

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

9 Haris Herdiansyah, op.cit., hal 165 10 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., hal. 70 11 Lexy. J. Moleong, op.cit. h. 330

50

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan

berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berbeda, orang

pemerintahan;

e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

Data yang ditringulasikan adalah data yang bersifat sekunder

seperti wawancara. Konsep triangulasi ini merupakan cara tepat untuk

memperoleh data hasil penelitian, dengan mengeksplorasi data dari sumber

key informan baik dari pelaku objek peneliti, maupun lingkungan sekitar

yang ada hubungan langsung dengan si objek peneliti, hal ini diharapkan

sang peneliti memiliki hasil data yang baik dan jelas dari berbagai sumner

agar dalam proses penarikan kesimpulan nanti, peneliti dapat

menyimpulkan hasil penelitiaannya dengan baik dan cermat.

4. Penarikan Kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan,

maka langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik

kesimpulan atau verifikasi.12 Setelah melakukan pengumpulan data,

reduksi data, dan penyajian maka langkah selanjutnya adalah menarik

kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat mengarah kepada jawaban dari

pertanyaan penelitian yang diajukan sebelumnya dan mengungkapkan

“what” dan “how” dari temuan penelitian.

Kegiatan utama ketiga dalam analisis data yaitu penarikan

kesimpulan/verifikasi. Sejak pengumpulan data, peneliti telah mencatat

dan memberi makna sesuatu yang dilihat atau diwawancarainya. Memo

dan memo telah ditulis, namun kesimpulan akhir masih jauh. Penelitian

harus jujur dan menghindari bias subjektivitas dirinya13

12 Pedoman Penulisan Skripsi, op. cit., hal. 71 13 Mury Yusuf, op.cit. h. 409

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari seluruh uraian yang telah di bahas pada bab sebelumnya,

maka dalam bab ini penulis akan menarik kesimpulan secara umum tentang

“Peran Kegiatan Ekstrakurikuler ROHIS Dalam Membina Akhlak Mulia

Siswa Di SMAN 1 Gunung Putri” yang telah penulis teliti. Adapun

kesimpulannya,

sebagai beriku :

1. Peran kegiatan ekstrakurikuler ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri

adalah memberikan sarana atau wadah untuk anggotanya ataupun

seluruh peserta didik yang beragama Islam untuk lebih dekat dengan

Agama Islam serta berusaha membangun dan membina potensi

spiritual dan emosional siswa sehingga mereka mampu menerapkan

ajaran Agama sebagai jalan hidup yang bermuara kepada akhlak

mulia di segala aspek kehidupan. Melalui kegiatan-kegiatan ROHIS

yang semua bertujuan untuk pebaikan akhlak diharapkan mampu

membantu tercapainya tujuan pendidikan dan mewujudkan generasi

muda yang berakhlak mulia lagi memiliki keterampilan atau skill

serta mampu menghadapi tantangan zaman ke depannya dengan

iman yang kuat.

2. ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam kontribusinya membina

kedermawanan siswa adalah dengan mengadakan kegiatan sosial

atau kegiatan yang mengutamakan kepedulian kepada sesama

terutama yang membutuhkan dan kemurahan hati untuk saling

mengulurkan tangan membantu yang lemah. Di antaranya kegiatan

pembinaan akhlak dermawan adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan BAKTI SOSIAL (santunan anak yatim piatu)

b. Kegiatan PHBI Idul Adha dengan mengadakan Qurban Kolektif

c. Memaksimalkan Dewan Kemakmuran Masjid Al-Ikhlas

87

88

d. Kegiatan pengajian rutinan dengan pembacaan maulid dan tahlil

e. Aktif dalam acara-acara Islami baik di sekolah maupun di luar

sekolah

f. Acara Istighosah bagi siswa dan siswi yang akan melaksanakan

UN

g. Kegiatan keputrian, pemberdayaan potensi para peserta didik

yang perempuan

h. Kegiatan Pesantren Kilat bulan Ramadhan

B. Saran

Setelah penulis menguraikan hal-hal tentang peran kegiatan

ekstrakurikuler ROHIS dalam membina akhlak mulia siswa di SMAN

Gunung Putri, maka aran yang dapat penulis kemukakan, kiranya dapat

bermanfaat untuk kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri ke depannya,

antara lain sebagai berikut :

1. Kegiatan ekstrakurikuler ROHIS diharapkan selalu konsisten dalam

menyediakan dan memberikan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat

khususnya untuk perbaikan akhlak siswa dan pembinaan akhlak

dermawan siswa. Kemudian lebih lanjut tingkatkan kreativitas dan

kekompakan antar sesama anggota dan pengurus serta pembina ROHIS

untuk lebih banyak lagi kegiatan yang melibatkan derma di dalamnya,

agar peserta didik terbiasa dan terdidik berbagi serta peduli terhadap

kondisi sosial di sekitanya.

2. Untuk pihak sekolah yakni para stakeholder SMAN 1 Gunung Putri

diharapkan mendukung penuh kegiatan-kegiatan ROHIS yang

bermanfaat. Dalam hal ini tidak membatasi terlaksananya kegiatan

keagamaan yang mampu perlahan membantu peserta didik untuk

memperbaiki akhlak dengan dekatnya mereka dengan agamanya.

89

DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Sheikh. Tafsir Ibnu

Kastir Jilid I. Terj. M. Abdul Ghoffar. Bogor : Pustaka Imam Syafi’I. 2004.

Abdullah, M. Yatimin. Studi Akhlak dala Perpsektif Al-Quran. Jakarta : Amzah.

2007. Al Mas’udi. Hafidh Hasan. Akhlak Mulia. Terj. Achmad Sunarto. Surabaya:

AlMiftah. Ali, Mohammad Daud, dan Habibah Daud Ali, Lembaga-Lembaga Islam di

Indonesia, Jakarta: PT Graja Grafindo, 1995. Asmani, Jamal Ma’mur. Kedahsyatan Puasa Dawud. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

2007. Azhim, Abdul bin Badawi al-Khalafi. 40 Karakteristik Mereka yang dicintai

Allah. Darul Haq : Jakarta. 2017. Aziz Azhari Samudra dan Setia Budi. Eksistensi Rohani Manusia, Bekasi:

Yayasan Majelis Ta’lim HDH, 2004. Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum, Panduan

Pengembangan Diri. Jakarta: Pengembangan Diri ALLSON. 2006. Basalamah, Sholih bin Muhammad bin Ali. Al-Mawa‟idz, Brebes: Darussalam.

2013.

Bisri, A. Mustofa, Koridor Renungan, Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2010.

El-Jazairi, Abu Bakar Jabir. Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Thaharah,

Ibadah, Dan Akhlak. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1997. Hajjaj, Muhammad Fauqi. Tasawuf Islam & Akhlak. Amzah. Hidayati, Heny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa. Jakarta :

UIN Press dan LPJM. 2009. Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta Pustaka Alhusna. 1987. Lari, Mujtaba Musava. Psikologi Islam Membangun Kembali Moral Generasi

Muda. Bandung. Pustaka Hidayah. 1990.

90

Manan, Saeful, Pembinaan Akhlak Mulia melalui Keteladanan dan Pembiasaan, Jurnal Pendidikan Agama Islam- Ta’lim Vol. 15. 1. 2017.

Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara

Mandiri. Jogjakarta: Ar Ruzz Media. 2011. Cet. ke-1. Moloeng. Lexy J.. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. 2010. Muhaimin, dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008.

Mujib. Abdul. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Grafindo Persada. 2002. Mustofa. A. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Mulia. Nata, Abuddin, Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2012. -------. Akhlak Tasawuf . Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. 1997. Nizar Samsul. Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2001. Cet. 1. Nofiaturahmah, Fifi, Penanaman Karakter Dermawan Melalui Kegiatan Sedekah,

Jurnal Zakat dan Wakaf : ZISWAF, Vol. 4. 2. 2017. Peter Salim, Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi Pertama. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka. 2002. Sahertian, Piet A.. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah,

Surabaya: Usaha Nasional. 1994. Saidi, Zaim, dan Hamid Abidin. Menjadi Bangsa Pemurah, Jakarta: Piramedia.

2004. Sarwono, Sarlito Wirawan. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali.

1984. Siraj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial. Jakarta: SAS Foundation. 2012. Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2006.

91

Sudin, Pemikiran Hamka tentang moral, Esensia Vol XII. 2. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2008. Cet. VI

Suryosubroto, B., Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta,

2002. Suwartono. Dasar-dasar Metodologi Peneltian, Yogyakarta: ANDI. 2014. Syadi, Shalah. Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin. Jakarta: Najla Press.

2003. Taneko, Soleman B.. Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi

Pembanguna . Jakarta: Rajawali, 1990. Tim Dosen Administrsi Pendidikan Universitas Penidikan Indonesia, Manajemen

Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2010. Tim ICRC. Islam dan Urusan Kemanusiaan konflik, perdamaian, dan filantropi.

Jakarta PT Serambi. 2015. Tim Penulis UIN Syarif Hidayatullah. Ensiklopedi Tasawuf. Bandung: Angkasa.

2008. Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metode Penelitian Sosial. Jakarta :

Bumi aksara, 2006. Cet. VI. Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2010. Cet. ke-7.

Lampiran II

Lembar Wawancara Dengan Anggota ROHIS

Wawancara untuk siswa anggota ROHIS kelas XII yang dipilih secara acak

mengenai kegiatan ekstrakurikuler ROHIS

1. Bagaimana menurut kamu, kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri?

2. Apakah kamu merasa nyaman menjadi anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

3. Apa alasan kamu mengikuti ekstrakurikuler ROHIS?

4. Sebagaimana dijelaskan oleh pembina ROHIS bahwa tujuan ROHIS SMAN 1

Gunung Putri adalah mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah, salah

satu akhlak yang harus dibina adalah akhlak dermawan, menurutkamu apa arti

dermawan?

5. Mengapa kita harus memiliki akhlak dermawan?

6. Apakah kamu termasuk orang demawan? Berikan alasanmu!

7. Bagaimana kedermawanan dirimu sebelum mengikuti kegiatan ROHIS?

8. Bagaimana kegiatan ROHIS dalam upaya membina kedermawanan para

anggotanya?

9. Menurut kamu, kegiatan ROHIS apa saja yang membuatmu terbiasa

mendermakan harta?

10. Di dalam program kerja yang saya amati ada 3 program unggulan ROHIS SMAN

1 Gunung putri yang berkaitan dengan kedermawanan, baksos, bimbingan

kemakmuran masjid dan PHBI dalam hal ini perayaan idul adha. Apakah

kegiatannya berjalan dengan baik? Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kegiatan

tersebut?

11. Bagaimana cara pengalangan dana BAKSOS? Apakah kamu ikut andil dalam

kegiatan tersebut? Mengapa kamu ikut mendermakan harta kamu untuk kegiatan

tersebut?

12. Dalam kegiatan ROHIS ada yang disebut dewan kemakmuran masjid, menurutmu

apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik? Mengapa penting adanya

dewan kemakmuran masjid pada ROHIS SMAN 1 Gunung Putri? Apakah kamu

ikut andil dalam memakmurkan masjid di sekolah? Bagaimana kegiatan infaq dan

sedekah yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam hal ini dewan

kemakmuran masjid?

13. Bagaimana dengan kegiatan perayaan idul adha yang dilaksanakan ROHIS

SMAN 1 Gunung Putri, apakah berjalan dengan baik? Bagaimana proses

penggalangan dana untuk pembelian hewan kurban?

14. Dari kegiatan tersebut apa yang kamu pelajari? Bagaimana dengan akhlak

dermawanmu setelah ikut dalam kegiatan-kegiatan tersebut? Bagaimana peran

kegiatan tersebut dalam membina akhlak dermawan dalam dirimu?

15. Adakah kendala/problematika yang menghambat terlaksananya kegiatan ROHIS

tersebut?

16. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

17. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, apakah berdampak pada kebiasaanmu untuk

menderma di luar lingkungan sekolah?

Lembar Wawancara Dengan Siswa/i

1. Bagaimana menurutmu kegiatan Baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

2. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

3. Apakah kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut? Jika iya, mengapa

kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut?

4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?

5. Mengapa kita perlu mejadi dermawan?

6. Apa tanggapanmu terhadap kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid

ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

7. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

8. Bagaimana peran dewan kemakmuan masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri

9. Bagaimana menurutmu kegiatan idul adha yang di laksanakan ROHIS SMAN 1

Gunung putri?

10. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Apakah kamu merasa puas dengan kinerja dan kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN

1 Gunung putri?

11. Bila merasa puas, apa yang membuat kamu puas? Bila tidak merasa puas, apa

alasannya?

12. Apa kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang paling kamu sukai? Berikan

alasannya!

13. Menurut kamu apakah kegiatan ROHIS mempunyai peran dalam membina akhlak

dermawan siswa? Apa alasanmu?

14. Apa saran untuk kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunun Putri untuk meningkatkan

akhlak dermawan siswa?

Lembar Wawancara Dengan Ketua ROHIS

1. Bagaimana sejarah ROHIS SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri?

2. Bagaimana struktur organisasi ROHIS periode 2017/2018?

3. Bagaimana visi dan misi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

4. Apa tujuan ekstrakurkuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

5. Kegiatan apa saja yang dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang

melibatkan seluruh siswa?

6. Apa kegiatan ROHIS yang berkaitan dengan membina akhlak dermawan siswa?

7. Bagaimana berjalannya kegiatan baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

8. Apakah kegiatan baksos tersebut melibatkan seluruh siswa?

9. Bagaimana peran kegiatan baksos ini dalam membina kedermawanan siswa

menurut kamu sebagai ketua ROHIS?

10. Apa fungsi kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1

Gunung Putri?

11. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan dewan kemamkuran masjid?

12. Bagaimana peran dewan kemakmuran masjid dalam memakmurkan masjid di

sekolah?

13. Bagaimana terlaksananya kegiatan perayaan idul adha?

14. Berapa hewan yang dikurbankan? Bagaimana penyaluran daging kurban

tersebut?

15. Apakah kegiatan tersebut membantu siswa unuk terbiasa mendermakan harta?

Bagaimana tanggapanmu?

16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan kegiatan-

ROHIS tersebut terutama kaitannya dalam membina akhlak dermawan?

Lembar Wawancara Dengan Guru Pendidikan Agama Islam

1. Menurut bapak/ibu bagaimana akhlak derwaman siswa SMAN 1 Gunung Putri?

2. Bagaimana bapak/ibu menanamkan akhlak dermawan kepada siswa di sekolah?

3. Apa kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam membina akhlak dermawan siswa?

4. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung

Putri yang berkaitan dengan membina kedermawan siswa?

5. Menurut bapak/ibu apa program kerja ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang

paling bagus?

6. Bagaimana peran kegitan ROHIS SMAN 1 Gunung putri dalam membina

akhlak dermawan siswa di sekolah?

7. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kegiatan baksos yang diadakan oleh

ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

8. Apakah kegiatan baksos tersebut sudah tepat sasaran? Apa alasannya?

9. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kegiatan perayaan idul yang diadakan

oleh ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

10. Apakah penyaluran daging kurban tepat? Bagaimana tanggapan ibu/bapak

sebagai guru pendidikan agama Islam?

11. Bagaimana kegiatan tersebut berperan terhadap siswa terutama dalam hal

membiasaakan mendermakan harta?

12. Apa saja faktor pendukung dan penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1

Gunung Putri tersebut?

13. Adakah perbedaan akhlak dermawan antara siswa yang mengikuti ektrakurikuler

ROHIS dengan yang tidak mengikuti? Jika ada/tidak apa alasannya?

Lembar Wawancara Dengan Pembina Rohis

1. Bagaimana ROHIS SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri dan tetap eksis sampai

hari ini?

2. Apa tujuan pembentukan ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

3. Bagaimana sistem rekrutment anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

4. Apa saja kegiatan unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaian

dengan kedermawanan?

5. Menurut pandangan ibu, bagaimana akhlak dermawan anggota ROHIS SMAN 1

Gunung Putri?

6. Apa upaya yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina

akhlak dermawan siswa?

7. Apa saja kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam membina akhlak

dermawan siswa?

8. Bagaimana upaya ibu sebagai pembina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk

membina akhlak dermawan anggota-anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

9. Apa hambatan yang dirasakan dalam membina ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1

Gunung Putri?

10. Apa harapan dan rencana ibu terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1

Gunung Putri kedepannya?

Lembar Wawancara Dengan Ketua Dewan Kemakmuran Masjid

1. Bagaimana sejarahnya terbentuk dewan kemakmuran masjid dalam ROHIS

SMAN 1 Gunung Putri?

2. Apa saja kegiatan dewan kemakmuran masjid?

3. Bagaimana upaya dewan kemakmuran masjid memanfaatkan infaq dan

sedekah siswa/I yang diadakan setiap jumat?

4. Bagaimana upaya DKM untuk membina kedermawanan siswa?

5. Berapa nominal angka yang dicapai setiap bulan melalui kegiatan Infaq dan

amal jum’at?

6. Apa saja rencana kedepan untuk kemakmuran masjid?

Lampiran I

Lembar Observasi

Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

(Perayaan Idul Adha)

Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri

Hari/ Tanggal : 23 Agustus 2018

Waktu : 08.00 s/d 16.00

No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan

Baksos - Kegiatan perayaan

Idul Adha

Pelaksanaan kegiatan perayaan idul adha berlangsung sehari setelah hari lebaran idul adha tepatnya tanggal 22 Agustus 2018, peneliti melihat langsung proses perayaan idul adha di SMAN 1 Gunung putri yang dipelopori oleh teman teman yang tergabung dalam ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan utama adalah pemotongan hewan kurban sekaligus pendistribuan daging kurban kepada masyarakat sekitar sekolah. Hewan kurban yang dipotong ada 1 ekor sapi dan 5 ekor kambing dengan menghabiskan dana sekitar 34 juta rupiah. Proses pemotongan dipimpin oleh guru pendidikan agama Islam dengan penuh khidmat terdengar cukup keras takbir menggema, dibantu oleh beberapa anggota ROHIS yang laki-laki. Pemotongan dilaksanakan di halaman belakang sekolah. Terlihat para siswa dan siswi sangat antusias melihat pemotongan hewan kurban tersebut. Setelah disembelih hewan kurban di potong-potong dan dibagi ke dalam beberapa kantong, 1 kantong berisi 1 Kg daging. Pada saat itu hasil pemotongan mampu membuat sekitar 300 kantong untuk di distribusikan kepada masyarakat sekitar. Pelaksanaan dimulai dari pagi hingga pembagian hewan kurban kepada kurang lebih 300 Kepala Keluarga yang berada di sekitar sekolah melalui kordinasi dengan aparat setempat. Kegiatan berakhir menjelang magrib, ditutup dengan hamdalah dan hati gembira. Kegiatan telaksana dengan baik dan lancar sesuai dengan tujuan kegiatan ini yaitu membina kedermawanan siswa melalui perayaan idul adha dengan membiasakan berbagi dan bersedekah.

2. Pelaku Kegiatan Rohis Kegiatan idul adha ini bertujuan untuk

3. 4.

- Anggota Rohis - Pembina Rohis

Kepedulian Kemurahan Hati

menumbuhkan sikap solidaritas sosial, membantu kaum dhuafa melalui penyelenggaraan kurban kolektif di sekolah tentu dengan semangat meneladani sikap mau berkorban Nabi Ibrahim “alaihi Salam sebagai bentuk takwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Teman teman ROHIS yang tergabung dalam kepanitiaan idul kurban dibina oleh penasehat kepanitiaan guru dan keterlibatan pembina ROHIS telah melakukan sosialisasi kepada seluruh siswa untuk berpartisipai dalam perayaan idul adha dengan mewajibkan membayar Infaq pembelian hewan kurban sebesar 45.000 rupiah per anak. Kepanitiaan terdiri dari ketua, sekertaris, humas, logistik, dokumentasi, dan keamanan. Semua pihak yang terlibat berkoordinasi dengan seksama demi lancarnya kegiatan tersebut. Teman-teman ROHIS SMAN 1 Gunung Putri terlihat cukup kompak walaupun ada sedikit kendala namun mereka bisa mengatasinya, seperti kendala teknis dan keterlambatan waktu. Mereka bahu membahu demi kelancaran acara idul adha. Dalam proses pemotongan hewan kurban terlihat teman-teman ROHIS yang laki-laki memiliki tanggung jawab yang besar untuk melaksanakan kegiatan tersebut sampai akhir. Di potong hingga dikuliti dilakukan semua oleh teman-teman ROHIS yang sebagian besar laiki-laki, sedangkan teman-temang ROHIS yang perempuan berkordinasi dengan aparat setempat untuk bisa mendistribusikan daging kurban yang udah di bagi perkantong. Dari hasil catatan observasi peneliti dan melihat langsung hasil penggalangan dana untuk kegiatan idul adha ini berhasil terkumpul sebesar 34 juta rupiah untuk dana pembelian hewan kurban. Ini menjadi bukti usaha dari teman-teman ROHIS mengajak siswa dan siswi untuk berpartisipasi dalam perayaan idul adha/idul quran walaupun sifatkannya anjuran bukan wajib namun teman-teman ROHIS tetap berusaha meyakinkan siswa dan siswi SMAN q Gunung Putri agar bisa ikut andil menyumbangkan sebagian hartanya untuk kegiatan ini.

Lembar Observasi

Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

Bimbingan DKM (Dewan Kemakmuran Masjid)

Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri

Hari/ Tanggal : 07 Desember 2018

Waktu : 08.00 s/d 16.00

No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan

Bimbingan Dewan Kemakmuran Masjid

Kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid dilaksankan setiap jumat dimana teman-teman ROHIS yang bergabung dalam pengurus Dewan Kemakmuan Masjid berkumpul dan diberikan bimbingan oleh pembina Dewan Kemakmuran Masjid yaitu bapak Badru sebagai Guru Pendidikan Agama Islam, sejauh pengamatan peneliti kegiatan ini berisi tentang pengaturan petugas sholat jumat dan penggunaan dana amal Masjid untuk kemakmuran Masjid. Dari kegiatan ini teman-teman ROHIS menjadi dekat dengan Masjid dan peduli untuk merawat serta menjaganya. Setiap anggota pengurus Masjid bertanggung jawab pada keberishan Masjid, perawatan inventaris masjid seperti, sajadah, Al-Quran, sound sistem, lampu, kipas angina dan lain-lain. Penggunaan dana amal Masjid yang dilaksanakan setiap juam dan selasa tentunya bersifat sukarela terorganisisr dengan baik dan dikelola langsung oleh DKM masjid Al-Ikhlas. Dana yang didapatkan setiap minggu rata-rata kurang lebih 300 ribu rupiah. Walaupun sifatnya sukarela dana infak ini sangat bermanfaat untuk kemakmuran dan kenyamanan masjid ketika digunakan. Namun dilihat dari cara pelaporan dana masjid masih kasar dan kurang rapih.

2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis - Pembina Rohis

Dilihat dari urgensi kegiatan ini sangat berpengaruh kepada siswa untuk membiasakan diri dekat dengan masjid, misalnya saja sebelum masuk waktu sholat Jum’at teman-teman ROHIS yang menjadi pengurus DKM masjid sudah sigap untuk menyiapkan tempat sholat Jumat, disaat yang lain masih sibuk di kantin mereka sudah di Masjid. Kotak amal masjid dijalankan setiap jumat untuk siswa laki-laki yang mengikuti shalat jumat di Masjid, sedangkan siswa-siswi lain bisa berinfak untuk masjid di hari selasa,

pengurus ROHIS berkeliling ke seluruh kelas tentu saja dengan asas sukarela. Namun masih ada kendala yang ditemukan oleh peneliti yaitu luasnya masjid masih menjadi masalah, karena kondisi masjid yang belum dilakukan renovasi perluasan sehingga muatannya sangat kurang untuk siswa dan siswi yang semakin banyak.

3. Kepedulian Kepedulian terhadap tempat ibadah atau baitullah adalah akhlak mulia

4. Kemurahan Hati Infaq yang dilaksanakan oleh DKM Al-Ikhlas setiap Jum’at kepada para jama’ah siding Jum’at

Lembar Observasi

Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

(Pengajian Rutin)

Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri

Hari/ Tanggal : 06 Desember 2018

Waktu : 08.00 s/d 16.00

No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan

ROHIS - Pengajian Rutin

setiap Selasa dan Sabtu

Kegiatan ROHIS secara rutin di setiap minggu berupa pengajian dan pemantapan meteri-materi keagamaan. Materi yang dibahas mengenai berbagai aspek seperti fiqih, akhlak, sejarah, dan muamalah. Pemateri bisa bergilirir dari pembina ROHIS itu sendiri, Guru Pendidikan Agama Islam atau alumni yang bersedia mengisi materi bahkan ketua ROHIS harus siap untuk bisa memberikan materi kepada para anggota. Kegiatan juga tidak hanya terfokus pada pengajian materi, tetapi ada pembinaan keterampilan public speaking, bagaimana menjadi MC, memimpin doa’ dan memimpin pembacaan Shalawat. Kegiatan dimulai sepulang sekolah sekitar pukul 15.30 sampai 17.30 dan dilanjutkan sabtu. Ini yang menarik, ROHIS satu-satunya ekstrakurikuler yang mengadakan kegiatan di luar jam KBM. Namun memang masih ada kendala yang dihadapi terutama dari segi kegiatan yang cenderung masih monoton.

2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis

Teman-teman ROHIS yang mengikuti kegiatan rutin ini cukup ramai dari semua angkatan, namun

- Pembina Rohis memang perlu ada peningkatan agar kekompakan bis lebih baik lagi. Dan perlu adanya. Kegiatan diawali dengan pembacaan Maulid Nabi kemudian pembacaan ikrar ROHIS, Mars ROHIS, sambutan dari pengurus atau BPH ROHIS kemudian materi. Pembina menemani kegiatan hingga akhir. Materi yang dibahas bermacam-macam dari mulai penguatan ibdah ritual sampai akhlak dan sejarah dan mualmalah.

3. Kepedulian Pembiasaan dan tanggung jawab sebagai anggota ROHIS membayar kas, setiap kegiatan rutin selalu memperhatikan kebersihan an hormat kepada pengisi acara.

4. Kemurahan Hati Infaq sodaqoh melalui kotak amal yang selalu dilakukan ketika kegiatan rutinan.

Lembar Observasi

Pelaksanaan Kegiatan ROHIS

(BAKSOS)

Sekolah : SMAN 1 Gunung Putri

Hari/ Tanggal : 09 Desember 2018

Waktu : 08.00 s/d 16.00

No Objek Pengamatan Deskripsi 1. Pelaksanaan Kegiatan

Baksos - Kegiatan Maulid

Nabi dan Baksos

Pelaksanaan kegiatan Baksos dibarengi dengan peringatan kelahiran baginda Nabi Muhammad SAW, di adakan di Masjid Al-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri. Teman-teman ROHIS mengundang 10 anak yatim sebagai perwakilah dari 60 anak yatim yang akan di santuni dari yayasan Kursiyah Asnawiyah, dihadiri pula oleh ketua yayasan dan alumni-alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang terikat dalam Ikatan Alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri (IKRAM). Kegiatan dimulai dari pagi, diawali pembacaan maulid Burdah diiringi alat musik hadroh, kegiatan berjalan dengan baik dan meriah. Peserta terdiri dari anggota ROHIS, para siswa dan siswi serta guru-guru di SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan tidak hanya pembagian santunan kepada anak yatim tetapi ada pula siraman rohani yang disampaikan oleh Ustadz dan guru-guru pendidikan Agama Islam. Tak monoton kegiatan ini diselingi dengan games yang dipimpin oleh teman teman ROHIS sehingga kegiatan menjadi lebih menarik. Kegiatan ini berlangsung hingga siang hari. Santunan anak yatim berupa uang dan sembako (mie goreng, minyak goring, beras, dan alat tulis) dengan total dana mencapai 2,5 juta rupiah.

2. Pelaku Kegiatan Rohis - Anggota Rohis - Pembina Rohis

Teman teman ROHIS yang tergabung dalam kepanitiaan BAKSOS dan Maulid Nabi bersinergi dengan OSIS MPK SMAN 1 Gunung Putri demi telaksananya kegiatan tersebut, tak dipungkiri juga peran pembina ROHIS dalam memberikan saran sehingga kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas dimana masjid ini menjadi pusat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri. Kegiatan cukup meriah dan masjid cukup penuh dipadati teman-teman siswa dan siswi baik anggota ROHIS ataupun

di luar Anggota ROHIS. Para audiens terlihat sangat antusias dan bersemangat apalagi ketika pembacaan maulid Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi Wasallam dan menikmati acara demi acara hingga selesai. Pemberian sembako langsung diserahkan secara simbolik oleh ketua ROHIS kepada ketua Yayasan Kursiyah Asnawiyah.

3. Kepedulian Sayang kepada anak yatim merupakan anjuran yang bersifat penting dari baginda Rasulullah, da kegiatan ini sudah menunjukan kepedulian kepada anak yatim

4. Kemurahan Hati Mendemakan harta baik materi atau non materi berupa uang, tenaga, pikiran adlah bentuk kemurahan hari ayng ditunjuka oleh teman-teman ROHIS SMAN 1 Gunung Putri.

Mengetahui, Gunung Putri, Maret 2019

Kepala Sekolah SMAN 1 Gunung Putri

Drs. Ayep Rahmat M. W, M.Pd. NIP. 196003061986031003

Lampiran III

TRANSKIP WAWANCARA KETUA UMUM ROHIS

Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 10.00 – 10.20 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Rahmawan Hidayatullah

No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana sejarah ROHIS

SMAN 1 Gunung Putri bisa berdiri?

Sejarah ROHIS ini sangatlah panjang sebelum ROHIS SMAN 1 Gunung Putr dibentuk ada kumpulan anak buah Abi Ajat salah satu guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Gunung Putri tahun 2000 awal, kemudian hadir sosok Aby Suja’I yang akhirnya membentuk ROHIS SMAN 1 Gunung Putrid an membinanya kurang lebih hampir 10 tahun sampai hari ini sudah berganti pembina karena beliau mutasi menjadi kepla sekolah, kprahnya dalam membina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri sangat besar sehingga ROHIS sampai hari ini masih eksis.

2. Bagaimana struktur organisasi ROHIS periode 2017/2018?

Struktur di tahun 2017/2018 dimulai adanya ketua umum sebagai penanggungjawab utama, ketua I dan ketua II sebagai wakil dari ketua umum untuk membina beberapa sektor yang ada di bawah, sekertaris dan bendahara. Kami juga mempunyai dewan syuro, amni dari ikhwan dan akwat serta beberapa bidang seperti bidang pendidikan, kerohanisan, humas, dakwah, teknologi, dan dewan kemakmuran masjid.

3. Bagaimana visi dan misi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Visi ROHIS SMAN 1 Gunung Putri adalah terbentuknya muslim dan muslimah SMAN 1 Gunung Putri agar berakhlak mulia, beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala, adapun misi yang kami lakukan diantaranya : Membina karakteristik anggota

ROMANSA untuk mencapai tingkat akhlakul karimah

Menambah rasa cinta kepada Allah, cinta kepada Rosul, cinta kepada Al-Quran (potensi kreatif, inovatif) serta cinta akan ilmu.

4. Apa tujuan ekstrakurkuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Sebagai wadah siswa siswi di sekolah untuk memperdalam ilmu agama

5. Kegiatan apa saja yang

dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang melibatkan seluruh siswa?

Qurban, Muharrom, Maulid Nabi, Isra Mi’raj, Pesantren Kilat, DKM, Keputrian dan Baksos.

6. Apa kegiatan ROHIS yang berkaitan dengan membina akhlak dermawan siswa?

Ada Qurban, DKM, Keputrian, Baksos, dan lain-lain. Qurban mengingatkan sedikit dari

seluruh siswa untuk dapat membeli hewan Qurban.

DKM, setiap seminggu 2 kali ada infak perkelas guna menanamkan sifat sedekah dari seluruh siswa

Keputrian, seminggu 1 kali hari jumat ketika waktu jumatan untuk laki-laki.

Baksos menyantuni anak yatim 7. Bagaimana berjalannya

kegiatan baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Alhamdulillah, lancar kita bisa mengumpulkan dana, sembako, dan baju layak pakai dari siswa maupun donator lain.

8. Apakah kegiatan baksos tersebut melibatkan seluruh siswa?

Seharusnya, iya tetapi dikarenakan izin dari sekolah yang kurang mendukung jadi hanya melibatkan pengurus OSIS dan MPK dan perwakilan dari setiap kelas.

9. Bagaimana peran kegiatan baksos ini dalam membina kedermawanan siswa menurut kamu sebagai ketua ROHIS?

Sangat berpengaruh, untuk berusaha mencoba dan selalu melihat di luar sana banyak yang hidupnya di bawah rata-rata dari kita. Mengajak ikut bersyukur dan membantu sesame manusia.

10. Apa fungsi kegiatan bimbingan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Fungsi DKM masjid sebagai sarana berlatih untuk bisa diterapkan di kehidupan bermasyarakat, diantara manfaat dari adanya bimbingan Dewan Kemakmuran Masjid : untuk mengelola keuangan masjid, memelihara kebersihan masjid dan inventaris masjid. Karena kalau bukan kita ROHIS siapa lagi yang akan memelihara masjid.

11. Apa saja bentuk kegiatan bimbingan dewan kemamkuran masjid?

- Membentuk struktur khusus pengurus Dewan Kemakmuran Masjid

- Mengelola Dana Infak - Mengatur jadwal petugas sholat jumat,

adzan dzuhur, dan ashar - Melaksanakan kegiatan MABIT (malam

bina iman dan taqwa) di bulan

Ramadhan - Mengatur jadwal pembersihan masjid

12. Bagaimana peran dewan kemakmuran masjid dalam memakmurkan masjid di sekolah?

Perannya sangat banyak, diantaranya mengingatkan seluruh siswa dalam waktu sholat, membuat jadwal imam, khatib, dan piket masjid, mengganti inventaris yang mulai using, mengelola dana sebaik mungkin untuk kemakmuran masjid demi kenyamana beribadah siswa dan siswi SMAN 1 Gunung Putri.

13. Bagaimana terlaksananya kegiatan perayaan idul adha?

Terlaksana dengan baik, hewan kurban 1 ekor sapid an 5 ekor kambing

14. Berapa hewan yang dikurbankan? Bagaimana penyaluran daging kurban tersebut?

1 ekor sapi 5 ekor kambing, bekerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah dengan menghubungi aparatur desa setempat (RT/RW) agar daging hewan Qurban dapat dibagikan kepada yang membutuhkan, kita hampir 300 kantong yang dibagikan kepada sekitar 300 KK dalam 4 sampai 5 RT.

15. Apakah kegiatan tersebut membantu siswa unuk terbiasa mendermakan harta? Bagaimana tanggapanmu?

Ya, karena dengan kegiatan Qurban ini menjadi wadah siswa siswi untuk bersdekah dan membantu sesam agar dapat merasakan daging Qurban yang bertujuan untuk keberkahan SMAN 1 Gunug Putri

16. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan kegiatan- ROHIS tersebut terutama kaitannya dalam membina akhlak dermawan?

Faktor pendukung diantaranya support yang kuat dari pendiri ROHIS, pembina ROHIS, guru Agama Islam di sekolah seta ditambah dari ikatan Alumni ROHIS yang selalu siap sedia membantu terlaksananya kegiatan ROHIS. Faktor penghambat yang utama adalah kurangnya support dari pihak sekolah untuk melaksanakan semua proker ROHIS.

TTD Informan

Rahmawan Hidayatullah

TRANSKIP WAWANCARA ANGGOTA ROHIS

Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 12.30 – 13.30 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Heka

Badriyah Robi Wahyu Amanda Yulia

NO Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana menurut kamu,

kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunung Putri?

Heka : Sangat baik Badriyah : Kegiatannya menarik, setiap pertemuan selalu bervariasi sehingga saya mendapatkan pengetahuan yang baru Robi : Alhamdulullah, baik dan aktif Wahyu : Sangat baik karena dapat mengayomi anak yang ingin memperdalam ilmu agama Islam Amanda : Kegiatannya sangat bangus dan seru Siswa B : Kegiatan baik, seru dan bermanfaat

2. Apakah kamu merasa nyaman menjadi anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Heka : Ya, sangat nyaman karena orang-orangnya yang begitu ramah Badriyah : Iya, saya measa nyaman menjadi anggota ROHIS Robi : Alhamdulillah nyaman, Karen anggotanya baik-baik dan sering mengajak kepada kebaikan Wahyu : Cukup nyaman karena bisa bekerjasama satu sama lain. Amanda: iya saya merasa nyaman karena banya sekali pengalaman baik suka atau duka Siswa B : nyaman, tapi kadang ada boosannya juga, tapi itu ujian jadi kita harus melawan asa bosan itu

3. Apa alasan kamu mengikuti ekstrakurikuler ROHIS?

Heka : saya ingin memperbaiki akhlak dan memperdalam ilmu agama Badriyah : ingin menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengikuti kegiatan keagamaan Robi : karena Ekstrakurikuler ROHIS mengajarkan agama yang tombaknya adalah akhlak

Wahyu : memperdalam ilmu agama, dan pengaruh kakak kelas yang asik Amanda: memperdalam ilmu agama Siswa B :ingin menjadi pribadi yang lebih baik, setidaknya saya bisa menjaga pergaulan dan berkawan dengan sahabat yang selalu mengingatkan kepada Allah.

4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?

Heka : pemurah hati, orang yang suka berderma atau suka bersedekah Badriyah : bentuk rasa kasih sayang terhadap sesama untuk berbagi tanpa mengharapkan imbalan Robi : demawan adalah perilaku yang baik terhadap sesama Wahyu : dermawan adalah akhlak baik untuk melatih kita saling pedui Amanda: dermawan itu murah hati atau orang yang suka bersedekah Siswa B : dermawan bagi saya orang yang sederhana tapi tidak lupa bersedekah

5. Mengapa kita harus memiliki akhlak dermawan?

Heka : karena kita harus saling membantu satu sama lain Badriyah : karena Rasulullah saja dermawan, maka kita sebagai umatnya harus mencontohnya. Robi : karena akhlak adalah yang utama dalam menjalankan agama Wahyu : karena dermawan adalah akhlak yang mulia dicontohkan oleh Rasul dan para penerusnya. Amanda : karena pada dasarnya tangan di atas lebih baik dari bawah. Artinya memberi lebih baik dari menerima, contoh bersedekah yang banyak sekali manfaatnya bagi yang bersedekah apalagi yang diberi sedekah. Yulia : karena itu akhlak yang disukai oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

6. Apakah kamu termasuk orang demawan? Berikan alasanmu!

Heka : insya Allah berusaha dermawan saya merasa lebih bisa dermawan setelah mengikuti kegiatan ROHIS Badriyah : Insya Allah sampai sat ini saya berusaha ntuk berakhlak dermawan Robi : Alhamdulillah, yang menilai adalah Allah SubhanahuWata’ala tapi saya tetap berusaha menjadi orang dermawan Wahyu : menurut saya, saya kurang peka

terhadap apa yang terjadi di sekitar. Amanda: terkadang saya dermawan ketika memiliki banyak uang namun agak sulit ketika uang sedang sedkit, tetapi jika membantu orang lain saya akan lakukan Yulia : belum dermawan

7. Bagaimana kedermawanan dirimu sebelum mengikuti kegiatan ROHIS?

Heka : sangat kurang Badriyah : memberikan sebagian rezkiku kepada teman-teman Robi : belum, bahkan saya sebelumnya orang yang cuek Wahyu : belum terlalu Amanda: sebelumnya saya kurang menngerti pentingnya demawan, dan jarang bersedekah Yulia :dahulu sya sangat perhitungan dalam bersedekah namun setelah ikut kegiatan ROHIS saya paham bahwa sedekah tidak bikin miskin dan bahkan bisa menyelamatkan kita di akhirat kelak.

8. Bagaimana kegiatan ROHIS dalam upaya membina kedermawanan para anggotanya?

Heka : dengan kegiatan BAKSOS dapat meningkatkan setidaknya rasa kepedulian terhadap sesama Badriyah : mengajarkan dan mendidik untuk terbiasa berbagi satu sama lain, saling membantu satu sama lain ketika ada teman atau guru yang sedag kesulitan sebisa mungkin kita bantu baik secara materi ataupun non materi Robi : kita biasakan dari hal terkecil dulu, saling menyapa dan tersenyum ketika bertemu, karena senyum adalah sedekah paling mudah Wahyu : dengan adanya infaq setiap selasa dan jumat untuk pembangunan masjid Amanda: dengan adanya program kerja ROHIS BAKSOS, sya belajar untuk menjadi pribadi yang dermawan Yulia : saling bekerjasama dalam mejalankan program kerja di ROHIS, saling silaturahmi antar anggota dan alumni

9. Menurut kamu, kegiatan ROHIS apa saja yang membuatmu terbiasa mendermakan harta?

Heka : BAKSOS Badriyah : BAKSOS, Infaq Jumat dan lain-lain Robi : BAKSOS santunan anak yatim Wahyu : Infaq, BAKSOS dan uang KAS Amanda: BAKSOS dan penggalangan dana

sosial untuk kerabat yang sedang terkena musibah Yulia : BAKSOS, Infaq Jumat, dan PHBI

10. Di dalam program kerja yang saya amati ada 3 program unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung putri yang berkaitan dengan kedermawanan, baksos, bimbingan kemakmuran masjid dan PHBI dalam hal ini perayaan idul adha. Apakah kegiatannya berjalan dengan baik? Apa saja yang bisa kamu pelajari dari kegiatan tersebut?

Heka : Alhamdulillah berjalan baik, mendapatkan pengalaman. Badriyah : iya, berjalan dengan baik, hikmahnya kita dapat memberikan sebagian harta kita kepada orang yang tidak mampu. Robi : Alhamdulillah berjalan dengan baik, saya mempelajari kesolidaritasan dan kekompakan Wahyu : iya, berjalan dengan baik, pelajaran yang saya ambil adalah interaksi serta sosialisasi dengan warga sekitar serta pengorganisasian acaranya Amanda: berjalan baik, mengikhlasan sebagian harta kita untuk hal-hal yang bermanfaat, dan baksos ini mengajarkan saya untuk peduli terhadap sesama Yulia : berjalan dengan baik, mengajarkan sya untuk mau berkorban harta

11. Bagaimana cara pengalangan dana BAKSOS? Apakah kamu ikut andil dalam kegiatan tersebut? Mengapa kamu ikut mendermakan harta kamu untuk kegiatan tersebut?

Heka : ya, ikut membantu karena sebagian harta kita ada hak untuk orang yang membutuhkan Badriyah : penggalanan dana dilakukan dengan findrising, mencari donator baik dari sekolah atau luar sekolah serta melibatkan seluruh siswa yang mau meninfakkan hartanya untuk kegiatan BAKSOS, saya ikut andil dalam kegiatan ini karena sebagian harta kita milik mereka yang membutuhkan Robi : karena Islam mengajarkan sedekah, sudah seharusnya kita memberikan harta kta sesuai kemampuan kita Wahyu : karena kegiatan terebut sangat bermanfaat bagi warga sekitar Amanda: penggalangan dana secara sukarela atau iuran dari siswa-siswi SMAN 1 Gunung putri, bisa berupa uang, atau pakaia layak pakai, ya saya ikut andil karena kegiatan ini sangat bermanfaat Yulia : dengan mengumpulkan dana dari para anggota ROHIS dan juga siswa-siswi lainnya serta mencari donator di luar, ya saya ikut andil, Karen asaya yakin Allah akan

menolong kita jika kita menolong orang lain.

12. Dalam kegiatan ROHIS ada yang disebut dewan kemakmuran masjid, menurutmu apakah kegiatan tersebut sudah berjalan dengan baik? Mengapa penting adanya dewan kemakmuran masjid pada ROHIS SMAN 1 Gunung Putri? Apakah kamu ikut andil dalam memakmurkan masjid di sekolah? Bagaimana kegiatan infaq dan sedekah yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam hal ini dewan kemakmuran masjid?

Heka : Alhamdulillah ikut terlibat kegiatan DKM sangat membantu dalam pengorganisasian masjid. Kegiatan infaq menjadi lancar dengan adanya DKM Badriyah : iya berjalan dengan baik Robi : Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan baik, kami ikut DKM setiap pagi membersihkan masjid Wahyu : berjalan dengan baik, saya terlibat di dalamnya, kegiatan infaq juga berjalan baik dan lancar Amanda: kegiatan berjalan dengan lancar, kami semua bersinergi dengan tean-teman DKM untuk memakmurkan masjid,kegiatan infaq baik dan dilakukan secara terus menerus rutin setiap jumat dan selasa. Yulia : ya berjalan dengan baik, dengan adanya DKM pengurusan masjid di sekolah lebih teratur, ya saya ikut andil dalam kegiatan DKM, kegiatan Infaq dilaksnakan setiap selasa dan jumat.

13. Bagaimana dengan kegiatan perayaan idul adha yang dilaksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri, apakah berjalan dengan baik? Bagaimana proses penggalangan dana untuk pembelian hewan kurban?

Heka : iya berjalan lancar, dana dari infak siswa dan siswi secara keseluruhan Badriyah : berjalan banyak, namun ada beberapa kendala, kaena tidak semua ikut berpartisipasi dalam infaq untuk pemelian hewan Qurban Robi : Alhamdulillah berjalan lancar, penggalangan dana dibantu oleh seluruh siswa/I SMAN 1 Gunung putri Wahyu : berjalan dengan baik, penggalangan dana berasal dari partisipasi siswa/I Amanda: Alhamdulillah berjalan dengan baik, kegiatan bekerjasama dengan sekolah untuk membuatkan edaran partisipasi pemberitahuan untuk kegiatan idul kurban setiap anak dihimbau untuk ikut partisipasi sebesar 45.000, selain siswa guru-guru juga dipersilahkan untuk ikut andil. Yulia : ya berjalan baik, dana dari infaq siswa dan siswi

14. Dari kegiatan tersebut apa yang Heka : saya merasa betapa berharga harta

kamu pelajari? Bagaimana dengan akhlak dermawanmu setelah ikut dalam kegiatan-kegiatan tersebut? Bagaimana peran kegiatan tersebut dalam membina akhlak dermawan dalam dirimu?

yang kadang kita remehkan jika kita berikan kepada orng lain yang membutuhkan maka nilainya akan bertambah dan berguna Badriyah : hikmahnya adalah betapa berharga harta yang kita berikan yang mungkin tidak sebebrapa bagi kita namun sangat bermanfaat untuk orang lain Robi : saya merasa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya Wahyu : cukup memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku saya Amanda: dalam kegiatan itu saya belajar arti ikhlas dalam membantu sesama Yulia : saya belajar menjadi orang yang bertanggung jawab, tentu saja ada perubahan akhlak dermawan dalam diri saya semakin baik dan istiqomah

15. Adakah kendala/problematika yang menghambat terlaksananya kegiatan ROHIS tersebut?

Heka : tentu ada, saya rasa setiap organisasi memiliki kendala atau problem yang bermacam-macam namun kendala dan problem ini bagaimana kita bisa hadapi dan atasi Badriyah : iya ada, terutama dalam sosialisasi penggalangan dana untuk setiap kegiatan yang melibatkan seluruh siswa, terkadang ada saja siswa yang mampu untuk berinfaq namun sulit untuk berpartisiapasi dalam beberapa kegiatan Robi : iyah ada setiap kegiatan pasti ada problem baik kecil atau besar, untuk melatih kita dalam menyelesaikannya Wahyu : kendala mungkin dari segi komunikasi yang terkadang ada miss disana serta pengunduran waktu yang kadang membuat problem tersendiri Amanda: ada beberapa kendala memang yang dihadapi namun bisa teratasi dengan baik Yulia : ada tentunya

16. Faktor apa saja yang menghambat kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Heka : faktor utamanya yang menjadi penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS adalah izin dari sekolah yang membatasi kegiatan-kegiatan kami Badriyah : kurangnya partisipasi dari siswa dan siswi

Robi : kalau menurut saya faktor penghambat dari segi teknis, misalkan hal-hal yang menunjang kegiatan terkadang sulit di dapatkan Wahyu : kalau menurut saya faktor penghambat utama adalah komunikasi yang kadang terjadi kesalahpahaman Amanda: ada beberapa faktor, salah stunya misalkan dalam kegiatan Qurban yang menjadi penghambat terkadang ada saja yang terlambat dalam membayar infaq sedekah untuk Qurban sehingga panitia Qurban sedikit terhambat Yulia : terkadang izin yang sulit dari sekolah menjadi penghambat kegiatan-kegiatan ROHIS

17. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, apakah berdampak pada kebiasaanmu untuk menderma di luar lingkungan sekolah?

Heka : sangat berdampak positif bagi diri saya sendiri Badriyah : ya sangat berdampak positif bagi saya Robi : iya, sangat berdampak kepada oribadi saya, terutama saat bisa bermanfaat bagi masyarakat sekitar kita Wahyu : tentu berdampak positif bagi diri saya khususnya Amanda: dari kegiatan tersebut akhirnya saya belajar untuk bisa membantu teman yang sedang kesulitan semampu saya Yulia : sangat berdampak, saya bisa tebiasa meminjamkan uang kepada teman atas dasar tolong-menolong atau hal-hal lain yang bisa saya lakukan untuk membantu orang-orang di lingkungan sekolah

TRANSKIP WAWANCARA SISWA DAN SISWI

Hari/Tanggal : 9 Januari 2019 Waktu : 15.20 – 16.00 WIB Lokasi : SMAN 01 Gunung Putri Sumber Data : Estriana

Febrian M. Irfansyah M. Rizki Fadilah

No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana menurutmu

kegiatan Baksos ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Estriana : Kegiatannya sangat menarik dan agus, semoga bisa menjadi contoh untuk organisasi yang lain Febrian : cukup baik namun ada hal yang harus ditingkatnya seperti kerjasama dan semangatnya M. Irfansyah : kegiatannya positif karena dapat membantu orang yang kurang mampu M. Rizki Fadilah : menurut saya, baksos di SMAN 1 Gunung putri sudah berjalan dengan baikdan kegiatan bermanfaat bisa membantu anata sesama

2. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Estriana : manfaat dari kegiatan Bakti Sosial ini melatih kita untuk selalu bersyukur karena banyak di luar sana orang lebih membutuhkan dari pada kita, dan saling membantu kepada orang lain yang membutuhkan. Febrian : dari kegiatan tersebut kita dapat merasakan indahnya berbagi dan belajar bagaimana membuat orang tersenyum saat mereka dilanda kesusahan M. Irfansyah : saya tersadar akan pentingnya berbagi dengan sesama M. Rizki Fadilah : manfaatnya kita bisa saling tolong menolong walaupun tidak seberapa yang penting ikhlas Insya Allah dapat pahala

3. Apakah kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut? Jika iya, mengapa kamu ikut mendermakan harta untuk kegiatan tersebut?

Estriana : iya ikut, karena ingin ikut membantu walaupun tidak seberapa susai kemampuan saya. Saya ingin belajar makna berbagi Febrian : tidak. M. Irfansyah : ya, saya ikut karena kegiatan ni sangat bermanfaat dan bernilai sangat positif M. Rizki Fadilah : iya saya ikut mendermakan hata yang saya punya semampunya, karena memberikan harta kita tidak akan membuat kita miskin

4. Apa makna demawan yang kamu ketahui?

Estriana : menurut saya dermawan itu sifat yang selalu ingin berbuat baik tanpa sombong dan meolong orang lain tanpa pamrih Febrian : orang yang suka memberi M. Irfansyah : seorang yang baik yang mau berbagi hartanya dengan orang lain tanpa pamrih M. Rizki Fadilah : menurut saya, dermawan adalah sifat yang baik di mata Allah dengan selalu berbagi didasari ikhlas tanpa mengharapkan imbalan

5. Mengapa kita perlu mejadi dermawan?

Estriana : sangat penting menjadi orang yang dermawan karena manusai adalah makhluk sosial

yang saling membutuhkan satu sama lain. Jangan takut miskin ketika harta kita dierikan kepada orang lain, dan karena tigas kita sebagai mutiara, jika memberi denga ikhlas Allah pasti membalas kebaikan kita dari mana saja jalannya yang terkadang mungkin tidak kita sadari Febrian : agar hidup kita lebih berkah M. Irfansyah : karena di dalam harta yang kita miliki ada hak orang yang lebih membutuhkan dari pada kita M. Rizki Fadilah : karena dermawan termasuk akhlak terpuji, kita saja dalam hidup butuh bantuan orang lain maka dari itu kita dianjurkan untuk menjadi orang yang dermawan

6. Apa tanggapanmu terhadap kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Estriana : baik dan sangat bermanfaat walaupun haru sselalu ditingkatkan demi kesejahteraan masjid dan kenyamanan tempat beribadah SMAN 1 Gunung Putri Febrian : sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi kinerjanya agar masjid tetap nyaman. M. Irfansyah : semua kegiatan yang dilakukan dewan kemakmuran masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri adalah kegiatan positif dan saya sangat bangga kegiatannya harus terus dilaksanakan M. Rizki Fadilah : sudah bagus dan tentu butuh ditingkatkan lagi kedepannya

7. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Estriana : dengan adanya DKM saya merasa nyaman beribadah terutama sholat, karena jarang sekali orang yang peduli merawat masjid, selain it masjid merupakan sarana kegiatan keagamaan sudah semestinya ada yang merawat dan memeliharanya. Febrian : keberkahan dalam hidup M. Irfansyah : ikut memelihara masjid dengan infak yang diadakan setiap selasa dan jumat M. Rizki Fadilah : sangat bermanfaat saya merasakan langsung hasil kegiatan-kegiatan yang dilakukan DKM, misalnya sholat terasa nyaman, kegiatan shalat juat berjamaah lancar, kegiatan infaq juga sangat membantu sisw untuk minimal seminggu sekali berinfaq

8. Bagaimana peran dewan kemakmuan masjid ROHIS SMAN 1 Gunung Putri

Estriana : sangat berperan penting terutama dalam melestarikan masjid dan mengatur segala yang berkaitan dengan msjid baik segi logisiknya atau kegiatan-kegiatann yang diadakan oleh pengurus DKM masjid AL-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri Febrian : sudah baik M. Irfansyah : sangat berperan penting jika tidak ada DDKM maka masjid akan sepi, kotor dantidak terurus

M. Rizki Fadilah : baik, harus ditingkatkanlagi terutama DKM harus bisa mendorong sekolah untuk merenovasi masjid agar lebig besar lagi

9. Bagaimana menurutmu kegiatan idul adha yang di laksanakan ROHIS SMAN 1 Gunung putri?

Estriana : sangat baik dan perlu dikembangkan lagi Febrian : cukup baik, tapi perlu diperhatikan beberapa aspek seperti tempat menyimpan hwan qurban sebelum disembelih agar tidak terjadi kerusakan M. Irfansyah : kegiatannya bagus ya, tapi kadang ada juga anak ROHISnya yang tidak ikut membantu M. Rizki Fadilah : kegiatan idul adaha lancar namun minim informasi kepada siswa di luar teman-teman ROHIS kedepannya supaya lebih baik lagi siswa-siswi dipersilahkn untuk ikut kegiatan idul adhanya terutama ketika membagikan daging kurban

10. Apa manfaat yang kamu dapatkan dari kegiatan tersebut?

Estriana: sangat bermanfaat Karena kita diajarkan untuk mengikhlaskan harta kita untuk dikorbankan kepada orang yang membutuhkan, saya merasa sangat puas dengan kegiatan tersebut Febrian : kita belajar untuk berbagi M. Irfansyah : kebetulan saya ikut berpartisipasi dalam pemotongan hewan qurban tentu ini pengalaman berharga M. Rizki Fadilah : bisa melatih kita untuk berkurban walau kurbannya secara kolektif

11. Apakah kamu merasa puas dengan kinerja dan kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung putri?

Estriana : merasa puas Febrian : saya cukup puas, karena kinerja ROHIS sudah sangat baik M. Irfansyah : cukup puas dengan kinerja ROHIS dalam mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan M. Rizki Fadilah : sudah baik dan harus ditingkatkan lagi kreatifitas dalam mengadakan kegiatan-kegiatan

12. Apa kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang paling kamu sukai? Berikan alasannya!

Estriana : LKPI yaitu kegiatan lomba keterampilan dalam bidang keagamaan, apalagi saya orangnya sangat suka berceramah jadi senang bisa berpartisipasi Febrian : MABIT yang di adakan oleh DKM Masjid Al-Ikhlas. Mabit adalah (malam bina iman dan taqwa) didakan setiap bulan suci Ramadhan, kita menginap dan beribadah bersama mengisi Ramadhan dengan kegiatan bermanfaat M. Irfansyah : BAKSOS karena kegiatannya dapat membantu fakir miskin, anak yatim piatu atau bahkan korban bencana alam

M. Rizki Fadilah : pengajian angkatan rutinan, karena disitu siraman rohani yang menyejukkan jiwa

13. Menurut kamu apakah kegiatan ROHIS mempunyai peran dalam membina akhlak dermawan siswa? Apa alasanmu?

Estriana : ya, sangat berperan karena di kegiatan ROHIS kita bukan hanya diajaran untuk ikhlas tapi kita juga diajarkan untuk terus memperbaiki akhlak kita dari hal-hal yang paling kecil Febrian : ya menurut saya ada dampaknya, walaupun mungkin tidak banyak karena butuh usaha yang kerasa untuk membiasakan akhlak dermawan, tapi dengan adanya ROHIS setidaknya ada pembelajaran di sekolah untuk peduli terhadap keadaan sosial M. Irfansyah : sangat berperan penting bagi saya yang sering mengikuti kegiatan ROHIS sangat mempengaruhi akhlak saya menjadi lebih baik M. Rizki Fadilah : sangat berpengaruh karena dengan kegiatan seperti yang tadi disebutkan bisa menumbuhkan akhlak dermawan kita lebih baik lagi

14. Apa saran untuk kegiatan ROHIS di SMAN 1 Gunun Putri untuk meningkatkan akhlak dermawan siswa?

Estriana : lebih banyak lagi mengadakan kegiatan sosial terutama yang melibatkan masyarakat umum, agar kita juga terlatih untuk mempersiapkan diri terjun ke masyarakat secara langsung di kemudian hari Febrian : mungkin saya ingin ususl digalakkan lagi infaq khusus untuk pembangunan masjid, agar masjid bisa diperbesar sehingga memadai untuk menampung seluruh siswa terutama untuk sholat jumat dan tentunya sholat di hari-hari selain jumat. M. Irfansyah : lebih dibanyakin lagi kegiatannya yang berhubungan dengan kegiatan sosial agar lebih massif dalam membina akhlak dermawan siswa dan siswi di sekolah M. Rizki Fadilah : kedepannya semoga lebih banyak lagi kegiatan-kegiatan agama yang bermanfaat bagi siswa dan siswi khususnya yang tidak ikut ekstrakurukuler ROHIS. Agar bisa deket selalu dengan Agama.

TRANSKIP WAWANCARA PEMBINA ROHIS

Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 10.00 – 10.30 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Siti Nurkamilah, S.Pd.

No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana ROHIS SMAN 1

Gunung Putri bisa berdiri dan tetap eksis sampai hari ini?

Sebagaimana ekstrakurikuler lian yang ada di SMAN 1 Gunugn Putri, ekstrakurikuler ROHIS terbentuk sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat, hobby, dan ketertarikan yang sama khususnya dalam bidang keagamaan. Rohis tetap eksis sampai saat ini karena minat siswa pada ekstrakurikuler ini masih sangat besar setiap tahunnya, juga kerja keras dari pengurus dan anggota yang sudah membuat program bagus dan menarik untuk ROHIS, tak lupa peran pendiri dan pembina sebelum-sebelumnya yang sudah memberikan pondasi kuat dalam organisasi ini, sehingga masih eksis sampai sekarang.

2. Apa tujuan pembentukan ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Tujuannya untuk menjadi wadah bagi siswa dan siswi SMAN 1 Gunung Putri yang beragama Islam untuk menyalurkan bakat dan minat mereka dalam bidang keislaman, menambah wawasan dan membentuk akhlak mulia siswa.

3. Bagaimana sistem rekrutment anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Sistem perekrutan dilakukan di awal than pelajaran baru pada saat kegiatan MPLS atau masa orientasi siswa baru, ada kesempatan untuk setiap ekstrakurikuler untuk menunjukan atau demo demi menarik para peserta didik yang baru, setelah itu menyebar form ke setiap kelas

4. Apa saja kegiatan unggulan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaian dengan kedermawanan?

Kegiatan rutin dilaksanakan satu minggu 2 x dengan beragam kegiatan, ada BTQ, muhadhoroh, kajian keislaman, dan lain-lain. Sedang kegiatan tahunan berupa seminar remaja dan PHBI

5. Menurut pandangan ibu, bagaimana akhlak dermawan anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Menurut pandangan saya, akhlak dermawan dan secara umum relatif baik, mereka sopan, tanggung jawab dan tugas mereka di dalam kelas tidak ada yang bermaalah, hampir tidak pernah mendapat laporan anak ROHIS yang

bemasalah. Mereka juga saling peduli satu sama lain, jika ada anggota atau pembina-pembina ROHIS yang sedang sakit dan kesulitan mereka sigap untuk sekedar menjenguk bahkan memberikan bantuan. Saya bersama pengurus ROHIS senantiasa mengevaluasi dan merumuskan aturan yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku, selain itu dalam kajian-kajian keislaman kami selalu sampaikan pentingnya akhlak mulia.

6. Apa upaya yang dilakukan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina akhlak dermawan siswa?

Selain memberi atau mengadakan kejia tentang akhlak dermawan, ROHIS juga mengadakan kegiatan LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) setiap tahunnya untuk melatih sikap kepemimpinannya, juga engadakan BAKSOS untuk mengembangkan jiwa sosial mereka, kemudian kegiatan-kegiatan lain guna melatih dan mengasah rasa kepedulian satu sama lain seperti Go Green dan olahraga dsb. melatih peduli pada lingkungan, saling gotong royong, dan membangun solidaritas seta mempererat ukhuwah antar anggota

7. Apa saja kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri dalam membina akhlak dermawan siswa?

Sebenarnya setiap kegiatan juga bertujuan untuk membina akhlak dermawan, karena dermawan adalah peduli antar sesama, namun yang paling berkaitan dengan dermawan yaitu BAKSOS, PHBI idul adha, dan bimbingan dewan kemakmuran masjid

8. Bagaimana upaya ibu sebagai pembina ROHIS SMAN 1 Gunung Putri untuk membina akhlak dermawan anggota-anggota ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

ROHIS sudah memiliki banyak kegiatan yang bagus dan ertujuan untuk membina akhlakul karimah anggotanya, saya sebagai pembina terus berupaya mendukung setiap kegiatan meeka, memberi saran, dan berusaha menjadi teladan yang baik.

9. Apa hambatan yang dirasakan dalam membina ekstrakurikuler ROHIS SMAN 1 Gunung Putri?

Hambatannya tidak semua kegiatan ROHIS dapat terealisasi sesuai dengan rencana dan harapan terkait dengan kebijakan sekolah dan pendanaan

10. Apa harapan dan rencana ibu terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri kedepannya?

Harapan dan rencana bersama pengurus dan semua anggota adalah untuk terus mengembangkan program ROHIS, membuat kegiatan yang lebih variatif dan kreatif, sehingga lebih banyak siswa yang bergabung dengan ROHIS, membuat satu acara besar yang baru yang bisa menunjukan eksistensi

ROHIS SMAN 1 Gunung Putrid an membuat kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat sekitar sekolah

TTD Informan

Siti Nurkamilah, S.Pd.

TRANSKIP WAWANCARA

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 12.30 – 13.00 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Badru Salam Hardianto, S.Pd.

No Pertanyaan Jawaban 1. Menurut bapak/ibu bagaimana

akhlak derwaman siswa SMAN 1 Gunung Putri?

Menurut saya sudah baik, karena siswa sudah terbiasa dalam beramal sedekah, dibuktikan dengan adanya laporan infak, namun adada beberapa kendala dalam pengambilan infaknya. Kendala seperti masjid yang terlalu sempit dan waktu.

2. Bagaimana bapak/ibu menanamkan akhlak dermawan kepada siswa di sekolah?

Penanaman akhlak dermawan dengan cara pembiasaan dan juga nasehat-nasehat berkaitan dengan keutamaan infak dan sedekah

3. Apa kesulitan yang bapak/ibu hadapi dalam membina akhlak dermawan siswa?

Kesulitannya karena tidak semua siswa bisa mengerti akan pentingnya bersedekah, namun sya tetap berusaha memberikan pemahaman bahwa dermawan adalah peduli dan peka terhadap keadaan sosial di sekitar kita.

4. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri yang berkaitan dengan membina kedermawan

Sudah baik, namun perlu ada peningkatan lagi seperti pembiasaan infaq sedekah, yang masih belum maksimal. Padahal potensinya sangat besar berhubung jumlah siswa di

siswa? SMAN 1 Gunung Putri yang banyak

5. Menurut bapak/ibu apa programkerja ROHIS SMAN 1 GunungPutri yang paling bagus?

Paling bagus kegiatan peduli anak yatim

6. Bagaimana peran kegiatan ROHISSMAN 1 Gunung putri dalammembina akhlak dermawan siswadi sekolah?

Sangat berperan karena ROHIS sendiri memberikan contoh yang baik dengan cara pembiasaan, setiap kegiatan kajian diputarka kotak amal.

7. Bagaimana tanggapan bapak/ibuterhadap kegiatan baksos yangdiadakan oleh ROHIS SMAN 1Gunung Putri?

Sangat bagus, peduli yatim piatu bahkan ada rencana mengadakan sunatan massal. Ini tentu kegiatan yang baik dan harus terus ditingkatkan.

8. Apakah kegiatan baksos tersebutsudah tepat sasaran? Apaalasannya?

Sudah lumayan bagus dan tepat sasaran, BAKSOS di adakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi ini ide yang bagus selain nilai sosial juga turut mensyiarkan ajaran Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

9. Bagaimana tanggapan bapak/ibuterhadap kegiatan perayaan idulyang diadakan oleh ROHISSMAN 1 Gunung Putri?

Baik, biasanya anak-anak ROHIS mewadahi dan bergerak untuk mengadakan kegiatan Qurban kolektif. Ini melatih peserta didik untuk mau bekurban harta.

10. Apakah penyaluran daging kurbantepat? Bagaimana tanggapanibu/bapak sebagai gurupendidikan agama Islam?

Saya rasa sudah tepat karena daging kurbandibagikan kepada masyarakat sekitar sekolah

11. Bagaimana kegiatan tersebutberperan terhadap siswa terutamadalam hal membiasaakanmendermakan harta?

Dalam kegiatan tersebut siswa dan siswi dihimbau untk berpartisipasi dalam kurban kolektif dengan patokan dana yang sudah ditentukan, untuk terbiasa memang sedikit harus dipaksa.

12. Apa saja faktor pendukung danpenghambat kegiatan-kegiatanROHIS SMAN 1 Gunung Putritersebut?

Fator pendukung ada di setiap anak ROHIS yaitu mereka memiliki jiwa sosial yang tinggi, faktor penghambat dari pihak sekolah yang kurang perhatian terhadap kegiatan-kegiatan ROHIS

13. Adakah perbedaan akhlakdermawan antara siswa yangmengikuti ektrakurikuler ROHISdengan yang tidak mengikuti?

Ada, yang ikut ROHIS biasanya lebih peduli dan lebih mudah ntuk memberikan sebagian hartanya.

Jika ada/tidak apa alasannya?

TTD Informan

Badru Salam H, S.Pd.I.

TRANSKIP WAWANCARA

KETUA DEWAN KEMAKMURAN MASJID ROHIS SMAN 1 GUNUNG PUTRI

Hari/Tanggal : 10 Januari 2019 Waktu : 15.30 – 16.00 WIB Lokasi : SMAN 1 Gunung Putri Sumber Data : Muhammad Aslamudin

No Pertanyaan Jawaban 1. Bagaimana sejarahnya

terbentuk dewankemakmuran masjiddalam ROHIS SMAN 1Gunung Putri?

Masjid Al-Ikhlas SMAN 1 Gunung Putri mulai dibangun tahun 2009 atas inisiatif pembina ROHIS Abi Sujai, setelah dibangun masjid pembina ROHIS mengusulkan untuk membuat khusus pengurus yang memelihara masjid, dibentuklah DKM (dewan kemakmuran masjid) dngan mempertimbangkan kepentingan pemeliharaan masid secara kontinu.

2. Apa saja kegiatandewan kemakmuranmasjid?

- Membuat jadwal petugas sholat jumat berjama’ah

- Mengelola infaq jumat Masjid AL-Ikhlas - Rapat evaluasi jumat Masjid Al-Ikhlas - Bersih-bersih masjid - Ziarah bersama anggota DKM Masjid dan

ROMANSA - Pengajian dalam rangka menyambut Muharram - Menyusun jadwal petugas Muadzin, bilal, khotib

dan imam sholat. - Pembuatan almamater DKM Masjid Al-Ikhlas - Pembacaan mutiara Al-Quran dan kultum ba’da

shalat Dzuhur dan Ashar berjama’ah - Latihan MTQ - Latihan ceramah - TTM (Training Managemen Masjid) - Pengajia rutin setiap angkatan

Hari jumat : kelas XI Hari senin : kelas X Hari kamis : kelas XII

- Mabit (malam bina iman dan taqwa) 3. Bagaimana upaya

dewan kemakmuranmasjid memanfaatkaninfaq dan sedekahsiswa/I yang diadakansetiap jumat?

Memanfatkan infaq yang utama untuk merawat masjid, inventaris yang kurang kita tambahkan yang rusak kita perbaiki, yang usang kita ganti yang baru. Kemudian uang infaq juga kita gunakan untuk kegiatan-kegiatan DKM seperti acara MABIT atau BUKBER, serta untuk dana operasional khotib dan imam sholat Jum’at.

4. Bagaimana upaya DKMuntuk membinakedermawanan siswa?

Upaya DKM dalam membina kedermawanan siswa diantaranya pembiasaan infaq keliling yang kita adakan setiap selasa dan jumat, bagi yang laki-laki bisa setelah shalat jumat di masjid langsung dan yang lain infaq disetorkan kepada bendahara kelas yang nanti berkordinsi dengan ROHIS.

5. Berapa nominal angkayang dicapai setiapbulan melalui kegiatanInfaq dan amal jum’at?

Setiap minggu infaq mencapai 600 sampai 700 ribu rupiah pengeluaran bergantung kebutuhan

6. Apa saja rencanakedepan untukkemakmuran masjid?

Rencana kedepan selain meneruskan dan mengembangkan kegiatan yang sudah ada, kami ingin merencanakanpembentukan panitia pembangunan masjid

Lampiran IV

Dokumentasi Kegiatan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri

Foto-foto kegiatan Idul Qurban

Foto-Foto Kegiatan BAKSOS Santunan Anak Yatim

Foto Masjid Al-Ikhlas

Foto-Foto Kegiatan Rutin Mingguan ROHIS SMAN 1 Gunung Putri

pembacaan Maulid Nabi Muhammad SAW. sebelum memulai kegiatan

Bersama Alumni ROHIS SMAN 1 Gunung Putri

kegiatan LKPAI (Lomba Keterampilan PAI)

Dokumentasi Wawancara

BIODATA PENULIS

Sarah Hayatin Nufus Penulis lahir di Bogor, pada hari

rabu, 29 Juni 1994. Penulis merupakan anak sulung dari

dua bersaudara, dari pasangan Drs. Ahmad Sujai dan Ai

Saadah, S.Pd.. Saat ini penulis tinggal bersama orang

tuanya di Kp. Tonggoh Desa Gunung Sari Citeureup

Bogor. Penulis menyelesaikan pendidikannya mulai dari

TK Darussalam, dan selesai pada tahun 2000. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SDN Gunung Sari 3, dan lulus pada tahun

2006. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di MTs Ummul Qura Al-Islami

dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di MAN

Cibinong,dan lulus pada tahun 2012. Setelah lulus, penulis melanjutkan studinya

ke jenjang perguruan tinggi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

angkatan 2012.

Mengenai pengalaman organisasinya, penulis semasa di Aliyah menjadi

pengurus PASKIBRA RAJAWALI 1 MAN Cibinong Masa Bakti 2010-2011 dan

OSIS MAN CIBINONG sebagai sekretaris kepengurusan. Selama duduk di

bangku perkuliahan penulis aktif dalam organisasi Ekstra Kampus PMII

(Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Cabang Ciputat Mahasiswa sebagai Ketua Umum masa khidmat

2016/2017. Selain itu, juga aktif mengikuti organisasi primordial Himpunan

Mahasiswa Bogor (HIMABO). Pada tahun 2017 sampai hari ini penulis

berkesempatan menjadi tenaga pendidik di salah satu SMA di Bogor. Demikian

biodata ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, semoga apa yang telah ditulis

bermanfaat bagi para pembaca.