program kreativitas mahasiswa -...

17
1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA “MUSIKALIA BURUNG” SEBUAH KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DALAM HUTAN BERBASIS EKOSISTEM AVES BIDANG KEGIATAN : PKM - GAGASAN TERTULIS Diusulkan Oleh : Hemas Anggari Laras (H 0812078) (2012) Gayatri Zahra Sulthanah (H 0812074) (2012) Sri Andiny (K 6413070) (2013) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

Upload: hadat

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

1

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

“MUSIKALIA BURUNG”

SEBUAH KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DALAM HUTAN

BERBASIS EKOSISTEM AVES

BIDANG KEGIATAN :

PKM - GAGASAN TERTULIS

Diusulkan Oleh :

Hemas Anggari Laras (H 0812078) (2012)

Gayatri Zahra Sulthanah (H 0812074) (2012)

Sri Andiny (K 6413070) (2013)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS

Page 2: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

2

Page 3: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

3

“MUSIKALIA BURUNG”

SEBUAH KONSEP PENGEMBANGAN KOTA DALAM HUTAN

BERBASIS EKOSISTEM AVES

Hemas Anggari Laras, Gayatri Zahra Sulthanah, Sri Andiny

RINGKASAN

Meningkatnya suhu global akan menyebabkan perubahan-perubahan yang

lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca

yang ekstrem serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Guna menanggulangi

dampak pemanasan global maka perlu adanya upaya dalam memperbaiki

ekosistem alam. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menanggulangi dampak

pemanasan global melalui jumlah luasan paru-paru dunia yang dipadukan dengan

konservasi fauna sehingga berdampak pada meningkatnya kualitas hidup

masyarakat serta menunjang program pemerintah kota “Solo, Kota dalam Hutan”.

Optimalisasi fungsi hutan kota menjadi sebuah gagasan yang memiliki multiplier

effect. Metode penulisan gagasan ini adalah studi literatur yang ditunjang dengan

pendalaman melalui diskusi terjadwal dengan dosen pembimbing dan semua

anggota tim PKM-GT.

Peningkatan fungsi hutan kota menjadi lebih penting sifatnya ketika

Pemerintah kota Solo membuat program “Solo sebagai Kota dalam Hutan”.

Program ini akan berhasil dengan baik jika secara riil ditunjang dengan program

dehabitasi fauna (burung) dalam wilayah hutan kota. Tempat yang akan dijadikan

sebagai kawasan pengembangan hutan kota ini adalah Taman Balekambang,

Kawasan Universitas Sebelas Maret (UNS), Taman Manahan dan Pinggir Kali

Bengawan Solo. Keberadaan burung dalam hutan kota akan menciptakan

keseimbangan ekosistem di alam dan perkembangbiakan flora yang ada di dalam

hutan kota tersebut.

Program ini akan berhasil jika syarat pakan burung tersedia oleh

pepohonan yang ada di Kota Solo. Program tersebut harus ditunjang dengan

penanaman pohon-pohon yang menghasilkan makanan bagi burung serta adanya

peraturan yang melindungi kehidupan burung-burung seperti pelarangan

perburuan dan penangkapan burung atau satwa liar. Diharapkan hutan kota ini

dapat menjadi tempat melepas penat serta menjadi lingkungan yang nyaman

dengan adanya kicauan burung di sekitar lingkungan masyarakat Kota Solo.

Disamping itu dapat menjadi daya tarik pariwisata.

Keywords : Hutan kota, burung, pepohonan, pemanasan global

Page 4: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

4

“MUSIKALIA BURUNG”

Sebuah Konsep Pengembangan Kota dalam Hutan Berbasis Ekosistem Aves

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemanasan global menimbulkan beberapa masalah, salah satunya adalah

perubahan iklim. Peristiwa perubahan iklim akan berakibat fatal bagi kehidupan

dipermukaan bumi, seperti pada bidang pertanian, perubahan ekosistem alam dan

gurun, areal hutan menyusut dan bergeraknya suhu panas ke arah kutub

(Arief , 2001; Surakusumah, 2007). Semakin berkurangnya hutan memegang

peranan dalam pemanasan global. Perubahan tata guna lahan, khususnya

deforestasi memberikan kontribusi yang lebih besar pada perubahan iklim.

Kerusakan hutan juga berdampak pada semakin berkurangnya populasi fauna

khususnya burung (Aves) karena mayoritas habitat mereka adalah didalam hutan

(pepohonan).

Kotamadya Surakarta menjadi salah satu perkotaan yang saat ini menjadi

kota padat penduduk dan pesat pembangunannya. Namun, penghijauannya masih

dirasa kurang seperti kurangnya hutan kota, sehingga perlu adanya inisiatif untuk

membuat suatu hutan kota yang bisa dijadikan sebagai paru-paru kota sekaligus

tempat untuk melestarikan fauna terutama beberapa jenis burung. Terlebih lagi,

suasana alam seperti yang ada dimasa dahulu, sudah jarang sekali ditemukan. Pagi

hari yang cerah sudah disambut dengan suara kicauan burung yang merdu dan

pemandangan hijau. Namun sekarang, pagi hari sudah disambut dengan

kebisingan dan polusi udara. Hal tersebut juga dapat menimbulkan stress dan

kepenatan yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal didalamnya.

Berdasarkan fenomena di atas maka penulis menyusun gagasan tertulis

mengenai upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global

dan kepenatan masyarakat masyarakat perkotaan melalui peningkatan jumlah

luasan paru paru dunia khususnya di Kota Surakarta, untuk itu penulis

mengangkat judul “Musikalia Burung, Persembahan untuk Solo, Kota dalam

Hutan”. Hal ini juga bertujuan guna memberikan ruang terbuka hijau serta

Page 5: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

5

mendukung program pemerintah kota yakni menjadikan Kota Surakarta sebagai

“Solo, Kota dalam Hutan”.

B. Tujuan Penulisan

1. Menanggulangi dampak pemanasan global yang menjadi permasalahan

masyarakat dunia.

2. Meningkatkan fungsi keberadaan paru-paru kota dan membangkitkan kembali

suasana alam hutan di perkotaan.

3. Menjadi salah satu objek wisata Kota Surakarta yang berfungsi sebagai pereda

stress masyarakat sekitar Kota Surakarta.

4. Membantu program Pemerintah Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah

menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Mahasiswa

Pengembangan ilmu pengetahuan serta menambah pengetahuan mahasiswa di

bidang sosial ekonomi dan lingkungan.

2. Bagi Pemerintah

Sebagai pendukung program Pemerintah Kotamadya Surakarta untuk

menciptakan Solo sebagai Kota dalam Hutan.

3. Bagi Masyarakat

a. Sebagai salah satu alternatif solusi untuk diterapkan sehingga dapat

menanggulangi pemanasan global yang meresahkan masyarakat.

b. Sebagai tempat rekreasi dengan suasana alam di perkotaan.

c. Salah satu alternatif sebagai tempat pariwisata yang mudah bagi masyarakat.

GAGASAN

A. Pemanasan Global dan Hilangnya Suasana Alam

Global Warming menyebabkan temperatur dibumi meningkat.

Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-

perubahan seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca

yang ekstrim, serta punahnya beberapa jenis hewan dan tumbuhan, dan

terganggunya kesehatan manusia. Beberapa wilayah yang sebelumnya merupakan

kawasan hutan, sekarang dialihfungsikan sebagai daerah industri, pemukiman

padat penduduk dan perkotaan. Dampak yang ditimbulkan dari kurangnya ruang

Page 6: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

6

hijau dan pepohonan akibat pembangunan antara lain adalah terus berkurangnya

populasi fauna terutama burung yang umumnya berhabitat dilingkungan yang

rimbun dengan pepohonan. Perburuan yang berlebihan, introduksi predator,

kompetitor, perubahan iklim dan penyakit telah terbukti turut serta menyebabkan

berkurangnya populasi burung (Innes, 2009; Stiling.P.D, 1992). Penurunan

populasi burung di Indonesia menurut Setio dan Takandjandji (2007); Mulyanto

(2007), selain disebabkan oleh penurunan kualitas habitat juga disebabkan oleh

perburuan liar yang berlebihan sehubungan meningkatnya permintaan pasar,

lemahnya pengamanan, pengawasan, penerapan sanksi hukum, serta rendahnya

kesadaran masyarakat tentang konservasi, turut mengakibatkan penurunan

populasi burung.

Salah satu upaya untuk menanggulangi pemanasan global yang dapat

dilakukan yaitu dengan memperluas area hutan kota. Menurut Atmojo (2007),

hutan kota itu sendiri mempunyai berbagai fungsi baik berkaitan dengan fungsi

hidrologis, kesehatan, sosial, estetika dan rekreasi serta ekologi. Hutan kota ini

sekaligus sebagai habitat burung. Beberapa jenis burung sangat membutuhkan

pohon sebagai tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan

bertelur. Pemerintah Kota Surakarta saat ini memiliki program yang sedang

gencar untuk direalisasikan yaitu “Solo sebagai Kota dalam Kebun” dengan

membangun berbagai kawasan hijau. Ini merupakan langkah awal untuk

mewujudkan “Solo sebagai Kota dalam Hutan” di masa mendatang. Pemkot Solo,

telah bertekad dengan menambah luasan ruang terbuka hijau hingga 30% luasan

kota.

B. Solusi Terdahulu

Beberapa solusi yang selama ini telah dilakukan untuk mengatasi dampak

pemanasan global. Namun solusi tersebut dianggap belum memadai karena hanya

berfokus pada pepohonannya saja dan belum memperhatikan ekosistem lainnya

serta berbagai persyaratan yang tidak dapat dipenuhi, yaitu :

1. Taman Balekambang di Kota Surakarta

Taman Balekambang merupakan kawasan hijau yang ada di Surakarta. Namun,

pepohonan yang ditanam di Taman Balekambang merupakan pohon besar

biasa yang tidak bisa dijadikan sebagai sumber makanan bagi beberapa jenis

Page 7: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

7

burung yang akan dilestarikan supaya tercipta suasana alam di perkotaan.

Taman Balekambang hanya memiliki beberapa jenis hewan yang dipelihara.

2. Penanaman pohon sebagai jalur hijau di sepanjang jalan Kota Surakarta

Penanaman pepohonan pada sepanjang jalan merupakan solusi sebagai paru-

paru kota. Namun, untuk mendukung adanya pelestarian fauna, solusi ini

kurang memadai. Pohon-pohon yang ditanam di pingir jalan raya hanya sebatas

pohon sebagai peneduh dan apabila ditanam pohon-pohon besar sebagai tempat

hidup dan sumber makanan satwa burung-burung liar justru akan mengganggu

lalu lintas kota dan sarana prasarana lain seperti kabel listrik yang ada di

pinggir jalan raya.

3. Program Penanaman Sejuta Pohon

Penanaman sejuta pohon menjadi solusi yang baik untuk penanggulangan

masalah terkait pemanasan global. Namun, program ini kurang lengkap tanpa

diimbangi dengan upaya pelestarian fauna. Karena di alam perlu tercipta

adanya keseimbangan ekosistem alam.

C. Gagasan yang Diajukan

Mayoritas penduduk perkotaan bekerja disektor jasa dan industri, hal ini

menyebabkan mereka menyimpan kepenatan dengan suasana hiruk pikuk

keramaian kota. Maka dibutuhkan sarana bagi penduduk Kota Solo untuk dapat

melepas penat dibawah pepohonan dan ditemani kicauan burung. Untuk itulah

kami menawarkan suatu gagasan untuk menyediakan ruang terbuka hijau yang

dapat diakses dengan mudah oleh penduduk Kota Solo. Ruang terbuka hijau ini

merupakan hutan kota dimana terdapat berbagai pepohonan yang rindang dan juga

ditemani oleh kicauan burung.

Menurut proyek penelitian di University of Surrey, Inggris sebuah

penelitian mengenai pengaruh kicauan burung pada seseorang mendengarkannya.

Pada penelitian ini menunjukan bahwa dengan mendengarkan kicauan burung,

seseorang akan merespon dengan positif (www.tempo.co). Maka besar

kemungkinan dengan kicauan burung dapat mengubah “mood” seseorang menjadi

lebih positif. Sehingga memiliki manfaat seperti dapat menurunkan tingkat

depresi dan stress. Dengan berada ditempat yang rimbun disertai kicauan burung

dapat membuat seseorang merasa tenang dan nyaman.

Page 8: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

8

Pembuatan hutan kota yang dilengkapi dengan pelestarian beberapa jenis

burung merupakan langkah pendukung program Pemkot Solo. Program Pemkot

“Solo sebagai Kota dalam Hutan” akan terealisasi jika Pemkot melakukan

perluasan kawasan hijua. Saat ini Pemkot Solo tengah mempersiapkan untuk

melakukan perluasan penanaman pohon salah satunya di kawasan Taman

Balekambang seluas 3 hektar. Kawasan yang akan menjadi pengembangan hutan

kota ini adalah Taman Balekambang, Kawasan Universitas Sebelas Maret (UNS),

Taman Manahan dan Pinggir Kali Bengawan Solo. Sumber dana pengembangan

hutan kota ini dapat dianggarkan dari APBN karena Kota Solo dapat menjadikan

konsep Hutan dalam Kota ini sebagai pilot project pengembangan Kota dalam

Hutan dalam kota ini tidak hanya berperan sebagai paru-paru kota tetapi

mejadi habitat burung. Burung dapat hidup didalamnya karena ekosistem didalam

hutan kota tersebut dapat dijadikan habitat baik untuk burung-burung tersebut

berkembang biak. Pepohonan dalam hutan tersebut dapat memberikan makanan

dan habitat yang baik untuk Selain melalui pelepasan burung pada awalnya,

kemudian dilanjutkan dengan penataan yang disesuaikan dengan habitat burung.

Sebagai konsep tambahan, penataan pepohonan yang dilakukan dengan

menggunakan kaidah arsitektur pertanaman. Arsitektur pertanaman secara umum

ialah suatu perencanaan lingkungan atau perencanaan perkotaan. Arsitektur

pertanaman ini berguna menciptakan tempat yang nyaman untuk burung tinggal.

Maka jenis pepohonan yang akan ditanam harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Semua konsep dan gagasan yang telah disusun ini sebagai upaya dalam

mewujudkan “Solo, Kota dalam Hutan” sebagai langkah pelestarian fauna aves

serta sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

D. Pihak-pihak yang Terkait

1. Pemerintah Kota Surakarta

Pemerintah Kota Surakarta berperan besar sebagai penyedia dana guna

penciptaan Hutan Kota. Pemerintah menyediakan alokasi dana melalui

kerjasama dengan beberapa phak diantaranya BUMN, Menkokesra, dll.

2. Dinas Kehutanan Kota Surakarta

Page 9: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

9

Untuk menanggulanggi perburuan liar yang terjadi maka diperlukan adanya

peraturan perundang-undangan yang melarang adanya perburuan satwa liar.

Selain itu Dinas Kehutanan berperan dalam perawatan hutan kota.

3. Masyarakat Kota Surakarta

Masyarakat Kota Surakarta merupakan pihak yang berperan besar dalam

menjaga kelestarian Hutan Kota. Kesadaran masyarakat yang paling

menentukan terjaganya kelestarian flora dan fauna yang ada di dalam Hutan

Kota dalam waktu jangka panjang. Akademisi Perguruan Tinggi Pihak

akademisi berperan untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat untuk

meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kelestarian flora dan fauna.

4. Organisasi Masyarakat

Organisasi masyarakat yang dimaksud disini adalah kelompok masyarakat

pecinta burung dan pecinta alam. Mereka berperan dalam membantu perawatan

dan kelangsungan hidup flora dan fauna di hutan kota.

E. Langkah-langkah Strategis

Untuk mewujudkan suatu hutan kota yang menjadi habitat burung di Kota

Solo, maka diperlukan langkah-langkah yang harus ditempuh khususnya langkah

dalam mengimplementasikannya. Langkah-langkah tersebut yaitu :

1. Identifikasi Ekosistem

Identifikasi ini bertujuan mengetahui potensi dan keadaan dari kawasan

yang akan dijadikan hutan kota. Identifikasi ekosistem perlu dilakukan salah

satunya untuk mengetahui jenis tanaman apa saja yang cocok untuk

mendukung ekosistem ini. Hal ini karena keseimbangan ekosistem penting

untuk dapat membuat habitat burung pada khususnya. Sehingga dapat tercipta

kondisi yang sesuai sebagai habitat burung dan terjadi keberlanjutan ekosistem.

2. Revitalisasi Taman Balekambang, Kawasan Universitas Sebelas Maret (UNS),

Taman Manahan dan Pinggir Kali Bengawan Solo

Ekosistem yang akan dibuat yaitu ekosistem hutan walaupun terletak ditengah

kota. Maka diperlukan berbagai tindakan untuk mewujudkan itu. Selanjutnya

dalam revitalisasi ini dilakukan tindak lanjut dari apa yang sudah diketahui dari

identifikasi ekosistem. Kegiatan revitalisasi taman ini antara lain :

a. Penerapan Arsitektur Pertanaman

Page 10: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

10

Arsitektur pertanaman menjadi hal yang dipertimbangkan dalam

merancang taman termasuk pula dalam merancang sebuah hutan kota.

Menurut Hubbard dan Theodora Kimball dalam (Garsinia dan Ira, 2006)

mengatakan arsitektur pertamanan adalah seni yang fungsi utamanya adalah

untuk menciptakan keindahan lingkungan di sekitar tempat hidup manusia,

yang berkenaan dengan peningkatan kenyamanan, kemudahan dan

kesehatan penduduk perkotaan yang memerlukan penyegaran.

Konsep arsitektur pertanaman dapat dimasukkan dalam

perancangan hutan kota di Kota Solo sebagaimana salah satu fungsi taman

yaitu sebagai pelestari flora dan fauna. Dalam arsitektur pertanaman

terdapat langkah yang harus dilakukan untuk mendatangkan “kehidupan”

dalam suatu wilayah. Jika hutan kota ini ingin dapat mendatangkan

kehidupan burung dan serangga. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu

dengan melakukan penambahan serta penanaman pepohonan maupun perdu.

Burung dan serangga akan terundang bila disuatu kawasan tersebut banyak

terjadi penyerbukan.

Hal ini dapat dibuktikan pada saat ada pepohonan melahirkan

bunganya maka dengan sendirinya serangga dan burung akan datang

menghampiri. Maka dapat dilakukan berbagai penanaman pepohonan dan

perdu yang secara bergilir selama setahun dapat berbunga. Contohnya

Pohon Lengkeng (Euphoria longana) yang berbunga pada Bulan Juli-

Sepetember kemudian Pohon Kemiri (Aleurites moluccana L.) yang

berbunga pada bulan September-Oktober. Jadi perlu memperbanyak

penanaman berbagai pohon yang dapat berbunga secara bergiliran setiap

tahunnya. Beberapa jenis pohon yang disukai oleh burung karena buah,

nektar, bunga, ijuk, dan batangnya yang menarik di antaranya kiara,

caringin, loa (Ficus spp.), dadap (Erythrina variegata), aren (Arenga

pinnata), bambu (Bambusa spp.), dll.

b. Pelepasan berbagai spesies burung

Setelah kegiatan revitalisasi dilakukan, sebagai langkah awal untuk

mendatangkan “kehidupan” dapat dilakukan pelepasan burung-burung

sebagai penghuni awal ekosistem hutan kota tersebut. Hal ini akan berhasil

Page 11: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

11

jika syarat kebutuhan hidup burung dipenuhi. Jika hutan kota tersebut dapat

memberikan syarat hidup yang layak untuk fauna aves ini, maka setelah

pelepasan itu akan banyak burung-burung yang berdatangan di hutan kota.

c. Penertiban

Keadaaan hutan kota yang indah disertai adanya habitat burung

juga tidak akan berjalan dengan baik jika dari pihak pengunjung tidak

menaati peraturan yang telah diberikan. Maka diperlukan tindakan

penertiban atas hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan didalam hutan kota.

Misalnya memberikan sanksi tegas terhadap pelaku yang membuang

sampah sembarang, menangkap satwa dihutan dan melakukan perburuan

dikawasan hutan kota dsb. Untuk itu, diperlukan beberapa peraturan untuk

menjaga kelestarian hutan kota ini. Selain itu juga perlu dilakukan

peningkatan keamanan untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang merusak

maupun melakukan pencurian didalam ekosistem hutan kota ini.

d. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dibutuhkan agar program ini dapat tercapai.

Salah satunya melalui turut berkontribusi dalam melestarikan flora dan

fauna di Kota Solo. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menyediakan

pakan bagi burung. Sehingga burung yang datang akan hinggap. Masyarakat

Kota Surakarta merupakan pihak yang berperan besar dalam menjaga

kelestarian Hutan Kota. Kesadaran masyarakat yang paling menentukan

terjaganya kelestarian flora dan fauna yang ada di dalam Hutan Kota dalam

waktu jangka panjang.

KESIMPULAN

A. Gagasan yang Diajukan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan hutan kota

memiliki banyak multiplier effect, antara lain sebagai paru-paru kota, habitat dari

burung serta sebagai tempat rekreasi dan edukasi. Keberadaan burung dapat

menambah suasana relaksasi bagi penduduk perkotaan yang penat. Melalui

penataan kembali Taman Balekambang, Kawasan Universitas Sebelas Maret

(UNS), Taman Manahan dan Pinggir Kali Bengawan Solo maka hutan kota ini

dapat terwujud. Selain itu, melalui keberadaan hutan kota juga dapat

Page 12: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

12

meningkatkan pendapatan daerah. Hutan kota ini pula akan dapat membantu

program pemerintah dalam mewujudkan “Solo, Kota dalam Hutan” yang telah

dicanangkan pemerintah.

B. Teknik Implementasi

Dalam proses implementasinya, perlu dilakukan langkah-langkah strategis.

Sebagai contoh, mengidentifikasi kondisi ekosistem yang terdapat di Taman

Balekambang sebagai langkah awal menuju perbaikan. Kemudian merevitalisasi

kawasan pengembangan hutan kota, yaitu Taman Balekambang, Kawasan

Universitas Sebelas Maret (UNS), Taman Manahan dan Pinggir Kali Bengawan.

Kegiatan revitalisasi ini sebagai upaya dalam melakukan penataan dan

penanaman pohon dan perdu lebiha banyak lagi. Jenis pohon dan tanaman yang

ditanam disesuaikan dengan syarat hidup dari fauna aves. Kegiatan revitalisasi

ini juga mempertimbangkan arsitektur pertanaman untuk dapat memberikan

habitat dan ekosistem yang baik bagi burung. Selain itu, diperlukan juga kegiatan

penertiban pengunjung yang melakukan pelanggaran di kawasan hutan kota ini

C. Manfaat Gagasan

Berdasarkan pemaparan diatas, terdapat beberapa manfaat yang diperoleh

melalui adanya gagasan ini, antara lain yaitu :

1. Kota Solo mampu memperluas kawasan paru-paru kota yang juga dapat

memperkecil efek dari pemanasan global.

2. Menyediakan habitat dan ekosistem yang mendukung bagi perkembangbiakan

flora dan fauna, khususnya untuk burung (Aves).

3. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan program Pemerintah Kota Solo

dalam merealisasikan “Solo, Kota dalam Hutan”.

4. Dengan adanya hutan kota yang merupakan ruang terbuka hijau diharapkan

dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi bagi masyarakat serta memberikan

pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya konservasi alam.

Page 13: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A 2001. Hutan dan Kehutanan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Atmojo, S. W 2007. Menciptakan Taman Kota Berseri. Solo Pos

Hadi, Mahardika Satria 2011. Dampak Psikologi Kicauan Burung pada Manusia

www.tempo.co. Diakses pada Kamis, 26 Februari 2015 pukul 21.00 WIB.

Innes, J., Kelly, D., McC. Jacob, Overton dan Gillies C 2009. Predation and other

factors currently limiting New Zealand forest birds. New Zealand Journal of

Ecology.34(1): 86-114.

Lestari Garsinia dan Ira Puspa Kencana 2006. Galeria Tanaman Hias Lanskap.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulyanto.H.R 2007. Ilmu Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Setio, P. dan Takandjandji, M 2007. Konservasi Ex Situ Burung Endemik Langka

Melalui Penangkaran. Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Penelitian pp 47-61.

Stilling, P.D 1997. Ecology : Theories Application. Prentice-Hall. USA.

Surakusumah, Wahyu 2007. Perubahan Iklim dan Biodiversitas.

http://www.upi.edu. Diakses pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 19.00 WIB.

Page 14: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota
Page 15: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota
Page 16: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota
Page 17: PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA - pkm.uns.ac.idpkm.uns.ac.id/repositori/Front/download/pkm-gt/2015/H0812078... · menjadikan Solo sebagai Kota dalam Hutan melalui penciptaan hutan kota