program kerja direktorat jenderal cipta karya...

36
BULETIN KARYA CIPTA INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN EDISI 01 TAHUN XVII JANUARI 2019 DIRJEN CIPTA KARYA, DANIS HIDAYAT SUMADILAGA, Berbagi Cerita Tentang Semangat Kerja PROGRAM HIBAH AIR MINUM DI PADANG SANGAT BERMANFAAT UNTUK MBR KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Program Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2019

Upload: truongque

Post on 26-May-2019

261 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BULETIN

KARYA CIPTA INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN

EDISI 01 TAHUN XVIIJANUARI 2019

DIRJEN CIPTA KARYA, DANIS HIDAYAT SUMADILAGA, Berbagi Cerita Tentang Semangat Kerja

PROGRAM HIBAH AIR MINUM DI PADANG SANGAT BERMANFAAT UNTUK MBR

KEMENTRIANPEKERJAAN UMUM

DAN PERUMAHAN RAKYAT

Program Kerja Direktorat Jenderal Cipta Karya 2019

Daftar Isi

11

12

13

14-15

20-21

22-23

24-25

26-27

28-29

30-31

32-33

34

06

08

05

07

09

DAFTARISI

04

16

10

CIPTA KARYA BANGUN INFRASTRUKTUR BAGI PERMUKIMAN KAWASAN TERLUAR MENTAWAI

KOMISI V DPR-RI TINJAU INFRASTRUKTUR DAN TRANSPORTASI TERNATE

CIPTA KARYA TANGANI “DESA TERINDAH DI DUNIA” NAGARI TUO PARIANGAN

CIPTA KARYA LAKSANAKAN PENATAAN KAWASAN BATU MALIN KUNDANG

WAKIL WALIKOTA BENGKULU RESMIKAN TAMAN PUSAT BUDAYA

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 02

SPAM CIMAUNG TAMBAH VOLUME AIR BERSIH 350 LITER PER DETIK

CIPTA KARYA TINGKATKAN KUALITAS PERMUKIMAN KAWASAN KUMUH HANSENG SORONG

PROGRAM HIBAH AIR MINUM DI PADANG BERIKAN MANFAAT UNTUK 17.500 RUMAH MBR

LESTARIKAN BUDAYA BENGKULU MELALUI PEMBANGUNAN KOTA PUSAKA

PENANGANAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DAN ISU PERUBAHAN IKLIM

TPA SAMPAH TANPA ALAT BERAT, MUNGKINKAH?

SINKRONISASI PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK AIR MINUM

CIPTA KARYA BANGUN INFRASTRUKTUR UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH DI DEPOK

CAPAIAN KERJA CIPTA KARYA 2018

KUNJUNGANDIRJEN CIPTA KARYA KE PALU

SEPUTAR KITA

KEBUN RAYA BANUA PUNYA AREA BARU BERTEMA BUAH

PROGRAM KERJA CIPTA KARYA 2019

TAMAN SMART CITY KARANG NIO DUKUNG VISIT BENGKULU 2020

PROFIL DIRJEN CIPTA KARYA

BERBAGI CERITA

TENTANG SEMANGAT

KERJA

EDITORIAL

Tantangan Pembangunan di 2019

Menempatkan infrastruktur sebagai prioritas kebijakan pembangunan

nasional merupakan pilihan yang logis dan strategis untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, gencarnya pembangunan infrastruktur hingga akhir masa RPJMN 2015-2019 ini masih terkendala berbagai macam tantangan yang harus dihadapi. Empat tantangan utama yang muncul antara lain, masih tingginya disparitas antar wilayah dan kawasan, kurangnya daya saing nasional, tingginya tingkat urbanisasi, serta belum optimalnya pemanfaatan sumber daya alam dan manusia.

Tingkat disparitas yang tinggi terutama terjadi antara kawasan barat dan timur Indonesia. Sedangkan daya saing nasional yang rendah dapat ditingkatkan melalui konektivitas pada kawasan strategis. Tingginya urbanisasi yaitu sebesar 53% pada kawasan perkotaan juga merupakan permasalahan tersendiri, bahkan menjadi isu global hingga munculnya inisiasi Millennium Development Goals (MDGs) dan dilanjutkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Sumber daya alam dan manusia Indonesia yang melimpah namun belum dioptimalkan potensinya, dapat didukung dengan kedaulatan energi dan pangan.

Namun nampaknya pemerintah juga perlu memerhatikan permasalahan lainnya, khususnya terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tengah dilaksanakan. Permasalahan pertama yaitu terkait pembebasan lahan. Apabila pembebasan lahan belum mencapai titik temu, maka tahap pembangunan berikutnya tidak dapat berjalan. Permasalahan kedua yaitu terkait perencanaan dan penyiapan proyek. Permasalahan ketiga adalah mengenai pendanaan, namun dapat diantisipasi dengan empat skema yang ditetapkan pemerintah, yaitu APBN, BUMN, swasta, dan Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

Menurut laporan Global Competitiveness Index yang dirilis World Economic Forum, kini daya saing Indonesia naik 5 peringkat ke posisi 36. Hal ini merupakan upaya pemerintah dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut melalui percepatan pembangunan infrastruktur yang berfokus pada keterpaduan konektivitas darat dan maritim, infrastruktur permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dalam rangka mendukung kualitas hidup masyarakat, serta infrastruktur terpadu di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). ◇

PELINDUNGDanis H. Sumadilaga

PENANGGUNG JAWABDodi Krispratmadi

DEWAN REDAKSIEdward Abdurrachman, Iwan Suprijanto,

Didiet A. Akhdiat, Agus Ahyar

PEMIMPIN REDAKSIAswan Nizar

PENYUNTING REDAKSICahyani Kusrianingsih, Indah Raftiarty ER,

Astaf Aji Pranaya

BAGIAN PRODUKSIAri Iswanti, Bramanti Nawang Sari,

Dewi Savitri

BAGIAN ADMINISTRASI & DISTRIBUSIFajar Direstha Birawa, Hamiati Ulfah

KONTRIBUTORSri Murni Edi K, Taufan Madiasworo,

Tanozisochi Lase, Diana Kusumastuti,Dian Irawati, Marsaulina Pasaribu, Kusumawardhani, Boby Ali Azhari,

Prasetyo, Meike Kencanawulan, Komang Raka Maharthana, Sandhi Eko Bramono,

Andika Budi Prasetya, Bhima Dhananjaya, Airyn Saputri Harahap, Meinar Manurung

ALAMAT REDAKSIJl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru 12110,

Telp/Fax: 021-7245754

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 03

BULETIN

www.ciptakarya.pu.go.id

Ditjen Cipta Karya

@ditjenciptakarya

Ditjen Cipta Karya

@ditjenck

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dari pengaduan di www.pu.go.id

COVER: Danis Hidayat Sumadilaga, Dirjen Cipta Karya.

Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi Kalimantan Selatan

saat ini telah merampungkan pekerjaan Penataan Kebun Raya Banua yang berada di Kawasan Kantor Pemerintah Provinsi Kalsel di Kota Banjarbaru.

Kasatker PBL Kalsel Ervin Delmizar (22/1/2019) mengatakan, pelaksanaan Penataan Kebun Raya Ini merupakan tahap ketiga pelaksanaan pembangunan Kebun Raya Benua yang sejak 2016 dibangun dengan dana APBN. Kebun Raya digunakan untuk konservasi dan penelitian, juga keberlanjutan lingkungan perkotaan dan memberikan fungsi jasa lingkungan, serta sebagai ajang rekreasi/wisata bagi masyarakat dan telah dikelola Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Provinsi Kalsel .

Kebun Raya Banua Punya Area Baru Bertema Buah

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 04

Akses ke lokasi Kebun Raya berjarak sejauh 11 km dari pusat kota Banjarbaru dan 15 km dari Bandara Syamsudin Noor yang bisa ditempuh 20 menit perjalanan dari pusat kota Banjarbaru, dan 30 menit dari Bandara Syamsudin Noor dengan menggunakan mobil.

Teks: HRD/RANDAL KALSEL

INFOBARU

“Untuk tahap ketiga ini kita membangun Area Konservatorium dengan detail pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, mekanikal elektrikal serta area tematik buah berupa pekerjaan area taman (pathway , plaza buah, kolam kecil, pagar) yang dilengkapi pekerjaan ;oket Ticketing dan pekerjaan menara pengawas,” kata Ervin.◇

Dengan menggelontorkan dana sebesar Rp13,7 Miliar untuk penyediaan

infrastruktur di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Satuan Kerja PKP Provinsi Sumatera Barat telah membangun sebanyak sebelas ruas jalan dengan panjang total 4.756 meter beserta tiga unit plat duicker.

Kepala Satuan Kerja PKP Provinsi Sumatera Barat Zuherman

CIPTA KARYA BANGUN INFRASTRUKTUR BAGI PERMUKIMAN KAWASAN TERLUAR MENTAWAI

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 05

menjelaskan lokasi penanganan tersebut berada di Kawasan Perkotaan Tuapejat Kecamatan Sipora Utara. Secara administrasi terdapat 3 desa di dalam Kawasan Perkotaan Tuapejat yakni Desa Tuapejat (Dusun Camp, Dusun Tuapejat, Dusun Kampung, Dusun Jati, Dusun Karoniet, Dusun Turonia, Dusun Mapadegat), Desa Sidomakmur (Dusun Sinabak, Dusun Bolelai, Dusun Makodoba), dan Desa Sipora Jaya (Dusun Tunas Baru, Dusun Karya Bakti, Dusun

INFOBARU

Teks: SYAFRIYANTI/RANDAL SUMBAR

Karang Anyar).

Luas Kawasan Perkotaan Tuapejat sendiri 985 hektar dan luas permukiman 85,5 hektar dengan jumlah penduduk 6.389 jiwa yang terdiri dari 1.107 KK, “terletak di kawasan terluar Kabupaten Kepulauan Mentawai masih berjuang mengejar ketertinggalan disegala sisi, salah satu upaya keluar dari ketertinggalan adalah dengan membangun infrastruktur penunjang,” kata Zuherman. ◇

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MELALUI SATUAN KERJA PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (PKP) PROVINSI SUMATERA BARAT DI TAHUN 2018 INI MENJALANKAN AMANAT PEMBANGUNAN YAITU MEMBANGUN KAWASAN PALING LUAR DENGAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DI KAWASAN PULAU TERLUAR TERBATAS BATAS NEGARA DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 06

Anggota DPR-RI Komisi V melakukan kunjungan kerja dalam rangka peninjauan infrastruktur

dan transportasi di Kota Ternate pertengahan bulan lalu, Kamis (17/01/2019). Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Assisten III Salmin Janidi dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada anggota Komisi V DPR-RI.

Mengatakan bahwa kehadiran mereka merupakan momentum penting dalam rangka memberikan informasi terkait perkembangan pembangunan, seperti jalan, permukiman dan lingkungan, di wilayah provinsi Maluku Utara.

Salmin juga menyampaikan harapan dengan hadirnya Komisi V DPR-RI di Ternate akan meningkatkan tambahan nilai alokasi anggaran bagi kebutuhan pembangunan pemerintah daerah dan masyarakat Maluku Utara pada umumnya.

Meskipun Maluku Utara tidak mempunyai wakil di Komisi V, tapi dengan hadirnya Komisi V dan mitra-mitra yang lain dapat saling memberikan informasi data dan

INFOBARU

Provinsi Maluku Utara yang pendanaannya dialokasikan dari APBN; (3) untuk menyerap aspirasi dari pemerintah daerah dan masyarakat Provinsi Maluku Utara atas program pembangunan infrastrukur yang telah dan sedang berjalan.

Turut hadir dalam kunjungan tersebut perwakilan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kepala Satker PKP Fasri Bahmid, yang menyampaikan bahwa pada 2018 untuk kegiatan pengembangan kawasan permukiman khusus di kawasan permukiman kumuh kawasan Salero – Dufa-Dufa Kota Ternate mendapatkan anggaran senilai Rp12,940 Miliar.

Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan hotmiks, paving blok, saluran drainase, deucker, TPS 3R skala lingkungan, pekerjaan proteksi kebakaran skala lingkungan, dan Ruang Terbuka Hijau.

“Pada 2019 tetap mengalokasikan kegiatan perkotaan di Kota Ternate dan Kabupaten Halmahera Timur. Harapan ke depan untuk Provinsi Maluku Utara bisa mendapatkan alokasi program pemberdayaan yaitu PPIP dan PISEW, meskipun tidak ada keterwakilan dari Provinsi Maluku Utara di Komisi V,” ungkap Fasri. ◇

juga kebutuhan akan pentingnya pembangunan infrastruktur Provinsi Maluku Utara dalam rangka menjawab tantangan topografi Provinsi ini yang begitu sulit.

“Mudah-mudahan dengan hadirnya Komisi V dapat memberikan dampak positif dalam rangka pembangunan infrastruktur ke depan,” kata Salmin. Anton Sukartono Suratto selaku Wakil Ketua Komisi V DPR-RI dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan kunjungan kerja spesifik di beberapa lokasi, dan Maluku Utara menjadi lokasi pertama yang di kunjungi.

Ada beberapa tujuan dari kunjungan ini yaitu; (1) melihat secara langsung pembangunan infrastruktur di Maluku Utara di bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, perhubungan desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi, BMKG, dan SAR yang merupakan mitra kerja Komisi V; (2) untuk mengetahui permasalahan apa saja yang menonjol dari pembangunan infrastruktur di

Tinjau Infrastruktur dan Transportasi Ternate

KOMISI V DPR-RI

Teks: TATIK/RANDAL MALUKU UTARA

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 07

INFOBARU

Dalam rangka percepatan pelaksanaan kegiatan penataan bangunan

Kawasan Nagari Tuo Pariangan di Kabupaten Tanah Datar, Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat lakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Jumat (18/1/2019). Rapat koordinasi yang berlangsung di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dipimpin oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan.

Kawasan Nagari Tuo Pariangan merupakan desa yang dipercayai

sebagai daerah asal di Ranah Minang, selain bentangan alam yang indah di kawasan ini banyak terdapat benda cagar budaya, masyarakat di sinipun masih melestarikan budaya lokal dengan baik. Kesemua aspek tersebut menyebabkan salah satu media wisata asing “Travel Budget” pada tahun 2012 menobatkan Nagari Pariangan menjadi “desa terindah di dunia”.

“Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Satuan Kerja Penataan Bangunan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat di tahun ini telah menyiapkan anggaran sebesar Rp40 Miliar untuk penataan kawasan Pariangan,” kata Gatot Joko Sungkowo.

CIPTA KARYA TANGANI “DESA TERINDAH DI DUNIA” NAGARI TUO PARIANGAN

Lebih lanjut Gatot Joko Sungkowo mengungkapkan untuk melaksanakan pembangunan di kawasan pusaka mesti dilakukan dengan hati-hati dan berkoordinasi dengan banyak sektor seperti Balai Pelestarian Cagar Budaya, Dinas Pariwisata, dan yang paling penting adalah dengan masyarakat setempat. Gatot Joko Sungkowo menambahkan bahwa bentuk penanganan kawasan Pariangan adalah renovasi Rumah Gadang, renovasi masjid, surau, akses air minum, akses sanitasi, penataan lingkungan, dan pembangunan sarana penunjang pariwisata lainnya. ◇

Teks: SYAFRIYANTI/RANDAL SUMBAR

Cipta Karya Laksanakan Penataan Kawasan Batu Malin Kundang

KAWASAN “BATU MALIN KUNDANG” YANG TERLETAK DI PANTAI AIR MANIS KOTA PADANG PADA TAHUN INI AKAN SEGERA DIREVITALISASI OLEH DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MELALUI SATUAN KERJA PENATAAN BANGUNAN LINGKUNGAN PBL PROVINSI SUMATERA BARAT.

Teks: RJP/RANDAL SUMBAR

Dalam upaya percepatan pelaksanaan kegiatan

penanganan Kawasan Pantai Air Manis, Satuan Kerja PBL Provinsi Sumatera Barat pada (21/1/2019) melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Kota Padang. Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah menyatakan jajarannya siap untuk membantu sekuat tenaga untuk mewujudkan usaha penataan Kawasan Pantai Air Manis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terutama ketersediaan lahan dan hambatan lain yang mungkin terjadi.

INFOBARU

Batu Malin Kundang yang

merupakan perwujudan dari legenda Malin Kundang tersebut harus mendapat perhatian bersama karena kawasan yang kurang tertata dan infrastruktur yang tidak mendukung menyebabkan kurangnya minat wisatawan berkunjung ke sana. Kepala Satuan Kerja PBL Provinsi Sumatera Barat, Gatot Joko Sungkowo mengungkapkan Kawasan Pantai Air Manis ini akan ditangani dengan biaya sebesar Rp14 Miliar, sedangkan infrastruktur yang akan dibangun adalah pedestrian,

plaza, pusat kuliner, photo area, dan sarana pendukung lainnya.

Sementara itu Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman Provinsi Sumatera Barat. Syafriyanti mengungkapkan, bahwasanya Pantai Air Manis saat ini mengalami peningkatan pada kunjungan wisata yang disebabkan dengan telah selesainya jalan lingkar dari Muara Padang. Kawasan Muara Padang sendiri pada tahun ini telah selesai penanganan kawasannya oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya dan sekarang pun menjadi objek wisata baru. ◇

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 08

Teks: MEMODEN/RANDAL BENGKULU

SEBAGAI KOMITMEN DALAM MEWUJUDKAN RUANG TERBUKA HIJAU BAGI MASYARAKAT KOTA BENGKULU, PEMERINTAH KOTA BENGKULU MELALUI WAKIL WALIKOTA MERESMIKAN TAMAN PUSAT BUDAYA TANJUNG AGUNG, RABU (02/01/2019).

INFOBARU

Pembangunan Taman Pusat Budaya dilaksanakan oleh Satuan Kerja Penataan

Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi Bengkulu dengan lokasi kawasan kota Pusaka Tanjung Agung. Pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis pusaka dengan sasaran masyarakat Kota Bengkulu.

Wakil Walikota Bengkulu Dedi Wahyudi sangat mengapresiasi dan berterima kasih atas pembangunan Taman Pusat Budaya yang dilaksanakan Ditjen Cipta Karya melalui Satker PBL Bengkulu.

“Kami sangat berterima kasih kepada Pemerintah Pusat

yang telah membangun kawasan Pusaka Tanjung Agung ini menjadi Taman Pusat Budaya yang Alhamdullilah sekarang sudah menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi warga Bengkulu. Diharapkan dengan adanya taman ini warga Bengkulu dapat mengembangkan dan melestarikan budaya dan adat istiadat daerah yang ada di Kota Bengkulu,” kata Dedi

Sementara, Kepala Satuan Kerja PBL Bengkulu Melki Rusera Saputra berharap agar pengelolaan dan pemanfaatan Taman Pusat Budaya dapat segera diselesaikan sehingga pemeliharaan dan penjagaan dari Taman Pusat Budaya dapat dilaksanakan.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 09

WAKIL WALIKOTA BENGKULU

Resmikan Taman Pusat Budaya

“Dengan adanya pengelolaan yang baik dari Pemerintah Kota Bengkulu dan masyarakat Tanjung Agung diharapkan Taman Pusat Budaya yang telah dibangun dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan peningkatan perekomonian warga sekitar,” ujar Melki

Pembangunan yang dilaksanakan pada 2018 tersebut meliputi pembangunan pedestrian, fasilitas taman bermain anak, fasilitas olahraga, area amphitheatre, toilet, furniture landscape, dan bangunan penunjang (pos Jaga, lampu, gapura dan kios dagang). ◇

INFOBARU

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 10

Sesuai dengan amanat UU Nomer 26 tahun 2017 tentang Penataan Ruang yaitu di mana

30% kawasan kabupaten/kota harus dimanfaatkan sebagai Ruang Terbuka Hijau, Direktorat Jenderal Cipta Karya melalui Satuan Kerja (Satker) Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Provinsi Bengkulu membangun Taman Smart City Karang Nio di Kabupaten Lebong sebagai stimulan di daerah ini.

Bupati Kabupaten Lebong, Rosjonsyah dalam peresmian Taman Smart City, Minggu (06/01/2019) lalu, mengungkapkan apresiasinya atas pembangunan yang telah dilaksanakan Satker PBL sehingga Kabupaten Lebong sekarang memiliki ikon baru di bidang pariwisata dalam

TAMAN SMART CITY KARANG NIO DUKUNG VISIT BENGKULU 2020

menghadapi visit Bengkulu 2020.

“Terima kasih kepada Ditjen Cipta Karya yang telah membangun Taman Smart City ini di Kabupaten Lebong sehingga dengan adanya Taman Smart City ini diharapkan dapat memberikan kesan terbaik bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lebong dan dapat meningkatkan income di bidang pariwisata mengingat nantinya Kabupaten Lebong akan dijadikan perlintasan destinasi wisata dalam Visit Bengkulu 2020,” kata Rosjonsyah.

Sementara Kepala Satker PBL Bengkulu, Melki Rusera Saputra mengungkapkan bahwa Taman Smart City tersebut merupakan taman multi fungsi di mana selain sebagai ruang terbuka hijau juga berfungsi sebagai sarana dan prasarana

bagi masyarakat Lebong untuk menyalurkan seni dan kreativitasnya.

“Kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas yang ada di Taman Smart City ini dengan sebaik-baiknya dan kepada Pemerintah Kabupaten diharapkan dapat segera melakukan pengelolaan dan pemeliharaan terhadap taman yang telah terbangun serta dapat melakukan kegiatan yang bersifat edukatif agar manfaat dan keberlanjutan dari Taman Smart City Karang Nio ini dapat terwujud,” ujar Melki

Taman yang dibangun diatas lahan seluas 13.500 m2 ini memiliki fasilitas diantaranya, taman bermain anak, fasilitas olahraga, amphitheatre, toilet, lahan parkir, pedestrian, shelter, lampu penerangan, dan jogging track. ◇

Teks: MEMODEN/RANDAL BENGKULU

INFOBARU

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi Bupati Bandung Dadang M.

Nasser meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap I di Desa Sukamaju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung.

Ridwan Kamil mengaku bangga dengan dibangunnya SPAM regional ini, karena teknologi pengolahan airnya dan teknik pemasangan pipanya yang menggunakan sistem drilling horizontal yang tidak harus membongkar jalan.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 11

Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Tirta Gemah Ripah, yang siap beroperasional Februari 2019. Nantinya air yang dikelola akan dibeli oleh dua PDAM yakni PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung dan PDAM Tirta Wening.

Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil menambahkan, di tahun-tahun berikutnya akan dibangun juga SPAM yang sama di lokasi lainnya seperti di Jatigede yang akan melayani kebutuhan air bersih wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) ◇

SPAM CIMAUNG TAMBAH VOLUME AIR BERSIH 350 LITER PER DETIK

“SPAM Regional Metropolitan ini akan melayani air bersih di kawasan Bandung Raya bagian Selatan yakni Kota Bandung 200 liter/detik dan Kabupaten Bandung 150 liter/detik, walaupun sebenarnya pipanya didesain untuk kapasitas 700 liter/detik, tetapi karena pasokan bahan bakunya belum siap, maka di tahap 1 ini hanya 350 liter/detik dan tahun depan akan dilaksanakan tahap 2 sehingga volumenya bisa mencapai 700 liter/detik,” kata Ridwan Emil seusai acara peresmian, Kamis (10/1/2019).

SPAM ini dikelola Badan

GUBERNUR JAWA BARAT RIDWAN KAMIL DIDAMPINGI BUPATI BANDUNG DADANG M. NASSER DAN KEPALA DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN PROVINSI JAWA BARAT SERTA PEJABAT DARI KEMENTERIAN PUPR MERESMIKAN SPAM REGIONAL METROPOLITAN BANDUNG RAYA DI CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG, KAMIS (10/01/2019)

Teks: EL/IRN/RANDAL JABAR

INFOBARU

Cipta Karya Tingkatkan Kualitas Permukiman Kawasan Kumuh Hanseng Sorong

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 12

Teks: LILIS/RANDAL PABAR

Mendukung program Nawacita Presiden RI Joko Widodo Membangun

Indonesia dari pinggiran, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya, Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Provinsi Papua Barat melakukan peningkatan kualitas permukiman kumuh kawasan HBM Hanseng Seriti Kota Sorong Provinsi Papua Barat TA 2018.

Peningkatan kawasan kumuh ini juga dalam rangka mendukung program Wali Kota Sorong dalam penanganan kumuh Kawasan Hanseng yang ditunjukkan melalui SK Walikota Nomor 63 tahun 2017 tentang Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh.

“Mendukung seluruh program dan langkah Pemerintah Kota Sorong itulah, menjadi salah satu dasar Satker (PKP) Provinsi Papua Barat melakukan peningkatkan kualitas permukiman kumuh kawasan HBM, dengan menata daerah bantaran sungai Remu,” kata Kepala Satker PKP Provinsi Papua Barat, Achmad Hidayat, Rabu (23/1/2019).

Hidayat mengatakan, awalnya kawasan permukiman di HBM merupakan permukiman yang begitu padat penduduknya, banyak berdiri bangunan liar di sepanjang bantaran sungai, dan tidak didukung oleh akses jalan dan drainase yang memadai.Mengatasi kondisi itu, Satker PKP di kawasan HBM Hanseng seluas 5.73 Ha melakukan pekerjaan peningkatan jalan aspal, pedestrian, pembangunan drainase, pembangunan taman, MCK, pemasangan lampu PJU tenaga surya serta membuatkan tempat pembuangan sampah sementara agar warga sekitar tidak lagi membuang sampah di sungai.

Diharapkan dengan telah selesainya pembangunan tersebut masyarakat dapat ikut menjaga dan merawat fasilitas yang sudah terbangun. “Kita harapkan, setelah fungsional dan aset diserahkan kepada Pemerintah Kota Sorong dapat terpelihara dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Tentunya, butuh peran serta masyarakat untuk menjaganya agar maksud dari pembangunan itu tersampaikan dan dirasakan warga Kota Sorong dan sekitarnya,” ujar Achmat Hidayat.

Kawasan Kumuh HBM Hanseng kini dapat menjadi lokasi bersantai keluarga dan bermain anak-anak maupun yang ingin berswafoto. Lokasinya pun tak begitu jauh, berada di pusat Kota Sorong dan dapat ditempuh hanya sekitar 10 menit saja. ◇

Tentunya, upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh ini juga untuk mendukung Pemerintah Kota Sorong menjadi kota yang bersih dan tertata seiring dengan penilaian Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa Kota Sorong termasuk dalam predikat kota terkotor di Indonesia.

Bukan hanya itu, kegiatan itu juga untuk mendukung program pemerintah daerah maupun pusat mengembangkan Kota Sorong, sebagai pintu keluar masuk ke Provinsi Papua Barat, serta ditetapkannya Sorong sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2016 sebagai Kawasan Ekonomi Khusus pertama di Papua.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 13

Wajah masyarakat Kota Padang semringah saat Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Pemerintah Daerah menggelar program Hibah Air Minum beberapa waktu lalu. Melalui program ini, pemerintah berupaya mengatasi permasalahan yang dihadapi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) mendapatkan akses air bersih perpipaan PDAM akibat biaya pemasangan sambungan baru yang tidak terjangkau. Dari sisi PDAM, program ini mengurangi kapasitas berlebih (idle capacity) yang tidak termanfaatkan PDAM.

Peningkatan akses air bersih turut berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih sehat. “Pertambahan jumlah penduduk terutama di perkotaan, mengakibatkan kebutuhan prasarana air bersih dan sanitasi juga meningkat. Program Hibah Air Minum Perkotaan dan Perdesaan merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses

aman air bersih di Indonesia yang saat ini baru mencapai 73,6%,” jelas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.

Pada 2014, cakupan air bersih di Indonesia 68% dan berhasil meningkat sebesar 73,6% pada 2018. Tahun 2019 ditargetkan cakupan layanan air bersih mencapai 76,2%. Saat ini, cakupan akses air minum di Kota Padang pada 2017 baru mencapai 78,57%. Pada 2018, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya telah menambah jumlah sambungan rumah (SR) baru air PDAM kepada MBR sebanyak 4.500 SR atau sekitar 18.000 jiwa dengan nilai hibah Rp13,5 miliar.

“Kita tidak hanya melihat target sebagai angka saja. Ketersediaan air bersih dan sanitasi sebagai kebutuhan dasar adalah tanggung jawab kita bersama agar generasi muda kita mendapat kebutuhan dasar tersebut,” kata Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga.

Penyaluran dana hibah ini menggunakan mekanisme

investasi terlebih dahulu oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan sambungan baru ke kawasan permukiman MBR sehingga biaya pemasangan baru terjangkau bahkan gratis. Alokasi dana hibah per SR sebesar Rp2 juta untuk pemasangan sebanyak 1-1.000 SR pertama dan akan naik Rp3 juta untuk sambungan 1.001 dan seterusnya. Sebelum dana hibah disalurkan kepada Pemda, terlebih dahulu dilakukan verifikasi oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Gusnimar, salah seorang penerima bantuan sambungan air perpipaan PDAM melalui program Hibah Air Minum mengatakan sebelumnya mengunakan air sumur yang berwarna kuning dan mengakibatkan kulit gatal-gatal.

“Apalagi ada anak saya yang paling besar mengalami alergi pada kulit wajah. Saya berterima kasih mendapatkan program hibah air minum. Air di rumah saya kini lebih bersih dan alergi anak saya sudah berkurang,” kata Gusnimar. ◇

Teks: BIRO KOMPU/KEMENTERIAN PUPR

INFOBARU

PROGRAM HIBAH AIR MINUM DI PADANG BERIKAN MANFAAT UNTUK 17.500 RUMAH MBR

PROFIL

Berbagi Cerita Tentang

Semangat Kerja

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 14

Jam dinding di Gedung Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

menunjukkan pukul 08.30. Danis bergegas memasuki ruang kerjanya. Walau hari itu adalah akhir pekan, ia tetap bersemangat beraktivitas. “Saya harus membuka rapat gateball,” katanya bersemangat. Olahraga gateball merupakan permainan bola yang dimodifikasi dari permainan croquet (permainan bola kayu). Permainan ini sangat menyenangkan karena sering disebut olahraga tanpa batas.

Namun begitu, di tengah kesibukannya, Danis tetap menyisipkan waktu menerima tim Buletin Cipta Karya untuk berbincang-bincang mengenai program kerja Cipta Karya di 2019. Banyak hal yang akan dicapai di tahun ini. Sebut saja program 100 – 0 – 100 yang meliputi sanitasi, permukiman kumuh, hingga penyediaan air minum.

“Kami sedang menghitung, secara target 100 – 0 – 100 itu sudah mencapai 70 – 75 persen. Kekumuhan juga sudah berkurang. Saat ini sedang kami hitung,” tuturnya membuka obrolan.

Menurut Danis, Ditjen Cipta Karya tahun ini terus berupaya mencapai target yang sudah ditentukan. Selain tugas reguler, Ditjen Cipta Karya juga tahun ini mendapat tugas tambahan yakni membangun KSPN alias Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. “Ada tiga tempat yang menjadi fokus kami tahun ini, Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika,” jelasnya.

DI TENGAH PEKERJAAN YANG PADAT, DANIS HIDAYAT SUMADILAGA SELALU MEMPUNYAI

CARA UNTUK MEMUPUK SEMANGAT TERSEBUT. APA SAJA YANG DILAKUKAN?

BERIKUT OBROLANNYA.

DANIS HIDAYAT SUMADILAGA, DIRJEN CIPTA KARYA

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 15

Di bidang pendidikan, Ditjen Cipta Karya juga dipercaya untuk merehabilitasi fasilitas pendidikan. Nilainya cukup besar mencapai Rp6,5 triliun. “Tugas ini melibatkan beberapa kementerian. Ada Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, Kementerian Pendidikan, dan Kementerian Agama,” ucapnya.

Tak sampai di situ, Ditjen Cipta Karya juga melanjutkan membangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Saat ini, kata Danis, timnya sudah mengerjakan 7 PLBN. Ada dua tahap yang dikerjakan: zona inti (pos tempat jaga) dan dukungan prasarananya seperti pasar, gedung fasilitas untuk petugas dan lain-lain. “Wilayahnya lebih banyak di Kalimantan Utara terdapat empat titik, dan Papua,” sambungnya.

Menurut Danis, membangun PLBN mempunyai rasa haru tersendiri. Bayangkan saja, sebelumnya pos ini seperti tak bertuan. Orang-orang enggan datang ke situ. “Bentuknya suram sekali,” tuturnya sambil tersenyum. Setelah dibenahi oleh Ditjen Cipta Karya, pos itu menjadi tempat yang sangat menyenangkan.

Dan yang paling penting, PLBN kini menjadi pusat ekonomi masyarakat. Banyak aktivitas dilakukan di situ. Sampai-sampai bagi masyarakat setempat dan pendatang, lokasi itu selalu dijadikan tujuan wisata.

“Oleh karena itulah, kami tahun ini akan menambah 11 PLBN yang akan dibangun, di luar tujuh yang sudah kami kerjakan,” katanya.

Di bidang air minum, Ditjen Cipta Karya mengembangkan

SPAM regional. Ditjen Cipta Karya, kata Danis, melibatkan swasta di beberapa wilayah seperti di Jawa Timur, Banten, hingga Riau. Sedangkan untuk menanggulangi sampah, Ditjen Cipta Karya juga mengembangkan di skala regional, seperti di Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.

“Di Bali sangat spesifik. Di sana kami dorong agar sampah tersebut diolah menjadi energi,” katanya.

Mengenai recovery bencana, Ditjen Cipta Karya juga melakukan banyak hal. Di Lombok misalnya, setelah melakukan tanggap darurat, lakukan perbaikan langsung rumah sakit, sekolah, masjid, puskesmas, yang jumlahnya mencapai 500 titik. “Donator dan swasta ikut membantu,” ujarnya.

Ditjen Cipta Karya juga membantu masyarakat untuk membangun rumah mereka kembali. Di Lombok 225 ribu rumah rusak, sebanyak 75 ribu di antaranya rusak berat. “Di Sulawesi Tengah lebih dari Lombok. Karena ada likuifaksi. Ada 669 unit hunian sementara. Satu unit 12 KK,” ceritanya.

MEMUPUK SEMANGATDi tengah kesibukan dan pekerjaan itu, Danis punya cara untuk memupuk semangat tersebut. Salah satunya adalah mendengarkan lagu-lagu kesayangannya. Danis sempat membuka ponsel dan memperlihatkan daftar lagu-lagunya di aplikasi Spotify. Ia pun memutar lagu Smoke On The Water milik Deep Purple hingga lagu Dia milik Anji. “Semua lagu saya suka. Semua lagu saya seusaikan dengan hari kerja,” ujarnya sambil tertawa.

Tak hanya itu, Danis juga tak pernah lepas dari olahraga. Selain gateball yang menjadi olahraga favoritnya, ia juga selalu menyempatkan untuk fitness dan berenang. “Dan tentunya, yang juga membuat saya semangat bekerja adalah ketika melihat semangat orang-orang PU (PUPR),” katanya.

Menurut Danis, orang-orang Kementerian PUPR selalu kerja keras, bergerak cepat, dan bertindak cepat. “Terutama Pak Menteri, itu selalu menjadi contoh saya,” lanjutnya.

Danis yakin, bila kita berusaha sekuat tenaga bekerja untuk negara, pasti masyarakat akan merasakan manfaatnya. “Karena bekerja sungguh-sungguh adalah ibadah,” tutupnya. ◇ redaksi

BILA KITA BERUSAHA

SEKUAT TENAGA BEKERJA UNTUK NEGARA, PASTI

MASYARAKAT AKAN MERASAKAN

MANFAATNYA

Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya mengemban tugas sebagai salah satu agen

perubahan untuk pembangunan di bidang pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, serta penyehatan lingkungan permukiman. Tugas ini juga meliputi perumusan kebijakan untuk melaksanakan semua program pembangunan tersebut.

BERITA UTAMA

ADA HAL BARU YAITU, DI TAHUN 2019 INI, DITJEN CIPTA KARYA MENDAPATKAN TUGAS TAMBAHAN YAITU, MELAKUKAN REHABILITSI SARANA PENDIDIKAN YANG MENCAKUP SD DAN SMP YANG NILAINYA CUKUP BESAR SAMPAI RP6,5 TRILIUN, KEGIATAN INI JUGA MELIBATKAN BEBERAPA KEMENTERIAN/LEMBAGA, UNTUK SD DAN SMP BERKAITAN DENGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEMUDIAN UNTUK UNIVERSITAS YAITU DENGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI, SERTA UNTUK MADRASAH DENGAN KEMENTERIAN AGAMA.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 16

Target Pembangunan Prioritas Ditjen Cipta Karya di 2019

Segala kegiatan yang dilaksanakan ini berdasarkan pokok kebijakan belanja 2019 yaitu melaksanakan Direktif Presiden atau Wakil Presiden, hasil sidang kabinet, rapat kerja atau rapat dengar pendapat, dan kunjungan kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), serta program prioritas lainnya. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Ditjen Cipta Karya, berfokus pada pengembangan wilayah yaitu keterpaduan infrastruktur bidang Cipta Karya di 137 Kabupaten/kota yang ditetapkan berdasarkan kriteria rawan air dan rawan sanitasi, serta memiliki dokumen perencanaan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) dan Strategi Sanitasi Kabuaten/kota (SSK) yang berada di Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

Pembagian klaster ini ditentukan oleh beberapa unsur seperti, Klaster A yaitu Kabupaten/kota yang dikategorikan sebagai kegiatan di Kawasan Strategis Nasional (KSN), Direktif Presiden, Komitmen Menteri PUPR, Aspirasi Kemitraan, Infrastruktur Skala Regional, MYC Lanjutan, dan PHLN. Klaster B yaitu Kabupaten/kota yang memiliki tingkat kerawanan air dan kerawanan sanitasi tinggi yang memiliki dokumen perencanaan RISPAM dan SSK. Klaster C yaitu Kab/Kota yang memiliki tingkat kerawanan air yang tinggi yang tidak memiliki dokumen perencanaan RISPAM, serta Klaster D yaitu Kabupaten/kota yang memiliki tingkat kerawanan sanitasi yang tinggi. Kabupaten/kota tersebut diupayakan memiliki mitigasi bencana dan antisipasi perubahan iklim dalam rangka mewujudkan permukiman tahan bencana.

Selain kawasan dengan kriteria tersebut, Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan tugas untuk mendukung pengembangan 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Tanjung Kelayang di Bangka Belitung, Morotai di Maluku Utara, Tanjung Lesung di Banten, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, Kepulauan Seribu di DKI Jakarta, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, serta Kawasan Bromo Tengger di Jawa Timur, penugasan ini berdasarkan pada Perpres Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.

“Namun kita mulai di 2019 ini fokus untuk mengerjakan di tiga kawasan dulu, yaitu Danau Toba, Borobudur, dan di Nusa Tenggar Barat (NTB),” kata Direktur

Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga di Jakarta, Sabtu (09/02/2019).

Penanganan infrastruktur permukiman untuk mendukung KSPN ini dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu infrastruktur yang langsung menunjang lokasi tujuan wisata (untuk air minum dan sanitasi) dan infrastruktur yang menunjang permukiman di sekitar lokasi tujuan wisata (kawasan penyangga) yang akan mendukung keberadaan kawasan wisata tersebut. Berdasarkan kebutuhan lokasi, jenis infrastruktur akan dibagi menjadi 3 skala, yaitu untuk melayani wisatawan di destinasi wisata, melayani masyarakat di kawasan permukiman penyangga, serta membangun sistem skala Kabupaten/kota.

Pada kawasan yang menjadi prioritas keterpaduan infrastruktur permukiman, pembangunan infrastruktur dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh sektor yang ada. Sebagai contoh untuk kawasan perbatasan, di samping membangun gedung PLBN, Ditjen Cipta Karya juga turut mengembangkan infrastruktur air minum (pembangunan SPAM, pengembangan jaringan perpipaan), sanitasi (IPAL kawasan, IPLT), persampahan (TPS 3R, TPA), maupun aksesibilitas kawasan (peningkatan jalan). Pembangunan infrastruktur permukiman ini bertujuan mendukung kegiatan di PLBN terpadu dan juga mendorong ekonomi di kawasan perbatasan.

Tidak hanya membantu pengembangan 10 KSPN, Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan tugas lain yang bersifat khusus, yaitu merehabiltasi

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 17

sekolah dan pasar yang ada di Indonesia, Dalam menjalankan mandatnya ini Ditjen Cipta Karya menggandeng kementerian/lembaga agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

“Ada hal baru, di tahun 2019 ini, Ditjen Cipta Karya mendapatkan tugas tambahan yaitu, melakukan rehabilitsi sarana pendidikan yang mencakup SD dan SMP yang nilainya cukup besar sampai Rp6,5 triliun, kegiatan ini juga melibatkan beberapa kementerian/lembaga, untuk SD dan SMP berkaitan dengan Kementerian Pendidikan, kemudian untuk universitas dengan Kementerian Ristekdikti, serta untuk Madrasah dengan Kementerian Agama,” kata Danis.

Ditjen Cipta Karya saat ini melaksanakan rehabilitasi prasarana sekolah yang rusak (SD, SMP, SMA, SMK dan SLB), Madrasah (MI, MTs, MA), serta melakukan penyelesaian

pembangunan prasarana kampus, seperti pembangunan prasarana olahraga di UIII, Universitas Cendrawasih, Universitas Musamus Merauke, dan Universitas Manokwari.

Berbicara secara khusus mengenai program pembangunan prioritas di keterpaduan infrastruktur permukiman Ditjen Cipta Karya berpedoman pada arahan RPJPN 2005-2025 dan RPJMN 2015-2019 yang mengamanatkan penyediaan akses universal air minum dan sanitasi serta mewujudkan perkotaan tanpa permukiman kumuh. Berdasarkan arahan tersebut, lahirlah Gerakan Nasional 100-0-100, yang artinya 100% akses air minum, 0 kawasan kumuh, dan 100% akses sanitasi yang layak.

Gerakan ini merupakan manifestasi segala upaya Ditjen Cipta Karya dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan

setidaknya hingga 5 tahun mendatang. Gerakan Nasional 100-0-100 ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals, yang menjadi acuan agenda pembangunan global hingga tahun 2030, terutama tujuan yaitu, “menjamin ketersediaan dan pengelolaan air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua”, serta tujuan yaitu, ”Menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan”.

Dalam hal ini, Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Pemukiman (KIP) bertugas memadukan program dan menjaring kemitraan untuk mendukung direktorat sektor dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman, mulai dari tahap perencanaan, pembiayaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi serta dukungan pengelolaan data dan sistem informasi.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 18

Keterpaduan infrastruktur permukiman diprioritaskan untuk menindaklanjuti arahan direktif Presiden, seperti pengembangan Kawasan Perbatasan dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

Dalam upaya mendorong pembangunan infrastruktur permukiman, perlu dilakukan upaya gerakan masif untuk pemenuhan air minum dan sanitasi dengan melibatkan multi stakeholder dan multi sumber pendanaan. Kemitraan dalam mewujudkan pembangunan infrastruktur permukiman dapat dilakukan melalui kerja sama antar pelaku pembangunan, termasuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, serta masyarakat. Dengan melibatan berbagai unsur pelaku pembangunan tersebut, multi sumber pendanaan dapat diwujudkan untuk memenuhi penyediaan infrastruktur permukiman, yaitu dengan dukungan dana antara lain melalui APBN, APBD, swasta, CSR, filantropi, serta dana swadaya masyarakat.

Sedangkan rencana prioritas dalam program pengembangan kawasan permukiman pada tahun 2019 antara lain, peningkatan kualitas permukiman kumuh di kawasan perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan di kawasan KPPN. Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), pembangunan kawasan permukiman nelayan atau tepi air, serta pembangunan dan pengembangan permukiman kawasan pulau kecil terluar.

Terkait bidang penyehatan lingkungan permukiman, Ditjen Cipta Karya akan melanjutkan beberapa pembangunan kegiatan multiyears IPAL Regional dan TPA Regional, serta beberapa kegiatan lainnya yaitu, penyelesaian

pembangunan IPAL Regional Suwung, pembangunan TPA Sampah Regional Mamitarang Kota Manado, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Bitung, TPA Regional Sarbagita Suwung, serta dukungan Pembangunan Bidang PLP pada KSPN.

Mengenai kegiatan prioritas

bidang penyediaan air minum untuk tahun 2019 yaitu, melanjutkan pembangunan kegiatan multiyears pembangunan SPAM Regional Umbulan dan pembangunan SPAM Regional Burana-Titab Bawah. Pada skala Kota, akan dilakukan pembangunan SPAM Kota Bandar Lampung. ◇ redaksi

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 19

MENJAMIN KETERSEDIAAN

DAN PENGELOLAAN

AIR DAN SANITASI YANG

BERKELANJUTAN UNTUK SEMUA

INOVASI

LESTARIKAN BUDAYA BENGKULU MELALUI PEMBANGUNAN KOTA PUSAKA

KOTA PUSAKA ADALAH KOTA YANG MEMILIKI KAWASAN CAGAR BUDAYA DAN ATAU BANGUNAN CAGAR BUDAYA YANG SANGAT BERNILAI. KOTA PUSAKA MENERAPKAN KEGIATAN PENATAAN DAN PELESTARIAN PUSAKA SEBAGAI STRATEGI UTAMA PENGEMBANGAN KOTANYA.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 20

Teks: TRI RAHAYU ST. MT

P rogram Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) merupakan salah satu wujud

komitmen pemerintah dalam menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. P3KP telah dirintis sejak 2012 bekerja sama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat BPB, Direktorat Jenderal Cipta Karya, selain memberikan pendampingan dan fasilitasi dalam bentuk dana stimulan penataan kawasan pusaka, juga dilakukan pendampingan penguatan kelembagaan terhadap para pihak terkait, khususnya kepada Tim Kota Pusaka Daerah (TKPD).

P3KP merupakan program insentif bagi kabupaten/kota peserta P3KP yang telah menetapkan Perda RTRW dan Perda Bangunan Gedung. Selain itu P3KP juga merupakan platform untuk menyinergikan program lintas sektor baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan berbasis pusaka. Sampai saat ini P3KP telah diikuti oleh 52 kabupaten/kota yang memiliki komitmen dan kepedulian dalam melindungi kekayaan pusaka alam, budaya, dan saujana yang dimilikinya. Komitmen dan kepedulian tersebut kemudian

dituangkan kabupaten/kota dalam Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP). Kabupaten/kota anggota P3KP secara bersama-sama berupaya mencari jalan dan langkah nyata dalam mendayaupayakan kekayaan pusaka bangsa menjadi aset yang bernilai tinggi, baik di mata bangsa Indonesia maupun di mata bangsa lain di dunia.

Kota Bengkulu menjadi anggota P3KP sejak 2016, hal ini dimulai dengan penyusunan RAKP oleh TKPD Kota Bengkulu yang terdiri atas Bapelitbang, Dinas PUPR, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dinas Pendidikan Nasional Kota Bengkulu. Kemudian pada Desember 2016 lalu dilakukan penandatanganan komitmen antara Direktur Jenderal Cipta Karya dengan Kepala Daerah peserta P3KP, di mana Kota Bengkulu diwakili oleh Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Bengkulu. Sebagai wujud implementasi dari komitmen tersebut maka Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR melalui Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan (Satker PBL) Provinsi Bengkulu memberikan pendampingan dan fasilitasi dalam bentuk dana stimulan kepada Pemerintah Kota Bengkulu dengan nilai total sekitar Rp 5,9 miliar, dimulai dengan disusunnya RTBL dan DED Kawasan Pusaka Tanjung Jaya pada 2017, pemilihan kawasan pusaka tersebut sesuai dengan Keputusan Walikota Bengkulu Nomor 149 Tahun 2017 Tentang Penetapan Kawasan Prioritas Kota Pusaka Bengkulu yaitu kawasan Kota Tua

(Kampung Cina) dan kawasan Tanjung Jaya.

Pemilihan kawasan Kota Tua Kampung Cina, karena nilai historis kawasan tersebut yang menjadi bukti arkeologis berdirinya Kota Bengkulu. Di kawasan tersebut juga terdapat Benteng Marlborough dan Pelabuhan Lama. Dalam rangka mengembalikan nilai historis tersebut, Satker PBL Provinsi Bengkulu melakukan revitalisasi agar masyarakat Bengkulu dapat lebih mengenal sejarah berdirinya Kota Bengkulu. Revitalisasi tersebut di antaranya dengan melakukan pembangunan drainase, landmark beserta vegetasi tanaman, penataan pedestrian (termasuk jalur disabilitas), lampu penerangan, serta bangku taman. Revitalisasi ini membuat kawasan Kota Tua Kampung Cina semakin banyak dikunjungi wisatawan baik dari luar maupun dari dalam Kota Bengkulu.

Sementara pemilihan kawasan Tanjung Jaya sebagai Kota Pusaka karena kawasan tersebut merupakan konsentrasi Warga Lembak yang merupakan masyarakat asli Kota Bengkulu di mana budaya Bengkulu masih terjaga di kawasan tersebut. Untuk melestarikan budaya tersebut, Satker PBL Provinsi Bengkulu membangun Taman Pusat Budaya Tanjung Agung. Pada taman tersebut bentuk bangunan disesuaikan dengan ciri khas Bengkulu sehingga para pengunjung dapat merasakan suasana budaya Bengkulu yang kental ketika mengunjungi Taman Tanjung Agung. Selain itu, pada taman tersebut juga disediakan fasilitas bermain anak, fasilitas olahraga, toilet, lapangan parkir, sarana persampahan dan jogging track. ◇

*Penulis adalah Kasakter PKP D.I Yogyakarta Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman/Jabfung TBP Madya

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 21

Dalam upaya untuk mengendalikan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) bersumber aktivitas

manusia, Perjanjian Paris pada COP ke-21 yang diadakan pada 2015, telah mengamanatkan pelaksanaan Nationally Determined Contribution (NDC) yang berisi rencana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di setiap negara anggota, termasuk Indonesia.

Target Indonesia di dalam NDC adalah menurunkan emisi GRK sebesar 29% dengan upaya sendiri, dan sampai 41% dengan bantuan internasional. Dalam NDC Indonesia, terdapat lima sektor utama yang telah dihitung bersama target penurunan emisinyayaitu hutan dan lahan (17,20%), energi (11%), limbah (0,38%), Industrial Process and Product Use atau PPU (0,10%), dan pertanian (0,32%).

Sektor limbah terutama sampah dapat memberikan kontribusi terhadap emisi gas rumah kaca dalam bentuk emisi gas metana (CH4 )

INOVASI

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 22

KOMPOSISI SAMPAH DI INDONESIAKomposisi sampah organik dari total timbulan sampah di rumah tangga Indonesia mencapai 60-70%, di mana sampah tersebut masih dapat diolah menjadi kompos. Hal ini akan mendorong kontribusi terhadap lingkungan masyarakat yang lebih sehat, serta juga secara signifikan mengurangi beban Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Kebijakan dan strategi, serta program mitigasi dan adaptasi sektor limbah yang dikembangkan oleh Kementerian PUPR di antaranya dengan mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan tidak menimbulkan emisi GRK ke atmosfer, serta mengembangkan konsep pengelolaan sampah yang sesuai dengan konsep 3R dengan mengurangi jumlah sampah dari rumah tangga, pemilahan sampah untuk tujuan daur ulang, dan pemanfaatan gas metana dari sampah sebagai salah satu sumber energi alternatif.

dan karbon dioksida (CO2). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), selaku pembina keteknikan sektor persampahan pada skala nasional, bekerja sama dengan organisasi nirlaba BORDA (Bremen Overseas Research and Development Association) selaku mitra, berupaya untuk dapat mendampingi kinerja Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R), yang memberdayakan masyarakat untuk mengurangi timbulan emisi GRK, melalui pengolahan sampah skala rumah tangga pada program KIPRAH (Kita Pro-Sampah).

Salah satu peran KIPRAH adalah mendukung pengembangan kapasitas masyarakat untuk menjalankan TPS 3R melalui pendampingan dan pelatihan sehingga proyek dapat berjalan berkelanjutan secara mandiri. Sementara pendanaan untuk membangun infrastruktur TPS 3R disediakan oleh pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah.

Penanganan Sampah Skala Rumah Tangga dan Isu Perubahan IklimTeks: ARINDITA DESSI PERMATASARI*)

Salah satu teknologi yang diterapkan untuk menghindari emisi GRK adalah melalui pengomposan aerobik sampah di TPS 3R. TPS 3R umumnya dibangun di daerah perkotaan padat penduduk, dengan rata-rata penerima manfaat 200-400 rumah tangga dan mengolah rata-rata 200-250 ton sampah organik per tahun. Adapun seluruh pengelolaan sampah dijalankan oleh masyarakat.

Setelah sampah dari rumah tangga dikumpulkan di TPS 3R, sampah dipisahkan menjadi sampah organik yang dapat dikomposkan, sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah residu. Pemisahan ini dilakukan secara manual, biasanya mempekerjakan empat pekerja per ton sampah yang diproses setiap hari. Sampah organik pada umumnya dicacah untuk memastikan permukaan material yang lebih besar, dicampur dengan biakan mikroorganisme yang umumnya berupa kompos matang dan kotoran hewan, kemudian dibiarkan untuk pengomposan alami dalam kondisi aerobik. Perlu adanya pemantauan kondisi aerobik agar proses pengomposan dapat berjalan dengan baik terutama terhadap suhu, kelembaban, dan tingkat aerasi.

KOLABORASI DENGAN BORDAKolaborasi dengan tim BORDA kemudian mulai dilaksanakan. Dari pendampingan BORDA terhadap beberapa TPS 3R yang sudah mandiri mengoperasikan dan melaksanakan proses pengomposan, sebanyak 24 TPS 3R yang berada di Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Tangerang Selatan, pendampingannya ditingkatkan ke dalam kegiatan pengurangan emisi karbon dari proses pengomposan sampah organik, yang bergabung dalam program KIPRAH-VER (Kita Pro-Sampah Voluntary Emission Reduction).

Pengembangan TPS 3R ke arah VER ini bermula dari riset pengembangan BORDA yang melihat peluang program pengurangan emisi dari kegiatan pengelolaan sampah pada 2008-2009, kemudian BORDA melakukan percobaan untuk mendaftarkan diri pada skema Clean Development Mechanism (CDM). Proses dan tahapan pengembangan sebagai proyek CDM dimulai pada 2008 dan pertemuan stakeholder meeting pertama pada 2009.

Pada tahun awal program, KIPRAH sebagai CDM skala kecil memakai metodologi AMS, III-F (avoiding of methane emission through composting method). Metodologi ini memerlukan identifikasi dari TPA sampah, sebelum ada intervensi program untuk menentukan kondisi baseline. Secara singkat, metodologi ini sulit dipenuhi oleh KIPRAH, karena keadaan eksisting TPS 3R yang memiliki kondisi baseline yang berbeda-beda, serta ketatnya prosedur dalam mekanisme CDM skala kecil membuat pengelola TPS 3R yang melaksanakan pemantauan kegiatan pengomposan aerobik merasa sulit dan akhirnya KIPRAH dinyatakan tidak sesuai dengan metodologi.

Namun KIPRAH tetap melanjutkan program kegiatan pengomposan aerobik dengan prosedur pemantauan, sampai terjadi revisi metodologi yang memungkinkan KIPRAH menggunakan baseline yang sama, yaitu bahwa TPS 3R yang melakukan pengomposan aerobik terpantau akan mengurangi volume sampah di TPA sampah, yang secara paralel juga akan mengurangi pelepasan emisi GRK di TPA sampah.

SEJARAH DAN KINERJA PROGRAM KIPRAH VERPada Juni 2012, Gold Standard® mengumumkan bahwa konversi sampah organik

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 23

menjadi kompos, termasuk dalam lingkup proyek yang dapat didaftarkan. BORDA yang bekerja sama dengan Atmosfair kemudian mendaftarkan KIPRAH ke dalam Gold Standard ® Micro Scale Voluntary Emission Reduction dengan entitas organisasi BORDA NGO Network (BNN) yang terdiri dari BORDA, BEST, dan LPTP.

Pada periode pemantauan ke-2 (Juni 2015-Mei 2017) telah tersertifikasi pengurangan emisi karbon 2.523,50 ton CO 2(eq) dari proses pengomposan aerobik 3.936,48 ton sampah organik dari 17 TPS 3R dengan perolehan nilai tukar karbon € 12.610 atau sekitar Rp 189.150,000,-. Hasil perolehan nilai tukar pengurangan emisi ini diserahterimakan kemanfaatannya kepada pengelola TPS 3R yang tergabung dalam KIPRAH-VER. BORDA bersama mitra lokalnya yaitu BEST dan LPTP, sebagai entitas penyelenggara program KIPRAH-VER menyusun rencana dan melaksanakan serah terima kemanfaatan dari program KIPRAH-VER untuk pengembangan kegiatan operasional dan keberlanjutan TPS 3R.

Sampai dengan bulan Oktober 2018, tercatat 19 TPS 3R yang terpantau dalam program KIPRAH-VER (12 unit berlokasi di Tangerang Selatan, Banten; 1 unit berlokasi di Kabupaten Bantul, 1 unit berlokasi di Kabupaten Kulon Progo, 1 unit berlokasi di Kabupaten Gunung Kidul, 3 unit berlokasi di Kabupaten Sleman, dan 1 unit berlokasi di Kabupaten Sidoarjo). KIPRAH-VER saat ini berada pada tahun keenam yang dimulai Juni 2018 dan akan berakhir pada Mei 2019 nanti. ◇

*Penulis adalah Kepala Seksi Wilayah II, Subdirektorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Khusus, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Salah Satu Contoh Bulldozer Track-Type Tractor Yang Difasilitasi Melalui Satker PLP Strategis (Tahun 2018)

Teks: REZA FAHRURROZI

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 24

Saat ini adalah era di mana Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku

pembina keteknikan sektor persampahan pada skala nasional, mendorong kemajuan konstruksi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah dengan metode lahan urug terkendali (controlled landfill) atau metode lahan urug saniter (sanitary landfill). Namun pada tataran pengoperasian TPA sampah, masih seringkali dijumpai pengoperasian TPA sampah yang dilakukan dengan “sangat tradisional”, yaitu pengoperasian dengan metode pembuangan terbuka (open dumping). Padahal penutupan sampah

INOVASI

secara rutin yang dilakukan pada metode lahan urug terkendali maupun lahan urug saniter, merupakan upaya untuk melindungi kualitas lingkungan sekitar TPA sampah yang berpeluang untuk menyebabkan potensi munculnya pencemaran air tanah melalui air lindi, pencemaran bau, hingga persebaran vektor penyakit. Secara teknis, selain ketersediaan tanah penutup yang memadai untuk mengurug timbunan sampah, salah satu faktor lain yang berperan penting dalam menjamin operasional TPA sampah sesuai dengan metode yang ramah lingkungan adalah perihal ketersediaan alat berat dalam kuantitas dan spesifikasi teknik yang sesuai.

TPA SAMPAH TANPA ALAT BERAT, MUNGKINKAH ?

PRODUK PENGATURANBerdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, pada bab XVI (peralihan) pasal 44 termaktub bahwa penanganan sampah di TPA sampah yang selama ini umum diterapkan di Indonesia yaitu dengan metode pembuangan terbuka, harus dihentikan dan diubah secara keseluruhan paling lambat dalam waktu 1 tahun, sejak diberlakukannya undang-undang tersebut. Selain itu, Pemerintah Daerah juga sudah harus menutup TPA sampah yang menggunakan metode pembuangan terbuka tersebut, paling lama lima tahun terhitung sejak berlakunya undang-undang tersebut. Jika mengacu

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 25

pada peraturan tersebut maka TPA sampah yang semula dioperasikan dengan metode pembuangan terbuka, sudah harus berakhir paling lambat pada tahun 2013.

Dalam rangka memastikan penataan sampah di lokasi yang telah ditentukan pada sel landfill di TPA sampah, pemadatan sampah dapat terlaksana sebagaimana kaidah teknik yang disyaratkan, serta pemanfaatan sel landfill dapat dimaksimalkan dalam metode lahan urug terkendali atau lahan urug saniter tersebut, maka dibutuhkan kehadiran alat berat untuk dapat membantu operator dalam mewujudkan TPA sampah yang beroperasi dengan baik. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, melalui Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis pada Direktorat Jenderal Cipta Karya, pernah memperoleh penugasan untuk pengadaan alat berat pada beberapa kabupaten/kota yang dinilai telah layak untuk dapat mendapatkan bantuan stimulan untuk mengoperasionalkan TPA sampah dengan benar. Sejumlah syarat umum adalah keikutsertaan Pemerintah Daerah dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), tersedianya surat minat Kepala Daerah, ketersediaan konstruksi TPA sampah yang sudah sesuai kaidah teknik, kesediaan menerima hibah, dan telah tersedia dana operasional alat berat.

JENIS DAN JUMLAH ALAT BERATTerdapat beberapa jenis alat berat yang wajib untuk digunakan dalam operasional TPA sampah, yaitu bulldozer track-type tractor (berperan untuk mendorong atau meratakan dan sekaligus memadatkan sampah), serta hydraulic excavator (berperan untuk mengangkut tanah urug

atau penutup menuju truk yang membawa ke area sel landfill yang akan diurug). Selain itu, juga sangat direkomendasikan untuk dapat meningkatkan densitas sampah mencapai 750-800 kg/meter kubik, yaitu dengan landfill compactor (berperan untuk memadatkan sampah secara maksimal), track-type loaders (berperan untuk mengangkut tanah urug atau penutup dan mengatur atau memindahkan sampah di sel landfill), dan wheel-type loaders (berperan untuk mengatur/memindahkan sampah). Selain itu, alat berat yang tersebut di atas juga harus didukung oleh truk dalam jumlah yang memadai, agar dapat bertugas mengangkut tanah penutup sesuai jangka waktu yang telah ditentukan.

Sebagai contoh, untuk sebuah TPA sampah yang beroperasi dengan kapasitas pengolahan 200 ton sampah per hari, maka minimal dibutuhkan 1 unit bulldozer dengan kapasitas blade 3,18 meter kubik dan 1 unit excavator dengan kapasitas bucket 1,2 m3. Pengoperasian TPA sampah dengan kapasitas tersebut, akan dapat dituntaskan dalam 6 jam kerja efektif per hari, pada kondisi cuaca kering atau tanpa hujan.

PEMELIHARAAN ALAT BERATMengingat umur efektif-ekonomis penggunaan alat berat di TPA sampah umumnya adalah sekitar 5 tahun, maka pemeliharaan rutin, pengambilan sampel oli, servis mesin terjadwal, dan persiapan suku cadang yang habis pakai, menjadi wajib dilakukan dalam perawatan alat berat, mengingat resiko kerusakan penggunaan alat berat di TPA sampah adalah yang paling besar dibandingkan dengan penggunaan di lingkup pekerjaan lainya. Ritme pekerjaan yang sangat intens di TPA sampah, ditambah masih terbatasnya jumlah tenaga ahli mekanik alat berat yang berkompeten

atau tersertifikasi di sejumlah daerah, mengharuskan pengelola TPA sampah untuk memilih alat berat berdasarkan keterjangkauan pembiayaan, kontrak servis yang efektif, termasuk untuk pemeliharaan dan perbaikan keseluruhan.

Dalam upaya untuk mendorong pengoperasian TPA sampah yang sesuai kaidah teknik, maka sangat tidak mungkin untuk mengoperasikan TPA sampah tanpa kehadiran alat berat. Penghamparan sampah yang tidak merata, pemadatan sampah yang tidak maksimal, lambatnya kinerja pengurugan sampah pada sel landfill, hingga semakin pendeknya umur teknis TPA sampah yang dioperasikan jika tidak tersedia alat berat, menjadikan keharusan ketersediaan alat berat di TPA sampah. Oleh karenanya, sangat dibutuhkan upaya untuk senantiasa mendorong ketersediaan dan penggunaan alat berat kepada pengelola TPA sampah, agar TPA sampah dapat berperan maksimal dan tidak menimbulkan gangguan lingkungan. ◇

*Penulis adalah staf fungsional (sektor persampahan) pada Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Kontak dengan penulis: [email protected]

Salah Satu Contoh Hydraulic Excavator Yang Difasilitasi Melalui Satker PLP Strategis (Tahun 2018)

LIPUTAN KHUSUS

Sinkronisasi Penyediaan Air Baku untuk Air MinumKEMENTERIAN PUPR TERUS MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN AIR MINUM DAN SANITASI PADA 2030 MENDATANG. UNTUK MEMASTIKAN PROGRAM TERSEBUT, DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA GELAR SINKRONISASI BEBERAPA WAKTU LALU. BERIKUT LIPUTANNYA.

Teks: DEWI/KOMPU CK

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 27

Visium Kementerian PUPR terkait ketersediaan dan keberlanjutan

pengelolaan air minum dan sanitasi tersebut mencakup 100% Smart Living, mencakup 100% pelayanan air minum, 0 ha kawasan kumuh, dan 100% pelayanan sanitasi. Hal inilah yang dibahas pada rapat sinkronisasi program penyediaan air baku untuk air minum tahun 2019 bersama Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, (28/01/2019) lalu di Sentul, Jawa Barat.

Acara sinkronisasi program penyediaan air baku untuk air minum merupakan wadah yang efektif bagi Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk penyelarasan pembangunan. Lingkup kegiatan sinkronisasi meliputi sinkronisasi perencanaan teknis, pembiayaan dan jadwal pelaksanaan pembangunan.

Dirjen Cipta Karya Danis H.Sumadilaga dalam sambutannya memaparkan, terdapat beberapa isu yang dihadapi air minum, saat ini ketersediaan air baku untuk air minum mengalami penurunan kuantitas air baku. Hal ini disebabkan adanya perubahan iklim global dan degradasi lingkungan di sekitar daerah tangkapan air serta penurunan kualitas air baku akibat pencemaran badan air oleh buangan domestik dan non domestik.

“Saat ini yang perlu diketahui, para PPK atau Satker harus memahami lebih dahulu secara detail berapa banyak masyarakat yang butuh air. Hasil capaian pada tahun 2017 tercatat sebesar 72,4% jika kita proyeksikan kita tambah 4% rata-rata kenaikan per tahun, maka tahun 2018 akan mencapai 76% dan tahun 2019 78%. Maka dari itu kita harus bekerja lebih keras

lagi untuk mendapatkan hal tersebut melalui SPAM Desa dan SPAM IKK,” kata Danis.

Keterbatasan kinerja penyelenggaraan SPAM, khususnya PDAM, di mana masih terdapat sekitar 40% dari jumlah total sebanyak 374 PDAM yang memiliki kinerja kurang sehat, tingkat kebocoran masih tinggi dengan rata-rata nasional 30% dan PDAM yang masih menerapkan tarif pelanggan jauh di bawah harga pemulihan biaya, dalam jangka panjang akan menyebabkan kinerja PDAM menjadi tidak sehat

Penyediaan air minum melalui pendekatan SPAM regional merupakan pendekatan dalam

pemerataan air, mengingat keterbatasan dari distribusi air baku yang tidak merata serta keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan air baku dan unit air minum dalam mencapai prinsip 4K, yaitu kualitas yang sesuai standar yang ditetapkan, kuantitas yang mencukupi, kontinuitas selama 24 jam, dan keterjangkauan (pemenuhan readiness criteria dan sinkronisasi jadwal).

Berkaitan dengan hal tersebut, masih terdapat permasalahan yang dihadapi terkait hasil pembangunan infrastruktur air minum yakni unit air baku sudah terbangun, namun belum dimanfaatkan di unit produksi atau di pelayanannya sebesar 7.475 liter/detik. Unit produksi sudah terbangun, namun belum didukung adanya unit air baku sebesar 377 liter/detik, dan unit air baku dan unit produksi sudah terbangun, namun belum dioperasikan atau dimanfaatkan secara maksimal sebesar 2.398 liter/detik.

“Kegiatan sinkronisasi ini diharapkan tidak berhenti pada pembahasan desk di sini, namun dilanjutkan dengan koordinasi di lapangan, terutama untuk memantau progres pemenuhan readiness criteria kegiatan yang akan dilaksanakan dan perkembangan kebijakan program dan anggaran Kementerian PUPR,” harap Danis. ◇

“…HASIL CAPAIAN PADA TAHUN 2017 TERCATAT SEBESAR 72,4% JIKA KITA PROYEKSIKAN KITA TAMBAH 4% RATA-RATA KENAIKAN PER TAHUN, MAKA TAHUN 2018 AKAN MENCAPAI 76% DAN TAHUN 2019 78%...”

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 28

PENGELOLAAN SAMPAH KERAP MENJADI SALAH SATU MASALAH UTAMA DI KOTA DEPOK, JAWA BARAT. UNTUK MENGURAI MASALAH TERSEBUT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA MEMBANGUN TEMPAT PENGELOHAN SAMPAH SETEMPAT (TPSS), YANG BERFUNGSI UNTUK MENGOLAH SAMPAH ORGANIK 3 TON/HARI DAN MENGHASILKAN PELET 1,5 TON/HARI.Teks: ARI/KOMPU CK

CIPTA KARYA BANGUN INFRASTRUKTUR UNTUK PENGOLAHAN SAMPAH DI DEPOK

Permasalahan sampah di Depok meningkat karenma laju urbanisasi yang cukup tinggi. Hal

ini disampaikan oleh Direktur Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Ditjen Cipta Karya Dodi Krispratmadi saat acara “Serah Terima Pengelolaan Antara Pemerintah Kota Depok dengan Kementerian PUPR

tentang Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Setempat (TPSS) Kota Depok” di Jakarta (31/01/2019).

Dalam kegiatan tersebut turut ditandatangani berkas Serah Terima Pengelolaan Antara Pemerintah Kota Depok Dengan Kementerian PUPR yang diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan

LIPUTAN KHUSUS

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 29

Kota Depok, Etty Suryahati dengan Kepala Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Strategis, Hasir Tjene dan disaksikan oleh Direktur Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya Dodi Krispratmadi.

Dalam sambutannya Dodi mengatakan bahwa di berbagai wilayah perkotaan saat ini tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur persampahan yang memadai.

Dodi melanjutkan, untuk mendukung pencapaian akses sanitasi khususnya sektor persampahan, Kementerian PUPR melalui Direktorat Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya di TA 2018 ini melaksanakan pembangunan TPSS Kota Depok, antara lain pembangunan hangar kapasitas sampah 3 ton/hari di UPS Merdeka, Depok. Manfaat dari TPSS yaitu mengolah sampah organik 3 ton/hari dan menghasilkan pelet 1,5 ton/hari.

Dalam TPSS tersebut juga terdapat beberapa alat pengolahan, yaitu meja pemilah sampah 1 unit, peralatan rotary dryer 1 unit, ayakan getar 1 unit, pencacah  organik 1 unit, pencacah kayu 1 unit, penepung 1 unit, pencetak pelet 2 unit, reaktor gasifier 1 unit, diesel generator 1 unit, mesin pencacah plastik 1 unit, mesin pencuci plastik 1 unit, mesin pengering plastik 1 unit, mesin jahit karung portable 1 unit, kompor pirolisa 10 unit, dan burner semi gasifier 5 unit.

Dodi berharap dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pengelolaan ini, dapat semakin menyinergikan dan memadukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, agar pemerintah daerah dapat menetapkan pengelola infrastruktur yang telah terbangun serta mengalokasikan

biaya operasi dan pemeliharaan sehingga dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Etty mengungkapkan apresiasinya kepada Ditjen Cipta Karya yang telah membangun TPSS, karena dengan dibangunnya infrastruktur tersebut dapat mengurangi sampah di daerah Depok. Etty berjanji akan menjaga dan mengelola TPSS dengan baik dan memberdayakan masyarakat untuk menjaganya.◇

DENGAN DITANDATANGANINYA

BERITA ACARA SERAH TERIMA

PENGELOLAAN INI, DAPAT SEMAKIN MENYINERGIKAN

DAN MEMADUKAN KOLABORASI

ANTARA PEMERINTAH PUSAT

DAN DAERAH

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 30

ANDA PERLU TAHU

Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah merampungkan beberapa pro-gram Strategis, Padat Karya, serta Reguler pada 2018 lalu.

Di program Strategis, Ditjen Cip-ta Karya mendukung Nawacita melalui pembangunan KSPN, in-frastruktur Asian Games, dan ka-wasan perbatasan.

Membangun Kawasan Pariwisata Da-nau Toba, Sumatera Utara. Pagu Rp36,51 miliar. Progres, fisik 83,8 persen, keua-ngan 70,8 persen

Membangun Kawasan Pariwisata Boro-budur, Kabupaten Magelang, Jawa Te-ngah. Pagu Rp39,37 miliar. Progres: fisik 54,65 persen, keuangan 49,91 persen. Penataan Kawasan Candi Pawon. Pagu Rp4,04 miliar. Progres fisik 100 persen, keuangan 100 persen.

Rekonstruksi Pascagempa Kabupa ten Pidie Jawa, Aceh. Merekonstruksi Mas-jid At-Taqarrub, Institut Agama Islam Al-Aziziyah, Pasar Ulee Gle, RSUD Pidie Jaya. Pagu Rp53 miliar. Progres fisik 100 persen, keuangan 100 persen. Kawasan Permukiman Nelayan Hamadi, Kota Jayapura, Papua. Pagu Rp37,16 mi-liar. Progres fisik 77,58 persen, keuangan 68,07 persen.

Penataan Kawasan Pantai Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Sulawesi Barat. Pagu Rp11,57 miliar. Progres fisik 100 persen, keuangan 100 persen.

Capaian Kerja Ditjen Cipta Karya 2018

STRATEGIS

Di program Padat Karya, Ditjen Cipta karya memperluas lapa n-gan kerja dan meningkatkan ke-sehatan masyarakat.

Di program reguler, Ditjen Cipta Karya terus berkomitmen untuk mencapai 100 – 0 – 100. Melalui program regular Ditjen Cipta Karya berkomitmen memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan.

PISEW Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Progres fisik 100 persen, keuangan 100 persen.

Sanitasi Perdesaan Siniyung, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Pagu Rp300 juta. Progres fisik 100 per-sen, keuangan 100 persen.

SPAM Kartamantul Fase II, DI Yogyakarta. Pagu Rp21,13 miliar. Progres fisik 100 pers-en, keuangan 100 persen.

Kawasan Kumuh Tangkah-an, Kota Sibolga, Sumatera Utara. Pagu Rp4,42 miliar. Progres fisik 100 persen, keuangan 86,65 persen.

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 31

PADAT KARYA

REGULER

Revitalisasi TPA Sarbagita Suwung, Kota Denpasar, Bali. Pagu Rp120 miliar. Progres fisik 57 persen, keuangan 46,68 persen.

LENSA CK

DIRJEN CIPTA KARYA KE LOMBOK & PALU

Kunjungan

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 32

LENSA CK

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 33

CIPTAKARYA 2019 | JAN | 34

SEPUTARKITA

Kejaksaan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau mengadakan acara “Peresmian Sambungan Air” di halaman Kantor Kejati Sengga-rang Tanjungpinang, Jumat (04/01/2019).

“Sebelum dibangun sambungan air di gedung dan rumah di-nas Kejaksaan Tinggi Kepri ketersediaan air sangat terbatas dan hampir setiap hari membeli air untuk persediaan,” ujar Kepala Kejati Kepri Asri Agung Putra.

Ia menambahkan, sumur yang ada di kantor tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh pegawai yang ada di lingkungan Kejati, karena selain untuk kebutuhan di gedung, air digunakan juga untuk rumah dinas yang lokasinya tak jauh dari lingkungan gedung tersebut.

Semenjak dibangun sambungan air itu, kini air di kantor Keja-ti Provinsi Kepri dan di rumah dinas kejaksaan sudah tercukupi. Asri mengatakan, ia sangat berterima kasih kepada Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM), Dinas Perkim Provinsi Kepri, PDAM, dan instansi terkait lainnya yang hadir juga dalam peresmian tersebut.

Di acara itu, hadir juga Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun Direktur PDAM, Sekretaris Dinas Perkim Provinsi Kepri, Kepala Satker PSPAM, dan PPK Randal.

Program KOTAKU yang digagas Ditjen Cipta Karya melalui Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi (PKP) Kepu-lauan Bangka Belitung telah men-yulap Pangkalpinang menjadi kota yang bersih dan rapi. Program yang menghabiskan dana Rp9,2 miliar tersebut, dilakukan sejak 2018. Menurut Nurul Azmi selaku Kepala Satuan Kerja (PKP) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, loka-si yang ditata adalah lokasi yang bersingungan langsung dengan pasar induk. “Sehingga dalam pelaksanaannya ditemui kend-ala-kendala terkait pemindahan bangunan rumah dan lapak wa-laupun sudah dibebaskan pemda pada tahun sebelumnya,” katanya.

Melalui dukungan semua pihak, akhirnya masalah tersebut dapat terselesaikan.”Harapannya semo-ga apa yang dibangun bisa diman-faatkan dan dipelihara oleh mas-yarakat. Serta, pemda juga tidak berhenti melakukan pendampin-gan terkait pola dan perilaku hid-up sehat agar tercapai kawasan yang layak huni dan berkelanjutan agar bisa meningkatkan tarah hi-dup masyarakat,” tutupnya. (Wot-

to/Randal Babel)

Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) ter-us berkomitmen untuk membantu Wali Kota Sorong Lambert Jitmau, dalam menuntaskan kawasan kumuh di Malawei, Kota Sorong, Papua Barat. Berdasarkan SK Wali Kota Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh, di-jelaskan bahwa luas wilayah yang ditangani di kawasan Malawei seluas 6,70 hektare di tahun 2014 dan SK tahun 2017 seluas 12,62 hektare. Total anggaran yang dihabiskan untuk melakukan pen-ingkatan kualitas permukiman kumuh di Malawei ini mencapai Rp13,5 miliar yang bersumber dari APBN TA 2018.

Kawasan Malawei berada di pusat Kota Sorong. Penduduk nya cukup padat terutama yang tinggal di bantaran su ngai. Sebel-umnya, Kota Sorong pernah mendapat kan predikat sebagai salah satu kota terkotor di Indonesia dalam penilaian Adipu-ra tahun 2018. Kepala Satuan Kerja PKP Provinsi Papua Bara, Achmad Hidayat mengatakan, kawasan Malawei merupakan salah satu kawasan kumuh dan padat penduduk di Kota So-rong, sehingga penanganan kawasan Malawei yang telah diinisiasi sejak 2015 perlu segera dieksekusi. Ia berharap apa yang telah dibangun dapat bermanfaat bagi warga sekitar, sebagai pengaman sungai dan bisa menjadi akses trans-portasi masyarakat serta dapat meningkatkan kualitas hid-up masyarakat di kawasan Malawei. (Lis/Randal Pabar)

PROGRAM CIPTA KARYA SULAP PANGKALPINANG MENJADI KOTA BERSIH

PKP Papua Barat Entaskan Kawasan Kumuh di Malawei Kota Sorong

Kejati Kepri Resmikan Sambungan Air untuk Kantor dan Rumah Dinas Kejati

Follow us!

www.ciptakarya.pu.go.id

Ditjen Cipta Karya

@ditjenciptakarya

Ditjen Cipta Karya

@ditjenck

SELAMAT HARI GERAKAN SEJUTA POHON

10 JANUARI 2019