primary survey

14
PRIMARY SURVEY Primary survey merupakan suatu penilaian dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Proses ini merupakan tahap awal penanganan trauma dan usaha untuk mengenali keadaaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan ketentuan mengikuti urutan yang diawali oleh “A” (Airway) yaitu menjaga airway dengan kontrol servikal, kemudian “B” (Breathing) yaitu menjaga pernapasan dengan ventilasi, “C” (Circulation) yaitu dengan kontrol perdarahan, “D” (Disability) yaitu dengan menilai status neurologis pasien, dan “E” (Exposure/environmental control) dilakukan dengan membuka pakaian penderita, tetapi cegah hipotermi. 1 1. Airway, dengan kontrol servikal (cervical spine control) 1,2 Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur laring atau trakea. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi vertebrae cervical. Dalam hal ini dapat dimulai dengan melakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang

Upload: natisha-divya

Post on 19-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

primary survey

TRANSCRIPT

PRIMARY SURVEYPrimary survey merupakan suatu penilaian dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Proses ini merupakan tahap awal penanganan trauma dan usaha untuk mengenali keadaaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan ketentuan mengikuti urutan yang diawali oleh A (Airway) yaitu menjaga airway dengan kontrol servikal, kemudian B (Breathing) yaitu menjaga pernapasan dengan ventilasi, C (Circulation) yaitu dengan kontrol perdarahan, D (Disability) yaitu dengan menilai status neurologis pasien, dan E (Exposure/environmental control) dilakukan dengan membuka pakaian penderita, tetapi cegah hipotermi.11. Airway, dengan kontrol servikal (cervical spine control)1,2Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur laring atau trakea. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi vertebrae cervical. Dalam hal ini dapat dimulai dengan melakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara dapat dianggap bahwa jalan napas bersih. Nilai: suara stridor dan/atau disfonia jika ada maka dicurigai adanya cedera trakea atau struktur di dekatnya Nilai: pasien agitasi, sianosis dan obtundation (apatis) secara tidak langsung menunjukkan adanya gangguan ventilasi atau oksigenasi yg tidak adekuat pada pasien yg menyebabkan hipoksia atau hiperkarbia Nilai: fraktur wajah dapat menyebabkan perdarahan atau obstruksi jalan nafas Tentukan: apakah ada deviasi trakea Buka mulut pasien cari adanya abnormalitas seperti: perdarahan dan pembengkakan (bisa juga dengan menggunakan blade lidah). Tanda adanya cedera servikal:1) multi-system atau major trauma2) gangguan kesadaran3) blunt injury di atas klavikula4) nyeri leher, ekimosis atau deformitas5) defisit neurologisSemua pasien trauma dgn atau tanpa cedera pada wajah harus dicurigai mengalami cedera servikal sampai bukti adanya cedera servikal dapat ditemukan atau disingkirkan.Penanganana. Masalah sering karena lidah sehingga timbul obstruksi pada pasien dengan posisi supinasi dan tidak sadar dapat dilakukan manuver seperti Chin-Lift atau Jaw Thrust atau menggunakan peralatan nasofaringeal atau orofaringeal.b. Resusitasi dengan BMV (bag-valve mask) = ambu bagc. Intubasi endotrakeald. Transtracheal jet ventilatione. Krikotiroidostomi

2. Breathing, menjaga pernapasan dengan ventilasi2,3Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat. Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspirasi pernafasan. Auskultasi dilakukan untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru. Perkusi dilakukan untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura. Inspeksi dan palpasi dapat memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi.

Untuk menilai seberapa baik ventilasi dan oksigenasi pasien: Periksa kesimetrisan suara nafas dgn auskultasiSuara nafas yg rendah pada salah satu sisi mengindikasikan adanya pneumothoraks atau hemothoraks Cari tanda Tension Pneumothoraks seperti: deviasi trakea, distensi vena, penurunan suara nafas pada sisi yg terkena, dan hipotensi Perkusi membedakan pneumothoraks dan hemothoraks. Palpasi thoraks temuan krepitasi akan mengarah pada pneumothorax Jika ada Gerakan Nafas yg Paradoks curiga ada Flail Chest Jika ada cedera toraks maka dapat terjadi Tension Pneumothoraks

Penanganan Pada saat menangani pasien trauma maka perlu diingat kemungkinan terjadinya keadaan seperti hipoksia, tension penumothoraks, open pneumothoraks, flail chest, massive hemothoraks dan tracheo-bronchial tree disruption. Alasan pemberian oksigen pada pasien trauma jika terdapat kecurigaan adanya trauma berat serta kecurigaan terhadap syok dan ini merupakan suatu alasan empiris untuk terapi oksigen Terdapat beberapa alat yg bisa digunakan dalam pemberian suplai oksigen diantaranya sebagai berikut:a. Dual-prong nasal cannules, Alat ini banyak digunakan karena sifatnya yg portable. Penggunaan alat ini jika pasien akan diberikan terapi oksigen aliran rendah dengan perkiraan aliran 0,5-1,0 L per menit dengan volume efektif yg dapat diterima pasien yaitu 0,24 L per menit. Maksimal aliran yg harus diberikan dengan alat ini yaitu kuran dari 4 L per menit agar udara yg dialirkan dapat dilembabkan terlebih dahulub. Simple oxygen maskDengan menggunakan alat ini, keefektifannya hanya 0,35-0,50% dari 5 liter aliran per menitnya. Pemberiannya harus dengan kekuatan aliran lebih dari 5 liter per menit agar memaksimalkan saturasi oksigen yg diberikan. c. Mask with reservoir bag/ ambubagDiberikan pada pasien tanpa kemampuan bernapas atau bernapas parsial. Konsentrasi oksigen yg dihasilkan sekitar lebih dari 0,5 liter tiap kali hembusan.d. Venturi-type maskMemberikan suplai aliran oksigen tinggi dan dapat mengirimkan konsentrasi oksigen 0,5 liter melalui trakhea.

3. Circulation, dengan kontrol perdarahan (hemorrhage control)3,4a. Volume darah dan cardiac output. Terdapat 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan informasi mengenai keadaan hemodinamik, yaitu tingkat kesadaran, warna kulit, dan nadi.1) Tingkat kesadaranBila volume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang, yang akan mengakibatkan penurunan kesadaran.2) Warna kulitWarna kulit dapat membantu diagnosis hipovolemia. Wajah pucat keabu-abuan dan kulit ekstremitas yang pucat merupakan tanda hipovolemia.3) NadiNadi yang cepat dan kecil merupakan tanda hipovolemia, walaupun dapat disebabkan oleh keadaan yang lain. Nadi yang tidak teratur biasanya merupakan tanda gangguan jantung. Tidak ditemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda dilakukannya resusitasi segera.b. Perdarahan. Perdarahan eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka. Spalk udara (pneumatic splinting device) juga dapat digunakan untuk mengontrol perdarahan. Tourniquet sebaiknya jangan dipakai karena merusak jaringan dan menyebabkan iskemia distal, sehingga tourniquet hanya dipakai bila ada amputasi traumatik.

Penanganan a) Stop PerdarahanPemberian cairan intra vena dapat dilakukan untuk penggantian cairan, terutama karena perdarahan. Tipe cairan kristaloid seperti RL dapat dijadikan pilihan terapi. Bila pasien ditemukan dalam kondisi syok maka dapat diarahkan pada syok karena perdarahan dan harus dibantu dengan pemberian transfusi darah. Bila ditemukan indikasi dilakukannya tindakan pembedahan maka dapat segera dilakukan laparotomy. b) Akses vena untuk cairan, dllc) Resusitasi cairan

4. Disability, status neurologis1,4Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan neurologis secara cepat. Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tanda-tanda lateralisasi, dan tingkat (level) cedera spinal.Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi atau/ dan penurunan perfusi ke otak, atau disebabkan trauma langsung pada otak.

Penanganan a) Hal yg perlu diperhatikan adalah timbulnya keadaan hipoksia dan hipotensi akibat adanya trauma otak.b) Jika GCS pasien