biodiversity hutan kota ranggawulung field subang

129
PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD SUBANG CES Universitas Islam Negeri Jakarta LAPORAN STUDY KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN SUMBER DAYA BIOLOGIS HUTAN KOTA RANGGAWULUNG KABUPATEN SUBANG EP

Upload: dohanh

Post on 11-Dec-2016

298 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PT. PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD SUBANG  

CES Universitas Islam Negeri Jakarta 

LAPORAN STUDY KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN SUMBER DAYA BIOLOGIS HUTAN KOTA 

RANGGAWULUNG KABUPATEN SUBANG

EP

Page 2: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 1-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT. Pertamina Region Jawa Field Subang merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas

bumi, dimana dalam kegiatannya menimbulkan dampak bagi lingkungan

sekitarnya. Sebagai implementasi terkait kebijakan pembangunan

berwawasan lingkungan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang

No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, maka perusahaan wajib melakukan perlindungan terhadap

lingkungan sebagai upaya konservasi terhadap kerusakan yang

ditimbulkan akibat kegiatan yang dilakukan. Untuk itu, perusahaan perlu

melakukan studi keanekaragaman hayati/biodiversitas di daerah tempat

kegiatan utama dilakukan. Dengan melakukan studi biodiversitas di suatu

daerah, maka lebih besar pula peluang bagi daerah tersebut untuk

memanfaatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem ini. Kegiatan ini

selanjutnya akan memberikan kontribusi manfaat dalam bentuk barang

dan jasa. Dengan demikian, daerah yang memiliki keanekaragaman

hayati tinggi mempunyai peluang besar pula untuk memperoleh

Page 3: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 1-2

keuntungan dari pemanfaatan keanekaragaman hayati dan bagian-

bagiannya. Jelaslah bahwa keanekaragaman hayati dapat memberikan

manfaat bagi pemerintah daerah, dan perusahaan memberikan kontribusi

nyata dalam hal konservasi. Agar manfaat keanekaragaman hayati

terwujud secara nyata, maka penguasaan pengetahuan dan tersedianya

dokumen mengenai profil keanekaragaman hayati merupakan syarat

penting yang harus dipenuhi oleh daerah.

B. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pelaksanaan studi biodiversitas adalah:

1. Membuat data dasar biodiversitas di suatu ekosistem yaitu Hutan

Kota Ranggawulung, baik data fisik, kimia dan biologi, serta data

sosial dan ekonomi di daerah sekitar ekosistem tersebut di daerah

Subang khususnya.

2. Kekuatan tawar pada saat komponen biodiversitas akan diakses

oleh pemohon, dalam hal ini PT. Pertamina EP Region Jawa Field

Subang.

3. Pendukung pengambilan keputusan, perumusan kebijakan,

penyusunan strategi dan rancang tindak pengelolaan biodiversitas

daerah yaitu di wilayah Field Subang.

Page 4: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 1-3

C. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Profil

keanekaragaman hayati di Hutan Kota Ranggawulung adalah mengadu

pada peraturan-peraturan berikut ini:

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United

Nations Convention on Biological Diversity (KonvensiPerserikatan

Bangsa-Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati)

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup

4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan

Cartagena Protocol On Biosafety To The Convention On Biological

Diversity

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

6. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

7. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan

Hayati Produk Rekayasa Genetik

Page 5: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 1-4

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan PemerintahanAntara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Nasional

11. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,

Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian

Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006.

12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 tahun 2009

tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati Di Daerah.

Page 6: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-1

BAB II

KEADAAN UMUM

1. Nama Provinsi atau Kabupaten/Kota

Nama provinsi : Jawa Barat

Nama Kabupaten : Subang

Nama Kecamatan : Subang

Kelurahan/Desa : Parung

2. Letak geografis

Kabupaten Subang sebagai salah satu kabupaten di kawasan utara

Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah seluas 205.176,95 ha atau 6,34 %

dari luas Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini terletak di antara 107º 31'

sampai dengan 107º 54' Bujur Timur dan 6º 11' sampai dengan 6º 49'

Lintang Selatan.

Secara umum Kabupaten Subang merupakan kawasan

pegunungan, dataran dan pesisir laut. Ketinggian wilayah Kabupaten

Subang adalah 0-50 dpl (45%) 50-500 dpl (35%) dan di atas 500 dpl

(20%), dengan suhu udara 200-330C dan kelembaban 72-91% yang

ditandai dengan curah hujan 1600-3000 mm/tahun. Dari tipologi yang

demikian, maka Kabupaten Subang dilewati oleh 3 (tiga) Daerah ALiran

Page 7: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-2

Sungai (DAS) besar yaitu DAS Ciasem, DAS Cipunagara dan DAS

Cilamaya. Sumber air dari ketiga DAS tersebut adalah berasal dari

sumber mata air dari sabuk pegunungan Utara Jawa Barat, yaitu Gunung

Tangkuban Parahu, Gunung Bukit Tunggul, dan Gunung Burangrang.

Secara administratif, Kabupaten Subang terbagi atas 253 desa dan

kelurahan yang tergabung dalam 22 kecamatan. Berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Subang Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Wilayah Kerja Camat, jumlah kecamatan bertambah menjadi 30

kecamatan.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Subang adalah di

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat, di

sebelah barat dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang, di sebelah

timur dengan Kabupaten Sumedang dan Indramayu dan Laut Jawa yang

menjadi batas di sebelah utara

3. Batas wilayah administrasi Kecamatan Subang

Batas Utara : Pagaden

Batas Selatan : Cibogo

Batas Barat : Cijambe

Batas Timur : Dawuan

Page 8: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-3

4. Aksesibilitas ke/dari Kecamatan Subang

Jarak pusat pemerintahan wilayah kecamatan dengan:

a. Kelurahan terjauh : 4 km, dapat ditempuh dengan

kendaraan bermotor dalam

waktu 30 menit

b. Ibukota Kabupaten : 1 km, dapat ditempuh dengan

kendaraan bermotor dalam

waktu 10 menit

c. Kedudukan wilayah kerja Bakorwil : 45 km, dapat ditempuh dengan

kendaraan bermotor dalam

waktu 1 jam 30 menit

d. Ibukota Propinsi : 58 km, dapat ditempuh dengan

kendaraan bermotor dalam

waktu 2 jam

5. Kependudukan

Jumlah penduduk tahun 2010 Kecamatan Subang, total = 120.346

jiwa, dengan jumlah perempuan = 59.285 jiwa dan jumlah laki-laki =

61.061 jiwa. Jumlah KK sebanyak 31.800 buah, jumlah RT sebanyak 458

Page 9: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-4

buah dan jumlah RW sebanyak 146 buah. Luas wilayah Kecamatan

Subang adalah 58,70 Km dengan jumlah kepadatan yaitu 25.622 jiwa/Km.

Kelurahan/Desa Parung, total = 8.725 jiwa, dengan jumlah

perempuan = 4.289 jiwa dan jumlah laki-laki = 4.436 jiwa. Jumlah KK

sebanyak 2.413 buah, jumlah RT sebanyak 35 buah dan jumlah RW

sebanyak 15 buah.

6. Kondisi sosial ekonomi

Data yang tercakup dalam komponen ekonomi adalah komponen

yang mempengaruhi pengelolaan berkelanjutan dan pemanfaatan

sumberdaya alam lestari, ditampilkan pada Tabel berikut:

Page 10: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-5

Tabel 2.1. Kondisi Sosial Ekonomi

No Aktivitas

Ekonomi

Utama

Sumbangan

Terhadap

PDRB

Daerah*

Potensi Dampak Negatif

Terhadap Kehati**

Keterangan***

1 Pertanian 38,57% Potensi dampak negative

tinggi, mengurangi

diversitas spesies dan

genetic akibat alih fungsi

hutan menjadi pertanian

Dimiliki penduduk

lokal, daya serap

tenaga kerja tinggi

2 Pertambangan 9,74% Potensi dampak negative

tinggi (kerusakan

ekosistem dan ancaman

terhadap spesies dan

sumberdaya genetik)

Dimiliki pihak

swasta, daya serap

tenaga kerja tinggi

3 Kehutanan - Potensi dampak negative

rendah, tidak merusak

eksistem, namun ada

indikasi penggantian

spesies alami

Dimiliki Pemda, daya

serap tenaga kerja

rendah, tidak jelas

kontribusi untuk

pemda

4 Perkebunan - Potensi dampak negative

rendah, kurang merusak

ekosistem dan keberadaan

sumberdaya spesies dan

genetik

Dimiliki penduduk

lokal, daya serap

tenaga kerja tinggi,

tidak jelas kontribusi

untuk pemda

7. Kondisi budaya

Data dan informasi mengenai kondisi budaya daerah setempat

yang terkait dengan adat-istiadat/tradisi dalam kaitannya dengan

Page 11: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-6

pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan, tidak dimiliki oleh

masyarakat di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang.

8. Peta keadaan umum daerah

Peta keadaan umum daerah di Kelurahan/Desa Parung

memberikan informasi potensi, kondisi keanekaragaman hayati, batas

wilayah administrasi, aksesibilitas, kependudukan dan kondisi sosial

ekonomi, ditampilkan pada Gambar berikut ini:

Page 12: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 2-7

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Subang

KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Page 13: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-1

BAB III

KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH

Peraturan perundang-undangan mengenai keanekaragaman hayati

yang telah ada di daerah ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Peraturan Perundang-Undangan Daerah

No Nama Peraturan Keterangan

1 Peraturan Pemerintah Nomor 21

Tahun 2005

tentang Keamanan Hayati Produk

Rekayasa Genetik

2 Peraturan Pemerintah Nomor 26

Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional

3 Peraturan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 29 tahun

2009

tentang Pedoman Konservasi

Keanekaragaman Hayati Di Daerah.

4 Peraturan Daerah Kabupaten Subang

Nomor 4 tahun 2006

Pengelolaan Lingkungan Hidup

5 Peraturan Daerah Kabupaten Subang

Nomor 13 tahun 2006

Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan

6 Keputusan Bupati Subang Nomor

660.2/15/BLH

Pelaksanaan Kegiatan Adipura Tahun

2011-2012

7 Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun

2004

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Subang

8 Peraturan Daerah Bappeda Tahun

1995/1996

Rencana Umum Tata Ruang

Kota(RUTRK) Subang

9 Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun

2007

Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota

Subang

Page 14: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-2

B. KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Nama-nama lembaga yang langsung mengelola keanekaragaman

hayati, baik terkait langsung maupun tidak langsung ditampilkan pada

Tabel 3.2.

C. TATA RUANG

Alokasi ruang menurut peruntukan sesuai dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota (RTRWK), dibedakan atas kawasan lindung,

kawasan budidaya dan kawasan lainnya berupa lahan yang tidak jelas

pemiliknya atau lahan terlantar. Ketiga jenis kawasan ini dijelaskan

sebagai berikut ini:

1. Kawasan Lindung

Informasi kawasan lindung dibagi menjadi kawasan konservasi (in-

situ dan ex-situ), hutan lindung dan kawasan perlindungan setempat

(seperti sempadan sungai, sempadan pantai, sempadan danau, sekitar

mata air).

a. Kawasan Konservasi

Kawasan konservasi dibedakan atas 2 (dua) kelompok yaitu

kawasan konservasi in-situ dan ex-situ. Kawasan konservasi in-situ

Page 15: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-3

Tabel 3.2. Kelembagaan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati

No Nama

Lembaga

Tupoksi Keterangan*

1 Badan

Perencanaan

Pmbangunan

Daerah

(BAPPEDA)

1. Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Daerah berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekda.

2. Kepala Badan Perencanaan Pembagunan Daerah mempunyai tugas

melaksanakan tugas umum pemerintahan di bidang perencanaan

bidang fisik, sosial dan budaya, ekonomo serta penelitian,

pengendalian dan evaluasi perencanaan pembangunan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. bidang tugas dan fungsinya

Dipimpin oleh 1 orang

kepala dan dibantu oleh

1 sekretraris, dan 4

kepala bidang yaitu

Litbang, Ekonomi, Sosial

Budaya dan Prasarana

dan Tata Ruang

2 Dinas

Kehutanan

dan

Perkebunan

(Hutbun)

Melaksanakan kewenangan daerah kehutanan dan perkebunan serta

tugas pembantuan yang diberikan pemerintah/pemerintah provinsi Jawa

Barat, dalam bentuk fungsi-fungsi:

1. perumusan kebijakan teknis kehutanan dan perkebunan

2. penyelengaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kehutanan dan perkebunan

3. pembinaaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang kehutanan dan

perkebunan

4. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perijinan, penerapan

pengkajian teknologi kehutanan dan perkebunan, pemberian usaha

kehutanan dan perkebunan serta pemberian ijin usaha kehutanan dan

perkebunan

5. pelaksanaan pencegahan terhadap peredaran dan penjualan hasil

hutan dan tata niaga hasil hutan

6. pelaksanaan pengembangan dan peningkatan produksi kehutanan dan

perkebunan serta persutraan alam dan hasl hutan lainnya

7. pelaksanaan bimbingan teknis kehutanan dan perkebunan

8. pengamanan, penertiban dan perlindungan kehutanan dan perkebunan

9. pengelolaan administrasi umum

Dipimpin oleh 1 orang

kepala dinas dan

dibantu oleh 1

sekretraris, dan 4 kepala

bidang yaitu bidang

Program, Kehutanan,

Perkebunan dan

Pengawasan dan

Pembinaan.

3 Dinas Tata

Ruang,

Pemukiman

dan

Kebersihan

(Tarkimsih)

Melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidang

penataan ruang, permukiman dan kebersihan serta tugas pembantuan

yang diberikan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi Jawa Barat,

dalam bentuk fungsi-fungsi:

1. Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang penataan ruang,

permukiman dan kebersihan;

2. Pelaksanaan sebagian kewenangan Pemerintah Daerah di bidang Tata

Ruang, Permukiman dan Kebersihan sesuai dengan kebijaksanaan

Bupati

3. Perencanaan, penyiapan penyusunan Rencana Tata Ruang

Detail/Teknis, Tata Bangunan dan Permukiman secara menyeluruh,

lengkap dan legitimate (dapat dioperasionalkan)

4. Penyusunan program-program penataan ruang, permukiman dan

kebersihan serta pelaksanaan evaluasi dan pembuatan laporan

5. Pengelolaan penataan ruang, permukiman dan kebersihan

6. Pengelolaan administrasi umum, meliputi urusan umum, urusan

keuangan, urusan kepegawaian dan perlengkapan dinas.

Dipimpin oleh 1 orang

kepala dinas dan

dibantu oleh 1

sekretraris, dan 4 kepala

bidang yaitu Bidang

Program, Perencanaan

Penataan Ruang,

Permukiman dan

Bangunan dan

Kebersihan dan

Pertamanan

Sumber: www.bappeda.subang.go.id

Page 16: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-4

adalah suatu kawasan yang sudah ada di daerah tersebut yang bersifat

alami dan menjadi warisan budaya dan ekologi suatu daerah dan bukan

dibangun atau dikembangkan oleh pihak ketiga di daerah tersebut

1) Kawasan konservasi (in-situ)

Kawasan konservasi in–situ di Keluraha/Desa Parung Kecamatan

Subang ditampilkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kawasan Konservasi (In-Situ)

No Nama* Lokasi Luas Keterangan**

1 Hutan Kota

Ranggawulung

Kelurahan/Desa

Parung, Kecamatan

Subang

12,9 Ha Tingkat ancaman tinggi

terhadap diversitas

spesies yaitu

pengambilan kayu yang

dimanfaatkan oleh

penduduk sekitar untuk

kayu bakar atau dijual

2 Bumi Perkemahan Kelurahan/Desa

Parung, Kecamatan

Subang

55 Ha Tingkat ancaman tinggi

yang ditandai dengan

rendahnya diversitas

spesies yang

disebabkan oleh

kegiatan pramuka dan

pembukaan lahan untuk

perkebunan.

Page 17: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-5

2). Kawasan konservasi (ex-situ)

Kawasan konservasi ex –situ tidak ada di Keluraha/Desa Parung

Kecamatan Subang, seperti Kebun Raya, Kebun Binatang, taman burung,

taman reptil, taman kupu-kupu, Taman Keanekaragaman Hayati, atau

Arboretum.

b. Hutan Lindung

Informasi mengenai hutan lindung mencakup hutan lindung dan

kawasan lindung.

1). Hutan Lindung

Informasi hutan lindung di Kelurahan/Desa Parung, Kecamatan

Subang ditampilkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hutan Lindung

No Nama* Lokasi Luas Keterangan**

1 Hutan Kota

Ranggawulung

Kelurahan/Desa

Parung, Kecamatan

Subang

12,9 Ha Tingkat ancaman tinggi

terhadap diversitas

spesies yaitu

pengambilan kayu yang

dimanfaatkan oleh

penduduk sekitar untuk

kayu bakar atau dijual

Page 18: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-6

2). Kawasan Lindung

Informasi mengenai kawasan hutan lindung di Kelurahan/Desa

Parung, Kecamatan Subang ditampilkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Kawasan Lindung

No Nama* Lokasi Luas Keterangan**

1 Bumi Perkemahan Kelurahan/Desa

Parung, Kecamatan

Subang

55 Ha Tingkat ancaman tinggi

yang ditandai dengan

rendahnya diversitas

spesies yang disebabkan

oleh kegiatan pramuka

dan pembukaan lahan

untuk perkebunan.

c. Kawasan perlindungan setempat

Kawasan perlindungan setempat lainnya adalah 3 (tiga) buah mata

air yaitu Cekdam (sebelah Utara Hutan Kota), Bron, dan cekungan

Ranggawulung yang merupakan sumber air dangkal dan ari tanah dalam

dengan potensi mencapai ± 3 milyar m3. Selain itu juga terdapat 2 buah

sungai yang melewati Hutan Kota Ranggawulung yaitu Sungai Cileley

yang merupakan anak Sungai CItarum dengan panjang 15 km dan Sungai

Ciasem yang melintas di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Subang dan

Kecamatan Dawuan.

Page 19: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-7

2. Kawasan Budidaya

Kabupaten Subang sudah menjadi daerah perkebunan sejak

sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga saat ini perkebunan

besar masih menjalankan usahanya secara efektif, dengan komoditas

utamanya karet, teh serta tebu. Perkebunan besar yang ada, pada saat

ini diusahakan oleh PT. Perkebunan VIII untuk komoditas karet dan the,

dan perkebunan tebu diusahakan oleh Pabrik Gula PT. Rajawali III. Areal

perkebunan besar di kabupaten Subang terdiri atas perkebunan karet di

Jalupang seluas 3.771,25 Ha, di Wangunreja seluas 2.092,07 Ha,

perkebunan teh di Tambaksari 2.529,41 Ha dan Ciater 3.166,56 Ha serta

perkebunan Tebu PT. Rajawali III mencapai 5.384,70 Ha.

Sementara itu luas hutan di Kabupaten Subang pada tahun 2010

tercatat seluas 22.503,48 hektar yang terdiri dari hutan produksi seluas

14.420,05 Ha, hutan lindung 13.083,43 Ha tanpa hutan cadangan.

Berdasarkan data dari perum perhutani, pengelolaan hutan di Kabupaten

Subang dibagi ke dalam 6 (enam) BKPH yang terdiri dari BKPH

Tambakan, Subang, Kalijati, Pamanukan, Cipeundeuy dan Cisalak.

Untuk wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang, kawasan

budidaya yang ada ditampilkan pada Tabel 3.8. Definisi kawasan

budidaya adalah suatu kawasan yang di dalamnya terdapat kegiatan

Page 20: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-8

budidaya diversitas dan memiliki nilai ekonomi yang bermanfaat bagi

masyarakat.

Tabel 3.8. Kawasan Budidaya di Kelurahan/Desa Parung

Kecamatan Subang

No Klasifikasi Luas (Ha) Produksi

( per Tahun)

1 Hutan:

Hutan Produksi 1.421,55 -

Jati

37.843 m3

Padi

11.645 Kg

2 Perkebunan:

Tebu 4,46 35

Jambu Mete 3 0,5

Aren 15 7

Cengkeh 15 1,4

Kelapa dalam 66 49,7

Kapuk 5 1,8

Lada 3 2,5

3 Persawahan 3.056 18.420

5 Pekarangan 1.057 -

Sumber: Subang dalam angka (2010) ; Ket: - : tidak ada informasi

Untuk memperjelas alokasi ruang di atas, maka dilampirkan Peta

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Subang pada

Gambar 3.1 di bawah ini. Untuk kawasan Kelurahan/Desa Parung

Kecamatan Subang, Pemerintah Daerah merencanakannya sebagai

kawasan Hutan Produksi Terbatas, berdasarkan RTRW Kabupaten

Subang.

Page 21: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-9

Gambar 3.1. Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Subang (Sumber: Subang dalam angka (2010))

Page 22: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-10

3. Kawasan lainnya

Kawasan lainnya adalah kawasan yang bukan termasuk kawasan

lindung dan kawasan budidaya, melainkan kawasan yang tidak ada

pemiliknya atau yang ditelantarkan. Pada Tabel 3.9 ditampilkan informasi

mengenai kawasan lainnya yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang.

Tabel 3.9. Kawasan Lainnya

No Klasifikasi Luas (Ha) Keterangan

1 Semak belukar (yang

ditelantarkan oleh pemiliknya)

2.833

Bekas sawah/kebun

penduduk

2 Lahan terlantar (tidak jelas

pemiliknya)

1 Bekas sawah/kebun

penduduk

3 Lahan kritis 393 Tanah kering bekas

sawah/ kebun

4 Padang rumput 2 Tanah kering bekas

sawah/ kebun

Sumber: Subang dalam angka (2010)

D. KEANEKARAGAMAN HAYATI DAERAH

Keanekaragaman hayati daerah meliputi data bentang alam,

keanekaragaman ekosistem serta keanekaragaman spesies dan genetik.

Informasi untuk data bentang alam meliputi kondisi geofisik kawasan dan

sumberdaya air.

Page 23: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-11

1. Bentang Alam

Informasi bentang alam meliputi kondisi geofisik kawasan dan

sumberdaya air. Informasi tersebut dijelaskan berikut ini:

a. Kondisi Geofisik Kawasan

Kondisi geofisik kawasan meliputi informasi jenis tanah, batuan,

klimatologi dan topografi.

1). Jenis Tanah

Informasi jenis tanah di daerah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten

Subang ditampilkan pada Tabel 3.10 dan Gambar 3.2. berikut ini:

Tabel 3.10. Jenis Tanah

No Jenis Tanah Penyebaran Luas (Ha) Keterangan

1 Aluvial Blanakan, Legonkulon, Pusakanagara,

Pusakajaya, Sukasari, Pamanukan,

Compreng

20.517,7 Tanah humus dari endapan sungai,

subur

2 Andosol Sagalaherang, Jalan Cagak, Cisalak,

Ciater

10.258,85 Tanah abu gunung api

3 Glei Patokbesi, Ciasem, Tambakdahan,

Binong, Compreng

14.362,39 Tanah akibat drainase buruk, kurang

subur

4 Grumusol Subang, Dawuan, Kalijati 4.103,54 Tanah lempung, subur

5 Latosol Cipendeuy, Subang, Purwadadi,

Kalijati, Dawuan, Cijambe, Tanjung

Seng, Pagaden Barat, Ciater

143.623,87 Tanah merah, umur sudah tua,

kurang subur

6 Podsolik Pabuaran, Binong, Cikaum, Pagaden 10.258,85 Tanah kuarsa, kurang subur

7 Regosol Kasomalang, Jalancagak,

Sagalaherang, Ciater

2.051,77 Tanah mineral gunung api bentuk

butiran kasar, cocok untuk palawija,

padi, sayuran

Sumber: Subang dalam angka (2010)

Page 24: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-12

Gambar 3.2. Peta Tanah (Sumber: Subang dalam angka (2010))

Page 25: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-13

2). Batuan

Secara umum kondisi geologi di Kabupaten Subang dibagi menjadi

beberapa jenis batuan pembentuk tanah, yaitu Alluvium, Alluvium Fasies

Gunung Api, Plistosien Fasies, Sedimen dan Miosen Fasies Sedimen.

Jenis lain adalah batuan vulkanik yang terdiri dari Hasil Gunung Api Tak

Teruraikan dan Hasil Gunung Api Kwarter Tua.

Bahan galian yang telah dimanfaatkan, berupa pasir sungai, pasir

pantai, lempung/tanah liat dan sirtu. Pasir sungai, merupakan endapan

hasil sedimentasi masa kini (resen) karena itu endapan ini masih berada

di lingkungan sungai, terakumulasi di sekitar kelokan sungai dan di sekitar

muara sungai. Endapan sirtu, dapat dijumpai di dalam sungai atau di

bagian tepi sungai dengan cadangan yang cukup banyak. Pasir sungai ini

banyak diambil di antara lain sepanjang alur sungai, berwarna abu-abu

kecoklatan, berbutir halus-sedang bercampur dengan lanau dan lumpur.

Endapan sirtu dapat digunakan sebagai bahan agregat beton, untuk

urugan dan keperluan lainnya.

Jenis batuan di Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.11

dan Gambar 3.3. Jenis batuan di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan

Subang adalah jenis Plistosen fasies gunung api dan sedimen, yang

merupakan jenis batuan yang sudah tua terbentuk akibat letusan gunung

api.

Page 26: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-14

Tabel 3.11. Jenis Batuan

No Jenis Batuan Penyebaran Luas

(Ha)

Keterangan *

1 Alluvium Blanakan, Legonkulon,

Pusakanagara, Pusakajaya,

Sukasari, Pamanukan,

Compreng

69.292 Jenis batuan

dari aliran

sungai

2 Alluvium Fasies

Gunung Api

Sagalaherang, Kasomalang,

Cisalak, Tanjungsiang

12.097 Jenis batuan

dari aliran lahar

gunung api

3 Plistosen, fasies

gunung api

Pabuaran, Cikaum, Purwadadi,

Binong, Compreng, Pagaden,

Pagaden Barat, Cipeundey,

Cipunagara, Compreng, Cibogo,

Dawuan, Subang,

Serangpanjang, Cijambe,

Kasomalang, Kalijati

82.414 Jenis batuan

tersier hasil

vulkanisma

4 Plistosen, fasies

sedimen

Dawuan, Serangpanjang,

Subang, Cijambe, Cibogo,

Kalijati

12.530 Jenis batuan

tersier hasil

vulkanisma yang

sudah

tersedimentasi

5 Miosen, fasies

sedimen

Kalijati, Cipeundey, Cibogo 7.140 Jenis batuan

yang sangat tua

6 Batuan vulkanik,

hasil gunung api

tak teruraikan

Jalancagak, Caiter,

Tanjungsiang, Sagalaherang

9.225 -

7 Batuan vulkanik,

hasil gunung api

kwarter tua

Sagalaherang, Serangpanjang,

Ciater, Cisalak, Kasomalang,

Tanjungsiang

8.648 -

Sumber: Subang dalam angka (2010) ; Ket: - : tidak ada informasi

Page 27: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-15

Gambar 3.3. Jenis Geologi dan Sumberdaya Mineral

(Sumber: Subang dalam angka (2010))

3). Klimatologi

Secara umum wilayah Kabupaten Subang beriklim tropis dengan

curah hujan rata-rata per tahun 2.352 mm dengan jumlah hari hujan 100

Page 28: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-16

hari. Curah hujan di Kabupaten Subang berkisar 1.635 mm pertahun

dengan rata-rata hari hujan 100 hari. Iklim pesisir Kabupaten Subang

dipengaruhi oleh angin muson, dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 m

per detik. Peta curah hujan Kabupaten Subang ditampilkan pada Gambar

3.4. Di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang, curah hujan 2500-

4000 mm/tahun yang menunjukkan kondisi curah hujan yang relative

tinggi.

4). Topografi

Informasi topografi dari Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang

meliputi informasi kemiringan lahan dan ketinggian lahan. Informasi

tersebut ditampilkan pada Tabel 3.12 dan Gambar 3.5-3.6. Ketinggian

lahan di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang berada antara 100-

500 m dpl dengan kemiringan lahan berkisar 0-25%. Kondisi topografi ini

menunjukkan pemanfaatan lahan yang ada meliputi dataran rendah dan

bukit yang tidak terlalu tinggi yaitu Bukit Ranggawulung, yang berada di

belakang Hutan Kota Ranggawulung. Saat ini, bukit tersebut telah

dimanfaatkan oleh pihak swasta untuk penambangan pasir.

Tabel 3.12. Topografi

No Kelas Kelerengan* Luas (Ha) Penggunaan Lahan Dominan

1 0o-17o 165.793,03 Sawah, Kebun

2 18o-45o 21.827,32 Kebun

3 >45o 17.556,60 Hutan, Kebun

Page 29: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-17

Gambar 3.4. Peta Curah Hujan (Sumber: Subang dalam angka (2010))

Page 30: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-18

Gambar 3.5. Peta Kemiringan Lahan

(Sumber: Subang dalam angka (2010))

Page 31: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-19

Gambar 3.6. Peta Ketinggian (Sumber: Subang dalam angka (2010))

Page 32: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-20

b. Sumberdaya Air

Informasi sumberdaya air yang ada di Keluraha/Desa Parung

Kabupaten Subang meliputi daerah aliran sungai (DAS), danau/situ/mata

air dan rawa gambut.

1). Daerah Aliran Sungai (DAS)

Kabupaten Subang dilewati oleh 3 (tiga) Daerah ALiran Sungai

(DAS) besar yaitu DAS Ciasem, DAS Cipunagara dan DAS Cilamaya.

Namun, yang melewati Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang hanya

DAS Ciasem dan anak DAS Citarum, yaitu Sungai Cileuley. Informasi

sumberdaya air dari daerah aliran sungai (DAS) yang ada di ditampilkan

pada Tabel 3.13 berikut ini:

Tabel 3.13. Daerah Aliran Sungai (DAS)

No Nama DAS/

Sub-DAS

Panjang

Sungai/Anak

Sungai (km)*

Luas

Wilayah

DAS (Ha)

Debit Air

(m3/dtk)

Tipe

Ekosistem

Dominan

Pemanfaatan

1 Sub-DAS

Cileley

89,8

(6o35’13’’S

107o43’31’’ E)

9.324 200 Hutan,

Kebun,

Sawah

Air irigasi, air

baku PDAM

Kab.

Sumedang

2 DAS Ciasem 89,8

(6o35’13’’S

107o43’31’’ E)

101.162,50 663 Hutan,

Kebun,

Sawah

Air irigasi

Page 33: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-21

2). Danau/Waduk/Situ/Embung/Mata Air

Informasi sumberdaya air dari danau/situ/mata air yang ada di

Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.14

berikut ini:

Tabel 3.14. Danau/Waduk/Situ/Embung/Mata Air

No Nama Lokasi Luas

(Ha)

Volume

(m3)

Pemanfaatan

1 Mata Air Cekdam Desa Pasir

Kareumbi

0,0025 200 Sumber air

untuk sawah,

perkebunan

dan sumber air

minum

2 Mata Air Bron Desa Bron/Parung 0,008 16 Sumber air

minum

3 Mata Air Cekungan

Ranggawulung

Desa Parung - 4,57 juta Sumber air

dangkal

Ket: - : tidak ada informasi

3). Rawa/Gambut

Di wilayah Subang tidak ditemukan rawa atau gambut.

2. Keanekaragaman Ekosistem

Data dan informasi keanekaragaman ekosistem mencakup tipe

ekosistem, upaya perlindungan dan pelestarian, potensi dan manfaat

ekosistem dan ancaman terhadap ekosistem. Informasi keanekaragaman

Page 34: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-22

ekosistem di Kelurahan/Desa Parung Kecamatan Subang ditampilkan

pada Tabel 3.15 berikut ini:

Tabel 3.15. Keanekaragaman Ekosistem

No Tipe

Ekosistem

Upaya Perlindungan &

Pelestarian

Potensi dan Manfaat Ancaman

1 Hutan Reboisasi dengan

berbagai tanaman

pangan dan industry

Meningkatkan status

hutan menjadi hutan

lindung atau hutan

konservasi

Sumber oksigen bagi

area di sekitarrnya

Sumber plasma nutfah

Sumber perekonomian

masyarakat

Sebagai area wisata,

pendidikan dan

konservasi

Pengambilan

tanaman pohon

secara illegal oleh

masyarakat

Deforestrasi

Hilangnya plasma

nutfah yang

bernilai ekonomi

2 Kebun Pemilihan dan

pemakaian jenis tanaman

yang bernilai ekonomi

tinggi

Mendorong masyarakat

lokal untuk berkebun dan

menanam tanaman yang

dapat dimanfaatkan untuk

kebutuhan sehari-hari

Sumber pangan bagi

masyarakat

Hasil kebun menjadi

sumber ekonomi bagi

masyarakat

Alih fungsi

menjadi

pemukiman

Tumpang tindih

kawasan

3 Sawah Perbaikan sistem irigasi

dengan membangun

balong/kolam

penampungan air

Pemilihan varietas

tanaman pangan dan

produksi yang tahan

kekeringan, contoh

varietas padi gogo atau

tanaman serealia

Sumber pangan bagi

masyarakat

Hasil produksi menjadi

sumber ekonomi bagi

masyarakat

Pemanfaatan lahan

puso akibat kekeringan

dengan cara menanam

jenis serealia

Kekeringan

Kondisi iklim yang

tidak menentu (El-

Nino dan La Nina)

Tumpang tindih

kawasan

Page 35: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-23

3. Keanekaragaman Spesies dan Genetik

Data dan informasi keanekaragaman spesies dan genetik secara

umum ditampilkan pada Tabel 3.16 – 3.20, beserta analisis data dari

masing-masing jenis tumbuhan dan hewan yang ditemukan di Hutan Kota

Ranggawulung dan sekitarnya. Di wilayah Hutan Kota Ranggawulung,

tumbuhan bawah yang berperan atau berpengaruh terhadap komunitas

tumbuhan adalah Palem (Parajubaea sunkaha), Drewak (Microcos

paniculata) tingkat semai, Irengan (Eupatorium sp.), Bungur

(Lagerstroemia speciosa) tingkat semai, Mahoni (Swietenia macrophyla)

tingkat semai, dan Jambu (Syzigium sp.) tingkat semai. Hal ini terlihat

dari jumlah jenis-jenis tumbuhan tersebut yang berlimpah atau

mendominasi wilayah Hutan Kota Ranggawulung yang mengacu pada

nilai INP yang melebihi nilai 10%.

Tingkat keanekaragaman tumbuhan bawah di Hutan Kota

Ranggawulung adalah tinggi, dengan indeks Shannon Wiener (H’)

mencapai 3.26. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai jenis

tumbuhan dari berbagai family tumbuhan yang hidup di Hutan Kota

Ranggawulung. Kondisi ini harus terus dipertahankan untuk mendukung

konservasi plasma nutfah yang dimiliki wilayah Kecamatan Subang.

Kondisi yang hampir sama juga ditemukan di wilayah sekitar Hutan Kota

Ranggawulung, yaitu memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan H’

Page 36: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-24

mencapai 3.37. Jenis tumbuhan bawah yang dominan di sekitar Hutan

Kota Ranggawulung, yang ditandai dengan nilai INP≥10% yaitu:

Gelapangan (Eupatorium odoratum), Harendong (Melastoma affine),

Rembet (Mucuna bracteata), Jembret (Paederia scandens), Rumput

Gajah (Pennisetum purpureum), Jambu (Syzygium sp.), dan Bunga Pukul

8 (Turnera ulmifolia).

Page 37: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-25

Tabel 3.16. Analisis Data Tumbuhan Bawah di Hutan Kota Ranggawulung

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket

Bayam liar Amaranthus blitum 8 2 0.049 1.0 0.15385 1.802 2.814 3.26

Diversitas

Tinggi

Mangga Anacardyaceae 4 1 0.024 0.506 0.07692 0.901 1.407 U

Nanas Ananas cumosus 3 2 0.018 0.380% 0.15385 1.802 2.182

Palem Parajubaea sunkaha 57 4 0.349 7.215% 0.30769 3.604 10.819*

Palem Arecacetecu 5 2 0.031 0.633% 0.15385 1.802 2.435

Paku beunyeur Athyrium dilatatum 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U

Paku sayur Athyrium sp. 13 1 0.08 1.646% 0.07692 0.901 2.546 U

Binahong Binahong (ND) 4 1 0.024 0.506% 0.07692 0.901 1.407 U

Rumput

luwakan Brachiaria reptans 45 3 0.276 5.696% 0.23077 2.703 8.399

Harendong bulu Clidemia hirta 29 3 0.178 3.671% 0.23077 2.703 6.374

Drewak Microcos paniculata 85 10 0.521 10.759% 0.76923 9.009 19.769*

Dadap serep Erythrina subumbrans 1 1 0.006 0.127% 0.07692 0.901 1.027 L, U

Irengan Eupatorium sp 88 2 0.539 11.139% 0.15385 1.802 12.941*

Kacangan Mucuna bracteata 24 5 0.147 3.038% 0.38462 4.505 7.542

Bungur Lagerstroemia speciosa 57 6 0.349 7.215% 0.46154 5.405 12.621*

Lamtoro Leucaena leucocephala 30 6 0.184 3.797% 0.46154 5.405 9.203

Tutup putih Malothus sp. 14 3 0.086 1.772% 0.23077 2.703 4.475

Page 38: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-26

Lanjutan…..

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket

Mangga Mangifera sp. 18 4 0.11 2.278% 0.30769 3.604 5.882

Singkong Manihot utilissima 6 2 0.037 0.759% 0.15385 1.802 2.561

Harendong Melastoma affine 26 2 0.159 3.291% 0.15385 1.802 5.093

Putri malu Mimosa pudica 2 1 0.012 0.253% 0.07692 0.901 1.154 U

Jembret Paederia scandens 9 1 0.055 1.139% 0.07692 0.901 2.040 U

Pandan Pandanus sp. 8 2 0.049 1.013% 0.15385 1.802 2.814

Rumput gajah Pennisetum purpureum 21 1 0.129 2.658% 0.07692 0.901 3.559 U

Serehan Pipper aduncum 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U

Kopi-kopian Psikotria sp. 6 2 0.037 0.759% 0.15385 1.802 2.561

Paku pedang Pteris sp. 23 6 0.141 2.911% 0.46154 5.405 8.317

Angsana Pterocarpus indicus 3 1 0.018 0.380% 0.07692 0.901 1.281 U

Puret Puret (ND) 14 2 0.086 1.772% 0.15385 1.802 3.574

Rembet Mikania micrantha 5 1 0.031 0.633% 0.07692 0.901 1.534 U

Kopi-kopian Rubiaceae 14 3 0.086 1.772% 0.23077 2.703 4.475

Katuk Sauropus androgynus 1 1 0.006 0.127% 0.07692 0.901 1.027 L, U

Sidagori Sida rhombifoli 6 1 0.037 0.759% 0.07692 0.901 1.660 U

Bandotan Ageratum conyzoides 5 1 0.031 0.633% 0.07692 0.901 1.534 U

Rumput trki Cyperus flavidus 11 1 0.067 1.392% 0.07692 0.901 2.293 U

Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis 9 2 0.055 1.139% 0.15385 1.802 2.941

Page 39: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-27

Lanjutan….

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H' Ket

Mahoni Swietenia macrophyla 36 7 0.22 4.557% 0.53846 6.306 10.863*

Jambu Syzigium sp. 46 11 0.282 5.823% 0.84615 9.910 15.733*

Anggrung Trema orientalis 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U

Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia 7 1 0.043 0.886% 0.07692 0.901 1.787 U

Pulutan Urena lobata 2 1 0.012 0.253% 0.07692 0.901 1.154 U

Laban Vitex puberescens 13 1 0.08 1.646% 0.07692 0.901 2.546 U

Jahe-jahean Zingiber sp. 11 1 0.067 1.392% 0.07692 0.901 2.293 U

Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting

H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik

Page 40: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-28

Tabel 3.17. Analisis Data Tumbuhan Bawah di Sekitar (Luar) Hutan Kota Ranggawulung

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) H’ Ket

The-tehan Acalypha siamensis 33 1 0.08758 1.07 0.033333 0.39 1.46 3,37

Diversitas

Tinggi

U

Bandotan Ageratum conyzoides 60 3 0.159236 1.95 0.1 1.17 3.11

Bayam liar Amaranthus blitum 13 1 0.034501 0.42 0.033333 0.39 0.81 U

Nanas Anannas comosus 15 4 0.039809 0.49 0.133333 1.56 2.04

Sereh Andropogon nardus 3 1 0.007962 0.10 0.033333 0.39 0.49 U

Keladi Caladium sp. 15 2 0.039809 0.49 0.066667 0.78 1.27

Tempuyung kecil Sonchus arvensis 62 5 0.164544 2.01 0.166667 1.95 3.96

Paku beunyeur Athyrium dilatatum 39 3 0.103503 1.27 0.1 1.17 2.43

Paku sayur Athyrium sp. 12 2 0.031847 0.39 0.066667 0.78 1.17

Kentangan Borreria alata 12 1 0.031847 0.39 0.033333 0.39 0.78 U

Rumput luwak Brachiaria reptans 123 6 0.326433 3.99 0.2 2.33 6.33

Ketepeng Cassia alata 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U

Harendong bulu Clidemia hirta 57 2 0.151274 1.85 0.066667 0.78 2.63

Timunan Cucurbita sp. 35 3 0.092887 1.14 0.1 1.17 2.30

Rumput teki Cyperus flavidus 18 2 0.047771 0.58 0.066667 0.78 1.36

Derewak Derewak 17 4 0.045117 0.55 0.133333 1.56 2.11

Tapak liman Elephantopus scaber 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U

Dadap laut Erythrina cristagalli 28 3 0.07431 0.91 0.1 1.17 2.08

Page 41: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-29

Lanjutan….

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) Ket

Dadap serep Erythrina subumbrans 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U

Gelapangan Eupatorium odoratum 212 17 0.562633 6.88 0.566667 6.61 13.50*

Irengan Eupatorium sp. 58 3 0.153928 1.88 0.1 1.17 3.05

Akasia Acacia sp. 7 1 0.018577 0.23 0.033333 0.39 0.62 U

Bungur Lagerstroemia speciosa 14 2 0.037155 0.45 0.066667 0.78 1.23

Lamtoro Leucaena leucocephala 39 10 0.103503 1.27 0.333333 3.89 5.16

Tutup merah Macaranga tanarius 51 8 0.13535 1.66 0.266667 3.11 4.77

Tutup putih Malothus sp. 8 2 0.021231 0.26 0.066667 0.78 1.04

Singkong Manihot utilissima 56 8 0.14862 1.82 0.266667 3.11 4.93

Harendong Melastoma affine 320 19 0.849257 10.39 0.633333 7.39 17.78*

Kacangan Mikania micrantha 66 5 0.175159 2.14 0.166667 1.95 4.09

Rumput laut Mimosa pudica 95 4 0.252123 3.08 0.133333 1.56 4.64

Rembet Mucuna bracteata 209 15 0.554671 6.78 0.5 5.84 12.62*

Pisang Musa sp. 17 5 0.045117 0.55 0.166667 1.95 2.50

Jembret Paederia scandens 216 14 0.573248 7.01 0.466667 5.45 12.46*

Rumput gajah Pennisetum purpureum 200 10 0.530786 6.49 0.333333 3.89 10.38*

Sereh Piper aduncum 66 10 0.175159 2.14 0.333333 3.89 6.03

Rumput belulang Eleusine indica 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U

Merangan Pogonatherum crinitum 13 1 0.034501 0.42 0.033333 0.39 0.81 U

Page 42: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-30

Lanjutan…

Nama Lokal Nama Latin Jumlah

Individu

Kemunculan

Jenis K KR (%) F FR (%) INP (%) Ket

Glodogan Polyalthia longifolia 1 1 0.002654 0.03 0.033333 0.39 0.42 L, U

Paku pedang Pteris sp. 50 6 0.132696 1.62 0.2 2.33 3.96

Puret Puret 4 1 0.010616 0.13 0.033333 0.39 0.52 U

Kopi-kopian Psikotria sp. 23 1 0.06104 0.75 0.033333 0.39 1.14 U

Lidah mertua Sansivera sp. 20 1 0.053079 0.65 0.033333 0.39 1.04 U

Katuk Sauropus androgynus 42 8 0.111465 1.36 0.266667 3.11 4.48

Paku cakar ayam Selaginella sp. 62 2 0.164544 2.01 0.066667 0.78 2.79

Sidagori Sida rhombifoli 16 2 0.042463 0.52 0.066667 0.78 1.30

Pecut kuda Stachytarpheta jamaicensis 57 8 0.151274 1.85 0.266667 3.11 4.96

Mahoni Swietenia macrophyla 2 1 0.005308 0.06 0.033333 0.39 0.45 U

Jambu Syzygium sp. 133 19 0.352972 4.32 0.633333 7.39 11.71*

Anggrung Trema orientalis 42 5 0.111465 1.36 0.166667 1.95 3.31

Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia 269 10 0.713907 8.73 0.333333 3.89 12.62*

Pulutan Urena lobata 87 7 0.230892 2.82 0.233333 2.72 5.55

Laban Vitex pubescens 14 1 0.037155 0.45 0.033333 0.39 0.84 U

Jahe-jahean Zingiber sp. 60 3 0.159236 1.95 0.1 1.17 3.11

Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting

H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik

Page 43: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-31

Jenis pohon di wilayah Hutan Kota Ranggawulung sebagian besar

memiliki nilai INP≥10% yaitu sebanyak 67%. Jenis-jenis yang

mendominasi atau yang berperan dalam komunitas di Hutan Kota

Ranggawulung tersebut yaitu: Mahoni (Swietenia macrophylla), Bungur

(Lagerstroemia speciosa), Pinus (Pinus merkusii), Nangka (Artocarpus

integra Merr.), Jati (Tectona grandis), Nangka beurik (Artocarpus

chempeden), Rambutan (Nephelium lanacum), Mangga (Mangifera sp.),

Palem (Parajubae sunkha), Bambu (Bambusa multiplex), Kareumbi

(Homalanthus populneus), dan Drewak (Microcos paniculata). Jenis-jenis

tersebut dapat ditemukan dalam kondisi berkelompok atau secara tunggal

namun memiliki luas basal yang besar, seperti halnya jenis Palem, yang

ditemukan hanya 1 individu.

Kondisi dominansi jenis yang cukup banyak di Hutan Kota

Ranggawulung, menyebabkan tingkat keanekaragaman tumbuhan

menurun. Keanekaragaman jenis pohon di Hutan Kota Ranggawulung

termasuk kategori diversitas tingkat sedang, yaitu H’ = 2.43. Untuk itu

perlu ditingkatkan lagi penanaman jenis pohon di dalam Hutan Kota

Ranggawulung sehingga keanekaragamannya akan meningkat.

Kondisi yang sama juga terjadi di wilayah sekitar/luar Hutan Kota

Ranggawulung yang memiliki indeks keanekaragaman (H’) tingkat sedang

yaitu 2.44. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya dominansi beberapa

Page 44: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-32

pohon yang berada di sekitar Hutan Kota Ranggawulung, yaitu: Pinus

(Pinus merkusii), Jati (Tectona grandis), Jingjing (Paraserianthes

falcataria), Mahoni (Swietenia macrophylla), Angsana (Pterocarpus

indicus), Kayu Putih (Melaleuca cajupati), Waru (Hibiscus tiliaceus), Petai

(Parkia speciosa), Bungur (Lagerstroemia speciosa),Jengkol

(Pithecelobium jiringa), dan Nangka (Artocarpus integra Merr.). Jenis-

jenis pohon tersebut adalah yang berperan dalam komunitas di wilayah

tersebut, yang ditandai dengan nilai INP≥10%.

Page 45: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-33

Tabel 3.18. Analisis Data Pohon di Hutan Kota Ranggawulung

Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan

(ind/m2)

KR

(%) F FR (%) D

DR

(%)

INP

(%) H’ Ket

Mahoni Swietenia macrophylla 24 240.00 18.46 0.69 16.68 954.40 7.38 42.52* 2.43

Diversitas

sedang

Bungur Lagerstroemia speciosa 24 240.00 18.46 0.62 14.83 742.69 5.74 39.03*

Pinus Pinus merkusii 21 210.00 16.15 0.31 7.41 1442.80 11.15 34.72*

Nangka Artocarpus integra Merr. 9 90.00 6.92 0.38 9.27 908.75 7.02 23.21*

Jati Tectona grandis 4 40.00 3.08 0.15 3.71 1984.73 15.34 22.12*

Nangka beurik Artocarpus chempeden 6 60.00 4.62 0.31 7.41 1232.00 9.52 21.55*

Rambutan Nephelium lanacum 9 90.00 6.92 0.31 7.41 395.55 3.06 17.39*

Mangga Mangifera sp. 6 60.00 4.62 0.15 3.71 855.71 6.61 14.94*

Palem Parajubae sunkha 1 10.00 0.77 0.08 1.85 1429.62 11.05 13.67* L, U

Bambu Bambusa multiplex 8 80.00 6.15 0.15 3.71 331.49 2.56 12.42*

Kareumbi Homalanthus populneus 5 50.00 3.85 0.15 3.71 611.59 4.73 12.28*

Drewak Microcos paniculata 3 30.00 2.31 0.15 3.71 591.53 4.57 10.59*

Jambu kopo Syzygium cymosum 3 30.00 2.31 0.23 5.56 195.43 1.51 9.38

Waru Hibiscus tiliaceus 2 20.00 1.54 0.15 3.71 266.60 2.06 7.31

Alpukat mentega Persea americana 1 10.00 0.77 0.08 1.85 561.78 4.34 6.96 L, U

Jengkol, Gempol Pithecelobium jiringa 2 20.00 1.54 0.08 1.85 226.51 1.75 5.14 U

Angsana Pterocarpus indicus 1 10.00 0.77 0.08 1.85 109.00 0.84 3.47 L, U

Kaliandra Calliandra haematocephala 1 10.00 0.77 0.08 1.85 97.53 0.75 3.38 L, U

Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi; DR : Dominansi Relatif; INP : Indeks Nilai Penting

H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik

Page 46: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-34

Tabel 3.19. Analisis Data Pohon di Sekitar (Luar) Hutan Kota Ranggawulung

Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan

(ind/m2)

KR

(%) F

FR

(%) D DR (%) INP (%) H’ Ket

Pinus Pinus merkusii 47 1175.00 20.17 0.40 13.79 1280.79 8.99 42.96* 2.44

Diversitas

Sedang

Jati Tectona grandis 30 750.00 12.88 0.53 18.39 1100.47 7.73 38.99*

Jingjing Paraserianthes falcataria 50 1250.00 21.46 0.27 9.20 274.55 1.93 32.58*

Mahoni Swietenia macrophylla 24 600.00 10.30 0.27 9.20 279.81 1.96 21.46*

Angsana Pterocarpus indicus 1 25.00 0.43 0.03 1.15 2724.92 19.13 20.71* L, U

Kayu putih Melaleuca cajupati 4 100.00 1.72 0.07 2.30 1313.99 9.22 13.24*

Waru Hibiscus tiliaceus 14 350.00 6.01 0.17 5.75 145.37 1.02 12.78*

Petai Parkia speciosa 10 250.00 4.29 0.10 3.45 444.86 3.12 10.86*

Bungur Lagerstroemia speciosa 12 300.00 5.15 0.10 3.45 265.16 1.86 10.46*

Jengkol Pithecelobium jiringa 6 150.00 2.58 0.10 3.45 603.99 4.24 10.26*

Nangka Artocarpus integra Merr. 7 175.00 3.00 0.17 5.75 206.23 1.45 10.20*

Jalutung Dyera sp. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 911.55 6.40 7.98 L, U

Akasia Acacia auriculiformis 1 25.00 0.43 0.03 1.15 894.59 6.28 7.86 L, U

Karet hias Hevea brasiliensis 1 25.00 0.43 0.03 1.15 861.15 6.05 7.62 L, U

Pringgendani Bambusa multiplex 5 125.00 2.15 0.13 4.60 116.74 0.82 7.56

Jambu mede Anacardium occidentale L. 3 75.00 1.29 0.07 2.30 475.53 3.34 6.92

Rambutan Nephelium lanacum 4 100.00 1.72 0.07 2.30 358.88 2.52 6.53

Page 47: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-35

Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi; DR : Dominansi Relatif;

INP : Indeks Nilai Penting; H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik

Lanjutan.…

Nama Lokal Nama Latin Σ Individu Kerapatan

(ind/m2)

KR

(%) F

FR

(%) D DR (%) INP (%) H’ Ket

Kelapa Cocos nucifera 1 25.00 0.43 0.03 1.15 688.62 4.83 6.41 L, U

Pulai Alstonia scholaris 2 50.00 0.86 0.07 2.30 347.85 2.44 5.60

Flamboyan Delonix regia 1 25.00 0.43 0.03 1.15 535.35 3.76 5.34 L, U

Jambu kopo Syzygium cymosum 5 125.00 2.15 0.07 2.30 103.15 0.72 5.17

Nangga berit Artocarpus chempeden 2 50.00 0.86 0.07 2.30 118.87 0.83 3.99

Lamtoro Leucaena sp. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 121.1 0.85 2.43 L, U

Jambu klutuk Psidium guajava L. 1 25.00 0.43 0.03 1.15 71.66 0.50 2.08 L, U

Page 48: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-36

Jenis-jenis yang mendominasi atau yang berperan dalam

komunitas di Hutan Kota Ranggawulung dan sekitarnya (nilai INP≥10%)

yaitu: Walet Inchi (Collocalia linchi), Bondol Jawa (Lonchura

leucogastroides), Burung Madu Sriganti (Nectarinia jugularis), Cinenen

Pisang (Orthotomus sutorius), Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster),

dan Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis). Kondisi dominansi jenis yang

cukup banyak di Hutan Kota Ranggawulung, menyebabkan tingkat

keanekaragaman tumbuhan menurun. Keanekaragaman jenis pohon di

Hutan Kota Ranggawulung termasuk kategori diversitas tingkat sedang,

yaitu H’ = 2.69. Untuk itu perlu ditingkatkan pengamanan terhadap

keberadaan jenis-jenis burung tersebut, karena berpotensi ditangkap dan

diperdagangkan secara illegal.

Page 49: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-37

Tabel 3.20. Analisis Data Hewan di Hutan Kota Ranggawulung dan Sekitarnya

Nama Lokal Nama Latin Sum of

Individu

Count of

Individu F FR K KR D INP H' Ket

Wiwik kelabu Cacomantis merulinus 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292 2.69

Diversitas

Sedang

L, U

Bubut Alang-alang Centropus bengalensis 3 2 0.67 1.65 0.014 1.395 0.6078 3.048 U

Walet linchi Collocalia linchi 40 19 6.33 15.70 0.186 18.605 4.0392 34.307*

Cabai polos Dicaeum concolor 2 2 0.67 1.65 0.009 0.930 0.3333 2.583

U

Cabai jawa Dicaeum trochileum 4 4 1.33 3.31 0.019 1.860 0.6275 5.166

Pergam hijau Ducula aenea 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.6275 6.097

Cekakak jawa Halcyon cyanoventris 3 3 1.00 2.48 0.014 1.395 0.3137 3.875

Bondol jawa Lonchura leucogastroides 34 10 3.33 8.26 0.158 15.814 3.7549 24.078*

Bondol peking Lonchura punctulata 11 1 0.33 0.83 0.051 5.116 0.1471 5.943

U

Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis 14 10 3.33 8.26 0.065 6.512 1.7843 14.776*

Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps 5 5 1.67 4.13 0.023 2.326 0.7941 6.458

Cinenen pisang Orthotomus sutorius 20 11 3.67 9.09 0.093 9.302 3.2059 18.393*

Burung gereja erasia Passer montanus 4 3 1.00 2.48 0.019 1.860 0.5882 4.340

Pelanduk Pellorneum sp. 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292

L, U

Prenjak jawa Prinia familiaris 1 1 0.33 0.83 0.005 0.465 0.1667 1.292

L, U

Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster 22 13 4.33 10.74 0.102 10.233 2.5392 20.976*

Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier 3 3 1.00 2.48 0.014 1.395 0.4608 3.875

Page 50: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-38

Lanjutan…

Nama Lokal Nama Latin Sum of

Individu

Count of

Individu F FR K KR D INP H' Ket

Merbah belukar Pycnonotus plumosus 8 5 1.67 4.13 0.037 3.721 0.9216 7.853

Tekukur biasa Streptopelia chinensis 13 10 3.33 8.26 0.060 6.047 1.8039 14.311*

Cekakak Sungai Todirhampus chloris 5 3 1.00 2.48 0.023 2.326 0.7745 4.805

Cekakak Suci Todirhampus sanctus 3 2 0.67 1.65 0.014 1.395 0.4412 3.048

U

Gemak loreng Turnix susciator 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.9216 6.097

Kacamata biasa Zosterops palpebrosus 6 4 1.33 3.31 0.028 2.791 0.6471 6.097

Keterangan: K : Kerapatan; KR : Kerapatan Relatif; F: Frekuensi; FR : Frekuensi Relatif; D : Dominansi

INP : Indeks Nilai Penting; H’ : Indeks Shannon Wiener (Indeks Keanekaragaman); L : Langka; U : Unik

Page 51: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-39

Selanjutnya, keanekaragaman spesies dan genetic dibedakan atas

jenis liar yang belum bernilai ekonomi atau belum diperdagangkan secara

eknomi pasar dan jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya atau

sudah diperdagangkan secara ekonomi pasar.

a. Jenis liar yang belum bernilai ekonomi (belum diperdagangkan secara

ekonomi pasar).

Informasi jenis liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di

Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi jenis di daratan dan

perairan, baik untuk tumbuhan maupun satwa/hewan. Informasi yang

diberikan berupa nama ilmiah, persebaran geografis, status, status

perlindungan dan habitat.

1). Daratan

a). Tumbuhan

Informasi jenis tumbuhan liar yang belum bernilai ekonomi yang

ada di daratan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang

ditampilkan pada Tabel 3.21 dan Tabel 3.22 berikut ini:

Page 52: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-40

Tabel 3.21. Jenis Tumbuhan Daratan (Tumbuhan Bawah) yang Belum Bernilai Ekonomi

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

1 Anggrung Trema

orientalis

Jawa, Bali, Nusa

Tenggara, Maluku,

Papua Barat

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

sampai ketinggian

2000 mdpl

pewarna alami

2 Bayam liar Amaranthus

sp.

Amerika Selatan,

Sumatera, Jawa,

Papua, Asia

Tenggara

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis makanan, obat

3 Bunga pukul 8 Turnera

ulmifolia

Hindia barat Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

ketinggian 10-250

mdpl

obat reumatik,

pembengkakan

prostat, gangguan

disfungsi ereksi

4 Bungur Lagerstroemia

speciosa

Puerto rico, Jawa,

Sumatera

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis Pemanfaatan kayu

5 Gelapangan Eupatorium

doratum

Amerika serikat,

puerto rico,

florida,argentina,

jawa

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis obat luka

Page 53: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-41

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

6 Glodogan Polyalthia

longifolia

Amerika, jawa,

sumatera

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis Kayu untuk bahan

bangunan

7 Harendong bulu Clidemia hirta Amerika utara,

Amerika selatan,

Jawa

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

pada ketinggian 5-

1350 mdpl

obat diare

8 Irengan Eupatorium sp. Amerika selatan,

Sumatera, Jawa, Sri

lanka, Thailand

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan,

rawa, lahan basah,

padang rumput

mencegah erosi

lahan, peluruh air

seni

9 Jahean Zingiber sp. Indonesia, Asia

tenggara, India,

Malaya, Cina

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

sampai ketinggian

900 mdpl

oba sakit kepala,

masuk angin, batuk,

rematik, kolera,

keseleo, memar

10 Jambret Paederia

scandens

China, Jepang,

Korea, Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

sampai ketinggian

1500 mdpl

obat sakit lambung,

sakit usus, rematik,

sakit telinga, kurap

11 Jambu Klutuk Psidium

guajava

Ameika, Asia

tenggara, indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan tropis

sampai ketinggian

1500 mdpl

obat diare, demam

berdarah

Page 54: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-42

Lanjutan....

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

12 Jambu kopo Syzygium

littorale

Jawa, Bali, Nusa

Tenggara, Maluku,

Papua Barat

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan tropis Kayu untuk bahan

bangunan

13 Kacangan Mucuna

bracteata

Indonesia, Asia

Tenggara

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataaran

rendah sampai

ketinggian 300 mdpl

pupuk hijau

14 Katuk Sauropus

androgynus

Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi Hutan sampai

ketinggian 5-1300

mdpl

Zat pewarna

makanan

15 Keladi Caladium sp. Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi hutan dataran rendah Tanaman hias

16 Ketepeng Cassia alata Indonesia, Australia,

Afrika

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah obat panu, kurap,

sembelit, cacingan

17 Lamtoro Leucaena

leucocephala

Guatemala, Salvador,

Hondura, Asia

tenggara, Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah

sampai ketinggian

1000 mdpl

kayu bakar, pakan

ternak, sayuran

18 Mahoni Swietenia

macrophylla

Amerika selatan,

India, Indonesia,

Filipina, Sri Lanka

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan hujan

mencapai ketinggian

1500 mdpl

kayu sebagai bahan

bangunan

Page 55: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-43

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

19 Melastoma Melastoma

affine

Asia Tenggara, Jawa,

Sumatera dan

Lombok

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Pegunungan

pada ketinggian

1000-2500 mdpl

Tanaman hias,obat

20 Paku beunyer Athyrium

dilatatum

Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan makanan

21 Paku cakar ayam Selaginella sp. Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

mencapai ketinggian

1500 mdpl

obat eksim, obat

demam

22 Paku pedang Pteris sp. Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan tanaman hias

23 Paku sayur Athyrium

macrocarpum

Sumatera, Jawa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan makanan

24 Pecut kuda Stachytarpheta

jamaicensis

Amerika, Asia

Selatan, Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

pada ketinggian 1-

1500 mdpl

obat rematik, radang

hepatitis, radang,

batuk

25 Pulutan Urena lobata Sumatera, Jawa,

Nusa Tenggara,

Maluku

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

mencapai ketinggian

1600 mdpl

obat demam, luka,

sakit gigi, ramatik,

radang usus

Page 56: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-44

Lanjutan...

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

26 Putri malu Mimosa pudica Asia Tenggara, India,

Afrika, Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah

pada ketinggian 1-

1200 mdpl

obat penenang,

peluruh dahag,

peluruh kencing, obat

batuk, anti radang

27 Rembet 2 Mikania

micrantha

Asia, Australia,

Amerika, Sumatera,

Jawa

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah pakan ternak

28 Kentangan Borreria alata Asia, Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi

Hutan Dataran

rendah

pakan ternak

29 Rumput Gajah Pennisetum

purpureum

Afrika, Asia,

Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi lahan pertanian,

hutan pegunungan

mencapai ketinggian

900 mdpl

pakan ternak

Page 57: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-45

Lanjutan...

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

30 Rumput luwakan Brachiaria

reptans

Afrika, Australia,

Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan pegunungan

mencapai ketinggian

1200 mdpl

pakan ternak

31 Sansivera sp Sansivera sp. Amerika, Eropa Introduksi Tidak Dilindungi Hutan, dataran

rendah

Tanaman hias

32 Serehan Piper aduncum Amerika utara,

Amerika selatan,

Jawa

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan Hujan Tropis

pada ketinggian 0-

1200 mdpl

obat bisul dan obat

luka

33 Sidagori Sida rhombifoli Sumatera, Jawa,

Nusa Tenggara,

Maluku

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah

ketinggian mencapai

1450 mdpl

obat asam urat

34 Bendotan Ageratum

conyzoides

Afrika, Asia tenggara,

Australia, Amerika

serikat

Introduksi Tidak Dilindungi di sawah yang

mengering, ladang,

pekarangan, tepi

jalan, tanggul, tepi air,

dan semak belukar

pereda demam,

antitoksik, herbisida

alami,

Page 58: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-46

Lanjutan...

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran

Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

35 Talas Colocasia sp. Asia tenggara, asia

tengah bagian

selatan, India Barat,

Afrika Barat dan

Utara

Introduksi Tidak Dilindungi Tanah basah, tanah

beririgasi, dapat

tumbuh dari pantai

sampai ketinggian

1800 m dpl. D

Tanaman pangan

36 Tapak liman Elephantopus

scaber

Asia, Indonesia

(Sumatera, Jawa,

Madura)

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah

sampi ketinggian

1200 mdpl

antibiotik, anti

radang, peluruh

dahak, penawar

racun

37 Teh-tehan Acalypha

siamensis

Australia, Tiongkok,

Afrika Selatan, dan

beberapa Oceania

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan cemara kering,

tumbuh di batu kapur

400 dpl.

pagar hidup,

Mengobati demam

dan penyakit renosis,

penyembuh luka.

38 Teki Cyperus

flavidus

Asia, Indonesia

(Sumatera, Jawa)

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataaran

rendah sampai

ketinggian 2100 mdpl

pakan ternak

Page 59: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-47

Lanjutan…

39 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia,

India, Srilanka

introduksi Tidak Dilindungi di Hutan dengan

ketinggian 1000m

Obat sariawan dan

sukar kencing atau

perut kembung pada

anak

40 Timunan Cucurbita sp. Asia Selatan, Asia

Tenggara, Indonesia

Introduksi Tidak Dilindungi Hutan dataran rendah pakan ternak

41 Tutup merah Macaranga

tanarius

Australia, Brunei,

China, Indonesia,

Japan, Laos,

Malaysia, Myanmar,

Pilipina, Taiwan.

Introduksi Tidak Dilindungi di lembah terganggu

0-220m, didekat

permukaan laut >

4.400

bahan obat

42 Tutup putih Malothus

molccanus

Asia,Indonesia Introduksi Tidak Dilindungi hutan dataran rendah pakan ternak

43 Laban Vitex

pubescens

Bangladesh,

Cambodia, India,

Indonesia, Laos,

Malaysia, Myanmar,

Philippines, Sri

Lanka, Thailand,

Vietnam, Guatemala.

Introduksi tidak dilindungi Hutan dataran rendah

terutama di habitat

terbuka, hutan

sekunder dan tepi

sungai.

tanaman industri

Page 60: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-48

Tabel 3.22. Jenis Tumbuhan Daratan (Pohon) yang Belum Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

1 Akasia Acacia

auriculiformis

Kepulauan Kei, Papua

Nugini dan Australia

Utara

Introduksi Dilindungi Dapat tumbuh di tempat-

tempat dengan ketinggian

600 mdpl

Digunakan sebagai

tanaman penghijauan di

Indonesia, sebagai kayu

bakar

2 Angsana Pterocarpus

indicus

Sumatera, Jawa, Maluku,

Ternate, Filipina,

Thailand, Laos, Burma

Terancam Dilindungi Tumbuh dan tersebar di

hutan-hutan hingga

ketinggian 500 mdpl, di rawa

pantai, di sepanjang aliran

sungai pasang surut

Digunakan sebagai obat

sakit gigi (getahnya),

daun untuk obat sakit

panas

3 Jalutung Dyera sp. Indomalaya, Afrika

Selatan, Madagaskar,

Australia Utara, Amerika

Intoduksi - Di kawasan tropis, hutan

hujan tropis,

Getah untuk bahan baku

permen karet

4 Bungur Lagerstroemia

speciosa

India, Burma, Sri Langka,

malaya, Cina Selatan

dan Australia bagian

utara

Introduksi Dilindungi Pada ketinggian 800 mdpl,

di hutan campuran, hutan

sekunder, dan sepanjang

tepi sungai

Digunakan sebagai

tanaman hias jalanan,

bahan pembuat perahu,

kulit kayu digunakan

sebagai obat

Page 61: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-49

Lanjutan….

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

5 Drewak Microcos

paniculata

Cina, Asia Timur, Asia

Selatan

Berlimpah - Tropis Kayu untuk bahan

bangunan, daunnya

untuk herbal

6 Flamboyan Delonix regia India, Vietnam,

Guatemala, Amerika

Serikat, Australia

Terancam Dilindungi Sebagian besar tersebar di

wilayah tropis dan subtropis

Kayu digunakan sebagai

bahan bakar, bunga

untuk produksi pakan

lebah

7 Gempol,

Jengkol

Pithecellobium

jiringa

Sumatera, Jawa,

Sulawesi, Maluku, Nusa

Tenggara sampai Irian

jaya

Introduksi Tidak

dilindungi

Dapat tumbuh di hutan

primer, di belukar, dan di

perkebunan gula

Digunakan untuk

konstruksi ringan, bahan

bangunan, bahan

pembuat perahu, pulp

dan kertas

8 Jambu kopo Syzygium

cymosum

Jawa, Bali, Nusa

Tenggara, Maluku,

Papua Barat

Asli Tidak

dilindungi

Tumbuh di hutan hujan

tropis

Daun muda untuk

lalapan, buahnya bisa

dimakan

9 Kaliandra Calliandra

haematocephala

Negara asal tidak

diketahui

Introduksi Tidak

dilindungi

Di jawa dapat dijumpai

tumbuh pada ketinggian

antara 5-1200 m, tahan

terhadap sinar matahari

Digunakan sebagai

tanaman hias,

penghijauan, pagar hidup

Page 62: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-50

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

10 Kareumbi Homalanthus

populneus

Muangthai, Filipina,

Malaysia, Indonesia

(kecuali Irian dan Papua

Nugini), sampai

Kepulauan Bismark

Introduksi Tidak

dilindungi

Dapat tumbuh di hutan

tebangan, hutan sekunder

dan hutan pinggir sungai, di

dataran rendah sampai ±

2000 mdpl

Digunakan sebagai kayu

bakar, pepagan (kulit

kayu) nya digunakan

sebagai zat pewarna

hitam, daun sebagai obat

demam

11 Kayuputih Melaleuca

cajupati

Australia Utara

(Queensland, Northern

Territory), Australia

Barat, Asia, Indonesia,

Malaysia, Thailand dan

Vietnam

Introduksi Dilindungi Ditemukan di daerah pesisir

tropis lembab panas,

dataran rendah pesisir rawa

Digunakan sebagai

bahan dasar minyak kayu

putih

12 Lamtoro Leucaena sp. Guatemala, Salvador,

Hondura, Asia Tenggara,

Indonesia

Introduksi Tidak

dilindungi

Tumbuh baik di daerah

dengan ketinggian 800 mdpl,

di hutan campuran, hutan

sekunder, hutan jati dan

sepanjang tepi sungai

Biji untuk sayuran, daun

untuk pakan ternak

Page 63: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-51

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

13 Mahoni Swietenia

macrophylla

Bolivia, Brazil, Colombia,

Costa Rica, El Salvador,

Guatemala, Mexico,

Panama, Peru, Saint

Lucia, Saint Vincent dan

Venezuela.

Introduksi Dilindungi Tumbuh pada zona yang

lembab dan menyebar luas

secara alami

Obat diabetes (kulit

batang dan buahnya),

kayu sebagai bahan

mebel

14 Nangka

beurit

Artocarpus

chempeden

Birma, Siam, Malaya

sampai Palawan

(Filipina)

Asli Tidak

dilindungi

Umumnya tumbuh liar di

hutan tanah rendah sampai

ketinggian 1500 mdpl

Digunakan sebagai

bahan untuk pembuatan

tiang rumah dan perahu,

kayu lapis, papan dinding

15 Palem Parajubae

sunkha

Di daerah tropika Introduksi Dilindungi Di daerah pantai

16 Pinus Pinus merkusii Birma, Muangthai,

Kamboja, Laos, Vietnam

sampai Sumatera (Aceh,

Jambi)

Introduksi Dilindungi Dapat tumbuh di hutan

primer, lahan terbuka,

seperti tanah longsor dan

kebakaran, pada ketinggian

500-2000 mdpl

Digunakan untuk bahan

bangunan perkakas,

tripleks, papan dan korek

api, serat kayu untuk

kertas, bubur kayu

Page 64: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-52

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

17 Pringgendani Bambusa

multiplex

Cina dan Jepang Asli Tidak

dilindungi

Dapat tumbuh di dataran

rendah maupun di daerah

pegunungan dengan

ketinggian 2000 mdpl

Sebagai pagar hidup,

batang untuk tangkai kail,

kerajinan payung,

sayuran

18 Pule Alstonia

scholaris

India, Sri Langka,

Malaysia, Indonesia

sampai Australia

Introduksi Dilindungi Hidup berkelompok di hutan

campuran atau hutan jati,

terutama di tempat lembab,

dan jarang ditemukan di

tempat kering

Digunakan sebagai

tanaman hias, kayu

diunakan sebagai

keperluan alat-alat

sekolah, kayu lapis, peti,

ukiran, korek api, alat

gambar, papan

19 Waru Hibiscus

tiliaceus

Indonesia, Oseania,

Australia

Introduksi Tidak

dilindungi

Asli tanaman tropika Digunakan sebagai kayu

bahan bangunan, kayu

bakar, dan daunnya

untuk pakan ternak

Page 65: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-53

b). Satwa

Informasi jenis satwa liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di

daratan wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan

pada Tabel 3.23 -Tabel 3.25 berikut ini:

Page 66: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-54

Tabel 3.23. Jenis Satwa Daratan (Burung) yang Belum Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Famili Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan

1 Burung gereja

erasia

Passer

montanus

Ploceidae Erasia, India, Cina,

Asia Tenggara,

Semenanjung

Malaysia, Sumatera,

Jawa, Bali

Berlimpah Lahan

pertanian,

pekarangan,

kota, desa

Tidak

dilindungi

Page 67: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-55

Tabel 3.24. Jenis Satwa Daratan (Herpetofauna) yang Belum Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan

1 Bunglon Bronchocela cristatella India, Asia Tenggara, Filipina,

Indonesia, P. Irian

Berlimpah Kebun, pekarangan,

hutan terbuka

Tidak

dilindungi

2 Kodok puru hutan Bufo bipocartus Jawa, Bali, Lombok, Sumatera,

Sulawesi

Berlimpah Hutan primer, hutan

sekunder

Tidak

dilindungi

3 Kodok puru kerdil Bufo parvus Jawa, Sumatera, Semenanjung

Malaysia

Berlimpah Tepi hutan, taman Tidak

dilindungi

4 Kadal kebun Mabuya multifasciata India, Asia Tenggara, Cina

Selatan, Semenanjung

Malaysia, Sumatera,

Kalimantan, Jawa, Bali, Filipina,

P. Irian

Berlimpah Semak dan padang

rumput terbuka, kebun,

pekarangan, sawah

Tidak

dilindungi

5 Percil jawa Microhyla achatina Jawa Endemik di

Jawa

Hutan primer, hutan

sekunder

Tidak

dilindungi

6 Katak pohon

bergaris

Polypedates leucomystax India, Cina Selatan, Indo-Cina,

Filipina, Jawa, Bali, Sulawesi,

Nusa Tenggara, Irian Jaya

Berlimpah Rawa, hutan sekunder Tidak

dilindungi

Page 68: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-56

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan

7 Kongkang kolam Rana chalconota Lampung, Sumatera Selatan,

Jawa, Bali

Berlimpah Habitat manusia di dekat

air, genangan air, kolam

Tidak

dilindungi

8 Kodok buduk,

Kodok puru

Bufo melanostictus tersebar luas di kota besar di

Jawa dan Bali

Berlimpah selalu berada di dekat

hunian manusia

Tidak

dilindungi

9 Katak tegalan Vejervarya limnocharis Jawa Berlimpah menghuni sawah dan

padang rumput dataran

rendah

Tidak

dilindungi

10 Katak Sawah,

Katak Hijau

Vejervarya cancrivora Jawa Berlimpah Hidup di sawah dan rawa Tidak

dilindungi

11 Cicak Pohon Hemidactilus frenatus Sumatera, Jawa, Bali,

Kalimantan, Sulawesi hingga

Papua

Berlimpah batang pohon, dan

pemukiman

Tidak

dilindungi

12 Hap-hap, Kadal

terbang

Draco sp Tersebar di seluruh pulau jawa Berlimpah Batang pohon di semak

dan hutan dan dinding

rumah

Tidak

dilindungi

Page 69: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-57

Tabel 3.25. Jenis Satwa Daratan (Mamalia) yang Belum Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan

1 Tupai kekes Tupaia javanica Jawa, Bali, Sumatera Berlimpah Hutan terbuka, perkebunan Tidak dilindungi

Page 70: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-58

2). Perairan

a). Tumbuhan

Informasi jenis tumbuhan liar yang belum bernilai ekonomi yang

ada di perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang

ditampilkan pada Tabel 3.26.

b). Satwa

Informasi jenis satwa liar yang belum bernilai ekonomi yang ada di

perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang tidak ada

dan tidak ditemukan saat observasi.

b. Jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya (sudah diperdagang-

kan secara ekonomi pasar)

Informasi jenis liar yang sudah diketahui nilai ekonominya yang ada

di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi jenis di daratan

dan perairan, baik untuk tumbuhan maupun satwa/hewan.

Page 71: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-59

1). Daratan

a). Tumbuhan

Informasi jenis tumbuhan liar yang sudah diketahui nilai

ekonominya yang ada di daratan wilayah Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.27 dan Tabel 3.28 berikut:

Page 72: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-60

Tabel 3.26. Jenis Tumbuhan Perairan yang Belum Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan Keterangan

1 Teratai Nymphaea alba Daerah tropis sampai

sub tropis

- Perairan dangkal

dan tenang

Tidak dilindungi -

Tabel 3.27. Jenis Tumbuhan Daratan (Tumbuhan Bawah) yang Sudah Bernilai Ekonomi

No Nama

Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografis Status

Status

Perlindungan Habitat Keterangan

1 Nanas Anannas sp. Amerika selatan, Filipina,

Malaysia, Indonesia

Introduksi Tidak

Dilindungi

Hutan dataran rendah Makanan, bahan

pakaian, pewarna alami

2 Pisang Musa sp. Indonesia Introduksi Tidak

Dilindungi

Hutan dataran rendah

sampai ketinggian

2200 mdpl

makanan, pewarna

alami

3 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi Tidak

Dilindungi

Hutan pegunungan

pada ketinggian 200-

1000 mdpl

mencegah erosi tanah,

rehabilitasi lahan kritis,

obat nyamuk

4 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India

dan Tiongkok.

Introduksi Tidak

Dilindungi

Tanaman pangan

Page 73: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-61

Tabel 3.28. Jenis Tumbuhan Daratan (Pohon) yang Sudah Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

1 Alpukat mentega Persea americana Berasal dari Meksiko,

Amerika Tengah dan

Selatan, menyebar ke

Indonesia, Brazil, Afrika

Selatan dan Australia

Introduksi Tumbuh pada iklim

subtropis

Buah dapat dimakan

2 Jambu biji Psidium guajavaL. Berasal dari Amerika

tropik, Sumatera, Jawa,

Nusa Tenggara,

Sulawesi, Maluku

Asli Tidak

dilindungi

Dapat tumbuh pada

tanah yang gembur

maupun liat, tempat

terbuka dan

mengandung air, pada

ketinggian 1-1200

mdpl

Buah dapat dimakan,

daun untuk

pengobatan

3 Jambu mede Anacardium

occidentale L.

Jawa, Sumatera, Nusa

Tenggara, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku,

Introduksi Tidak

dilindungi

Tumbuh di daerah

tropik dan ditemukan

pada ketinggian

antara 1-1200 mdpl

Digunakan untuk

bahan bangunan,

peralatan rumah

tangga, daun untuk

lalap, buah dapat

dimakan

Page 74: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-62

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

4 Jati Tectona grandis India, Myanmar, Laos,

Kamboja, Thailand,

Indochina sampai ke

Jawa

Introduksi Dilindungi Tumbuh di hutan-

hutan gugur

Untuk membuat

furniture dan ukir-

ukiran, mebel taman,

mebel interior,

kerajinan, panel dan

anak tangga berkelas

5 Jeungjing/Sengon Paraserianthes

falcataria

Sumatera, Sunda, Jawa,

Maluku, Malaysia Barat,

Inggris, Amerika Serikat,

Perancis, Spanyol, Italia,

Srilangka, India

Introduksi

ternaturalisasi

- Dapat tumbuh di dekat

perkampungan, tepi

jalan, tepi sungai,

ladang, perkebunan,

maupun di tegalan

Untuk bahan

bangunan ringan,

papan, pagar, ting

bangunan, peti

sabun, perabotan

rumah tangga, pulp,

kertas

6 Karet Hevea brasiliensis Bolivia, Brazil, Colombia,

Peru

Venezuela,Indonesia

Introduksi - Tumbuh di hutan

hujan tropis cemara

Amazon, di daerah

berkala banjir, berada

di lantai tengah hutan

tropis yang lembab

Kayu digunakan

untuk bahan bakar,

produksi arang

Page 75: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-63

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

7 Kelapa Cocos nucifera Brunei, Kamboja,

Indonesia, Laos,

Myanmar, Malaysia,

Filipina, Singapura,

Thailand, Vietnam

Introduksi - Dapat tumbuh di

daerah pesisir daerah

tropis, dan subtropis

Buah dapat dimakan,

kayunya dapat

dijadikan senagai

bahan bangunan

8 Mangga Limus Mangifera sp. Semenanjung Malaya,

Sumatera, Borneo,

Indocina

Introduksi Terancam Hutan dan kebun Buah dapat dimakan

9 Nangka Artocarpus integra

Merr

India, dan tersebar

diseluruh daerah tropika

Introduksi - Tumbuh pada dataran

rendah sampai

pegunungan dengan

ketinggian 1000 mdpl,

daerah lembab

maupun kering

Sayuran, buah-

buahan

10 Petai Parkia speciosa Malesia Barat

(Semenanjung Malaysia,

Sumatera, Kalimantan

dan Jawa)

Introduksi - Tumbuh baik di

dataran rendah hingga

ketinggian 1000 mdpl

Untuk papan rumah

dan kayu bakar, daun

digunakan sebagai

lalab dan sayur

Page 76: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-64

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

11 Rambutan Nephelium

lanacum

Berasal dari daerah

kepulauan di asia

Tenggara, Afrika,

Kamboja, Amerika

Tengah, India,

Indonesia, Malaysia, Sri

Langka

Introduksi

ternaturalisasi

- Tumbuh pada suhu

tropika hangat (suhu

rata-rata 25 derajat

Celcius)

Buah dapat dimakan

Page 77: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-65

b). Satwa

Jenis satwa liar yang ada di daratan wilayah Keluraha/Desa Parung

Kabupaten Subang dan sudah diketahui nilai ekonominya ditampilkan

pada Tabel 3.29 dan Tabel 3.30.

2). Perairan

a). Tumbuhan

Informasi jenis tumbuhan liar yang sudah bernilai ekonomi yang

ada di perairan wilayah Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang

ditampilkan pada Tabel 3.31.

b). Satwa

Informasi jenis satwa liar yang sudah bernilai ekonomi yang ada di

perairan wilayah Keluraha/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan

pada Tabel 3.32.

Page 78: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-66

Tabel 3.29. Jenis Satwa Daratan (Burung) yang Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

1 Wiwik kelabu Cacomantis

merulinus

India Timur, Cina

Selatan, Kalimantan,

Sumatera, Jawa, Bali,

Sulawesi, Filipina

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, hutan

sekunder, lahan garapan,

kota, desa

Hewan

peliharaan

2 Bubut alang-alang Centropus

bengalensis

India, Cina, Asia

Tenggara, Filipina,

Kalimantan, Sumatera,

Jawa, Bali, Sulawesi,

Maluku, Nusa Tenggara

Berlimpah Tidak dilindungi Belukar, payau, daerah

berumput terbuka, padang

alang-alang

Hewan

peliharaan

3 Walet linchi Collocalia linchi Semenanjung Malaysia,

Sunda Besar, Lombok

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka,

perkebunan, lahan

garapan, desa, kota

Hewan

peliharaan

4 Cabai polos Dicaeum

concolor

India, Cina Selatan, Asia

Tenggara, Semenanjung

Malaysia, Sunda Besar

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan perbukitan,

tumbuhan sekunder, lahan

pertanian

Hewan

peliharaan

5 Cabai jawa Dicaeum

trochileum

Sumatera, Kalimantan,

Jawa, Bali, Lombok

Berlimpah Tidak dilindungi Pekarangan, daerah

terbuka, kota, daerah

pantai, hutan mangrove

Hewan

peliharaan

Page 79: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-67

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

6 Pergam hijau Ducula aenea India, Cina Selatan, Asia

Tenggara, Filipina,

Sunda Besar, Nusa

Tenggara, Sulawesi

Terancam Tidak dilindungi Hutan dataran rendah,

hutan mangrove

Hewan

peliharaan

7 Cekakak jawa Halcyon

cyanoventris

Jawa, Bali Endemik di

Jawa dan Bali

Tidak dilindungi Lahan terbuka di dekat air

bersih

Hewan

peliharaan

8 Elang hitam Ictinaetus

malayensis

India, Cina Tenggara,

Asia Tenggara, Sulawesi,

Maluku dan Sunda Besar

Berlimpah Dilindungi dataran rendah dan hutan

perbukitan (ketinggian

1.400 m- 3.000 m)

Hewan

peliharaan

9 Bentet kelabu Lanius schach Iran samapi Cina, India,

Asia Tenggara,

Semenanjung Malaysia,

Filipina, Sunda Besar

dan Nusa Tenggara

sampai Irian

Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka,

perkebunan teh, dan

perkebunan cengkeh,

(menetap sampai

ketinggian 1.600 m)

Hewan

peliharaan

10 Bondol jawa Lonchura

leucogastroides

Sumatera, Jawa, Bali,

Lombok

Berlimpah Tidak dilindungi Lahan pertanian, lahan

berumput alami

Hewan

peliharaan

Page 80: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-68

Lanjutan...

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

11 Bondol peking Lonchura

punctulata

India, Cina, Filipina, Asia

Tenggara, Semenanjung

Malaysia, Sunda Besar,

Nusa Tenggara,

Sulawesi

Berlimpah Tidak dilindungi Padang rumput terbuka di

lahan pertanian, sawah,

kebun, semak sekunder

Hewan

peliharaan

12 Burung Madu

Sriganti

Nectarinia

jugularis

Cina, Asia Tenggara,

Filipina, Semenanjung

Malaysia, Indonesia, P.

Irian, Australia

Berlimpah Tidak dilindungi Pekarangan, semak pantai,

hutan mangrove

Hewan

peliharaan

13 Cinenen kelabu Orthotomus

ruficeps

Palawan, Semenanjung

Malaysia, Sunda Besar

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, pinggir

hutan, hutan mangrove,

semak-semak tepi pantai,

kebun, tumbuhan

sekunder, rumpun bambu

Hewan

peliharaan

14 Cinenen pisang Orthotomus

sutorius

India, Cina, Asia

Tenggara, Semenanjung

Malaysia, Jawa

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan terbuka, hutan

sekunder, pekarangan

Hewan

peliharaan

Page 81: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-69

Lanjutan...

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

15 Pelanduk Pellorneum

capistratum

Semenanjung Malaysia,

Sunda Besar

Berlimpah Tidak dilindungi Hutan primer, hutan

sekunder, rumpun bambu,

palem

Hewan

peliharaan

16 Prenjak jawa Prinia familiaris Sumatera, Jawa, Bali Endemik di

Sumatera,

Jawa dan Bali

Tidak dilindungi Hutan mangrove, hutan

sekunder terbuka, kebun,

taman

Hewan

peliharaan

17 Cucak kutilang Pycnonotus

aurigaster

Cina Selatan, Asia

Tenggara, Jawa,

Sumatera, Sulawesi,

Kalimantan

Berlimpah Tidak dilindungi Pepohonan terbuka,

semak, pinggir hutan,

tumbuhan sekunder,

taman, pekarangan, kota

Hewan

peliharaan

18 Merbah cerukcuk Pycnonotus

goiavier

Asia Tenggara, Filipina,

Semenanjung Malaysia,

Sunda Besar, Lombok,

Sulawesi

Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka, tumbuhan

sekunder, tepi jalan, kebun

Hewan

peliharaan

19 Merbah belukar Pycnonotus

plumosus

Semenanjung Malaysia,

Palawan, Sunda Besar

Berlimpah Tidak dilindungi Pinggir hutan, perkebunan,

lahan dengan sedikit

pepohonan

Hewan

peliharaan

20 Tekukur biasa Streptopelia

chinensis

Asia Tenggara, Nusa

Tenggara

Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka,

perkampungan

Hewan

peliharaan

Page 82: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-70

Lanjutan...

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Status

Perlindungan Habitat Nilai Ekonomi

21 Cekakak Sungai Todiramphus

chloris

Asia Selatan, Asia

Tenggara, Indonesia, P.

Irian, Australia

Berlimpah Tidak dilindungi Daerah terbuka dekat

perairan, termasuk kebun,

kota dan perkebunan

Hewan

peliharaan

22 Cekakak suci Todiramphus

sanctus

Australia, P. Irian,

Indonesia

Berlimpah Hutan

mangrove

Tidak dilindungi Hewan

peliharaan

23 Gemak loreng Turnix suscitator India, Jepang, Asia

Tenggara, Cina Selatan,

Filipina, Sulawesi,

Sumatera, Jawa, Bali,

Nusa Tenggara

Berlimpah Rumput terbuka Tidak dilindungi Hewan

peliharaan

24 Kacamata biasa Zosterops

palpebrosus

India Utara, Cina

Selatan, Asia Tenggara,

Semenanjung Malaysia,

Sunda Besar

Berlimpah Hutan primer,

hutan sekunder

Tidak dilindungi Hewan

peliharaan

Page 83: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-71

Tabel 3.30. Jenis Satwa Daratan (Herpetofauna) yang Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status Perlindungan Keterangan

1 Tokek rumah Gekko gecko India, Asia Tenggara, Semenanjung

Malaysia, Filipina, Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa

Tenggara

Berlimpah Pekarangan, desa, tepi

hutan

Tidak dilindungi Diperdagangkan

2 Ular bangkai, Ular

bambu

Trimeresurus sp. India, Asia Tenggara, Indo-Cina,

Semenanjung Malaysia, Sumatera,

Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa

Tenggara, Sulawesi

Berlimpah Hutan bambu dan belukar

yang tidak jauh dari

sungai, kebun,

pekarangan

Tidak dilindungi Diperdagangkan,

bahan baku obat

3 Ular cikopo merah,

Ular matahari

Xenochrophis

trianguligerus

Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,

Sulawesi

Berlimpah Tepi sungai Tidak dilindungi Diperdagangkan,

bahan baku obat

4 Oray gibuk, Ular

Edor

Calloselasma

rodhostoma

Asia tenggara dan Jawa Berlimpah Ular ini menghuni hutan

belukar, semak-semak

dan persawahan yang

kurang terurus

Tidak dilindungi Diperdagangkan,

bahan baku obat

5 Ular hijau pucuk,

Ular gadung

Ahaetulla prasina Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali,

Pulau Sumbawa, Sulawesi,

Berlimpah Pekaranan rumah, kebun

,semak belukar dan hutan

Tidak dilindungi Diperdagangkan,

bahan baku obat

Page 84: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-72

Tabel 3.31. Jenis Tumbuhan Perairan yang Sudah Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan Keterangan

1 Kangkung Ipomoea reptans Malaysia, Burma,

Indonesia, Australia

- Sawah, rawa, parit - -

2 Eceng

Gondok

Eichornia crassipes Indonesia, Afrika

Barat

- Kolam dangkal,

rawa, danau, sungai

- -

Tabel 3.32. Jenis Satwa Perairan yang Suda Bernilai Ekonomi

No. Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografi Status Habitat Status

Perlindungan Keterangan

1 Ikan lele Clarias gariepinus Indonesia, Afrika,

Thailand, Srilangka

introduksi Air payau, rawa,

telaga, danau,

sawah

Tidak dilindungi -

2 Belut Monopterus albus Daerah tropika introduksi Rawa, sungai,

lumpur

Tidak dlindungi -

3 Ikan gabus Channa striata Pakistan Barat, Nepal,

India, Srilangka,

Indonesia

introduksi Danau, rawa,

sungai

Tidak dlindungi -

Page 85: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-73

c. Jenis yang sudah dibudidayakan (keanekaragaman, persebaran)

Informasi jenis yang sudah dibudidayakan yang ada di

Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang meliputi tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura, pakan ternak, obat dan rempah, industry,

peternakan, kehutanan, perairan laut, perairan air tawar.

1). Tanaman pangan

Informasi jenis tanaman pangan yang ada di Kelurahan/Desa

Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.33 berikut ini:

Tabel 3.33. Jenis Tanaman Pangan

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India dan

Tiongkok.

Introduksi

2 Talas Colocasia sp. Asia tenggara, asia tengah

bagian selatan, India Barat,

Afrika Barat dan Utara

Introduksi

2). Perkebunan

Informasi jenis perkebunan yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.34 berikut ini:

Page 86: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-74

Tabel 3.34. Jenis Tanaman Perkebunan

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Nanas Anannas sp. Amerika selatan,

Filipina, Malaysia,

Indonesia

Introduksi

2 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar,

India dan Tiongkok.

Introduksi

3 Jati Tectona grandis India, Myanmar, Laos,

Kamboja, Thailand,

Indochina sampai ke

Jawa

Introduksi

3). Hortikultura

Informasi jenis hortikultura yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.35.

4). Pakan Ternak

Informasi jenis pakan ternak yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.36.

5). Obat dan Rempah

Informasi jenis obat dan rempah yang ada di Kelurahan/Desa

Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.37.

Page 87: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-75

Tabel 3.35. Jenis Tanaman Hortikultura

No Nama Lokal Nama Ilmiah Persebaran Geografis Keterangan

1 Jambu Klutuk Psidium guajava Ameika, Asia tenggara, indonesia Introduksi

2 Jambu kopo Syzygium littorale Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,

Papua Barat

Introduksi

3 Katuk Sauropus androgynus Indonesia Introduksi

4 Keladi Araceae Asia, Indonesia Introduksi

5 Nanas Anannas sp. Amerika selatan, Filipina, Malaysia,

Indonesia

Introduksi

6 Paku sayur Athyrium macrocarpum Sumatera, Jawa Introduksi

7 Pisang Musa sp. Indonesia Introduksi

8 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi

9 Singkong Manihot utilissima Afrika, Madagaskar, India dan Tiongkok. Introduksi

10 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia, India, Srilanka introduksi

11 Mangga Mangifera indica Asia Tenggara, Eropa Introduksi

12 Alpukat

mentega

Persea americana Berasal dari Meksiko, Amerika Tengah

dan Selatan, menyebar ke Indonesia,

Brazil, Afrika Selatan dan Australia

Introduksi

13 Gempol,

Jengkol

Pithecellobium jiringa Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Nusa

Tenggara sampai Irian jaya

Gempol,

Jengkol

14 Jambu biji Psidium guajavaL. Berasal dari Amerika tropik, Sumatera,

Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku

Jambu biji

15 Jambu kopo Syzygium cymosum Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku,

Papua Barat

Jambu kopo

16 Jambu mede Anacardium occidentale

L.

Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara,

Kalimantan, Sulawesi, Maluku,

Jambu mede

17 Mangga,

Limus

Mangifera sp. Semenanjung Malaya, Sumatera, Borneo,

Indocina

Mangga,

Limus

18 Nangka Artocarpus integra Merr India, dan tersebar diseluruh daerah

tropika

Nangka

19 Nangka beurit Artocarpus chempeden Birma, Siam, Malaya sampai Palawan

(Filipina)

Nangka beurit

20 Rambutan Nephelium lanacum Berasal dari daerah kepulauan di asia

Tenggara, Afrika, Kamboja, Amerika

Tengah, India, Indonesia, Malaysia, Sri

Langka

Berlimpah

Page 88: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-76

Tabel 3.36. Jenis Pakan Ternak

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Kacangan Mucuna bracteata Indonesia, Asia Tenggara Introduksi

2 Rembet Mikania micrantha Asia, Australia, Amerika, Sumatera,

Jawa

Introduksi

3 Kentangan Borreria alata Asia, Indonesia Introduksi

4 Rumput Gajah Pennisetum

purpureum

Afrika, Asia, Indonesia Introduksi

5 Rumput

Luwakan

Brachiaria reptans Afrika, Australia, Indonesia Introduksi

6 Teki Cyperus flavidus Asia, Indonesia (Sumatera, Jawa) Introduksi

7 Timunan Cucurbita sp. Asia Selatan, Asia Tenggara,

Indonesia

Introduksi

8 Tutup putih Malothus

molccanus

Asia,Indonesia Introduksi

Page 89: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-77

Tabel 3.37. Jenis Tanaman Obat dan Rempah

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Anggrung Trema orientalis Jawa, Bali, Nusa Tenggara,

Maluku, Papua Barat

Introduksi

2 Bayam Amaranthus sp. Amerika Selatan, Sumatera,

Jawa, Papua, Asia Tenggara

Introduksi

3 Bunga pukul 8 Turnera ulmifolia Hindia barat Introduksi

4 Gelapangan Eupatorium doratum Amerika serikat, puerto rico,

florida,argentina, jawa

Introduksi

5 Harendong bulu Clidemia hirta Amerika utara, Amerika

selatan, Jawa

Introduksi

6 Irengan Eupatorium sp. Amerika selatan, Sumatera,

Jawa, Sri lanka, Thailand

Introduksi

7 Jahean Zingiber sp. Indonesia, Asia tenggara,

India, Malaya, Cina

Introduksi

8 Jambret Paederia scandens China, Jepang, Korea,

Indonesia

Introduksi

9 Jambu Klutuk Psidium guajava Ameika, Asia tenggara,

indonesia

Introduksi

10 Ketepeng Cassia alata Indonesia, Australia, Afrika Introduksi

11 Melastoma Melastoma affine Asia Tenggara, Jawa,

Sumatera dan Lombok

Introduksi

12 Paku cakar

ayam

Selaginella sp. Sumatera, Jawa Introduksi

13 Pecut kuda Stachytarpheta

jamaicensis

Amerika, Asia Selatan,

Indonesia

Introduksi

14 Pulutan Urena lobata Sumatera, Jawa, Nusa

Tenggara, Maluku

Introduksi

15 Putri malu Mimosa pudica Asia Tenggara, India, Afrika,

Indonesia

Introduksi

16 Sereh Andropogon nardus Asia, Jawa, Sumatera Introduksi

17 Serehan Piper aduncum Amerika utara, Amerika

selatan, Jawa

Introduksi

18 Sidagori Sida rhombifoli Sumatera, Jawa, Nusa

Tenggara, Maluku

Introduksi

19 Bendotan Ageratum

conyzoides

Afrika, Asia tenggara,

Australia, Amerika serikat

Introduksi

Page 90: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-78

Lanjutan…

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

20 Tapak liman Elephantopus scaber Asia, Indonesia (Sumatera,

Jawa, Madura)

Introduksi

21 Temu kunci Zingiber sp. Yunnan, Indonesia, India,

Srilanka

Introduksi

22 Tutup merah Macaranga tanarius Australia, Brunei, China,

Indonesia, Japan, Laos,

Malaysia, Myanmar, Filipina,

Taiwan.

Introduksi

6). Industri

Informasi jenis industry yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.38.

Tabel 3.38. Jenis Industri

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Anggrung Trema orientalis Jawa, Bali, Nusa Tenggara,

Maluku, Papua Barat

Introduksi

2 Bungur Lagerstroemia speciosa Puerto rico, Jawa, Sumatera Introduksi

3 Glodogan Polyalthia longifolia Amerika, jawa, sumatera Introduksi

4 Jambu

kopo

Syzygium littorale Jawa, Bali, Nusa Tenggara,

Maluku, Papua Barat

Introduksi

5 Lamtoro Leucaena leucocephala Guatemala, Salvador, Hondura,

Asia tenggara, Indonesia

Introduksi

7). Peternakan

Informasi jenis peternakan yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.39 berikut ini:

Page 91: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-79

Tabel 3.39. Jenis Peternakan

No Jenis Nama Latin Persebaran

1 Domba Ovis aries Jawa Timur, Madura, Lombok,

Sulawesi

2 Ayam Gallus gallus Jawa, Nusa Tenggara, Bali

3 Kambing Capra aegagrus Asia Barat Daya dan Eropa

4 Sapi Bos taurus Madura, Jepara

5 Ayam Gallus galus India, Srilanka dan Asia

6 Domba Ovis aries Sumatra

7 Kambing Ettawa Capra aegagrus hircus Asia barat daya dan Eropa

8 Kambing Jawa Capra aegagrus hircus Asia barat daya dan Eropa

9 Soang/Angsa Cygnus olor Jawa barat

10 Anjing Canis lupus Inggris, Jerman

11 Itik/Bebek Cairina moschata Asia tenggara

12 Entog/Nila Cairina scutulata Sumatra

13 Lele Jumbo Clarias gariepinus Afrika, Asia

14 Ikan Lele Jumbo Clarias gariepinus Afrika dan Asia tenggara

15 Mujair/Nila Oreochromis

mossambicus

Afrika dan Asia tenggara

16 Gurame Osphronemus goramy Asia tenggara dan Asia selatan

17 Gabus Channa striata Asia

18 Sepat Trichogaster trichopterus Asia

8). Kehutanan

Informasi jenis kehutanan yang ada di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel 3.40 berikut ini:

Page 92: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-80

Tabel 3.40. Jenis Tanaman Kehutanan

No Nama Lokal Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Jati Tectona

grandis

India, Myanmar, Laos, Kamboja,

Thailand, Indochina sampai ke Jawa

Introduksi

2 Mahoni Swietania

macrophylla

Bolivia, Brazil, Colombia, Costa Rica,

El Salvador, Guatemala, Mexico,

Panama, Peru, Saint Lucia, Saint

Vincent dan Venezuela.

introduksi

3 Pinus Pinus merkusii Birma, Muangthai, Kamboja, Laos,

Vietnam sampai Sumatera (Aceh,

Jambi)

introduksi

4 Karet Hevea

brasiliensis

Bolivia, Brazil, Colombia, Peru

Venezuela,Indonesia

introduksi

5 Waru Hibiscus

tiliaceus

Daerah tropis Introduksi

6 Akasia Acacia

auriculiformis

Kepulauan Kei, irian jaya, Papua

Nugini dan Australia Utara

Introduksi

7 Jeungjing/

Sengon

Paraserianthes

falcataria

Sumatera, Sunda, Jawa, Maluku,

Malaysia Barat, Inggris, Amerika

Serikat, Perancis, Spanyol, Italia,

Srilangka, India

Introduksi

8 Kayuputih Melaleuca

cajupati

Australia Utara (Queensland, Northern

Territory), Australia Barat, Asia,

Indonesia, Malaysia, Thailand dan

Vietnam

Introduksi

9 Petai Parkia

speciosa

Malesia Barat (Semenanjung Malaysia,

Sumatera, Kalimantan dan Jawa)

Introduksi

ternaturalisasi

10 Pringgenda

ni/Bambu

Bambusa

multiplex

Cina dan Jepang Introduksi

11 Pule Alstonia

scholaris

India, Sri Langka, Malaysia, Indonesia

sampai Australia

Introduksi

Page 93: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-81

9). Perairan Laut

Perairan laut tidak ada di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten

Subang, sehingga informasi mengenai hasil dari perairan laut tidak ada

dan tidak dapat ditampilkan.

10). Perairan air tawar

Informasi jenis hasil dari perairan air tawar yang ada di

Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel

3.41 berikut ini:

Tabel 3.41. Jenis Perairan Tawar

No Jenis Nama Latin Persebaran Keterangan

1 Ikan Mas Cyprinus caprio Jawa, Sumatera, Sulawesi,

NTT, Bali, Tiongkok Selatan,

Eropa

introduksi

2 Mujair Oreochromis

mossambicus

introduksi

3 Gurame Osphronemus

goramy

Sumatera, Jawa, Kalimantan introduksi

4 Ikan lele Clarias gariepinus Indonesia, Afrika, Thailand,

Srilangka

introduksi

5 Belut Monopterus albus Daerah tropika introduksi

6 Ikan gabus Channa striata Pakistan Barat, Nepal, India,

Srilangka, Indonesia

introduksi

Page 94: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-82

d. Kajian Etnobotani

Kajian etnobotani ini mempelajari tentang pemanfaatan berbagai

jenis tumbuhan secara tradisional oleh masyarakat primitive atau masa

lampau. Berdasarkan survey di Hutan Kota Ranggawulung dan

sekitarnya dan wawancara yang dilakukan ke tokoh masyarakat dan

masyarakat setempat, diperoleh jenis-jenis tanaman yang dimanfaatkan

oleh masyarakat. Informasi mengenai etnobotani di Kelurahan/Desa

Parung Kecamatan Subang ditampilkan pada Tabel 3.42.

Pemanfaatan tumbuhan atau tanaman ini oleh masyarakat

sangat bervariasi sesuai dengan bagian yang digunakan. Bagian

tanaman yang dimanfaatkan dapat berupa keseluruhan dari tanaman

tersebut, daun, kulit batang, akar, batang, produk primer seperti getah,

bunga, dan buah. Ada beberapa kategori pemanfaatan tumbuhan ini

oleh masyrakat, yaitu :

1. Sebagai tanaman obat

2. Sebagai bahan makanan

3. Sebagai sayuran

4. Sebagai tanaman buah

5. Sebagai tanaman hias

6. Sebagai bahan bangunan

7. Sebagai bahan baku industri

Page 95: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-83

8. sebagai pembasmi hama penyakit tanaman budidaya atau hewan

ternak.

Dari 66 jenis tanaman yang memiliki berbagai bermanfaat di

sekitar Hutan Kota Ranggawulung ini, hanya sebagian kecil masyarakat

yang memanfaatkannya terutama untuk tanaman obat. Hal ini

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat

dari tanaman tersebut. Bahkan ada beberapa jenis tanaman obat yang

di masa lampau sangat banyak dan memiliki khasiat yang baik sebagai

obat seperti jenis-jenis tanaman dari famili Zingiberaceae, tetapi saat ini

tanaman tersebut tidak lagi ditemukan di Hutan Kota Ranggawulung dan

sekitarnya. Untuk itu sangat penting artinya jika tanaman ini kembali

ditanam di Hutan Kota Ranggawulung, sehingga masyarakat dapat

mengenali dan memanfaatkannya sebagai tanaman obat.

Page 96: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-84

Tabel 3.42. Jenis Tanaman Yang Dimanfaatkan Masyarakat Secara Tradisional di Masa Lampau Sampai Sekarang

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

1 Angsana Pterocarpus

indicus Willd

Obat sakit gigi (getahnya), daun untuk obat sakit

panas, Kulitnya berguna untuk obat gosok dan obat

sifilis, dan Akar diseduh sebagai obat demam

Hutan hujan tropika hingga ketinggian 500m dpl pohon

2 Puret Pesia sp. Obat sakit perut (daun) Hutan tropis Perdu

3 Mahoni Swietenia

macrophylla

Obat diabetes (kulit batang, daun) Hutan tropis. Tempat dekat pantai hingga ketinggian

500m dpl

Pohon

4 Harendong Melastoma

malabathricum L.

Buah bisa dimakan, daunnya untuk obat sakit gigi Dataran rendah sampai ketinggian 3000m dpl Perdu

5 Kanyere Bridelia monoica

Merr.

Batang (kayu) dapat digunakan untuk bahan

bangunan

Daerah tropis dari dataran rendah hingga ketinggian

1000m dpl

pohon

6 Kayu Putih Melaleuca

leucadendra (L.) L.

Sebagai bahan dasar minyak kayu putih Tumbuh di daerah berawa-rawa dan kering. Dapat hidup

dari dataran rendah hingga dataran tinggi di atas 600m

dpl

Pohon

7 Nangka Arthrocarpus integra

Merr

Buah bisa dimakan Hutan tropis pada ketinggian 400-1200m dpl dengan

curah hujan 1500mm atau lebih

Pohon

8 Kayu Randu Ceiba pentandra

Gaertn

Untuk obat tetes mata Hutan dengan ikim tropis pada ketinggian di bawah 500m

dpl dengan curah hujan 1500mm pertahun

pohon

9 Jalatra Gliricidia maculata Daunnya dapat digunakan untuk obat luka (koreng) Hutan tropis pada ketinggian 0-1600m dpl Pohon

10 Lamtoro Leucaena

leucocephala(Lamk.)

de Wit

Obat diabetes (bijinya) Hutan tropis dari dataran rendah hingga 1000m dpl

dengan curah hujan 650-1500mm pertahun

Pohon

11 Mindi Melia azedarach L. Daunnya dapat digunakan untuk fermentasi pupuk,

kayunya digunakan untuk bahan bangunan

Dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 0-

1200m dpl dengan curah hujan 600-200 mm pertahun

Pohon

Page 97: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-85

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

12 Jajagoan Celosia argentea Obat liver (daunnya) Dataran rendah hingga ketinggian 1600m dpl Herba

13 Jambu Klutuk Psidium guajava Obat diare Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 1500 m

dpl, tumbuh baik pada temp 15 - 45°C.

Pohon

14 Buset Mimosa pigra Obat diabetes Tumbuh pada iklim tropis basah hingga kering dengan

curah hujan 750mm pertahun

Perdu

15 lengkuas Amomum

cardamomum L.

Untuk sayur asem, Obat batuk, radang-amandel,

tenggorokan gatal-gatal.

Tumbuh liar pada daerah tropis Herba

16 Jambu Mede Anacardium

occidentale L.

Lalapan Iklim tropis pada ketinggian 500m dpl di wilayah kering

dengan curah hujan tinggi

Pohon

17 Pung Pulutan Urena lobata L. Obat sakit perut (daunya) Tumbuh di dareh iklim tropis

18 Jambu Kopo Syzygium littorele Daun muda untuk lalapan, buahnya bisa dimakan Tumbuh di hutan-hutan sekunder pada ketinggian 200-

800m dpl

Pohon

19 Karet Hevea braziliensis Getah (lateks) nya digunakan sebagai bahan

pembuatan karet

Hutan tropis Pohon

20 Teureup Artocarpus elasticus

Reinw. ex Blume.

Buahnya untuk sayur (bisa dimakan) Hutan tropis pada ketinggian dari dataran rendah hingga

1500 dpl

21 Nanas Ananas comosus (L.)

Merr.

Buah bisa dimakan Tumbuh pada area dengan temperatur rata-rata 23-32°C.

Pada elevasi yang tinggi buah menjadi lebih asam.

Tanaman ini tahan terhadap kekeringan dan curah hujan

yang optimal 1000-1500 mm per tahun. Tanaman ini

menyukai drainase yang bagus pada tanah lempung

berpasir dengan kandungan bahan organik yang tinggi

dan pH 4.5-6.5.

Page 98: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-86

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

22 Limus Mangifera foetida

Lour.

Buah dapat dimakan, kayunya dapat dijadikan

senagai bahan bangunan, Buah Bacang yang masak

rasanya cukup enak namun tidak umum

dipergunakan sebagai buah meja. Sedangkan

buahnya yang belum masak dapat dibuat untuk rujak

dan asinan. Di Kalimantan Timur, buah Bacang

dipergunakan sebagai pengganti asam untuk

pembuatan sambal. Daunnya dikatakan sebagai

antipyretic dan bijinya untuk melawan trichophytosis,

scabies dan eczema. Penduduk asli di Semenanjung

Malaysia menggunakan getahnya untuk pembuatan

tato. Kayunya tidak tahan lama tetapi cocok untuk

bahan konstruksi bagian dalam rumah.

Tumbuh di hutan-hutan primer dataran rendah di

kawasan tropika basah. Beradaptasi di daerah yang

curah hujannya tinggi dan dapat tumbuh pada ketinggian

di atas 1000m dpl.

Pohon

23 Kaliandra Calliandra calothyrsus Untuk pakan kambing (daunnya) tumbuh pada kisaran ketinggian 0-1300 (-1850) m dpl

dan dengan rata-rata curah hujan tahunan mencapai 700-

3000 mm. Tumbuhan ini tidak toleran terhadap

kekeringan, Di Jawa, tumbuhan ini dapat tumbuh hingga

ketinggian 1500 m, curah hujan tahunan dalam kisaran

2000-4000 mm.

Perdu

24 Nangka Beurit Artocarpus

champeden

Buahnya harum (wangi) seperti durian dan dapat

dimakan

Hutan tropis pada ketinggian 400-1200m dpl dengan

curah hujan 1500mm atau lebih

Pohon

25 Bintinu Melochia umbellata

(Houtt.) Stapf.

Kayunya digunkan sebagai bahan bangunan Hutan tropis Pohon

Page 99: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-87

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

26 Kelapa Cocos nucifera Buah dapat dimakan, kayunya dapat dijadikan

senagai bahan bangunan

Kelapa adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Suhu

rata-rata optimal pada 27°C dengan rata-rata variasi

diurnal 5-7°C. Untuk hasil yang baik, suhu rata-rata

minimum 20°C.. Pada umumnya kelapa ditanam di

daerah pada ketinggian di bawah 500 m, tapi dapat

tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m dpl. curah

hujan tahunan merata antara 1000-2000 mm. Dapat

tumbuh pada berbagai pH tapi tumbuh paling baik pada

pH 5.5-7.

Pohon

27 Sukun Artocarpus communis Obat jantung (buahnya yang tidak terlalu tua dan

tidak terlalu muda/tanggung dengan cara direbus)

anaman ini merupakan spesies daerah tropis basah, lebih

menyukai panas (temperatur 20-40°C) dan lembab (curah

hujan 2000-3000 mm, kelembaban relatif 70-90%), kira -

kira 17°N and S; iklim maritim pada pulau kecil 20-23°N.

Tanaman ini ditemukan pada datarn tinggi ( mencapai

1500 m) dan pada ketinggian yang lebih tinggi, tetapi

buah yang berkualitas dihasilkan pada kondisi yang lebih

dingin dan tanaman lebih nyaman pada daerah dataran

rendah ekuatorial (dibawah 600 m).

Pohon

28 Pisang Ambon Musa paradisiaca var.

sapientum (L.) Kunt.

Buahnya dapat dimakan Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m

dpl. Tanaman pisang menyukai daerah yang panas,

subur atau sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah.

Perdu

29 Pandan Wangi Pandanus furcatus

Roxb.

Daunya digunakan untuk pengharum masakan atau

kue

Tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan

dengan ketinggian ± 1000 m dpl. Umumnya menyenangi

tumbuh dekat aliran air atau sungai kecil.

Herba

Page 100: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-88

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

30 Kawung Arenga pinnata Merr. Buahnya dapat dimakan, daunnya dapat digunakan

untuk membuat roko

Sangat baik tumbuh di daerah hangat dengan sinar

matahari penuh dan suplai air yang melimpah pada tanah

subur. Dapat tumbuh dari pantai - 1400 m dpl. Tumbuh

liar di hutan primer atau sekunder, banyak dijumpai di

sekitar perkampungan.

Pohon

31 Rengas Manuk Gluta wallichii Untuk bahan kayu Hutan tropis Pohon

32 Awi Tali Gigantochloa apus

(Bl. Ex Schult.f.) Kurz

untuk bahan bangunan Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,

pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m

dpl. Bambusa ini tumbuh baik di daerah dataran rendah

dengan kondisi kelembapan udara dan tipe tanah yang

luas. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah

tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir

jalan, dan di tanah-tanah lapang.

Rumpun

33 Belimbing Averrhoa carambola

L.

Buahnya dapat dimakan Pohon

34 Bambu Bitung Dendrocalamus asper

Backer

Rebungnya dapat di jadikan sayur Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,

pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m

dpl. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah

tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir

jalan

Calamus

35 Jengkol Archidendron

pauciflorum

Buah bisa dimakan Banyak ditanam di dataran rendah sampai daerah

pegunungan dengan ketinggian 1000 m dpl. Tumbuh

dengan baik, bila iklim cukup lembab.

Pohon

Page 101: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-89

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

36 Glodogan Polyalthia longifolia Tanaman hias di pinggir jalan Tumbuh dengan baik pada daerah tropis dan lembab. Pohon

37 Karisi Spondias cytherea

Sonnerat

untuk bahan bangunan Daerah tropis pada ketinggian hingga 600 dpl. Pohon

38 Salam Syzygium

polyanthum(Wight)

Walp.

Buah dapat dimakan, daun untuk penyedap masakan Tumbuh di dataran rendah tropika yang beriklim cukup

lembab sampai pada ketinggian 1200 m dpl.

Pohon

39 Kihiyang Albizia procera

(Roxb.) Benth.

Kayunya digunkan sebagai bahan bangunan Hutan tropis pada ketinggian 10-1300 m dpl. Pohon

40 Sempur Dillenia indica L. Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis dan pinggir sungai pada ketinggian 1-500

dpl.

Pohon

41 Awi Koneng Bambusa vulgaris

Schrad

Untuk bahan bangunan, Air bambu dapat diminum

untuk mengobati penyakit kuning, Batang diparut

diseduh dan diminum untuk penderita darah beku

Dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,

pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m

dpl. Di Asia Tenggara, tumbuhan berumpun ini telah

tumbuh luas secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir

jalan, dan di tanah-tanah lapang.

Calamus

42 Tangkil Gnetum gnemon L. Buah dan daunya untuk sayur asam Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian

hingga 1200 m. Tempat-tempat beriklim kering umumnya

membudidayakan tanaman ini.

Pohon

43 Gempol Nauclea orientalis (L.)

L.

Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis dengan ketinggian hingga 1500 m dpl. Pohon

44 Jeruk Sambel Citrus × hystrix DC. Buah untuk sambal Umumnya tumbuh pada dataran rendah sampai

ketinggian ± 500 m dpl.

Pohon

45 Orang-aring Eclipta alba (L.)

Hassk.

sebagai bahan pembuatan sampo Daerah beriklim tropis. Tumbuh dari pantai hingga 1350

m dpl.

herba

Page 102: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-90

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

46 Alpukat Minyak Persea americana P.

Mill.

Buah dapat dimakan Dataran tropis yang lembap. Tumbuhan Alpukat juga

tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan

paling sedikit 300 mm (ditambah irrigasi) dan paling

banyak 2500 mm. Periode kritis terhadap pemenuhan

kebutuhan air terjadi pada masa berbunga dan berbuah

hingga periode buah masak. Tanah dengan pH 5.0-5.8

mendukung masa tumbuh dan berbuah tumbuhan ini.

Pohon

47 Haur (bambu

hejo)

Bambusa vulgaris

Schrad. ex J.C.

untuk bahan bangunan Bambusa vulgaris dapat dijumpai tumbuh di seluruh

kawasan pantropikal, pada ketinggian di atas permukaan

laut hingga 1200 m dpl. Bambusa ini tumbuh baik di

daerah dataran rendah dengan kondisi kelembapan

udara dan tipe tanah yang luas. Di Asia Tenggara,

tumbuhan berumpun hijau ini telah tumbuh luas secara

alami di tepi-tepi sungai, di pinggir jalan, dan di tanah-

tanah lapang. Di Semenanjung Malaysia, Bambusa

vulgaris tetap dapat tumbuh baik di lahan-lahan

terdegradasi yang mengandung timah.

Calamus

48 Antanan Centella asiatica (L.)

Urb.

Obat paru-paru Tumbuh di daerah tropis pada ketinggian 1-1200 m dpl. Herba

49 Babadotan Ageratum conyzoides

L.

Obat maag Tumbuh pada iklim tropis di tepi jalan, tepi jalan, hutan,

tepi sungai. 1-2100 m dpl.

Herba

50 Calingcing Oxalis barrelieri L. Penawar racun akibat makanan (daun, batang) Tumbuh di hutan, kebun, sawah. 1-1300 m dpl. Herba

51 Takokak Solanum torvum Sw. Obat diabetes Tumbuh di tempat-tempat cerah matahari atau agak

terlindung pada ketinggian 1-1600 m dpl.

Perdu

Page 103: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-91

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

52 Pisang Kepok Musa paradisiaca Buah dapat dimakan Pisang tumbuh baik di daerah beriklim tropika.

Temperatur merupakan faktor utama. Di pusat

produksinya, temperatur di bawah 15°C akan berkurang

hasilnya, temperatur optimum untuk pertumbuhan adalah

pada suhu 27°C - 38°C. Di daerah tropika, pisang masih

dapat tumbuh di ketinggian hingga 1600 m dpl. Pisang

menyukai matahari langsung, untuk hasil yang optimum

diperlukan curah hujan 200-220 mm dan kelembaban

tanah berkisar antara 60-70%. Pisang toleran pada

keasaman pH 4.5 - 7.5.

Herba

53 Malaka Phyllanthus emblica

Linn.

Buah dapat dimakan, Buah yang masak dapat

dimakan tetapi rasanya asam dan kelat. Biasanya

buah Kimalaka dibuat manisan, sirup dan jeli. Sedang

buah mudanya digunakan sebagai bahan pewarna.

Demikian pula kulit batang, daun dan rantingnya juga

merupakan bahan pewarna. Daunnya untuk pakan

ternak dan pupuk hijau. Kayunya tahan terhadap air

dan dapat digunakan sebagai bahan bangunan dan

bagus juga untuk dibuat arang. Di samping itu buah,

kulit batang dan akarnya sering pula digunakan untuk

bahan obat-obatan lokal. Pepagan malaka digunakan

untuk memberi warna biru tua pada kain. Sedangkan

daunnya digunakan untuk memberi warna hitam pada

bahan anyaman

umumnya tumbuh di daerah yang terbuka terutama di

padang rumput, hutan belukar dan di belukar-belukar

desa. Di Jawa, pohon ini dapat ditemukan tumbuh di

hutan jati. Di Semenanjung Malaysia tumbuh di hutan-

hutan dataran rendah. Pohon Kimalaka dapat tumbuh

mulai dari daerah dekat pantai sampai pada ketinggian

1500 m dpl. dan toleran terhadap tanah alkalin.Pohon ini

tahan api (tidak mudah terbakar) dan merupakan pohon

pionir/tumbuh pertama setelah terjadi kebakaran hutan.

Perdu

Page 104: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-92

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

54 Jarong Stachytarpeta

jamaicensis (L.) Vahl

Untuk infeksi, heal wound, ulcer Tumbuh di daerah tropis di pegunungan, dan gunung

rendah, terutama di daerah yang cerah dan terlindung

pada ketinggian 1-1500 m dpl.

Herba

55 Tebu Saccharum

officinarum L.

Bahan pembuatan gula Di Asia Tenggara, batas maksimum ketinggian untuk

pertumbuhan normal adalah 600-700 m di atas

permukaan laut. Pada Ketinggian yang lebih tinggi siklus

pertumbuhan akan lebih panjang dari 14-18 bulan.; Tebu

dapat tumbuh dengan baik pada beragam jenis tanah,

tetapi dalam kondisi tanah gembur dan berdrainasi baik

dengan pH 5-8, kandungan nutrisi dan senyawa organik

banyak dan kemampuan menahan kapasitas air baik.

Calmus

56 Batra Wali Tinospora crispa Bagian yang digunakan adalah batang dan daunnya,

Obat sakit pinggang, Mengobati demam, Demam

karena penyakit kuning, Gatal pada badan, Kencing

manis, Kudis, Luka, dan Reumatik.

Tumbuh pada iklim tropis, merayap di tanahatau

menempel di pohon.

Liana

57 Ki Tiis Sphaeranthus

africanus L.

Obat sakit perut, sakit gigi Daerah tropis pada ketinggian 1-700 m dpl.

58 Kecapi Sandoricum koetjape

(Burm. F.) Merr.

Buah dapat dimakan Hutan tropis pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl. pohon

59 Bungur Lagerstroemia indica

L.

Kayunya digunakan sebagai bahan bangunan Hutan tropis, tepi jalan, pada ketinggian 1-800 m dpl. pohon

60 Meniran Phyllanthus urinaria L. Obat demam berdarah Dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas

permukaan laut.

Herba

Page 105: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-93

Lanjutan…

No. Nama Lokal Nama Latin Kegunaan dan Bagian yang Digunakan Habitat Keterangan

61 Jejarong

Sawah

Helioptropium indicum

(L.) DC.

Obat radang tenggorokan dan paru-paru, disentri,

diare, bisul, alergi dan eksim

Tumbuh di daerah yang cerah dan lembap, di sawah,

parit pada ketinggian 1-800 m dpl.

Herba

62 Waru Hibiscus tiliaceus L. Obat demam, daun untuk pembungkus makanan Hibiscus tiliaceus umum tumbuh sepanjang pantai dan

dekat arus pasang surut.

pohon

63 Rambutan Nephelium

lappaceum L.

Buah dimakan Tumbuh subur pada daerah dataran rendah tropis

lembap, pada ketinggian dari permukaan air laut hingga

600 m dpl. Curah hujan yang berlangsung di habitat

alaminya dapat mencapai 2500 mm per tahun. Jenis ini

menyukai tumbuh pada tanah subur berpasir yang kaya

humus atau tanah liat yang kaya humus, dengan pH

tanah berkisar antara 4.5-6.5.

pohon

64 Bougenvilea Bougainvillea glabra

Chois

Bunga dan batang bugenvil dapat di manfaatkan

untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut :

Bisul, Biang keringat dan gatal-gatal ( pruritis ),

Hepatitis, Haid tidak teratur, Keputihan dan nyeri haid,

Sakit waktu haid dan darah haid menggumpal, dan

Terlambat haid

Tumbuh pada iklim tropis pada ketinggian 1-1400 m dpl. perdu

65 Bambu

gombong

Gigantochloa

pseudoarundinacea

(Steudel) Widjaja

Bahan bangunan dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan pantropikal,

pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200 m

dpl.

rumpun

Page 106: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-94

e. Keanekaragaman Genetik Tanaman Budidaya

Analisis keanekaragam genetik ini dilakukan terhadap tanaman

budidaya yang ada di sekitar Hutan Kota Ranggawulung. Tanaman

yang memiliki keanekaragam genetik paling tinggi adakah Pisang (Musa

sp.), yaitu sebanyak 14 jenis sesuai dengan nama daerah tanaman

tersebut, kemudian Mangga (Mangifera sp.) dan Bambu. Jumlah

tanaman yang paling banyak ditemukan adalah Bambu Ater

(Gigantochloa atter) dalam bentuk rumpun, sedangkan tanaman pohon

yang paling banyak ditemukan adalah Rambutan Lebak (Nephelium

lappaceum). Hal ini sesuai dengan pemanfaatan tanaman tersebut bagi

masyarat, di mana Bambu Ater (Gigantochloa atter) digunakan sebagai

bahan bangunan yaitu untuk kasau atap rumah, bahkan ada yang

membuat satu rumah dengan bahan baku semuanya dari bambu.

Rambutan (Nephelium sp.) sebagai tanaman buah yang banyak

ditanam oleh masyarakat, selain untuk konsumsi juga menjadi sumber

ekonomi tahunan dijual ke pasar atau pedagang buah yang juga

didistribusikan ke luar daerah sampai ke Jakarta. Demikian juga hal nya

tanaman Nanas (Ananas sp.), Pisang (Musa sp), dan Mangga

(Mangifera sp.).

Informasi keanekaragaman genetik tanaman budidaya yang ada

di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang ditampilkan pada Tabel

Page 107: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-95

3.43. Ada beberapa tanaman budidaya ini yang merupakan tanaman

asli dan endemik daerah Subang, seperti Nanas (Ananas sp.), Mangga

Cengkir (Mangifera Indica), dan Nangka Beurit (Artocarpus champeden).

Ketiga tanaman ini merupakan tanaman buah yang disukai masyarakat

dan sangat baik dikembangkan oleh kota Subang dan ketiga tanaman

ini harus dilestarikan di Hutan Kota Ranggawulung agar tidak hilang

atau punah dan tetap dikenal mesyarakat serta diperoleh manfaatnya

yang bernilai ekonomi.

Page 108: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-96

Tabel 3.43. Jenis Keanekaragaman Genetik Tanaman Budidaya

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan

1 Alkesa Lucumma nervosa/Pouteria

campechiana

1 hutan introduksi Tanaman buah

2 Alkesa kecil Pouteria campechiana 1 hutan introduksi Tanaman buah

3 Alpukat mentega Persea americana P. Mill. 18 hutan, kebun,

pekarangan

introduksi Tanaman buah

4 Alpukat minyak Persea americana 1 hutan, kebun,

pekarangan

introduksi Tanaman buah

5 Bambu ater Gigantochloa atter 6 hutan, kebun asli Tanaman industri

6 Bambu Bitung Dendrocalamus asper 54 hutan, kebun asli Tanaman industri

7 Bambu

hias/pringgondani

Bambusa multiplex 20 pekarangan introduksi Tanaman hias

8 Bambu hijau Bambusa vulgaris 33 hutan, kebun asli Tanaman industri

9 Bambu

Gombong/surat

Gigantochloa

pseudoarundinacea

15 hutan, kebun asli Tanaman industri

10 Bambu kuning Bambusa vulgaris 10 hutan, kebun asli Tanaman hias

11 Bambu tali Gigantochloa apus 227 hutan, kebun asli Tanaman industri

12 Belimbing buah Averrhoa carambola 28 Pekarangan

asli Tanaman buah

Page 109: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-97

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan

13 Duren Durio zibethinus 38 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman buah

14 Jambu Air Syzygium aqueum 32 pekarangan asli Tanaman buah

15 Jambu Biji/Klutuk Psidium guajava 36 hutan, pekarangan asli Tanaman buah

16 Jambu bol Syzygium malaccense 13 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah

17 Jambu mede Anacardium occidentale 44 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman buah, sayur,

industri

18 Jeruk bali Citrus maxima 2 kebun introduksi Tanaman buah

19 Jeruk limau Citrus x hystrix 12 kebun introduksi Tanaman buah

20 Kamboja/samboja

merah

Plumeria rubra 8 pekarangan introduksi Tanaman hias, industri

21 Kamboja/samboja

putih

Plumeria alba 27 pekarangan introduksi Tanaman hias, industri

22 Kapuk randu Ceiba pentandra 7 hutan, kebun asli Tanaman industri

23 Karet Hevea braziliensis 14 hutan, kebun introduksi Tanaman industri

24 Kecapi Sandoricum koetjape 14 hutan asli Tanaman buah

25 Kecapi sentul Sandoricum sp. 20 hutan asli Tanaman buah

26 Kelapa gading Cocos nucifera var. eburnea 2 hutan, kebun,

pekarangan

introduksi Tanaman industri

Page 110: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-98

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan

27 Kelapa hijau Cocos nucifera 101 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman industri

28 Kelapa kuning Cocos nucifera 30 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman industri

29 Kopi arabika Coffea arabica 136 kebun introduksi Tanaman industri

30 Kopi robusta Coffea robusta 91 kebun introduksi Tanaman industri

31 Mangga apel Mangifera Indica 3 pekarangan introduksi Tanaman buah

32 Mangga bapang Mangifera Indica 9 pekarangan asli Tanaman buah

33 Mangga cengkir Mangifera Indica 1 pekarangan endemik Tanaman buah

34 Mangga harum manis Mangifera Indica 62 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman buah

35 Mangga Kweni Mangifera odorata 9 kebun asli Tanaman buah

36 Mangga Limus Mangifera foetida 26 hutan, kebun asli Tanaman buah

37 Mangga piit Mangifera Indica 15 hutan, kebun asli Tanaman buah

38 Mangga tepung Mangifera Indica 43 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

39 Nanas/Ganas Ananas comosus kultivar

‘Subang’

105 kebun, pekarangan endemik Tanaman buah

40 Nanas bogor Ananas comosus 8 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah

41 Nangka beurit Artocarpus champeden 11 hutan, kebun endemik Tanaman buah, sayur

Page 111: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-99

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan

42 Nangka biasa (gede) Arthrocarpus integra 132 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman buah, sayur

43 Petai Parkia speciosa 81 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman sayur

44 Peundeuy/petai hutan Parkia javanica 2 hutan asli Tanaman sayur

45 Pisang ambon Musa paradisiaca var.

sapientum

30 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

46 Pisang ambon jepang Musa paradisiaca 6 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah

47 Pisang ambon lumut Musa paradisiaca 2 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

48 Pisang bagja Musa paradisiaca 13 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

49 Pisang batu Musa brachycarpa 102 hutan, kebun,

pekarangan

asli Tanaman buah

50 Pisang hurang Musa paradisiaca 1 kebun asli Tanaman buah

51 Pisang kapas Musa paradisiaca 92 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

52 Pisang kepok Musa paradisiaca 3 kebun asli Tanaman buah

53 Pisang longong Musa paradisiaca 3 kebun asli Tanaman buah

54 Pisang muli/lampung Musa paradisiaca 43 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

55 Pisang nangka Musa paradisiaca 175 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

56 Pisang raja bulu Musa paradisiaca 14 kebun asli Tanaman buah

Page 112: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-100

Lanjutan…

No Nama Lokal Nama Latin Jumlah Persebaran Status Keterangan

57 Pisang raja sere Musa paradisiaca 36 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

58 Pisang raja siam Musa paradisiaca 72 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

59 Pisang siripit Musa paradisiaca 1 kebun asli Tanaman buah

60 Pisitan/langsad Lansium domesticum 2 hutan, kebun asli Tanaman buah

61 Rambutan cimacan Nephelium lappaceum 1 hutan, kebun asli Tanaman buah

62 Rambutan Lebak Nephelium lappaceum 150 kebun, pekarangan asli Tanaman buah

63 Rambutan rapiah Nephelium juglandifolium 1 kebun introduksi Tanaman buah

64 Salak Salacca zalacca 13 kebun, pekarangan introduksi Tanaman buah

65 Sawo Manilkara zapota 4 kebun asli Tanaman buah

66 Sawo jepang/sawo

kadu

Chrysophyllum cainito 2 pekarangan introduksi Tanaman buah

67 Sawo kecik Manilkara kauki 2 pekarangan introduksi Tanaman buah

68 Sukun Artocarpus communis 17 hutan, kebun asli Tanaman buah

69 Teureup Artocarpus elasticus 76 hutan, kebun asli Tanaman buah

Page 113: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-101

f. Pengetahuan Tradisional

Kearifan Tradisional merupakan tata nilai dalam tatanan

kehidupan sosial-politik-budaya-ekonomi serta lingkungan yang hidup di

tengah-tengah masyarakat lokal. Ciri yang melekat dalam kearifan

tradisional adalah sifatnya yang dinamis, berkelanjutan dan dapat

diterima oleh komunitasnya. Dalam komunitas masyarakat lokal,

kearifan tradisional mewujud dalam bentuk seperangkat aturan,

pengetahuan dan juga ketrampilan serta tata nilai dan etika yang

mengatur tatanan sosial komunitas yang terus hidup dan berkembang

dari generasi ke generasi. Untuk menggambarkan pengetahuan

tradisional disuatu daerah dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1). Nama pengetahuan tradisional yang ada di daerah.

2). Deskripsi pengetahuan tradisional.

3). Lokasi pengetahuan tradisional.

4). Status keberadaan pengetahuan tradisional (sudah/belum diakui

melalui Perda/ancaman).

Di Kelurahan/Desa Parung Kabupaten Subang, sangat sulit

memperoleh informasi tentang pengetahuan tradisional yang terkait

dengan pengelolaan sumberdaya hayati. Berdasarkan survey dan

interview yang dilakukan, masyarakat di Kelurahan/Desa Parung

Kabupaten Subang tidak memiliki pengetahuan turun temurun terkait

Page 114: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 3-102

dengan pengelolaan sumberdaya hayati di daerahnya. Hal ini perlu

menjadi perhatian bagi Pemda setempat, untuk melakukan edukasi dan

sosialisasi tentang pengelolaan sumberdaya hayati, sehingga

keberlanjutan sumberdaya hayati di daerah ini tetap terjaga dan

berkelanjutan.

Page 115: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Page 4-1

BAB IV

PENUTUP

Keanekaragaman Hutan Kota Ranggawulung dan sekitarnya menjadi sumber

plasma nutfah yang sangat kaya yang dimiliki oleh Kecamatan Subang. Untuk itu

keberadaan Hutan Kota Ranggawulung harus dipelihara dengan sebaik-baiknya.

Langkah strategis yang bisa diambil untuk konservasi kawasan ini adalah meningkatkan

status Hutan Kota Ranggawulung menjadi Hutan Pendidikan, yang saat ini berstatus

sebagai Hutan Lindung. Strategi ini dibutuhkan untuk mempertahankan

keanekaragaman hayati di Hutan Kota Ranggawulung yang memiliki diversitas tinggi

(H’>3). Selain itu, perlu diperhatikan luas Hutan Ranggawulung yang semakin

berkurang, karena kurang pengawasan dari pihak Pemerintah Daerah terhadap oknum

yang mengambil lahan Hutan Ranggawulung untuk peruntukan lain, seperti kebun,

rumah, ladang, atau pekarangan.

Pengelolaan yang baik di kawasan Hutan Ranggawulung dan sekitarnya akan

dapat membantu perwujudan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten

Subang secara menyeluruh yaitu: “..Mewujudkan kabupaten sebagai daerah agribisnis,

pariwisata, dan industri pengolahan yang berwawasan lingkungan, berkelanjutan, serta

mengoptimalkan potensi pegunungan, pedataran, dan pesisir…”. Keanekaragaman

yang tinggi dari Hutan Kota Ranggawulung menjadi asset Kecamatan Subang

khususnya, dalam rangka pengadaan fasilitas pendidikan yang berbasis sumberdaya

alam sehingga pembangunan yang keberlanjutan akan tercapai.

Page 116: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

 

LAMPIRAN

Page 117: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Foto Lampiran 1. Tumbuhan Bawah Di Hutan Kota Ranggawulung dan

Sekitarnya

Anggrung

Trema orientalis

Harendong

Bulu (Clidemia

hirta)

Bayam

(Amaranthus

sp.)

Irengan

(Eupatorium

sp.)

Bunga Pukul 8

(Turnera

ulmifolia)

Jahean

(Zingiber sp.)

Gelapangan

(Eupatorium

doratum)

Jambret

(Paederia

scandens)

Page 118: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Jambu Klutuk

(Psidium

guajava)

Melastoma

(Melastoma

affine)

Ketepeng

(Cassia alata)

Katuk

(Sauropus

androgynus)

Paku Cakar

Ayam

(Selaginella sp.)

Pecut Kuda

(Stachytarpheta

jamaicensis)

Putri malu

(Mimosa

pudica)

Pulutan(Urena

lobata)

Serehan (Piper

aduncum)

Sereh

(Andropogon

nardus)

Page 119: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Bendotan

(Ageratum

conyzoides)

Sidagori (Sida

rhombifoli)

Temu Kunci

(Zingiber sp.)

Tapak liman

(Elephantopus

scaber)

Tutup merah

(Macaranga

tanarius)

Lamtoro

(Leucaena

leucocephala)

Jambu Kopo

(Syzygium

littorale)

Glodogan

(Polyalthia

longifolia)

Nanas

(Anannas sp.)

Mahoni

(Swietenia

macrophylla)

Page 120: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Kacangan

(Mucuna

bracteata)

Rembet

(Mikania

micrantha)

Rumput Gajah

(Pennisetum

purpureum)

Kentangan

(Borreria alata)

Rumput

Luwakan

(Brachiaria

reptans)

Teki (Cyperus

flavidus)

Timunan

(Cucurbita sp.)

Tutup Putih

(Malothus

molccanus)

Talas

(Colocasia sp.)

Singkong

(Manihot

utilissima)

Page 121: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Foto Lampiran 2. Tumbuhan Jenis Pohon Di Hutan Kota Ranggawulung dan

Sekitarnya

Alpukat

mentega

(Persea

Americana)

Alpukat Minyak

(Persea

Americana)

Anggrung

(Trema

orientalis)

Angsana

(Pterocarpus

indicus)

Antanan

(Centella

asiatica)

Babadotan

(Ageratum

conyzoides)

Bambu ater

(Gigantochloa

atter)

Bambu Bitung

(Schizostachyum

caudatum)

Bambu Hias

/Pringgondani

(bambusa

multiplex)

Bambu Hijau

(Bambusa

vulgaris)

Page 122: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Bambu Kuning

(Bambusa

vulgaris)

Bambu Tali

(Gigantochloa

apus)

Belimbing

(Averrhoa

carambola)

Bintinu (Melochia

umbellate)

Bungur

(Lagerstroemia

indica)

Buset (Mimosa

pigra)

Cengek/Cabe

merah

(Capsicum

annum)

Cengek/Cabe

rawit (Capsicum

frutescens)

Derawak

(Microcos

paniculata)

Durian (Durio

zibethinus)

Page 123: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Flamboyan

(Delonix regia)

Gelapangan

(Eupatorium

doratum)

Gempol

(Nauclea

orientalis)

Gempol/ Jengkol

(Pithecellobium

jiringa)

Glodogan

(Polyalthia

longifolia)

Harendong

(Melastoma

malabathricum)

Harendong bulu

(Clidemia hirta)

Irengan

(Eupatorium sp.)

Jembret

(Paederia

scandens)

Jambu Klutuk

(Psidium

guajava)

Jambu Kopo

(Syzygium

littorele)

Jambu Mede

(Anacardium

occidentale)

Page 124: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Jarong

(Stachytarpeta

jamaicensis)

Kacangan

(Mucuna

bracteata)

Kalapa (Cocos

nucifera)

Kaliandra

(Calliandra

haematocephal)

Kayu Putih

(Melaleuca

leucadendra)

Lamtoro

(Leucaena

leucocephal)

Mahoni

(Swietenia

macrophylla)

Nanas (Ananas

comosus)

Nangka Beurit

(Artocarpus

champeden)

Pule (Alstonia

scholaris)

Page 125: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Pisang Ambon

(Musa

paradisiaca var.

sapientum)

Pisang Kepok

(Musa

paradisiacal)

Salam

(Syzygium

polyanthum)

Sempur (Dillenia

indica)

Sukun

(Artocarpus

communis)

Melinjo/Tangkil

(Gnetum

gnemon)

Tebu

(Saccharum

officinarum)

Page 126: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Foto Lampiran 3. Burung Di Hutan Kota Ranggawulung dan Sekitarnya

Walet Linchi

(Collocalia

linchi)

Bondol Jawa

(Lonchura

leucogastroides)

Cabai Polos

(Dicaeum

concolor)

Bondol Peking

(Lonchura

punctulata)

Pergam Hijau

(Ducula

aenea)

Burung Madu

Sriganti

(Nectarinia

jugularis)

Elang Hitam

(Ictinaetus

malayensis)

Cinenen Pisang

(Orthotomus

sutorius)

Bentet

Kelabu

(Lanius

schach)

Prenjak Jawa

(Prinia

familiaris)

Page 127: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Cucak

Kutilang

(Pycnonotus

aurigaster)

Merbah

Cerukcuk

(Pycnonotus

goiavier)

Tekukur

Biasa

(Streptopelia

chinensis)

Merbah Belukar

(Pycnonotus

plumosus)

Cekakak

Sungai

(Todiramphus

chloris)

Cekakak Suci

(Todiramphus

sanctus)

Kacamata

Biasa

(Zosterops

palpebrosus)

Page 128: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Foto Lampiran 4. Herpetofauna dan Mamalia Di Hutan Kota Ranggawulung dan

Sekitarnya

Bunglon

(Bronchocela

cristatella)

Percil Jawa

(Microhyla

achatina)

Kodok Puru

Hutan (Bufo

bipocartus)

Katak Pohon

Bergaris

(Polypedates

leucomystax)

Kodok Puru

Kerdil (Bufo

parvus)

Kongkang

Kolam (Rana

chalconota)

Tokek Rumah

(Gekko gecko)

Ular

Bangkai/Ular

Bambu

(Trimeresurus

sp.)

Kadal Kebun

(Mabuya

multifasciata)

Ular Cikopo

Merah/ Ular

Matahari

(Xenochrophis

trianguligerus)

Page 129: Biodiversity Hutan Kota Ranggawulung Field Subang

Oray Gibuk/

Ular Edor

(Calloselasma

rodhostoma)

Kodok

Buduk/Kodok

Puru (Bufo

melanostictus)

Ular Hijau

Pucuk/Ular

Gadung

(Ahaetulla

prasina)

Katak Tegalan

(Vejervarya

limnocharis)

Cicak Pohon

(Hemidactilus

frenatus)

Katak Sawah/

Katak Hijau

(Vejervarya

cancrivora)

Hap-Hap/Kadal

Terbang (Draco

sp)