pengolahan limbah cair dari proses produksi … · 2020. 1. 27. · “pengolahan limbah cair dari...

59
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN Sardines DI CV PASIFIC HARVESTMUNCAR, BANYUWANGI KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan Oleh : Elizabeth Gracia Endrastiana NIM : 14.I1.0205 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 09-Jul-2021

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN Sardines

DI CV PASIFIC HARVESTMUNCAR, BANYUWANGI

KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat – syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh :

Elizabeth Gracia Endrastiana

NIM : 14.I1.0205

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2017

Page 2: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI PENGALENGAN IKAN Sardines

DI CV PASIFIC HARVEST MUNCAR, BANYUWANGI

Oleh :

ELIZABETH GRACIA ENDRASTIANA

NIM : 14.I1.0205

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI PANGAN

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji

pada 8 Juni2017.

Semarang, 13 Juli2017

Fakultas Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Soegijapranata Semarang

Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademik,

Dr. Ir. Lindayani, MP

Dekan,

Dr.V. Kristina Ananingsih, ST., MSc.

Page 3: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan

kasih dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan Kerja Praktek di CV

Pasific Harvest serta dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek yangberjudul

“Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Sardines Di CV

Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”. Kerja Praktek ini wajib dilaksanakan

yaitusebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana yang terdapat pada

Program S1 Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik

Soegijapranata Semarang.

Pada saatmelaksanakan Kerja Praktek, hinggapenulisan Laporan Kerja Praktek, penulis

memperoleh pengetahuan, informasi, wawasan, serta pengalaman baru dalam bidang

pengolahan limbah cair, khususnya pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Penulis dapat menyelesaikan laporan ini karena adanya semangat, pengarahan, doa dan

dukungan dari banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih,

terlebih untuk :

1. Ibu Dr. V. Kristina Ananingsih, ST., MSc. sebagai Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.

2. Ibu Dr. Ir. Lindayani, MP sebagai Dosen Pembimbingyang telah memberikan

waktunya untuk mengarahkan dan membimbing penulis.

3. Bapak Aminoto selaku Director danIbu Sherly Kho selakuDirectorMarketingyang

telah memberikan kesempatan dan izin kepada penulis untuk dapat melaksanakan

Kerja Praktek di CV Pasific Harvest.

4. Ibu Dyah Anggraini sebagai HRD Manager yang telah membantu penulis untuk

pelaksanaan Kerja Praktek.

5. Bapak Rony Fajar Laksanasebagai Pembimbing Lapangan yang telah memberikan

bimbingan serta meluangkan waktu kepada penulis selama melaksanakan Kerja

Praktek.

6. Bapak Saiful Ulum yang telah meluangkan waktu dan memberikan informasi serta

pengetahuankepada penulis mengenai limbah.

Page 4: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

iii

7. Bapak Sugeng dan Bapak Sungkono yang telah memberikan informasi

khususmengenai limbah minyak dan proses pengolahannya.

8. Bapak Ali dan Bapak Jeki yang telah memberikan informasi mengenai proses

produksi ikan sarden serta selalu menemani penulis menyusun laporan.

9. Para staff dari CV Pasific Harvest yang telah banyak meluangkan waktu untuk

membimbing penulis.

10. Orang tua penulis (Cahyana Endra Purnama dan Esther Christiana), kakak penulis

(Rachelia Octavia Endrastiana) dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan

semangat, doa, dan dukungan material dalam melaksanakan Kerja Praktek dan

penyusunan laporan Kerja Praktek.

11. Priska Adina, Yosua Santoso, Nita Pratama, Klara Paskarena, Greccilia Yovita,

Philipus Jordan, dan Audrey Ardian sebagai teman seperjuangan dalam suka dan

duka selama melaksanakan Kerja Praktek.

12. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Teknologi Pertanian yang telah membantu dalam

bidang administrasi dari awal Kerja Praktek hingga terselesaikannya laporan Kerja

Praktek.

13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, serta kritik dan

saran kepada penulis, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, di dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini tentunya penulis menyadari

adanya ketidaksempurnaan di dalam penulisan laporan karena adanya keterbatasan

kemampuanyang ada pada penulis.Penulis juga berharap agar Laporan Kerja Praktek ini

dapat bermanfaat dan memberikan informasi untuk para pembaca. Tidak lupa penulis

juga menerima adanya kritik dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 13 Juli2017

Penulis

Elizabeth Gracia Endrastiana

Page 5: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................i KATA PENGANTAR ...................................................................................................iiDAFTAR ISI................................................................................................................ iv DAFTAR TABEL .........................................................................................................viDAFTAR GAMBAR ....................................................................................................viiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................viii 1.PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 11.2. Tujuan ................................................................................................................ 11.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ........................................................................ 2 1.4. Kegiatan Kerja Praktek ...................................................................................... 2

2.KEADAAN UMUM PERUSAHAAN.......................................................................... 3

2.1. Sejarah Perusahaan ............................................................................................ 3 2.2. Profil Perusahaan ............................................................................................... 4 2.3. Visi dan Misi Perusahaan .................................................................................. 5 2.4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 5 2.5. Ketenagakerjaan................................................................................................ . 6

2.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja ................................................................ 6 2.5.2. Pelaksanaan Kerja....................................................................................... 6 2.5.3. Kesejahteraan Karyawan ............................................................................ 7

3.SPESIFIKASI PRODUK .............................................................................................. 8 4.PROSES PRODUKSI ................................................................................................ . 11

4.1. Bahan Baku...................................................................................................... 11 4.1.1. Ikan ........................................................................................................... 11 4.1.2. Bahan Pengisi ........................................................................................... 12 4.1.3. Bahan Pengemas....................................................................................... 12

4.2. Penerimaan Bahan Baku .................................................................................. 13 4.3. Proses Produksi................................................................................................ 14

5.PEMBAHASAN.......................................................................................................... 20

5.1. Pengertian Limbah........................................................................................... 20 5.2. Sarana-sarana Proses Pengolahan Limbah Cair............................................... 21 5.3. Sumber Limbah Cair........................................................................................ 23 5.4. Komposisi Limbah Cair................................................................................... 23 5.5. Karakteristik Limbah Cair ............................................................................... 24 5.6. Proses Treatment Pengolahan Limbah Cair ..................................................... 245.7. Kualitas Limbah Cair....................................................................................... 38 5.8. Hambatan-Hambatan dalam Pengolahan Air Limbah ..................................... 40

Page 6: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

v

6.KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 42 6.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 42 6.2. Kritik dan Saran ............................................................................................... 42

7.DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ .. 43 8.LAMPIRAN ................................................................................................................ 46

Page 7: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Varian Produk CV Pasific Harvest..................................................................... 8

Page 8: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo CV Pasific Harvest ................................................................................ 5 Gambar 2. Area Pemotongan Ikan (Cutting Area) ......................................................... 15 Gambar 3. Ruang Inkubasi Barang Sebelum Siap Kirim (Incubation Area) ................. 16 Gambar 4. Contoh-contoh Penyimpangan pada Kaleng Sarden .................................... 17 Gambar 5. Barang Siap Kirim di letakkan di Area Ready To Shipment ........................ 18 Gambar 6. Diagram Alir Proses Produksi Ikan Sarden .................................................. 19 Gambar 7. Kolam Treatment Pengolahan Limbah Cair ................................................. 21 Gambar 8. Generator ...................................................................................................... 22 Gambar 9. Pompa Air..................................................................................................... 22 Gambar 10. Komposisi Air Limbah ............................................................................... 24 Gambar 11. Tahap Sedimentasi Awal (a), Tahap Pengendapan Secara Anaerob (b),

Tahap Pengendapan Secara Aerob (c), dan Tahap Sedimentasi Akhir (d).................................................................................................................... 30

Gambar 12. Lapisan Minyak diambil secara Manual dari Tempat Penampungan Limbah

Cair .............................................................................................................. 32 Gambar 13. Drum Penyimpanan Minyak dan Limbah Minyak ..................................... 32 Gambar 14. Proses Pengolahan Limbah Minyak ........................................................... 34 Gambar 15. Kolam Treatment Anaerob ......................................................................... 36 Gambar 16. Kolam Treatment Aerob ............................................................................. 37 Gambar 17. Kolam Treatment Sedimen Akhir 7 ............................................................. 33

Page 9: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi .................................................................................... 46 Lampiran 2. Hasil Uji Laboratorium dari Badan Lingkungan Hidup ............................ 47 Lampiran 3. Hasil Uji Laboratorium dari Badan Lingkungan Hidup ............................ 44 Lampiran 4. Standar baku mutu Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun

2014 ........................................................................................................... 45

Page 10: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri di bidang pangan yang sudah semakin maju secara teknologi

maupun inovasi, menuntut penulis sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan

Universitas Katolik Soegijapranata Semarang semakin sadarakan adanya berbagai

produk pangan untuk mencukupi kebutuhan gizi tanpa mengabaikan aspek kualitas

yang menunjang kesehatan. Pengetahuan dasar tentang industri pangan telah penulis

dapatkan melalui kegiatan perkuliahan. Namun, penulis menyadari bahwa di dalam

dunia industri tidak hanya pengetahuan yang dibutuhkan tetapi juga pengalaman bekerja

dalam industri pangan. Pengalaman praktek melatih penulis untuk dapat

mempersiapkan segala sesuatu, dan menyelesaikan suatu permasalahan yang terjadi

dengan menemukan solusi yang cepatdan terbaik di dalam bidang industri sehingga

penulis dapat menerapkansaat memasuki dunia kerja yang sesungguhnya. Melalui Kerja

Praktek, maka di dalam dunia kerja penulis sudah siap dengan adanya bekal yang

telahdidapatkan saat kerja praktek.

Kerja Praktek dilaksanakan di CV Pasific Harvest, karena merupakanperusahaan yang

bergerak di bidang industri pengalengan ikan. Produk-produk yang dihasilkan berupa

sarden kaleng, markarel kaleng, ikan beku dan minyak ikan. Pada Kerja Praktek ini,

penulis lebih memfokuskan pada limbah cair yang dihasilkan oleh CV Pasific Harvest,

yaitu melalui instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

1.2. Tujuan

Tujuan dari kerja praktek adalah menerapkan pengetahuan dan teori dasar yang telah

didapatkan selama perkuliahan,menambah wawasan baru terutama mengenai hal-hal

yang berkaitan dengan bidang pangan, mendapatkan gambaran mengenai situasi

lingkungan kerja secara nyata didalam industri pangan, serta mengetahui berbagai

masalah-masalah yang timbul di lapangan dan berusaha mencari penyelesaian atau

solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.Seperti contohnya, hal apa saja yang

Page 11: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

2

perlu diperbaiki, atau ditingkatkan untuk meningkatkan hasil produksi dan kualitas yang

ada.

1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kerja praktek dilaksanakan di CV Pasific Harvest di jalan Tratas 61, Muncar,

Banyuwangi selama 22 hari kerja (16 Januari 2017 sampai dengan10 Februari 2017).

1.4. Kegiatan Kerja Praktek

Kerja praktek di CV Pasific Harvest dilaksanakan secara langsung dan tidak langsung.

Secara langsung yaitu mengamati instalasi pengolahan air limbah (IPAL), mengamati

secara langsung limbah minyak, diskusi, dan tanya jawab, sedangkantidak langsung

yaitu meliputi mencari informasi dan data mengenai limbah serta data-data mengenai

perusahaan. Beberapa kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek di CV Pasific

Harvest:

1. Orientasi pabrik secara langsung.

2. Melihat secara langsung proses awal produksi pengalengan ikan sarden, proses

penyimpanan dan kegiatan yang ada di dalam gudang.

3. Diskusi secara langsung dan tanya jawab dengan pembimbing lapangan

mengenai limbah cair, instalasi pengolahan air limbah (IPAL), limbah minyak

dan cara pengolahannya yang ada di CV Pasific Harvest.

4. Pengamatan dan praktek secara langsung dengan pembimbing lapangan

mengenai karakteristik limbah cair (yang meliputi warna, dan bau).

5. Mengumpulkan data dan informasi tentang limbah cair dan perusahaan.

Page 12: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

3

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

CV Pasific Harvest merupakan pabrik makanan yang bergerak di bidang pengalengan

ikan sarden. CV Pasific Harvest ini adalah anak cabang perusahaanHaecery, dimana

perusahaan tersebut bergerak di dalam bidang pembenihan udang, yang beradadi desa

Ketapang yang bernama Windu Laut. Pada 3 April 1993,CV Pasific Harvest didirikan

oleh seorang pengusaha mudapenggilingan padi, yaitu Bapak Aminoto yang berasal dari

Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang. Sebelum mendirikan CV Pasific Harvest,

Bapak Aminoto menjalankan usaha penggilingan padi selama 5 tahun. Setelah itu,

usaha penggilingan padi dijual semuanya, dan Bapak Aminoto mulai beralih ke usaha

pengalengan ikan.

Beliau memiliki 6 hektarbidang tanah dan membangun CV Pasific Harvest di Jalan

Tratas No. 61 Desa Kedungrejo, tepatnya di Kecamatan Muncar,Kabupaten

Banyuwangi. Pada 22 November 1993, CV Pacific Harvest telah resmi mendapatkan

ijin untuk membuka usaha yang diperoleh dari Departemen Perdagangan Republik

Indonesia No. 00/1/13 – 10/PM/XI/1993. Selanjutnya, pada 14 Februari 1994 CV

Pasific Harvest memproduksi pengalengan ikan untuk pertama kalinya.Selama 3 tahun

berturut-turut, CV Pasific Harvest memproduksi produk-produknya tanpa memiliki

merek atau sebuah brand. Pertama kali yang bergabung dengan CV Pasific Harvest

ialah produk dengan brand “Gaga” yaitu dengan ukuran 155 g dan 425 g, yang hingga

saat ini masih diproduksi. Pada 28 Desember 1995, CV Pasific Harvest juga

membangun tempat cold storage, untuk menyimpan ikan yang akan digunakan untuk

proses produksi, dan memasok ikan apabila ikan mulai berkurang jumlahnya. Cold

storage mulai digunakan pada 29 Maret 1996. CV Pasific Harvest mengalami kemajuan

yang sangat pesat, sehingga dilakukan perluasaan area pabrik. Tahun 2004, CV Pasific

Harvest memiliki dan mengoperasikan pabrik ke-2 dan pabrik ke-3. Letak pabrik ke-2

dan ke-3 berada di sebelah Barat dari pabrik pertama. Pada pabrik ke-2, CV Pasific

Harvest menggandeng produk brand “Heinz ABC” sebagai partner produksi, dan

pabrik ke-2 menjadi tempat untuk memproduksi produk “ABC”.Sejak saat itu, CV

Page 13: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

4

Pasific Harvest menyandang gelar best seller selama kurang lebih 8 tahun. “Gaga” dan

“Heinz ABC” merupakan brand yang memasarkan produk-produknya di Indonesia.

Berbeda dengan “Gaga”, “Heinz ABC” hanya bergabung selama 9 tahun di CV Pasific

Harvest.Pabrik ke-3 merupakan tempat untuk menghasilkan produk ikan sarden dengan

menggunakan medium minyak. Produk yang dihasilkan akan di eksport dengan bahan

baku mutu internasional.Pada pabrik ke-3, produk yang dihasilkan yaitusardine in

canned with olive oil, dan canned fish in olive oil.Untuk jenis kaleng, di pabrik ke-3

menggunakan kaleng dengan jenis club can (dengan berat produk/kaleng sebesar 125

g). Hingga saat ini, perusahaan CV Pasific Harvest telah melakukan berbagai macam

pengembangan bisnis seperti: budidaya udang, budidayabenur, real estate, pengalengan

tuna, cold storage (penyimpanan ikan beku), villa, hotel, dermaga, serta peternakan

susu sapi perah.Perusahaan CV Pasific Harvest telah melebarkan usaha ke pulau

Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk membangun sebuah perusahaan pengalengan ikan

sarden. Adanya perluasan area pabrik yang dimiliki oleh CV Pasific Harvest memiliki

dampak yang baik bagi lingkungan sekitarnya. Hal ini dikarenakan CV Pasific Harvest

membantu mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan jumlah pendapatan

masyarakat.

2.2. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan :CV Pasific Harvest

Lokasi Perusahaan :Jalan Tratas 61, Kecamatan Muncar, Banyuwangi 68472

Letak Geografis : Berada dikawasan industri, yaitu berdekatan dengan

Pabrik Pengalengan Ikan, dan Tempat penyimpanan ikan

beku (cold storage).

Bagian Utara : Sungai dan Jembatan

Bagian Timur : Laut (Selat Pulau Bali)

Bagian Barat : Jalan Raya

Bagian Selatan : Rumah penduduk dan pasar

Telepon : +62811 351 8852

Fax : +62333 591618

Email :www.pasificharvest.com

Page 14: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

5

Tahun Berdiri Perusahaan : Tahun 1993

Luas Tanah :6 hektar (Ha)

Produksi Utama :Sarden, Makarel, Ikan Beku, Minyak Ikan

Jumlah Karyawan :600 karyawan

Logo perusahaan CV Pasific Harvest dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Logo CV Pasific Harvest

2.3. Visi dan Misi Perusahaan

Visi perusahaanyaitu menjadi salah satu industri pangan hasil laut terdepan yang

menghasilkan produk bermutu tinggi dan aman untuk memberikan kepuasan kepada

semua kebutuhan pelanggan.

Misi perusahaan yaitu:

a) Mempertahankan standar mutu keamanan produk hasil laut.

b) Menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan terpadu dari produk hasil laut

secara berkelanjutan, efektif, dan konsisten yang dapat diterima oleh negara

pengimpor.

c) Mengembangkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pelanggan yang

selalu meningkat.

d) Mengembangkan usaha untuk menciptakan daya saing dari pada perusahaan.

2.4. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi yang terdapat pada perusahaan CV Pasific Harvest yaitu pimpinan

tertinggi dipimpin oleh PresidentDirector (direkturtunggal), dimanaseorang direktur

dibantu secara langsung oleh adanyaMarketing Director (direktur marketing) untuk

Page 15: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

6

memasarkan produk-produk yang dihasilkan ke pasar lokal maupun pasar internasional.

Direktur CV Pasific Harvest ini memimpin tiga divisi yang berada dibawahnya, yaitu

Logistic Manager, Plant Manager, dan Accounting Manager.Masing-masing pimpinan

manajer (logistic manager, plant manager, serta acounting manager) memimpin divisi-

divisi yang ada di bawahnya. Struktur organisasi yang ada di CV Pasific Harvest dapat

dilihat pada Lampiran 1.

2.5. Ketenagakerjaan

2.5.1. Sistem Perekrutan Tenaga Kerja

Sistem perekrutan tenaga kerja di CV Pasific Harvest dilakukan jika adanya permintaan

tenaga kerja pada masing-masing divisi. Divisi yang memerlukan tenaga kerja, akan

membuka lowongan pekerjaan melalui manager HRD. Syarat yang diperlukan bagi para

pelamar kerja di CV Pasific Harvest antara lain Curriculum Vitae(CV), ijasah,

sertifikat-sertifikat, dan pengalaman yang dimiliki. Jika pelamar atau calon karyawan

memenuhi persyaratan yang diajukan oleh CV Pasific Harvest, maka calon karyawan

akan dipanggil oleh perusahaan dan wajib mengikuti prosedur yang diberikan,

sepertiwawancara oleh manager HRD, divisi yang memerlukan karyawan, serta direktur

utamaCV Pasific Harvest.

2.5.2. Pelaksanaan Kerja

Pelaksanaan kerja karyawan yang ada di CV Pasific Harvest dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Non-Shift

Jam kerja non-shift berlaku untuk semua karyawan tetap dan karyawan kantoran.

Jam kerja dimulai pukul 07.00 dan selesai pukul 17.00 WIB.

2. Lembur

Kerja jam lembur diberlakukan apabila di dalam proses produksi belum selesai

atauterdapat adanya kendala-kendala yang menghambat selama proses produksi,

sehingga dibutuhkan adanya tambahan jam kerja. Jam lembur dilakukan oleh para

Page 16: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

7

karyawan dari pukul 17.00 hingga pukul 20.00 WIB. Karyawan yang melaksanakan

lembur akan diberi upah tambahan yang telah disepakati dengan perusahaan.

2.5.3. Kesejahteraan Karyawan

Untuk kesejahteraan dan keselamatan karyawan yang ada di CV Pasific Harvest,

perusahaan memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Ketenagakerjaan). Selain itu, apabila terdapat

karyawan yang mengalami dukacita, melahirkan, dan kecelakaan, maka para karyawan

lainnya sertaperwakilan dari perusahaan akan memberikan bantuan.

Seluruh karyawan yang ada di CV Pasific Harvest juga mendapatkan beberapa pelatihan

antara lain, pelatihan mengenai Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP),

Standard Operating Procedure (SOP), dan Good Manufacturing Practices (GMP).

Karyawan yang telah mengikuti pelatihan tersebut, diharapkan lebih disiplin dalam

bekerja dan mengerti beberapa informasi penting mengenai bahaya-bahaya atau resiko

yang dapat terjadi selama bekerja di dalam pabrik.

Page 17: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

8

3. SPESIFIKASI PRODUK

Varian produk yang diproduksi oleh CV Pasific Harvest, antara lain:

1. Ikan Sarden dalam saos tomat dan cabe (Sardines in Tomato and Chilli Sauce)

2. Ikan Sarden dalam saos cabe (Sardines in Chili Sauce)

3. Ikan Sarden dalam saos tomat (Sardines in Tomato Sauce)

4. Ikan Makarel dalam saos tomat (Mackerel in Tomato Sauce)

5. Ikan Sarden dalam minyak sayur dan cabe (Sardines in Vegetable Oil and Chili)

6. Ikan Sarden dalam minyak sayur (Sardines in Vegetable Oil)

Dapat dilihat produk-produk yang diproduksi oleh CV Pasific Harvest pada Tabel 1.

Tabel 1. Varian Produk CV Pasific Harvest

Jenis Produk Rasa Ukuran (g) Nama Produk

Round Can Sardines in Tomato and Chilli Sauce

155 dan 425

“Gaga”

Sardines in Chili Sauce 155

“Asahi”

Page 18: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

9

Lanjutan Tabel 1. Varian Produk CV Pasific Harvest

Jenis Produk Rasa Ukuran (g) Nama Produk

Round Can Sardines in Tomato Sauce 155

“Asahi”

Sardines in Tomato Sauce

155

“Indomili”

Sardines in Tomato and Chilli Sauce

155

“Karomah”

Mackerel in Tomato Sauce 155

“Captain’s Catch”

Page 19: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

10

Lanjutan Tabel 1. Varian Produk CV Pasific Harvest

Jenis Produk Rasa Ukuran (g) Nama Produk

Club Can Sardines in Vegetable Oil and Chili

125

“Reem”

Sardines in Vegetable Oil 125

“La Fish”

Sardines in Vegetable Oil 125

“Atlantic”

Page 20: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

11

4. PROSES PRODUKSI

4.1. Bahan Baku

4.1.1. Ikan

Sarden merupakan produk makanan kaleng yangcara penyajiannya dapat disajikan

dengan menggunakan berbagai macam saos maupun minyak antara lain saos tomat

(tomato sauce), saos tomat dan cabe (tomato and chilli sauce), minyak sayur (vegetable

oil) serta minyak sayur dan cabe (vegetable oil and chilli).

Ikan adalah bahan baku yang paling dasar dalam pembuatan ikan sarden.Ikan yang telah

ditangkap akan lebih baik jika segera diolah menjadisuatu bahan pangan, hal ini

dikarenakan kandungan air yang banyak pada ikan dapat menyebabkan ikan menjadi

mudah busuk atau disebut dengan perishable food. Ikan dapat bertahan lama dan tidak

mudah busuk jika mengalami proses pengolahan dan pengawetan.Kualitas dari ikan

dapat dilihat berdasarkan tingkat kesegaran secara visual dan fisik dari ikan yang

digunakan, teknik yang dilakukan selama proses penggalengan ikan,serta kebersihan

yang meliputi kebersihan mesin dan alat yang digunakan, karyawan, serta

pabrik(Moejanto et al, 1978) dalam (Wulandari et al, 2009).

Jenis ikan yang umumdigunakan untuk membuat ikan sarden antara lain ikan lemuru

(Sardinella longiceps, Sardinella lemuru), ikan tembang (Sardinella fimbriata), dan

ikan makarel (Scomber australasicus,Scomber japonicus).Menurut Suparno

&Dwiponggo (1993), didalam ikan lemuru terdapat kandunganasam lemak essensial,

yaitu omega 3 yang meliputi Eicosa Pentaenoic Acid (EPA) dan Dacosa Hexaenoic

Acid (DHA) dan omega 6. Omega 3 di dalam tubuh manusia, dapat mencegah dan

mengurangi penumpukan kolesterol. Kolesterol dapat membahayakan manusia karena

menyebabkan penyakit stroke dan jantung. Jenis-jenis ikan laut yang mengandung

omega 3 dan 6 antara lain ikan tuna, sarden, makarel, dan kembung (Astawan, 2003).

Page 21: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

12

4.1.2. Bahan Pengisi

Bahan-bahan yang digunakan untuk pengisian media ikan sarden meliputi: pasta tomat,

gula, cabe merah, garam, pengental nabati, penguat rasa (monosodium glutamate), dan

bawang putih.

Menurut Susanto & Saneto (1994), saus tomat yang digunakan untuk pengisian media

ikan sarden pada dasarnya seperti bubur kental (semi-solid). Saus tomat dihasilkan

melalui proses pengolahan yang berasal dari buah tomat dengan adanya beberapa

campuran bahan lainnya, seperti asam, garam, gula, zat pengawet, zat pewarna, dan

bahan pengental.Salah satu fungsi penambahanmonosodium glutamate(MSG) yaitu agar

makanan terasa enak atau lezat. Hal ini dikarenakan MSG merupakan bahan untuk

penambah rasa pada makanan (Prawirohardjono et al., 2000).Salah satu faktor yang

mempengaruhi umur simpan pada saus tomat adalah pH (derajat keasaman). Nilai pH

untuk menghasilkan saus tomat yang baikberkisar antarapH 4,0 hingga 5,0 (SII, 1998).

Warna saus tomat dapat dipengaruhi oleh lamanya proses pemanasan. Pada proses

pembuatan saus tomat dilakukan pengadukan secara terus menerus, dan suhu

pemanasan juga harus dijaga agar suhu tidak mendekati titik didihnya. Hal ini

dikarenakan dapat terjadi proses karamelisasi pada saus tomat (Desrosier, 1988).

4.1.3. Bahan Pengemas

Kemasan yang digunakan untuk melindungi produk ikan sarden dapat dibagi menjadi

dua yaituprimer dan sekunder. Kemasan memiliki tujuan agar produk yang dihasilkan

dapat terlindungi, selain itu sebuah pengemas umumnya memiliki keterangan label,

serta tulisan yang dapat menarik konsumen untuk membeli barang tersebut(Syarief

&Halid, 1991). Menurut Robertson (1993), bahan pengemas sebaiknya disesuaikan

dengan jenis serta bentuk dari produk yang akan dikemas. Pengemasan pada bahan

makanan memiliki tujuan untuk menghindari dan mencegah kerusakan yang

diakibatkan dari lingkungan sekitar. Selain itu, kemasan dapat memberikan nilai tambah

untuk sebuah produk yang akan dijual, sehingga konsumen dapat tertarik dan membeli

produk tersebut. Jenis kemasan primer yang digunakan untuk produk ikan sarden adalah

Page 22: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

13

kaleng, sedangkan untuk jenis kemasan sekundernya adalah kardus. Timah atau kaleng

merupakan wadah yang sering digunakan untuk produk-produk bahan pangan,

khususnya minuman dan makanan. Kedua sisi kaleng ini pada umumnya dilapisi oleh

timah atau sering disebut dengan “tin-plate” (Murdiati S, 1982).Kemasan sekunder

memberikan fungsi untuk melindungi produk yang dimulai dari proses penyimpanan

hingga proses pengiriman barang (Suradi, 2005).

4.2. Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan ikan sarden umumnya adalah ikan

lemuru. Jikaikan jenis lemuru tersebut sedang langka atau sulit didapatkan maka dapat

diganti dengan ikan tembang dan makarel. Ikan didapatkan di sekitar daerah Muncar-

Banyuwangi, Perairan Selat Bali, Perairan Utara Jawa (Laut Jawa), Perairan Selat

Madura, dan Perairan Selatan Jawa (Samudera Hindia).Akan tetapi, tidak sedikit ikan-

ikan tersebut didatangkan dengan cara impor, yakni berasal dari negara Tiongkok,

Pakistan, India, Yaman, serta Oman. Bahan baku ikan ini diterimadalam kondisi segar

dan beku dengan suhu 4,4o

Pada saat dilakukan pembongkaran muatan, ikan-ikan tersebut langsung dibawa dan

dimasukkan ke dalam tempat khusus penerimaanikan, dan selanjutnya dilakukan proses

thawing untuk ikan beku.Jikaikan dikirim dalam jumlah yang banyak, maka ikan

tersebut dapat disimpan di dalam cold storageyang ada di dalam pabrik. Ikan yang baru

C. Pada saat ikan tiba di dalam area lingkungan pabrik, maka

dilakukan terlebih dahulu pengecekan terhadap kondisi kebersihan (higiene) pada

kendaraan pengangkut ikan tersebut dan kondisi bahan baku yang berupa ikan secara

fisik, kimia, dan biologi. Wadah pengemas ikan beku pada saat proses

pengirimandimasukkandalam kemasan polybag dan dimasukkan dalam karung,

sedangkan ikan segar dimasukkan ke dalam wadah yang diberi tambahan es. Ikan-

ikandikirimdengan menggunakan truk besar atau container yang disertai

adanyapendingin untuk jenis ikan impor.Jumlah pengiriman ikan dalam satu truk tidak

sama, umumnya ikan dikirim dalam jumlah sekitar 24 ton hingga 25 ton. Hal ini

disesuaikan dengan adanya jumlah ikan yang tersedia di perairan.

Page 23: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

14

tiba di area pabrik, dipilih secara sampling oleh quality control untuk dijadikan sampel

dalam ujikualitas, uji histamin, dan uji boraks.

Bahan baku dasar selain ikan terdapat juga bahanseperti pasta tomat, garam, tepung pati

dan cabai yang digunakan. Pasta tomat diimpor dari negara Tiongkok, yaitu oleh

perusahaan Xinjiang Funholding Foodstuffyang dikemas dengan menggunakan drum

besar. Bahan garam halus dikirim oleh perusahaan PT GDI, sedangkan untuk garam

afinasi dikirim dari perusahaan yang berada di Bojonegara yaitu PT Duta Segar

Internasional dan PT Makassar Tene. Tepung pati diimpor dari negara Amerika yang

berasal dari PT Ingredion, dan cabaididapatkan dari lingkungan sekitar atau lokal.

Bahan-bahan tersebut tentunya datang dalam jumlah yang banyak, sehingga bahan

harus disimpan di dalam gudang penyimpanan.

Bahan pendukung lainnya seperti kaleng, tutup kaleng, label dan kardus juga

diperlukan. Untuk kaleng, label, dan kardus telah disediakan oleh perusahaan yang

bekerja samadengan CV Pasfic Harvest. Bahan penutup kaleng, CV Pasific Harvest

bekerja sama dengan perusahaan pembuat penutup kaleng, yaitu PT Cometa yang

berada di Jakarta. Bahan-bahan tersebut disediakan didalam gudang atau tempat

penyimpanan, dikarenakan barang-barang tersebut dikirim dalam jumlah yang banyak.

Kaleng-kaleng tersebut diperiksa terlebih dahulu oleh kepala gudang beserta dengan

quality control, agar kaleng yang disimpan dan kaleng yang akan digunakan sesuai

dengan ketentuan standar yang ada.

4.3. Proses Produksi

Proses produksi pada pengalengan ikan yaitu pertama-tama ikan hasil tangkapan

diletakkan di dalam ruangan penerimaan ikan (receving area). Pada area ini, ikan yang

di prosesadalah ikanimpor maupun fresh dari hasil tangkapan laut lokal. Ikan

freshdicuci terlebih dahulu kemudian diletakkan di meja pemotongan(Gambar 2),

sedangkan ikan yang didapat dari proses beku (frozen)dilakukanthawingdalam waktu

sekitar 8 jam, dan langsung dimasukkan ke dalam tahap berikutnya yaitu tahap

pemotongan

Page 24: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

15

(cutting). Cutting area merupakan tahapan untuk pemotongan kepala, ekor, membuang

sisik dan isi perut ikan.

Gambar 2. Area Pemotongan Ikan (Cutting Area)

Setelah melalui proses pemotongan ikan, makaselanjutnya dicuci hingga bersih. Ikan

dicuci dengan menggunakan dua cara yaitu, cara manual (dicuci dengan menggunakan

tangan)dan menggunakan alat rotary fish washer.Ikan yang sudah melewati proses

pencucian, selanjutnya masuk ke tahap pengisian ikan ke dalam kaleng. Pada tahap

pengisian, banyaknya ikan didalam setiap kaleng tidak sama, hal ini dikarenakan bentuk

penampang dan berat dari kaleng yang tidak samayaitu terdapat kaleng dengan berat

125g,155g,serta 425g.Setelah kaleng terisi dengan ikan, maka tahap selanjutnya yaitu

tahap pre-coocking(exhausting dengan menggunakan metode penyemburan uap panas).

Tujuan proses exhaustingadalah adanya proses penarikan udara yang ada didalam

kaleng, selain itu ikan yang terdapat dalam kaleng menjadi matang. Pengisian ikan

dalam kaleng tidak boleh seluruhnya tertutup, 1/10 bagian dari isi kaleng harus terdapat

tempat kosong.Hal ini memiliki tujuan agar kaleng tidak menggembung, serta

adanyaheadspace (ruang kosong diperlukan pada saat proses vakum). Setelah proses

exhausting dilakukan, langkah selanjutnya adalah proses penirisan. Penirisan memiliki

tujuan agar air hasil dari proses exhausting dapat keluar dari kaleng, sehingga tidak ada

air lagi didalam kaleng. Setelah proses penirisan air, selanjutnya adalah proses

pengisian media (filling media) ke dalam kaleng. Saos yang dimasukan ke dalam kaleng

pada setiap produk berbeda-beda, tergantung dari permintaan pembeli (buyer). Jika

kaleng sudah terisi dengan saos, maka kaleng siap ditutup rapatdengan menggunakan

Page 25: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

16

alat seamer (seaming process) dan kaleng dicuci hingga bersih dengan menggunakan

alat can washer. Setelah kaleng tercuci hingga bersih, maka kaleng-kaleng tersebut

selanjutnya masuk ke dalam proses sterilisasi dengan metode retorting, yaitu dengan

suhu sebesar 118o

C.Proses sterilisasi dipengaruhi oleh 3 faktor antara lain suhu, waktu,

dan tekanan. Lamanya proses sterilisasi bervariasi tergantung dari ukuran kaleng,

namun biasanya berkisar antara 90 hingga 110 menit.Jika proses sterilisasi telah selesai,

maka kaleng-kaleng tersebut didinginkan terlebih dahulu, diberi label serta tanggal

kadaluarsa pada kaleng. Tahap selanjutnya adalah proses inkubasiyang dilakukan

kurang lebih sekitar 15 hari di ruangan inkubasi (incubation Area) (Gambar 3). Pada

tahap ini, kaleng-kaleng dapat dinyatakanrelease atau reject.

Gambar 3. Ruang Inkubasi Barang Sebelum Siap Kirim (Incubation Area)

Kalengdinyatakan release, jika kaleng tidakada kecacatan (penyimpangan pada kaleng),

dan dinyatakan rejectapabila kaleng dalam keadaan yang menyimpang, seperti:

scratchatau gores (disebabkankarena roll seamerterlalu kasar, dankaleng tergoroes oleh

conveyor yang kondisinya sudah kasar),corrosive atau berkarat (disebabkan karena

proses pencucian kaleng yang tidakbersih),swelling atau kembung (disebabkan karena

adanya aktivitas mikroorganisme penghasil gasdi dalam kaleng, hal ini dikarenakan

adanya kebocoran pada lipatan kaleng), droop, vee lips, false seam, knock down flange

(disebabkan karena operasi double seaming yang tidak sempurna pada tutup kaleng),

buckle (disebabkan karena produk kelebihan isi, sehingga tidak ada ruang (head space)

untuk vakum, dan proses colling yang tidak mengikuti prosedur),

Page 26: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

17

flipper (disebabkan karena suhu media kurang panas sehingga menyebabkan kondisi

kurang vakum, tidak ada headspace(ruang kosong)di dalam produk, serta jika ditekan

pada tutup atau dasar kaleng maka akan kembali lagi atau kembung), dente atau penyok

(disebabkan karena penanganan yang terlalu kasar pada proses tahapan), dirty oily dan

fatty(kotor), berminyak dan berlemak (disebabkan karena proses pencucian produk

setelah seamingyang kurang bersih), peel off atau mengelupas (disebabkan karena

material printing tidak memenuhi standar kualitas). Gambar contoh penyimpangan pada

produk jadi dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh-contoh Penyimpangan pada Kaleng Sarden

Page 27: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

18

Setelah produk diinkubasi, tahapan selanjutnya ialah memberi tanggal kadaluarsa

(expired date)pada setiap kalengyang dilakukan diprinting area, kemudiankardus karton

(packaging) dari produk sardendi tutup, selanjutnya masuk ke dalam tahap

sealing.Langkah yang terakhir yaitu kaleng dimasukkan ke dalam area ready to

shipmentuntuk disimpan dan siap untuk dilakukanproses pengiriman. Di dalam area ini,

barang-barang disusun berdasarkan jenis produk sarden. Pengiriman produk-produk

kaleng sarden ini dilakukan di dalam negeri maupun pengiriman hingga ke luar negeri.

Selama berada di area ready to shipment, kualitasproduk sarden harus tetap terjaga

(Gambar 5).

Gambar 5. Barang Siap Kirim di letakkan di Area Ready To Shipment

Proses produksi pengalengan ikan sarden akan menghasilkan limbah cairdan limbah

padat. Untuk mengurangi adanya tumpukkan limbah cair CV Pasific Harvest memiliki

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di area pabrik untuk mengolah limbah cair,

yang terdiri dari beberapa tahapan agar tidak merugikan dan mencemari lingkungan

sekitar, sedangkan untuk limbah padatyang dihasilkan seperti kepala, ekor dan isi perut

ikan selanjutnya akan diolah lebih lanjutdan dijual menjadi tepung ikan ditempat yang

berbeda. Proses produksi pengolahan ikan sarden di CV Pasific Harvest dapat dilihat

pada gambar 6.

Page 28: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

19

Gambar 6. Diagram Alir Proses Produksi Ikan Sarden

Page 29: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

20

5. PEMBAHASAN

5.1. Pengertian Limbah

Limbah industri merupakan hasil akhir yang berupa buangan atau sisa dari proses

produksi pada suatu industri (Palar, 2004). Limbah merupakan hasil yang didapatkan

dari proses pembuangan yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis dan memiliki sifat

merugikan bagi lingkungan sekitar (Purba, 2009). Menurut Setiawan (2015), limbah

dapat dibedakan menjadi tiga jenis, antara lain limbah cair, limbah padat, serta limbah

gas.

Limbah cair merupakan hasil dari sisa pembuangan produksi yang memiliki wujud

berupa cairan. Limbah cair biasanya dibuang karena memiliki sifat yang merugikan,

terutama bagi lingkungan (Asmadi, 2012).Contoh limbah cair pada industri antara lain:

hasil akhir dari adanya proses industri, bahan-bahan kimia, serta hasil pelarut (Setiawan,

2015). Limbah padat merupakan hasil dari sisa pembuangan produksi yang memiliki

wujud berbentuk bubur atau lumpur, serta padatan (Daryanto, 1995). Limbah padat

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) merupakan contoh dari limbah padat di suatu

industri. Limbah padat B3 merupakan hasil sisa dari proses produksi limbah yang

didalamnya mengandung bahan yang berbahaya, memiliki sifat yang dapat merusak dan

kesehatan manusia dapat terganggu. Contoh dari limbah B3 antara lain zat kimia dan

logam-logam berat (BAPEDAL, 1995).Menurut Yuliani (2011), limbah B3 memiliki

karakterisitik yang sangat mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, serta

memiliki sifat yang mutagenik. Pencemaran udara atau limbah gas merupakan bahan-

bahan ataupun sisa dari proses produksi yang berwujud gas dan berada di udara yang

dapat mempengaruhi perubahan pada udara (Wardana, 2001).

CV Pasific Harvest menghasilkan limbah padat dan limbah cair dari hasil proses

produksi. Limbah padat dapat berupa kepala ikan, isi perut, dan ekor ikan. Limbah

tersebut tidak dibuang ke lingkungan sekitar pabrik, tetapi akan mengalami proses lebih

lanjut untuk menjadi tepung ikan, sedangkan limbah cair yang dihasilkan yaitu berupa

hasil dari proses produksi pengalengan ikan.

Page 30: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

21

5.2. Sarana-sarana Proses Pengolahan Limbah Cair

Limbahcair yang berasal dari prosesproduksimemiliki dampak yang sangat berbahaya,

sehingga diperlukan upaya-upaya untuk mencegah dan diolah lebih lanjut agar limbah

tidak merusak lingkungan sekitar ketika dibuang. Untuk itu CV Pasific Harvest

memiliki beberapa sarana pendukung untuk mengolah limbah cair menjadi limbah yang

tidak berbahaya dan merugikan, antara lain:

a) Kolamtreatment atau pengolahan

Kolamtreatment instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dimiliki oleh CV

Pasific Harvest, terdiri atas petak-petak kolam treatment sedimentasi. Kolam ini

terdiri dari beberapa tahapan yaitu kolam sedimentasi (pengendapan) awal, kolam

kolam aerob, kolam anaerob, dan kolam sedimentasi (pengendapan) akhir. (Gambar

7).

Gambar 7. Kolam Treatment Pengolahan Limbah Cair

Page 31: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

22

b) Generator

CV Pasific Harvest memiliki generator sebanyak satubuah dengan daya sebesar 250

KVA (Kilo Volt Ampere). Generator ini cukup untuk mencakup seluruh wilayah

dalam satu pabrik yaitu meliputi ruang cold storage, instalasi pengolahan air limbah

(IPAL), serta ruang produksi. (Gambar 8).

Gambar 8. Generator

c) Pompa air

Pompa air yang dimiliki oleh CV Pasific Harvest untuk instalasi pengolahan air

limbah sebanyak 4 buah. Pompa air digunakan untuk memompa dan menyuplai air

limbah dari kolam sedimentasi (treatment),serta dari selokan pembuangan air

produksi. (Gambar 9).

Gambar 9. Pompa Air

Page 32: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

23

5.3. Sumber Limbah Cair

Limbah cairyang terdapat pada CV Pasific Harvest memiliki sumber yang dapat

dibedakanmenjadi dua macam, yaitu: limbah yang didapatkan dari hasil proses produksi

dan limbah yang didapatkan dari selokan kamar mandi.Sebanyak 80% limbah cair dari

proses produksi pengolahan limbah masuk ke kolam treatment instalasipengolahan air

limbah (IPAL), dan sebanyak 20% hasil limbah cair dari air kamar mandi. Pada

dasarnya dalam ilmu pengolahan air limbah, hanya limbah cair dari sisa produksisaja

yang dapat masuk ke dalamkolam treatment. Menurut Colic et al. (2011), limbah yang

berasal dari proses pengolahan ikan memiliki sumber dari darah, kulit, kepala, sisik,dan

tulang ikan. Setyono dan Yudo (2008), menambahkan bahwa sumber limbah cair yang

berada di daerah kecamatan Muncar, Banyuwangi ialah limbah yang berasal dari

industri-industri pengolahan ikan, yang berupa darah ikan dan minyak lemak yang

terdapat pada ikan.

Limbah cair tersebut banyak mengandung komponen-komponen seperti pospat (PO4),

sulfida (H2S), amoniak (NH3-N), nitrat (NO3), klorin (Cl2

5.4. Komposisi Limbah Cair

), serta minyak dari lemak

ikan. Adanya limbah-limbah yang dihasilkan dari industri pengolahan ikan, maka dapat

menyebabkan lingkungan sekitar serta sungai menjadi tercemaryaitu menjadi berbau

dan warnanya menjadi kotor atau keruh.

Komposisi limbah cair yang dihasilkan dari hasil proses pembuangan limbah produksi

pengalengan ikan terdiri dari banyak zat organik maupun anorganik. Menurut Sugiharto

(1987), komposisi air limbah terdiri atas air dan bahan padat, dimana bahan padat dapat

terbagi menjadi dua yaitu bahan organik dan bahan anorganik. Komposisi air limbah

dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 33: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

24

Gambar 10. Komposisi Air Limbah

Menurut Kusnoputranto (1993), limbah cair memiliki sumber-sumber bahan pencemar

yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

a) Agen yang dapat menyebabkan penyakit

b) Limbah cair yang perlu adanya oksigen

c) Bahan kimia organik

d) Mineral, dan bahan kimia an-organik

e) Endapan (sedimen) seperti lumpur, bahan yang diperoleh dari proses erositanah

f) Panas

g) Bahan radioaktif

5.5. Karakteristik Limbah Cair

Adanya proses pemotongan, pencucian, serta pengolahan produk pengalengan ikan pada

proses produksi akan menghasilkan limbah cair. Menurut Gonzales (1996), limbah cair

hasil dari pengolahan ikan dapat mengandung banyak lemak dan protein, dimana di

dalam kandungan tersebut dapat mengakibatkan adanya senyawa amoniak dan nilai

nitrat yang tinggi. Limbah cair yang dihasilkanumumnya memiliki nilai pH yang

mendekati 7 atau pH alkali.Pada dasarnya kandungan limbah cair yang terdapat pada

industri perikanan memiliki mutu air serta derajat kontaminasi berbeda-bedayang

digunakan untuk proses produksi. Adanya bau yang tidak enak (sedap) dari limbah cair

disebabkan oleh adanya proses dekomposisi dari bahan-bahan organik. Senyawa yang

Air Limbah

Air (99,9%) Bahan Padat(0,01%

Bahan Organik

(Karbohidrat, Protein, Lemak)

Bahan Anorganik

(Metal, Butiran, Garam)

Page 34: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

25

dihasilkan dari proses dekomposisi yaitu senyawa amina, yang memiliki karakter sangat

mudah menguap. Limbah cair juga memiliki nilai Chemical Oxygen Demand (COD)

yang tinggi, hal ini dikarenakan adanya kandungan minyak, lemak, serta kandungan

nutrisi yang tinggi (Mendez et al., 1992).

Karakteristik limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu fisik, kimia,

dan biologi.

A. Karakteristik secara fisiklimbah cair dapat diukur dengan parameter-parameter yang

meliputi:

a) Padatan

Limbah cair memiliki padatan yang berasal dari bahan organik dan anorganik,

dimana padatan tersebut dapat tersuspensi dan mengendap. Padatan didalam air,

dapat menyebabkan tumbuhnya tanaman air, dimana tanaman tersebut dapat

menjadi racun bagi makhluk lainnya. Semakin banyak jumlah padatan maka

lumpur yang terkandung dalam air akan semakin banyak juga (Gintings, 1992).

b) Warna

Pada dasarnya air memiliki warna bersih bening, tetapi seiring berjalannya waktu

dan meningkatnya kondisi anaerob, maka warna limbah terlihat sering berubah

menjadi warna abu-abu dan bahkan dapat berubah menjadi kehitaman. Hal

tersebut dikarenakan adanya kandungan bahan-bahan yang terlarut, partikel-

partikel kecil, logam berat, bahan anorganik yang larut air dan terurai secara

alami, humus, serta plankton dari hasilair buangan industri (Gintings, 1992).

c) Kekeruhan

Kekeruhan pada limbah disebabkan karena adanya zat padat yang berisfat organik

maupun anorganik yang larut bersama air. Zat padat tersebut dapat menyebabkan

pembiasan cahaya dan sebagai penghalang masuknya cahaya ke dalam air. Hal ini

dikarenakanbahwa kekeruhan akan membatasi pencahayaan di dalam air.

Kekeruhan dapat terjadi karena adanya bahan-bahan yang terapung serta adanya

zat-zat yang terurai seperti jasad renik, bahan organik, lumpur tanah liat, serta

benda-benda lain yang dapat mengapung ataupun melayang (Gintings, 1992).

Page 35: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

26

d) Temperatur

Temperatur sangat berpengaruh terhadap kualitas air limbah selama

prosestreatment. Hal ini disebabkan karena cahaya matahari dapat menyebabkan

temperatur menjadi naik, dimana temperatur akan mengubah air (dengan cara

reaksi kimia yang terjadi secara alami) dan menghasilkan suatu gas atau zat-zat

kimia tertentu (Gintings, 1992).

e) Bau

Bau disebabkan oleh adanya reaksi kimia yang memiliki hubungan erat dengan

kondisi air limbah. Campuran dari bahan organik, bahan anorganik serta

temperatur secara kimia akan mengubah atau meraksi air limbah, sehingga

menghasilkan gas kimia tertentu yang dapat menyebabkan bau. Bau dapat berasal

karena adanya campuran dari protein, sulfur, amoniak,nitrogen, fosfor, hidrogen

sulfida, dan karbon disulfida (Gintings, 1992).

f) Minyak dan lemak

Sisa limbah cair yang berasaldari proses produksi pengalengan ikan banyak

mengandung minyak dan lemak. Minyak dan lemak umumnya berada dibawah

permukaan air, akan tetapi dapat jugaberada di atas pemukaan air atau

mengapung. Minyak dan lemak merupakan senyawa ester yang berasal dari

turunan alkohol, yang terdiri dari unsur hidrogen, karbon, serta oksigen. Minyak

dan lemak adalah bahan yang bersifat tetap dan sulit untuk diuraikan oleh bakteri

pada kolam treatment, lemak dan minyak tersebut dapat membentuk lapisan yang

tebal pada permukaan air dikolam sedimentasi yang menyebabkan terbatasnya

oksigen dan cahaya masuk ke dalam air, sehingga fotosintesis tidak dapat terjadi

(Gintings, 1992).

g) Total Zat Padat atau Total Solid (TS)

Merupakan padatan dari endapan sedimentasi pada kolam treatment pertama

hingga terakhir yang terdiri dari beberapa bahan yaitu bahan organik dan

Page 36: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

27

anorganik yang larut serta mengendap (hasil sedimentasi). Berdasarkan ukuran,

total zat padat dapat dibagi ke dalam dua macam, yaitu filterable solid serta

suspended solid. Disebut suspended solidkarenasuatu padatan memiliki ukuran

minimal diameter sebesar 1 mikron. Filterable soliddapat dibagi menjadi dua

macam, yaitu dissolved solid dan colloidal solid.Kumpulan ion dan molekul yang

terdapat di dalam air disebut dengan dissolved solid, sedangkan partikel-partikel

yang memiliki ukuran 1 milimikron sampai dengan 1 mikron disebut dengan

colloidal solid (Silviana, 2009).

h) Total Padatan Terlarut atau Total Dissolve Solid (TDS)

Total dissolved solidyaitu gabungan sejumlah kecilpadatan-padatanyang berasal

dari garam organik dan anorganik yang dapat dilarutkan di dalam air (Safitri,

2009).

i) Total Suspended Solid (TSS)

Pengendapan total suspended soliddidapatkan dari adanya gaya gravitasi,

dimanahasil yang didapatkan dapat berupa partikel-partikel koloid yang berasal

dari adanya proses penyaringan (Safitri, 2009).

B. Karakteristik secara kimia limbah cair dapat dibedakan menjadi:

a) Kandungan Organik

Menurut Metcalf & Eddy (1991), limbah cair mengandung bahan-bahan organik

yang terdiri atas karbohidrat, protein, serta minyak atau lemak.

Parameter yang digunakan untuk mengukur kandungan organik pada limbah cair

yaitu:

1) Biological Oxygen Demand(BOD)

Menurut Riyadi (1984), BOD digunakan untuk melakukan proses penguraian

yang dilakukan oleh bakteri aerobikberdasarkan oleh banyak atau tidaknya

suatu oksigen yang terkandung.Prinsip BOD yaitu adanya proses reaksi

oksidasi di dalam airyang berasal dari organisme dengan adanya bantuan

bakteri. Air, amoniak, serta karbon dioksida merupakan hasil yang didapatkan

dari proses oksidasi (Alaerts & Santika, 1987). Menurut Mahida (1984), bau

Page 37: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

28

yang tidak enak pada air limbah berasal dari gas yang disebabkan karena

oksigentelah digunakan, dan adanya penguraian zat organik di dalam air,

sehingga menyebabkan keadaan menjadi anaerobik.

2) Chemical Oxygen Demand (COD)

Menurut Alaerts & Santika (1987), COD adalah cara untuk mengetahui

banyaknya jumlah oksigen yang diperlukandalam 1 liter sampel air untuk

mengoksidasi zat-zat organik, dimana sebagai sumber oksigennyadiperlukan

oksidasi dari senyawa KcrO. Mahida (1984) menambahkan, COD merupakan

zat-zat dari bahan organik dapat dioksidasi dengan menggunakan oksigen

yangterkandung dalamjumlah tertentu. Angka dari hasil COD, dapat menjadi

suatu ukuran untuk pencemaran air dan oksigen yang ada di dalam air

menjadi berkurang.

b) Kandungan Anorganik

1) Dissolve Oxygen (DO)

Adanya penurunan kadar pada dissolve oxygen atau oksigen terlarut dapat

dipastikan bahwa terjadi sebuah pencemaran air yang disebabkan karena

limbah masuk ke dalam air. Apabila kandungan oksigen terlarut memiliki

jumlah yang semakin menurun, maka organisme yang ada di dalam air dapat

mati (tidak dapat hidup)(Boyd, 1998).

2) pH

pH digunakan sebagai salah satu parameter yang ada di dalam ekosistem

perairan yang memiliki kaitan dengan adanya konsentrasi karbon

dioksida.Apabila pH rendah maka konsentrasi karbon dioksida akan semakin

tinggi.Tinggi rendahnya nilai pH diakibatkan karena adanya proses respirasi

serta proses fotosintesis di dalam ekosistem (Wetzel, 1983).

3) Amoniak (NH3

Pembusukan zat organik yang disebabkan oleh adanya bakteri dapat

menghasilkan gas amoniak (NH

)

3).Menurut Pescod (1973), jika gas amoniak

Page 38: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

29

dibiarkan dalam lingkungan maka akan terbentuk reaksi keseimbangan antara

amoniak dengan amonium (NH4+

C. Karakteristik secara biologi limbah cair:

).Proses nitrifikasi dapat terbentuk karena

adanya amonium. Hasil dari proses nitrifikasi yaitu nitrat dan nitrit.Apabila

pH air tinggi, maka kandungan amoniak juga akan semakin besar (Wardoyo,

1975). Kandungan amoniak dapat tinggi karena adanya limbah yang berasal

dari hasil limbah industri, dan limbah domestik akibat adanya pencemaran

dari bahan-bahan organik (Effendi, 2003).

Karakter biologiumumnya hanya digunakan untuk mengukur banyaknya

mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Menurut Ginting (2007),

karakter biologi dalam suatu air limbah ditemukan adanya berbagai jenis-jenis

mikroorganisme. Mikroorganisme yang terkandung umumnya memiliki konsentrasi

sebesar 105 hingga 108

5.6. Proses Treatment Pengolahan Limbah Cair

organisme/ml.

Kandungan bahan organik di dalam limbah cair sangat tinggi, sehingga dengan adanya

kandungan organik tersebut, dapat terjadi proses oksidasi yang disebabkan oleh

mikroorganisme. Kandungan oksigen yang berada di dalam air menjadi berkurang, dan

organisme-organisme yang ada disekitar menjadi mati (Tchobanoglous &Burton,

1991).Proses pengolahan limbah cair diCV Pasific Harvest menggunakan dua metode,

yaitu metode aerob dan anaerob. Metode aerob yaitu adanya oksigen yang digunakan

oleh bakteri-bakteri untuk menguraikan dan melepaskan zat-zat atau bahan yang

berbahaya pada limbah cair yang dihasilkan, sedangkan metode anaerob yaitu adanya

oksigen pada metode ini tidak diperlukan oleh bakteri (Darsono, 2007).

Limbah yang diperbolehkan masuk ke dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL)

yaitu limbah yangberasal dari hasil buangan proses produksi. Proses treatment

pengolahan limbah cair terdiri dariempat tahapan (Gambar 11). Tahap yang pertama

yaitu tahap sedimentasi (pengendapan) awal (Gambar a), tahap yang kedua yaitu tahap

pengendapan secara anerob (tidak memerlukan adanya oksigen) (Gambar b), tahap yang

Page 39: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

30

ketiga yaitu tahap pengendapan secara aerob (memerlukan adanya oksigen) (Gambar c),

dan tahap yang keempat yaitu tahap sedimentasi (pengendapan) akhir (Gambar d).

Gambar 11. Tahap Sedimentasi Awal (a), Tahap Pengendapan Secara Anaerob (b), Tahap Pengendapan Secara Aerob (c), dan Tahap Sedimentasi Akhir (d).

a) b)

c) d)

Page 40: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

31

Prosestreatment pengolahan limbah yang pertama yaitu pertama-tama dilakukan proses

pemisahan air produksi yang tercampur dengan minyak. Pada tahap ini proses

pemisahan dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusiayaitu dengan

cara menyerok (mengambil) minyak dengan menggunakan alat penyerok di tempat

penampungan limbah cair (Gambar 12). Jika minyak dan air tercampur menjadi satu,

maka berat massa jenis minyak lebih ringan jika dibandingkan dengan massa jenis air,

sehingga minyak berada di lapisan teratas daripada air dan dengan mudah dapat diambil

dari selokan (saluran pembuangan)dan selanjutnyadimasukkan ke dalam drum-drum

khusus untuk tempat penyimpanan minyak. (Gambar 13).

Hanya minyaksaja yang diambil, selanjutnyadipisahkan dari air limbah dandimasukkan

ke dalam drum (drum untuk minyak yang akan dijual berbeda dengan drum yang berisi

minyak limbah yang tidak dijual dan yang akan mengalami proses

berikutnya),selanjutnya minyak dijual dan diolah lebih lanjut untuk proses campuran

dalam pembuatan minyak ikan, sedangkan limbah minyak yang berasal dari proses

produksi selanjutnya dialirkan melalui selokan, dan dapat dibagi menjadi dua

jenis:minyak yang didapatkan dari sisa hasil pencucian media yang berupa minyak

(95% berupa minyak media, dan 5% berupa minyak yang berasal dari ikan), serta

minyak yang didapatkan dari minyak ikan (hasil dari proses penirisan alat exhausting

box) dan dimasukkan ke dalam drum. Minyak yang sudah berada didalam drum

penyimpanan khusus, tahap berikutnya ialah dibiarkan mengendap di bawah sinar

matahari secara langsung selama satu hari. Setelah minyak diendapkan, bagian didalam

drum akan terbentuk tiga jenis endapan(lapisan) antara lain:lapisan yang paling atas

berupa minyak bersih, di bagian lapisan yang kedua berupa minyak dan ampas dari sisa-

sisa hasil pencucian ikan, dan lapisan

yang ketiga berupa air kotor.

Page 41: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

32

Gambar 12. Lapisan Minyak diambil secara Manual dari Tempat Penampungan Limbah Cair

Gambar 13. Drum Penyimpanan Minyak dan Limbah Minyak

Terdapatnyatiga lapisan didalam drumdikarenakan adanya perbedaan berat massa jenis

dari limbah minyak. Padalapisan pertama, minyak bersih (yang masih layak digunakan)

diambil dan ditaruh ke dalam drum khusus untuk penampungan minyak bersih, yang

selanjutnya dijual ke tempat pengolahan minyak bersih untuk diproses lebih lanjut dan

dikirim menuju pabrik pengolahan minyak.

Ketika sudah tiba di pabrik pengolahan minyak, maka limbah minyak tersebut harus

diketahui nilai Fatty Acid (FA) yang terkandung di dalamnya. Untuk mengetahui nilai

Page 42: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

33

FA yang terkandung pada limbah minyak tersebut diperlukan beberapa bahan kimia

yang digunakan antara lain: soda api (caustic soda), alkohol 95%, dan larutan

fenol.Limbah minyak dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu minyak dengan

jenis A, B, dan C. Kelompok minyak dengan jenis A merupakan minyak yang memiliki

kadaluarsa (tingkat pembusukan) yang tidak tinggi. Untuk kelompok minyak dengan

jenis B merupakan minyak yang memiliki kadaluarsa (tingkat pembusukan) yang tinggi.

Untuk kelompok minyak dengan jenis C merupakan minyak yang tidak layak untuk

digunakan. Untuk menjernihkan minyak tersebut, terdapat ukuran perbandinganbahan

kimia yang digunakan akan berbeda-beda tergantung dari jenis minyak.Untuk dapat

menjernihkan minyak jenis A, maka diperlukan adanya perbandingan 1 kg limbah

minyak :1 Fatty Acid (FA). Untuk dapat menjernihkan minyak jenis B, makadiperlukan

adanya perbandingan 5 kg limbah minyak : 5 Fatty Acid (FA) , sedangkan untuk

minyak jenis C masih dapat diolah, akan tetapi minyak jenis C masih dalam keadaan

yang beku pada umumnya.

Untuk mengetahui nilai Fatty Acid (FA) dalam suatu limbah minyak, maka bahan-

bahan yang harus disiapkan antara lain: soda api (caustic soda) sebanyak 3 gram, air

sebanyak 1600 ml, larutan fenol sebanyak 3 tetes, alkohol sebanyak 5 ml, serta sampel

minyak sebanyak 2 ml. Cara untuk mengetahui nilai Fatty Acid (FA) yang terdapat pada

minyak yaitu pertama-tama sampel minyak diambil dengan menggunakan sebuah

wadah, selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan yang berisi soda api, air, fenol, dan

alkohol. Warna dari limbah minyak tersebut akan mengalami perubahan. Warna awal

pada limbah minyak tersebut adalah berwarna cokelat kehitam-hitaman (hitam pekat),

akan tetapi, setelah adanya proses pengecekan nilai Fatty Acid (FA), maka warna akan

berubah menjadi merah-kemerahan. Jika minyak tersebut dibiarkan dalam jangka waktu

tertentu, maka warna minyak tersebut akan berubah menjadi putih. Nilai FA dapat

diketahui dari banyaknya jumlah larutan yang digunakan. Jika banyaknya larutan yang

digunakan sebanyak 3 ml, maka minyak tersebut memiliki nilai FA sebanyak 3. Untuk

minyak jenis A dan minyak B memiliki cara yang sama untuk mengetahui nilai FA

yang ada didalam minyak, sedangkan untuk minyak jenis Ctidak dapat mengetahui nilai

FA, hal ini dikarenakan minyak sudah dalam keadaan beku dan sudah tidak layak. Akan

tetapi, minyak dengan jenis C dapat diolah dengan cara menghancurkan gumpalan

Page 43: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

34

minyak beku terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan menggunakan larutan

ASO2V4.Proses penghancuran pada minyak beku ini pertama-tama minyak dimasak

hingga mencapai suhu 90oC, kemudian diberi obat ASO2V4

untuk menghancurkan

minyak beku tersebut. Garam juga diperlukan dalam proses ini dengan tujuan untuk

mengendapkan kotoran yang ada di dalam minyak tersebut. Proses pengolahan limbah

minyak dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Proses Pengolahan Limbah Minyak

Page 44: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

35

Untuk lapisan kedua pada drum penyimpanan minyak yaitu berupa minyak dan ampas.

Ampasselanjutnya dijual ke tempat pengolahan minyak kotor. Untuk lapisan ketiga

pada drumyaitu berupa air. Selanjutnya limbah minyak tersebut dialirkan masuk ke

dalam instalasi pengolahan limbah (IPAL) dengan menggunakan pompa dan melalui

pipa pvc.

Pada proses treatment pengolahan limbah yang kedua, hasil limbah yang berasal dari

kolam treatmentpertama selanjutnya dipompa masuk ke dalam kolam anaerob (tidak

memerlukan oksigen) dengan menggunakan pompa air yang lebih kecil daripada pompa

yang digunakan pada proses treatmentpertama. Proses treatment pengolahan

limbahkedua memiliki jumlah sebanyak empat buah kolam. Tujuan menggunakan

pompakecil yaitu agar air secara perlahan-lahandapat masuk. Tahap kedua ini disebut

sebagai proses anaerob dimana di dalam kolam anaerob menggunakan botol-botol

plastik, yang setiap botol padabagian samping diberi lubang. Setiap satu buah botol

memiliki lubang sebanyak empat buah lubang dengan ukuran sebesar 5/8 inchi, dan

diisi dengan lima buah potongan kain katun yang berukuran 2x20 cm. Di dalam botol

terdapat bakteri-bakteri yang secara sengaja di letakkan didalamnya. Adanya bakteri

didalam botol memiliki tujuan untukmenguraikan bahan yang bersifat organik dan

anorganik. Bakteri-bakteri yang digunakan dalam proses treatment limbah adalah

Nitrosomonas sp(mengoksidasiproses amonium berubah jadi nitrit), Nitrobacter

sp(pengoksidasian nitrit) dan Bacillus sp(Grady & Lim, 1980). Bakteri tersebut

memiliki kemampuan untuk mengurai dan melepaskan ion dari gas-gas beracun yang

terjerat di dalam air limbah, dimana gas-gas beracun tersebut dapat menimbulkan bau

yang tidak sedap, serta dapat menurunkan kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD),

Chemical Oxygen Demand (COD), TSS, H2S, serta NH3. Proses anaerob ini memiliki

empat buah kolam, dimana setiap kolam anaerob ini berukuran 1 m3

dan proses

treatment di dalam kolam anaerob ini dapat berlangsung selama satu minggu. (Gambar

15).

Page 45: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

36

Gambar 15. Kolam Treatment Anaerob

Pada proses treatment pengolahan limbah yang ketiga, yaitu proses masuknya air dari

kolam yang berasal dari kolam anaerob (proses treatment kedua) ke kolam aerob

(proses treatment ketiga) dengan cara dialirkan. Air dapat dialirkan karena

kolamanaerob memiliki posisi yang lebih tinggi daripada kolam aerob. Air limbah

dialirkan melalui pipa pvcdengan ukuran 3 inchi sebanyak dua buah pipa dan tidak

memerlukan adanya pompa. Kran pipa air dibuka dengan sangat kecil dengan aliran

secara laminer. Di dalam kolam terdapat instalasi saluran pipa yang terhubung oleh

mesin rotary blower. Rotary blower pada kolam limbah memiliki tujuan untuk

memberikan oksigen (aerasi), karena bakteri aerob membutuhkan oksigen untuk

berkembang biak dan hidup. Setelah proses treatment air pada kolam aerob selesai

(sekitar satu minggu), air dengan sendirinya akan mengalir mengisi kolam-kolam

sedimen aerob lainnya (Gambar 16). Selanjutnya, air yang telah melalui proses

treatmentaerobakan mengalir ke kolam sedimen akhir yang berjumlah empat buah

kolam. Banyaknya air yang masuk ke dalam kolam sedimen aerob, setara dengan

masuknya air yang berasal dari kolam anaerob.Kemudian, air masuk ke dalam kolam

treatment yang terakhir yaitu dengan jumlah sebanyak empat buah kolam yang tersusun

secara paralel (Gambar 17).Di dalam kolam tersebut terdapat ikan-ikan yang dijadikan

sebagai indikator untuk mengetahui air hasil treatment limbah layak atau tidak jika

dibuang ke lingkungan. Proses pembuangan limbah cair CV Pasific Harvest ke

lingkungan yaitu dengan cara dialirkan melalui pipa pvc yang memiliki ukuran diameter

12 inchi, dan dialirkan ke sungai, dimana limbah cair tersebut nantinya akan mengalir

Page 46: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

36

ke laut. Proses pengolahan air limbah cair hanya berlangsungsekitar 11 jam, yaitu dari

pukul 07.00 hingga pukul 17.00 WIB.

Page 47: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

37

Gambar 16. Kolam Treatment Aerob

Gambar 17. Kolam Treatment Sedimen Akhir

Dengan adanya empat tahapan proses pengolahan limbah cair (sedimentasi awal,

anaerob, aerob, dan sedimentasi akhir), maka terdapat juga tahapan-tahapan kritis dari

adanya proses pengolahan limbah cair.Tahapan kritis inimerupakan kunci keberhasilan

dari suatu pengolahan limbah cair.Apabila, di dalam mengolah limbah cair tidak

diperhatikan dengan benar maka dapat menimbulkan akibat yang dapat membahayakan

bagi lingkungan sekitar. Tahapan kritis pada proses pengolahan limbah cair terdapat

pada proses anaerob dan proses aerob. Kedua proses ini harus benar-benar diperhatikan

saat mengolah limbah cair. Hal ini dikarenakan, pada proses anaerob terdapat adanya

bakteri-bakteri yang secara sengaja ditambahkan sehingga proses anaerob memiliki

tujuan untuk menguraikan bahan yang bersifat organik dan anorganik.Sehingga,

Page 48: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

38

dengan bantuan bakteri-bakteri tersebut, bahan-bahan yang mengandung sifat-sifat yang

berbahaya diharapkan dapat teruraikan dengan sempurna sehingga ketika limbah cair

tersebut dialirkan dan dibuang ke lingkungan sekitar tidak memiliki dampak yang buruk

bagilingkungan.

Untuk proses aerob, proses ini merupakan proses yang digunakan untuk mengolah

(pemasakan) limbah cair yang dihasilkan oleh CV Pasific Harvest. Proses pemasakan

limbah cair ini harus diperhatikan karena apabila di dalam uji kualitas limbah masih

terdapat hasil parameter yang tidak sesuai dengan ketentuan, maka pemasakan pada

proses aerob tersebut menunujukkan waktu yang kurang lama sehingga diperlukannya

waktu yang lebih panjang lagi agar hasil pada uji kualitas limbah cair nantinya dapat

sesuai dengan ketentuan yang ada (tidak memiliki nilai yang melebihi batas dari yang

sudah ditentukan).

5.7. Kualitas Limbah Cair

Kualitas limbah cair yang terdapat pada CV Pasific Harvest secara rutin melakukan

pengujian setiap tiga bulan sekali, yang bekerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Parameter-parameter yang digunakan untuk uji tes

limbah cair antara lainpH, Biochemical Oxygen Demand (BOD5), Chemical Oxygen

Demand (COD), Total Dissolved Solid (TSS), NH3-N, H2S, Cl2, minyak dan lemak.

Berdasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014,

parameter untuk volume limbah cair per produk yaitu 10 m3/ton produk, nilai pH yang

sesuai dengan standar baku mutu yaitu memiliki pH 6-9, nilai BOD5yaitu 75 mg/l, nilai

COD yaitu 150 mg/l, nilai TSS sebesar 100 mg/l, nilai NH3-N yaitu 5 mg/l, nilai CI2

sebesar 1 mg/l, nilai H2

Berdasarkan hasil ujiterakhir limbah cair CVPasific Harvestdari Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Banyuwangi pada September 2016, didapatkan hasil uji limbah:nilai

pH yaitu sebesar 8,21, nilai BOD

S sebesar 1 mg/l, serta nilai untuk minyak dan lemak yaitu 15

mg/l.

5 yaitu sebesar 65,13, nilai COD yaitu sebesar 82,73,

nilai TSS yaitu sebesar 14, nilai NH3-N yaitu sebesar 17,058, nilai H2S yaitu sebesar <

Page 49: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

39

0,1 mg/l, nilai CI2 yaitu sebesar 0,2 mg/l, serta nilai minyak dan lemak yaitu sebesar 6,8

mg/l. Dari uji limbah tersebut, dapat dilihat bahwa nilai NH3-N melebihi batas

ketentuan dari Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup.NH3-N

merupakanamoniaktotal yang terbuat dari senyawa NH3 dengan NH4+. Amoniak

merupakan senyawa nitrogen yang menjadi NH4+ pada pH yang rendah. Amoniakyang

berada di dalam air buangan industri berasal dari oksidasi bahan-bahan organik oleh

bakteri diubah menjadiCO2, H2O, serta NH3. Amoniak dalam air limbah sering

terbentuk karena adanya proses kimia secara alami.

Amoniak merupakan gas yang tergolong bahaya, dimana amoniak dapat menyebabkan

beberapa luka, seperti batuk, pengerasan paru-paru, asma, iritasi pada tenggorokan dan

hidung, serta menyebabkan luka seperti terbakar pada mata dan kulit. Racun yang ada

pada amoniak memiliki hubungan dengan adanya konsentrasi yang berasal dari bentuk

yang tidak mengalami ionisasi (NH3

)(Brigden &Stringer, 2000).

Hasil uji air limbah ini dapat diketahui hasilnyaselama empat hari setelah waktu

pengambilansample. Jika air limbah sudah diuji oleh Badan Lingkungan Hidup dan

didalam uji tersebut terdapat hasil yang kurang sesuai dengan standar baku mutu yang

ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014,

maka CVPasific Harvest melakukan suatu langkah untuk melakukan perbaikan yaitu

dengan mengubah cara pengolahan dan penanganan limbah cair. Pada dasarnya, kunci

untuk mengubah hasil limbah yang kurang sesuai tersebut terdapat di dalam proses

pemasakkan limbah (treatment). Artinya, proses pemasakkan limbah harus lebih lama

dari proses sebelumnya. Proses pemasakkan limbah cair ini berada di dalam kolam

aerob (membutuhkan oksigen). Jika proses pemasakkan telah selesai, maka cara untuk

pengecekkan air limbah adalah dengan membau limbah tersebut secara manual, yaitu

dengan menggunakan indera pembau. Hasil uji laboratorium lingkungan yang dilakukan

oleh Badan Lingkungan Hidup Banyuwangi mengenai kualitas air limbah dapat dilihat

pada Lampiran 2.

Page 50: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

41

5.8. Hambatan-Hambatan dalam Pengolahan Air Limbah

Hambatan yang sering ditemui pada saat proses pengolahan air limbah yaitu jika proses

produksi pengalengan ikan terlalu banyak, maka akan berdampak pada limbah yang

dihasilkan. Hal ini disebabkan karenakolam treatment tidak dapat menampung secara

maksimal, dan menyebabkan air limbah tidak bersih.Ukuran kolam treatmentmenjadi

panduan untuk batas (kemampuan) dalam menampung banyaknya air limbah. Ukuran

kolam pada proses sedimentasi (pengendapan) awal yaitu memiliki kedalaman

sebesar1,5 m dan 4 m, selanjutnya kolam anaerob memiliki kedalaman sebesar 4 m,

kolam aerob memiliki kedalaman sebesar 3,5 m, dan kolam sedimentasi akhir memiliki

kedalaman sebesar 2 m.

Hambatan lain yang sering ditemui adalah lubang hisap pada pompa dapat tersumbat,

dikarenakanadanya sedimen yang secara tidak sengaja terhisap serta masuk kedalam,

yang selanjutnya dapat menyumbat kasa penyaring pada pipa hisap. Selain itu,

manajemen pengolahan limbah di CV Pasific Harvest belum begitu baik. Hal ini

dikarenakan tidak adanya operator khusus yang mengelola dan mengatur

prosespengolahan air limbah. Pekerja yang mengatur dan mengelola di dalam proses

pengolahan air limbah adalah anggota bagian teknik perawatan yang merangkap sebagai

operator IPAL.

Melakukan pengolahan limbah cair juga memiliki adanya kelebihan dan kekurangan di

setiap prosesnya. Pada proses anaerob memiliki kelebihan yaitu sesuai untuk mengolah

air limbah dengan konsentrasi kandungan BOD yang tinggi, menghasilkan biogas, tidak

memerlukan lahan yang besar dan tidak membutuhkan energi untuk melakukan aerasi.

Kekurangannya yaitu proses pertumbuhan mikroorganismenya lambat (dalam hitungan

hari), jika dibandingkan dengan proses aerob, pengoperasian proses yang cukup rumit,

dan diperlukan proses lebih lanjut yaitu proses dari anaerob menuju ke proses aerob

(Indriyanti, 2005).

Untuk proses aerob memiliki kelebihan yaitu sudah lebih dahulu dikenal oleh

masyarakat luas karena dapat digunakan untuk kapasitas pengolahan limbah cair yang

Page 51: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

41

kecil maupun yang besar, dan setelah adanya proses aerob maka hasil dari limbah cair

dapat langsung dibuang ke lingkungan (karena kandungan-kandungan yang berbahaya

sudah tidak berbahaya bagi lingkungan). Namun proses aerob juga memiliki kekurangan

yaitu membutuhkan memerlukan lahan yang cukup besar, proses pertumbuhan

mikroorganisme cepat, dan diperlukannya penggunakan energi untuk aerasi (Indriyanti,

2005).

Page 52: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

42

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

• Pengolahan limbah cair dan pengujian limbah cair di CV Pasific Harvest sudah

sesuai dengan panduan yang didasarkan pada baku mutu Peraturan Pemerintah

Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2004, yang ditetapkan oleh Badan Lingkungan

Hidup Kabupaten Banyuwangi.

• Tahapan-tahapan pengolahan limbah cair di CV Pasific Harvest meliputi tahapan

sedimentasi awal, tahapan anaerob, tahapan aerob, dan tahapan sedimentasi akhir.

6.2. Kritik dan Saran

• Sistem aliran air limbah yang ada di CV Pasific Harvest tidak sepenuhnya

dinyalakan dan dijaga selama 24 jam, melainkan hanya dinyalakan pada saat jam

kerja (pukul 07.00 hingga 17.00). Sehingga, hasil produksi air limbah cair yang

dihasilkan menjadi kurang maksimal jika dibandingkan dengan sistem limbah cair

yang menyala selama 24 jam penuh.

• Sistem instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada kolam treatment tidak

seluruhnya digunakan. Kolam treatment yang digunakan hanya dibagiankiri,sehingga

kolam bagian kanan masih belum berfungsi. Kedepannya, diharapkan seluruh kolam

treatmentdapat digunakan.

• Kolam treatment (pengolahan) air limbah pada kolam sedimentasi awal belum

dilakukan pembersihan secara berkala. Sehingga, kotoran-kotoran yang ada dapat

mengganggu dalam proses pengolahan limbah cair.

• Belum adanya manajemen limbah secara khusus untuk menjaga dan mengatur proses

pengolahan air limbah. Sehingga, masih terdapat karyawan yang merangkap sebagai

teknisi untuk mengatur limbah.

• Hasil uji tes dari proses treatment (pengolahan) air limbah, dapat dipengaruhi oleh

adanya air hujan yang masuk ke dalam kolam, sehingga dapat mempengaruhi pH dan

kualitas darilimbah cair. Sehingga, di sarankan untuk memberi penutup pada kolam

pengolahan air limbah.

Page 53: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

43

7. DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G. dan S. S. Santika (1987). Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Asmadi, S. (2012). Dasar-Dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah. Gosyen

Publishing. Yogyakarta. Astawan, M. (2003). Tetap Sehat dengan Produk Makanan Olahan. PT. Tiga Serangkai

Pustaka Mandiri. Solo. Bapedal. (1995). Teknologi Pengendalian Dampak Lingkungan Industri Penyamakan

Kulit. Jakarta. Boyd, C. E. (1998). Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Fourth Printing. Auburn

University Agricultural Experiment Station. Alabama, USA. Brigden, K. and Stringer, R. (2000). Ammonia and Urea Production: Incidents of

Ammonia Release From The Profertil Urea and Ammonia Facility, Bahia Blanca, Argentina. Greenpeace Research Laboratories, Departement of Biological Science University of Exeter, UK.

Colic, M; W. Morse; J. Hicks; A. Lechter and J. D. Miller. (2011). Case Study: Fish

Processing Plant Waste Water Treatment. Clean Water Technology, Inc. Goleta, CA. Darsono, V. (2007). Pengolahan Limbah Cair Tahu Secara Anaerob dan Aerob. Jurnal

Teknologi Industri Vol.9 (1): 9-29. Daryanto. (1995). Masalah Pencemaran. Tarsito. Bandung. Desrosier, N. W. (1988). Teknologi Pengawetan Pangan. Universitas Indonesia.

Jakarta. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air: Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan

Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Ginting, P. (2007). Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama

Widya. Bandung. Gintings, P. (1992). Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri. Pustaka Sinar

Harapan. Jakarta. Gonzales, J. F. (1996). Wastewater Treatment in The Fishery Industry. FAO Fisheries

Technical Paper, No. 355. Rome, FAO.

Page 54: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

44

Grady, C. P. L.and H. Lim. (1980). Biological Wastewater Treatment. Theory and Applications. Marcel Dekker Inc., New York.

Indriyati. (2005). Pengolahan Limbah Cair Organik Secara Biologi Menggunakan

Reaktor Anaerobik Lekat Diam. Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan. Jakarta.

Kusnoputranto, H. (1986). Kesehatan Lingkungan. FKM UI. Jakarta. Mahida, U. N. (1984). Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. Penerbit CV

Rajawali. Jakarta. Mendez R; F. Omil; M. Soto, and J. M. Lema. (1992). Pilot Plant Studies on the

Anaerobic Treatment of Different Wastewaters from A fish-Canning Factory. Wat Sci Tech Vol. 25 (1): 37-44.

Metcalf dan Eddy. (1991). Wastewater Engineering: Treatment, Disposal and Reuse. 3

rd ed. Mc Graw Hill Inc. Singapore. Palar. H. (2004). Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta. Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014 Pescod, M. B. (1973). Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for

Tropical Countries. AIT. London. Prawirohardjono, W; Dwiprahassto, I; Astuti, I; Hadiwandowo, S; Kristin, E;

Muhammad, M. dan Kelly, M. (2000). The Administrtion to Indonesians of Monosodium LGlutamate in Indonesiaan Foods: An Assessment of Adverse Reaction in Randomized Double-Blind, Croosover, Placebo-Controlled Study. Journal of Nutrition Vol 130, 1074S-1076S.

Purba, E. (2009). Hidrolisis Pati Ubi Kayu (Manihot Esculenta) dan Pati Ubi Jalar

(Impomonea batatas) menjadi Glukosa secara Cold Process dengan Acid Fungal Amilase dan Glukoamilase. Universitas Lampung. Lampung.

Riyadi, S. (1984). Pencemaran Air. Karya Anda. Surabaya. Robertson G. L. (1993). Food Packaging, Principle and Practice. Marcel Deckker Inc.

New York.

Page 55: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

45

Setiyono dan Y. Satmoko. (2008). Potensi Pencemaran dari Limbah Industri Pengolahan Ikan di Kecamatan Muncar Kabupaten Banyuwangi. JAI Vol. 4(2):136-145.

Silviana, S. (2009). Perencanaan Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah. UI Press.

Jakarta. Standard Industri Indonesia, Departemen Kesehatan. (1998). Departemen Kesehatan.

Jakarta. Sugiharto. (1987). Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI Press. Jakarta. Suparno dan A. Dwiponggo. (1993). Ikan-ikan yang Kurang Dimanfaatkan sebagai

Bahan Bergizi Tinggi. Prosiding Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 20-22 April 1993. LIPI Jakarta.

Susanto, T. dan B. Saneto. (1994). Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu.

Surabaya. Syarief R. , dan Halid H. (1991) .Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan. Jakarta. Tchobanoglous, G; Burton, F. L. and Stensel, H. D. (2003). Waste Water Engineering:

Treatment and Reuse. Metcalf & Eddy Inc. New York. Wardana, A. W. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Wardoyo, S.T.H. (1975). Pengelolaan Kualitas Air. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wetzel, R.G. (1983). Limnology. Saunder Company. Philadelphia. Wulandari, D; Indah W; dan Akhmad F. (2009). Kualitas Mutu Bahan Mentah dan

Produk Akhir Pada Unit Pengalengan Ikan Sardine di PT. Karya Manunggal Prima Sukses Muncar Banyuwangi. Jurnal Kelautan Vol. 2(1): 40-49.

Yuliani, E. (2011). Laporan Khusus Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya Beracun

(B3) di PT. Bayer Indonesia. Bayer Cropscience. Surabaya Plant.

Page 56: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

46

8. LAMPIRAN

8.1. Stuktur Organisasi CV Pasific Harvest

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Page 57: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

47

8.2. Hasil Uji Laboratorium dari Badan Lingkungan Hidup mengenai kualitas

limbah cair di CV Pasific Harvest

Lampiran 2. Hasil Uji Laboratorium dari Badan Lingkungan Hidup

Page 58: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

48

Lampiran 3. Hasil Uji Laboratorium dari Badan Lingkungan Hidup

Page 59: PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DARI PROSES PRODUKSI … · 2020. 1. 27. · “Pengolahan Limbah Cair Dari Proses Produksi Pengalengan Ikan Di CV . Sardines Pasific Harvest Muncar, Banyuwangi”

49

8.3. Baku Mutu Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014

Lampiran 4. Standar baku mutu Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2014