produksi sediaan cair
DESCRIPTION
pscTRANSCRIPT
TEKNOLOGISEDIAAN CAIR
Oleh : Khusnul Diana
Farmasi Semester IVAkademi Farmasi Tadulako Farma
Palu 2014
Bentuk Sediaan Larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satuatau lebih zat kimia (obat yang telarut secara
molekuler dalam pelarut yang saling bercampur.
Keuntungan bila dibanding dengan sediaan padat,yaitu :
1. Memberikan jaminan keseragaman dosis &ketelitian lebih tinggi (karena tercampur merata)
2. Lebih mudah untuk di-absorbsi (umumnya obatdiabsorbsi dalam bentuk larutan)
3. Bagi individu yang sukar menelan obat, misalnyaanak-anak atau orang tua, lebih mudah untukdiberikan dalam bentuk sediaan cair
Tantangan Dalam Produksi Sediaan Cair
1. Kelarutan
2. Stabilitas
3. Pengawetan
4. Kekentalan
5. Penampilan secara keseluruhan (warna, bau, rasadan penampilan)
1. KELARUTAN
Kelarutan merupakan faktor yang sangatpenting dalam proses pembuatan sediaanlarutan
Melarut tidaknya suatu zat atau bahan ke dalamsuatu sistem tertentu dan besarnya kelarutan,tergantung dari sifat serta intensitas kekuatanyang ada.
Istilah KelarutanJumlah bagian pelarut yang
diperlukan untuk melarutkan 1bagian zat
Sangat mudah larut Kurang dari 1
Mudah larut 1 – 10
Larut 10 – 30
Agak sukar larut 30 – 100
Sukar larut 100 – 1.000
Sangat sukar larut 1.000 – 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000
Faktor – Faktor yang MempengaruhiKelarutan
.
• Kebanyakan obat bersifat asam atau basa lemah,sehingga kelarutan sangat dipengaruhi oleh pH larutan
pH larutan(lingkungan)
• Kelarutan obat dapat ditingkatkan denganpenambahan pelarut yang disebut dengan kosolven,contohnya alkohol, sorbitol, propilen glikol, PEG, dll.
Kosolvensi
• Yaitu sifat satu pelarut yang berhubungan denganjumlah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan duazat yang berbeda muatan dalam pelarut. Sifat ini eratkeitannya dengan polarita pelarut
Konstantadielektrikum
Hati-hati :
Penambahan kompleks yang berlebihan justru akan menurunkantingkat kelarutan bahan. Ex : Polisorbat 80, PEG, dll.
• Penambahan zat/bahan untukmeningkatkan kelarutan bahan (terutamadalam sediaan suspensi), contohnya :Tween, Polioksietilen sorbitan, dll.
Solubility(zat-zat
penglarut)
• Besarnya kelarutan suatu obat dapatditingkatkan dengan pembentukan suatukompleks. Hal ini disebabkan karenaadanya penambahan kelarutan darimasing-masing senyawa dengan kelarutandari kompleks yang terbentuk.
Kompleksasi
2. Stabilitas
Terdapat 2 stabilitas yang harus diperhatikandalam proses pembuatan sediaan cair, yaitu :
Stabilitas kimia
Stabilitas fisika
3. Pengawet
Salah satu masalah yang sangat krusial dalambentuk sediaan liquida, adalah Mikroba.
Sumber-sumber kontaminan :
Bahan baku
Air (pelarut)
Wadah & peralatan produksi
Lingkungan pembuatanya
Operator
4. Kontrol Kekentalan
Kontrol kekentalan diperlukan agarsediaan cair tersebut dapat mudahdituang /diminum
Dilakukan dengan cara, antara lainmeningkatkan konsentrasi gula ataudengan penambahan bahan pengental,seperti CMC atau polivinilpirolidon
Bentuk Sediaan Larutan
Bentuk sediaan larutan dapat digolongkan, menurutcara pemberiannya : Larutan oral
Larutan topikal, dan
Larutan untuk digunakan secara parenteral (per cutan,intra vena dan intra muscular)
Atau,
Penggolongan didasarkan pada sistem pelarut danzat terlarut, seperti spiritousa, tingtur, dan larutanair
Larutan Oral
Larutan oral adalah sediaan zair yang dibuat untukpemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atautanpa bahan pemberi rasa (flavouring agent), pemanis, ataupewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air
Tiga asalan utama untuk memilih bentuk sediaan larutan oral,yaitu :
1. Bentuk sediaan cair memang sudah dikenal dan dikehendakioleh masyarakat, misal : sedian obat batuk
2. Bila produk itu lebih efektif dalam bentuk cair, ex : adsorben(carbo adsorben) dan antasida
3. Bila obat tersebut dimaksudkan untuk dipakai oleh anak-anakatau orang tua, yang umumnya mengalami kesukaran waktumenelan sediaan berbentuk padat.
Bentuk sediaan larutan oral : sirup & suspensi
Sirup
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa ataugula lain kdar tinggi, kecuali dinyatakan lain maka kadargula tidak kurang dari 50% dan tidak lebih dari 66,0%
Bentuk sediaan sirup, telah dikenal sebagai bentuk sediaanobat sejak masa Arab kuno yang dikenalkan oleh Avicenna(Ali Ibn Sina), ahli farmasi berkebangsaan Arab. Nama“sirup” diduga berasal dari kata “Sirab” (bahasa Arab)yang artinya adalah sari pati gula.
Berdasarkan fungsinya, sirup dapat dikelompokkan menjadi2 golongan, yaitu medicated syrup dan flavored syrup
Eliksir
Sediaan cair berupa larutan dengan bau dan rasayang enak, mengandung selain obat juga zattambahan seperti gula atau zat pemanis lain.
Dibanding dengan sirup :
Pelarut utama : etanol dengan maksud untukmempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol : 5 – 10%
Pemanis yang digunakan antara lain : gula atau sirupgula, sorbitol dan sakarin
Penimbangan
Pencampuran (mixing)
Penyaringan (filtrasi)
Pengisian & penutupan botol
Labelling
Pengemasan sekunder
Gudang obat jadi
Cek IPC :-Penampilan-Kebocoran-volume
Cek IPC :-Organoleptis-Kadar zataktif-pH-BJ-viskositas
Cek IPC :-Penampilan-Kelengkapan-penandaan
Cek IPC :-Penampilan-Kelengkapan-penandaan
Alur ProsesPembuatan
Sirup
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Pemilihan bahan baku, termasuk air (purified water) yang digunakan
Kebersihan wadah dan alat/mesin produksi yang digunakan
Karakteristik bahan baku, baik secara kimiawi maupun secara fisik
Prosedur pencampuran (harus memperhatikan derajat kelarutan)
Kecepatan pengadukan/pencampuran
Penyaringan
Pengisian ke dalam wadah (botol)
Hal penting lainnya :
- Suhu larutan (jangan gunakan air mendidih, suhu 50-700C)
- Pencampuran bahan-bahan mudah menguap (pada suhu kamar,maks. 300C)
` Suspensi `
Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yangmengandung obat padat dalam bentuk halus dan tidaklarut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yangterdispersi harus halus dan tidak boleh cepatmengendap. Jika dikocok, perlahan-lahan endapanharus segera terdispersi kembali.
Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri daridua fase Fase kontinyu /fase luar : merupakan cairan/semi padat Fase terdispersi/ fase dalam : terbuat dari partikel-
partikel kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapiterdispersi seluruhnya dalam fase kontinyu.
Tiga hal utama yang sangat penting dalam pembuatanbentuk sediaan suspensi, adalah : Memastikan bahwa partikel benar-benar terdispersi
dengan baik dalam cairan
Meminimalkan pengendapan dari partikel yangterdispersi
Mencegah terjadinya “caking” dari partikel-partikel iniketika terjadi pengendapan
Caking : pembentukan sedimen (endapan) yang tidakdapat terdispersi kembali dalam suatu sistem suspensi
Penyebab utama : pembentukan jembatan kristal danagregat tertutup (koagula).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam prosespembuatan sediaan suspensi, antara lain :
1. Proses pembasahan
2. Interaksi antar partikel
3. Elektrokinetik
4. Agregasi
5. Laju sedimentasi
Proses Pembuatan Suspensi
• Pada sistem ini, partikel obat ter-flokulasi dalam bentuk agregatbebas dalam ikatan yang lemah. Peristiwa sedimentasi cepatterjadi dan partikel mengendap sebagai flok (kumpulan partikel)serta mudah terdispersi kembali.• Kurang disukai karena sedimentasi berlangsung secara cepat.
Metode/Sistem
Flokulasi
• Pada sistem ini, partikel obat terdeflokulasimengendap perlahan akhirnya membentuk “cake”yang keras dan sukar terdispersi kembali.
Metode/Sistem
Deflokulasi
• Suspensi yang ideal adalah yang memiliki laju (kecepatan)sedimentasi yang kecil sehingga partikel tetap dalam bentukdispersi yang rata dan apabila mengendap maka dapatdengan mudah terdispersi kembali.
Metode/Sistem
Kombinasi
Alur Proses Pembuatan Suspensi
Proses Produksi dan Parameter Kritis
Pada setiap tahapan proses terdapat parameter kritis Parameter kritis : parameter atau hal-hal yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi mutuproduk
Masing-masing produk memiliki parameter kritis yangberbeda-beda pada setiap tahap produksinya
Yang menentukan bahwa parameter tersebut kritis atautidak adalah Bagian R & D
Untuk bisa mengetahui bahwa suatu parameter tersebutkritis atau tidak bisa dilihat pada Batch Record-nya
Agar bisa dihasilkan produk yang baik, maka perluadanya perhatian khusus terhadap parameter kritistersebut
Kontrol Kualitas
1. Keseragaman kadar zat aktif
2. Penampilan fisik
3. Organoleptis
4. pH
5. Berat jenis (BJ)
6. Ukuran partikel (untuk suspensi)
7. Stabilitas Suspensi
Uji Sifat Fisik Sirup
UjiOrganoleptis
• Pemeriksaan meliputi perubahan warna dan bau. Sirupyang telah dibuat diperiksa bau dan warnanya sebelumdan sesudah dilakukan pe-nyimpanan yang dipercepat(pada suhu 50C dan 350C masing-masing selama 12 jam),tiap satu siklus
UjiSedimentasi
• Sirup dimasukkan ke dalam gelas ukur 100 ml sebanyak 50ml, ditutup dengan kertas alumunium foil. Kemudian diamatisedimentasi yang terbentuk sebelum dan sesudah siklus ke-10 yaitu penyimpanan pada suhu 50 C dan 350 Cbergantian masing-masing selama 12 jam yang dilakukansebanyak 10 siklus
UjiViskositas
• Pengukuran viskositas dilakukan terhadap sirup yangtelah dibuat sebelum dan sesudah kondisi penyimpanandipercepat. Pengukuran viskos-itas dilakukan denganmenggunakan viskome-ter Brookfield pada 50 putaranper menit (rpm), menggunakan “spindle” no 1.
Uji pH
• Pengukuran pH dilakukan dengan mengguna-kan pH-meter terhadap pH sediaan, pH sirup sebelum dansesudah kondisi penyimpanan yang dipercepat.
UjiResponden
• Sirup dicobakan kepada 20 orang responden dankemudian responden diminta untuk mengisi kuisioner yangisinya meliputi rasa, aroma dan penampilan
Kandungan Kimia Sediaan denganMetode KLT
Disiapkan larutan uji sirup ekstrak air herba pegagan
Ditotolkan pada lempeng Selulosa dengan ukuran 10 x 10 cmdengan jarak elusi 8 cm dengan menggunakan pipa kapiler.
Sebelumnya menimbang sebanyak 0,1 gram pembanding rutin dankemudian dilarutkan dengan pelarut etanol 95% sebanyak 10 ml.Larutan yang akan diperiksa (ekstrak, sirup FI, FII, FIII danpembanding Rutin ) masing-masing sebanyak 5 totolan, ditotolkanpada lempeng KLT selulosa.
Setelah lempeng KLT terelusi maka dilakukan identifikasi senyawamenggunakan sinar tampak dan UV 366 nm.
Identifikasi golongan senyawa kimia dari profil kromatografi hasilKLT dilakukan dengan membandingkan harga Rf senyawa yang diujidengan Rf pembanding rutin, jika masih mengandung senyawaflavanoid maka harga Rf nya sama dengan pembandingnya.
Evaluasi Suspensi
1. Uji sedimentasi Masukkan sediaan yang sudah jadi kedalam beker glass. Biarkan dan amati pemisahannya / pengendapannya dalam
waktu yang telah ditentukan (15 menit, 30 menit, 1 hari, 3 hari,5 hari, 7 hari).
Kemudian amati sediaan memisah atau tidak, jika tampakmemisah maka bagian yang bening diukur.
2. Pengamatan viskositas (kekentalan) dengan menggunakanviscometer Brookfield.
3. Hitung viskositas suspensi menggunakan Hukum Stokes.4. Ukur diameter Partikel (minimal 20 partikel)5. Bandingkan hasil yang diperoleh dari kedua metode
pembuatan
Cara menghitung BJ
1. Timbang masing - masing sediaan
2. Masukkan ke dalam mattglass 100 ml
3. Mampatkan serbuk dengan cara diketuk – ketukandi meja sampai serbuk tidak bisa turun lagi(mampat)
4. Ukur volumenya
5. Hitung BJ dengan rumus
6. Rata - rata hasil ketiga BJ Sulfa
Menghitung diameter partikelmenggunakan mikroskop
1. Letakan sedikit cairan sebagai sample diatas objectglass lalu encerkan dengan air
2. Letakkan objectglass di atas meja benda kemudianjepit dengan penjepit spesimen
3. Cari bagian dari objectglass dengan sekrup verticaldan horizontal sampai terlihat gambar yang jelas
4. Catat hasil pengukuran diameter minimal 10 partikellingkaran dan 10 partikel oval / memanjang yangberbeda – beda lalu hitung rata – ratanya