program kreativitas mahasiswa judul program...

17
i PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENETAPAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO BIDANG KEGIATAN PKM-AI Diusulkan Oleh: Dwi Asri Mukaromah (E0010123/2010) Febri Eka Pradana (E0010144/2010) Nurul Kusumaningrum (E0010261/2010) Rina Veranicha (E0010306/2010) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Upload: dinhnhu

Post on 02-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENETAPAN

PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI

PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BIDANG KEGIATAN

PKM-AI

Diusulkan Oleh:

Dwi Asri Mukaromah (E0010123/2010)

Febri Eka Pradana (E0010144/2010)

Nurul Kusumaningrum (E0010261/2010)

Rina Veranicha (E0010306/2010)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

0011107207

1

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENETAPAN PERMOHONAN

DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA

Dwi Asri Mukaromah (E0010123), Febri Eka Pradana (E0010144), Nurul Kusumaningrum

(E0010261), Rina Veranicha (E0010306) Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta

ABSTRAK

Dispensasi nikah diperlukan bagi calon pengantin pria yang belum berumur 19

tahun dan calon pengantin wanita yang belum berumur 16 tahun untuk dapat

melangsungkan perkawinan. Penulisan artikel ini, mempergunakan metodologi

kualitatif sedangkan jenis penulisannya menggunakan penelitian hukum normatif atau

dikenal sebagai penelitian hukum doktinal atau penelitian hukum kepustakaan

didasarkan pada fakta empirik yang terdapat di persidangan dispensasi nikah di

Pengadilan Agama Sukaharjo. Faktor Penyebab Diajukan Permohonan Dispensasi

Nikah yaitu: Kekhawatiran orang tua dan Hamil diluar nikah. Sedangkan Latar

belakang pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam mengabulkan dispensasi

nikah adalah: adanya Rasa keadilan dan Kemanfaatan. Kesimpulannya Pengajuan

permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Sukoharjo disebabkan oleh dua

faktor yaitu kekhawatiran orang tua terhadap anaknya dan kehamilan diluar nikah.

Sedangkan dasar yang digunakan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi

nikah Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 serta adanya

kemanfaatan.

Kata Kunci: dispensasi nikah, pertimbangan, hakim

ABSTRACT

Marriage necessary dispensation for married who are aged 19 and over who

are not married another 16 years to be able to hold the wedding . Writing this article,

using qualitative research methodology while using said law normative or legal

research or literature doktinal legal research writing based on empirical facts

contained in the courts of first instance of type exemption wedding Sukaharjo. Causes of

marriage given dispensation Request namely concerns of parents and outside marriage.

Pregnant While substantive considerations used by the judge in granting the exemption

of marriage are : the presence of a sense of justice and utility . The application for

conclusion of the exemption from the religious wedding in Sukoharjo caused by two

factors: parental concerns about their children and pregnancies out of wedlock. The

base while the judge granted a marriage exemption in Article 7 paragraph (2) of Law

Number 1 Year 1974 of the law of marriage and the presence of opportunism.

Key words: dispensation for married, the judgement, the judge

2

A. PENDAHULUAN

Pengertian perkawinan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai

suami isteri dengan tujuan membentuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dispensasi kawin

mempunyai arti pengecualian dari aturan umum untuk keadaan yang khusus

tentang usia perkawinan, yakni keringanan atas batasan umur yang menurut

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 untuk calon mempelai pria harus sudah

berumur 19 tahun dan untuk calon mempelai wanita harus sudah mencapai 16

tahun. Ketentuan dalam Undang-Undang tidak bisa diterapkan secara langsung

pada peristiwa hukum, itu dikarenakan Undang-Undang tersebut berlaku umum

dan bersifat abstrak, sedangkan peristiwa hukum yang terjadi bersifat konkrit dan

khusus. Sehingga, perlunya adanya penafsiran terhadap perundang-undangan agar

dapat disesuaikan dengan peristiwa hukumnya, kemudian baru diterapkan pada

suatu peristiwa. Penafsiran merupakan salah satu metode penemuan hukum yang

memberi penjelasan mengenai teks Undang-Undang agar ruang lingkup kaedah

dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Penafsiran oleh hakim

merupakan penjelasan yang harus menuju kepada pelaksanaan yang dapat

diterima oleh masyarakat mengenai peraturan hukum terhadap peristiwa konkrit.

Untuk mengambil keputusan yang tepat, hakim terlebih dahulu harus mengetahui

secara obyektif tentang duduknya perkara sebagai dasar putusannya, sehingga

putusan itu didahului dengan pertimbangan terlebih dahulu (Sudikno

Mertokusumo dan Pitlo, 1993:12-13).

Salah satu perkara yang membutuhkan pertimbangan hakim yaitu dispensasi

nikah. Dispensasi nikah diperlukan bagi calon pengantin pria yang belum berumur

19 tahun dan calon pengantin wanita yang belum berumur 16 tahun untuk dapat

melangsungkan perkawinan. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal

7 Ayat 1 disebutkan bahwa Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai

umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Tetapi dalam

pasal 7 Ayat 2 adanya penyimpangan terhadap ayat (1) tersebut yang isinya

bahwa para pihak dapat meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat lain,

3

yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita. Selanjutnya

dalam pelaksanaan teknis ketentuan tersebut, dalam Permenag Nomor 3 Tahun

1975 Pasal 13 Ayat 2 dengan suatu penetapan. Ditetapkannya batas umur tersebut

maksudnya untuk menjaga kesehatan suami istri dan keturunannya. Sehingga

dalam hal ini untuk dapat memberikan suatu penetapan atas permohonan

dispensasi nikah, perlu pertimbangan Majelis Hakim yang memeriksa perkara

tersebut.

Berdasarkan fakta-fakta yang dalam persidangan perkara dispensasi nikah di

Pengadilan Agama Sukoharjo, maka penulis tertarik untuk menyusun artikel

ilmiah yang berhubungan dengan syarat umur minimal dalam perkawinan untuk

mengajukan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Sukoharjo.

B. TUJUAN

Dalam penulisan artikel ini, penulis menpunyai suatu tujuan yang jelas dan

ingin dicapai yang diantaranya adalah: untuk mengetahui dasar pertimbangan

hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah; untuk mengetahui latar

belakang pertimbangan hakim dalam penetapan permohonan dispensasi nikah

serta untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang hukum

khususnya dispensasi nikah.

C. METODE

Dalam penulisan artikel ini, penulis mempergunakan metodologi kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut Kirk dan

Miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu

pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada

manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.

Jenis penulisan ini menggunakan penelitian hukum normatif (legal

research) atau dikenal sebagai penelitian hukum doktinal atau penelitian hukum

kepustakaan yaitu hanya studi dokumen yakni menggunakan sumber-sumber data

4

sekunder saja berupa peraturan perundang-undangan, teori hukum dan pendapat

para ahli. Itu sebabnya digunakan analisis secara kualitatif ( normatif-kualitatif)

karena datanya bersifat kualitatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian

hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem

norma yang dimaksud adalah mengenai asas-asas, norma, kaidah dari peraturan

perundang-undangan, putusan pengadilan, perjanjian serta doktrin atau ajaran.

(Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2009:34).

Dalam penulisan artikel lmiah ini mendasarkan pada fakta empirik yang

terdapat di persidangan dispensasi nikah di Pengadilan Agama Sukoharjo yang

kemudian dianalisis menggunakan metode penelitian normatif. Bahan hukum

yang digunakan didapatkan dari bahan sekunder di Pengadilan Agama Sukoharjo

dan studi pustaka. Sehingga pengumpulan bahan menggunakan studi kepustakaan

dan teknis analisis bahan hukum dengan induksi dan penafsiran atau interpretasi.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor Penyebab Diajukan Permohonan Dispensasi Nikah

Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 mensyaratkan bahwa

perkawinan hanya dapat diizinkan jika pihak pria sudah berumur 19 tahun dan

pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Ayat (2) menyatakan bahwa dalam

hal terjadi penyimpangan terhadap ayat (1) dapat meminta dispensasi kepada

pengadilan atau pejabat yang lain yang ditunjuk oleh kedua orang tu pihak pria

maupun wanita. Pengajuan permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama

Sukoharjo disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

a. Kekhawatiran orang tua

b. Hamil diluar nikah

Yang dimaksud dengan kekhawatiran orang tua adalah dalam hal hubungan

anak dengan pasangannya yang belum diikat dalam suatu perkawinan adalah

terjadinya hal yang tidak diinginkan yang melanggar syariat Islam. Hal ini juga

berkaitan dengan faktor yang kedua yaitu hamil diluar nikah, ini merupakan

akibat dari hubungan anak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

5

Seperti contoh perkara permohonan dispensasi nikah di Pengadilan Agama

Sukoharjo. Dalam suatu kasus, Pemohon merupakan orang tua dari seorang anak

laki-laki berusia 18 tahun. Pemohon telah mendatangi Kantor Urusan Agama di

wilayah tempat tinggalnya untuk mencatatkan perkawinan anaknya dengan

seorang perempuan yang telah dewasa, namun ditolak dengan alasan belum cukup

umur. Anak Pemohon mencintai seorang perempuan yang telah dewasa dan telah

berhubungan erat sehingga sulit untuk dipisahkan. Selama menjalin hubungan

keduanya pernah melakukan hubungan layaknya suami istri yang mengakibatkan

si perempuan hamil 4 bulan. Sebagai orang tua, pemohon menghendaki agar

anaknya tersebut dapat segera dinikahkan dengan si perempuan pasangannya demi

kebaikan mereka berdua kelak. Untuk menikahkan keduanya, Pemohon terhambat

usia anak Pemohon yang belum mencapai batas usia kawin sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan alasan tersebut,

Pemohon mengajukan permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama

Sukoharjo. Alasan pengajuan permohonan dispensasi nikah ke Pengadilan Agama

Sukoharjo adalah bahwa adanya kekhawatiran terhadap anaknya dan pasangannya

yaitu perempuan yang telah hamil akibat hubungan suami istri yang telah

dilakukannya. Kondisi ini yang membuat Pemohon dan orang tua pasangan

anaknya untuk dapat segera menikahkan keduanya.

Dalam pengajuan permohonan dispensasi nikah pihak Pengadilan Agama

Sukoharjo terlebih dahulu melakukan beberapa tahapan. Seperti meminta

keterangan kedua belah pihak keluarga perempuan dan laki laki, juga dilakukan

pemeriksaan oleh dokter. Pemeriksaan dilakukan apabila kondisi pihak

perempuan yang akan menikah sudah dalam kondisi hamil. Kurangnya bentuk

perhatian keluarga dan agama, dimana pemohon sudah melakukan kumpul kebo

dengan pasangan bahkan sampai hamil meski belum secara resmi cukup umur dan

menikah (http://krjogja.com/read/174592/permohonan-dispensasi-nikah-di-pa-

sukoharjo-meningkat.kr).

Pertimbangan Hakim dalam Mengabulkan Permohonan Dispensasi Nikah

Permohonan dispensasi usia perkawinan merupakan gugat yang bersifat

volunteer. Gugat permohonan disederajatkan ekuivalensinya dengan penetapan.

6

Dengan kata lain, Undang- Undang menilai putusan yang sesuai dengan gugat

permohonan adalah penetapan, yang lazim juga disebut beschikking dalam arti

luas (M. Yahya Harahap, 2003:306). Bagi hakim, dalam mengadili suatu perkara

terutama yang dipentingkan adalah fakta atau peristiwanya dan bukan hukumnya.

Peraturan hukumnya hanyalah alat, sedangkan yang bersifat menentukan adalah

peristiwanya. Ada kemungkinannya terjadi suatu peristiwa yang meskipun sudah

ada peraturan hukumnya, justru lain penyelesaiannya. Hakim dianggap tahu akan

hukumnya (ius curia novit). Soal menemukan hukumnya adalah urusan hakim.

Maka oleh karena itu hakim mempertimbangkan putusannya wajib karena

jabatannya melengkapi alasan-alasan hukum yang tidak dikemukakan oleh para

pihak (Sudikno Mertokusumo, S.H dan A.Pitlo, 1993: 32-33).

Dasar yang digunakan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi

nikah sebagai berikut:

a. Pasal 7 ayat (2) Undang- Undang Perkawinan

Dalam pasal 7 ayat (2) disebutkan bahwa penyimpangan terhadap ketentuan

ayat (1) mengenai batas usia minimal untuk menikah, dapat meminta

dispensasi kepada Pengadilan Agama atau pejabat lain yang ditunjuk oleh

kedua orang tua pihak laki- laki maupun pihak perempuan. Pasal 7 ayat (2) ini

memberikan kewenangan kepada hakim untuk mengabulkan permohonan

dispensasi usia perkawinan karena Pengadilan Agama merupakan lembaga

yang berwenang menangani permohonan usia perkawinan. Dalam setiap

penetapan hakim untuk kasus permohonan dispensasi usia perkawinan, selalu

dicantumkan pasal 7 ayat (2) Undang- Undang Perkawinan yang merupakan

legitimasi bagi hakim yang diatur dalam Undang- Undang.

b. Manfaat

Permohonan Pemohon untuk menikahkan anaknya dipandang lebih besar

manfaatnya daripada mafsadatnya. Salah satu alasan permohonan dispensasi

nikah adalah karena telah terjadi kehamilan terlebih dahulu sebelum adanya

perkawinan. Hakim memandang bahwa mengabulkan permohonan dispensasi

usia perkawinan dapat menghindari kerusakan. Hal ini dikarenakan perkawinan

adalah sesuatu yang sangat mendesak dan harus segera dilakukan agar status

7

kedua calon mempelai jelas dan status anak yang akan dilahirkan nanti juga

jelas. Apabila permohonan dispensasi nikah tidak dikabulkan dalam kondisi

yang sangat memaksa, maka akan terjadi kerugian yang sangat besar yang akan

dialami oleh calon mempelai perempuan dan anak yang ada di dalam

kandungannya. Anak dalam kandungan si perempuan ini bisa jadi tidak akan

mempunyai ayah yang sah saat dia dilahirkan nanti. Hal ini memiliki dampak

lanjutan yang lebih besar.

Latar belakang pertimbangan yang digunakan oleh hakim dalam

mengabulkan dispensasi nikah adalah:

1. Rasa keadilan

Dalam contoh kasus dispensasi nikah di atas, faktor penyebab diajukannya

permohonan adalah karena terjadi kehamilan diluar nikah dan kekhawatiran

orang tua karena hubungan percintaan anaknya sudah sangat erat. Hal tersebut

merupakan peristiwa yang memalukan di kalangan masyarakat. Hakim menilai

orang tua yang mengajukan Permohonan dispensasi nikah tersebut memiliki

kesadaran hukum untuk menikahkan anaknya secara sah baik agama dan

negara. Sehingga hakim harus berlaku adil terhadap mereka yang datang ke

Pengadilan Agama untuk mengajukan permohonan dispensasi nikah.

2. Kemanfaatan

Dalam contoh kasus dispensasi nikah, hakim merasa bahwa dengan

mengabulkan dispensasi nikah dalam kondisi yang mendesak dan sangat

dibutuhkan, maka hukum dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Sehingga peran hukum dibutuhkan oleh masyarakat dalam memberikan

kemudahan dan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat. Apabila

hakim tidak mengabulkan permohonan dispensasi nikah, maka dampak yang

akan ditimbulkan akan sangat besar, antara lain rasa malu yang ditanggung

keluarga pasangan yang belum menikah tersebut, tekanan dari masyarakat,

status bayi yang lahir dari hubungan di luar nikah antara anak laki-laki dan

perempuan tersebut. Dilihat dari segi manfaatnya, maka akan lebih baik jika

kedua calon mempelai ini dinikahkan agar status mereka jelas dan status anak

yang ada di dalam kandungan calon mempelai perempuan juga jelas di mata

8

hukum. Untuk menghindari hal-hal yang lebih buruk lagi di masa datang, maka

hakim sebagai bagian dari aparat penegak hukum, harus mempertimbangkan

manfaat bagi masyarakat yang melakukan upaya permohonan dispensasi nikah.

Pemohon dalam mengajukan permohonan dispensasi nikah untuk anaknya

yang pada pokonya adalah karena adanya kehawatiran akan terjadinya perbuatan-

perbuatan yang dilarang oleh ketentuan hukum apabila tidak segera dinikahkan

padahal keduanya sudah saling mencinta dan sulit untuk dipisahkan. Anak

Pemohon dan calon istrinya sudah saling mencintai bahkan calon istrinya sudah

hamil 4 bulan dan sudah bertunangan.

Pertimbangan hakim untuk mengukur kematangan dan kemampuan

seseorang dalam membangun rumah tangga tersebut dapat ditentukan dari dua

aspek yaitu aspek intlektual yang merupakan kemampuan untuk memutuskan

sesuatu berdasarkan pertimbangan pemikiran yang mendalam dan aspek sosial

yaitu kemampuan membina hubungan dengan orang lain baik hubungan dengan

keluarganya maupun hubungan dengan lingkungan sosial lainnya.

Dalam hukum Islam usia idial sebuah perkawinan tidak diukur dengan

angka usia, akan tetapi lebih ditekankan pada kematangan dalam berfikir,

kemampuan dalam menghadapi segala rintangan dan kemadirian hidup dalam

berumahtangga. Hakim tidak hanya berpacu pada undang-undang karena apabila

hakim menggunakan pendekatan metodologi dalam pengkajian hukum Islam

(fiqh) mengenai permohonan usia kawin, perlu dipertimbangkan maslahat

mursalah (metode ijtihad dalam hukum Islam yang berdasarkan kemaslahatan

umum (Zainuddin Ali, 2006: 14).

Dalam kasus permohonan dispensasi nikah di atas, Majelis Hakim menilai

bahwa hubungan antara anak Pemohon dengan calon istrinya sudah sedemikian

eratnya bahkan calon istrinya sudah hamil 4 bulan, sehingga perlu diberikan

dispensasi nikah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (mafsadat) sesuai

dengan kaidah fiqiyah yang artinya: “Meninggalkan mafsadat/kerusakan lebih

diutamakan dari pada mengambil kemaslahatan”. Sehingga berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis Hakim menilai bahwa

dikabulkannnya permohonan dispensasi nikah lebih mengutamakan kemaslahatan.

9

Sehingga dalam pemberian dispensasi nikah yang diwujudkan dala suatu

penetapan Pengadilan Agama Sukoharjo tersebut juga diharapkan dapat

bermanfaat bagi masyarakat, sehingga dapat memberikan kemudahan dan jalan

keluar bagi persoalan-persoalan yang terjadi.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan, yang menjadi tujuan perkawinan sebagai suami istri adalah untuk

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 mensyaratkan bahwa perkawinan hanya dapat diizinkan jika pihak pria

sudah berumur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun. Ayat

(2) menyatakan bahwa dalam hal terjadi penyimpangan terhadap ayat (1) dapat

meminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat yang lain yang ditunjuk oleh

kedua orang tu pihak pria maupun wanita. Pengajuan permohonan dispensasi

nikah di Pengadilan Agama Sukoharjo disebabkan faktor kekhawatiran orang tua

terhadap anaknya dan kehamilan diluar nikah. Kondisi demikian yang membuat

Pemohon dan orang tua pasangan anaknya untuk segera menikahkan keduanya.

Dasar yang digunakan hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi

nikah adalah pertama, Pasal 7 ayat (2) Undang- Undang Perkawinan, bahwa

penyimpangan terhadap ketentuan ayat (1) mengenai batas usia minimal untuk

menikah, dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan Agama atau pejabat lain

yang ditunjuk oleh kedua orang tua pihak laki- laki maupun pihak perempuan.

Kedua adalah kemanfaatan, permohonan Pemohon untuk menikahkan anaknya

dipandang lebih besar manfaatnya daripada mafsadatnya. Begitu pula latar

belakang hakim dalam mengabulkan permohonan dispensasi nikah,

memperhatikan rasa keadilan dan kemanfaatan.

F. UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) ini. Melalui

10

kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih

sebanyak-banyaknya kepada: Bapak Asep Hidayat, S.H.M.H., selaku Ketua

Pengadilan Agama Sukoharjo, Ibu Zeni Lutfiah, S.Ag.,M.Ag., selaku Dosen

Pembimbing serta Bapak Drs.Abdul Syukur ,AS, selaku Pembimbing Mitra yang

telah memberikan izin, meluangkan waktu serta memberikan arahan maupun

bimbingan yang bermanfaat bagi penulis selama pelaksanaan Kegiatan Magang

Mahasiswa di Pengadilan Agama Sukoharjo. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan Program Kegiatan Mahasiswa ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu

penulis berharap kritik dan saran dari pembaca. Demikian Program Kegiatan

Mahasiswa ini semoga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

G. DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad. 2010. Dualisme Penelitian Hukum: Normatif

& Empiris. Yogyakarta: Putaka Pelajar.

Sudikno Mertokusumo dan Pitlo. 1993. Bab-Bab Tentang Penemuan Hukum. PT.

Citra Aditya Bakti: Bandung.

Yahya Harahap. 2003. Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama. Jakarta:

Sinar Grafika.

Zainuddin Ali. 2006. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Internet:

Agus Sigit. 2013. Permohonan Dispensasi Nikah Di PA Sukoharjo Meningkat.

http://krjogja.com/read/174592/permohonan-dispensasi-nikah-di-pa-

sukoharjo-meningkat.kr

Peraturan Perundang-undangan:

Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Undang-

UndangNomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan

Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1975 tentang Kewajiban Pegawai Pencatat

Nikah dan Tata Kerja Pengadilan Agama dalam Melaksanakan Peraturan

Perundang- Undangan.

Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap(dengan gelar) Dwi Asri Mukaromah

2. Jenis Kelamin L/P Perempuan

3. Prodi Studi Ilmu Hukum

4. NIM E0010123

5. Tempat dan Tanggal Lahir Temanggung, 1 Februari 1992

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 08562521921

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN 1

Kowangan

SMPN 1

Temanggung

SMAN 1

Temanggung

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.

2.

3.

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya

No. Jenis Penghargaan Institusi pemberi Penghargaan Tahun

1.

2.

3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas mahasiswa Artikel Ilmiah.

Surakarta, 7 Maret 2014

Pengusul,

Dwi asri Mukaromah

Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap(dengan gelar) Febri Eka Pradana

2. Jenis Kelamin L/P Laki-Laki

3. Prodi Studi Ilmu Hukum

4. NIM E0010144

5. Tempat dan Tanggal Lahir Sukoharjo, 2 Februari 1992

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 085728004774

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Geneng SMPN Gatak SMAN 1 Sukoharjo

Jurusan

Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.

2.

3.

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya

No. Jenis Penghargaan Institusi pemberi Penghargaan Tahun

1.

2.

3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas mahasiswa Artikel Ilmiah.

Surakarta, 7 Maret 2014

Pengusul,

Febri Eka Pradana

Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap(dengan gelar) Rina Veranicha

2. Jenis Kelamin L/P Perempuan

3. Prodi Studi Ilmu Hukum

4. NIM E0010306

5. Tempat dan Tanggal Lahir Surakarta, 13 Mei 1992

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 085725147073

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Begalon 2 SMPN 3 Surakarta SMAN 7 Surakarta

Jurusan Tahun Masuk-Lulus 1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.

2.

3.

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya

No. Jenis Penghargaan Institusi pemberi Penghargaan Tahun

1.

2.

3.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas mahasiswa Artikel Ilmiah.

Surakarta, 7 Maret 2014

Pengusul,

Rina Veranicha

Biodata Ketua dan Anggota

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap(dengan gelar) Nurul Kusumaningrum

2. Jenis Kelamin L/P Perempuan

3. Prodi Studi Ilmu Hukum

4. NIM E0010261

5. Tempat dan Tanggal Lahir Purwokerto, 05 November 1992

6. E-mail [email protected]

7. Nomor Telepon/HP 081804773004

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institusi SDN Bopkri

Yogyakarta

SMPN 5

Yogyakarta

SMAN 4

purwokerto

Jurusan

Tahun Masuk-

Lulus

1998-2004 2004-2007 2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel

Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.

2.

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya

No. Jenis Penghargaan Institusi pemberi Penghargaan Tahun

1.

2.

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan

dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata

dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas mahasiswa Artikel Ilmiah.

Surakarta, 7 Maret 2014

Pengusul,

Nurul Kusumaningrum

SURAT PERYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Peryataan ini:

- Nama : Dwi Asri Mukaromah

- NIM : E0010123

1. Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tulis bersama anggota tim lainnya

benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:

- Kegiatan Magang Mahasiswa yang telah dilakukan sendiri oleh penulis

bukan oleh pihak lain

- Pertimbangan Hakim dalam Penetapan Permohonan Dispensasi Nikah

- Januari – Februari 2014 di Pengadilan Agama Sukaharjo

2. Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding

maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan

pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, 7 Maret 2014

Yang Membuat Pernyataan

Mengetahui,

Ketua Gugus KMM UNS

(Dwi Asri Mukaromah)

NIM.E0010306

(Pranoto,S.H.,M.H.)

NIP.19641219 198903 1 002