preferensi konsumen terhadap empal gentong di desa...

12
FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 479-490 1| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017 FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI) When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/ Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Wachdijono Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia [email protected] Abstract. This research aims to know the consumer preference towards empal gentong in Battembat village, Subdistrict Tengah Tani Cirebon district of West Java province and the attributes that favored consumers. Descriptive research methods through survey approach. The population is empal gentong consumer and sampling techniques in accidental sampling. The research results showed that the preferences of consumers of 79.93% (like categories) as well as the attributes that favored consumers is the sense of value of 92.3% and 28.6 index numbers. It is suggested the existence of good cooperation between local governments and traders empal gentong in order to realize the culinary tourist destination. Keywords: Atributes; Empal Gentong; Preferences. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap empal gentong di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dan atribut yang sangat disukai konsumen. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan survai. Populasinya adalah konsumen empal gentong dan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa preferensi konsumen terhadap empal gentong sebesar 79,93 % (kategori suka) serta atribut yang sangat disukai konsumen adalah rasa dengan nilai 92,3 % dan angka indek 28,6. Disarankan adanya kerjasama yang baik antara pemerintah setempat dengan pedagang empal gentong dalam rangka mewujudkan daerah tujuan wisata kuliner. Kata Kunci: Atribut; Empal Gentong; Preferensi,. Corresponding author. Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia. [email protected] Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia . 479

Upload: lamxuyen

Post on 07-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 479-490

1| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI)

When Fintech Meets Accounting : Opportunity and Risk

ISBN 978-602-17225-7-2. http://fkbi.akuntansi.upi.edu/

Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat

Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Wachdijono

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia

[email protected]

Abstract. This research aims to know the consumer preference towards empal gentong in Battembat village,

Subdistrict Tengah Tani Cirebon district of West Java province and the attributes that favored consumers.

Descriptive research methods through survey approach. The population is empal gentong consumer and

sampling techniques in accidental sampling. The research results showed that the preferences of consumers of

79.93% (like categories) as well as the attributes that favored consumers is the sense of value of 92.3% and 28.6

index numbers. It is suggested the existence of good cooperation between local governments and traders empal

gentong in order to realize the culinary tourist destination.

Keywords: Atributes; Empal Gentong; Preferences.

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap empal gentong di Desa

Battembat Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat dan atribut yang sangat disukai

konsumen. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan survai. Populasinya adalah konsumen empal

gentong dan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa

preferensi konsumen terhadap empal gentong sebesar 79,93 % (kategori suka) serta atribut yang sangat disukai

konsumen adalah rasa dengan nilai 92,3 % dan angka indek 28,6. Disarankan adanya kerjasama yang baik

antara pemerintah setempat dengan pedagang empal gentong dalam rangka mewujudkan daerah tujuan wisata

kuliner.

Kata Kunci: Atribut; Empal Gentong; Preferensi,.

Corresponding author. Jalan Pemuda 32 Cirebon 45132 Jawa Barat Indonesia. [email protected] Copyright©2017. Prosiding Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). Program Studi Akuntansi Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

.

479

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

480 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

PENDAHULUAN

Empal Gentong adalah salah satu

produk makanan khas masyarakat Cirebon

Provinsi Jawa Barat. Produk ini mirip dengan

gulai dan dimasak dalam gentong dengan

menggunakan kayu bakar dari pohon asam.

Empal gentong merupakan masakan yang

berbahan dasar daging sapi dan beberapa

jeroan, yang dimasak dalam santan kental,

kemudian ditambahkan beberapa bumbu halus

yang cukup komplit, sehingga dapat

menciptakan rasa yang sangat luar biasa

enaknya. Oleh karenanya tidak

mengherankan jika banyak konsumen, baik

invidu, rumah tangga maupun lembaga yang

menjadikan empal gentong sebagai urutan

preferensi (order of preference) menu yang

pertama.

Gambar 1 Rumah Makan Khas dan Sajian Masakan Empal Gentong di Desa Battembat Cirebon

Berdasarkan hasil survai pendahuluan

diperoleh gambaran nyata bahwa keramaian

pembeli terjadi pemusatan, artinya ada rumah

makan yang memang ramai sekali pembeli,

tapi ada juga rumah makan yang ramai tetapi

tidak begitu ramai sekali. Oleh karenanya

fakta tersebut menjadi hal yang menarik untuk

dilakukan suatu penelitian, khususnya tentang

preferensi konsumen terhadap empal gentong

itu sendiri. Melalui penelitian ini diharapkan

akan dapat diketahui, antara lain: mengenai

atribut penyebab rasa suka atau tidak sukanya

konsumen pada suatu rumah makan empal

gentong. Rasa suka dan tidaknya ini yang

menyebabkan ramai tidaknya pembeli pada

suatu rumah makan empal gentong.

Selanjutnya pada empal gentong tersebut juga

melekat atribut-atribut yang menjadi unsur

kesukaan konsumen, sehingga penelitian ini

sangat bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya perbaikan-perbaikan dan atau

pengembangan-pengembangan produk-

produk UMKM khususnya dibidang kuliner

oleh para penual empal gentong dan

pemerintah setempat menuju terwujudnya

daerah tujuan wisata kuliner.

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka

dapat dirumuskan pokok permasalahannya,

yaitu: bagaimana preferensi konsumen

terhadap Empal Gentong di Desa Battembat

Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon

dan atribut mana yang sangat disukai

konsumen ?.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui preferensi konsumen terhadap

Empal Gentong di Desa Battembat

Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon

dan atribut yang sangat disukai konsumen

sehingga diharapkan akan dapat bermanfaat,

sebagai sebagai bahan masukan bagi

Pemerintah Kabupaten Cirebon dan

Pemerintah Kota Cirebon dalam rangka

mengemban amanah UU Nomor 20 Tahun

2008 yaitu pengembangan UMKM

khususnya di bidang kuliner/agribisnis kreatif,

sebagai bahan referensi dalam memperluas

dan atau mengembangkan ilmu pengetahuan

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

481| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

tentang preferensi konsumen,

khususnya bagi mahasiswa dan khalayak

umum yang peduli pada pengembangan

UMKM.

Pada intinya preferensi konsumen

dapat dimaknai sebagai ukuran atau derajat

suka atau tidak suka dari konsumen terhadap

suatu produk. Kotler (1997) menambahkan

bahwa preferensi konsumen menunjukkan

kesukaan konsumen dari berbagai pilihan

produk yang ada. Teori preferensi ini

digunakan untuk menganalisis tingkat

kepuasan bagi konsumen dalam

mengkonsumsi produk. Contohnya jika

seorang konsumen mempunyai pendapatan

(uang) yang terbatas, maka ia harus memilih

dari beberapa alternatif yang dapat

memberikan nilai kepuasan optimal. Pada

umumnya konsumen mencoba mencapai

tingkat konsumsi yang paling memungkinkan

dengan tingkat pendapatan yang terbatas

(Abimanyu, 2004).

Pembelian yang ramai terhadap

produk makanan empal gentong yang dijual

pada salah satu rumah makan di Jalan Raya

Battembat menandakan bahwa konsumen

sangat suka atau suka, walaupun belum

diketahui apakah konsumen tersebut pembeli

baru atau pembeli lama. Hal ini sangat terkait

dengan preferensi konsumen terhadap empal

gentong yang dijual dari masing-masing

rumah makan.

Menurut Macfine dan Thomson-

Fitriyani (2013) menjelaskan bahwa ada 3

(tiga) faktor yang mempengaruhi preferensi

konsumen yaitu karakteristik individu,

karakteristik makanan dan karakteristik

lingkungan. Namun pada umumnya

karakteristik makanan lebih dominan

pengaruhnya yang disertai atribut-atribut pada

makanan tersebut sebagai daya sukanya

konsumen. Adapun atribut/indikatornya,

antara lain: rasa, aroma, penampakan, tekstur,

bentuk, harga, merek, kemasan dan

pelayanan. Atribut rasa pada umumnya yang

menjadi kesukaan utama pada produk-produk

kuliner, sperti empal gentong ini.

Berdasarkan kajian preferensi ini

maka akan dapat dilakukan perbaikan atau

pengembangan empal gentong ke depan yang

lebih prospektif.

tidak melakukan tidak melakukan

pembelian ulang pembelian ulang

Melakukan Pembelian Ulang

Rumah Makan

Empal Gentong

Preferensi Konsumen

Rumah Makan

Empal Gentong B

Rumah Makan

Empal Gentong C

Rumah Makan

Empal Gentong A

Informasi Evaluasi

Analisis Preferensi Konsumen

Upaya Perbaikan / Pengembangan Kuliner/Agribisnis

Kreatif Menuju Daerah Tujuan Wisata Kuliner

Konsumen:

individu, rumah

tanggga

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

482 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini hipotesis diajukan, yaitu:

diduga preferensi konsumen terhadap empal

gentong di Desa Battembat Kecamatan

Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling

rendah 60 % dari rata-rata ideal atau kategori

suka.

KAJIAN LITERATUR

Berdasarkan Kamus Besar Ekonomi

(2007) menjelaskan bahwa kata “preferensi

konsumen” berasal dari bahasa Inggris yaitu

“consumers preference”, yang mempuyai arti

adanya kekuatan relative dari hasrat

konsumen dalam menggunakan berbagai

barang dan jasa. Selanjutnya Kotler---

Fitriyani (2013) menjelaskan bahwa

preferensi konsumen menunjukkan kesukaan

konsumen dari berbagai pilihan produk yang

ada. Dengan demikian preferensi merupakan

syarat agar suatu produk dapat dikonsumsi

oleh konsumen, artinya bahwa suatu produk

tidak akan dikonsumsi oleh konsumen karena

tidak ada rasa suka terhadap produk tersebut

walaupun produk itu tersedia. Dalam hal ini

dapat dikatakan bahwa produk tersebut tidak

ada preferensinya. Preferensi konsumen

adalah pilihan kesukaan atau ketidaksukaan

oleh seseorang terhadap suatu produk yang

dikonsumsi. Preferensi konsumen

menunjukkan kesukaan konsumen dari

berbagai pilihan produk yang ada (Sumarwan

dkk---Fauziah, 2015).

Berkenaan dengan pengertian-

pengertian “preferensi konsumen”,

Samuelson---Fitriyani (2013)

memperkenalkan suatu teori preferensi

konsumen yang dikenal dengan sebutan

Realed Preference. Dalam teori ini

menjelaskan bahwa setiap konsumen pasti

mempunyai preferensi yang akan

menggiringnya kepada pembelian barang

kebutuhannya, artinya bahwa pembeliannya

merupakan preferensi yang nyata bagi

konsumen tersebut.

Kajian lebih lanjut, Nicholas (2002) ---

Fauziyah (2015) menjelaskan bahwa

preferensi setiap orang atau konsumen

diasumsikan mengikuti 3 (tiga) sifat dasar,

yaitu: a) Kelengkapan (Completeness),

maksudnya jika A dan B merupakan dua

kondisi, maka tiap orang selalu harus dapat

menspesifikasikannya, apakah: A lebih

disukai dar pada B atau B lebih disukai dari

pada A atau A dan B sama-sama disukai. Sifat

dasar tersebut mengasumsikan bahwa tiap

orang tidak pernah ragu dalam menentukan

pilihannya karena ia mengetahui mana yang

lebih baik. b) Transitivitas (Transitivity),

maksudnya jika seorang berkata bahwa ia

lebih menyukai A dari pada B, dan lebih

menyukai B dari pada C, maka ia harus lebih

menyukai A dari pada C. Oleh karenanya

seseorang tidak dapat mengartikulasikan

preferensinya yang saling bertentangan. c)

Kontinuitas (Continuity), maksudnya jika

seorang berkata lebih menyukai A dari pada

B, maka segala kondisi dibawah A lebih

disukai dari pada kondisi dibawah B.

Preferensi setiap orang atau konsumen

diasumsikan mengikuti 3 sifat dasar di atas,

sehingga selalu dapat menyusun urutan

(ranking) semua kondisi mulai dari yang

paling disukai hingga yang paling tidak

disukai dari berbagai produk yang ada.

Seorang konsumen yang rasional pasti akan

memilih produk yang paling disukainya

karena produk yang lebih disukai, akan

memberikan utilitas (nilai guna) yang lebih

besar dari pada barang yang kurang disukai.

Hal ini selaras dengan pendekatan utilitas

yang menjelaskan bahwa nilai suatu barang

dengan kepuasan (utilitas) yang diperoleh dari

pengkonsumsian barang tersebut (Gilarso,

2007).

Suatu contoh dari pendekatan utilitas,

yaitu pada hasil penelitian Suryana, Nurhayati

dan Junianto (2017) tentang Preferensi

Konsumen Dalam Membeli Produk Olahan

Ikan di Kota Bandung, Cimahi dan Kabupaten

Bandung, menjelaskan bahwa produk olahan

ikan eksisting yang paling dominan menjadi

preferensi konsumen adalah pindang ikan

tongkol dan bakso ikan, sedangkan atribut

produk yang paling dipertimbangkan adalah

rasa dan harga produk.

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

483| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Penelitian lain yang selaras adalah hasil

penelitian Fitriana Dian Setyaningsih (2009)

tentang Analisis Preferensi Konsumen

Terhadap Buah Salak (Salacca Edulis) Di

Pasar Tradisional Kota

Surakarta menjelaskan bahwa buah salak

yang menjadi preferensi konsumen di

pasar tradisional Kota Surakarta adalah

buah salak yang mempunyai rasa manis,

berukuran

sedang (15-19 buah/kg), mempunyai tekstur

daging halus, dan mempunyai warna kulit

coklat kehitaman, sedangkan atribut buah

salak yang paling dipertimbangkan dalam

keputusan pembelian buah salak di pasar

tradisional Kota Surakarta adalah atribut

rasa. Urutan atribut dari yang paling

dipertimbangkan sampai dengan yang

kurang dipertimbangkan adalah rasa buah,

ukuran buah, tekstur daging buah dan warna

kulit buah.

Berdasarkan 2 (dua) contoh tentang

aplikasi dari konsep preferensi konsumen

menunjukkan bahwa rasa suka (preferensi)

konsumen terhadap suatu produk tidak ada

ragu-ragu (konsisten) karena dikuatkan oleh

atribut-atribut yang melekat pada produk

tersebut sehingga penelitian tentang preferensi

sangat berguna khususnya bagi para pedagang

atau pengusaha dalam rangka meningkatkan

omset penjualan yang efektif melalui

perbaikkan-perbaikkan produk berdasarkan

preferensi konsumen yang telah diketahuinya.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi penelitian ditentukan secara

sengaja (purposive) yaitu di Rumah Makan

Khas Empal Gentong ”RM. AMARTA” yang

berada di Jalan Raya Battembat Tengah Tani

Kabupaten Cirebon. Adapun dasar

pertimbangannya adalah bahwa RM.

AMARTA merupakan salah satu rumah

makan yang ramai pembeli dan berlokasi di

sentra penjualan empal gentong. Selain itu

pada lokasi tersebut tingkat keramaian

pembelinya berbeda-beda antara rumah

makan khas Empal Gentong yang ramai

pembeli, namun ada juga yang sepi pembeli.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei -

Juni 2016.

Dalam penelitian ini digunakan

metode penelitian deskriptif melalui

pendekatan survei. Metode ini dilakukan

untuk memperoleh data-data dari fenomena

yang berlangsung dan mencari keterangan-

keterangan secara faktual, baik tentang

institusi sosial dan ekonomi dari suatu

kelompok atau daerah (Natsir, 1998). Untuk

mengumpulkan data digunakan blangko

observasi yang dilakukan melalui wawancara

(interview). Data yang dikumpulkan adalah

data primer.

Populasi dalam penelitian ini

konsumen Empal Gentong yang berada di

lokasi penelitian. Teknik pengambilan sampel

dilakukan secara accidental sampling

(spontanitas). Menurut Sugiyono (2003),

bahwa accidental sampling merupakan teknik

pengambilan sampel berdasarkan factor

kebetulan yaitu seseorang dapat menjadi

sampel jika dinilai cocok sebagai sumber data.

Jumlah sampel ditentukan sebesar 32 (tiga

puluh dua) konsumen.

Berdasarkan tujuan penelitian, maka

diperlukan batasan dalam operasionalisasi

variabel, sebagai berikut: 1) Preferensi adalah

derajat kesukaan dari konsumen terhadap

produk makanan Empal Gentong.

2) Konsumen adalah seorang individu atau

rumah tangga yang sedang melakukan

pembelian dan telah membeli empal gentong.

3) Penggolongan preferensi konsumen

mencakup 5 (lima) tingkatan, yaitu sangat

suka, suka, ragu-ragu, tidak suka dan sangat

tidak suka.

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

484 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Preferensi

Konsumen

Karakteristik

Makanan

1. Rasa

2. Aroma

3. Penampakan

4. Tekstur

5. Bentuk

6. Harga

7. Merek

8. Kemasan

9. Pelayanan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Data yang berupa preferensi

konsumen dari sampel, kemudian

dikumpulkan, diolah dan dilakukan analisis

secara deskriptif berdasarkan kaidah

perhitungan Skala Likert. Penggunaan skala

Likert yakni menguraikan indikator menjadi

beberapa item pertanyaan yang telah disusun

dalam bentuk questioner dan setiap

pertanyaan diberi skor yang sesuai dengan

pilihan sampel (Natsir, 1998). Adapun

perhitungan dimaksud adalah sebagai berikut:

1) Setiap item pernyataan dan jawaban dari

sampel terdiri atas 5 jenis tingkatan, yaitu: 5,

4, 3, 2 dan 1. 2) Nilai atau skor tertinggi dari

setiap jawaban adalah 5 dan terendah adalah

1. 3) Kategori nilai atau skor ditentukan

berdasarkan kelas-kelas interval yang dapat

dihitung dengan rumus:

Skor tertinggi – Skor terendah

Interval =

Jumlah kelas

Kategori nilai atau skor dapat

diinterprestasikan sebagai berikut:

Pencapaian skor Kategori

4,3 - 5 Sangat suka (SK)

3,5 - 4,2 Suka (S)

2,7 - 3,4 Ragu-ragu (R)

1,9 - 2,6 Tidak suka (TS)

1,0 - 1,8 Sangat tidak suka (STS)

4) Nilai atau skor total dari variable

dihitung berdasarkan rumus:

Perolehan skor total

Proporsi skor = x 100 %

Skor tertinggi

Kategori nilai atau skor yang diperoleh dapat

diinterprestasikan sebagai berikut:

Pencapaian skor Kategori

0 - 20 % Sangat Tidak Suka (STS)

21 – 40 % Tidak Suka (TS)

41 – 60 % Ragu-ragu (R)

61 – 80 % Suka (S)

81 - 100 % Sangat Suka (SS)

5) Penentuan peringkat indicator (atribut) dari

sub

variable berdasarkan perhitungan angka

indek, sebagai berikut:

Index Value = ( (Frek. STS x 1) + (Frek. TS

x 2) +

(Frek. R x 3) + (Frek. S x 4) + (Frek. SS x 5) :

5

(Rangkuti, 2005 )

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

485| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Untuk menguji hipotesis yang diajukan

digunakan uji-t, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Menentukan model hipotesis secara verbal

dan statistik, yaitu:

Ha : Diduga preferensi konsumen terhadap

empal gentong di Desa Battembat Kecamatan

Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling

rendah 60 % dari rata-rata ideal (suka)

Ho : Diduga preferensi konsumen terhadap

empal gentong di Desa Battembat Kecamatan

Tengah Tani Kabupaten Cirebon paling tinggi

60 % dari rata-rata ideal atau kategori ragu-

ragu sampai sangat tidaksuka.

Ha : µx > 60 %

Ho : µx ≤ 60 %

2) Menentukan nilai t-hitung (to) untuk

hipotesis yang diajukan, melalui rumus:

t-hitung = ( X – µ0)/(S /√ n)

3) Menentukan taraf signifikasi (α), misal:

α = 0,05

4) Mencari nilai t-tabel dengan α = 0,05

dan db = n – 1 (db = derajat bebas)

5) Menentukan kriteria pengujian hipotesis,

yaitu:

Jika ttabel < t-hitung , maka Ho ditolak

6) Membandingkan nilai antara ttabel

dengan t-hitung (to).

7) Buatlah kesimpulan.

Keterangan:

to = t-hitung, nilai yang dihitung

berdasarkan data sampel.

ttabel = t α ; ( n – 1 ) = derajat bebas

n = jumlah sampel penelitian

(Sudjana, 1984).

µ0 = nilai dasar preferensi yang

dihipotesiskan

X = nilai rata-rata preferensi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil survai terhadap 32

responden (konsumen empal gentong) dan

kaidah perhitungan Skala Likers terhadap

indikator (atribut) pada sub variable

(karakteristik makanan), yaitu rasa, aroma,

penampakan, tekstur, bentuk, harga, merek,

kemasan dan pelayanan menunjukkan nilai

rata-rata preferensi konsumen. Tabel 1

menjelaskan bahwa preferensi konsumen

terhadap empal gentong sebesar 1.115 dari

skor/nilai tertinggi 1.140 atau 79,93 %

artinya dalam kategori suka. Untuk

mengetahui signifikasi skor preferensi

tersebut maka dilakukan pengujian hipotesis

yang telah diajukan, sebagai berikut:

a) Nilai atau skor tertinggi (ideal) adalah 1440

dan terendah 888

b) Nilai atau skor rata-rata ideal adalah 45

c) Nilai atau skor yang dihipotesiskan ( µo) =

60 % dari rata-rata skor ideal:

= 60 % x 45 = 27

d) Total skor perolehan dari sampel = 1.151

atau 79,93 %

e) Nilai atau skor rata-rata (x) = Total

skor perolehan : jumlah sampel =

1.151 : 32 = 35,97

f) Mencari nilai t-hitung :

t-hitung=( 35,97 - 27)/(2.66/√32)

t-hitung=( 35,97 - 27)/0,47 = 19,08

g) Mencari nilai t-tabel pada α = 0,05

derajat bebas (db) = 32 – 1 = 31. Diperoleh

nilai t-tabel = 1,69

h) Kriteria pengujian hipotesis = Jika t-tabel

≥ t-hitung , maka Ho diterima

i) Ternyata (hasil perbandingan) = 1,69 <

19,08, maka Ho ditolak

Kesimpulan: Ho ditolak, artinya bahwa

preferensi konsumen terhadap empal gentong

di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon dalam kategori suka

dapat diterima.

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

486 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Tabel 1

Atribut dan Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong di Desa Battembat

No Nama

Atribut Empal Gentong Jumlah Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Trisunu 5 4 3 3 4 5 5 4 4 37 4.11

2 Nopi 3 3 3 4 4 5 2 4 5 33 3.67

3 Ibu Anisah 5 4 4 4 4 4 4 4 5 38 4.22

4 Daria 4 4 3 4 4 5 4 2 2 32 3.56

5 Muslih 5 4 4 4 4 5 4 3 2 35 3.89

6 Veri Fernando 5 4 3 4 4 5 5 4 4 38 4.22

7 Ito 4 4 4 4 4 5 4 4 4 37 4.11

8 N. Rukmana 5 5 3 5 4 3 3 4 5 37 4.11

9 Hj.Maemunah 5 5 4 4 4 4 3 4 5 38 4.22

10 Ibu Harja 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 3.89

11 Edi 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38 4.22

12 Ramlan 5 5 4 4 4 4 4 4 5 39 4.33

13 Sucipto 4 4 4 5 4 3 3 4 5 36 4.00

14 Harya 4 4 5 4 3 4 3 4 4 35 3.89

15 Ria 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 3.78

16 Warso 5 4 5 4 4 4 1 4 1 32 3.56

17 Edi 4 3 4 4 4 4 4 4 3 34 3.78

18 Tuti 4 3 3 5 4 5 4 3 5 36 4.00

19 Yuyun 5 5 4 5 3 3 4 3 3 35 3.89

20 Rudi 4 4 4 5 4 4 5 4 4 38 4.22

21 D. Rahman 5 5 4 5 4 5 4 5 5 42 4.67

22 Iman 5 5 4 4 4 4 5 4 4 39 4.33

23 Andreas 4 4 3 4 4 4 3 3 5 34 3.78

24 Yulia 5 4 4 4 4 3 3 4 5 36 4.00

25 Dhany 4 4 4 4 3 3 3 4 3 32 3.56

26 Maria 4 4 5 5 4 4 5 4 4 39 4.33

27 Rina 5 4 3 4 4 5 4 4 4 37 4.11

28 Tono 5 3 4 3 4 5 5 4 4 37 4.11

29 Wawan 5 4 3 4 4 5 5 4 4 38 4.22

30 Nono 5 3 4 4 4 5 5 3 4 37 4.11

31 Toni 4 3 4 3 2 5 2 2 4 29 3.22

32 Yana 4 3 3 3 4 5 5 3 4 34 3.78

Jumlah 143 126 121 132 123 137 122 119 128 1151 127.888

Rata-rata 4.47 3.94 3.78 4.13 3.84 4.28 3.81 3.72 4.00 4.00

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Setelah dilakukan pengujian hipotesisnya

ternyata Ho ditolak, artinya bahwa preferensi

konsumen terhadap empal gentong di Desa

Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

adalah dalam kategori suka (S). Konsumen

yang menyukai empal gentong ini tidak asal

suka tetapi sudah mengkonsumsi sebelumnya

dan kemudian menilainya atau juga konsumen

tersebut telah melakukan perbandingan

(komparasi) terhadap jenis-jenis masakan lain

kemudian menilainya. Pada akhir penilaian

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

487| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

menyimpulkan bahwa konsumen menyukai

empal gentong yang merupakan masakan khas

Cirebon.

Kesukaan konsumen terhadap empal gentong

dapat disebabkan oleh bermacam factor. Pada

umumnya kesukaan konsumen dewasa ini

kepada produk makanan lebih disebabkan

oleh atribut yang melekat pada produk

tersebut. Hal ini dikarenakan melalui atribut

tersebut, maka karakteristik makanannya

dapat diketahui yang selanjutnya dapat

digunakan sebagai pedoman dalam penilaian

suka atau tidak suka. Terkait dengan kesukaan

konsumen terhadap empal gentong di Desa

Battembat, maka diantara atribut makanan

yang menjadi pedoman dalam penilaian

konsumen, antara lain: rasa, aroma,

penampakan, tekstur, bentuk, harga, merek,

kemasan dan pelayanan. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa konsumen

menyukai atribut tersebut dalam kategori di

atas sedang, yaitu suka (S) dan sangat suka

(SS). Untuk melihat tingkat kesukaan

konsumen terhadap atribut dimaksud dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2

Nilai Atribut Pada Karakteristi Empal Gentong

Atribut Nilai

Kategori Observasi Tertinggi

1. Rasa 143 (92,3 %) 160 Sangat suka

2. Aroma 126 (81,3 %) 160 Sangat suka

3. Penampakan 121 (78,1 %) 160 Suka

4. Tekstur 132 (85,2 %) 160 Sangat Suka

5. Bentuk 123 (79,4 %) 160 Suka

6. Harga 137 (88,4 %) 160 Sangat Suka

7. Merek 122 (78,7 %) 160 Suka

8. Kemasan 119 (76,8 % ) 160 Suka

9. Pelayanan 128 ( 82,6 % ) 160 Sangat Suka

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Konsumen sangat menyukai atribut rasa,

aroma, tekstur, harga dan pelayanan. Adapun

untuk atribut penampakan dan bentuk dalam

kategori suka. Namun demikian kesemua

atribut itu disukai konsumen sehingga dapat

menjadi pedoman bagi produsen (pedagang)

untuk senantiasa memperhatikan atribut

tersebut jika berkeinginan agar penjualan

empal gentong laku dan laba (untung) untuk

sepanjang masa serta dapat diturunkan kepada

anak-cucu.

Namun mengingat bahwa atributnya cukup

banyak (ada 9) dan setiap melakukan

perbaikkan pada item-item atributnya jelas

berimplikasi pada biaya, maka diperlukan

upaya bijak untuk menentukan peringkat

atribut yang mana harus lebih diperhatikan

atau didahulukan. Tindakan ini akan dapat

mengefektifkan upaya pencapaian tujuan

sehingga item-item yang berperingkat lebih

rendah dapat ditunda pelaksanaannya.

Adapun untuk mengetahui peringkat atribut

makanan empal gentong di Battembat dapat

dilihat pada tabel 3.

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

488 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

Tabel 3

Peringkat Nilai Atribut Empal Gentong di Desa Battembat

Karakeristik

Makanan (Atribut)

Frekuensi Jumlah

Angka

Indek 1 2 3 4 5

1. Rasa 0 0 1 15 16 32 28.6

2. Aroma 0 0 8 18 6 32 25.2

3. Penampakan 0 0 10 19 3 32 24.2

4. Tekstur 0 0 4 20 8 32 26.4

5. Bentuk 0 1 3 28 0 32 24.6

6. Harga 0 0 5 13 14 32 27.4

7. Merek 1 2 8 12 9 32 24.4

8. Kemasan 0 2 6 23 1 32 23.8

9. Pelayanan 1 2 4 14 11 32 25.6

Sumber: Data Primer Diolah (2016)

Penentuan peringkat atribut

berdasarkan pada besaran angka indek

sehingga atribut rasa memiliki angka indek

tertinggi (28,6) artinya bahwa atribut rasa

inilah yang menjadi lebih diperhatikan dahulu

jika empal gentong akan tetap dikunjungi

konsumen yang lebih banyak. Untuk

mempertahankan rasa memang bukan hal

yang mudah, terutama jika terjadi kenaikkan

harga-harga bumbu dapur. Hal ini berkaitan

bahwa cita rasa yang baik bermutu

memperlukan takaran atau formula bumbu

yang paten sehingga berbiaya tinggi karena

dalam menaikkan cita rasa bukan sembarang

bumbu dapat digunakan (bumbu bermutu

rendah).

Dengan diketahui nilai peringkat

atribut melalui anghka indek ini maka untuk

nilai atribut yang lebih rendah dapat ditunda

dulu pelaksanaannya, misal untuk atribut

kemasan dengan angka indek 23,8 (terendah).

Jika ada upaya perbaikkan atribut, maka

atribut kemasan jangan dilaksanakan tetapi

lebih baik dana perbaikkan atribut tersebut

dialihkan pada item atribut yang memiliki

angka indek yang lebih tinggi, misal: rasa

(28,6), harga (27,4) tekstur (26,4), pelayanan

(25,6) dan aroma (25,2).

Dengan diketahuinya preferensi konsumen

terhadap empal gentong di Desa Battembat

dalam kategori suka (S) dan atribut yang

paling disukai adalah rasa, maka dapat

menjadi bahan masukan (pertimbngan)

kepada para penjual empal gentong dan

pemerintah daerah bahwa kondisi yang

demikian sangat berpeluang untuk menjadi

daerah tujuan wisata (destinasi) kuliner

dengan cita rasa yang khas dan berkualitas.

Menjadi daerah tujuan wisata ini sangat

digalakkan oleh pemerintah di seluruh tanah

air karena multifier effect yang ditimbulkan

akan dapat menjadi pusat pertumbuhan

ekonomi baru yang sangat berperan dalam

FORUM KEUANGAN DAN BISNIS INDONESIA (FKBI), 6 , 2017, 000-000

489| Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017

meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

SIMPULAN

Preferensi konsumen terhadap empal

gentong di Desa Battembat Kecamatan

Tengah tani Kabupaten Cirebon Provinsi

Jawa Barat dalam katagori suka (S) sehingga

sangat berpeluang untuk dikembangkan

menjadi daerah tujuan wisata

kuliner/agribisnis kreatif pada melalui

UMKM-UMKM. Adapun atribut pada empal

gentong yang sangat disukai konsumen adalah

rasa. Oleh karenanya dalam upaya

meningkatkan jumlah pembeli melalui

perbaikkan atribut empal gentong, maka

kepada para penjual disarankan untuk

memperhatikan atribut rasa terlebih dahulu

dan untuk menjadikan sebagai Daerah

Tujuan Wisata Kuliner, maka diupayakan

adanya sosialisasi dan sekaligus pembinaan

dari Pemerintah Daerah kepada para penjual

empal gentong dan masyarakat di sekitarnya

untuk saling sinergi mewujudkan daerah

tujuan wisata tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Yoopi. (2004). Ekonomi

Manajerial. Bogor: Ghalia Indonesia.

Fauziah, Eva. (2015). Hubungan Antara

Persepsi dan Preferensi Konsumen

Dengan Pengambilan Keputusan

Pembelian Buah Lokal (Studi Kasus di

Pasar Harjamukti, Pasar Pagi dan Pasar

Kanoman Kota Cirebon, Skripsi pada

Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon.

Tidak dipublikasikan.

Fitriyani, Dwi Hesti. (2013). Preferensi

Konsumen Terhadap Hasil Olahan

Daging Ayam Beku (Kasus di Pasar

Modern Giant Ekstra Kota Cirebon),

Skripsi pada Fakultas Pertanian

Unswagati Cirebon. Tidak dipublikasikan

Gilarso, T. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi

Mikro Edisi Revisi. Yogyakarta:

Kanisius.

Natsir (1998). Metode Penelitian. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Freddy. (2005). Riset Pemasaran.

Jakarta:.PT. Gramedia Pustaka Utama

Bekerjasama dengan Sekolah Tinggi

Ekonomi IBII.

Setyaningsih, Fitriana Dian. (2009). Analisis

Preferensi Konsumen Terhadap Buah

Salak (Salacca Edulis) Di Pasar

Tradisional Kota Surakarta. Skripsi pada

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan.

Sugiyono. (2003). Statistik Untuk Penelitian,

Bandung: Alfabeta.

Sudjana.(1984). Metode Statistik Edisi 6.

Bandung: Tarsito.

Suryana, Asep Agus Handaka, Hurhayati,

Junianto. (2017). Peningkatan

Produktivitas dan Daya Saing Komoditas

Pertanian. Prosiding Seminar Nasional

Hasil Penelitian Agribisnis I. Ciamis:

Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Galuh.

Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya. (2007).

Kamus Besar Ekonomi. Bandung:

Pustaka Grafika.

Indonesia (2008). Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil

Menengah. Jakarta.

WACHDIJONO/Preferensi Konsumen Terhadap Empal Gentong Di Desa Battembat Kecamatan Tengah Tani

Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

490 | Forum Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI) | VI | 2017