probosciger atterimus
TRANSCRIPT
HANNI TSAAQIFAH (M0409023)
Probosciger aterrimus
Taksonomi dan Deskripsi
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Psittaciformes
Famili: Cacatuidae
Genus: Probosciger
Spesies: Probosciger aterrimus
Kakatua Raja atau Probosciger aterrimus
merupakan jenis burung yang ukuran fisiknya terbesar diantara kerabat Kakatua dimana
panjang tubuh sekitar 60 cm. Tak mengherankan jika burung ini disebut sebagai
Kakatua Raja. Ciri khas lainnya adalah warna tubuhnya yang berwarna hitam keabu-
abuan mulai dari bulu sayap, punggung, tungging, leher bagian depan, dada, perut,
penutup ekor bagian bawah, ekor, paruh, dan kaki sehingga burung ini sering disebut
pula sebagai Kakatua Hitam. Burung ini memiliki kulit pipi berwarna merah dan paruh
besar berwarna kehitaman. Paruh burung ini tak tertutup rapat dikarenakan ukuran
bagian atas dan bawah yang berbeda. Di kepalanya terdapat jambul besar yang dapat
ditegakkan. Untuk bagian sayap dan ekor membundar
Kakatua jantan dan betina memiliki kenampakan yang hampir sama. Namun ada
cara untuk membedakan antara jantan dan betina yaitu dari berat, ukuran tubuh dan
paruh. Biasanya berat burung betina berukuran lebih kecil dengan berat sekitar 500-900
gram, sedangkan pejantan antara 540-1100 gram. Begitu pula dengan ukuran paruh.
Burung betina memilki ukuran paruh yang lebih kecil.
Untuk perilaku terbangnya lurus dan mendatar dengan beberapa kepakan
perlahan, kemudian melayang pendek. Kadang terbang sendiri, berpasangan, dan dalam
kelompok yang terdiri dari lima atau enam ekor.
Pakan Kakatua Raja adalah biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan tunas
daun. Paruh yang tak tertutup rapat berguna untuk menahan dan membuka biji-bijian
pada saat dikonsumsi.
Habitat dan Sebaran di Indonesia
Jenis burung ini menghuni kawasan hutan hujan tropis. Mereka tinggal di
pohon-pohon besar dan tinggi untuk bersarang dan berkembang biak.
HANNI TSAAQIFAH (M0409023)
Probosciger aterrimus
Daerah sebaran di Indonesia adalah di Indonesia bagian timur mulai dari
kepulauan Aru, pulau Misool, Pulau Yapean, Pulau Sariba, pulau Misima, Irian Barat
sampai Papua dari ketinggian permukaan laut sampai 750 m (jarang mencapai 1300 m).
Kemampuan Reproduksi
Kakatua Raja berkembang biak sekitar bulan Agustus samapi Januari. Selama
musim kawin, burung jantan dan betina berdekatan satu sama lain dengan sayap yang
dibuka lebar. Sebelum melakukan perkawinan, jantan akan membuat siulan yang keras
dan menunduk-nundukkan kepalanya berkali-kali hingga kulit wajahnya berubah
menjadi sangat merah. Kaktua raja termasuk hewan monogami sehingga setia tehadap
pasangan dan tinggal bersama pasangannya seumur hidupnya. Sarang disusun di dalam
lubang pohon, biasanya pada batang yang sudah mati.
Burung ini hanya bertelur satu telur per sarang. Telur berwarna putih dan
diengrami oleh kedua induk secara bergantian selama 30-33 hari. Setelah enam puluh
hari pasca menetas, anak burung meninggalkan sarang.
Status Keterancaman
Status keterancaman dari spesies ini:
IUCN Red List dikategorikan (Least
Concern) beresiko rendah, karena burung ini
masih sering ditemukan di habitat aslinya
meskipun terancam oleh hilangnya habitat
hutan dan penangkapan liar yang terus
berlanjut untuk perdagangan.
CITIES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild
Fauna and Flora) Appendix I dimana merupakan daftar dan melindungi spesies
tumbuhan dan satwa liar yang terancam dari segala bentuk perdagangan
internasional secara komersial.
Sumber
http://omkicau.com/2010/09/03/kakatua-raja-or-indonesia-palm-cockatoo/ diakses pada
Rabu, 20 Juni 2012
http://satopepelakan.blogspot.com/2011/01/burung-kakak-tua-raja.html diakses pada
Rabu, 20 Juni 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Kakatua_Raja diakses pada Rabu, 17 Juni 2012