hutan kota

39
DIREKTORAT BINA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL KEMENTERIAN KEHUTANAN 1

Upload: thio-helena-simarmata

Post on 26-May-2015

9.011 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

menurut saya ada contoh gambar di hal 18 dan 38 yang kurang sesuai untuk hutan kota, dimana sebaiknya tidak ada perkerasan permanen di hutan kota. contoh daripada menggunakan concrete block sebaiknya menggunakan grass block. Contoh lain adalah dari gambar contoh hutan kota di hal 38 mungkin kurang tepat untuk hutan kota karena persentasi bangunan sudah sangat besar dan vegetasi terbatas. Model dalam contoh di hal 38 lebih tepat disebut taman kota. :)

TRANSCRIPT

Page 1: Hutan Kota

DIREKTORAT BINA REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN

DITJEN BINA PENGELOLAAN DAS DAN PERHUTANAN SOSIAL

KEMENTERIAN KEHUTANAN 1

Page 2: Hutan Kota

OUT LINE I. Latar BelakangII. Permasalahan Kawasan PerkotaanIII. Sekilas Perkembangan Pembangunan Hutan KotaIV. Penyelenggaraan Hutan Kota

A. Penunjukan Hutan KotaB. Pembangunan Hutan KotaC. Penetapan Hutan KotaD. Pengelolaan Hutan Kota :

1. Tahapan Pengelolaan Hutan Kota2. Permasalahan Pembangunan Hutan Kota3. Pelaksanaan Pengelolaan Hutan Kota4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan

Kota5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan Kota6. Pemantauan Hutan Kota7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan Kota8. Peran Serta Masyarakat9. Perkembangan Pembangunan Hutan Kota S/d Tahun

2011

2

Page 3: Hutan Kota

I. LATAR BELAKANG

1. WILAYAH PERKOTAAN

• Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, Konversi kawasan hutan menjadi lahan pertanian dan pemukiman.

• Pesatnya pertumbuhan perekonomian mendorong konversi lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman, centra-centra pedagangan dan kawasan industri.

• Menyatunya kawasan pemukiman, centra perdagangan dan kawasan industri melembaga menjadi wilayah perkotaan.

hutan primer

Pemukiman 20 – 40%

Pemukiman 40 – 60%

Pemukiman 60 – 80%

Pemukiman 80 – 100%

3

Page 4: Hutan Kota

KAWASAN

PERKOTAAN

KAWASAN PERKOTAAN

• Pembangunan fisik kota cenderung mengakibatkan minimnya ruang terbuka hijau dan menghilangkan kondisi yang alami.

• Lingkungan perkotaan berkembang secara ekonomi, namun menurun secara ekologi.

4

Page 5: Hutan Kota

Pesatnya pembangunan wilayah perkotaan cenderung mengorbankan bentang alam terbuka hijau, fungsi pepohonan sebagai paru wilayah perkotaan dan estetika alami.

• Disamping itu, penggunaan teknologi industri, transportasi, dan penyegar udara (air conditioner) meningkatkan keluaran asap CO, CO2 , debu timbal dan material beracun lainnya meningkatkan pencemaran udara. Dan peningkatan suhu udara.

• Di lain sisi, minimnya ruang terbuka hijau dan habisnya pohon-pohon hutan di perkotaan menurunkan kemampuan penyerapan/ fixasi co, co2 dan bahan beracun lainnya.

• Alhasil, Kota menghadapi permasalahan lingkungan yang serius: hubungan masyarakat perkotaan dan lingkungannya tidak harmonis.

II. PERMASALAHAN KAWASAN PERKOTAAN

5

Page 6: Hutan Kota

WILAYAHPERKOTAAN

POLUTAN MENINGKAT

BANJIR

SUHU UDARA MENINGKAT

LINGKUNGAN KUMUH

INTRUSI AIR LAUT

DLL

ANALISIS PERMASALAHANKAWASAN PERKOTAAN

6

Page 7: Hutan Kota

• Tahun 1978, Konggres kehutanan sedunia VIII di Jakarta telah memuncul gagasan pembangunan hutan di perkotaan. Namun implementasi gagasan pembangunan hutan kota belum terlaksana.

• Tahun 1980-an, issu menurunnya kualitas lingkungan perkotaan mulai digalakan Program/kegiatan penghijauan perkotaan.

• Tahun 1990-an, semakin meningkatnya pencemaran udara, air mulai disadarinya pentingya hutan kota..

Pada Pekan Penghijauan Nasional (PPN) ke 30 di Palu Sulawesi Tengah, Presiden RI mencanangkan pembangunan hutan kota.

Pembangunan hutan kota mulai ditumbuhkan di 11 kota besar, dengan diawali pembangunan hutan kota Jakarta seluas + 2.327 Ha.

• S/d Tahun 2009 telah dibangun Hutan Kota seluas 20.379 Ha dengan dana APBN, APBD dan swadaya.

• Tahun 2010 telah dibangun hutan kota seluas 1.1175,6 ha dengan dana APBN.• Tahun 2011 telah dibangun hutan kota seluas 1.444 ha dengan dana APBN.

III. SEKILAS PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

7

Page 8: Hutan Kota

1. Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002 Tentang Hutan Kota

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota

3. Permenhut No. P. 71/Menhut-II/2009 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kota

Dasar Hukum

8

IV. PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA

Page 9: Hutan Kota

Hutan Kota :Suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon yang kompak dan rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.

Tujuan :Untuk kelestarian, keserasian dan keseimbangan ekosistem perkotaan yang meliputi unsur lingkungan, sosial dan budaya.

Fungsi :• Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika• Meresapkan air• Menciptakan keseimbangn dan keserasian lingkungan fisik kota• Mendukung pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

Pengertian, Tujuan Dan Fungsi Hutan Kota

9

Page 10: Hutan Kota

Penyelenggaraan Hutan Kota meliputi :

C. PENETAPAN

D. PENGELOLAAN

A. PENUNJUKANA. PENUNJUKAN

B. PEMBANGUNAN

10

Page 11: Hutan Kota

Pertimbangan dalam penunjukan hutan kota : Luas wilayah, jumlah penduduk, tingkat pencemaran dan kondisi fisik kota. Luas Hutan Kota minimal 0,25 Ha (hamparan yang kompak) Luas Hutan Kota minimal 10% dari luas wilayah perkotaan dan disesuaikan dengan kondisi

setempat.

Penunjukan : Mencakup luas dan lokasi Hutan Kota Lokasi pada tanah negara atau tanah hak

(pemberian kompensasi sesuai peraturan) Merupakan bagian Ruang Terbuka Hijau

(RTH) wilayah perkotaan. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah

Perkotaan (RTRWK) Dilakukan oleh Bupati/Walikota dan khusus

untuk DKI oleh Gubernur

11

A.PENUNJUKAN HUTAN KOTAA.PENUNJUKAN HUTAN KOTA

Page 12: Hutan Kota

Peta RTH Prov. DKI Jakarta

Target RTH :13,94% (9.544,81 Ha),

Realisasi : 9,97% (6.826,52 Ha),

Sisa target :3,97% (2.718,29 Ha)

12

Page 13: Hutan Kota

Pembangunan : Dilaksanakan berdasarkan penunjukan

luas dan lokasi Hutan Kota. Pelaksana Bupati/Walikota dan khusus

Untuk DKI oleh Gubernur. Pembangunan meliputi Perencanaan dan

Pelaksanaan.

PERENCANAAN :

• Disusun berdasarkan kajian aspek teknis, ekologi, sosio-ekonomi, budaya masyarakat setempat.

• Rancangan teknis : (a) bentuk yang disesuaikan dengan karakteristik lahan dan (b) tipe Hutan Kota sesuai dengan yang ditetapkan dalam RTRWP

PELAKSANAAN :

1. Penataan Areal;2. Penanaman;3. Pemeliharaan; dan 4. Pembangunan sipil

teknis.

13

B. PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

B. PEMBANGUNAN HUTAN KOTA

Page 14: Hutan Kota

BENTUK

HUTAN KOTA

B. TYPE

HK. PEMUKIMANHK. PEMUKIMAN

HK. KAWASAN INDUSTRIHK. KAWASAN INDUSTRI

HK. REKREASIHK. REKREASI

HK. PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

HK. PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

HK. PERLINDUNGANHK. PERLINDUNGAN

HK. PENGAMANANHK. PENGAMANAN

JALUR

MENGELOMPOK

MENYEBAR

A. BENTUK

Bentuk Dan Type Hutan Kota

14

Page 15: Hutan Kota

Bentuk Jalur

15

Page 16: Hutan Kota

Bentuk Mengelompok

16

Page 17: Hutan Kota

Bentuk Menyebar

17

Page 18: Hutan Kota

Struktur Hutan Kota

18

Page 19: Hutan Kota

Coloring Hutan Kota

19

Page 20: Hutan Kota

A.Type Kawasan Pemukiman Type Hutan Kota

Hutan Kota yang dibangun pada area permukiman yang berfungsi sebagai penghasil Oksigen, penyerap karbondioksida, peresapan air, penahan angin, peredam kebisingan dengan komposisi pepohan tanaman pepohonan tinggi yang dikombinasikan dengan tanaman perdu dan rerumputan.

Karakteristik pepohonannya : pohon dengan perakaran kuat, ranting tidak mudah patah, daun tidak mudah gugurdan pohon-pohon penghasil bunga/ buah/biji-bijian yang memiliki nilai ekonomis

20

Page 21: Hutan Kota

Hutan Kota yang dibangun di kawasan industri yang dirancang untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan industri.

Karakteristik pepohonnya merupakan pohon-pohon berdaun lebar dan rindang, berbulu, permukaan kasar/berlekuk, bertajuk tebal, tanaman yang menghasilkan bebahuan harum.

b. Type Kawasan industri

21

Page 22: Hutan Kota

Hutan Kota yang berfungsi sebagi pemenuhan kebutuhan rekreasi dan keindahan dengan jenis pepohonan yang indah dan unik.

Karakteristik pepohonnya merupakan pohon-pohon yang indah dan atau penghasil bunga/buah yang digemari satwa seperti burung, kupu-kupu dan jenis satwa menarik lainnya.

c. Type Kawasan Rekreasi

22

Page 23: Hutan Kota

Hutan Kota yang dibangun untuk pelestarian plasma nutfah, yaitu:Sebagai konservasi plasma nutfah insitu dan sebagai habitat khususnya untuk satwa yang dilindungi atau yang akan dikembangkan.

Kharakteristik pohannya merupakan pohon-pohon langka dan atau pohon-pohon unggulan daerah setempat.

d. Type Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah

23

Page 24: Hutan Kota

a. Hutan kota yang berfungsi untuk mencegah atau mengurangi bahaya erosi dan longsor pada daerah dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai dengan karakteristik tanah, melindungi pantai dari gempuran ombak (abrasi),melindungi daerah resapan air untuk mengatasi masalah penipisan air tanah dan atau masalah meresapnya air laut ke daratan (intrusi air laut).

b. Kharakteristik pepohonanya, antara lain: pepohonan yang memiliki daya evaporasi yang rendah dan pepohonan yang dapat mengurangi bahanya abrasi pantai seperti mangrove yang memiliki perakaran yang kuat.

a. Hutan kota yang berfungsi untuk mencegah atau mengurangi bahaya erosi dan longsor pada daerah dengan kemiringan cukup tinggi dan sesuai dengan karakteristik tanah, melindungi pantai dari gempuran ombak (abrasi),melindungi daerah resapan air untuk mengatasi masalah penipisan air tanah dan atau masalah meresapnya air laut ke daratan (intrusi air laut).

b. Kharakteristik pepohonanya, antara lain: pepohonan yang memiliki daya evaporasi yang rendah dan pepohonan yang dapat mengurangi bahanya abrasi pantai seperti mangrove yang memiliki perakaran yang kuat.

e. Type Kawasan Perlindungan

Perda No. 3 – Tahun 2007 Tentang Rtrw Kawasan Lindung/ Konservasi Mangove Pada Zona Iv ( Meliputi

Kec. Gn Anyar, Rungkut, Sukolilo Dan Mulyorejo)

24

Page 25: Hutan Kota

Hutan Kota yang dibangun untuk meningkatkan keamanan pengguna jalan pada jalur kendaraan dengan pembuatan jalur hijau dengan kombinasi pepohonan dan tanaman perdu.

Kharakteristik pepohonan yang berakar kuat dengan ranting yang tidak mudah patah yang memiliki perakaran kuat, tidak mudah patah yang dilapisi dengan perdu yang liat, dilengkapi jalur pisang-pisangan dan atau tanaman merambat dari legum secara berlapis-lapis.

e. Type Kawasan Pengamanan

25

Page 26: Hutan Kota

Tanah Hak karena pertimbangan keberadaannya dapat ditetapkan sebagai Hutan Kota oleh pemegang hak tanpa pelepasan hak atas tanah.

Pemegang Hak memperoleh insentif atas tanah haknya sebagai Hutan Kota.

Hutan Kota Tanah hak ditetapkan minimal 15 tahun.

Penetapan Tanah Hak dapat dilakukan tanpa proses penunjukan dan pembangunan.

Berdasarkan permohonan dari Pemegang Hak tanah, Penetapan dan Perubahan peruntukan tanah hak dengan keputusan Bupati/ Walikota Khusus untuk wilayah DKI dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Kriteria Tanah Hak untuk ditetapkan sebagai Hutan Kota :

• Terletak di wilayah perkotaan Kota/ Kabupaten atau Propinsi Untuk DKI Jakarta.

• Merupakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didomionasi Pepohonan

• Luas minimal 0,25 Ha (mampu memberikan nilai estetk, memperbaiki iklim mikro, resapan ailr, intrusi air laut dll)

Catatan:

Pemberian Insentif atas nama pemegang hak atas Hutan Kota dengan Peraturan daerah.

Penetapan hutan kota dengan Peraturan Daerah

26

C. PENETAPAN HUTAN KOTAC. PENETAPAN HUTAN KOTA

Page 27: Hutan Kota

LOKASI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI HUTAN KOTA SRENGSENG – JAKARTA BARAT

(Luas: 15 ha SK. GUB No.202/1995)

27

Page 28: Hutan Kota

PENGELOLAAN HUTAN KOTA DISESUAIAKAN DENGAN BENTUK DAN TIPE HUTAN KOTATahapan Pengelolaan :a. Penyusunan Rencana Pengelolaan (Tujuan, jangka waktu,

Program/Kegiatan, Kelembagaan, Monev).b. Pemeliharaan (Optimalisasi fungsi dan manfaat, ruang

tumbuh, deversifikasi jenis, kualitas tempat tumbuh)c. Perlindungan dan Pengamanan (Pencurian flora/fauna,

kebakaran, hama penyakit)d. Pemanfaatan (Pariwisata, rekreasi, olah raga, litbang,

pendidikan, plamanutfah, HHBK)e. Pemantauan dan evaluasi.

28

D. PENGELOLAAN HUTAN KOTAD. PENGELOLAAN HUTAN KOTA

1. Tahapan Pengelolaan Hutan Kota

Page 29: Hutan Kota

1. Perbedaan persepsi (fungsi, manfaat, tipe, bentuk) Hutan Kota dengan Hutan lainnya.

2. Keterbatasan lahan (ganti rugi/ pembebasan lahan) pembangunan Hutan Kota.

3. Status kawasan masih bersifat penunjukan (belum ada penetapan dengan Perda).

4. Terbatasnya Alokasi dana APBD kab/Kota dan Partisipasi Mitra Usaha.

5. Belum optimalnya pemanfaatan Hutan kota sebagai (Pariwisata, rekreasi, olah raga, litbang, pendidikan, plamanutfah, HHBK)

6. Belum berjalannya sistem insentif dalam pembangunan dan pengelolaan Hutan Kota.

2. Permasalahan Pembangunan Hutan Kota

29

Page 30: Hutan Kota

Kegiatan Komponen Kegiatan

Pelaksanaan Penanggung jawab Pengelola

Anggaran

Hutan Kota Penyusunan rancangan

Swakelola/Pihak III Secara swakelola perlu

dibentuk tim penyusun yang dapat melibatkan unsur BPDAS/BPHM

Penyusunan rancangan, penyediaan bibit, penanaman, pemeliharaan I dan II adalah PPK pada Dinas Kab./Kota Penyediaan

bibitSwakelola/Pihak III

Penanaman Swakelola/Pihak III

Pemeliharaan I dan II

Swakelola/Pihak III

3. Pelaksanaan Pembangunan Hutan Kota

30

Page 31: Hutan Kota

No Kegiatan Penanggung jawab/pejabat

1. Penyusunan Rancangan

Kabid/Kasi pada dinas kab./kota yang membidangi RHL kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Kabid pada dinas provinsi yang membidangi RHL

2. Penilai Rancangan

Kepala Balai Pengelolaan DAS

3. Pengesahan Rancangan

Kepala dinas kab/kota kecuali Provinsi DKI Jakarta oleh Kepala Dinas Provinsi

31

4. Penanggung Jawab Penyusunan Rancangan Hutan Kota

Page 32: Hutan Kota

REHABILITASI HUTAN KOTA

(1.000 Ha)DANA LAIN

PENANAMAN HUTAN KOTA 2012

PESEMAIANPERMANEN 2012

DAK DBHDR 2012

• APBD I/II BUMN/S Swadaya Masy

32

5. Sumber Dana Pengelolaan Hutan Kota

Page 33: Hutan Kota

Tujuan :Meningkatkan kinerja pengelolaan Hutan Kota

Perangkat yang diperlukan : Instrument Mon-Ev : Pedoman Pengelolaan Hutan Kota diatur

dengan Perda Kriteria Penilaian Hutan Kota diatur

dengan Permenhut.

Waktu :Diselenggarakan secara periodik

33

6. Pemantauan Hutan Kota

Page 34: Hutan Kota

PELIMPAHAN KEWENANGAN)

PEMBINANAN DAN PENGAWASAN

PENGELOLA HK(Pemda)

DISHUT KAB/KOTA

DISHUT PROV

KEMENHUT

1

3

4

PENGELOLA HK(Masyarakat)

2

34

7. Pembinaan dan Pengawasan Hutan Kota

Page 35: Hutan Kota

Penyediaan Lahan Penyandang Dana

Partisipasi(Perencanaan, Penentuan Lokas, informasi,

saran pendapat) Pelaksanaan pembangunan Pemanfaatan Hutan Kota

Pengamanan dan Perlindungan

Pendidikan dan Pelatihan

Penyuluhan Bantuan Teknis dan

Insentif

PEMERINTAH MASYARAKAT

35

8. Peran Serta Masyarakat

Page 36: Hutan Kota

9. Realisasi Pembangunan Hutan Kota S/D Tahun 2011

36

No BPDAS Provinsi/Kab/KotaLuas Kab/Kota

(Ha)*Luas HK Ideal

(Ha)** S/d Tahun 2009Realisasi HK

2010 (Ha)Realisasi HK

2011 (Ha) Keterangan

1 2 3 4  5 6 7  8  9

               

1 Agam Kuantan Sumatera Barat 4,201,289.00 54,406.27 252,0 86.00 49  

2 Ake Malamo Maluku Utara 3,199,150.00 54,583.83 0 37.40 30  

3 Asahan Barumun Sumatera Utara 5,597,118.00 43,345.97 143 (+ Wampu SU)   15.1  

4 Barito Kalteng, Kalsel 14,764,473.00 276,177.26 93 24.00 35.7  

5 Batanghari Jambi 5,005,816.00 49,976.45 110   227.2  

6 Baturusa Cerucuk Bangka Belitung 1,642,406.00 33,681.65 169,1 50.00 115.2  

7 Benain Noelmina NTT 4,917,864.00 47,381.15 0 225.00 20  

8 Bone Bolango Gorontalo 1,125,707.00 15,828.95 136,5 25.00 97  

9 Brantas Jawa Timur 1,795,182.00 16,055.82 329,8 (+ sampean) 15.09 10  

10 Cimanuk-Citanduy Jawa Barat, Jawa Tengah 1,735,466.00 8,467.82 102,5 20.99 57.3  

11 Citarum Ciiwung Banten, DKI, Jawa Barat 3,062,557.00 30,323.85 3022,8 18.00 100  

12 Dodokan Moyosari NTB 1,934,857.00 18,499.28 0   21  

13 Indragiri Rokan Riau 9,073,132.00 86,342.22 12.924,7 89.29 138  

14 Jeneberang Walanae Sulawesi Selatan 2,172,069.00 20,305.94 6,5 (+ Saddang) 15.00 23.8  

15 Kahayan Kalimantan Tengah 4,466,400.00 56,510.00 11 165.00 65.4  

16 Kapuas Kalimantan Barat 14,676,700.00 117,230.00 15   40  

17 Kepulauan Riau Kepulauan Riau 879,213.00 20,381.95 2.203,6 21.42 21.4  

18 Ketahun Bengkulu 2,114,327.00 23,979.87 0 4.00 73.2  

19 Krueng Aceh Aceh 5,795,600.00 69,687.30 130,4 23.37 19.3  

Page 37: Hutan Kota

LANJUTAN PEMBANGUNAN HUTAN KOTA......

37

20 Lariang Mamasa Sulawesi Barat 1,678,718.00 17,632.86 25 14.00    

21 Mahakan Berau Kalimantan Timur 20,453,434.00 184,887.87 0 80.40 30  

22 Memberamo Papua 31,903,533.00 377,794.44 0 62.00 15  

23 Musi Sumatera Selatan 9,159,243.00 74,650.26 230   23  

24 Palu Poso Sulawesi Tengah 6,703,729.00 56,881.14 0 20.30 120  

25 Pemali Jratun Jawa Tengah 1,769,430.00 15,655.27 255 19.99 24.9  

26 Remu Ransiki Papua Barat 10,212,596.00 109,343.33 0 9.38 67.8  

27 Saddang Sulawesi Selatan 2,499,679.00 21,315.15 (tmsk sulsel) 15.00 21.4  

28 Sampara Sulawesi Tenggara 3,806,770.00 34,638.36 50 15.00 40  

29 Sampean Jawa Timur 1,533,277.00 8,245.46 (tmsk jatim) 10.00    

30 Serayu Opak Progo Jawa Tengah, DIY 1,141,107.00 6,535.83 0   31.9  

31 Solo Jawa Tengah, Jawa Timur 1,742,826.00 9,355.04 (tmsk jateng) 10.01 10  

32 Tondano Sulawesi Utara 1,385,164.00 18,091.50 0 20.00 20  

33 Unda Anyar Bali 1,156,012.00 10,199.66 85,3      

34 Waehapu Batumerah Maluku 4,691,403.00 84,347.86 0 20.00 107.9  

35 Wampu Sei Ular Sumatera Utara 1,701,005.00 14,854.80 (tmsk sumut) 10.00 15  

36 Way Seputih WS Lampung 3,863,380.00 28,318.49 83 50.00    

               

  TOTAL   193,560,632.00 2,115,912.90 20.379,0 1,175.64 1,685.50  

KETERANGAN :

*) Data mengacu pada Permendagri P.06 Tahun 2008 tentang Data Wilayah Administrasi Pemerintahan Per Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan Seluruh Indonesia

**) Luas hutan kota ideal untuk kabupaten diperoleh dari luas kota kabupaten di bagi jumlah kecamatan di kali 10 % (Permenhut P.71 tentang Penyelenggaraan Hutan Kota), sedangkan untuk wilayah kota, luas ideal hutan kota di peroleh luas kota di kali 10 %

Page 38: Hutan Kota

Hutan KotaBPDAS : Citarum - CiliwungKab : Kota Jakarta TimurKec : CakungLuas : 3 haLat_DMS : 45060Long_DMS : 106 3622

Hutan KotaBPDAS : SoloKab : NgawiKec : NgawiLuas : 438 haLat_DMS : 28160Long_DMS : 107 3636

Hutan KotaBPDAS : BrantasKab : KediriKec : KotaLuas : 2995 haLat_DMS : 55060Long_DMS : 1094241

Hutan KotaBPDAS : Cimanuk - CitanduyKab : KuninganKec : GaratengahLuas : 398 haLat_DMS : 33260Long_DMS : 106 88732

43

Page 39: Hutan Kota

TERIMAKASIH

38